2. PENGANGKUTAN KEBUTUHAN VITAL BAGI MASYARAKAT.
BEBERAPA FAKTOR-FAKTOR AL :
-GEOGRAFIS INDONSEIA
-MENUNJANG PEMB. SGL SEKTOR
-MENDEKATKAN DESA DAN KOTA
-PERKEMB. ILMU DAN TEKNOLOGI:
3. -MAaNmGpuK mUeTnAgaNn gKkEutR mEuTaAta nA dPaIlam jumlah yang besar.
-Mampu menempuh jarak yang jauh.
Jadwal perjalanan dengan frekuensi tinggi dapat dilaksanakan.
-Jarang sekali terjadi kongesti karena semua fasilitas dimiliki oleh
satu perusahaan sehingga penyediaan jasa lebih terjamin kelanca
rannya.
-Dapat memberikan tingkat pelayanan yang lebih baik dibandingkan dengan bus.
4. Perusahaan Kereta Api bersifat monopoli faktor-faktornya
yaitu :
-Bersifat public utility
-Bersifat strategis
-Membutuhkan modal/investasi
Dengan demikian Pemerintah sampai sekarang yang mampu mengelolanya
5. -Kereta Api Barang dan Penumpang
1. Kereta Api Barang
2. Kereta Api Penumpang
Pemanfaatan prasarana kereta api harus mempertimbangkan beberapa
faktor :
-Kenyamanan
-Peningkatan Fasilitas / Alih Tekonologi
-Perawatan .Jalan Rel
.Aset Tanah
.Prasarana .Pelayanan Prima
.Keselamatan Perjalanan
.Kecepatan/Ketepatan waktu
.Kemudahan Layanan
.Kenyamanan
6. -DASAR HUKUM.
ANGKUTAN KERETA API
UU N0.13 /1992 diperbaharui UU No. 23/ 2007 Kereta Api
ASPEK HUKUM PUBLIK
Pengangkutan diatur dengan UU
APSEK HK. PERDATA
Pengangkutan diatur dengan Perjanjian yg dibuat oleh para pihak
Kereta Api – UU N0. 13/1992 tentang perkereta apian Lbr.Neg. No. 47 /1992
Ps 46 UUKA mulai berlaku 17 Sept 1992.diperbaharui -UU No. 23 / 2007.
7. PENGANGKUTAN KERETA API.
Diadakan dengan perjanjian antar pihak.
-Karcis terjadi perjanjian pengangkutan (Ps 35(2) UUKA.
-Karcis penumpang diterbitkan atas tunjuk (to bararer) setiap
pemegang karcis penumpang berhak diangkut.
-Terjadinya Pengangkutan Kereta Api.
-Kewajiban-Hak Pada Angkutan Kereta Api
-Terjadi Pembatalan Pemberangkatan.
-Stasiun
Fungsi Jasa Angkutan Kereta Api di
Indonesia
Perkembangan Perkeretaapian di
Indonesia
8. Pola Organisasi PJKA Pusat
Direktur
Utama
Sekretaris
Inspektorat Perusahaan
Latihan
dan
Pendidikan
Riset dan
Pengemba
ngan
Perencanaa
n
Lalu lintas
& Niaga
Traksi dan
Bengkel
Instalansi
Personalia Tetap Keuangan
Pola inti ini dalam kenyataan di lengkapi dengan staff atau
unit operasional
9. Pola Organisasi Wilayah
Kepala
Wilayah
Adminis
trasi
Instalasi
Tetap
Lalu
lintas &
Niaga
Sinyal &
Telkom
Teknik
Kepala Sub
Wilayah
Hubungan antara PJKA dan Departemen Perhubungan di
gambarkan sebagai berikut
10. Bagan Organisasi
Direktur utama
Ignasius Jonan
Direktur
Operasi
Direktur
Teknik
Direktur
Komersia
l
Direktur
Keselamata
n
&Manajem
en Resiko
Direktur
Keuanga
n
Direktur Direktur Direktur Direktur
11. Dari data-data pada table terlihat adanya
peningkatan produktivitas , namun indikator
operasional tersebut menunjukkan bahwa
performansi pelayanan angkutan penumpang
memperlihatkan peningkatan utilitas bakan pelanting
secara mantap.
12. Dalam rangka mengurangi ketergantungan
sarana operasional kereta api telah dibentuk PT.
INKA yang diarahkan untuk memproduksi
sendiri kompenen-komponen kereta api.
Keseluruhan tenaga kerja teknis PT. INKA yang
berjumlah 726 orang berasal dan masih berstatus
pegawai PERJANKA, sehingga merupakan beban
yang berat bagi perusahaan ini
13. Tentang Perusahaan
Tugu Lokomotif yang berada di depan Kantor Pusat
PT. KERETA API INDONESIA (PERSERO)
Kehadiran kereta api di Indonesia ditandai dengan
pencangkulan pertama pembangunan jalan KA didesa
Kemijen Jumat tanggal 17 Juni 1864 oleh Gubernur
Jenderal Hindia Belanda, Mr. L.A.J Baron Sloet van den
Beele. Pembangunan diprakarsai oleh “Naamlooze
Venootschap Nederlandsch Indische Spoorweg
Maatschappij” (NV. NISM) yang dipimpin oleh Ir. J.P de
Bordes dari Kemijen menuju desa Tanggung (26 Km)
dengan lebar sepur 1435 mm. Ruas jalan ini dibuka untuk
angkutan umum pada Hari Sabtu, 10 Agustus 1867.
14. Lanjutan
Keberhasilan swasta, NV. NISM membangun jalan KA
antara Kemijen – Tanggung, yang kemudian pada
tanggal 10 Februari 1870 dapat menghubungkan kota
Semarang – Surakarta (110 Km), akhirnya mendorong
minat investor untuk membangun jalan KA didaerah
lainnya. Tidak mengherankan, kalau pertumbuhan
panjang jalan rel antara 1864 – 1900 tumbuh dengan
pesat. Kalau tahun 1867 baru 25 km, tahun 1870
menjadi 110 km, tahun 1880 mencapai 405 km, tahun
1890 menjadi 1.427 km dan pada tahun 1900 menjadi
3.338 km.
15. Lanjutan
Selain di Jawa, pembangunan jalan KA juga dilakukan
di Aceh (1874), Sumatera Utara (1886), Sumatera
Barat (1891), Sumatera Selatan (1914), bahkan tahun
1922 di Sulawasi juga telah dibangun jalan KA
sepanjang 47 Km antara Makasar – Takalar, yang
pengoperasiannya dilakukan tanggal 1 Juli 1923,
sisanya Ujungpandang – Maros belum sempat
diselesaikan. Sedangkan di Kalimantan, meskipun
belum sempat dibangun, studi jalan KA Pontianak –
Sambas (220 Km) sudah diselesaikan. Demikian juga
di pulau Bali dan Lombok, juga pernah dilakukan
studi pembangunan jalan KA.
16. Lanjutan
Sampai dengan tahun 1939, panjang jalan KA di
Indonesia mencapai 6.811 km. Tetapi, pada tahun 1950
panjangnya berkurang menjadi 5.910 km, kurang lebih
901 km raib, yang diperkirakan karena dibongkar
semasa pendudukan Jepang dan diangkut ke Burma
untuk pembangunan jalan KA disana.
17. Lanjutan
Setelah kemerdekaan Indonesia diproklamirkan pada
tanggal 17 Agustus 1945, karyawan KA yang tergabung
dalam “Angkatan Moeda Kereta Api” (AMKA) mengambil
alih kekuasaan perkeretaapian dari pihak Jepang.
Peristiwa bersejarah yang terjadi pada tanggal 28
September 1945, pembacaan pernyataan sikap oleh
Ismangil dan sejumlah anggota AMKA lainnya,
menegaskan bahwa mulai tanggal 28 September 1945
kekuasaan perkeretaapian berada ditangan bangsa
Indonesia. Orang Jepang tidak diperkenankan lagi campur
tangan dengan urusan perkeretaapian di Indonesia. Inilah
yang melandasi ditetapkannya 28 September 1945 sebagai
Hari Kereta Api di Indonesia, serta dibentuknya “Djawatan
Kereta Api Republik Indonesia” (DKARI).
18. ORGANISASI MANAJEMEN PERKERETA
APIAN DI INDONESIA
Tanggung jawab secara menyeluruh dari PJKA berada
di tangan pemimpin tunggal yang disebut Kepala
Perusahaan Jawatan Kereta Api (KAPERJANKA).
Kantor pusatnya berkedudukan di Bandung.
KAPERJANKA di bantu oleh:
19. a. 5 Direktur, yaitu :
Direktur Keuangan
Direktur Instalasi Tetap
Direktur Traksi dan Perbekalan
Direktur Lalu lintas dan Perniagaan
Direktur Personalia
b. 3 Kepala Pusat yakni :
Kepala Pusat Perencanaan
Kepala Pusat Penelitian dan Pengembangan
Kepala Pusat Pendidikan dan Pengembangan
c. 1 Inspektur Perusahaan
d. 1 Sekretaria Perusahaan
20. Menurut organisasinya, jaringan kereta api di
Indonesia dalam enam wilayah operasi. Tiga wilayah
di jawa saling berhubungan sedangkan ketiganya
yang berada di Sumatera, secara geografis terpisah
satu dengan yang lainnya. Para Kepala Wilayah
seacara langsung bertanggung jawab kepada Kepala
PJKA dan bertugas menjabarkan petunjuk fungsional
pada para Kepala Inpeksi di daerah.
21. Ringkasan Sejarah Perkeretaapian
Indonesia
Th. 1864 : Pertama kali dibangun Jalan Rel sepanjang 26 km
antara Kemijen Tanggung oleh Pemerintah Hindia Belanda
1864 s.d 1945 : Staat Spoorwegen (SS), Verenigde
Spoorwegenbedrifj (VS), Deli Spoorwegen Maatschappij (DSM)
1945 s.d 1950 : DKA
1950 s.d 1963 : DKA – RI
1963 s.d 1971 : PNKA
1971 s.d.1991 : PJKA
1991 s.d 1998 : PERUMKA
1998 s.d.2010 : PT. KERETA API (Persero)
2010 s.d sekarang : PT. KERETA API INDONESIA (PERSERO)