ISIS adalah kelompok militan Islam yang berusaha mendirikan negara Islam di Irak dan Suriah. ISIS bermula dari Al-Qaeda Irak namun kemudian memisahkan diri karena tujuan pembentukan negara. Saat ini ISIS menguasai wilayah besar di Irak dan Suriah dan berusaha memaksa hukum Islam serta menghapus batas-batas negara di Timur Tengah.
8. Pengertian Isis
• Negara Islam Irak dan Syam (disebut juga ISIS,
singkatan dari nama Bahasa Inggris-nya the
Islamic State of Iraq and Syria, dalam Bahasa
Arab: الدولةاالسالميةفيالعراقوالشام al-Dawlah al-
Islāmīyah fī al-ʻIrāq wa-al-Shām) juga dikenal
sebagai Negara Islam[2][3] (bahasa Inggris:
Islamic State (IS) bahasa Arab: الدولةاإلسالمية ad-
Dawlah al-ʾIslāmiyyah), dan Negara Islam Irak dan
Levant (bahasa Inggris: Islamic State of Iraq and
the Levant (ISIL)) adalah sebuah negara dan
kelompok militan jihad yang tidak diakui di Irak
dan Suriah
9. Sejarah Negara Islam Iraq dan Syam
• ISIS sebelumnya adalah bagian dari Al-Qaidah. Dibawah kepemimpinan Abu Bakar
al-Baghdadi ISIS sempat menyatakan diri bergabung dengan Front Al Nusra,
kelompok yang menyatakan diri sebagai satu-satunya afiliasi Al-Qaidah di Suriah.
Namun karena metode ISIS/ISIL dianggap bertentangan dengan Al-Qaidah lantaran
telah berbelok dari misi perjuangan nasional dengan menciptakan perang
sektarian di Irak dan Suriah, ISIS dianggap tidak lagi sejalan dengan Al-Qaidah.
Sebagai balasannya, Front Al-Nusra lalu melancarkan serangan perlawanan
terhadap ISIS/ISIL guna merebut kembali kontrol atas Abu Kamal, wilayah timur
Suriah yang berbatasan dengan Irak.Namun karena kebrutalan dan ambisi dari ISIS
yang tidak segan melakukan penyiksaan bahkan pembunuhan terhadap para
penentangnya, ISIS bisa menguasai sebagian besar wilayah Irak. Bahkan dibawah
kepemimpinan Abu Bakar Al-Baghdadi ISIS mendeklarasikan Negara Islam di
sepanjang Irak dan Suriah dan juga menyatakan Al-Baghdadi akan menjadi
pemimpin bagi umat muslim di seluruh dunia.
10. Sejarah Negara Islam Iraq dan Syam
• Pada 15 Mei 2010 diangkatlah pemimpin baru yaitu Abu Bakar Al-Baghdadi untuk menggantikan
Abu Umar Al Baghdadi yang telah meninggal. Seiring dengan Revolusi di Jazirah Arab yang dikenal
dengan Musim Semi Arab dalam menumbangkan para diktator seperti yang terjadi di Tunisia, Libya
dan Mesir, maka terjadi pula revolusi di Suriah, hanya saja demonstrasi rakyat di Suriah disambut
dengan kekerasan dari Tentara Presiden Bashar Assad. Akibatnya Rakyat Suriah melakukan
perlawaan dalam kelompok-kelompok bersenjata. Kelompok-kelompok ini dibantu oleh para
pejuang dari luar negeri termasuk dari Negara Islam Irak. Dan ketika kelompok-kelompok pejuang
rakyat Suriah ini akhirnya mampu membebaskan beberapa kota termasuk wilayah perbatasan
dengan Irak maka menyatulah beberapa kota di Irak dan di Suriah dalam kontrol Negara Islam Irak.
• ISIS dianggap lebih berbahaya ketimbang Al-Qaidah karena mempunyai ribuan personel pasukan
perang, yang siap mendeklarasikan perang terhadap mereka yang dianggap bertentangan atau
menentang berdirinya negara Islam. Mereka menjadi kekuatan politik baru yang siap melancarkan
serangan yang jauh lebih brutal daripada Al-Qaidah. Gerakan revolusi yang mulanya mempunyai
misi mulia untuk menggulingkan rezim otoriter ini berubah menjadi tragedi. ISIS menjadi sebuah
kekuatan baru yang siap melancarkan perlawanan sengit terhadap rezim yang berkuasa yang
dianggap tidak mampu mengemban misi terbentuknya negara Islam. Ironisnya, mereka
mengabsahkan kekerasan untuk menindas kaum minoritas dan menyerang rezim yang tidak sejalan
dengan paradigma negara Islam. ISIS menjadi kekuatan politik riil dengan ideologi yang jelas dan
wilayah yang diduduki dengan cara-cara kekerasan
11. Tujuan
• Dari awal sampai pada pembentukan negara Islam murni telah menjadi salah satu tujuan utama
dari ISIS. Menurut wartawan Sarah Birke, salah satu "perbedaan yang signifikan" antara Front Al-
Nusra dan ISIS adalah bahwa ISIS "cenderung lebih fokus pada membangun pemerintahan sendiri di
wilayah yang ditaklukkan". Sementara kedua kelompok berbagi ambisi untuk membangun sebuah
negara Islam, ISIS dengan "jauh lebih kejam ... melakukan serangan sektarian dan memaksakan
hukum syariah secara segera". ISIS akhirnya mencapai tujuannya pada tanggal 29 Juni 2014, ketika
itu dihapus "Irak dan Levant" dari namanya, dengan mulai menyebut dirinya sebagai Negara Islam,
dan menyatakan wilayah okupasi di Irak dan Suriah sebagai kekhalifahan baru.
• Pada tanggal 4 Juli 2014, Persatuan Ulama Muslim Se-Dunia (IUMS), yang dipimpin oleh Syaikh
Yusuf Qaradhawi, mengeluarkan pernyataan bahwa deklarasi khilafah yang dilakukan ISIS untuk
wilayah di Irak dan Suriah tidak sah secara syariah Islam.
• Pada pertengahan 2014, kelompok ini merilis sebuah video berjudul "The End of Sykes-Picot"
berbahasa Inggris kebangsaan Chili bernama Abu Safiya. Video ini mengumumkan niatan kelompok
ini untuk menghilangkan semua perbatasan modern antara negara-negara Islam Timur Tengah,
khususnya mengacu pada perbatasan yang ditetapkan oleh Perjanjian Sykes-Picot selama Perang
Dunia I.