SlideShare a Scribd company logo
1 of 20
PATIENT SAFETY
Dedi wahyudin, Skep.,Ners
Pengertian
 Menurut Supari (2005), patient safety adalah bebas dari cidera
aksidental atau menghindarkan cidera pada pasien akibat perawatan
medis dan kesalahan pengobatan. Accidental injury disebabkan karena
error akibat dari melaksanakan suatu tindakan (commission) atau tidak
mengambil tindakan yang seharusnya diambil (omission).
 Patient safety (keselamatan pasien) rumah sakit adalah suatu sistem
dimana rumah sakit membuat asuhan pasien lebih aman. Hal ini
termasuk : assesment/analisa resiko, identifikasi dan pengelolaan hal
yang berhubungan dengan risiko pasien, pelaporan dan analisis insiden,
kemampuan belajar dari insident dan tindak lanjutnya serta
implementasi solusi untuk meminimalkan timbulnya resiko. Sistem ini
mencegah terjadinya cedera yang di sebabkan oleh kesalahan akibat
melaksanakan suatu tindakan atau tidak mengambil tindakan yang
seharusnya dilakukan (DepKes RI, 2006).
ASPEK HUKUM TERHADAP PATIENT
SAFETY
Aspek hukum terhadap “patient safety” atau keselamatan pasien adalah
sebagai berikut
1. UUTentang Kesehatan & UUTentang Rumah Sakit
 Keselamatan Pasien sebagai Isu Hukum
 Pasal 53 (3) UU No.36/2009
 “Pelaksanaan Pelayanan kesehatan harus mendahulukan keselamatan nyawa
pasien.”
 Pasal 32n UU No.44/2009
 “Pasien berhak memperoleh keamanan dan keselamatan dirinya selama dalam
perawatan di Rumah Sakit.
 Pasal 58 UU No.36/2009
 1) “Setiap orang berhak menuntutG.R terhadap seseorang, tenaga
kesehatan, dan/atau penyelenggara kesehatan yang menimbulkan kerugian
akibat kesalahan atau kelalaian dalam Pelkes yang diterimanya.”
 2) “…..tidak berlaku bagi tenaga kesehatan yang melakukan tindakan
penyelamatan nyawa atau pencegahan kecacatan seseorang dalam keadaan
darurat.”
Tujuan Sistem Patient safety
tujuan keselamatan pasien secara internasional adalah:
1. Identify patients correctly (mengidentifikasi pasien secara benar)
2. Improve effective communication (meningkatkan komunikasi yang
efektif)
3. Improve the safety of high-alert medications (meningkatkan
keamanan dari pengobatan resiko tinggi)
4. Eliminate wrong-site, wrong-patient, wrong procedure surgery
(mengeliminasi kesalahan penempatan, kesalahan pengenalan
pasien, kesalahan prosedur operasi)
5. Reduce the risk of health care-associated infections (mengurangi
risiko infeksi yang berhubungan dengan pelayanan kesehatan)
6. Reduce the risk of patient harm from falls (mengurangi risiko pasien
terluka karena jatuh)
 (Buku Panduan Nasional Keselamatan Pasien Rumah sakit, Depkes R.I. 2006)
Tujuan Sistem Keselamatan Pasien Rumah
Sakit adalah:
1. Terciptanya budaya keselamatan pasien di
Rumah Sakit
2. Meningkatnya akuntabilitas Rumah Sakit
terhadap pasien dan masyarakat
3. Menurunnya KejadianTidak Diharapkan di
Rumah Sakit
4. Terlaksananya program-program
pencegahan sehingga tidak terjadi
penanggulangan KTD
Elemen Patient safety
1. Adverse drug events(ADE)/ medication errors (ME) (ketidakcocokan
obat/kesalahan pengobatan)
2. Nosocomial infections (infeksi nosokomial)
3. urgical mishaps (kecelakaan operasi)
4. Pressure ulcers (tekanan ulkus)
5. Blood product safety/administration (keamanan produk
darah/administrasi)
6. Antimicrobial resistance (resistensi antimikroba)
7. Immunization program (program imunisasi)
8. Falls (terjatuh)
9. Blood stream – vascular catheter care (aliran darah – perawatan kateter
pembuluh darah)
10. Systematic review, follow-up, and reporting of patient/visitor incident
reports (tinjauan sistematis, tindakan lanjutan, dan pelaporan
pasien/pengunjung laporan kejadian)
Etiologi
1. Kesalahan Medis (Medical Error)Kesalahan yang
terjadi dalam proses asuhan medis yang
mengakibatkan atau berpotensi mengakibatkan
cedera pada pasien. (KKP-RS)
2. KejadianTidak Diharapkan (KTD)/ Adverse
EventSuatu kejadian yang mengakibatkan
cedera yang tidak diharapkan pada pasien karena
suatu tindakan (commission) atau karena tidak
bertindak (ommision), dan bukan karena
“underlying disease” atau kondisi pasien (KKP-RS).
3. Nyaris Cedera (NC)/ Near MissSuatu kejadian
akibat melaksanakan suatu tindakan (commission)
atau tidak mengambil tindakan yang seharusnya
diambil (omission), yang dapat mencederai pasien,
tetapi cedera serius tidak terjadi.
Jenis kesalahan berdasarkan kontribusi manusia pada
terjadinya suatu kesalahan :
1. Kesalahan aktif (active errors), terjadi pada level
petugas kesehatan atau staf RS yang bekerja
didepan dan efeknya terjadi hampir secara tiba-tiba
2. esalahan tersembunyi (letent errors), terjadi dalam
level manajemen seperti design yang kurang baik,
instalansi yang tidak tepat, pemeliharaan yang
gagal, keputusan manajemen yang buruk, dan
struktur organisasi yang kurang baik. Kesalahan
tersembunyi sulit untuk dicatat sehingga sering
kesalahan seperti ini tidak dapat dikenal (Reason,
2000)
Langkah – Langkah Pelaksanaan
Patient Safety
WHO  Sembilan solusi keselamatan Pasien
1. Perhatikan nama obat, rupa dan ucapan mirip (look-alike,
sound-alike medication names)
2. Pastikan identifikasi pasien
3. Komunikasi secara benar saat serah terima pasien
4. Pastikan tindakan yang benar pada sisi tubuh yang benar
5. Kendalikan cairan elektrolit pekat
6. Pastikan akurasi pemberian obat pada pengalihan
pelayanan
7. Hindari salah kateter dan salah sambung slang
8. Gunakan alat injeksi sekali pakai
9. Tingkatkan kebersihan tangan untuk pencegahan infeksi
nosokomia
UNIVERSAL PRECAUTION
 Universal Precaution (Kewaspadaan
Universal) adalah tindakan pengendalian
infeksi yang dilakukan oleh seluruh tenaga
kesehatan untuk mengurangi resiko
penyebaran infeksi dan didasarkan pada
prinsip bahwa darah dan cairan tubuh dapat
berpotensi menularkan penyakit baik berasal
dari pasien maupun petugas kesehatan.
PRINSIP UNIVERSAL PRECAUTION
 –Menjaga Higyene sanitasi individu
 Higyene sanitasi ruangan
 Sterilisasi peralatan
Dasar kewaspadaan universal meliputi :
 Pengelolaan alat kesehatan (dekontaminasi, disinfeksi dan
sterilisasi)
 Cuci tangan untuk mencegah infeksi silang
 Penggunaan alat pelindung diri ( sarung tangan, masker, apron,
sepatu boot )
 Pengelolaan jarum dan alat tajam
 Pengelolaan Limbah
Standart Pengendalian Infeksi –
Asepsis
 Keadaan bebas dari mikroorganisme yang dapat
menimbulkan penyakit pathogen.
 Ada dua jenis aspsis :
 Asepsis medik, dengan cara membersihkan debu,
memcuci, merebus, isolasi, dll.
 Tujuan: Membantu megurangi jumlah mikroorganisme
dan Mencegah penyebaran pada orang lain.
 Asepsis bedah, dengan cara steril.
 Tujuan:Menjaga semua obyek atau benda bebas dari
mikroorganisme.
 Septik : mencegah terjadinya kontaminasi
oleh mikroorganisme pada jaringan bahan
dan alat steril.
 Aseptik : mencegah terjadinya infeksi dengan
menghambat/menghancurkan tumbuhnya
organisme pahogen pada luka.
DEKONTAMINASI
 ADALAH PROSEDUR PEMBERSIHAN PERALATAN SEBELUM
DILAKUKAN DISINFEKSI DAN STERILISASI
 PAKAI SARUNGTANGAN
 BILAS BENDAYANGTERKONTAMINASI DENGAN AIR DINGIN
YG MENGALIR
 CUCI DENGAN AIR HANGAT DAN SABUN
 GUNAKAN SIKAT UNTUK MEMBUANG BAHAN ORGANIK DARI
SEMUA PERMUKAANTERMASUK SEMUA LAPISAN DAN
LEKUKAN
 BILAS DENGAN AIR HANGAT
 BIARKAN KERING OLEH UDARA
 GANTI LARUTAN DETERGEN MINIMAL SETIAP HARI
 BERSIHKAN SIKAT DAN WASKOM
 LEPAS SARUNGTANGAN DAN CUCITANGAN
 DESINFEKSI
 Adalah tindakan untuk membunuh kuman
pathogen dan apathogen tetapi tidak dengan
sporanya pada alat-alat perawatan,
kedokteran dan permukaan jaringan dengan
menggunakan bahan disinfektan atau
dengan cara mencuci, mengoles, merendam
dan menjemur.
 Tujuan : Memelihara peralatan dalam
keadaan siap pakai.
Pelaksanaan
 Disinfeksi dengan cara mencuci
 Mencuci dengan sabun, dibersihkan, disiram dan dibasahi
 alkohol 70 %.
 Mencuci luka kotor dengan H2O2 3%, bethadin.
 Mencuci kulit / jaringan tubuh yang akan dioperasi
 dengan laruta iodium tintura 3 % dilanjutkan dengan alcohol 70%.
 Mencuci vulva sublimate 1:1000 / PK 1:1000
 Dengan mengoles
 Dengan merendam
 Tangan dengan lysol 0,5 %.
 Alat –alat dengan lysol 3-5 % +2 jam.
 Tenun dengan lysol 3-5 % +24 jam.
 Dengan menjemur dibawah sinar matahari Kasur, bantal tiap permukaan 2
jamAlat-alat: urinal, pispot.
Sterilisasi
 Adalah suatu tindakan untuk membunuh kuman pathogen adan
apathogen beserta sporanya pada alat perawatan dan kedokteran
dengan cara merebus, stoom, panas tinngi atau menggunakan
 Hal – hal yang perlu diperhatikan:
 Sterilisator harus dalam keadaan siap pakai.
 Peralatan harus bersi dan masih berfungsi.
 Peralatan yang dibungkus harus diberi label : nama, jenis peralatan, jumlah tgl
dab jam disterilkan.
 Menyusun peralatan harus sedemikia rupa sehingga seluruh bagian dapat
disterilkan.
 Waktu mensterilkan setiap jenis harus tepat.
 Tidak boleh menambah peralatan lain dalam sterilisator, sebelum waktu
mensterilkan selesai.
 Memindahkan peralatan yang sudah steril ketempatnya dengan korentang steril.
 Saat mendinginkan peralatan steril dilarang membuka bungkusnya.
 Bila terbuka harus disterilkan kembali.
Metode Sterilisasi
1. PemanasanAir dan uap
2. Filtrasi / Penyaringan
3. Radiasi / Penyinaran
4. Sterilisasi Dengan Cara Kimia
5. Zat kimia
 Terima kasih.......

More Related Content

What's hot

Pemeriksaan Tanda-Tanda Vital (Vital Sign)
Pemeriksaan Tanda-Tanda Vital (Vital Sign)Pemeriksaan Tanda-Tanda Vital (Vital Sign)
Pemeriksaan Tanda-Tanda Vital (Vital Sign)Nenell 'kovalen' Miraldy
 
Ppt etika dan hukum kesehatan
Ppt etika dan hukum kesehatanPpt etika dan hukum kesehatan
Ppt etika dan hukum kesehatansumardi AMK
 
konsep komunikasi efektif dan terapeutik
konsep komunikasi efektif dan terapeutikkonsep komunikasi efektif dan terapeutik
konsep komunikasi efektif dan terapeutikDestu Ayu Hapsari
 
Pemeriksaan fisik sistem perkemihan
Pemeriksaan fisik sistem perkemihanPemeriksaan fisik sistem perkemihan
Pemeriksaan fisik sistem perkemihanChristian Paomey
 
Pemeriksaan fisik pada sistem muskuloskeletal
Pemeriksaan fisik pada sistem muskuloskeletalPemeriksaan fisik pada sistem muskuloskeletal
Pemeriksaan fisik pada sistem muskuloskeletalOkta-Shi Sama
 
KOMUNIKASI INTERPERSONAL / KONSELING (KIP/K)
KOMUNIKASI INTERPERSONAL / KONSELING (KIP/K) KOMUNIKASI INTERPERSONAL / KONSELING (KIP/K)
KOMUNIKASI INTERPERSONAL / KONSELING (KIP/K) Kristyawan Sutriyanto
 
Teori Sistem dalam pelayanan kesehatan
Teori Sistem dalam pelayanan kesehatanTeori Sistem dalam pelayanan kesehatan
Teori Sistem dalam pelayanan kesehatanMuhammad Awaludin
 
Komunikasi efektif SBAR_Dewi Ratna Sari_2013
Komunikasi efektif SBAR_Dewi Ratna Sari_2013Komunikasi efektif SBAR_Dewi Ratna Sari_2013
Komunikasi efektif SBAR_Dewi Ratna Sari_2013Dewi Ratna Sari,SKep.Ns.M
 
Dokumentasi diagnosa keperawatan.ppt saji
Dokumentasi diagnosa keperawatan.ppt sajiDokumentasi diagnosa keperawatan.ppt saji
Dokumentasi diagnosa keperawatan.ppt sajiSumi Tarigan
 
Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan fisikPemeriksaan fisik
Pemeriksaan fisikW Theresia
 
Konsep dasar fisiologi, patologi, dan patofisiologis
Konsep dasar fisiologi, patologi, dan patofisiologisKonsep dasar fisiologi, patologi, dan patofisiologis
Konsep dasar fisiologi, patologi, dan patofisiologisanisya nana
 
PPT Promosi Kesehatan
PPT Promosi KesehatanPPT Promosi Kesehatan
PPT Promosi KesehatanRiski Eka
 
Kuliah aseptik-dan-antiseptik
Kuliah aseptik-dan-antiseptikKuliah aseptik-dan-antiseptik
Kuliah aseptik-dan-antiseptikfikri asyura
 
Manajemen kesehatan
Manajemen kesehatanManajemen kesehatan
Manajemen kesehatanZakiah dr
 
Pencegahan dan Pengendalian Infeksi di Rumah Sakit
Pencegahan dan Pengendalian Infeksi di Rumah SakitPencegahan dan Pengendalian Infeksi di Rumah Sakit
Pencegahan dan Pengendalian Infeksi di Rumah SakitI Putu Cahya Legawa
 

What's hot (20)

Pemeriksaan Tanda-Tanda Vital (Vital Sign)
Pemeriksaan Tanda-Tanda Vital (Vital Sign)Pemeriksaan Tanda-Tanda Vital (Vital Sign)
Pemeriksaan Tanda-Tanda Vital (Vital Sign)
 
Ppt etika dan hukum kesehatan
Ppt etika dan hukum kesehatanPpt etika dan hukum kesehatan
Ppt etika dan hukum kesehatan
 
Diagnosa keperawatan (sdki ppni)
Diagnosa keperawatan (sdki ppni)Diagnosa keperawatan (sdki ppni)
Diagnosa keperawatan (sdki ppni)
 
konsep komunikasi efektif dan terapeutik
konsep komunikasi efektif dan terapeutikkonsep komunikasi efektif dan terapeutik
konsep komunikasi efektif dan terapeutik
 
Pemeriksaan fisik sistem perkemihan
Pemeriksaan fisik sistem perkemihanPemeriksaan fisik sistem perkemihan
Pemeriksaan fisik sistem perkemihan
 
Keselamatan Pasien di Puskesmas
Keselamatan Pasien di PuskesmasKeselamatan Pasien di Puskesmas
Keselamatan Pasien di Puskesmas
 
Pemeriksaan fisik pada sistem muskuloskeletal
Pemeriksaan fisik pada sistem muskuloskeletalPemeriksaan fisik pada sistem muskuloskeletal
Pemeriksaan fisik pada sistem muskuloskeletal
 
Ppt perawatan luka ot
Ppt perawatan luka otPpt perawatan luka ot
Ppt perawatan luka ot
 
KOMUNIKASI INTERPERSONAL / KONSELING (KIP/K)
KOMUNIKASI INTERPERSONAL / KONSELING (KIP/K) KOMUNIKASI INTERPERSONAL / KONSELING (KIP/K)
KOMUNIKASI INTERPERSONAL / KONSELING (KIP/K)
 
Teori Sistem dalam pelayanan kesehatan
Teori Sistem dalam pelayanan kesehatanTeori Sistem dalam pelayanan kesehatan
Teori Sistem dalam pelayanan kesehatan
 
Komunikasi efektif SBAR_Dewi Ratna Sari_2013
Komunikasi efektif SBAR_Dewi Ratna Sari_2013Komunikasi efektif SBAR_Dewi Ratna Sari_2013
Komunikasi efektif SBAR_Dewi Ratna Sari_2013
 
Diagnosa Keperawatan
Diagnosa KeperawatanDiagnosa Keperawatan
Diagnosa Keperawatan
 
Dokumentasi diagnosa keperawatan.ppt saji
Dokumentasi diagnosa keperawatan.ppt sajiDokumentasi diagnosa keperawatan.ppt saji
Dokumentasi diagnosa keperawatan.ppt saji
 
Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan fisikPemeriksaan fisik
Pemeriksaan fisik
 
Konsep dasar fisiologi, patologi, dan patofisiologis
Konsep dasar fisiologi, patologi, dan patofisiologisKonsep dasar fisiologi, patologi, dan patofisiologis
Konsep dasar fisiologi, patologi, dan patofisiologis
 
PPT Promosi Kesehatan
PPT Promosi KesehatanPPT Promosi Kesehatan
PPT Promosi Kesehatan
 
Kuliah aseptik-dan-antiseptik
Kuliah aseptik-dan-antiseptikKuliah aseptik-dan-antiseptik
Kuliah aseptik-dan-antiseptik
 
K3 Keperawatan
K3 KeperawatanK3 Keperawatan
K3 Keperawatan
 
Manajemen kesehatan
Manajemen kesehatanManajemen kesehatan
Manajemen kesehatan
 
Pencegahan dan Pengendalian Infeksi di Rumah Sakit
Pencegahan dan Pengendalian Infeksi di Rumah SakitPencegahan dan Pengendalian Infeksi di Rumah Sakit
Pencegahan dan Pengendalian Infeksi di Rumah Sakit
 

Viewers also liked

Langkah cuci tangan
Langkah cuci tanganLangkah cuci tangan
Langkah cuci tangandezylestary
 
Patient safety
Patient safetyPatient safety
Patient safetymateri-x2
 
Pwr pt 7 langkah mencuci tangan
Pwr pt 7 langkah mencuci tanganPwr pt 7 langkah mencuci tangan
Pwr pt 7 langkah mencuci tanganshafieqah
 
Kebersihan tangan dan pecegahan HAIs
Kebersihan tangan dan pecegahan HAIsKebersihan tangan dan pecegahan HAIs
Kebersihan tangan dan pecegahan HAIsI Putu Cahya Legawa
 
Infeksi Nosokomial atau Healthcare Associated Infections (HAIs)
Infeksi Nosokomial atau Healthcare Associated Infections (HAIs) Infeksi Nosokomial atau Healthcare Associated Infections (HAIs)
Infeksi Nosokomial atau Healthcare Associated Infections (HAIs) pjj_kemenkes
 
3 Things Every Sales Team Needs to Be Thinking About in 2017
3 Things Every Sales Team Needs to Be Thinking About in 20173 Things Every Sales Team Needs to Be Thinking About in 2017
3 Things Every Sales Team Needs to Be Thinking About in 2017Drift
 

Viewers also liked (7)

P i ctu
P i ctuP i ctu
P i ctu
 
Langkah cuci tangan
Langkah cuci tanganLangkah cuci tangan
Langkah cuci tangan
 
Patient safety
Patient safetyPatient safety
Patient safety
 
Pwr pt 7 langkah mencuci tangan
Pwr pt 7 langkah mencuci tanganPwr pt 7 langkah mencuci tangan
Pwr pt 7 langkah mencuci tangan
 
Kebersihan tangan dan pecegahan HAIs
Kebersihan tangan dan pecegahan HAIsKebersihan tangan dan pecegahan HAIs
Kebersihan tangan dan pecegahan HAIs
 
Infeksi Nosokomial atau Healthcare Associated Infections (HAIs)
Infeksi Nosokomial atau Healthcare Associated Infections (HAIs) Infeksi Nosokomial atau Healthcare Associated Infections (HAIs)
Infeksi Nosokomial atau Healthcare Associated Infections (HAIs)
 
3 Things Every Sales Team Needs to Be Thinking About in 2017
3 Things Every Sales Team Needs to Be Thinking About in 20173 Things Every Sales Team Needs to Be Thinking About in 2017
3 Things Every Sales Team Needs to Be Thinking About in 2017
 

Similar to PATIENT_SAFETY

KONSEP DASAR PENGENDALIAN PENYAKIT INFEKSI.pptx
KONSEP DASAR PENGENDALIAN PENYAKIT INFEKSI.pptxKONSEP DASAR PENGENDALIAN PENYAKIT INFEKSI.pptx
KONSEP DASAR PENGENDALIAN PENYAKIT INFEKSI.pptxelvira381479
 
Keselamatan pasien Radiologi
Keselamatan pasien RadiologiKeselamatan pasien Radiologi
Keselamatan pasien RadiologiDwi Adhianto
 
Makalah patient safety
Makalah patient safetyMakalah patient safety
Makalah patient safetyVicky Thio
 
Materi-PPI-untuk-Umum.pptx
Materi-PPI-untuk-Umum.pptxMateri-PPI-untuk-Umum.pptx
Materi-PPI-untuk-Umum.pptxAuliaEko
 
SOSIS PPI DOKTER (1).pptx
SOSIS PPI DOKTER (1).pptxSOSIS PPI DOKTER (1).pptx
SOSIS PPI DOKTER (1).pptxAnisahKireina
 
4. Materi Pengendalian & Pencegahan Infeksi (Tri Wahyuni I).pptx
4. Materi Pengendalian & Pencegahan Infeksi (Tri Wahyuni I).pptx4. Materi Pengendalian & Pencegahan Infeksi (Tri Wahyuni I).pptx
4. Materi Pengendalian & Pencegahan Infeksi (Tri Wahyuni I).pptxRSUMitraHusada
 
Kewaspadaan umum (universal precautions)
Kewaspadaan umum (universal precautions) Kewaspadaan umum (universal precautions)
Kewaspadaan umum (universal precautions) pjj_kemenkes
 
Pertemuan 1. PPT_Pencegahan_Infeksi.pptx
Pertemuan 1. PPT_Pencegahan_Infeksi.pptxPertemuan 1. PPT_Pencegahan_Infeksi.pptx
Pertemuan 1. PPT_Pencegahan_Infeksi.pptxDaniPatrick2
 
PPI DASAR UNTUK IHT.pptx
PPI DASAR UNTUK IHT.pptxPPI DASAR UNTUK IHT.pptx
PPI DASAR UNTUK IHT.pptxibethnurbaeti2
 
Keselamatan pasien dinas kesehatann.pptx
Keselamatan pasien dinas kesehatann.pptxKeselamatan pasien dinas kesehatann.pptx
Keselamatan pasien dinas kesehatann.pptxvenir51131
 
Pemenuhan kebutuhan keamanan fisik
Pemenuhan kebutuhan keamanan fisikPemenuhan kebutuhan keamanan fisik
Pemenuhan kebutuhan keamanan fisikstikesby kebidanan
 
Kebutuhan keamanan fisik (ibu mekar)
Kebutuhan keamanan fisik (ibu mekar)Kebutuhan keamanan fisik (ibu mekar)
Kebutuhan keamanan fisik (ibu mekar)stikesby kebidanan
 

Similar to PATIENT_SAFETY (20)

PPI-1.pptx
PPI-1.pptxPPI-1.pptx
PPI-1.pptx
 
KONSEP DASAR PENGENDALIAN PENYAKIT INFEKSI.pptx
KONSEP DASAR PENGENDALIAN PENYAKIT INFEKSI.pptxKONSEP DASAR PENGENDALIAN PENYAKIT INFEKSI.pptx
KONSEP DASAR PENGENDALIAN PENYAKIT INFEKSI.pptx
 
Keselamatan pasien Radiologi
Keselamatan pasien RadiologiKeselamatan pasien Radiologi
Keselamatan pasien Radiologi
 
Makalah patient safety
Makalah patient safetyMakalah patient safety
Makalah patient safety
 
Materi-PPI-untuk-Umum.pptx
Materi-PPI-untuk-Umum.pptxMateri-PPI-untuk-Umum.pptx
Materi-PPI-untuk-Umum.pptx
 
SOSIS PPI DOKTER (1).pptx
SOSIS PPI DOKTER (1).pptxSOSIS PPI DOKTER (1).pptx
SOSIS PPI DOKTER (1).pptx
 
4. Materi Pengendalian & Pencegahan Infeksi (Tri Wahyuni I).pptx
4. Materi Pengendalian & Pencegahan Infeksi (Tri Wahyuni I).pptx4. Materi Pengendalian & Pencegahan Infeksi (Tri Wahyuni I).pptx
4. Materi Pengendalian & Pencegahan Infeksi (Tri Wahyuni I).pptx
 
PPI-2019.ppt
PPI-2019.pptPPI-2019.ppt
PPI-2019.ppt
 
K3 01.ppt
K3 01.pptK3 01.ppt
K3 01.ppt
 
Kewaspadaan umum (universal precautions)
Kewaspadaan umum (universal precautions) Kewaspadaan umum (universal precautions)
Kewaspadaan umum (universal precautions)
 
Patient Safety 4
Patient Safety 4Patient Safety 4
Patient Safety 4
 
Patient Safety 1
Patient Safety 1Patient Safety 1
Patient Safety 1
 
Pertemuan 1. PPT_Pencegahan_Infeksi.pptx
Pertemuan 1. PPT_Pencegahan_Infeksi.pptxPertemuan 1. PPT_Pencegahan_Infeksi.pptx
Pertemuan 1. PPT_Pencegahan_Infeksi.pptx
 
PPI DASAR UNTUK IHT.pptx
PPI DASAR UNTUK IHT.pptxPPI DASAR UNTUK IHT.pptx
PPI DASAR UNTUK IHT.pptx
 
PPT_Keperawatan.pptx
PPT_Keperawatan.pptxPPT_Keperawatan.pptx
PPT_Keperawatan.pptx
 
Patient safety
Patient safetyPatient safety
Patient safety
 
Keselamatan pasien dinas kesehatann.pptx
Keselamatan pasien dinas kesehatann.pptxKeselamatan pasien dinas kesehatann.pptx
Keselamatan pasien dinas kesehatann.pptx
 
Skp 2019 (1)
Skp 2019 (1)Skp 2019 (1)
Skp 2019 (1)
 
Pemenuhan kebutuhan keamanan fisik
Pemenuhan kebutuhan keamanan fisikPemenuhan kebutuhan keamanan fisik
Pemenuhan kebutuhan keamanan fisik
 
Kebutuhan keamanan fisik (ibu mekar)
Kebutuhan keamanan fisik (ibu mekar)Kebutuhan keamanan fisik (ibu mekar)
Kebutuhan keamanan fisik (ibu mekar)
 

More from Cahya

Database kesehataan per kabupaten pada tahun 2012 mengenai gizi buruk
Database kesehataan per kabupaten pada tahun 2012 mengenai gizi burukDatabase kesehataan per kabupaten pada tahun 2012 mengenai gizi buruk
Database kesehataan per kabupaten pada tahun 2012 mengenai gizi burukCahya
 
Thermofisika keperawatan
Thermofisika keperawatanThermofisika keperawatan
Thermofisika keperawatanCahya
 
Biooptik
BiooptikBiooptik
BiooptikCahya
 
Terapi panas
Terapi panasTerapi panas
Terapi panasCahya
 
Siklus tidur
Siklus tidurSiklus tidur
Siklus tidurCahya
 
Remaja dan HIV AIDS
Remaja dan HIV AIDSRemaja dan HIV AIDS
Remaja dan HIV AIDSCahya
 
Kebutuhan seksualitas
Kebutuhan seksualitasKebutuhan seksualitas
Kebutuhan seksualitasCahya
 
Penyimpangan seksual
Penyimpangan seksualPenyimpangan seksual
Penyimpangan seksualCahya
 
Siklus sirkardian
Siklus sirkardianSiklus sirkardian
Siklus sirkardianCahya
 
Kebutuhan rasa aman nyaman
Kebutuhan rasa aman nyamanKebutuhan rasa aman nyaman
Kebutuhan rasa aman nyamanCahya
 
Kebutuhan aktivitas
Kebutuhan aktivitasKebutuhan aktivitas
Kebutuhan aktivitasCahya
 
Aspek seksualitas dalam keperawatan
Aspek seksualitas dalam keperawatanAspek seksualitas dalam keperawatan
Aspek seksualitas dalam keperawatanCahya
 
ANFIS sistem reproduksi
ANFIS sistem reproduksiANFIS sistem reproduksi
ANFIS sistem reproduksiCahya
 
Trend issue pengobatan
Trend issue pengobatanTrend issue pengobatan
Trend issue pengobatanCahya
 
Peran perawat dalam pengobatan
Peran perawat dalam pengobatanPeran perawat dalam pengobatan
Peran perawat dalam pengobatanCahya
 
Farmakologi
FarmakologiFarmakologi
FarmakologiCahya
 
Nutrisi pada gangguan sistem pencernaan makanan
Nutrisi pada gangguan sistem pencernaan makananNutrisi pada gangguan sistem pencernaan makanan
Nutrisi pada gangguan sistem pencernaan makananCahya
 
Nutrisi pada gangguan sistem kardiovaskuler
Nutrisi pada gangguan sistem kardiovaskulerNutrisi pada gangguan sistem kardiovaskuler
Nutrisi pada gangguan sistem kardiovaskulerCahya
 
Konsep dasar ilmu gizi
Konsep dasar ilmu giziKonsep dasar ilmu gizi
Konsep dasar ilmu giziCahya
 
Jenis dan bentuk makanan
Jenis dan bentuk makananJenis dan bentuk makanan
Jenis dan bentuk makananCahya
 

More from Cahya (20)

Database kesehataan per kabupaten pada tahun 2012 mengenai gizi buruk
Database kesehataan per kabupaten pada tahun 2012 mengenai gizi burukDatabase kesehataan per kabupaten pada tahun 2012 mengenai gizi buruk
Database kesehataan per kabupaten pada tahun 2012 mengenai gizi buruk
 
Thermofisika keperawatan
Thermofisika keperawatanThermofisika keperawatan
Thermofisika keperawatan
 
Biooptik
BiooptikBiooptik
Biooptik
 
Terapi panas
Terapi panasTerapi panas
Terapi panas
 
Siklus tidur
Siklus tidurSiklus tidur
Siklus tidur
 
Remaja dan HIV AIDS
Remaja dan HIV AIDSRemaja dan HIV AIDS
Remaja dan HIV AIDS
 
Kebutuhan seksualitas
Kebutuhan seksualitasKebutuhan seksualitas
Kebutuhan seksualitas
 
Penyimpangan seksual
Penyimpangan seksualPenyimpangan seksual
Penyimpangan seksual
 
Siklus sirkardian
Siklus sirkardianSiklus sirkardian
Siklus sirkardian
 
Kebutuhan rasa aman nyaman
Kebutuhan rasa aman nyamanKebutuhan rasa aman nyaman
Kebutuhan rasa aman nyaman
 
Kebutuhan aktivitas
Kebutuhan aktivitasKebutuhan aktivitas
Kebutuhan aktivitas
 
Aspek seksualitas dalam keperawatan
Aspek seksualitas dalam keperawatanAspek seksualitas dalam keperawatan
Aspek seksualitas dalam keperawatan
 
ANFIS sistem reproduksi
ANFIS sistem reproduksiANFIS sistem reproduksi
ANFIS sistem reproduksi
 
Trend issue pengobatan
Trend issue pengobatanTrend issue pengobatan
Trend issue pengobatan
 
Peran perawat dalam pengobatan
Peran perawat dalam pengobatanPeran perawat dalam pengobatan
Peran perawat dalam pengobatan
 
Farmakologi
FarmakologiFarmakologi
Farmakologi
 
Nutrisi pada gangguan sistem pencernaan makanan
Nutrisi pada gangguan sistem pencernaan makananNutrisi pada gangguan sistem pencernaan makanan
Nutrisi pada gangguan sistem pencernaan makanan
 
Nutrisi pada gangguan sistem kardiovaskuler
Nutrisi pada gangguan sistem kardiovaskulerNutrisi pada gangguan sistem kardiovaskuler
Nutrisi pada gangguan sistem kardiovaskuler
 
Konsep dasar ilmu gizi
Konsep dasar ilmu giziKonsep dasar ilmu gizi
Konsep dasar ilmu gizi
 
Jenis dan bentuk makanan
Jenis dan bentuk makananJenis dan bentuk makanan
Jenis dan bentuk makanan
 

Recently uploaded

mater kuliah tentang KELAINAN TELINGA LUAR
mater kuliah tentang KELAINAN TELINGA LUARmater kuliah tentang KELAINAN TELINGA LUAR
mater kuliah tentang KELAINAN TELINGA LUARGregoryStevanusGulto
 
Bimtek TKH 2024.pptxRRRRRRRRRRRRRRRRRRRR
Bimtek TKH 2024.pptxRRRRRRRRRRRRRRRRRRRRBimtek TKH 2024.pptxRRRRRRRRRRRRRRRRRRRR
Bimtek TKH 2024.pptxRRRRRRRRRRRRRRRRRRRRJessieArini1
 
MATERI PRESENTASI IPE IPC (kelompok 1).pdf
MATERI PRESENTASI IPE IPC (kelompok 1).pdfMATERI PRESENTASI IPE IPC (kelompok 1).pdf
MATERI PRESENTASI IPE IPC (kelompok 1).pdfestidiyah35
 
PPT TUGAS PEMBIAYAAN RS DI ERA JAMINAN KESEHATAN NASIONAL.pptx
PPT TUGAS PEMBIAYAAN RS DI ERA JAMINAN KESEHATAN NASIONAL.pptxPPT TUGAS PEMBIAYAAN RS DI ERA JAMINAN KESEHATAN NASIONAL.pptx
PPT TUGAS PEMBIAYAAN RS DI ERA JAMINAN KESEHATAN NASIONAL.pptxnoviariansari
 
METODE FOOD RECORD (pENGUKURAN FOOD.pptx
METODE FOOD RECORD (pENGUKURAN FOOD.pptxMETODE FOOD RECORD (pENGUKURAN FOOD.pptx
METODE FOOD RECORD (pENGUKURAN FOOD.pptxika291990
 
implementasi Revisi Usulan Proposal MHKes PPJ.docx
implementasi Revisi Usulan Proposal MHKes PPJ.docximplementasi Revisi Usulan Proposal MHKes PPJ.docx
implementasi Revisi Usulan Proposal MHKes PPJ.docxhurufd86
 
PENGORGANISASIAN dan struktur organisasi.ppt
PENGORGANISASIAN dan struktur organisasi.pptPENGORGANISASIAN dan struktur organisasi.ppt
PENGORGANISASIAN dan struktur organisasi.pptssuser940815
 
PROMOSI KESEHATAN & KESEJAHTERAAN LANSIA compress.pdf
PROMOSI KESEHATAN & KESEJAHTERAAN LANSIA compress.pdfPROMOSI KESEHATAN & KESEJAHTERAAN LANSIA compress.pdf
PROMOSI KESEHATAN & KESEJAHTERAAN LANSIA compress.pdfMeiRianitaElfridaSin
 
KEBIJAKAN GLOBAL PELAYANAN KEBIDANAN090222 18-Nov-2022 07-29-34.ppt
KEBIJAKAN GLOBAL PELAYANAN KEBIDANAN090222 18-Nov-2022 07-29-34.pptKEBIJAKAN GLOBAL PELAYANAN KEBIDANAN090222 18-Nov-2022 07-29-34.ppt
KEBIJAKAN GLOBAL PELAYANAN KEBIDANAN090222 18-Nov-2022 07-29-34.pptmutupkmbulu
 
PENGAMBILAN SAMPEL DARAH ARTERI DAN ANALISA GAS DARAH.pptx
PENGAMBILAN SAMPEL DARAH ARTERI DAN ANALISA GAS DARAH.pptxPENGAMBILAN SAMPEL DARAH ARTERI DAN ANALISA GAS DARAH.pptx
PENGAMBILAN SAMPEL DARAH ARTERI DAN ANALISA GAS DARAH.pptxandibtv
 
DASAR DASAR EMOSI BIOPSIKOLOGI, PSIKOLOGI.pptx
DASAR DASAR EMOSI BIOPSIKOLOGI, PSIKOLOGI.pptxDASAR DASAR EMOSI BIOPSIKOLOGI, PSIKOLOGI.pptx
DASAR DASAR EMOSI BIOPSIKOLOGI, PSIKOLOGI.pptxNadiraShafa1
 
Diagnosis Diferensial and Mnemonic_Materi 2.pdf
Diagnosis Diferensial and Mnemonic_Materi 2.pdfDiagnosis Diferensial and Mnemonic_Materi 2.pdf
Diagnosis Diferensial and Mnemonic_Materi 2.pdfAlanRahmat
 

Recently uploaded (12)

mater kuliah tentang KELAINAN TELINGA LUAR
mater kuliah tentang KELAINAN TELINGA LUARmater kuliah tentang KELAINAN TELINGA LUAR
mater kuliah tentang KELAINAN TELINGA LUAR
 
Bimtek TKH 2024.pptxRRRRRRRRRRRRRRRRRRRR
Bimtek TKH 2024.pptxRRRRRRRRRRRRRRRRRRRRBimtek TKH 2024.pptxRRRRRRRRRRRRRRRRRRRR
Bimtek TKH 2024.pptxRRRRRRRRRRRRRRRRRRRR
 
MATERI PRESENTASI IPE IPC (kelompok 1).pdf
MATERI PRESENTASI IPE IPC (kelompok 1).pdfMATERI PRESENTASI IPE IPC (kelompok 1).pdf
MATERI PRESENTASI IPE IPC (kelompok 1).pdf
 
PPT TUGAS PEMBIAYAAN RS DI ERA JAMINAN KESEHATAN NASIONAL.pptx
PPT TUGAS PEMBIAYAAN RS DI ERA JAMINAN KESEHATAN NASIONAL.pptxPPT TUGAS PEMBIAYAAN RS DI ERA JAMINAN KESEHATAN NASIONAL.pptx
PPT TUGAS PEMBIAYAAN RS DI ERA JAMINAN KESEHATAN NASIONAL.pptx
 
METODE FOOD RECORD (pENGUKURAN FOOD.pptx
METODE FOOD RECORD (pENGUKURAN FOOD.pptxMETODE FOOD RECORD (pENGUKURAN FOOD.pptx
METODE FOOD RECORD (pENGUKURAN FOOD.pptx
 
implementasi Revisi Usulan Proposal MHKes PPJ.docx
implementasi Revisi Usulan Proposal MHKes PPJ.docximplementasi Revisi Usulan Proposal MHKes PPJ.docx
implementasi Revisi Usulan Proposal MHKes PPJ.docx
 
PENGORGANISASIAN dan struktur organisasi.ppt
PENGORGANISASIAN dan struktur organisasi.pptPENGORGANISASIAN dan struktur organisasi.ppt
PENGORGANISASIAN dan struktur organisasi.ppt
 
PROMOSI KESEHATAN & KESEJAHTERAAN LANSIA compress.pdf
PROMOSI KESEHATAN & KESEJAHTERAAN LANSIA compress.pdfPROMOSI KESEHATAN & KESEJAHTERAAN LANSIA compress.pdf
PROMOSI KESEHATAN & KESEJAHTERAAN LANSIA compress.pdf
 
KEBIJAKAN GLOBAL PELAYANAN KEBIDANAN090222 18-Nov-2022 07-29-34.ppt
KEBIJAKAN GLOBAL PELAYANAN KEBIDANAN090222 18-Nov-2022 07-29-34.pptKEBIJAKAN GLOBAL PELAYANAN KEBIDANAN090222 18-Nov-2022 07-29-34.ppt
KEBIJAKAN GLOBAL PELAYANAN KEBIDANAN090222 18-Nov-2022 07-29-34.ppt
 
PENGAMBILAN SAMPEL DARAH ARTERI DAN ANALISA GAS DARAH.pptx
PENGAMBILAN SAMPEL DARAH ARTERI DAN ANALISA GAS DARAH.pptxPENGAMBILAN SAMPEL DARAH ARTERI DAN ANALISA GAS DARAH.pptx
PENGAMBILAN SAMPEL DARAH ARTERI DAN ANALISA GAS DARAH.pptx
 
DASAR DASAR EMOSI BIOPSIKOLOGI, PSIKOLOGI.pptx
DASAR DASAR EMOSI BIOPSIKOLOGI, PSIKOLOGI.pptxDASAR DASAR EMOSI BIOPSIKOLOGI, PSIKOLOGI.pptx
DASAR DASAR EMOSI BIOPSIKOLOGI, PSIKOLOGI.pptx
 
Diagnosis Diferensial and Mnemonic_Materi 2.pdf
Diagnosis Diferensial and Mnemonic_Materi 2.pdfDiagnosis Diferensial and Mnemonic_Materi 2.pdf
Diagnosis Diferensial and Mnemonic_Materi 2.pdf
 

PATIENT_SAFETY

  • 2. Pengertian  Menurut Supari (2005), patient safety adalah bebas dari cidera aksidental atau menghindarkan cidera pada pasien akibat perawatan medis dan kesalahan pengobatan. Accidental injury disebabkan karena error akibat dari melaksanakan suatu tindakan (commission) atau tidak mengambil tindakan yang seharusnya diambil (omission).  Patient safety (keselamatan pasien) rumah sakit adalah suatu sistem dimana rumah sakit membuat asuhan pasien lebih aman. Hal ini termasuk : assesment/analisa resiko, identifikasi dan pengelolaan hal yang berhubungan dengan risiko pasien, pelaporan dan analisis insiden, kemampuan belajar dari insident dan tindak lanjutnya serta implementasi solusi untuk meminimalkan timbulnya resiko. Sistem ini mencegah terjadinya cedera yang di sebabkan oleh kesalahan akibat melaksanakan suatu tindakan atau tidak mengambil tindakan yang seharusnya dilakukan (DepKes RI, 2006).
  • 3. ASPEK HUKUM TERHADAP PATIENT SAFETY Aspek hukum terhadap “patient safety” atau keselamatan pasien adalah sebagai berikut 1. UUTentang Kesehatan & UUTentang Rumah Sakit  Keselamatan Pasien sebagai Isu Hukum  Pasal 53 (3) UU No.36/2009  “Pelaksanaan Pelayanan kesehatan harus mendahulukan keselamatan nyawa pasien.”  Pasal 32n UU No.44/2009  “Pasien berhak memperoleh keamanan dan keselamatan dirinya selama dalam perawatan di Rumah Sakit.  Pasal 58 UU No.36/2009  1) “Setiap orang berhak menuntutG.R terhadap seseorang, tenaga kesehatan, dan/atau penyelenggara kesehatan yang menimbulkan kerugian akibat kesalahan atau kelalaian dalam Pelkes yang diterimanya.”  2) “…..tidak berlaku bagi tenaga kesehatan yang melakukan tindakan penyelamatan nyawa atau pencegahan kecacatan seseorang dalam keadaan darurat.”
  • 4. Tujuan Sistem Patient safety tujuan keselamatan pasien secara internasional adalah: 1. Identify patients correctly (mengidentifikasi pasien secara benar) 2. Improve effective communication (meningkatkan komunikasi yang efektif) 3. Improve the safety of high-alert medications (meningkatkan keamanan dari pengobatan resiko tinggi) 4. Eliminate wrong-site, wrong-patient, wrong procedure surgery (mengeliminasi kesalahan penempatan, kesalahan pengenalan pasien, kesalahan prosedur operasi) 5. Reduce the risk of health care-associated infections (mengurangi risiko infeksi yang berhubungan dengan pelayanan kesehatan) 6. Reduce the risk of patient harm from falls (mengurangi risiko pasien terluka karena jatuh)  (Buku Panduan Nasional Keselamatan Pasien Rumah sakit, Depkes R.I. 2006)
  • 5. Tujuan Sistem Keselamatan Pasien Rumah Sakit adalah: 1. Terciptanya budaya keselamatan pasien di Rumah Sakit 2. Meningkatnya akuntabilitas Rumah Sakit terhadap pasien dan masyarakat 3. Menurunnya KejadianTidak Diharapkan di Rumah Sakit 4. Terlaksananya program-program pencegahan sehingga tidak terjadi penanggulangan KTD
  • 6. Elemen Patient safety 1. Adverse drug events(ADE)/ medication errors (ME) (ketidakcocokan obat/kesalahan pengobatan) 2. Nosocomial infections (infeksi nosokomial) 3. urgical mishaps (kecelakaan operasi) 4. Pressure ulcers (tekanan ulkus) 5. Blood product safety/administration (keamanan produk darah/administrasi) 6. Antimicrobial resistance (resistensi antimikroba) 7. Immunization program (program imunisasi) 8. Falls (terjatuh) 9. Blood stream – vascular catheter care (aliran darah – perawatan kateter pembuluh darah) 10. Systematic review, follow-up, and reporting of patient/visitor incident reports (tinjauan sistematis, tindakan lanjutan, dan pelaporan pasien/pengunjung laporan kejadian)
  • 7. Etiologi 1. Kesalahan Medis (Medical Error)Kesalahan yang terjadi dalam proses asuhan medis yang mengakibatkan atau berpotensi mengakibatkan cedera pada pasien. (KKP-RS) 2. KejadianTidak Diharapkan (KTD)/ Adverse EventSuatu kejadian yang mengakibatkan cedera yang tidak diharapkan pada pasien karena suatu tindakan (commission) atau karena tidak bertindak (ommision), dan bukan karena “underlying disease” atau kondisi pasien (KKP-RS). 3. Nyaris Cedera (NC)/ Near MissSuatu kejadian akibat melaksanakan suatu tindakan (commission) atau tidak mengambil tindakan yang seharusnya diambil (omission), yang dapat mencederai pasien, tetapi cedera serius tidak terjadi.
  • 8. Jenis kesalahan berdasarkan kontribusi manusia pada terjadinya suatu kesalahan : 1. Kesalahan aktif (active errors), terjadi pada level petugas kesehatan atau staf RS yang bekerja didepan dan efeknya terjadi hampir secara tiba-tiba 2. esalahan tersembunyi (letent errors), terjadi dalam level manajemen seperti design yang kurang baik, instalansi yang tidak tepat, pemeliharaan yang gagal, keputusan manajemen yang buruk, dan struktur organisasi yang kurang baik. Kesalahan tersembunyi sulit untuk dicatat sehingga sering kesalahan seperti ini tidak dapat dikenal (Reason, 2000)
  • 9. Langkah – Langkah Pelaksanaan Patient Safety WHO  Sembilan solusi keselamatan Pasien 1. Perhatikan nama obat, rupa dan ucapan mirip (look-alike, sound-alike medication names) 2. Pastikan identifikasi pasien 3. Komunikasi secara benar saat serah terima pasien 4. Pastikan tindakan yang benar pada sisi tubuh yang benar 5. Kendalikan cairan elektrolit pekat 6. Pastikan akurasi pemberian obat pada pengalihan pelayanan 7. Hindari salah kateter dan salah sambung slang 8. Gunakan alat injeksi sekali pakai 9. Tingkatkan kebersihan tangan untuk pencegahan infeksi nosokomia
  • 10. UNIVERSAL PRECAUTION  Universal Precaution (Kewaspadaan Universal) adalah tindakan pengendalian infeksi yang dilakukan oleh seluruh tenaga kesehatan untuk mengurangi resiko penyebaran infeksi dan didasarkan pada prinsip bahwa darah dan cairan tubuh dapat berpotensi menularkan penyakit baik berasal dari pasien maupun petugas kesehatan.
  • 11. PRINSIP UNIVERSAL PRECAUTION  –Menjaga Higyene sanitasi individu  Higyene sanitasi ruangan  Sterilisasi peralatan Dasar kewaspadaan universal meliputi :  Pengelolaan alat kesehatan (dekontaminasi, disinfeksi dan sterilisasi)  Cuci tangan untuk mencegah infeksi silang  Penggunaan alat pelindung diri ( sarung tangan, masker, apron, sepatu boot )  Pengelolaan jarum dan alat tajam  Pengelolaan Limbah
  • 12. Standart Pengendalian Infeksi – Asepsis  Keadaan bebas dari mikroorganisme yang dapat menimbulkan penyakit pathogen.  Ada dua jenis aspsis :  Asepsis medik, dengan cara membersihkan debu, memcuci, merebus, isolasi, dll.  Tujuan: Membantu megurangi jumlah mikroorganisme dan Mencegah penyebaran pada orang lain.  Asepsis bedah, dengan cara steril.  Tujuan:Menjaga semua obyek atau benda bebas dari mikroorganisme.
  • 13.  Septik : mencegah terjadinya kontaminasi oleh mikroorganisme pada jaringan bahan dan alat steril.  Aseptik : mencegah terjadinya infeksi dengan menghambat/menghancurkan tumbuhnya organisme pahogen pada luka.
  • 14.
  • 15. DEKONTAMINASI  ADALAH PROSEDUR PEMBERSIHAN PERALATAN SEBELUM DILAKUKAN DISINFEKSI DAN STERILISASI  PAKAI SARUNGTANGAN  BILAS BENDAYANGTERKONTAMINASI DENGAN AIR DINGIN YG MENGALIR  CUCI DENGAN AIR HANGAT DAN SABUN  GUNAKAN SIKAT UNTUK MEMBUANG BAHAN ORGANIK DARI SEMUA PERMUKAANTERMASUK SEMUA LAPISAN DAN LEKUKAN  BILAS DENGAN AIR HANGAT  BIARKAN KERING OLEH UDARA  GANTI LARUTAN DETERGEN MINIMAL SETIAP HARI  BERSIHKAN SIKAT DAN WASKOM  LEPAS SARUNGTANGAN DAN CUCITANGAN
  • 16.  DESINFEKSI  Adalah tindakan untuk membunuh kuman pathogen dan apathogen tetapi tidak dengan sporanya pada alat-alat perawatan, kedokteran dan permukaan jaringan dengan menggunakan bahan disinfektan atau dengan cara mencuci, mengoles, merendam dan menjemur.  Tujuan : Memelihara peralatan dalam keadaan siap pakai.
  • 17. Pelaksanaan  Disinfeksi dengan cara mencuci  Mencuci dengan sabun, dibersihkan, disiram dan dibasahi  alkohol 70 %.  Mencuci luka kotor dengan H2O2 3%, bethadin.  Mencuci kulit / jaringan tubuh yang akan dioperasi  dengan laruta iodium tintura 3 % dilanjutkan dengan alcohol 70%.  Mencuci vulva sublimate 1:1000 / PK 1:1000  Dengan mengoles  Dengan merendam  Tangan dengan lysol 0,5 %.  Alat –alat dengan lysol 3-5 % +2 jam.  Tenun dengan lysol 3-5 % +24 jam.  Dengan menjemur dibawah sinar matahari Kasur, bantal tiap permukaan 2 jamAlat-alat: urinal, pispot.
  • 18. Sterilisasi  Adalah suatu tindakan untuk membunuh kuman pathogen adan apathogen beserta sporanya pada alat perawatan dan kedokteran dengan cara merebus, stoom, panas tinngi atau menggunakan  Hal – hal yang perlu diperhatikan:  Sterilisator harus dalam keadaan siap pakai.  Peralatan harus bersi dan masih berfungsi.  Peralatan yang dibungkus harus diberi label : nama, jenis peralatan, jumlah tgl dab jam disterilkan.  Menyusun peralatan harus sedemikia rupa sehingga seluruh bagian dapat disterilkan.  Waktu mensterilkan setiap jenis harus tepat.  Tidak boleh menambah peralatan lain dalam sterilisator, sebelum waktu mensterilkan selesai.  Memindahkan peralatan yang sudah steril ketempatnya dengan korentang steril.  Saat mendinginkan peralatan steril dilarang membuka bungkusnya.  Bila terbuka harus disterilkan kembali.
  • 19. Metode Sterilisasi 1. PemanasanAir dan uap 2. Filtrasi / Penyaringan 3. Radiasi / Penyinaran 4. Sterilisasi Dengan Cara Kimia 5. Zat kimia