2. Mata merupakan alat optik alamiah yang
dimiliki oleh makhluk hidup. Mata merupakan
sistem optik yang sangat sempurna dimana
dalam keadaan normal mata manusia dapat
secara fleksibel mampu menyesuaikan diri
terhadap suatu objek dengan jelas.
3. Bagian mata yang bertindak sebagai layar
sensitif cahaya yaitu retina sedangkan
diafragma yang mengatur jumlah sinar
cahaya yang masuk ke lensa disebut pupil
dan masih banyak lagi bagian-bagian mata
yang perlu kita mengerti seperti kornea mata,
scirella, aqueous humor, dll
4. Cacat mata terjadi karena mata sudah tidak
mempunyai daya akomodasi yang sempurna
artinya mata tidak mempunyai kemampuan
untuk mengubah bentuk seperlunya agar
memperoleh bayangan yang tajam. Mata
hipermetropia (rabun tetap) terjadi jika mata
manusia hanya melihat objek dengan jelas
pada jarak yang jauh agar ia mampu melihat
pada jarak yang dekat perlu memakai
kacamata berlensa positif (cembung)
5. Mata myopia (rabun jauh) terjadi jika mata
seseorang hanya dapat melihat objek yang
jelas pada jarak dekat. Hal ini karena
bayangan objek jauh jatuh didepan retina.
Agar mata mampu melihat objek yang jauh
perlu memakai kacamata berlensa negatif
(cekung)
6. Mata presbiopia terjadi karena mata tidak
mampu melihat objek yang jelas pada jarak
dekat maupun pada jarak jauh. Hal ini
disebabkan lemahnya otot-otot mata karena
usia lanjut, agar mata dapat melihat objek
dengan normal maka perlu memakai
kacamata berlensa positif dan negatif
sekaligus
7. Mata astig magtisme terjadi karena bola mata
tidak benar-benar berbentuk sferis sehingga
jarak radius kurvatur horisontal tidak sama
dengan jarak radius kurvatur vertikal agar
mata dapat melihat objek dengan normal
maka perlu memakai kacamata berlensa
kurvatur silindris
8. Untuk mengetahui kuat lemahnya lensa pada
kacamata dapat ditentukan dengan D=1/f
dimana D: daya lensa (dioftri) dan f= jarak
fokus lensa. Sedangkan untuk mengetahui
pembesaran amuler pada lensa kacamata
konvergen pada titik dekat dapat ditentukan
dengan M= 25/f + 1
9. Mikroskop disusun dengan lensa positif masing-
masing berfungsi sebagai lensa objektif dan
lensa okuler. Mikroskop berfungsi untuk
mengamati benda yang sangat kecil. Bayangan
dari benda yang dibentuk oleh lensa objektif
sebagai benda dari lensa okuler. Pembesaran
mikroskop dapat dinyatakan M= m1.m2 atau
M=i1/o1.i2/o2 dimana i: jarak bayangan dan
o:jarak benda. Sedangkan tinggi bayangan dapat
ditentukan dengan M=hi/ho dimana ho: tinggi
benda dan h1: tinggi bayangan
10. Teropong astronomi/teleskop disusun oleh dua
lensa positif. Teleskop berfungsi untuk
mengamati benda-benda langit seperti bintang,
bulan, planet, dsb. Jika bayangan akhir pada titik
jauh maka pembesaran teleskop M= -fo/fe dan
panjang tabung teleskop L= fo+fe dimana
fo:jarak fokus lensa objektif, fe:jarak fokus lensa
okuler. Jika bayangan akhir pada titik dekat maka
pembesaran teleskop N= -fo/fe(1+fe/D) dan
panjang teleskop L= fo+fe.D/fe+D dimana
D:jarak benda dari lensa okuler
11. Teleskop terrestrial tersusun dari 3 lensa
positif berturut-turut berfungsi sebagai lensa
objektif, pembalik dan okuler. Pembesaran
teleskop dititik jauh M=fo/fe sedangkan
pembesaran teleskop dititik dekat
M=fo/fe (1+fe/d) dan panjang tabung
teleskop L=fo+4f+fe dimana f= jarak fokus
lensa pembalik