MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
Kelompok 3 -- ulumul hadits
1. Sejarah Hadits Pra Kodifikasi dan Perkembangannya
Oleh:
Kelompok 2
1. Abdul Rahman
2. Farhan A.
3. Siti Ulfa A.
4. Supriyatna
Dosen Pengampu: Drs. H. Abdullah Munir, MA
2. Hadist pada masa Rasulullah saw
• Para sahabat dalam menerima hadits dari Nabi, berpegang kepada
kekuatan hafalan, yakni menerimanya dengan jalan hafalan bukan
dengan jalan menulis. Mereka mendengar dengan hati-hati apa yang
Nabi sabdakan. Mereka melihat apa yang Nabi kerjakan. Dan
mendengar pula dari orang yang mendengarnya langsung dari Nabi.
Para sahabat menghafal hadits dan menyampaikannya kepada orang
lain dengan hafalan pula.
•Secara resmi memang Nabi melarang menulis hadits bagi umum
karena khawatir bercampur antara hadits dan Al-Qur’an. Hal ini idak
menghalangi adanya para sahabat yang menulis hadits secara tidak
resmi. Memang ada beberapa atsar yang shahih yang menegaskan
adanya para sahabat yang menulis hadits di masa Rasulullah saw.
3. Hadist pada masa sahabat
• Setelah Nabi Muhammad saw wafat , para sahabat sedikit demi sedikit
mulai menyampaikan hadits kepada orang lain
• Pada masa ini, Abu Bakar dan Umar mengerahkan para sahabat untuk
menyebarkan Al-Qur’an dan memerintahkan sahabat untuk berhati-hati
dalam menerima riwayat-riwayat itu
•Cara sahabat meriwayatkan hadits ada dua:
1. Dengan lafal asli, yakni menurut lafal yang mereka terima dari Nabi
dan mereka benar-benar hafal.
2. Dengan maknanya saja, yakni mereka meriwayatkan maknanya
bukan lafalnya, karena mereka tidak hafal lafal yang asli.
• Pada masa Utsman dan Ali, para sahabat kecil mulai bergerak untuk
mengumpulkan hadist dari para sahabat besar. Para sahabat juga
membuka jalan bagi ummatnya untuk mengumpulkan hadist sesuai
dengan kemampuannya.
4. Hadist pada masa tabi’in
• Pada masa ini proses mencari, menghafal dan menyebar luaskan
hadits mulai difokuskan. Para tabi’in berusaha menjumpai para sahabat
ke tempat-tempat yang jauh dan memindahkan isi hati mereka sebelum
mereka wafat.
• Mulai munculnya orang-orang pembuat hadits palsu.
•Sejak timbulnya fitnah di akhir masa Utsman ra, umat terpecah menjadi
beberapa golongan, antara lain:
1. Golongan Ali bin Abi Thalib yang kemudian dinamakan golongan
syiah
2. Golongan Khawarij, yang menentang Ali dan Mu’awiyah
3. Golongan jumhur, golongan pemerintah pada masa itu.
• Terpecahnya umat Islam ke dalam beberapa golongan tersebut, maka
bertindaklah mereka membuat hadits-hadits palsu dan menyebarkan ke
dalam masyarakat.
5. Pembukuan Hadits Abad II
• Pembukuan hadits yang pertama kali dimulai pada masa kekhalifahan
Umar ibn Abdul Aziz
• khalifah Umar memerintahkan setiap Gubernur di bawah
kekuasaannya agar berusaha membukukan hadits yang ada pada
ulama di daerah mereka masing-masing.
• Di antara kitab-kitab yang mendapat perhatian umum ulama dai kitab-
kitab di abad ke dua antara lain:
1. Al Muwaththa’
2. Mukhtalifu’l-Hadits
3. Al Musnad, susunan Imam Asy Syafi’I
4. As Siratun Nabawiyah (Al Maghai wal Siyar)
• Proses pembukuan hadits pada masa ini tanpa penyaingan. Sehingga
fatwa dari para sahabat dan tabi’in turut dimasukkan
6. Pembukuan Hadits Abad III
• Pembukuan hadits pada masa ini mulai menghilangkan fatwa dari para
sahabat dan tabi’in
• kekurangan pembukuan hadits pada masa ini kaena masih
tercampurnya antara hadits shahih, hasan dan dhoif
• Munculnya musuh berkedok Islam yang mengacau balaukan hadits
dengan menambahkan lafal atau membuat hadits maudlu
• Pemisahan yang shahih dari yang dhaif dengan menggunakan syarat-
syarat pemisahan, baik mengenai perawi riwayat, tahamul dan ada’
melahirkan:
1. Kitab-kitab shahih
2. Kitab-kitab sunan
7. Pembukuan Hadits Abad IV – 656 H
• Hadits yang dikumpulkan pada abad ke empat ini adalah petikan atau
nukilan dari kitab-kitab pada abad kedua dan ketiga
• Maka ulama pada abad kelima, ialah mengumpulkan hadits-hadits
yang terdapat dalam kitab 6 dan lain-lainnya dalam sebuah kitab besar.
Diantara usaha-usaha ulama hadits yang terpenting dalam periode ini
adalah:
1. Mengumpulkan hadits-hadits Al Bukhary/Muslim dalam sebuah
kitab
2. Mengumpulkan hadits-hadits kitab enam
3. Mengumpulkan hadits-hadits dalam berbagai kitab
4. Mengumpulkan hadits-hadits hukum dan menyusun kitab-kitab
Athraf.
8. Pembukuan Hadits Sejak 656 H - sekarang
• Setelah Baghdad dihancurkan oleh Hulagu Khan, berpindahlah
kegiatan perkembangan hadits ke Mesir dan India
• Jalan-jalan yang ditempuh oleh ulama-ulama dalam masa ini ialah:
1. Menertibkan isi kitab-kitab hadits
2. Menyaringnya dan menyusun kitab-kitab takhrij
3. Serta membuat kitab-kitab Jami’ yang umum
4. Kitab-kitab yang mengumpulkan hadits hukum
5. Mentakhrijkan hadits-hadits yang terkenal dalam masyarakat dan
menyusun kitab athraf.