SlideShare a Scribd company logo
1 of 107
Download to read offline
PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN VIDEO
  DAN GAYA BELAJAR MAHASISWA TERHADAP HASIL
   BELAJAR KETRAMPILAN MEMASANG INFUS PADA
   MAHASISWA S1 KEPERAWATAN STIKES KENDEDES
                    MALANG


                               TESIS
    Untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai derajat Magister


                 Program Studi Kedokteran Keluarga
             Minat Utama: Pendidikan Profesi Kesehatan




                               Oleh:


                            YUNI ASRI
                            S540908124




            PROGRAM PASCASARJANA
     UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA
                      2009



                                  i
PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN VIDEO
  DAN GAYA BELAJAR MAHASISWA TERHADAP HASIL
   BELAJAR KETRAMPILAN MEMASANG INFUS PADA
   MAHASISWA S1 KEPERAWATAN STIKES KENDEDES
                    MALANG

                                Disusun Oleh:


                                 Yuni Asri
                                S540908124

                    Telah Disetujui Oleh Tim Pembimbing


Dewan Pembimbing


Jabatan            Nama                         Tanda Tangan              Tanggal

Pembimbing I
      Prof. dr. Bhisma Murti, MSc, MPH, PhD
      NIP. 195510211994121001                   .......................   ...............


Pembimbing II
      Dr. Sri Haryati, M.Pd
      NIP. 195205261980032001                   .......................   ...............


                                 Mengetahui
                     Ketua Program Kedokteran Keluarga




            Prof. Dr. dr. Didik Gunawan Tamtomo, MM, M.Kes, PAK
                            NIP. 19480313 197610 1001




                                     ii
PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN VIDEO
  DAN GAYA BELAJAR MAHASISWA TERHADAP HASIL
   BELAJAR KETRAMPILAN MEMASANG INFUS PADA
   MAHASISWA S1 KEPERAWATAN STIKES KENDEDES
                    MALANG

                                     Disusun Oleh:
                                       Yuni Asri
                                      S540908124

                              Telah Disetujui Tim Penguji
Jabatan                Nama                           Tanda Tangan              Tanggal


Ketua
  Prof. Dr. dr.Didik Tamtomo, MM, M.Kes, PAK ………………                             ……….
  NIP. 19480313 197610 1001

Sekretaris
  Dr. Nunuk Suryani, M.Pd                             ………………                    ……….
  NIP. 196611081990032001

Anggota:

   1. Prof. dr. Bhisma Murti, MSc, MPH, PhD
      NIP. 195510211994121001                         .......................   ...............


   2. Dr. Sri Haryati, M.Pd
      NIP. 195205261980032001                         .......................   ...............

                                 Mengetahui,
Ketua Program Studi Kedokteran Keluarga
  Prof. Dr. dr. Didik Tamtomo, MM, M.Kes, PAK
  NIP. 19480313 197610 1001                   ........................          ..............

Direktur Program Pascasarjana
   Prof. Drs. Suranto, M.Sc Ph.D
   NIP. 195708201985031004                            .......................   ..............




                                           iii
PERNYATAAN



Nama : Yuni Asri

NIM    : S540908124



Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa tesis berjudul Pengaruh Penggunaan

Media Pembelajaran Video Dan Gaya Belajar Mahasiswa Terhadap Hasil Belajar

Ketrampilan Memasang Infus Pada Mahasiswa S1 Keperawatan STIKES Kendedes

Malang adalah karya sendiri. Hal – hal yang bukan karya saya, dalam tesis tersebut

diberi tanda citasi dan ditunjukkan dalam daftar pustaka.



Apabila di kemudian hari terbukti pernyataan saya tidak benar, maka saya bersedia

menerima sanksi akademik berupa pencabutan tesis dan gelar yang saya peroleh

tersebut.

                                                            Surakarta, Februari 2010

                                                            Yang membuat pernyataan,




                                                                  Yuni Asri




                                          iv
KATA PENGANTAR

       Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT yang telah melimpahkan

rahmat, taufik, hidayah serta inayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan

penelitian tesis yang berjudul “Pengaruh Penggunaan Media Pembelajaran Video dan

Gaya Belajar Mahasiswa Terhadap Hasil Belajar Ketrampilan Memasang Infus Pada

Mahasiswa S1 Keperawatan STIKes Kendedes Malang “.

       Atas terselesaikannya penelitian tesis ini, penulis mengucapkan terima kasih

kepada :

1. Prof. Dr. Much. Syamsulhadi, dr.Sp.K.J.(K), selaku Rektor Universitas Sebelas

   Maret yang telah memberikan kesempatan dan fasilitas untuk mengikuti dan

   menyelesaikan pendidikan program pasca sarjana.

2. Prof. Drs. Suranto, M.Sc Ph.D, selaku Direktur Program Pasca Sarjana

   Universitas Sebelas Maret yang telah memberikan kesempatan dan dukungan

   untuk mengikuti pendidikan di program pasca sarjana.

3. Prof. Dr. dr. Didik Tamtomo, MM, M.Kes, PAK, selaku ketua program studi

   Magister Kedokteran Keluarga yang telah memberikan kesempatan untuk

   mengikuti pendidikan.

4. dr P. Murdani, MHPEd selaku ketua minat utama program pendidikan profesi

   kesehatan yang telah memberikan kesempatan untuk mengikuti pendidikan.

5. Prof. dr. Bhisma Murti, M.Sc, MPH., Ph.D, selaku pembimbing I penyusunan

   penelitian tesis ini.


                                        v
6. Dr. Sri Haryati., M.Pd, selaku pembimbing II penyusunan penelitian tesis ini.

7. dr. Mulyo Hadi Sungkono, SpOG (K), selaku Pembina Yayasan STIKes

   Kendedes Malang yang telah berkenan memberikan ijin tempat untuk penelitian.

8. Seluruh Dosen dan staff MKK-PDPK yang telah memberikan ilmu dan

   bimbingan selama ini.

9. Pihak-pihak lain yang juga ikut membantu terselesaikannya penulisan proposal

   penelitian tesis ini.

         Penulis menyadari bahwa tesis ini masih terdapat kekurangan dan jauh dari

sempurna, untuk itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat

membangun untuk penyempurnaan. Akhir kata, penulis berharap semoga tesis ini

dapat dilanjutkan dan bermanfaat bagi semua pihak.

                                                     Surakarta, Februari 2010



                                                            Penulis




                                         vi
DAFTAR ISI


HALAMAN JUDUL.............................................................................................. i
HALAMAN PENGESAHAN PEMBIMBING.....................................................                                     ii
HALAMAN PENGESAHAN TESIS....................................................................                           iii
PERNYATAAN..................................................................................................... iv
KATA PENGANTAR............................................................................................ v
DAFTAR ISI..........................................................................................................   vi
DAFTAR TABEL..................................................................................................         vii
DAFAR GAMBAR...............................................................................................            viii
DAFTAR LAMPIRAN.........................................................................................               ix
ABSTRAK............................................................................................................    x
ABSTRACT..........................................................................................................     xi
BAB I          PENDAHULUAN
               A. Latar Belakang Masalah..................................................................             1
               B. Perumusan Masalah.........................................................................           5
               C. Tujuan Penelitian.............................................................................       5
               D. Manfaat Penelitian...........................................................................        6
BAB II         KAJIAN TEORI, KERANGKA BERPIKIR DAN HIPOTESIS
               A. Media Pembelajaran. .................................................................. ...           7
               B. Gaya Belajar ............................................................................... ... 17
               C. Hasil Belajar ............................................................................... ... 24
               D. Motivasi ...................................................................................... ... 27
               E. Kerangka Berpikir ...................................................................... ... 29
               F. Hipotesis...................................................................................... ... 30
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
               A. Tempat dan Waktu Penelitian..................................................... ... 31
               B. Desain Penelitian ........................................................................ ... 31
               C. Populasi, Sampel dan Teknik Sampling ..................................... ... 31
               D. Teknik Pengumpulan Data ......................................................... ... 33
               E. Kerangka Penelitian.................................................................... ... 36

                                                            vii
F. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional............................. 37
             G. Uji Prasyaratan Analisis............................................................... 40
             H. Teknik Analisa Data ................................................................... 42
              I. Kegiatan Penelitian...................................................................... 43
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
    A. Hasil Penelitian....................................................................................... 44
         1. Deskripsi Karakteristik Umum Responden....................................... 44
         2. Pengujian Hipotesa............................................................................ 45
    B. Pembahasan............................................................................................. 49
         1. Pengaruh penggunaan media pembelajaran video dan gaya
               belajar mahasiswa terhadap hasil belajar ketrampilan
               memasang infus................................................................................. 49
BAB V PENUTUP
    A. Kesimpulan.............................................................................................. 53
    B. Implikasi.................................................................................................. 53
    C. Saran........................................................................................................ 54
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................... 55




                                                           viii
DAFTAR TABEL


Tabel 3.1 Nilai VIF Untuk Mengetahui Multikolinieritas................................... 41
Tabel 4.1 Distribusi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin.............................. 44
Tabel 4.2 Hasil Analisis Regresi linier Ganda Tentang Pengaruh Media
            Pembelajaran Dan Gaya Belajar Terhadap Ketrampilan Memasang
            Infus............................................................................................   48




                                                          ix
DAFTAR GAMBAR


Gambar 2.1 Kerangka berfikir......................................................................................              29
Gambar 3.1 Kerangka Penelitian..................................................................................                36
Gambar 3.2 Normalitas (Kernel density) distribusi residual dalam analisis tentang
                   pengaruh media pembelajaran dan gaya belajar terhadap ketrampilan
                   pasang infus..............................................................................................   40
Gambar 4.1 Boxplot perbedaan rata-rata ketrampilan infus antara kelompok
                   teks+gambar dan kelompok video...........................................................                    45
Gambar 4.2 Boxplot perbedaan ketrampilan infus antara kelompok gaya belajar
                   visual, auditorial, dan kinestetik..............................................................             46




                                                            x
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Kisi-kisi Soal Gaya Balajar ...……...…………………………...……..58

Lampiran 2 Angket Gaya Belajar ………………..……………………….........…..59

Lampiran 3 Instrumen Evaluasi Hasil Belajar Ketrampilan Memasang Infus….….61

Lampiran 4 Tabel Induk Data………………………………………………………65

Lampiran 5 Tabel Hasil Uji Validitas…...…….………………………….…….…..67

Lampiran 6 Tabel Hasil Uji Reabilitas..………..……………………………....…..71

Lampiran 7 Tes Diagnostik Regresi……………………………….…….…………73

Lampiran 8   Tabel Hasil Pengumpulan Data……………………………….………75

Lampiran 9   Analisis Data Statistik………………………………………….……..76

Lampiran 10 Rencana Program Pembelajan…………………………………….…..80

Lampiran11 Permohonan Penggunaan Instrumen Penelitian Tes Ketrampilan

             Memasang Infus…………………………………………………..…..90

Lampiran 12 Surat Keterangan Ijin Penggunaan Instrumen Penelitian Tes

             Ketrampilan Memasang Infus…………………………………..….…91

Lampiran 13 Permohonan Ijin Peneltian Kepada Direktur Pasca UNS……..….…..92

Lampiran 14 Surat Keterangan Ijin Penelitian dari STIKes Kendedes Malang……93

Lampiran 15 Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian di STIKes Kendedes

             Malang………………………………………..……………………...94




                                       xi
ABSTRAK


Yuni Asri, S540908124. 2010. Pengaruh Penggunaan Media Pembelajaran Audio
Visual Dan Gaya Belajar Terhadap Hasil Belajar Ketrampilan Memasang Infus Pada
Mahasiswa S1 Keperawatan Stikes Kendedes Malang. Tesis: Program Pascasarjana
Universitas Sebelas Maret Surakarta.

        Media pembelajaran video dapat dimanfaatkan untuk kegiatan belajar
mengajar sehingga dapat meningkatkan hasil belajar. Dalam proses pembelajaran
dilaboratorium klinik dosen hanya menggunakan media buku teks atau lembar
observasi dan tidak didapatkan video sebagai media dalam proses pembelajaran di
laboratorium klinik tentang memasang infus. Hasil belajar memiliki hubungan
dengan kwalitas pembelajaran dan karakteristik pembelajaran yaitu gaya belajar.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penggunaan media pembelajaran
video dan gaya belajar mahasiswa terhadap hasil belajar ketrampilan memasang infus
pada mahasiswa S1 Keperawatan.
        Desain dalam penelitian ini adalah eksperimen Randomized Controlled Trial
(RCT) karena pemilihan dan pengelompokan subjek penelitian dilakukan secara
randomisasi, populasi sumbernya mahasiswa S1 Keperawatan STIKES Kendedes
Malang dengan jumlah sampel 58 orang dan menggunakan teknik exhaustive
sampling. Data dikumpulkan dengan menggunakan kuesioner dan dianalisa dengan
uji t dengan model regresi linear ganda.
        Hasil penelitian dengan menggunakan uji statistik didapatkan terdapat
pengaruh media pembelajaran video terhadap hasil belajar ketrampilan memasang
infus pada mahasiswa S1 Keperawatan (b=6.64; p=0.023) dan tidak terdapat
pengaruh gaya belajar terhadap hasil belajar ketrampilan memasang infus (b=6.38;
p=0.111) dari hasil analisis regresi linier ganda adalah terdapat pengaruh penggunaan
media pembelajaran video dan gaya belajar mahasiswa terhadap hasil belajar
ketrampilan memasang infus, pengaruh tersebut secara statistik signifikan (b=6.64;
p=0.041).
        Kesimpulan dalam penelitian ini adalah penggunaan media pembelajaran
video dengan gaya belajar yang berbeda dapat meningkatkan ketrampilan infus. Oleh
karena itu disarankan kepada semua dosen agar membuat media video tentang
ketrampilan memasang infus yang sesuai dengan Standart Operasional Prosedur dari
PPNI guna memperlancar proses pembelajaran di laboratorium dan di klinik.



Kata Kunci: media pembelajaran, gaya belajar, ketrampilan infus




                                         xii
ABSTRACT

Yuni Asri, S540908124. 2010. The Effect of Audio Visual Learning Media and
Learning Styles Toward Intravenous Infusion Insersion Skill of Undergraduate
Nursing Students of Kendedes Nursing Collage of Malang. Thesis. Graduate
Program of Sebelas Maret University of Surakarta.

      Video learning media can be used for teaching and learning activities that can
improve learning outcomes. In laboratory learning process, teachers often just used
text books or checklist and did not use videos as media to teach intarvenous (IV)
infussion insersion skill. The results of study have a relationship with the quality of
teaching and learning characteristics, such as learning styles. This study aims to
determine the effect of video learning media and students’ learning styles toward
intravenous infusion insersion skill of undergraduate nursing students of Kendedes
Nursing Collage of Malang.
      The research design used was experimental study with randomized controlled
trial (RCT) where selection and grouping of the subjects were randomized. The
source population of this study was undergraduate nursing students of Kendedes
Nursing Collage of Malang with the number of samples were 58 subjects. The
sampling technique used was exhaustive sampling. The research datas were collected
using questionnaires and analyzed by t-test with multiple linear regression model.
      The research result shown there was significant effect of video learning media
toward intravenous infusion insersion skill of the students (b=6.64; p=0.023) and
there was not significant effect of students’ learning styles toward intravenous
infusion insersion skill of the students ( b=6.38; p=0.111) and the result of analysis
of regresi linear is there are influence of usage of media study of style and video
learn student toward intravenous infusion insersion skill, the influence statistically
significant ( b=6.64; p=0.041). (b = 6.64; p = 0041).
      Conclusion in this research is usage of media study of video with style learn
different can improve Intravenous Infusion Insersion Skill. Is therefore suggested to
all lecturer so that making video media about skilled install infus matching with
Standart Operational Procedure of PPNI utilize process study in laboratory and in
clinic.


Keywords: learning media, learning styles, intravenous infusion insersion skill




                                         xiii
BAB I

                               PENDAHULUAN

                          A. Latar Belakang Masalah

       Kegiatan belajar mengajar tetap mengacu kepada tujuan pendidikan.

Keberhasilan kegiatan belajar mengajar sangat ditentukan oleh penetapan strategi

pembelajaran. Pembelajaran penetapan strategi penyampaian pembelajaran mengacu

kepada cara-cara yang dipakai untuk menyampaikan pembelajaran kepada si belajar,

dan sekaligus untuk menerima serta merespon masukan-masukan dari sibelajar.

Strategi penyampaian mencakup lingkungan fisik, guru, bahan-bahan pembelajaran

dan kegiatan-kegiatan yang berkaitan dengan pembelajaran atau dengan ungkapan

lain, media merupakan satu komponen penting dari strategi penyampaian

pembelajaran. Gagne dkk. (1988: 3), menyatakan bahwa “pembelajaran memiliki

peran penting dalam merancang berbagai penelitian pembelajaran dan akhirnya

berpengaruh terhadap perolehan belajar”. Esensi rancangan pembelajaran merupakan

seperangkat tindakan yang bertujuan untuk mengubah situasi yang ada menuju situasi

yang diinginkan.

       Dale dalam Latuheru (1988: 16) menggambarkan pentingya visualisasi dan

verbalistis dalam pengalaman belajar yang disebut kerucut pengalaman Edgar Dale

dikemukakan bahwa;

Ada suatu kontinum dari konkrit ke abstrak antara pengalaman langsung, visual dan
verbal dalam menanamkan suatu konsep atau pengertian. Semakin konkrit
pengalaman yang diberikan akan lebih menjamin terjadinya proses belajar.


                                        11
Namun, agar terjadi efisiensi belajar maka diusahakan agar pengalaman belajar yang
diberikan semakin abstrak.
       Salah satu dari sarana audio visual yang dapat dimanfaatkan untuk kegiatan

belajar mengajar tersebut adalah video film yang dapat membantu penglihatan dan

pendengaran pebelajar sehingga mempermudah pemahaman konsep, daya serap

belajar siswa dan pembelajaran dapat dimengerti dengan lebih jelas dan menarik, juga

membantu pengajar untuk menyajikan materi secara terarah, bersistem dan menarik

sehingga tujuan belajar dapat tercapai. Inilah manfaat yang harus dioptimalkan dalam

pembuatan rancangan media seperti video karena lebih sesuai untuk pengajaran

individual dan pengajaran kelompok di kelas.

       Asumsi tentang peningkatan hasil belajar mahasiswa dengan penggunaan

media pembelajaran tidak dapat dipisahkan dari karakteristik mahasiswa. Bloom

(1976; 169) berpendapat bahwa “hasil belajar memiliki hubungan dengan kwalitas

pembelajaran dan karakteristik pembelajaran”. Dalam penelitian eksperimen ini

karakteristik pembelajaran akan dideskripsikan dan dianalisis dalam bentuk gaya

belajarnya, karena gaya belajar diasumsikan berpengaruh terhadap perolehan belajar.

       “Gaya belajar adalah cara yang relatif tetap dan konsisten yang dilakukan

seseorang pebelajar dalam menangkap stimulus atau informasi, cara mengingat, cara

berfikir, dan cara memecahkan masalahnya” (Schunk, 1991; 319, Dembo, 1981; 84),

hal ini didukung oleh hasil penelitian Richard Clark (dalam Sujana 1995; 33) “hasil

belajar siswa disekolah menyimpulkan bahwa 70% dipengaruhi oleh kemampuan

siswa sendiri dan 30% dipengaruhi oleh lingkungan” . Hal ini jelas bahwa gaya


                                         2
belajar merupakan kemampuan dalam diri sendiri sehingga sangat menentukan dan

mempengaruhi hasil belajar. Selanjutnya gaya belajar ini oleh De Peter dan Hernacki

(2000; 112) dibedakan menjadi “gaya belajar visual, auditorial dan kinestetik”.

         Hasil penelitian yang telah dilakukan oleh Halis (2006; xiii) menunjukkan

bahwa;

Mahasiswa yang belajar dengan menggunakan media pembelajaran teks dan gambar
hasil belajarnya lebih baik dari pada mahasiswa yang menggunakan media
pembelajaran video. Gaya belajar mahasiswa yang berbeda (visual, auditorik dan
kinestetik) tidak memberi pengaruh terhadap hasil belajar ketrampilan memasang
infus. Tidak ada interaksi antara penggunaan media pembelajaran dan gaya belajar
terhadap hasil belajar ketrampilan memasang infus.
         STIKES Kendedes Malang terdiri dari tiga program studi yaitu:

1. S1 Keperawatan 2. DIII Keperawatan 3. DIII Kebidanan, dimana program studi S1

Keperawatan merupakan program studi baru yang dimulai pada tahun 2009.

Berdasarkan observasi dan wawancara pendahuluan peneliti menemukan berbagai

realita yang ada di STIKES Kendedes Malang:

a. Dalam proses pembelajaran dilaboratorium klinik pada topik materi memasang

   infus, dosen hanya menggunakan media buku teks atau lembar observasi sesuai

   dengan standart keperawatan yang dibuat oleh organisasi profesi perawat yaitu

   Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) sebelum mereka melakukan

   praktek demonstrasi memasang infus.

b. Tidak didapatkan video sebagai media dalam proses pembelajaran di laboratorium

   klinik tentang memasang infus.


                                          3
c. Didapatkan beberapa mahasiswa mempunyai minat baca yang rendah pada buku

   teks dan gambar ketrampilan memasang infus, hal ini pernah diungkapkan oleh

   mahasiswa mereka belum hafal tentang prosedur memasang infus karena kurang

   membaca.

d. Dari hasil evaluasi oleh dosen rata-rata mahasiswa kurang terampil dalam

   memasang infus, ada beberapa mahasiswa yang harus mengulang ujian praktek

   memasang infus.

       Karena sudah ada Standart Operasional Prosedur (SOP) tetapi hasil

ketrampilan mahasiswa dalam memasang infus masih rendah oleh karena itu didalam

penelitian ini akan diujicobakan media pembelajaran berupa video pemasangan infus

sesuai dengan buku teks dan sesuai dengan prosedur pemasangan infus. Peneliti juga

ingin menindaklanjuti penelitian ini secara teoritis diharapkan kehadiran media

pembelajaran yang dalam penelitian ini berbentuk video pembelajaran tentang

pemasangan infus akan berpengaruh secara signifikans terhadap perolehan belajar

mahasiswa dibandingkan dengan buku teks. Sebab video sebagai media pembelajaran

mempunyai kelebihan yang salah satunya “kamera TV bisa mengamati lebih dekat

obyek yang bergerak dan gambar proyeksi bisa dihentikan untuk diamati dengan

seksama” (Sadiman, 2002; 74-75).

       Dalam hal ini peneliti akan menggunakan gaya belajar visual, auditorial dan

kinestetik yang diasumsikan berhubungan dengan media pembelajaran video

prosedur memasang infus yang nantinya akan berpengaruh terhadap hasil belajar

ketrampilan memasang infus.

                                        4
Dari latar belakang tersebut di atas maka penulis mengadakan penelitian

dengan judul : ”Pengaruh Penggunaan Media Pembelajaran Video dan Gaya Belajar

Mahasiswa Terhadap Hasil Belajar Ketrampilan Memasang Infus pada Mahasiswa S1

Keperawatan STIKES Kendedes Malang”.

                            B. Perumusan Masalah

      Adakah pengaruh penggunaan media pembelajaran video dan gaya belajar

mahasiswa terhadap hasil belajar ketrampilan memasang infus pada mahasiswa S1

Keperawatan?

                            C. Tujuan Penelitian

                             1. Tujuan Umum

      Mengetahui pengaruh penggunaan media pembelajaran video dan gaya belajar

mahasiswa terhadap hasil belajar ketrampilan memasang infus pada mahasiswa S1

Keperawatan.

                             2. Tujuan Khusus

   a. Untuk mendiskripsikan dan menganalisa perbedaan penggunaan media teks

      dan gambar dengan video terhadap hasil belajar ketrampilan memasang infus

      mahasiswa S1 Keperawatan.

   b. Untuk mendiskripsikan dan menganalisa perbedaan gaya belajar mahasiswa

      terhadap hasil belajar ketrampilan memasang infus mahasiswa S1

      Keperawatan




                                      5
c. Untuk menganalisa pengaruh penggunaan media pembelajaran video dan gaya

       belajar terhadap hasil belajar ketrampilan memasang infuse mahasiswa S1

       Keperawatan.

                            D. Manfaat Penelitian

                              1. Manfaat Teoritis

       Memberikan bukti-bukti empiris tentang teori bahwa peggunaan media

pembelajaran audio visual (video) tentang pemasangan infus dapat meningkatkan

perolehan belajar dibandingkan dengan penggunaan media pembelajaran teks.

                              2. Manfaat Praktis

       Apabila ditemukan pengaruh penggunaan media pembelajaran dan gaya

belajar mahasiswa terhadap hasil belajar ketrampilan memasang infus, maka hasil

penelitian berguna sebagai bukti ilmiah untuk menggunakan media pembelajaran

video sebagai peningkatan mutu ketrampilan memasang infus.




                                       6
BAB II

                                   TINJAUAN TEORI

                                   A. Landasan Teori

                                1. Media Pembelajaran

a. Pengertian Media Pembelajaran

   Istilah “media pembelajaran merupakan suatu istilah yang berasal dari kata

   media dan pembelajaran. Kata media merupakan bentuk jamak medium yang

   dalam bahasa Indonesia berarti alat” (Latuheru, 1988: 9), kemudian istilah

   “media digunakan sebagai suatu nama bagi semua bentuk dan saluran yang

   digunakan dalam proses penyampaian informasi atau pengantar informasi

   (pesan) antara sumber (pemberi pesan) dengan penerima pesan” (AECT, 1977:

   201).

           Dengan demikian, “media merupakan segala bentuk dan saluran yang
   dapat digunakan dalam proses penyajian informasi. Film, radio, rekaman, foto,
   audio visual, barang cetakan, dan sebagainya adalah media komunikasi dalam
   rangka penyampaian pesan. Semua media komunikasi dianggap sebagai media
   pembelajaran, jika ia dipakai untuk membawa informasi atau pesan untuk
   maksud pembelajaran” (Heinick, dkk. 1985: 5).

           Media pembelajaran atau media pendidikan pada mulanya diartikan

   dengan alat bantu atau alat peraga pembelajaran. Namun sering perkembangan

   teknologi pembelajaran, pengertian media pembelajaran ikut berkembang dan

   lebih luas dari sekedar alat bantu atau alat peraga.



                                          7
                                          7
Degeng (1989: 320) memandang “media pembelajaran sebagai komponen

strategi peyampaian pesan yang akan disampaikan pembelajar, apakah itu berupa

orang, alat atau bahan”.

       Sedangkan menurut Dale, 1956, dikutip dari Anitah ( 2008; 55)

mengatakan ”pengalaman manusia digambarkan sebagai suatu kerucut, yang

dimulai dari pengalaman langsung sampai dengan pengalaman yang paling

abstrak yaitu belajar melalui lambang kata – kata”.

       ”Sehingga jika pengalaman belajar semakin menuju tingkat konkrit maka

hasil yang dicapai akan semakin tinggi” (Dale dalam Anitah 2008; 56-60).

       Menurut Ibrahim, dkk (2000: 4) media pembelajar adalah segala sesuatu
yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan (bahan pembelajaran), sehingga
dapat merangsang perhatian, minat, pikiran dan perasaan pebelajar dalam
kegiatan pembelajaran untuk mencapai pembelajar tertentu.

       Mc Cormick (1996, dikutip dari Moeljadi 2006:20) mendefinisikan

“multimedia sebagai kombinasi dari tiga elemen desain pesan yaitu suara,

gambar, dan teks”.


       Moeljadi (2006: 20) juga menyimpulkan “pembelajaran dengan

multimedia ialah pembelajaran yang terjadi ketika siswa menerima informasi

secara multimedia yaitu dalam format desain pesan paduan gambar dan kata–kata

yang dipresentasikan dalam waktu dan tempat yang sama”




                                      8
Subagio (2006:19) memberi contoh manfaat lain mengingat terdapat

    keunggulan dari sebuah multimedia pembelajaran, yaitu:

a) Memperbesar benda yang lebih kecil dan tidak tampak oleh mata, seperti kuman
    dan elektron, dan lain – lain.
b) Memperkecil benda yang sangat besar yang tidak mungkin dihadirkan disekolah,
    seperti gajah, rumah, gedung, gunung, dan lain – lain.
c) Menyajikan benda atau peristiwa yang kompleks, rumit, dan berlangsung cepat
    atau lambat, seperti sistem tubuh manusia, bekerja suatu mesin, beredarnya
    planet Mars, berkembangnya bunga, dan lain – lain.
d) Menyajikan benda atau peristiwa yang jauh, seperti bulan, bintang, salju dan lain
    – lain.
e) Menyajikan benda atau peristiwa yang berbahaya, seperti letusan gunung merapi,
    harimau, racun, dan lain – lain.
f) Meningkatkan daya tarik dan perhatian siswa

       Kelebihan multimedia adalah menarik indera dan menarik minat, karena

merupakan gabungan antara panduan, suara dan gerakan. Lembaga riset dan

penerbitan computer, Computer Technologi Research (CTR) menyatakan


orang hanya mampu mengingat 20% dari yang dilihat dan 30% dari yang didengar.
Tetapi orang dapat mengingat 50% dari yang dilihat dan didengar dan 80% dari
dilihat, didengar dan dilakukan sekaligus. Para pendukung multimedia menyatakan
bahwa jika media berbagai indera dikombinasikan, efek yang dihasilkan melebihi
penjumlahan bagian – bagiannya (Suyanto, 2004: 31).

b. Landasan Teoritis dan Praktis Penggunaan Media Pembelajaran

   1) Landasan Teoritis


                                          9
Secara teoritis, penggunaan media dalam proses pembelajaran

dimaksudkan untuk meningkatkan kualitas perolehan belajar. Dengan kata

lain, proses pembelajaran menjadi lebih efektif, interaktif, dan efisien.

Sadiman, dkk (2002: 75) berpendapat bahwa;

“Media pembelajaran dapat mengeliminir sifat pasif pebelajar. Karena

kehadirannya dapat membuat pebelajar belajar lebih bergairah, dan belajar

menurut kemampuan dan minatnya”.

       Dale (dalam Latuheru, 1988: 16) yang terkenal dengan kerucut
pengalaman (Cone of Experience)nya, mengemukakan bahwa pengalaman
belajar seseorang 75% diperoleh melalui indera lihat (mata); 13% melalui
indera dengar (telinga); dan selebihnya melalui indera lain. Menurut Dale,
pengalaman seseorang berlangsung mulai dari tingkat yang kongkrit
(pengalaman langsung) menuju ke tingkat yang abstrak dalam bentuk
lambang kata, melalui tahapan/tingkatan.

       Oleh karena itu dalam melaksanakan proses pembelajaran, pembelajar

harus berusaha agar pasan yang disampaikan mudah diterima atau dimengerti.

Usaha ini dapat ditempuh dengan melakukan himbauan terhadap para

pebelajar agar semaksimal mungkin memanfaatkan seluruh inderanya dalam

pembelajaran. Makin banyak indera yang digunakan pebelajar untuk belajar,

makin mudah pula ia mendapatkan perolehan belajar dan mengingatnya.

Dengan demikian penggunaan media pembelajaran dapat memudahkan

pebelajar dalam melakukan proses belajar.




                                 10
2) Landasan Praktis

          ”Terdapat beberapa tinjauan tentang landasan penggunaan media

   pembelajaran, antara lain landasan filosofis, psikologis, teknologis dan

   empiris” (Ibrahim, dkk, 2000:13).

          Landasan    filosofi,   dengan   dipergunakannya    berbagai    media

   pembelajaran, baik hasil teknologi lama, baru ataupun hasil karya sederhana,

   bukan berarti menjadikan pembelajaran menjadi proses yang kurang

   manusiawi (dehumanisasi) ataupun menggusur peran pembelajar. Karena

   pembelajar juga dapat berperan sebagai media pembelajaran. Dengan

   demikian kehadiran media pembelajaran sangat positif bagi proses

   pembelajaran.

          Landasan psikologis, belajar adalah proses yang kompleks dan unik

   kompleks karena proses pembelajaran mengikutsertakan seluruh aspek

   kepribadian, jasmani dan rohani. Unik artinya setiap pebelajar memiliki cara

   belajarnya sendiri yang berbeda dengan pebelajar lain, sebagai akibat

   perbedaan individual, seperti minat, bakat, kemampuan, kecerdasan, serta tipe

   belajar . Sehingga keberadaan media pembelajaran dapat dipandang sebagai

   konsekwensi keunikan tersebut.

          Landasan teknologis, kemajuan ilmu pengetahuan dan tehnologi,

   khususnya bidang komunikasi dan elektronika, menyebabkan berkembangnya

   berbagai sumber belajar dan media pembelajaran, seperti foto, slide, film,

   video, computer, tape recorder, buku teks, bahan ajar dan lain-lainnya. Semua

                                     11
jenis hasil teknologi tersebut dapat dimanfaatkan untuk mengefektifkan proses

      pembelajaran.

              Landasan empiris,. banyak hasil penelitian selama 60 tahun yang

      dihimpun oleh Wilkinson, 1984 dikutip Ibrahim, dkk (2000: 13),

      “menunjukkan adanya korelasi positif yang signifikan antara penggunaan

      media pembelajaran dan karakteristik pebelajar dalam menentukan perolehan

      belajar pebelajar”. Hal ini menunjukkan bahwa pebelajar akan mendapatkan

      keuntungan yang signifikan saat belajar dengan menggunakan media yang

      sesuai dengan karakteristiknya. Pebelajar yang bertipe visual, akan mendapat

      keuntungan yang besar dari penggunaan media visual, seperti bahan ajar, buku

      teks,   gambar,    diagram,   video    atau   film.   Pebelajar   yang   bertipe

      auditorial/auditif akan mendapatkan keuntungan besar dari penggunaan media

      audio seperti radio, rekaman suara atau ceramah pebelajar, dan kedua

      pebelajar    tersebut     akan    mendapatkan         keuntungan     tambahan

      manakala belajar dengan menggunakan media audio-visual.

c. Pemanfaatan media teks dan gambar dalam proses pembelajaran

          Media teks dapat dimanfaatkan untuk mengembangkan kemampuan

   kognitif, afektif dan psikomotor, pengembangan kemampuan kognitif dapat

   dilakukan dengan cara, menyampaikan informasi yang bersifat fakta, misalnya

   mendiskripsikan fungsi kerja, mengajarkan pengenalan kembali (recognition);

   menyajikan perbendaharaan kata pada fungsi pekerjaan tertentu; dan menerapkan

   jalannya pekerjaan.

                                        12
Untuk tujuan afektif, pengembangan media ini dapat dilakukan dengan

mengusahakan materi-materi dalam bentuk teks dengan gaya tertentu yang dapat

membangkitkan emosi . Apabila untuk menunjukkan peristiwa-peristiwa yang

bergerak sangat sulit menggunakan media ini. Anderson (1986: 106)

menyatakan bahwa “Media teks disatu sisi, mempunyai kelebihan , namun disisi

lain memiliki kekurangan”.

       Menurut Anderson (1986: 106) juga menyatakan bahwa ”Kelebihannya

antara lain siswa dapat berhenti sewaktu-waktu untuk melihat sumber lain,

misalnya kamus, buku acuan, kalkulator dan lain-lain. Siswa dapat belajar sesuai

kecepatan masing-masing. Dengan tehnik ini kecepatan belajar dapat dibuat

beragam, tergantung pada kemauan membaca siswa, mudah dibawa, sehingga

siswa dapat mempelajari materi tersebut dimanapun berada sesuai keinginan

siswa, instruktur dan siswa dapat dengan mudah mengulangi materi pelajaran,

bahwa juga dapat disimpan sebagai referensi kelak jika mahasiswa sudah

bekerja, gambar atau foto hitam putih mudah diadaptasi kehalaman cetak dan

bila masalah komunikasi lebih baik dengan satu atau beberapa gambar, materi

pelajaran dapat diproduksi dengan ekonomis, dapat didistribusikan dengan

mudah, mudah diperbaiki juga dapat digunakan untuk penyajian gambar diam,

sehingga alat bantu intruksional atau media untuk mengajar dan dapat dengan

mudah dipindah-pindahkan satu tepat ke tempat yang lain. Keterbatasan media

cetak dalam proses pembelajaran adalah mencetak media itu sendiri dapat

memakan waktu beberapa minggu, mencetak gambar atau foto berwarna

                                    13
biasanya memerlukan biaya mahal, sukar menampilkan gerak dihalaman media

   cetak, materi pembelajaran yang terlalu banyak disajikan cenderung membuat

   kebosanan dan tanpa perawatan yang baik media cetak akan cepat rusak/hilang”.

d. Peran media video dalam proses pembelajaran

          Media video merupakan media pendidikan yang memiliki unsur audio

   dan visual, unsur visual dan suara sangat dominan, sehingga dapat memberikan

   gambaran jelas terhadap informasi yang disampaikan. Apabila informasi itu sulit

   didapat dalam bentuk aslinya akan lebih menarik bagi audiens. Misalnya dalam

   pokok bahasan ketrampilan tentang memasang infus pada pasien. Materi ini

   sangat sulit untuk dilihat di lingkungan sekolah dan hanya bisa dilihat di Rumah

   Sakit pada penyakit tertentu.

          Anderson (1983: 104) menyatakan bahwa “video merupakan media yang

   tepat untuk memperlihatkan contoh ketrampilan yang menyangkut gerak”,

   sedangkan Sadiman (2002: 75) mengatakan bahwa “pesan yang disajikan bisa

   bersifat fakta, bersifat informatif edukatif maupun intruksional”.

          Pandangan Brown (1975: 128) juga tidak jauh berbeda yaitu bahwa

   “video merupakan media pendidikan menjadi satu dengan bahasan tentang film

   dalam kaitannya dengan pendidikan”.

          Kelebihan media video antara lain, terletak pada kemungkinan
   menggunakan media video, dapat menunjukkan kembali gerakan-gerakan atau
   pesan-pesan tertentu, dengan menggunakan efek tertentu, yang dapat
   memperkokoh baik proses belajar maupun penyajian tertentu. Siswa akan
   memperoleh isi dan susunan yang utuh dari materi pelajaran/latihan yang

                                         14
digunakan secara interaktif dengan buku kerja, buku petunjuk, buku teks atau
benda lain yang biasanya digunakan di lapangan; informasi dapat disajikan
secara serentak pada waktu yang sama dilokasi yang berbeda dengan jalan
menempatkan monitor dikelas-kelas dengan media video, kegiatan belajar dapat
berlangsung secara mandiri sesuai dengan kecepatan masing-masing (Anderson,
1986: 106).

         Sedangkan menurut Sadiman (2002: 75) kelebihan video adalah dapat
menarik perhatian penonton yang dapat memperoleh informasi dari ahli /
spesialis, demonstrasi yang sulit bisa dipersiapkan dan direkam sebelumnya
sehingga penyajiaannya, menghemat waktu dan rekaman dapat diputar berulang-
ulang.

         Kamera TV bisa mengamati lebih lanjut objek yang lagi bergerak atau

objek yang berbahaya , keras lemah suara dapat diatur dan disesuaikan bila akan

didengar, gambar proyeksi bisa dihentikan untuk diamati dengan seksama.

         Sedangkan kekurangan video menurut Anderson (1986: 106) antara lain,
ketika akan digunakan, media video harus memenuhi sejumlah persyaratan,
diantaranya listrik harus mencukupi, ukuran format dengan pita video dan
televisi, penyusunan naskah dan skenario video bukan pekerjaan yang mudah,
biaya produksi video sangat tinggi, apabila gambar pita video ditransfer selalu
akan terjadi penurunan gambar, layar monitor yang ukurannya kecil akan
membatasi jumlah penonton, jumlah huruf gratis pada video sangat terbatas.

         Menurut   Sadiman   (2002:    75)   kelemahan    video   dalam   proses
pembelajaran adalah, perhatian penonton sulit dikuasai, partisipasi mereka jarang
diperhatikan, sifat komunikasi satu arah harus diimbangi dengan pencarian
bentuk umpan balik yang lain, kurang mampu menampilkan detail dari objek



                                      15
yang disajikan secara sempurna, memerlukan peralatan yang mahal dan
   kompleks.

         Para Peneliti menyimpulkan bahwa video dapat membantu siswa dalam
   mencapai tujuan belajar. Peneliti tersebut antara lain ialah Ebner (1984: 29)
   menunjukkan bahwa video dapat menghemat waktu belajar sebanyak 43%
   dibandingkan dengan kelompok belajar yang tidak menggunakan video
   menghemat waktu 15% dari waktu yang disediakan untuk mencapai tujuan
   pembelajaran yang ditetapkan.

          Bosco (1984: 15) dalam hasil penelitiannya menunjukkan bahwa

   “pembelajaran dengan menggunakan video perbedaan individu diantara para

   siswa dapat ditangani seorang siswa yang lemah dapat mempelajari konsep

   tersebut dengan memutar kembali dan memperlambat gerakan”.

e. Hubungan media pembelajaran (teks dan gambar dan video dengan hasil

   ketrampilan belajar)

         Media pembelajaran secara sederhana merupakan segala bentuk dan
   saluran yang dapat digunakan dalam proses penyajian informasi. Termasuk
   didalamnya adalah barang cetakan, buku bahan ajar maupun buku teks. Semua
   media tersebut dapat disebut sebagai media pembelajaran atau media pendidikan,
   jika ia dipakai untuk membawa informasi atau pesan pembelajaran namun secara
   luas, media pembelajaran merupakan komponen strategi penyampaian pesan
   yang akan disampaikan kepada pebelajar, apakah itu berupa orang, alat (Degeng,
   1989: 320)




                                      16
Sementara itu Rahardjo dalam Miarso (1984: 47) menyatakan media

   adalah: “Segala sesuatu yang dapat digunakan untuk merangsang pikiran,

   perasaan, perhatian, dan kemauan pebelajar”

         Suatu media hanya dapat dikatakan memiliki keunggulan dibandingkan
   media pembelajaran lainnya bila ia digunakan oleh pebelajar yang memiliki
   karakteristik (termasuk gaya belajar) sesuai dengan rangsangan yang ditimbulkan
   oleh media pembelajaran tersebut (Degeng, 2000; 12).


         Dengan demikian, media pembelajaran (termasuk didalamnya buku teks
   dan video pembelajaran pemasangan infus) dapat membuat proses pembelajaran
   menjadi proses yang aktif, dan pebelajar lebih termotivasi untuk belajar menurut
   minat dan kemampuannya (Sadiman, dkk, 2002;76).
   Hal ini akan membuat proses pembelajaran menjadi semakin efektif dan

   berpengaruh positif terhadap perolehan belajar.


                                2. Gaya Belajar

a. Pengertian Gaya Belajar

          Tidak ada satu metode mengajar pun yang cocok untuk semua pebelajar,

   karena metode mengajar yang ditentukan haruslah melalui proses pertimbangan

   atas cara belajar atau gaya belajar para pembelajarnya. Setiap pebelajar memiliki

   cara sendiri dalam hal mengolah, menyandi, merasakan atau menerima informasi

   (pesan pembelajaran). Ada pebelajar yang lebih menyukai cara visual dan ada

   yang lebih menykai cara mendengar. Ada yang lebih suka belajar sendiri, ada

   yang lebih suka belajar secara kolaborasi atau bersama-sama dan berdiskusi. Ada



                                        17
yang suka menganalisis informasi, ada pula yang senang membuat abstrak garis

besar isi bahan. Ada yang lebih menggantungkan diri pada isyarat internal, ada

pula yang lebih menyakini isyarat ekstemal untuk mengolah sesuatu. Cara yang

terus menerus tetap bagi masing-masing pebelajar ini disebut gaya belajar atau

learning syle. Selayaknyalah gaya belajar pebelajar ini dijadikan pertimbangan

awal oleh pembelajar (instruktur, dosen, guru) dalam menentukan metode

mengajar, karena metode mengajar yang baik adalah metode mengajar yang

sesuai dengan gaya belajar pebelajar.

       “Berkaitan dengan gaya belajar, terdapat sejumlah istilah yang memiliki

pengertian yang sama, yaitu learning style (gaya belajar), cognitive style (gaya

kognitif), dan gaya belajar kognitif”. Istilah yang terakhir ini dipakai oleh

Sastrawijaya (1988; 29).

       Istilah cognitive style, learning style ataupun gaya belajar kognitif, dapat

diartikan sebagai cara yang relative tetap dan kosisten yang dilakukan seorang

pebelajar dalam menangkap stimulus atau informasi, cara mengingat, cara

berfikir, dan cara memecahkan masalahnya. Selanjutnya dalam tesis ini peneliti

akan menggunakan istilah gaya belajar.

       Menurut Sleeman dan kawan-kawan (1979: 27), terdapat 4 (empat)
karakteristik pebelajar yang perlu diperhatikan dan dianalisis sebelum proses
pembelajaran dimulai, yaitu (1) kemampuan indera lihat atau visual, (2)
kemampuan indera dengar auditorial, (3) kemampuan membaca dan (4) prestasi
tes. Hal ini dimaksudkan agar proses pembelajaran disesuaikan dengan gaya
belajar mereka.

                                        18
Menurut pendapat Badler dan Grinder (dalam DePorte, B, dkk. 2000: 85),
   kebanyakan pebelajar memiliki kecenderungan untuk mengakses kepada tiga tipe
   gaya belajar, yaitu gaya belajar visual, gaya belajar auditorial, dan gaya belajar
   kinestetik. Namun hampir dapat dipastikan, dari ketiga tipe gaya belajar tersebut,
   pebelajar mempunyai satu gaya belajar yang sangat berperan dan lebih dominan
   dalam menyerap informasi atau pesan pada saat proses pembelajarannya.

b. Macam Gaya Belajar


  1) Visual

      Gaya belajar ini mengakses citra visual yang diciptakan maupun diingat.

     Warna, hubungannya ruang, potret mental, dan gambar sangat dominan dalam

     gaya belajar ini, seorang pebelajar yang sangat visual mungkin memiliki ciri

     sebagai berikut:

      a) Teratur, memperhatikan segala sesuatu, menjaga penampilan

      b) Mengingat      dengan     gambar,    lebih    suka    membaca      daripada

          dibacakan

      c) Membutuhkan gambaran dan tujuan menyeluruh, menangkap secara

          detail, dan mengingat apa yang dilihat.

  2) Auditorial

      Gaya belajar ini mengakses segala jenis bunyi dan kata, baik yang diciptakan

     maupun yang diingat. Musik, nada, irama, ritme, dialog internal dan suara

     sangat menonjol disini. Seorang pebelajar yang sangat auditorial bercirikan

     sebagai berikut:


                                        19
a) Perhatiannya mudah terpecah

    b) Berbicara dengan pola berirama

    c) Belajar dengan cara mendengarkan, menggerakkan bibir atau bersuara

       saat membaca

    d) Berdialog secara internal dan eksternal

3) Kinestetik

   Ciri gaya belajar kinestetik (1) berbicara dengan perlahan (2) menanggapi

   perhatian fisik (3) menyentuh orang untuk mendapat perhatian mereka (4)

   berdiri dekat ketika berbicara dengan orang (5) selalu berorientasi pada fisik

   dan banyak bergerak (6) mempunyai perkembangan awal otot yang besar (7)

   belajar melalui manipulasi dan praktek (8) menghafal dengan cara berjalan

   dan melihat (9) menggunakan jari-jari sebagai petunjuk ketika membaca (10)

   banyak menggunakan isyarat tubuh (12) tidak dapat duduk diam untuk waktu

   lama (13) tidak dapat pernah mengingat geogarfi, kecuali jika mereka

   memang telah berada ditempat itu (14) menggunakan kata-kata yang

   mengandung aksi (15) menyukai buku-buku yang berorientasi pada plot,

   mereka mencerminkan aksi aksi dengan gerakan tubuh saat membaca (16)

   kemungkinan tulisannya jelek (17) ingin melakukan segala sesuatu (18)

   menyukai permainan yang menyibukkan.




                                     20
c. Fungsi Gaya Belajar


   Dalam setting pembelajaran klasikal, gaya belajar pebelajar akan menentukan

   metode dan prosedur mengajar pembelajar, dan dalam setting pembelajaran

   individual gaya belajar menentukan cara belajar yang berbeda pula. Perbedaan

   tersebut menunjukkan perbedaan cara termudah seorang pebelajar dalam hal

   menyerap informasi, mengatur dan mengolahnya. Dengan kata lain, gaya belajar

   perlu diketahui baik oleh pebelajar atau pembelajar, agar mereka sama-sama

   mengetahui tentang cara termudah untuk menerima informasi, mengolah,

   menyimpan dan memunculkannya kembali saat diperlukan.

  1) Gaya Belajar Menentukan Metode dan Prosedur Mengajar

             Metode ceramah lebih disukai oleh pebelajar dengan gaya belajar
      auditorial, metode demontrasi lebih disukai oleh pebelajar dengan gaya belajar
      visual, sedangkan metode drill (latihan) dan tugas lebih disukai oleh pebelajar
      dengan gaya belajar kinestetik. Begitu pula prosedur pembelajaran dari
      seorang pembelajar, akan diterima dan dinilai dengan penerimaan dan
      penilaian yang beragam dari para pembelajarnya. Oleh karena itu,
      seyogyanyalah pembelajar menggunakan metode dan prosedur yang
      bervariasi, agar seluruh pebelajar merasa diperhatikan dan terbantu dalam
      upaya mencari, menyerap, mengolah dan mengatur informasi (Sastrawijaya,
      1988: 30).

             Dalam hal ini De Porter, B, dkk (2000: 85) menyarankan

      “agar pembelajar memperlakukan para pebelajar sesuai dengan gaya




                                        21
belajarnya. Sehingga mereka merasa diperhatikan dan bisa belajar sesuai

      dengan gaya belajarnya”.


             Dengan mengetahui gaya belajar pebelajar, pembelajar dapat
      menyesuaikan gaya atau metode mengajar dengan kebutuhan pebelajar.
      Misalnya, pembelajar menggunakan berbagai metode mengajar yang berbeda,
      sehingga para pebelajar memperoleh sesuatu sesuai dengan gaya belajarnya,
      dan proses pembelajaran berjalan lebih efektif. Untuk dapat memenuhi selera
      gaya belajar pebelajar, pembelajar seyogyanya menguasai ketrampilan
      menggunakan berbagai metode mengajar dan sanggup menjalankan berbagai
      peran, seperti peran sebagai ahli isi, ahli perancang pembelajaran, sumber
      belajar, instruktur, evaluator dan lain-lainnya. Alangkah baiknya, kalau
      pembelajar sanggup memilih metode mengajar yang tepat sesuai dengan gaya
      belajar masing-masing pebelajar dan sanggup menentukan mana bahan yang
      dipakai dalam pembelajaran individual dari mana bahan yang dipakai
      pembelajaran klasikal (Nasution, 1997: 115)


  2) Gaya Belajar Menetukan Cara Belajar

             Sesuai dengan gaya belajarnya, masing-masing pebelajar memiliki
      cara termudah untuk belajar . Mahasiswa bertipe visual, akan memilki cara
      belajar yang berbeda dengan mahasiswa bertipe auditorial, maupun kinestetik,
      dan begitu juga sebaliknya (De Porter dan Hernacki, 2000: 115).

d. Hubungan Gaya Belajar dengan Perolehan Hasil Belajar

   Proses belajar mengajar merupakan proses interaksi antara berbagai faktor

   pendidikan. Faktor-faktor tersebut meliputi pembelajar, pebelajar, kurikulum,

   media, lingkungan dan metode mengajar untuk mencapai tujuan pembelajaran


                                       22
tujuan instruksional atau perolehan belajar. Sebagaimana diketahui bahwa gaya

belajar atau gaya kognitif pebelajar adalah cara yang relatif tetap dan konsisten

yang dilakukan seorang pebelajar dalam menangkap stimulus atau informasi,

cara mengingat, cara berfikir, dan cara memecahkan masalahnya, maka dapat

dikatakan bahwa gaya belajar atau gaya kognitif merupakan salah satu dari

karakteristik pebelajar. Karaktertistik pebelajar dan kualitas pembelajaran,

merupakan dua faktor yang memiliki hubungan erat dan pengaruh terhadap

proses pembelajaran dalam rangka mencapai tujuan pembelajaran, tujuan

instruksional atau perolehan hasil belajar.

Menurut Bloom (1976: 169), “karakteristik pebelajar, memiliki hubungan yang

signifikan dengan perolehan hasil belajar (outcome of learning)”. Karakteristik

pebelajar adalah sifat atau ciri khas yang melekat pada diri pebelajar. Termasuk

karakteristik pebelajar adalah gaya belajar.     “Gaya belajar menentukan cara

belajar yang temudah dan media pembelajaran yang tepat untuk mencapai tujuan

pembelajaran yang telah ditentukan”. (De Porter dan Hernacki, 2000: 115).

Dengan demikian gaya belajar sebagai salah satu bentuk karakteristik pebelajar

secara teoritis berpengaruh terhadap perolehan hasil belajar.




                                      23
3. Hasil Belajar


a. Pengertian Hasil Belajar

   “Proses belajar terjadi saat pebelajar berinteraksi dengan lingkungannya. Hasil,

   keluaran atau outputnya berbentuk perubahan dibidang kognitif, afektif ataupun

   psikomotor. Perubahan itu relatif tetap, karena belajar dapat membentuk keadaan

   yang tetap pada pebelajar. Perubahan yang relatif tetap sebagai akibat atau efek

   belajar ini sering disebut learning outcomes (Gagne, 1975: 39; Bloom, 1976:

   169), yang kemudian diterjemahkan dalam bahasa Indonesia dengan hasil

   belajar”.

   Berbagai pemikiran mengenai taksonomi hasil belajar yang didasarkan pada tipe

   isi mata kuliah telah berkembang dewasa ini. Bloom dkk (dalam Suciati, 1997;

   10) mengklasifikasikan hasil belajar menjadi 3 ranah atau kawasan, yaitu (1)

   ranah kognitif, (2) ranah afektif dan (3) ranah psikomotorik. Ranah kognitif

   meliputi: (1) pengetahuan, (2) pemahaman, (3) penerapan, (4) analisis, (5)

   sintesis dan (6) evaluasi.

   Kawasan afektif menurut Suciati (1997; 10) meliputi : (1) pengenalan, (2)

   pemberian respons, (3) penghargaan terhadap nilai, (4) pengorganisasian dan (5)

   pengalaman.       Adapun     kawasan   psikomotor     meliputi:   (1)   meniru,   (2)

   memanipulasi,      (3)   menetapkan    gerakan,     (4)   mengartikulasi   dan    (5)

   menaturalisasi.




                                          24
Merrill (1983: 285) mengembangkan suatu model pembelajaran yang
   disebut dengan component display theory (CDT). Dalam model ini, hasil
   pembelajaran diklasifikasikan ke dalam 2 dimensi : tingkat unjuk kerja dan tipe
   isi. Klasifikasi ini hanya diterapkan dalam ranah belajar kognitif dimensi tingkat
   unjuk kerja dibagi menjadi 3, yaitu (1) mengingat, (2) menggunakan, (3)
   menemukan. Tipe isi pembelajaran dibedakan menjadi 4, yaitu (1) fakta, (2)
   konsep, (3) prosedur, (4) prinsip.


b. Terapi dan Regulasi Cairan Intravena

          Menurut Potter dan Perry (2005; 1646-1647) Terapi intravena adalah

   salah satu bentuk terapi yang banyak dilakukan di rumah sakit. Terapi ini

   merupakan metode yang efektif dan efisien dalam menyuplai cairan secara

   langsung ke kompartemen cairan intravaskuler. Terapi cairan parenteral

   diorderkan oleh dokter. Perawat bertanggung jawab dalam memberikan terapi.

   Infus cairan intravena (intravenous fluids infusion) merupakan pemberian

   sejumlah cairan ke dalam tubuh, melalui sebuah jarum, ke dalam pembuluh vena

   untuk menggantikan kehilangan cairan atau zat-zat makanan dari tubuh.

c. Peralatan yang digunakan dalam melakukan terapi intravena

  1) Botol infus

            Botol infus dikemas dalam bentuk botol plastik dan botol kaca.

      Tersedia dalam ukuran 50 ml, 100 ml, 250 ml, 500 ml, dan 1000 ml. botol

      digunakan sebagai kemasan adalah suatu ruangan kedap udara yang disegel

      dan berisi larutan nonopirogenik.



                                          25
2) Selang intavena (IV)

          Selang intravena memiliki penusuk dia salah satu ujungnya. Sebuah

   drip chamber, roller clamp dan penghubung di ujung lainnya. Tiap ujung

   ditutup dengan plastik untuk menjaga kesterilannya. Drip chamber berfungsi

   menampung cairan botol infus yang menuju selang. Ada 2 jenis drip chamber

   yaitu macrodrip dan microdrip. Macrodrip digunakan untuk dewasa dengan

   tetesan 10-15 tetes/menit. Sedangkan microdrip digunakan untuk anak-anak

   dengan ukuran 60 tetes/menit. Pada transfuse set terdapat filter pada drip

   chamber yang berfungsi menyaring emboli darah.

3) Tiang infus

   Tiang infus berfungsi sebagai penggantung botol infus.

4) Jarum dan kateter

       Banyak macam jarum dan kateter yang digunakan untuk infus. Antara

lain wing needle, angio needle, venplon, dan abbocath. Alat ini sejenis selang

plastic yang dimasukkan ke dalam vena. Pada butterflyneedle atau jarum

bersayap (wing type needle), sayapnya berfungsi untuk memfiksasi jarum pada

saat dimasukkan ke dalam vena. Ukuran panjang jarum bermacam-macam mulai

dari 1,5cm-3cm dan 25-16 gauge. Semakin besar ukuran gauge diameter jarum

akan semakin kecil. Jarum ukuran 16-18 gauge biasanya untuk dewasa, 20-22

gauge digunakan untuk anak-anak, dan 21-23 gauge biasanya digunakan dalam

prosedur infus dan 19 gauge untuk transfus darah (Potter dan Perry, 1648; 1667).



                                    26
Mengingat kondisi yang ada di lapangan dalam penelitian ini hasil belajar

   yang diukur sebagai indikator adalah hasil belajar untuk mengukur

   ketrampilan memasang infus pada ranah psikomotorik.

                                 4. Motivasi

a. Pengertian Motivasi

          ”Motivasi merupakan dorongan (mis. ide, emosi atau kebutuhan fisik)

   yang menyebabkan seseorang mengambil suatu tindakan” (Potter dan Perry,

   2005; 343).

          Penyelesaian tugas memotivasi didasari oleh kebutuhan seperti
   keberhasilan dan kompetensi. Mahasiswa keperawatan bekerja berulang-ulang
   di laboratorium untuk belajar memberikan injeksi karena motivasi untuk
   menguasai tugas atau ketrampilan. Setelah seseorang berhasil menyelesaikan
   suatu tugas maka orang tersebut biasanya termotivasi untuk mencapai hal
   yang lebih. (Potter dan Perry , 2005; 343).

b. Motivasi untuk Belajar

          Menurut Redman, 1993 ”Pembelajaran bergantung pada motivasi

   untuk belajar, kemampuan untuk belajar dan lingkungan pembelajaran.

   Motivasi mengacu pada keinginan seseorang untuk belajar” (Potter dan Perry,

   2005; 343).

          Selanjutnya Redman juga mengemukakan bahwa ”Kemampuan untuk

   belajar bergantung pada faktor fisik dan kognitif, tingkat perkembangan,

   kesehatan fisik, dan proses berpikir intelektual” (Potter dan Perry, 2005; 343).



                                      27
B. Kerangka Pemikiran

Berdasarkan kajian teori yang telah diuraikan di depan, maka dapat dikemukakan

kerangka berpikir dalam penelitian ini pengaruh penggunaan media pembelajaran

video dan gaya belajar mahasiswa terhadap hasil belajar ketrampilan memasang

infus.

Banyak faktor yang mempengaruhi hasil belajar dalam memasang infus, antara lain

adalah penggunaan media pembelajaran. Pada penelitian ini menggunakan media teks

dan gambar dengan video tentang ketrampilan memasang infus. Penggunaan media

teks dan gambar sesuai dengan standart yang dibuat oleh organisasi perawat yaitu

Persatuan Perawat Nasional Indonesia(PPNI) dan menggunakan video tentang

ketrampilan memasang infus sesuai dengan standart yang dibuat pada teks dan

gambar.

Media pembelajaran berupa teks dan gambar bermanfaat untuk mengembangkan

kemampuan kognitif, afektif dan psikomotor. Media pembelajaran video memiliki

unsur     audio dan visual sehingga dapat memberikan gambaran jelas terhadap

informasi yang disampaikan. Media pembelajaran termasuk buku teks dan video

pembelajaran pemasangan infus dapat membuat proses dalam pembelajaran menjadi

lebih aktif dan pebelajar akan lebih termotivasi untuk belajar sesuai minat dan

kemampuannya, sehingga akan memberikan pengaruh positif terhadap hasil belajar.

Setiap pebelajar memiliki cara sendiri dalam menerima informasi (pesan

pembelajaran). Gaya belajar pebelajar harus dijadikan pertimbangan awal oleh dosen

atau guru dalam menentukan metode mengajar, karena metode mengajar yang baik

                                       28
adalah metode mengajar yang sesuai dengan gaya belajar pebelajar. Sehingga mereka

merasa diperhatikan dan bisa belajar sesuai dengan gaya belajarnya. Karakteristik

pebelajar dan kualitas pembelajaran, merupakan dua faktor yang memiliki hubungan

erat dan pengaruh terhadap proses pembelajaran dalam rangka mencapai tujuan

pembelajaran dan perolehan hasil belajar.

Hasil belajar untuk mengukur ketrampilan memasang infus diukur pada ranah

psikomotorik. Hasil belajar ketrampilan mahasiswa dalam memasang infus

dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu media pembelajaran, motivasi dan

karakteristik pembelajaran yang akan didiskripsikan dan dianalisa dalam bentuk gaya

belajar. Melalui peningkatan motivasi dapat mempengaruhi hasil belajar mahasiswa

dalam ketrampilan memasang infus. Dalam penelitian ini variabel motivasi tidak

diteliti.

                                               Media Pembelajaran Teks &
                                               Gambar VS Media
                                               Pembelajaran Video

            Gaya Belajar Visual,                      Motivasi
            Auditorial dan Kinestetik

                                                Hasil belajar ketrampilan
            Keterangan :                            memasang infus

                   : variabel yang diteliti
                   : variabel tidak diteliti


                                     Gambar 2.1. Kerangka berpikir




                                                 29
C. Hipotesis

       Ada pengaruh penggunaan media pembelajaran video dan gaya belajar

mahasiswa terhadap hasil belajar ketrampilan memasang infus




                                       30
BAB III

                         METODOLOGI PENELITIAN

                        A. Tempat dan Waktu Penelitian

       Penelitian ini dilakukan di kampus STIKES Kendedes Malang program studi

S1 Keperawatan tepatnya di Jl. Panji Suroso No. 6 Malang, dan mulai dilaksanakan

pada minggu ketiga bulan November 2009.

                               B. Desain Penelitian

       Jenis Penelitian ini adalah penelitian analitik. Desain penelitian yaitu studi

eksperimental dengan menggunakan Randomized Controlled Trial (RCT). “Study

eksperimental yang mengalokasikan subyek dengan cara randomisasi disebut

eksperimen randomisasi, atau Randomized Controlled Trial (RCT)“ (Murti, 2008: 6).

Peneliti menerapkan prosedur randomisasi dalam mengalokasikan subjek-subjek

penelitian ke dalam kelompok eksperimental dan kelompok kontrol. “Dengan

randomisasi maka hanya faktor peluang (chance) yang menentukan subyek penelitian

akan terpilih ke dalam kelompok eksperimental atau kelompok control, bukan

kemauan subyek peneliti” (Murti, 2008: 6).

                   C. Populasi, Sampel dan Teknik Sampling

                                   1.    Populasi

a. Populasi Sasaran

          Populasi sasaran dalam penelitian ini adalah seluruh mahasiswa

   S1 Keperawatan di Malang.



                                          31
                                         31
b. Populasi Sumber

           Populasi sumber dalam penelitian ini adalah mahasiswa S1 Keperawatan

   STIKES Kendedes Malang berjumlah 58 mahasiswa.

                                      2.   Sampel

       Dalam penelitian ini yang menjadi sampel penelitian adalah mahasiswa S1

Keperawatan tahun pelajaran 2009/2010 berjumlah 58 mahasiswa.

                                 3.   Teknik Sampling

       Pengambilan sampel dilakukan dengan teknik exhaustive sampling dimana ”

peneliti mengambil semua populasi sumber” (Murti, 2006; 85). Sedangkan untuk

menentukan antara kelompok subyek eksperimen dan kelompok subyek pembanding

dilakukan secara random, hasilnya kelompok subyek A sebagai kelompok

eksperimen yang menggunakan media pembelajaran video memasang infus, dan

kelompok sebyek B sebagai pembanding yang menggunakan media pembelajaran

teks dan gambar memasang infus. Dalam penelitian ini diterapkan kriteria retriksi

(yaitu, inklusi dan eksklusi).

1. Kriteria Inklusi

       Kriteria inklusi dalam penelitian ini adalah :

   a. Mahasiswa yang masuk kuliah dan tidak sakit.

   b. Prosentase absensi perkuliahan minimal 80%.

2. Kriteria Eksklusi

       Kriteria eksklusi dalam penelitian ini adalah :

   a. Mahasiswa tidak kooperatif dan tidak bersedia menjadi responden.

                                           32
b. Mahasiswa yang sudah mendapatkan materi pelatihan tentang ketrampilan

        memasang infus.

        Ukuran sampel dalam penelitian adalah 58 subjek dengan menggunakan

perkiraan ukuran sampel pada analisis multivarians dengan batasan variabel

idependen adalah 15 – 20 subyek. Sedangkan dalam penelitian ini terdiri dari dua

variabel independen sehingga besar ukuran sampel minimal adalah 40 subyek.

                                D. Teknik Pengumpulan Data

                                  1. Instrumen Penelitian

        Instrumen pengukuran variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

a.   Media Pembelajaran Video

     1) Alat ukur : -

     2) Skala pengukuran : Kategorikal

b.   Gaya Belajar

     1) Alat ukur : Kuesioner

            Instrumen gaya belajar : untuk memperoleh data variabel gaya belajar,

        digunakan instrumen berupa kuesioner mengacu pada instrumen yang disusun

        oleh De Porter, Readon, Nourie (2000: 166-167). Mereka belajar terdiri dari 3

        bagian;

     a) Berisi pertanyaan-pertanyaan yang berhubungan visual.

     b) Berisi pertanyaan-pertanyaan yang berhubungan dengan auditorial.

     c) Berisi pertanyaan-pertanyaan yang berhubungan dengan kinestetik.



                                         33
Setiap pertanyaan terdiri dari 12 soal, total pertanyaan 36 soal digunakan

        skala penilaian Likert dengan alternatif jawaban selalu, sering, kadang-

        kadang, jarang dan tidak pernah. Pertanyaan dalam kuesioner ini terdiri dari

        dua jenis yaitu pernyataan positif dan pernyataan negatif. Pemberian skor

        untuk pernyataan positif yaitu: bila jawaban responden selalu maka diberi

        skor 5, sering diberi skor 4, kadang-kadang diberi skor 3, jarang diberi skor 2

        dan tidak pernah diberi skor 1. pemberian skor untuk pernyataan negatif

        sebaliknya, sedangkan kisi-kisi dan kuesioner dapat dilihat pada lampiran 1

        dan 2.

     2) Skala pengukuran : Kategorikal

c.   Hasil belajar

     1) Alat ukur :

            Instrumen tes perolehan hasil belajar : untuk mengumpulkan data variabel

        hasil belajar perlu dikembangkan pada hasil belajar. Pengembangan alat tes

        pengetahuan dan ketrampilan memasang infus yang dibuat oleh institusi

        STIKES Kendedes Malang berupa lembar observasi dan mengacu pada

        pedoman standart keperawatan oleh organisasi profesi perawat (PPNI).

        Sasaran belajar tersebut mengacu pada format taksonomi Bloom yaitu:

       a) Mengkaji pedoman pembelajaran pemasangan infus

       b) Menyusun item tes dengan mengacu pada sasaran belajar yang merupakan

           tujuan pengajaran topik bahasan tentang strategi pembelajaran pemasangan



                                          34
infus. Contoh instrumen evaluasi hasil belajar ketrampilan memasang infus

          dapat dilihat pada lampiran 3

   2) Skala pengukuran : Kontinu


                                    2. Uji Instrumen

       Instrumen gaya belajar ini     sudah dilakukan uji coba kepada 20 orang

responden pada tanggal 19 november 2009 di Prodi DIII Keperawatan. Uji coba

dilakukan untuk mengetahui validitas dan reabilitas instrument. Uji validitas

dilakukan dengan menggunakan rumus Product Moment dari Pearson yang dibantu

dengan menggunakan Program statistik SPSS. Data yang akan di uji validitas dan

reabilitas selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 4. Hasilnya dapat diketahui

bahwa dari 36 item soal semuanya valid, selengkapnya lihat lampiran 5. Untuk hasil

uji reabilitas menggunakan rumus alpha cronbach’s dan hasilnya mempunyai nilai r

= 0.75 (Penghitungan selengkapnya lihat lampiran 6).

       Instrumen tes perolehan hasil belajar ketrampilan memasang infus berupa

ceklis dan tidak diuji cobakan karena instrumen yang digunakan di Program studi S1

Keperawatan STIKes Kendedes sudah mengacu pada standar operasional prosedur

yang dibuat oleh organisasi perawat yaitu PPNI. Peneliti meminta ijin kepada

pimpinan Prodi S1 Keperawatan untuk menggunakan instrumen tersebut.




                                          35
E. Kerangka Penelitian

                                 Mahasiswa S1                    Populasi
                                 Keperawatan                     Sasaran

                                 Mahasiswa                    Populasi
                            S1Keperawatan STIKES              Sumber
                                                            Exhaustive
                                    Sampel :                Sampling
                                mahasiswa tingkat I
                                                                     Randomisasi


  Tes              Kelompok                   Kelompok Kontrol         Tes gaya
  gaya             Eksperimen                   (Non Video)             belajar
 belajar            (Video)                        n=29

                                  Pengukuran
                                    Variabel
                                Ketrampilan Infus
                               Analisa Regresi
                             Linier Ganda dan Uji
                                       t

                                   Interpretasi
                                       dan
                                   Kesimpulan

                           Gambar 3.1 Kerangka penelitian

       Dalam penelitian eksperimen RCT tersebut, populasi penelitiannya adalah

seluruh mahasiwa S1 Keperawatan dan populasi sumbernya adalah mahasiswa S1

Keperawatan STIKES Kendedes Malang, dan dilakukan pencuplikan dengan teknik

exhaustive sampling dimana sampel yang digunakan adalah seluruh mahasiswa

tingkat I berjumlah 58 mahasiswa, kemudian peneliti melakukan randomisasi untuk

menentukan kelompok eksperimen (video) 29 mahasiswa dan kelompok kontrol (teks

dan gambar) 29 mahasiswa dan dari kelompok eksperimen dan kelompok kontrol

                                        36
diberikan tes gaya belajar terhadap subyek penelitian yaitu tes gaya belajar visual,

auditorial dan kinestetik. Kelompok eksperimen diberikan kegiatan pembelajaran

dengan media video tentang ketrampilan memasang infus dan kelompok kontrol

diberikan pembelajaran dengan media teks dan gambar ketrampilan memasang infus

dengan dilakukan sebanyak 5 kali dengan alokasi waktu 2x50 menit, kemudian

dilakukan post tes dengan menggunakan lembar observasi kerampilan memasang

infus dari institusi yang sudah sesuai standart keperawatan yang dibuat oleh

organisasi profesi perawat yaitu Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) dan

hasil tersebut dianalisa dengan regresi linier ganda dan diuji dengan uji t. Hasilnya

diinterpretasikan dan dibuat kesimpulan.

                  F.      Variabel Penelitian dan Definisi Operasional

                              1. Variabel independen

Variabel independen dalam penelitian ini adalah media pembelajaran video.

a. Definisi konsep :

    1) Media pembelajaran : media pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat

       digunakan untuk menyalurkan pesan (bahan pembelajaran), sehingga dapat

       merangsang perhatian, minat, pikiran dan perasaan pebelajar dalam kegiatan

       pembelajaran untuk mencapai pembelajar tertentu.

       2) Video : video merupakan media pendidikan menjadi satu dengan bahasan

           tentang film dalam kaitannya dengan pendidikan.




                                           37
b. Definisi operasional:

    1) Media Pembelajaran adalah alat bantu pembelajaran untuk menyajikan

       dan memperjelas informasi.

    2) Video adalah jenis dari media pembelajaran yang memperlihatkan gambar

       bergerak dan suara tentang prosedur memasang infus.

                           2. Variabel dependen

Variabel dependen dalam penelitian ini adalah hasil belajar ketrampilan

memasang infus.

a. Definisi konsep :

   Perubahan yang relatif tetap sebagai akibat atau efek belajar

b. Definisi operasional:

   Merupakan gambaran tentang penguasaan mahasiswa pada pengetahuan dan

   ketrampilan tindakan pemasangan infus dengan indikator : persiapan bahan ,

   persiapan alat, pelaksanaan (cuci tangan, desinfektan, penusukan intravena,

   fiksasi, dokumentasi)

                             3. Faktor perancu

Faktor Perancu dalam penelitian ini adalah gaya belajar.

a. Definisi konsep :

   Cara yang terus menerus tetap bagi masing-masing pebelajar.




                                     38
b. Definisi operasional:

   Cara belajar dari masing-masing individu mahasiswa yang berperan lebih

   dominan dalam menyerap informasi atau pesan pada saat proses

   pembelajaran.

   1) Gaya belajar visual dengan ciri : teratur, memperhatikan segala sesuatu,

       menjaga penampilan, mengingat       dengan     gambar,     lebih    suka

       membaca     daripada dibacakan, membutuhkan gambaran dan tujuan

       menyeluruh, menangkap secara detail, dan mengingat apa yang dilihat.

   2) Gaya belajar auditorial dengan ciri : perhatiannya mudah terpecah,

       berbicara dengan pola berirama, belajar dengan cara mendengarkan,

       menggerakkan bibir atau bersuara saat membaca, berdialog secara internal

       dan eksternal.

   3) Gaya belajar kinestetik dengan ciri : berbicara dekat dengan seseorang dan

       perlahan, selalu berorientasi pada fisik dan banyak bergerak, belajar

       melalui manipulasi dan praktek, banyak menggunakan isyarat tubuh.




                                    39
G. Uji Persyaratan Analisis

       Telah dilakukan tes diagnostik tentang pemenuhan asumsi penggunaan model

analisis regresi linier, meliputi normalitas residu, heteroskedastisitas, multi-

kolinieritas, dan mis-spesifikasi variabel sebagai berikut:

1. Normalitas residu

       Secara empirik, gangguan atau error (ut) dimanifestasikan sebagai selisih

antara data variabel dependen yang teramati dengan variabel dependen yang

terprediksi oleh persamaan regresi. Oleh karena itu, gangguan atau error seringkali

disebut sebagai kesalahan prediksi atau residual

       Gambar 3.2 menunjukkan bahwa disribusi frekuensi dari residu dalam analisis

regresi linier sangat mendekati distribusi normal. Hasil selengkapnya dapat dilihat

pada lampiran 7.

                                        Density

                       .039025
             Density




                       .000659
                             -24.6421                                       29.214
                                                              Residuals
                                                  Kernel Density Estimate



                       Gambar 3.2 Normalitas (Kernel density) distribusi residual
                                  dalam          analisis regresi linier tentang
                                  pengaruh media pembelajaran dan gaya belajar
                                  terhadap ketrampilan pasang infus

                                                               40
2. Heteroskedastisitas

       Jika β ternyata signifikan secara statistik, maka dikatakan bahwa dalam data

tersebut terjadi heteroskedastisitas; dan apabila tidak signifikan, maka dikatakan data

tersebut terjadi homoskedatisitas. Hasil tes Cook-Weisberg untuk menguji

heteroskedastisitas residu memberikan hasil X2(1)= 0.62, dan p= 0.432. Jadi

perbedaan sebaran nilai-nilai residu dalam analisis regresi linier ini dengan keadaan

homoskedastisitas secara statistik tidak signifikan, hasil selengkapnya dapat dilihat

pada lampiran 7.

3. Multikolinieritas

       Tabel dibawah ini menunjukkan, perhitungan VIF menghasilkan VIF masing-

masing variabel, maupun mean VIF kurang dari 5-10, jadi analisis regresi linier ini

tidak menunjukkan multikolinieritas, apabila hasilnya melebihi 10 menunjukkan

multikolinieritas.

Tabel 3.1 Nilai VIF untuk mengevaluasi multikolinieritas
Variabel                   VIF                             1/VIF
Kinestetik                 1.05                            0.95
Auditorial                 1.05                            0.95
Media                      1.00                            0.99
Mean VIF                   1.04


4. Mis-spesifikasi




                                          41
Hasil tes Ramsey untuk menguji kemungkinan variabel-variabel penting

disingkirkan dalam analisis regresi linier memberikan F(2,49)= 0.72, dan p= 0.490.

Jadi hipotesis nol bahwa tidak terdapat variable-variabel penting yang disingkirkan

tidak bisa ditolak. Dengan kata lain, tidak terdapat variabel-variabel penting yang

disingkirkan dalam model analisis regresi linier tersebut. Hasil selengkapnya pada

lampiran 7.

                                   H. Teknik Analisis Data

     Dalam penelitian ini “model analisis yang digunakan untuk menghubungkan

variabel satu dengan variabel lainnya adalah: analisis regresi linier ganda” (Murti,

2008; 7) sebagai berikut :

     Y = a + b1X1 + b2X2

keterangan:
Y       = ketrampilan memasang infus (skor)

a       = konstanta

b       = koefisien regresi (hasil uji statistik)

X1      = media pembelajaran (0 = teks dan gambar; 1 = video)

X2      = gaya belajar mahasiswa (0 = visual; 1 = auditorial; 2 = kinestetik)

Kemaknakan statistik pengaruh masing-masing variabel (b) diuji dengan uji t.




                                             42
I. KEGIATAN PENELITIAN

         Rancangan kegiatan penelitian ini secara garis besar dibagi menjadi tiga

tahap:

a. Tahap persiapan yang meliputi penyusunan proposal, pembuatan instrumen

   penelitian, pengambilan sampel, perijinan dan uji coba instrumen penelitian mulai

   bulan September – November 2009.

b. Tahap pelaksanaan pengumpulan data mulai bulan Januari 2010.

c. Tahap analisis data dan penulisan laporan penelitian dilaksanakan bulan Januari –

   Februari 2010.




                                        43
BAB IV

                            HASIL DAN PEMBAHASAN

                                A. Hasil Penelitian

                     1. Deskripsi Karakteristik Umum Responden

       Responden yang terpilih sebagai sampel adalah mahasiswa sarjana

keperawatan Stikes Kendedes Malang dengan jumlah 58 orang sesuai dengan kriteria

inklusi dalam penelitian yaitu mahasiswa yang masuk kuliah dan prosentase absensi

perkuliahan minimal 80%, sehingga jumlah sampel penelitian menjadi 55 orang yaitu

28 orang sebagai kelompok perlakuan dan 27 orang sebagai kelompok kontrol.

Karakteristik umum responden meliputi jenis kelamin.

Tabel 4.1. Distribusi responden berdasarkan jenis kelamin

Jenis kelamin       Perlakuan               Kontrol          Jumlah    Persentase
                Jumlah    Persentase   Jumlah   Persentase

Laki - laki     11         39.29%      11        40.74%      22         40%
Perempuan       17         60.71%      16        59.26%      33         60%
Jumlah          28        100%         27       100%         55        100%

       Berdasarkan Tabel 4.1, dapat digambarkan bahwa menurut jenis kelamin,

responden terbanyak berjenis kelamin perempuan yaitu 33 responden (60%), terdiri

dari 17 responden (60.71%) sebagai kelompok perlakuan dan 16 responden (59.26%)

sebagai kelompok kontrol.


                                         44
2. Pengujian Hipotesis
                                   44
a. Uji perbedaan penggunaan media teks dan gambar dengan video terhadap hasil

    belajar ketrampilan memasang infus.


       Pengujian hipotesis dalam penelitian ini menggunakan uji t dengan bantuan

perangkat lunak SPSS (versi 17.0) antara kelompok teks dan gambar dengan

kelompok video, data yang akan diuji t selengkapnya lihat lampiran 8. Hasil uji t

dapat dilihat pada lampiran 9 . Dibawah ini dapat dilihat perbedaan pada gambar

boxplot antara kelompok teks dan gambar dengan kelompok video.




                   Gambar 4.1 Boxplot perbedaan rata-rata ketrampilan
                              infus antara kelompok teks+ gambar dan
                              kelompok video


                                          45
Berdasarkan boxplot pada gambar 4.1 dapat dilihat terdapat perbedaan hasil

belajar ketrampilan memasang infus pada kelompok teks dan gambar dengan

kelompok video. Nilai rata-rata ketrampilan memasang infus pada kelompok media

pembelajaran video lebih tinggi dibandingkan dengan kelompok media pembelajaran

teks dan gambar. Terdapat 2 nilai outlier pada kelompok teks dan gambar yaitu data

yang terdapat di luar boxplot dan menunjukkan adanya data yang keluar dari data

yang aneh, penanganan yang dapat dilakukan pada outlier yaitu membuangnya

karena dianggap akan mengganggu kegiatan analisis selanjutnya.

b. Uji perbedaan gaya belajar mahasiswa terhadap hasil belajar ketrampilan

    memasang infus.

       Pengujian hipotesis dalam penelitian ini menggunakan uji t dengan bantuan

perangkat lunak SPSS (versi 17.0) antara gaya belajar visual, auditorial dan kinestetik

data yang akan diuji t selengkapnya lihat lampiran 8. Hasil uji t dapat dilihat pada

lampiran 9. Dibawah ini dapat dilihat perbedaan pada gambar boxplot antara

kelompok gaya belajar visual, auditorial, dan kinestetik.




                                       46
                 Gambar 4.2 Boxplot perbedaan ketrampilan infus antara
                            kelompok gaya belajar visual, auditorial,
                            dan kinestetik
Berdasarkan boxplot pada gambar 4.2 dapat dilihat terdapat perbedaan hasil

belajar ketrampilan memasang infus pada kelompok gaya belajar visual, auditorial

dan kinestetik. Nilai rata-rata ketrampilan memasang infus pada kelompok gaya

belajar auditorial lebih tinggi dibandingkan dengan kelompok gaya belajar visual dan

kinestetik. Terdapat 2 nilai outlier pada kelompok gaya belajar kinestetik yaitu data

yang terdapat di luar boxplot dan menunjukkan adanya data yang keluar dari data

yang aneh, penanganan yang dapat dilakukan pada outlier yaitu membuangnya

karena dianggap akan mengganggu kegiatan analisis selanjutnya.

c. Analisis uji hipotesis pengaruh penggunaan media pembelajaran video dan gaya

    belajar mahasiswa terhadap hasil belajar ketrampilan memasang infus.


       Analisis yang digunakan untuk menghubungkan variabel satu dengan variabel

lainnya adalah analisis regresi linier ganda dengan menggunakan bantuan perangkat

lunak SPSS (versi 17.0) Data yang akan dianalisis selengkapnya lihat lampiran 8.

Hasil analisis dapat dilihat pada lampiran 9. Dibawah ini merupakan tabel hasil

analisis regresi linier ganda tentang pengaruh media pembelajaran dan gaya belajar

terhadap ketrampilan memasang infus..




                                         47
Tabel 4.1 Hasil analisis regresi linier ganda tentang pengaruh media pembelajaran
          dan gaya belajar terhadap ketrampilan memasang infus
        Variabel Independen           b       t     p      Confidence Interval 95%
                                                          Batas Bawah Batas Atas
        Media pembelajaran
         - Teks + Gambar             0      -       -            -              -
         - Video                   6.64 2.34 0.023              0.93          12.35
        Gaya belajar
         - Visual                    0     -       -             -              -
         - Auditorial              6.38 1.62      0.111        -1.51          14.29
         - Kinestetik            - 0.90 -0.25     0.81         -8.21           6.41

          Konstanta             70.70   30.70    0.000          66.08           75.32
          n = 55
          R2 = 9.84%
          p = 0.041


          Terdapat pengaruh penggunaan video terhadap peningkatan ketrampilan

memasang infus. Mahasiswa yang mendapatkan media pembelajaran video rata-rata

memiliki ketrampilan memasang infus 6.64 unit lebih tinggi dari pada teks dan

gambar, dan perbedaan itu secara statistik signifikan (b=6.64; CI 95%=0.93 hingga

12.35).

      Tidak terdapat pengaruh gaya belajar terhadap peningkatan ketrampilan

memasang infus. Mahasiswa dengan gaya belajar auditorial rata-rata memiliki

ketrampilan memasang infus 6.38 unit lebih tinggi dari pada visual, dan perbedaan itu

secara statistik tidak signifikan (b=6.38; CI 95%= −1.51 hingga 14.29) dan

mahasiswa dengan gaya belajar kinestetik rata-rata ketrampilan memasang infus



                                         48
−0.90 unit lebih rendah dari visual, dan perbedaan itu secara statistik tidak signifikan

(b= −0.90; CI 95%= −8.21 hingga 6.41).

      Terdapat pengaruh penggunaan media pembelajaran video dan gaya belajar

mahasiswa terhadap hasil belajar ketrampilan memasang infus, pengaruh tersebut

secara statistik signifikan (b=6.64; p=0.041; R2=9.84%) Penghitungan selengkapnya

pada lampiran 9.

                                     B. Pembahasan


1. Pengaruh penggunaan media pembelajaran video dan gaya belajar mahasiswa

    terhadap hasil belajar ketrampilan memasang infus.


       Berdasarkan hasil analisis didapatkan mahasiswa yang mendapatkan media

pembelajaran video rata-rata memiliki ketrampilan memasang infus 6.64 unit lebih

tinggi dari pada teks dan gambar dan sesuai dengan hipotesis yaitu terdapat pengaruh

penggunaan video terhadap peningkatan ketrampilan memasang infus dan secara

statistik signifikan (p=0.023) hal ini dikarenakan dengan media pembelajaran video

mahasiswa lebih mudah memahami tentang gambaran yang jelas terhadap informasi

yang disampaikan dan dapat mengulangi lagi gerakan-gerakan yang belum dipahami

oleh mahasiswa. Dengan adanya media pembelajaran video mahasiswa juga akan

lebih mudah mendapatkan isi materi        ketrampilan laboratorium secara utuh dan

tersusun sesuai dengan buku panduan kompetensi. Anderson (1983; 104) menyatakan

bahwa “video merupakan media yang tepat untuk memperlihatkan contoh

ketrampilan yang menyangkut gerak”. Sesuai dengan penelitian yang telah dilakukan


                                          49
oleh Ebner (1984; 29) bahwa “video dapat menghemat waktu belajar sebanyak 43%

dari waktu yang disediakan untuk mencapai tujuan pembelajaran yang ditetapkan”.

Hasil penelitian yang telah dilakukan Bosco (1984; 15) juga menunjukkan bahwa

“pembelajaran dengan menggunakan video perbedaan individu diantara para siswa

yang lemah dapat mempelajari konsep tersebut dengan memutar kembali dan

memperlambat gerakan” untuk itu dapat disimpulkan bahwa video dapt membantu

mahasiswa dalam mencapai tujuan belajar, semakin konkrit pengalaman yang

diberikan akan lebih menjamin terjadinya proses belajar.

       Sedangkan gaya belajar auditorial rata-rata memiliki ketrampilan memasang

infus 6.38 unit lebih tinggi dari pada visual, dan perbedaan itu secara statistik tidak

signifikan (p=0.111) dan mahasiswa dengan gaya belajar kinestetik rata-rata

ketrampilan memasang infus −0.90 unit lebih rendah dari visual, dan perbedaan itu

secara statistik tidak signifikan (p=0.81), hal ini kemungkinan disebabkan masing-

masing individu memiliki cara sendiri dalam menerima informasi. Ada mahasiswa

yang menyukai cara belajar visual, ada yang lebih menyukai cara belajar mendengar

dan ada yang lebih suka berkolaborasi atau berdiskusi dengan teman-temannya.

Seharusnya gaya belajar ini dapat juga dipertimbangkan awal oleh dosen atau guru

dalam menentukan metode mengajar, karena metode yang baik adalah metode

mengajar yang sesuai dengan masing-masing gaya belajar mahasiswa dalam hal

penyerapan informasi. De Porter, B, dkk (2000;85) menyarankan “agar pembelajara

memperlakukan para pebelajar sesuai dengan gaya belajarnya. Sehingga mereka

merasa diperhatikan dan bisa belajar sesuai dengan gaya belajarnya. Oleh karena itu

                                          50
seyogyanyalah pembelajar menggunakan metode dan prosedur yang bervariasi, agar

seluruh pebelajar merasa diperhatikan dan terbantu dalam upaya mencari, menyerap,

mengolah dan mengatur informasi (Sastrawijaya, 1988; 30).

       Sehingga dari hasil analisis didapatkan terdapat pengaruh penggunaan media

pembelajaran video dan gaya belajar mahasiswa terhadap hasil belajar ketrampilan

memasang infus, pengaruh tersebut secara statistik signifikan (p=0.041; R2=9.84%).

Hal ini jelas bahwa media video merupakan media pendidikan yang memiliki unsur

audio dan visual, unsur suara dan visual juga lebih dominan sehingga dapat

memberikan gambaran yang lebih jelas terhadap informasi yang disampaikan.

Kelebihan dari penggunaan media video sendiri antaralain dapat menunjukkan

kembali   gerakan-gerakan   dengan   menggunakan     efek   tertentu   yang   dapat

mempengaruhi proses belajar mahasiswa. Sesuai dengan teori yang diungkapkan oleh

Sadiman 2002;75 bahwa kelebihan video adalah dapat menarik perhatian penonton,

demonstrasi yang sulit bisa dipersiapkan dan direkam sebelumnya sehingga

penyajiannya menghemat waktu dan rekaman dapat diputar berulang-ulang.

Sedangkan menurut Dale, 1956, dikutip dari Anitah, 2008; 55 mengatakan

”pengalaman manusia digambarkan sebagai suatu kerucut, yang dimulai dari

pengalaman langsung sampai dengan pengalaman yang paling abstrak yaitu belajar

melalui lambang kata – kata”. Sehingga ”jika pengalaman belajar semakin menuju

tingkat konkrit maka hasil yang dicapai akan semakin tinggi” (Dale dalam Anitah

2008; 56-60).



                                       51
Karakteristik pebelajar dan kualitas pembelajaran memiliki hubungan yang

erat dalam proses pembelajaran untuk mencapai tujuan pembelajaran dan perolehan

hasil belajar. Sesuai dengan teori yang diungkapkan oleh Degeng, 2000; 12 bahwa

Suatu media hanya dapat dikatakan memiliki keunggulan dibandingkan media

pembelajaran lainnya bila ia digunakan oleh pebelajar yang memiliki karakteristik

(termasuk gaya belajar) sesuai dengan rangsangan yang ditimbulkan oleh media

pembelajaran tersebut. Dengan demikian, media pembelajaran (termasuk didalamnya

buku teks dan video pembelajaran pemasangan infus) dapat membuat proses

pembelajaran menjadi proses yang aktif, dan pebelajar lebih termotivasi untuk belajar

menurut minat dan kemampuannya (Sadiman, dkk, 2002). Hal ini akan membuat

proses pembelajran menjadi lebih efektif dan berpengaruh positif terhadap perolehan

belajar.




                                          52
BAB V

                    KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

                                    A. Kesimpulan

       Berdasarkan kajian teori yang didukung adanya hasil analisis serta mengacu

perumusan masalah yang telah diutarakan dimuka, maka dapat disimpulkan bahwa

terdapat pengaruh penggunaan media pembelajaran video terhadap hasil belajar

ketrampilan memasang infus pada mahasiswa S1 Keperawatan, pengaruh tersebut

secara statistik signifikan (b=6.64; p=0.023) dan tidak terdapat pengaruh gaya belajar

terhadap hasil belajar ketrampilan memasang infus, pengaruh tersebut secara statistik

tidak signifikan (b=6.38; p=0.111) sehingga hasil analisis regresi linier ganda adalah

terdapat pengaruh penggunaan media pembelajaran video dan gaya belajar

mahasiswa terhadap hasil belajar ketrampilan memasang infus, pengaruh tersebut

secara statistik signifikan (b=6.64; p=0.041).

                                       B. Implikasi

       Dari    kesimpulan    diatas,    untuk    mengantisipasi   permasalahan   yang

kemungkinan akan muncul maka, dalam pembenahan kualitas pembelajaran, perlu

diterapkan penggunaan media pembelajaran video di laboratoium yang berisi tentang

kompetensi di keperawatan sesuai dengan stándar operasional prosedur dari PPNI dan

tim dosen diharapkan mengetahui karakteristik dari masing-masing peserta didik agar



                                           53
tujuan pembelajaran dapat tercapai dengan maksimal sehingga dapat meningkatkan

hasil belajar.



                                      C. Saran
                                         53
    1. Bagi institusi pendidikan, sebaiknya menyediakan fasilitas berupa pembuatan

        video tetang ketrampilan kompetensi, menyediakan VCD dan televisi di

        laboratorium agar tujuan pembelajaran dapat tercapai.

    2. Bagi dosen pengajar, sebaiknya menggunakan media pembelajaran video

        sebagai peningkatan mutu ketrampilan dalam memasang infus.




                                         54
DAFTAR PUSTAKA


AECT, Task Force. 1977. The definition of educational technology. Jakarta: CV.
      Rajawali.

Anderson, R N. 1986. Pemilihan dan pengembangan media untuk pembelajaran .
       Jakarta: Rajawali Pers.

Anitah S. 2008. Media Pembelajaran. Surakarta: LPP UNS dan UNS Press.

Bloom, B.S. 1976. Human characteristics and school learning. New York: Mc.Graw
       Hill Book Company

Brown, A.L. 1975. Learning to learn: on training students to learn from texs
       educational research. February.

Degeng, I N. S. 1989. Desain pembelajaran: teori dan praktek. Malang:
       Penyelenggaraan Pendidikan Pascasarjana Proyek Peningkatan Perguruan
       Tinggi IKIP Malang.

______________. 2000. Media pembelajaran: Diktat Palatihan Pekerti menuju
       pribadi.

Dembo, M.H. 1981 .Teaching for learning : applying educational psychologyin the
       classroom. California: Goodyear Publising Company Inc. Santa Monica.

De Porter, B., Reardon, M.& Nourie, L. 2000. Quantum teaching. Bandung: Mizan
        Media Utama.

De Porter, B. & Hernacky, M. 2000. Quantum learning. Bandung: Mizan Media
        Utama.

Gagne, R.M.1975. Essentials of learning for instruction. New York : Holf, Rinehart
        and Winston.

Gagne, R.M., Brigss,L.J, and Wager,W.W. 1988. Principles of instruction design.
       New York: Holt Reinehard and Winston.


                                       55
Halis,F. 2006. Pengaruh media pembelajaran dan gaya belajar mahasiswa terhadap
         perolehan belajar. Tesis tidak diterbitkan. Malang; Program Pascasarjana
         Universitas Negeri Malang.

Heinich, R.,Molenda, M., & Russel, J.D. 1993. Instructional media and the new
        tec. instruction. New York: John Wiley and Sons.

Ibrahim, Sihkabuden, Suprijanta, dan Kustiawan, U. 2000. Perencanaan penggunaan
        media pembelajaran. Malang Lembaga Pengembangan Pendidikan Dan
                                    55
        Pembelajaran (LP3) Universitas Negeri Malang.

Latuheru, J.D. 1988. Media pembelajaran. Jakarta: Depdikbud Dikti PPLPTK.

Meriril, M.D. 1983. Component display theory. an article in intructional-design
         theories and models: an overview of their curent status. Editet by Charles
         M.Reigeluth. New Jersey: Lawrence Erelbaum Associates Publisher
         Hillsdale.

Miarso, Y. 1984. Tehnologi komunikasi pendidikan. Jakarta: CV. Rajawali.

Moelyadi P. 2006. Efek desain pesan multimedia esensial, eduktif, dan redudan serta
       literasi visual dan verbal terhadap kemampuan retensi dan transfer.
       Disertasi tidak diterbitkan. Malang: Program pasca sarjana UNM.

Murti B. 2006. Desain dan ukuran sampel untuk penelitian kuantitatif dan kualitatif
        di bidang kesehatan. Yogyakarta : Gadjah Mada University Press.

_______. 2008. Metodologi riset epidemiologi. Modul dalam Mengajar di Program
       Magister Kedokteran Keluarga/ Magister Gizi. Universitas Sebelas Maret.

Nasution, S.1997. Berbagai pendekatan dalam proses belajar dan mengajar. Jakarta:
        Bumi Aksara.

Potter, P.A., Perry, A. 2005. Fundamental keperawatan. Jakarta: EGC.

Sadiman, A.S., Rahardjo, R., Haryono, A., dan Rahardjito. 2002. Media pendidikan
       pengertian, pengembangan dan pemanfaatan. Jakarta: PT. Raja Grafmdo.

Sastrawijaya,T. 1988. Proses belajar mengajar di perguruan tinggi. Jakarta
        :Dekdikbud Dirjen Dikti.P2LPTK.

Subagio A. 2006. Pengembangan media pembelajaran fisika berbasis multimedia
        animasi pokok bahasan momentum linear dan impils untuk siswa SMA kelas



                                        56
XI. Skripsi tidak diterbitkan. Malang: Fakultas Matematika dan Ilmu
        Pengetahuan Alam Universitas Negeri Malang

Suciati. 1997. Taksonomi tujuan nstructional. Sebuah artikel/Makalah dalam
         Mengajar di Perguruan Tinggi Program Aplied Aproach. Buku Satu. Jakarta:
         Pusat antar Universitas untuk Peningkatan dan Pengembangan aktivitas
         Instruksional dirjen Dikti Depdikbud.

Sujana. 1995. Penilaian hasil proses belajar mengajar. Jakarta : PT Raja Grafindo
        Persada.

Suyanto. 2004. Analisis dan desain aplikasi multimedia untuk pemasaran.
        Yogyakarta: Andi.

Schunk, D.H. 1991. Learning theories : an uducational perspectiva. New Cork :
        Macmillan Publising Company.

Sleeman, P.J., cobun, T.C., and Rockwell, D.M, 1979. Instructional media and
       technology: a guide to accountable learning systems. New York: Longman
       Inc. Associated Companies, Branches, and Representative Throughout the
       World.




                                       57
Tesis media 5
Tesis media 5
Tesis media 5
Tesis media 5
Tesis media 5
Tesis media 5
Tesis media 5
Tesis media 5
Tesis media 5
Tesis media 5
Tesis media 5
Tesis media 5
Tesis media 5
Tesis media 5
Tesis media 5
Tesis media 5
Tesis media 5
Tesis media 5
Tesis media 5
Tesis media 5
Tesis media 5
Tesis media 5
Tesis media 5
Tesis media 5
Tesis media 5
Tesis media 5
Tesis media 5
Tesis media 5
Tesis media 5
Tesis media 5
Tesis media 5
Tesis media 5
Tesis media 5
Tesis media 5
Tesis media 5
Tesis media 5
Tesis media 5

More Related Content

What's hot

fisika kelas x sma/ma
fisika kelas x sma/mafisika kelas x sma/ma
fisika kelas x sma/mamahboeba
 
Penjasorkes sekolah dasar_mi_kelas_ii_kelas_2_agus_suyanto_endang_widiharti_j...
Penjasorkes sekolah dasar_mi_kelas_ii_kelas_2_agus_suyanto_endang_widiharti_j...Penjasorkes sekolah dasar_mi_kelas_ii_kelas_2_agus_suyanto_endang_widiharti_j...
Penjasorkes sekolah dasar_mi_kelas_ii_kelas_2_agus_suyanto_endang_widiharti_j...rara_saraswati
 
Analisis pendapatan industri ayam potong
Analisis pendapatan industri ayam potongAnalisis pendapatan industri ayam potong
Analisis pendapatan industri ayam potongyogieardhensa
 
Kelas1 senang belajar_pendidikan_jasmani_olahraga_dan_kesehatan_1066
Kelas1 senang belajar_pendidikan_jasmani_olahraga_dan_kesehatan_1066Kelas1 senang belajar_pendidikan_jasmani_olahraga_dan_kesehatan_1066
Kelas1 senang belajar_pendidikan_jasmani_olahraga_dan_kesehatan_1066IAIN Pekalongan
 
Fisika kls-2-setya-n
Fisika kls-2-setya-nFisika kls-2-setya-n
Fisika kls-2-setya-nIlham W'ie
 
BSE Fisika Mudah dan Sederhana SMA Kelas XI Sarwono
BSE Fisika Mudah dan Sederhana SMA Kelas XI Sarwono BSE Fisika Mudah dan Sederhana SMA Kelas XI Sarwono
BSE Fisika Mudah dan Sederhana SMA Kelas XI Sarwono Murid Mengajar
 
Kelas 1 sma_fisika_joko_sumarno
Kelas 1 sma_fisika_joko_sumarnoKelas 1 sma_fisika_joko_sumarno
Kelas 1 sma_fisika_joko_sumarnoIlham W'ie
 
Buku BSE Kelas 06 sd pendidikan agama islam dan budi pekerti guru
Buku BSE Kelas 06 sd pendidikan agama islam dan budi pekerti guruBuku BSE Kelas 06 sd pendidikan agama islam dan budi pekerti guru
Buku BSE Kelas 06 sd pendidikan agama islam dan budi pekerti guruFarahYudian
 
Buku Fisika Kelas 2 sma_fisika_sarwono
Buku Fisika Kelas 2 sma_fisika_sarwonoBuku Fisika Kelas 2 sma_fisika_sarwono
Buku Fisika Kelas 2 sma_fisika_sarwonoArif Wicaksono
 
Ilmu pengetahuan alam_2_kelas_2_sarjati_purwo_s_triyatno_suwarmin_tri_sunarni...
Ilmu pengetahuan alam_2_kelas_2_sarjati_purwo_s_triyatno_suwarmin_tri_sunarni...Ilmu pengetahuan alam_2_kelas_2_sarjati_purwo_s_triyatno_suwarmin_tri_sunarni...
Ilmu pengetahuan alam_2_kelas_2_sarjati_purwo_s_triyatno_suwarmin_tri_sunarni...'Cha' Liza
 
18 skripsi-upaya-meningkatkan-hasil-belajar-passing-bolabasket-melalui-pendek...
18 skripsi-upaya-meningkatkan-hasil-belajar-passing-bolabasket-melalui-pendek...18 skripsi-upaya-meningkatkan-hasil-belajar-passing-bolabasket-melalui-pendek...
18 skripsi-upaya-meningkatkan-hasil-belajar-passing-bolabasket-melalui-pendek...nasrun gayo
 
Skripsi reza wibowo
Skripsi reza wibowoSkripsi reza wibowo
Skripsi reza wibowoZona Likerz
 
Berita acara dan daftar hadir pas 20212022
Berita acara dan daftar hadir pas 20212022Berita acara dan daftar hadir pas 20212022
Berita acara dan daftar hadir pas 20212022juna48
 

What's hot (19)

fisika kelas x sma/ma
fisika kelas x sma/mafisika kelas x sma/ma
fisika kelas x sma/ma
 
Penjasorkes sekolah dasar_mi_kelas_ii_kelas_2_agus_suyanto_endang_widiharti_j...
Penjasorkes sekolah dasar_mi_kelas_ii_kelas_2_agus_suyanto_endang_widiharti_j...Penjasorkes sekolah dasar_mi_kelas_ii_kelas_2_agus_suyanto_endang_widiharti_j...
Penjasorkes sekolah dasar_mi_kelas_ii_kelas_2_agus_suyanto_endang_widiharti_j...
 
Analisis pendapatan industri ayam potong
Analisis pendapatan industri ayam potongAnalisis pendapatan industri ayam potong
Analisis pendapatan industri ayam potong
 
Fisika XI SMA/MA
Fisika XI SMA/MAFisika XI SMA/MA
Fisika XI SMA/MA
 
Melani wuwungan
Melani wuwunganMelani wuwungan
Melani wuwungan
 
Kelas1 senang belajar_pendidikan_jasmani_olahraga_dan_kesehatan_1066
Kelas1 senang belajar_pendidikan_jasmani_olahraga_dan_kesehatan_1066Kelas1 senang belajar_pendidikan_jasmani_olahraga_dan_kesehatan_1066
Kelas1 senang belajar_pendidikan_jasmani_olahraga_dan_kesehatan_1066
 
Fisika kls-2-setya-n
Fisika kls-2-setya-nFisika kls-2-setya-n
Fisika kls-2-setya-n
 
BSE Fisika Mudah dan Sederhana SMA Kelas XI Sarwono
BSE Fisika Mudah dan Sederhana SMA Kelas XI Sarwono BSE Fisika Mudah dan Sederhana SMA Kelas XI Sarwono
BSE Fisika Mudah dan Sederhana SMA Kelas XI Sarwono
 
Kelas 1 sma_fisika_joko_sumarno
Kelas 1 sma_fisika_joko_sumarnoKelas 1 sma_fisika_joko_sumarno
Kelas 1 sma_fisika_joko_sumarno
 
Buku BSE Kelas 06 sd pendidikan agama islam dan budi pekerti guru
Buku BSE Kelas 06 sd pendidikan agama islam dan budi pekerti guruBuku BSE Kelas 06 sd pendidikan agama islam dan budi pekerti guru
Buku BSE Kelas 06 sd pendidikan agama islam dan budi pekerti guru
 
Alat peraga
Alat peragaAlat peraga
Alat peraga
 
Buku Fisika Kelas 2 sma_fisika_sarwono
Buku Fisika Kelas 2 sma_fisika_sarwonoBuku Fisika Kelas 2 sma_fisika_sarwono
Buku Fisika Kelas 2 sma_fisika_sarwono
 
Ilmu pengetahuan alam_2_kelas_2_sarjati_purwo_s_triyatno_suwarmin_tri_sunarni...
Ilmu pengetahuan alam_2_kelas_2_sarjati_purwo_s_triyatno_suwarmin_tri_sunarni...Ilmu pengetahuan alam_2_kelas_2_sarjati_purwo_s_triyatno_suwarmin_tri_sunarni...
Ilmu pengetahuan alam_2_kelas_2_sarjati_purwo_s_triyatno_suwarmin_tri_sunarni...
 
18 skripsi-upaya-meningkatkan-hasil-belajar-passing-bolabasket-melalui-pendek...
18 skripsi-upaya-meningkatkan-hasil-belajar-passing-bolabasket-melalui-pendek...18 skripsi-upaya-meningkatkan-hasil-belajar-passing-bolabasket-melalui-pendek...
18 skripsi-upaya-meningkatkan-hasil-belajar-passing-bolabasket-melalui-pendek...
 
Ghghghgh
GhghghghGhghghgh
Ghghghgh
 
Skripsi reza wibowo
Skripsi reza wibowoSkripsi reza wibowo
Skripsi reza wibowo
 
Doc 32
Doc 32Doc 32
Doc 32
 
1
11
1
 
Berita acara dan daftar hadir pas 20212022
Berita acara dan daftar hadir pas 20212022Berita acara dan daftar hadir pas 20212022
Berita acara dan daftar hadir pas 20212022
 

Similar to Tesis media 5

Tesis ajuan
Tesis ajuanTesis ajuan
Tesis ajuansukmaidi
 
Pengembangan multimedia pembelajaran
Pengembangan multimedia pembelajaranPengembangan multimedia pembelajaran
Pengembangan multimedia pembelajaranrsd kol abundjani
 
PROPOSAL PENELITIAN
PROPOSAL PENELITIAN PROPOSAL PENELITIAN
PROPOSAL PENELITIAN eddysastrawn
 
Media pembelajaran video
Media pembelajaran videoMedia pembelajaran video
Media pembelajaran videoJennySutanto
 
Pujiati setyaningsih
Pujiati setyaningsihPujiati setyaningsih
Pujiati setyaningsihYeni Oktarina
 
50091904 s kripsi-kimia
50091904 s kripsi-kimia50091904 s kripsi-kimia
50091904 s kripsi-kimiagusty_21
 
Unud 945-264823204-tesis pemungutan pajak hotel dengan sistem online stlh uji...
Unud 945-264823204-tesis pemungutan pajak hotel dengan sistem online stlh uji...Unud 945-264823204-tesis pemungutan pajak hotel dengan sistem online stlh uji...
Unud 945-264823204-tesis pemungutan pajak hotel dengan sistem online stlh uji...kerong
 
Mulyati-Lomba Media 2010
Mulyati-Lomba Media 2010Mulyati-Lomba Media 2010
Mulyati-Lomba Media 2010Mulyati Rahman
 
Pengembangan prototipe sistem pengadaan barang
Pengembangan prototipe sistem pengadaan barangPengembangan prototipe sistem pengadaan barang
Pengembangan prototipe sistem pengadaan barangyogieardhensa
 
PANDUAN TUGAS AKHIR SKRIPSI PRODI KEPERAWATAN ANESTESIOLOGI PROGRAM SARJANA T...
PANDUAN TUGAS AKHIR SKRIPSI PRODI KEPERAWATAN ANESTESIOLOGI PROGRAM SARJANA T...PANDUAN TUGAS AKHIR SKRIPSI PRODI KEPERAWATAN ANESTESIOLOGI PROGRAM SARJANA T...
PANDUAN TUGAS AKHIR SKRIPSI PRODI KEPERAWATAN ANESTESIOLOGI PROGRAM SARJANA T...AdekKhazelia
 
Pengumuman dividen trhdp saham
Pengumuman dividen trhdp sahamPengumuman dividen trhdp saham
Pengumuman dividen trhdp sahamyogieardhensa
 
KEJADIAN MALARIA AKIBAT AKTIVITAS PERTAMBANGAN DI KECAMATAN KINTAP KABUPATEN ...
KEJADIAN MALARIA AKIBAT AKTIVITAS PERTAMBANGAN DI KECAMATAN KINTAP KABUPATEN ...KEJADIAN MALARIA AKIBAT AKTIVITAS PERTAMBANGAN DI KECAMATAN KINTAP KABUPATEN ...
KEJADIAN MALARIA AKIBAT AKTIVITAS PERTAMBANGAN DI KECAMATAN KINTAP KABUPATEN ...Dicky Audi
 
Pengaruh biaya kualitas terhadap
Pengaruh biaya kualitas terhadapPengaruh biaya kualitas terhadap
Pengaruh biaya kualitas terhadapyogieardhensa
 
PGSD UMS a510070034 cover proposal ptk catatan terbimbing
PGSD UMS a510070034 cover proposal ptk catatan terbimbingPGSD UMS a510070034 cover proposal ptk catatan terbimbing
PGSD UMS a510070034 cover proposal ptk catatan terbimbingPrapto Ari Perwira
 

Similar to Tesis media 5 (20)

Tesis ajuan
Tesis ajuanTesis ajuan
Tesis ajuan
 
12348989
1234898912348989
12348989
 
Pengembangan multimedia pembelajaran
Pengembangan multimedia pembelajaranPengembangan multimedia pembelajaran
Pengembangan multimedia pembelajaran
 
PROPOSAL PENELITIAN
PROPOSAL PENELITIAN PROPOSAL PENELITIAN
PROPOSAL PENELITIAN
 
Media pembelajaran video
Media pembelajaran videoMedia pembelajaran video
Media pembelajaran video
 
Pujiati setyaningsih
Pujiati setyaningsihPujiati setyaningsih
Pujiati setyaningsih
 
50091904 s kripsi-kimia
50091904 s kripsi-kimia50091904 s kripsi-kimia
50091904 s kripsi-kimia
 
Unud 945-264823204-tesis pemungutan pajak hotel dengan sistem online stlh uji...
Unud 945-264823204-tesis pemungutan pajak hotel dengan sistem online stlh uji...Unud 945-264823204-tesis pemungutan pajak hotel dengan sistem online stlh uji...
Unud 945-264823204-tesis pemungutan pajak hotel dengan sistem online stlh uji...
 
Mulyati-Lomba Media 2010
Mulyati-Lomba Media 2010Mulyati-Lomba Media 2010
Mulyati-Lomba Media 2010
 
J500060022
J500060022J500060022
J500060022
 
Pengembangan prototipe sistem pengadaan barang
Pengembangan prototipe sistem pengadaan barangPengembangan prototipe sistem pengadaan barang
Pengembangan prototipe sistem pengadaan barang
 
PANDUAN TUGAS AKHIR SKRIPSI PRODI KEPERAWATAN ANESTESIOLOGI PROGRAM SARJANA T...
PANDUAN TUGAS AKHIR SKRIPSI PRODI KEPERAWATAN ANESTESIOLOGI PROGRAM SARJANA T...PANDUAN TUGAS AKHIR SKRIPSI PRODI KEPERAWATAN ANESTESIOLOGI PROGRAM SARJANA T...
PANDUAN TUGAS AKHIR SKRIPSI PRODI KEPERAWATAN ANESTESIOLOGI PROGRAM SARJANA T...
 
BPN 2011
BPN 2011BPN 2011
BPN 2011
 
Halaman depan
Halaman depanHalaman depan
Halaman depan
 
Halaman depan
Halaman depanHalaman depan
Halaman depan
 
Pengumuman dividen trhdp saham
Pengumuman dividen trhdp sahamPengumuman dividen trhdp saham
Pengumuman dividen trhdp saham
 
KEJADIAN MALARIA AKIBAT AKTIVITAS PERTAMBANGAN DI KECAMATAN KINTAP KABUPATEN ...
KEJADIAN MALARIA AKIBAT AKTIVITAS PERTAMBANGAN DI KECAMATAN KINTAP KABUPATEN ...KEJADIAN MALARIA AKIBAT AKTIVITAS PERTAMBANGAN DI KECAMATAN KINTAP KABUPATEN ...
KEJADIAN MALARIA AKIBAT AKTIVITAS PERTAMBANGAN DI KECAMATAN KINTAP KABUPATEN ...
 
Abstraksi
AbstraksiAbstraksi
Abstraksi
 
Pengaruh biaya kualitas terhadap
Pengaruh biaya kualitas terhadapPengaruh biaya kualitas terhadap
Pengaruh biaya kualitas terhadap
 
PGSD UMS a510070034 cover proposal ptk catatan terbimbing
PGSD UMS a510070034 cover proposal ptk catatan terbimbingPGSD UMS a510070034 cover proposal ptk catatan terbimbing
PGSD UMS a510070034 cover proposal ptk catatan terbimbing
 

More from Budi Santoso

Proposal revitalisasi
Proposal revitalisasiProposal revitalisasi
Proposal revitalisasiBudi Santoso
 
Kisikisixifisikasmk 141127164856-conversion-gate02
Kisikisixifisikasmk 141127164856-conversion-gate02Kisikisixifisikasmk 141127164856-conversion-gate02
Kisikisixifisikasmk 141127164856-conversion-gate02Budi Santoso
 
Fisika 12 mia iis - kisi-kisi
Fisika   12 mia iis - kisi-kisiFisika   12 mia iis - kisi-kisi
Fisika 12 mia iis - kisi-kisiBudi Santoso
 
Program kerja sarpras
Program kerja sarprasProgram kerja sarpras
Program kerja sarprasBudi Santoso
 
Pekan efektif ganjil 1718
Pekan efektif ganjil 1718Pekan efektif ganjil 1718
Pekan efektif ganjil 1718Budi Santoso
 
Rpp sk 16 fisika modern
Rpp sk 16 fisika modernRpp sk 16 fisika modern
Rpp sk 16 fisika modernBudi Santoso
 
Rpp sk 15 optika ok
Rpp sk 15 optika okRpp sk 15 optika ok
Rpp sk 15 optika okBudi Santoso
 
81155224 daftar-inventaris-barang
81155224 daftar-inventaris-barang81155224 daftar-inventaris-barang
81155224 daftar-inventaris-barangBudi Santoso
 
Silabus fisika rekayasa (kimia)
Silabus fisika rekayasa (kimia)Silabus fisika rekayasa (kimia)
Silabus fisika rekayasa (kimia)Budi Santoso
 
Pekan efektif ganjil 1718
Pekan efektif ganjil 1718Pekan efektif ganjil 1718
Pekan efektif ganjil 1718Budi Santoso
 
Arus listrik bolak balik
Arus listrik bolak balikArus listrik bolak balik
Arus listrik bolak balikBudi Santoso
 
Silabus fisika smk kelas xii
Silabus fisika smk kelas xiiSilabus fisika smk kelas xii
Silabus fisika smk kelas xiiBudi Santoso
 
Silabus fisika smk kelas xii
Silabus fisika smk kelas xiiSilabus fisika smk kelas xii
Silabus fisika smk kelas xiiBudi Santoso
 

More from Budi Santoso (20)

Proposal revitalisasi
Proposal revitalisasiProposal revitalisasi
Proposal revitalisasi
 
Bagian depan
Bagian depanBagian depan
Bagian depan
 
Isi
IsiIsi
Isi
 
Isi proposal
Isi proposalIsi proposal
Isi proposal
 
Bagian depan
Bagian depanBagian depan
Bagian depan
 
Kisikisixifisikasmk 141127164856-conversion-gate02
Kisikisixifisikasmk 141127164856-conversion-gate02Kisikisixifisikasmk 141127164856-conversion-gate02
Kisikisixifisikasmk 141127164856-conversion-gate02
 
Fisika 12 mia iis - kisi-kisi
Fisika   12 mia iis - kisi-kisiFisika   12 mia iis - kisi-kisi
Fisika 12 mia iis - kisi-kisi
 
Program kerja sarpras
Program kerja sarprasProgram kerja sarpras
Program kerja sarpras
 
Sk kesiswaan 2014
Sk  kesiswaan 2014Sk  kesiswaan 2014
Sk kesiswaan 2014
 
Pekan efektif ganjil 1718
Pekan efektif ganjil 1718Pekan efektif ganjil 1718
Pekan efektif ganjil 1718
 
Rpp sk 16 fisika modern
Rpp sk 16 fisika modernRpp sk 16 fisika modern
Rpp sk 16 fisika modern
 
Rpp sk 15 optika ok
Rpp sk 15 optika okRpp sk 15 optika ok
Rpp sk 15 optika ok
 
Kemagnetan
KemagnetanKemagnetan
Kemagnetan
 
81155224 daftar-inventaris-barang
81155224 daftar-inventaris-barang81155224 daftar-inventaris-barang
81155224 daftar-inventaris-barang
 
Silabus fisika rekayasa (kimia)
Silabus fisika rekayasa (kimia)Silabus fisika rekayasa (kimia)
Silabus fisika rekayasa (kimia)
 
Pekan efektif ganjil 1718
Pekan efektif ganjil 1718Pekan efektif ganjil 1718
Pekan efektif ganjil 1718
 
Arus listrik bolak balik
Arus listrik bolak balikArus listrik bolak balik
Arus listrik bolak balik
 
Silabus fisika smk kelas xii
Silabus fisika smk kelas xiiSilabus fisika smk kelas xii
Silabus fisika smk kelas xii
 
Silabus fisika smk kelas xii
Silabus fisika smk kelas xiiSilabus fisika smk kelas xii
Silabus fisika smk kelas xii
 
9. rpp optik
9. rpp optik9. rpp optik
9. rpp optik
 

Tesis media 5

  • 1. PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN VIDEO DAN GAYA BELAJAR MAHASISWA TERHADAP HASIL BELAJAR KETRAMPILAN MEMASANG INFUS PADA MAHASISWA S1 KEPERAWATAN STIKES KENDEDES MALANG TESIS Untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai derajat Magister Program Studi Kedokteran Keluarga Minat Utama: Pendidikan Profesi Kesehatan Oleh: YUNI ASRI S540908124 PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2009 i
  • 2. PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN VIDEO DAN GAYA BELAJAR MAHASISWA TERHADAP HASIL BELAJAR KETRAMPILAN MEMASANG INFUS PADA MAHASISWA S1 KEPERAWATAN STIKES KENDEDES MALANG Disusun Oleh: Yuni Asri S540908124 Telah Disetujui Oleh Tim Pembimbing Dewan Pembimbing Jabatan Nama Tanda Tangan Tanggal Pembimbing I Prof. dr. Bhisma Murti, MSc, MPH, PhD NIP. 195510211994121001 ....................... ............... Pembimbing II Dr. Sri Haryati, M.Pd NIP. 195205261980032001 ....................... ............... Mengetahui Ketua Program Kedokteran Keluarga Prof. Dr. dr. Didik Gunawan Tamtomo, MM, M.Kes, PAK NIP. 19480313 197610 1001 ii
  • 3. PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN VIDEO DAN GAYA BELAJAR MAHASISWA TERHADAP HASIL BELAJAR KETRAMPILAN MEMASANG INFUS PADA MAHASISWA S1 KEPERAWATAN STIKES KENDEDES MALANG Disusun Oleh: Yuni Asri S540908124 Telah Disetujui Tim Penguji Jabatan Nama Tanda Tangan Tanggal Ketua Prof. Dr. dr.Didik Tamtomo, MM, M.Kes, PAK ……………… ………. NIP. 19480313 197610 1001 Sekretaris Dr. Nunuk Suryani, M.Pd ……………… ………. NIP. 196611081990032001 Anggota: 1. Prof. dr. Bhisma Murti, MSc, MPH, PhD NIP. 195510211994121001 ....................... ............... 2. Dr. Sri Haryati, M.Pd NIP. 195205261980032001 ....................... ............... Mengetahui, Ketua Program Studi Kedokteran Keluarga Prof. Dr. dr. Didik Tamtomo, MM, M.Kes, PAK NIP. 19480313 197610 1001 ........................ .............. Direktur Program Pascasarjana Prof. Drs. Suranto, M.Sc Ph.D NIP. 195708201985031004 ....................... .............. iii
  • 4. PERNYATAAN Nama : Yuni Asri NIM : S540908124 Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa tesis berjudul Pengaruh Penggunaan Media Pembelajaran Video Dan Gaya Belajar Mahasiswa Terhadap Hasil Belajar Ketrampilan Memasang Infus Pada Mahasiswa S1 Keperawatan STIKES Kendedes Malang adalah karya sendiri. Hal – hal yang bukan karya saya, dalam tesis tersebut diberi tanda citasi dan ditunjukkan dalam daftar pustaka. Apabila di kemudian hari terbukti pernyataan saya tidak benar, maka saya bersedia menerima sanksi akademik berupa pencabutan tesis dan gelar yang saya peroleh tersebut. Surakarta, Februari 2010 Yang membuat pernyataan, Yuni Asri iv
  • 5. KATA PENGANTAR Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat, taufik, hidayah serta inayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penelitian tesis yang berjudul “Pengaruh Penggunaan Media Pembelajaran Video dan Gaya Belajar Mahasiswa Terhadap Hasil Belajar Ketrampilan Memasang Infus Pada Mahasiswa S1 Keperawatan STIKes Kendedes Malang “. Atas terselesaikannya penelitian tesis ini, penulis mengucapkan terima kasih kepada : 1. Prof. Dr. Much. Syamsulhadi, dr.Sp.K.J.(K), selaku Rektor Universitas Sebelas Maret yang telah memberikan kesempatan dan fasilitas untuk mengikuti dan menyelesaikan pendidikan program pasca sarjana. 2. Prof. Drs. Suranto, M.Sc Ph.D, selaku Direktur Program Pasca Sarjana Universitas Sebelas Maret yang telah memberikan kesempatan dan dukungan untuk mengikuti pendidikan di program pasca sarjana. 3. Prof. Dr. dr. Didik Tamtomo, MM, M.Kes, PAK, selaku ketua program studi Magister Kedokteran Keluarga yang telah memberikan kesempatan untuk mengikuti pendidikan. 4. dr P. Murdani, MHPEd selaku ketua minat utama program pendidikan profesi kesehatan yang telah memberikan kesempatan untuk mengikuti pendidikan. 5. Prof. dr. Bhisma Murti, M.Sc, MPH., Ph.D, selaku pembimbing I penyusunan penelitian tesis ini. v
  • 6. 6. Dr. Sri Haryati., M.Pd, selaku pembimbing II penyusunan penelitian tesis ini. 7. dr. Mulyo Hadi Sungkono, SpOG (K), selaku Pembina Yayasan STIKes Kendedes Malang yang telah berkenan memberikan ijin tempat untuk penelitian. 8. Seluruh Dosen dan staff MKK-PDPK yang telah memberikan ilmu dan bimbingan selama ini. 9. Pihak-pihak lain yang juga ikut membantu terselesaikannya penulisan proposal penelitian tesis ini. Penulis menyadari bahwa tesis ini masih terdapat kekurangan dan jauh dari sempurna, untuk itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun untuk penyempurnaan. Akhir kata, penulis berharap semoga tesis ini dapat dilanjutkan dan bermanfaat bagi semua pihak. Surakarta, Februari 2010 Penulis vi
  • 7. DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL.............................................................................................. i HALAMAN PENGESAHAN PEMBIMBING..................................................... ii HALAMAN PENGESAHAN TESIS.................................................................... iii PERNYATAAN..................................................................................................... iv KATA PENGANTAR............................................................................................ v DAFTAR ISI.......................................................................................................... vi DAFTAR TABEL.................................................................................................. vii DAFAR GAMBAR............................................................................................... viii DAFTAR LAMPIRAN......................................................................................... ix ABSTRAK............................................................................................................ x ABSTRACT.......................................................................................................... xi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah.................................................................. 1 B. Perumusan Masalah......................................................................... 5 C. Tujuan Penelitian............................................................................. 5 D. Manfaat Penelitian........................................................................... 6 BAB II KAJIAN TEORI, KERANGKA BERPIKIR DAN HIPOTESIS A. Media Pembelajaran. .................................................................. ... 7 B. Gaya Belajar ............................................................................... ... 17 C. Hasil Belajar ............................................................................... ... 24 D. Motivasi ...................................................................................... ... 27 E. Kerangka Berpikir ...................................................................... ... 29 F. Hipotesis...................................................................................... ... 30 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian..................................................... ... 31 B. Desain Penelitian ........................................................................ ... 31 C. Populasi, Sampel dan Teknik Sampling ..................................... ... 31 D. Teknik Pengumpulan Data ......................................................... ... 33 E. Kerangka Penelitian.................................................................... ... 36 vii
  • 8. F. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional............................. 37 G. Uji Prasyaratan Analisis............................................................... 40 H. Teknik Analisa Data ................................................................... 42 I. Kegiatan Penelitian...................................................................... 43 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian....................................................................................... 44 1. Deskripsi Karakteristik Umum Responden....................................... 44 2. Pengujian Hipotesa............................................................................ 45 B. Pembahasan............................................................................................. 49 1. Pengaruh penggunaan media pembelajaran video dan gaya belajar mahasiswa terhadap hasil belajar ketrampilan memasang infus................................................................................. 49 BAB V PENUTUP A. Kesimpulan.............................................................................................. 53 B. Implikasi.................................................................................................. 53 C. Saran........................................................................................................ 54 DAFTAR PUSTAKA......................................................................................... 55 viii
  • 9. DAFTAR TABEL Tabel 3.1 Nilai VIF Untuk Mengetahui Multikolinieritas................................... 41 Tabel 4.1 Distribusi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin.............................. 44 Tabel 4.2 Hasil Analisis Regresi linier Ganda Tentang Pengaruh Media Pembelajaran Dan Gaya Belajar Terhadap Ketrampilan Memasang Infus............................................................................................ 48 ix
  • 10. DAFTAR GAMBAR Gambar 2.1 Kerangka berfikir...................................................................................... 29 Gambar 3.1 Kerangka Penelitian.................................................................................. 36 Gambar 3.2 Normalitas (Kernel density) distribusi residual dalam analisis tentang pengaruh media pembelajaran dan gaya belajar terhadap ketrampilan pasang infus.............................................................................................. 40 Gambar 4.1 Boxplot perbedaan rata-rata ketrampilan infus antara kelompok teks+gambar dan kelompok video........................................................... 45 Gambar 4.2 Boxplot perbedaan ketrampilan infus antara kelompok gaya belajar visual, auditorial, dan kinestetik.............................................................. 46 x
  • 11. DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1 Kisi-kisi Soal Gaya Balajar ...……...…………………………...……..58 Lampiran 2 Angket Gaya Belajar ………………..……………………….........…..59 Lampiran 3 Instrumen Evaluasi Hasil Belajar Ketrampilan Memasang Infus….….61 Lampiran 4 Tabel Induk Data………………………………………………………65 Lampiran 5 Tabel Hasil Uji Validitas…...…….………………………….…….…..67 Lampiran 6 Tabel Hasil Uji Reabilitas..………..……………………………....…..71 Lampiran 7 Tes Diagnostik Regresi……………………………….…….…………73 Lampiran 8 Tabel Hasil Pengumpulan Data……………………………….………75 Lampiran 9 Analisis Data Statistik………………………………………….……..76 Lampiran 10 Rencana Program Pembelajan…………………………………….…..80 Lampiran11 Permohonan Penggunaan Instrumen Penelitian Tes Ketrampilan Memasang Infus…………………………………………………..…..90 Lampiran 12 Surat Keterangan Ijin Penggunaan Instrumen Penelitian Tes Ketrampilan Memasang Infus…………………………………..….…91 Lampiran 13 Permohonan Ijin Peneltian Kepada Direktur Pasca UNS……..….…..92 Lampiran 14 Surat Keterangan Ijin Penelitian dari STIKes Kendedes Malang……93 Lampiran 15 Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian di STIKes Kendedes Malang………………………………………..……………………...94 xi
  • 12. ABSTRAK Yuni Asri, S540908124. 2010. Pengaruh Penggunaan Media Pembelajaran Audio Visual Dan Gaya Belajar Terhadap Hasil Belajar Ketrampilan Memasang Infus Pada Mahasiswa S1 Keperawatan Stikes Kendedes Malang. Tesis: Program Pascasarjana Universitas Sebelas Maret Surakarta. Media pembelajaran video dapat dimanfaatkan untuk kegiatan belajar mengajar sehingga dapat meningkatkan hasil belajar. Dalam proses pembelajaran dilaboratorium klinik dosen hanya menggunakan media buku teks atau lembar observasi dan tidak didapatkan video sebagai media dalam proses pembelajaran di laboratorium klinik tentang memasang infus. Hasil belajar memiliki hubungan dengan kwalitas pembelajaran dan karakteristik pembelajaran yaitu gaya belajar. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penggunaan media pembelajaran video dan gaya belajar mahasiswa terhadap hasil belajar ketrampilan memasang infus pada mahasiswa S1 Keperawatan. Desain dalam penelitian ini adalah eksperimen Randomized Controlled Trial (RCT) karena pemilihan dan pengelompokan subjek penelitian dilakukan secara randomisasi, populasi sumbernya mahasiswa S1 Keperawatan STIKES Kendedes Malang dengan jumlah sampel 58 orang dan menggunakan teknik exhaustive sampling. Data dikumpulkan dengan menggunakan kuesioner dan dianalisa dengan uji t dengan model regresi linear ganda. Hasil penelitian dengan menggunakan uji statistik didapatkan terdapat pengaruh media pembelajaran video terhadap hasil belajar ketrampilan memasang infus pada mahasiswa S1 Keperawatan (b=6.64; p=0.023) dan tidak terdapat pengaruh gaya belajar terhadap hasil belajar ketrampilan memasang infus (b=6.38; p=0.111) dari hasil analisis regresi linier ganda adalah terdapat pengaruh penggunaan media pembelajaran video dan gaya belajar mahasiswa terhadap hasil belajar ketrampilan memasang infus, pengaruh tersebut secara statistik signifikan (b=6.64; p=0.041). Kesimpulan dalam penelitian ini adalah penggunaan media pembelajaran video dengan gaya belajar yang berbeda dapat meningkatkan ketrampilan infus. Oleh karena itu disarankan kepada semua dosen agar membuat media video tentang ketrampilan memasang infus yang sesuai dengan Standart Operasional Prosedur dari PPNI guna memperlancar proses pembelajaran di laboratorium dan di klinik. Kata Kunci: media pembelajaran, gaya belajar, ketrampilan infus xii
  • 13. ABSTRACT Yuni Asri, S540908124. 2010. The Effect of Audio Visual Learning Media and Learning Styles Toward Intravenous Infusion Insersion Skill of Undergraduate Nursing Students of Kendedes Nursing Collage of Malang. Thesis. Graduate Program of Sebelas Maret University of Surakarta. Video learning media can be used for teaching and learning activities that can improve learning outcomes. In laboratory learning process, teachers often just used text books or checklist and did not use videos as media to teach intarvenous (IV) infussion insersion skill. The results of study have a relationship with the quality of teaching and learning characteristics, such as learning styles. This study aims to determine the effect of video learning media and students’ learning styles toward intravenous infusion insersion skill of undergraduate nursing students of Kendedes Nursing Collage of Malang. The research design used was experimental study with randomized controlled trial (RCT) where selection and grouping of the subjects were randomized. The source population of this study was undergraduate nursing students of Kendedes Nursing Collage of Malang with the number of samples were 58 subjects. The sampling technique used was exhaustive sampling. The research datas were collected using questionnaires and analyzed by t-test with multiple linear regression model. The research result shown there was significant effect of video learning media toward intravenous infusion insersion skill of the students (b=6.64; p=0.023) and there was not significant effect of students’ learning styles toward intravenous infusion insersion skill of the students ( b=6.38; p=0.111) and the result of analysis of regresi linear is there are influence of usage of media study of style and video learn student toward intravenous infusion insersion skill, the influence statistically significant ( b=6.64; p=0.041). (b = 6.64; p = 0041). Conclusion in this research is usage of media study of video with style learn different can improve Intravenous Infusion Insersion Skill. Is therefore suggested to all lecturer so that making video media about skilled install infus matching with Standart Operational Procedure of PPNI utilize process study in laboratory and in clinic. Keywords: learning media, learning styles, intravenous infusion insersion skill xiii
  • 14. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kegiatan belajar mengajar tetap mengacu kepada tujuan pendidikan. Keberhasilan kegiatan belajar mengajar sangat ditentukan oleh penetapan strategi pembelajaran. Pembelajaran penetapan strategi penyampaian pembelajaran mengacu kepada cara-cara yang dipakai untuk menyampaikan pembelajaran kepada si belajar, dan sekaligus untuk menerima serta merespon masukan-masukan dari sibelajar. Strategi penyampaian mencakup lingkungan fisik, guru, bahan-bahan pembelajaran dan kegiatan-kegiatan yang berkaitan dengan pembelajaran atau dengan ungkapan lain, media merupakan satu komponen penting dari strategi penyampaian pembelajaran. Gagne dkk. (1988: 3), menyatakan bahwa “pembelajaran memiliki peran penting dalam merancang berbagai penelitian pembelajaran dan akhirnya berpengaruh terhadap perolehan belajar”. Esensi rancangan pembelajaran merupakan seperangkat tindakan yang bertujuan untuk mengubah situasi yang ada menuju situasi yang diinginkan. Dale dalam Latuheru (1988: 16) menggambarkan pentingya visualisasi dan verbalistis dalam pengalaman belajar yang disebut kerucut pengalaman Edgar Dale dikemukakan bahwa; Ada suatu kontinum dari konkrit ke abstrak antara pengalaman langsung, visual dan verbal dalam menanamkan suatu konsep atau pengertian. Semakin konkrit pengalaman yang diberikan akan lebih menjamin terjadinya proses belajar. 11
  • 15. Namun, agar terjadi efisiensi belajar maka diusahakan agar pengalaman belajar yang diberikan semakin abstrak. Salah satu dari sarana audio visual yang dapat dimanfaatkan untuk kegiatan belajar mengajar tersebut adalah video film yang dapat membantu penglihatan dan pendengaran pebelajar sehingga mempermudah pemahaman konsep, daya serap belajar siswa dan pembelajaran dapat dimengerti dengan lebih jelas dan menarik, juga membantu pengajar untuk menyajikan materi secara terarah, bersistem dan menarik sehingga tujuan belajar dapat tercapai. Inilah manfaat yang harus dioptimalkan dalam pembuatan rancangan media seperti video karena lebih sesuai untuk pengajaran individual dan pengajaran kelompok di kelas. Asumsi tentang peningkatan hasil belajar mahasiswa dengan penggunaan media pembelajaran tidak dapat dipisahkan dari karakteristik mahasiswa. Bloom (1976; 169) berpendapat bahwa “hasil belajar memiliki hubungan dengan kwalitas pembelajaran dan karakteristik pembelajaran”. Dalam penelitian eksperimen ini karakteristik pembelajaran akan dideskripsikan dan dianalisis dalam bentuk gaya belajarnya, karena gaya belajar diasumsikan berpengaruh terhadap perolehan belajar. “Gaya belajar adalah cara yang relatif tetap dan konsisten yang dilakukan seseorang pebelajar dalam menangkap stimulus atau informasi, cara mengingat, cara berfikir, dan cara memecahkan masalahnya” (Schunk, 1991; 319, Dembo, 1981; 84), hal ini didukung oleh hasil penelitian Richard Clark (dalam Sujana 1995; 33) “hasil belajar siswa disekolah menyimpulkan bahwa 70% dipengaruhi oleh kemampuan siswa sendiri dan 30% dipengaruhi oleh lingkungan” . Hal ini jelas bahwa gaya 2
  • 16. belajar merupakan kemampuan dalam diri sendiri sehingga sangat menentukan dan mempengaruhi hasil belajar. Selanjutnya gaya belajar ini oleh De Peter dan Hernacki (2000; 112) dibedakan menjadi “gaya belajar visual, auditorial dan kinestetik”. Hasil penelitian yang telah dilakukan oleh Halis (2006; xiii) menunjukkan bahwa; Mahasiswa yang belajar dengan menggunakan media pembelajaran teks dan gambar hasil belajarnya lebih baik dari pada mahasiswa yang menggunakan media pembelajaran video. Gaya belajar mahasiswa yang berbeda (visual, auditorik dan kinestetik) tidak memberi pengaruh terhadap hasil belajar ketrampilan memasang infus. Tidak ada interaksi antara penggunaan media pembelajaran dan gaya belajar terhadap hasil belajar ketrampilan memasang infus. STIKES Kendedes Malang terdiri dari tiga program studi yaitu: 1. S1 Keperawatan 2. DIII Keperawatan 3. DIII Kebidanan, dimana program studi S1 Keperawatan merupakan program studi baru yang dimulai pada tahun 2009. Berdasarkan observasi dan wawancara pendahuluan peneliti menemukan berbagai realita yang ada di STIKES Kendedes Malang: a. Dalam proses pembelajaran dilaboratorium klinik pada topik materi memasang infus, dosen hanya menggunakan media buku teks atau lembar observasi sesuai dengan standart keperawatan yang dibuat oleh organisasi profesi perawat yaitu Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) sebelum mereka melakukan praktek demonstrasi memasang infus. b. Tidak didapatkan video sebagai media dalam proses pembelajaran di laboratorium klinik tentang memasang infus. 3
  • 17. c. Didapatkan beberapa mahasiswa mempunyai minat baca yang rendah pada buku teks dan gambar ketrampilan memasang infus, hal ini pernah diungkapkan oleh mahasiswa mereka belum hafal tentang prosedur memasang infus karena kurang membaca. d. Dari hasil evaluasi oleh dosen rata-rata mahasiswa kurang terampil dalam memasang infus, ada beberapa mahasiswa yang harus mengulang ujian praktek memasang infus. Karena sudah ada Standart Operasional Prosedur (SOP) tetapi hasil ketrampilan mahasiswa dalam memasang infus masih rendah oleh karena itu didalam penelitian ini akan diujicobakan media pembelajaran berupa video pemasangan infus sesuai dengan buku teks dan sesuai dengan prosedur pemasangan infus. Peneliti juga ingin menindaklanjuti penelitian ini secara teoritis diharapkan kehadiran media pembelajaran yang dalam penelitian ini berbentuk video pembelajaran tentang pemasangan infus akan berpengaruh secara signifikans terhadap perolehan belajar mahasiswa dibandingkan dengan buku teks. Sebab video sebagai media pembelajaran mempunyai kelebihan yang salah satunya “kamera TV bisa mengamati lebih dekat obyek yang bergerak dan gambar proyeksi bisa dihentikan untuk diamati dengan seksama” (Sadiman, 2002; 74-75). Dalam hal ini peneliti akan menggunakan gaya belajar visual, auditorial dan kinestetik yang diasumsikan berhubungan dengan media pembelajaran video prosedur memasang infus yang nantinya akan berpengaruh terhadap hasil belajar ketrampilan memasang infus. 4
  • 18. Dari latar belakang tersebut di atas maka penulis mengadakan penelitian dengan judul : ”Pengaruh Penggunaan Media Pembelajaran Video dan Gaya Belajar Mahasiswa Terhadap Hasil Belajar Ketrampilan Memasang Infus pada Mahasiswa S1 Keperawatan STIKES Kendedes Malang”. B. Perumusan Masalah Adakah pengaruh penggunaan media pembelajaran video dan gaya belajar mahasiswa terhadap hasil belajar ketrampilan memasang infus pada mahasiswa S1 Keperawatan? C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum Mengetahui pengaruh penggunaan media pembelajaran video dan gaya belajar mahasiswa terhadap hasil belajar ketrampilan memasang infus pada mahasiswa S1 Keperawatan. 2. Tujuan Khusus a. Untuk mendiskripsikan dan menganalisa perbedaan penggunaan media teks dan gambar dengan video terhadap hasil belajar ketrampilan memasang infus mahasiswa S1 Keperawatan. b. Untuk mendiskripsikan dan menganalisa perbedaan gaya belajar mahasiswa terhadap hasil belajar ketrampilan memasang infus mahasiswa S1 Keperawatan 5
  • 19. c. Untuk menganalisa pengaruh penggunaan media pembelajaran video dan gaya belajar terhadap hasil belajar ketrampilan memasang infuse mahasiswa S1 Keperawatan. D. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritis Memberikan bukti-bukti empiris tentang teori bahwa peggunaan media pembelajaran audio visual (video) tentang pemasangan infus dapat meningkatkan perolehan belajar dibandingkan dengan penggunaan media pembelajaran teks. 2. Manfaat Praktis Apabila ditemukan pengaruh penggunaan media pembelajaran dan gaya belajar mahasiswa terhadap hasil belajar ketrampilan memasang infus, maka hasil penelitian berguna sebagai bukti ilmiah untuk menggunakan media pembelajaran video sebagai peningkatan mutu ketrampilan memasang infus. 6
  • 20. BAB II TINJAUAN TEORI A. Landasan Teori 1. Media Pembelajaran a. Pengertian Media Pembelajaran Istilah “media pembelajaran merupakan suatu istilah yang berasal dari kata media dan pembelajaran. Kata media merupakan bentuk jamak medium yang dalam bahasa Indonesia berarti alat” (Latuheru, 1988: 9), kemudian istilah “media digunakan sebagai suatu nama bagi semua bentuk dan saluran yang digunakan dalam proses penyampaian informasi atau pengantar informasi (pesan) antara sumber (pemberi pesan) dengan penerima pesan” (AECT, 1977: 201). Dengan demikian, “media merupakan segala bentuk dan saluran yang dapat digunakan dalam proses penyajian informasi. Film, radio, rekaman, foto, audio visual, barang cetakan, dan sebagainya adalah media komunikasi dalam rangka penyampaian pesan. Semua media komunikasi dianggap sebagai media pembelajaran, jika ia dipakai untuk membawa informasi atau pesan untuk maksud pembelajaran” (Heinick, dkk. 1985: 5). Media pembelajaran atau media pendidikan pada mulanya diartikan dengan alat bantu atau alat peraga pembelajaran. Namun sering perkembangan teknologi pembelajaran, pengertian media pembelajaran ikut berkembang dan lebih luas dari sekedar alat bantu atau alat peraga. 7 7
  • 21. Degeng (1989: 320) memandang “media pembelajaran sebagai komponen strategi peyampaian pesan yang akan disampaikan pembelajar, apakah itu berupa orang, alat atau bahan”. Sedangkan menurut Dale, 1956, dikutip dari Anitah ( 2008; 55) mengatakan ”pengalaman manusia digambarkan sebagai suatu kerucut, yang dimulai dari pengalaman langsung sampai dengan pengalaman yang paling abstrak yaitu belajar melalui lambang kata – kata”. ”Sehingga jika pengalaman belajar semakin menuju tingkat konkrit maka hasil yang dicapai akan semakin tinggi” (Dale dalam Anitah 2008; 56-60). Menurut Ibrahim, dkk (2000: 4) media pembelajar adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan (bahan pembelajaran), sehingga dapat merangsang perhatian, minat, pikiran dan perasaan pebelajar dalam kegiatan pembelajaran untuk mencapai pembelajar tertentu. Mc Cormick (1996, dikutip dari Moeljadi 2006:20) mendefinisikan “multimedia sebagai kombinasi dari tiga elemen desain pesan yaitu suara, gambar, dan teks”. Moeljadi (2006: 20) juga menyimpulkan “pembelajaran dengan multimedia ialah pembelajaran yang terjadi ketika siswa menerima informasi secara multimedia yaitu dalam format desain pesan paduan gambar dan kata–kata yang dipresentasikan dalam waktu dan tempat yang sama” 8
  • 22. Subagio (2006:19) memberi contoh manfaat lain mengingat terdapat keunggulan dari sebuah multimedia pembelajaran, yaitu: a) Memperbesar benda yang lebih kecil dan tidak tampak oleh mata, seperti kuman dan elektron, dan lain – lain. b) Memperkecil benda yang sangat besar yang tidak mungkin dihadirkan disekolah, seperti gajah, rumah, gedung, gunung, dan lain – lain. c) Menyajikan benda atau peristiwa yang kompleks, rumit, dan berlangsung cepat atau lambat, seperti sistem tubuh manusia, bekerja suatu mesin, beredarnya planet Mars, berkembangnya bunga, dan lain – lain. d) Menyajikan benda atau peristiwa yang jauh, seperti bulan, bintang, salju dan lain – lain. e) Menyajikan benda atau peristiwa yang berbahaya, seperti letusan gunung merapi, harimau, racun, dan lain – lain. f) Meningkatkan daya tarik dan perhatian siswa Kelebihan multimedia adalah menarik indera dan menarik minat, karena merupakan gabungan antara panduan, suara dan gerakan. Lembaga riset dan penerbitan computer, Computer Technologi Research (CTR) menyatakan orang hanya mampu mengingat 20% dari yang dilihat dan 30% dari yang didengar. Tetapi orang dapat mengingat 50% dari yang dilihat dan didengar dan 80% dari dilihat, didengar dan dilakukan sekaligus. Para pendukung multimedia menyatakan bahwa jika media berbagai indera dikombinasikan, efek yang dihasilkan melebihi penjumlahan bagian – bagiannya (Suyanto, 2004: 31). b. Landasan Teoritis dan Praktis Penggunaan Media Pembelajaran 1) Landasan Teoritis 9
  • 23. Secara teoritis, penggunaan media dalam proses pembelajaran dimaksudkan untuk meningkatkan kualitas perolehan belajar. Dengan kata lain, proses pembelajaran menjadi lebih efektif, interaktif, dan efisien. Sadiman, dkk (2002: 75) berpendapat bahwa; “Media pembelajaran dapat mengeliminir sifat pasif pebelajar. Karena kehadirannya dapat membuat pebelajar belajar lebih bergairah, dan belajar menurut kemampuan dan minatnya”. Dale (dalam Latuheru, 1988: 16) yang terkenal dengan kerucut pengalaman (Cone of Experience)nya, mengemukakan bahwa pengalaman belajar seseorang 75% diperoleh melalui indera lihat (mata); 13% melalui indera dengar (telinga); dan selebihnya melalui indera lain. Menurut Dale, pengalaman seseorang berlangsung mulai dari tingkat yang kongkrit (pengalaman langsung) menuju ke tingkat yang abstrak dalam bentuk lambang kata, melalui tahapan/tingkatan. Oleh karena itu dalam melaksanakan proses pembelajaran, pembelajar harus berusaha agar pasan yang disampaikan mudah diterima atau dimengerti. Usaha ini dapat ditempuh dengan melakukan himbauan terhadap para pebelajar agar semaksimal mungkin memanfaatkan seluruh inderanya dalam pembelajaran. Makin banyak indera yang digunakan pebelajar untuk belajar, makin mudah pula ia mendapatkan perolehan belajar dan mengingatnya. Dengan demikian penggunaan media pembelajaran dapat memudahkan pebelajar dalam melakukan proses belajar. 10
  • 24. 2) Landasan Praktis ”Terdapat beberapa tinjauan tentang landasan penggunaan media pembelajaran, antara lain landasan filosofis, psikologis, teknologis dan empiris” (Ibrahim, dkk, 2000:13). Landasan filosofi, dengan dipergunakannya berbagai media pembelajaran, baik hasil teknologi lama, baru ataupun hasil karya sederhana, bukan berarti menjadikan pembelajaran menjadi proses yang kurang manusiawi (dehumanisasi) ataupun menggusur peran pembelajar. Karena pembelajar juga dapat berperan sebagai media pembelajaran. Dengan demikian kehadiran media pembelajaran sangat positif bagi proses pembelajaran. Landasan psikologis, belajar adalah proses yang kompleks dan unik kompleks karena proses pembelajaran mengikutsertakan seluruh aspek kepribadian, jasmani dan rohani. Unik artinya setiap pebelajar memiliki cara belajarnya sendiri yang berbeda dengan pebelajar lain, sebagai akibat perbedaan individual, seperti minat, bakat, kemampuan, kecerdasan, serta tipe belajar . Sehingga keberadaan media pembelajaran dapat dipandang sebagai konsekwensi keunikan tersebut. Landasan teknologis, kemajuan ilmu pengetahuan dan tehnologi, khususnya bidang komunikasi dan elektronika, menyebabkan berkembangnya berbagai sumber belajar dan media pembelajaran, seperti foto, slide, film, video, computer, tape recorder, buku teks, bahan ajar dan lain-lainnya. Semua 11
  • 25. jenis hasil teknologi tersebut dapat dimanfaatkan untuk mengefektifkan proses pembelajaran. Landasan empiris,. banyak hasil penelitian selama 60 tahun yang dihimpun oleh Wilkinson, 1984 dikutip Ibrahim, dkk (2000: 13), “menunjukkan adanya korelasi positif yang signifikan antara penggunaan media pembelajaran dan karakteristik pebelajar dalam menentukan perolehan belajar pebelajar”. Hal ini menunjukkan bahwa pebelajar akan mendapatkan keuntungan yang signifikan saat belajar dengan menggunakan media yang sesuai dengan karakteristiknya. Pebelajar yang bertipe visual, akan mendapat keuntungan yang besar dari penggunaan media visual, seperti bahan ajar, buku teks, gambar, diagram, video atau film. Pebelajar yang bertipe auditorial/auditif akan mendapatkan keuntungan besar dari penggunaan media audio seperti radio, rekaman suara atau ceramah pebelajar, dan kedua pebelajar tersebut akan mendapatkan keuntungan tambahan manakala belajar dengan menggunakan media audio-visual. c. Pemanfaatan media teks dan gambar dalam proses pembelajaran Media teks dapat dimanfaatkan untuk mengembangkan kemampuan kognitif, afektif dan psikomotor, pengembangan kemampuan kognitif dapat dilakukan dengan cara, menyampaikan informasi yang bersifat fakta, misalnya mendiskripsikan fungsi kerja, mengajarkan pengenalan kembali (recognition); menyajikan perbendaharaan kata pada fungsi pekerjaan tertentu; dan menerapkan jalannya pekerjaan. 12
  • 26. Untuk tujuan afektif, pengembangan media ini dapat dilakukan dengan mengusahakan materi-materi dalam bentuk teks dengan gaya tertentu yang dapat membangkitkan emosi . Apabila untuk menunjukkan peristiwa-peristiwa yang bergerak sangat sulit menggunakan media ini. Anderson (1986: 106) menyatakan bahwa “Media teks disatu sisi, mempunyai kelebihan , namun disisi lain memiliki kekurangan”. Menurut Anderson (1986: 106) juga menyatakan bahwa ”Kelebihannya antara lain siswa dapat berhenti sewaktu-waktu untuk melihat sumber lain, misalnya kamus, buku acuan, kalkulator dan lain-lain. Siswa dapat belajar sesuai kecepatan masing-masing. Dengan tehnik ini kecepatan belajar dapat dibuat beragam, tergantung pada kemauan membaca siswa, mudah dibawa, sehingga siswa dapat mempelajari materi tersebut dimanapun berada sesuai keinginan siswa, instruktur dan siswa dapat dengan mudah mengulangi materi pelajaran, bahwa juga dapat disimpan sebagai referensi kelak jika mahasiswa sudah bekerja, gambar atau foto hitam putih mudah diadaptasi kehalaman cetak dan bila masalah komunikasi lebih baik dengan satu atau beberapa gambar, materi pelajaran dapat diproduksi dengan ekonomis, dapat didistribusikan dengan mudah, mudah diperbaiki juga dapat digunakan untuk penyajian gambar diam, sehingga alat bantu intruksional atau media untuk mengajar dan dapat dengan mudah dipindah-pindahkan satu tepat ke tempat yang lain. Keterbatasan media cetak dalam proses pembelajaran adalah mencetak media itu sendiri dapat memakan waktu beberapa minggu, mencetak gambar atau foto berwarna 13
  • 27. biasanya memerlukan biaya mahal, sukar menampilkan gerak dihalaman media cetak, materi pembelajaran yang terlalu banyak disajikan cenderung membuat kebosanan dan tanpa perawatan yang baik media cetak akan cepat rusak/hilang”. d. Peran media video dalam proses pembelajaran Media video merupakan media pendidikan yang memiliki unsur audio dan visual, unsur visual dan suara sangat dominan, sehingga dapat memberikan gambaran jelas terhadap informasi yang disampaikan. Apabila informasi itu sulit didapat dalam bentuk aslinya akan lebih menarik bagi audiens. Misalnya dalam pokok bahasan ketrampilan tentang memasang infus pada pasien. Materi ini sangat sulit untuk dilihat di lingkungan sekolah dan hanya bisa dilihat di Rumah Sakit pada penyakit tertentu. Anderson (1983: 104) menyatakan bahwa “video merupakan media yang tepat untuk memperlihatkan contoh ketrampilan yang menyangkut gerak”, sedangkan Sadiman (2002: 75) mengatakan bahwa “pesan yang disajikan bisa bersifat fakta, bersifat informatif edukatif maupun intruksional”. Pandangan Brown (1975: 128) juga tidak jauh berbeda yaitu bahwa “video merupakan media pendidikan menjadi satu dengan bahasan tentang film dalam kaitannya dengan pendidikan”. Kelebihan media video antara lain, terletak pada kemungkinan menggunakan media video, dapat menunjukkan kembali gerakan-gerakan atau pesan-pesan tertentu, dengan menggunakan efek tertentu, yang dapat memperkokoh baik proses belajar maupun penyajian tertentu. Siswa akan memperoleh isi dan susunan yang utuh dari materi pelajaran/latihan yang 14
  • 28. digunakan secara interaktif dengan buku kerja, buku petunjuk, buku teks atau benda lain yang biasanya digunakan di lapangan; informasi dapat disajikan secara serentak pada waktu yang sama dilokasi yang berbeda dengan jalan menempatkan monitor dikelas-kelas dengan media video, kegiatan belajar dapat berlangsung secara mandiri sesuai dengan kecepatan masing-masing (Anderson, 1986: 106). Sedangkan menurut Sadiman (2002: 75) kelebihan video adalah dapat menarik perhatian penonton yang dapat memperoleh informasi dari ahli / spesialis, demonstrasi yang sulit bisa dipersiapkan dan direkam sebelumnya sehingga penyajiaannya, menghemat waktu dan rekaman dapat diputar berulang- ulang. Kamera TV bisa mengamati lebih lanjut objek yang lagi bergerak atau objek yang berbahaya , keras lemah suara dapat diatur dan disesuaikan bila akan didengar, gambar proyeksi bisa dihentikan untuk diamati dengan seksama. Sedangkan kekurangan video menurut Anderson (1986: 106) antara lain, ketika akan digunakan, media video harus memenuhi sejumlah persyaratan, diantaranya listrik harus mencukupi, ukuran format dengan pita video dan televisi, penyusunan naskah dan skenario video bukan pekerjaan yang mudah, biaya produksi video sangat tinggi, apabila gambar pita video ditransfer selalu akan terjadi penurunan gambar, layar monitor yang ukurannya kecil akan membatasi jumlah penonton, jumlah huruf gratis pada video sangat terbatas. Menurut Sadiman (2002: 75) kelemahan video dalam proses pembelajaran adalah, perhatian penonton sulit dikuasai, partisipasi mereka jarang diperhatikan, sifat komunikasi satu arah harus diimbangi dengan pencarian bentuk umpan balik yang lain, kurang mampu menampilkan detail dari objek 15
  • 29. yang disajikan secara sempurna, memerlukan peralatan yang mahal dan kompleks. Para Peneliti menyimpulkan bahwa video dapat membantu siswa dalam mencapai tujuan belajar. Peneliti tersebut antara lain ialah Ebner (1984: 29) menunjukkan bahwa video dapat menghemat waktu belajar sebanyak 43% dibandingkan dengan kelompok belajar yang tidak menggunakan video menghemat waktu 15% dari waktu yang disediakan untuk mencapai tujuan pembelajaran yang ditetapkan. Bosco (1984: 15) dalam hasil penelitiannya menunjukkan bahwa “pembelajaran dengan menggunakan video perbedaan individu diantara para siswa dapat ditangani seorang siswa yang lemah dapat mempelajari konsep tersebut dengan memutar kembali dan memperlambat gerakan”. e. Hubungan media pembelajaran (teks dan gambar dan video dengan hasil ketrampilan belajar) Media pembelajaran secara sederhana merupakan segala bentuk dan saluran yang dapat digunakan dalam proses penyajian informasi. Termasuk didalamnya adalah barang cetakan, buku bahan ajar maupun buku teks. Semua media tersebut dapat disebut sebagai media pembelajaran atau media pendidikan, jika ia dipakai untuk membawa informasi atau pesan pembelajaran namun secara luas, media pembelajaran merupakan komponen strategi penyampaian pesan yang akan disampaikan kepada pebelajar, apakah itu berupa orang, alat (Degeng, 1989: 320) 16
  • 30. Sementara itu Rahardjo dalam Miarso (1984: 47) menyatakan media adalah: “Segala sesuatu yang dapat digunakan untuk merangsang pikiran, perasaan, perhatian, dan kemauan pebelajar” Suatu media hanya dapat dikatakan memiliki keunggulan dibandingkan media pembelajaran lainnya bila ia digunakan oleh pebelajar yang memiliki karakteristik (termasuk gaya belajar) sesuai dengan rangsangan yang ditimbulkan oleh media pembelajaran tersebut (Degeng, 2000; 12). Dengan demikian, media pembelajaran (termasuk didalamnya buku teks dan video pembelajaran pemasangan infus) dapat membuat proses pembelajaran menjadi proses yang aktif, dan pebelajar lebih termotivasi untuk belajar menurut minat dan kemampuannya (Sadiman, dkk, 2002;76). Hal ini akan membuat proses pembelajaran menjadi semakin efektif dan berpengaruh positif terhadap perolehan belajar. 2. Gaya Belajar a. Pengertian Gaya Belajar Tidak ada satu metode mengajar pun yang cocok untuk semua pebelajar, karena metode mengajar yang ditentukan haruslah melalui proses pertimbangan atas cara belajar atau gaya belajar para pembelajarnya. Setiap pebelajar memiliki cara sendiri dalam hal mengolah, menyandi, merasakan atau menerima informasi (pesan pembelajaran). Ada pebelajar yang lebih menyukai cara visual dan ada yang lebih menykai cara mendengar. Ada yang lebih suka belajar sendiri, ada yang lebih suka belajar secara kolaborasi atau bersama-sama dan berdiskusi. Ada 17
  • 31. yang suka menganalisis informasi, ada pula yang senang membuat abstrak garis besar isi bahan. Ada yang lebih menggantungkan diri pada isyarat internal, ada pula yang lebih menyakini isyarat ekstemal untuk mengolah sesuatu. Cara yang terus menerus tetap bagi masing-masing pebelajar ini disebut gaya belajar atau learning syle. Selayaknyalah gaya belajar pebelajar ini dijadikan pertimbangan awal oleh pembelajar (instruktur, dosen, guru) dalam menentukan metode mengajar, karena metode mengajar yang baik adalah metode mengajar yang sesuai dengan gaya belajar pebelajar. “Berkaitan dengan gaya belajar, terdapat sejumlah istilah yang memiliki pengertian yang sama, yaitu learning style (gaya belajar), cognitive style (gaya kognitif), dan gaya belajar kognitif”. Istilah yang terakhir ini dipakai oleh Sastrawijaya (1988; 29). Istilah cognitive style, learning style ataupun gaya belajar kognitif, dapat diartikan sebagai cara yang relative tetap dan kosisten yang dilakukan seorang pebelajar dalam menangkap stimulus atau informasi, cara mengingat, cara berfikir, dan cara memecahkan masalahnya. Selanjutnya dalam tesis ini peneliti akan menggunakan istilah gaya belajar. Menurut Sleeman dan kawan-kawan (1979: 27), terdapat 4 (empat) karakteristik pebelajar yang perlu diperhatikan dan dianalisis sebelum proses pembelajaran dimulai, yaitu (1) kemampuan indera lihat atau visual, (2) kemampuan indera dengar auditorial, (3) kemampuan membaca dan (4) prestasi tes. Hal ini dimaksudkan agar proses pembelajaran disesuaikan dengan gaya belajar mereka. 18
  • 32. Menurut pendapat Badler dan Grinder (dalam DePorte, B, dkk. 2000: 85), kebanyakan pebelajar memiliki kecenderungan untuk mengakses kepada tiga tipe gaya belajar, yaitu gaya belajar visual, gaya belajar auditorial, dan gaya belajar kinestetik. Namun hampir dapat dipastikan, dari ketiga tipe gaya belajar tersebut, pebelajar mempunyai satu gaya belajar yang sangat berperan dan lebih dominan dalam menyerap informasi atau pesan pada saat proses pembelajarannya. b. Macam Gaya Belajar 1) Visual Gaya belajar ini mengakses citra visual yang diciptakan maupun diingat. Warna, hubungannya ruang, potret mental, dan gambar sangat dominan dalam gaya belajar ini, seorang pebelajar yang sangat visual mungkin memiliki ciri sebagai berikut: a) Teratur, memperhatikan segala sesuatu, menjaga penampilan b) Mengingat dengan gambar, lebih suka membaca daripada dibacakan c) Membutuhkan gambaran dan tujuan menyeluruh, menangkap secara detail, dan mengingat apa yang dilihat. 2) Auditorial Gaya belajar ini mengakses segala jenis bunyi dan kata, baik yang diciptakan maupun yang diingat. Musik, nada, irama, ritme, dialog internal dan suara sangat menonjol disini. Seorang pebelajar yang sangat auditorial bercirikan sebagai berikut: 19
  • 33. a) Perhatiannya mudah terpecah b) Berbicara dengan pola berirama c) Belajar dengan cara mendengarkan, menggerakkan bibir atau bersuara saat membaca d) Berdialog secara internal dan eksternal 3) Kinestetik Ciri gaya belajar kinestetik (1) berbicara dengan perlahan (2) menanggapi perhatian fisik (3) menyentuh orang untuk mendapat perhatian mereka (4) berdiri dekat ketika berbicara dengan orang (5) selalu berorientasi pada fisik dan banyak bergerak (6) mempunyai perkembangan awal otot yang besar (7) belajar melalui manipulasi dan praktek (8) menghafal dengan cara berjalan dan melihat (9) menggunakan jari-jari sebagai petunjuk ketika membaca (10) banyak menggunakan isyarat tubuh (12) tidak dapat duduk diam untuk waktu lama (13) tidak dapat pernah mengingat geogarfi, kecuali jika mereka memang telah berada ditempat itu (14) menggunakan kata-kata yang mengandung aksi (15) menyukai buku-buku yang berorientasi pada plot, mereka mencerminkan aksi aksi dengan gerakan tubuh saat membaca (16) kemungkinan tulisannya jelek (17) ingin melakukan segala sesuatu (18) menyukai permainan yang menyibukkan. 20
  • 34. c. Fungsi Gaya Belajar Dalam setting pembelajaran klasikal, gaya belajar pebelajar akan menentukan metode dan prosedur mengajar pembelajar, dan dalam setting pembelajaran individual gaya belajar menentukan cara belajar yang berbeda pula. Perbedaan tersebut menunjukkan perbedaan cara termudah seorang pebelajar dalam hal menyerap informasi, mengatur dan mengolahnya. Dengan kata lain, gaya belajar perlu diketahui baik oleh pebelajar atau pembelajar, agar mereka sama-sama mengetahui tentang cara termudah untuk menerima informasi, mengolah, menyimpan dan memunculkannya kembali saat diperlukan. 1) Gaya Belajar Menentukan Metode dan Prosedur Mengajar Metode ceramah lebih disukai oleh pebelajar dengan gaya belajar auditorial, metode demontrasi lebih disukai oleh pebelajar dengan gaya belajar visual, sedangkan metode drill (latihan) dan tugas lebih disukai oleh pebelajar dengan gaya belajar kinestetik. Begitu pula prosedur pembelajaran dari seorang pembelajar, akan diterima dan dinilai dengan penerimaan dan penilaian yang beragam dari para pembelajarnya. Oleh karena itu, seyogyanyalah pembelajar menggunakan metode dan prosedur yang bervariasi, agar seluruh pebelajar merasa diperhatikan dan terbantu dalam upaya mencari, menyerap, mengolah dan mengatur informasi (Sastrawijaya, 1988: 30). Dalam hal ini De Porter, B, dkk (2000: 85) menyarankan “agar pembelajar memperlakukan para pebelajar sesuai dengan gaya 21
  • 35. belajarnya. Sehingga mereka merasa diperhatikan dan bisa belajar sesuai dengan gaya belajarnya”. Dengan mengetahui gaya belajar pebelajar, pembelajar dapat menyesuaikan gaya atau metode mengajar dengan kebutuhan pebelajar. Misalnya, pembelajar menggunakan berbagai metode mengajar yang berbeda, sehingga para pebelajar memperoleh sesuatu sesuai dengan gaya belajarnya, dan proses pembelajaran berjalan lebih efektif. Untuk dapat memenuhi selera gaya belajar pebelajar, pembelajar seyogyanya menguasai ketrampilan menggunakan berbagai metode mengajar dan sanggup menjalankan berbagai peran, seperti peran sebagai ahli isi, ahli perancang pembelajaran, sumber belajar, instruktur, evaluator dan lain-lainnya. Alangkah baiknya, kalau pembelajar sanggup memilih metode mengajar yang tepat sesuai dengan gaya belajar masing-masing pebelajar dan sanggup menentukan mana bahan yang dipakai dalam pembelajaran individual dari mana bahan yang dipakai pembelajaran klasikal (Nasution, 1997: 115) 2) Gaya Belajar Menetukan Cara Belajar Sesuai dengan gaya belajarnya, masing-masing pebelajar memiliki cara termudah untuk belajar . Mahasiswa bertipe visual, akan memilki cara belajar yang berbeda dengan mahasiswa bertipe auditorial, maupun kinestetik, dan begitu juga sebaliknya (De Porter dan Hernacki, 2000: 115). d. Hubungan Gaya Belajar dengan Perolehan Hasil Belajar Proses belajar mengajar merupakan proses interaksi antara berbagai faktor pendidikan. Faktor-faktor tersebut meliputi pembelajar, pebelajar, kurikulum, media, lingkungan dan metode mengajar untuk mencapai tujuan pembelajaran 22
  • 36. tujuan instruksional atau perolehan belajar. Sebagaimana diketahui bahwa gaya belajar atau gaya kognitif pebelajar adalah cara yang relatif tetap dan konsisten yang dilakukan seorang pebelajar dalam menangkap stimulus atau informasi, cara mengingat, cara berfikir, dan cara memecahkan masalahnya, maka dapat dikatakan bahwa gaya belajar atau gaya kognitif merupakan salah satu dari karakteristik pebelajar. Karaktertistik pebelajar dan kualitas pembelajaran, merupakan dua faktor yang memiliki hubungan erat dan pengaruh terhadap proses pembelajaran dalam rangka mencapai tujuan pembelajaran, tujuan instruksional atau perolehan hasil belajar. Menurut Bloom (1976: 169), “karakteristik pebelajar, memiliki hubungan yang signifikan dengan perolehan hasil belajar (outcome of learning)”. Karakteristik pebelajar adalah sifat atau ciri khas yang melekat pada diri pebelajar. Termasuk karakteristik pebelajar adalah gaya belajar. “Gaya belajar menentukan cara belajar yang temudah dan media pembelajaran yang tepat untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditentukan”. (De Porter dan Hernacki, 2000: 115). Dengan demikian gaya belajar sebagai salah satu bentuk karakteristik pebelajar secara teoritis berpengaruh terhadap perolehan hasil belajar. 23
  • 37. 3. Hasil Belajar a. Pengertian Hasil Belajar “Proses belajar terjadi saat pebelajar berinteraksi dengan lingkungannya. Hasil, keluaran atau outputnya berbentuk perubahan dibidang kognitif, afektif ataupun psikomotor. Perubahan itu relatif tetap, karena belajar dapat membentuk keadaan yang tetap pada pebelajar. Perubahan yang relatif tetap sebagai akibat atau efek belajar ini sering disebut learning outcomes (Gagne, 1975: 39; Bloom, 1976: 169), yang kemudian diterjemahkan dalam bahasa Indonesia dengan hasil belajar”. Berbagai pemikiran mengenai taksonomi hasil belajar yang didasarkan pada tipe isi mata kuliah telah berkembang dewasa ini. Bloom dkk (dalam Suciati, 1997; 10) mengklasifikasikan hasil belajar menjadi 3 ranah atau kawasan, yaitu (1) ranah kognitif, (2) ranah afektif dan (3) ranah psikomotorik. Ranah kognitif meliputi: (1) pengetahuan, (2) pemahaman, (3) penerapan, (4) analisis, (5) sintesis dan (6) evaluasi. Kawasan afektif menurut Suciati (1997; 10) meliputi : (1) pengenalan, (2) pemberian respons, (3) penghargaan terhadap nilai, (4) pengorganisasian dan (5) pengalaman. Adapun kawasan psikomotor meliputi: (1) meniru, (2) memanipulasi, (3) menetapkan gerakan, (4) mengartikulasi dan (5) menaturalisasi. 24
  • 38. Merrill (1983: 285) mengembangkan suatu model pembelajaran yang disebut dengan component display theory (CDT). Dalam model ini, hasil pembelajaran diklasifikasikan ke dalam 2 dimensi : tingkat unjuk kerja dan tipe isi. Klasifikasi ini hanya diterapkan dalam ranah belajar kognitif dimensi tingkat unjuk kerja dibagi menjadi 3, yaitu (1) mengingat, (2) menggunakan, (3) menemukan. Tipe isi pembelajaran dibedakan menjadi 4, yaitu (1) fakta, (2) konsep, (3) prosedur, (4) prinsip. b. Terapi dan Regulasi Cairan Intravena Menurut Potter dan Perry (2005; 1646-1647) Terapi intravena adalah salah satu bentuk terapi yang banyak dilakukan di rumah sakit. Terapi ini merupakan metode yang efektif dan efisien dalam menyuplai cairan secara langsung ke kompartemen cairan intravaskuler. Terapi cairan parenteral diorderkan oleh dokter. Perawat bertanggung jawab dalam memberikan terapi. Infus cairan intravena (intravenous fluids infusion) merupakan pemberian sejumlah cairan ke dalam tubuh, melalui sebuah jarum, ke dalam pembuluh vena untuk menggantikan kehilangan cairan atau zat-zat makanan dari tubuh. c. Peralatan yang digunakan dalam melakukan terapi intravena 1) Botol infus Botol infus dikemas dalam bentuk botol plastik dan botol kaca. Tersedia dalam ukuran 50 ml, 100 ml, 250 ml, 500 ml, dan 1000 ml. botol digunakan sebagai kemasan adalah suatu ruangan kedap udara yang disegel dan berisi larutan nonopirogenik. 25
  • 39. 2) Selang intavena (IV) Selang intravena memiliki penusuk dia salah satu ujungnya. Sebuah drip chamber, roller clamp dan penghubung di ujung lainnya. Tiap ujung ditutup dengan plastik untuk menjaga kesterilannya. Drip chamber berfungsi menampung cairan botol infus yang menuju selang. Ada 2 jenis drip chamber yaitu macrodrip dan microdrip. Macrodrip digunakan untuk dewasa dengan tetesan 10-15 tetes/menit. Sedangkan microdrip digunakan untuk anak-anak dengan ukuran 60 tetes/menit. Pada transfuse set terdapat filter pada drip chamber yang berfungsi menyaring emboli darah. 3) Tiang infus Tiang infus berfungsi sebagai penggantung botol infus. 4) Jarum dan kateter Banyak macam jarum dan kateter yang digunakan untuk infus. Antara lain wing needle, angio needle, venplon, dan abbocath. Alat ini sejenis selang plastic yang dimasukkan ke dalam vena. Pada butterflyneedle atau jarum bersayap (wing type needle), sayapnya berfungsi untuk memfiksasi jarum pada saat dimasukkan ke dalam vena. Ukuran panjang jarum bermacam-macam mulai dari 1,5cm-3cm dan 25-16 gauge. Semakin besar ukuran gauge diameter jarum akan semakin kecil. Jarum ukuran 16-18 gauge biasanya untuk dewasa, 20-22 gauge digunakan untuk anak-anak, dan 21-23 gauge biasanya digunakan dalam prosedur infus dan 19 gauge untuk transfus darah (Potter dan Perry, 1648; 1667). 26
  • 40. Mengingat kondisi yang ada di lapangan dalam penelitian ini hasil belajar yang diukur sebagai indikator adalah hasil belajar untuk mengukur ketrampilan memasang infus pada ranah psikomotorik. 4. Motivasi a. Pengertian Motivasi ”Motivasi merupakan dorongan (mis. ide, emosi atau kebutuhan fisik) yang menyebabkan seseorang mengambil suatu tindakan” (Potter dan Perry, 2005; 343). Penyelesaian tugas memotivasi didasari oleh kebutuhan seperti keberhasilan dan kompetensi. Mahasiswa keperawatan bekerja berulang-ulang di laboratorium untuk belajar memberikan injeksi karena motivasi untuk menguasai tugas atau ketrampilan. Setelah seseorang berhasil menyelesaikan suatu tugas maka orang tersebut biasanya termotivasi untuk mencapai hal yang lebih. (Potter dan Perry , 2005; 343). b. Motivasi untuk Belajar Menurut Redman, 1993 ”Pembelajaran bergantung pada motivasi untuk belajar, kemampuan untuk belajar dan lingkungan pembelajaran. Motivasi mengacu pada keinginan seseorang untuk belajar” (Potter dan Perry, 2005; 343). Selanjutnya Redman juga mengemukakan bahwa ”Kemampuan untuk belajar bergantung pada faktor fisik dan kognitif, tingkat perkembangan, kesehatan fisik, dan proses berpikir intelektual” (Potter dan Perry, 2005; 343). 27
  • 41. B. Kerangka Pemikiran Berdasarkan kajian teori yang telah diuraikan di depan, maka dapat dikemukakan kerangka berpikir dalam penelitian ini pengaruh penggunaan media pembelajaran video dan gaya belajar mahasiswa terhadap hasil belajar ketrampilan memasang infus. Banyak faktor yang mempengaruhi hasil belajar dalam memasang infus, antara lain adalah penggunaan media pembelajaran. Pada penelitian ini menggunakan media teks dan gambar dengan video tentang ketrampilan memasang infus. Penggunaan media teks dan gambar sesuai dengan standart yang dibuat oleh organisasi perawat yaitu Persatuan Perawat Nasional Indonesia(PPNI) dan menggunakan video tentang ketrampilan memasang infus sesuai dengan standart yang dibuat pada teks dan gambar. Media pembelajaran berupa teks dan gambar bermanfaat untuk mengembangkan kemampuan kognitif, afektif dan psikomotor. Media pembelajaran video memiliki unsur audio dan visual sehingga dapat memberikan gambaran jelas terhadap informasi yang disampaikan. Media pembelajaran termasuk buku teks dan video pembelajaran pemasangan infus dapat membuat proses dalam pembelajaran menjadi lebih aktif dan pebelajar akan lebih termotivasi untuk belajar sesuai minat dan kemampuannya, sehingga akan memberikan pengaruh positif terhadap hasil belajar. Setiap pebelajar memiliki cara sendiri dalam menerima informasi (pesan pembelajaran). Gaya belajar pebelajar harus dijadikan pertimbangan awal oleh dosen atau guru dalam menentukan metode mengajar, karena metode mengajar yang baik 28
  • 42. adalah metode mengajar yang sesuai dengan gaya belajar pebelajar. Sehingga mereka merasa diperhatikan dan bisa belajar sesuai dengan gaya belajarnya. Karakteristik pebelajar dan kualitas pembelajaran, merupakan dua faktor yang memiliki hubungan erat dan pengaruh terhadap proses pembelajaran dalam rangka mencapai tujuan pembelajaran dan perolehan hasil belajar. Hasil belajar untuk mengukur ketrampilan memasang infus diukur pada ranah psikomotorik. Hasil belajar ketrampilan mahasiswa dalam memasang infus dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu media pembelajaran, motivasi dan karakteristik pembelajaran yang akan didiskripsikan dan dianalisa dalam bentuk gaya belajar. Melalui peningkatan motivasi dapat mempengaruhi hasil belajar mahasiswa dalam ketrampilan memasang infus. Dalam penelitian ini variabel motivasi tidak diteliti. Media Pembelajaran Teks & Gambar VS Media Pembelajaran Video Gaya Belajar Visual, Motivasi Auditorial dan Kinestetik Hasil belajar ketrampilan Keterangan : memasang infus : variabel yang diteliti : variabel tidak diteliti Gambar 2.1. Kerangka berpikir 29
  • 43. C. Hipotesis Ada pengaruh penggunaan media pembelajaran video dan gaya belajar mahasiswa terhadap hasil belajar ketrampilan memasang infus 30
  • 44. BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di kampus STIKES Kendedes Malang program studi S1 Keperawatan tepatnya di Jl. Panji Suroso No. 6 Malang, dan mulai dilaksanakan pada minggu ketiga bulan November 2009. B. Desain Penelitian Jenis Penelitian ini adalah penelitian analitik. Desain penelitian yaitu studi eksperimental dengan menggunakan Randomized Controlled Trial (RCT). “Study eksperimental yang mengalokasikan subyek dengan cara randomisasi disebut eksperimen randomisasi, atau Randomized Controlled Trial (RCT)“ (Murti, 2008: 6). Peneliti menerapkan prosedur randomisasi dalam mengalokasikan subjek-subjek penelitian ke dalam kelompok eksperimental dan kelompok kontrol. “Dengan randomisasi maka hanya faktor peluang (chance) yang menentukan subyek penelitian akan terpilih ke dalam kelompok eksperimental atau kelompok control, bukan kemauan subyek peneliti” (Murti, 2008: 6). C. Populasi, Sampel dan Teknik Sampling 1. Populasi a. Populasi Sasaran Populasi sasaran dalam penelitian ini adalah seluruh mahasiswa S1 Keperawatan di Malang. 31 31
  • 45. b. Populasi Sumber Populasi sumber dalam penelitian ini adalah mahasiswa S1 Keperawatan STIKES Kendedes Malang berjumlah 58 mahasiswa. 2. Sampel Dalam penelitian ini yang menjadi sampel penelitian adalah mahasiswa S1 Keperawatan tahun pelajaran 2009/2010 berjumlah 58 mahasiswa. 3. Teknik Sampling Pengambilan sampel dilakukan dengan teknik exhaustive sampling dimana ” peneliti mengambil semua populasi sumber” (Murti, 2006; 85). Sedangkan untuk menentukan antara kelompok subyek eksperimen dan kelompok subyek pembanding dilakukan secara random, hasilnya kelompok subyek A sebagai kelompok eksperimen yang menggunakan media pembelajaran video memasang infus, dan kelompok sebyek B sebagai pembanding yang menggunakan media pembelajaran teks dan gambar memasang infus. Dalam penelitian ini diterapkan kriteria retriksi (yaitu, inklusi dan eksklusi). 1. Kriteria Inklusi Kriteria inklusi dalam penelitian ini adalah : a. Mahasiswa yang masuk kuliah dan tidak sakit. b. Prosentase absensi perkuliahan minimal 80%. 2. Kriteria Eksklusi Kriteria eksklusi dalam penelitian ini adalah : a. Mahasiswa tidak kooperatif dan tidak bersedia menjadi responden. 32
  • 46. b. Mahasiswa yang sudah mendapatkan materi pelatihan tentang ketrampilan memasang infus. Ukuran sampel dalam penelitian adalah 58 subjek dengan menggunakan perkiraan ukuran sampel pada analisis multivarians dengan batasan variabel idependen adalah 15 – 20 subyek. Sedangkan dalam penelitian ini terdiri dari dua variabel independen sehingga besar ukuran sampel minimal adalah 40 subyek. D. Teknik Pengumpulan Data 1. Instrumen Penelitian Instrumen pengukuran variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah: a. Media Pembelajaran Video 1) Alat ukur : - 2) Skala pengukuran : Kategorikal b. Gaya Belajar 1) Alat ukur : Kuesioner Instrumen gaya belajar : untuk memperoleh data variabel gaya belajar, digunakan instrumen berupa kuesioner mengacu pada instrumen yang disusun oleh De Porter, Readon, Nourie (2000: 166-167). Mereka belajar terdiri dari 3 bagian; a) Berisi pertanyaan-pertanyaan yang berhubungan visual. b) Berisi pertanyaan-pertanyaan yang berhubungan dengan auditorial. c) Berisi pertanyaan-pertanyaan yang berhubungan dengan kinestetik. 33
  • 47. Setiap pertanyaan terdiri dari 12 soal, total pertanyaan 36 soal digunakan skala penilaian Likert dengan alternatif jawaban selalu, sering, kadang- kadang, jarang dan tidak pernah. Pertanyaan dalam kuesioner ini terdiri dari dua jenis yaitu pernyataan positif dan pernyataan negatif. Pemberian skor untuk pernyataan positif yaitu: bila jawaban responden selalu maka diberi skor 5, sering diberi skor 4, kadang-kadang diberi skor 3, jarang diberi skor 2 dan tidak pernah diberi skor 1. pemberian skor untuk pernyataan negatif sebaliknya, sedangkan kisi-kisi dan kuesioner dapat dilihat pada lampiran 1 dan 2. 2) Skala pengukuran : Kategorikal c. Hasil belajar 1) Alat ukur : Instrumen tes perolehan hasil belajar : untuk mengumpulkan data variabel hasil belajar perlu dikembangkan pada hasil belajar. Pengembangan alat tes pengetahuan dan ketrampilan memasang infus yang dibuat oleh institusi STIKES Kendedes Malang berupa lembar observasi dan mengacu pada pedoman standart keperawatan oleh organisasi profesi perawat (PPNI). Sasaran belajar tersebut mengacu pada format taksonomi Bloom yaitu: a) Mengkaji pedoman pembelajaran pemasangan infus b) Menyusun item tes dengan mengacu pada sasaran belajar yang merupakan tujuan pengajaran topik bahasan tentang strategi pembelajaran pemasangan 34
  • 48. infus. Contoh instrumen evaluasi hasil belajar ketrampilan memasang infus dapat dilihat pada lampiran 3 2) Skala pengukuran : Kontinu 2. Uji Instrumen Instrumen gaya belajar ini sudah dilakukan uji coba kepada 20 orang responden pada tanggal 19 november 2009 di Prodi DIII Keperawatan. Uji coba dilakukan untuk mengetahui validitas dan reabilitas instrument. Uji validitas dilakukan dengan menggunakan rumus Product Moment dari Pearson yang dibantu dengan menggunakan Program statistik SPSS. Data yang akan di uji validitas dan reabilitas selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 4. Hasilnya dapat diketahui bahwa dari 36 item soal semuanya valid, selengkapnya lihat lampiran 5. Untuk hasil uji reabilitas menggunakan rumus alpha cronbach’s dan hasilnya mempunyai nilai r = 0.75 (Penghitungan selengkapnya lihat lampiran 6). Instrumen tes perolehan hasil belajar ketrampilan memasang infus berupa ceklis dan tidak diuji cobakan karena instrumen yang digunakan di Program studi S1 Keperawatan STIKes Kendedes sudah mengacu pada standar operasional prosedur yang dibuat oleh organisasi perawat yaitu PPNI. Peneliti meminta ijin kepada pimpinan Prodi S1 Keperawatan untuk menggunakan instrumen tersebut. 35
  • 49. E. Kerangka Penelitian Mahasiswa S1 Populasi Keperawatan Sasaran Mahasiswa Populasi S1Keperawatan STIKES Sumber Exhaustive Sampel : Sampling mahasiswa tingkat I Randomisasi Tes Kelompok Kelompok Kontrol Tes gaya gaya Eksperimen (Non Video) belajar belajar (Video) n=29 Pengukuran Variabel Ketrampilan Infus Analisa Regresi Linier Ganda dan Uji t Interpretasi dan Kesimpulan Gambar 3.1 Kerangka penelitian Dalam penelitian eksperimen RCT tersebut, populasi penelitiannya adalah seluruh mahasiwa S1 Keperawatan dan populasi sumbernya adalah mahasiswa S1 Keperawatan STIKES Kendedes Malang, dan dilakukan pencuplikan dengan teknik exhaustive sampling dimana sampel yang digunakan adalah seluruh mahasiswa tingkat I berjumlah 58 mahasiswa, kemudian peneliti melakukan randomisasi untuk menentukan kelompok eksperimen (video) 29 mahasiswa dan kelompok kontrol (teks dan gambar) 29 mahasiswa dan dari kelompok eksperimen dan kelompok kontrol 36
  • 50. diberikan tes gaya belajar terhadap subyek penelitian yaitu tes gaya belajar visual, auditorial dan kinestetik. Kelompok eksperimen diberikan kegiatan pembelajaran dengan media video tentang ketrampilan memasang infus dan kelompok kontrol diberikan pembelajaran dengan media teks dan gambar ketrampilan memasang infus dengan dilakukan sebanyak 5 kali dengan alokasi waktu 2x50 menit, kemudian dilakukan post tes dengan menggunakan lembar observasi kerampilan memasang infus dari institusi yang sudah sesuai standart keperawatan yang dibuat oleh organisasi profesi perawat yaitu Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) dan hasil tersebut dianalisa dengan regresi linier ganda dan diuji dengan uji t. Hasilnya diinterpretasikan dan dibuat kesimpulan. F. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional 1. Variabel independen Variabel independen dalam penelitian ini adalah media pembelajaran video. a. Definisi konsep : 1) Media pembelajaran : media pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan (bahan pembelajaran), sehingga dapat merangsang perhatian, minat, pikiran dan perasaan pebelajar dalam kegiatan pembelajaran untuk mencapai pembelajar tertentu. 2) Video : video merupakan media pendidikan menjadi satu dengan bahasan tentang film dalam kaitannya dengan pendidikan. 37
  • 51. b. Definisi operasional: 1) Media Pembelajaran adalah alat bantu pembelajaran untuk menyajikan dan memperjelas informasi. 2) Video adalah jenis dari media pembelajaran yang memperlihatkan gambar bergerak dan suara tentang prosedur memasang infus. 2. Variabel dependen Variabel dependen dalam penelitian ini adalah hasil belajar ketrampilan memasang infus. a. Definisi konsep : Perubahan yang relatif tetap sebagai akibat atau efek belajar b. Definisi operasional: Merupakan gambaran tentang penguasaan mahasiswa pada pengetahuan dan ketrampilan tindakan pemasangan infus dengan indikator : persiapan bahan , persiapan alat, pelaksanaan (cuci tangan, desinfektan, penusukan intravena, fiksasi, dokumentasi) 3. Faktor perancu Faktor Perancu dalam penelitian ini adalah gaya belajar. a. Definisi konsep : Cara yang terus menerus tetap bagi masing-masing pebelajar. 38
  • 52. b. Definisi operasional: Cara belajar dari masing-masing individu mahasiswa yang berperan lebih dominan dalam menyerap informasi atau pesan pada saat proses pembelajaran. 1) Gaya belajar visual dengan ciri : teratur, memperhatikan segala sesuatu, menjaga penampilan, mengingat dengan gambar, lebih suka membaca daripada dibacakan, membutuhkan gambaran dan tujuan menyeluruh, menangkap secara detail, dan mengingat apa yang dilihat. 2) Gaya belajar auditorial dengan ciri : perhatiannya mudah terpecah, berbicara dengan pola berirama, belajar dengan cara mendengarkan, menggerakkan bibir atau bersuara saat membaca, berdialog secara internal dan eksternal. 3) Gaya belajar kinestetik dengan ciri : berbicara dekat dengan seseorang dan perlahan, selalu berorientasi pada fisik dan banyak bergerak, belajar melalui manipulasi dan praktek, banyak menggunakan isyarat tubuh. 39
  • 53. G. Uji Persyaratan Analisis Telah dilakukan tes diagnostik tentang pemenuhan asumsi penggunaan model analisis regresi linier, meliputi normalitas residu, heteroskedastisitas, multi- kolinieritas, dan mis-spesifikasi variabel sebagai berikut: 1. Normalitas residu Secara empirik, gangguan atau error (ut) dimanifestasikan sebagai selisih antara data variabel dependen yang teramati dengan variabel dependen yang terprediksi oleh persamaan regresi. Oleh karena itu, gangguan atau error seringkali disebut sebagai kesalahan prediksi atau residual Gambar 3.2 menunjukkan bahwa disribusi frekuensi dari residu dalam analisis regresi linier sangat mendekati distribusi normal. Hasil selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 7. Density .039025 Density .000659 -24.6421 29.214 Residuals Kernel Density Estimate Gambar 3.2 Normalitas (Kernel density) distribusi residual dalam analisis regresi linier tentang pengaruh media pembelajaran dan gaya belajar terhadap ketrampilan pasang infus 40
  • 54. 2. Heteroskedastisitas Jika β ternyata signifikan secara statistik, maka dikatakan bahwa dalam data tersebut terjadi heteroskedastisitas; dan apabila tidak signifikan, maka dikatakan data tersebut terjadi homoskedatisitas. Hasil tes Cook-Weisberg untuk menguji heteroskedastisitas residu memberikan hasil X2(1)= 0.62, dan p= 0.432. Jadi perbedaan sebaran nilai-nilai residu dalam analisis regresi linier ini dengan keadaan homoskedastisitas secara statistik tidak signifikan, hasil selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 7. 3. Multikolinieritas Tabel dibawah ini menunjukkan, perhitungan VIF menghasilkan VIF masing- masing variabel, maupun mean VIF kurang dari 5-10, jadi analisis regresi linier ini tidak menunjukkan multikolinieritas, apabila hasilnya melebihi 10 menunjukkan multikolinieritas. Tabel 3.1 Nilai VIF untuk mengevaluasi multikolinieritas Variabel VIF 1/VIF Kinestetik 1.05 0.95 Auditorial 1.05 0.95 Media 1.00 0.99 Mean VIF 1.04 4. Mis-spesifikasi 41
  • 55. Hasil tes Ramsey untuk menguji kemungkinan variabel-variabel penting disingkirkan dalam analisis regresi linier memberikan F(2,49)= 0.72, dan p= 0.490. Jadi hipotesis nol bahwa tidak terdapat variable-variabel penting yang disingkirkan tidak bisa ditolak. Dengan kata lain, tidak terdapat variabel-variabel penting yang disingkirkan dalam model analisis regresi linier tersebut. Hasil selengkapnya pada lampiran 7. H. Teknik Analisis Data Dalam penelitian ini “model analisis yang digunakan untuk menghubungkan variabel satu dengan variabel lainnya adalah: analisis regresi linier ganda” (Murti, 2008; 7) sebagai berikut : Y = a + b1X1 + b2X2 keterangan: Y = ketrampilan memasang infus (skor) a = konstanta b = koefisien regresi (hasil uji statistik) X1 = media pembelajaran (0 = teks dan gambar; 1 = video) X2 = gaya belajar mahasiswa (0 = visual; 1 = auditorial; 2 = kinestetik) Kemaknakan statistik pengaruh masing-masing variabel (b) diuji dengan uji t. 42
  • 56. I. KEGIATAN PENELITIAN Rancangan kegiatan penelitian ini secara garis besar dibagi menjadi tiga tahap: a. Tahap persiapan yang meliputi penyusunan proposal, pembuatan instrumen penelitian, pengambilan sampel, perijinan dan uji coba instrumen penelitian mulai bulan September – November 2009. b. Tahap pelaksanaan pengumpulan data mulai bulan Januari 2010. c. Tahap analisis data dan penulisan laporan penelitian dilaksanakan bulan Januari – Februari 2010. 43
  • 57. BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Deskripsi Karakteristik Umum Responden Responden yang terpilih sebagai sampel adalah mahasiswa sarjana keperawatan Stikes Kendedes Malang dengan jumlah 58 orang sesuai dengan kriteria inklusi dalam penelitian yaitu mahasiswa yang masuk kuliah dan prosentase absensi perkuliahan minimal 80%, sehingga jumlah sampel penelitian menjadi 55 orang yaitu 28 orang sebagai kelompok perlakuan dan 27 orang sebagai kelompok kontrol. Karakteristik umum responden meliputi jenis kelamin. Tabel 4.1. Distribusi responden berdasarkan jenis kelamin Jenis kelamin Perlakuan Kontrol Jumlah Persentase Jumlah Persentase Jumlah Persentase Laki - laki 11 39.29% 11 40.74% 22 40% Perempuan 17 60.71% 16 59.26% 33 60% Jumlah 28 100% 27 100% 55 100% Berdasarkan Tabel 4.1, dapat digambarkan bahwa menurut jenis kelamin, responden terbanyak berjenis kelamin perempuan yaitu 33 responden (60%), terdiri dari 17 responden (60.71%) sebagai kelompok perlakuan dan 16 responden (59.26%) sebagai kelompok kontrol. 44
  • 58. 2. Pengujian Hipotesis 44 a. Uji perbedaan penggunaan media teks dan gambar dengan video terhadap hasil belajar ketrampilan memasang infus. Pengujian hipotesis dalam penelitian ini menggunakan uji t dengan bantuan perangkat lunak SPSS (versi 17.0) antara kelompok teks dan gambar dengan kelompok video, data yang akan diuji t selengkapnya lihat lampiran 8. Hasil uji t dapat dilihat pada lampiran 9 . Dibawah ini dapat dilihat perbedaan pada gambar boxplot antara kelompok teks dan gambar dengan kelompok video. Gambar 4.1 Boxplot perbedaan rata-rata ketrampilan infus antara kelompok teks+ gambar dan kelompok video 45
  • 59. Berdasarkan boxplot pada gambar 4.1 dapat dilihat terdapat perbedaan hasil belajar ketrampilan memasang infus pada kelompok teks dan gambar dengan kelompok video. Nilai rata-rata ketrampilan memasang infus pada kelompok media pembelajaran video lebih tinggi dibandingkan dengan kelompok media pembelajaran teks dan gambar. Terdapat 2 nilai outlier pada kelompok teks dan gambar yaitu data yang terdapat di luar boxplot dan menunjukkan adanya data yang keluar dari data yang aneh, penanganan yang dapat dilakukan pada outlier yaitu membuangnya karena dianggap akan mengganggu kegiatan analisis selanjutnya. b. Uji perbedaan gaya belajar mahasiswa terhadap hasil belajar ketrampilan memasang infus. Pengujian hipotesis dalam penelitian ini menggunakan uji t dengan bantuan perangkat lunak SPSS (versi 17.0) antara gaya belajar visual, auditorial dan kinestetik data yang akan diuji t selengkapnya lihat lampiran 8. Hasil uji t dapat dilihat pada lampiran 9. Dibawah ini dapat dilihat perbedaan pada gambar boxplot antara kelompok gaya belajar visual, auditorial, dan kinestetik. 46 Gambar 4.2 Boxplot perbedaan ketrampilan infus antara kelompok gaya belajar visual, auditorial, dan kinestetik
  • 60. Berdasarkan boxplot pada gambar 4.2 dapat dilihat terdapat perbedaan hasil belajar ketrampilan memasang infus pada kelompok gaya belajar visual, auditorial dan kinestetik. Nilai rata-rata ketrampilan memasang infus pada kelompok gaya belajar auditorial lebih tinggi dibandingkan dengan kelompok gaya belajar visual dan kinestetik. Terdapat 2 nilai outlier pada kelompok gaya belajar kinestetik yaitu data yang terdapat di luar boxplot dan menunjukkan adanya data yang keluar dari data yang aneh, penanganan yang dapat dilakukan pada outlier yaitu membuangnya karena dianggap akan mengganggu kegiatan analisis selanjutnya. c. Analisis uji hipotesis pengaruh penggunaan media pembelajaran video dan gaya belajar mahasiswa terhadap hasil belajar ketrampilan memasang infus. Analisis yang digunakan untuk menghubungkan variabel satu dengan variabel lainnya adalah analisis regresi linier ganda dengan menggunakan bantuan perangkat lunak SPSS (versi 17.0) Data yang akan dianalisis selengkapnya lihat lampiran 8. Hasil analisis dapat dilihat pada lampiran 9. Dibawah ini merupakan tabel hasil analisis regresi linier ganda tentang pengaruh media pembelajaran dan gaya belajar terhadap ketrampilan memasang infus.. 47
  • 61. Tabel 4.1 Hasil analisis regresi linier ganda tentang pengaruh media pembelajaran dan gaya belajar terhadap ketrampilan memasang infus Variabel Independen b t p Confidence Interval 95% Batas Bawah Batas Atas Media pembelajaran - Teks + Gambar 0 - - - - - Video 6.64 2.34 0.023 0.93 12.35 Gaya belajar - Visual 0 - - - - - Auditorial 6.38 1.62 0.111 -1.51 14.29 - Kinestetik - 0.90 -0.25 0.81 -8.21 6.41 Konstanta 70.70 30.70 0.000 66.08 75.32 n = 55 R2 = 9.84% p = 0.041 Terdapat pengaruh penggunaan video terhadap peningkatan ketrampilan memasang infus. Mahasiswa yang mendapatkan media pembelajaran video rata-rata memiliki ketrampilan memasang infus 6.64 unit lebih tinggi dari pada teks dan gambar, dan perbedaan itu secara statistik signifikan (b=6.64; CI 95%=0.93 hingga 12.35). Tidak terdapat pengaruh gaya belajar terhadap peningkatan ketrampilan memasang infus. Mahasiswa dengan gaya belajar auditorial rata-rata memiliki ketrampilan memasang infus 6.38 unit lebih tinggi dari pada visual, dan perbedaan itu secara statistik tidak signifikan (b=6.38; CI 95%= −1.51 hingga 14.29) dan mahasiswa dengan gaya belajar kinestetik rata-rata ketrampilan memasang infus 48
  • 62. −0.90 unit lebih rendah dari visual, dan perbedaan itu secara statistik tidak signifikan (b= −0.90; CI 95%= −8.21 hingga 6.41). Terdapat pengaruh penggunaan media pembelajaran video dan gaya belajar mahasiswa terhadap hasil belajar ketrampilan memasang infus, pengaruh tersebut secara statistik signifikan (b=6.64; p=0.041; R2=9.84%) Penghitungan selengkapnya pada lampiran 9. B. Pembahasan 1. Pengaruh penggunaan media pembelajaran video dan gaya belajar mahasiswa terhadap hasil belajar ketrampilan memasang infus. Berdasarkan hasil analisis didapatkan mahasiswa yang mendapatkan media pembelajaran video rata-rata memiliki ketrampilan memasang infus 6.64 unit lebih tinggi dari pada teks dan gambar dan sesuai dengan hipotesis yaitu terdapat pengaruh penggunaan video terhadap peningkatan ketrampilan memasang infus dan secara statistik signifikan (p=0.023) hal ini dikarenakan dengan media pembelajaran video mahasiswa lebih mudah memahami tentang gambaran yang jelas terhadap informasi yang disampaikan dan dapat mengulangi lagi gerakan-gerakan yang belum dipahami oleh mahasiswa. Dengan adanya media pembelajaran video mahasiswa juga akan lebih mudah mendapatkan isi materi ketrampilan laboratorium secara utuh dan tersusun sesuai dengan buku panduan kompetensi. Anderson (1983; 104) menyatakan bahwa “video merupakan media yang tepat untuk memperlihatkan contoh ketrampilan yang menyangkut gerak”. Sesuai dengan penelitian yang telah dilakukan 49
  • 63. oleh Ebner (1984; 29) bahwa “video dapat menghemat waktu belajar sebanyak 43% dari waktu yang disediakan untuk mencapai tujuan pembelajaran yang ditetapkan”. Hasil penelitian yang telah dilakukan Bosco (1984; 15) juga menunjukkan bahwa “pembelajaran dengan menggunakan video perbedaan individu diantara para siswa yang lemah dapat mempelajari konsep tersebut dengan memutar kembali dan memperlambat gerakan” untuk itu dapat disimpulkan bahwa video dapt membantu mahasiswa dalam mencapai tujuan belajar, semakin konkrit pengalaman yang diberikan akan lebih menjamin terjadinya proses belajar. Sedangkan gaya belajar auditorial rata-rata memiliki ketrampilan memasang infus 6.38 unit lebih tinggi dari pada visual, dan perbedaan itu secara statistik tidak signifikan (p=0.111) dan mahasiswa dengan gaya belajar kinestetik rata-rata ketrampilan memasang infus −0.90 unit lebih rendah dari visual, dan perbedaan itu secara statistik tidak signifikan (p=0.81), hal ini kemungkinan disebabkan masing- masing individu memiliki cara sendiri dalam menerima informasi. Ada mahasiswa yang menyukai cara belajar visual, ada yang lebih menyukai cara belajar mendengar dan ada yang lebih suka berkolaborasi atau berdiskusi dengan teman-temannya. Seharusnya gaya belajar ini dapat juga dipertimbangkan awal oleh dosen atau guru dalam menentukan metode mengajar, karena metode yang baik adalah metode mengajar yang sesuai dengan masing-masing gaya belajar mahasiswa dalam hal penyerapan informasi. De Porter, B, dkk (2000;85) menyarankan “agar pembelajara memperlakukan para pebelajar sesuai dengan gaya belajarnya. Sehingga mereka merasa diperhatikan dan bisa belajar sesuai dengan gaya belajarnya. Oleh karena itu 50
  • 64. seyogyanyalah pembelajar menggunakan metode dan prosedur yang bervariasi, agar seluruh pebelajar merasa diperhatikan dan terbantu dalam upaya mencari, menyerap, mengolah dan mengatur informasi (Sastrawijaya, 1988; 30). Sehingga dari hasil analisis didapatkan terdapat pengaruh penggunaan media pembelajaran video dan gaya belajar mahasiswa terhadap hasil belajar ketrampilan memasang infus, pengaruh tersebut secara statistik signifikan (p=0.041; R2=9.84%). Hal ini jelas bahwa media video merupakan media pendidikan yang memiliki unsur audio dan visual, unsur suara dan visual juga lebih dominan sehingga dapat memberikan gambaran yang lebih jelas terhadap informasi yang disampaikan. Kelebihan dari penggunaan media video sendiri antaralain dapat menunjukkan kembali gerakan-gerakan dengan menggunakan efek tertentu yang dapat mempengaruhi proses belajar mahasiswa. Sesuai dengan teori yang diungkapkan oleh Sadiman 2002;75 bahwa kelebihan video adalah dapat menarik perhatian penonton, demonstrasi yang sulit bisa dipersiapkan dan direkam sebelumnya sehingga penyajiannya menghemat waktu dan rekaman dapat diputar berulang-ulang. Sedangkan menurut Dale, 1956, dikutip dari Anitah, 2008; 55 mengatakan ”pengalaman manusia digambarkan sebagai suatu kerucut, yang dimulai dari pengalaman langsung sampai dengan pengalaman yang paling abstrak yaitu belajar melalui lambang kata – kata”. Sehingga ”jika pengalaman belajar semakin menuju tingkat konkrit maka hasil yang dicapai akan semakin tinggi” (Dale dalam Anitah 2008; 56-60). 51
  • 65. Karakteristik pebelajar dan kualitas pembelajaran memiliki hubungan yang erat dalam proses pembelajaran untuk mencapai tujuan pembelajaran dan perolehan hasil belajar. Sesuai dengan teori yang diungkapkan oleh Degeng, 2000; 12 bahwa Suatu media hanya dapat dikatakan memiliki keunggulan dibandingkan media pembelajaran lainnya bila ia digunakan oleh pebelajar yang memiliki karakteristik (termasuk gaya belajar) sesuai dengan rangsangan yang ditimbulkan oleh media pembelajaran tersebut. Dengan demikian, media pembelajaran (termasuk didalamnya buku teks dan video pembelajaran pemasangan infus) dapat membuat proses pembelajaran menjadi proses yang aktif, dan pebelajar lebih termotivasi untuk belajar menurut minat dan kemampuannya (Sadiman, dkk, 2002). Hal ini akan membuat proses pembelajran menjadi lebih efektif dan berpengaruh positif terhadap perolehan belajar. 52
  • 66. BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan kajian teori yang didukung adanya hasil analisis serta mengacu perumusan masalah yang telah diutarakan dimuka, maka dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh penggunaan media pembelajaran video terhadap hasil belajar ketrampilan memasang infus pada mahasiswa S1 Keperawatan, pengaruh tersebut secara statistik signifikan (b=6.64; p=0.023) dan tidak terdapat pengaruh gaya belajar terhadap hasil belajar ketrampilan memasang infus, pengaruh tersebut secara statistik tidak signifikan (b=6.38; p=0.111) sehingga hasil analisis regresi linier ganda adalah terdapat pengaruh penggunaan media pembelajaran video dan gaya belajar mahasiswa terhadap hasil belajar ketrampilan memasang infus, pengaruh tersebut secara statistik signifikan (b=6.64; p=0.041). B. Implikasi Dari kesimpulan diatas, untuk mengantisipasi permasalahan yang kemungkinan akan muncul maka, dalam pembenahan kualitas pembelajaran, perlu diterapkan penggunaan media pembelajaran video di laboratoium yang berisi tentang kompetensi di keperawatan sesuai dengan stándar operasional prosedur dari PPNI dan tim dosen diharapkan mengetahui karakteristik dari masing-masing peserta didik agar 53
  • 67. tujuan pembelajaran dapat tercapai dengan maksimal sehingga dapat meningkatkan hasil belajar. C. Saran 53 1. Bagi institusi pendidikan, sebaiknya menyediakan fasilitas berupa pembuatan video tetang ketrampilan kompetensi, menyediakan VCD dan televisi di laboratorium agar tujuan pembelajaran dapat tercapai. 2. Bagi dosen pengajar, sebaiknya menggunakan media pembelajaran video sebagai peningkatan mutu ketrampilan dalam memasang infus. 54
  • 68. DAFTAR PUSTAKA AECT, Task Force. 1977. The definition of educational technology. Jakarta: CV. Rajawali. Anderson, R N. 1986. Pemilihan dan pengembangan media untuk pembelajaran . Jakarta: Rajawali Pers. Anitah S. 2008. Media Pembelajaran. Surakarta: LPP UNS dan UNS Press. Bloom, B.S. 1976. Human characteristics and school learning. New York: Mc.Graw Hill Book Company Brown, A.L. 1975. Learning to learn: on training students to learn from texs educational research. February. Degeng, I N. S. 1989. Desain pembelajaran: teori dan praktek. Malang: Penyelenggaraan Pendidikan Pascasarjana Proyek Peningkatan Perguruan Tinggi IKIP Malang. ______________. 2000. Media pembelajaran: Diktat Palatihan Pekerti menuju pribadi. Dembo, M.H. 1981 .Teaching for learning : applying educational psychologyin the classroom. California: Goodyear Publising Company Inc. Santa Monica. De Porter, B., Reardon, M.& Nourie, L. 2000. Quantum teaching. Bandung: Mizan Media Utama. De Porter, B. & Hernacky, M. 2000. Quantum learning. Bandung: Mizan Media Utama. Gagne, R.M.1975. Essentials of learning for instruction. New York : Holf, Rinehart and Winston. Gagne, R.M., Brigss,L.J, and Wager,W.W. 1988. Principles of instruction design. New York: Holt Reinehard and Winston. 55
  • 69. Halis,F. 2006. Pengaruh media pembelajaran dan gaya belajar mahasiswa terhadap perolehan belajar. Tesis tidak diterbitkan. Malang; Program Pascasarjana Universitas Negeri Malang. Heinich, R.,Molenda, M., & Russel, J.D. 1993. Instructional media and the new tec. instruction. New York: John Wiley and Sons. Ibrahim, Sihkabuden, Suprijanta, dan Kustiawan, U. 2000. Perencanaan penggunaan media pembelajaran. Malang Lembaga Pengembangan Pendidikan Dan 55 Pembelajaran (LP3) Universitas Negeri Malang. Latuheru, J.D. 1988. Media pembelajaran. Jakarta: Depdikbud Dikti PPLPTK. Meriril, M.D. 1983. Component display theory. an article in intructional-design theories and models: an overview of their curent status. Editet by Charles M.Reigeluth. New Jersey: Lawrence Erelbaum Associates Publisher Hillsdale. Miarso, Y. 1984. Tehnologi komunikasi pendidikan. Jakarta: CV. Rajawali. Moelyadi P. 2006. Efek desain pesan multimedia esensial, eduktif, dan redudan serta literasi visual dan verbal terhadap kemampuan retensi dan transfer. Disertasi tidak diterbitkan. Malang: Program pasca sarjana UNM. Murti B. 2006. Desain dan ukuran sampel untuk penelitian kuantitatif dan kualitatif di bidang kesehatan. Yogyakarta : Gadjah Mada University Press. _______. 2008. Metodologi riset epidemiologi. Modul dalam Mengajar di Program Magister Kedokteran Keluarga/ Magister Gizi. Universitas Sebelas Maret. Nasution, S.1997. Berbagai pendekatan dalam proses belajar dan mengajar. Jakarta: Bumi Aksara. Potter, P.A., Perry, A. 2005. Fundamental keperawatan. Jakarta: EGC. Sadiman, A.S., Rahardjo, R., Haryono, A., dan Rahardjito. 2002. Media pendidikan pengertian, pengembangan dan pemanfaatan. Jakarta: PT. Raja Grafmdo. Sastrawijaya,T. 1988. Proses belajar mengajar di perguruan tinggi. Jakarta :Dekdikbud Dirjen Dikti.P2LPTK. Subagio A. 2006. Pengembangan media pembelajaran fisika berbasis multimedia animasi pokok bahasan momentum linear dan impils untuk siswa SMA kelas 56
  • 70. XI. Skripsi tidak diterbitkan. Malang: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Malang Suciati. 1997. Taksonomi tujuan nstructional. Sebuah artikel/Makalah dalam Mengajar di Perguruan Tinggi Program Aplied Aproach. Buku Satu. Jakarta: Pusat antar Universitas untuk Peningkatan dan Pengembangan aktivitas Instruksional dirjen Dikti Depdikbud. Sujana. 1995. Penilaian hasil proses belajar mengajar. Jakarta : PT Raja Grafindo Persada. Suyanto. 2004. Analisis dan desain aplikasi multimedia untuk pemasaran. Yogyakarta: Andi. Schunk, D.H. 1991. Learning theories : an uducational perspectiva. New Cork : Macmillan Publising Company. Sleeman, P.J., cobun, T.C., and Rockwell, D.M, 1979. Instructional media and technology: a guide to accountable learning systems. New York: Longman Inc. Associated Companies, Branches, and Representative Throughout the World. 57