Kurikulum di Indonesia telah mengalami beberapa kali perubahan sejak masa kemerdekaan, mulai dari Kurikulum 1947 hingga Kurikulum 2013 yang terbaru. Beberapa perubahan kurikulum meliputi penyempurnaan isi dan tujuan pembelajaran, pendekatan pembelajaran, serta penyesuaian dengan perkembangan zaman.
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Pengembangan Kurikulum K13
1. Sub CPMK Materi Referensi
Aktivitas Pemb.
PENGEMBANGAN
KURIKULUM
Perencanaan Pengembangan
Program Pembelajaran
Matematika
K1
3
Heru, S.Pd., M.Pd.
BarangsiapayangmempelajariilmupengetahuanyangsemistinyabertujuanuntukmencariridhoAllah
‘AzzawaJalla.Kemudianiamempelajarinyadengantujuanhanyauntukmendapatkankedudukan/
kekayaanduniawi,makaiatidakakanmendapatkanbaunyasyurgakelakpadaharikiamat.” (HR.Abu
Daud)
2. Sub CPMK Materi Referensi
Aktivitas Pemb.
Sub CPMK
Pengembangan Kurikulum
Sub CPMK dan Tujuan Pembelajaran
Tujuan Pembelajaran
1. menjelaskan rasional pengembangan kurikulum, terutama
pengembangan Kurikulum 2013.
2. menjelaskan prinsip-prinsip pokok pengembangan kurikulum.
3. menjelaskan fungsi dan peranan kurikulum dengan tepat dan jelas.
4. Menjelaskan karakteristik dan tujuan mata pelajaran matematika
sekolah (SMP/SMA)
5. Menjelskan objek belajar matematika
3. Sub CPMK Materi Referensi
Aktivitas Pemb.
1. Kurikulum 1947 (Rentjana Peladjaran)
Kurikulum pertama pada masa kemerdekaan namanya Rencana Pelajaran
1947. Ketika itu penyebutannya lebih populer menggunakan leer plan (Rentjana
Peladjaran)) ketimbang istilah curriculum dalam bahasa Inggris. Asas
pendidikan yang ditetapkan adalah Pancasila. Susunan Rencana Pelajaran
1947 sangat sederhana, hanya memuat dua hal pokok, yaitu daftar mata
pelajaran dan jam pengajarannya, serta garis-garis besar pengajarannya.
Rencana Pelajaran 1947 lebih mengutamakan pendidikan watak, kesadaran
bernegara, dan bermasyarakat, daripada pendidikan pikiran. Mata pelajaran
untuk tingkat Sekolah Rakyat ada 16, khusus di Jawa, Sunda, dan Madura
diberikan bahasa daerah. Daftar pelajarannya adalah Bahasa Indonesia,
Bahasa Daerah, Berhitung, Ilmu Alam, Ilmu Hayat, Ilmu Bumi, Sejarah,
Menggambar, Menulis, Seni Suara, Pekerjaan Tangan, Pekerjaan Keputrian,
Gerak Badan, Kebersihan dan Kesehatan, Didikan Budi Pekerti, dan
Pendidikan Agama. Pada awalnya pelajaran agama diberikan mulai kelas IV,
namun sejak 1951 agama juga diajarkan sejak kelas 1.
A. Perubahan Kurikulum di Indonesia
4. Sub CPMK Materi Referensi
Aktivitas Pemb.
2. Kurikulum 1952 (Rentjana Peladjaran Terurai)
Pada tahun 1952 kurikulum di Indonesia mengalami penyempurnaan. Pada
tahun 1952 ini diberi nama Rentjana Peladjaran Terurai 1952. Kurikulum ini
sudah mengarah pada suatu sistem pendidikan nasional. Yang paling menonjol
dan sekaligus ciri dari kurikulum 1952 ini bahwa setiap rencana pelajaran harus
memperhatikan isi pelajaran yang dihubungkan dengan kehidupan sehari-hari.
A. Perubahan Kurikulum di Indonesia
5. Sub CPMK Materi Referensi
Aktivitas Pemb.
3. Kurikulum 1964 (Rentjana Peladjaran Terurai)
Setelah tahun 1952, menjelang tahun 1964, pemerintah kembali
menyempurnakan sistem kurikulum di Indonesia. Kali ini diberi nama Rentjana
Pendidikan 1964. Pokok-pokok pikiran kurikulum 1964 yang menjadi ciri dari
kurikulum ini adalah bahwa pemerintah mempunyai keinginan agar rakyat
mendapat pengetahuan akademik untuk pembekalan pada jenjang SD,
sehingga pembelajaran dipusatkan pada program Pancawardhana yang
meliputi pengembangan daya cipta, rasa, karsa, karya, dan moral. Mata
pelajaran diklasifikasikan dalam lima kelompok bidang studi: moral, kecerdasan,
emosional/artistik, keprigelan (keterampilan), dan jasmani. Pendidikan dasar
lebih menekankan pada pengetahuan dan kegiatan fungsional praktis.
A. Perubahan Kurikulum di Indonesia
6. Sub CPMK Materi Referensi
Aktivitas Pemb.
4. Kurikulum 1968 (Rentjana Peladjaran Terurai)
Kurikulum 1968 merupakan pembaharuan dari Kurikulum 1964, yaitu
dilakukannya perubahan struktur kurikulum pendidikan dari Pancawardhana
menjadi pembinaan jiwa pancasila, pengetahuan dasar, dan kecakapan khusus.
Kurikulum 1968 merupakan perwujudan dari perubahan orientasi pada
pelaksanaan UUD 1945 secara murni dan konsekuen.
Istilah matematika sendiri baru muncul pada Kurikulum 1968 sebagai bagian
dari Mata Pelajaran Ilmu Pasti pada tingkat SMA.
Ciri pembelajaran matematika pada kurikulum 1968 antara lain (Russeffendi,
1985): a) penekanan lebih diberikan pada keterampilan berhitung; b) lebih
mengutamakan hafalan; 3) program berhitung kurang memperhatikan aspek
kontinuitas dengan materi berikutnya; 4) kurang terkait dengan dunia luar; dan
5) penyajian materi kurang memberikan peluang untuk tumbuhnya motivasi
serta rasa ingin tahu anak.
A. Perubahan Kurikulum di Indonesia
7. Sub CPMK Materi Referensi
Aktivitas Pemb.
5. Kurikulum 1975
Kurikulum 1975 menekankan pada tujuan, agar pendidikan lebih efisien dan efektif. “Yang
melatarbelakangi adalah pengaruh konsep di bidang manejemen, yaitu MBO
(management by objective) yang terkenal saat itu. Metode, materi, dan tujuan pengajaran
dirinci dalam Prosedur Pengembangan Sistem Instruksional (PPSI). Zaman ini dikenal
istilah “Satuan Pelajaran”, yaitu rencana pelajaran setiap satuan bahasan. Setiap satuan
pelajaran dirinci lagi: Petunjuk Umum, Tujuan Instruksional Khusus (TIK), Materi
Pelajaran, Alat Pelajaran, Kegiatan Belajar-mengajar, dan Evaluasi. Kurikulum 1975
banyak dikritik.
Istilah matematika sebagai nama mata pelajaran, baru digunakan pada Kurikulum 1975
pada jenjang SD, SMP, dan SMA. Pada tahun 1975, terjadi perubahan besar dengan
dimasukannya matematika modern. Matematika modern tersebut memiliki
karakteristik sebagai berikut: terdapat topik himpunan, pergeseran ke pengajaran yang
lebih mengutamakan pengertian, soal lebih diutamakan yang pemecahan masalah, ada
kesinambungan dalam penyajian bahan ajar antar jenjang, terdapat penekanan kepada
struktur, program pengajaran memperhatikan keberagaman antar siswa, pergeseran ke
pengajaran yang lebih berpusat pada siswa, metode mengajar lebih ke penemuan dan
pemecahan masalah dengan teknik diskusi, serta upaya pengajaran matematika lebih
menarik, misalnya melalui permainan, teka-teki, atau kegiatan lapangan. (Ruseffendi,
1979)
A. Perubahan Kurikulum di Indonesia
8. Sub CPMK Materi Referensi
Aktivitas Pemb.
6. Kurikulum 1984 (Kurikulum CBSA)
Kurikulum 1984 mengusung process skill approach. Meski mengutamakan
pendekatan proses, tapi faktor tujuan tetap penting. Kurikulum ini juga sering
disebut “Kurikulum 1975 yang disempurnakan”. Posisi siswa ditempatkan
sebagai subjek belajar. Dari mengamati sesuatu, mengelompokkan,
mendiskusikan, hingga melaporkan. Model ini disebut Cara Belajar Siswa Aktif
(CBSA) atau Student Active Leaming (SAL). Kurikulum 1984 ini berorientasi
kepada tujuan instruksional. Didasari oleh pandangan bahwa pemberian
pengalaman belajar kepada siswa dalam waktu belajar yang sangat terbatas di
sekolah harus benar-benar fungsional dan efektif. Oleh karena itu, sebelum
memilih atau menentukan bahan ajar, yang pertama harus dirumuskan adalah
tujuan apa yang harus dicapai siswa.
Pada pembelajaran matematika perubahan ke Kurikulum 1984 tidak terlalu
banyak Perbedaan utama, pada Kurikulum 1984 ini materi pengenalan
komputer mulai diberikan. (Ruseffendi: 1988)
A. Perubahan Kurikulum di Indonesia
9. Sub CPMK Materi Referensi
Aktivitas Pemb.
7. Kurikulum 1994
Kurikulum 1994 dibuat sebagai penyempurnaan kurikulum 1984 dan
dilaksanakan sesuai dengan Undang-Undang no. 2 tahun 1989 tentang Sistem
Pendidikan Nasional. Hal ini berdampak pada sistem pembagian waktu
pelajaran, yaitu dengan mengubah dari sistem semester ke sistem caturwulan.
Dengan sistem caturwulan yang pembagiannya dalam satu tahun menjadi tiga
tahap diharapkan dapat memberi kesempatan bagi siswa untuk dapat
menerima materi pelajaran cukup banyak.
Tujuan pengajaran menekankan pada pemahaman konsep dan keterampilan
menyelesaikan soal dan pemecahan masalah.
Pada kurikulum matematika SD, terdapat penekanan khusus pada penguasaan
bilangan (number sense) termasuk di dalamnya berhitung. Untuk SLTP, bahan
kajian intinya mencakup: aritmetika, aljabar, geometri, peluang, dan statistika.
Terdapat upaya untuk menanamkan pemikiran deduktif yang ketat melalui
struktur deduktif terbatas pada sebagian bahan geometri. Materi matematika
SMU terdapat pengenalan teori graf (bagian matematika diskrit).
A. Perubahan Kurikulum di Indonesia
10. Sub CPMK Materi Referensi
Aktivitas Pemb.
8. Kurikulum 2004 (Kurikulum Berbasis Kompetensi)
Kurikukum 2004 ini lebih dikenal dengan Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK).
Pendidikan berbasis kompetensi menitikberatkan pada pengembangan kemampuan
untuk melakukan (kompetensi) tugas-tugas tertentu sesuai dengan standar
performance yang telah ditetapkan. Hal ini mengandung arti bahwa pendidikan
mengacu pada upaya penyiapan individu yang mampu melakukan perangkat
kompetensi yang telah ditentukan. Implikasinya adalah perlu dikembangkan suatu
kurikulum berbasis kompetensi sebagai pedoman pembelajaran. Kurikulum Berbasis
Kompetensi berorientasi pada:
a. Hasil dan dampak yang diharapkan muncul pada diri peserta didik melalui
serangkaian pengalaman belajar yang bermakna.
b. Keberagaman yang dapat dimanifestasikan sesuai dengan kebutuhannya. Tujuan
yang ingin dicapai menekankan pada ketercapaian kompetensi siswa baik secara
individual maupun klasikal.
A. Perubahan Kurikulum di Indonesia
11. Sub CPMK Materi Referensi
Aktivitas Pemb.
9. Kurikulum 2006 (KTSP)
Kurikulum 2006 ini dikenal dengan sebutan Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan (KTSP). Awal 2006 ujicoba KBK dihentikan, muncullah KTSP.
Tinjauan dari segi isi dan proses pencapaian target kompetensi pelajaran oleh
siswa hingga teknis evaluasi tidaklah banyak perbedaan dengan Kurikulum
2004. Perbedaan yang paling menonjol adalah guru lebih diberikan kebebasan
untuk merencanakan pembelajaran sesuai dengan lingkungan dan kondisi
siswa serta kondisi sekolah berada. Hal ini disebabkan karangka dasar, standar
kompetensi lulusan (SKL), standar kompetensi dan kompetensi dasar (SKKD)
setiap mata pelajaran untuk setiap satuan pendidikan telah ditetapkan oleh
Departemen Pendidikan Nasional. Jadi pengembangan perangkat
pembelajaran, seperti silabus dan sistem penilaian merupakan kewenangan
satuan pendidikan (sekolah) dibawah koordinasi dan supervisi pemerintah
Kabupaten/Kota.
A. Perubahan Kurikulum di Indonesia
12. Sub CPMK Materi Referensi
Aktivitas Pemb.
9. Kurikulum 2006 (KTSP)
Kurikulum 2006 ini dikenal dengan sebutan Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan (KTSP). Awal 2006 ujicoba KBK dihentikan, muncullah KTSP.
Tinjauan dari segi isi dan proses pencapaian target kompetensi pelajaran oleh
siswa hingga teknis evaluasi tidaklah banyak perbedaan dengan Kurikulum
2004. Perbedaan yang paling menonjol adalah guru lebih diberikan kebebasan
untuk merencanakan pembelajaran sesuai dengan lingkungan dan kondisi
siswa serta kondisi sekolah berada. Hal ini disebabkan karangka dasar, standar
kompetensi lulusan (SKL), standar kompetensi dan kompetensi dasar (SKKD)
setiap mata pelajaran untuk setiap satuan pendidikan telah ditetapkan oleh
Departemen Pendidikan Nasional. Jadi pengembangan perangkat
pembelajaran, seperti silabus dan sistem penilaian merupakan kewenangan
satuan pendidikan (sekolah) dibawah koordinasi dan supervisi pemerintah
Kabupaten/Kota.
A. Perubahan Kurikulum di Indonesia
13. Sub CPMK Materi Referensi
Aktivitas Pemb.
10. Kurikulum 2013
Kurikulum 2013 dikembangkan berdasarkan rasional berikut:
A. Perubahan Kurikulum di Indonesia
Tantangan eksternal.
Arus globalisasi dan berbagai isu
yang terkait pendidikan.
Pergeseran kekuatan ekonomi
dunia, pengaruh dan imbas
teknosains serta mutu, investasi,
dan transformasi bidang
pendidikan.
Keikutsertaan Indonesia di dalam
(TIMSS) dan (PISA)
Tantangan internal.
Tuntutan pendidikan yang
mengacu kepada 8 Standar
Nasional Pendidikan.
Tantangan lainnya terkait
perkembangan penduduk usia
produktif Indonesia yang akan
mencapai puncaknya pada tahun
2020-2035 dengan preentase 70%.
14. Sub CPMK Materi Referensi
Aktivitas Pemb.
Kurikulum 2013 dirancang dengan karakteristik sebagai berikut.
• Mengembangkan keseimbangan antara sikap spiritual dan sosial,
pengetahuan dan keterampilan.
• Menempatkan sekolah sebagai bagian dari masyarakat yang
memberikan pengalaman belajar;
• Memberi waktu yang cukup leluasa untuk mengembangkan
berbagai sikap, pengetahuan, dan keterampilan;
• Mengembangkan kompetensi yang dinyatakan
dalam bentuk Kompetensi Inti dan Kompeteni Dasar;
• Semua KD dan proses pembelajaran dikembangkan untuk
mencapai kompetensi yang dinyatakan dalam KI;
• Mengembangkan Kompetensi Dasar berdasar pada prinsip
akumulatif, saling memperkuat (reinforced) dan memperkaya
(enriched) antar-mata pelajaran dan jenjang pendidikan (organisasi
horizontal dan vertikal).
A. Perubahan Kurikulum di Indonesia
15. Sub CPMK Materi Referensi
Aktivitas Pemb.
B. Fungsi dan Peran Kurikulum
Fungsi Kurikulum:
Fungsi umum pendidikan.
Mempersiapkan peserta didik agar
bertanggung jawab dan baik.
Suplementasi. Memberikan
pelayanan kepada setiap siswa.
Eksplorasi. Mengembangkan minat
dan bakat masing-masing siswa.
Keahlian. Mengembangkan
kemampuan anak sesuai dengan
keahliannya yang didasarkan atas
minat dan bakat siswa
Peran Kurikulum:
Peran konservatif. Melestarikan
berbagai budaya sebagai warisan
masa lalu.
Peran kreatif. Kurikulum harus
mengandung hal-hal baru
sehingga dapat membantu siswa
untuk dapat mengembangkan
setiap potensi yang dimilikinya
Peran kritis dan evaluatif.
Kurikulum berperan untuk
menyeleksi nilai dan budaya mana
yang perlu dipertahankan, dan
mana yang harus dimiliki oleh
siswa.
16. Sub CPMK Materi Referensi
Aktivitas Pemb.
1. Relevansi. Ada dua relevansi, pertama adalah relevansi internal, yaitu
kesesuaian antara setiap komponen (anatomi) kurikulum; dan kedua
relevansi eksternal, yaitu program kurikulum harus sesuai dan mampu
menjawab terhadap tuntutan dan perkembangan kehidupan masyarakat.
2. Fleksibilitas. Kurikulum harus bisa diterapkan secara lentur disesuaikan
dengan karakteristik dan potensi setiap siswa, juga dinamika kehidupan
masyarakat.
3. Kontinuitas. Isi program dan penerapan kurikulum di setiap sekolah harus
memberi bekal bagi setiap siswa untuk mengembangkan kemampuan dan
potensi yang dimilikinya secara berkesinambungan dan berkelanjutan
(kontinuitas).
4. Efisiensi dan Efektivitas. Kurikulum harus memungkinkan setiap personil
untuk menerapkannya secara mudah dengan menggunakan biaya secara
proporsional dan itulah efisien.
C. Prinsip Pengembangan Kurikulum
17. Sub CPMK Materi Referensi
Aktivitas Pemb.
Beberapa karakteristik matematika yang harus
dipahami oleh guru ataupun calon guru, antara lain
sebagai berikut:
1. Objek yang dipelajari abstrak.
2. Kebenarannya berdasarkan logika.
3. Pembelajarannya secara bertingkat dan kontinu.
4. Ada keterkaitan antara materi yang satu dengan
yang lainnya.
5. Menggunakan bahasa simbol.
6. Diaplikasikan dibidang ilmu lain.
D. Karakteristik dan Tujuan Mata Pelajaran Matematika Sekolah
(SMP/SMA)
18. Sub CPMK Materi Referensi
Aktivitas Pemb.
Tujuan pembelajaran matematika sekolah SMP dan SMA (kemdikbud, 2014),
antara lain:
1. Memahami konsep matematika. Indikator-indikator pencapaian:
a. menyatakan ulang konsep yang telah dipelajari,
b. mengklasifikasikan objek-objek berdasarkan dipenuhi tidaknya
persyaratan yang membentuk konsep tersebut,
c. mengidentifikasi sifat-sifat operasi atau konsep,
d. menerapkan konsep secara logis,
e. memberikan contoh atau contoh kontra (bukan contoh) dari konsep
yang dipelajari,
f. menyajikan konsep dalam berbagai macam bentuk representasi
matematis (tabel, grafik, diagram, gambar, sketsa, model matematika,
atau cara lainnya),
– mengaitkan berbagai konsep dalam matematika maupun di luar
matematika, mengembangkan syarat perlu dan /atau syarat cukup suatu
konsep.
C. Tujuan pembelajaran matematika sekolah
19. Sub CPMK Materi Referensi
Aktivitas Pemb.
2. Menggunakan pola sebagai dugaan dalam
penyelesaian masalah, dan mampu membuat
generalisasi berdasarkan fenomena atau data
yang ada. Indikator-indikator pencapaian
kecakapan ini, meliputi:
a. mengajukan dugaan (conjecture)
b. menarik kesimpulan dari suatu pernyataan
c. memberikan alternatif bagi suatu argumen
d. menemukan pola pada suatu gejala
matematis
C. Tujuan pembelajaran matematika sekolah
20. Sub CPMK Materi Referensi
Aktivitas Pemb.
3. Menggunakan penalaran pada sifat, melakukan manipulasi matematika baik
dalam penyederhanaan, maupun menganalisa komponen yang ada dalam
pemecahan masalah dalam konteks matematika maupun di luar matematika
yang meliputi kemampuan memahami masalah, membangun model
matematika, menyelesaikan model dan menafsirkan solusi yang diperoleh
termasuk dalam rangka memecahkan masalah dalam kehidupan sehari-hari
(dunia nyata). Indikator-indikator pencapaian kecakapan ini, meliputi:
a. memahami masalah
b. mengorganisasi data dan memilih informasi yang relevan dalam
mengidentifikasi masalah
c. menyajikan suatu rumusan masalah secara matematis dalam berbagai
bentuk
d. memilih pendekatan dan strategi yang tepat untuk memecahkan masalah
e. menggunakan atau mengembangkan strategi pemecahan masalah
f. menafsirkan hasil jawaban yang diperoleh untuk memecahkan masalah
g. menyelesaikan masalah.
C. Tujuan pembelajaran matematika sekolah
21. Sub CPMK Materi Referensi
Aktivitas Pemb.
4. Mengomunikasikan gagasan, penalaran serta mampu
menyusun buktimatematika dengan menggunakan kalimat
lengkap, simbol, tabel,diagram, atau media lain untuk
memperjelas keadaan atau masalah. Indikator-indikator
pencapaian kecakapan ini, meliputi:
a. memberikan alasan atau bukti terhadap kebenaran suatu
pernyataan
b. Menduga dan memeriksa kebenaran dugaan (conjecture)
c. memeriksa kesahihan atau kebenaran suatu argumen
dengan penalaran induksi
d. Menurunkan atau membuktikan rumus dengan penalaran
deduksi
e. Menduga dan memeriksa kebenaran dugaan (conjecture)
C. Tujuan pembelajaran matematika sekolah
22. Sub CPMK Materi Referensi
Aktivitas Pemb.
5. Memiliki sikap menghargai kegunaan matematika dalam
kehidupan, yaitu memiliki rasa ingin tahu, perhatian, dan
minat dalam mempelajari matematika, serta sikap ulet
dan percaya diri dalam pemecahan masalah.Indikator-
indikator pencapaian kecakapan ini, meliputi:
a. memiliki rasa ingin tahu yang tinggi
b. bersikap penuh perhatian dalam belajar matematika
c. bersikap antusias dalam belajar matematika
d. bersikap gigih dalam menghadapi permasalahan
e. memiliki penuh percaya diri dalam belajar dan
menyelesaikan masalah
C. Tujuan pembelajaran matematika sekolah
23. Sub CPMK Materi Referensi
Aktivitas Pemb.
6. Memiliki sikap dan perilaku yang sesuai dengan nilai-
nilai dalam matematika dan pembelajarannya.
Indikator-indikator pencapaian kecakapan ini, meliputi:
a. bersikap luwes dan terbuka
b. memiliki kemauan berbagi rasa dengan orang lain.
7. Melakukan kegiatan–kegiatan motorik yang
menggunakan pengetahuan matematika.
Menggunakan alat peraga sederhana maupun hasil
teknologi untuk melakukan kegiatan-kegiatan
matematik.
C. Tujuan pembelajaran matematika sekolah
24. Sub CPMK Materi Referensi
Aktivitas Pemb.
1. Fakta dalam matematika berupa konvensi dalam matematika
seperti simbol/lambang atau notasi dalam matematika atau
kesepakatan lainnya.
2. Skills merupakan operasi, prosedur atau aturan-aturan rutin yang
digunakan untuk menyelesaikan soal matematika dengan cepat
dan tepat.
3. Belajar konsep adalah belajar tentang apakah sesuatu itu?.
Konsep dalam matematika adalah ide abstrak yang
memungkinkan orang dapat mengklasifikasi objek atau kejadian di
mana objek atau kejadian itu merupakan contoh atau bukan
contoh dari ide abstrak tersebut.
4. Prinsip merupakan objek langsung pembelajaran yang paling
kompleks. Prinsip adalah serangkaian konsep bersama dengan
relasi antara konsep-konsepnya.
E. Objek Belajar Matematika
25. Sub CPMK Materi Referensi
Aktivitas Pemb.
Aktivitas Pembelajaran 1
Baca kembali uraian materi pengembangan kurikulum, diskusikan bersama
teman-teman anda dalam satu kelompok kecil tentang rasional pengembangan
kurikulum, terutama pengembangan Kurikulum 2013, prinsip-prinsip pokok
pengembangan kurikulum, menjelaskan fungsi kurikulum dengan tepat dan
jelas, peranan kurikulum dengan tepat dan jelas. Jawablah pertanyaan-
pertanyaan berikut ini berikut:
1. Tuliskan pendapat kelompok anda tentang urgensi pengembangan
kurikulum!
2. Tuliskan rasional pengembangan kurikulum 2013 berdasarkan kajian pada
kelompok anda!
3. Tulisakan prinsip-prinsip apa saja yang perlu mendapatkan perhatian
dalam melakukan pengembangan kurikulum berdasarkan hasil diskusi
kelompok anda!
4. Tulisksan peran kurikulum berdasarkan hasil diskusi kelompok anda!
5. Tulisksan fungsi kurikulum berdasarkan hasil diskusi kelompok anda!
F. Aktivitas Pembelajaran Diskusi Kelompok
26. Sub CPMK Materi Referensi
Aktivitas Pemb.
Aktivitas Pembelajaran 2
Baca kembali uraian materi karakteristik matematika,
tujuan pembelajaran matematika sekolah (SMP dan SMA)
dan objek matematika. Jawablah pertanyaan-pertanyaan
berikut ini berikut:
1. Tuliskan karakteristik matematika !
2. Tuliskan tujuan pembelajaran matematika sekolah
(SMP dan SMA)!
3. Jelaskan objek pembelajaran matematika menurut
Gange!
F. Aktivitas Pembelajaran Diskusi Kelompok
27. Sub CPMK Materi Referensi
Aktivitas Pemb.
Bell, F. H. (1978). Teaching and Learning Mathematics (In Secondary School). United
States of America: Brown Company.
Hudoyo, H. (1978). Mengajar Belajar. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.
Kemdikbud. (2014). Permendikbud No. 58 Tahun 2014 tentang Kurikulum 2013 Sekolah
Menengah Pertama/Madrasah Tsanawiyah. Jakarta: Kementerian Pendidikan
dan Kebudayaan.
Kemdikbud. (2014). Permendikbud No. 59 Tahun 2014 tentang Kurikulum 2013 Sekolah
Menengah Atas/MA. Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
Pujiadi. (2016). Pengembangan Kurikulum Matematika 1. Dalam Modul Pelatihan
Matematika SMA. Jakarta: Ditjen Guru dan Tenaga Kependidikan, Kemdikbud.
Pujiyadi. (2016). Pengembangan Kurikulum Matematika 2. Dalam Modul Pelatihan
Matematika SMA. Jakarta: Ditjen Guru dan Tenaga Kependidikan, Kemdikbud.
Sumardyono, Krismanto, A., & Herawati, R. (2016). Pengembangan Materi Pembelajaran
Matematika SMP. Dalam Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan Mata
Pelajaran Matematika Sekolah Menengah Pertama (SMP). Jakarta: Ditjen Guru
dan Tenaga Kependidikan, Kemdikbud.
Wardhani, S. (2016). Kurikulum Matematika SMP 2. Dalam Modul Pengembangan
Keprofesian Berkelanjutan Mata Pelajaran Matematika Sekolah Menengah
Pertama (SMP). Jakarta: Ditjen Guru dan Tenaga Kependidikan, Kemdikbud.
Referensi