5. KOMPOSISI DASAR OLI
Base oil terdiri dari suatu campuran senyawa-senyawa hydrocarbon dengan
bermacam-macam komposisi. Senyawa hydrocarbon diklasifikasikan
kedalam paraffinic , naphtenic, dan aromatic hydrocarbon. Karena paraffinic
hydrocarbon mempunyai karakteristik kekentalan (viscosity) yang terbaik,
base oil yang mengandung kaya paraffinic secara umum digunakan untuk oil
pelumasan.
Mineral
Hydrocr
acked
Syntheti
c
6.
7. KOMPOSISI ADDITIVE
Minyak-minyak pelumas untuk engine, gear, dan hydraulic diproduksi
dengan menambahkan beberapa packet additive yang berlainan kedalam
“base oil”. Tipe additive ditunjukan seperti dalam table berikut. Para supplier
(pabrik) oil mengembangkan oli-oli aslinya dengan perpaduan tipe-tipe
additive yang berlainan atau dengan melakukan bermacam-macam metode
penyulingan base oil. Sehingga ada beberapa perbedaan untuk setiap oli
yang diproduksi (merek oli).
8. STANDARD DAN KATEGORI OIL ENGINE
Viscosity dan kualitas oil diklasifikasikan dengan standard SAE (The Society
of Automotive Engineers)
Note: 1 cP = 100 cSt 1 cSt = 1 mm2/s
9. KATEGORI OIL MENURUT KUALITAS
Oil diklasifikasikan kedalam C Series (kelas CA sampai CE), untuk engine
diesel, dan S Series, untuk engine gasoline.
12. FLASHING POINT (FUEL DILUTION)
Titik nyala (flash point) dari minyak diesel kira-
kira70oC, dan untuk oil engine adalah 180o –
270oCJadi, jika fuel masuk kedalam oil engine, titik
nyalaakan turun.
Dengan demikian, kita dapat mendeteksi
fueldilution dengan pengukuran flash point.
Jikajumlah fuel didalam engine 4%, flash point
turunkira-kira 15%, dan viscosity juga turun kira-
kira20%.
Fuel bias masuk bercampur dengan oil
enginekemungkinan disebabkan injection timing
kurangtepat, kebocoran fuel dari fuel line, atau
kegagalanyang berulang-ulang ketika
menghidupkan engine.Jika kandungan fuel
diadalam oil engine menjadinaik, akan
mengakibatkan piston scuffing, dankeausan
bearing dan kerusakanjuga akan terjadi.
13. VISCOSITY
Viscosity dinyatakan dalam Absolute Viscosity (P: Poise;cP: Centipoise), dan
Kinematic Viscosity (cSt:Centistoke).
Hubungan antara Absolute Viscosity dan KinematicViscosity adalah: 1 cP =
0.001 P; 1 cST = 1/100 cP.
Penaikan viscosity disebabkan karena oxidasi dari oil,atau karena
kontaminasi jelaga (soot), pasir, ataukarena percampuran dengan viscosity
oil yang lain.
Oil mempunyai suatu effek yang berlawanan padaengine keduanya bila
viscosity terlalu tinggi dan bilaterlalu rendah
14. TOTAL ACID NUMBER (TAN)
Total Acid Number menunjukan kondisi oxidasi dari oil.Jika nilai TAN
meningkat, menunjukan deterioration(kerusakan) dan penurunan
performance dari oil.
NilaTotal Acid Number mengindikasikan berat dalammg Potassium hydroxide
(KOH) yang diperlukan untukmenetralisir asam yang terkandung dalam 1
gram oilpengujian, dan dinyatakan sebagai mgKOH/g.
Berikut adalah penyebab khusus dari oxidasi.
1. Oxidasi melalui kontak dengan air atau udara.
2. Peningkatan oxidasi karena masuknya partikel-partikel metal kedalam oil.
3. Peningkatan oxidasi akibat kenaikan temperaturkerja oil.
Jika nilai TAN diatas 8, akan mengakibatkan lapisanlead (timah) pada bearing
metal mengelupas,kemudian rusak (seizure) atau menyebabkan
keausanabnormal pada metal engine, perhatikan batasan nilaiTAN
selamanya.
15. TOTAL BASE NUMBER (TBN)
Nilai TBN menunjukan sifat alkali dari additive didalam oil. Angka TBN
menyatakan jumlah basa yang dimasukan kedalam 1 gram oil, yang
diperlukan untuk menetralisir acid, dan mengkonversikan bilangan ini ke mg
potassium hydroxida (KOH). Nilai TBN dinyatakna dalam mgKOH/g . Nilai
untuk oil yang baru pada umumnya adalah 6.0 – 13.0 mgKOH/g. Bila TBN
turun dibawah 2.0 kinerja dari penetral asam dari oil engine hilang dan
dengan cepat meningkatkan korosif pada metal dan terjadi keausan. Metode
pengukuran TBN ada dua metode pengukuran: Hydrochloric Acid Method
(ASTM D664), dan Perchloric Acid Method (ASTM D2896). Karena
“Perchloric Acid Method” memperhitungkan basa yang lemah, nilai yang
diperoleh menjadi lebih tinggi. Oleh karena itu, perlu untuk menetapkan
metode perhitungan yang mana yang digunakan. Jika nilai TAN melebihi
batas maximumnya, oil engine jangan digunakan meskipun nilai TBN masih
tinggi.
16. N-PENTANE INSOLUBLE
Nilai n-pentane insoluble terutama berkaitan dengan banyaknya jelaga (soot)
didalam oil engine. Jika dengan meningkatnya soot didalam oil engine,
kondisi oil memburuk (deteriorate), dan nilai TAN naik. Jika n-pentane
insoluble melebihi limit, bearing-bearing ausatau filter akan menjadi buntu.
Jumlah besar jelagaditimbulkan karena menggunakan fuel yang
berkwalitasrendah atau pembakaran tidak sempurna karena kerusakan fuel
pump, atau injector, atau air system buntu.
17. MOISTURE
Kontaminasi moisture (embun). Ada beberapa jalan airbisa bercampur
dengan oil engine: Bila temperatur udaradidalam crankcase turun, udara
menjadi embun(moisture); air masuk lewat kebocoran seal liner; atau air bisa
masuk kedalam crankcase dari cooling system. Jikaair yang
mengkontaminasi oil cukup banyak, maka terjadi berbagai problem. Sebagai
contoh, moisture (air) yangterbawa ke sistem pelumasan bearing connecting
rodakan menguap, menyebabkan pitting, pealing, atau bearing macet.
Limit dari kandungan air harus dibawah 0.2%.