SlideShare a Scribd company logo
1 of 19
TOTAL LUBRICANTS
PROSES DESTILASI MINYAK MENTAH
Base Oils Additives+
Lubricants
• Mineral oils
• Synthetic oils
(PAO, PAG …)
One or several
packages if
requested
KOMPOSISI DASAR OLI
Base oil terdiri dari suatu campuran senyawa-senyawa hydrocarbon dengan
bermacam-macam komposisi. Senyawa hydrocarbon diklasifikasikan
kedalam paraffinic , naphtenic, dan aromatic hydrocarbon. Karena paraffinic
hydrocarbon mempunyai karakteristik kekentalan (viscosity) yang terbaik,
base oil yang mengandung kaya paraffinic secara umum digunakan untuk oil
pelumasan.
Mineral
Hydrocr
acked
Syntheti
c
KOMPOSISI ADDITIVE
Minyak-minyak pelumas untuk engine, gear, dan hydraulic diproduksi
dengan menambahkan beberapa packet additive yang berlainan kedalam
“base oil”. Tipe additive ditunjukan seperti dalam table berikut. Para supplier
(pabrik) oil mengembangkan oli-oli aslinya dengan perpaduan tipe-tipe
additive yang berlainan atau dengan melakukan bermacam-macam metode
penyulingan base oil. Sehingga ada beberapa perbedaan untuk setiap oli
yang diproduksi (merek oli).
STANDARD DAN KATEGORI OIL ENGINE
Viscosity dan kualitas oil diklasifikasikan dengan standard SAE (The Society
of Automotive Engineers)
Note: 1 cP = 100 cSt 1 cSt = 1 mm2/s
KATEGORI OIL MENURUT KUALITAS
Oil diklasifikasikan kedalam C Series (kelas CA sampai CE), untuk engine
diesel, dan S Series, untuk engine gasoline.
DETERIORATION LIMITS DARI OIL ENGINE
PERFORMANCE OIL
Viscosity
Carbon Residue
Pour & Cloud Point
Flash Point
Total Base Number
FLASHING POINT (FUEL DILUTION)
Titik nyala (flash point) dari minyak diesel kira-
kira70oC, dan untuk oil engine adalah 180o –
270oCJadi, jika fuel masuk kedalam oil engine, titik
nyalaakan turun.
Dengan demikian, kita dapat mendeteksi
fueldilution dengan pengukuran flash point.
Jikajumlah fuel didalam engine 4%, flash point
turunkira-kira 15%, dan viscosity juga turun kira-
kira20%.
Fuel bias masuk bercampur dengan oil
enginekemungkinan disebabkan injection timing
kurangtepat, kebocoran fuel dari fuel line, atau
kegagalanyang berulang-ulang ketika
menghidupkan engine.Jika kandungan fuel
diadalam oil engine menjadinaik, akan
mengakibatkan piston scuffing, dankeausan
bearing dan kerusakanjuga akan terjadi.
VISCOSITY
Viscosity dinyatakan dalam Absolute Viscosity (P: Poise;cP: Centipoise), dan
Kinematic Viscosity (cSt:Centistoke).
Hubungan antara Absolute Viscosity dan KinematicViscosity adalah: 1 cP =
0.001 P; 1 cST = 1/100 cP.
Penaikan viscosity disebabkan karena oxidasi dari oil,atau karena
kontaminasi jelaga (soot), pasir, ataukarena percampuran dengan viscosity
oil yang lain.
Oil mempunyai suatu effek yang berlawanan padaengine keduanya bila
viscosity terlalu tinggi dan bilaterlalu rendah
TOTAL ACID NUMBER (TAN)
Total Acid Number menunjukan kondisi oxidasi dari oil.Jika nilai TAN
meningkat, menunjukan deterioration(kerusakan) dan penurunan
performance dari oil.
NilaTotal Acid Number mengindikasikan berat dalammg Potassium hydroxide
(KOH) yang diperlukan untukmenetralisir asam yang terkandung dalam 1
gram oilpengujian, dan dinyatakan sebagai mgKOH/g.
Berikut adalah penyebab khusus dari oxidasi.
1. Oxidasi melalui kontak dengan air atau udara.
2. Peningkatan oxidasi karena masuknya partikel-partikel metal kedalam oil.
3. Peningkatan oxidasi akibat kenaikan temperaturkerja oil.
Jika nilai TAN diatas 8, akan mengakibatkan lapisanlead (timah) pada bearing
metal mengelupas,kemudian rusak (seizure) atau menyebabkan
keausanabnormal pada metal engine, perhatikan batasan nilaiTAN
selamanya.
TOTAL BASE NUMBER (TBN)
Nilai TBN menunjukan sifat alkali dari additive didalam oil. Angka TBN
menyatakan jumlah basa yang dimasukan kedalam 1 gram oil, yang
diperlukan untuk menetralisir acid, dan mengkonversikan bilangan ini ke mg
potassium hydroxida (KOH). Nilai TBN dinyatakna dalam mgKOH/g . Nilai
untuk oil yang baru pada umumnya adalah 6.0 – 13.0 mgKOH/g. Bila TBN
turun dibawah 2.0 kinerja dari penetral asam dari oil engine hilang dan
dengan cepat meningkatkan korosif pada metal dan terjadi keausan. Metode
pengukuran TBN ada dua metode pengukuran: Hydrochloric Acid Method
(ASTM D664), dan Perchloric Acid Method (ASTM D2896). Karena
“Perchloric Acid Method” memperhitungkan basa yang lemah, nilai yang
diperoleh menjadi lebih tinggi. Oleh karena itu, perlu untuk menetapkan
metode perhitungan yang mana yang digunakan. Jika nilai TAN melebihi
batas maximumnya, oil engine jangan digunakan meskipun nilai TBN masih
tinggi.
N-PENTANE INSOLUBLE
Nilai n-pentane insoluble terutama berkaitan dengan banyaknya jelaga (soot)
didalam oil engine. Jika dengan meningkatnya soot didalam oil engine,
kondisi oil memburuk (deteriorate), dan nilai TAN naik. Jika n-pentane
insoluble melebihi limit, bearing-bearing ausatau filter akan menjadi buntu.
Jumlah besar jelagaditimbulkan karena menggunakan fuel yang
berkwalitasrendah atau pembakaran tidak sempurna karena kerusakan fuel
pump, atau injector, atau air system buntu.
MOISTURE
Kontaminasi moisture (embun). Ada beberapa jalan airbisa bercampur
dengan oil engine: Bila temperatur udaradidalam crankcase turun, udara
menjadi embun(moisture); air masuk lewat kebocoran seal liner; atau air bisa
masuk kedalam crankcase dari cooling system. Jikaair yang
mengkontaminasi oil cukup banyak, maka terjadi berbagai problem. Sebagai
contoh, moisture (air) yangterbawa ke sistem pelumasan bearing connecting
rodakan menguap, menyebabkan pitting, pealing, atau bearing macet.
Limit dari kandungan air harus dibawah 0.2%.
Lubricants basic knowledge
Lubricants basic knowledge

More Related Content

What's hot

Diesel Engine Lubrication and Lube Oil Contamination Control
Diesel Engine Lubrication and Lube Oil Contamination ControlDiesel Engine Lubrication and Lube Oil Contamination Control
Diesel Engine Lubrication and Lube Oil Contamination ControlMd. Moynul Islam
 
Mobil Lubricant Analysis
Mobil Lubricant AnalysisMobil Lubricant Analysis
Mobil Lubricant AnalysisAung Htun
 
Presentation on lubricants
Presentation on lubricantsPresentation on lubricants
Presentation on lubricantsMd.Arman Hossain
 
Presentation grease 2012
Presentation grease 2012Presentation grease 2012
Presentation grease 2012kukulililabs
 
Lubricants for thermal power plants
Lubricants for thermal power plantsLubricants for thermal power plants
Lubricants for thermal power plantsSHIVAJI CHOUDHURY
 
8. lubrication
8. lubrication8. lubrication
8. lubricationMboya Boaz
 
Lubrication Fundamentals: Lubricating Oil Basics
Lubrication Fundamentals: Lubricating Oil BasicsLubrication Fundamentals: Lubricating Oil Basics
Lubrication Fundamentals: Lubricating Oil BasicsTESTOIL
 
Bypass Filtration in Diesel Engine
Bypass Filtration in Diesel EngineBypass Filtration in Diesel Engine
Bypass Filtration in Diesel EngineMd. Moynul Islam
 
My Base Oil And Fundamentals Basic
My Base Oil And Fundamentals BasicMy Base Oil And Fundamentals Basic
My Base Oil And Fundamentals Basicboricua67
 
Grease basic knowledge_nk0906
Grease basic knowledge_nk0906Grease basic knowledge_nk0906
Grease basic knowledge_nk0906bocah666
 
ENGINE LUBRICATING SYSTEM
ENGINE LUBRICATING SYSTEMENGINE LUBRICATING SYSTEM
ENGINE LUBRICATING SYSTEMBRS ENGINEERING
 
Lubrication fundamentals
Lubrication fundamentalsLubrication fundamentals
Lubrication fundamentalsAyman Aljahdali
 
Lubrication in Automotive Gears
Lubrication  in Automotive GearsLubrication  in Automotive Gears
Lubrication in Automotive GearsRAJIV RANJAN
 

What's hot (20)

Diesel Engine Lubrication and Lube Oil Contamination Control
Diesel Engine Lubrication and Lube Oil Contamination ControlDiesel Engine Lubrication and Lube Oil Contamination Control
Diesel Engine Lubrication and Lube Oil Contamination Control
 
Mobil Lubricant Analysis
Mobil Lubricant AnalysisMobil Lubricant Analysis
Mobil Lubricant Analysis
 
Lubricants 101
Lubricants 101Lubricants 101
Lubricants 101
 
Presentation on lubricants
Presentation on lubricantsPresentation on lubricants
Presentation on lubricants
 
Presentation grease 2012
Presentation grease 2012Presentation grease 2012
Presentation grease 2012
 
Lubricants for thermal power plants
Lubricants for thermal power plantsLubricants for thermal power plants
Lubricants for thermal power plants
 
8. lubrication
8. lubrication8. lubrication
8. lubrication
 
Lubrication Fundamentals: Lubricating Oil Basics
Lubrication Fundamentals: Lubricating Oil BasicsLubrication Fundamentals: Lubricating Oil Basics
Lubrication Fundamentals: Lubricating Oil Basics
 
Bypass Filtration in Diesel Engine
Bypass Filtration in Diesel EngineBypass Filtration in Diesel Engine
Bypass Filtration in Diesel Engine
 
My Base Oil And Fundamentals Basic
My Base Oil And Fundamentals BasicMy Base Oil And Fundamentals Basic
My Base Oil And Fundamentals Basic
 
Basics of lubricant additives
Basics of lubricant additivesBasics of lubricant additives
Basics of lubricant additives
 
Lubricant additives
Lubricant additivesLubricant additives
Lubricant additives
 
Grease basic knowledge_nk0906
Grease basic knowledge_nk0906Grease basic knowledge_nk0906
Grease basic knowledge_nk0906
 
Lubrication system
Lubrication systemLubrication system
Lubrication system
 
Gear lubrication
Gear lubricationGear lubrication
Gear lubrication
 
ENGINE LUBRICATING SYSTEM
ENGINE LUBRICATING SYSTEMENGINE LUBRICATING SYSTEM
ENGINE LUBRICATING SYSTEM
 
Lubrication
LubricationLubrication
Lubrication
 
Lubrication
LubricationLubrication
Lubrication
 
Lubrication fundamentals
Lubrication fundamentalsLubrication fundamentals
Lubrication fundamentals
 
Lubrication in Automotive Gears
Lubrication  in Automotive GearsLubrication  in Automotive Gears
Lubrication in Automotive Gears
 

Similar to Lubricants basic knowledge

M02 02.02-is
M02 02.02-isM02 02.02-is
M02 02.02-iskopaki87
 
Berbagi Pengetahuan Bahan Bakar Minyak di Indonesia
Berbagi Pengetahuan Bahan Bakar Minyak di IndonesiaBerbagi Pengetahuan Bahan Bakar Minyak di Indonesia
Berbagi Pengetahuan Bahan Bakar Minyak di Indonesiarus2win20
 
4. fuel and lubrication
4. fuel and lubrication4. fuel and lubrication
4. fuel and lubricationAdi Hendro
 
Pelumas dan pelumasan pada konversi dan bahan bakar di mesin diesel
Pelumas dan pelumasan pada konversi dan  bahan bakar di mesin dieselPelumas dan pelumasan pada konversi dan  bahan bakar di mesin diesel
Pelumas dan pelumasan pada konversi dan bahan bakar di mesin dieselbocah666
 
Klasifikasi pelumasan
Klasifikasi pelumasanKlasifikasi pelumasan
Klasifikasi pelumasanZhafran Anas
 
Bahan bakar dan pelumas
Bahan bakar dan pelumasBahan bakar dan pelumas
Bahan bakar dan pelumasdutak
 
Bahan bakar & pelumas daihatsu training center
Bahan bakar & pelumas daihatsu training centerBahan bakar & pelumas daihatsu training center
Bahan bakar & pelumas daihatsu training centerEko Supriyadi
 
sistem pelumasan pada sepeda motor..pptx
sistem pelumasan pada sepeda motor..pptxsistem pelumasan pada sepeda motor..pptx
sistem pelumasan pada sepeda motor..pptxabdulaziz9021
 
Materi diskusi ilmiah 1
Materi diskusi ilmiah 1Materi diskusi ilmiah 1
Materi diskusi ilmiah 1bocah666
 
Zat Kimia Pada Bensin
Zat Kimia Pada BensinZat Kimia Pada Bensin
Zat Kimia Pada BensinPandu Adi
 
Bahan_Bakar_Cair_Kel_1[2].pptx
Bahan_Bakar_Cair_Kel_1[2].pptxBahan_Bakar_Cair_Kel_1[2].pptx
Bahan_Bakar_Cair_Kel_1[2].pptxDikaBagus2
 
2.b. sistem bahan bakar & pelumasan
2.b. sistem bahan bakar & pelumasan2.b. sistem bahan bakar & pelumasan
2.b. sistem bahan bakar & pelumasanrahmat adi
 

Similar to Lubricants basic knowledge (20)

M02 02.02-is
M02 02.02-isM02 02.02-is
M02 02.02-is
 
Berbagi Pengetahuan Bahan Bakar Minyak di Indonesia
Berbagi Pengetahuan Bahan Bakar Minyak di IndonesiaBerbagi Pengetahuan Bahan Bakar Minyak di Indonesia
Berbagi Pengetahuan Bahan Bakar Minyak di Indonesia
 
4. fuel and lubrication
4. fuel and lubrication4. fuel and lubrication
4. fuel and lubrication
 
Pelumas dan pelumasan pada konversi dan bahan bakar di mesin diesel
Pelumas dan pelumasan pada konversi dan  bahan bakar di mesin dieselPelumas dan pelumasan pada konversi dan  bahan bakar di mesin diesel
Pelumas dan pelumasan pada konversi dan bahan bakar di mesin diesel
 
Klasifikasi pelumasan
Klasifikasi pelumasanKlasifikasi pelumasan
Klasifikasi pelumasan
 
MInyak Bumi
MInyak BumiMInyak Bumi
MInyak Bumi
 
Bahan bakar dan pelumas
Bahan bakar dan pelumasBahan bakar dan pelumas
Bahan bakar dan pelumas
 
Bahan bakar & pelumas ruri
Bahan bakar & pelumas ruriBahan bakar & pelumas ruri
Bahan bakar & pelumas ruri
 
Bahan bakar & pelumas daihatsu training center
Bahan bakar & pelumas daihatsu training centerBahan bakar & pelumas daihatsu training center
Bahan bakar & pelumas daihatsu training center
 
Mutu dan kualitas bensin
Mutu dan kualitas bensinMutu dan kualitas bensin
Mutu dan kualitas bensin
 
sistem pelumasan pada sepeda motor..pptx
sistem pelumasan pada sepeda motor..pptxsistem pelumasan pada sepeda motor..pptx
sistem pelumasan pada sepeda motor..pptx
 
Materi diskusi ilmiah 1
Materi diskusi ilmiah 1Materi diskusi ilmiah 1
Materi diskusi ilmiah 1
 
Zat Kimia Pada Bensin
Zat Kimia Pada BensinZat Kimia Pada Bensin
Zat Kimia Pada Bensin
 
artikel ilmiah
artikel ilmiahartikel ilmiah
artikel ilmiah
 
A1 c112031 artikel
A1 c112031 artikelA1 c112031 artikel
A1 c112031 artikel
 
artikel ilmiah
artikel ilmiahartikel ilmiah
artikel ilmiah
 
380638268 oil-analysis-training
380638268 oil-analysis-training380638268 oil-analysis-training
380638268 oil-analysis-training
 
CARA MERAWAT SEPEDA MOTOR.pdf
CARA MERAWAT SEPEDA MOTOR.pdfCARA MERAWAT SEPEDA MOTOR.pdf
CARA MERAWAT SEPEDA MOTOR.pdf
 
Bahan_Bakar_Cair_Kel_1[2].pptx
Bahan_Bakar_Cair_Kel_1[2].pptxBahan_Bakar_Cair_Kel_1[2].pptx
Bahan_Bakar_Cair_Kel_1[2].pptx
 
2.b. sistem bahan bakar & pelumasan
2.b. sistem bahan bakar & pelumasan2.b. sistem bahan bakar & pelumasan
2.b. sistem bahan bakar & pelumasan
 

Recently uploaded

Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Kelompok 1.pptx
Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Kelompok 1.pptxPembangkit Listrik Tenaga Nuklir Kelompok 1.pptx
Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Kelompok 1.pptxmuhammadrizky331164
 
MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++
MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++
MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++FujiAdam
 
001. Ringkasan Lampiran Juknis DAK 2024_PAUD.pptx
001. Ringkasan Lampiran Juknis DAK 2024_PAUD.pptx001. Ringkasan Lampiran Juknis DAK 2024_PAUD.pptx
001. Ringkasan Lampiran Juknis DAK 2024_PAUD.pptxMuhararAhmad
 
05 Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional.ppt
05 Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional.ppt05 Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional.ppt
05 Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional.pptSonyGobang1
 
Strategi Pengembangan Agribisnis di Indonesia
Strategi Pengembangan Agribisnis di IndonesiaStrategi Pengembangan Agribisnis di Indonesia
Strategi Pengembangan Agribisnis di IndonesiaRenaYunita2
 
Slide Transformasi dan Load Data Menggunakan Talend Open Studio
Slide Transformasi dan Load Data Menggunakan Talend Open StudioSlide Transformasi dan Load Data Menggunakan Talend Open Studio
Slide Transformasi dan Load Data Menggunakan Talend Open Studiossuser52d6bf
 

Recently uploaded (6)

Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Kelompok 1.pptx
Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Kelompok 1.pptxPembangkit Listrik Tenaga Nuklir Kelompok 1.pptx
Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Kelompok 1.pptx
 
MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++
MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++
MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++
 
001. Ringkasan Lampiran Juknis DAK 2024_PAUD.pptx
001. Ringkasan Lampiran Juknis DAK 2024_PAUD.pptx001. Ringkasan Lampiran Juknis DAK 2024_PAUD.pptx
001. Ringkasan Lampiran Juknis DAK 2024_PAUD.pptx
 
05 Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional.ppt
05 Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional.ppt05 Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional.ppt
05 Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional.ppt
 
Strategi Pengembangan Agribisnis di Indonesia
Strategi Pengembangan Agribisnis di IndonesiaStrategi Pengembangan Agribisnis di Indonesia
Strategi Pengembangan Agribisnis di Indonesia
 
Slide Transformasi dan Load Data Menggunakan Talend Open Studio
Slide Transformasi dan Load Data Menggunakan Talend Open StudioSlide Transformasi dan Load Data Menggunakan Talend Open Studio
Slide Transformasi dan Load Data Menggunakan Talend Open Studio
 

Lubricants basic knowledge

  • 1.
  • 4. Base Oils Additives+ Lubricants • Mineral oils • Synthetic oils (PAO, PAG …) One or several packages if requested
  • 5. KOMPOSISI DASAR OLI Base oil terdiri dari suatu campuran senyawa-senyawa hydrocarbon dengan bermacam-macam komposisi. Senyawa hydrocarbon diklasifikasikan kedalam paraffinic , naphtenic, dan aromatic hydrocarbon. Karena paraffinic hydrocarbon mempunyai karakteristik kekentalan (viscosity) yang terbaik, base oil yang mengandung kaya paraffinic secara umum digunakan untuk oil pelumasan. Mineral Hydrocr acked Syntheti c
  • 6.
  • 7. KOMPOSISI ADDITIVE Minyak-minyak pelumas untuk engine, gear, dan hydraulic diproduksi dengan menambahkan beberapa packet additive yang berlainan kedalam “base oil”. Tipe additive ditunjukan seperti dalam table berikut. Para supplier (pabrik) oil mengembangkan oli-oli aslinya dengan perpaduan tipe-tipe additive yang berlainan atau dengan melakukan bermacam-macam metode penyulingan base oil. Sehingga ada beberapa perbedaan untuk setiap oli yang diproduksi (merek oli).
  • 8. STANDARD DAN KATEGORI OIL ENGINE Viscosity dan kualitas oil diklasifikasikan dengan standard SAE (The Society of Automotive Engineers) Note: 1 cP = 100 cSt 1 cSt = 1 mm2/s
  • 9. KATEGORI OIL MENURUT KUALITAS Oil diklasifikasikan kedalam C Series (kelas CA sampai CE), untuk engine diesel, dan S Series, untuk engine gasoline.
  • 11. PERFORMANCE OIL Viscosity Carbon Residue Pour & Cloud Point Flash Point Total Base Number
  • 12. FLASHING POINT (FUEL DILUTION) Titik nyala (flash point) dari minyak diesel kira- kira70oC, dan untuk oil engine adalah 180o – 270oCJadi, jika fuel masuk kedalam oil engine, titik nyalaakan turun. Dengan demikian, kita dapat mendeteksi fueldilution dengan pengukuran flash point. Jikajumlah fuel didalam engine 4%, flash point turunkira-kira 15%, dan viscosity juga turun kira- kira20%. Fuel bias masuk bercampur dengan oil enginekemungkinan disebabkan injection timing kurangtepat, kebocoran fuel dari fuel line, atau kegagalanyang berulang-ulang ketika menghidupkan engine.Jika kandungan fuel diadalam oil engine menjadinaik, akan mengakibatkan piston scuffing, dankeausan bearing dan kerusakanjuga akan terjadi.
  • 13. VISCOSITY Viscosity dinyatakan dalam Absolute Viscosity (P: Poise;cP: Centipoise), dan Kinematic Viscosity (cSt:Centistoke). Hubungan antara Absolute Viscosity dan KinematicViscosity adalah: 1 cP = 0.001 P; 1 cST = 1/100 cP. Penaikan viscosity disebabkan karena oxidasi dari oil,atau karena kontaminasi jelaga (soot), pasir, ataukarena percampuran dengan viscosity oil yang lain. Oil mempunyai suatu effek yang berlawanan padaengine keduanya bila viscosity terlalu tinggi dan bilaterlalu rendah
  • 14. TOTAL ACID NUMBER (TAN) Total Acid Number menunjukan kondisi oxidasi dari oil.Jika nilai TAN meningkat, menunjukan deterioration(kerusakan) dan penurunan performance dari oil. NilaTotal Acid Number mengindikasikan berat dalammg Potassium hydroxide (KOH) yang diperlukan untukmenetralisir asam yang terkandung dalam 1 gram oilpengujian, dan dinyatakan sebagai mgKOH/g. Berikut adalah penyebab khusus dari oxidasi. 1. Oxidasi melalui kontak dengan air atau udara. 2. Peningkatan oxidasi karena masuknya partikel-partikel metal kedalam oil. 3. Peningkatan oxidasi akibat kenaikan temperaturkerja oil. Jika nilai TAN diatas 8, akan mengakibatkan lapisanlead (timah) pada bearing metal mengelupas,kemudian rusak (seizure) atau menyebabkan keausanabnormal pada metal engine, perhatikan batasan nilaiTAN selamanya.
  • 15. TOTAL BASE NUMBER (TBN) Nilai TBN menunjukan sifat alkali dari additive didalam oil. Angka TBN menyatakan jumlah basa yang dimasukan kedalam 1 gram oil, yang diperlukan untuk menetralisir acid, dan mengkonversikan bilangan ini ke mg potassium hydroxida (KOH). Nilai TBN dinyatakna dalam mgKOH/g . Nilai untuk oil yang baru pada umumnya adalah 6.0 – 13.0 mgKOH/g. Bila TBN turun dibawah 2.0 kinerja dari penetral asam dari oil engine hilang dan dengan cepat meningkatkan korosif pada metal dan terjadi keausan. Metode pengukuran TBN ada dua metode pengukuran: Hydrochloric Acid Method (ASTM D664), dan Perchloric Acid Method (ASTM D2896). Karena “Perchloric Acid Method” memperhitungkan basa yang lemah, nilai yang diperoleh menjadi lebih tinggi. Oleh karena itu, perlu untuk menetapkan metode perhitungan yang mana yang digunakan. Jika nilai TAN melebihi batas maximumnya, oil engine jangan digunakan meskipun nilai TBN masih tinggi.
  • 16. N-PENTANE INSOLUBLE Nilai n-pentane insoluble terutama berkaitan dengan banyaknya jelaga (soot) didalam oil engine. Jika dengan meningkatnya soot didalam oil engine, kondisi oil memburuk (deteriorate), dan nilai TAN naik. Jika n-pentane insoluble melebihi limit, bearing-bearing ausatau filter akan menjadi buntu. Jumlah besar jelagaditimbulkan karena menggunakan fuel yang berkwalitasrendah atau pembakaran tidak sempurna karena kerusakan fuel pump, atau injector, atau air system buntu.
  • 17. MOISTURE Kontaminasi moisture (embun). Ada beberapa jalan airbisa bercampur dengan oil engine: Bila temperatur udaradidalam crankcase turun, udara menjadi embun(moisture); air masuk lewat kebocoran seal liner; atau air bisa masuk kedalam crankcase dari cooling system. Jikaair yang mengkontaminasi oil cukup banyak, maka terjadi berbagai problem. Sebagai contoh, moisture (air) yangterbawa ke sistem pelumasan bearing connecting rodakan menguap, menyebabkan pitting, pealing, atau bearing macet. Limit dari kandungan air harus dibawah 0.2%.