SlideShare a Scribd company logo
1 of 30
Bahan Bakar Cair
Kelompok 1 :
1. Yossie Rico Rifki Pradana (2105531071)
2. Dika Bagus Saputro (2105531072)
3. I.G.M.AaronTarigans (2105531075)
4. YehezkielTampubolon (2105531077)
5. Christopher Fabian (2105531079)
Bahan Bakar Cair
Bahan bakar cair merupakan gabungan senyawa hidrokarbon
yang diperoleh dari alam maupun secara buatan. Bahan bakar
cair umumnya berasal dari minyak bumi. Dimana dimasa yang
akan datang, kemungkinan bahan bakar cair yang berasal dari
batubara dan biomassa akan meningkat. Minyak bumi
merupakan campuran alami hidrokarbon cair dengan sedikit
belerang, nitrogen, oksigen, sedikit sekali metal, dan mineral.
Bahan bakar cair adalah bahan bakar yang strukturnya tak
rapat, berbeda dengan bahan bakar padat, seperti contoh
Bensin/ gasolin, premium, minyak tanah, ataupun minyak
solar. Bahan bakar cair ini sering sekali di gunakan oleh
masyarakat sebagai bahan bakar untuk transportasi.
Karakteristik Bahan Bakar Cair
1. Berat Jenis, Specific Gravity, ˚API Gravity
Berat jenis dan ˚API Gravity menyatakan densitas atau berat persatuan
volume sesuatu zat. Tujuan dilaksanakan pemeriksaan terhadap oAPI Gravity
dan berat jenis adalah untuk indikasi mutu minyak dimana makin tinggi oAPI
Gravity atau makin rrendah berat jenis maka minyak tersebut makin berharga
karena banyak mengandung bensin. Sebaliknya semakin rendah oAPI Gravity
karena mengandung banyak lilin. Minyak yang mempunyai berat jenis tinggi
berarti minyak tersebut mempunyai kandungan panas yang (heating value)
yang rendah.
2.TitikTuang (Pour Point)
Titik tuang adalah suatu angka yang menyatakan suhu terendah dari bahan
bakar minyak sehingga bahan bakar tersebut masih dapat mengalir karena
gaya gravitasi. Titik tuang ini diperlukan sehubungan dengan adanya
persyaratan praktis dari prosuder penimbunan dan pemakaian dari bahan
bakar minyak, hal ini dikarenakan bahan bakar minyak sering sulit untuk di
pompa, apabila suhunya telah dibawah titik tuang.
3. Spesific gravity
Didefinisikan sebagai perbandingan berat dari sejumlah volume minyak bakar
terhadap berat air untuk volume yang sama pada suhu tertentu. Desintas bahan
bakar,relative terhadap air (specific gravity). Specific gravity air ditentukan sama
dengan 1. Karena specific gravity biasanya dilakukan dengan hydrometer. Specific
gravity digunakan dalam perhitungan yang melibatkan berat dan volume. Specific
gravity untuk berbagai bahan bakar minyak diberikan dalam table di bawah:
4.Titik nyala (Flash Point)
Titik nyala adalah suatu angka yang menyatakan suhu terendah dari bahan
bakar minyak dimana akan timbul penyalaan api sesaat, apabila pada
permukaan minyak didekatkan pada nyala api. Titik nyala ini diperlukan
sehubungan dengan adanya pertimbangan-pertimbangan mengenai
keamanan dari penimbunan minyak dan pengangkutan bahan bakar minyak
terhadap bahaya kebakaran. Titik nyala tidak mempunyai pengaruh yang
besar dalam persyaratan pemakaian bahan bakar minyak untuk mesin diesel
atau ketel uap.
Flash Point /Titik Nyala adalah
Suhu terendah suatu bahan yang
mengeluarkan uap/gas, akan
menyala dan terbakar sekejap bila
dikenai sumber panas atau pilot
flame. Semakin rendah titik nyala
maka bahan tersebut semakin
mudah terbakar atau nyala.
5.Viskositas (Viscosity)
Viskositas adalah suatu angka yang menyatakan besar perlawanan /
hambatan dari suatu bahan cair untuk mengalir atau ukurannya
tahanan geser dari bahan cair. Makin tinggi viskositas minyak akan
makin kental dan lebih sulit mengalir. Demikian sebaliknya makin
rendah viskositas minyak makin encer dan lebih mudah minyak untuk
mengalir.
Cara mengukur besar viskositas adalah tergantung
pada viscometer yang digunakan , dan hasil (besarnya
viskositas) yang dapat harus dibubuhkan nama
viscometer yang digunakan serta temperatur minyak
pada saat pengukuran.
6. Nilai Kalor (CalorificValue)
Nilai kalor adalah suatu angka yang menyatakan jumlah panas / kalori yang
dihasilkan dari proses pembakaran sejumlah tertentu bahan bakar dengan
udara/ oksigen. Nilai kalor dari bahan bakar minyak umumnya berkisar antara
7 18,300 – 19,800 Btu/lb atau 10,160 -11,000 kkal/kg. Nilai kalor berbanding
terbalik dengan berat jenis (density).
7. Angka Oktan
Angka oktan adalah suatu angka yang menyatakan
kemampuan bahan bakar minyak (khususnya mogas) dalam
menahan tekanan kompresi untuk mencegah gasoline
terbakar sebelum busi menyala mencegah terjadinya denotasi
(suara mengelitik) didalam mesin bensin. Angka oktan
mewakili suatu perbandingan antar n-heptana yang memilki
angka oktan nol dan iso- oktana yang memiliki angka oktan
seratus. Angka oktan diperlukan karena berhubungan dengan
kemajuan teknologi permesinan, yang mempunyai
kecenderungan menaikkan perbandingan kompresi untuk
meningkatkan power output, yang mana membutuhkan
gasoline dengan angka oktan yang tinggi. Secara teoritis
angka oktan dapat dihitung menggunakan persamaan berikut
ini :
Keterangan : Ob = Nilai Oktan Campuran Vg = Volume Bensin
Ve = Volume Etanol Oe = Nilai Oktan Etanol Og = Nilai Oktan
Bensin
8. Kadar abu (Ash Content)
Kadar abu adalah jumlah sisa-sisa dari minyak yang
tertinggal , apabila suatu minyak dibakar sampai habis.
Kadar abu ini dapat berasal dari minyak bumi sendiri
akibat kontak didalam perpipaan dan penimbunan
(adanya partikel metal yang tidak terbakar yang
terkandung dalam bahan bakar minyak itu sendiri dan
berasal dari sistem penyaluran dan penimbunan.
9. Kandungan Belerang (Sulphur Content)
Semua bahan bakar minyak mengandung belerang/ sulfur dalam jumlah yang
sangat kecil. Walaupun demikian, berhubungan keberadaan belerang ini tidak
diharapkan karena sifatnya merusak, maka pembatasan dari jumlah
kandungan belerang dalam bahan bakar minyak adalah sangat penting dalam
bahan bakar minyak . Hal ini disebabkan karena dalam proses pembakaran ,
belerang ini teroksidasi oleh oksigen menjadi belerang oksida (SO2) dan
belerang teroksida (SO3). Oksida belerang ini apabila kontak dengan air
merupakan bahan-bahan yang merusak dan korosif terhadap logam-logam
didalam ruang bakar dan sistem gas buang.
Berbagai Bahan Bakar Cair dan Pemanfaatan Dalam Dunia
Keteknikan
• Bensin atau Gasolin atau Premium
Bensin disebut juga dengan kata lain Petrol atau Gasoline yaitu campuran berbagai hidrokarbon yang
diperoleh melalui proses destilasi/pengilangan dari minyak mentah (Crude Oil). Kwalitet dari bensin
dinyatakan dengan angka oktannya (Octane Number). Premium adalah bahan bakar minyak jenis
distilat berwarna kekuningan yang jernih. Warna kuning tersebut akibat adanya zat pewarna tambahan
(dye). Penggunaan premium pada umumnya adalah untuk bahan bakar kendaraan bermotor bermesin
bensin, seperti : mobil, sepeda motor, motor tempel dan lain-lain. Bahan bakar ini sering juga disebut
motor gasoline atau petrol. Gasolin dibuat menurut kebutuhan mesin, seperti avgas (aviation gasoline),
premium dan gasolin biasa, terdiri dari C4 sampai C12. Sifat yang terpenting pada gasolin adalah “angka
oktana”. Angka oktana adalah angka yang menyatakan besarnya kadar isooktana dalam campurannya
dengan normal heptana. Isooktana mempunyai angka oktana = 100, sedang - normal heptana
mempunyai angka oktana = 0. Makin tinggi angka oktana gasolin semakin baik unjuk kerjanya.
• Kerosen
Yang termasuk kerosen adalah:
- Bahan bakar turbin gas pada pesawat
terbang.
- Minyak bakar, biasa dipakai untuk dapur
rumah tangga, bahan bakar kapal laut, dan
penerangan lampu kereta api di masa lalu.
Mutu kerosen tergantung pada sifatnya dalam
uji lampu (lamp test) dan uji bakar, seperti
timbulnya asap dan kabut putih. Asap
disebabkan oleh hidrokarbon aromatik sedang
kabut putih oleh disulfida.
• Minyak Pelumas
Pelumas adalah zat kimia, yang umumnya cairan, yang diberikan di antara dua
benda bergerak untuk mengurangi gaya gesek. Pelumas berfungsi sebagai
lapisan pelindung yang memisahkan dua permukaan yang berhubungan.
Umumnya pelumas terdiri dari 90% minyak dasar dan 10% zat tambahan. Salah
satu penggunaan pelumas paling utama adalah oli mesin yang dipakai pada
mesin pembakaran dalam. Kegunaan minyak pelumas diantaranya mencegah
karat dan mengurangi gesekan.
• Bahan Bakar Diesel
Bahan bakar diesel atau minyak diesel dipakai untuk mengoperasikan mesin
diesel atau “compression ignition engine”. Mutunya ditentukan oleh angka
cetana. Makin tinggi angka cetana, makin tinggi unjuk kerja yang diberikan oleh
bahan bakar diesel. Angka cetana adalah besarnya kadar volume cetana dalam
campurannya dengan metilnaphtalen. Cetan murni mempunyai angka cetana =
100, sedang aromatik mempunyai angka cetana = 0. Unjuk kerja adalah
persentase rata-rata daya yang dapat diperoleh dari mesin dengan bahan bakar
tertentu dibandingkan dengan daya yang diperoleh dari bahan bakar yang
mempunyai angka cetana = 100.
• Minyak Residu
Minyak residu biasa digunakan pada ketel uap, baik
yang stasioner maupun yang bergerak. Dalam hal
instalasinya, pemakaian minyak residu dalam ketel
uap akan lebih murah dibanding batubara.
Disamping itu, pemakaian minyak residu tidak
menimbulkan masalah abu. Akan tetapi pada ketel
uap tekanan tinggi dan suhu tinggi dapat
menimbulkan korosi dan kerusakan pada
“superheater tube”. Pemakaian minyak residu
kecuali dalam ketel uap antara lain: Tanur dalam
industri baja, tanur tinggi dalam industri semen dan
industri lain yang mempunyai kaitan dengan semen,
serta berbagai dapur dalam industri petroleum dan
industri kimia.
• Biodiesel
Biodiesel dari Minyak nabati, seperti minyak kelapa sawit dan jarak pagar.
Digunakan untuk pengganti solar. Biodiesel merupakan bahan bakar yang terdiri
dari campuran mono-alkyl ester dari rantai panjang asam lemak, yang dipakai
sebagai alternatif bagi bahan bakar dari mesin diesel dan terbuat dari sumber
terbaharui seperti minyak sayur atau lemak hewan. Sebuah proses dari
transesterifikasi lipid digunakan untuk mengubah minyak dasar menjadi ester
yang diinginkan dan membuang asam lemak bebas. Setelah melewati proses ini,
tidak seperti minyak sayur langsung, biodiesel memiliki sifat pembakaran yang
mirip dengan diesel (solar) dari minyak bumi, dan dapat menggantikannya
dalam banyak kasus. Namun, dia lebih sering digunakan sebagai penambah
untuk diesel petroleum, meningkatkan bahan bakar diesel petrol murni ultra
rendah belerang yang rendah pelumas.
• Bioetanol
Bioetanol adalah etanol yang
diproduksi dengan cara fermentasi
menggunakan bahan baku
nabati.Bioetanol dari tanaman yang
mengandung pati / gula, seperti sagu,
singkong, tebu dan sogum. Digunakan
untuk pengganti bensin. Bioetanol
(C2H5OH) adalah cairan biokimia dari
proses fermentasi gula dari sumber
karbohidrat menggunakan bantuan
mikroorganisme.
Proses pembuatan bioetanol
dibedakan menjadi tiga berdasarkan
bahan bakunya yaitu bahan baku sumber
gula, pati dan serat. Proses pembuatan
bioetanol meliputi aspek fermentasi dan
destilasinya.
• Biooil
Biooil dari minyak nabati (straight vagetable oil) dan Biomass melalui
proses pirolisa. Digunakan untuk pengganti minyak tanah.
• Biogas
Biogas dari limbah cair dan limbah kotoran ternak. Digunakan untuk
pengganti minyak tanah. Biogas adalah gas yang dihasilkan oleh aktivitas
anaerobik atau fermentasi dari bahan-bahan organik termasuk diantaranya;
kotoran manusia dan hewan, limbah domestik (rumah tangga), sampah
biodegradable atau setiap limbah organik yang biodegradable dalam kondisi
anaerobik. Kandungan utama dalam biogas adalah metana dan karbon
dioksida. Biogas dapat digunakan sebagai bahan bakar kendaraan maupun
untuk menghasilkan listrik.
Ciri-Ciri Bahan Bakar Cair:
• Bensin (gasolin)
Pengertian : Campuran cairan yang berasal dari minyak bumi.
Penyusunnya : Hidrokarbon
Warna : Kuning bening (cairan)
Berat jenis : 0,71 – 0,77 (719,7 kg/m3)
• Kerosin (minyak tanah)
Pengertian : Keros Yunani: lilin, di Swiss sebagai minyak tanah.
Jarak lebur : -61 oC – (-26 oC)
Suhu pengapian : 220 oC
Suhu pembakaran : 600 oC
• Diesel
Pengertian : Produk akhir yang digunakan sebagai bahan bakar.
Nama lain : Solar
Diciptakan oleh : Rudolf Diesel
Digunakan untuk : mesin diesel.
Bahan bakar cair yang mudah menyala terdiri atas:
• a. Bahan Bakar Kelas IA yang mempunyai titik nyala dibawah 22,8 derajat
Celcius dan titik didih dibawah 37,8 derajat Celcius;
• b. Bahan Bakar Kelas I B yang mempunyai titik nyala di bawah 22,8 derajat
Celcius dan titik didih sama atau diatas 37,8 derajat Celcius; dan
• c. Bahan Bakar Kelas I C yang mempunyai titik nyala sama atau diatas 22,8
derajat Celcius dan titik didih di bawah 60 derajat Celcius.
Bahan bakar cair yang mudah terbakar terdiri atas:
Bahan bakar cair yang mudah terbakar terdiri atas:
A.Bahan Bakar Cair Kelas II A mempunyai titik nyala sama atau di atas 37,8
derajat Celcius dan titik didih di bawah 60 derajat Celcius:
B. Bahan Bakar Cair Kelas II B mempunyai titik nyala sama atau di atas 60
derajat Celcius dan titik didih di bawah 93 derajat Celcius: dan
C. Bahan Bakar Cair Kelas II C mempunyai titik nyala sama atau di atas 93
derajat Celcius.
Cara menghitung kandungan dengan cara
Uji Komposisi
• METODE PENELITIAN Uji komposisi bahan bakar
Dalam penelitian ini, kandungan bahan bakar
diperoleh dengan cara memasukan sampel bahan
bakar pada GC-MS. Selanjutnya, data diproses oleh
mass spectrometri. Hasil pengukuran ditampilkan
dalam bentuk grafik/ chromatogram serta dalam
bentuk nama komponen dan persentasenya. GC-MS
yang dipakai adalah TQ8030 seperti yang disajikan
dalam Gambar 1. Sementara set up pengujiannya
disajikan dalam Gambar 2
UJI EMISI
• Uji emisi dilakukan di Laboratorium Dinas Perhubungan Kota Magelang dengan
objek penelitian sebuah MobilToyota Avansa. Pengujian emisi diperoleh dengan
cara menghidupkan mesin selama ± 5 menit untuk mengetahui kondisi mesin
dalam keadaan siap uji.
• Probe analyser dipasang pada ujung knalpot. Pengujian dilakukan pada kecepatan
750 rpm, 1000 rpm, 2000 rpm, 3000 rpm, 4000 rpm, 5000 rpm Kandungan emisi gas
buang yang direkam adalah HC, CO, CO2, O2 pada setiap variasi kecepatannya. Set
up pengujian diberikan pada Gambar 3 dan Gambar 4.
HASIL UJI
• Hasil uji komposisi bahan bakar Sebagai
bahan bakar cair, pertalite dan premium
adalah bahan bakar yang strukturnya tidak
rapat, dimana molekulnya dapat bergerak
bebas. Baik pertalite dan premium adalah
campuran berbagai hidrokarbon yang
termasuk dalam kelompok senyawa: parafin,
naphtena, olefin, dan aromatik. Kelompok
senyawa ini berbeda dari yang lain dalam
kandungan hidrogennya. Hasil uji komposisi
pertalite dan premium disajikan dalamTabel
1 sebagai Berikut :
HASIL UJI GC-MS
Dari hasil uji GC-MS, diperoleh bahwa molekul penyusun pertalite lebih banyak
daripada premium. Pertalite mengandung 38 komponen penyusun sedangkan
premium hanya 32 komponen. Enam komponen penyusun yang dimiliki pertalite
namun tidak ada dalam premium yaitu: 1. 3-Heptene, 4-ethyl 2. Methyl-1,3,5-
Cycloheptatriene 3. Tripropylene 4. Cyclopentene, 1-Ethenyl-3-Methylene 5. Nonane,
3-methyl 6. Benzene, 1,2,4-Trimethyl
Hasil uji emisi gas buang
• Dalam penelitian ini, pengujian emisi gas buang dilakukan pada beban mesin yang
berbeda, mulai dari 750 rpm sampai 5000 rpm. Hasil ujinya ditunjukkan dalamTabel
2 sebagai Berikut :
• Hasil pengujian emisi gas buang
dengan bahan bakar pertalite
menunjukan bahwa kandungan gas
berbahaya HC, CO memiliki banyak
perbedaan. Pertalite menghasilkan
kandungan HC, CO lebih sedikit
dibandingkan dengan premium,
walaupun pada putaran tertentu
ada sedikit kenaikan. Sedangkan
kandungan gas yang tidak
berbahaya CO2 dan O2 Pertalite
menghasilkan gas lebih banyak.
• Gambar 5, 6, 7, dan 8 menunjukkan
konsentrasi HC, CO, CO2 dan O2
hasil pembakaran pertalite dan
premium pada rentang variasi
putaran mesin.
Sekian danTerimakasih…

More Related Content

Similar to Bahan_Bakar_Cair_Kel_1[2].pptx

264563438 sel-bahan-bakar-hidrogen-pdf
264563438 sel-bahan-bakar-hidrogen-pdf264563438 sel-bahan-bakar-hidrogen-pdf
264563438 sel-bahan-bakar-hidrogen-pdfshigate
 
Chapter fuels and combustion (bahasa indonesia)
Chapter   fuels and combustion (bahasa indonesia)Chapter   fuels and combustion (bahasa indonesia)
Chapter fuels and combustion (bahasa indonesia)John Anthonius
 
Bahan bakar dan pembakaran
Bahan bakar dan pembakaranBahan bakar dan pembakaran
Bahan bakar dan pembakaranBisrul Tambunan
 
Kegunaan Fraksi-Fraksi Minyak Bumi
Kegunaan Fraksi-Fraksi Minyak BumiKegunaan Fraksi-Fraksi Minyak Bumi
Kegunaan Fraksi-Fraksi Minyak BumiAlya Titania Annisaa
 
fuellllll.pptx
fuellllll.pptxfuellllll.pptx
fuellllll.pptxMuhHan
 
Pelumas dan pelumasan pada konversi dan bahan bakar di mesin diesel
Pelumas dan pelumasan pada konversi dan  bahan bakar di mesin dieselPelumas dan pelumasan pada konversi dan  bahan bakar di mesin diesel
Pelumas dan pelumasan pada konversi dan bahan bakar di mesin dieselbocah666
 
Mesin Diesel Dasar
Mesin Diesel DasarMesin Diesel Dasar
Mesin Diesel Dasar555
 
Mesin Diesel
Mesin DieselMesin Diesel
Mesin Diesel555
 

Similar to Bahan_Bakar_Cair_Kel_1[2].pptx (20)

264563438 sel-bahan-bakar-hidrogen-pdf
264563438 sel-bahan-bakar-hidrogen-pdf264563438 sel-bahan-bakar-hidrogen-pdf
264563438 sel-bahan-bakar-hidrogen-pdf
 
Mutu bensin
Mutu bensinMutu bensin
Mutu bensin
 
Chapter fuels and combustion (bahasa indonesia)
Chapter   fuels and combustion (bahasa indonesia)Chapter   fuels and combustion (bahasa indonesia)
Chapter fuels and combustion (bahasa indonesia)
 
Bahan bakar dan pembakaran
Bahan bakar dan pembakaranBahan bakar dan pembakaran
Bahan bakar dan pembakaran
 
Kegunaan Fraksi-Fraksi Minyak Bumi
Kegunaan Fraksi-Fraksi Minyak BumiKegunaan Fraksi-Fraksi Minyak Bumi
Kegunaan Fraksi-Fraksi Minyak Bumi
 
Bensin
BensinBensin
Bensin
 
Minyak Bumi
Minyak Bumi Minyak Bumi
Minyak Bumi
 
fuellllll.pptx
fuellllll.pptxfuellllll.pptx
fuellllll.pptx
 
MInyak Bumi
MInyak BumiMInyak Bumi
MInyak Bumi
 
Nilai oktan
Nilai oktanNilai oktan
Nilai oktan
 
Teknologi minyak bumi
Teknologi minyak bumiTeknologi minyak bumi
Teknologi minyak bumi
 
Pelumas dan pelumasan pada konversi dan bahan bakar di mesin diesel
Pelumas dan pelumasan pada konversi dan  bahan bakar di mesin dieselPelumas dan pelumasan pada konversi dan  bahan bakar di mesin diesel
Pelumas dan pelumasan pada konversi dan bahan bakar di mesin diesel
 
Makalah bensin
Makalah bensinMakalah bensin
Makalah bensin
 
artikel ilmiah
artikel ilmiahartikel ilmiah
artikel ilmiah
 
A1 c112031 artikel
A1 c112031 artikelA1 c112031 artikel
A1 c112031 artikel
 
artikel ilmiah
artikel ilmiahartikel ilmiah
artikel ilmiah
 
Mesin Diesel Dasar
Mesin Diesel DasarMesin Diesel Dasar
Mesin Diesel Dasar
 
Mesin Diesel
Mesin DieselMesin Diesel
Mesin Diesel
 
Minyak Bumi
Minyak BumiMinyak Bumi
Minyak Bumi
 
Tugas kimia minyak bumi 2
Tugas kimia minyak bumi 2Tugas kimia minyak bumi 2
Tugas kimia minyak bumi 2
 

Bahan_Bakar_Cair_Kel_1[2].pptx

  • 1. Bahan Bakar Cair Kelompok 1 : 1. Yossie Rico Rifki Pradana (2105531071) 2. Dika Bagus Saputro (2105531072) 3. I.G.M.AaronTarigans (2105531075) 4. YehezkielTampubolon (2105531077) 5. Christopher Fabian (2105531079)
  • 2. Bahan Bakar Cair Bahan bakar cair merupakan gabungan senyawa hidrokarbon yang diperoleh dari alam maupun secara buatan. Bahan bakar cair umumnya berasal dari minyak bumi. Dimana dimasa yang akan datang, kemungkinan bahan bakar cair yang berasal dari batubara dan biomassa akan meningkat. Minyak bumi merupakan campuran alami hidrokarbon cair dengan sedikit belerang, nitrogen, oksigen, sedikit sekali metal, dan mineral. Bahan bakar cair adalah bahan bakar yang strukturnya tak rapat, berbeda dengan bahan bakar padat, seperti contoh Bensin/ gasolin, premium, minyak tanah, ataupun minyak solar. Bahan bakar cair ini sering sekali di gunakan oleh masyarakat sebagai bahan bakar untuk transportasi.
  • 3. Karakteristik Bahan Bakar Cair 1. Berat Jenis, Specific Gravity, ˚API Gravity Berat jenis dan ˚API Gravity menyatakan densitas atau berat persatuan volume sesuatu zat. Tujuan dilaksanakan pemeriksaan terhadap oAPI Gravity dan berat jenis adalah untuk indikasi mutu minyak dimana makin tinggi oAPI Gravity atau makin rrendah berat jenis maka minyak tersebut makin berharga karena banyak mengandung bensin. Sebaliknya semakin rendah oAPI Gravity karena mengandung banyak lilin. Minyak yang mempunyai berat jenis tinggi berarti minyak tersebut mempunyai kandungan panas yang (heating value) yang rendah.
  • 4. 2.TitikTuang (Pour Point) Titik tuang adalah suatu angka yang menyatakan suhu terendah dari bahan bakar minyak sehingga bahan bakar tersebut masih dapat mengalir karena gaya gravitasi. Titik tuang ini diperlukan sehubungan dengan adanya persyaratan praktis dari prosuder penimbunan dan pemakaian dari bahan bakar minyak, hal ini dikarenakan bahan bakar minyak sering sulit untuk di pompa, apabila suhunya telah dibawah titik tuang.
  • 5. 3. Spesific gravity Didefinisikan sebagai perbandingan berat dari sejumlah volume minyak bakar terhadap berat air untuk volume yang sama pada suhu tertentu. Desintas bahan bakar,relative terhadap air (specific gravity). Specific gravity air ditentukan sama dengan 1. Karena specific gravity biasanya dilakukan dengan hydrometer. Specific gravity digunakan dalam perhitungan yang melibatkan berat dan volume. Specific gravity untuk berbagai bahan bakar minyak diberikan dalam table di bawah:
  • 6. 4.Titik nyala (Flash Point) Titik nyala adalah suatu angka yang menyatakan suhu terendah dari bahan bakar minyak dimana akan timbul penyalaan api sesaat, apabila pada permukaan minyak didekatkan pada nyala api. Titik nyala ini diperlukan sehubungan dengan adanya pertimbangan-pertimbangan mengenai keamanan dari penimbunan minyak dan pengangkutan bahan bakar minyak terhadap bahaya kebakaran. Titik nyala tidak mempunyai pengaruh yang besar dalam persyaratan pemakaian bahan bakar minyak untuk mesin diesel atau ketel uap. Flash Point /Titik Nyala adalah Suhu terendah suatu bahan yang mengeluarkan uap/gas, akan menyala dan terbakar sekejap bila dikenai sumber panas atau pilot flame. Semakin rendah titik nyala maka bahan tersebut semakin mudah terbakar atau nyala.
  • 7. 5.Viskositas (Viscosity) Viskositas adalah suatu angka yang menyatakan besar perlawanan / hambatan dari suatu bahan cair untuk mengalir atau ukurannya tahanan geser dari bahan cair. Makin tinggi viskositas minyak akan makin kental dan lebih sulit mengalir. Demikian sebaliknya makin rendah viskositas minyak makin encer dan lebih mudah minyak untuk mengalir. Cara mengukur besar viskositas adalah tergantung pada viscometer yang digunakan , dan hasil (besarnya viskositas) yang dapat harus dibubuhkan nama viscometer yang digunakan serta temperatur minyak pada saat pengukuran.
  • 8. 6. Nilai Kalor (CalorificValue) Nilai kalor adalah suatu angka yang menyatakan jumlah panas / kalori yang dihasilkan dari proses pembakaran sejumlah tertentu bahan bakar dengan udara/ oksigen. Nilai kalor dari bahan bakar minyak umumnya berkisar antara 7 18,300 – 19,800 Btu/lb atau 10,160 -11,000 kkal/kg. Nilai kalor berbanding terbalik dengan berat jenis (density).
  • 9. 7. Angka Oktan Angka oktan adalah suatu angka yang menyatakan kemampuan bahan bakar minyak (khususnya mogas) dalam menahan tekanan kompresi untuk mencegah gasoline terbakar sebelum busi menyala mencegah terjadinya denotasi (suara mengelitik) didalam mesin bensin. Angka oktan mewakili suatu perbandingan antar n-heptana yang memilki angka oktan nol dan iso- oktana yang memiliki angka oktan seratus. Angka oktan diperlukan karena berhubungan dengan kemajuan teknologi permesinan, yang mempunyai kecenderungan menaikkan perbandingan kompresi untuk meningkatkan power output, yang mana membutuhkan gasoline dengan angka oktan yang tinggi. Secara teoritis angka oktan dapat dihitung menggunakan persamaan berikut ini : Keterangan : Ob = Nilai Oktan Campuran Vg = Volume Bensin Ve = Volume Etanol Oe = Nilai Oktan Etanol Og = Nilai Oktan Bensin
  • 10.
  • 11. 8. Kadar abu (Ash Content) Kadar abu adalah jumlah sisa-sisa dari minyak yang tertinggal , apabila suatu minyak dibakar sampai habis. Kadar abu ini dapat berasal dari minyak bumi sendiri akibat kontak didalam perpipaan dan penimbunan (adanya partikel metal yang tidak terbakar yang terkandung dalam bahan bakar minyak itu sendiri dan berasal dari sistem penyaluran dan penimbunan.
  • 12. 9. Kandungan Belerang (Sulphur Content) Semua bahan bakar minyak mengandung belerang/ sulfur dalam jumlah yang sangat kecil. Walaupun demikian, berhubungan keberadaan belerang ini tidak diharapkan karena sifatnya merusak, maka pembatasan dari jumlah kandungan belerang dalam bahan bakar minyak adalah sangat penting dalam bahan bakar minyak . Hal ini disebabkan karena dalam proses pembakaran , belerang ini teroksidasi oleh oksigen menjadi belerang oksida (SO2) dan belerang teroksida (SO3). Oksida belerang ini apabila kontak dengan air merupakan bahan-bahan yang merusak dan korosif terhadap logam-logam didalam ruang bakar dan sistem gas buang.
  • 13. Berbagai Bahan Bakar Cair dan Pemanfaatan Dalam Dunia Keteknikan • Bensin atau Gasolin atau Premium Bensin disebut juga dengan kata lain Petrol atau Gasoline yaitu campuran berbagai hidrokarbon yang diperoleh melalui proses destilasi/pengilangan dari minyak mentah (Crude Oil). Kwalitet dari bensin dinyatakan dengan angka oktannya (Octane Number). Premium adalah bahan bakar minyak jenis distilat berwarna kekuningan yang jernih. Warna kuning tersebut akibat adanya zat pewarna tambahan (dye). Penggunaan premium pada umumnya adalah untuk bahan bakar kendaraan bermotor bermesin bensin, seperti : mobil, sepeda motor, motor tempel dan lain-lain. Bahan bakar ini sering juga disebut motor gasoline atau petrol. Gasolin dibuat menurut kebutuhan mesin, seperti avgas (aviation gasoline), premium dan gasolin biasa, terdiri dari C4 sampai C12. Sifat yang terpenting pada gasolin adalah “angka oktana”. Angka oktana adalah angka yang menyatakan besarnya kadar isooktana dalam campurannya dengan normal heptana. Isooktana mempunyai angka oktana = 100, sedang - normal heptana mempunyai angka oktana = 0. Makin tinggi angka oktana gasolin semakin baik unjuk kerjanya.
  • 14. • Kerosen Yang termasuk kerosen adalah: - Bahan bakar turbin gas pada pesawat terbang. - Minyak bakar, biasa dipakai untuk dapur rumah tangga, bahan bakar kapal laut, dan penerangan lampu kereta api di masa lalu. Mutu kerosen tergantung pada sifatnya dalam uji lampu (lamp test) dan uji bakar, seperti timbulnya asap dan kabut putih. Asap disebabkan oleh hidrokarbon aromatik sedang kabut putih oleh disulfida.
  • 15. • Minyak Pelumas Pelumas adalah zat kimia, yang umumnya cairan, yang diberikan di antara dua benda bergerak untuk mengurangi gaya gesek. Pelumas berfungsi sebagai lapisan pelindung yang memisahkan dua permukaan yang berhubungan. Umumnya pelumas terdiri dari 90% minyak dasar dan 10% zat tambahan. Salah satu penggunaan pelumas paling utama adalah oli mesin yang dipakai pada mesin pembakaran dalam. Kegunaan minyak pelumas diantaranya mencegah karat dan mengurangi gesekan.
  • 16. • Bahan Bakar Diesel Bahan bakar diesel atau minyak diesel dipakai untuk mengoperasikan mesin diesel atau “compression ignition engine”. Mutunya ditentukan oleh angka cetana. Makin tinggi angka cetana, makin tinggi unjuk kerja yang diberikan oleh bahan bakar diesel. Angka cetana adalah besarnya kadar volume cetana dalam campurannya dengan metilnaphtalen. Cetan murni mempunyai angka cetana = 100, sedang aromatik mempunyai angka cetana = 0. Unjuk kerja adalah persentase rata-rata daya yang dapat diperoleh dari mesin dengan bahan bakar tertentu dibandingkan dengan daya yang diperoleh dari bahan bakar yang mempunyai angka cetana = 100.
  • 17. • Minyak Residu Minyak residu biasa digunakan pada ketel uap, baik yang stasioner maupun yang bergerak. Dalam hal instalasinya, pemakaian minyak residu dalam ketel uap akan lebih murah dibanding batubara. Disamping itu, pemakaian minyak residu tidak menimbulkan masalah abu. Akan tetapi pada ketel uap tekanan tinggi dan suhu tinggi dapat menimbulkan korosi dan kerusakan pada “superheater tube”. Pemakaian minyak residu kecuali dalam ketel uap antara lain: Tanur dalam industri baja, tanur tinggi dalam industri semen dan industri lain yang mempunyai kaitan dengan semen, serta berbagai dapur dalam industri petroleum dan industri kimia.
  • 18. • Biodiesel Biodiesel dari Minyak nabati, seperti minyak kelapa sawit dan jarak pagar. Digunakan untuk pengganti solar. Biodiesel merupakan bahan bakar yang terdiri dari campuran mono-alkyl ester dari rantai panjang asam lemak, yang dipakai sebagai alternatif bagi bahan bakar dari mesin diesel dan terbuat dari sumber terbaharui seperti minyak sayur atau lemak hewan. Sebuah proses dari transesterifikasi lipid digunakan untuk mengubah minyak dasar menjadi ester yang diinginkan dan membuang asam lemak bebas. Setelah melewati proses ini, tidak seperti minyak sayur langsung, biodiesel memiliki sifat pembakaran yang mirip dengan diesel (solar) dari minyak bumi, dan dapat menggantikannya dalam banyak kasus. Namun, dia lebih sering digunakan sebagai penambah untuk diesel petroleum, meningkatkan bahan bakar diesel petrol murni ultra rendah belerang yang rendah pelumas.
  • 19. • Bioetanol Bioetanol adalah etanol yang diproduksi dengan cara fermentasi menggunakan bahan baku nabati.Bioetanol dari tanaman yang mengandung pati / gula, seperti sagu, singkong, tebu dan sogum. Digunakan untuk pengganti bensin. Bioetanol (C2H5OH) adalah cairan biokimia dari proses fermentasi gula dari sumber karbohidrat menggunakan bantuan mikroorganisme. Proses pembuatan bioetanol dibedakan menjadi tiga berdasarkan bahan bakunya yaitu bahan baku sumber gula, pati dan serat. Proses pembuatan bioetanol meliputi aspek fermentasi dan destilasinya.
  • 20. • Biooil Biooil dari minyak nabati (straight vagetable oil) dan Biomass melalui proses pirolisa. Digunakan untuk pengganti minyak tanah. • Biogas Biogas dari limbah cair dan limbah kotoran ternak. Digunakan untuk pengganti minyak tanah. Biogas adalah gas yang dihasilkan oleh aktivitas anaerobik atau fermentasi dari bahan-bahan organik termasuk diantaranya; kotoran manusia dan hewan, limbah domestik (rumah tangga), sampah biodegradable atau setiap limbah organik yang biodegradable dalam kondisi anaerobik. Kandungan utama dalam biogas adalah metana dan karbon dioksida. Biogas dapat digunakan sebagai bahan bakar kendaraan maupun untuk menghasilkan listrik.
  • 21. Ciri-Ciri Bahan Bakar Cair: • Bensin (gasolin) Pengertian : Campuran cairan yang berasal dari minyak bumi. Penyusunnya : Hidrokarbon Warna : Kuning bening (cairan) Berat jenis : 0,71 – 0,77 (719,7 kg/m3) • Kerosin (minyak tanah) Pengertian : Keros Yunani: lilin, di Swiss sebagai minyak tanah. Jarak lebur : -61 oC – (-26 oC) Suhu pengapian : 220 oC Suhu pembakaran : 600 oC • Diesel Pengertian : Produk akhir yang digunakan sebagai bahan bakar. Nama lain : Solar Diciptakan oleh : Rudolf Diesel Digunakan untuk : mesin diesel.
  • 22. Bahan bakar cair yang mudah menyala terdiri atas: • a. Bahan Bakar Kelas IA yang mempunyai titik nyala dibawah 22,8 derajat Celcius dan titik didih dibawah 37,8 derajat Celcius; • b. Bahan Bakar Kelas I B yang mempunyai titik nyala di bawah 22,8 derajat Celcius dan titik didih sama atau diatas 37,8 derajat Celcius; dan • c. Bahan Bakar Kelas I C yang mempunyai titik nyala sama atau diatas 22,8 derajat Celcius dan titik didih di bawah 60 derajat Celcius.
  • 23. Bahan bakar cair yang mudah terbakar terdiri atas: Bahan bakar cair yang mudah terbakar terdiri atas: A.Bahan Bakar Cair Kelas II A mempunyai titik nyala sama atau di atas 37,8 derajat Celcius dan titik didih di bawah 60 derajat Celcius: B. Bahan Bakar Cair Kelas II B mempunyai titik nyala sama atau di atas 60 derajat Celcius dan titik didih di bawah 93 derajat Celcius: dan C. Bahan Bakar Cair Kelas II C mempunyai titik nyala sama atau di atas 93 derajat Celcius.
  • 24. Cara menghitung kandungan dengan cara Uji Komposisi • METODE PENELITIAN Uji komposisi bahan bakar Dalam penelitian ini, kandungan bahan bakar diperoleh dengan cara memasukan sampel bahan bakar pada GC-MS. Selanjutnya, data diproses oleh mass spectrometri. Hasil pengukuran ditampilkan dalam bentuk grafik/ chromatogram serta dalam bentuk nama komponen dan persentasenya. GC-MS yang dipakai adalah TQ8030 seperti yang disajikan dalam Gambar 1. Sementara set up pengujiannya disajikan dalam Gambar 2
  • 25. UJI EMISI • Uji emisi dilakukan di Laboratorium Dinas Perhubungan Kota Magelang dengan objek penelitian sebuah MobilToyota Avansa. Pengujian emisi diperoleh dengan cara menghidupkan mesin selama ± 5 menit untuk mengetahui kondisi mesin dalam keadaan siap uji. • Probe analyser dipasang pada ujung knalpot. Pengujian dilakukan pada kecepatan 750 rpm, 1000 rpm, 2000 rpm, 3000 rpm, 4000 rpm, 5000 rpm Kandungan emisi gas buang yang direkam adalah HC, CO, CO2, O2 pada setiap variasi kecepatannya. Set up pengujian diberikan pada Gambar 3 dan Gambar 4.
  • 26. HASIL UJI • Hasil uji komposisi bahan bakar Sebagai bahan bakar cair, pertalite dan premium adalah bahan bakar yang strukturnya tidak rapat, dimana molekulnya dapat bergerak bebas. Baik pertalite dan premium adalah campuran berbagai hidrokarbon yang termasuk dalam kelompok senyawa: parafin, naphtena, olefin, dan aromatik. Kelompok senyawa ini berbeda dari yang lain dalam kandungan hidrogennya. Hasil uji komposisi pertalite dan premium disajikan dalamTabel 1 sebagai Berikut :
  • 27. HASIL UJI GC-MS Dari hasil uji GC-MS, diperoleh bahwa molekul penyusun pertalite lebih banyak daripada premium. Pertalite mengandung 38 komponen penyusun sedangkan premium hanya 32 komponen. Enam komponen penyusun yang dimiliki pertalite namun tidak ada dalam premium yaitu: 1. 3-Heptene, 4-ethyl 2. Methyl-1,3,5- Cycloheptatriene 3. Tripropylene 4. Cyclopentene, 1-Ethenyl-3-Methylene 5. Nonane, 3-methyl 6. Benzene, 1,2,4-Trimethyl
  • 28. Hasil uji emisi gas buang • Dalam penelitian ini, pengujian emisi gas buang dilakukan pada beban mesin yang berbeda, mulai dari 750 rpm sampai 5000 rpm. Hasil ujinya ditunjukkan dalamTabel 2 sebagai Berikut :
  • 29. • Hasil pengujian emisi gas buang dengan bahan bakar pertalite menunjukan bahwa kandungan gas berbahaya HC, CO memiliki banyak perbedaan. Pertalite menghasilkan kandungan HC, CO lebih sedikit dibandingkan dengan premium, walaupun pada putaran tertentu ada sedikit kenaikan. Sedangkan kandungan gas yang tidak berbahaya CO2 dan O2 Pertalite menghasilkan gas lebih banyak. • Gambar 5, 6, 7, dan 8 menunjukkan konsentrasi HC, CO, CO2 dan O2 hasil pembakaran pertalite dan premium pada rentang variasi putaran mesin.