Program Menjaga Mutu (PMM) adalah upaya berkelanjutan, sistematis, dan obyektif untuk memantau dan menilai pelayanan kesehatan berdasarkan standar yang ditetapkan guna meningkatkan mutu pelayanan dan menyelesaikan masalah. PMM bertujuan mengetahui dan meningkatkan mutu pelayanan dengan mengukur indikator masukan, proses, dan keluaran serta memperbaiki penyimpangan. PMM dapat dilaksanakan secara internal
3. Program Menjaga Mutu, PMM (Quality
Assurance Program)
• Batasan
• Tujuan
• Manfaat
• Sasaran
• Mutu Pelayanan
Kesehatan
• Standar
• Bentuk Program Menjaga
Mutu
• Kegiatan Program Menjaga
Mutu
• Kegiatan Persiapan
• Kegiatan Pelaksanaan
• Karakteristik Kegiatan
4. BATASAN
1. PMM adalah suatu upaya yg berkesinambungan, sistematis dan
objektif dalam memantau dan menilai pelayanan yg
diselenggarakan dibandingkan dg standar yg telah ditetapkan, serta
,menyelesaikan masalah yg ditemukan utk memperbaiki mutu
pelayanan (Malton dan Keller 1989)
2. PMM adalah suatu upaya mengkaji secara periodic berbagai kondisi
yg mempengaruhi pelayanan, melakukan pemantauan terhadap
pelayanan, serta menelusuri keluaran yg dihasilkan sedemikian rupa
shg berbagai kekurangan dan penyebab kekurangan dpt diketahui
serta upaya perbaikan dpt dilakukan,kesemuanya utk lebih
menyempurnakan taraf kes dan kesejahteraan (Donabedian, 1989)
5. BATASAN
3. PMM adalah suatu proses untuk mempekecil kesenjangan antara penampilan
yg ditemukan dengan keluaran yg diinginkan dari suatu system, sesuai dengan
batas batas teknologi yg dimiliki oleh system tersebut (Ruelas dan Frankl,1988)
4. PMM adalah suatu upaya terpadu yg mencakup identifikasi dan penyelesaian
masalah pelayanan yg diselenggarakan, serta mencari dan memanfaatkan
berbagai peluang yg ada utk lbh meningkatkan mutu pelayanan (The American
Hospital As sociation,1988)
5. PMM adlah st program berlanjut yg disusun secara objektif dan sistematis
dalam memantau dan menilai mutu dan kewajaran pelayanan, meggunakan
berbagai peluang yg tersedia utk meningkatkan pelayayan yg diselenggarakan
serta menyelesaikan berbgaia masalah yg ditemukan (Joint Comission on
Acrediation of Hospital, 1988)
6. Simpulan Batasan
Program Menjaga Mutu
• Dari 6 Batasan mencakup 3 rumusan utama yi kegiatan yg akan
dilaksanakan, karakteristik dari kegiatan yg dilaksanakan dan tujuan
yg ingin dicapai dari dilaksanakannya kegiatan
• Simpulan PMM suatu upaya yg dilaksanakan secara berkesinam
bungan, systematis objektif dan terpadu dalam menetapkan masalah
dan penyebab masalah mutu pelayanan kes berdasarkan STANDAR
yg tlh ditetapkan, menetapkan dan melaksanakan cara penyelesaian
masalah sesuai kemampuan tersedia, serta menilai hasil yg dicapai
dan menyusun saran-saran tdk lanjut utk lbh meningkatkan mutu
pelayaan
7. TUJUAN
•TUJUAN ANTARA PMM
• Diketahuinya mutu pelayanan.
• Jika dikaitkan dg Kegiatan PMM, Tujuan ini dapat
dicapai apabila masalah mutu berhasil ditetapkan.
•TUJUAN AKHIR PMM
• Makin meningkatnya mutu pelayanan.
• Sesuai dg kegiatan PMM, peningkatan mutu yg
dimaksud akan dicapai apabila program penyelesaian
masalah berhasil dilaksanakan.
8. SASARAN
• Sasaran PMM: adalah pelayanan Kesehatan yg diselenggarakan.
• Setiap pelayanan Kesehatan terdapat 4 unsur masukan (input), proses
(process), lingkungan (environment) seta unsur keluaran (output).
• Sasaran PMM:
1. Unsur masukan: 3 M (Man, money and material).
• Secara umum bila kuantitas dan kualitas tenaga dan sarana tdk sesuai standar
ditetapkan (standard of personnels and facilities), mk sulit diharapkan baiknya mutu
pelayananan (Brice; 1990; Fromberg 1988; Gambone 1991)
2. Unsur lingkungan: keadaan sekitar yg memp pelayanan kes.
• Utk st institusi kes kead sekitar terpenting: kebijakan (policy), organisasi
(organization) dan manajemen (management).
• Secara umum disebutkan apabila kebijakan, organisasi dan manajemen tsb tdk sesuai
standar dan atau tdk bersifat mendukung, mk sulit diharapkan baiknya mutu
pelayanan kes (Donabedian, 1980)
9. SASARAN
• Sasaran PMM:
3. Unsur proses: Semua Tindakan yg dilakukan pada pelayanan kes.
• Secara umum:Tindakan medis(medical procedures) dan tindkaan non-mmedis (non
medical procedures)
• Secara umum disebutkan apabila kedua Tindakan ini tdk sesuai dg standar yg telah
ditetapkan (STANDAR OF CONDUCT), maka sulit diharapkan baiknya mutu (Pena,
1984)
2. Unsur keluaran: Penampilan pelayanan kes yg diselenggarakan
(performance)
• Secara umum dibedakan dua macam. Pertama, penampilan aspek medis (Medical
performance) dan penampilan aspek non medis (Non-medical performance)
• Secara umum disebutkan:apabila kedua penampilan ini tidak sesuai dg standar yg
telah ditetapkan (standar of erformance) maka berarti pelayanan kes yg
diselenggarakan bukan yg bermutu.
10. HUBUNGAN ANTARA UNSUR PROGRAM
MENJAGA MUTU
LINGKUNGAN
MUTU
PELAYANAN
(KELUARAN)
PROSES
MASUKAN
11. MUTU PELAYANAN KESEHATAN
• Untuk Penyelenggaran PMM, harus dipahami salah satunya: MUTU PELAYANAN
• BATASAN MUTU:
1. Mutu adalah Tingkat kesempurnaan dari penampilan sesuatu yg sedang diamati (Winston
Dictionary, 1956)
2. Mutu adalah sifat yg dimiliki oleh st program (Donabedian, 1980)
3. Mutu adalah totalitas dari wujud serta ciri dari suatu barang/jasa, yg didalamnya
terkandung , sekaligus pengertian rasa aman atau pemenuhan kebutuhan para pengguna
(Din ISO 8402, 1986)
4. Mutu adalah kepatuhan terhadap standar yg telah ditetapkan (Crosby, 1985)
• Mutu pelayanan hanya dpt diketahui apabila sebelumnya tlh dilakukan penilaian
baik thd tk kesempurnaan, wujudnya, serta ciri ciri pelayanan kes dan ataupun
kepatuhan thdp standar pelayanan.
12. MUTU PELAYANAN KESEHATAN: Perbedaan
dimensi mutu
1. Bagi pemakai jasa pelayanan kes
• Mutu yankes lbh terkait pada dimensi ketanggapan petugas memenuhi kebutuhan
pasien, kelancarana komunikasi petugas dg pasien, keprihatinan dan keramah
tamahan petugas dlm melayani pasien, dan atau kesembuhan penyakit yg sedang
diserita pasien.
2. Bagi penyelenggara pelayanan kes
• Mutu yankes lbh terkait pd dimensi kesesuaian pelayanan yg diselenggarakan dg
perkembangan Iptek mutakhir dan atau otonomi profesi dalam menyelenggarakan
pelayanan kes sesuai kebutuhan pasien
3. Bagi penyandang dana pelayanan kes
• Mutu yankes lbh terkait pd dimensi efisiensi pemakaian sumber dana, kewajaran
pembiayaan kes, dan atau kemampuan pelayanan kes mengurangi kerugian
oenyandang dana pelayanan kes.
13. Perbedaan dimensi Mutu
• Untuk mengatasi perbedaan dimensi mutu ini, disepakati kembali
kepada hakekat dasar diselengarakannya pelayanan kes tsb adalah
Untuk memenuhi kebutuhan dan tuntutan para pemakai jasa
pelayanan kes (health need and demands), yg apabila dipenuhi akan
dpt menimbulkan rasa puas (Client satisfaction) terhadap yankes yg
diselenggarakan.
• Dg kesepakatan ini, yg disebut mutu pelayanan kes adalah yg
menunjuk pada tingkat kesempurnaan pelayanan kes dlm
memberikan rs puas pada diri setiap pasien. Makin sempurna
kepuasan tsb, makin baik pula mutu yankes.
14. Kesepakatan kepuasan pasien dikaitkan dg
mutu yankes, ada 2 pembatasan
1. Pembatasan pada derajat kepuasan pasien
Dalam Pelaksanaan PMM, ditetapkan yg dimaksud kepuasan disini, sekalipun orientasinya tetap individual,
ttp ukuran yg dipakai adalah yg bersifat umum yi sesuai tk kepuasan rata rata penduduk. Dkl. Mutu suatu
pelayanan kes dinilai baik, apabila yan kes tsb dpt menimbulkan rs kepuasan pada diri setiap pasien yg
sesuai tk kepuasan rata-rata penduduk.
2. Pembatasan pada upaya yg dilakukan
Untuk melindungi kepentingan pemakai jasa pelayanan kes yg umumnya awam thd tindakaan kedokteran
(patient ignorancy), ditetapkan upaya yg dilakukan hrs sesuai dg kode etik serta standar pelayanan
profesi.
Bertitik tolak 2 pembatasan:
MUTU PELAYANAN KES ADALAH YG MERUJUK PD TK KESEMPURNAAN YANKES, YG DISATU PIHAK DPT
MENIMBULKAN KEPUASAN PD SETIAP PASIEN SESUAI DG TK KEPUASAN RATA-RATA PENDUDUK, SERTA
DIPIHAK LAIN TATA CARA PENYELENGGARAANNYA SESUAI DG KODE ETIK DAN STANDAR YAN PROFESI YG
TELAH DITETAPKAN.
15. Manfaat Program Menjaga Mutu
1. Dapat lebih meningkatkan efektifitas pelayanan
Dpt diatasinya masalah kes secara tepat dan benar
2. Dapat lebih meningkatkan efisiensi pelayanan Kesehatan
Cegah pelayanan berlebihan dan substandard
3. Dapat lebih meningkatkan penerimaan masyarakat terhadap
pelayanan Kesehatan.
Sesuai kebutuhan dan tuntutan pemakai jasa pelayanan
4. Dapat melindungi pelaksana pelayanan dari kemungkinan muculnya
gugatan hukum.
Kepuasan pemakai jasa pelayanan
16. STANDAR
• APA YG DIMAKSUD STANDAR?
• Standar adalah keadaan ideal/tk pencapaian tertinggi dan sempurna yg digunakan
sbg batas penerimaan minimal (Clinical practice guideline, 1990)
• Standar ialah kisaran variasi yg masih dapat diterima (Clinical practice guideline,
1990)
• Standar adalah rumusan tentang penampilan atau nilai diinginkan yg mampu
dicapai, berkaitan dengan parameter yg telah ditetapokan (Donabedian, 1980)
• Standar adalah spesifikasi dari fungsi atau tujuan yg harus dipenuhi oleh st sarana
pelayanan agar pemakainjasa pelayanan dpt memperoleh keuntungan yg maksimal
dari pelayanan yg dielnggarakan(Rowland dan Rowland, 1983)
• Standar adalah tujuan produksi yg numeri, lazimnya ditetapkan secara sendiri namun
bersifat mengikat, yg dipakai sbg pedoman utk memisahkan yg tdk dpt
diterima/buruk dg yg dpt diterima .baik (Bret James,1986)
17. PROTOKOL (PEDOMAN, PETUNJUK
PELAKSANAAN)
• UNTUK MEMANDU PELAKSANA PROGRAM JAGA MUTU AGAR
TETAP BERPEDOMAN PD STANDAR DITETAPKAN, DISUSUN
PROTOKOL.
• Protokol adalah pernyataan tertulis yg disusun secara sistematis
dan dipakai sbg pedoman oleh para pelaksana dlm mengambil
keputusan dan atau dlm melaksankan pelayanan. Makin dipatuhi
protokol tsb , makin tercapai standar yg diharapkan
• APA YG DIMAKSUD INDIKATOR?
• Indikator (TOLOK UKUR) adalah ukuran kepatuhan
terhadap standar yg telah ditetapkan,
18. STANDAR dalam PMM, dibedakan dua
1. STANDAR PERSYARATAN MINIMAL
1. STANDAR MASUKAN (Jl, jenis, kualifikasi tenaga, jenis, jumlah dan spesifikasi
sarana, jl dana /modal)
2. STANDAR LINGKUNGAN (Kebijakan, pola organiasi serta sistem manajemen yg hrs
dipatuhi setiap pelaksana yan dikenal standar organiasi dan manajemen)
3. STANDAR PROSES dikenal standar Tindakan/standar of Conduct (Tindakan medis
dan nonmedis)
2. STANDAR PENAMPILAN MINIMAL
Disebut standar Keluaran (Standar Penampilan/Standar of performance)
Untuk meningkatkan Mutu pelayanan ke 4 standar (masukan,lingkungan, proses dan
keluaran) dipantau dinilai secara objektif dan berkesinambungan. Bila ada
penyimpangan segera diperbaiki
Pemantauan/penilaian standar digunakan indicator (indikatior masukan, lingk, proses
dn keluaran)
19. Masalah Mutu dan Faktor-faktor
Penyebabnya
• Jika yg ingin diketahui mutu pelayanan (masalah) mk yg diukur adalah
infikator keluaran, tetapi jika ingin diketahui adalah factor –factor yg
mempengaruhi mutu pelayanan (penyebab) maka yg diukur adalah
indicator masukan, indicator proses serta lingkungan,
Indikator
Lingkungan
Penyebab Masalah
mutu pelayanan kes
Indikator
masukan
Indikator
Proses
Indikator
Keluaran
Masalah Mutu
Pelayanan Kes
Gbr 1 Kedudukan dan Peranan Indikator
Dalam PMM
20. BENTUK PMM
• Ditinjau dari organisasi pelaksana, PMM secara umum dibedakan:
1. PMM internal (Internal Q A)
1. Penyelenggaran bisa perorangan/Bersama sama dlm Organisasi
2. Jika dlm btk organisasi, keanggotaannya dpt hanya mereka yg
menyelenggarakan pelayanan (seluruh/perwakilan) atau kumpulan para
ahli yg tdk terlibat langsung pada pelayanan kes
2. PMM eksternal (Eksternal QA)
1. Diselenggarakan oleh organisasi khusus yg berada diluar institusi
Kesehatan.
2. Semacam Profesional yg dibentuk semacam Profesional Standar Review
Organization (PSRO) yg dibentuk di Amerika Serikat, lazimnya bertanggung
jwb untuk semua institusi yankes yg ada di wilayak kerjanya.
21. BENTUK PMM
• Ditinjau dari WAKTU DILAKSANAKANNYA, PMM dibedakan:
1. PMM Prospektif (Prospective QA)
1. PMM sebelum pelayanana Kesehatan.
2. Perhatian utama unsur masukan dan lingkungan. Dilakukan pemantauan penilaian
tenaga, tenaga, dana dan sarana, kebijakan, organisasi dam manajemen institusi
Kesehatan.
3. Banyak tercantum dalam peraturan per UU. Diantaranya terpenting:
Standarisasi (tenaga dan sarana) , Perizinan (Licensure) , Sertifikasi, Akreditasi.
2. PMM Konkruen (Concrurent QA)
1. PMM yg diselenggarakan bersamaan dg pelayanan Kesehatan
2. Perhatian utama pd unsur proses, yakni memantau dan menilai Tindakan medis
dan non medis. Apablila kedua tindakan tsb tidak sesuai standar yg telah
ditetapkan, mk berarti pelayanan kes yg diselenggarakan kurang bermutu.
3. Paling sulit dilakukan,, antara lain karena ada fak tenggang rasa kesejawatan.
Kecuali apabila kebetulan menyelenggarakan pelayanan Kesehatan dalam satu
team (team work) atau apabila telah terbentuk kelompok kesejawatan (peer group
yg bertg jawab menyelenggarakan PMM di institusi kes masing masing
22. BENTUK PMM
3. PMM Retrospektif (Retrospective QA)
1. PMM setelah pelayanan Kesehatan.
2. Perhatian utama lebih pada unsur keluaran, yakni memantau dan menilai
penampilan pelayanan kesehatan. Jika penampilan tsb berada dibawah standar yg
telah ditetapkan , mk berarti pelayanan kes diselenggarakan kurang bermutu
3. Karena PMM setelah pelayanan, maka Objek pemantauan dan penilain bersifat
tdk langsung. Dapat berupa hasil kerja pelaksanan pelayanan, atau pandangan
pemakai jasa pelayanan kes. Beberapa contoh:
1. Revie Rekam Medik, contoh drug usage review bila dinilai masalah penggunaan obat,
surgical cae review bila dinilai pelayanan pembedahan
2. Reviu jaringan.Penampilan pelayanan dilihat dair reviu jaringan pembedahan yg dilakukan.
Apakah gambaran PA dari jaringan yg diangkat telah sesuai dg Diagnosis yg ditegakkan
3. Survai Klien.Pelayanan kes dinilai dari pandangan pemakaijasa pelayanan. Ini dapat
dilakukan secara informal, tanya jawab setelah usainya setiap pelayanan, atau secara
formal berupa survei dirancang khusus.
23. KEGIATAN PMM
1. KEGIATAN PERSIAPAN
Dibedakan 6 macam (JC-AHO, 1990) serta Benson dan Townes,1990):
a. Menetapkan organisasi yg bertg jawab melaksanakan PMM
b. Menetapkan batas batas tg jawab organisasi pelaksana PMM
c. Menjabarkan ruang lingkup kegiatan yg diselenggarakan organisasi
pelaksana PMM
d. Menetapkan aspek pelayanan kes yg dipandang penting utk diperhatikan
e. Menetapkan tolok ukur untuk aspek pelayanan kes yg dipandang penting
tsb
f. Menetapkan ambang batas tolok ukur yg dimaksud
24. KEGIATAN PMM (Ljt)
• Bentuk organisasi pelaksanaan PMM:
1. Perorangan, misalnya praktek perorangan
2. Kelompok, Tim Penjaga Mutu atau TPM (QA Comittee), yg terbaik.
Jika tersedia di Tiap unit/instalasi pelayanan misalnya di unit Rajal dll, untuk
koordinasi dibentuk TPM tingkat institusi yg perannya tdk berdiri sendiri hanya
mengkoordinir semua TPM
3. Para ahli, mirip QA Committee, tetapi anggotanya para ahli yg dk
terlibat langsung dalam pelayanan kes.
25. KEGIATAN PMM (Ljt)
• Batas-batas wewenang TPM:
1. Menetapkan standar dan indicator mutu pelayanan yg akan digunakan
2. Memasyarakatkan standar dan indicator mutu yankes dan kalau perlu prog diklat khusus
3. Memantau mutu pelayanan kes yg diselenggarakan serta factor-faktor yg berperan sbg
penyebab
4. Mendptkan informasi pelaksanaan pelayanan kes yg dselnggarakan , kalau perlu melakukan
pemeriksan sendiri secara lgs
5. Menilai mutu pelayanan kes yg diselenggarakan dan serta factor factor berperan sbg penyebab
6. Menysun saran-saran perbaikan mutu yankes dan kalau perlu melaksanakan sendiri saran
saran perbakan tsb
7. Mengikutsertakan semua pihak yg ada dlm unit/instalasi yankes utk melaks saran2 perbaikan
mutu yankes
8. Memantau pelaksanaan, saran saran perbaikan yg diajukan serta menyusun saran-saran tinfak
lanut.
9. Menyarankan sistem insentif dan disinsentif sehubungan dg pelaksanaan PMM yg
diselenggarakan.
26. KEGIATAN PMM
2. KEGIATAN PELAKSANAAN
Kegiatan Pelaksanaan PMM dibedakan atas 7 macam (Palmer, 1979 dan
Vouri,1980):
1. MENETAPKAN MASALAH MUTU PELAYANAN KES YG DISELENGGARAKAN
2. MENETAPKAN PRIORITAS MASALAH MUTU PELAYANAN KES
3. MELAKUKAN ANALISIS MASALAH MUTU PELAYANAN KES YG
DISELENGGARAKAN
4. MELAKUKAN KAJIAN MASALAH MUTU PELAYANAN KES SECARA LBH
MENDALAM
5. MENETAPKAN DAN MENYUSUN UPAYA PENYELESAIAN MASALAH MUTU
PEL KES
6. MELAKUKAN PEMANTAUAN DAN MENILAI KEMBALI MASALAH MUTU
PELKES YG DISELESAIKAN
27. KEGIATAN PELAKS PMM
5 Lingkaran Pemecahan masalah Problem solving cycle
1.MENETAPKAN
MASALAH MUTU
2.MENETAPKAN
PENYEBAB
MASALAH MUTU
3.MENETAPKAN CARA
PENYELESAIAN MSLH
MUTU
5.MENILAI HASIL YG
DICAPAI DAN MENYUSUN
SARAN TDK LANJUT
1.MENETAPKAN
MASALAH MUTU
2.MENETAPKAN
PENYEBAB
MASALAH MUTU
4.MELAKSANAKAN CARA
PENYELESAIAN MSLH
MUTU
3.MENETAPKAN CARA
PENYELESAIAN MSLH
MUTU
5.MENILAI HASIL YG
DICAPAI DAN MENYUSUN
SARAN TINFAK LANJUT
4.MELAKSNAKAN CARA
PENYELESAIAN MSLH
MUTU
28. URAIAN 5 KEGIATAN PELAKSANAAN PROG JAGA MUTU
BERBENTUK LINGKARAN PEMECAHAN MASALAH
A. MENETAPKAN MASALAH MUTU PELAYANAN KES
1. Menyusun Daftar masalah (Brainstroming technique dan nominal group technique)
2. Melakukan konfirmasi Daftar masalah (Langsung:data primer/sek, tdk lgs: pendapat staf
lain masalah tercantum)
3. Menetapkan prioritas masalah mutu (Criteria matrix technique)
4. Merumuskan pernyataan masalah
5. Menetapkan sumber masalah (Buat Flow Chart)
B. MENETAPKAN PENYEBAB MASALAH MUTU
1. Menetapkan daftar penyebab masalah (Fish bone diagram/sebab akibat, Teknik five why)
2. Menyederhanakan daftar penyebab masalah(Tanyakan apa benar ditemukan, lingkari)
3. Melakukan konfirmasi daftar oenyebab masalah (pul data primer/sek, pendapat staf lain)
4. Menetapkan urutan prioritas penyebab masalah (Teknik kriteria matrik)
5. Menyajikan urutan penyebab masalah (Urutan , kalau berkaitan buat Pareto diagram, bila
tdk berkait diagram balok bias)
29. URAIAN 5 KEGIATAN PELAKSANAAN PROG JAGA MUTU
BERBENTUK LINGKARAN PEMECAHAN MASALAH
C. MENETAPKAN CARA PENYELESAIAN MASALAH
1. Menyusun daftar penyelesaian masalah (Teknik analog)
2. Menetapokan prioritas cara penyelesaian masalah (Teknik kriteria matrik)
D. MELAKSANAKAN CARA PENYELESAIAN MASALAH MUTU
Lazimnya digunakan PDCA (Plan, Do, Check Acrion).
Ada 4 Langkah pokok
1). Perencanaan, susun rencana yg lengkap saling terkait terpadu sbg pedoman dlm
pelaksanaan cara penyelesian masalah.
2) Pelaksanaaan
Bila ada staf diluar anggota tim diberikan orientasi dulu shg staf tsb memahami
rencana pelaksanaan yg akan dilaksanakan
3) Pemeriksaan, Pemeriksaan berkala kemajuan dan hasil dari rencana.Ada dua alat
bantu Lembaran pemeriksan (check list) dan peta control (Control diagram)
4) Perbaikan. Lakukan penyempurnaan rencana kerja sesuai hasil pemeriksaan yg
dilakukan. Rencana yg telah diperbaiki dilaksanan Kembali, Pantau kemajuan dan
hasilnya, tergantung dari kemajuan laksanakan tindakan yg sesuai,
30. URAIAN 5 KEGIATAN PELAKSANAAN PROG JAGA MUTU
BERBENTUK LINGKARAN PEMECAHAN MASALAH
E. MELAKUKAN PENILAIAN DAN MENYUSUN SARAN
Jika hasil pelaksanan satu siklus berhasil mencapai tujuan sbgm ditetapkan,
lanjutkan susun saran
1. Mempertimbangkan cara penyelesaian masalah tsb sbg bagian rutin
2. Menetapkan lagi masalah mutu lain
Bagan Silus PDCA
PMM `RENCANAKAN
P
P
D
C
A
lAKSANAKAN
`PERIKSA
`PERBAIKI
(TINDAKAN)
31. KARAKTERISTIK KEGIATAN PMM
1. Berkesinambungan
Tidak hanya satu kali. Karena berkesinambungan mk Prog Jaga mutu sering
disebut pula Program Meningkatkan Mutu (Quality Improvement Program)
2. Sistematis
Ikut alur dan sasaran yg baku. Alur mulai menetapkan masalah sd penilaian
masalah dan Saran tdk ljt,. Sasaran: sasaran pelayanan (input, proses, keluaran
pelayanan dan lingkungan,
3. Objektif
Terutama wkt pemantauan penilaian: sesuai standar dan indikator
4. Terpadu
Pelaksanaan PMM yg baik harus terpadu dg pelaks pelayanan kes yg
diselenggarakan, Penyelenggaraan PMM terpadu ini populer disebut
MANAJEMEN Mutu Terpadu (Total Quality Management)
32. Aspek Mutu
• Mutu pelayanan rumah sakit dapat pula
dilihat dari segi aspek yang berpengaruh.
Aspek berarti termasuk hal-hal yang
secara langsung atau tidak berpengaruh
terhadap penilaian, keempat aspek mutu
itu, seperti berikut
34. Aspek Mutu
1. Aspek klinis, menyangkut pelayanan dokter, perawat dan
terkait dengan teknis medis.
2. Efisiensi dan efektifitas,pelayanan yang murah, tepat guna,
tak ada diagnosa dan terapi berlebihan.
3. Keamanan atau Keselamatan pasien, upaya perlindungan
terhadap pasien, misalnya perlindungan jatuh dari tempat
pemeriksaan, kebakaran.
4. Kepuasan pasien, berhubungan dengan kenyamanan,
keramahan dan kecepatan pelayanan.
35. Indikator 4 aspek Mutu
A. INDIKATOR KLINIS B. INDIKATOR EFISIENSI DAN EFEKTIFITAS
1.salah diagnosa; 1.Masalah pemakaian obat
2.infeksi pasca tindakan; 2. Masalah teknis dengan alat medis.
3.kematian karena salah obat; 3. Masalah dengan sumber daya manusia
4. reaksi obat; 4. Prosedur administrasi yang rumit.
C.INDIKATOR ASPEK KESELAMATAN
PASIEN
D. INDIKATOR ASPEK KEPUASAN PASIEN1
1.pasien terjatuh dari tempat 1.Jumlah keluhan dari pasien atau keluarga.
2.Hasil survei tentang derajat kepuasan
pasien.
3.Kritik dalam kolom surat pembaca koran
pemeriksaan;
2.pasien terjatuh dikamar mandi, toilet,
dsb
3.pasien diberi obat yang salah; 4. Pengaduan mal praktek.
4. infeksi nosokamial; 5.Laporan dari staf medik dan perawatan
36. Ciri Mutu yang Baik
• Tersedia dan terjangkau.
• Tepat kebutuhan dan tepat sumber daya
• Tepat standar profesi
• Wajar, Aman dan Memuaskan bagi pasien yang
dilayani.
• Pelayanan Medis yang baik seperti berikut.
• Didasari oleh praktek medis yang rasional dan didasari oleh ilmu
kedokteran. Mengutamakan pencegahan.
• Terjadinya kerjasama antara masyarakat dengan ilmuwan medis.
Mengobati seseorang sebagai keseluruhan.
• Memelihara kerjasama antara dokter dengan pasien.
37. Kepentingan Menjaga Mutu
Quality Assurance menjadi penting bagi berbagai pihak dengan alasannya masing-
masing, diantarannya seperti di bawah ini.
• Bagi pelayanan RS, persaingan antar pelayanan memerlukan pelayanan bermutu
agar mampu bertahan. Selain itu adanya kemajuan teknologi yang canggih,
memerlukan pemilihan yang tepat dan rasional antara mutu pelayanan dan biaya.
• Bagi pasien, pasien semakin kritis, ia mengerti akan hak, maka ia ingin pelayanan
yang aman dan memuaskan. Kemudian ia punya hak memilih, maka mutu
pelayanan akan merupakan salah satu sebab dipilihnya rumah sakit tertentu.
38. • Bagi dokter, selain standart profesi yang telah ditentukan
juga berhadapan dengan asumsi dan tuntutan hukum yang
semakin gencar. Menyebabkan dokter hati-hati dan tertarik
akan mutu pelayanan. Selain itu ternyata kesembuhan pasien
tidak oleh obat, tetapi juga oleh faktor lain yang terkait.
• Bagi Pemerintah, pemerintah berusaha atas standar minimal
pelanggaran maka pemantauan mutu yang baik akan
bermanfaat dalam memutuskan salah benarnya tindakan.
39. ASPEK KEPUASAN PASIEN
• Kepuasan pasien adalah: “merupakan nilai subyektif terhadap
kualitas pelayanan yang diberikan”, walaupun subyektif tetap ada
dasar objektifnya, artinya walaupun penilaian itu dilandasi oleh:
pengalaman masa lalu, pendidikan, situasi psikhis waktu itu,
pengaruh lingkungan waktu itu.
• Tetap akan didasari oleh kebenaran dan kenyataan objektif yang
ada, tidak semata-mata menilai buruk kalau memang tidak ada
pengalaman yang menjengkelkan, tidak semata-mata bilang baik
bila memang tak ada suasana yang menyenangkan yang dialami.
40. Kepuasan pasien meliputi empat aspek
•kenyamanan,
•hubungan pasien dengan petugas,
•kompetensi teknis petugas,
•Biaya
41. No Aspek Uraian
1. Kenyamanan Lokasi rumah sakit
Kebersihan rumah sakit
Kenyamanan ruangan
Keteraturan
Peralatan ruangan
2.
Hubungan pasien
dengan petugas RS Keramahan
Komunikatif
Responsif
Suportif
Cekatan
42. No Aspek Uraian
3.
Kompetensi Teknis
Petugas Keberanian bertindak
Pengalaman
Gelar
Terkenal
Kursus
4. Biaya Mahalnya pelayanan
Sebandingnya
Terjangkau tidaknya
Ada tidaknya keringanan
Kemudahan proses
43. Keamanan atau Keselamatan Pasien
• Aspek keamanan atau keselamatan pasien dapat merupakan
hal yang sederhana sampai rumit, tetapi hal ini perlu
ditelusuri agar dapat dilakukan upaya menjaga mutu dengan
jelas dan terarah.
44. Indikator Keamanan/keselamatan Pasien
No Kelompok Indikator Keamanan pasien
1. Fasilitas 1. Pemadam kebakaran 3. Pencegahan Penularan Kmn
2. Pembuangan limbah 4.Cadangan listrik
2. Alat 5. Pengikat di kereta dorong. 7. Kelngkapan Oksigen
6. Kursi roda 8. Kelengakapan alat Gadar
3. Obat 9. Tersedia obat u mengatasi syok 11. Dosis obat yg jelas
10. Nama obat yang jelas
4. Prosedur 12. Prosedur menghadapi musibah 14.Prosedur Penc.inf nosokomial
13. Pros penyimpanan barang psn 15. Prosedur menunggu pasien
5. Petugas 16. Adanya pet.satpam yang cukup 18. Ada nama &identitas ptgs
17. Adanya seragam petugas 19. Ada identitas pasien
6. Rekam Medik 20. Status diisi lengkap 21. Adanya catatan penggantian
Antar petugas
45. Mutu Efisiensi
•Penilaian pelayanan efisiensi adalah: “penilaian
kemampuan manajerial dalam rangka mengolah
sumber dana, tenaga, peralatan dan teknologi dalam
rangka memberikan pelayanan pada pasien”,
•Jadi dalam pengertian ini tercakup adanya pengertian:
kemampuan manajerial; mengolah sumber dana,
tenaga, peralatan dan teknologi; pelayanan pada
pasien
46. Aspek efisiensi
No. Kelompok Indkator
1. Pemanfaatan rawat jalan 1. Jumlah Kunjungan Baru
2. Jumlah Kunjungan Lama
3. Jumlah Pasien Dirujuk
2. Pemanfaatan tenaga 4. Rasio kujungan dengan tenaga perawat rawat jalan
5. Rasio jumlah hari pelayanan dengan
jumlah tenaga perawatan yang dilayani.
6. Rasio jumlah pasien UGD dengan dokter
3.
Pemanfaatan penunjang
medik 7. Rasio pemakaian bahan X Ray terhadap
jumlah pemeriksaan X Ray foto
8. Rasio pemakaian bahan pemeriksaan
Laboratorium terhadap jumlah pem sejenis
9. Jumlah konsultasi gizi
4. Keuangan 10. Index cost per ambulatorie patient.
11. Index cost per Dokter
12. Index cost pegawai non medis terhadap
penerimaan total.
47. Aspek Mutu Klinis
•Aspek mutu klinis adalah: “aspek yang
menyangkut dokter, perawat dan tenaga profesi
lainnya di rumah sakit, terkait dengan
pengetahuan, sikap, perilaku dan pengalaman
mereka”.
•Beberapa indikator yang dapat dilihat, yang
menggambarkan mutu klinis antara lain:
48. Aspek Mutu Klinis
No Kelompok Indikator
1. Infeksi 1. Infeksi tindakan
2. Infeksi pasca suntikan
2. Komplikasi 3. Komplikasi pasca pemberian obat
4. Komplikasi pasca tindakan
3. Kesalahan 5. Salah pasien yang diberi obat
6. Salah alat tubuh yang diobat
4. Kematian 7. Kematian di UGD
8. Kematian Ibu melahirkan di UGD
49. • Mengukur indikator itu diperlukan data dari jenis di bawah ini.
1. Catatan Medik
• Hal ini untuk menentukan infeksi pasca bedah, dicubitus, kematian > 48 jam
2. Pertemuan Komite Medis
• Hal ini untuk menentukan salah satu contoh salah alat tubuh pasien yang
dioperasi.
Bulan 1 6 12 Tingkat Tingkat mutu
Perkembangan
Infeksi pasca tindakan 10% 5% 2% Menurun Membaik
Tingkat Perkembangan Mutu Klinis
50. Audit Medis
• Apa yang harus dilakukan oleh staf medis di rumah sakit? Jawabnya yang
telah ditentukan diantaranya, adalah:
• 1) evaluasi atas dasar dokumen tertulis;
• 2) yang dapat menunjang penegakan diagnosa;
• 3) yang dapat membantu pengobatan;
• 4) dan penggunaan alat yang dapat dipertanggung jawabkan; dalam
melaksanakan tugas sebagai tenaga medis.
• Dalam menjalankan Audit Medis, komponen yang dapat diukur antara
lain:organisasi; ketenagaan; program dan pelayanan penderita; sarana
fisik; prosedur.
51. Audit Medis
No KELOMPOK KOMPONEN A B C D
1 Staf Medis 1. Organisasi
2. Kualifikasi
3. Pendidikan
4. Penilaian secara profesiona
5 Sikap dan perilaku dokter
6 Penerapan standar
2 Pendayaguanan secara Umum 7 Prosedur diagnosis dan pengobatan
8. Kriteria rujukan
3 Hasil Pelayanan Medis 9. Kesembuhan
10. Perbaikan
11. Tidak bertambah baik
12. Tidak diobati
13. Hanya untuk keperluan diagnosis
14. Kematian
52. Audit Medis
4 Rasio Kematian secara
umum
15 Angka kematian di UGD A B C D
5. Komplikasi 16 Angka kematian Ibu melahirkan di
UGD
6 Angka Infeksi 17 Angka Komplikasi pemberian
Obat`
7 Angka Konsultasi 18 Infeksi pasca Tindakan
8 Pelayanan laboratorium 19 Infeksi nosocomial
9 Tindakan Medis 20 Konsultasi ke dokter
10 Pelayanan Rawat Jalan 21 Konsultasi Gizi
11 Pelayanan radiologi 22 Indikasi pemeriksaan
12 Pelayanan Farmasi 23 Pemeriksaan ke tempat lain
13 Pelayanan administrasi 24 Tindakan di IGD
53. Audit Medis
Pelayanan administrasi
(ljt)
25 Tindakan di Rawat Jalan A B C D
26 Kesesuaian dengan kebutuhan
27 Kecukupan tenaga
28 Rekam medis yg lengkap
29 Pemeriksaan yg dirujuk
30 Prosedur penanganan obat bius
31 Pembatasan jenis obat
32 Penggantian obat resep
33 Hubngan masyarakat
34 Ketenagaan
35 Keuangan`
36 Sarana fisik
A=Tidak; B=Sebagian Kecil; C=Sebagian Besar; D=Keseluruhan
55. Berikut contoh implementasi di Bag Kebidanan
dan Kandungan RS
Upaya peningkatan mutu harus secara terus menerus dan
melibatkan berbagai kalangan, karena pelayanan kesehatan
pada dasarnya merupakan pelayanan oleh tim.
Pada kondisi tertentu, sifat pelayanan kebidanan yang cito,
atau perlu penanganan darurat, maka kesiapan dari: alat;
sarana; petugas; akan berperan penting bagi keberhasilan
dan pencapaian mutu pelayanan yang diharapkan.
56. A. Persalinan/Kebidanan
NO ASPEK MUTU INDIKATOR PATOKAN PEMANTAUAN TINDAK TOLOK
KESEPAKATAN LANJUT UKUR HSL
1. KLINIS 1. Alat siap pakai ] Observasi
2. Petugas terlatih. ]
3. Sterilisasi terjamin } 90%
4. Sarana cukup ]
5. Adanya prosedur tetap ]
2. EFISIENSI 1. Bahan tumpah 5 % Perhitungan
2. Alat rusak karena salah pakai 5 %
3. Alat hilang 0 %
4. Pemeriksaan penunjang telat 5% Observasi
5. Persalinan ditangani telat 5%
3. KEAMANAN 1. Petugas berseragam ]
PASIEN 2. Petugas dengan identitas ]
3. Data bayi lengkap (cap kaki +Peneng } 100 %
4. Peraturan lihat bayi ] Survai
5. Box bayi jelas identitasnya. ]
4. KEPUASAN 1. Petugas ramah. ]
PASIEN 2. Petugas sigap ]
3. Petugas memberikan informasi. ]
4. Ruangan nyaman } 80%
5. Diingatkan berat akte kelahiran. ]
A. BAG KEBIADANAN
57. B. Penyakit Kandungan
NO ASPEK MUTU INDIKATOR PATOKAN PEMAN- TINDAK TOLOK
KESEPA- TAUAN LANJUT UKUR
KATAN HASIL
1. KLINIS 1. Alat siap pakai ] Observasi
2. Petugas terlatih. ]
3. Sterilisasi terjamin } 100%
4. Sarana cukup ]
5. Adanya prosedur tetap ]
2. EFISIENSI 1. Bahan tumpah 5 % Perhitungan
2. Alat rusak karena salah 5 %
pakai 0 %
3. Alat hilang 5%
4. Pemeriksaan penunjang 5%
telat
3. KEAMANAN 5. Persalinan ditangani telat ] Observasi
PASIEN ]
1. Petugas berseragam } 80 %
2. Petugas dengan identitas ]
3. Kereta dorong ada ]
gantungan infus ]
4. Petunjuk pemakaian obat ]
jelas
4. KEPUASAN 5. Petugas keliling tiap 2 jam ] Survai
PASIEN ]
1. Petugas ramah. ]
2. Petugas sigap } 80%
3. Petugas memberikan ]
informasi yang jelas ]
4. Ruangan nyaman
5. Biaya wajar
B. PENYAKIT KANDUNGAN
59. AKREDITASI
• Akreditasi adalah kewajban bagi setiap RS. Pasal 40 UU Rumah
Sakit nomor 44/2009 menyatakan bahwa “Dalam upaya peningkatan
mutu pelayanan Rumah Sakit wajib dilakukan akreditasi secara
berkala minimal 3 (tiga) tahun sekali”.
• Khusus bagi RS yang baru memulai operasional, ada aturan sesuai
Permenkes 12/2012 tentang Akreditasi RS bahwa “Rumah sakit baru
yang telah mendapatkan ijin operasional dan beroperasi sekurang-
kurangnya 2 (dua) tahun, wajib mengajukan permohonan akreditasi”.
• Lebih jauh, sebenarnya untuk bekerjasama dengan BPJS, RS juga
dipersyaratkan sudah memiliki sertifikat Akreditasi (pasal 7
Permenkes 71/2013).
60. Pengertian
• Suatu proses dimana suatu lembaga independent
baik dari dalam atau pun luar negeri, biasanya
nonpemerintah, melakukan assesment terhadap RS
berdasarkan standar akreditasi yg berlaku
• RS yg telah terakreditasi akan mendptkanpengakuan
dari Pemerintah krn telah memenuhi standar
pelayanan & managemen yg ditetapkan
61. Akreditasi RS
•Merupakan upaya peningkatan mutu
pelayanan RS yg dilakukan dgn
membangun sistem&budaya mutu
•Diharapkan ada perbaikan sistem di
RS yg meliputi input,process & product
output (meliputi output& outcome)
62. Tujuan dan manfaat akreditasi
a.Tujuan Akreditasi Pelayanan Kesehatan :
• Akreditasi adalah proses sukarela di mana kinerja organisasi
diukur berdasarkan standar kinerja yang diterima secara
nasional. Standar akreditasi didasarkan pada peraturan
pemerintah dan masukan dari individu dan kelompok dalam
industri pelayanan kesehatan
• Organisasi pelayanan kesehatan mencari akreditasi karena :
• meningkatkan kepercayaan publik,
• evaluasi obyektif kinerja organisasi, dan
• merangsang upaya peningkatan kualitas organisasi. (Spath,
2009).
63. Tujuan dan manfaat akreditasi
• 2.
b.Tujuan Akreditasi Rumah Sakit.
Berdasarkan PMK 34 tahun 2017 tentang Akreditasi RS,
pengaturan Akreditasi Rumah Sakit bertujuan untuk:
a. meningkatkan mutu pelayanan Rumah Sakit dan melindungi
keselamatan pasien Rumah Sakit;
b. meningkatkan perlindungan bagi masyarakat, sumber daya
manusia di Rumah Sakit dan Rumah Sakit sebagai institusi;
c. mendukung program Pemerintah di bidang kesehatan; dan
d. meningkatkan profesionalisme Rumah Sakit Indonesia di mata
Internasional
64. Manfaat
•Meningkatkan kepercayaan masy terhadap
pelayanan RS yg bersangkutan krn
berorientasi pd peningkatan mutu &
keselamatan pasien
•Proses administrasi, biaya serta
penggunaan sumber daya akan menjadi
efisien
•Menciptakan lingkungan internal RS yg lebih
65. Manfaat
•Mendengarkan pasien & keluarga
•Menghormati hak-hak pasien serta melibatkan
mereka dlm proses perawatan
•Memberikan jaminan, kepuasan serta
perlindungan kpd masyarakat atas pemberian
pelayanan kesehatan
66. Penyelenggara akreditasi
• KARS (Komisi Akreditasi Rumah Sakit)
• Merupakan lembaga resmi yg ditunjuk &
berwenang utk melakukan survei verifikasi &
survei akreditasi
• Utk selanjutnya memutuskan predikat Akreditasi
yg tepat utk suatu RS
• Sbg lembaga independen pelaksana
akreditasiRS yg bersifat fungsional &
nonstruktural
67. Standar Akreditasi Rumah Sakit
• Standar akreditasi yang dipergunakan mulai 1 Januari 2018 adalah
STANDAR NASIONAL AKREDITASI RUMAH SAKIT EDISI 1 yang terdiri
dari 16 bab
1. Sasaran Keselamatan Pasien (SKP)
2. Akses ke Rumah Sakit dan Kontinuitas (ARK)
3. Hak Pasien dan Keluarga (HPK)
4. Asesmen Pasien (AP)
5. Pelayanan Asuhan Pasien (PAP)
6. Pelayanan Anestesi dan Bedah (PAB)
68. Standar Akreditasi Rumah Sakit
7. Pelayanan Kefarmasian dan Penggunaan Obat
(PKPO)
8. Manajemen Komunikasi dan Edukasi (MKE)
9. Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien (PMKP)
10.Pencegahan dan Pengendalian Infeksi (PPI)
11.Tata Kelola Rumah Sakit (TKRS)
12.Manajemen Fasilitas dan Keselamatan (MFK)
69. Standar Akreditasi Rumah Sakit
13.Kompetensi & Kewenangan Staf (KKS)
14.Manajemen Informasi dan Rekam Medis (MIRM)
15.Program Nasional (menurunkan angka kematian ibu
dan bayi serta meningkatkan angka kesehatan ibu
dan bayi, menurunkan angka kesakitan HIV/AIDS,
menurunkan angka kesakitan tuberkulosis,
pengendalian resistensi antimikroba dan pelayanan
geriatri)
16.Integrasi Pendidikan Kesehatan dalam Pelayanan
Rumah Sakit (IPKP)
70. Pengelompokan Standar Nasional Akreditasi
RS (SNARS)
I. SASARAN KESELAMATAN PASIEN
• SASARAN 1 : Mengidentifikasi pasien dengan benar
• SASARAN 2 : Meningkatkan komunikasi yang efektif
• SASARAN 3 : Meningkatkan keamanan obat-obatan yang harus
diwaspadai (High Alert Medications)
• SASARAN 4 : Memastikan lokasi pembedahan yang benar, prosedur
yang benar, pembedahan pada pasien yang benar.
• SASARAN 5 : Mengurangi risiko infeksi terkait pelayanan kesehatan
SASARAN 6 : Mengurangi risiko cedera pasien akibat terjatuh
71. Pengelompokan Standar Nasional Akreditasi
RS (SNARS)
II. STANDAR PELAYANAN BERFOKUS PASIEN
1. Akses ke Rumah Sakit dan Kontinuitas Pelayanan (ARK)
2. Hak Pasien dan Keluarga (HPK)
3. Asesmen Pasien (AP)
4. Pelayanan dan Asuhan Pasien (PAP)
5. Pelayanan Anestesi dan Bedah (PAB)
6. Pelayanan Kefarmasian dan Penggunaan Obat (PKPO)
7. Manajemen Komunikasi dan Edukasi (MKE)
72. Pengelompokan Standar Nasional Akreditasi
RS (SNARS)
III, STANDAR MANAJEMEN RUMAH SAKIT
1. Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien (PMKP)
2. Pencegahan dan Pengendalian Infeksi (PPI)
3. Tata Kelola Rumah Sakit (TKRS)
4. Manajemen Fasilitas dan Keselamatan (MFK)
5. Kompetensi dan Kewenangan Staf (KKS)
6. Manajemen Informasi dan Rekam Medis (MIRM)
73. Pengelompokan Standar Nasional Akreditasi
RS (SNARS)
IV. PROGRAM NASIONAL
1. Meurunkan Angka Kematian Ibu dan Bayi.
2. Menurukan Angka Kesakitan HIV/AIDS.
3. Menurukan Angka Kesakitan TB
4. Pengendalian Resistensi Antimikroba (PPRA)
5. Pelayanan Geriatri
V. INTEGRASI PENDIDIKAN KESEHATAN DALAM PELAYANAN DI
RUMAH SAKIT
74. Surveior akreditasi
Surveior akreditasi terdiri dari :
1) Surveior Manajemen yaitu tenaga medis yang ahli perumah
sakitan
2) Surveior Medis yaitu para dokter spesialis
3) Surveior Keperawatan yaitu para perawat.
Surveior lainnya : ahli rekam medis, apoteker, dan lain
sebagainya akan ditugaskan bila ada survei terfokus yang
memerlukan keahliannya.
77. RS TERAKREDITASI DI SUMSEL 2021 Sumsel,
(66/87=76% terakreditasi)
Tk Akreditasi RSU RSK TOTAL % RS
1.Paripurna 24 1 25 37,9
2.Utama 8 2 10 15,1
3.Madya 11 2 13 19,7
4.Dasar 5 0 5 7,6
5.Pradana 9 4 13 19,7
Total 57 9 66 100
Sumber; http://akreditasi.kars.or.id/ di akses tanggal 16 Juli 2021
78. Tk Akreditasi didasarkan pada kepatuhan
pihak rumah sakit terhadap Standar Nas
Akreditasi RS (SNARS).
PARIPURNA SYARAT
TIDAK TERAKREDITASI 15 bab tersebut mendapat point yang kurang dari 60%, maka rumah sakit tidak
lulus akreditasi.
AKREDITASI PRADANA 4 Bab Hak Pasien dan Keluarga (HPK), Bab Pencegahan dan Pengendalian
Infeksi (PPI), Bab Kualifikasi Pendidikan Staf (KPS) dan Bab Sasaran
Keselamatan Pasien (SKP), utk RSU kls D pratama, D dan C, RSK kls C
AKREDITASI TK DASAR Bila dari 15 bab yang disurvey, hanya ada 4 bab yang mendapat nilai minimum
80% dan 11 bab lainnya tidak ada yang mendapat nilai di bawah 20%
AKREDITASI TK MADYA 8 bab nya mendapat nilai minimal 80% dan 7 bab lainnya tidak ada yang
mendapat nilai di bawah 20%
AKREDITASI TK UTAMA dari 15 bab yang disurvey, ada setidaknya 12 bab yang bernilai 80% dan 3 bab
lainnya tidak ada yang mendapat nilai di bawah 20%
PARIPURNA Rumah sakit akan menerima status ini jika ke-15 bab Syandar Naasional
Akreditasi yang disurvey semuanya mendapat nilai minimal 80%
79. Ketentuan SNARS, 2018
•Ketentuan penggunaan Standar Nasional
Akreditasi Rumah Sakit Edisi I sebagai
berikut:
•Rumah Sakit Pendidikan : 16 bab
•Rumah Sakit non Pendidikan : 15 bab
80.
81.
82. BIODATA: Achmad Ridwan MO, Dr, M.Sc
• Pendidikan formal FK Unsri 1979, Pascasarjana UI 1994
• Pensiun PNS Pembina Tk Madya (IV/d) tahun 2011
• Course/Penugasan ke Luar Negeri
• Arab Saudi TKHD, TKHI
• Thailand: Village health Cadre and Community Financing
• Australia, New Zealan, Malaysia : Referral system di RS
• Vietnam :TB Course, India/Jaipur: Tb Managment course
• Netherland, District Health Managemen Course
• United Kingdom: Health economic and financing in developing country
• Pekerjaan sekarang: Ketua BPRS Prov Sumsel 2016-2019/2019-2022, Dosen FK Unsri, Dosen
Tamu FK UMP, STIK St Khadijah sd sekarang, Tim Ahli Satgas PP COVID-19 Prov Sumsel
• Pengalaman kerja: Pimp Puskesmas Pd Agung dan Simpang OKU, Kasi P2PL Kanwil Kes, Kadinkes
/Kakandepkes Kab M Enim merangkap Dir RSUD M Enim, Kabid Desban, Kabid Bina Program
Kanwil Kes Sumsel, Ka Dinas kes Pg Alam merangkap Direktur RSUD Pg Alam, Widya iswara madya
• Kegiatan Organisasi social: IDI Wil SS (Ketua P2KB sd sekarang), Ket AKHI Sumsel 2012-
2016/2016-2020, Ketua Masjid 2018-2021
83.
84. 84
Diagram Ishikawa
MESIN MATERIAL
LINGKUNGAN
METODE MANUSIA
Ibu tidak bisa
merawat bayi BBLR
Kurang pengetahuan petugas tentang perawatan
bayi BBLR (metode kangguru)
Beban kerja tinggi
Petugas tidak segera mengganti pakaian bayi yang
basah
Cara lama kurang efektif
Hanya memakai selimut
Metode3 yang ada kurang sesuai
Bayi terpapar udara luar
Jarak antara UGD/kaber dgn
IRNA IV jauh
Suhu Ruangan dingin
Sirkulasi udara yang
berlebih
Selimut yang dipakai
kurang sesuai
Belum ada SOP tentang perawatan tepat guna
(MK)
Rasio pasien & Perawat tidak seimbang
Kurangnya pengetahuan
klg/ ibu ttg perawatan
by. BBLR
Cara lama tidak aman
Memakai botol berisi
air panas
Couvis tidak mempunyai
monitor suhu ruangan
Covis banyak yang rusak
Jumlah covis dgn jumlah
pasien tidak seimbang
Jumlah lampu
kurang
Belum ada selimut khusus
untuk bayi. BBLR (metode
kangguru)
Pintu Sering
dibuka
Tidak alat transportasi khusus
untuk bayi baru lahir
Belum ada sosialisasi tentang
perawatan khusus BBLR
85. 85
NOMINAL GROUP TECHNIQUE
No Penyebab Persoalan Lies Ica Diy Nuk Nik Kus Gik
Nilai
resiko
Ranking
1
Belum adanya SOP tentang
perawatan bayi BBLR (metode
kanguru)
12 11 10 9 10 10 12 75 I
2
Rasio perawat & perawatan
tidak seimbang 2 1 3 2 3 2 5 18 XI
3
Belum ada sosialisasi tentang perawatan
khusus BBLR 8 10 12 12 12 9 11 74 II
4
Kurangnya pengetahuan ibu tentang
perawatan bayi BBLR 11 9 9 7 9 11 10 66 IV
5 Memakai botol berisi air panas 3 2 1 4 2 3 1 16 XII
6
Covis tidak memiliki monitor
suhu 4 6 5 10 6 4 6 41 VII
7 Couvis banyak yang rusak 1 4 4 3 4 1 2 19 X
8
Jumlah couvis dengan jumlah bayi
tidak seimbang 5 3 2 1 5 8 4 28 IX
9 Jumlah lampu kurang 6 5 8 6 1 6 3 35 VIII
10
Belum ada selimut untuk perawatan
bayi BBLR (metode kangguru)
9 7 7 5 8 5 8 49 VI
11 Pintu sering dibuka 10 12 11 8 10 12 9 72 III
12
Tidak ada alat transportasi khusus
untuk bayi baru lahir 7 8 6 11 7 7 7 53 V
86. TEKNIK ANALISIS MANAJEMEN
No Langkah analisis Teknik/Alat analisis
1 Identifikasi masalah a) Brain storming
b) Konfirmasi dg data primer, sekunder
misal dg wawancara
2 Klasifikasi masalah Stratifikasi
3 Pemilihan prioritas
masalah
Model USG, Matriks problem prioritas
Delphi, Delbecq, Hanlon, PAHO, MCUA
4 Mencari akar masalah Tanya jawab mengapa, diagram pohon
masalah, diagram tulang ikan, causal
map
87. TEKNIK ANALISIS MANAJEMEN
No Langkah analisis Teknik/Alat analisis
5 Menentukan penyebab
paling dominan
Argumentasi/justifikasi
6 Penyusunan alternatif
pemecahan masalah
Curah pendapat
7 Keputusan pemecahan yg
terbaiik
MCUA
8 Rencana penerapan a. Mengkaji faktor penghambat
dan pendukung
b. Matrik rencana penerapan
9 Monev Teknik komparasi (Matriks)
94. Cakupan imunisasi
Campak di wilker pusk
A 5 % Seharusnya 80
% pd tahun 2009
Manusia
Proses
Material.Bahan
LIngkungan Proses
Petugas sering
tdk dtg ke posyandu
Tdk Punya renvana kerja
Lokmin
tdk hadir
Ibu tdk bawa bayi
nya kembali
Ibu tdk
mengerti
tdk dib`eri
penyuuhan
Persediaan vaksin kurang
Droping dr dinas
terlambat
Protp distri
busi vaksin
salah
Pencatatan
tdk baik
Lokmin tdk
teratur
PU Blm
Memper
baiiki
Transport ke desa
sulit
Jaanan ke desa
rusak
Penyuluhan kes tdk
dilakukan
Petugas tdk diseupoervisi
Belum ada rencana kerja
harian
Konseling tk dilakukan
Berisik banyak anak nangis
Jarum suntik
tumpul
Tdk dilakukan
Kunjungan rumah
Tdk dilakukan
Pelacaka kasus yg tdk dtg
95. MASALAH
cakupan imunisasi campak belum
mencapai target akibatnya terjadi KLB
Penyebab:
1) Pencatatan tdk teratur
2) Ibu tdk diberi penyuluhan
3) Petugas imunisasi sering tdk
dtg pd lokmin
96. N
o
Kriteria (bobot) Bobot PENCTTN
tdk baik
Tdk ada
penyuluh
an
Ptgs tdk
lokmin
B N BN N BN N BN
1 Pengaruh terhadap kesmas 5 10 50 5 25 4 20
2 Pengaruh thdp kes pasien 4 7 28 9 36 6 24
3 Teknologi yg dimiliki 3 5 15 6 18 7 21
4 Komitmen politis(Dukungan
atasan/Pem)
2 8 16 6 12 3 6
Jumlah 109 91 71
Tabel MCUA (Multiple Criteria Utility Assessment)
untuk menenetukan Prioritas Masalah
97. Cakupan imunisasi campak belum
mencapai target
Alternatif Pemecahan untuk mengatasi
pencatatan tdk baik
1) Pemberian petunjuk ke petugas cara register kohort, shg
diketahui bila tdk datang u di kunjungi
2) Mengirim petugas ke Dinas untuk belajar pencatatan yg baik
3) Latihan Kader untuk mencatat bayi yg diimunisasi dan di
kunjungi bila tdk dtg untuk diingatkan
98. No Kriteria (bobot) Bob
ot
Pencatatan
di perbaiki
Pelatihan
petugas
Latihan
kader
B N BxN N Bxx
N
N BxN
1 Dapat memecahkan masalah
dg sempurna
5 8 40 10 50 6 30
2 Mudah dilaksanakan 3 7 28 9 27 5 15
3 Murah biayanya 4 10 40 4 6 24
4 Waktunya singkat 1 9 9 6 6 4 4
Jumlah 110 99 73
Tabel MCUA (Multiple Criteria Utility Assessment)
untuk memilih alternatif cara pemecahan masalah yg terbaik