SlideShare a Scribd company logo
1 of 32
RADIOBIOLOGI DAN
PROTEKSI RADIASI
Ayu Hardianti Pratiwi
196090300111008
1. Radiobilogi
2
Efek
Radiasi
Efek
Somatik Efek
Genetik
Efek Non-Stokastik
Efek Stokastik
Erythema Epilepsi
Penurunan Jumlah
Sel Darah
Efek
Hereditas
Katarak
Kanker
3
Erythema
Efek
Genetik
Efek Deterministik
Efek determistik (non stokastik) adalah efek yang kualitas
keparahannya bervariasi menurut dosis dan hanya
timbul bila dosis ambang dilampaui dengan ciri-ciri
seperti berikut:
• Mempunyai dosis ambang, timbul beberapa saat setelah
radiasi.
• Adanya penyembuhan spontan (tergantung keparahan)
dan tingkat keparahan tergantung terhadap dosis
radiasi
• Efek ini meliputi: luka bakar, infertilitas, katarak
4
Efek Stokastik
Efek terjadi sebagai akibat paparan radiasi dengan dosis
yang menyebabkan terjadinya perubahan pada sel.
Adapun ciri-ciri efek stokastik adalah sebagai berikut:
• Tidak mengenal dosis ambang
• Timbul setelah melalui masa tenang yang lama dan
keprahannya tidak bergantung pada dosis radiasi
• Tidak ada penyembuhan spontan
• Efek ini meliputi: kanker, leukemia (efek stokastik) dan
penyakit keturunan (efek genetic)
5
Sindroma Radiasi Akut
(SRA)
6
◈ Sindroma radiasi akut (SRA) merupakan efek yang
terjadi jika seluruh tubuh menerima dosis radiasi sekitar
1 Gy atau lebih, dan dapat berakhir dengan kematian
dalam waktu yang singkat. Kematian terjadi sebagai
akibat kerusakan dan kematian sel organ dan sistem vital
tubuh dalam jumlah yang banyak. SRA terdiri atas tiga
tahap.
SRA
7
8
Tahap pertama adalah fase inisial atau sindroma
prodromal, dengan gejala hilangnya napsu makan, rasa
mual, muntah dan diare; gejala yang bersifat umum dan
tidak bisa dibedakan dari gejala penyakit yang lain. Mual
dan muntah terjadi 2-3 jam setelah pajanan dosis 1-2 Gy
pada sekitar 50% pasien, atau 1-2 jam setelah pajanan 2-
4 Gy pada sekitar 75-80% pasien.
Tahap kedua adalah fase laten, suatu periode dimana
pasien tidak mengalami gejala apapun setelah sindroma
prodromal selesai. Lama fase ini tidak pasti dan
bergantung pada dosis yang diterima. Makin besar dosis
makin singkat fase latennya. Tahap ketiga adalah fase
dimana SRA itu sendiri muncul.
Efek genetik Radiasi
1. Interaksi dengan DNA
9
2. Interaksi dengan Kromosom
3. Mutasi
Resiko Radiasi pada anak (in utero)
Dosis ambang yang dapat
menimbulkan efek pada janin adalah
0,05 Gy. Efek teratogenik radiasi
pengion sebagai fungsi usia
kehamilan dijelaskan oleh garfik di
samping.
10
Retardasi
Mental
Dosis fetus
lebih dari 100
mGy
menimbulkan
penurunan IQ
11
2. Pemantaun Radiasi
Besaran
Proteksi
Besaran fisik
Besaran
Operasianal
12
Besaran Proteksi
Dosis serap organ
Dosis
ekivalen
Dosis
efektif
13
Instrumen Pemantauan Radiasi
Dosimeter
perorangan pasif
Dosimeter
perorangan
aktif
Surveimeter
14
15
Dosimeter
perorangan pasif
Dosimeter Perorangan Pasif, (a) Dosimeter Film, (b)
TLD.
16
Dosimeter Perorangan Aktif, (a) Dosimeter Saku, (b)
Dosimeter Elektronik.
Dosimeter
perorangan
aktif
17
Surveimeter
Beberapa jenis surveimeter.
Proteksi Radiasi di
Radiologi Diagnostik
18
19
Menurut BAPETEN, proteksi radiasi adalah tindakan
yang dilakukan untuk mengurangi pengaruh radiasi
yang merusak akibat paparan radiasi.
• Proteksi radiasi kerja merupakan perlindungan
pekerja.
• Proteksi radiasi medis merupakan perlindungan
pasien dan radiografer.
• Proteksi radiasi masyarakat merupakan
perlindungan individu, anggota masyarakat, dan
penduduk secara keseluruhan.
Macam-macam Proteksi Radiasi
20
Acuan Dasar Proteksi Radiasi (Nilai Batas Dosis)
Nilai batas dasar untuk tujuan proteksi radiasi tidak dapat diukur secara
langsung. Sedang dalam pelaksanaan program proteksi, rancangan program
pemantauan radiasi memerlukan metode interpretasi untuk secara langsung
dapat menunjukan bahwa hasil pemantauan itu sesuai dengan nilai batas dosis.
Untuk mencapai efisiensi dalam proteksi radiasi, dipandang perlu untuk
memperkenalkan nilai batas turunan yang menunjukan hubungan langsung
antara nilai batas dasar dan hasil pengukuran.
Nilai batas turunan adalah besaran terukur yang dapat dihubungkan dengan nilai
batas dasar dengan menggunakan suatu model. Dengan demikian hasil
pengukuran yang sesuai dengan nilai batas turunan secara otomatis akan sesuai
dengan nilai batas dasar. Sedang nilai batas ditetapkan adalah besaran terukur
yang ditetapkan oleh pemerintah maupun peraturan lokal pada suatu instalasi.
Nilai batas ditetapkan umumnya lebih rendah dari nilai batas turunan, namun
ada kemungkinan nilai keduanya adalah sama.
21
Asas-Asas Proteksi Radiasi
1. Asas Legislasi atau
Justifikasi
2. Asas Optimalisasi
Kegiatan memberikan manfaat yang
nyata (asas manfaat)
Paparan radiasi harus diusahakan
serendah mungkin
3. Asas Limitasi
Dosis radiasi yang diterima tidak
boleh melebihi Nilai Batas Dosis
22
Perlengkapan Proteksi Radiasi Pada Radiodiagnostik
1. Apron:
Apron yang setara dengan 0,2 mm Pb, atau 0,25 mm Pb untuk penggunaan
pesawat sinar-X radiodiagnostik dan 0,35 mm Pb, atau 0,5 mm Pb untuk pesawat
sinar-X radiologi intervensional. Tebal kesetaran timah hitam harus diberi tanda
secara permanen dan jelas pada apron tersebut.
2. Pelindung tiroid:
Pelindung tiroid yang terbuat dari bahan yang setara dengan 1 mm Pb.
Perlengkapan proteksi radiasi pada radiologi diagnostik, (a) apron timbal
dan (b) pelindung tiroid.
23
3. Pelindung gonad:
Pelindung gonad yang setara dengan 0,2 mm
Pb,atau 0,25 mm Pb untuk penggunaan pesawat
sinar-X radiodiagnostik, dan 0,35 mm Pb, atau 0,5
mm Pb untuk pesawat sinar-X radiologi
intervensional. 4. Sarung tangan:
Sarung tangan proteksi yang digunakan untuk
fluoroskopi harus memberikan kesetaraan
atenuasi paling kurang 0,25 mm Pb pada 150 kVp.
5. Kacamata: Kacamata yang terbuat dari bahan
yang setara dengan 1 mm Pb.
6. Tirai: Tirai yang digunakan oleh radiografer
harus dilapisi dengan bahan yang setara dengan 1
mm Pb, dengan ukuran tinggi 2 m dan lebar 1 m.
Tirai Timbal.
24
Ruang Pesawat Sinar-X
Ukuran ruangan
fasilitas pesawat
Sinar-X.
25
Ruang Pesawat Sinar-X
Ukuran ruangan fasilitas
pesawat Sinar-X mobile
station
26
Perhitungan Shielding Ruang Radiologi
Diagnostik (NRCP 147)
Ukuran ruangan pesawat sinar-X dan mobile station harus sesuai dengan spesifikasi
teknik pesawat sinar-X dari pabrik atau rekomendasi standar internasional atau
memiliki ukuran berdasarkan ketentuan Peraturan Kepala BAPETEN No. 8 Tahun
2011. Dinding ruangan untuk semua jenis pesawat sinar-X terbuat dari bata merah
ketebalan 25 cm (duapuluh lima sentimeter) atau beton dengan kerapatan jenis 2,2
g/cm3 (dua koma dua gram per sentimeter kubik) dengan ketebalan 20 cm (duapuluh
sentimeter) atau setara dengan 2 mm (dua milimeter) timah hitam (Pb), dan pintu
ruangan pesawat sinar-X harus dilapisi dengan timah hitam dengan ketebalan tertentu.
Pintu ruangan pesawat sinar-X harus dilapisi dengan 2 mm timah hitam (Pb). Untuk
pesawat radiografi mobile yang tidak dioperasikan di ruang radiologi, harus dilengkapi
dengan tabir radiasi mobile untuk melindungi pekerja dan anggota masyarakat atau
memiliki prosedur proteksi radiasi bagi pekerja dan anggota masyarakat di sekitar
pesawat radiografi mobile. Memiliki tanda Radiasi, poster peringatan bahaya Radiasi,
dan lampu merah.
27
Jenis Pesawat Radiologi
Proteksi Radiasi di
Radioterapi
28
29
Tugas dan Tanggung Jawab
1. Tugas dan tanggung jawab dokter
spesialis radio terapi atau dokter
spesialis radiologi
2. Tugas dan tanggung jawab tenaga ahli,
yang memiliki pendidikan paling kurang S2
fisika medik
4. Tugas dan tanggung jawab petugas
proteksi radiasi
3. Tugas dan tanggung jawab fisikawan medik,
yang memiliki pendidikan S1 fi sika medik
5. Tugas dan tanggung jawab radioterapis
6. Tugas dan tanggung jawab dosimetris 7. Tugas dan tanggung jawab perawat
30
Perlengkapan Proteksi Radiasi pada
Radioterapi
Perlengkapan proteksi radiasi ini meliputi perlengkapan untuk
kepentingan individual pekerja radiasi maupun untuk engukur
tingkat pajanan radiasi di daerah kerja, dengan rincian
sebagai berikut:
a. surveimeter;
b. peralatan pemantau dosis perorangan;
c. apron; dan
d. pelindung organ.
31
Tombol “Emergency OFF”
untuk memastikan pesawat
Co-60.
Pemindahan pasien dari bawah berkas radiasi Co-60.
32
THANKS!

More Related Content

Similar to Ayu Hardianti.pptx

Week 13 pengamanan dampak radiasi
Week 13   pengamanan dampak radiasiWeek 13   pengamanan dampak radiasi
Week 13 pengamanan dampak radiasisunarto bin sudi
 
Aplikasi radiofarmasi dalam dunia kesehatan
Aplikasi radiofarmasi dalam dunia kesehatan Aplikasi radiofarmasi dalam dunia kesehatan
Aplikasi radiofarmasi dalam dunia kesehatan Winniey Tillich Wahyuni
 
1 NR I Proteksi PT.pptx
1 NR I Proteksi PT.pptx1 NR I Proteksi PT.pptx
1 NR I Proteksi PT.pptxSammyBudiyanto
 
PROTEKSI RADIASI INDI (1).ppt
PROTEKSI RADIASI INDI (1).pptPROTEKSI RADIASI INDI (1).ppt
PROTEKSI RADIASI INDI (1).pptgamalrizal
 
Manfaat radio aktif dalam kehidupan sehari
Manfaat radio aktif dalam kehidupan sehariManfaat radio aktif dalam kehidupan sehari
Manfaat radio aktif dalam kehidupan sehariYukie Prima Simarmata
 
radiasi blok Neoplasma pada terapi radiasi.ppt
radiasi blok Neoplasma pada terapi radiasi.pptradiasi blok Neoplasma pada terapi radiasi.ppt
radiasi blok Neoplasma pada terapi radiasi.pptIrawanMarly
 
04_common_radiation_Indonesian.pdf
04_common_radiation_Indonesian.pdf04_common_radiation_Indonesian.pdf
04_common_radiation_Indonesian.pdfdavidsaputra0604
 
Perlindungan pasien anak dan dosis efektif pada pemanfaatan radiasi pengion
Perlindungan pasien anak  dan dosis efektif pada pemanfaatan radiasi pengion  Perlindungan pasien anak  dan dosis efektif pada pemanfaatan radiasi pengion
Perlindungan pasien anak dan dosis efektif pada pemanfaatan radiasi pengion Agung Oktavianto
 
proteksi dan keselamatan keselamatan radiasi di rs
proteksi dan keselamatan keselamatan radiasi di rsproteksi dan keselamatan keselamatan radiasi di rs
proteksi dan keselamatan keselamatan radiasi di rsarni12345
 
Compliance levels of profession student in self-protection against radiation ...
Compliance levels of profession student in self-protection against radiation ...Compliance levels of profession student in self-protection against radiation ...
Compliance levels of profession student in self-protection against radiation ...Nabilah Kusuma
 
015. RADIASI 2019 (1).ppt
015. RADIASI 2019 (1).ppt015. RADIASI 2019 (1).ppt
015. RADIASI 2019 (1).pptdrGames3
 
Dosis personal pada pemeriksaan radiologi intervensional
Dosis personal pada pemeriksaan radiologi intervensionalDosis personal pada pemeriksaan radiologi intervensional
Dosis personal pada pemeriksaan radiologi intervensionalAgung Oktavianto
 
Aplikasi radioisotop pada pengobatan penyakit kanker (vina.r 066112072)
Aplikasi radioisotop pada pengobatan penyakit kanker (vina.r 066112072)Aplikasi radioisotop pada pengobatan penyakit kanker (vina.r 066112072)
Aplikasi radioisotop pada pengobatan penyakit kanker (vina.r 066112072)Vina Ramdhiani
 
Dasar dasar radioterapi
Dasar dasar radioterapiDasar dasar radioterapi
Dasar dasar radioterapidadupipa
 

Similar to Ayu Hardianti.pptx (20)

Week 13 pengamanan dampak radiasi
Week 13   pengamanan dampak radiasiWeek 13   pengamanan dampak radiasi
Week 13 pengamanan dampak radiasi
 
Aplikasi radiofarmasi dalam dunia kesehatan
Aplikasi radiofarmasi dalam dunia kesehatan Aplikasi radiofarmasi dalam dunia kesehatan
Aplikasi radiofarmasi dalam dunia kesehatan
 
1 NR I Proteksi PT.pptx
1 NR I Proteksi PT.pptx1 NR I Proteksi PT.pptx
1 NR I Proteksi PT.pptx
 
PROTEKSI RADIASI INDI (1).ppt
PROTEKSI RADIASI INDI (1).pptPROTEKSI RADIASI INDI (1).ppt
PROTEKSI RADIASI INDI (1).ppt
 
Manfaat radio aktif dalam kehidupan sehari
Manfaat radio aktif dalam kehidupan sehariManfaat radio aktif dalam kehidupan sehari
Manfaat radio aktif dalam kehidupan sehari
 
radiasi blok Neoplasma pada terapi radiasi.ppt
radiasi blok Neoplasma pada terapi radiasi.pptradiasi blok Neoplasma pada terapi radiasi.ppt
radiasi blok Neoplasma pada terapi radiasi.ppt
 
04_common_radiation_Indonesian.pdf
04_common_radiation_Indonesian.pdf04_common_radiation_Indonesian.pdf
04_common_radiation_Indonesian.pdf
 
Perlindungan pasien anak dan dosis efektif pada pemanfaatan radiasi pengion
Perlindungan pasien anak  dan dosis efektif pada pemanfaatan radiasi pengion  Perlindungan pasien anak  dan dosis efektif pada pemanfaatan radiasi pengion
Perlindungan pasien anak dan dosis efektif pada pemanfaatan radiasi pengion
 
Perka bapeten 3_2013
Perka bapeten 3_2013Perka bapeten 3_2013
Perka bapeten 3_2013
 
proteksi dan keselamatan keselamatan radiasi di rs
proteksi dan keselamatan keselamatan radiasi di rsproteksi dan keselamatan keselamatan radiasi di rs
proteksi dan keselamatan keselamatan radiasi di rs
 
Compliance levels of profession student in self-protection against radiation ...
Compliance levels of profession student in self-protection against radiation ...Compliance levels of profession student in self-protection against radiation ...
Compliance levels of profession student in self-protection against radiation ...
 
015. RADIASI 2019 (1).ppt
015. RADIASI 2019 (1).ppt015. RADIASI 2019 (1).ppt
015. RADIASI 2019 (1).ppt
 
Dosis personal pada pemeriksaan radiologi intervensional
Dosis personal pada pemeriksaan radiologi intervensionalDosis personal pada pemeriksaan radiologi intervensional
Dosis personal pada pemeriksaan radiologi intervensional
 
Makalah bahaya radiasi akbdi muna
Makalah bahaya radiasi akbdi munaMakalah bahaya radiasi akbdi muna
Makalah bahaya radiasi akbdi muna
 
Nuklir
NuklirNuklir
Nuklir
 
Proteksi radiasi
Proteksi radiasiProteksi radiasi
Proteksi radiasi
 
jurnal ba
jurnal bajurnal ba
jurnal ba
 
Aplikasi radioisotop pada pengobatan penyakit kanker (vina.r 066112072)
Aplikasi radioisotop pada pengobatan penyakit kanker (vina.r 066112072)Aplikasi radioisotop pada pengobatan penyakit kanker (vina.r 066112072)
Aplikasi radioisotop pada pengobatan penyakit kanker (vina.r 066112072)
 
Radioaktif
RadioaktifRadioaktif
Radioaktif
 
Dasar dasar radioterapi
Dasar dasar radioterapiDasar dasar radioterapi
Dasar dasar radioterapi
 

Recently uploaded

KONSEP DASAR KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL.pptx
KONSEP DASAR KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL.pptxKONSEP DASAR KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL.pptx
KONSEP DASAR KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL.pptxDianaayulestari2
 
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptxSediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptxwisanggeni19
 
PEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdf
PEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdfPEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdf
PEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdfMeboix
 
CAPAIAN KINERJA UKM dalam peningkatan capaian .docx
CAPAIAN KINERJA UKM dalam peningkatan capaian .docxCAPAIAN KINERJA UKM dalam peningkatan capaian .docx
CAPAIAN KINERJA UKM dalam peningkatan capaian .docxPuskesmasTete
 
1. Penilaian Konsumsi Pangan dan Masalah Gizi.pptx
1. Penilaian Konsumsi Pangan dan Masalah Gizi.pptx1. Penilaian Konsumsi Pangan dan Masalah Gizi.pptx
1. Penilaian Konsumsi Pangan dan Masalah Gizi.pptxgizifik
 
Webinar MPASI-Kemenkes kementerian kesehatan
Webinar MPASI-Kemenkes kementerian kesehatanWebinar MPASI-Kemenkes kementerian kesehatan
Webinar MPASI-Kemenkes kementerian kesehatanDevonneDillaElFachri
 
Presentasi materi antibiotik kemoterapeutika
Presentasi materi antibiotik kemoterapeutikaPresentasi materi antibiotik kemoterapeutika
Presentasi materi antibiotik kemoterapeutikassuser1cc42a
 
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdfMeboix
 
630542073-PENYULUHAN-PROLANIS-2022-HIPERTENSI-pptx-pptx.pptx
630542073-PENYULUHAN-PROLANIS-2022-HIPERTENSI-pptx-pptx.pptx630542073-PENYULUHAN-PROLANIS-2022-HIPERTENSI-pptx-pptx.pptx
630542073-PENYULUHAN-PROLANIS-2022-HIPERTENSI-pptx-pptx.pptxAyu Rahayu
 
Presentasi farmakologi materi hipertensi
Presentasi farmakologi materi hipertensiPresentasi farmakologi materi hipertensi
Presentasi farmakologi materi hipertensissuser1cc42a
 
karbohidrat dalam bidang ilmu farmakognosi
karbohidrat dalam bidang ilmu farmakognosikarbohidrat dalam bidang ilmu farmakognosi
karbohidrat dalam bidang ilmu farmakognosizahira96431
 
Materi Asuhan Keperawatan Jiwa Halusinasi
Materi Asuhan Keperawatan Jiwa HalusinasiMateri Asuhan Keperawatan Jiwa Halusinasi
Materi Asuhan Keperawatan Jiwa Halusinasiantoniareong
 
Anatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.ppt
Anatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.pptAnatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.ppt
Anatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.pptAcephasan2
 
PPT Diskusi Topik - Stroke Iskemik (Rotasi G).pdf
PPT Diskusi Topik - Stroke Iskemik (Rotasi G).pdfPPT Diskusi Topik - Stroke Iskemik (Rotasi G).pdf
PPT Diskusi Topik - Stroke Iskemik (Rotasi G).pdfSeruniArdhia
 
konsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.ppt
konsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.pptkonsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.ppt
konsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.pptKianSantang21
 
PPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdf
PPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdfPPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdf
PPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdfhurufd86
 
FARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal Diabetes
FARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal DiabetesFARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal Diabetes
FARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal DiabetesNadrohSitepu1
 
penyakit jantung koroner pada Prolanis.pptx
penyakit jantung koroner pada Prolanis.pptxpenyakit jantung koroner pada Prolanis.pptx
penyakit jantung koroner pada Prolanis.pptxagussudarmanto9
 
ppt hipotiroid anak end tf uygu g uygug o.pptx
ppt hipotiroid anak end tf uygu g uygug o.pptxppt hipotiroid anak end tf uygu g uygug o.pptx
ppt hipotiroid anak end tf uygu g uygug o.pptxmarodotodo
 
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinanDwiNormaR
 

Recently uploaded (20)

KONSEP DASAR KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL.pptx
KONSEP DASAR KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL.pptxKONSEP DASAR KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL.pptx
KONSEP DASAR KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL.pptx
 
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptxSediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
 
PEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdf
PEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdfPEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdf
PEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdf
 
CAPAIAN KINERJA UKM dalam peningkatan capaian .docx
CAPAIAN KINERJA UKM dalam peningkatan capaian .docxCAPAIAN KINERJA UKM dalam peningkatan capaian .docx
CAPAIAN KINERJA UKM dalam peningkatan capaian .docx
 
1. Penilaian Konsumsi Pangan dan Masalah Gizi.pptx
1. Penilaian Konsumsi Pangan dan Masalah Gizi.pptx1. Penilaian Konsumsi Pangan dan Masalah Gizi.pptx
1. Penilaian Konsumsi Pangan dan Masalah Gizi.pptx
 
Webinar MPASI-Kemenkes kementerian kesehatan
Webinar MPASI-Kemenkes kementerian kesehatanWebinar MPASI-Kemenkes kementerian kesehatan
Webinar MPASI-Kemenkes kementerian kesehatan
 
Presentasi materi antibiotik kemoterapeutika
Presentasi materi antibiotik kemoterapeutikaPresentasi materi antibiotik kemoterapeutika
Presentasi materi antibiotik kemoterapeutika
 
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
 
630542073-PENYULUHAN-PROLANIS-2022-HIPERTENSI-pptx-pptx.pptx
630542073-PENYULUHAN-PROLANIS-2022-HIPERTENSI-pptx-pptx.pptx630542073-PENYULUHAN-PROLANIS-2022-HIPERTENSI-pptx-pptx.pptx
630542073-PENYULUHAN-PROLANIS-2022-HIPERTENSI-pptx-pptx.pptx
 
Presentasi farmakologi materi hipertensi
Presentasi farmakologi materi hipertensiPresentasi farmakologi materi hipertensi
Presentasi farmakologi materi hipertensi
 
karbohidrat dalam bidang ilmu farmakognosi
karbohidrat dalam bidang ilmu farmakognosikarbohidrat dalam bidang ilmu farmakognosi
karbohidrat dalam bidang ilmu farmakognosi
 
Materi Asuhan Keperawatan Jiwa Halusinasi
Materi Asuhan Keperawatan Jiwa HalusinasiMateri Asuhan Keperawatan Jiwa Halusinasi
Materi Asuhan Keperawatan Jiwa Halusinasi
 
Anatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.ppt
Anatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.pptAnatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.ppt
Anatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.ppt
 
PPT Diskusi Topik - Stroke Iskemik (Rotasi G).pdf
PPT Diskusi Topik - Stroke Iskemik (Rotasi G).pdfPPT Diskusi Topik - Stroke Iskemik (Rotasi G).pdf
PPT Diskusi Topik - Stroke Iskemik (Rotasi G).pdf
 
konsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.ppt
konsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.pptkonsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.ppt
konsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.ppt
 
PPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdf
PPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdfPPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdf
PPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdf
 
FARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal Diabetes
FARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal DiabetesFARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal Diabetes
FARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal Diabetes
 
penyakit jantung koroner pada Prolanis.pptx
penyakit jantung koroner pada Prolanis.pptxpenyakit jantung koroner pada Prolanis.pptx
penyakit jantung koroner pada Prolanis.pptx
 
ppt hipotiroid anak end tf uygu g uygug o.pptx
ppt hipotiroid anak end tf uygu g uygug o.pptxppt hipotiroid anak end tf uygu g uygug o.pptx
ppt hipotiroid anak end tf uygu g uygug o.pptx
 
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
 

Ayu Hardianti.pptx

  • 1. RADIOBIOLOGI DAN PROTEKSI RADIASI Ayu Hardianti Pratiwi 196090300111008
  • 2. 1. Radiobilogi 2 Efek Radiasi Efek Somatik Efek Genetik Efek Non-Stokastik Efek Stokastik Erythema Epilepsi Penurunan Jumlah Sel Darah Efek Hereditas Katarak Kanker
  • 4. Efek Deterministik Efek determistik (non stokastik) adalah efek yang kualitas keparahannya bervariasi menurut dosis dan hanya timbul bila dosis ambang dilampaui dengan ciri-ciri seperti berikut: • Mempunyai dosis ambang, timbul beberapa saat setelah radiasi. • Adanya penyembuhan spontan (tergantung keparahan) dan tingkat keparahan tergantung terhadap dosis radiasi • Efek ini meliputi: luka bakar, infertilitas, katarak 4
  • 5. Efek Stokastik Efek terjadi sebagai akibat paparan radiasi dengan dosis yang menyebabkan terjadinya perubahan pada sel. Adapun ciri-ciri efek stokastik adalah sebagai berikut: • Tidak mengenal dosis ambang • Timbul setelah melalui masa tenang yang lama dan keprahannya tidak bergantung pada dosis radiasi • Tidak ada penyembuhan spontan • Efek ini meliputi: kanker, leukemia (efek stokastik) dan penyakit keturunan (efek genetic) 5
  • 7. ◈ Sindroma radiasi akut (SRA) merupakan efek yang terjadi jika seluruh tubuh menerima dosis radiasi sekitar 1 Gy atau lebih, dan dapat berakhir dengan kematian dalam waktu yang singkat. Kematian terjadi sebagai akibat kerusakan dan kematian sel organ dan sistem vital tubuh dalam jumlah yang banyak. SRA terdiri atas tiga tahap. SRA 7
  • 8. 8 Tahap pertama adalah fase inisial atau sindroma prodromal, dengan gejala hilangnya napsu makan, rasa mual, muntah dan diare; gejala yang bersifat umum dan tidak bisa dibedakan dari gejala penyakit yang lain. Mual dan muntah terjadi 2-3 jam setelah pajanan dosis 1-2 Gy pada sekitar 50% pasien, atau 1-2 jam setelah pajanan 2- 4 Gy pada sekitar 75-80% pasien. Tahap kedua adalah fase laten, suatu periode dimana pasien tidak mengalami gejala apapun setelah sindroma prodromal selesai. Lama fase ini tidak pasti dan bergantung pada dosis yang diterima. Makin besar dosis makin singkat fase latennya. Tahap ketiga adalah fase dimana SRA itu sendiri muncul.
  • 9. Efek genetik Radiasi 1. Interaksi dengan DNA 9 2. Interaksi dengan Kromosom 3. Mutasi
  • 10. Resiko Radiasi pada anak (in utero) Dosis ambang yang dapat menimbulkan efek pada janin adalah 0,05 Gy. Efek teratogenik radiasi pengion sebagai fungsi usia kehamilan dijelaskan oleh garfik di samping. 10
  • 11. Retardasi Mental Dosis fetus lebih dari 100 mGy menimbulkan penurunan IQ 11
  • 12. 2. Pemantaun Radiasi Besaran Proteksi Besaran fisik Besaran Operasianal 12
  • 13. Besaran Proteksi Dosis serap organ Dosis ekivalen Dosis efektif 13
  • 14. Instrumen Pemantauan Radiasi Dosimeter perorangan pasif Dosimeter perorangan aktif Surveimeter 14
  • 15. 15 Dosimeter perorangan pasif Dosimeter Perorangan Pasif, (a) Dosimeter Film, (b) TLD.
  • 16. 16 Dosimeter Perorangan Aktif, (a) Dosimeter Saku, (b) Dosimeter Elektronik. Dosimeter perorangan aktif
  • 19. 19 Menurut BAPETEN, proteksi radiasi adalah tindakan yang dilakukan untuk mengurangi pengaruh radiasi yang merusak akibat paparan radiasi. • Proteksi radiasi kerja merupakan perlindungan pekerja. • Proteksi radiasi medis merupakan perlindungan pasien dan radiografer. • Proteksi radiasi masyarakat merupakan perlindungan individu, anggota masyarakat, dan penduduk secara keseluruhan. Macam-macam Proteksi Radiasi
  • 20. 20 Acuan Dasar Proteksi Radiasi (Nilai Batas Dosis) Nilai batas dasar untuk tujuan proteksi radiasi tidak dapat diukur secara langsung. Sedang dalam pelaksanaan program proteksi, rancangan program pemantauan radiasi memerlukan metode interpretasi untuk secara langsung dapat menunjukan bahwa hasil pemantauan itu sesuai dengan nilai batas dosis. Untuk mencapai efisiensi dalam proteksi radiasi, dipandang perlu untuk memperkenalkan nilai batas turunan yang menunjukan hubungan langsung antara nilai batas dasar dan hasil pengukuran. Nilai batas turunan adalah besaran terukur yang dapat dihubungkan dengan nilai batas dasar dengan menggunakan suatu model. Dengan demikian hasil pengukuran yang sesuai dengan nilai batas turunan secara otomatis akan sesuai dengan nilai batas dasar. Sedang nilai batas ditetapkan adalah besaran terukur yang ditetapkan oleh pemerintah maupun peraturan lokal pada suatu instalasi. Nilai batas ditetapkan umumnya lebih rendah dari nilai batas turunan, namun ada kemungkinan nilai keduanya adalah sama.
  • 21. 21 Asas-Asas Proteksi Radiasi 1. Asas Legislasi atau Justifikasi 2. Asas Optimalisasi Kegiatan memberikan manfaat yang nyata (asas manfaat) Paparan radiasi harus diusahakan serendah mungkin 3. Asas Limitasi Dosis radiasi yang diterima tidak boleh melebihi Nilai Batas Dosis
  • 22. 22 Perlengkapan Proteksi Radiasi Pada Radiodiagnostik 1. Apron: Apron yang setara dengan 0,2 mm Pb, atau 0,25 mm Pb untuk penggunaan pesawat sinar-X radiodiagnostik dan 0,35 mm Pb, atau 0,5 mm Pb untuk pesawat sinar-X radiologi intervensional. Tebal kesetaran timah hitam harus diberi tanda secara permanen dan jelas pada apron tersebut. 2. Pelindung tiroid: Pelindung tiroid yang terbuat dari bahan yang setara dengan 1 mm Pb. Perlengkapan proteksi radiasi pada radiologi diagnostik, (a) apron timbal dan (b) pelindung tiroid.
  • 23. 23 3. Pelindung gonad: Pelindung gonad yang setara dengan 0,2 mm Pb,atau 0,25 mm Pb untuk penggunaan pesawat sinar-X radiodiagnostik, dan 0,35 mm Pb, atau 0,5 mm Pb untuk pesawat sinar-X radiologi intervensional. 4. Sarung tangan: Sarung tangan proteksi yang digunakan untuk fluoroskopi harus memberikan kesetaraan atenuasi paling kurang 0,25 mm Pb pada 150 kVp. 5. Kacamata: Kacamata yang terbuat dari bahan yang setara dengan 1 mm Pb. 6. Tirai: Tirai yang digunakan oleh radiografer harus dilapisi dengan bahan yang setara dengan 1 mm Pb, dengan ukuran tinggi 2 m dan lebar 1 m. Tirai Timbal.
  • 24. 24 Ruang Pesawat Sinar-X Ukuran ruangan fasilitas pesawat Sinar-X.
  • 25. 25 Ruang Pesawat Sinar-X Ukuran ruangan fasilitas pesawat Sinar-X mobile station
  • 26. 26 Perhitungan Shielding Ruang Radiologi Diagnostik (NRCP 147) Ukuran ruangan pesawat sinar-X dan mobile station harus sesuai dengan spesifikasi teknik pesawat sinar-X dari pabrik atau rekomendasi standar internasional atau memiliki ukuran berdasarkan ketentuan Peraturan Kepala BAPETEN No. 8 Tahun 2011. Dinding ruangan untuk semua jenis pesawat sinar-X terbuat dari bata merah ketebalan 25 cm (duapuluh lima sentimeter) atau beton dengan kerapatan jenis 2,2 g/cm3 (dua koma dua gram per sentimeter kubik) dengan ketebalan 20 cm (duapuluh sentimeter) atau setara dengan 2 mm (dua milimeter) timah hitam (Pb), dan pintu ruangan pesawat sinar-X harus dilapisi dengan timah hitam dengan ketebalan tertentu. Pintu ruangan pesawat sinar-X harus dilapisi dengan 2 mm timah hitam (Pb). Untuk pesawat radiografi mobile yang tidak dioperasikan di ruang radiologi, harus dilengkapi dengan tabir radiasi mobile untuk melindungi pekerja dan anggota masyarakat atau memiliki prosedur proteksi radiasi bagi pekerja dan anggota masyarakat di sekitar pesawat radiografi mobile. Memiliki tanda Radiasi, poster peringatan bahaya Radiasi, dan lampu merah.
  • 29. 29 Tugas dan Tanggung Jawab 1. Tugas dan tanggung jawab dokter spesialis radio terapi atau dokter spesialis radiologi 2. Tugas dan tanggung jawab tenaga ahli, yang memiliki pendidikan paling kurang S2 fisika medik 4. Tugas dan tanggung jawab petugas proteksi radiasi 3. Tugas dan tanggung jawab fisikawan medik, yang memiliki pendidikan S1 fi sika medik 5. Tugas dan tanggung jawab radioterapis 6. Tugas dan tanggung jawab dosimetris 7. Tugas dan tanggung jawab perawat
  • 30. 30 Perlengkapan Proteksi Radiasi pada Radioterapi Perlengkapan proteksi radiasi ini meliputi perlengkapan untuk kepentingan individual pekerja radiasi maupun untuk engukur tingkat pajanan radiasi di daerah kerja, dengan rincian sebagai berikut: a. surveimeter; b. peralatan pemantau dosis perorangan; c. apron; dan d. pelindung organ.
  • 31. 31 Tombol “Emergency OFF” untuk memastikan pesawat Co-60. Pemindahan pasien dari bawah berkas radiasi Co-60.