Dokumen tersebut membahas tentang radiobiologi dan proteksi radiasi. Secara singkat, dibahas mengenai efek radiasi somatik dan genetik, sindroma radiasi akut, efek genetik radiasi, dan proteksi radiasi yang diterapkan di radiologi diagnostik dan radioterapi seperti penggunaan apron, pelindung tiroid, dan ruang pesawat sinar-X.
4. Efek Deterministik
Efek determistik (non stokastik) adalah efek yang kualitas
keparahannya bervariasi menurut dosis dan hanya
timbul bila dosis ambang dilampaui dengan ciri-ciri
seperti berikut:
• Mempunyai dosis ambang, timbul beberapa saat setelah
radiasi.
• Adanya penyembuhan spontan (tergantung keparahan)
dan tingkat keparahan tergantung terhadap dosis
radiasi
• Efek ini meliputi: luka bakar, infertilitas, katarak
4
5. Efek Stokastik
Efek terjadi sebagai akibat paparan radiasi dengan dosis
yang menyebabkan terjadinya perubahan pada sel.
Adapun ciri-ciri efek stokastik adalah sebagai berikut:
• Tidak mengenal dosis ambang
• Timbul setelah melalui masa tenang yang lama dan
keprahannya tidak bergantung pada dosis radiasi
• Tidak ada penyembuhan spontan
• Efek ini meliputi: kanker, leukemia (efek stokastik) dan
penyakit keturunan (efek genetic)
5
7. ◈ Sindroma radiasi akut (SRA) merupakan efek yang
terjadi jika seluruh tubuh menerima dosis radiasi sekitar
1 Gy atau lebih, dan dapat berakhir dengan kematian
dalam waktu yang singkat. Kematian terjadi sebagai
akibat kerusakan dan kematian sel organ dan sistem vital
tubuh dalam jumlah yang banyak. SRA terdiri atas tiga
tahap.
SRA
7
8. 8
Tahap pertama adalah fase inisial atau sindroma
prodromal, dengan gejala hilangnya napsu makan, rasa
mual, muntah dan diare; gejala yang bersifat umum dan
tidak bisa dibedakan dari gejala penyakit yang lain. Mual
dan muntah terjadi 2-3 jam setelah pajanan dosis 1-2 Gy
pada sekitar 50% pasien, atau 1-2 jam setelah pajanan 2-
4 Gy pada sekitar 75-80% pasien.
Tahap kedua adalah fase laten, suatu periode dimana
pasien tidak mengalami gejala apapun setelah sindroma
prodromal selesai. Lama fase ini tidak pasti dan
bergantung pada dosis yang diterima. Makin besar dosis
makin singkat fase latennya. Tahap ketiga adalah fase
dimana SRA itu sendiri muncul.
10. Resiko Radiasi pada anak (in utero)
Dosis ambang yang dapat
menimbulkan efek pada janin adalah
0,05 Gy. Efek teratogenik radiasi
pengion sebagai fungsi usia
kehamilan dijelaskan oleh garfik di
samping.
10
19. 19
Menurut BAPETEN, proteksi radiasi adalah tindakan
yang dilakukan untuk mengurangi pengaruh radiasi
yang merusak akibat paparan radiasi.
• Proteksi radiasi kerja merupakan perlindungan
pekerja.
• Proteksi radiasi medis merupakan perlindungan
pasien dan radiografer.
• Proteksi radiasi masyarakat merupakan
perlindungan individu, anggota masyarakat, dan
penduduk secara keseluruhan.
Macam-macam Proteksi Radiasi
20. 20
Acuan Dasar Proteksi Radiasi (Nilai Batas Dosis)
Nilai batas dasar untuk tujuan proteksi radiasi tidak dapat diukur secara
langsung. Sedang dalam pelaksanaan program proteksi, rancangan program
pemantauan radiasi memerlukan metode interpretasi untuk secara langsung
dapat menunjukan bahwa hasil pemantauan itu sesuai dengan nilai batas dosis.
Untuk mencapai efisiensi dalam proteksi radiasi, dipandang perlu untuk
memperkenalkan nilai batas turunan yang menunjukan hubungan langsung
antara nilai batas dasar dan hasil pengukuran.
Nilai batas turunan adalah besaran terukur yang dapat dihubungkan dengan nilai
batas dasar dengan menggunakan suatu model. Dengan demikian hasil
pengukuran yang sesuai dengan nilai batas turunan secara otomatis akan sesuai
dengan nilai batas dasar. Sedang nilai batas ditetapkan adalah besaran terukur
yang ditetapkan oleh pemerintah maupun peraturan lokal pada suatu instalasi.
Nilai batas ditetapkan umumnya lebih rendah dari nilai batas turunan, namun
ada kemungkinan nilai keduanya adalah sama.
21. 21
Asas-Asas Proteksi Radiasi
1. Asas Legislasi atau
Justifikasi
2. Asas Optimalisasi
Kegiatan memberikan manfaat yang
nyata (asas manfaat)
Paparan radiasi harus diusahakan
serendah mungkin
3. Asas Limitasi
Dosis radiasi yang diterima tidak
boleh melebihi Nilai Batas Dosis
22. 22
Perlengkapan Proteksi Radiasi Pada Radiodiagnostik
1. Apron:
Apron yang setara dengan 0,2 mm Pb, atau 0,25 mm Pb untuk penggunaan
pesawat sinar-X radiodiagnostik dan 0,35 mm Pb, atau 0,5 mm Pb untuk pesawat
sinar-X radiologi intervensional. Tebal kesetaran timah hitam harus diberi tanda
secara permanen dan jelas pada apron tersebut.
2. Pelindung tiroid:
Pelindung tiroid yang terbuat dari bahan yang setara dengan 1 mm Pb.
Perlengkapan proteksi radiasi pada radiologi diagnostik, (a) apron timbal
dan (b) pelindung tiroid.
23. 23
3. Pelindung gonad:
Pelindung gonad yang setara dengan 0,2 mm
Pb,atau 0,25 mm Pb untuk penggunaan pesawat
sinar-X radiodiagnostik, dan 0,35 mm Pb, atau 0,5
mm Pb untuk pesawat sinar-X radiologi
intervensional. 4. Sarung tangan:
Sarung tangan proteksi yang digunakan untuk
fluoroskopi harus memberikan kesetaraan
atenuasi paling kurang 0,25 mm Pb pada 150 kVp.
5. Kacamata: Kacamata yang terbuat dari bahan
yang setara dengan 1 mm Pb.
6. Tirai: Tirai yang digunakan oleh radiografer
harus dilapisi dengan bahan yang setara dengan 1
mm Pb, dengan ukuran tinggi 2 m dan lebar 1 m.
Tirai Timbal.
26. 26
Perhitungan Shielding Ruang Radiologi
Diagnostik (NRCP 147)
Ukuran ruangan pesawat sinar-X dan mobile station harus sesuai dengan spesifikasi
teknik pesawat sinar-X dari pabrik atau rekomendasi standar internasional atau
memiliki ukuran berdasarkan ketentuan Peraturan Kepala BAPETEN No. 8 Tahun
2011. Dinding ruangan untuk semua jenis pesawat sinar-X terbuat dari bata merah
ketebalan 25 cm (duapuluh lima sentimeter) atau beton dengan kerapatan jenis 2,2
g/cm3 (dua koma dua gram per sentimeter kubik) dengan ketebalan 20 cm (duapuluh
sentimeter) atau setara dengan 2 mm (dua milimeter) timah hitam (Pb), dan pintu
ruangan pesawat sinar-X harus dilapisi dengan timah hitam dengan ketebalan tertentu.
Pintu ruangan pesawat sinar-X harus dilapisi dengan 2 mm timah hitam (Pb). Untuk
pesawat radiografi mobile yang tidak dioperasikan di ruang radiologi, harus dilengkapi
dengan tabir radiasi mobile untuk melindungi pekerja dan anggota masyarakat atau
memiliki prosedur proteksi radiasi bagi pekerja dan anggota masyarakat di sekitar
pesawat radiografi mobile. Memiliki tanda Radiasi, poster peringatan bahaya Radiasi,
dan lampu merah.
29. 29
Tugas dan Tanggung Jawab
1. Tugas dan tanggung jawab dokter
spesialis radio terapi atau dokter
spesialis radiologi
2. Tugas dan tanggung jawab tenaga ahli,
yang memiliki pendidikan paling kurang S2
fisika medik
4. Tugas dan tanggung jawab petugas
proteksi radiasi
3. Tugas dan tanggung jawab fisikawan medik,
yang memiliki pendidikan S1 fi sika medik
5. Tugas dan tanggung jawab radioterapis
6. Tugas dan tanggung jawab dosimetris 7. Tugas dan tanggung jawab perawat
30. 30
Perlengkapan Proteksi Radiasi pada
Radioterapi
Perlengkapan proteksi radiasi ini meliputi perlengkapan untuk
kepentingan individual pekerja radiasi maupun untuk engukur
tingkat pajanan radiasi di daerah kerja, dengan rincian
sebagai berikut:
a. surveimeter;
b. peralatan pemantau dosis perorangan;
c. apron; dan
d. pelindung organ.