SlideShare a Scribd company logo
1 of 32
By: Syaiful Anam, S.Pd, MM
A. WHY:
     Mengapa harus ada pendidikan karakter
B. WHAT:
   Apa karakter
   Apa pendidikan karakter

C. WHEN:
     Kapan pendidikan karakter tepat diberikan
D. WHO:
   Siapa yang harus diberi pendidikan karakter
   Siapa yang harus bertanggung jawab melakukan
    pendidikan karakter
E. HOW:
     Bagaimana melakukan pendidikan karakter
   “Allah membuat perumpamaan sebuah negeri yang
    dahulunya aman dan tenteram, rezeki datang kepadanya
    melimpah ruah di semua penjuru, lalu penduduknya
    mengingkari nikmat Allah, karena itu lalu Allah
    membiarkan mereka merasakan pakaian kelaparan dan
    ketakutan, disebabkan apa yang mereka perbuat” (Q.S. An-
    Nahl:112).

   “Apakah kamu tidak memperhatikan bagaimana Allah telah
    membuat perumpamaan kalimat yang baik bagaikan pohon
    yang baik, akarnya kuat menghunjam ke bumi, (ranting)
    dan dahannya menjulang ke angkasa; pohon itu terus
    berbuah setiap saat (tiada henti) atas izin Tuhannya. Allah
    membuat perumpamaan seperti itu agar manusia
    memperoleh peringatan” (QS Ibrahim 24-26)

   Nabi Muhammad saw diperintahkan oleh Tuhan untuk
    mengisahkan cerita dalam al-Qur’an tentang para rasul,
    seperti nabi Musa, Harun, Ismail, Nuh bahwa mereka
    menyungkur bersujud dan menangis bila ditunjukkan ayat-
    ayat Allah. Selanjutnya Allah memperingatkan:
    “Maka datanglah sesudah mereka, generasi yang jelek, menyia-
    nyiakan shalat dan memperturutkan hawa nafsunya, mereka
    itulah yang jelas akan sesat. Kecuali orang yang bertaubat,
    beriman, dan beramal salih. Maka mereka itu akan masuk surge
    dan tidak mungkin dianiaya (dirugikan) sedikitpun”. (Q.S.
    Maryam 59-60)

   Nabi bersabda: Ketahuilah bahwa dalam diri setiap kalian ada
    ”mudghoh” (segumpal daging), jika mudghoh itu bersih maka
    semua yang ditampilkan oleh orang tersebut juga bersih (baik),
    dan jika mudghoh itu rusak maka yang ditampilkan oleh orang
    tersebut juga rusak (tidak baik). Ketahuilah bahwa yang disebut
    mudghoh itu adalah al-qolb (hati). (Al-Hadist)
.




                             PROSES
                                          Output/kea
    Input/kondisi                         daan yang
                         1.isi/materi     diharapkan
      saat ini:
    -murid
                       2. Pendekatan/     -murid
    -Mahasiswa           metode/cara      -Mahasiswa
    -Pejabat        3.SDM (murid-guru)    -Pejabat
    -Akademisi       4.sarana/prasarana   -Akademisi
    -Masyakat            5.Peraturan      -Masyakat
    -Dll                  6.Evaluasi      -Dll
                             7.Dll
.




                            PROSES
                                         Output/kead
    Input/kondisi                         aan yang
      saat ini:     Unkwon activities    diharapkan
    -murid                              -murid
    -Mahasiswa                          -Mahasiswa
                    -Pendidikan         -Pejabat
    -Pejabat        -Pelatihan
    -Akademisi                          -Akademisi
                    -Pembimbingan       -Masyakat
    -Masyakat
    -Dll            -Pembiasaan         -Dll
                    -Dll
   Karakter bangsa merupakan aspek penting dari kualitas SDM karena
    turut menentukan kemajuan suatu bangsa. Karakter yang berkualitas
    perlu dibentuk dan dibina sejak usia dini. Usia dini merupakan masa
    emas namun kritis bagi pembentukan karakter seseorang.
   Thomas Lickona (seorang profesor pendidikan dari Cortland
    University) mengungkapkan bahwa ada sepuluh tanda jaman yang
    kini terjadi, tetapi harus diwaspadai karena dapat membawa bangsa
    menuju jurang kehancuran. 10 tanda jaman itu adalah:

    (1) meningkatnya kekerasan di kalangan remaja/masyarakat;
    (2) penggunaan bahasa dan kata-kata yang memburuk/tidak baku;
    (3) pengaruh peer-group (geng) dalam tindak kekerasan, menguat;
    (4) meningkatnya perilaku merusak diri, seperti penggunaan narkoba;
     alkohol dan seks bebas;
    (5) semakin kaburnya pedoman moral baik dan buruk;
    (6) menurunnya etos kerja;
    (7) semakin rendahnya rasa hormat kepada orang tua dan guru;
    (8) rendahnya rasa tanggung jawab individu dan kelompok;
    (9) membudayanya kebohongan/ketidakjujuran, dan
    (10) adanya rasa saling curiga dan kebencian antar sesama.
NO               ASPEK YANG DIBANDINGKAN       PERINGKAT
1    .   Buta huruf usia > 15 tahun             44 dari 49
2        Literasi Membaca                       39 dari 41
3        Kemampuan berkomunikasi                49 dari 49
4        KKN dan Praktik Tak Etis               49 dari 49
5        Pengangguran generasi muda             48 dari 49
6        Daya tarik terhadap Iptek              34 dari 49
7        Pengembangan teknologi dan aplikasi    46 dari 49
8        Kemampuan alih teknologi               49 dari 49
9        Implementasi Tekno-informasi           47 dari 49
10       Literasi IPA                           38 dari 42
11       Riset Dasar                            45 dari 49
12       Indeks berkompetisi                    59 dari 60
Pengembangan KARAKTER di INDONESIA



          PEMBENTUKAN: USIA DINI
          (Banyak diserahkan pada pembantu)



         PENGEMBANGAN: USIA REMAJA
         (Lingkungan masyarakat tidak kondusif)



           PEMANTAPAN: USIA DEWASA
            (Terbentuknya low trust society)
Akibat dari the existing situation




                       ERE                                       SEM
                     C
             INIkhlas –guh)
                                                        (Se
                                                              na
          K S s ng
                                                                 n
                                                           Bu g Ba     U
    ID A ak Tulu uh-su                                       da
                                                                ya sa B
T       (Tid Sung
                 g                                                 Ab asi
                                                                     s) &
           k
     Ti da



                                   AKIBATNYA:
                      DATA TIDAK AKURAT, KEBIJAKAN TIDAK TEPAT,
                                  TIDAK RELEVAN, DLL
BANGSA INDONESIA
     MENGALAMI KRISIS
      KEPRIBADIAN ?



Dan perumpamaan kalimat
   (kebijakan) yang buruk
bagaikan pohon yang buruk,
  yang telah dicabut akar-
 akarnya dari permukaan
  bumi; tidak dapat tegak
  sedikitpun. (Ibrahim:26)




Timbulkan Akibat Buruk:
- Karakter Bangsa Luntur
- Bencana Meluas Di Bidang:
- Krisis Politik - Ekonomi - Moneter -
Kepercayaan – Hukum - Dll
   Menurut Simon Philips (2008), karakter adalah kumpulan tata nilai yang
    menuju pada suatu sistem, yang melandasi pemikiran, sikap, dan perilaku
    yang ditampilkan. Sedangkan Doni Koesoema A (2007) memahami bahwa
    karakter sama dengan kepribadian. Kepribadian dianggap sebagai ”ciri, atau
    karakteristik, atau gaya, atau sifat khas dari diri seseorang yang bersumber
    dari bentukan-bentukan yang diterima dari lingkungan,
   Sementara Winnie memahami bahwa istilah karakter memiliki dua pengertian
    tentang karakter. Pertama, ia menunjukkan bagaimana seseorang bertingkah
    laku. Apabila seseorang berperilaku tidak jujur, kejam, atau rakus, tentulah
    orang tersebut memanifestasikan perilaku buruk. Sebaliknya, apabila
    seseorang berperilaku jujur, suka menolong, tentulah orang tersebut
    memanifestasikan karakter mulia. Kedua, istilah karakter erat kaitannya
    dengan ‘personality’. Seseorang baru bisa disebut ‘orang yang berkarakter’ (a
    person of character) apabila tingkah lakunya sesuai kaidah moral.
   Sedangkan Imam Ghozali menganggap bahwa karakter lebih dekat dengan
    akhlaq, yaitu spontanitas manusia dalam bersikap, atau melakukan perbuatan
    yang telah menyatu dalam diri manusia sehingga ketika muncul tidak perlu
    dipikirkan lagi.



    
   Dari pendapat di atas difahami bahwa karakter itu berkaitan
    dengan kekuatan moral, berkonotasi ‘positif’, bukan netral. Jadi,
    ‘orang berkarakter’ adalah orang yang mempunyai kualitas moral
    (tertentu) positif. Dengan demikian, pendidikan membangun
    karakter, secara implisit mengandung arti membangun sifat atau
    pola perilaku yang didasari atau berkaitan dengan dimensi moral
    yang positif atau baik, bukan yang negatif atau buruk. Hal ini
    didukung oleh Peterson dan Seligman (Gedhe Raka, 2007:5) yang
    mengaitkan secara langsung ’character strength’ dengan
    kebajikan. Character strength dipandang sebagai unsur-unsur
    psikologis yang membangun kebajikan (virtues). Salah satu
    kriteria utama dari ‘character strength’ adalah bahwa karakter
    tersebut berkontribusi besar dalam mewujudkan sepenuhnya
    potensi dan cita-cita seseorang dalam membangun kehidupan
    yang baik, yang bermanfaat bagi dirinya, orang lain, dan
    bangsanya
   Pendidikan adalah proses internalisasi budaya ke dalam diri
    seseorang dan masyarakat sehingga membuat orang dan
    masyarakat jadi beradab. Pendidikan bukan merupakan sarana
    transfer ilmu pengetahuan saja, tetapi lebih luas lagi yakni
    sebagai sarana pembudayaan dan penyaluran nilai (enkulturisasi
    dan sosialisasi). Anak harus mendapatkan pendidikan yang
    menyentuh dimensi dasar kemanusiaan. Dimensi kemanusiaan
    itu mencakup sekurang-kurangnya tiga hal paling mendasar,
    yaitu: (1) afektif yang tercermin pada kualitas keimanan,
    ketakwaan, akhlak mulia termasuk budi pekerti luhur serta
    kepribadian unggul, dan kompetensi estetis; (2) kognitif yang
    tercermin pada kapasitas pikir dan daya intelektualitas untuk
    menggali dan mengembang-kan serta menguasai ilmu
    pengetahuan dan teknologi; dan (3) psikomotorik yang tercermin
    pada kemampuan mengembangkan keterampilan teknis,
    kecakapan praktis, dan kompetensi kinestetis.
   Ki Hadjar Dewantara dari Taman Siswa di Yogyakarta
    bulan Oktober 1949 pernah berkata bahwa "Hidup
    haruslah diarahkan pada kemajuan, keberadaban,
    budaya, dan persatuan”. Sedangkan menurut Prof.
    Wuryadi, manusia pada dasarnya baik secara individu
    dan kelompok, memiliki apa yang jadi penentu watak
    dan karakternya yaitu dasar dan ajar. Dasar dapat
    dilihat sebagai apa yang disebut modal biologis
    (genetik) atau hasil pengalaman yang sudah dimiliki
    (teori konstruktivisme), sedangkan ajar adalah kondisi
    yang sifatnya diperoleh dari rangkaian pendidikan
    atau perubahan yang direncanakan atau diprogram.
   Selain memperkecil resiko kehancuran, karakter juga
    menjadi modal yang sangat penting untuk bersaing dan
    bekerja sama secara tangguh dan terhormat di tengah-
    tengah bangsa lain.
   Karakterlah yang membuat bangsa Jepang cepat bangkit
    sesudah kekalahannya dalam Perang Dunia II dan meraih
    kembali martabatnya di dunia internasional.
   Karakterlah yang membuat bangsa Vietnam tidak bisa
    ditaklukkan, bahkan mengalahkan dua bangsa yang secara
    teknologi dan ekonomi jauh lebih maju, yaitu Perancis dan
    Amerika.
   Pembangunan karakterlah yang membuat Korea Selatan
    sekarang jauh lebih maju dari Indonesia, walaupun pada
    tahun 1962 keadaan kedua negara secara ekonomi dan
    teknologi hampir sama.
   Pembangunan karakterlah yang membuat para pejuang
    kemerdekaan berhasil menghantar bangsa Indonesia ke
    gerbang kemerdekaannya (Gedhe Raka, 1997 ).
   “Selama dimensi karakter tidak menjadi bagian dari kriteria
    keberhasilan dalam pendidikan, selama itu pula pendidikan
    tidak akan berkontribusi banyak dalam pembangunan
    karakter” (I Gedhe Raka)
   ”Dalam kenyataanya, pendidik berkarakterlah yang
    menghasilkan SDM handal dan memiliki jati diri. Oleh
    karena itu, jadilah manusia yang memiliki jati diri,
    berkarakter kuat dan cerdas.”

   ”Pilar akhlak (moral) yang dimiliki (mengejewantah) dalam
    diri seseorang, sehingga ia menjadi orang yang berkarakter
    baik (good character), memiliki sikap jujur, sabar, rendah
    hati, tanggung jawab dan rasa hormat, yang
    tercermin dalam kesatuan organisasi pribadi yang harmonis
    dan dinamis. Tanpa nilai-nilai moral dasar (basic moral
    values) yang senantiasa mengejewantah dalam diri pribadi
    kapan dan dimana saja, orang dapat dipertanyakan kadar
    keimanan dan ketaqwaan
   Nilai-nilai itu meliputi : (1). Ketuhanan yang maha Esa, (2) Kemanusiaan yang
    adil dan beradap, (3) Persatuan Indonesia, (4) Kerakyatan yang dipimpin oleh
    hikmah kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan, dan (5) Keadilan
    sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.

   Nilai-nilai ini selaras dengan nilai-nilai 5 pilars characteristics :

    1. Transendensi: Menyadari bahwa manusia merupakan ciptaan Tuhan yang maha Esa.
        Darinya akan memunculkan penghambaan semata-mata pada Tuhannya yang Esa.
        Kesadaran ini juga berarti memahami keberadaan diri dan alam sekitar sehingga mampu
        memakmurkannya.

    2. Humanisasi: Setiap manusia pada hakekatnya setara di mata Tuhan kecuali ilmu dan
        ketakwaan yang membedakannya. Manusia diciptakan sebagai subjek yang memiliki
        potensi.

    3. Kebinekaan: Kesadaran akan ada sekian banyak perbedaan di dunia. Akan tetapi, mampu
        mengambil kesamaan untuk menumbuhkan kekuatan

    4. Liberasi: Pembebasan atas penindasan sesama manusia. Olehnya, tidak dibenarkan
        adanya penjajahan manusia oleh manusia.

    5. Keadilan: Keadilan merupakan kunci kesejahteraan. Adil tidak berarti sama, tetapi
        proporsional.
1.Kejujuran
2.Loyalitas dan dapat diandalkan
3.Hormat
4.Cinta
5.Ketidak egoisan dan sensitifitas
6.Baik hati dan pertemanan
7.Keberanian
8.Kedamaian
9.Mandiri dan Potensial
10.Disiplin diri dan Moderasi
11.Kesetiaan dan kemurnian
12.Keadilan dan kasih sayang
Seorang intelektual profetik tidak memikirkan dirinya sendiri, tetapi berpikir bagaimana dapat memberikan
     sebanyak-banyaknya bagi lingkungan.

1.Sadar sebagai makhluq ciptaan Tuhan. Sadar sebagai makhluq muncul ketika ia mampu memahami
     keberadaan dirinya, alam sekitar, dan Tuhan YME. Konsepsi ini dibangun dari nilai-nilai transendensi.

2.Cinta Tuhan. Orang yang sadar akan keberadaan Tuhan meyakini bahwa ia tidak dapat melakukan
      apapun tanpa kehendak Tuhan. Oleh karenanya memunculkan rasa cinta kepada Tuhan. Orang yang
      cinta Tuhan akan menjalankan apapun perintah dan menjauhi larangan-Nya.

3.Bermoral. Jujur, saling menghormati, tidak sombong, suka membantu, dll merupakan turunan dari
     manusia yang bermoral.

4.Bijaksana. Karakter ini muncul karena keluasan wawasan seseorang. Dengan keluasan wawasan, ia akan
      melihat banyaknya perbedaan yang mampu diambil sebagai kekuatan. Karakter bijaksana ini dapat
      terbentuk dari adanya penanaman nilai-nilai kebinekaan.

5.Pembelajar sejati. Untuk dapat memiliki wawasan yang luas, seseorang harus senantiasa belajar. Seorang
     pembelajar sejati pada dasarnya dimotivasi oleh adanya pemahaman akan luasnya ilmu Tuhan (nilai
     transendensi). Selain itu, dengan penanaman nilai-nilai kebinekaan ia akan semakin bersemangat
     untuk mengambil kekuatan dari sekian banyak perbedaan.

6.Mandiri. Karakter ini muncul dari penanaman nilai-nilai humanisasi dan liberasi. Dengan pemahaman
    bahwa tiap manusia dan bangsa memiliki potensi dan sama-sama subjek kehidupan maka ia tidak
    akan membenarkan adanya penindasan sesama manusia. Darinya, memunculkan sikap mandiri
    sebagai bangsa.

7.Kontributif. Kontributif nerupakan cermin seorang pemimpin.
   Pendidikan holistik membentuk manusia secara utuh (holistik)
    yang berkarakter, yaitu mengembangkan aspek/potensi spiritual,
    potensi emosional, potensi intelektual (intelegensi & kreativitas),
    potensi sosial, dan potensi jasmani siswa secara optimal.
   Membangun karakter itu harus dimulai sedini mungkin, atau
    bahkan sejak dilahirkan, dan harus dilakukan secara terus
    menerus dan terfokus,
   Pendidikan holistik juga untuk membentuk manusia pembelajar
    sepanjang hayat yang sejati (lifelong learners).
   Di samping itu, pendidikan karakter juga mengembangkan semua
    potensi anak sehingga menjadi manusia seutuhnya. Dalam hal ini,
    perkembangan anak harus seimbang, baik dari segi akademiknya
    maupun segi sosial dan emosinya. Pendidikan selama ini hanya
    memberi penekanan pada aspek akademik saja dan tidak
    mengembangkan aspek social, emosi, kreatifitas, dan bahkan
    motorik. "Anak hanya dipersiapkan untuk dapat nilai bagus,
    namun mereka tidak dilatih untuk bisa hidup.

CIRI KURIKULUM PENDIDIKAN HOLISTIK
2. Spiritualitas adalah jantung dari setiap proses dan praktek
   pembelajaran.
3. Pembelajaran diarahkan agar siswa menyadari akan keunikan dirinya
   dengan segala potensinya. Mereka harus diajak untuk berhubungan
   dengan dirinya yang paling dalarn (inner self, sehingga memahami
   eksistensi, otoritas, tapi sekaligus bergantung sepenuhnya kepada
   pencipta Nya.
4. Pembelajaran tidak hanya mengembangkan cara berpikir analitis/linier
   tapi juga intuitif.
5. Pembelajaran berkewajiban menumbuhkembangkan potensi
   kecerdasan jamak (multiple intelligences).
6. Pembelajaran berkewajiban menyadarkan siswa tentang keterkaitannya
   dengan komunitasnya, sehingga mereka tak boleh mengabaikan tradisi,
   budaya, kerjasama, hubungan manusiawi, serta pemenuhan kebutuhan
   yang tepat guna (jawa: nrimo ing pandum; anti konsumerisme).
embelajaran berkewajiban mengajak siswa untuk menyadari hubungannya
dengan bumi dan "masyarakat" non manusia seperti hewan, tumbuhan,
dan benda benda tak bernyawa (air, udara, tanah) sehingga mereka
memiliki kesadaran ekologis.

urikulum berkewajiban memperhatikan hubungan antara berbagai pokok
bahasan dalam tingkatan transdisipliner8, sehingga hal itu akan lebih
memberi makna kepada siswa.

embelajaran berkewajiban menghantarkan siswa untuk menyeimbangkan
antara belajar individual dengan kelompok (kooperatif, kolaboratif, antara isi
dengan proses, antara pengetahuan dengan imajinasi, antara rasional
dengan intuisi, antara kuantitatif dengan kualitatif.

embelajaran adalah sesuatu yang tumbuh, menemukan, dan memperluas
cakrawala.

embelajaran adalah sebuah proses kreatif dan artistik.
   Kunci sukses dalam menghadapi tantangan berat
    dalam hidup itu terletak pada kualitas sumberdaya
    manusia (SDM) Indonesia yang handal dan berbudaya.
   Oleh karena itu perlu implementasi penyelenggaraan
    pendidikan holistik secara baik.
   beberapa hal yang mendapat penekanan lebih dalam
    menerapkan model pendidikan karakter. Pertama,
    "Knowing the good. Untuk membentuk karakter, anak
    tidak hanya sekedar tahu mengenai hal-hal yang baik,
    namun mereka harus dapat memahami kenapa perlu
    melakukan hal tersebut. "Selama ini banyak orang
    yang tahu bahwa ini baik dan itu buruk, namun mereka
    tidak tahu apa alasannya melakukan hal yang baik dan
    meninggalkan hal-hal yang tidak baik. Jadi masih ada
    gap antara knowing dan acting,"
1. Cinta Tuhan dan segenap ciptaanNya
   (love Allah, trust, reverence, loyalty)
2. Tanggung jawab, Kedisiplinan dan Kemandirian
   (responsibility, excellence, self reliance, discipline, orderliness)
3. Kejujuran/Amanah dan Arif
   (trustworthines, honesty, and tactful)
4. Hormat dan Santun
   (respect, courtesy, obedience)
5. Dermawan, Suka menolong dan Gotong-royong/Kerjasama
   (love, compassion, caring, empathy, generousity, moderation,
   cooperation)
6. Percaya Diri, Kreatif dan Pekerja keras
   (confidence, assertiveness, creativity, resourcefulness, courage,
   determination, enthusiasm)
7. Kepemimpinan dan Keadilan
   (justice, fairness, mercy, leadership)
8. Baik dan Rendah Hati
   (kindness, friendliness, humility, modesty)
9. Toleransi, Kedamaian dan Kesatuan
   (tolerance, flexibility, peacefulness, unity)
   Suasana belajar yang efektif, menyenangkan,
    dan dapat mengembangkan seluruh aspek
    dimensi manusia secara holistik harus menjadi
    prioritas untuk diterapkan.
   Caranya dapat menggunakan pendekatan
       Student Active Learning,
       Integrated Learning,
       Developmentally Appropriate Practices,
       Contextual Learning,
       Collaborative Learning, dan
       Multiple Intelligences
Pendidik (guru) profesional dengan tugas
utama:
   - mendidik,
   - mengajar,
   - membimbing,
   - mengarahkan,
   - melatih,
   - menilai, dan
   - mengevaluasi
peserta didik pada pendidikan anak usia dini
jalur pendidikan formal, dasar, dan pendidikan
menengah
   .

              Merubah sikap/
           kepribadian menjadi
         lebih baik & profesional,
        sehingga dapat membe-
           rikan manfaat besar
          dalam mencerdaskan
                 bangsa
1.   Memiliki pengetahuan keagamaan yang luas
     dan mengamalkannya dalam kehidupan
     sehari-hari secara aktif
2.   Meningkatkan kualitas keilmuan secara
     berkelanjutan
3.   Zuhud dalam kehidupan, mengajar dan
     mendidik untuk mencari ridha Tuhan
4.   Bersih jasmani dan rohani
5.   Pemaaf, penyabar, dan jujur
6.   Berlaku adil terhadap peserta didik dan semua
     stakeholders pendidikan
7. Mempunyai watak dan sifat robbaniyah
   yang tercermin dalam pola pikir, ucapan,
   dan tingkah laku
8. Tegas bertindak, profesional, dan
   proporsional
9. Tanggap terhadap berbagai kondisi yang
   mungkin dapat mempengaruhi jiwa,
   keyakinan, dan pola pikir peserta didik
10. Menumbuhkan kesadaran diri sebagai da’i
Ciri orang yang kuat imannya, antara lain:
(1) secara tulus dia patuh pada Tuhannya;
(2) dia tertib dan disiplin melaksanakan perintah dan
   menjauhi larangan Tuhan, secara mahdhoh/ritual;
(3) memahami dan menghargai ajaran agama lain,
   sehingga tercipta kehidupan yang toleran;
(4) memperbanyak kerjasama dalam bidang kehidupan
   social.
(5) memiliki prilaku baik berdasarkan nilai agama yang
   dianautnya
(6) menghindarkan diri dari prilaku yang tidak sejalan
   dengan nilai agama yang dianutnya.
(7) dll.

More Related Content

Similar to PendidikanKarakter

Pendidikan karakter
Pendidikan karakterPendidikan karakter
Pendidikan karaktergusipung
 
03. bab i
03. bab i03. bab i
03. bab imandina
 
Kapita Selekta Islamiyah FKIP UNIDA
Kapita Selekta Islamiyah FKIP UNIDAKapita Selekta Islamiyah FKIP UNIDA
Kapita Selekta Islamiyah FKIP UNIDAWandi Budiman
 
Pendidikan karakter dalam mengubah perilaku hukum
Pendidikan karakter dalam mengubah perilaku hukumPendidikan karakter dalam mengubah perilaku hukum
Pendidikan karakter dalam mengubah perilaku hukumFilsuf Gorontalo
 
Kepentingan pendidikan islam dalam melahirkan modal insan yang
Kepentingan pendidikan islam dalam melahirkan modal insan yangKepentingan pendidikan islam dalam melahirkan modal insan yang
Kepentingan pendidikan islam dalam melahirkan modal insan yangRahila Najihah
 
Pendidikan Karakter (New Style)
Pendidikan Karakter (New Style)Pendidikan Karakter (New Style)
Pendidikan Karakter (New Style)Christian Lokas
 
20110103190107 pengertian personaliti dan sahsiah dimurnikan 2 2010-2011
20110103190107 pengertian personaliti dan sahsiah dimurnikan 2 2010-201120110103190107 pengertian personaliti dan sahsiah dimurnikan 2 2010-2011
20110103190107 pengertian personaliti dan sahsiah dimurnikan 2 2010-2011Daivanayagi Doraisamy
 
pengantar-pendidikan-1.ppt
pengantar-pendidikan-1.pptpengantar-pendidikan-1.ppt
pengantar-pendidikan-1.pptrezaejha2
 
Pendidikan berbasis karakter
Pendidikan berbasis karakterPendidikan berbasis karakter
Pendidikan berbasis karakteragusmimha
 
Pendidikan nilai
Pendidikan nilaiPendidikan nilai
Pendidikan nilaiAjeng Faiza
 
Problematika, Tantangan, dan Peluang Pemuda Islam
Problematika, Tantangan, dan Peluang Pemuda IslamProblematika, Tantangan, dan Peluang Pemuda Islam
Problematika, Tantangan, dan Peluang Pemuda Islamaraditiya
 
Media+Ilmu+Pendidikan.pdf
Media+Ilmu+Pendidikan.pdfMedia+Ilmu+Pendidikan.pdf
Media+Ilmu+Pendidikan.pdfSudiatDhiat
 
Pembangunan sahsiah mahasiswa 2009
Pembangunan sahsiah mahasiswa 2009Pembangunan sahsiah mahasiswa 2009
Pembangunan sahsiah mahasiswa 2009Mohd Nasir Masroom
 

Similar to PendidikanKarakter (20)

Pendidikan karakter
Pendidikan karakterPendidikan karakter
Pendidikan karakter
 
03. bab i
03. bab i03. bab i
03. bab i
 
Kapita Selekta Islamiyah FKIP UNIDA
Kapita Selekta Islamiyah FKIP UNIDAKapita Selekta Islamiyah FKIP UNIDA
Kapita Selekta Islamiyah FKIP UNIDA
 
Pendidikan karakter dalam mengubah perilaku hukum
Pendidikan karakter dalam mengubah perilaku hukumPendidikan karakter dalam mengubah perilaku hukum
Pendidikan karakter dalam mengubah perilaku hukum
 
Kepentingan pendidikan islam dalam melahirkan modal insan yang
Kepentingan pendidikan islam dalam melahirkan modal insan yangKepentingan pendidikan islam dalam melahirkan modal insan yang
Kepentingan pendidikan islam dalam melahirkan modal insan yang
 
Agama kelompok 2
Agama kelompok 2Agama kelompok 2
Agama kelompok 2
 
2 samino(1)
2 samino(1)2 samino(1)
2 samino(1)
 
Pendidikan Karakter (New Style)
Pendidikan Karakter (New Style)Pendidikan Karakter (New Style)
Pendidikan Karakter (New Style)
 
Makalah Karakter - Kelompok 1
Makalah Karakter - Kelompok 1Makalah Karakter - Kelompok 1
Makalah Karakter - Kelompok 1
 
20110103190107 pengertian personaliti dan sahsiah dimurnikan 2 2010-2011
20110103190107 pengertian personaliti dan sahsiah dimurnikan 2 2010-201120110103190107 pengertian personaliti dan sahsiah dimurnikan 2 2010-2011
20110103190107 pengertian personaliti dan sahsiah dimurnikan 2 2010-2011
 
tik herlinda
 tik herlinda tik herlinda
tik herlinda
 
pengantar-pendidikan-1.ppt
pengantar-pendidikan-1.pptpengantar-pendidikan-1.ppt
pengantar-pendidikan-1.ppt
 
Pendidikan berbasis karakter
Pendidikan berbasis karakterPendidikan berbasis karakter
Pendidikan berbasis karakter
 
Pendidikan nilai
Pendidikan nilaiPendidikan nilai
Pendidikan nilai
 
Makalah pembentukan karakter
Makalah pembentukan karakterMakalah pembentukan karakter
Makalah pembentukan karakter
 
Titas
TitasTitas
Titas
 
Makalah revitilisasi
Makalah revitilisasiMakalah revitilisasi
Makalah revitilisasi
 
Problematika, Tantangan, dan Peluang Pemuda Islam
Problematika, Tantangan, dan Peluang Pemuda IslamProblematika, Tantangan, dan Peluang Pemuda Islam
Problematika, Tantangan, dan Peluang Pemuda Islam
 
Media+Ilmu+Pendidikan.pdf
Media+Ilmu+Pendidikan.pdfMedia+Ilmu+Pendidikan.pdf
Media+Ilmu+Pendidikan.pdf
 
Pembangunan sahsiah mahasiswa 2009
Pembangunan sahsiah mahasiswa 2009Pembangunan sahsiah mahasiswa 2009
Pembangunan sahsiah mahasiswa 2009
 

Recently uploaded

Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxRezaWahyuni6
 
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptxHendryJulistiyanto
 
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptxGiftaJewela
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...Kanaidi ken
 
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1udin100
 
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docxTugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docxmawan5982
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMmulyadia43
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASKurniawan Dirham
 
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptxsoal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptxazhari524
 
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docxLembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docxbkandrisaputra
 
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..ikayogakinasih12
 
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfKelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfCloverash1
 
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxPaparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxIgitNuryana13
 
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxAKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxWirionSembiring2
 
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5KIKI TRISNA MUKTI
 
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxTugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxmawan5982
 
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASaku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASreskosatrio1
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...Kanaidi ken
 
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxtugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxmawan5982
 
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocx
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocxLembar Catatan Percakapan Pasca observasidocx
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocxbkandrisaputra
 

Recently uploaded (20)

Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
 
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
 
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
 
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
 
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docxTugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
 
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptxsoal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
 
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docxLembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
 
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
 
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfKelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
 
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxPaparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
 
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxAKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
 
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
 
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxTugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
 
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASaku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
 
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxtugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
 
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocx
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocxLembar Catatan Percakapan Pasca observasidocx
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocx
 

PendidikanKarakter

  • 1. By: Syaiful Anam, S.Pd, MM
  • 2. A. WHY:  Mengapa harus ada pendidikan karakter B. WHAT:  Apa karakter  Apa pendidikan karakter C. WHEN:  Kapan pendidikan karakter tepat diberikan D. WHO:  Siapa yang harus diberi pendidikan karakter  Siapa yang harus bertanggung jawab melakukan pendidikan karakter E. HOW:  Bagaimana melakukan pendidikan karakter
  • 3. “Allah membuat perumpamaan sebuah negeri yang dahulunya aman dan tenteram, rezeki datang kepadanya melimpah ruah di semua penjuru, lalu penduduknya mengingkari nikmat Allah, karena itu lalu Allah membiarkan mereka merasakan pakaian kelaparan dan ketakutan, disebabkan apa yang mereka perbuat” (Q.S. An- Nahl:112).  “Apakah kamu tidak memperhatikan bagaimana Allah telah membuat perumpamaan kalimat yang baik bagaikan pohon yang baik, akarnya kuat menghunjam ke bumi, (ranting) dan dahannya menjulang ke angkasa; pohon itu terus berbuah setiap saat (tiada henti) atas izin Tuhannya. Allah membuat perumpamaan seperti itu agar manusia memperoleh peringatan” (QS Ibrahim 24-26) 
  • 4. Nabi Muhammad saw diperintahkan oleh Tuhan untuk mengisahkan cerita dalam al-Qur’an tentang para rasul, seperti nabi Musa, Harun, Ismail, Nuh bahwa mereka menyungkur bersujud dan menangis bila ditunjukkan ayat- ayat Allah. Selanjutnya Allah memperingatkan: “Maka datanglah sesudah mereka, generasi yang jelek, menyia- nyiakan shalat dan memperturutkan hawa nafsunya, mereka itulah yang jelas akan sesat. Kecuali orang yang bertaubat, beriman, dan beramal salih. Maka mereka itu akan masuk surge dan tidak mungkin dianiaya (dirugikan) sedikitpun”. (Q.S. Maryam 59-60)  Nabi bersabda: Ketahuilah bahwa dalam diri setiap kalian ada ”mudghoh” (segumpal daging), jika mudghoh itu bersih maka semua yang ditampilkan oleh orang tersebut juga bersih (baik), dan jika mudghoh itu rusak maka yang ditampilkan oleh orang tersebut juga rusak (tidak baik). Ketahuilah bahwa yang disebut mudghoh itu adalah al-qolb (hati). (Al-Hadist)
  • 5. . PROSES Output/kea Input/kondisi daan yang 1.isi/materi diharapkan saat ini: -murid 2. Pendekatan/ -murid -Mahasiswa metode/cara -Mahasiswa -Pejabat 3.SDM (murid-guru) -Pejabat -Akademisi 4.sarana/prasarana -Akademisi -Masyakat 5.Peraturan -Masyakat -Dll 6.Evaluasi -Dll 7.Dll
  • 6. . PROSES Output/kead Input/kondisi aan yang saat ini: Unkwon activities diharapkan -murid -murid -Mahasiswa -Mahasiswa -Pendidikan -Pejabat -Pejabat -Pelatihan -Akademisi -Akademisi -Pembimbingan -Masyakat -Masyakat -Dll -Pembiasaan -Dll -Dll
  • 7. Karakter bangsa merupakan aspek penting dari kualitas SDM karena turut menentukan kemajuan suatu bangsa. Karakter yang berkualitas perlu dibentuk dan dibina sejak usia dini. Usia dini merupakan masa emas namun kritis bagi pembentukan karakter seseorang.  Thomas Lickona (seorang profesor pendidikan dari Cortland University) mengungkapkan bahwa ada sepuluh tanda jaman yang kini terjadi, tetapi harus diwaspadai karena dapat membawa bangsa menuju jurang kehancuran. 10 tanda jaman itu adalah: (1) meningkatnya kekerasan di kalangan remaja/masyarakat; (2) penggunaan bahasa dan kata-kata yang memburuk/tidak baku; (3) pengaruh peer-group (geng) dalam tindak kekerasan, menguat; (4) meningkatnya perilaku merusak diri, seperti penggunaan narkoba; alkohol dan seks bebas; (5) semakin kaburnya pedoman moral baik dan buruk; (6) menurunnya etos kerja; (7) semakin rendahnya rasa hormat kepada orang tua dan guru; (8) rendahnya rasa tanggung jawab individu dan kelompok; (9) membudayanya kebohongan/ketidakjujuran, dan (10) adanya rasa saling curiga dan kebencian antar sesama.
  • 8. NO ASPEK YANG DIBANDINGKAN PERINGKAT 1 . Buta huruf usia > 15 tahun 44 dari 49 2 Literasi Membaca 39 dari 41 3 Kemampuan berkomunikasi 49 dari 49 4 KKN dan Praktik Tak Etis 49 dari 49 5 Pengangguran generasi muda 48 dari 49 6 Daya tarik terhadap Iptek 34 dari 49 7 Pengembangan teknologi dan aplikasi 46 dari 49 8 Kemampuan alih teknologi 49 dari 49 9 Implementasi Tekno-informasi 47 dari 49 10 Literasi IPA 38 dari 42 11 Riset Dasar 45 dari 49 12 Indeks berkompetisi 59 dari 60
  • 9. Pengembangan KARAKTER di INDONESIA PEMBENTUKAN: USIA DINI (Banyak diserahkan pada pembantu) PENGEMBANGAN: USIA REMAJA (Lingkungan masyarakat tidak kondusif) PEMANTAPAN: USIA DEWASA (Terbentuknya low trust society)
  • 10. Akibat dari the existing situation ERE SEM C INIkhlas –guh) (Se na K S s ng n Bu g Ba U ID A ak Tulu uh-su da ya sa B T (Tid Sung g Ab asi s) & k Ti da AKIBATNYA: DATA TIDAK AKURAT, KEBIJAKAN TIDAK TEPAT, TIDAK RELEVAN, DLL
  • 11. BANGSA INDONESIA MENGALAMI KRISIS KEPRIBADIAN ? Dan perumpamaan kalimat (kebijakan) yang buruk bagaikan pohon yang buruk, yang telah dicabut akar- akarnya dari permukaan bumi; tidak dapat tegak sedikitpun. (Ibrahim:26) Timbulkan Akibat Buruk: - Karakter Bangsa Luntur - Bencana Meluas Di Bidang: - Krisis Politik - Ekonomi - Moneter - Kepercayaan – Hukum - Dll
  • 12. Menurut Simon Philips (2008), karakter adalah kumpulan tata nilai yang menuju pada suatu sistem, yang melandasi pemikiran, sikap, dan perilaku yang ditampilkan. Sedangkan Doni Koesoema A (2007) memahami bahwa karakter sama dengan kepribadian. Kepribadian dianggap sebagai ”ciri, atau karakteristik, atau gaya, atau sifat khas dari diri seseorang yang bersumber dari bentukan-bentukan yang diterima dari lingkungan,  Sementara Winnie memahami bahwa istilah karakter memiliki dua pengertian tentang karakter. Pertama, ia menunjukkan bagaimana seseorang bertingkah laku. Apabila seseorang berperilaku tidak jujur, kejam, atau rakus, tentulah orang tersebut memanifestasikan perilaku buruk. Sebaliknya, apabila seseorang berperilaku jujur, suka menolong, tentulah orang tersebut memanifestasikan karakter mulia. Kedua, istilah karakter erat kaitannya dengan ‘personality’. Seseorang baru bisa disebut ‘orang yang berkarakter’ (a person of character) apabila tingkah lakunya sesuai kaidah moral.  Sedangkan Imam Ghozali menganggap bahwa karakter lebih dekat dengan akhlaq, yaitu spontanitas manusia dalam bersikap, atau melakukan perbuatan yang telah menyatu dalam diri manusia sehingga ketika muncul tidak perlu dipikirkan lagi.   
  • 13. Dari pendapat di atas difahami bahwa karakter itu berkaitan dengan kekuatan moral, berkonotasi ‘positif’, bukan netral. Jadi, ‘orang berkarakter’ adalah orang yang mempunyai kualitas moral (tertentu) positif. Dengan demikian, pendidikan membangun karakter, secara implisit mengandung arti membangun sifat atau pola perilaku yang didasari atau berkaitan dengan dimensi moral yang positif atau baik, bukan yang negatif atau buruk. Hal ini didukung oleh Peterson dan Seligman (Gedhe Raka, 2007:5) yang mengaitkan secara langsung ’character strength’ dengan kebajikan. Character strength dipandang sebagai unsur-unsur psikologis yang membangun kebajikan (virtues). Salah satu kriteria utama dari ‘character strength’ adalah bahwa karakter tersebut berkontribusi besar dalam mewujudkan sepenuhnya potensi dan cita-cita seseorang dalam membangun kehidupan yang baik, yang bermanfaat bagi dirinya, orang lain, dan bangsanya
  • 14. Pendidikan adalah proses internalisasi budaya ke dalam diri seseorang dan masyarakat sehingga membuat orang dan masyarakat jadi beradab. Pendidikan bukan merupakan sarana transfer ilmu pengetahuan saja, tetapi lebih luas lagi yakni sebagai sarana pembudayaan dan penyaluran nilai (enkulturisasi dan sosialisasi). Anak harus mendapatkan pendidikan yang menyentuh dimensi dasar kemanusiaan. Dimensi kemanusiaan itu mencakup sekurang-kurangnya tiga hal paling mendasar, yaitu: (1) afektif yang tercermin pada kualitas keimanan, ketakwaan, akhlak mulia termasuk budi pekerti luhur serta kepribadian unggul, dan kompetensi estetis; (2) kognitif yang tercermin pada kapasitas pikir dan daya intelektualitas untuk menggali dan mengembang-kan serta menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi; dan (3) psikomotorik yang tercermin pada kemampuan mengembangkan keterampilan teknis, kecakapan praktis, dan kompetensi kinestetis.
  • 15. Ki Hadjar Dewantara dari Taman Siswa di Yogyakarta bulan Oktober 1949 pernah berkata bahwa "Hidup haruslah diarahkan pada kemajuan, keberadaban, budaya, dan persatuan”. Sedangkan menurut Prof. Wuryadi, manusia pada dasarnya baik secara individu dan kelompok, memiliki apa yang jadi penentu watak dan karakternya yaitu dasar dan ajar. Dasar dapat dilihat sebagai apa yang disebut modal biologis (genetik) atau hasil pengalaman yang sudah dimiliki (teori konstruktivisme), sedangkan ajar adalah kondisi yang sifatnya diperoleh dari rangkaian pendidikan atau perubahan yang direncanakan atau diprogram.
  • 16. Selain memperkecil resiko kehancuran, karakter juga menjadi modal yang sangat penting untuk bersaing dan bekerja sama secara tangguh dan terhormat di tengah- tengah bangsa lain.  Karakterlah yang membuat bangsa Jepang cepat bangkit sesudah kekalahannya dalam Perang Dunia II dan meraih kembali martabatnya di dunia internasional.  Karakterlah yang membuat bangsa Vietnam tidak bisa ditaklukkan, bahkan mengalahkan dua bangsa yang secara teknologi dan ekonomi jauh lebih maju, yaitu Perancis dan Amerika.  Pembangunan karakterlah yang membuat Korea Selatan sekarang jauh lebih maju dari Indonesia, walaupun pada tahun 1962 keadaan kedua negara secara ekonomi dan teknologi hampir sama.  Pembangunan karakterlah yang membuat para pejuang kemerdekaan berhasil menghantar bangsa Indonesia ke gerbang kemerdekaannya (Gedhe Raka, 1997 ).
  • 17. “Selama dimensi karakter tidak menjadi bagian dari kriteria keberhasilan dalam pendidikan, selama itu pula pendidikan tidak akan berkontribusi banyak dalam pembangunan karakter” (I Gedhe Raka)  ”Dalam kenyataanya, pendidik berkarakterlah yang menghasilkan SDM handal dan memiliki jati diri. Oleh karena itu, jadilah manusia yang memiliki jati diri, berkarakter kuat dan cerdas.”  ”Pilar akhlak (moral) yang dimiliki (mengejewantah) dalam diri seseorang, sehingga ia menjadi orang yang berkarakter baik (good character), memiliki sikap jujur, sabar, rendah hati, tanggung jawab dan rasa hormat, yang tercermin dalam kesatuan organisasi pribadi yang harmonis dan dinamis. Tanpa nilai-nilai moral dasar (basic moral values) yang senantiasa mengejewantah dalam diri pribadi kapan dan dimana saja, orang dapat dipertanyakan kadar keimanan dan ketaqwaan
  • 18. Nilai-nilai itu meliputi : (1). Ketuhanan yang maha Esa, (2) Kemanusiaan yang adil dan beradap, (3) Persatuan Indonesia, (4) Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmah kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan, dan (5) Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.  Nilai-nilai ini selaras dengan nilai-nilai 5 pilars characteristics : 1. Transendensi: Menyadari bahwa manusia merupakan ciptaan Tuhan yang maha Esa. Darinya akan memunculkan penghambaan semata-mata pada Tuhannya yang Esa. Kesadaran ini juga berarti memahami keberadaan diri dan alam sekitar sehingga mampu memakmurkannya. 2. Humanisasi: Setiap manusia pada hakekatnya setara di mata Tuhan kecuali ilmu dan ketakwaan yang membedakannya. Manusia diciptakan sebagai subjek yang memiliki potensi. 3. Kebinekaan: Kesadaran akan ada sekian banyak perbedaan di dunia. Akan tetapi, mampu mengambil kesamaan untuk menumbuhkan kekuatan 4. Liberasi: Pembebasan atas penindasan sesama manusia. Olehnya, tidak dibenarkan adanya penjajahan manusia oleh manusia. 5. Keadilan: Keadilan merupakan kunci kesejahteraan. Adil tidak berarti sama, tetapi proporsional.
  • 19. 1.Kejujuran 2.Loyalitas dan dapat diandalkan 3.Hormat 4.Cinta 5.Ketidak egoisan dan sensitifitas 6.Baik hati dan pertemanan 7.Keberanian 8.Kedamaian 9.Mandiri dan Potensial 10.Disiplin diri dan Moderasi 11.Kesetiaan dan kemurnian 12.Keadilan dan kasih sayang
  • 20. Seorang intelektual profetik tidak memikirkan dirinya sendiri, tetapi berpikir bagaimana dapat memberikan sebanyak-banyaknya bagi lingkungan. 1.Sadar sebagai makhluq ciptaan Tuhan. Sadar sebagai makhluq muncul ketika ia mampu memahami keberadaan dirinya, alam sekitar, dan Tuhan YME. Konsepsi ini dibangun dari nilai-nilai transendensi. 2.Cinta Tuhan. Orang yang sadar akan keberadaan Tuhan meyakini bahwa ia tidak dapat melakukan apapun tanpa kehendak Tuhan. Oleh karenanya memunculkan rasa cinta kepada Tuhan. Orang yang cinta Tuhan akan menjalankan apapun perintah dan menjauhi larangan-Nya. 3.Bermoral. Jujur, saling menghormati, tidak sombong, suka membantu, dll merupakan turunan dari manusia yang bermoral. 4.Bijaksana. Karakter ini muncul karena keluasan wawasan seseorang. Dengan keluasan wawasan, ia akan melihat banyaknya perbedaan yang mampu diambil sebagai kekuatan. Karakter bijaksana ini dapat terbentuk dari adanya penanaman nilai-nilai kebinekaan. 5.Pembelajar sejati. Untuk dapat memiliki wawasan yang luas, seseorang harus senantiasa belajar. Seorang pembelajar sejati pada dasarnya dimotivasi oleh adanya pemahaman akan luasnya ilmu Tuhan (nilai transendensi). Selain itu, dengan penanaman nilai-nilai kebinekaan ia akan semakin bersemangat untuk mengambil kekuatan dari sekian banyak perbedaan. 6.Mandiri. Karakter ini muncul dari penanaman nilai-nilai humanisasi dan liberasi. Dengan pemahaman bahwa tiap manusia dan bangsa memiliki potensi dan sama-sama subjek kehidupan maka ia tidak akan membenarkan adanya penindasan sesama manusia. Darinya, memunculkan sikap mandiri sebagai bangsa. 7.Kontributif. Kontributif nerupakan cermin seorang pemimpin.
  • 21. Pendidikan holistik membentuk manusia secara utuh (holistik) yang berkarakter, yaitu mengembangkan aspek/potensi spiritual, potensi emosional, potensi intelektual (intelegensi & kreativitas), potensi sosial, dan potensi jasmani siswa secara optimal.  Membangun karakter itu harus dimulai sedini mungkin, atau bahkan sejak dilahirkan, dan harus dilakukan secara terus menerus dan terfokus,  Pendidikan holistik juga untuk membentuk manusia pembelajar sepanjang hayat yang sejati (lifelong learners).  Di samping itu, pendidikan karakter juga mengembangkan semua potensi anak sehingga menjadi manusia seutuhnya. Dalam hal ini, perkembangan anak harus seimbang, baik dari segi akademiknya maupun segi sosial dan emosinya. Pendidikan selama ini hanya memberi penekanan pada aspek akademik saja dan tidak mengembangkan aspek social, emosi, kreatifitas, dan bahkan motorik. "Anak hanya dipersiapkan untuk dapat nilai bagus, namun mereka tidak dilatih untuk bisa hidup. 
  • 22. CIRI KURIKULUM PENDIDIKAN HOLISTIK 2. Spiritualitas adalah jantung dari setiap proses dan praktek pembelajaran. 3. Pembelajaran diarahkan agar siswa menyadari akan keunikan dirinya dengan segala potensinya. Mereka harus diajak untuk berhubungan dengan dirinya yang paling dalarn (inner self, sehingga memahami eksistensi, otoritas, tapi sekaligus bergantung sepenuhnya kepada pencipta Nya. 4. Pembelajaran tidak hanya mengembangkan cara berpikir analitis/linier tapi juga intuitif. 5. Pembelajaran berkewajiban menumbuhkembangkan potensi kecerdasan jamak (multiple intelligences). 6. Pembelajaran berkewajiban menyadarkan siswa tentang keterkaitannya dengan komunitasnya, sehingga mereka tak boleh mengabaikan tradisi, budaya, kerjasama, hubungan manusiawi, serta pemenuhan kebutuhan yang tepat guna (jawa: nrimo ing pandum; anti konsumerisme).
  • 23. embelajaran berkewajiban mengajak siswa untuk menyadari hubungannya dengan bumi dan "masyarakat" non manusia seperti hewan, tumbuhan, dan benda benda tak bernyawa (air, udara, tanah) sehingga mereka memiliki kesadaran ekologis. urikulum berkewajiban memperhatikan hubungan antara berbagai pokok bahasan dalam tingkatan transdisipliner8, sehingga hal itu akan lebih memberi makna kepada siswa. embelajaran berkewajiban menghantarkan siswa untuk menyeimbangkan antara belajar individual dengan kelompok (kooperatif, kolaboratif, antara isi dengan proses, antara pengetahuan dengan imajinasi, antara rasional dengan intuisi, antara kuantitatif dengan kualitatif. embelajaran adalah sesuatu yang tumbuh, menemukan, dan memperluas cakrawala. embelajaran adalah sebuah proses kreatif dan artistik.
  • 24. Kunci sukses dalam menghadapi tantangan berat dalam hidup itu terletak pada kualitas sumberdaya manusia (SDM) Indonesia yang handal dan berbudaya.  Oleh karena itu perlu implementasi penyelenggaraan pendidikan holistik secara baik.  beberapa hal yang mendapat penekanan lebih dalam menerapkan model pendidikan karakter. Pertama, "Knowing the good. Untuk membentuk karakter, anak tidak hanya sekedar tahu mengenai hal-hal yang baik, namun mereka harus dapat memahami kenapa perlu melakukan hal tersebut. "Selama ini banyak orang yang tahu bahwa ini baik dan itu buruk, namun mereka tidak tahu apa alasannya melakukan hal yang baik dan meninggalkan hal-hal yang tidak baik. Jadi masih ada gap antara knowing dan acting,"
  • 25. 1. Cinta Tuhan dan segenap ciptaanNya (love Allah, trust, reverence, loyalty) 2. Tanggung jawab, Kedisiplinan dan Kemandirian (responsibility, excellence, self reliance, discipline, orderliness) 3. Kejujuran/Amanah dan Arif (trustworthines, honesty, and tactful) 4. Hormat dan Santun (respect, courtesy, obedience) 5. Dermawan, Suka menolong dan Gotong-royong/Kerjasama (love, compassion, caring, empathy, generousity, moderation, cooperation) 6. Percaya Diri, Kreatif dan Pekerja keras (confidence, assertiveness, creativity, resourcefulness, courage, determination, enthusiasm) 7. Kepemimpinan dan Keadilan (justice, fairness, mercy, leadership) 8. Baik dan Rendah Hati (kindness, friendliness, humility, modesty) 9. Toleransi, Kedamaian dan Kesatuan (tolerance, flexibility, peacefulness, unity)
  • 26. Suasana belajar yang efektif, menyenangkan, dan dapat mengembangkan seluruh aspek dimensi manusia secara holistik harus menjadi prioritas untuk diterapkan.  Caranya dapat menggunakan pendekatan  Student Active Learning,  Integrated Learning,  Developmentally Appropriate Practices,  Contextual Learning,  Collaborative Learning, dan  Multiple Intelligences
  • 27. Pendidik (guru) profesional dengan tugas utama: - mendidik, - mengajar, - membimbing, - mengarahkan, - melatih, - menilai, dan - mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, dasar, dan pendidikan menengah
  • 28. . Merubah sikap/ kepribadian menjadi lebih baik & profesional, sehingga dapat membe- rikan manfaat besar dalam mencerdaskan bangsa
  • 29. 1. Memiliki pengetahuan keagamaan yang luas dan mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari secara aktif 2. Meningkatkan kualitas keilmuan secara berkelanjutan 3. Zuhud dalam kehidupan, mengajar dan mendidik untuk mencari ridha Tuhan 4. Bersih jasmani dan rohani 5. Pemaaf, penyabar, dan jujur 6. Berlaku adil terhadap peserta didik dan semua stakeholders pendidikan
  • 30. 7. Mempunyai watak dan sifat robbaniyah yang tercermin dalam pola pikir, ucapan, dan tingkah laku 8. Tegas bertindak, profesional, dan proporsional 9. Tanggap terhadap berbagai kondisi yang mungkin dapat mempengaruhi jiwa, keyakinan, dan pola pikir peserta didik 10. Menumbuhkan kesadaran diri sebagai da’i
  • 31.
  • 32. Ciri orang yang kuat imannya, antara lain: (1) secara tulus dia patuh pada Tuhannya; (2) dia tertib dan disiplin melaksanakan perintah dan menjauhi larangan Tuhan, secara mahdhoh/ritual; (3) memahami dan menghargai ajaran agama lain, sehingga tercipta kehidupan yang toleran; (4) memperbanyak kerjasama dalam bidang kehidupan social. (5) memiliki prilaku baik berdasarkan nilai agama yang dianautnya (6) menghindarkan diri dari prilaku yang tidak sejalan dengan nilai agama yang dianutnya. (7) dll.