SlideShare a Scribd company logo
1 of 32
SISTEM BILANGAN
SISTEM BILANGAN
Untuk memudahkan proses pengolahan data digital,
besaran digital disajikan dalam beberapa sistem
bilangan. Pada rangkaian logika, ada 4 sistem bilangan
yang digunakan, yaitu:
1. Sistem bilangan Desimal
Mempunyai sepuluh buah simbol bilangan, yaitu:
0, 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9.
2. Sistem bilangan Biner
Mempunyai dua buah simbol bilangan, yaitu: 0
dan 1.
3. Sistem bilangan Oktal
Mempunyai delapan buah simbol bilangan, yaitu:
0, 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7.
4. Sistem bilangan Hexadesimal
Mempunyai 16 buah simbol bilangan, yaitu: 0,1,
2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, A, B, C, D, E, dan F.
1. Sistem Bilangan Desimal
Sistim desimal, atau 10 angka dasar, adalah
sistem angka yang digunakan tiap hari untuk
melakukan penghitungan matematika, seperti
menghitung perubahan, mengukur, menyatakan
waktu, dan seterusnya. Sistim angka desimal
menggunakan sepuluh digit yang mencakup 0, 1,
2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, dan 9.
10… 103 102 101 100 10-1 10-2 10…
….. 1000 100 10 1 1/101 1/102 …
0,1 0,01
Faktor bobot dari sistem bilangan desimal:
Contoh:
Dalam sebuah bilangan desimal empat digit
1597, posisi yang paling kanan (paling tidak
berarti atau kecil) memiliki sebuah faktor bobot
berbasis 100, dan posisi yang paling kiri (paling
berarti atau besar) memiliki faktor bobot
berbasis 103.
Sekarang kita uji bilangan desimal 1597(10), angka dalam
setiap posisi dikalikan dengan prioritas aktor bobot:
Jadi 159710 adalah setara atau ekivalen dengan 7 + 90 +
500 + 1000. angka subscript 10 dibawah 1597
menyatakan bahwa bilangan tersebut menggunakan
sistem ataupun cara desimal (berbasis 10). karena umum,
angka 10 tidak perlu ditulis.
2. Sistem Bilangan Biner
Komputer digital menggunakan sistem bilangan
biner. Bilangan biner atau bilangan berbasis 2
hanya menggunakan digit 1 dan 0. adanya 1 dan
0 disebut dengan binary digit atau bit. Dalam
rangkaian elektronika komputer, bit 0 dinyatakan
sebagai tegangan rendah (Low), sedangkan bit 1
dinyatakan sebagai tegangan tinggi (High).
Bilangan terdepan dalam hal ini, yaitu: 1 disebut
Most Significant bit (MSB) atau bit yang paling
berarti atau paling besar. Sedangkan bilangan
paling belakang dalam hal ini, yaitu 0, disebut
dengan Least Significant Bit (LSB) atau bit yang
paling tidak berarti atau yang terkecil. Angka 2
pada bilangan 1100 (2), menunjukkan bahwa
bilangan tersebut menggunakan sistem biner.
Faktor bobot dari sistem bilangan biner
2… 27 26 25 24 23 22 21 20 2-1 2-2 2-3 2…
…. 128 64 32 16 8 4 2 1 1/2 1/4 1/8 ….
0,5 0,25 0,125
Konversi Biner ke Desimal
Cara menyelesaikannya: kalikan setiap bit pada bilangan biner
dengan faktor bobot terdekat dan jumlahkan hasilnya.
Konversi Desimal ke Biner
Cara menyelesaikannya:
• Untuk angka bulat, dengan cara membagi dengan 2 secara berulang-ulang
terhadap bilangan desimal yang akan kita ubah. Kemudian kita tulis hasil
bagi dan sisanya pada setiap pembagian dilakukan.
• Untuk angka berkoma, dengan cara mengalikan dengan 2 secara berulang-
ulang hingga angka dibelakang koma sama dengan 0.
Penjumlahan Bilangan Biner
Bilangan biner juga dapat dijumlahkan sebagaimana
dapat kita lakukan untuk bilangan desimal, adapun
aturan penjumlahan bilangan biner sebagai berikut:
Aturan: 0 + 0 = 0
0 + 1 = 1
1 + 0 = 1
1 + 1 = 0 simpan 1
1 + 1 + 1 = 1 simpan 1
Contoh:
Dalampenjumlahanbinerterdapatangka yang di simpan
, makaakandijumlahdengantingkatandiatasnya,
lihatcontohberikut:
1011(2) + 11110(2) = ⋯
1 1 (simpan)
1 0 1 1 bilangan pertama (11)
1 0 0 1 1 bilangan kedua (19)
1 1 1 1 0 hasil penjumlahan(30)
+
Pengurangan Bilangan Biner
Pengurangan biner pada prinsipnya hampir sama
dengan penjumlahan biner, bila pengurang lebih besar
dari bilangan yang dikurangi maka perlu adanya
pinjaman. Aturan dalam pengurangan bilangan biner
adalah sebagai berikut:
Aturan: 1 – 0 = 1
1 – 1 = 0
0 – 0 = 0
0 – 1 = 1 pinjam 1
Contoh: 11011(2) − 10101 2 = ⋯
1 pinjam
1 1 0 1 1 bilangan pertama (23)
1 0 1 0 1 bilangan kedua (21)
0 0 0 1 0 hasil pengurangan(2)
1 0 1 0
0 1 1 0 -
0 1 0 0
Coba kerjakan kemudian maju ke depan…..
1. 85(10) = … … .(2)
2. 111001(2) = … … .(10)
3. 10011(2) + 10001 2 = ⋯
4. 11111(2) − 10101 2 = ⋯
3. SISTEM BILANGAN OKTAL (Bilangan Berbasis 8)
Sistem bilangan oktal menggunakan metode
pengelompokan bilangan biner menjadi tiga bit per
kelompok. Delapan angka yang diperkenankan dalam
bilangan oktal adalah: 0, 1, 2, 3, 4, 5, 6, dan 7.
Faktor bobot dari sistem bilangan oktal:
8… 84 83 82 81 80 8-1 8-2 8-3 8…
….. 4096 512 64 8 1 1/8 1/64 1/512 ….
0,125 0,0156 0,00195
Tabel konversi bilangan desimal, biner, dan oktal
Desimal Biner Oktal
0 000 0
1 001 1
2 010 2
3 011 3
4 100 4
5 101 5
6 110 6
7 111 7
8 1000 10
9 1001 11
10 1010 12
Dan seterusnya….
Konversi Oktal ke Desimal
Konversi Desimal ke Oktal
Konversi Biner Ke Oktal
Caranya:
Bilangan biner dikelompokan menjadi tiga-tiga
digitnya kemudian dituliskan nilainya, maka
konversi biner ke oktal kita peroleh:
Konversi Oktal ke Biner
Caranya : Setiap digit bilangan oktal diubah menjadi tiga digit bilangan
biner
4. SISTEM BILANGAN HEXADESIMAL (Bilangan
Berbasis 16)
Bilangan hexadesimal (sering disebut dengan
Hexa) digunakan dalam sistem mikroprosesor. Bilangan
ini jauh lebih singkat dibanding dengan bilangan biner.
Dengan Hexa, data biner yang panjang dapat
diperpendek. Hal ini memudahkan penulisan dan
penghafalan.
Hexadesimal menggunakan digit 16 perbedaan
dan metode pengelompokan bilangan biner dalam 4
kelompok. Karena digit hexa harus dinyatakan dengan
sebuah karakter tunggal, maka dipakailah beberapa
huruf untuk menyatakan nilai yang lebih besar dari 9.
berikut 16 digit hexa, yaitu: 0, 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, A,
B, C, D, E, dan F. Untuk menunjukkan sebuah bilangan
hexa, sebuah subscript 16 atau huruf H digunakan
(seperti A7(16) atau A7H.
SISTEM BILANGAN DIGITAL
SISTEM BILANGAN DIGITAL
SISTEM BILANGAN DIGITAL
SISTEM BILANGAN DIGITAL
SISTEM BILANGAN DIGITAL
SISTEM BILANGAN DIGITAL
SISTEM BILANGAN DIGITAL

More Related Content

Similar to SISTEM BILANGAN DIGITAL

OPERASI SISTEM BILANGAN.ppt
OPERASI SISTEM BILANGAN.pptOPERASI SISTEM BILANGAN.ppt
OPERASI SISTEM BILANGAN.pptAsyerMilala
 
02 aritmetika cara komputer
02 aritmetika cara komputer02 aritmetika cara komputer
02 aritmetika cara komputerArman Tan
 
1sistem bilangan dhbo
1sistem bilangan dhbo1sistem bilangan dhbo
1sistem bilangan dhboachieasik89
 
Sistem Bilangan (modul 1)
Sistem Bilangan (modul 1)Sistem Bilangan (modul 1)
Sistem Bilangan (modul 1)Raflyzon Lie
 
Organisasi Komputer Materi 3 dan 4
Organisasi Komputer Materi 3 dan 4 Organisasi Komputer Materi 3 dan 4
Organisasi Komputer Materi 3 dan 4 Mandarwarman Faisal
 
Modul 2 kb 1 elektronika digital final
Modul 2 kb 1 elektronika digital finalModul 2 kb 1 elektronika digital final
Modul 2 kb 1 elektronika digital finalPPGHybrid2
 
1sistem bilangan dhbo
1sistem bilangan dhbo1sistem bilangan dhbo
1sistem bilangan dhboAhMad FirMan
 
Sistem bilangan biner
Sistem bilangan binerSistem bilangan biner
Sistem bilangan binerTAK Nama
 
Sistem Informasi - Sistem Bilangan dan Kode
Sistem Informasi - Sistem Bilangan dan KodeSistem Informasi - Sistem Bilangan dan Kode
Sistem Informasi - Sistem Bilangan dan KodeDavid Adi Nugroho
 
Sistem bilangan dan kode
Sistem bilangan dan kodeSistem bilangan dan kode
Sistem bilangan dan kodeRizma Ariyani
 
Modul 1-sistem-bilangan
Modul 1-sistem-bilanganModul 1-sistem-bilangan
Modul 1-sistem-bilanganMirhan Siregar
 
sistem bilangan dan kode (2).pptx pertemuan ke 2
sistem bilangan dan kode (2).pptx pertemuan ke 2sistem bilangan dan kode (2).pptx pertemuan ke 2
sistem bilangan dan kode (2).pptx pertemuan ke 2RezaPahlawan26
 

Similar to SISTEM BILANGAN DIGITAL (20)

Bab 1 siskom
Bab 1 siskomBab 1 siskom
Bab 1 siskom
 
OPERASI SISTEM BILANGAN.ppt
OPERASI SISTEM BILANGAN.pptOPERASI SISTEM BILANGAN.ppt
OPERASI SISTEM BILANGAN.ppt
 
02 aritmetika cara komputer
02 aritmetika cara komputer02 aritmetika cara komputer
02 aritmetika cara komputer
 
1sistem bilangan dhbo
1sistem bilangan dhbo1sistem bilangan dhbo
1sistem bilangan dhbo
 
1sistem bilangan dhbo
1sistem bilangan dhbo1sistem bilangan dhbo
1sistem bilangan dhbo
 
Sistem Bilangan (modul 1)
Sistem Bilangan (modul 1)Sistem Bilangan (modul 1)
Sistem Bilangan (modul 1)
 
Punya leli
Punya leliPunya leli
Punya leli
 
Organisasi Komputer Materi 3 dan 4
Organisasi Komputer Materi 3 dan 4 Organisasi Komputer Materi 3 dan 4
Organisasi Komputer Materi 3 dan 4
 
ppt BAB 1.pptx
ppt BAB 1.pptxppt BAB 1.pptx
ppt BAB 1.pptx
 
Presentation Simbil.pptx
Presentation Simbil.pptxPresentation Simbil.pptx
Presentation Simbil.pptx
 
Sitem Bilangan Digital
Sitem Bilangan DigitalSitem Bilangan Digital
Sitem Bilangan Digital
 
Modul 2 kb 1 elektronika digital final
Modul 2 kb 1 elektronika digital finalModul 2 kb 1 elektronika digital final
Modul 2 kb 1 elektronika digital final
 
1sistem bilangan-dhbo
1sistem bilangan-dhbo1sistem bilangan-dhbo
1sistem bilangan-dhbo
 
1sistem bilangan dhbo
1sistem bilangan dhbo1sistem bilangan dhbo
1sistem bilangan dhbo
 
Sistem bilangan biner
Sistem bilangan binerSistem bilangan biner
Sistem bilangan biner
 
Sistem Informasi - Sistem Bilangan dan Kode
Sistem Informasi - Sistem Bilangan dan KodeSistem Informasi - Sistem Bilangan dan Kode
Sistem Informasi - Sistem Bilangan dan Kode
 
Sistem bilangan dan kode
Sistem bilangan dan kodeSistem bilangan dan kode
Sistem bilangan dan kode
 
Modul 1-sistem-bilangan
Modul 1-sistem-bilanganModul 1-sistem-bilangan
Modul 1-sistem-bilangan
 
Pti mtr06
Pti mtr06Pti mtr06
Pti mtr06
 
sistem bilangan dan kode (2).pptx pertemuan ke 2
sistem bilangan dan kode (2).pptx pertemuan ke 2sistem bilangan dan kode (2).pptx pertemuan ke 2
sistem bilangan dan kode (2).pptx pertemuan ke 2
 

Recently uploaded

Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggeraksupriadi611
 
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptx
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptxMateri Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptx
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptxc9fhbm7gzj
 
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau tripletMelianaJayasaputra
 
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptxTopik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptxsyafnasir
 
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfKelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfCloverash1
 
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptxKesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptxDwiYuniarti14
 
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...MarwanAnugrah
 
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptxMODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptxarnisariningsih98
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...Kanaidi ken
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASKurniawan Dirham
 
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional DuniaKarakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional DuniaNadia Putri Ayu
 
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docxLembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docxbkandrisaputra
 
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptxPPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptxalalfardilah
 
Model Manajemen Strategi Public Relations
Model Manajemen Strategi Public RelationsModel Manajemen Strategi Public Relations
Model Manajemen Strategi Public RelationsAdePutraTunggali
 
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdfLAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdfChrodtianTian
 
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajiiEdukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajiiIntanHanifah4
 
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxDESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxFuzaAnggriana
 
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5KIKI TRISNA MUKTI
 
Membuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam Kelas
Membuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam KelasMembuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam Kelas
Membuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam KelasHardaminOde2
 
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)3HerisaSintia
 

Recently uploaded (20)

Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
 
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptx
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptxMateri Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptx
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptx
 
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
 
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptxTopik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
 
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfKelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
 
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptxKesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
 
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
 
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptxMODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
 
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional DuniaKarakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
 
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docxLembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
 
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptxPPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
 
Model Manajemen Strategi Public Relations
Model Manajemen Strategi Public RelationsModel Manajemen Strategi Public Relations
Model Manajemen Strategi Public Relations
 
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdfLAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
 
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajiiEdukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
 
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxDESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
 
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
 
Membuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam Kelas
Membuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam KelasMembuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam Kelas
Membuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam Kelas
 
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
 

SISTEM BILANGAN DIGITAL

  • 2. SISTEM BILANGAN Untuk memudahkan proses pengolahan data digital, besaran digital disajikan dalam beberapa sistem bilangan. Pada rangkaian logika, ada 4 sistem bilangan yang digunakan, yaitu: 1. Sistem bilangan Desimal Mempunyai sepuluh buah simbol bilangan, yaitu: 0, 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9. 2. Sistem bilangan Biner Mempunyai dua buah simbol bilangan, yaitu: 0 dan 1. 3. Sistem bilangan Oktal Mempunyai delapan buah simbol bilangan, yaitu: 0, 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7. 4. Sistem bilangan Hexadesimal Mempunyai 16 buah simbol bilangan, yaitu: 0,1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, A, B, C, D, E, dan F.
  • 3. 1. Sistem Bilangan Desimal Sistim desimal, atau 10 angka dasar, adalah sistem angka yang digunakan tiap hari untuk melakukan penghitungan matematika, seperti menghitung perubahan, mengukur, menyatakan waktu, dan seterusnya. Sistim angka desimal menggunakan sepuluh digit yang mencakup 0, 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, dan 9.
  • 4. 10… 103 102 101 100 10-1 10-2 10… ….. 1000 100 10 1 1/101 1/102 … 0,1 0,01 Faktor bobot dari sistem bilangan desimal:
  • 5. Contoh: Dalam sebuah bilangan desimal empat digit 1597, posisi yang paling kanan (paling tidak berarti atau kecil) memiliki sebuah faktor bobot berbasis 100, dan posisi yang paling kiri (paling berarti atau besar) memiliki faktor bobot berbasis 103.
  • 6. Sekarang kita uji bilangan desimal 1597(10), angka dalam setiap posisi dikalikan dengan prioritas aktor bobot: Jadi 159710 adalah setara atau ekivalen dengan 7 + 90 + 500 + 1000. angka subscript 10 dibawah 1597 menyatakan bahwa bilangan tersebut menggunakan sistem ataupun cara desimal (berbasis 10). karena umum, angka 10 tidak perlu ditulis.
  • 7. 2. Sistem Bilangan Biner Komputer digital menggunakan sistem bilangan biner. Bilangan biner atau bilangan berbasis 2 hanya menggunakan digit 1 dan 0. adanya 1 dan 0 disebut dengan binary digit atau bit. Dalam rangkaian elektronika komputer, bit 0 dinyatakan sebagai tegangan rendah (Low), sedangkan bit 1 dinyatakan sebagai tegangan tinggi (High).
  • 8. Bilangan terdepan dalam hal ini, yaitu: 1 disebut Most Significant bit (MSB) atau bit yang paling berarti atau paling besar. Sedangkan bilangan paling belakang dalam hal ini, yaitu 0, disebut dengan Least Significant Bit (LSB) atau bit yang paling tidak berarti atau yang terkecil. Angka 2 pada bilangan 1100 (2), menunjukkan bahwa bilangan tersebut menggunakan sistem biner.
  • 9. Faktor bobot dari sistem bilangan biner 2… 27 26 25 24 23 22 21 20 2-1 2-2 2-3 2… …. 128 64 32 16 8 4 2 1 1/2 1/4 1/8 …. 0,5 0,25 0,125
  • 10. Konversi Biner ke Desimal Cara menyelesaikannya: kalikan setiap bit pada bilangan biner dengan faktor bobot terdekat dan jumlahkan hasilnya.
  • 11. Konversi Desimal ke Biner Cara menyelesaikannya: • Untuk angka bulat, dengan cara membagi dengan 2 secara berulang-ulang terhadap bilangan desimal yang akan kita ubah. Kemudian kita tulis hasil bagi dan sisanya pada setiap pembagian dilakukan. • Untuk angka berkoma, dengan cara mengalikan dengan 2 secara berulang- ulang hingga angka dibelakang koma sama dengan 0.
  • 12.
  • 13. Penjumlahan Bilangan Biner Bilangan biner juga dapat dijumlahkan sebagaimana dapat kita lakukan untuk bilangan desimal, adapun aturan penjumlahan bilangan biner sebagai berikut: Aturan: 0 + 0 = 0 0 + 1 = 1 1 + 0 = 1 1 + 1 = 0 simpan 1 1 + 1 + 1 = 1 simpan 1
  • 14. Contoh: Dalampenjumlahanbinerterdapatangka yang di simpan , makaakandijumlahdengantingkatandiatasnya, lihatcontohberikut: 1011(2) + 11110(2) = ⋯ 1 1 (simpan) 1 0 1 1 bilangan pertama (11) 1 0 0 1 1 bilangan kedua (19) 1 1 1 1 0 hasil penjumlahan(30) +
  • 15. Pengurangan Bilangan Biner Pengurangan biner pada prinsipnya hampir sama dengan penjumlahan biner, bila pengurang lebih besar dari bilangan yang dikurangi maka perlu adanya pinjaman. Aturan dalam pengurangan bilangan biner adalah sebagai berikut: Aturan: 1 – 0 = 1 1 – 1 = 0 0 – 0 = 0 0 – 1 = 1 pinjam 1
  • 16. Contoh: 11011(2) − 10101 2 = ⋯ 1 pinjam 1 1 0 1 1 bilangan pertama (23) 1 0 1 0 1 bilangan kedua (21) 0 0 0 1 0 hasil pengurangan(2) 1 0 1 0 0 1 1 0 - 0 1 0 0
  • 17. Coba kerjakan kemudian maju ke depan….. 1. 85(10) = … … .(2) 2. 111001(2) = … … .(10) 3. 10011(2) + 10001 2 = ⋯ 4. 11111(2) − 10101 2 = ⋯
  • 18. 3. SISTEM BILANGAN OKTAL (Bilangan Berbasis 8) Sistem bilangan oktal menggunakan metode pengelompokan bilangan biner menjadi tiga bit per kelompok. Delapan angka yang diperkenankan dalam bilangan oktal adalah: 0, 1, 2, 3, 4, 5, 6, dan 7. Faktor bobot dari sistem bilangan oktal: 8… 84 83 82 81 80 8-1 8-2 8-3 8… ….. 4096 512 64 8 1 1/8 1/64 1/512 …. 0,125 0,0156 0,00195
  • 19. Tabel konversi bilangan desimal, biner, dan oktal Desimal Biner Oktal 0 000 0 1 001 1 2 010 2 3 011 3 4 100 4 5 101 5 6 110 6 7 111 7 8 1000 10 9 1001 11 10 1010 12 Dan seterusnya….
  • 20. Konversi Oktal ke Desimal
  • 22. Konversi Biner Ke Oktal Caranya: Bilangan biner dikelompokan menjadi tiga-tiga digitnya kemudian dituliskan nilainya, maka konversi biner ke oktal kita peroleh:
  • 23.
  • 24. Konversi Oktal ke Biner Caranya : Setiap digit bilangan oktal diubah menjadi tiga digit bilangan biner
  • 25. 4. SISTEM BILANGAN HEXADESIMAL (Bilangan Berbasis 16) Bilangan hexadesimal (sering disebut dengan Hexa) digunakan dalam sistem mikroprosesor. Bilangan ini jauh lebih singkat dibanding dengan bilangan biner. Dengan Hexa, data biner yang panjang dapat diperpendek. Hal ini memudahkan penulisan dan penghafalan. Hexadesimal menggunakan digit 16 perbedaan dan metode pengelompokan bilangan biner dalam 4 kelompok. Karena digit hexa harus dinyatakan dengan sebuah karakter tunggal, maka dipakailah beberapa huruf untuk menyatakan nilai yang lebih besar dari 9. berikut 16 digit hexa, yaitu: 0, 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, A, B, C, D, E, dan F. Untuk menunjukkan sebuah bilangan hexa, sebuah subscript 16 atau huruf H digunakan (seperti A7(16) atau A7H.