2. ORGANIZATIONAL
CULTURE
Menurut Alvesson & Sveningson (2008) budaya organisasi merupakan cara berpikir seseorang ataupun kelompok mengenai pengurangan atau pemberlakuan suatu tradisi dengan cara tertentu
yang disepakati bersama.
3. Kinicki , & Fucate (2018).
Manfaat
Budaya
Organis
asi
Menetapkan
identitas organisasi.
Membuat dan
mendorong
komitmen bersama.
Memastikan
stabilitas sistem
sosial.
Bertindak sebagai
perangkat
(penyaring) dalam
meninjau tiap-tiap
budaya yang ada
dilingkungan.
4. Berdasarkan
Hofstede et al.
1990
Karakteristik Budaya:
1. Budaya adalah holistic dan mengacu pada fenomena yang tidak dapat dikurangi (menjadi
tunggal) disampaikan melalui tradisi dan kebiasaan.
2. Budaya adalah inert dan sulit untuk diubah ; orang cenderung mempertahankan nilai-nilai tradisi
mereka.
3. Kebudayaan adalah pembangun jembatan ; dihasilkan oleh individu dan melebar menciptakan
budaya baru melalui kelompok-kelompok .
4. Budaya merupakan istilah dari mitos, ritual, symbol dan istilah antropologi serupa yang
digunakan untuk mengklasifikasikan budaya satu dengan lainnya.
5. Budaya yang paling umum mengacu pada cara berpikir mengenai suatu hal yang terlihat dan
terorganisasi.
6. Budaya juga mengekspresikan bahasa, cerita dan mitos baik dalam berupa upacara adat maupun
ekspresi fisik berupa arsitektur dan perilaku.
5. B a g aimana n i l ai -nilai
b u d aya d a p at m e l ampaui d a n
m e n yebabkan
p e r bedaan,sehingga
m e m pengaruhi p e r ilaku d a l am
o r g anisasi ?
Menurut Schermon, Osborn, Uhl Bien , & Hunt
(2012).
1. Kekuatan Jarak: seberapa
banyak dan luasnya ketersediaan
individu atau kelompok dalam
penerimaan budaya baru seperti
penerimaan status, dan perbedaan
kekuasaan (hirarki).
II. Menghindari Ketidakpastian:
merupakan kecenderungan
budaya terhadap
ketidaknyamanan dengan risiko
dan ketidakjelasan.
III. Kolektivisme Individual:
kecenderungan budaya untuk
menekankan kepentingan individu
atau kelompok.
IV. Maskulinitas :
kecenderungan budaya untuk
menghargai sifat khas seseorang.
V. Orientasi Jangka Pendek/Panjang:
kecenderungan budaya untuk
menekankan nilai ukuran yang berkaitan
dengan masa depan seperti, kelahiran,
kegigihan dan nilai.
6. Workforce
Diversity,
Multiculturalism,a
nd Inclusion Keberagaman kerja menggambarkan bagaimana
individu yang berbeda atribut seperti usia, ras, jenis
kelamin, orientasi seksual, suku, agama dan lainnya.
Multikulturalisme memaksudkan pluralisme dan
respek keberagaman ditempat kerja.
Inklusi tingkat dimana budaya sebuah organisasi
mampu menghargai dan menghormati keberagaman
dari budaya dan perbedaan.
Schermon, Osborn, Uhl Bien , & Hunt (2012).
7. Socializing
and
Mentoring
Socializing proses dimana individu mendapatkan
pengetahuan, kemampuan, sikap, dan perilaku yang
dibutuhkan dalam asumsi peranan pekerja. 3 fase
dalam socializing yaitu rekrutmen, meeting, dan
Kinicki , & Fucate (2018).
Mentoring adalah suatu prosespengembangan hubungan
pemindahan dan pengaturan secara intensif antara
karyawan dengan psikolog atau senior dengan junior.
Mentoring junga memiliki beberapa manfaat diantaranya
yaitu dapat memproses kecerdasan emosi, dan
meningkatkan hubungan dengan level kualitas jangka
panjang.
8. 3 Fase
dalam
socializi
ng
1
2
3
Mengantisipasi kenyataan, kebutuhan dan kesanggupan akan keterampilan seseorang
terhadap kebutuhan dan nilai-nilai tujuan industri atau organisasi.
Mengelola konflik, peran, dan menggabungkan definisi peran dengan mencari dinamika
antar kelompok.
Menyelesaikan tuntutan peran bersaing dalam menguasai norma-norma dan nilai kelompok
diinternalisasi.
9. Pustaka
Daftar
Mats alluesson , & Stefan Svenningsson (2008). Changing Organizational Culture: Cultural Change
Work In Progress
Cameron , & Quinn (2011). Diagnosing and Changing Organizational Culture 3rd Edition.
Kinicki , & Fucate (2018). Organizational Behavior : A Practical, Problem-Solving Approach 2nd
Edition.
Schermon, Osborn, Uhl Bien , & Hunt (2012). Organizational Behavior 12th Edition.