SlideShare a Scribd company logo
1 of 41
DALIL – DALIL MENGENAI:
WAJIBNYA KHILAFAH (Bagian 2)
KH. MUH. SHIDDIQ AL-JAWI, S.Si, M.SI
(Founder Institut Mu’amalah Indonesia)
Pokok Bahasan
DALIL – DALIL AL-QUR’AN WAJIBNYA
KHILAFAH
Ayat-Ayat Yang Pelaksanaannya
Ditugaskan Secara Khusus Hanya
Kepada Seorang Khalifah (Imam)
QS Al Baqarah: 30
QS An Nisa’ : 58
QS An Nisa’ : 59
QS Al Maidah: 48 dan 49
DALIL – DALIL AL-QUR’AN
WAJIBNYA KHILAFAH
QS AL BAQARAH :
30
‫تعاىل‬ ‫هللا‬ ‫قال‬
( :
ِ‫ل‬
َ
‫ك‬ُّ‫ب‬ َ
‫ر‬ َ‫ال‬
َ
‫ق‬
ْ
‫ذ‬ِ‫إ‬ َ
‫و‬
ِّ
‫ن‬ِ‫إ‬ ِ
‫ة‬
َ
‫ك‬ِ‫ئ‬
َٰٓ َ
‫ل‬ َ‫م‬
ْ
‫ل‬
‫ة‬
َ
‫يف‬ِ‫ل‬
َ
‫خ‬ ِ
‫ض‬ ْ
‫ر‬
َ ْ
‫ٱْل‬ ِ
ّ
‫ف‬ ٌ‫ل‬ ِ
‫اع‬ َ
‫ج‬
[ )
‫الب‬
‫قرة‬
:
30
.]
“Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para
Malaikat: "Sesungguhnya Aku hendak menjadikan
seorang khalifah di muka bumi."
(QS Al Baqarah : 30).
QS AL BAQARAH :
30
‫ي‬
‫القرطب‬ ‫اإلمام‬ ‫قال‬
( :
‫ي‬
ّ
‫ف‬ ‫أصل‬ ‫اآلية‬ ‫وهذه‬
‫لتجتمع‬ ،‫ويطاع‬ ‫له‬ ‫يسمع‬ ‫وخليفة‬ ‫إمام‬ ‫نصب‬
‫الخليفة‬ ‫أحكام‬ ‫به‬ ‫وتنفذ‬ ،‫الكلمة‬ ‫به‬
[ ).
‫القرط‬
، ‫ي‬
‫ب‬
‫ج‬ ،‫آن‬
‫القر‬ ‫ْلحكام‬ ‫الجامع‬
1
‫ص‬
81
.]
Imam Al Qurthubi berkata,“Ayat ini adalah dasar
dalam pengangkatan seorang Imam atau Khalifah
yang didengar dan ditaati, agar terjadi kesatuan
pendapat umat dan agar dapat diterapkan hukum-
hukum Khalifah."
(Imam Al Qurthubi, Al Jami’ li Ahkam Al Qur`an, Juz I, hlm. 81).
QS AL BAQARAH :
30 Analisis Wajhul Istidlal (cara memahami dalil)
 Cara memahami ayat di atas, yaitu QS Al
Baqarah : 30, khususnya pemaknaan kata
“khalifah”, menggunakan pemaknaan secara
dalaalah muthaabaqah.
 Dalaalah Muthaabaqah adalah pemaknaan
suatu kata yang mencakup semua yang
dikandung oleh kata itu.
(‘Atha bin Khalil, Taisir Al Wushul Ila Al Ushul,
hlm.154; M. Husain Abdullah, Al Wadhih fi Ushul Al
Fiqh, hlm. 353)
QS AL BAQARAH :
30
 Contoh pemaknaan secara dalaalah
muthaabaqah, pemaknaan kata “shadaqah”
yang terdapat dalam QS Al Baqarah : 264, yang
mencakup semua kata “shaqadah” baik
shadaqah sunnah maupun shadaqah wajib
(zakat).
 Firman Allah SWT :
َ
‫د‬ َ
‫ص‬ ‫وا‬
ُ
‫ل‬ ِ
‫ط‬ْ‫ب‬
ُ
‫ت‬
َ
‫َل‬ ‫وا‬
ُ
‫ن‬ َ‫آم‬ َ
‫ين‬ ِ
‫ذ‬
َّ
‫ال‬ ‫ا‬ َ
‫ه‬ُّ‫ي‬
َ
‫أ‬ ‫يا‬
‫ى‬
َ
‫ذ‬
َ ْ
‫اْل‬ َ
‫و‬ ِ
‫ن‬ َ‫م‬
ْ
‫ال‬ِ‫ب‬ ‫م‬
ُ
‫ك‬ِ‫ات‬
َ
‫ق‬
“Hai orang-orang yang beriman, janganlah
kamu membatalkan (pahala) shadaqah-
shadaqahmu, dengan menyebut-nyebutnya dan
menyakiti (perasaan si penerima). (QS Al
Baqarah : 264).
QS AL BAQARAH :
30
 Pemaknaan secara dalaalah muthaabaqah,
berbeda dengan pemaknaan dalaalah at
tadhammun, yaitu pemaknaan suatu kata yang
hanya mencakup sebagian makna yang
dikandung oleh kata itu.
(‘Atha bin Khalil, Taisir Al Wushul Ila Al Ushul, hlm.154;
M. Husain Abdullah, Al Wadhih fi Ushul Al Fiqh, hlm. 353)
 Contoh dalaalah at tadhammun, pemaknaan
kata “shadaqah” dalam QS At Taubah : 60,
yang hanya berarti “shadaqah yang wajib”
(zakat) saja.
QS AL BAQARAH :
30
 Firman Allah SWR
َ
‫س‬ َ‫م‬
ْ
‫ٱل‬ َ
‫و‬ ِ‫ء‬
ٓ
‫ا‬َ
‫ر‬
َ
‫ق‬
ُ
‫ف‬
ْ
‫ل‬ِ‫ل‬
ُ
‫ت‬
َ
‫ق‬
َ
‫د‬ َّ
‫ٱلص‬ ‫ا‬ َ‫م‬
َّ
‫ن‬ِ‫إ‬
َ
‫ه‬ْ‫ي‬
َ
‫ل‬
َ
‫ع‬ َّ
‫ي‬ِ‫ل‬ ِ
‫م‬ َ‫ع‬
ْ
‫ٱل‬ َ
‫و‬ ِ
ّ
‫ي‬ ِ
‫ك‬
ِ
‫ة‬
َ
‫ف‬
َّ
‫ل‬
َ
‫ؤ‬ ُ‫م‬
ْ
‫ٱل‬ َ
‫و‬ ‫ا‬
َ
‫و‬ َّ
‫ي‬ ِ
‫م‬ِ
‫ر‬
َ
‫غ‬
ْ
‫ٱل‬ َ
‫و‬ ِ
‫اب‬
َ
‫ق‬ِ
‫ٱلر‬ ِ
ّ
‫ف‬ َ
‫و‬ ْ
‫م‬ ُ
‫ه‬ ُ‫وب‬
ُ
‫ل‬
ُ
‫ق‬
‫ٱل‬ ِ
‫ن‬ْ‫ٱب‬ َ
‫و‬ ِ
َّ
‫ٱَّلل‬ ِ
‫يل‬ِ‫ب‬ َ
‫س‬ ِ
ّ
‫ف‬
ۖ ِ
‫يل‬ِ‫ب‬ َّ
‫س‬
َ
‫ح‬ ٌ
‫يم‬ِ‫ل‬ َ‫ع‬ ُ َّ
‫ٱَّلل‬ َ
‫و‬ ۗ ِ
َّ
‫ٱَّلل‬ َ
‫ن‬ ِ‫م‬ ‫ة‬
َ
‫يض‬ِ
‫ر‬
َ
‫ف‬
ٌ
‫يم‬ ِ
‫ك‬
“Sesungguhnya zakat-zakat itu, hanyalah untuk
orang-orang fakir, orang-orang miskin, pengurus-
pengurus zakat, para mu'allaf yang dibujuk hatinya,
untuk (memerdekakan) budak, orang-orang yang
berhutang, untuk jalan Allah dan untuk mereka
yuang sedang dalam perjalanan, sebagai suatu
ketetapan yang diwajibkan Allah, dan Allah Maha
Mengetahui lagi Maha Bijaksana.” (QS At Taubah :
60)
QS AL BAQARAH :
30
 Demikian pula, cara memahami kata “khalifah”
dalam QS Al Baqarah : 30 tadi.
 Pemaknaan yang digunakan oleh Imam
Qurthubi, adalah pemaknaan secara dalaalah
muthaabaqah,
 Yaitu, kata “khalifah” dalam ayat tersebut
mencakup semua makna “khalifah”, yaitu :
 Pertama, khalifatullah fil ardhi (yaitu
khalifah sebagai pengganti Allah di muka
bumi).
 Kedua, khalifatu rasulillah (yaitu khalifah
dalam arti pengganti Rasulullah sebagai
pemimpin negara Khilafah).
QS AL BAQARAH :
30
 Maka dari itu, makna “khalifah” dalam QS Al
Baqarah : 30 tadi, secara syar’i memang absah
jika diartikan “khalifah” sebagai pemimpin
Negara Khilafah,
 Jadi kata “khalifah” dalam QS Al Baqarah : 30
tidak tepat jika dibatasi hanya pada pengertian
“khalifatullah fil ardhi” semata.
 Demikianlah, maka ayat QS Al Baqarah : 30
tersebut, memang layak untuk dijadikan salah
satu dalil yang mewajibkan pengangkatan
khalifah (nashbul khalifah) dalam Negara
Khilafah, sebagaimana penafsiran Imam
Qurthubi. Wallahu a’lam
QS AL BAQARAH :
30
 Maka dari itu, makna “khalifah” dalam QS Al
Baqarah : 30 tadi, secara syar’i memang absah
jika diartikan “khalifah” sebagai pemimpin
Negara Khilafah,
 Jadi kata “khalifah” dalam QS Al Baqarah : 30
tidak tepat jika dibatasi hanya pada pengertian
“khalifatullah fil ardhi” semata.
 Demikianlah, maka ayat QS Al Baqarah : 30
tersebut, memang layak untuk dijadikan salah
satu dalil yang mewajibkan pengangkatan
khalifah (nashbul khalifah) dalam Negara
Khilafah, sebagaimana penafsiran Imam
Qurthubi. Wallahu a’lam
QS. AN NISA’ [4]: 58
QS
AN NISA’ : 58 ‫تعاىل‬ ‫هللا‬ ‫قال‬
( :
ُ
‫ت‬
ْ
‫ن‬
َ
‫أ‬ ْ
‫م‬
ُ
‫ك‬ُ
‫ر‬ ُ‫م‬
ْ
‫أ‬َ‫ي‬ َ َّ
‫اَّلل‬
َّ
‫ن‬ِ‫إ‬
ْ
‫ه‬
َ
‫أ‬
َ
‫ىل‬ِ‫إ‬ ِ
‫ات‬
َ
‫ان‬ َ‫م‬
َ ْ
‫اْل‬ ‫وا‬
ُّ
‫د‬
َ
‫ؤ‬
‫ا‬ َ
‫ه‬ِ‫ل‬
ُ
‫ك‬ ْ
‫ح‬
َ
‫ت‬
ْ
‫ن‬
َ
‫أ‬ ِ
‫اس‬
َّ
‫الن‬ َّ ْ
‫ي‬َ‫ب‬ ْ
‫م‬
ُ
‫ت‬ ْ‫م‬
َ
‫ك‬ َ
‫ح‬ ‫ا‬
َ
‫ذ‬ِ‫إ‬ َ
‫و‬
ِ
‫ع‬ِ‫ن‬ َ َّ
‫اَّلل‬
َّ
‫ن‬ِ‫إ‬ ِ
‫ل‬
ْ
‫د‬ َ‫ع‬
ْ
‫ال‬ِ‫ب‬ ‫وا‬ ُ‫م‬
‫ا‬ َّ‫م‬
َ‫ب‬ ‫ا‬ ً‫يع‬ ِ
‫م‬ َ
‫س‬
َ
‫ان‬
َ
‫ك‬ َ َّ
‫اَّلل‬
َّ
‫ن‬ِ‫إ‬ ِ
‫ه‬ِ‫ب‬ ْ
‫م‬
ُ
‫ك‬
ُ
‫ظ‬ ِ
‫ع‬َ‫ي‬
‫ا‬ً
‫ر‬ ِ
‫ص‬
[ )
‫النساء‬
:
58
.]
“Sesungguhnya Allah menyuruh kamu
menyampaikan amanat kepada yang berhak
menerimanya, dan (menyuruh kamu) apabila
menetapkan hukum di antara manusia supaya
kamu menetapkan dengan adil. Sesungguhnya Allah
memberi pengajaran yang sebaik-baiknya
kepadamu. Sesungguhnya Allah adalah Maha
Mendengar lagi Maha Melihat.” (QS An Nisa` : 58).
QS
AN NISA’ : 58
‫اآلية‬ ‫هذه‬ ‫من‬ ‫االستدالل‬ ‫ووجه‬
:
‫باْلمر‬ ‫الخطاب‬ ‫توجه‬ ‫فقد‬
،‫اْلمانات‬ ‫جميع‬ ‫ي‬
ّ
‫ف‬ ‫عام‬ ‫وهذا‬ ‫أهلها‬ ‫إىل‬ ‫اْلمانات‬ ‫بأداء‬
‫أمانة‬ ‫يعة‬ ‫ر‬
‫بالش‬ ‫والحكم‬ ،‫أمانة‬ ‫يعة‬ ‫ر‬
‫والش‬ ‫أمانة‬ ‫فالدين‬
) ...
(
‫يعة‬ ‫ر‬
‫الش‬ ‫تحكيم‬ ‫وجوب‬ ‫كتابه‬ ‫ي‬
ّ
‫ف‬ ‫القطاع‬ ‫خليل‬ ‫اع‬
ّ
‫من‬
‫ص‬ ‫اإلسالمية‬
126
(
‫ْلن‬ ،‫خليفة‬ ‫نصب‬ ‫تستوجب‬ ‫اإلسالمية‬ ‫يعة‬ ‫ر‬
‫بالش‬ ‫والحكم‬
‫ه‬
‫خليفة‬ ‫بنصب‬ ‫إال‬ ‫اإلسالمية‬ ‫يعة‬ ‫ر‬
‫بالش‬ ‫الحكم‬ ‫يتم‬ ‫ال‬
ّ
‫للمسلمي‬
‫نصب‬ ‫وجوب‬ ‫عىل‬ ‫أهلها‬ ‫إىل‬ ‫اْلمانات‬ ‫بأداء‬‫اْلمر‬ ‫هذا‬ ‫فدل‬
ّ
‫للمسلمي‬ ‫خليفة‬
QS
AN NISA’ : 58
 Wajhul istidlal (cara memahami dalil) sbb :
 Allah SWT telah mengarahkan khithab untuk
menunaikan berbagai amanat ini kepada ahlinya, dan
amanah ini maknanya umum meliputi semua amanah.
 Agama Islam itu adalah amanah, syariah adalah
amanah, menjalankan hukum Syariah Islam juga
amanah. (Manna’ Khalil Al Qaththan, Wujub Tahkim Al
Syariah, hlm. 126)
 Menjalankan hukum Syariah Islam ini menuntut
pengangkatan seorang khalifah bagi kaum muslimin,
karena menjalankan hukum Syariah Islam ini tidak
mungkin terlaksana kecuali dengan pengangkatan
seorang khalifah bagi kaum muslimin.
 Maka perintah menunaikan amanah ini menunjukkan
wajibnya mengangkat seorang Khalifah bagi kaum
muslimin.
QS
AN NISA’ : 58
 Analisis Wajhul Istidlal :
 Cara memahami ayat di atas, yaitu QS An
Nisa` : 58, disebut dalalatul iltizam,
 Yaitu menarik suatu makna yang berupa
makna dzihni (pemahaman dalam pikiran),
yang merupakan konsekuensi logis dari
makna lafzhi (pemahaman lafal secara
harfiyah).
 Makna lafzhi-nya, wajib menunaikan
amanah secara umum (termasuk amanah
menjalankan Syariah Islam). Makna dzihni-
nya, wajib mengangkat khalifah untuk
menjalankan Syariah Islam itu.
QS
AN NISA’ : 58  Syaikh Muhammad Husain Abdullah dalam
kitab Ushul Fiqihnya berkata :
‫ي‬
ّ
‫اللفظ‬ ّ
‫للمعب‬ ‫المالزم‬ ‫ي‬
ّ
‫الذهب‬ ّ
‫المعب‬ ‫هو‬ ‫ام‬ّ
‫اإللر‬ ‫داللة‬
Dalalatul iltizam adalah suatu makna yang ada
dalam pikiran (makna dzihni) yang merupakan
konsekuensi logis dari makna lafzhi (makna
yang diambil dari ayat atau hadis secara
harfiyah).
(Muhammad Husain, Abdullah, Al Wadhih fi Ushul Al Fiqh, hlm.
354)
BAGAN
DALALATUL
ILTIZAM
LAFAL
(AYAT ATAU HADITS)
MAKNA LAFZHI
(MAKNA HARFIYAH)
MAKNA DZHINI
(KONSEKUENSI LOGIS
DARI MAKNA LAFZHI)
QS
AN NISA’ : 58
 Contoh Dalalatul iltizam :
 Kewajiban mendirikan akademi militer dan pabrik alutsista
(alat utama sistem persenjataan), yang dipahami dari
Firman Allah SWT :
ِ
‫ر‬ ‫ن‬ ِ
‫م‬ َ
‫و‬ ٍ‫ة‬ َّ
‫و‬
ُ
‫ق‬ ‫ن‬ ِ‫م‬ ‫م‬
ُ
‫ت‬ ْ‫ع‬
َ
‫ط‬
َ
‫ت‬ ْ
‫ٱس‬ ‫ا‬ َّ‫م‬ ‫م‬ ُ
‫ه‬
َ
‫ل‬
۟
‫وا‬
ُّ
‫د‬ ِ
‫ع‬
َ
‫أ‬ َ
‫و‬
َ
‫ع‬‫ۦ‬ ِ‫ه‬ِ‫ب‬
َ
‫ون‬ُ‫ب‬ ِ
‫ه‬ْ
‫ر‬
ُ
‫ت‬ ِ
‫ل‬ْ‫ي‬
َ
‫خ‬
ْ
‫ٱل‬ ِ
‫اط‬َ‫ب‬
ِ
َّ
‫ٱَّلل‬ َّ
‫و‬
ُ
‫د‬
ُ
‫ه‬
َ
‫ون‬ ُ‫م‬
َ
‫ل‬ ْ‫ع‬
َ
‫ت‬
َ
‫َل‬ ْ
‫م‬ ِ‫ه‬ِ‫ون‬
ُ
‫د‬ ‫ن‬ ِ
‫م‬ َ
‫ين‬ِ
‫ر‬
َ
‫اخ‬َ‫ء‬ َ
‫و‬ ْ
‫م‬
ُ
‫ك‬َّ
‫و‬
ُ
‫د‬
َ
‫ع‬ َ
‫و‬
ُ
‫ق‬ ِ
‫نف‬
ُ
‫ت‬ ‫ا‬ َ‫م‬ َ
‫و‬ ۚ ْ
‫م‬ ُ
‫ه‬ ُ‫م‬
َ
‫ل‬ ْ‫ع‬َ‫ي‬ ُ َّ
‫ٱَّلل‬ ُ
‫م‬
‫ن‬ ِ
‫م‬
۟
‫وا‬
ُ
‫نت‬
َ
‫أ‬ َ
‫و‬ ْ
‫م‬
ُ
‫ك‬ْ‫ي‬
َ
‫ل‬ِ‫إ‬
َّ
‫ف‬ َ
‫و‬ُ‫ي‬ ِ
َّ
‫ٱَّلل‬ ِ
‫يل‬ِ‫ب‬ َ
‫س‬ ِ
ّ
‫ف‬ ٍ‫ء‬ ْ َ‫ر‬
‫ش‬
َ
‫ون‬ ُ‫م‬
َ
‫ل‬
ْ
‫ظ‬
ُ
‫ت‬
َ
‫َل‬ ْ
‫م‬
“Dan siapkanlah untuk menghadapi mereka kekuatan apa
saja yang kamu sanggupi dan dari kuda-kuda yang
ditambat untuk berperang (yang dengan persiapan itu)
kamu menggentarkan musuh Allah dan musuhmu dan
orang orang selain mereka yang kamu tidak
mengetahuinya; sedang Allah mengetahuinya. Apa saja
yang kamu nafkahkan pada jalan Allah niscaya akan
dibalasi dengan cukup kepadamu dan kamu tidak akan
dianiaya (dirugikan).” (QS Al Anfaal : 60)
QS
AN NISA’ : 58  Firman Allah SWT dalam QS Al Anfaal ayat 60
tersebut itu, disebut lafal ayat,
 Makna lafzhi ayat ini, wajib hukumnya kaum
muslimin melakukan I’dad (mempersiapkan diri
untuk berperang).
 Makna dzihni ayat ini, wajib hukumnya ada
akademi militer dan pabrik alutsista, untuk
I’dad tersebut.
(Abdul Qadim Zallum, Al Amwal fi Daulah Al Khilafah, hlm.
128).
QS
AN NISA’ : 58  Selain memahami ayat secara Dalalatul iltizam,
ayat ini (QS Al Nisa` : 58), ayat ini juga
dipahami dengan kaidah ushuliyah untuk
bentuk kata umum (shighat al ‘aam), untuk
kata “al amaanaat”.
 Kata ‫ات‬
َ
‫ان‬ َ‫م‬
َ ْ
‫اْل‬ merupakan bentuk kata isim jamak
yang dima’rifatkan dengan alim laf jinsiyyah
atau alif lam istighriqiyyah, yang merupakan
salah bentuk kata umum (min shiyagh al
‘umum).
QS
AN NISA’ : 58  Kata Syekh ‘Atha` bin Khalil :
‫اقية‬‫ر‬‫اإلستغ‬‫أو‬ ‫الجنسية‬ ‫بأل‬ ‫المعرف‬ ‫الجمع‬ ‫العموم‬ ‫صيغ‬ ‫من‬
‫تعاىل‬ ‫قوله‬ ‫ي‬
ّ
‫ف‬ ‫الرجال‬ ‫لفظ‬ ‫مثل‬
:
‫ترك‬ ‫مما‬ ‫نصيب‬ ‫للرجال‬
‫نصيب‬ ‫وللنساء‬ ‫واْلقربون‬ ‫الوالدن‬
(
‫النساء‬
:
7
)
“Termasuk bentuk kata umum, adalah isim jamak
yang dima’rifatkan dengan alif lam jinsiyyah atau alif
lam istighraqiyyah, seperti kata “ar rijaal” dalam
firman Allah SWT dalam QS An Nisaa` : 7”.
(Syekh ‘Atha` bin Khalil, Taisiir Al Wushuul Ilaa Al Ushuul,
hlm. 203).
QS AN NISA’ [4]: 59
QS AN-NISA’
[4]: 59 ‫تعاىل‬ ‫هللا‬ ‫قال‬
:
ِ
‫ط‬
َ
‫أ‬
ْ
‫وا‬
ُ
‫ن‬ َ‫آم‬ َ
‫ين‬ ِ
‫ذ‬
َّ
‫ال‬ ‫ا‬ َ
‫ه‬ُّ‫ي‬
َ
‫أ‬ ‫ا‬َ‫ي‬ ﴿
ْ
‫وا‬ ُ‫يع‬ ِ
‫ط‬
َ
‫أ‬ َ
‫و‬ َ ‫ه‬
‫اَّلل‬
ْ
‫وا‬ ُ‫يع‬
‫اآلية‬ ﴾ ْ
‫م‬
ُ
‫نك‬ ِ
‫رم‬ ْ‫م‬
َ
‫اْل‬ ‫ي‬ ِ
‫ىل‬ ْ
‫و‬
ُ
‫أ‬ َ
‫و‬ َ‫ول‬ ُ
‫س‬َّ
‫الر‬
[
‫النساء‬
:
59
.]
“Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah
dan taatilah Rasul (Nya), dan ulil amri di antara
kamu…” (QS An Nisaa` : 59).
 Yang dimaksud “ulil amri” ( ‫ي‬ ِ
‫ىل‬ ْ
‫و‬
ُ
‫أ‬
‫ر‬ ْ‫م‬
َ
‫اْل‬
) dalam ayat
itu adalah pemimpin (umara) dan ‘ulama.
(Ibnu Jarir Ath Thabari, Tafsir Ath Thabari, Juz V, hlm. 141).
QS AN-NISA’
[4]: 59
‫اآلية‬ ‫هذه‬ ‫من‬ ‫االستدالل‬ ‫ووجه‬
:
‫أوجب‬ ‫سبحانه‬ ‫هللا‬ ‫أن‬
‫واْلمر‬ ، ‫اْلئمة‬ ‫وهم‬ ‫منهم‬ ‫اْلمر‬ ‫ي‬
‫أوىل‬ ‫طاعة‬ ّ
‫المسلمي‬ ‫عىل‬
‫تعاىل‬ ‫هللا‬ ‫ْلن‬ ، ‫اْلمر‬ ‫ي‬
‫وىل‬ ‫نصب‬ ‫وجوب‬ ‫عىل‬ ‫دليل‬ ‫بالطاعة‬
‫وجوده‬ ‫من‬ ‫طاعة‬ ‫يفرض‬ ‫وال‬ ، ‫له‬ ‫وجود‬ ‫ال‬ ‫من‬ ‫بطاعة‬ ‫يأمر‬ ‫ال‬
‫عىل‬ ‫فدل‬ ، ‫بإيجاده‬ ‫اْلمر‬ ‫ي‬
ّ
‫يقتض‬ ‫بطاعته‬ ‫فاْلمر‬ ، ‫مندوب‬
‫عليهم‬ ‫واجب‬ ّ
‫للمسلمي‬ ‫إمام‬ ‫إيجاد‬ ‫أن‬
(
‫السنة‬ ‫أهل‬ ‫عند‬ ‫العظىم‬ ‫اإلمامة‬ ، ‫ي‬
‫الدميج‬ ‫هللا‬ ‫عبد‬
‫ص‬ ‫والجماعة‬
47
‫الشخصية‬ ، ‫ي‬
ّ
‫النبهان‬ ‫الدين‬ ‫ي‬
‫تق‬،
‫ج‬ ‫اإلسالمية‬
2
‫ص‬
14
)
QS AN-NISA’
[4]: 59
 Wajhul istidlal (cara memahami dalil) sbb :
 Allah SWT telah mewajibkan kaum muslimin untuk
mentaati ulil amri di antara mereka, yaitu para
Imam.
 Perintah untuk mentaati ulil amri itu adalah dalil
untuk mengangkat ulil amri, sebab tak mungkin
Allah memerintahkan taat kepada pihak yang tidak
ada, dan tidak mungkin pula Allah mewajibkan
mentaati orang yang keberadaannya hanya
disunnahkan (mandub).
 Maka perintah mentaati itu menghendaki adanya
perintah untuk meng-ada-kan ulil amri.
 Maka perintah ini menunjukkan wajibnya
mengangkat seorang Imam bagi kaum muslimin.
 (Abdullah Ad Dumaiji, Al Imamah Al ‘Uzhma ‘Inda Ahlis Sunnah
wal Jamaah, h. 47; Taqiyuddin An Nabhani, Al Syakhshiyyah Al
Islamiyyah, Juz II, hlm. 14).
QS AN-NISA’
[4]: 59
 Analisis Wajhul Istidlal :
 Cara memahami ayat di atas, yaitu QS An
Nisa` : 59, disebut dalalatul iltizam,
 Yaitu menarik suatu makna yang berupa
makna dzihni (pemahaman dalam pikiran),
yang merupakan konsekuensi logis dari
makna lafzhi (pemahaman lafal secara
harfiyah).
 Makna lafzhi-nya, wajib mentaati Ulil Amri.
Makna dzihni-nya, wajib mengangkat Ulil
Amri.
 (Muhammad Husain, Abdullah, Al Wadhih fi Ushul Al Fiqh, hlm.
354)
QS AL MA`IDAH [5] : 48
DAN AL MA`IDAH [5] 49
QS AL MA`IDAH
[5] : 48 DAN AL
MA`IDAH [5] 49 ‫تعاىل‬ ‫هللا‬ ‫قال‬
:
َ
‫أ‬ ‫ا‬ َ‫م‬ِ‫ب‬ ‫م‬ ُ
‫ه‬
َ
‫ن‬ْ‫ي‬َ‫ب‬ ‫م‬
ُ
‫ك‬ ْ
‫اح‬
َ
‫ف‬ ﴿
ُ ‫ه‬
‫اَّلل‬ َ‫ل‬َ
‫نز‬
ِ‫ب‬
َّ
‫ت‬
َ
‫ت‬
َ
‫ال‬ َ
‫و‬
ْ‫ع‬
‫اآلي‬ ﴾
ِ
‫ق‬ َ
‫ح‬
ْ
‫ال‬ َ
‫ن‬ ِ
‫م‬
َ
‫اءك‬ َ
‫ج‬ ‫ا‬ َّ‫م‬
َ
‫ع‬ ْ
‫م‬
ُ
‫اءه‬ َ
‫و‬
ْ
‫ه‬
َ
‫أ‬
‫ة‬
[
‫المائدة‬
:
48
.]
“Maka tegakkanlah hukum di antara mereka
menurut apa yang Allah turunkan dan janganlah
kamu mengikuti hawa nafsu mereka dengan
meninggalkan kebenaran yang telah datang
kepadamu.” (QS Al Maidah : 48).
QS AL MA`IDAH
[5] : 48 DAN AL
MA`IDAH [5] 49
‫تعاىل‬ ‫هللا‬ ‫قال‬
:
﴿
َ‫م‬ِ‫ب‬ ‫م‬ ُ
‫ه‬
َ
‫ن‬ْ‫ي‬َ‫ب‬ ‫م‬
ُ
‫ك‬ ْ
‫اح‬ ِ
‫ن‬
َ
‫أ‬ َ
‫و‬
ُ ‫ه‬
‫اَّلل‬ َ‫ل‬َ
‫نز‬
َ
‫أ‬ ‫ا‬
َ
‫ال‬ َ
‫و‬
َ‫ي‬ ‫ن‬
َ
‫أ‬ ْ
‫م‬
ُ
‫ه‬ ْ
‫ر‬
َ
‫ذ‬ ْ
‫اح‬ َ
‫و‬ ْ
‫م‬
ُ
‫اءه‬ َ
‫و‬
ْ
‫ه‬
َ
‫أ‬ ْ‫ع‬ِ‫ب‬
َّ
‫ت‬
َ
‫ت‬
َ
‫نز‬
َ
‫أ‬ ‫ا‬ َ‫م‬ ِ
‫ض‬ ْ‫ع‬َ‫ب‬ ‫ن‬
َ
‫ع‬
َ
‫وك‬
ُ
‫ن‬ِ‫ت‬
ْ
‫ف‬
َ‫ل‬
‫اآلية‬ ﴾
َ
‫ك‬ْ‫ي‬
َ
‫ل‬ِ‫إ‬ ُ ‫ه‬
‫اَّلل‬
[
‫المائدة‬
:
94
.]
“Dan tegakkanlah hukum di antara mereka
menurut apa yang diturunkan Allah, dan janganlah
kamu mengikuti hawa nafsu mereka. Dan berhati-
hatilah kamu terhadap mereka, supaya mereka
tidak memalingkan kamu dari sebahagian apa yang
telah diturunkan Allah kepadamu…”
(QS Al Maidah : 49).
QS AL MA`IDAH
[5] : 48 DAN AL
MA`IDAH [5] 49
‫اآلية‬ ‫هذه‬ ‫من‬ ‫االستدالل‬ ‫ووجه‬
:
‫لرسو‬ ‫تعاىل‬ ‫هللا‬ ‫من‬‫اْلمر‬ ‫فهذا‬
‫له‬
‫هللا‬ ‫أنزل‬ ‫بما‬ ّ
‫المسلمي‬ ّ
‫بي‬ ‫يحكم‬ ‫بأن‬ ‫وسلم‬ ‫عليه‬ ‫هللا‬ ‫صىل‬
-
‫أي‬
‫عه‬ ‫ر‬
‫بش‬
-
‫ْلمته‬ ‫خطاب‬ ‫وسلم‬ ‫عليه‬ ‫هللا‬ ‫صىل‬ ‫الرسول‬ ‫وخطاب‬ ،
‫التخصي‬ ‫عىل‬ ‫دليل‬ ‫يرد‬ ‫لم‬ ‫وهنا‬ ، ‫به‬ ‫يخصصه‬ ‫دليل‬ ‫يرد‬ ‫لم‬ ‫ما‬
، ‫ص‬
‫هللا‬ ‫أنزل‬ ‫بما‬ ‫الحكم‬ ‫بإقامة‬ ‫ا‬ ً‫جميع‬ ّ
‫للمسلمي‬ ‫ا‬ً‫خطاب‬ ‫فيكون‬
‫إىل‬
‫إمام‬ ‫بنصب‬ ‫إال‬ ‫هللا‬ ‫أنزل‬ ‫بما‬ ‫الحكم‬ ‫إقامة‬ ‫يمكن‬ ‫وال‬ ، ‫القيامة‬ ‫يوم‬
‫وظائفه‬ ‫من‬ ‫ذلك‬ ‫ْلن‬ ،‫ذلك‬ ‫يتوىل‬
...
‫اآلم‬ ‫اآليتان‬ ‫هاتان‬ ‫فتكون‬
‫رتان‬
‫ذلك‬ ‫يتوىل‬ ‫إمام‬ ‫نصب‬ ‫وجوب‬ ‫عىل‬ ‫دليال‬ ‫هللا‬ ‫أنزل‬ ‫بما‬ ‫بالحكم‬
(
‫والجماعة‬ ‫السنة‬ ‫أهل‬ ‫عند‬ ‫العظىم‬ ‫اإلمامة‬ ، ‫ي‬
‫الدميج‬ ‫هللا‬ ‫عبد‬
‫ص‬
48
‫ج‬ ‫اإلسالمية‬ ‫الشخصية‬ ، ‫ي‬
ّ
‫النبهان‬ ‫الدين‬ ‫ي‬
‫تق‬،
2
‫ص‬
13
)
QS AL MA`IDAH
[5] : 48 DAN AL
MA`IDAH [5] 49
 Wajhul istidlal (cara memahami dalil) sbb :
 Ini adalah perintah Allah SWT kepada Rasul-Nya
untuk menegakkan hukum di antara kaum
muslimin dengan apa yang diturunkan Allah,
yaitu dengan Syariat-Nya.
 Khithab dari Allah kepada Rasul-Nya adalah juga
khithab kepada umatnya, selama tidak terdapat
dalil yang mengkhususkan khithab hanya untuk
Rasul-Nya.
 Di sini tidak terdapat dalil pengkhususan khithab
kepada Rasul, maka ini adalah khithab kepada
kaum muslimin semuanya untuk menegakkan
hukum yang diturunkan Allah, hingga Hari
Kiamat.
QS AL MA`IDAH
[5] : 48 DAN AL
MA`IDAH [5] 49
 Dan menegakkan hukum [yang diturunkan Allah]
tidaklah mungkin berlangsung kecuali dengan
mengangkat seorang Imam (Khalifah) yang
memegang urusan itu, karena ini adalah salah
tugas Imam Khalifah) itu.
 Maka dua ayat yang memerintahkan menegakkan
hukum yang diturunkan oleh Allah, adalah dalil
yang mewajibkan mengangkat seorang Imam
(Khalifah) yang akan melakukan tugas tersebut.
 (Abdullah Ad Dumaiji, Al Imamah Al ‘Uzhma ‘Inda Ahlis Sunnah wal
Jamaah, h. 48; Taqiyuddin An Nabhani, Al Syakhshiyyah Al
Islamiyyah, Juz II, hlm. 13)
QS AL MA`IDAH
[5] : 48 DAN AL
MA`IDAH [5] 49
 Analisis Wajhul istidlal (cara memahami dalil) :
 Cara memahami dua ayat di atas, menggunakan
dalalatul iltizam, yaitu:
 Lafal ayat dua ayat tersebut, menghasilkan makna
lafzhi, yaitu kewajiban menegakkan hukum yang
diturunkan Allah.
 Selanjutnya, makna lafzhi ini menuntut adanya
makna dzihni, yaitu makna dalam pikiran kita
yang menjadi konsekuensi logisnya, yaitu wajib
ada seseorang yang diangkat untuk memimpin
penegakan hukum yang diturunkan Allah itu,
yaitu seorang Imam (Khalifah).
QS AL MA`IDAH
[5] : 48 DAN AL
MA`IDAH [5] 49
 Selain itu, cara memahami dua ayat di atas, juga
menggunakan kaidah ushuliyah mengenai
keumuman dalil, yang berbunyi :
‫ما‬ ‫ْلمته‬ ‫خطاب‬ ‫وسلم‬ ‫عليه‬ ‫هللا‬ ‫صىل‬ ‫الرسول‬ ‫وخطاب‬
‫به‬ ‫يخصصه‬ ‫دليل‬ ‫يرد‬ ‫لم‬
“Khithab dari Allah kepada Rasul-Nya [perintah atau
larangan dari Allah] adalah juga khithab kepada
umatnya, selama tidak terdapat dalil yang
mengkhususkan khithab tersebut hanya untuk Rasul-
Nya.”
 (Taqiyuddin An Nabhani, Al Syakhshiyyah Al Islamiyyah, Juz III
(Ushul Fiqh), hlm. 246).
AYAT-AYAT YANG PELAKSANAANNYA DITUGASKAN
SECARA KHUSUS HANYA KEPADA SEORANG
KHALIFAH (IMAM)
AYAT-AYAT
LAINNYA
 ‫قال‬
‫الشيخ‬
‫عبد‬
‫هللا‬
، ‫ي‬
‫الدميج‬
‫اإلمامة‬
‫العظىم‬
‫عند‬
‫أهل‬
‫السنة‬
‫والجماعة‬
‫ص‬
49
:
 ‫ومن‬
‫اْلدلة‬
‫آنية‬
‫ر‬‫الق‬
‫ا‬
ً
‫أيض‬
(
‫عىل‬
‫وجوب‬
‫نصب‬
‫إمام‬
)
‫جميع‬
‫آيات‬
‫الحدود‬
‫والقصاص‬
‫ونحوها‬
‫من‬
‫اْلحكام‬
‫ي‬
‫الب‬
‫يلزم‬
‫القيام‬
‫بها‬
‫وجود‬
‫اإلمام‬
.
 Telah berkata Syaikh Abdullah Ad Dumaiji dalam
kitabnya Al Imamah Al ‘Uzhma ‘Inda Ahlis Sunnah
wal Jama’ah hlm. 49 :
 “Di antara dalil-dalil Al Qur`an juga mengenai
wajibnya mengangkat seorang Imam (Khalifah) adalah
semua ayat tentang huduud, qishash, dan hukum-
hukum semisalnya yang pelaksanaannya mewajibkan
adanya seorang Imam (Khalifah).”
AYAT-AYAT
LAINNYA
 Contohnya :
1) Ayat tentang kewajiban qishash (QS Al
Baqarah : 178)
2) Ayat tentang kewajiban potong tangan bagi
pencuri (QS Al Maidah : 38)
3) Ayat tentang kewajiban hukuman cambuk
bagi pezina ghairu muhshon (belum
menikah) (QS An Nuur : 2)
4) Ayat hukuman untuk penuduh zina (QS An
Nuur : 4). Dan lain-lain.
 Ayat-ayat tersebut tidak boleh dilaksanakan
oleh individu, karena memang ditugaskan
khusus kepada seorang Imam (Khalifah).
AYAT-AYAT
LAINNYA
 Dalam kitab Al Mausu’ah Al Fiqhiyyah Al
Kuwaitiyyah disebutkan :
‫نائبه‬‫أو‬ ‫اإلمام‬ ‫إال‬ ‫الحد‬ ‫يقيم‬ ‫ال‬ ‫أنه‬ ‫عىل‬ ‫الفقهاء‬ ‫اتفق‬ ‫وقد‬
“Para fuqoha telah sepakat bahwa tidak boleh ada
yang melaksanakan sanksi huduud, kecuali Imam
(Khalifah) atau wakilnya.”
(Al Mausu’ah Al Fiqhiyyah Al Kuwaitiyyah, Juz V, hlm.
280).
 Maka ayat-ayat yang terkait dengan hudud, dan
semisalnya, berarti telah mewajibkan
pengangkatan seorang Imam (Khalifah) agar
dapat terlaksana. Wallahu a’lam.
Akun Official USAJ
https://t.me/shiddiqaljawi
www.fissilmi-kaffah.com
ustadzshiddiqaljawi@gmail.com
www.shiddiqaljawi.com
Fb.com/mshiddiqaljawi
Twitter.com/shiddiqaljawi

More Related Content

Similar to Dalil Wajibnya Khilafah Bag. 2.pptx

Membentuk-Pribadi-Muslim-Yang-Sehat-dan-Produktif-Bersama-Al-Quran-New.pdf
Membentuk-Pribadi-Muslim-Yang-Sehat-dan-Produktif-Bersama-Al-Quran-New.pdfMembentuk-Pribadi-Muslim-Yang-Sehat-dan-Produktif-Bersama-Al-Quran-New.pdf
Membentuk-Pribadi-Muslim-Yang-Sehat-dan-Produktif-Bersama-Al-Quran-New.pdf
KhadijahMurad1
 
Sumber syariah (muhammad hakim bin mohd shokri)
Sumber syariah (muhammad hakim bin mohd shokri)Sumber syariah (muhammad hakim bin mohd shokri)
Sumber syariah (muhammad hakim bin mohd shokri)
Dania Azmy
 
KEPEMIMPINAN DALAM ISLAM.pptx
KEPEMIMPINAN DALAM ISLAM.pptxKEPEMIMPINAN DALAM ISLAM.pptx
KEPEMIMPINAN DALAM ISLAM.pptx
DeddyBrata2
 
Presentasi Ushul Fiqh 5 (Quran Sunnah)
Presentasi Ushul Fiqh 5 (Quran Sunnah)Presentasi Ushul Fiqh 5 (Quran Sunnah)
Presentasi Ushul Fiqh 5 (Quran Sunnah)
Marhamah Saleh
 

Similar to Dalil Wajibnya Khilafah Bag. 2.pptx (20)

09. AMTSAL AL-QURAN.pptx
09. AMTSAL AL-QURAN.pptx09. AMTSAL AL-QURAN.pptx
09. AMTSAL AL-QURAN.pptx
 
Istiqomah
IstiqomahIstiqomah
Istiqomah
 
Sakînah
SakînahSakînah
Sakînah
 
Funsi al-qur'an dan hadist
Funsi al-qur'an dan hadistFunsi al-qur'an dan hadist
Funsi al-qur'an dan hadist
 
Sakînah
SakînahSakînah
Sakînah
 
Istiqomah 2
Istiqomah 2Istiqomah 2
Istiqomah 2
 
Membentuk-Pribadi-Muslim-Yang-Sehat-dan-Produktif-Bersama-Al-Quran-New.pdf
Membentuk-Pribadi-Muslim-Yang-Sehat-dan-Produktif-Bersama-Al-Quran-New.pdfMembentuk-Pribadi-Muslim-Yang-Sehat-dan-Produktif-Bersama-Al-Quran-New.pdf
Membentuk-Pribadi-Muslim-Yang-Sehat-dan-Produktif-Bersama-Al-Quran-New.pdf
 
Lailatul qadr, malam sejuta makna
Lailatul qadr, malam sejuta maknaLailatul qadr, malam sejuta makna
Lailatul qadr, malam sejuta makna
 
Tugas pendidikan agama islam uas
Tugas pendidikan agama islam   uasTugas pendidikan agama islam   uas
Tugas pendidikan agama islam uas
 
Amr,larangan (m.yasir habibie)
Amr,larangan (m.yasir habibie)Amr,larangan (m.yasir habibie)
Amr,larangan (m.yasir habibie)
 
Asmaul Qur'an: Mengenal Fungsi Al-Qur'an
Asmaul Qur'an: Mengenal Fungsi Al-Qur'anAsmaul Qur'an: Mengenal Fungsi Al-Qur'an
Asmaul Qur'an: Mengenal Fungsi Al-Qur'an
 
Sumber Syariah
Sumber SyariahSumber Syariah
Sumber Syariah
 
Sumber syariah (muhammad hakim bin mohd shokri)
Sumber syariah (muhammad hakim bin mohd shokri)Sumber syariah (muhammad hakim bin mohd shokri)
Sumber syariah (muhammad hakim bin mohd shokri)
 
Al-Qur'an Hadits
Al-Qur'an HaditsAl-Qur'an Hadits
Al-Qur'an Hadits
 
Al mukhbitun-01
Al mukhbitun-01Al mukhbitun-01
Al mukhbitun-01
 
KEPEMIMPINAN DALAM ISLAM.pptx
KEPEMIMPINAN DALAM ISLAM.pptxKEPEMIMPINAN DALAM ISLAM.pptx
KEPEMIMPINAN DALAM ISLAM.pptx
 
Dokumen tanpa judul (3).docx
Dokumen tanpa judul (3).docxDokumen tanpa judul (3).docx
Dokumen tanpa judul (3).docx
 
Ratib al-haddad
Ratib al-haddadRatib al-haddad
Ratib al-haddad
 
Mengenal Rasulullah SAW
Mengenal Rasulullah SAWMengenal Rasulullah SAW
Mengenal Rasulullah SAW
 
Presentasi Ushul Fiqh 5 (Quran Sunnah)
Presentasi Ushul Fiqh 5 (Quran Sunnah)Presentasi Ushul Fiqh 5 (Quran Sunnah)
Presentasi Ushul Fiqh 5 (Quran Sunnah)
 

Recently uploaded

SK PANITIA PELAKSANA IHT SMPN 2 KEMPAS KECAMATAN KEMPAS
SK PANITIA PELAKSANA IHT SMPN 2 KEMPAS KECAMATAN KEMPASSK PANITIA PELAKSANA IHT SMPN 2 KEMPAS KECAMATAN KEMPAS
SK PANITIA PELAKSANA IHT SMPN 2 KEMPAS KECAMATAN KEMPAS
susilowati82
 
Materi Bid PPM Bappeda Sos Pemutakhiran IDM 2024 di kec Plumbon.pptx
Materi Bid PPM Bappeda Sos Pemutakhiran  IDM 2024 di kec Plumbon.pptxMateri Bid PPM Bappeda Sos Pemutakhiran  IDM 2024 di kec Plumbon.pptx
Materi Bid PPM Bappeda Sos Pemutakhiran IDM 2024 di kec Plumbon.pptx
AvivThea
 
Power point materi IPA pada materi unsur
Power point materi IPA pada materi unsurPower point materi IPA pada materi unsur
Power point materi IPA pada materi unsur
DoddiKELAS7A
 
perwalian IKLIM SEKOLAH AMAN Mencegah Intoleransi.pptx
perwalian IKLIM SEKOLAH AMAN Mencegah Intoleransi.pptxperwalian IKLIM SEKOLAH AMAN Mencegah Intoleransi.pptx
perwalian IKLIM SEKOLAH AMAN Mencegah Intoleransi.pptx
Mas PauLs
 
Penjelasan Asmaul Khomsah bahasa arab nahwu
Penjelasan Asmaul Khomsah bahasa arab nahwuPenjelasan Asmaul Khomsah bahasa arab nahwu
Penjelasan Asmaul Khomsah bahasa arab nahwu
Khiyaroh1
 
MATERI Projek Kreatif Kewirausahaan kelas XI SMK.pptx
MATERI Projek Kreatif Kewirausahaan kelas XI SMK.pptxMATERI Projek Kreatif Kewirausahaan kelas XI SMK.pptx
MATERI Projek Kreatif Kewirausahaan kelas XI SMK.pptx
randikaakbar11
 

Recently uploaded (20)

Materi Kimfar Asam,Basa,Buffer dan Garam
Materi Kimfar Asam,Basa,Buffer dan GaramMateri Kimfar Asam,Basa,Buffer dan Garam
Materi Kimfar Asam,Basa,Buffer dan Garam
 
SK PANITIA PELAKSANA IHT SMPN 2 KEMPAS KECAMATAN KEMPAS
SK PANITIA PELAKSANA IHT SMPN 2 KEMPAS KECAMATAN KEMPASSK PANITIA PELAKSANA IHT SMPN 2 KEMPAS KECAMATAN KEMPAS
SK PANITIA PELAKSANA IHT SMPN 2 KEMPAS KECAMATAN KEMPAS
 
UAS Matematika kelas IX 2024 HK_2024.pdf
UAS Matematika kelas IX 2024 HK_2024.pdfUAS Matematika kelas IX 2024 HK_2024.pdf
UAS Matematika kelas IX 2024 HK_2024.pdf
 
MODUL AJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM & BUDI PEKERTI (PAIBP) KELAS 6.pdf
MODUL AJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM & BUDI PEKERTI (PAIBP) KELAS 6.pdfMODUL AJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM & BUDI PEKERTI (PAIBP) KELAS 6.pdf
MODUL AJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM & BUDI PEKERTI (PAIBP) KELAS 6.pdf
 
Aksi Nyata Modul 1.3 Visi Guru penggerak
Aksi Nyata Modul 1.3 Visi Guru penggerakAksi Nyata Modul 1.3 Visi Guru penggerak
Aksi Nyata Modul 1.3 Visi Guru penggerak
 
Lokakarya tentang Kepemimpinan Sekolah 1.pptx
Lokakarya tentang Kepemimpinan Sekolah 1.pptxLokakarya tentang Kepemimpinan Sekolah 1.pptx
Lokakarya tentang Kepemimpinan Sekolah 1.pptx
 
P5 Gaya Hidup berkelanjutan gaya hidup b
P5 Gaya Hidup berkelanjutan gaya hidup bP5 Gaya Hidup berkelanjutan gaya hidup b
P5 Gaya Hidup berkelanjutan gaya hidup b
 
Materi Bid PPM Bappeda Sos Pemutakhiran IDM 2024 di kec Plumbon.pptx
Materi Bid PPM Bappeda Sos Pemutakhiran  IDM 2024 di kec Plumbon.pptxMateri Bid PPM Bappeda Sos Pemutakhiran  IDM 2024 di kec Plumbon.pptx
Materi Bid PPM Bappeda Sos Pemutakhiran IDM 2024 di kec Plumbon.pptx
 
Materi Penggolongan Obat Undang-Undang Kesehatan
Materi Penggolongan Obat Undang-Undang KesehatanMateri Penggolongan Obat Undang-Undang Kesehatan
Materi Penggolongan Obat Undang-Undang Kesehatan
 
Power point materi IPA pada materi unsur
Power point materi IPA pada materi unsurPower point materi IPA pada materi unsur
Power point materi IPA pada materi unsur
 
Demokrasi dan Pendidikan Demokrasi kwn ppt.ppt
Demokrasi dan Pendidikan Demokrasi kwn ppt.pptDemokrasi dan Pendidikan Demokrasi kwn ppt.ppt
Demokrasi dan Pendidikan Demokrasi kwn ppt.ppt
 
PELAKSANAAN + Link2 MATERI Training_ "AUDIT INTERNAL + SISTEM MANAJEMEN MUTU ...
PELAKSANAAN + Link2 MATERI Training_ "AUDIT INTERNAL + SISTEM MANAJEMEN MUTU ...PELAKSANAAN + Link2 MATERI Training_ "AUDIT INTERNAL + SISTEM MANAJEMEN MUTU ...
PELAKSANAAN + Link2 MATERI Training_ "AUDIT INTERNAL + SISTEM MANAJEMEN MUTU ...
 
perwalian IKLIM SEKOLAH AMAN Mencegah Intoleransi.pptx
perwalian IKLIM SEKOLAH AMAN Mencegah Intoleransi.pptxperwalian IKLIM SEKOLAH AMAN Mencegah Intoleransi.pptx
perwalian IKLIM SEKOLAH AMAN Mencegah Intoleransi.pptx
 
AKUNTANSI INVESTASI PD SEKURITAS UTANG.pptx
AKUNTANSI INVESTASI PD SEKURITAS UTANG.pptxAKUNTANSI INVESTASI PD SEKURITAS UTANG.pptx
AKUNTANSI INVESTASI PD SEKURITAS UTANG.pptx
 
Penjelasan Asmaul Khomsah bahasa arab nahwu
Penjelasan Asmaul Khomsah bahasa arab nahwuPenjelasan Asmaul Khomsah bahasa arab nahwu
Penjelasan Asmaul Khomsah bahasa arab nahwu
 
Informatika Latihan Soal Kelas Tujuh.pptx
Informatika Latihan Soal Kelas Tujuh.pptxInformatika Latihan Soal Kelas Tujuh.pptx
Informatika Latihan Soal Kelas Tujuh.pptx
 
MODUL AJAR SENI TARI KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI TARI KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR SENI TARI KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI TARI KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
MODUL AJAR SENI RUPA KELAS 2 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI RUPA KELAS 2 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR SENI RUPA KELAS 2 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI RUPA KELAS 2 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
MATERI Projek Kreatif Kewirausahaan kelas XI SMK.pptx
MATERI Projek Kreatif Kewirausahaan kelas XI SMK.pptxMATERI Projek Kreatif Kewirausahaan kelas XI SMK.pptx
MATERI Projek Kreatif Kewirausahaan kelas XI SMK.pptx
 
PWS KIA (Pemantauan Wilayah Setempat) Kesehatan Ibu dan Anak
PWS KIA (Pemantauan Wilayah Setempat) Kesehatan Ibu dan AnakPWS KIA (Pemantauan Wilayah Setempat) Kesehatan Ibu dan Anak
PWS KIA (Pemantauan Wilayah Setempat) Kesehatan Ibu dan Anak
 

Dalil Wajibnya Khilafah Bag. 2.pptx

  • 1. DALIL – DALIL MENGENAI: WAJIBNYA KHILAFAH (Bagian 2) KH. MUH. SHIDDIQ AL-JAWI, S.Si, M.SI (Founder Institut Mu’amalah Indonesia)
  • 2. Pokok Bahasan DALIL – DALIL AL-QUR’AN WAJIBNYA KHILAFAH Ayat-Ayat Yang Pelaksanaannya Ditugaskan Secara Khusus Hanya Kepada Seorang Khalifah (Imam) QS Al Baqarah: 30 QS An Nisa’ : 58 QS An Nisa’ : 59 QS Al Maidah: 48 dan 49
  • 3. DALIL – DALIL AL-QUR’AN WAJIBNYA KHILAFAH
  • 4. QS AL BAQARAH : 30 ‫تعاىل‬ ‫هللا‬ ‫قال‬ ( : ِ‫ل‬ َ ‫ك‬ُّ‫ب‬ َ ‫ر‬ َ‫ال‬ َ ‫ق‬ ْ ‫ذ‬ِ‫إ‬ َ ‫و‬ ِّ ‫ن‬ِ‫إ‬ ِ ‫ة‬ َ ‫ك‬ِ‫ئ‬ َٰٓ َ ‫ل‬ َ‫م‬ ْ ‫ل‬ ‫ة‬ َ ‫يف‬ِ‫ل‬ َ ‫خ‬ ِ ‫ض‬ ْ ‫ر‬ َ ْ ‫ٱْل‬ ِ ّ ‫ف‬ ٌ‫ل‬ ِ ‫اع‬ َ ‫ج‬ [ ) ‫الب‬ ‫قرة‬ : 30 .] “Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para Malaikat: "Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi." (QS Al Baqarah : 30).
  • 5. QS AL BAQARAH : 30 ‫ي‬ ‫القرطب‬ ‫اإلمام‬ ‫قال‬ ( : ‫ي‬ ّ ‫ف‬ ‫أصل‬ ‫اآلية‬ ‫وهذه‬ ‫لتجتمع‬ ،‫ويطاع‬ ‫له‬ ‫يسمع‬ ‫وخليفة‬ ‫إمام‬ ‫نصب‬ ‫الخليفة‬ ‫أحكام‬ ‫به‬ ‫وتنفذ‬ ،‫الكلمة‬ ‫به‬ [ ). ‫القرط‬ ، ‫ي‬ ‫ب‬ ‫ج‬ ،‫آن‬ ‫القر‬ ‫ْلحكام‬ ‫الجامع‬ 1 ‫ص‬ 81 .] Imam Al Qurthubi berkata,“Ayat ini adalah dasar dalam pengangkatan seorang Imam atau Khalifah yang didengar dan ditaati, agar terjadi kesatuan pendapat umat dan agar dapat diterapkan hukum- hukum Khalifah." (Imam Al Qurthubi, Al Jami’ li Ahkam Al Qur`an, Juz I, hlm. 81).
  • 6. QS AL BAQARAH : 30 Analisis Wajhul Istidlal (cara memahami dalil)  Cara memahami ayat di atas, yaitu QS Al Baqarah : 30, khususnya pemaknaan kata “khalifah”, menggunakan pemaknaan secara dalaalah muthaabaqah.  Dalaalah Muthaabaqah adalah pemaknaan suatu kata yang mencakup semua yang dikandung oleh kata itu. (‘Atha bin Khalil, Taisir Al Wushul Ila Al Ushul, hlm.154; M. Husain Abdullah, Al Wadhih fi Ushul Al Fiqh, hlm. 353)
  • 7. QS AL BAQARAH : 30  Contoh pemaknaan secara dalaalah muthaabaqah, pemaknaan kata “shadaqah” yang terdapat dalam QS Al Baqarah : 264, yang mencakup semua kata “shaqadah” baik shadaqah sunnah maupun shadaqah wajib (zakat).  Firman Allah SWT : َ ‫د‬ َ ‫ص‬ ‫وا‬ ُ ‫ل‬ ِ ‫ط‬ْ‫ب‬ ُ ‫ت‬ َ ‫َل‬ ‫وا‬ ُ ‫ن‬ َ‫آم‬ َ ‫ين‬ ِ ‫ذ‬ َّ ‫ال‬ ‫ا‬ َ ‫ه‬ُّ‫ي‬ َ ‫أ‬ ‫يا‬ ‫ى‬ َ ‫ذ‬ َ ْ ‫اْل‬ َ ‫و‬ ِ ‫ن‬ َ‫م‬ ْ ‫ال‬ِ‫ب‬ ‫م‬ ُ ‫ك‬ِ‫ات‬ َ ‫ق‬ “Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu membatalkan (pahala) shadaqah- shadaqahmu, dengan menyebut-nyebutnya dan menyakiti (perasaan si penerima). (QS Al Baqarah : 264).
  • 8. QS AL BAQARAH : 30  Pemaknaan secara dalaalah muthaabaqah, berbeda dengan pemaknaan dalaalah at tadhammun, yaitu pemaknaan suatu kata yang hanya mencakup sebagian makna yang dikandung oleh kata itu. (‘Atha bin Khalil, Taisir Al Wushul Ila Al Ushul, hlm.154; M. Husain Abdullah, Al Wadhih fi Ushul Al Fiqh, hlm. 353)  Contoh dalaalah at tadhammun, pemaknaan kata “shadaqah” dalam QS At Taubah : 60, yang hanya berarti “shadaqah yang wajib” (zakat) saja.
  • 9. QS AL BAQARAH : 30  Firman Allah SWR َ ‫س‬ َ‫م‬ ْ ‫ٱل‬ َ ‫و‬ ِ‫ء‬ ٓ ‫ا‬َ ‫ر‬ َ ‫ق‬ ُ ‫ف‬ ْ ‫ل‬ِ‫ل‬ ُ ‫ت‬ َ ‫ق‬ َ ‫د‬ َّ ‫ٱلص‬ ‫ا‬ َ‫م‬ َّ ‫ن‬ِ‫إ‬ َ ‫ه‬ْ‫ي‬ َ ‫ل‬ َ ‫ع‬ َّ ‫ي‬ِ‫ل‬ ِ ‫م‬ َ‫ع‬ ْ ‫ٱل‬ َ ‫و‬ ِ ّ ‫ي‬ ِ ‫ك‬ ِ ‫ة‬ َ ‫ف‬ َّ ‫ل‬ َ ‫ؤ‬ ُ‫م‬ ْ ‫ٱل‬ َ ‫و‬ ‫ا‬ َ ‫و‬ َّ ‫ي‬ ِ ‫م‬ِ ‫ر‬ َ ‫غ‬ ْ ‫ٱل‬ َ ‫و‬ ِ ‫اب‬ َ ‫ق‬ِ ‫ٱلر‬ ِ ّ ‫ف‬ َ ‫و‬ ْ ‫م‬ ُ ‫ه‬ ُ‫وب‬ ُ ‫ل‬ ُ ‫ق‬ ‫ٱل‬ ِ ‫ن‬ْ‫ٱب‬ َ ‫و‬ ِ َّ ‫ٱَّلل‬ ِ ‫يل‬ِ‫ب‬ َ ‫س‬ ِ ّ ‫ف‬ ۖ ِ ‫يل‬ِ‫ب‬ َّ ‫س‬ َ ‫ح‬ ٌ ‫يم‬ِ‫ل‬ َ‫ع‬ ُ َّ ‫ٱَّلل‬ َ ‫و‬ ۗ ِ َّ ‫ٱَّلل‬ َ ‫ن‬ ِ‫م‬ ‫ة‬ َ ‫يض‬ِ ‫ر‬ َ ‫ف‬ ٌ ‫يم‬ ِ ‫ك‬ “Sesungguhnya zakat-zakat itu, hanyalah untuk orang-orang fakir, orang-orang miskin, pengurus- pengurus zakat, para mu'allaf yang dibujuk hatinya, untuk (memerdekakan) budak, orang-orang yang berhutang, untuk jalan Allah dan untuk mereka yuang sedang dalam perjalanan, sebagai suatu ketetapan yang diwajibkan Allah, dan Allah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana.” (QS At Taubah : 60)
  • 10. QS AL BAQARAH : 30  Demikian pula, cara memahami kata “khalifah” dalam QS Al Baqarah : 30 tadi.  Pemaknaan yang digunakan oleh Imam Qurthubi, adalah pemaknaan secara dalaalah muthaabaqah,  Yaitu, kata “khalifah” dalam ayat tersebut mencakup semua makna “khalifah”, yaitu :  Pertama, khalifatullah fil ardhi (yaitu khalifah sebagai pengganti Allah di muka bumi).  Kedua, khalifatu rasulillah (yaitu khalifah dalam arti pengganti Rasulullah sebagai pemimpin negara Khilafah).
  • 11. QS AL BAQARAH : 30  Maka dari itu, makna “khalifah” dalam QS Al Baqarah : 30 tadi, secara syar’i memang absah jika diartikan “khalifah” sebagai pemimpin Negara Khilafah,  Jadi kata “khalifah” dalam QS Al Baqarah : 30 tidak tepat jika dibatasi hanya pada pengertian “khalifatullah fil ardhi” semata.  Demikianlah, maka ayat QS Al Baqarah : 30 tersebut, memang layak untuk dijadikan salah satu dalil yang mewajibkan pengangkatan khalifah (nashbul khalifah) dalam Negara Khilafah, sebagaimana penafsiran Imam Qurthubi. Wallahu a’lam
  • 12. QS AL BAQARAH : 30  Maka dari itu, makna “khalifah” dalam QS Al Baqarah : 30 tadi, secara syar’i memang absah jika diartikan “khalifah” sebagai pemimpin Negara Khilafah,  Jadi kata “khalifah” dalam QS Al Baqarah : 30 tidak tepat jika dibatasi hanya pada pengertian “khalifatullah fil ardhi” semata.  Demikianlah, maka ayat QS Al Baqarah : 30 tersebut, memang layak untuk dijadikan salah satu dalil yang mewajibkan pengangkatan khalifah (nashbul khalifah) dalam Negara Khilafah, sebagaimana penafsiran Imam Qurthubi. Wallahu a’lam
  • 13. QS. AN NISA’ [4]: 58
  • 14. QS AN NISA’ : 58 ‫تعاىل‬ ‫هللا‬ ‫قال‬ ( : ُ ‫ت‬ ْ ‫ن‬ َ ‫أ‬ ْ ‫م‬ ُ ‫ك‬ُ ‫ر‬ ُ‫م‬ ْ ‫أ‬َ‫ي‬ َ َّ ‫اَّلل‬ َّ ‫ن‬ِ‫إ‬ ْ ‫ه‬ َ ‫أ‬ َ ‫ىل‬ِ‫إ‬ ِ ‫ات‬ َ ‫ان‬ َ‫م‬ َ ْ ‫اْل‬ ‫وا‬ ُّ ‫د‬ َ ‫ؤ‬ ‫ا‬ َ ‫ه‬ِ‫ل‬ ُ ‫ك‬ ْ ‫ح‬ َ ‫ت‬ ْ ‫ن‬ َ ‫أ‬ ِ ‫اس‬ َّ ‫الن‬ َّ ْ ‫ي‬َ‫ب‬ ْ ‫م‬ ُ ‫ت‬ ْ‫م‬ َ ‫ك‬ َ ‫ح‬ ‫ا‬ َ ‫ذ‬ِ‫إ‬ َ ‫و‬ ِ ‫ع‬ِ‫ن‬ َ َّ ‫اَّلل‬ َّ ‫ن‬ِ‫إ‬ ِ ‫ل‬ ْ ‫د‬ َ‫ع‬ ْ ‫ال‬ِ‫ب‬ ‫وا‬ ُ‫م‬ ‫ا‬ َّ‫م‬ َ‫ب‬ ‫ا‬ ً‫يع‬ ِ ‫م‬ َ ‫س‬ َ ‫ان‬ َ ‫ك‬ َ َّ ‫اَّلل‬ َّ ‫ن‬ِ‫إ‬ ِ ‫ه‬ِ‫ب‬ ْ ‫م‬ ُ ‫ك‬ ُ ‫ظ‬ ِ ‫ع‬َ‫ي‬ ‫ا‬ً ‫ر‬ ِ ‫ص‬ [ ) ‫النساء‬ : 58 .] “Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyampaikan amanat kepada yang berhak menerimanya, dan (menyuruh kamu) apabila menetapkan hukum di antara manusia supaya kamu menetapkan dengan adil. Sesungguhnya Allah memberi pengajaran yang sebaik-baiknya kepadamu. Sesungguhnya Allah adalah Maha Mendengar lagi Maha Melihat.” (QS An Nisa` : 58).
  • 15. QS AN NISA’ : 58 ‫اآلية‬ ‫هذه‬ ‫من‬ ‫االستدالل‬ ‫ووجه‬ : ‫باْلمر‬ ‫الخطاب‬ ‫توجه‬ ‫فقد‬ ،‫اْلمانات‬ ‫جميع‬ ‫ي‬ ّ ‫ف‬ ‫عام‬ ‫وهذا‬ ‫أهلها‬ ‫إىل‬ ‫اْلمانات‬ ‫بأداء‬ ‫أمانة‬ ‫يعة‬ ‫ر‬ ‫بالش‬ ‫والحكم‬ ،‫أمانة‬ ‫يعة‬ ‫ر‬ ‫والش‬ ‫أمانة‬ ‫فالدين‬ ) ... ( ‫يعة‬ ‫ر‬ ‫الش‬ ‫تحكيم‬ ‫وجوب‬ ‫كتابه‬ ‫ي‬ ّ ‫ف‬ ‫القطاع‬ ‫خليل‬ ‫اع‬ ّ ‫من‬ ‫ص‬ ‫اإلسالمية‬ 126 ( ‫ْلن‬ ،‫خليفة‬ ‫نصب‬ ‫تستوجب‬ ‫اإلسالمية‬ ‫يعة‬ ‫ر‬ ‫بالش‬ ‫والحكم‬ ‫ه‬ ‫خليفة‬ ‫بنصب‬ ‫إال‬ ‫اإلسالمية‬ ‫يعة‬ ‫ر‬ ‫بالش‬ ‫الحكم‬ ‫يتم‬ ‫ال‬ ّ ‫للمسلمي‬ ‫نصب‬ ‫وجوب‬ ‫عىل‬ ‫أهلها‬ ‫إىل‬ ‫اْلمانات‬ ‫بأداء‬‫اْلمر‬ ‫هذا‬ ‫فدل‬ ّ ‫للمسلمي‬ ‫خليفة‬
  • 16. QS AN NISA’ : 58  Wajhul istidlal (cara memahami dalil) sbb :  Allah SWT telah mengarahkan khithab untuk menunaikan berbagai amanat ini kepada ahlinya, dan amanah ini maknanya umum meliputi semua amanah.  Agama Islam itu adalah amanah, syariah adalah amanah, menjalankan hukum Syariah Islam juga amanah. (Manna’ Khalil Al Qaththan, Wujub Tahkim Al Syariah, hlm. 126)  Menjalankan hukum Syariah Islam ini menuntut pengangkatan seorang khalifah bagi kaum muslimin, karena menjalankan hukum Syariah Islam ini tidak mungkin terlaksana kecuali dengan pengangkatan seorang khalifah bagi kaum muslimin.  Maka perintah menunaikan amanah ini menunjukkan wajibnya mengangkat seorang Khalifah bagi kaum muslimin.
  • 17. QS AN NISA’ : 58  Analisis Wajhul Istidlal :  Cara memahami ayat di atas, yaitu QS An Nisa` : 58, disebut dalalatul iltizam,  Yaitu menarik suatu makna yang berupa makna dzihni (pemahaman dalam pikiran), yang merupakan konsekuensi logis dari makna lafzhi (pemahaman lafal secara harfiyah).  Makna lafzhi-nya, wajib menunaikan amanah secara umum (termasuk amanah menjalankan Syariah Islam). Makna dzihni- nya, wajib mengangkat khalifah untuk menjalankan Syariah Islam itu.
  • 18. QS AN NISA’ : 58  Syaikh Muhammad Husain Abdullah dalam kitab Ushul Fiqihnya berkata : ‫ي‬ ّ ‫اللفظ‬ ّ ‫للمعب‬ ‫المالزم‬ ‫ي‬ ّ ‫الذهب‬ ّ ‫المعب‬ ‫هو‬ ‫ام‬ّ ‫اإللر‬ ‫داللة‬ Dalalatul iltizam adalah suatu makna yang ada dalam pikiran (makna dzihni) yang merupakan konsekuensi logis dari makna lafzhi (makna yang diambil dari ayat atau hadis secara harfiyah). (Muhammad Husain, Abdullah, Al Wadhih fi Ushul Al Fiqh, hlm. 354)
  • 19. BAGAN DALALATUL ILTIZAM LAFAL (AYAT ATAU HADITS) MAKNA LAFZHI (MAKNA HARFIYAH) MAKNA DZHINI (KONSEKUENSI LOGIS DARI MAKNA LAFZHI)
  • 20. QS AN NISA’ : 58  Contoh Dalalatul iltizam :  Kewajiban mendirikan akademi militer dan pabrik alutsista (alat utama sistem persenjataan), yang dipahami dari Firman Allah SWT : ِ ‫ر‬ ‫ن‬ ِ ‫م‬ َ ‫و‬ ٍ‫ة‬ َّ ‫و‬ ُ ‫ق‬ ‫ن‬ ِ‫م‬ ‫م‬ ُ ‫ت‬ ْ‫ع‬ َ ‫ط‬ َ ‫ت‬ ْ ‫ٱس‬ ‫ا‬ َّ‫م‬ ‫م‬ ُ ‫ه‬ َ ‫ل‬ ۟ ‫وا‬ ُّ ‫د‬ ِ ‫ع‬ َ ‫أ‬ َ ‫و‬ َ ‫ع‬‫ۦ‬ ِ‫ه‬ِ‫ب‬ َ ‫ون‬ُ‫ب‬ ِ ‫ه‬ْ ‫ر‬ ُ ‫ت‬ ِ ‫ل‬ْ‫ي‬ َ ‫خ‬ ْ ‫ٱل‬ ِ ‫اط‬َ‫ب‬ ِ َّ ‫ٱَّلل‬ َّ ‫و‬ ُ ‫د‬ ُ ‫ه‬ َ ‫ون‬ ُ‫م‬ َ ‫ل‬ ْ‫ع‬ َ ‫ت‬ َ ‫َل‬ ْ ‫م‬ ِ‫ه‬ِ‫ون‬ ُ ‫د‬ ‫ن‬ ِ ‫م‬ َ ‫ين‬ِ ‫ر‬ َ ‫اخ‬َ‫ء‬ َ ‫و‬ ْ ‫م‬ ُ ‫ك‬َّ ‫و‬ ُ ‫د‬ َ ‫ع‬ َ ‫و‬ ُ ‫ق‬ ِ ‫نف‬ ُ ‫ت‬ ‫ا‬ َ‫م‬ َ ‫و‬ ۚ ْ ‫م‬ ُ ‫ه‬ ُ‫م‬ َ ‫ل‬ ْ‫ع‬َ‫ي‬ ُ َّ ‫ٱَّلل‬ ُ ‫م‬ ‫ن‬ ِ ‫م‬ ۟ ‫وا‬ ُ ‫نت‬ َ ‫أ‬ َ ‫و‬ ْ ‫م‬ ُ ‫ك‬ْ‫ي‬ َ ‫ل‬ِ‫إ‬ َّ ‫ف‬ َ ‫و‬ُ‫ي‬ ِ َّ ‫ٱَّلل‬ ِ ‫يل‬ِ‫ب‬ َ ‫س‬ ِ ّ ‫ف‬ ٍ‫ء‬ ْ َ‫ر‬ ‫ش‬ َ ‫ون‬ ُ‫م‬ َ ‫ل‬ ْ ‫ظ‬ ُ ‫ت‬ َ ‫َل‬ ْ ‫م‬ “Dan siapkanlah untuk menghadapi mereka kekuatan apa saja yang kamu sanggupi dan dari kuda-kuda yang ditambat untuk berperang (yang dengan persiapan itu) kamu menggentarkan musuh Allah dan musuhmu dan orang orang selain mereka yang kamu tidak mengetahuinya; sedang Allah mengetahuinya. Apa saja yang kamu nafkahkan pada jalan Allah niscaya akan dibalasi dengan cukup kepadamu dan kamu tidak akan dianiaya (dirugikan).” (QS Al Anfaal : 60)
  • 21. QS AN NISA’ : 58  Firman Allah SWT dalam QS Al Anfaal ayat 60 tersebut itu, disebut lafal ayat,  Makna lafzhi ayat ini, wajib hukumnya kaum muslimin melakukan I’dad (mempersiapkan diri untuk berperang).  Makna dzihni ayat ini, wajib hukumnya ada akademi militer dan pabrik alutsista, untuk I’dad tersebut. (Abdul Qadim Zallum, Al Amwal fi Daulah Al Khilafah, hlm. 128).
  • 22. QS AN NISA’ : 58  Selain memahami ayat secara Dalalatul iltizam, ayat ini (QS Al Nisa` : 58), ayat ini juga dipahami dengan kaidah ushuliyah untuk bentuk kata umum (shighat al ‘aam), untuk kata “al amaanaat”.  Kata ‫ات‬ َ ‫ان‬ َ‫م‬ َ ْ ‫اْل‬ merupakan bentuk kata isim jamak yang dima’rifatkan dengan alim laf jinsiyyah atau alif lam istighriqiyyah, yang merupakan salah bentuk kata umum (min shiyagh al ‘umum).
  • 23. QS AN NISA’ : 58  Kata Syekh ‘Atha` bin Khalil : ‫اقية‬‫ر‬‫اإلستغ‬‫أو‬ ‫الجنسية‬ ‫بأل‬ ‫المعرف‬ ‫الجمع‬ ‫العموم‬ ‫صيغ‬ ‫من‬ ‫تعاىل‬ ‫قوله‬ ‫ي‬ ّ ‫ف‬ ‫الرجال‬ ‫لفظ‬ ‫مثل‬ : ‫ترك‬ ‫مما‬ ‫نصيب‬ ‫للرجال‬ ‫نصيب‬ ‫وللنساء‬ ‫واْلقربون‬ ‫الوالدن‬ ( ‫النساء‬ : 7 ) “Termasuk bentuk kata umum, adalah isim jamak yang dima’rifatkan dengan alif lam jinsiyyah atau alif lam istighraqiyyah, seperti kata “ar rijaal” dalam firman Allah SWT dalam QS An Nisaa` : 7”. (Syekh ‘Atha` bin Khalil, Taisiir Al Wushuul Ilaa Al Ushuul, hlm. 203).
  • 24. QS AN NISA’ [4]: 59
  • 25. QS AN-NISA’ [4]: 59 ‫تعاىل‬ ‫هللا‬ ‫قال‬ : ِ ‫ط‬ َ ‫أ‬ ْ ‫وا‬ ُ ‫ن‬ َ‫آم‬ َ ‫ين‬ ِ ‫ذ‬ َّ ‫ال‬ ‫ا‬ َ ‫ه‬ُّ‫ي‬ َ ‫أ‬ ‫ا‬َ‫ي‬ ﴿ ْ ‫وا‬ ُ‫يع‬ ِ ‫ط‬ َ ‫أ‬ َ ‫و‬ َ ‫ه‬ ‫اَّلل‬ ْ ‫وا‬ ُ‫يع‬ ‫اآلية‬ ﴾ ْ ‫م‬ ُ ‫نك‬ ِ ‫رم‬ ْ‫م‬ َ ‫اْل‬ ‫ي‬ ِ ‫ىل‬ ْ ‫و‬ ُ ‫أ‬ َ ‫و‬ َ‫ول‬ ُ ‫س‬َّ ‫الر‬ [ ‫النساء‬ : 59 .] “Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul (Nya), dan ulil amri di antara kamu…” (QS An Nisaa` : 59).  Yang dimaksud “ulil amri” ( ‫ي‬ ِ ‫ىل‬ ْ ‫و‬ ُ ‫أ‬ ‫ر‬ ْ‫م‬ َ ‫اْل‬ ) dalam ayat itu adalah pemimpin (umara) dan ‘ulama. (Ibnu Jarir Ath Thabari, Tafsir Ath Thabari, Juz V, hlm. 141).
  • 26. QS AN-NISA’ [4]: 59 ‫اآلية‬ ‫هذه‬ ‫من‬ ‫االستدالل‬ ‫ووجه‬ : ‫أوجب‬ ‫سبحانه‬ ‫هللا‬ ‫أن‬ ‫واْلمر‬ ، ‫اْلئمة‬ ‫وهم‬ ‫منهم‬ ‫اْلمر‬ ‫ي‬ ‫أوىل‬ ‫طاعة‬ ّ ‫المسلمي‬ ‫عىل‬ ‫تعاىل‬ ‫هللا‬ ‫ْلن‬ ، ‫اْلمر‬ ‫ي‬ ‫وىل‬ ‫نصب‬ ‫وجوب‬ ‫عىل‬ ‫دليل‬ ‫بالطاعة‬ ‫وجوده‬ ‫من‬ ‫طاعة‬ ‫يفرض‬ ‫وال‬ ، ‫له‬ ‫وجود‬ ‫ال‬ ‫من‬ ‫بطاعة‬ ‫يأمر‬ ‫ال‬ ‫عىل‬ ‫فدل‬ ، ‫بإيجاده‬ ‫اْلمر‬ ‫ي‬ ّ ‫يقتض‬ ‫بطاعته‬ ‫فاْلمر‬ ، ‫مندوب‬ ‫عليهم‬ ‫واجب‬ ّ ‫للمسلمي‬ ‫إمام‬ ‫إيجاد‬ ‫أن‬ ( ‫السنة‬ ‫أهل‬ ‫عند‬ ‫العظىم‬ ‫اإلمامة‬ ، ‫ي‬ ‫الدميج‬ ‫هللا‬ ‫عبد‬ ‫ص‬ ‫والجماعة‬ 47 ‫الشخصية‬ ، ‫ي‬ ّ ‫النبهان‬ ‫الدين‬ ‫ي‬ ‫تق‬، ‫ج‬ ‫اإلسالمية‬ 2 ‫ص‬ 14 )
  • 27. QS AN-NISA’ [4]: 59  Wajhul istidlal (cara memahami dalil) sbb :  Allah SWT telah mewajibkan kaum muslimin untuk mentaati ulil amri di antara mereka, yaitu para Imam.  Perintah untuk mentaati ulil amri itu adalah dalil untuk mengangkat ulil amri, sebab tak mungkin Allah memerintahkan taat kepada pihak yang tidak ada, dan tidak mungkin pula Allah mewajibkan mentaati orang yang keberadaannya hanya disunnahkan (mandub).  Maka perintah mentaati itu menghendaki adanya perintah untuk meng-ada-kan ulil amri.  Maka perintah ini menunjukkan wajibnya mengangkat seorang Imam bagi kaum muslimin.  (Abdullah Ad Dumaiji, Al Imamah Al ‘Uzhma ‘Inda Ahlis Sunnah wal Jamaah, h. 47; Taqiyuddin An Nabhani, Al Syakhshiyyah Al Islamiyyah, Juz II, hlm. 14).
  • 28. QS AN-NISA’ [4]: 59  Analisis Wajhul Istidlal :  Cara memahami ayat di atas, yaitu QS An Nisa` : 59, disebut dalalatul iltizam,  Yaitu menarik suatu makna yang berupa makna dzihni (pemahaman dalam pikiran), yang merupakan konsekuensi logis dari makna lafzhi (pemahaman lafal secara harfiyah).  Makna lafzhi-nya, wajib mentaati Ulil Amri. Makna dzihni-nya, wajib mengangkat Ulil Amri.  (Muhammad Husain, Abdullah, Al Wadhih fi Ushul Al Fiqh, hlm. 354)
  • 29. QS AL MA`IDAH [5] : 48 DAN AL MA`IDAH [5] 49
  • 30. QS AL MA`IDAH [5] : 48 DAN AL MA`IDAH [5] 49 ‫تعاىل‬ ‫هللا‬ ‫قال‬ : َ ‫أ‬ ‫ا‬ َ‫م‬ِ‫ب‬ ‫م‬ ُ ‫ه‬ َ ‫ن‬ْ‫ي‬َ‫ب‬ ‫م‬ ُ ‫ك‬ ْ ‫اح‬ َ ‫ف‬ ﴿ ُ ‫ه‬ ‫اَّلل‬ َ‫ل‬َ ‫نز‬ ِ‫ب‬ َّ ‫ت‬ َ ‫ت‬ َ ‫ال‬ َ ‫و‬ ْ‫ع‬ ‫اآلي‬ ﴾ ِ ‫ق‬ َ ‫ح‬ ْ ‫ال‬ َ ‫ن‬ ِ ‫م‬ َ ‫اءك‬ َ ‫ج‬ ‫ا‬ َّ‫م‬ َ ‫ع‬ ْ ‫م‬ ُ ‫اءه‬ َ ‫و‬ ْ ‫ه‬ َ ‫أ‬ ‫ة‬ [ ‫المائدة‬ : 48 .] “Maka tegakkanlah hukum di antara mereka menurut apa yang Allah turunkan dan janganlah kamu mengikuti hawa nafsu mereka dengan meninggalkan kebenaran yang telah datang kepadamu.” (QS Al Maidah : 48).
  • 31. QS AL MA`IDAH [5] : 48 DAN AL MA`IDAH [5] 49 ‫تعاىل‬ ‫هللا‬ ‫قال‬ : ﴿ َ‫م‬ِ‫ب‬ ‫م‬ ُ ‫ه‬ َ ‫ن‬ْ‫ي‬َ‫ب‬ ‫م‬ ُ ‫ك‬ ْ ‫اح‬ ِ ‫ن‬ َ ‫أ‬ َ ‫و‬ ُ ‫ه‬ ‫اَّلل‬ َ‫ل‬َ ‫نز‬ َ ‫أ‬ ‫ا‬ َ ‫ال‬ َ ‫و‬ َ‫ي‬ ‫ن‬ َ ‫أ‬ ْ ‫م‬ ُ ‫ه‬ ْ ‫ر‬ َ ‫ذ‬ ْ ‫اح‬ َ ‫و‬ ْ ‫م‬ ُ ‫اءه‬ َ ‫و‬ ْ ‫ه‬ َ ‫أ‬ ْ‫ع‬ِ‫ب‬ َّ ‫ت‬ َ ‫ت‬ َ ‫نز‬ َ ‫أ‬ ‫ا‬ َ‫م‬ ِ ‫ض‬ ْ‫ع‬َ‫ب‬ ‫ن‬ َ ‫ع‬ َ ‫وك‬ ُ ‫ن‬ِ‫ت‬ ْ ‫ف‬ َ‫ل‬ ‫اآلية‬ ﴾ َ ‫ك‬ْ‫ي‬ َ ‫ل‬ِ‫إ‬ ُ ‫ه‬ ‫اَّلل‬ [ ‫المائدة‬ : 94 .] “Dan tegakkanlah hukum di antara mereka menurut apa yang diturunkan Allah, dan janganlah kamu mengikuti hawa nafsu mereka. Dan berhati- hatilah kamu terhadap mereka, supaya mereka tidak memalingkan kamu dari sebahagian apa yang telah diturunkan Allah kepadamu…” (QS Al Maidah : 49).
  • 32. QS AL MA`IDAH [5] : 48 DAN AL MA`IDAH [5] 49 ‫اآلية‬ ‫هذه‬ ‫من‬ ‫االستدالل‬ ‫ووجه‬ : ‫لرسو‬ ‫تعاىل‬ ‫هللا‬ ‫من‬‫اْلمر‬ ‫فهذا‬ ‫له‬ ‫هللا‬ ‫أنزل‬ ‫بما‬ ّ ‫المسلمي‬ ّ ‫بي‬ ‫يحكم‬ ‫بأن‬ ‫وسلم‬ ‫عليه‬ ‫هللا‬ ‫صىل‬ - ‫أي‬ ‫عه‬ ‫ر‬ ‫بش‬ - ‫ْلمته‬ ‫خطاب‬ ‫وسلم‬ ‫عليه‬ ‫هللا‬ ‫صىل‬ ‫الرسول‬ ‫وخطاب‬ ، ‫التخصي‬ ‫عىل‬ ‫دليل‬ ‫يرد‬ ‫لم‬ ‫وهنا‬ ، ‫به‬ ‫يخصصه‬ ‫دليل‬ ‫يرد‬ ‫لم‬ ‫ما‬ ، ‫ص‬ ‫هللا‬ ‫أنزل‬ ‫بما‬ ‫الحكم‬ ‫بإقامة‬ ‫ا‬ ً‫جميع‬ ّ ‫للمسلمي‬ ‫ا‬ً‫خطاب‬ ‫فيكون‬ ‫إىل‬ ‫إمام‬ ‫بنصب‬ ‫إال‬ ‫هللا‬ ‫أنزل‬ ‫بما‬ ‫الحكم‬ ‫إقامة‬ ‫يمكن‬ ‫وال‬ ، ‫القيامة‬ ‫يوم‬ ‫وظائفه‬ ‫من‬ ‫ذلك‬ ‫ْلن‬ ،‫ذلك‬ ‫يتوىل‬ ... ‫اآلم‬ ‫اآليتان‬ ‫هاتان‬ ‫فتكون‬ ‫رتان‬ ‫ذلك‬ ‫يتوىل‬ ‫إمام‬ ‫نصب‬ ‫وجوب‬ ‫عىل‬ ‫دليال‬ ‫هللا‬ ‫أنزل‬ ‫بما‬ ‫بالحكم‬ ( ‫والجماعة‬ ‫السنة‬ ‫أهل‬ ‫عند‬ ‫العظىم‬ ‫اإلمامة‬ ، ‫ي‬ ‫الدميج‬ ‫هللا‬ ‫عبد‬ ‫ص‬ 48 ‫ج‬ ‫اإلسالمية‬ ‫الشخصية‬ ، ‫ي‬ ّ ‫النبهان‬ ‫الدين‬ ‫ي‬ ‫تق‬، 2 ‫ص‬ 13 )
  • 33. QS AL MA`IDAH [5] : 48 DAN AL MA`IDAH [5] 49  Wajhul istidlal (cara memahami dalil) sbb :  Ini adalah perintah Allah SWT kepada Rasul-Nya untuk menegakkan hukum di antara kaum muslimin dengan apa yang diturunkan Allah, yaitu dengan Syariat-Nya.  Khithab dari Allah kepada Rasul-Nya adalah juga khithab kepada umatnya, selama tidak terdapat dalil yang mengkhususkan khithab hanya untuk Rasul-Nya.  Di sini tidak terdapat dalil pengkhususan khithab kepada Rasul, maka ini adalah khithab kepada kaum muslimin semuanya untuk menegakkan hukum yang diturunkan Allah, hingga Hari Kiamat.
  • 34. QS AL MA`IDAH [5] : 48 DAN AL MA`IDAH [5] 49  Dan menegakkan hukum [yang diturunkan Allah] tidaklah mungkin berlangsung kecuali dengan mengangkat seorang Imam (Khalifah) yang memegang urusan itu, karena ini adalah salah tugas Imam Khalifah) itu.  Maka dua ayat yang memerintahkan menegakkan hukum yang diturunkan oleh Allah, adalah dalil yang mewajibkan mengangkat seorang Imam (Khalifah) yang akan melakukan tugas tersebut.  (Abdullah Ad Dumaiji, Al Imamah Al ‘Uzhma ‘Inda Ahlis Sunnah wal Jamaah, h. 48; Taqiyuddin An Nabhani, Al Syakhshiyyah Al Islamiyyah, Juz II, hlm. 13)
  • 35. QS AL MA`IDAH [5] : 48 DAN AL MA`IDAH [5] 49  Analisis Wajhul istidlal (cara memahami dalil) :  Cara memahami dua ayat di atas, menggunakan dalalatul iltizam, yaitu:  Lafal ayat dua ayat tersebut, menghasilkan makna lafzhi, yaitu kewajiban menegakkan hukum yang diturunkan Allah.  Selanjutnya, makna lafzhi ini menuntut adanya makna dzihni, yaitu makna dalam pikiran kita yang menjadi konsekuensi logisnya, yaitu wajib ada seseorang yang diangkat untuk memimpin penegakan hukum yang diturunkan Allah itu, yaitu seorang Imam (Khalifah).
  • 36. QS AL MA`IDAH [5] : 48 DAN AL MA`IDAH [5] 49  Selain itu, cara memahami dua ayat di atas, juga menggunakan kaidah ushuliyah mengenai keumuman dalil, yang berbunyi : ‫ما‬ ‫ْلمته‬ ‫خطاب‬ ‫وسلم‬ ‫عليه‬ ‫هللا‬ ‫صىل‬ ‫الرسول‬ ‫وخطاب‬ ‫به‬ ‫يخصصه‬ ‫دليل‬ ‫يرد‬ ‫لم‬ “Khithab dari Allah kepada Rasul-Nya [perintah atau larangan dari Allah] adalah juga khithab kepada umatnya, selama tidak terdapat dalil yang mengkhususkan khithab tersebut hanya untuk Rasul- Nya.”  (Taqiyuddin An Nabhani, Al Syakhshiyyah Al Islamiyyah, Juz III (Ushul Fiqh), hlm. 246).
  • 37. AYAT-AYAT YANG PELAKSANAANNYA DITUGASKAN SECARA KHUSUS HANYA KEPADA SEORANG KHALIFAH (IMAM)
  • 38. AYAT-AYAT LAINNYA  ‫قال‬ ‫الشيخ‬ ‫عبد‬ ‫هللا‬ ، ‫ي‬ ‫الدميج‬ ‫اإلمامة‬ ‫العظىم‬ ‫عند‬ ‫أهل‬ ‫السنة‬ ‫والجماعة‬ ‫ص‬ 49 :  ‫ومن‬ ‫اْلدلة‬ ‫آنية‬ ‫ر‬‫الق‬ ‫ا‬ ً ‫أيض‬ ( ‫عىل‬ ‫وجوب‬ ‫نصب‬ ‫إمام‬ ) ‫جميع‬ ‫آيات‬ ‫الحدود‬ ‫والقصاص‬ ‫ونحوها‬ ‫من‬ ‫اْلحكام‬ ‫ي‬ ‫الب‬ ‫يلزم‬ ‫القيام‬ ‫بها‬ ‫وجود‬ ‫اإلمام‬ .  Telah berkata Syaikh Abdullah Ad Dumaiji dalam kitabnya Al Imamah Al ‘Uzhma ‘Inda Ahlis Sunnah wal Jama’ah hlm. 49 :  “Di antara dalil-dalil Al Qur`an juga mengenai wajibnya mengangkat seorang Imam (Khalifah) adalah semua ayat tentang huduud, qishash, dan hukum- hukum semisalnya yang pelaksanaannya mewajibkan adanya seorang Imam (Khalifah).”
  • 39. AYAT-AYAT LAINNYA  Contohnya : 1) Ayat tentang kewajiban qishash (QS Al Baqarah : 178) 2) Ayat tentang kewajiban potong tangan bagi pencuri (QS Al Maidah : 38) 3) Ayat tentang kewajiban hukuman cambuk bagi pezina ghairu muhshon (belum menikah) (QS An Nuur : 2) 4) Ayat hukuman untuk penuduh zina (QS An Nuur : 4). Dan lain-lain.  Ayat-ayat tersebut tidak boleh dilaksanakan oleh individu, karena memang ditugaskan khusus kepada seorang Imam (Khalifah).
  • 40. AYAT-AYAT LAINNYA  Dalam kitab Al Mausu’ah Al Fiqhiyyah Al Kuwaitiyyah disebutkan : ‫نائبه‬‫أو‬ ‫اإلمام‬ ‫إال‬ ‫الحد‬ ‫يقيم‬ ‫ال‬ ‫أنه‬ ‫عىل‬ ‫الفقهاء‬ ‫اتفق‬ ‫وقد‬ “Para fuqoha telah sepakat bahwa tidak boleh ada yang melaksanakan sanksi huduud, kecuali Imam (Khalifah) atau wakilnya.” (Al Mausu’ah Al Fiqhiyyah Al Kuwaitiyyah, Juz V, hlm. 280).  Maka ayat-ayat yang terkait dengan hudud, dan semisalnya, berarti telah mewajibkan pengangkatan seorang Imam (Khalifah) agar dapat terlaksana. Wallahu a’lam.