SlideShare a Scribd company logo
KELOMPOK I: 
1. FEBI MARLIZA 
2. KARTIKA SARI 
3. RAIHAN AKBAR MUHAMMAD 
4. MUHAMMAD AZMI AJI
FUNGSI AL-QUR’AN DAN HADIST 
A. AL-QUR’AN 
Dalam Al-Qur’an dikatakan bahwa ia adalah ugeran yang membedakan dan 
bahkan memisahkan antara yang hak dan yang batil atau antara yang benar dengan 
yang salah. Allah berfirman, “Bulan Ramadhan adalah bulan diturunkannya Al- 
Qur’an yang berfungsi sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan 
mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang hak dan yang batil) … (QS Al- 
Baqaroh [2] : 185). 
c. Al-Syifa (Obat) 
Al-Qur’an dikatakan bahwa ia berfungsi sebagai obat bagi penyakit yang ada di 
dalam dada (mungkin yang dimaksud disini adalah penyakit psikologis). Allah 
berfiman, “Hai manusia sesungguhnya telah datang kepadamu pelajaran dari 
Tuhanmu dan penyembuh dari penyakit-penyakit (yang berada) dalam dada…”(QS 
Yunus [10] : 57). 
d. Al Mau’idzoh (nasehat) 
Dalam Al-Qur’an dikatakan bahwa ia berfungsi sebagai nasehat bagi orang-orang 
bertaqwa. Allah berfirman, “Al-Qur’an ini adalah penerangan bagi seluruh 
manusia dan petunjuk serta pelajaran bagi orang-orang bertaqwa” (QS Ali-Imron [3]: 
138) 
Demikianlah fungsi Al-Qur’an yang diambil dari nama-namanya yang difirman Allah 
dalam Al-Qur’an. Sedang fungsi Al-Qur’an dari pengalaman dan penghayatan 
terhadap isinya bergantung pada kualitas ketaqwaan invidu yang bersangkutan. 
Dalam Al-Qur’an dikatakan bahwa ia adalah ugeran yang membedakan dan 
bahkan memisahkan antara yang hak dan yang batil atau antara yang benar dengan 
yang salah. Allah berfirman, “Bulan Ramadhan adalah bulan diturunkannya Al- 
Qur’an yang berfungsi sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan 
mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang hak dan yang batil) … (QS Al- 
Baqaroh [2] : 185). 
c. Al-Syifa (Obat)
Al-Qur’an dikatakan bahwa ia berfungsi sebagai obat bagi penyakit yang ada di 
dalam dada (mungkin yang dimaksud disini adalah penyakit psikologis). Allah 
berfiman, “Hai manusia sesungguhnya telah datang kepadamu pelajaran dari 
Tuhanmu dan penyembuh dari penyakit-penyakit (yang berada) dalam dada…”(QS 
Yunus [10] : 57). 
d. Al Mau’idzoh (nasehat) 
Dalam Al-Qur’an dikatakan bahwa ia berfungsi sebagai nasehat bagi orang-orang 
bertaqwa. Allah berfirman, “Al-Qur’an ini adalah penerangan bagi seluruh 
manusia dan petunjuk serta pelajaran bagi orang-orang bertaqwa” (QS Ali-Imron [3]: 
138) 
Demikianlah fungsi Al-Qur’an yang diambil dari nama-namanya yang difirman Allah 
dalam Al-Qur’an. Sedang fungsi Al-Qur’an dari pengalaman dan penghayatan 
terhadap isinya bergantung pada kualitas ketaqwaan invidu yang bersangkutan. 
A. FUNGSI HADIST 
Hadist nabi Muhammad saw dapat dibedakan menjadi 3 bentuk yaitu sebagai 
berikut: 
1. Hadist qauliyah yaitu hadist atas dasar segenap perkataan (ucapan) nabi 
Muhammad saw 
2. Hadist fi’liyah yaitu hadist atas dasar perilaku (perbuatan) yang dilakukannabi 
Muhammad saw 
3. Hadist Taqririyah adalah hadist atas dasar persetujuan nabi Muhammad saw 
terhadap apa yang dilakukan oleh para sahabatnya artinya nabi Muhammad saw 
memberikan penafsiran atau perbuatan yang dilakukan sahabatnya dalam suatu 
hukum Allah swt atau nabi diam sebagai tanda persetujuan (boleh) atas perbuatan-perbuatan 
sahabat nabi Muhammad saw. 
Adapun kedudukan atau fungsi hadist nabi Muhammad saw dalam hukum Islam 
adalah sebagi berikut: 
∎ Sebagai sumber hukum Islam yang kedua. Ada beberapa hukum yang tidak 
disebutkan di dalam Al-Qur’an. Rasulullah saw, kemudian menjelaskan hukumnya 
baik dengan perkataan, perbuatan maupun dengan penetapan. Dalil hukumnya
menjadi sunnah karena apa yang dilakukan Rasulullah itu tidak lain penjabaran dari 
prinsip-prinsip yang sudah ada dalam Al-Qur’an. Firman Allah swt sebagai berikut: 
“….Apa yang diberikan rasul kepadamu maka terimalah dia dan apa yang di 
larangnya bagimu maka tinggalkanlah…” (QS. Al Hasyr: 7). “ Sesungguhnya telah 
ada pula diri Rasulullah itu suri tauladan yang baik” (QS. Al Ahzab: 21). “Katakanlah: 
taatilah Allah dan RasulNya, jika kamu berpaling maka sesungguhnya Allah tidak 
menyukai orang-orang kafir” (QS Ali Imran :32). “ Barangsiapa yang mentaati rasul 
itu sesungguhnya ia telah mentaati Allah dan barangsiapa yang berpaling (dari 
ketaatan itu), maka kami tidak mengutusmu untuk menjadi pemeliharaan bagi 
mereka” (QS An Nisa:80) 
∎ Sebagai penguat dan pengukuh hukum yang tealh disebutkan Allah didalam 
kitabnya, sehingga keduanya yaitu Al-Qur’an dan hadist menjadi sumber hukum 
yang saling melengkapi dan menyempurnakan 
∎ Sebagai penjelas atau perincian terhadap ayat-ayat Al-Qur’an yang masih 
bersifat umum. Umpamanya, perintah shalat didapati dalam Al-Qur’an, tetapi tidak di 
jelaskan tentang cara melaksanakannya, banyak rakaatnya, serta rukun dan syarat-syaratnya, 
Rasulullah saw melalui hadist menjelaskan semua itu sehingga umatnya 
tidak menajalani kesulitan untuk melaksanakan perintah tersebut. Demikian pula 
halnya dengan perintah puasa dan haji yang telah terdapat di dalam Al-Qur’an 
tetapi tidak dijelaskan tentang pelaksanaannya secara terperinci, Rasulullah 
kemudian menjelaskan dengan perbuatannya melalui praktek (tata krama) atau 
secara normatif dalam menjalanakan perintah Allah swt tersebut, Firman Allah swt: 
“.. Dan kami turunkan Al-Qur’an agar kamu menerangkan kepada umat manusia apa 
yang telah diturunkankepada merekan…” (QS An-Nahl: 44) 
∎ Menetapkan hukum-hukum tidak terdapat dalam Al-Qur’an, hadist juga dapat 
berfungsi untuk menetapkan hukum apa bila di dalam Al-Qur’an tidak dijumpai 
seperti halnya keharaman seorang laki-laki untuk menikah dengan bibi istrinya 
dalam waktu yang bersamaan. Perhatikan terjemahan hadist berikut ini 
“ Dilarang seseorang mengumpulkan (mengawini secara bersama) seorang 
perempuan saudaranya perempuan dari ayahnya serta seorang perempuan dengan 
saudara perempuan dari ibunya” (HR. Bukhori-Muslim)
Hadist merupakan sumber hukum ke dua setelah Al-Qur’an hal ini bukan berarti 
bahwa nabi Muhammad saw, sebagai penetap hukum atau memiliki kapasitas 
sebagai pembuat hukum melainkan Allah swt. sendiri yang memberikan keputusan 
melalui perantara yakni rasulNya.
CARA-CARA MEMPERFUNGSIKAN AL-QUR’AN 
DAN HADIST 
Bingung, pusing, heran, itulah yang dirasakan kalau memikirkan banyaknya kelompok dalam 
Islam. Bagaimana bisa berbeda dan berpecah belah, padahal katanya sama-sama berpegang 
teguh pada Al-Quran dan Al-Hadits. Koq bisa beda dalam memberikan jawaban dan 
menyikapi permasalahan, padahal dalilnya sama dari ayat Al-Quran dan Al-Hadits juga. 
Apakah tidak ada suatu metode atau cara yang tepat dan benar dalam memahami dan 
mengamalkan ajaran Islam? 
Allah subhanahu wa ta’ala telah berfirman: 
۔ الْيَوْمََ أكَْمَلْ تَ لَ كمَْ دِينَ كمَْ وَأَتْمَمْ تَ عَلَيْ كمَْ نِعْمَتِي وَرَضِي تَ لَ ك مَ الإسَْلاممََ دِينًا 
“Pada hari ini telah Kusempurnakan untukmu agamamu dan telah Kucukupkan kepadamu 
nikmat-Ku dan telah Kuridhai Islam sebagai agama bagimu”. (QS. Al-Maidah: 3). 
Kesempurnaan dan kejelasan ajaran Islam pun telah ditegaskan oleh Nabi shallallahu ’alaihi 
wasallam di dalam hadits berikut ini: 
قَدَْ تَرَكْت ك مَْ عَلَى الْبَيْضَاءَِ لَيْل هَا كَنَهَارِهَا لََ يَزِيْ غَ عَنْهَا بَعْدِيَْ إِلَا هَالِ كَ 
“Sungguh telah aku tinggalkan bagi kalian (syariat) yang putih cemerlang (jelas), malamnya 
seperti siangnya. Tidak akan menyeleweng daripadanya sepeninggalku melainkan dia akan 
binasa”. (HR. Ibnu Majah I/16 no.43, dan Ahmad IV/126 no.17182, dari jalan Al- 
‘Irbadh bin Sariyah rodhiyallahu anhu). 
Juga diriwayatkan dari Muththalib bin Hanthab radhiyallahu anhu, bahwa Nabi shallallahu 
’alaihi wasallam bersabda: 
مَا ترََكْ تَ شَيْئًا مِاما أمََرَك م اللَ بِهَِ إِلَا قَدْ أمََرْت ك مَْ بِهَِ, وَمَا ترََكْ تَ شَيْئًا مِاما نهََاك مَْ عَنْهَ إِلَا قَدْ نَهََيْت ك مَْ عَنْهَ 
“Tidak kutinggalkan sesuatu pun dari yang Allah perintahkan kecuali telah aku perintahkan 
kepada kalian, dan tidaklah aku tinggalkan sedikit pun perkara yang Allah larang melainkan 
sungguh telah aku larang kalian dari padanya”. (HR. Imam Asy-Syafi’i di dalam 
Musnadnya I/233 no.1153). 
Jelas sudah bagi yang mengaku beriman kepada Allah dan Rasul-Nya bahwa Islam telah 
sempurna dan lengkap serta tidak membutuhkan perubahan dan penambahan atau 
pengurangan. Selain itu, Allah sendiri yang menjamin kemurniannya, seperti dalam firman- 
Nya: 
إِناا نََحْ ن نَزلْنَا اَلذِ كْرَ وََإِناا لََه لََحَافِ ظونََ
“Sesungguhnya Kami telah menurunkan Adz-Dzikr (Al-Quran) dan sesungguhnya Kamilah 
yang menjaganya”. (QS. Al-Hijr: 9). 
Sebagaimana Allah telah menjamin keaslian Al-Quran, seperti itu pulalah Allah menjamin 
kemurnian Islam. Karena itu tidak akan ada pertentangan apapun di antara segala perkara 
yang terdapat di dalamnya. Sebagaimana firman-Nya: أفََلام يََتدََبا رونَ اَلْق رْآنَ وََلَوْ كََانَ مَِنْ عَِنْدِ غََيْرِ اَاللَِّ 
لَوَجَد وا فَِيهِ اَخْتِلامفًا كََثِيرًا “Apakah mereka tidak memperhatikan Al-Quran? Sekiranya Al-Quran itu 
bukan dari sisi Allah, tentu mereka akan mendapatkan pertentangan yang banyak di 
dalamnya”. (QS. An-Nisa’: 82). 
Demikianlah keseluruhan ajaran Islam. Pada asalnya tidak sedikit pun mengandung unsur 
pertentangan. Pertentangan hingga perpecahan umat Islam di dalam memahami dan 
mengamalkan ajaran Islam tidaklah terjadi melainkan disebabkan tersebarnya hawa nafsu, 
syahwat, syubhat, keras hati dalam menerima kebenaran, kurang atau bahkan tidak mengikuti 
tuntunan Nabi, melemah dan hilangnya sunnah dan tersebarnya bid’ah, dan 
mencampuradukkan kebenaran dengan kebatilan seperti mencampur Islam dengan filsafat, 
ilmu kalam dan lain sebagainya. Memang berbagai macam manhaj (konsep memahami 
agama) yang diikuti kebanyakan umat Islam yang tidak sesuai dan tidak berdasarkan Al- 
Quran dan Sunnah yang shahih, pasti tidak akan membawa manfaat apa pun, kecuali semakin 
menjauhkan umat ini dari jalan yang benar. 
Hal ini sebagaimana dijelaskan Rasulullah shallallahu ’alaihi wasallam di dalam hadits 
berikut: 
عَنْ عََبْدِ اَللِ بَْنِ مََسْع ودٍ ،َ قََالَ :َ خََطالََنَا رََس و ل اَللِ صََلاى اَاللَّ عََلَيْهِ وََسَلامَ خََطًّا ،َ ثَ ماقََالَ :َ هََذاََ 
سَبِي ل اَللِ ،َ ثَ ماخََطا خط وطًا عََنْ يَمَِينِهِ وََعَنْ شَِمَالِهِ ،َ ثَ ماقََالَ :َ هََذِهِ سَ ب ل عََلىَ كَ ل سََبِيلٍَ مَِنْهَاَ 
شَيْطَا ن يََدْع و إَِلَيْهِ ،َ ثَ ماقَرََأَ :َ }َوَإِان هََذاَ صَِرَاطِي مسْتَقِيمًا فََاتابِع وه وََلَ تََتابِع وا اَلسُّبَ لَ ،َ فََتَاََرََ َ 
.{بِك مْ عََنْ سََبِيلِهَِ 
Dari Abdullah bin Mas’ud radhiyallahu anhu, ia berkata: “Bahwa Rasulullah shallallahu 
’alaihi wasallam membuat garis dengan tangannya lalu berkata, “Inilah jalan Allah yang 
lurus”. Kemudian membuat garis lagi di sebelah kanan dan kirinya, seraya berkata, “Ini 
adalah jalan-jalan yang lain. Tiada satu pun darinya tersebut kecuali di sana ada setan yang 
menyeru kepadanya”. 
Kemudian beliau membaca firman Allah subhanahu wa ta’ala, “Sesungguhnya ini adalah 
jalan-Ku yang lurus, maka ikutilah dia. Dan janganlah engkau mengikuti jalan-jalan lain, 
karena kan mecerai-beraikanmu dari jalan-Nya. Demikian itulah Allah wasiatkan kepadamu 
agar kamu bertakwa”. (HR. Ahmad I/435 no.4142). 
Jelas dari dalil di atas, bahwa manhaj (metode/cara) yang benar itu hanya satu dan sikap 
mengikuti manhaj selainnya akan membawa pertentangan, perpecahan, dan kesesatan. 
Padahal sebelumnya, prinsip-prinsip ajaran Islam sendiri adalah satu sejak zaman Nabi Adam 
hingga Rasulullah shallallahu ’alaihi wasallam. Demikian juga halnya dengan kondisi umat 
yang ada. 
Namun karena berbagai penyelewengan itulah akhirnya terjadi pertentangan dan perpecahan. 
Hal ini dijelaskan Allah di dalam firman-Nya: 
وَمَا كََانَ اَلناا سإَِل أَ امةً وََاحِدَةً فََاخْتَلَ وا وََلَوْل كََلِمَة سََبَقَتْمَِنْ رََب كَ لََقَ ضِيَ بََيْنَه مْ فَِيمَا فَِيهِ يََخْتََلِ ونََ
“Tidaklah manusia itu (dahulu) melainkan umat yang satu, kemudian mereka berselisih. 
Kalau tidak karena ketetapan yang telah berlalu dari Rabb-mu, niscaya telah diberi 
keputusan di antara mereka mengenai apa yang mereka perselisihkan”. (QS. Yunus: 19). 
Ibnu Katsir menafsirkan ayat tersebut, bahwa akan ada generasi manusia berikutnya yang 
beraneka ragam agama, keyakinan, ajaran, kelompok, dasar pijakan, dan pikiran mereka. 
Sedangkan Ikrimah mengatakan bahwa mereka berselisih dalam petunjuk. Tetapi di antara 
mereka ada yang dikecualikan, sebagaimana firman-Nya: 
وَل يََزَال ونَ مخْتَلِ يَِنَ إَِل مََنْ رََحِمَ رََبُّكََ 
“Mereka senantiasa berselisih pendapat kecuali orang-orang yang diberi rahmat oleh 
Tuhanmu”. (QS. Huud: 118-119). 
Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah berkata: “Allah mengabarkan bahwa orang-orang yang 
dirahmati-Nya tidak akan berselisih. Mereka adalah para pengikut Nabi dengan perkataan dan 
perbuatan, dan mereka adalah ahli Al-Quran dan hadits dari umat ini”. Yakni mereka yang 
mendapat rahmat Allah dari setiap pengikut para Nabi yang berpegang teguh dengan segala 
yang diperintahkan agama. Mereka itu dikenal dengan golongan yang selamat (Al-Firqoh An- 
Najiyah). Hal ini diperkuat dengan sabda Nabi shallallahu ’alaihi wasallam: 
ألََ إَِان مََنْ قََبْلكَ مْ مَِنْ أَهَْلِ اَلْكِتَابِ اَفْترََق وْا عََلىَ ثَِنْتَيْنِ وََسَبْعِيْنَ مَِلاةً وََإِان هََذِهِ اَلْمِلَاةَ سََتََ تَْرَِ عَ ََلىََ 
ثَلامَثٍ وََسَبْعِيْنَ, ثَِنْتَانِ وََسَبْعِيْنَ فَِي اَلناارِ وََوَاحِدَة فَِي اَلْجَناةِ وََهِيَ اَلْجَمََاعَةَ 
“Ketahuilah, sesungguhnya orang sebelum kamu dari ahli kitab telah berpecah belah menjadi 
72 kelompok. Dan sungguh umat ini akan berpecah belah menjadi 73 golongan. 72 berada di 
neraka dan hanya satu dalam surga, yaitu al-jama’ah”. (HR. Ahmad IV/102 no.16979, Abu 
Dawud II/608 no.4597, Ibnu Majah II/1322 no.3992). 
Sekarang, permasalahan yang lebih penting untuk diketahui adalah manhaj (cara) yang 
bagaimana dan siapa tokoh-tokoh yang harus diikuti dalam mempelajari, memahami, 
meyakini, dan mengamalkan ajaran Islam tersebut? 
Ciri-ciri manhaj mereka adalah berdasarkan pada prinsip-prinsip berikut ini: 
1. Al-Quran Al-Karim 
Pedoman pertama dan paling tinggi dalam memahami dan mengamalkan ajaran Islam yang 
paling benar dan selamat, tiada lain adalah Al-Quran Al-Karim yang merupakan wahyu Allah 
subhanahu wa ta’ala. Barangsiapa yang mengingkari wajibnya berpegang teguh dengan Al- 
Quran Al-Karim, maka dia itu kafir menurut kesepakatan (ijma’) umat Islam. Wajibnya 
berpegang teguh dengan Al-Quran Al-Karim tampak dari firman Allah ta’ala berikut ini: 
وَهَذَا كَِتَا ب أََنزلْنَاه مبَارَ ك فََاتابِع وه وََاتاق وا لََعَلاك مْ تَ رْحَ مونََ 
“Dan itulah kitab. Kami telah menurunkannya dengan penuh keberkahan, maka ikutilah dan 
berdakwalah agar kamu mendapat rahmat”. (QS. Al-An’am:155). 
Dan dari sabda Nabi shallallahu ’alaihi wasallam:
ألََ وََإِن يْ تََارِ ك فَِيْك مْ ثَِقلََيْنِ, أََحَد ه مَا كَِتَا ب اَللِ عََاز وََجَال هَ وَ حََبْ ل اَللِ مََنِ اَتابعََه كََانَ عََلَىَ اَلْ هد وَمَنْ تَرََكَه كََانَ عََلىَ ضََلاملََةٍَ 
“Sesungguhnya aku tinggalkan bagimu 2 perkara, salah satunya ialah kitab Allah ‘azza wa 
jalla, ia itu tali Allah, barangsiapa mengikutinya, maka ia berada di atas hidayah. Barangsiapa 
meninggalkannya, maka ia dalam kesesatan”. (HR. Muslim IV/1873 no.2408). 
2. Hadits Nabi shallallahu ’alaihi wasallam yang shahih. 
Pedoman yang kedua adalah Hadits Nabi shallallahu ’alaihi wasallam yang shahih. Hal ini 
dapat dimaklumi dan tidak bisa diingkari. Dalam memahami dan mengamalkan Al-Quran Al- 
Karim, baik dari segi akidah, ibadah, muamalah, adab dan akhlak tidak dapat dilepaskan dari 
peranan hadits Nabi shallallahu ’alaihi wasallam, karena hadits merupakan penjelasan yang 
rinci dan detail terhadap apa yang dikandung Al-Quran secara global dan umum. Bahkan ini 
merupakan metode yang ditentukan oleh firman Allah ta’ala: 
وَأَنزلْنَا إَِلَيْكَ اَلذِ كْرَ لَِت بَي نَ لَِلنااسِ مََا نَزلَ إَِلَيْهِمْ وََلعَلَا همْ يََتَ كََا رونََ 
“Dan Kami telah menurunkan Adz-Dzikr (Al-Quran) agar kamu (Rasulullah shallallahu 
’alaihi wasallam) menerangkan kepada umat manusia apa yang telah diturunkan kepada 
mereka, dan agar mereka memikirkannya”. (QS. An-Nahl: 44). 
Rasulullah shallallahu ’alaihi wasallam juga bersabda: 
ألََ إَِان مََنْ قََبْلَك مْ مَِنْ أَهَْلِ اَلْكِتاَبِ اَفْترََق وْا عََلَى ثَِنْتيَْنِ وََسَبْعِيْنَ مَِلاةًَ وََإِان هََذِهِ اَلْمِلاةَ سََت تََْرَِ عَ ََلَى ثَلَامَثٍ وََسَبْعِيْنَ, ثَِنْتاَنِ وََسَبْعِيْنََ 
فِي اَلناارِ وََوَاحِدَة فَِي اَلْجَناةِ وََهِيَ اَلْجَمَاعَة “Ketahuilah sesungguhnya diturunkan kepadaku Al-Quran dan yang serupa bersamanya (As- 
Sunnah/hadits Nabi)”. (HR. Ahmad IV/130 no.17213, dan Abu Dawud II/610 no.4604). 
Berepegang dengan Al-Quran dan As-Sunnah belumlah cukup. Banyak dijumpai dalam buku 
atau pengajian-pengajian yang mengupas masalah yang sama, tapi penjelasannya berbeda 
atau malah berlawanan, hal ini bisa bahaya sebab kalau menyangkut masalah akidah jika 
salah maka neraka akibatnya. Contohnya golongan Ahmadiyah membelokkan makna sabda 
Nabi shallallahu ’alaihi wasallam, ( لَ نََبِاي بََعْدِيَْ ) “Tidak ada Nabi sesudahku”. Dengan 
mengatakan bahwa, “Bersamaku tidak ada Nabi, akan tetapi jika aku telah mati akan ada 
Nabi”. Mereka juga mengartikan makna ( خَاتمَََ ) khatam dari ayat di bawah ini, (…َ وَلَكِنْ رََس وْلَ اَللِ 
وَ خََاتمََ اَلنابِي يْنََ …) “Tetapi dia adalah Rasulullah dan penutup nabi-nabi”. (QS. Al-Ahzab: 40). 
Dengan arti yang berbeda yaitu “perhiasan para nabi”, karena khatamu kalau diterjemahkan 
adalah perhiasan jari (cincin). Dari sini dapat diketahui bahwa pemahaman terhadap Al- 
Quran dan As-Sunnah/Al-Hadits tidak boleh dilakukan oleh semua orang, karena bisa 
menjerumuskan pada kesesatan. 
3. Atsar (perkataan atau perbuatan) para sahabat Nabi. 
Untuk dapat memahami dan mengamalkan dua pedoman di atas dengan benar, maka haruslah 
merujuk kepada atsar (riwayat berupa perkataan dan perbuatan) para sahabat. Hal ini jelas 
terlihat dalam berbagai riwayat hadits iftiraq al-ummah (perpecahan umat) yang jalur 
periwayatannya banyak sekali. Semuanya menyatakan bahwa hanya satu golongan yang 
selamat dari perpecahan tersebut, yaitu yang mengikuti jejak Rasulullah shallallahu ’alaihi
wasallam dan para sahabat. Allah subhanahu wa ta’ala sendiri telah ridha terhadap mereka, 
seperti dalam firman-Nya: 
لَقَدْ رََضِيَ اَاللَّ عََنِ اَلْ مؤْمِنِينَ إَِذْ يَ بَايِع ونَكَ تَحَْتَ اَلشاجَرَةِ فََعَلِمَ مََا فَِي قَ ل وبِهِمْ فَََأنَزلَ اَلساكِينَةَ عََلَيْهِمْ وََأثَاَبَ همْ فَََتحًْا قََرِيبًا 
“Sesungguhnya Allah telah ridha terhadap orang mukmin yang berjanji setia kepadamu di 
bawah pohon (bai’at al-ridwan). Maka Allah mengetahui apa yang ada dalam hati mereka 
lalu menurunkan ketenangan atas mereka dan memberi balasan bagi mereka kemenangan 
yang dekat”. (QS. Al-Fath: 18). 
Jabir bin Abdillah radhiyallahu ’anhuma berkata: “Kami (saat itu) berjumlah 1400 orang”. 
(HR. Bukhari). 
Dan di dalam ayat lain Allah berfirman: 
وَالساابِق ونَ اَلأاوَل ونَ مَِنَ اَلْ مهَاجِرِينَ وََالأنْصَارِ وََالاذِينَ اَتابَع وه مْ بَِإحِْسَانٍ رََضِيَ اَاللَّ عََنْ همْ وََرَ ضوا عََنْه وََأعََدالََ همْ جََناا تََجَْرِيَ 
تحَْتهََا اَلأنْهَا ر خََالِدِينَ فَِيهَا أَبََدًا ذََلِكَ اَلْ وََْ ز اَلْعَظِي مَ 
“Orang-orang terdahulu yang pertama masuk Islam dari orang-orang Muhajirin dan 
Anshar, serta orang-orang yang mengikuti mereka dengan baik, Allah ridha kepada mereka 
dan mereka pun ridha kepada Allah. Allah menyediakan bagi mereka surga yang mengalir 
sungai-sungai di dalamnya. Mereka kekal di dalamnya selama-lamanya. Itulah kemenangan 
yang agung”. (QS. At-Taubah: 100). 
Dalam tafsir Ibnu Katsir dinyatakan bahwa orang yang membenci dan mencela baik sebagian 
atau semua sahabat Nabi, akan mendapat kecelakaan. Sebagaimana kelompok Syi’ah 
(Rafidhah) yang kerjaannya hanya membenci, mencela dan menentang keutamaan para 
sahabat Nabi. Padahal Nabi sendiri bersabda: 
أكَْرِ موْا أَصَْحَابِيْ ،َ فََأِ نِ هََ مْ خَِيَا رك مَْ 
“Muliakanlah para sahabatku, karena sesungguhnya mereka adalah orang terbaik di antara 
kalian”. (Dikeluarkan oleh ‘Abd bin Humaid di dalam Musnadnya no.23, Ibnu 
Baththoh di dalam Al-Ibanah Al-Kubro no.84, dan selainnya. Dan dinyatakan 
SHOHIH oleh Syaikh al-Albani di dalam Misykat Al-Mashobih III/308 no.6003). 
Dalam hadits lain Nabi shallallahu ’alaihi wasallam bersabda: 
لَ تَسَ بُّوْا أَ صََْحَابِي فََلَوْ أَاَن أَ حَدَك مْ أَ نْ قَََ مَِثلَْ أَ حدٍ ذََهَبًا مََا بََلَغَ مداأَحََدِهِمْ وََلَ نََصِيْ هََ 
“Janganlah kalian mencela para sahabatku. Seandainya salah seorang dari kalian berinfaq 
emas seperti gunung Uhud, tidak akan menyamai satu mud (infaq) salah seorang dari mereka 
dan tidak pula setengahnya”. (HR. Bukhari III/1343 no.3470, dan Muslim IV/1967 
no.2540, dan Ahmad III/63 no.11626). 
Beliau shallallahu ’alaihi wasallam Juga bersabda: 
مَنْ سََاب أَصَْحَابِيْ فََعَلَيْهِ لََعْنَة اَللَِ 
“Barangsiapa mencela sahabatku, maka ia mendapat laknat Allah”. (HR. Ibnu Abi Syaibah 
di dalam Al-Mushonnaf no.1741, dan Ibnu Abi ‘Ashim dalam As-Sunnah no.832. Dan
dinyatakan HASAN oleh syaikh Al-Abani di dalam Silsilah Al-Ahadits Ash-Shohihah 
V/446 no.2340). 
Imam Thahawi berkata: “Benci terhadap sahabat adalah kekafiran, kemunafikan dan tindakan 
melampaui batas”. Imam Abu Zur’ah Ar-Razi berkata: “Jika kamu melihat seseorang 
melecehkan seorang sahabat Nabi, maka ketahuilah bahwa ia seorang zindiq (munafik). 
Karena menurut kita, Rasulullah shallallahu ’alaihi wasallam adalah benar dan Al-Quran 
juga benar. Sedangkan yang menyampaikan Al-Quran dan Hadits Nabi shallallahu ’alaihi 
wasallam kepada kita adalah para sahabat. Mereka hanya ingin mencela para saksi kita untuk 
menghancurkan Al-Quran dan As-Sunnah (Al-Hadits). Celaan kepada mereka (para pencela) 
lebih pantas, dan mereka adalah zindiq”. Mengenai keadilan dan keutamaan para sahabat 
sudah banyak dijumpai baik di dalam Al-Quran maupun As-Sunnah yang shahih. Keharusan 
mengikutinya adalah suatu hal yang wajib, masuk akal, bisa diterima serta maklum adanya. 
Merekalah saksi hidup yang dibimbing langsung oleh Rasulullah shallallahu ’alaihi 
wasallam, sehingga lebih mengetahui dan paham mengenai ajaran Islam dan pengamalannya. 
4. Jejak para tabi’in dan tabiut tabi’in. 
Setelah masa sahabat, terdapat suatu generasi yang masih komitmen mengikuti jejaknya. 
Demikian pula para ulama sesudah generasi mereka. Anjuran untuk senantiasa bersama-sama 
dengan generasi yang utama dalam memahami dan mengamalkan ajaran Islam didasarkan 
firman Allah subhanahu wata’ala dalam surat At-Taubah ayat 100 yang telah kita sebutkan di 
atas. Rasulullah shallallahu ’alaihi wasallam juga bersabda: 
خَيْ ر اَلنااسِ قََرْنِيْ, ثَ ام اَلاذِيْنَ يََل وْنَ همْ, ثَ ام اَلاذِيْنَ يََل وْنَ همَْ 
“Sebaik-baik manusia adalah generasiku, kemudian yang sesudah mereka, lalu yang 
sesudahnya lagi”. (HR. bukhari II/938 no.2509. lihat pula hadits nomor. 3451, 6065, 
6282, dan Muslim IV/1962 no.2533). 
Semoga setelah mengetahui cara memahami dan mengamalkan ajaran Islam secara benar, 
akan lebih memperkokoh dalam menghadapi suara-suara sumbang baik musuh dalam diri 
Islam (orang munafik dan ahli bid’ah) maupun orang-orang kafir. Jangan mudah tertipu 
propaganda palsu yang menyesatkan, yang berkedok Al-Quran dan As-Sunnah namun 
pemahamannya keliru. Yang lebih penting, semoga kita bisa beramal dan berdakwah dengan 
landasan yang kuat.

More Related Content

What's hot

Al qur’ān sebagai pedoman Kehidupan
Al qur’ān sebagai pedoman KehidupanAl qur’ān sebagai pedoman Kehidupan
Al qur’ān sebagai pedoman Kehidupan
SMP N 6 Yogyakarta and SMA N 11 Yogyakarta
 
ulumul qur'an
ulumul qur'anulumul qur'an
ulumul qur'an
nina_indah_l
 
Bab i uq
Bab i uq Bab i uq
Bab i uq
FENY DYAH
 
Iman kepada kitab kitab allah
Iman kepada kitab kitab allahIman kepada kitab kitab allah
Iman kepada kitab kitab allahGita Sumarna
 
Q.S Al-Maidah ayat 48, Q.S Az-Zumar ayat 39 dan Q.S At-Taubah ayat 105
Q.S Al-Maidah ayat 48, Q.S Az-Zumar ayat 39 dan Q.S At-Taubah ayat 105Q.S Al-Maidah ayat 48, Q.S Az-Zumar ayat 39 dan Q.S At-Taubah ayat 105
Q.S Al-Maidah ayat 48, Q.S Az-Zumar ayat 39 dan Q.S At-Taubah ayat 105
Putri Aisyah
 
Pengertian al quran
Pengertian al quranPengertian al quran
Pengertian al quranYatie Emkay
 
Pendidikan agama islam (Iman Kepada Kitab ALLAH)
Pendidikan agama islam (Iman Kepada Kitab ALLAH)Pendidikan agama islam (Iman Kepada Kitab ALLAH)
Pendidikan agama islam (Iman Kepada Kitab ALLAH)Vessa Ramadhani
 
Tasyri' masa nabi Muhammad Saw
Tasyri'  masa nabi Muhammad SawTasyri'  masa nabi Muhammad Saw
Tasyri' masa nabi Muhammad SawMarhamah Saleh
 
Surah al-maidah ayat 48 dan kandungannya
Surah al-maidah ayat 48 dan kandungannyaSurah al-maidah ayat 48 dan kandungannya
Surah al-maidah ayat 48 dan kandungannyaAnggin N U
 
Makalah beriman kepada kitab kitab allah
Makalah beriman kepada kitab kitab allahMakalah beriman kepada kitab kitab allah
Makalah beriman kepada kitab kitab allah
Ahmad Alhidayah
 
Kitab allah swt sebagai pedoman hidup
Kitab allah swt sebagai pedoman hidupKitab allah swt sebagai pedoman hidup
Kitab allah swt sebagai pedoman hidup
Nurhalimah Rakhmadina
 
Hadis sebagai sumber ajaran islam
Hadis sebagai sumber ajaran islamHadis sebagai sumber ajaran islam
Hadis sebagai sumber ajaran islam
kristinwiranata
 
Presentasi Fiqh 6 ( Kisi)
Presentasi Fiqh 6 ( Kisi)Presentasi Fiqh 6 ( Kisi)
Presentasi Fiqh 6 ( Kisi)Marhamah Saleh
 
Iman kepada kitab allah
Iman kepada kitab allahIman kepada kitab allah
Iman kepada kitab allahidhingrezzter
 
Macam-Macam Sunnah Nabi saw
Macam-Macam Sunnah Nabi sawMacam-Macam Sunnah Nabi saw
Macam-Macam Sunnah Nabi saw
Rona Atikah
 
Al qur’an sebagai pedoman hidup
Al qur’an sebagai pedoman hidupAl qur’an sebagai pedoman hidup
Al qur’an sebagai pedoman hidup
Za Rush
 
Al - Quran sebagai Pedoman Hidup Manusia
Al - Quran sebagai Pedoman Hidup ManusiaAl - Quran sebagai Pedoman Hidup Manusia
Al - Quran sebagai Pedoman Hidup Manusia
Andita Eka Wahyuni
 
PPT Ulumul Qur'an, Al-Qur'an dan Wahyu
PPT Ulumul Qur'an, Al-Qur'an dan WahyuPPT Ulumul Qur'an, Al-Qur'an dan Wahyu
PPT Ulumul Qur'an, Al-Qur'an dan Wahyu
Ibanez Sofadella
 

What's hot (20)

Al qur'an
Al qur'anAl qur'an
Al qur'an
 
Al qur’ān sebagai pedoman Kehidupan
Al qur’ān sebagai pedoman KehidupanAl qur’ān sebagai pedoman Kehidupan
Al qur’ān sebagai pedoman Kehidupan
 
ulumul qur'an
ulumul qur'anulumul qur'an
ulumul qur'an
 
Bab i uq
Bab i uq Bab i uq
Bab i uq
 
Iman kepada kitab kitab allah
Iman kepada kitab kitab allahIman kepada kitab kitab allah
Iman kepada kitab kitab allah
 
Q.S Al-Maidah ayat 48, Q.S Az-Zumar ayat 39 dan Q.S At-Taubah ayat 105
Q.S Al-Maidah ayat 48, Q.S Az-Zumar ayat 39 dan Q.S At-Taubah ayat 105Q.S Al-Maidah ayat 48, Q.S Az-Zumar ayat 39 dan Q.S At-Taubah ayat 105
Q.S Al-Maidah ayat 48, Q.S Az-Zumar ayat 39 dan Q.S At-Taubah ayat 105
 
Pengertian al quran
Pengertian al quranPengertian al quran
Pengertian al quran
 
Pendidikan agama islam (Iman Kepada Kitab ALLAH)
Pendidikan agama islam (Iman Kepada Kitab ALLAH)Pendidikan agama islam (Iman Kepada Kitab ALLAH)
Pendidikan agama islam (Iman Kepada Kitab ALLAH)
 
Tasyri' masa nabi Muhammad Saw
Tasyri'  masa nabi Muhammad SawTasyri'  masa nabi Muhammad Saw
Tasyri' masa nabi Muhammad Saw
 
Tafsir surat al bayyinah
Tafsir surat al bayyinahTafsir surat al bayyinah
Tafsir surat al bayyinah
 
Surah al-maidah ayat 48 dan kandungannya
Surah al-maidah ayat 48 dan kandungannyaSurah al-maidah ayat 48 dan kandungannya
Surah al-maidah ayat 48 dan kandungannya
 
Makalah beriman kepada kitab kitab allah
Makalah beriman kepada kitab kitab allahMakalah beriman kepada kitab kitab allah
Makalah beriman kepada kitab kitab allah
 
Kitab allah swt sebagai pedoman hidup
Kitab allah swt sebagai pedoman hidupKitab allah swt sebagai pedoman hidup
Kitab allah swt sebagai pedoman hidup
 
Hadis sebagai sumber ajaran islam
Hadis sebagai sumber ajaran islamHadis sebagai sumber ajaran islam
Hadis sebagai sumber ajaran islam
 
Presentasi Fiqh 6 ( Kisi)
Presentasi Fiqh 6 ( Kisi)Presentasi Fiqh 6 ( Kisi)
Presentasi Fiqh 6 ( Kisi)
 
Iman kepada kitab allah
Iman kepada kitab allahIman kepada kitab allah
Iman kepada kitab allah
 
Macam-Macam Sunnah Nabi saw
Macam-Macam Sunnah Nabi sawMacam-Macam Sunnah Nabi saw
Macam-Macam Sunnah Nabi saw
 
Al qur’an sebagai pedoman hidup
Al qur’an sebagai pedoman hidupAl qur’an sebagai pedoman hidup
Al qur’an sebagai pedoman hidup
 
Al - Quran sebagai Pedoman Hidup Manusia
Al - Quran sebagai Pedoman Hidup ManusiaAl - Quran sebagai Pedoman Hidup Manusia
Al - Quran sebagai Pedoman Hidup Manusia
 
PPT Ulumul Qur'an, Al-Qur'an dan Wahyu
PPT Ulumul Qur'an, Al-Qur'an dan WahyuPPT Ulumul Qur'an, Al-Qur'an dan Wahyu
PPT Ulumul Qur'an, Al-Qur'an dan Wahyu
 

Viewers also liked

Apply the law of attraction
Apply the law of attractionApply the law of attraction
Apply the law of attraction
Champion Mahipal
 
TIC´S y Video en la educacion
TIC´S  y Video en la educacionTIC´S  y Video en la educacion
TIC´S y Video en la educacion
karolina campos
 
Developing websites with SilverStripe and Vagrant
Developing websites with SilverStripe and VagrantDeveloping websites with SilverStripe and Vagrant
Developing websites with SilverStripe and Vagrant
Jarrad Salmon
 
Recycling and saving energy in redditch houses anna agustjuliamireia4rta
Recycling and saving energy in redditch houses anna agustjuliamireia4rtaRecycling and saving energy in redditch houses anna agustjuliamireia4rta
Recycling and saving energy in redditch houses anna agustjuliamireia4rta
olgabertomeu
 
Baskin Robbins
Baskin RobbinsBaskin Robbins
Baskin Robbins
Sapna Singh
 
Toastmasters Sand and Sea Speakers Blogger & Social Media Role Proposal
Toastmasters Sand and Sea Speakers Blogger & Social Media Role ProposalToastmasters Sand and Sea Speakers Blogger & Social Media Role Proposal
Toastmasters Sand and Sea Speakers Blogger & Social Media Role Proposal
Sarah Ilarde
 
Movimente a sua empresa - M&M Comunicação e Marketing
Movimente a sua empresa - M&M Comunicação e MarketingMovimente a sua empresa - M&M Comunicação e Marketing
Movimente a sua empresa - M&M Comunicação e Marketing
Syane Moreira
 
Social Media patterson
Social Media pattersonSocial Media patterson
Social Media patterson
johnPatterson37
 
Payday Loans For Saving Account- Enjoy quick fiscal aid with online process
Payday Loans For Saving Account- Enjoy quick fiscal aid with online processPayday Loans For Saving Account- Enjoy quick fiscal aid with online process
Payday Loans For Saving Account- Enjoy quick fiscal aid with online process
Mok Anderson
 
Marv Castillo - Illustration Portfolio
Marv Castillo - Illustration PortfolioMarv Castillo - Illustration Portfolio
Marv Castillo - Illustration Portfolio
Marv Castillo
 
Tentang asesmen
Tentang asesmenTentang asesmen
Tentang asesmen
Dewa Rockvector
 
Cooling pad cleaner
Cooling pad cleanerCooling pad cleaner
Cooling pad cleaner
NAS CO
 
El delta de l’ebre
El delta de l’ebreEl delta de l’ebre
El delta de l’ebre
olgabertomeu
 
2 karakteristik kendaraan-survey-lalulintas
2 karakteristik kendaraan-survey-lalulintas2 karakteristik kendaraan-survey-lalulintas
2 karakteristik kendaraan-survey-lalulintasEsty Sapoetry
 
Janguard images
Janguard imagesJanguard images
Janguard images
Janguard, Inc.
 
Prezentacja krakowiak
Prezentacja krakowiakPrezentacja krakowiak
Prezentacja krakowiak
angelina678
 

Viewers also liked (20)

Apply the law of attraction
Apply the law of attractionApply the law of attraction
Apply the law of attraction
 
TIC´S y Video en la educacion
TIC´S  y Video en la educacionTIC´S  y Video en la educacion
TIC´S y Video en la educacion
 
Developing websites with SilverStripe and Vagrant
Developing websites with SilverStripe and VagrantDeveloping websites with SilverStripe and Vagrant
Developing websites with SilverStripe and Vagrant
 
Recycling and saving energy in redditch houses anna agustjuliamireia4rta
Recycling and saving energy in redditch houses anna agustjuliamireia4rtaRecycling and saving energy in redditch houses anna agustjuliamireia4rta
Recycling and saving energy in redditch houses anna agustjuliamireia4rta
 
Baskin Robbins
Baskin RobbinsBaskin Robbins
Baskin Robbins
 
Toastmasters Sand and Sea Speakers Blogger & Social Media Role Proposal
Toastmasters Sand and Sea Speakers Blogger & Social Media Role ProposalToastmasters Sand and Sea Speakers Blogger & Social Media Role Proposal
Toastmasters Sand and Sea Speakers Blogger & Social Media Role Proposal
 
Movimente a sua empresa - M&M Comunicação e Marketing
Movimente a sua empresa - M&M Comunicação e MarketingMovimente a sua empresa - M&M Comunicação e Marketing
Movimente a sua empresa - M&M Comunicação e Marketing
 
Social Media patterson
Social Media pattersonSocial Media patterson
Social Media patterson
 
Payday Loans For Saving Account- Enjoy quick fiscal aid with online process
Payday Loans For Saving Account- Enjoy quick fiscal aid with online processPayday Loans For Saving Account- Enjoy quick fiscal aid with online process
Payday Loans For Saving Account- Enjoy quick fiscal aid with online process
 
Marv Castillo - Illustration Portfolio
Marv Castillo - Illustration PortfolioMarv Castillo - Illustration Portfolio
Marv Castillo - Illustration Portfolio
 
Tentang asesmen
Tentang asesmenTentang asesmen
Tentang asesmen
 
Inter-branch Cost
Inter-branch CostInter-branch Cost
Inter-branch Cost
 
Cooling pad cleaner
Cooling pad cleanerCooling pad cleaner
Cooling pad cleaner
 
El delta de l’ebre
El delta de l’ebreEl delta de l’ebre
El delta de l’ebre
 
2 karakteristik kendaraan-survey-lalulintas
2 karakteristik kendaraan-survey-lalulintas2 karakteristik kendaraan-survey-lalulintas
2 karakteristik kendaraan-survey-lalulintas
 
Happy & sad sena
Happy & sad senaHappy & sad sena
Happy & sad sena
 
Janguard images
Janguard imagesJanguard images
Janguard images
 
Prezentacja krakowiak
Prezentacja krakowiakPrezentacja krakowiak
Prezentacja krakowiak
 
Redditch 4
Redditch 4Redditch 4
Redditch 4
 
himpunan
himpunanhimpunan
himpunan
 

Similar to Funsi al-qur'an dan hadist

Memelihara dan mengamalkan al quran
Memelihara dan mengamalkan al quranMemelihara dan mengamalkan al quran
Memelihara dan mengamalkan al quranaldianzeta
 
PPT materi 2 kel 2
PPT materi 2 kel 2PPT materi 2 kel 2
PPT materi 2 kel 2
nisawahyu1
 
Kedudukan dan Fungsi Hadits
Kedudukan dan Fungsi HaditsKedudukan dan Fungsi Hadits
Kedudukan dan Fungsi HaditsFakhri Cool
 
Tugas pendidikan agama islam uas
Tugas pendidikan agama islam   uasTugas pendidikan agama islam   uas
Tugas pendidikan agama islam uas
SiKholis1
 
Memahami Al-Qur’an dan Al-Hadistt sebagai pedoman hidup
Memahami Al-Qur’an dan Al-Hadistt sebagai pedoman hidupMemahami Al-Qur’an dan Al-Hadistt sebagai pedoman hidup
Memahami Al-Qur’an dan Al-Hadistt sebagai pedoman hidup
Eloknadlifah
 
materi IMAN KEPADA KITAB-KITAB ALLAH SWT.pptx
materi IMAN KEPADA KITAB-KITAB ALLAH SWT.pptxmateri IMAN KEPADA KITAB-KITAB ALLAH SWT.pptx
materi IMAN KEPADA KITAB-KITAB ALLAH SWT.pptx
TohirQolby1
 
Sunber vajaran agama_islam
Sunber vajaran agama_islamSunber vajaran agama_islam
Sunber vajaran agama_islam
Lintoe1
 
Prinsip-prinsip Utama Ahlussunnah wal Jama'ah
Prinsip-prinsip Utama Ahlussunnah wal Jama'ahPrinsip-prinsip Utama Ahlussunnah wal Jama'ah
Prinsip-prinsip Utama Ahlussunnah wal Jama'ah
Anas Abdillah Al Cilacapi Cilacapi
 
Romadhan membentuk sifat ihsan
Romadhan membentuk sifat ihsanRomadhan membentuk sifat ihsan
Romadhan membentuk sifat ihsan
Al-Islami Caligrafi
 
BAB 1 QURDITS
BAB 1 QURDITSBAB 1 QURDITS
BAB 1 QURDITS
RifkamaliaS
 
Bab 1 qh semester 1
Bab 1 qh semester 1Bab 1 qh semester 1
Bab 1 qh semester 1
RifkamaliaS
 
Resume Ulumul Qur'an
Resume Ulumul Qur'anResume Ulumul Qur'an
Resume Ulumul Qur'anSuya Yahya
 
Sumber Hukum Islam ( Sub - AlQuran )
Sumber Hukum Islam ( Sub - AlQuran )Sumber Hukum Islam ( Sub - AlQuran )
Sumber Hukum Islam ( Sub - AlQuran )
Eja Fahreza
 
Quran is our guidance
Quran is our guidanceQuran is our guidance
Quran is our guidance
Muhamad Yusuf
 
PAI - SUMBER HUKUM ISLAM
PAI - SUMBER HUKUM ISLAMPAI - SUMBER HUKUM ISLAM
PAI - SUMBER HUKUM ISLAM
Sarah Nadhila
 
Ulumul Qur'an (1).
Ulumul Qur'an (1).Ulumul Qur'an (1).
Ulumul Qur'an (1).
Ibnu Ahmad
 
Muda.Beriman pada Rasul.pptx
Muda.Beriman pada Rasul.pptxMuda.Beriman pada Rasul.pptx
Muda.Beriman pada Rasul.pptx
MuhammadUbaid49
 

Similar to Funsi al-qur'an dan hadist (20)

Memelihara dan mengamalkan al quran
Memelihara dan mengamalkan al quranMemelihara dan mengamalkan al quran
Memelihara dan mengamalkan al quran
 
PPT materi 2 kel 2
PPT materi 2 kel 2PPT materi 2 kel 2
PPT materi 2 kel 2
 
Kedudukan dan Fungsi Hadits
Kedudukan dan Fungsi HaditsKedudukan dan Fungsi Hadits
Kedudukan dan Fungsi Hadits
 
Iman kepada kitab
Iman kepada kitabIman kepada kitab
Iman kepada kitab
 
Ringkasan materi pai kelas 8 bab 2 iman kepada kitab allah
Ringkasan materi pai kelas 8 bab 2 iman kepada kitab allahRingkasan materi pai kelas 8 bab 2 iman kepada kitab allah
Ringkasan materi pai kelas 8 bab 2 iman kepada kitab allah
 
Tugas pendidikan agama islam uas
Tugas pendidikan agama islam   uasTugas pendidikan agama islam   uas
Tugas pendidikan agama islam uas
 
Memahami Al-Qur’an dan Al-Hadistt sebagai pedoman hidup
Memahami Al-Qur’an dan Al-Hadistt sebagai pedoman hidupMemahami Al-Qur’an dan Al-Hadistt sebagai pedoman hidup
Memahami Al-Qur’an dan Al-Hadistt sebagai pedoman hidup
 
materi IMAN KEPADA KITAB-KITAB ALLAH SWT.pptx
materi IMAN KEPADA KITAB-KITAB ALLAH SWT.pptxmateri IMAN KEPADA KITAB-KITAB ALLAH SWT.pptx
materi IMAN KEPADA KITAB-KITAB ALLAH SWT.pptx
 
Sunber vajaran agama_islam
Sunber vajaran agama_islamSunber vajaran agama_islam
Sunber vajaran agama_islam
 
Prinsip-prinsip Utama Ahlussunnah wal Jama'ah
Prinsip-prinsip Utama Ahlussunnah wal Jama'ahPrinsip-prinsip Utama Ahlussunnah wal Jama'ah
Prinsip-prinsip Utama Ahlussunnah wal Jama'ah
 
Romadhan membentuk sifat ihsan
Romadhan membentuk sifat ihsanRomadhan membentuk sifat ihsan
Romadhan membentuk sifat ihsan
 
BAB 1 QURDITS
BAB 1 QURDITSBAB 1 QURDITS
BAB 1 QURDITS
 
Bab 1 qh semester 1
Bab 1 qh semester 1Bab 1 qh semester 1
Bab 1 qh semester 1
 
Resume Ulumul Qur'an
Resume Ulumul Qur'anResume Ulumul Qur'an
Resume Ulumul Qur'an
 
Sumber Hukum Islam ( Sub - AlQuran )
Sumber Hukum Islam ( Sub - AlQuran )Sumber Hukum Islam ( Sub - AlQuran )
Sumber Hukum Islam ( Sub - AlQuran )
 
Quran is our guidance
Quran is our guidanceQuran is our guidance
Quran is our guidance
 
PAI - SUMBER HUKUM ISLAM
PAI - SUMBER HUKUM ISLAMPAI - SUMBER HUKUM ISLAM
PAI - SUMBER HUKUM ISLAM
 
Ulumul Qur'an (1).
Ulumul Qur'an (1).Ulumul Qur'an (1).
Ulumul Qur'an (1).
 
Tafsir surat al 'ashr
Tafsir surat al 'ashrTafsir surat al 'ashr
Tafsir surat al 'ashr
 
Muda.Beriman pada Rasul.pptx
Muda.Beriman pada Rasul.pptxMuda.Beriman pada Rasul.pptx
Muda.Beriman pada Rasul.pptx
 

Funsi al-qur'an dan hadist

  • 1. KELOMPOK I: 1. FEBI MARLIZA 2. KARTIKA SARI 3. RAIHAN AKBAR MUHAMMAD 4. MUHAMMAD AZMI AJI
  • 2. FUNGSI AL-QUR’AN DAN HADIST A. AL-QUR’AN Dalam Al-Qur’an dikatakan bahwa ia adalah ugeran yang membedakan dan bahkan memisahkan antara yang hak dan yang batil atau antara yang benar dengan yang salah. Allah berfirman, “Bulan Ramadhan adalah bulan diturunkannya Al- Qur’an yang berfungsi sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang hak dan yang batil) … (QS Al- Baqaroh [2] : 185). c. Al-Syifa (Obat) Al-Qur’an dikatakan bahwa ia berfungsi sebagai obat bagi penyakit yang ada di dalam dada (mungkin yang dimaksud disini adalah penyakit psikologis). Allah berfiman, “Hai manusia sesungguhnya telah datang kepadamu pelajaran dari Tuhanmu dan penyembuh dari penyakit-penyakit (yang berada) dalam dada…”(QS Yunus [10] : 57). d. Al Mau’idzoh (nasehat) Dalam Al-Qur’an dikatakan bahwa ia berfungsi sebagai nasehat bagi orang-orang bertaqwa. Allah berfirman, “Al-Qur’an ini adalah penerangan bagi seluruh manusia dan petunjuk serta pelajaran bagi orang-orang bertaqwa” (QS Ali-Imron [3]: 138) Demikianlah fungsi Al-Qur’an yang diambil dari nama-namanya yang difirman Allah dalam Al-Qur’an. Sedang fungsi Al-Qur’an dari pengalaman dan penghayatan terhadap isinya bergantung pada kualitas ketaqwaan invidu yang bersangkutan. Dalam Al-Qur’an dikatakan bahwa ia adalah ugeran yang membedakan dan bahkan memisahkan antara yang hak dan yang batil atau antara yang benar dengan yang salah. Allah berfirman, “Bulan Ramadhan adalah bulan diturunkannya Al- Qur’an yang berfungsi sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang hak dan yang batil) … (QS Al- Baqaroh [2] : 185). c. Al-Syifa (Obat)
  • 3. Al-Qur’an dikatakan bahwa ia berfungsi sebagai obat bagi penyakit yang ada di dalam dada (mungkin yang dimaksud disini adalah penyakit psikologis). Allah berfiman, “Hai manusia sesungguhnya telah datang kepadamu pelajaran dari Tuhanmu dan penyembuh dari penyakit-penyakit (yang berada) dalam dada…”(QS Yunus [10] : 57). d. Al Mau’idzoh (nasehat) Dalam Al-Qur’an dikatakan bahwa ia berfungsi sebagai nasehat bagi orang-orang bertaqwa. Allah berfirman, “Al-Qur’an ini adalah penerangan bagi seluruh manusia dan petunjuk serta pelajaran bagi orang-orang bertaqwa” (QS Ali-Imron [3]: 138) Demikianlah fungsi Al-Qur’an yang diambil dari nama-namanya yang difirman Allah dalam Al-Qur’an. Sedang fungsi Al-Qur’an dari pengalaman dan penghayatan terhadap isinya bergantung pada kualitas ketaqwaan invidu yang bersangkutan. A. FUNGSI HADIST Hadist nabi Muhammad saw dapat dibedakan menjadi 3 bentuk yaitu sebagai berikut: 1. Hadist qauliyah yaitu hadist atas dasar segenap perkataan (ucapan) nabi Muhammad saw 2. Hadist fi’liyah yaitu hadist atas dasar perilaku (perbuatan) yang dilakukannabi Muhammad saw 3. Hadist Taqririyah adalah hadist atas dasar persetujuan nabi Muhammad saw terhadap apa yang dilakukan oleh para sahabatnya artinya nabi Muhammad saw memberikan penafsiran atau perbuatan yang dilakukan sahabatnya dalam suatu hukum Allah swt atau nabi diam sebagai tanda persetujuan (boleh) atas perbuatan-perbuatan sahabat nabi Muhammad saw. Adapun kedudukan atau fungsi hadist nabi Muhammad saw dalam hukum Islam adalah sebagi berikut: ∎ Sebagai sumber hukum Islam yang kedua. Ada beberapa hukum yang tidak disebutkan di dalam Al-Qur’an. Rasulullah saw, kemudian menjelaskan hukumnya baik dengan perkataan, perbuatan maupun dengan penetapan. Dalil hukumnya
  • 4. menjadi sunnah karena apa yang dilakukan Rasulullah itu tidak lain penjabaran dari prinsip-prinsip yang sudah ada dalam Al-Qur’an. Firman Allah swt sebagai berikut: “….Apa yang diberikan rasul kepadamu maka terimalah dia dan apa yang di larangnya bagimu maka tinggalkanlah…” (QS. Al Hasyr: 7). “ Sesungguhnya telah ada pula diri Rasulullah itu suri tauladan yang baik” (QS. Al Ahzab: 21). “Katakanlah: taatilah Allah dan RasulNya, jika kamu berpaling maka sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang kafir” (QS Ali Imran :32). “ Barangsiapa yang mentaati rasul itu sesungguhnya ia telah mentaati Allah dan barangsiapa yang berpaling (dari ketaatan itu), maka kami tidak mengutusmu untuk menjadi pemeliharaan bagi mereka” (QS An Nisa:80) ∎ Sebagai penguat dan pengukuh hukum yang tealh disebutkan Allah didalam kitabnya, sehingga keduanya yaitu Al-Qur’an dan hadist menjadi sumber hukum yang saling melengkapi dan menyempurnakan ∎ Sebagai penjelas atau perincian terhadap ayat-ayat Al-Qur’an yang masih bersifat umum. Umpamanya, perintah shalat didapati dalam Al-Qur’an, tetapi tidak di jelaskan tentang cara melaksanakannya, banyak rakaatnya, serta rukun dan syarat-syaratnya, Rasulullah saw melalui hadist menjelaskan semua itu sehingga umatnya tidak menajalani kesulitan untuk melaksanakan perintah tersebut. Demikian pula halnya dengan perintah puasa dan haji yang telah terdapat di dalam Al-Qur’an tetapi tidak dijelaskan tentang pelaksanaannya secara terperinci, Rasulullah kemudian menjelaskan dengan perbuatannya melalui praktek (tata krama) atau secara normatif dalam menjalanakan perintah Allah swt tersebut, Firman Allah swt: “.. Dan kami turunkan Al-Qur’an agar kamu menerangkan kepada umat manusia apa yang telah diturunkankepada merekan…” (QS An-Nahl: 44) ∎ Menetapkan hukum-hukum tidak terdapat dalam Al-Qur’an, hadist juga dapat berfungsi untuk menetapkan hukum apa bila di dalam Al-Qur’an tidak dijumpai seperti halnya keharaman seorang laki-laki untuk menikah dengan bibi istrinya dalam waktu yang bersamaan. Perhatikan terjemahan hadist berikut ini “ Dilarang seseorang mengumpulkan (mengawini secara bersama) seorang perempuan saudaranya perempuan dari ayahnya serta seorang perempuan dengan saudara perempuan dari ibunya” (HR. Bukhori-Muslim)
  • 5. Hadist merupakan sumber hukum ke dua setelah Al-Qur’an hal ini bukan berarti bahwa nabi Muhammad saw, sebagai penetap hukum atau memiliki kapasitas sebagai pembuat hukum melainkan Allah swt. sendiri yang memberikan keputusan melalui perantara yakni rasulNya.
  • 6. CARA-CARA MEMPERFUNGSIKAN AL-QUR’AN DAN HADIST Bingung, pusing, heran, itulah yang dirasakan kalau memikirkan banyaknya kelompok dalam Islam. Bagaimana bisa berbeda dan berpecah belah, padahal katanya sama-sama berpegang teguh pada Al-Quran dan Al-Hadits. Koq bisa beda dalam memberikan jawaban dan menyikapi permasalahan, padahal dalilnya sama dari ayat Al-Quran dan Al-Hadits juga. Apakah tidak ada suatu metode atau cara yang tepat dan benar dalam memahami dan mengamalkan ajaran Islam? Allah subhanahu wa ta’ala telah berfirman: ۔ الْيَوْمََ أكَْمَلْ تَ لَ كمَْ دِينَ كمَْ وَأَتْمَمْ تَ عَلَيْ كمَْ نِعْمَتِي وَرَضِي تَ لَ ك مَ الإسَْلاممََ دِينًا “Pada hari ini telah Kusempurnakan untukmu agamamu dan telah Kucukupkan kepadamu nikmat-Ku dan telah Kuridhai Islam sebagai agama bagimu”. (QS. Al-Maidah: 3). Kesempurnaan dan kejelasan ajaran Islam pun telah ditegaskan oleh Nabi shallallahu ’alaihi wasallam di dalam hadits berikut ini: قَدَْ تَرَكْت ك مَْ عَلَى الْبَيْضَاءَِ لَيْل هَا كَنَهَارِهَا لََ يَزِيْ غَ عَنْهَا بَعْدِيَْ إِلَا هَالِ كَ “Sungguh telah aku tinggalkan bagi kalian (syariat) yang putih cemerlang (jelas), malamnya seperti siangnya. Tidak akan menyeleweng daripadanya sepeninggalku melainkan dia akan binasa”. (HR. Ibnu Majah I/16 no.43, dan Ahmad IV/126 no.17182, dari jalan Al- ‘Irbadh bin Sariyah rodhiyallahu anhu). Juga diriwayatkan dari Muththalib bin Hanthab radhiyallahu anhu, bahwa Nabi shallallahu ’alaihi wasallam bersabda: مَا ترََكْ تَ شَيْئًا مِاما أمََرَك م اللَ بِهَِ إِلَا قَدْ أمََرْت ك مَْ بِهَِ, وَمَا ترََكْ تَ شَيْئًا مِاما نهََاك مَْ عَنْهَ إِلَا قَدْ نَهََيْت ك مَْ عَنْهَ “Tidak kutinggalkan sesuatu pun dari yang Allah perintahkan kecuali telah aku perintahkan kepada kalian, dan tidaklah aku tinggalkan sedikit pun perkara yang Allah larang melainkan sungguh telah aku larang kalian dari padanya”. (HR. Imam Asy-Syafi’i di dalam Musnadnya I/233 no.1153). Jelas sudah bagi yang mengaku beriman kepada Allah dan Rasul-Nya bahwa Islam telah sempurna dan lengkap serta tidak membutuhkan perubahan dan penambahan atau pengurangan. Selain itu, Allah sendiri yang menjamin kemurniannya, seperti dalam firman- Nya: إِناا نََحْ ن نَزلْنَا اَلذِ كْرَ وََإِناا لََه لََحَافِ ظونََ
  • 7. “Sesungguhnya Kami telah menurunkan Adz-Dzikr (Al-Quran) dan sesungguhnya Kamilah yang menjaganya”. (QS. Al-Hijr: 9). Sebagaimana Allah telah menjamin keaslian Al-Quran, seperti itu pulalah Allah menjamin kemurnian Islam. Karena itu tidak akan ada pertentangan apapun di antara segala perkara yang terdapat di dalamnya. Sebagaimana firman-Nya: أفََلام يََتدََبا رونَ اَلْق رْآنَ وََلَوْ كََانَ مَِنْ عَِنْدِ غََيْرِ اَاللَِّ لَوَجَد وا فَِيهِ اَخْتِلامفًا كََثِيرًا “Apakah mereka tidak memperhatikan Al-Quran? Sekiranya Al-Quran itu bukan dari sisi Allah, tentu mereka akan mendapatkan pertentangan yang banyak di dalamnya”. (QS. An-Nisa’: 82). Demikianlah keseluruhan ajaran Islam. Pada asalnya tidak sedikit pun mengandung unsur pertentangan. Pertentangan hingga perpecahan umat Islam di dalam memahami dan mengamalkan ajaran Islam tidaklah terjadi melainkan disebabkan tersebarnya hawa nafsu, syahwat, syubhat, keras hati dalam menerima kebenaran, kurang atau bahkan tidak mengikuti tuntunan Nabi, melemah dan hilangnya sunnah dan tersebarnya bid’ah, dan mencampuradukkan kebenaran dengan kebatilan seperti mencampur Islam dengan filsafat, ilmu kalam dan lain sebagainya. Memang berbagai macam manhaj (konsep memahami agama) yang diikuti kebanyakan umat Islam yang tidak sesuai dan tidak berdasarkan Al- Quran dan Sunnah yang shahih, pasti tidak akan membawa manfaat apa pun, kecuali semakin menjauhkan umat ini dari jalan yang benar. Hal ini sebagaimana dijelaskan Rasulullah shallallahu ’alaihi wasallam di dalam hadits berikut: عَنْ عََبْدِ اَللِ بَْنِ مََسْع ودٍ ،َ قََالَ :َ خََطالََنَا رََس و ل اَللِ صََلاى اَاللَّ عََلَيْهِ وََسَلامَ خََطًّا ،َ ثَ ماقََالَ :َ هََذاََ سَبِي ل اَللِ ،َ ثَ ماخََطا خط وطًا عََنْ يَمَِينِهِ وََعَنْ شَِمَالِهِ ،َ ثَ ماقََالَ :َ هََذِهِ سَ ب ل عََلىَ كَ ل سََبِيلٍَ مَِنْهَاَ شَيْطَا ن يََدْع و إَِلَيْهِ ،َ ثَ ماقَرََأَ :َ }َوَإِان هََذاَ صَِرَاطِي مسْتَقِيمًا فََاتابِع وه وََلَ تََتابِع وا اَلسُّبَ لَ ،َ فََتَاََرََ َ .{بِك مْ عََنْ سََبِيلِهَِ Dari Abdullah bin Mas’ud radhiyallahu anhu, ia berkata: “Bahwa Rasulullah shallallahu ’alaihi wasallam membuat garis dengan tangannya lalu berkata, “Inilah jalan Allah yang lurus”. Kemudian membuat garis lagi di sebelah kanan dan kirinya, seraya berkata, “Ini adalah jalan-jalan yang lain. Tiada satu pun darinya tersebut kecuali di sana ada setan yang menyeru kepadanya”. Kemudian beliau membaca firman Allah subhanahu wa ta’ala, “Sesungguhnya ini adalah jalan-Ku yang lurus, maka ikutilah dia. Dan janganlah engkau mengikuti jalan-jalan lain, karena kan mecerai-beraikanmu dari jalan-Nya. Demikian itulah Allah wasiatkan kepadamu agar kamu bertakwa”. (HR. Ahmad I/435 no.4142). Jelas dari dalil di atas, bahwa manhaj (metode/cara) yang benar itu hanya satu dan sikap mengikuti manhaj selainnya akan membawa pertentangan, perpecahan, dan kesesatan. Padahal sebelumnya, prinsip-prinsip ajaran Islam sendiri adalah satu sejak zaman Nabi Adam hingga Rasulullah shallallahu ’alaihi wasallam. Demikian juga halnya dengan kondisi umat yang ada. Namun karena berbagai penyelewengan itulah akhirnya terjadi pertentangan dan perpecahan. Hal ini dijelaskan Allah di dalam firman-Nya: وَمَا كََانَ اَلناا سإَِل أَ امةً وََاحِدَةً فََاخْتَلَ وا وََلَوْل كََلِمَة سََبَقَتْمَِنْ رََب كَ لََقَ ضِيَ بََيْنَه مْ فَِيمَا فَِيهِ يََخْتََلِ ونََ
  • 8. “Tidaklah manusia itu (dahulu) melainkan umat yang satu, kemudian mereka berselisih. Kalau tidak karena ketetapan yang telah berlalu dari Rabb-mu, niscaya telah diberi keputusan di antara mereka mengenai apa yang mereka perselisihkan”. (QS. Yunus: 19). Ibnu Katsir menafsirkan ayat tersebut, bahwa akan ada generasi manusia berikutnya yang beraneka ragam agama, keyakinan, ajaran, kelompok, dasar pijakan, dan pikiran mereka. Sedangkan Ikrimah mengatakan bahwa mereka berselisih dalam petunjuk. Tetapi di antara mereka ada yang dikecualikan, sebagaimana firman-Nya: وَل يََزَال ونَ مخْتَلِ يَِنَ إَِل مََنْ رََحِمَ رََبُّكََ “Mereka senantiasa berselisih pendapat kecuali orang-orang yang diberi rahmat oleh Tuhanmu”. (QS. Huud: 118-119). Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah berkata: “Allah mengabarkan bahwa orang-orang yang dirahmati-Nya tidak akan berselisih. Mereka adalah para pengikut Nabi dengan perkataan dan perbuatan, dan mereka adalah ahli Al-Quran dan hadits dari umat ini”. Yakni mereka yang mendapat rahmat Allah dari setiap pengikut para Nabi yang berpegang teguh dengan segala yang diperintahkan agama. Mereka itu dikenal dengan golongan yang selamat (Al-Firqoh An- Najiyah). Hal ini diperkuat dengan sabda Nabi shallallahu ’alaihi wasallam: ألََ إَِان مََنْ قََبْلكَ مْ مَِنْ أَهَْلِ اَلْكِتَابِ اَفْترََق وْا عََلىَ ثَِنْتَيْنِ وََسَبْعِيْنَ مَِلاةً وََإِان هََذِهِ اَلْمِلَاةَ سََتََ تَْرَِ عَ ََلىََ ثَلامَثٍ وََسَبْعِيْنَ, ثَِنْتَانِ وََسَبْعِيْنَ فَِي اَلناارِ وََوَاحِدَة فَِي اَلْجَناةِ وََهِيَ اَلْجَمََاعَةَ “Ketahuilah, sesungguhnya orang sebelum kamu dari ahli kitab telah berpecah belah menjadi 72 kelompok. Dan sungguh umat ini akan berpecah belah menjadi 73 golongan. 72 berada di neraka dan hanya satu dalam surga, yaitu al-jama’ah”. (HR. Ahmad IV/102 no.16979, Abu Dawud II/608 no.4597, Ibnu Majah II/1322 no.3992). Sekarang, permasalahan yang lebih penting untuk diketahui adalah manhaj (cara) yang bagaimana dan siapa tokoh-tokoh yang harus diikuti dalam mempelajari, memahami, meyakini, dan mengamalkan ajaran Islam tersebut? Ciri-ciri manhaj mereka adalah berdasarkan pada prinsip-prinsip berikut ini: 1. Al-Quran Al-Karim Pedoman pertama dan paling tinggi dalam memahami dan mengamalkan ajaran Islam yang paling benar dan selamat, tiada lain adalah Al-Quran Al-Karim yang merupakan wahyu Allah subhanahu wa ta’ala. Barangsiapa yang mengingkari wajibnya berpegang teguh dengan Al- Quran Al-Karim, maka dia itu kafir menurut kesepakatan (ijma’) umat Islam. Wajibnya berpegang teguh dengan Al-Quran Al-Karim tampak dari firman Allah ta’ala berikut ini: وَهَذَا كَِتَا ب أََنزلْنَاه مبَارَ ك فََاتابِع وه وََاتاق وا لََعَلاك مْ تَ رْحَ مونََ “Dan itulah kitab. Kami telah menurunkannya dengan penuh keberkahan, maka ikutilah dan berdakwalah agar kamu mendapat rahmat”. (QS. Al-An’am:155). Dan dari sabda Nabi shallallahu ’alaihi wasallam:
  • 9. ألََ وََإِن يْ تََارِ ك فَِيْك مْ ثَِقلََيْنِ, أََحَد ه مَا كَِتَا ب اَللِ عََاز وََجَال هَ وَ حََبْ ل اَللِ مََنِ اَتابعََه كََانَ عََلَىَ اَلْ هد وَمَنْ تَرََكَه كََانَ عََلىَ ضََلاملََةٍَ “Sesungguhnya aku tinggalkan bagimu 2 perkara, salah satunya ialah kitab Allah ‘azza wa jalla, ia itu tali Allah, barangsiapa mengikutinya, maka ia berada di atas hidayah. Barangsiapa meninggalkannya, maka ia dalam kesesatan”. (HR. Muslim IV/1873 no.2408). 2. Hadits Nabi shallallahu ’alaihi wasallam yang shahih. Pedoman yang kedua adalah Hadits Nabi shallallahu ’alaihi wasallam yang shahih. Hal ini dapat dimaklumi dan tidak bisa diingkari. Dalam memahami dan mengamalkan Al-Quran Al- Karim, baik dari segi akidah, ibadah, muamalah, adab dan akhlak tidak dapat dilepaskan dari peranan hadits Nabi shallallahu ’alaihi wasallam, karena hadits merupakan penjelasan yang rinci dan detail terhadap apa yang dikandung Al-Quran secara global dan umum. Bahkan ini merupakan metode yang ditentukan oleh firman Allah ta’ala: وَأَنزلْنَا إَِلَيْكَ اَلذِ كْرَ لَِت بَي نَ لَِلنااسِ مََا نَزلَ إَِلَيْهِمْ وََلعَلَا همْ يََتَ كََا رونََ “Dan Kami telah menurunkan Adz-Dzikr (Al-Quran) agar kamu (Rasulullah shallallahu ’alaihi wasallam) menerangkan kepada umat manusia apa yang telah diturunkan kepada mereka, dan agar mereka memikirkannya”. (QS. An-Nahl: 44). Rasulullah shallallahu ’alaihi wasallam juga bersabda: ألََ إَِان مََنْ قََبْلَك مْ مَِنْ أَهَْلِ اَلْكِتاَبِ اَفْترََق وْا عََلَى ثَِنْتيَْنِ وََسَبْعِيْنَ مَِلاةًَ وََإِان هََذِهِ اَلْمِلاةَ سََت تََْرَِ عَ ََلَى ثَلَامَثٍ وََسَبْعِيْنَ, ثَِنْتاَنِ وََسَبْعِيْنََ فِي اَلناارِ وََوَاحِدَة فَِي اَلْجَناةِ وََهِيَ اَلْجَمَاعَة “Ketahuilah sesungguhnya diturunkan kepadaku Al-Quran dan yang serupa bersamanya (As- Sunnah/hadits Nabi)”. (HR. Ahmad IV/130 no.17213, dan Abu Dawud II/610 no.4604). Berepegang dengan Al-Quran dan As-Sunnah belumlah cukup. Banyak dijumpai dalam buku atau pengajian-pengajian yang mengupas masalah yang sama, tapi penjelasannya berbeda atau malah berlawanan, hal ini bisa bahaya sebab kalau menyangkut masalah akidah jika salah maka neraka akibatnya. Contohnya golongan Ahmadiyah membelokkan makna sabda Nabi shallallahu ’alaihi wasallam, ( لَ نََبِاي بََعْدِيَْ ) “Tidak ada Nabi sesudahku”. Dengan mengatakan bahwa, “Bersamaku tidak ada Nabi, akan tetapi jika aku telah mati akan ada Nabi”. Mereka juga mengartikan makna ( خَاتمَََ ) khatam dari ayat di bawah ini, (…َ وَلَكِنْ رََس وْلَ اَللِ وَ خََاتمََ اَلنابِي يْنََ …) “Tetapi dia adalah Rasulullah dan penutup nabi-nabi”. (QS. Al-Ahzab: 40). Dengan arti yang berbeda yaitu “perhiasan para nabi”, karena khatamu kalau diterjemahkan adalah perhiasan jari (cincin). Dari sini dapat diketahui bahwa pemahaman terhadap Al- Quran dan As-Sunnah/Al-Hadits tidak boleh dilakukan oleh semua orang, karena bisa menjerumuskan pada kesesatan. 3. Atsar (perkataan atau perbuatan) para sahabat Nabi. Untuk dapat memahami dan mengamalkan dua pedoman di atas dengan benar, maka haruslah merujuk kepada atsar (riwayat berupa perkataan dan perbuatan) para sahabat. Hal ini jelas terlihat dalam berbagai riwayat hadits iftiraq al-ummah (perpecahan umat) yang jalur periwayatannya banyak sekali. Semuanya menyatakan bahwa hanya satu golongan yang selamat dari perpecahan tersebut, yaitu yang mengikuti jejak Rasulullah shallallahu ’alaihi
  • 10. wasallam dan para sahabat. Allah subhanahu wa ta’ala sendiri telah ridha terhadap mereka, seperti dalam firman-Nya: لَقَدْ رََضِيَ اَاللَّ عََنِ اَلْ مؤْمِنِينَ إَِذْ يَ بَايِع ونَكَ تَحَْتَ اَلشاجَرَةِ فََعَلِمَ مََا فَِي قَ ل وبِهِمْ فَََأنَزلَ اَلساكِينَةَ عََلَيْهِمْ وََأثَاَبَ همْ فَََتحًْا قََرِيبًا “Sesungguhnya Allah telah ridha terhadap orang mukmin yang berjanji setia kepadamu di bawah pohon (bai’at al-ridwan). Maka Allah mengetahui apa yang ada dalam hati mereka lalu menurunkan ketenangan atas mereka dan memberi balasan bagi mereka kemenangan yang dekat”. (QS. Al-Fath: 18). Jabir bin Abdillah radhiyallahu ’anhuma berkata: “Kami (saat itu) berjumlah 1400 orang”. (HR. Bukhari). Dan di dalam ayat lain Allah berfirman: وَالساابِق ونَ اَلأاوَل ونَ مَِنَ اَلْ مهَاجِرِينَ وََالأنْصَارِ وََالاذِينَ اَتابَع وه مْ بَِإحِْسَانٍ رََضِيَ اَاللَّ عََنْ همْ وََرَ ضوا عََنْه وََأعََدالََ همْ جََناا تََجَْرِيَ تحَْتهََا اَلأنْهَا ر خََالِدِينَ فَِيهَا أَبََدًا ذََلِكَ اَلْ وََْ ز اَلْعَظِي مَ “Orang-orang terdahulu yang pertama masuk Islam dari orang-orang Muhajirin dan Anshar, serta orang-orang yang mengikuti mereka dengan baik, Allah ridha kepada mereka dan mereka pun ridha kepada Allah. Allah menyediakan bagi mereka surga yang mengalir sungai-sungai di dalamnya. Mereka kekal di dalamnya selama-lamanya. Itulah kemenangan yang agung”. (QS. At-Taubah: 100). Dalam tafsir Ibnu Katsir dinyatakan bahwa orang yang membenci dan mencela baik sebagian atau semua sahabat Nabi, akan mendapat kecelakaan. Sebagaimana kelompok Syi’ah (Rafidhah) yang kerjaannya hanya membenci, mencela dan menentang keutamaan para sahabat Nabi. Padahal Nabi sendiri bersabda: أكَْرِ موْا أَصَْحَابِيْ ،َ فََأِ نِ هََ مْ خَِيَا رك مَْ “Muliakanlah para sahabatku, karena sesungguhnya mereka adalah orang terbaik di antara kalian”. (Dikeluarkan oleh ‘Abd bin Humaid di dalam Musnadnya no.23, Ibnu Baththoh di dalam Al-Ibanah Al-Kubro no.84, dan selainnya. Dan dinyatakan SHOHIH oleh Syaikh al-Albani di dalam Misykat Al-Mashobih III/308 no.6003). Dalam hadits lain Nabi shallallahu ’alaihi wasallam bersabda: لَ تَسَ بُّوْا أَ صََْحَابِي فََلَوْ أَاَن أَ حَدَك مْ أَ نْ قَََ مَِثلَْ أَ حدٍ ذََهَبًا مََا بََلَغَ مداأَحََدِهِمْ وََلَ نََصِيْ هََ “Janganlah kalian mencela para sahabatku. Seandainya salah seorang dari kalian berinfaq emas seperti gunung Uhud, tidak akan menyamai satu mud (infaq) salah seorang dari mereka dan tidak pula setengahnya”. (HR. Bukhari III/1343 no.3470, dan Muslim IV/1967 no.2540, dan Ahmad III/63 no.11626). Beliau shallallahu ’alaihi wasallam Juga bersabda: مَنْ سََاب أَصَْحَابِيْ فََعَلَيْهِ لََعْنَة اَللَِ “Barangsiapa mencela sahabatku, maka ia mendapat laknat Allah”. (HR. Ibnu Abi Syaibah di dalam Al-Mushonnaf no.1741, dan Ibnu Abi ‘Ashim dalam As-Sunnah no.832. Dan
  • 11. dinyatakan HASAN oleh syaikh Al-Abani di dalam Silsilah Al-Ahadits Ash-Shohihah V/446 no.2340). Imam Thahawi berkata: “Benci terhadap sahabat adalah kekafiran, kemunafikan dan tindakan melampaui batas”. Imam Abu Zur’ah Ar-Razi berkata: “Jika kamu melihat seseorang melecehkan seorang sahabat Nabi, maka ketahuilah bahwa ia seorang zindiq (munafik). Karena menurut kita, Rasulullah shallallahu ’alaihi wasallam adalah benar dan Al-Quran juga benar. Sedangkan yang menyampaikan Al-Quran dan Hadits Nabi shallallahu ’alaihi wasallam kepada kita adalah para sahabat. Mereka hanya ingin mencela para saksi kita untuk menghancurkan Al-Quran dan As-Sunnah (Al-Hadits). Celaan kepada mereka (para pencela) lebih pantas, dan mereka adalah zindiq”. Mengenai keadilan dan keutamaan para sahabat sudah banyak dijumpai baik di dalam Al-Quran maupun As-Sunnah yang shahih. Keharusan mengikutinya adalah suatu hal yang wajib, masuk akal, bisa diterima serta maklum adanya. Merekalah saksi hidup yang dibimbing langsung oleh Rasulullah shallallahu ’alaihi wasallam, sehingga lebih mengetahui dan paham mengenai ajaran Islam dan pengamalannya. 4. Jejak para tabi’in dan tabiut tabi’in. Setelah masa sahabat, terdapat suatu generasi yang masih komitmen mengikuti jejaknya. Demikian pula para ulama sesudah generasi mereka. Anjuran untuk senantiasa bersama-sama dengan generasi yang utama dalam memahami dan mengamalkan ajaran Islam didasarkan firman Allah subhanahu wata’ala dalam surat At-Taubah ayat 100 yang telah kita sebutkan di atas. Rasulullah shallallahu ’alaihi wasallam juga bersabda: خَيْ ر اَلنااسِ قََرْنِيْ, ثَ ام اَلاذِيْنَ يََل وْنَ همْ, ثَ ام اَلاذِيْنَ يََل وْنَ همَْ “Sebaik-baik manusia adalah generasiku, kemudian yang sesudah mereka, lalu yang sesudahnya lagi”. (HR. bukhari II/938 no.2509. lihat pula hadits nomor. 3451, 6065, 6282, dan Muslim IV/1962 no.2533). Semoga setelah mengetahui cara memahami dan mengamalkan ajaran Islam secara benar, akan lebih memperkokoh dalam menghadapi suara-suara sumbang baik musuh dalam diri Islam (orang munafik dan ahli bid’ah) maupun orang-orang kafir. Jangan mudah tertipu propaganda palsu yang menyesatkan, yang berkedok Al-Quran dan As-Sunnah namun pemahamannya keliru. Yang lebih penting, semoga kita bisa beramal dan berdakwah dengan landasan yang kuat.