Dokumen ini membahas tentang berbagai tradisi kebudayaan masyarakat Tegal, seperti tradisi ngeteh pagi, tradisi mudun lemah untuk bayi berusia 1 tahun, dan tradisi mutih untuk calon pengantin wanita sebelum pernikahan. Dokumen ini juga menjelaskan tradisi-tradisi lain seperti pitung wulangan untuk wanita hamil 7 bulan, sedekah bumi di akhir tahun, unggah-unggahan sebel
2. Kebudayaan Masyarakat Tegal
1. Tradisi ngeteh pada masyarakat Tegal
Masyarakat Tegal mempunyai tradisi yang unik setiap harinya yaitu tradisi
ngeteh di pagi hari. Sebenarnya tradisi ini sudah ada sejak zaman penjajahan
orang-orang Jepang dan Cina. Di Tegal setiap pagi Bapak-Bapak bangun
langsung menuju dapur untuk membuat teh. Bukan cuman Bapak-Bapak saja
yang melakukan tradisi ngeteh, Ibu-Ibu juga melakukan tradisi ngeteh di
rumah masing-masing.
2. Tradisi mudun lemah pada masyarakat Tegal
Tradisi ini sudah ada sejak dahulu kala samapi sekarang masyarakat Tegal
masih tetap melaksanakannya. Tradisi ini dilakukan pada saat bayi berusia 1
tahun. Pada usia setahun Ibu dari anak tersebut membuat bubur sumsum dan
bubur cadil untuk dibagikan kepada warga
3. 3. Tradisi mutih pada masyarakat Tegal
Tradisi ini dilaksanakan pada saat akan melangsukan pernikahan, tetapi yang melakukan
tradisi ini hanya calon pengantin wanitanya saja. Tradisi mutih dilaksanakan sampai 3 hari,
calon pengantin wanita tidak diperbolehkan makan dengan lauk yang enak, hanya
diperbolehkan makan dengan nasi putih dan tahu yang digoreng saja. Bukan hanya mutih saja
yang dilakukan tetapi calon pengantin tidak boleh dipertemukan satu sama lain.
4. Tradisi pitung wulangan masyarakat Tegal
Tradisi ini dilakukan oleh wanita yang sedang hamil, yang usia kandungannya 7 bulan.
Biasanya pada usisa 7 bulan anggota keluarganay sudah mempersiapkan rujak buah untuk
dibagikan kepada warga sekitar.
5. Tradisi sedekah bumi pada masyarakat Tegal
Tradisi ini dilaksanakan pada akhir tahun, warga berbondong-bondong membuat gunungan
sedekah bumi yang isinya buah-buahan dan sayur-sayuran. Lalu gunungan sedekah bumi
tersebut diangkut dengan menggunakan kapal-kapal besar, gunungan sedekah bumi tersebut
akan dibuang di tengah laut dengan menggunakan kapal-kapal tadi.
4. 6. Tradisi unggah-unggahan pada masyarakat Tegal
Tradisi ini dilaksanakan pada saat sebelum lebaran, warga biasanya membuat berkat.
Sebelum dibagikan kepada warga, berkat-berkat tersebut didoakan terlebih dahulu. Setelah
didoakan baru boleh dibagikan kepada warga sekitar.
7. Tradisi nasi kuning pada masyarakat Tegal
Masyarakat Tegal biasa menyebutnya dengan sega onggal anggil. Tradisi ini dilaksanakan
pada awal tahun, tidak ada doa khusus didalamnya, setelah semuanya matang bisa
langsung dibagikan kepada warga sekitar.
8. Tradisi hari raya Idul Fitri pada masyarakat Tegal
Masyarakat Tegal mempunyai tradisi dalam menyambut hari raya Idul Fitri, yaitu sebelum
dtangnya hari raya Idul Fitri ada tradisi prebegan yang dilakukan oleh masyarakat Tegal.
Jadi sehari sebelum hari raya biasanya masyarakat Tegal beramai-ramai datang ke pasar
untuk membeli beraneka macam makanan untuk menjamu tamu pada saat hari raya. Pada
saat hari rayanya masyarakat Tegal biasanya silahturahmi ke rumah saudara-saudara yang
jauh tempat tinggalnya, tardisi ini disebut nyadran oleh orang Jawa.