Dokumen tersebut membahas tentang keragaman budaya di Pulau Sumatera. Pulau Sumatera merupakan pulau terluas ketiga di Indonesia yang terletak di antara 95-105 derajat Bujur Timur dan 6 derajat Lintang Utara-Selatan, dengan luas wilayah sekitar 473.481 kilometer persegi. Dokumen ini menjelaskan tentang agama, bahasa, makanan khas, tarian tradisional, serta adat istiadat yang ada di berbagai wilayah di Pul
3. PETA PULAU
SUMATERA
Pulau Sumatera merupakan pulau terluas ke-3 di
Indonesia dan merupakan pulau terluas ke-6 di
dunia. Luas wilayah Pulau Sumatera diperkirakan
mencapai 473.481 kilometer persegi.
Secara astronomis, Pulau Sumatera terletak di antara
95° Bujur Timur - 105° Bujur Timur dan 6° Lintang
Utara - 6° Lintang Selatan. Dengan begitu, Pulau
Sumatera juga dilewati oleh garis 0 derajat atau
dikenal sebagai garis khatulistiwa.
4. Letak geografis Pulau Sumatera meliputi beberapa
batas laut dan batas daratnya.
A. Batas laut Pulau Sumatera meliputi:
• Sebelah utara: Teluk Benggala
• Sebelah selatan: Selat Sunda
• Sebelah timur: Selat Malaka
• Sebelah barat: Samudera Hindia
B. Batas darat Pulau Sumatera meliputi:
• Sebelah utara: Negara Malaysia dan Negara
Singapura Sebelah selatan: Kepulauan
Mentawai
• Sebelah timur: Pulau Kalimantan
• Sebelah barat: Negara India
6. Mayoritas penduduk Sumatera
adalah muslim. Terdapat pula
4,09 juta jiwa (26,8%) penduduk
Sumatera Utara yang beragama
Kristen. Sebanyak 654,76 ribu
jiwa (4,3%) memeluk agama
Katolik, dan 355,45 ribu jiwa
(2,33%) beragama Buddha
AGAMA YANG ADA DI
SUMATERA
25%
70%
9. TARIAN DAERAH SUMATERA
TARI SAMAN
Tari saman berasal dari provinsi
Nanggro Aceh Darussalam
TARI PIRING
Tari piring berasal dari Sumatera
Barat, tari ini menggunakan alat
bantu berupa piring yang dipegang.
10. TARIAN DAERAH SUMATERA
TARI TOR TOR
Tari Tor tor berasal dari Sumatera
Utara.
TARI PERSEMBAHAN
Tari ini berasal dari daerah Riau,
biasanya digunakan pada acara-
acara penting untuk menyambut
tamu
11. TRADISI DAERAH DI
SUMATERA
1. Tradisi Mangongkal Holi – Sumatera Utara
“Mangongkal” dalam bahasa Indonesia artinya
menggali, sedangkan “Holi” artinya tulang,
sehingga mangongkal holi adalah menggali
tulang – dalam hal ini menggali kuburan
manusia untuk memindahkan tulang orang yang
sudah lama meninggal dunia ke kuburan baru.
Menurut kepercayaan, orang yang telah
meninggal dunia, maka bukanlah “tiada”
melainkan mereka menuju ke proses yang
sempurna di alam keabadian dan berkumpul
dengan arwah satu keluarga.
12. TRADISI DAERAH DI
SUMATERA
2. Tradisi Nganggung – Bangka Belitung
Yaitu setiap keluarga membawa 1 dulang dengan
isi berbagai penganan yang tertutup tudung saji.
Karena setiap keluarga membawa dulang, maka
adat Nganggung juga disebut dengan adat
Sepintu Sedulang. Nama Sepintu Sedulang
kemudian menjadi nama lain dari kabupaten
Bangka, yakni bumi Sepintu Sedulang.
Sepintu Sedulang digelar pada saat perayaan
hari – hari besar Islam seperti Maulid Nabi
Muhammad SAW, Isra Miraj, menyambut tamu
penting, maupun jika ada warga kampung yang
meninggal dunia.
13. TRADISI DAERAH DI
SUMATERA
3. Tradisi Ngobeng – Palembang
Ngobeng merupakan tradisi makan bersama
warisan budaya leluhur.Satu hidangan dengan
menu beragam, akan disantantap oleh delapan
orang. Biasanya, nasi minyak adalah santapan
utama yang dilengkapi dengan opor ayam, gulai
kambing dan daging sapi masak malbi.
Kadangkala ditambahkan acar dan tumisan
buncis yang diberi santan serta sambal nanas.
Makanan penutupnya adalah srikaya, yang
dibuat dari campuran telur, santan dan gula yang
diberi pewarna dari perasan daun suji.
14. TRADISI DAERAH DI
SUMATERA
4. Tabuik – Sumatera Barat
Upacara Tabot atau Tabuik adalah tradisi
masyarakat di Bengkulu dan di pantai barat
Sumatera Barat, yang diselenggarakan secara
turun menurun. Upacara ini digelar di hari
Asyura yang jatuh pada tanggal 10 Muharram
dalam kalender Islam untuk memperingati
kematian cucu Nabi Muhammad, Husein..