SlideShare a Scribd company logo
1 of 12
HUKUM 
 Hukum adalah peraturan yang berupa norma dan sanksi yang dibuat dengan tujuan untuk 
mengatur tingkah laku manusia, menjaga ketertiban, keadilan, mencegah terjadinya kekacauan. 
Sifat Hukum 
 Mengatur, karena hukum memuat peraturan-peraturan berupa perintah dan/atau larangan yang 
mengatur tingkah laku manusia dalam hidup bermasyarakat demi terciptanya ketertiban dalam 
masyarakat; 
 Memaksa, karena hukum dapat memaksa anggota masyarakat untuk mematuhinya. Apabila 
melanggar hukum akan menerima sanksi tegas. 
Ciri-ciri hukum 
 Adanya perintah dan/atau larangan. Artinya, peraturan hukum itu mungkin berupa perintah dan 
mungkin pula berupa larangan, atau mungkin pula kedua-duanya; 
 Adanya keharusan untuk menaati peraturan hukum. Kewajiban ini berlaku bagi siapa saja. 
Sumber Hukum 
 Pengertian Sumber Hukum adalah sesuatu yang menimbulkan aturan-aturan yang mempunyai 
kekuatan yang bersifat memaksa, yaitu apabila dilanggar akan mengakibatkan timbulnya sanksi 
yang tegas dan nyata. Pengertian sumber hukum dapat diartikan sebagai bahan-bahan yang 
digunakan sebagai dasar oleh pengadilan dalam memutus perkara. Istilah sumber hukum 
mengandung banyak pengerti. 
Pembagian Hukum 
1. Menurut Asasnya : 
a. Bentuknya 
b. Tempat Berlakunya 
c. Cara Mempertahankannya 
d. sifatnya 
e. wujudnya 
f. isinya 
2. Menurut bentuknya: 
a. Hukum tertulis, hukum ini dapat pula merupakan: 
- hukum tertulis yang dikodifikasikan. 
- hukum tertulis yang tidak dikodifikasikan. 
b. Hukum tak tertulis: 
Adalah hukum yang masih hidup dalam keyakinan masyarakat, tetapi tidak 
tertulis namun berlakunya seperti suatu peraturan perundang (disebut juga Hukum 
Kebiasaan). 
3. Menurut tempat berlakunya, dapat dibagi: 
a. Hukum Nasional, yaitu hukum yang berlaku dalam suatu negara. 
b. Hukum Internasional, yaitu hukum yang mengatur hubungan hukum dalam 
dunia Internasional.
c. Hukum Asing, yaitu hukum yang berlaku di negara lain. 
d. Hukum Gereja, yaitu kumpulan norma-norma yang ditetapkan oleh Gereja. 
4. Menurut waktu berlakunya : 
a. Ius Constitutum (Hukum Positif), yaitu hukum yang berlaku sekarang bagi 
suatu masyarakat tertentu dalam suatu daerah tertentu. 
b. Ius Constituendum. yaitu hukum yang diharapkan berlaku pada waktu yang 
akan datang. 
c. Hukum Asasi (Hukum Alam), yaitu hukum yang berlaku dimana-mana dalam 
segala waktu dan untuk segala bangsa di dunia. Hukum ini tak mengenal 
batas waktu melainkan berlaku untuk selama-lamanya (abadi) terhadap 
siapapun juga diseluruh tempat. 
5. Menurut isinya : 
a. Hukum Privat (Hukum Sipil), yaitu kumpulan hukum yang mengatur hubungan-hubungan 
antara orang yang satu dengan orang yang lain, dengan menitik 
beratkan kepada kepentingan perorangan. 
b. Hukum Publik, yaitu kumpulan hukum yang mengatur hubungan antara 
negara dengan alat perlengkapannya atau antara Negara dengan 
Perorangan (melindungi kepentingan umum). 
6. Menurut Sifatnya : 
a. Hukum yang memaksa, yaitu hukum yang dalam keadaan bagaimanapun juga 
harus dan mempuyai paksaan mutlak. 
b. Hukum yang mengatur, yaitu hukum yang dapat dikesampingkan apabila 
pihak-pihak yang bersangkutan telah memberi peraturan sendiri dalam suatu perjanjian. 
7. Menurut cara mempertahankannya : 
a. Hukum Materiil, yaitu hukum yang memuat peraturan-peraturan yang mengatur 
kepentingan dan hubungan-hubungan yang berujud perintah dan larangan-larangan. 
Contoh: Hukum Pidana, Hukum Perdata, Hukum Dagang, dan lain-lain. 
b.Hukum Formil (hukum acara atau hukum proses), yaitu hukum yang memuat 
peraturan-peraturan yang mengatur bagaimana cara-cara melaksanakan 
dan mempertahankan hukum materiil atau peraturan-peraturan bagaimana 
cara-cara mengajukan suatu perkara ke muka Pengadilan dan bagaimana 
cara-caranya hakim memberi keputusan. 
Contohnya: Hukum Acara Pidana, Hukum Acara Perdata. 
8. Pembagian Hukum Menurut Sumbenya : 
a. Undang-undang 
b. Kebiasaan 
c. Traktat 
d. Yurisprudensi 
9. Pembagian Hukum Menurut Wujudnya 
a. Hukum Objektif 
Hukum dalam suatu negara yang berlaku umum dan tidak mengenai seseorang atau 
golongan tertentu. Hukum ini hanya membuat peraturan saja yang mengatur
hubungan hukum antara 2 orang atau lebih. 
b. Hukum Subjektif 
Hukum yang timbul dari hukum objektif dan berlaku terhadap seseorang tertentu atau 
lebih. 
Negara 
 Negara adalah sebuah organisasi atau badan tertinggi yang memiliki kewenangan untuk 
mengatur perihal yang berhubungan dengan kepentingan masyarakat luas serta memiliki 
kewajiban untuk mensejahterakan, melindungi dan mencerdaskan kehidupan bangsa. 
2 Tugas Utama Negara 
 Mengatur dan menertibkan gejala-gejala dalam masyarakat yang bertentangan satu sama lain. 
 Mengatur dan menyatukan kegiatan manusia dan golongan untuk menciptakan tujuan bersama 
yang disesuaikan dan diarahkan pada tujuan negara. 
Sifat Negara 
1. Memaksa 
Artinya, negara mempunyai kekuasaan untuk memakai kekuasaan fisik secara resmi agar peraturan 
perundang-undangan ditaati, sehingga tujuan suasana masyarakat yang tertib dan damai dapat tercapai. 
Sarana yang digunakan untuk memaksa adalah polisi dan tentara. Pemakaian paksaan melalui tindak 
kekerasan bukanlah satu-satunya pilihan. Alat negara dapat juga melakukan sikap dan perbuatan yang 
persuasif. 
2. Monopoli 
Artinya, negara mempunyai monopoli dalam menetapkan tujuan bersama dengan masyarakat. Negara 
dapat menyatakan bahwa suatu aliran kepercayaan atau aliran politik tertentu dilarang hidup dan 
disebarluaskan karena bertentangan dengan tujuan masyarakat. 
3. Mencakup Semua 
Artinya, semua peraturan perundang-undangan berlaku untuk semua orang tanpa terkecuali. Hal ini 
bertujuan agar usaha negara ke arah tercapainya masyarakat yang dicita-citakan dapat terwujud. 
Negara sebagai organisasi puncak mempunyai fungsi yang berbeda dengan organisasi lain yang ada di 
negara tersebut. 
Bentuk Negara 
Bentuk negara ada dua macam yaitu negara kesatuan dan negara serikat. Bentuk negara 
kesatuan memiliki ciri - ciri sebagai berikut : 
 Terdapat pemerintah pusat yang memiliki kedaulatan baik ke dalam maupun ke luar. 
 Terdapat satu UUD yang berlaku untuk seluruh wilayah negara. 
 Terdapat satu kepala negara atau pemerintahan. 
 Terdapat satu badan perwakilan rakyat. 
Sedangkan bentuk negara serikat merupakan negara yang terdiri dari beberapa negara bagian 
dengan satu pemerintah pusat yang memiliki kedaulatan. Namun tiap negara bagian punya 
kedaulatan ke dalam untuk mengatur wilayahnya masing - masing. Tiap negara bagian punya
UUD sendiri, kepala negara, dan badan perwakilan. Kekuasaan pemerintah pusat menyangkut 
urusan luar negeri, pertahanan dan keamanan, keuangan, dan peradilan. 
1. Kesatuan 
Negara Kesatuan adalah negara bersusunan tunggal, yakni kekuasaan untuk mengatur seluruh 
daerahnya ada di tangan pemerintah pusat. Pemerintah pusat memegang kedaulatan 
sepenuhnya, baik ke dalam maupun ke luar. Hubungan antara pemerintah pusat dengan rakyat 
dan daerahnya dapat dijalankan secara langsung. Dalam negara kesatuan hanya ada satu 
konstitusi, satu kepala negara, satu dewan menteri (kabinet), dan satu parlemen. Demikian pula 
dengan pemerintahan, yaitu pemerintah pusatlah yang memegang wewenang tertinggi dalam 
segala aspek pemerintahan. Ciri utama negara kesatuan adalah supremasi parlemen pusat dan 
tiadanya badan-badan lain yang berdaulat. 
Negara kesatuan dapat dibedakan menjadi dua macam sistem, yaitu: 
ü Sentralisasi, dan 
ü Desentralisasi. 
Dalam negara kesatuan bersistem sentralisasi, semua hal diatur dan diurus oleh pemerintah 
pusat, sedangkan daerah hanya menjalankan perintah-perintah dan peraturan-peraturan dari 
pemerintah pusat. Daerah tidak berwewenang membuat peraturan-peraturan sendiri dan atau 
mengurus rumah tangganya sendiri. 
Keuntungan sistem sentralisasi: 
· adanya keseragaman (uniformitas) peraturan di seluruh wilayah negara; 
· adanya kesederhanaan hukum, karena hanya ada satu lembaga yang berwenang membuatnya; 
· penghasilan daerah dapat digunakan untuk kepentingan seluruh wilayah negara. 
Kerugian sistem sentralisasi: 
o bertumpuknya pekerjaan pemerintah pusat, sehingga sering menghambat kelancaran jalannya 
pemerintahan; 
o peraturan/ kebijakan dari pusat sering tidak sesuai dengan keadaan/ kebutuhan daerah; 
o daerah-daerah lebih bersifat pasif, menunggu perintah dari pusat sehingga melemahkan sendi - 
sendi pemerintahan demokratis karena kurangnya inisiatif dari rakyat; 
o rakyat di daerah kurang mendapatkan kesempatan untuk memikirkan dan bertanggung jawab 
tentang daerahnya; 
o keputusan-keputusan pemerintah pusat sering terlambat. 
Dalam negara kesatuan bersistem desentralisasi, daerah diberi kekuasaan untuk mengatur 
rumah tangganya sendiri (otonomi, swatantra). Untuk menampung aspirasi rakyat di daerah, 
terdapat parlemen daerah. Meskipun demikian, pemerintah pusat tetap memegang kekuasaan 
tertinggi. 
Keuntungan sistem desentralisasi: 
v pembangunan daerah akan berkembang sesuai dengan ciri khas daerah itu sendiri; 
v peraturan dan kebijakan di daerah sesuai dengan kebutuhan dan kondisi daerah itu sendiri; 
v tidak bertumpuknya pekerjaan pemerintah pusat, sehingga pemerintahan dapat berjalan lancar; 
v partisipasi dan tanggung jawab masyarakat terhadap daerahnya akan meningkat; 
v penghematan biaya, karena sebagian ditanggung sendiri oleh daerah.
Sedangkan kerugian sistem desentralisasi adalah ketidakseragaman peraturan dan kebijakan 
serta kemajuan pembangunan. 
2. Serikat 
Suatu negara yang terdiri dari beberapa negara bagian yang tidak berdaulat sedang yang 
berdaulat adalah gabungan dari negara - negara bagian itu. Negara bagian diberi kekuasaan 
untuk membuat undang - undang sendiri yang tidak boleh bertentangan dengan UUD negara 
serikat tersebut. 
Negara Serikat adalah negara bersusunan jamak, terdiri atas beberapa negara bagian yang 
masing-masing tidak berdaulat. Kendati negara-negara bagian boleh memiliki konstitusi sendiri, 
kepala negara sendiri, parlemen sendiri, dan kabinet sendiri, yang berdaulat dalam negara 
serikat adalah gabungan negara-negara bagian yang disebut negara federal. 
Setiap negara bagian bebas melakukan tindakan ke dalam, asal tak bertentangan dengan 
konstitusi federal. Tindakan ke luar (hubungan dengan negara lain) hanya dapat dilakukan oleh 
pemerintah federal. 
Ciri-ciri negara serikat/ federal: 
1. tiap negara bagian memiliki kepala negara, parlemen, dewan menteri (kabinet) 
demi kepentingan negara bagian; 
2. tiap negara bagian boleh membuat konstitusi sendiri, tetapi tidak boleh 
bertentangan dengan konstitusi negara serikat; 
3. hubungan antara pemerintah federal (pusat) dengan rakyat diatur melalui 
negara bagian, kecuali dalam hal tertentu yang kewenangannya telah diserahkan secara 
langsung kepada pemerintah federal. 
Dalam praktik kenegaraan, jarang dijumpai sebutan jabatan kepala negara bagian (lazimnya 
disebut gubernur negara bagian). Pembagian kekuasaan antara pemerintah federal dengan 
negara bagian ditentukan oleh negara bagian, sehingga kegiatan pemerintah federal adalah hal 
ikhwal kenegaraan selebihnya (residuary power). 
Pada umumnya kekuasaan yang dilimpahkan negara-negara bagian kepada pemerintah federal 
meliputi: 
1. hal-hal yang menyangkut kedudukan negara sebagai subyek hukum internasional, 
misalnya: masalah daerah, kewarganegaraan dan perwakilan diplomatik; 
2. hal-hal yang mutlak mengenai keselamatan negara, pertahanan dan keamanan 
nasional, perang dan damai; 
3. hal-hal tentang konstitusi dan organisasi pemerintah federal serta azas -azas 
pokok hukum maupun organisasi peradilan selama dipandang perlu oleh pemerintah 
pusat, misalnya: mengenai masalah uji material konstitusi negara bagian; 
4. hal-hal tentang uang dan keuangan, beaya penyelenggaraan pemerintahan 
federal, misalnya: hal pajak, bea cukai, monopoli, matauang (moneter); 
5. hal-hal tentang kepentingan bersama antarnegara bagian, misalnya: masalah pos, 
telekomunikasi, statistik. 
Menurut C.F. Strong, yang membedakan negara serikat yang satu dengan yang lain adalah: 
1. cara pembagian kekuasaan antara pemerintah federal dan pemerintah negara 
bagian;
2. badan yang berwenang untuk menyelesaikan perselisihan yang timbul antara 
pemerintah federal dengan pemerintah negara bagian. 
Berdasarkan kedua hal tersebut, lahirlah bermacam-macam negara serikat, antara lain: 
1. negara serikat yang konstitusinya merinci satu persatu kekuasaan pemerintah 
federal, dan kekuaasaan yang tidak terinci diserahkan kepada pemerintah negara bagian. 
Contoh negara serikat semacam itu antara lain: Amerika Serikat, Australia, RIS (1949); 
2. negara serikat yang konstitusinya merinci satu persatu kekuasaan pemerintah 
negara bagian, sedangkan sisanya diserahkan kepada pemerintah federal. Contoh: 
Kanada dan India; 
3. negara serikat yang memberikan wewenang kepada mahkamah agung federal 
dalam menyelesaikan perselisihan di antara pemerintah federal dengan pemerintah 
negara bagian. Contoh: Amerika Serikat dan Australia; 
4. negara serikat yang memberikan kewenangan kepada parlemen federal dalam 
menyelesaikan perselisihan antara pemerintah federal dengan pemerintah negara 
bagian. Contoh: Swiss. 
Persamaan antara negara serikat dan negara kesatuan bersistem desentralisasi: 1) Pemerintah 
pusat sebagai pemegang kedaulatan ke luar; 2) Sama-sama memiliki hak mengatur daerah 
sendiri (otonomi). 
Sedangkan perbedaannya adalah: mengenai asal-asul hak mengurus rumah tangga sendiri itu. 
Pada negara bagian, hak otonomi itu merupakan hak aslinya, sedangkan pada daerah otonom, 
hak itu diperoleh dari pemerintah pusat. 
3. HAM 
Pernyataan Umum tentang Hak-Hak Asasi Manusia (Bahasa Inggris: Universal Declaration of Human Rights ; 
singkatan: UDHR) adalah sebuah pernyataan yang bersifat anjuran yang diadopsi olehMajelis Umum 
Persatuan Bangsa-Bangsa(A/RES/217, 10 Desember 1948 di Palais de Chaillot,Paris). Pernyataan ini terdiri 
atas 30 pasal yang menggarisbesarkan pandangan Majelis Umum PBBtentang jaminan hak-hak asasi manusia 
(HAM) kepada semua orang. Eleanor Roosevelt, ketua wanita pertama Komisi HAM (Bahasa Inggris: 
Commission on Human Rights; singkatan: CHR) yang menyusun deklarasi ini, mengatakan, "Ini bukanlah 
sebuah perjanjian... [Di masa depan] ini mungkin akan menjadi Magna Carta internasional..." 
Hak asasi manusia (atau disingkat HAM)adalah hak-hak yang telah dipunyai seseorangsejak ia dalam 
kandungan. HAM berlaku secara universal. Dasar-dasar HAM tertuang dalam deklarasi kemerdekaan Amerika 
Serikat (Declaration of Independence of USA) dan tercantum dalam UUD 1945 Republik Indonesia, seperti 
pada pasal 27 ayat 1, pasal 28, pasal 29 ayat 2, pasal 30 ayat 1, dan pasal 31 ayat 1 
Contoh HAM: 
1. Hak untuk hidup. 
2. Hak untuk bebas dari rasa takut. 
3. Hak untuk bekerja. 
4. Hak untuk mendapatkan pendidikan. 
5. Hak untuk mendapatkan persamaan di mata hukum. 
6. dan seterusnya. 
contoh pelanggaran HAM: 
1. Penindasan dan membatasi hak rakyat dan oposisi dengan sewenang-wenang. 
2. Hukum (aturan dan/atau UU) diperlakukan tidak adil dan tidak manusiawi. 
3. Manipulatif dan membuat aturan pemilu sesuai dengan penguasa dan partai tiran/otoriter.
4. Demokrasi 
Demokrasi di indonesia dibandingkan dengan negara lain 
Di Indonesia, pergerakan nasional juga mencita-citakan pembentukan negara demokrasi yang 
berwatak anti-feodalismedan anti-imperialisme, dengan tujuan membentuk masyarakat sosialis. 
Bagi Gus Dur, landasan demokrasi adalah keadilan, dalam arti terbukanya peluang kepada 
semua orang, dan berarti juga otonomiatau kemandirian dari orang yang bersangkutan untuk 
mengatur hidupnya, sesuai dengan apa yang dia inginkan. Masalah keadi lan menjadi penting, 
dalam arti setiap orang mempunyai hak untuk menentukan sendiri jalan hidupnya, tetapi hak 
tersebut harus dihormati dan diberikan peluang serta pertolongan untuk mencapai hal tersebut. 
Bentuk-bentuk demokrasi 
Secara umum terdapat dua bentuk demokrasi yaitu demokrasi langsung dan demokrasi 
perwakilan. 
Demokrasi langsung 
Demokrasi langsung merupakan suatu bentuk demokrasi dimana setiap rakyat memberikan 
suara atau pendapat dalam menentukan suatu keputusan.Dalam sistem ini, setiap rakyat 
mewakili dirinya sendiri dalam memilih suatu kebijakan sehingga mereka memiliki pengaruh 
langsung terhadap keadaan politik yang terjadi.Sistem demokrasi langsung digunakan pada 
masa awal terbentuknya demokrasi di Athena dimana ketika terdapat suatu permasalahan yang 
harus diselesaikan, seluruh rakyat berkumpul untuk membahasnya.Di era modern sistem ini 
menjadi tidak praktis karena umumnya populasi suatu negara cukup besar dan mengumpulkan 
seluruh rakyat dalam satu forum merupakan hal yang sulit.Selain itu, sistem ini menuntut 
partisipasi yang tinggi dari rakyat sedangkan rakyat modern cenderung tidak memiliki waktu 
untuk mempelajari semua permasalahan politik negara. 
Demokrasi perwakilan 
Dalam demokrasi perwakilan, seluruh rakyat memilih perwakilan melaluipemilihan 
umum untuk menyampaikan pendapat dan mengambil keputusan bagi mereka. 
Prinsip-prinsip demokrasi 
Prinsip demokrasi dan prasyarat dari berdirinya negara demokrasi telah terakomodasi 
dalam konstitusi Negara Kesatuan Republik Indonesia. Prinsip-prinsip demokrasi, dapat ditinjau 
dari pendapat Almadudi yang kemudian dikenal dengan "soko guru demokrasi".Menurutnya, 
prinsip-prinsip demokrasi adalah: 
1. Kedaulatan rakyat; 
2. Pemerintahan berdasarkan persetujuan dari yang diperintah; 
3. Kekuasaan mayoritas; 
4. Hak-hak minoritas; 
5. Jaminan hak asasi manusia; 
6. Pemilihan yang bebas dan jujur; 
7. Persamaan di depan hukum; 
8. Proses hukum yang wajar; 
9. Pembatasan pemerintah secarakonstitusional;
10. Pluralisme sosial, ekonomi, danpolitik; 
11. Nilai-nilai toleransi, pragmatisme, kerja sama, dan mufakat. 
Unsur Negara 
1. Unsur konstitutif atau unsur pokok 
a. Rakyat 
Rakyat adalah semua orang yang berada dan berdiam dalam wilayah negara tertentu. 
Rakyat dalam suatu negara meliputi : 
(1) Penduduk, bukan penduduk 
(2) Warga negara, bukan warga negara 
b. Wilayah 
Wilayah negara adalah tempat/ruang yang menunjukkan batas-batas dimana negara itu sungguh-sungguh 
dapat melaksanakan kekuasaannya. Sehingga menjadi tempat berlindung bagi rakyat sekaligus 
sebagai tempat bagi pemerintah untuk mengorganisir dan menyelenggarakan pemerintahan. 
Wilayah suatu negara terdiri dari: 
(1) Wilayah darat 
Bentuk perbatasan wilayah daratan, antara lain sebagai berikut : 
a) Perbatasan buatan manusia, seperti tembok (great wall), patok besi, dan lain lain. 
b) Batas alam, seperti gunung, hutan, sungai, dan lain-lain. 
c) Batas geofisika, yang berupa garis lintang dan bujur. 
(2) Wilayah laut 
Wilayah laut suatu negara disebut laut teritorial sedangkan laut yang berada di luar laut territorial 
disebut laut bebas / laut internasional atau more liberum. 
Dua konsepsi yang pernah muncul berkaitan dengan peguasaan wilayah lautan : 
a) Res Nullius 
Pandangan yang menyatakan bahwa laut dapat diambil dan dimiliki oleh masing-masing negara (John 
Sheldon dari Inggris dalam bukunya More Clausum) 
b) Res Communis 
Pandangan yang beranggapan bahwa laut itu milik bersama atau milik masyarakat dunia, sehingga 
tidak dapat diambil dan dimiliki oleh masing-masing negara (Hugo de Groot/ Grotius dalam bukunya 
More Liberum, Gotius mendapatkan julukan Bapak Hukum Internasional). 
(3) Wilayah udara 
Wilayah udara suatu negara meliputi wilayah di atas daratan dan lautan negara yang bersangkutan. 
Wilayah kedaulatan udara Indonesia menurut UU No. 20/1982 setinggi 35,761 km termasuk orbit 
geostasioner. 
Beberapa pendapat mengenai wilayah kedaulatan udara :
a) Lee : wilayah udara territorial suatu negara adalah jarak tembak meriam yang dipasang di 
daratan. 
b) Van Holzen Darf : wilayah udara suatu negara adalah 1000m di atas permukaan bumi tertinggi. 
c) Henrich’s : wilayah udara suatu negara setinggi 196 mil. 
(4) Wilayah ekstra teritorial 
Wilayah ekstra teritorial adalah wilayah tempat berlakunya kekuasaan sebuah negara di luar batas-batas 
wilayah teritorial. 
Contoh wilayah ekstra teritorial : 
a) Kapal laut di luar laut teritorial di bawah bendera suatu negara. 
b) Wilayah tempat bekerjanya badan perwakilan sebuah negara. 
c. Pemerintah yang berdaulat 
(1) Pemerintah dalam arti sempit yaitu suatu badan yang mempunyai wewenang melaksanakan 
kebijakan negara yang terdiri atas Presiden, Wakil presiden, dan para menteri. 
(2) Pemerintahan dalam arti luas yaitu gabungan semua badan kenegaraan yang berkuasa dan 
memerintah di wilayah suatu negara. 
2. Unsur deklaratif atau unsur tambahan 
Unsur tambahan untuk berdirinya suatu negara berupa pengakuan dari negara lain yaitu pengekuan de 
facto (secara nyata)dan pengakuan de jure (secara hukum). 
Tujuan Negara Republik Indonesia 
Tujuan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) terdapat dalam Pembukaan Undang Undang Dasar 
1945 alinea keempat yaitu “Kemudian daripada itu untuk membentuk suatu pemerintah Negara 
Indonesia yang melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk 
memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban 
dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi, dan keadilan sosial …”. 
Dari rumusan tersebut, tersirat adanya tujuan nasional/Negara yang ingin dicapai sekaligus 
merupakan tugas yang harus dilaksanakan oleh Negara, yaitu: 
a. Melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia; 
b. Memajukan kesejahteraan umum; 
c. Mencerdaskan kehidupan bangsa; 
d. Ikut serta melaksanakan ketertiban dunia berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi, 
dan keadilan social.
Pemerintah 
 Pemerintah adalah organisasi yang memiliki kekuasaan untuk membuat dan menerapkan 
hukum serta undang-undang di wilayah tertentu. Ada beberapa definisi mengenai sistem 
pemerintahan. Sama halnya, terdapat bermacam-macam jenis pemerintahan di dunia. 
Perbedaan Pemerintah dan Pemerintahan 
Pemerintah dan pemerintahan mempunyai pengertian yang berbeda. Pemerintah merujuk kepada organ 
atau alat perlengkapan, sedangkan pemerintahan menunjukkan bidang tugas atau fungsi. Dalam arti 
sempit pemerintah hanyalah lembaga eksekutif saja. Sedangkan dalam arti luas, pemerintah mencakup 
aparatur negara yang meliputi semua organ-organ, badan-badan atau lembaga-lembaga, alat perlengkapan 
negara yang melaksanakan berbagai kegiatan untuk mencapai tujuan negara. Dengan 
demikian pemerintah dalam arti luas adalah semua lembaga negara yang terdiri dari lembaga-lembaga 
legislatif, eksekutif dan yudikatif. 
Dalam arti sempit pemerintahan adalah segala kegiatan, fungsi, tugas dan kewajiban yang dijalankan oleh 
lembaga eksekutif untuk mencapai tujuan negara. Pemerintahan dalam arti luas adalah segala kegiatan 
yang terorganisir yang bersumber pada kedaulatan dan kemerdekaan, berlandaskan pada dasar negara, 
rakyat atau penduduk dan wilayah negara itu demi tercapainya tujuan negara. Di samping itu dari segi 
struktural fungsional pemerintahan dapat didefinisikan pula sebagai suatu sistem struktur dan organisasi 
dari berbagai macam fungsi yang dilaksanakan atas dasar-dasar tertentu untuk mewujudkan tujuan negara. 
(Haryanto dkk, 1997 : 2-3). 
Secara deduktif dapat disimpulkan bahwa pemerintah dan pemerintahan dibentuk berkaitan dengan 
pelaksanaan berbagai fungsi yang bersifat operasional dalam rangka pencapaian tujuan negara yang lebih 
abstrak, dan biasanya ditetapkan secara konstitusional. Berbagai fungsi tersebut dilihat dan dilaksanakan 
secara berbeda oleh sistem sosial yang berbeda, terutama secara ideologis. Hal tersebut mewujud dalam 
sistem pemerintahan yang berbeda, dan lebih konkrit terwakili oleh dua kutub ekstrim masing-masing 
rezim totaliter (sosialis) dan rezim demokratis. Substansi perbedaan keduanya terletak pada perspektif 
pembagian kekuasaan negara (pemerintah). Pemencaran kekuasaan (dispersed of power), menurut Leslie 
Lipson, merupakan salah satu dari lima isu besar dalam proses politik (Josef Riwu Kaho, 2001 : 1). 
Pemerintahan daerah merupakan konsekuensi pelaksanaan pemencaran kekuasaan itu. 
Warga Negara 
Warga negara adalah rakyat yg menetap disuatu wilayah dan rakyat tertentu dlm hubungannya 
dgn negara. Dlm hubungan antara warga negara dan negara, warga negara mempunyai 
kewajiban-kewajiban terhadap negara dan sebaliknya warga negara juga mempunyai hak yg 
harus diberikan dan dilindungi oleh negara.
Kriteria Menjadi Warga Negara 
1. Setiap orang yang berdasarkan peraturan perundang-undangan dan/atau berdasarkan perjanjian 
Pemerintah Republik Indonesia dengan negara lain sebelum Undang-Undang ini berlaku sudah menjadi 
Warga Negara Indonesia; 
2. Anak yang lahir dari perkawinan yang sah dari seorang ayah dan ibu Warga Negara Indonesia; 
3. Anak yang lahir dari perkawinan yang sah dari seorang ayah Warga Negara Indonesia dan ibu warga 
negara asing; 
4. Anak yang lahir dari perkawinan yang sah dari seorang ayah warga negara asing dan ibu Warga 
Negara Indonesia; 
5. Anak yang lahir dari perkawinan yang sah dari seorang ibu Warga Negara Indonesia, tetapi ayahnya 
tidak mempunyai kewarganegaraan atau hukum negara asal ayahnya tidak memberikan 
kewarganegaraan kepada anak tersebut; 
6. Anak yang lahir dalam tenggang waktu 300 (tiga ratus) hari setelah ayahnya meninggal dunia dari 
perkawinan yang sah dan ayahnya Warga Negara Indonesia; 
7. Anak yang lahir di luar perkawinan yang sah dari seorang ibu Warga Negara Indonesia; 
8. Anak yang lahir di luar perkawinan yang sah dari seorang ibu warga negara asing yang diakui oleh 
seorang ayah Warga Negara Indonesia sebagai anaknya dan pengakuan itu dilakukan sebelum anak 
tersebut berusia 18 (delapan belas) tahun atau belum kawin; 
9. Anak yang lahir di wilayah negara Republik Indonesia yang pada waktu lahir tidak jelas status 
kewarganegaraan ayah dan ibunya; 
10.Anak yang baru lahir yang ditemukan di wilayah negara Republik Indonesia selama ayah dan ibunya 
tidak diketahui; 
11.Anak yang lahir di wilayah negara Republik Indonesia apabila ayah dan ibunya tidak mempunyai 
kewarganegaraan atau tidak diketahui keberadaannya; 
12.Anak yang dilahirkan di luar wilayah negara Republik Indonesia dari seorang ayah dan ibu Warga 
Negara Indonesia yang karena ketentuan dari negara tempat anak tersebut dilahirkan memberikan 
kewarganegaraan kepada anak yang bersangkutan; 
13.Anak dari seorang ayah atau ibu yang telah dikabulkan permohonan kewarganegaraannya, kemudian 
ayah atau ibunya meninggal dunia sebelum mengucapkan sumpah atau menyatakan janji setia. 
Orang-orang yang berada dalam satu wilayah Negara 
a. Rakyat 
Unsur ini sangat penting dalam suatu negara, oleh karena orang / manusia sebagai individu dan 
anggota masyarakat yang pertama-tama berkepentingan agar organisasi negara berjalan baik. 
Merekalah yang kemudian menentukan dalam tahap perkembangan negara selanjutnya. Pentingnya 
unsur rakyat dalam suatu negara tidak hanya diperlukan dalam ilmu kenegaraan (staatsleer) tetapi perlu 
juga perlu melahirkan apa yang disebut ilmu kemasyarakatan (sosiologi ) suatu ilmu pengetahuan baru 
yang khusus menyelidiki, mempelajari hidup kemasyarakatan. Sosiologi merupakan ilmu penolong bagi 
ilmu hukum tata negara. 
b. Wilayah (teritorial) 
Tidak mungkin ada negara tanpa suatu wilayah. Disamping pentingnya unsur wilayah dengan 
batas-batas yabng jelas, penting pula keadaan khusus wilayah yang bersangkutan, artinya apakah layak
suatu wilayah itu masuk suatu negara tertentu atau sebaliknya dipecah menjadi wilayah berbagai 
negara. Apabila mengeluarkan peraturan perundang-undangan pada prinsipnya hanya berlaku bagi 
orang-orang yang berada di wilayahnya sendiri. Orang akan segera sadar berada dalam suatu negara 
tertentu apabila melampaui batas-batas wilayahnya setelah berhadapan dengan aparat (imigrasi 
negara) untuk memenuhi berbagai kewajiban yang ditentukan. Paul Renan (Perancis) menyatakan satu-satunya 
ukuran bagi suatu masyarakat untuk menjadi suatu negara ialah keinginan bersatu (le desir 
de’etre ansemble). 
c. Pemerintahan 
Ciri khusus dari pemerintahan dalam negara adalah pemerintahan memiliki kekuasaan atas 
semua anggota masyarakat yang merupakan penduduk suatu negara dan berada dalam wilayah negara. 
d. UUD (konstitusi) 
e. pengakuan Internasional (secara de facto maupun de jure). 
UUD 45 Tentang Warga Negara 
 Pasal 27 ayat 1-3 
Mengatur tentang Kedudukan warga negara , Penghidupan dan pembelaan terhadap negara. 
 Pasal 28 ayat A – J 
Mengatur tentang segala bentuk Hak Asasi Manusia. 
 Pasal 29 ayat 2 
Mengatur tentang kebebasan atau hak untuk memeluk agama (kepercayaan ) 
 Pasal 30 ayat 1-5 
Mengatur tentang Kewajiban membela negara , Usaha pertahanan dan keamanan rakyat, 
Keanggotaan TNI dan Tugasnya , Kepolisian Indonesia dan tugasnya , Susunan dan kedudukan TNI & 
kepolisian Indonesia. 
 Pasal 31 ayat 1-5 
Mengatur tentang Hak untuk mendapat pendidikan yang layak , kewajiban belajar ,Sistem 
pendidikan Nasional ,dan Peran pemerintah dalam bidang Pendidikan dan kebudayaan 
 Pasal 33 ayat 1-5 
Mengatur tentang pengertian perekonomian ,Pemanfaatan SDA , dan Prinsip Perekonomian 
Nasional. 
 Pasal 34 ayat 1-4 
Mengatur tentang Perlindungan terhadap fakir miskin dan anak terlantar sebagai tanggung 
jawab negara.

More Related Content

What's hot

Negara dan konstitusi
Negara dan konstitusiNegara dan konstitusi
Negara dan konstitusiGozali Ghozi
 
Tugas soft skill
Tugas soft skillTugas soft skill
Tugas soft skillBagus Yoga
 
Ppkn mengupas penyelenggaraan kekuasaan negara
Ppkn  mengupas penyelenggaraan kekuasaan negaraPpkn  mengupas penyelenggaraan kekuasaan negara
Ppkn mengupas penyelenggaraan kekuasaan negarawiwikmiraldy
 
Sistem penyelenggaraan org. negara
Sistem penyelenggaraan org. negaraSistem penyelenggaraan org. negara
Sistem penyelenggaraan org. negaraFira Nursya`bani
 
Kekuasaan negara
Kekuasaan negaraKekuasaan negara
Kekuasaan negarakangjarkom
 
Isd periode bab 5 2
Isd periode bab  5 2Isd periode bab  5 2
Isd periode bab 5 2Dhika Dhika
 
Kedaulatan rakyat dan sistem pemerintahan
Kedaulatan rakyat dan sistem pemerintahanKedaulatan rakyat dan sistem pemerintahan
Kedaulatan rakyat dan sistem pemerintahanjimmy
 
Tugas pkn MENGUPAS PENYELENGGARAAN NEGARA
Tugas pkn MENGUPAS PENYELENGGARAAN NEGARATugas pkn MENGUPAS PENYELENGGARAAN NEGARA
Tugas pkn MENGUPAS PENYELENGGARAAN NEGARAKholilah Sista
 
Trias politika atau pembagian kekuasaan
Trias politika atau pembagian kekuasaanTrias politika atau pembagian kekuasaan
Trias politika atau pembagian kekuasaanBambang Setiawan
 

What's hot (17)

Hukum negara dan pemerintahan
Hukum negara dan pemerintahanHukum negara dan pemerintahan
Hukum negara dan pemerintahan
 
Negara dan konstitusi
Negara dan konstitusiNegara dan konstitusi
Negara dan konstitusi
 
Tugas soft skill
Tugas soft skillTugas soft skill
Tugas soft skill
 
Ppkn mengupas penyelenggaraan kekuasaan negara
Ppkn  mengupas penyelenggaraan kekuasaan negaraPpkn  mengupas penyelenggaraan kekuasaan negara
Ppkn mengupas penyelenggaraan kekuasaan negara
 
Ali R-Asas-Asas Hukum Tata Negara
Ali R-Asas-Asas Hukum Tata NegaraAli R-Asas-Asas Hukum Tata Negara
Ali R-Asas-Asas Hukum Tata Negara
 
Sistem penyelenggaraan org. negara
Sistem penyelenggaraan org. negaraSistem penyelenggaraan org. negara
Sistem penyelenggaraan org. negara
 
SISTEM HUMUN INDONESIA
SISTEM HUMUN INDONESIASISTEM HUMUN INDONESIA
SISTEM HUMUN INDONESIA
 
Tugas pokok dan fungsi eksekutif
Tugas pokok dan fungsi eksekutifTugas pokok dan fungsi eksekutif
Tugas pokok dan fungsi eksekutif
 
Kekuasaan negara
Kekuasaan negaraKekuasaan negara
Kekuasaan negara
 
Isd periode bab 5 2
Isd periode bab  5 2Isd periode bab  5 2
Isd periode bab 5 2
 
Trias politika
Trias politikaTrias politika
Trias politika
 
KEWARGANEGARAAN DAN NEGARA
KEWARGANEGARAAN DAN NEGARAKEWARGANEGARAAN DAN NEGARA
KEWARGANEGARAAN DAN NEGARA
 
Kedaulatan rakyat dan sistem pemerintahan
Kedaulatan rakyat dan sistem pemerintahanKedaulatan rakyat dan sistem pemerintahan
Kedaulatan rakyat dan sistem pemerintahan
 
Mengupas penyelenggara kekuasaan negara
Mengupas penyelenggara kekuasaan negaraMengupas penyelenggara kekuasaan negara
Mengupas penyelenggara kekuasaan negara
 
Tugas pkn MENGUPAS PENYELENGGARAAN NEGARA
Tugas pkn MENGUPAS PENYELENGGARAAN NEGARATugas pkn MENGUPAS PENYELENGGARAAN NEGARA
Tugas pkn MENGUPAS PENYELENGGARAAN NEGARA
 
Trias politika atau pembagian kekuasaan
Trias politika atau pembagian kekuasaanTrias politika atau pembagian kekuasaan
Trias politika atau pembagian kekuasaan
 
Pembagian Kekuasaan Negara
Pembagian Kekuasaan NegaraPembagian Kekuasaan Negara
Pembagian Kekuasaan Negara
 

Viewers also liked

On Education. Political Economic Digest Series - 12
On Education. Political Economic Digest Series - 12On Education. Political Economic Digest Series - 12
On Education. Political Economic Digest Series - 12Akash Shrestha
 
Economic Freedom. Political economic digest series - 4
Economic Freedom. Political economic digest series - 4Economic Freedom. Political economic digest series - 4
Economic Freedom. Political economic digest series - 4Akash Shrestha
 
Federalism as an ideal political order and an objective for constitutional re...
Federalism as an ideal political order and an objective for constitutional re...Federalism as an ideal political order and an objective for constitutional re...
Federalism as an ideal political order and an objective for constitutional re...Akash Shrestha
 
Fixing business models by design - By Valentijn Destoop
Fixing business models by design - By Valentijn DestoopFixing business models by design - By Valentijn Destoop
Fixing business models by design - By Valentijn DestoopProduct Design Meetup
 
Class Dojo Proposal
Class Dojo ProposalClass Dojo Proposal
Class Dojo Proposalkarcen2
 
RECULL LITERARI INFANTIL
RECULL LITERARI INFANTILRECULL LITERARI INFANTIL
RECULL LITERARI INFANTILexpressioblog3
 
огонь враг
огонь врагогонь враг
огонь врагChekusova
 
Nonverbal communication 2.1
Nonverbal communication 2.1Nonverbal communication 2.1
Nonverbal communication 2.1belenita78
 
SESZ Itsasadarra txostena
SESZ Itsasadarra txostena SESZ Itsasadarra txostena
SESZ Itsasadarra txostena dokuguneaaaaa
 

Viewers also liked (15)

On Education. Political Economic Digest Series - 12
On Education. Political Economic Digest Series - 12On Education. Political Economic Digest Series - 12
On Education. Political Economic Digest Series - 12
 
Economic Freedom. Political economic digest series - 4
Economic Freedom. Political economic digest series - 4Economic Freedom. Political economic digest series - 4
Economic Freedom. Political economic digest series - 4
 
Web Engineering
Web EngineeringWeb Engineering
Web Engineering
 
Federalism as an ideal political order and an objective for constitutional re...
Federalism as an ideal political order and an objective for constitutional re...Federalism as an ideal political order and an objective for constitutional re...
Federalism as an ideal political order and an objective for constitutional re...
 
Fixing business models by design - By Valentijn Destoop
Fixing business models by design - By Valentijn DestoopFixing business models by design - By Valentijn Destoop
Fixing business models by design - By Valentijn Destoop
 
Task 5 and 6
Task 5 and 6Task 5 and 6
Task 5 and 6
 
Class Dojo Proposal
Class Dojo ProposalClass Dojo Proposal
Class Dojo Proposal
 
RECULL LITERARI INFANTIL
RECULL LITERARI INFANTILRECULL LITERARI INFANTIL
RECULL LITERARI INFANTIL
 
Choose Your Battles by David Morgan
Choose Your Battles by David MorganChoose Your Battles by David Morgan
Choose Your Battles by David Morgan
 
огонь враг
огонь врагогонь враг
огонь враг
 
Recipes
RecipesRecipes
Recipes
 
Nonverbal communication 2.1
Nonverbal communication 2.1Nonverbal communication 2.1
Nonverbal communication 2.1
 
Pai sma smk 10
Pai sma smk 10 Pai sma smk 10
Pai sma smk 10
 
Password Hiding Spots
Password Hiding SpotsPassword Hiding Spots
Password Hiding Spots
 
SESZ Itsasadarra txostena
SESZ Itsasadarra txostena SESZ Itsasadarra txostena
SESZ Itsasadarra txostena
 

Similar to PEMBAGIAN HUKUM

Hukum negara dan pemerintahan
Hukum negara dan pemerintahan Hukum negara dan pemerintahan
Hukum negara dan pemerintahan amdsarah
 
Hukumnegaradanpemerintahan 141112100048-conversion-gate01
Hukumnegaradanpemerintahan 141112100048-conversion-gate01Hukumnegaradanpemerintahan 141112100048-conversion-gate01
Hukumnegaradanpemerintahan 141112100048-conversion-gate01Reiza Putra
 
Makalah warga negara dan negara
Makalah warga negara dan negaraMakalah warga negara dan negara
Makalah warga negara dan negaraAldi Aldi
 
SISTEM HUKUM DAN PERADILAN NASIONAL
SISTEM HUKUM DAN PERADILAN NASIONALSISTEM HUKUM DAN PERADILAN NASIONAL
SISTEM HUKUM DAN PERADILAN NASIONALZainal Abidin
 
Sistem hukum
Sistem hukumSistem hukum
Sistem hukumdimahana
 
Pengertian dan penggolongan
Pengertian dan penggolonganPengertian dan penggolongan
Pengertian dan penggolonganwnanang28
 
SIstem Hukum Indonesia
SIstem Hukum IndonesiaSIstem Hukum Indonesia
SIstem Hukum Indonesiafeggyernes
 
Tugas soft skill bab 4
Tugas soft skill bab 4Tugas soft skill bab 4
Tugas soft skill bab 4anamuno
 
Tugas soft skill
Tugas soft skillTugas soft skill
Tugas soft skillBagus Yoga
 
Sistem hukum 1
Sistem hukum 1Sistem hukum 1
Sistem hukum 1Riya Zayn
 
Makalah negara dan konstitusi
Makalah negara dan konstitusiMakalah negara dan konstitusi
Makalah negara dan konstitusiJawa Timur
 
pengertian hukum,tujuan hukum,jenis jenis hukum dan macam macam pembagian hukum
pengertian hukum,tujuan hukum,jenis jenis hukum dan macam macam pembagian hukumpengertian hukum,tujuan hukum,jenis jenis hukum dan macam macam pembagian hukum
pengertian hukum,tujuan hukum,jenis jenis hukum dan macam macam pembagian hukumRifa Ramadhani
 
Tugas soft skill
Tugas soft skillTugas soft skill
Tugas soft skillBagus Yoga
 
RANGKUMAN_PKN_MODUL6_KELOMPOK6.pptx
RANGKUMAN_PKN_MODUL6_KELOMPOK6.pptxRANGKUMAN_PKN_MODUL6_KELOMPOK6.pptx
RANGKUMAN_PKN_MODUL6_KELOMPOK6.pptxArkhaRega1
 
Indonesia dan bentuk negaranya
Indonesia dan bentuk negaranyaIndonesia dan bentuk negaranya
Indonesia dan bentuk negaranyaDio
 
PERTEMUAN 5- PENGERTIAN HUKUM .pdf
PERTEMUAN 5- PENGERTIAN HUKUM .pdfPERTEMUAN 5- PENGERTIAN HUKUM .pdf
PERTEMUAN 5- PENGERTIAN HUKUM .pdfYustinusHura1
 

Similar to PEMBAGIAN HUKUM (20)

Hukum negara dan pemerintahan
Hukum negara dan pemerintahan Hukum negara dan pemerintahan
Hukum negara dan pemerintahan
 
Hukumnegaradanpemerintahan 141112100048-conversion-gate01
Hukumnegaradanpemerintahan 141112100048-conversion-gate01Hukumnegaradanpemerintahan 141112100048-conversion-gate01
Hukumnegaradanpemerintahan 141112100048-conversion-gate01
 
Makalah warga negara dan negara
Makalah warga negara dan negaraMakalah warga negara dan negara
Makalah warga negara dan negara
 
SISTEM HUKUM DAN PERADILAN NASIONAL
SISTEM HUKUM DAN PERADILAN NASIONALSISTEM HUKUM DAN PERADILAN NASIONAL
SISTEM HUKUM DAN PERADILAN NASIONAL
 
Sistem hukum
Sistem hukumSistem hukum
Sistem hukum
 
Pengertian dan penggolongan
Pengertian dan penggolonganPengertian dan penggolongan
Pengertian dan penggolongan
 
Pkn
Pkn Pkn
Pkn
 
SIstem Hukum Indonesia
SIstem Hukum IndonesiaSIstem Hukum Indonesia
SIstem Hukum Indonesia
 
Hukum dan peradilan
Hukum dan peradilanHukum dan peradilan
Hukum dan peradilan
 
Tugas soft skill bab 4
Tugas soft skill bab 4Tugas soft skill bab 4
Tugas soft skill bab 4
 
Tugas soft skill
Tugas soft skillTugas soft skill
Tugas soft skill
 
Sistem hukum 1
Sistem hukum 1Sistem hukum 1
Sistem hukum 1
 
Istilah dan Pengertian Hukum Tata Negara.pptx
Istilah dan Pengertian Hukum Tata Negara.pptxIstilah dan Pengertian Hukum Tata Negara.pptx
Istilah dan Pengertian Hukum Tata Negara.pptx
 
Materi HAN 1.pptx
Materi HAN 1.pptxMateri HAN 1.pptx
Materi HAN 1.pptx
 
Makalah negara dan konstitusi
Makalah negara dan konstitusiMakalah negara dan konstitusi
Makalah negara dan konstitusi
 
pengertian hukum,tujuan hukum,jenis jenis hukum dan macam macam pembagian hukum
pengertian hukum,tujuan hukum,jenis jenis hukum dan macam macam pembagian hukumpengertian hukum,tujuan hukum,jenis jenis hukum dan macam macam pembagian hukum
pengertian hukum,tujuan hukum,jenis jenis hukum dan macam macam pembagian hukum
 
Tugas soft skill
Tugas soft skillTugas soft skill
Tugas soft skill
 
RANGKUMAN_PKN_MODUL6_KELOMPOK6.pptx
RANGKUMAN_PKN_MODUL6_KELOMPOK6.pptxRANGKUMAN_PKN_MODUL6_KELOMPOK6.pptx
RANGKUMAN_PKN_MODUL6_KELOMPOK6.pptx
 
Indonesia dan bentuk negaranya
Indonesia dan bentuk negaranyaIndonesia dan bentuk negaranya
Indonesia dan bentuk negaranya
 
PERTEMUAN 5- PENGERTIAN HUKUM .pdf
PERTEMUAN 5- PENGERTIAN HUKUM .pdfPERTEMUAN 5- PENGERTIAN HUKUM .pdf
PERTEMUAN 5- PENGERTIAN HUKUM .pdf
 

Recently uploaded

tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDtugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDmawan5982
 
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfAksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfDimanWr1
 
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggeraksupriadi611
 
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptxKONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptxawaldarmawan3
 
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genapDinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genapsefrida3
 
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5ssuserd52993
 
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfContoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfCandraMegawati
 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxRezaWahyuni6
 
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxPPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxnerow98
 
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxTugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxmawan5982
 
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocx
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocxLembar Catatan Percakapan Pasca observasidocx
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocxbkandrisaputra
 
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASaku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASreskosatrio1
 
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxBAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxJamhuriIshak
 
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptxsoal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptxazhari524
 
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CModul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CAbdiera
 
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxMateri Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxRezaWahyuni6
 
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptxGiftaJewela
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMmulyadia43
 
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docxLembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docxbkandrisaputra
 
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfBab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfbibizaenab
 

Recently uploaded (20)

tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDtugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
 
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfAksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
 
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
 
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptxKONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
 
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genapDinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
 
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
 
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfContoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
 
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxPPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
 
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxTugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
 
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocx
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocxLembar Catatan Percakapan Pasca observasidocx
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocx
 
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASaku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
 
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxBAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
 
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptxsoal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
 
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CModul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
 
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxMateri Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
 
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
 
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docxLembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
 
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfBab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
 

PEMBAGIAN HUKUM

  • 1. HUKUM  Hukum adalah peraturan yang berupa norma dan sanksi yang dibuat dengan tujuan untuk mengatur tingkah laku manusia, menjaga ketertiban, keadilan, mencegah terjadinya kekacauan. Sifat Hukum  Mengatur, karena hukum memuat peraturan-peraturan berupa perintah dan/atau larangan yang mengatur tingkah laku manusia dalam hidup bermasyarakat demi terciptanya ketertiban dalam masyarakat;  Memaksa, karena hukum dapat memaksa anggota masyarakat untuk mematuhinya. Apabila melanggar hukum akan menerima sanksi tegas. Ciri-ciri hukum  Adanya perintah dan/atau larangan. Artinya, peraturan hukum itu mungkin berupa perintah dan mungkin pula berupa larangan, atau mungkin pula kedua-duanya;  Adanya keharusan untuk menaati peraturan hukum. Kewajiban ini berlaku bagi siapa saja. Sumber Hukum  Pengertian Sumber Hukum adalah sesuatu yang menimbulkan aturan-aturan yang mempunyai kekuatan yang bersifat memaksa, yaitu apabila dilanggar akan mengakibatkan timbulnya sanksi yang tegas dan nyata. Pengertian sumber hukum dapat diartikan sebagai bahan-bahan yang digunakan sebagai dasar oleh pengadilan dalam memutus perkara. Istilah sumber hukum mengandung banyak pengerti. Pembagian Hukum 1. Menurut Asasnya : a. Bentuknya b. Tempat Berlakunya c. Cara Mempertahankannya d. sifatnya e. wujudnya f. isinya 2. Menurut bentuknya: a. Hukum tertulis, hukum ini dapat pula merupakan: - hukum tertulis yang dikodifikasikan. - hukum tertulis yang tidak dikodifikasikan. b. Hukum tak tertulis: Adalah hukum yang masih hidup dalam keyakinan masyarakat, tetapi tidak tertulis namun berlakunya seperti suatu peraturan perundang (disebut juga Hukum Kebiasaan). 3. Menurut tempat berlakunya, dapat dibagi: a. Hukum Nasional, yaitu hukum yang berlaku dalam suatu negara. b. Hukum Internasional, yaitu hukum yang mengatur hubungan hukum dalam dunia Internasional.
  • 2. c. Hukum Asing, yaitu hukum yang berlaku di negara lain. d. Hukum Gereja, yaitu kumpulan norma-norma yang ditetapkan oleh Gereja. 4. Menurut waktu berlakunya : a. Ius Constitutum (Hukum Positif), yaitu hukum yang berlaku sekarang bagi suatu masyarakat tertentu dalam suatu daerah tertentu. b. Ius Constituendum. yaitu hukum yang diharapkan berlaku pada waktu yang akan datang. c. Hukum Asasi (Hukum Alam), yaitu hukum yang berlaku dimana-mana dalam segala waktu dan untuk segala bangsa di dunia. Hukum ini tak mengenal batas waktu melainkan berlaku untuk selama-lamanya (abadi) terhadap siapapun juga diseluruh tempat. 5. Menurut isinya : a. Hukum Privat (Hukum Sipil), yaitu kumpulan hukum yang mengatur hubungan-hubungan antara orang yang satu dengan orang yang lain, dengan menitik beratkan kepada kepentingan perorangan. b. Hukum Publik, yaitu kumpulan hukum yang mengatur hubungan antara negara dengan alat perlengkapannya atau antara Negara dengan Perorangan (melindungi kepentingan umum). 6. Menurut Sifatnya : a. Hukum yang memaksa, yaitu hukum yang dalam keadaan bagaimanapun juga harus dan mempuyai paksaan mutlak. b. Hukum yang mengatur, yaitu hukum yang dapat dikesampingkan apabila pihak-pihak yang bersangkutan telah memberi peraturan sendiri dalam suatu perjanjian. 7. Menurut cara mempertahankannya : a. Hukum Materiil, yaitu hukum yang memuat peraturan-peraturan yang mengatur kepentingan dan hubungan-hubungan yang berujud perintah dan larangan-larangan. Contoh: Hukum Pidana, Hukum Perdata, Hukum Dagang, dan lain-lain. b.Hukum Formil (hukum acara atau hukum proses), yaitu hukum yang memuat peraturan-peraturan yang mengatur bagaimana cara-cara melaksanakan dan mempertahankan hukum materiil atau peraturan-peraturan bagaimana cara-cara mengajukan suatu perkara ke muka Pengadilan dan bagaimana cara-caranya hakim memberi keputusan. Contohnya: Hukum Acara Pidana, Hukum Acara Perdata. 8. Pembagian Hukum Menurut Sumbenya : a. Undang-undang b. Kebiasaan c. Traktat d. Yurisprudensi 9. Pembagian Hukum Menurut Wujudnya a. Hukum Objektif Hukum dalam suatu negara yang berlaku umum dan tidak mengenai seseorang atau golongan tertentu. Hukum ini hanya membuat peraturan saja yang mengatur
  • 3. hubungan hukum antara 2 orang atau lebih. b. Hukum Subjektif Hukum yang timbul dari hukum objektif dan berlaku terhadap seseorang tertentu atau lebih. Negara  Negara adalah sebuah organisasi atau badan tertinggi yang memiliki kewenangan untuk mengatur perihal yang berhubungan dengan kepentingan masyarakat luas serta memiliki kewajiban untuk mensejahterakan, melindungi dan mencerdaskan kehidupan bangsa. 2 Tugas Utama Negara  Mengatur dan menertibkan gejala-gejala dalam masyarakat yang bertentangan satu sama lain.  Mengatur dan menyatukan kegiatan manusia dan golongan untuk menciptakan tujuan bersama yang disesuaikan dan diarahkan pada tujuan negara. Sifat Negara 1. Memaksa Artinya, negara mempunyai kekuasaan untuk memakai kekuasaan fisik secara resmi agar peraturan perundang-undangan ditaati, sehingga tujuan suasana masyarakat yang tertib dan damai dapat tercapai. Sarana yang digunakan untuk memaksa adalah polisi dan tentara. Pemakaian paksaan melalui tindak kekerasan bukanlah satu-satunya pilihan. Alat negara dapat juga melakukan sikap dan perbuatan yang persuasif. 2. Monopoli Artinya, negara mempunyai monopoli dalam menetapkan tujuan bersama dengan masyarakat. Negara dapat menyatakan bahwa suatu aliran kepercayaan atau aliran politik tertentu dilarang hidup dan disebarluaskan karena bertentangan dengan tujuan masyarakat. 3. Mencakup Semua Artinya, semua peraturan perundang-undangan berlaku untuk semua orang tanpa terkecuali. Hal ini bertujuan agar usaha negara ke arah tercapainya masyarakat yang dicita-citakan dapat terwujud. Negara sebagai organisasi puncak mempunyai fungsi yang berbeda dengan organisasi lain yang ada di negara tersebut. Bentuk Negara Bentuk negara ada dua macam yaitu negara kesatuan dan negara serikat. Bentuk negara kesatuan memiliki ciri - ciri sebagai berikut :  Terdapat pemerintah pusat yang memiliki kedaulatan baik ke dalam maupun ke luar.  Terdapat satu UUD yang berlaku untuk seluruh wilayah negara.  Terdapat satu kepala negara atau pemerintahan.  Terdapat satu badan perwakilan rakyat. Sedangkan bentuk negara serikat merupakan negara yang terdiri dari beberapa negara bagian dengan satu pemerintah pusat yang memiliki kedaulatan. Namun tiap negara bagian punya kedaulatan ke dalam untuk mengatur wilayahnya masing - masing. Tiap negara bagian punya
  • 4. UUD sendiri, kepala negara, dan badan perwakilan. Kekuasaan pemerintah pusat menyangkut urusan luar negeri, pertahanan dan keamanan, keuangan, dan peradilan. 1. Kesatuan Negara Kesatuan adalah negara bersusunan tunggal, yakni kekuasaan untuk mengatur seluruh daerahnya ada di tangan pemerintah pusat. Pemerintah pusat memegang kedaulatan sepenuhnya, baik ke dalam maupun ke luar. Hubungan antara pemerintah pusat dengan rakyat dan daerahnya dapat dijalankan secara langsung. Dalam negara kesatuan hanya ada satu konstitusi, satu kepala negara, satu dewan menteri (kabinet), dan satu parlemen. Demikian pula dengan pemerintahan, yaitu pemerintah pusatlah yang memegang wewenang tertinggi dalam segala aspek pemerintahan. Ciri utama negara kesatuan adalah supremasi parlemen pusat dan tiadanya badan-badan lain yang berdaulat. Negara kesatuan dapat dibedakan menjadi dua macam sistem, yaitu: ü Sentralisasi, dan ü Desentralisasi. Dalam negara kesatuan bersistem sentralisasi, semua hal diatur dan diurus oleh pemerintah pusat, sedangkan daerah hanya menjalankan perintah-perintah dan peraturan-peraturan dari pemerintah pusat. Daerah tidak berwewenang membuat peraturan-peraturan sendiri dan atau mengurus rumah tangganya sendiri. Keuntungan sistem sentralisasi: · adanya keseragaman (uniformitas) peraturan di seluruh wilayah negara; · adanya kesederhanaan hukum, karena hanya ada satu lembaga yang berwenang membuatnya; · penghasilan daerah dapat digunakan untuk kepentingan seluruh wilayah negara. Kerugian sistem sentralisasi: o bertumpuknya pekerjaan pemerintah pusat, sehingga sering menghambat kelancaran jalannya pemerintahan; o peraturan/ kebijakan dari pusat sering tidak sesuai dengan keadaan/ kebutuhan daerah; o daerah-daerah lebih bersifat pasif, menunggu perintah dari pusat sehingga melemahkan sendi - sendi pemerintahan demokratis karena kurangnya inisiatif dari rakyat; o rakyat di daerah kurang mendapatkan kesempatan untuk memikirkan dan bertanggung jawab tentang daerahnya; o keputusan-keputusan pemerintah pusat sering terlambat. Dalam negara kesatuan bersistem desentralisasi, daerah diberi kekuasaan untuk mengatur rumah tangganya sendiri (otonomi, swatantra). Untuk menampung aspirasi rakyat di daerah, terdapat parlemen daerah. Meskipun demikian, pemerintah pusat tetap memegang kekuasaan tertinggi. Keuntungan sistem desentralisasi: v pembangunan daerah akan berkembang sesuai dengan ciri khas daerah itu sendiri; v peraturan dan kebijakan di daerah sesuai dengan kebutuhan dan kondisi daerah itu sendiri; v tidak bertumpuknya pekerjaan pemerintah pusat, sehingga pemerintahan dapat berjalan lancar; v partisipasi dan tanggung jawab masyarakat terhadap daerahnya akan meningkat; v penghematan biaya, karena sebagian ditanggung sendiri oleh daerah.
  • 5. Sedangkan kerugian sistem desentralisasi adalah ketidakseragaman peraturan dan kebijakan serta kemajuan pembangunan. 2. Serikat Suatu negara yang terdiri dari beberapa negara bagian yang tidak berdaulat sedang yang berdaulat adalah gabungan dari negara - negara bagian itu. Negara bagian diberi kekuasaan untuk membuat undang - undang sendiri yang tidak boleh bertentangan dengan UUD negara serikat tersebut. Negara Serikat adalah negara bersusunan jamak, terdiri atas beberapa negara bagian yang masing-masing tidak berdaulat. Kendati negara-negara bagian boleh memiliki konstitusi sendiri, kepala negara sendiri, parlemen sendiri, dan kabinet sendiri, yang berdaulat dalam negara serikat adalah gabungan negara-negara bagian yang disebut negara federal. Setiap negara bagian bebas melakukan tindakan ke dalam, asal tak bertentangan dengan konstitusi federal. Tindakan ke luar (hubungan dengan negara lain) hanya dapat dilakukan oleh pemerintah federal. Ciri-ciri negara serikat/ federal: 1. tiap negara bagian memiliki kepala negara, parlemen, dewan menteri (kabinet) demi kepentingan negara bagian; 2. tiap negara bagian boleh membuat konstitusi sendiri, tetapi tidak boleh bertentangan dengan konstitusi negara serikat; 3. hubungan antara pemerintah federal (pusat) dengan rakyat diatur melalui negara bagian, kecuali dalam hal tertentu yang kewenangannya telah diserahkan secara langsung kepada pemerintah federal. Dalam praktik kenegaraan, jarang dijumpai sebutan jabatan kepala negara bagian (lazimnya disebut gubernur negara bagian). Pembagian kekuasaan antara pemerintah federal dengan negara bagian ditentukan oleh negara bagian, sehingga kegiatan pemerintah federal adalah hal ikhwal kenegaraan selebihnya (residuary power). Pada umumnya kekuasaan yang dilimpahkan negara-negara bagian kepada pemerintah federal meliputi: 1. hal-hal yang menyangkut kedudukan negara sebagai subyek hukum internasional, misalnya: masalah daerah, kewarganegaraan dan perwakilan diplomatik; 2. hal-hal yang mutlak mengenai keselamatan negara, pertahanan dan keamanan nasional, perang dan damai; 3. hal-hal tentang konstitusi dan organisasi pemerintah federal serta azas -azas pokok hukum maupun organisasi peradilan selama dipandang perlu oleh pemerintah pusat, misalnya: mengenai masalah uji material konstitusi negara bagian; 4. hal-hal tentang uang dan keuangan, beaya penyelenggaraan pemerintahan federal, misalnya: hal pajak, bea cukai, monopoli, matauang (moneter); 5. hal-hal tentang kepentingan bersama antarnegara bagian, misalnya: masalah pos, telekomunikasi, statistik. Menurut C.F. Strong, yang membedakan negara serikat yang satu dengan yang lain adalah: 1. cara pembagian kekuasaan antara pemerintah federal dan pemerintah negara bagian;
  • 6. 2. badan yang berwenang untuk menyelesaikan perselisihan yang timbul antara pemerintah federal dengan pemerintah negara bagian. Berdasarkan kedua hal tersebut, lahirlah bermacam-macam negara serikat, antara lain: 1. negara serikat yang konstitusinya merinci satu persatu kekuasaan pemerintah federal, dan kekuaasaan yang tidak terinci diserahkan kepada pemerintah negara bagian. Contoh negara serikat semacam itu antara lain: Amerika Serikat, Australia, RIS (1949); 2. negara serikat yang konstitusinya merinci satu persatu kekuasaan pemerintah negara bagian, sedangkan sisanya diserahkan kepada pemerintah federal. Contoh: Kanada dan India; 3. negara serikat yang memberikan wewenang kepada mahkamah agung federal dalam menyelesaikan perselisihan di antara pemerintah federal dengan pemerintah negara bagian. Contoh: Amerika Serikat dan Australia; 4. negara serikat yang memberikan kewenangan kepada parlemen federal dalam menyelesaikan perselisihan antara pemerintah federal dengan pemerintah negara bagian. Contoh: Swiss. Persamaan antara negara serikat dan negara kesatuan bersistem desentralisasi: 1) Pemerintah pusat sebagai pemegang kedaulatan ke luar; 2) Sama-sama memiliki hak mengatur daerah sendiri (otonomi). Sedangkan perbedaannya adalah: mengenai asal-asul hak mengurus rumah tangga sendiri itu. Pada negara bagian, hak otonomi itu merupakan hak aslinya, sedangkan pada daerah otonom, hak itu diperoleh dari pemerintah pusat. 3. HAM Pernyataan Umum tentang Hak-Hak Asasi Manusia (Bahasa Inggris: Universal Declaration of Human Rights ; singkatan: UDHR) adalah sebuah pernyataan yang bersifat anjuran yang diadopsi olehMajelis Umum Persatuan Bangsa-Bangsa(A/RES/217, 10 Desember 1948 di Palais de Chaillot,Paris). Pernyataan ini terdiri atas 30 pasal yang menggarisbesarkan pandangan Majelis Umum PBBtentang jaminan hak-hak asasi manusia (HAM) kepada semua orang. Eleanor Roosevelt, ketua wanita pertama Komisi HAM (Bahasa Inggris: Commission on Human Rights; singkatan: CHR) yang menyusun deklarasi ini, mengatakan, "Ini bukanlah sebuah perjanjian... [Di masa depan] ini mungkin akan menjadi Magna Carta internasional..." Hak asasi manusia (atau disingkat HAM)adalah hak-hak yang telah dipunyai seseorangsejak ia dalam kandungan. HAM berlaku secara universal. Dasar-dasar HAM tertuang dalam deklarasi kemerdekaan Amerika Serikat (Declaration of Independence of USA) dan tercantum dalam UUD 1945 Republik Indonesia, seperti pada pasal 27 ayat 1, pasal 28, pasal 29 ayat 2, pasal 30 ayat 1, dan pasal 31 ayat 1 Contoh HAM: 1. Hak untuk hidup. 2. Hak untuk bebas dari rasa takut. 3. Hak untuk bekerja. 4. Hak untuk mendapatkan pendidikan. 5. Hak untuk mendapatkan persamaan di mata hukum. 6. dan seterusnya. contoh pelanggaran HAM: 1. Penindasan dan membatasi hak rakyat dan oposisi dengan sewenang-wenang. 2. Hukum (aturan dan/atau UU) diperlakukan tidak adil dan tidak manusiawi. 3. Manipulatif dan membuat aturan pemilu sesuai dengan penguasa dan partai tiran/otoriter.
  • 7. 4. Demokrasi Demokrasi di indonesia dibandingkan dengan negara lain Di Indonesia, pergerakan nasional juga mencita-citakan pembentukan negara demokrasi yang berwatak anti-feodalismedan anti-imperialisme, dengan tujuan membentuk masyarakat sosialis. Bagi Gus Dur, landasan demokrasi adalah keadilan, dalam arti terbukanya peluang kepada semua orang, dan berarti juga otonomiatau kemandirian dari orang yang bersangkutan untuk mengatur hidupnya, sesuai dengan apa yang dia inginkan. Masalah keadi lan menjadi penting, dalam arti setiap orang mempunyai hak untuk menentukan sendiri jalan hidupnya, tetapi hak tersebut harus dihormati dan diberikan peluang serta pertolongan untuk mencapai hal tersebut. Bentuk-bentuk demokrasi Secara umum terdapat dua bentuk demokrasi yaitu demokrasi langsung dan demokrasi perwakilan. Demokrasi langsung Demokrasi langsung merupakan suatu bentuk demokrasi dimana setiap rakyat memberikan suara atau pendapat dalam menentukan suatu keputusan.Dalam sistem ini, setiap rakyat mewakili dirinya sendiri dalam memilih suatu kebijakan sehingga mereka memiliki pengaruh langsung terhadap keadaan politik yang terjadi.Sistem demokrasi langsung digunakan pada masa awal terbentuknya demokrasi di Athena dimana ketika terdapat suatu permasalahan yang harus diselesaikan, seluruh rakyat berkumpul untuk membahasnya.Di era modern sistem ini menjadi tidak praktis karena umumnya populasi suatu negara cukup besar dan mengumpulkan seluruh rakyat dalam satu forum merupakan hal yang sulit.Selain itu, sistem ini menuntut partisipasi yang tinggi dari rakyat sedangkan rakyat modern cenderung tidak memiliki waktu untuk mempelajari semua permasalahan politik negara. Demokrasi perwakilan Dalam demokrasi perwakilan, seluruh rakyat memilih perwakilan melaluipemilihan umum untuk menyampaikan pendapat dan mengambil keputusan bagi mereka. Prinsip-prinsip demokrasi Prinsip demokrasi dan prasyarat dari berdirinya negara demokrasi telah terakomodasi dalam konstitusi Negara Kesatuan Republik Indonesia. Prinsip-prinsip demokrasi, dapat ditinjau dari pendapat Almadudi yang kemudian dikenal dengan "soko guru demokrasi".Menurutnya, prinsip-prinsip demokrasi adalah: 1. Kedaulatan rakyat; 2. Pemerintahan berdasarkan persetujuan dari yang diperintah; 3. Kekuasaan mayoritas; 4. Hak-hak minoritas; 5. Jaminan hak asasi manusia; 6. Pemilihan yang bebas dan jujur; 7. Persamaan di depan hukum; 8. Proses hukum yang wajar; 9. Pembatasan pemerintah secarakonstitusional;
  • 8. 10. Pluralisme sosial, ekonomi, danpolitik; 11. Nilai-nilai toleransi, pragmatisme, kerja sama, dan mufakat. Unsur Negara 1. Unsur konstitutif atau unsur pokok a. Rakyat Rakyat adalah semua orang yang berada dan berdiam dalam wilayah negara tertentu. Rakyat dalam suatu negara meliputi : (1) Penduduk, bukan penduduk (2) Warga negara, bukan warga negara b. Wilayah Wilayah negara adalah tempat/ruang yang menunjukkan batas-batas dimana negara itu sungguh-sungguh dapat melaksanakan kekuasaannya. Sehingga menjadi tempat berlindung bagi rakyat sekaligus sebagai tempat bagi pemerintah untuk mengorganisir dan menyelenggarakan pemerintahan. Wilayah suatu negara terdiri dari: (1) Wilayah darat Bentuk perbatasan wilayah daratan, antara lain sebagai berikut : a) Perbatasan buatan manusia, seperti tembok (great wall), patok besi, dan lain lain. b) Batas alam, seperti gunung, hutan, sungai, dan lain-lain. c) Batas geofisika, yang berupa garis lintang dan bujur. (2) Wilayah laut Wilayah laut suatu negara disebut laut teritorial sedangkan laut yang berada di luar laut territorial disebut laut bebas / laut internasional atau more liberum. Dua konsepsi yang pernah muncul berkaitan dengan peguasaan wilayah lautan : a) Res Nullius Pandangan yang menyatakan bahwa laut dapat diambil dan dimiliki oleh masing-masing negara (John Sheldon dari Inggris dalam bukunya More Clausum) b) Res Communis Pandangan yang beranggapan bahwa laut itu milik bersama atau milik masyarakat dunia, sehingga tidak dapat diambil dan dimiliki oleh masing-masing negara (Hugo de Groot/ Grotius dalam bukunya More Liberum, Gotius mendapatkan julukan Bapak Hukum Internasional). (3) Wilayah udara Wilayah udara suatu negara meliputi wilayah di atas daratan dan lautan negara yang bersangkutan. Wilayah kedaulatan udara Indonesia menurut UU No. 20/1982 setinggi 35,761 km termasuk orbit geostasioner. Beberapa pendapat mengenai wilayah kedaulatan udara :
  • 9. a) Lee : wilayah udara territorial suatu negara adalah jarak tembak meriam yang dipasang di daratan. b) Van Holzen Darf : wilayah udara suatu negara adalah 1000m di atas permukaan bumi tertinggi. c) Henrich’s : wilayah udara suatu negara setinggi 196 mil. (4) Wilayah ekstra teritorial Wilayah ekstra teritorial adalah wilayah tempat berlakunya kekuasaan sebuah negara di luar batas-batas wilayah teritorial. Contoh wilayah ekstra teritorial : a) Kapal laut di luar laut teritorial di bawah bendera suatu negara. b) Wilayah tempat bekerjanya badan perwakilan sebuah negara. c. Pemerintah yang berdaulat (1) Pemerintah dalam arti sempit yaitu suatu badan yang mempunyai wewenang melaksanakan kebijakan negara yang terdiri atas Presiden, Wakil presiden, dan para menteri. (2) Pemerintahan dalam arti luas yaitu gabungan semua badan kenegaraan yang berkuasa dan memerintah di wilayah suatu negara. 2. Unsur deklaratif atau unsur tambahan Unsur tambahan untuk berdirinya suatu negara berupa pengakuan dari negara lain yaitu pengekuan de facto (secara nyata)dan pengakuan de jure (secara hukum). Tujuan Negara Republik Indonesia Tujuan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) terdapat dalam Pembukaan Undang Undang Dasar 1945 alinea keempat yaitu “Kemudian daripada itu untuk membentuk suatu pemerintah Negara Indonesia yang melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi, dan keadilan sosial …”. Dari rumusan tersebut, tersirat adanya tujuan nasional/Negara yang ingin dicapai sekaligus merupakan tugas yang harus dilaksanakan oleh Negara, yaitu: a. Melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia; b. Memajukan kesejahteraan umum; c. Mencerdaskan kehidupan bangsa; d. Ikut serta melaksanakan ketertiban dunia berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi, dan keadilan social.
  • 10. Pemerintah  Pemerintah adalah organisasi yang memiliki kekuasaan untuk membuat dan menerapkan hukum serta undang-undang di wilayah tertentu. Ada beberapa definisi mengenai sistem pemerintahan. Sama halnya, terdapat bermacam-macam jenis pemerintahan di dunia. Perbedaan Pemerintah dan Pemerintahan Pemerintah dan pemerintahan mempunyai pengertian yang berbeda. Pemerintah merujuk kepada organ atau alat perlengkapan, sedangkan pemerintahan menunjukkan bidang tugas atau fungsi. Dalam arti sempit pemerintah hanyalah lembaga eksekutif saja. Sedangkan dalam arti luas, pemerintah mencakup aparatur negara yang meliputi semua organ-organ, badan-badan atau lembaga-lembaga, alat perlengkapan negara yang melaksanakan berbagai kegiatan untuk mencapai tujuan negara. Dengan demikian pemerintah dalam arti luas adalah semua lembaga negara yang terdiri dari lembaga-lembaga legislatif, eksekutif dan yudikatif. Dalam arti sempit pemerintahan adalah segala kegiatan, fungsi, tugas dan kewajiban yang dijalankan oleh lembaga eksekutif untuk mencapai tujuan negara. Pemerintahan dalam arti luas adalah segala kegiatan yang terorganisir yang bersumber pada kedaulatan dan kemerdekaan, berlandaskan pada dasar negara, rakyat atau penduduk dan wilayah negara itu demi tercapainya tujuan negara. Di samping itu dari segi struktural fungsional pemerintahan dapat didefinisikan pula sebagai suatu sistem struktur dan organisasi dari berbagai macam fungsi yang dilaksanakan atas dasar-dasar tertentu untuk mewujudkan tujuan negara. (Haryanto dkk, 1997 : 2-3). Secara deduktif dapat disimpulkan bahwa pemerintah dan pemerintahan dibentuk berkaitan dengan pelaksanaan berbagai fungsi yang bersifat operasional dalam rangka pencapaian tujuan negara yang lebih abstrak, dan biasanya ditetapkan secara konstitusional. Berbagai fungsi tersebut dilihat dan dilaksanakan secara berbeda oleh sistem sosial yang berbeda, terutama secara ideologis. Hal tersebut mewujud dalam sistem pemerintahan yang berbeda, dan lebih konkrit terwakili oleh dua kutub ekstrim masing-masing rezim totaliter (sosialis) dan rezim demokratis. Substansi perbedaan keduanya terletak pada perspektif pembagian kekuasaan negara (pemerintah). Pemencaran kekuasaan (dispersed of power), menurut Leslie Lipson, merupakan salah satu dari lima isu besar dalam proses politik (Josef Riwu Kaho, 2001 : 1). Pemerintahan daerah merupakan konsekuensi pelaksanaan pemencaran kekuasaan itu. Warga Negara Warga negara adalah rakyat yg menetap disuatu wilayah dan rakyat tertentu dlm hubungannya dgn negara. Dlm hubungan antara warga negara dan negara, warga negara mempunyai kewajiban-kewajiban terhadap negara dan sebaliknya warga negara juga mempunyai hak yg harus diberikan dan dilindungi oleh negara.
  • 11. Kriteria Menjadi Warga Negara 1. Setiap orang yang berdasarkan peraturan perundang-undangan dan/atau berdasarkan perjanjian Pemerintah Republik Indonesia dengan negara lain sebelum Undang-Undang ini berlaku sudah menjadi Warga Negara Indonesia; 2. Anak yang lahir dari perkawinan yang sah dari seorang ayah dan ibu Warga Negara Indonesia; 3. Anak yang lahir dari perkawinan yang sah dari seorang ayah Warga Negara Indonesia dan ibu warga negara asing; 4. Anak yang lahir dari perkawinan yang sah dari seorang ayah warga negara asing dan ibu Warga Negara Indonesia; 5. Anak yang lahir dari perkawinan yang sah dari seorang ibu Warga Negara Indonesia, tetapi ayahnya tidak mempunyai kewarganegaraan atau hukum negara asal ayahnya tidak memberikan kewarganegaraan kepada anak tersebut; 6. Anak yang lahir dalam tenggang waktu 300 (tiga ratus) hari setelah ayahnya meninggal dunia dari perkawinan yang sah dan ayahnya Warga Negara Indonesia; 7. Anak yang lahir di luar perkawinan yang sah dari seorang ibu Warga Negara Indonesia; 8. Anak yang lahir di luar perkawinan yang sah dari seorang ibu warga negara asing yang diakui oleh seorang ayah Warga Negara Indonesia sebagai anaknya dan pengakuan itu dilakukan sebelum anak tersebut berusia 18 (delapan belas) tahun atau belum kawin; 9. Anak yang lahir di wilayah negara Republik Indonesia yang pada waktu lahir tidak jelas status kewarganegaraan ayah dan ibunya; 10.Anak yang baru lahir yang ditemukan di wilayah negara Republik Indonesia selama ayah dan ibunya tidak diketahui; 11.Anak yang lahir di wilayah negara Republik Indonesia apabila ayah dan ibunya tidak mempunyai kewarganegaraan atau tidak diketahui keberadaannya; 12.Anak yang dilahirkan di luar wilayah negara Republik Indonesia dari seorang ayah dan ibu Warga Negara Indonesia yang karena ketentuan dari negara tempat anak tersebut dilahirkan memberikan kewarganegaraan kepada anak yang bersangkutan; 13.Anak dari seorang ayah atau ibu yang telah dikabulkan permohonan kewarganegaraannya, kemudian ayah atau ibunya meninggal dunia sebelum mengucapkan sumpah atau menyatakan janji setia. Orang-orang yang berada dalam satu wilayah Negara a. Rakyat Unsur ini sangat penting dalam suatu negara, oleh karena orang / manusia sebagai individu dan anggota masyarakat yang pertama-tama berkepentingan agar organisasi negara berjalan baik. Merekalah yang kemudian menentukan dalam tahap perkembangan negara selanjutnya. Pentingnya unsur rakyat dalam suatu negara tidak hanya diperlukan dalam ilmu kenegaraan (staatsleer) tetapi perlu juga perlu melahirkan apa yang disebut ilmu kemasyarakatan (sosiologi ) suatu ilmu pengetahuan baru yang khusus menyelidiki, mempelajari hidup kemasyarakatan. Sosiologi merupakan ilmu penolong bagi ilmu hukum tata negara. b. Wilayah (teritorial) Tidak mungkin ada negara tanpa suatu wilayah. Disamping pentingnya unsur wilayah dengan batas-batas yabng jelas, penting pula keadaan khusus wilayah yang bersangkutan, artinya apakah layak
  • 12. suatu wilayah itu masuk suatu negara tertentu atau sebaliknya dipecah menjadi wilayah berbagai negara. Apabila mengeluarkan peraturan perundang-undangan pada prinsipnya hanya berlaku bagi orang-orang yang berada di wilayahnya sendiri. Orang akan segera sadar berada dalam suatu negara tertentu apabila melampaui batas-batas wilayahnya setelah berhadapan dengan aparat (imigrasi negara) untuk memenuhi berbagai kewajiban yang ditentukan. Paul Renan (Perancis) menyatakan satu-satunya ukuran bagi suatu masyarakat untuk menjadi suatu negara ialah keinginan bersatu (le desir de’etre ansemble). c. Pemerintahan Ciri khusus dari pemerintahan dalam negara adalah pemerintahan memiliki kekuasaan atas semua anggota masyarakat yang merupakan penduduk suatu negara dan berada dalam wilayah negara. d. UUD (konstitusi) e. pengakuan Internasional (secara de facto maupun de jure). UUD 45 Tentang Warga Negara  Pasal 27 ayat 1-3 Mengatur tentang Kedudukan warga negara , Penghidupan dan pembelaan terhadap negara.  Pasal 28 ayat A – J Mengatur tentang segala bentuk Hak Asasi Manusia.  Pasal 29 ayat 2 Mengatur tentang kebebasan atau hak untuk memeluk agama (kepercayaan )  Pasal 30 ayat 1-5 Mengatur tentang Kewajiban membela negara , Usaha pertahanan dan keamanan rakyat, Keanggotaan TNI dan Tugasnya , Kepolisian Indonesia dan tugasnya , Susunan dan kedudukan TNI & kepolisian Indonesia.  Pasal 31 ayat 1-5 Mengatur tentang Hak untuk mendapat pendidikan yang layak , kewajiban belajar ,Sistem pendidikan Nasional ,dan Peran pemerintah dalam bidang Pendidikan dan kebudayaan  Pasal 33 ayat 1-5 Mengatur tentang pengertian perekonomian ,Pemanfaatan SDA , dan Prinsip Perekonomian Nasional.  Pasal 34 ayat 1-4 Mengatur tentang Perlindungan terhadap fakir miskin dan anak terlantar sebagai tanggung jawab negara.