3. Daftar Isi
I. DEFINISI ……………………………………………………...
6
A.DAS …………………………………………………………
6
B.Pengelolaan DAS ………………………………………..
8
C.Rehabilitasi Hutan dan Lahan ……………………….. 9
D.Konservasi Tanah dan Air ………………………………
10
E.Banjir ………………………………………………………..
11
F. Banjir Bandang ……………………………………………
12
G.Tanah Longsor …………………………………..............
3
4. III. PENYEBAB UMUM BANJIR & TANAH LONGSOR ………………………..
15
A.
Faktor Alam ………………………………………………………………..
15
B.
Faktor Manusia ……………………………………………………………
18
IV. PENANGGULANGAN BANJIR & TANAH LONGSOR ……………………...
19
A.
Perencanaan ……………………………………………………………..
19
B.
Sosialisasi …………………………………………………………………
21
C.
Regulasi ……………………………………………………………………
22
D.
Aksi …………………………………………………………………………
23
4
8. B. Pengelolaan DAS
adalah upaya dalam mengelola hubungan
timbal balik antara sumber daya alam dengan
sumber daya manusia di dalam DAS dan
segala
aktivitasnya
untuk
mewujudkan
kemanfaatan sumber daya alam bagi
kepentingan pembangunan dan kelestarian
ekosistem
DAS
serta
kesejahteraan
masyarakat
8
9. C. Rehabilitasi Hutan dan Lahan
adalah upaya untuk memulihkan, mempertahankan, dan
meningkatkan fungsi hutan dan lahan sehingga daya dukung,
produktivitas dan peranannya dalam mendukung sistem
penyangga kehidupan tetap terjaga.
10. D. Konservasi Tanah dan Air
adalah upaya untuk mencegah kerusakan tanah, memperbaiki
tanah yang rusak, memelihara serta meningkatkan
produktivitas tanah agar dapat dipergunakan secara lestari.
10
11. E. Banjir
adalah debit aliran sungai yang secara relatif lebih besar dari biasanya akibat
hujan yang turun di hulu atau di suatu tempat tertentu secara terus menerus,
sehingga air limpasan tidak dapat ditampung oleh alur/palung sungai yang
ada, maka air melimpah keluar dan menggenangi daerah sekitarnya.
11
12. F. Banjir bandang (flash flood)
adalah banjir yang datang secara tiba-tiba dengan
debit air dan kecepatan yang besar serta
disebabkan terbendungnya aliran sungai pada alur
sungai
12
13. G. Tanah Longsor
adalah salah satu bentuk dari gerak massa tanah, batuan dan
runtuhan dan masa batu/tanah yang terjadi seketika menuju lereng
bawah yang dikendalikan oleh gaya gravitasi dan meluncur di atas
suatu lapisan kedap yang jenuh air (bidang luncur).
13
14. II. REGULASI DALAM PENGELOLAAN DAS
•UU No. 41/1999 tentang KEHUTANAN
•UU No. 7/ 2004 tentang SUMBER DAYA AIR
•PP. No. 38/2007 tentang PEMBAGIAN
URUSAN PEMERINTAHAN
•PP. No. 37/2012 tentang PENGELOLAAN DAS
15. III. PENYEBAB UMUM BANJIR &
TANAH LONGSOR
A. FAKTOR ALAM
1. Curah Hujan :
•
•
•
Diatas rata – rata
Tersebar merata
Berlangsung lama
16. 2. Geomorfologi
• Topografi yang curam akan menyebabkan aliran
air yang menjadi limpasan akan mengalir secara
cepat
• Morfometri DAS, misalnya bentuk DAS yang
memanjang cenderung menurunkan laju aliran
permukaan dari pada
DAS dengan bentuk
melebar; semakin tinggi kerapatan drainase
semakin besar kecepatan aliran permukaan untuk
jumlah yang yang sama.
• Jenis Tanah yang mempunyai kapasitas infiltrasi
yang rendah mengakibatkan limpasan permukaan
lebih besar dan erosi permukaan
16
17. 3. Air laut pasang akan menghambat
aliran air menuju ke laut.
4. Pergeseran struktur batuan dan tanah
membentuk bendungan alami, yang
jika terjadi hujan dengan intensitas
sangat tinggi berpotensi menimbulkan
banjir bandang.
18. B. FAKTOR MANUSIA :
• Penggunaan lahan tidak sesuai dengan
peruntukan dan kemampuannya
• Tidak menerapkan kaidah – kaidah
konservasi tanah dalam praktek dan pola
penggunaan lahan
• Vegetasi ; terjadi konversi lahan
• Drainase yang buruk
• Budaya membuang sampah ke sungai
18
19. IV. PENANGGULANGAN BANJIR DAN
TANAH LONGSOR
A. PERENCANAAN
Penyusunan dan Pengesahan Rencana Pengelolaan DAS
Terpadu dilakukan oleh:
•Bupati/walikota, untuk DAS dalam kabupaten/kota;
•Gubernur, untuk DAS antar Kabupaten/Kota dalam
Provinsi;
•Menteri, untuk DAS lintas Provinsi dan DAS lintas
Negara.
20. •Tahun 2009 sd 2014 Kementerian Kehutanan telah
menyusun 135 Rencana Pengelolaan DAS Terpadu
(RPDAST) sbb :
• 2008
• 2009
• 2010
• 2011
• 2012
• 2013
• 2014
: 1 DAS
: 18 DAS
: 31 DAS
: 36 DAS
: 36 DAS
: 10 DAS
: 3 DAS
* Rincian Terlampir
21. B. SOSIALISASI
•Sosialisasi dilakukan kepada para pemangku
kepentingan baik didalam Kabupaten/Kota,
Provinsi, antar Provinsi dan Lintas Negara.
•Sosialisasi dimaksudkan untuk membangun
kesamaan, komitmen, pemahaman bahwa
pembangunan wilayah berbasis DAS sangat
penting dan mendesak untuk dilaksanakan
bersama – sama sesuai dengan tugas pokok
dan fungsi serta biaya masing-masing para
pemangku kepentingan tersebut.
22. C. REGULASI
•Pengelolaan DAS Terpadu menjadi salah satu
dasar
dalam
penyusunan
perencanaan
pembangunan
sektor
dan
wilayah.
Diimplementasikan dalam bentuk Peraturan
Daerah tentang Pengelolaan DAS, dan masuk
dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Daerah (RPJMD).
•Dengan demikian akan diperoleh kesinambungan
program, kegiatan, dan pembiayaan.
23. D. AKSI
Tahun 2010 sd 2013 Kementerian Kehutanan telah
melaksanakan kegiatan :
1. Rehabilitasi hutan dan lahan melalui kegiatan:
: 408.122 Ha.
• Rehabilitasi Hutan
• Rehabilitasi Lahan Kritis : 1.408.258 Ha.
: 4.638 Ha.
• Hutan Kota
• Rehabilitasi Hutan Mangrove, Gambut, Rawa
dan Sempadan Pantai
: 31.680 Ha.
25. 3. Pemberdayaan masyarakat sekitar hutan
•
•
•
•
Hutan desa
: 123.870 Ha.,
Hutan rakyat kemitraan
: 213.768 Ha.,
Hutan kemasyarakatan
: 507.111 Ha.,
Pengembangan Perhutanan
Masyarakat Pedesaan
Berbasis Konservasi
(PPMPBK)
: 8.000 unit,
• Kebun Bibit Rakyat (KBR) : 38.390 unit
32. LAUT JAWA
Kanal Banjir Barat
Cengkareng Drain
K. Mookervaart
DKI JAKARTA
K. Baru 1
6
3
K.
C
K. Cideng
1
K. Sekretaris
4
KOTA TANGERANG
Ciku
2
mp
a
K. Malang
K. Baru 3
K. S
ugu
tam
KOTA TANGSEL
Cipinang
8
13
12
K. Buaran
u
K. Baru 1
K. Caringin
11
KOTA DEPOK
K. Krukut
K. Grogol
K. Serua
10
15.706,1 hA
5
K. Ciputat
K. Ciater
K. Mampang
Kanal Banjir Timur
on
de
t
Cij
an
tu
ng
7
K. Cantiga
1
6.295,5
KOTA BEKASI
K. Sunter
K. Cakung
9
K. Baru 2
K. Angke
KABUPATEN BOGOR
Pesanggrahan
Cibuluh
Ciluar
KOTA BOGOR
Katulampa
Kali Baru
15.075,5 ha
abir
us
n
Cisu
k
SKEMA ALIRAN DI DAS CILIWUNG DAN SEKITARNYA
Ciesek
Cisu
re
Cis
e
Cisadane
KABUPATEN BOGOR
use
upa
n
Empang
Ciparigi
Cipakancilan
ua
Cigede Kulon
Cigede Wetan
Cisa
r
Cimiis
Ciliwung
32
K. Bekasi
33. PENYEBAB BANJIR JAKARTA
NO
1
2.
FAKTOR - FAKTOR
KONDISI
Faktor Manusia
Penggunaan Lahan
Tata ruang
Drainase
Vegetasi
Konservasi tanah
Sampah
Faktor Alam
A. Curah hujan
Tidak ditaati
Buruk
Tutupan kurang
Tidak diterapkan
Dibuang ke sungai
B. Permukaan Air Laut
Pasang / Rob
C. Geomorfologi
Topografi
-Datar dan sebagian di bawah tinggi muka air laut
Karakteristik DAS
-Memanjang, Genangan air lama
Jenis Tanah
Jenis batuan
-Aluvial Plain (Sedimentasi, tanah labil)
-Sedimentasi (pendangkalan sungai/pantai
164 mm/hari (ekstrim)
(164 ltr /m2 /hari)
40 – 50 mm/hari (normal)
33
34. Luasan DKI Jakarta dan 6 DAS
DAS
1. Angke-Pesanggarahan
Luas (Ha)
48.732
2. Krukut
22.392
3. Ciliwung
38.610
4. Sunter
18.405
5. Buaran
8.008
6. Cakung
14.743
Total Luas DAS
150.890
Luas DKI Jaya
66.152
34
35. Kondisi Penutupan Lahan di 6 DAS (Ha)
DAS
Luas
Tutupan
Vegetasi
1. Angke-Pesanggarahan
48.732
18.619
2. Krukut
22.392
1.044
38.610
*)17.325
4. Sunter
Pemukiman
28.808
21.093
Lain-lain
Lahan
Kritis
1.305
0
255
0
(44,88%)
19.441
(50,36%)
134
(0,34%)
1.710
(4,42%)
18.405
3.368
13.863
1.174
0
5. Buaran
8.008
156
7.852
0
0
6. Cakung
14.743
5.254
9.396
93
0
3. Ciliwung
Total Luas (Ha)
% Luas
150.890
45.766
100.453
2.961
1.710
100
30.4
66.6
1.9
1.1
*): Hutan (9,5%), Perkebunan (1,4%), Pertanian (33,7%), Semak Belukar (0,3%)
35
36. Neraca air 6 DAS di Jakarta
No
Ketersediaan Air
Vol Milyrd M3/thn
1.
Aliran Permukaan
0,538
2.
Air Tersimpan (di danau, tumbuhan, tanah, air tanah, tandon
air)
1,296
3.
Kanal Tarum Barat
0,504
4.
Potensi Air Hilang (Air Banjir)
1,317
Jumlah air masuk Jakarta
Jumlah air yang bisa ditampung
3,655
2,338
No
Kebutuhan Air
Vol Milyrd M3/thn
1.
Perkotaan
1,288
2.
Industri
0,016
3.
Pertanian
1,548
Jumlah
2,852
Defisit Air
0,514 milyard m3/tahun
Potensi Air
1,317 milyard m3/tahun
Sumber: Prof Naik Sinukaban, Dr. Nana Mulyana (IPB) dan Ditjen BPDASPS (2012)
36
37. Pengendalian Banjir Jakarta
Sumber Daya Air
Air Meluap (Aliran permukaan/banjir)
Vol Milyard M3/thn
1,317
Upaya Menyimpan/Pengisian Air Tanah Melalui
Kegiatan Konservasi Tanah dan Air (40%)
0,527
Sisa Air permukaan melalui Pemanfaatan Rekayasa
Teknologi (60%)
0,790
37
41. Seluruh lokasi arahan vegetatif berada di
DAS Ciliwung bagian hulu yang masuk dalam
Kabupaten Bogor
Kegiatan Vegetatif
Arahan agroforestry
Sub DAS
Cibalok
Cibalok Total
Ciesek
Arahan vegetasi tetap
Sub DAS
Ciesek
Kecamatan
Cisarua Total
Megamendung Total
Ciesek Total
Ciliwung Hulu
Cisarua Total
Ciliwung Hulu Total
Total Luas Arahan Vegetasi Tetap
Area (Ha)
54.6
58.5
113.1
79.3
79.3
192.4
Kecamatan
Ciawi
Megamendung
Sukaraja
Cisarua
Megamendung
Sukaraja
Ciesek Total
Ciliwung Hulu
Cisarua
Ciliwung Hulu Total
Cisarua
Cisarua
Megamendung
Cisarua Total
Ciseuseupan
Ciawi
Megamendung
Ciseuseupan Total
Cisukabirus
Megamendung
Cisukabirus Total
Cisuren
Cisarua
Megamendung
Cisuren Total
Total Luas Arahan Agroforestry
Area (Ha)
2.1
34.5
10.6
47.2
116.6
73.6
8.9
199.1
252.2
252.2
148.7
0.9
149.6
12.3
4.6
16.7
123.6
123.6
45.8
159.7
205.5
994.1
41
42. Kegiatan Sipil Teknis Berbasis Lahan
(Sumur Resapan/Bioretensi)
• Lokasi arahan tersebar.
• Total arahan kegiatan sumur
resapan/bioretensi adalah 490.669 unit.
DAS
Grogol
Krukut
Ciliwung
Buaran
Cakung
Cipinang
Sunter
Total
Bioretensi (unit)
62375
96346
87662
21215
72848
43654
106569
490669
42
43. Kegiatan Sipil Teknis Berbasis Alur Sungai
(Dam Pengendali)
Seluruh lokasi arahan dam pengendali
berada di DAS Ciliwung bagian hulu yang
masuk dalam Kabupaten Bogor
Sub DAS
Cibalok
Cibalok Total
Ciesek
Kecamatan
Ciawi
Dpi (unit)
2
2
3
2
5
14
14
6
6
1
3
4
3
3
6
6
Cisarua
Megamendung
Ciesek Total
Ciliwung Hulu
Cisarua
Ciliwung Hulu Total
Cisarua
Cisarua
Cisarua Total
Ciseuseupan
Ciawi
Megamendung
Ciseuseupan Total
Cisukabirus
Megamendung
Cisukabirus Total
Cisuren
Megamendung
Cisuren Total
Total
40
43
44. Kegiatan Sipil Teknis Berbasis Alur Sungai
(Dam Penahan)
Seluruh lokasi arahan dam penahan
berada di DAS Ciliwung bagian hulu
yang masuk dalam Kabupaten Bogor
Kecamatan
Ciawi
Cisarua
Megamendung
Sukamakmur
Sukaraja
Total
Jumlah DPn (Unit)
13
168
84
2
1
268
Dam penahan (Dpn) : merupakan struktur
bangunan yang ditujukan untuk mengurangi
erosi pada parit atau selokan dengan
menghambat kecepatan aliran air dan tanah
terendapkan pada tempat tersebut.
44
45. Kegiatan Sipil Teknis Berbasis Alur Sungai
(Gully Plug)
Seluruh lokasi arahan dam
pengendali berada di DAS
Ciliwung bagian hulu yang
masuk dalam Kabupaten Bogor.
1. Kecamatan Cisarua 117 unit
2. Kecamatan Megamendung 8
unit.
45
46. L.6. DAM PENGENDALI (Dpi) dan DAM PENAHAN (Dpn)
Dam pengendali (Dpi) :
merupakan struktur bangunan yang
ditujukan untuk mengendalikan
aliran air sehingga erosi dan
sedimentasi dapat ditekan serta
sebagai tempat parkir air
46
47. L. 7. Sumur Resapan
• Fungsi mengurangi limpasan
• Memelihara air tanah
• Efektif melewatkan air 3-10
m3/jam atau setara dengan 1,67
l/det/200 m2 atau 83.3 l/ha
• Lokasi Pemukiman, sekolah,
tempat ibadah, perkantoran,
fasos, fasum dll.
47
49. L.9. Kegiatan Fisik pada DAS Ciliwung Tahun 2013
No.
1.
Jenis Kegiatan
Kebun Bibit Rakyat (KBR)
Volume
400 Unit
2.
3.
4.
Rehabilitasi Hutan Konservasi (RHK)
Hutan Mangrove
Sumur Resapan
2.500 Ha
140 Ha
100 Unit
5.
6.
Sutera Alam
Hutan Kota
1 Unit
50 Ha
49
53. Kondisi Penutupan Lahan di DAS Juwana ,
Pati
DAS
Juwana
% Luas
Luas Kab. Pati
Luas
(Ha)
Tutupan
Vegetasi
130.388, *) 107.659,36
36
100
82.57%
Pemukima
n
18.828
14.44%
Lain-lain
3.901
2.99%
Lahan
Kritis
5.030
3.86%
158.037
*): Hutan (14.51%), Pertanian (68.1%)
53
54.
55.
56.
57. PENYEBAB BANJIR DI KABUPATEN PATI
NO
1
2.
FAKTOR - FAKTOR
Faktor Manusia
Penggunaan Lahan
Tata ruang
Drainase
Vegetasi
Konservasi tanah
Sampah
Faktor Alam
A. Curah hujan
B. Permukaan Laut
C. Geomorfologi
Topografi
KONDISI
Tidak ditaati
Tanggul jebol di beberapa titik
Sebagian besar sawah, infiltrasi kurang
Tidak diterapkan
Dibuang ke sungai
350 mm/hari (ekstrim)
Rob
Karakteristik DAS
-Berbentuk mangkuk, datar ditengah dan curam di pinggir
(Gn. Muria dan Peg. Kendeng)
-Membulat, Konsentrasi air cepat
Jenis Tanah
-Aluvial dan Latosol (rawan terhadap erosi dan banjir)
Jenis batuan
-Sebagian besar Alluvium
57
58. Kegiatan Fisik pada DAS Juwana Tahun 2013
No.
1.
Jenis Kegiatan
Penanaman bibit KBR
Volume
11.072 Ha
2.
3.
4.
Rehabilitasi Hutan Konservasi (RHK)
Hutan Kota
Sumur Resapan
217 Ha
11 Ha
26 Unit
5.
6.
7.
Dam Penahan
Gully Plug
Embung
30 Unit
2 unit
4 unit
58
63. 6. Kondisi Penutupan Lahan di 3 DAS,
Manado
DAS
Luas
(Ha)
Tutupan
Vegetasi
Pemukiman
Lain-lain
Lahan
Kritis
1. Paniki
12,675.68
11,596.68
1,064
15
660
2. Sario
2,767.55
1,831.55
936
0
874
53,965.5
*)45,425.5
(84.18%)
3,625
(6.72%)
4,915
(9.11%)
69,408.73
58,853.73
5,625
4,930
14862
6.6
1.9
1.1
3. Tondano
Total Luas (Ha)
% Luas
Luas Manado
100
30.4
13.328
(24.69%)
19.067
*): Hutan (6.21%), Pertanian (69.11%), Semak Belukar (8,86%)
63
64.
65.
66.
67. PENYEBAB BANJIR DAN TANAH LONGSOR DI KOTA MANADO
No
1
1.
Faktor
2
Geomorfologi
a. Bentuk lahan
a. Tanah
a.
-
2.
Kondisi normal
3
Saat kejadian
4
Dataran aluvial
ordo Inceptisol (sistem
klasifikasi USDA) atau
latosol (sistem klasifikasi
PPT) yang agak peka
terhadap erosi
Dataran aluvial
Termasuk dalam ordo Inceptisol
(sistem klasifikasi USDA) atau latosol
(sistem klasifikasi PPT) yang agak
peka terhadap erosi
Lereng
DAS Tondano
DAS Paniki
DAS Sario
Curah hujan
Keterangan
5
Curam s/d sangat curam 25 %
< 50 mm/hr
Curam s/d sangat curam 7,01 %
Curan s/d sangat curam 35,67 %
8 Jan ‘14 : 65,4 mm/hr
-
9 Jan ’14 : 54,2 mm/hr
-
10 Jan’14 : 65,9 mm/hr
-
11 Jan’14 : 7,3 mm/hr
-
12 Jan’14 : 40,3 mm/hr
-
13 Jan’14 : 4,5 mm/hr
-
14 Jan’14 : 3,9 mm/hr
-
15 Jan’14 : 87,2 mm/hr
Merata, diats rata2,
67
berlangsung lama
68. 3.
Land use
a. Tutupan Lahan
-
Semak belukar 9,63%;
Pemukiman 7,53%,
DAS Paniki
Pertanian lahan kering dan campuran
semak 66,27%
-
-
-
DAS Tondano
Hutan lahan kering primer dan
sekunder 7,52%
Pertanian lahan kering campur semak
60,12%,
-
Sawah 8,07%
-
Hutan lahan kering primer 6,26%;
DAS Sario
Pemukiman 8,95%;
-
-
Pertanian lahan kering 14,57%
Perkebunan dan semak belukar 2,03%.
-
Peratanian lahan kering campur semak
50,66%;
-
Pemukiman 36,01%; pertanian lahan
kering 7,07%;
-
Hutan lahan kering sekunder 6,27%
68
69. a. Lahan Kritis
-
-
Kritis s/d sangat kritis : 26,17%
-
DAS Paniki
-
Kritis s/d sangat kritis : 3,44%
4.
DAS
Tondano
DAS Sario
-
Kritis s/d sangat kritis : 31,32%
Kegiatan
RHL
yang
sudah
dilaksanakan
-
Rehabilitasi
lahan
kritis
(penanaman bibit KBR) : 15.004,86
Ha
Tahun
2013
-
Rehabilitasi
/lindung
-
Hutan Kota
: 47 Ha
-
Dam penahan
: 37 unit
-
Sumur resapan
: 105 unit
2011
-
hutan
konservasi
: 600 Ha
69
70. Kegiatan Fisik pada DAS Tondano, Paniki, Sario th 2011-2013
No.
Jenis Kegiatan
1. Rehabilitasi Lahan Kritis (Penanaman bibit
KBR)
2. Rehabilitasi Hutan Konservasi (RHK) &
Lindung
3. Hutan Kota
4. Dam Penahan
5. Sumur Resapan
Volume
106.735
Ha
53 unit
140 unit
70
72. VI. PENUTUP
A. KETERPADUAN PARA PIHAK
Penanganan permasalahan Banjir dan Tanah Longsor
dari perspektif Pengelolaan DAS tidak bisa dilakukan
oleh hanya satu sektor atau satu kementerian teknis
saja, melainkan harus bersifat multisektor dan multi
pihak
serta
melibatkan
wilayah
administrasi
pemerintahan. Dengan demikian diperlukan koordinasi,
integrasi, sinkronisasi dan sinergi para pemangku
kepentingan yang dimulai sejak tingkat perumusan
kebijakan
dan
perencanaan
program
hingga
implementasi
kegiatan
dan
penganggaran/
pembiayaannya.
72
73. B. KONTRIBUSI KEMENTERIAN KEHUTANAN
1. Perencanaan
Fasilitasi penyusunan Rencana Pengelolaan DAS Terpadu
lingkup Kabupaten/Kota, Antar Kab./Kota dalam Provinsi,
Antar Provinsi dan lintas Negara.
2. Sosialisasi
•Fasilitasi sosialisasi Rencana Pengelolaan DAS Terpadu
lingkup Kabupaten/Kota, Antar Kab./Kota dalam Provinsi,
Antar Provinsi dan lintas negara kepada para pemangku
kepentingan di wilayah tersebut.
•Sosialisasi data dan informasi Pengelolaan DAS berupa
peta lahan kritis, peta rawan banjir & tanah longsor, peta
DAS.
73
74. 3. Regulasi
Mendorong terbitnya regulasi ditingkat
operasional berupa Perda Pengelolaan DAS.
4. Aksi
- Pengamanan daerah tangkapan air;
- Reboisasi dan penghijauan;
- Penerapan teknik konservasi tanah (sumur
resapan, embung, cek dam, gully plug);
- Penguatan kelembagaan masyarakat.
74