SlideShare a Scribd company logo
1 of 75
1
2
Daftar Isi
I. DEFINISI ……………………………………………………...

6

A.DAS …………………………………………………………

6

B.Pengelolaan DAS ………………………………………..

8

C.Rehabilitasi Hutan dan Lahan ……………………….. 9
D.Konservasi Tanah dan Air ………………………………
10
E.Banjir ………………………………………………………..
11
F. Banjir Bandang ……………………………………………
12
G.Tanah Longsor …………………………………..............

3
III. PENYEBAB UMUM BANJIR & TANAH LONGSOR ………………………..
15
A.

Faktor Alam ………………………………………………………………..

15

B.

Faktor Manusia ……………………………………………………………

18

IV. PENANGGULANGAN BANJIR & TANAH LONGSOR ……………………...
19
A.

Perencanaan ……………………………………………………………..
19

B.

Sosialisasi …………………………………………………………………
21

C.

Regulasi ……………………………………………………………………
22

D.

Aksi …………………………………………………………………………
23

4
VI. PENUTUP …………………………………………..
72
A. Keterpaduan Para Pihak …………………...

72

B. Kontribusi Kementerian Kehutanan …….

73

5
6
DAS Ciliwung

DAS Cisadane

DAS Citarum

7
B. Pengelolaan DAS
adalah upaya dalam mengelola hubungan
timbal balik antara sumber daya alam dengan
sumber daya manusia di dalam DAS dan
segala
aktivitasnya
untuk
mewujudkan
kemanfaatan sumber daya alam bagi
kepentingan pembangunan dan kelestarian
ekosistem
DAS
serta
kesejahteraan
masyarakat
8
C. Rehabilitasi Hutan dan Lahan
adalah upaya untuk memulihkan, mempertahankan, dan
meningkatkan fungsi hutan dan lahan sehingga daya dukung,
produktivitas dan peranannya dalam mendukung sistem
penyangga kehidupan tetap terjaga.
D. Konservasi Tanah dan Air
adalah upaya untuk mencegah kerusakan tanah, memperbaiki
tanah yang rusak, memelihara serta meningkatkan
produktivitas tanah agar dapat dipergunakan secara lestari.
10
E. Banjir
adalah debit aliran sungai yang secara relatif lebih besar dari biasanya akibat
hujan yang turun di hulu atau di suatu tempat tertentu secara terus menerus,
sehingga air limpasan tidak dapat ditampung oleh alur/palung sungai yang
ada, maka air melimpah keluar dan menggenangi daerah sekitarnya.
11
F. Banjir bandang (flash flood)

adalah banjir yang datang secara tiba-tiba dengan
debit air dan kecepatan yang besar serta
disebabkan terbendungnya aliran sungai pada alur
sungai

12
G. Tanah Longsor
adalah salah satu bentuk dari gerak massa tanah, batuan dan
runtuhan dan masa batu/tanah yang terjadi seketika menuju lereng
bawah yang dikendalikan oleh gaya gravitasi dan meluncur di atas
suatu lapisan kedap yang jenuh air (bidang luncur).
13
II. REGULASI DALAM PENGELOLAAN DAS

•UU No. 41/1999 tentang KEHUTANAN
•UU No. 7/ 2004 tentang SUMBER DAYA AIR
•PP. No. 38/2007 tentang PEMBAGIAN
URUSAN PEMERINTAHAN
•PP. No. 37/2012 tentang PENGELOLAAN DAS
III. PENYEBAB UMUM BANJIR &
TANAH LONGSOR
A. FAKTOR ALAM
1. Curah Hujan :
•
•
•

Diatas rata – rata
Tersebar merata
Berlangsung lama
2. Geomorfologi
• Topografi yang curam akan menyebabkan aliran
air yang menjadi limpasan akan mengalir secara
cepat
• Morfometri DAS, misalnya bentuk DAS yang
memanjang cenderung menurunkan laju aliran
permukaan dari pada
DAS dengan bentuk
melebar; semakin tinggi kerapatan drainase
semakin besar kecepatan aliran permukaan untuk
jumlah yang yang sama.
• Jenis Tanah yang mempunyai kapasitas infiltrasi
yang rendah mengakibatkan limpasan permukaan
lebih besar dan erosi permukaan
16
3. Air laut pasang akan menghambat
aliran air menuju ke laut.
4. Pergeseran struktur batuan dan tanah
membentuk bendungan alami, yang
jika terjadi hujan dengan intensitas
sangat tinggi berpotensi menimbulkan
banjir bandang.
B. FAKTOR MANUSIA :
• Penggunaan lahan tidak sesuai dengan
peruntukan dan kemampuannya
• Tidak menerapkan kaidah – kaidah
konservasi tanah dalam praktek dan pola
penggunaan lahan
• Vegetasi ; terjadi konversi lahan
• Drainase yang buruk
• Budaya membuang sampah ke sungai
18
IV. PENANGGULANGAN BANJIR DAN
TANAH LONGSOR
A. PERENCANAAN
Penyusunan dan Pengesahan Rencana Pengelolaan DAS
Terpadu dilakukan oleh:
•Bupati/walikota, untuk DAS dalam kabupaten/kota;
•Gubernur, untuk DAS antar Kabupaten/Kota dalam
Provinsi;
•Menteri, untuk DAS lintas Provinsi dan DAS lintas
Negara.
•Tahun 2009 sd 2014 Kementerian Kehutanan telah
menyusun 135 Rencana Pengelolaan DAS Terpadu
(RPDAST) sbb :
• 2008
• 2009
• 2010
• 2011
• 2012
• 2013
• 2014

: 1 DAS
: 18 DAS
: 31 DAS
: 36 DAS
: 36 DAS
: 10 DAS
: 3 DAS

* Rincian Terlampir
B. SOSIALISASI
•Sosialisasi dilakukan kepada para pemangku
kepentingan baik didalam Kabupaten/Kota,
Provinsi, antar Provinsi dan Lintas Negara.
•Sosialisasi dimaksudkan untuk membangun
kesamaan, komitmen, pemahaman bahwa
pembangunan wilayah berbasis DAS sangat
penting dan mendesak untuk dilaksanakan
bersama – sama sesuai dengan tugas pokok
dan fungsi serta biaya masing-masing para
pemangku kepentingan tersebut.
C. REGULASI
•Pengelolaan DAS Terpadu menjadi salah satu
dasar
dalam
penyusunan
perencanaan
pembangunan
sektor
dan
wilayah.
Diimplementasikan dalam bentuk Peraturan
Daerah tentang Pengelolaan DAS, dan masuk
dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Daerah (RPJMD).
•Dengan demikian akan diperoleh kesinambungan
program, kegiatan, dan pembiayaan.
D. AKSI
Tahun 2010 sd 2013 Kementerian Kehutanan telah
melaksanakan kegiatan :
1. Rehabilitasi hutan dan lahan melalui kegiatan:
: 408.122 Ha.
• Rehabilitasi Hutan
• Rehabilitasi Lahan Kritis : 1.408.258 Ha.
: 4.638 Ha.
• Hutan Kota
• Rehabilitasi Hutan Mangrove, Gambut, Rawa
dan Sempadan Pantai
: 31.680 Ha.
2. Bangunan Konservasi
•
•
•
•

Sumur resapan
Embung
Check Dam
Gully plug

: 610 unit
: 180 unit
: 727 unit
: 180 unit
3. Pemberdayaan masyarakat sekitar hutan
•
•
•
•

Hutan desa
: 123.870 Ha.,
Hutan rakyat kemitraan
: 213.768 Ha.,
Hutan kemasyarakatan
: 507.111 Ha.,
Pengembangan Perhutanan
Masyarakat Pedesaan
Berbasis Konservasi
(PPMPBK)
: 8.000 unit,
• Kebun Bibit Rakyat (KBR) : 38.390 unit
V. CONTOH KASUS BANJIR & TANAH
LONGSOR
1. Banjir Jakarta
28
LAUT JAWA
Kanal Banjir Barat

Cengkareng Drain
K. Mookervaart

DKI JAKARTA
K. Baru 1

6
3

K.
C

K. Cideng

1

K. Sekretaris
4

KOTA TANGERANG

Ciku

2

mp
a

K. Malang
K. Baru 3

K. S
ugu
tam

KOTA TANGSEL

Cipinang

8

13

12

K. Buaran

u

K. Baru 1

K. Caringin

11

KOTA DEPOK

K. Krukut
K. Grogol

K. Serua

10

15.706,1 hA

5

K. Ciputat

K. Ciater

K. Mampang

Kanal Banjir Timur

on
de
t

Cij
an
tu
ng

7

K. Cantiga
1

6.295,5

KOTA BEKASI
K. Sunter

K. Cakung

9

K. Baru 2

K. Angke

KABUPATEN BOGOR

Pesanggrahan
Cibuluh

Ciluar

KOTA BOGOR
Katulampa

Kali Baru

15.075,5 ha

abir

us

n
Cisu
k

SKEMA ALIRAN DI DAS CILIWUNG DAN SEKITARNYA

Ciesek
Cisu
re

Cis
e

Cisadane

KABUPATEN BOGOR

use

upa
n

Empang

Ciparigi

Cipakancilan

ua

Cigede Kulon

Cigede Wetan

Cisa
r

Cimiis

Ciliwung

32

K. Bekasi
PENYEBAB BANJIR JAKARTA
NO
1

2.

FAKTOR - FAKTOR

KONDISI

Faktor Manusia
Penggunaan Lahan
Tata ruang
Drainase
Vegetasi
Konservasi tanah
Sampah
Faktor Alam
A. Curah hujan

Tidak ditaati
Buruk
Tutupan kurang
Tidak diterapkan
Dibuang ke sungai

B. Permukaan Air Laut

Pasang / Rob

C. Geomorfologi
Topografi

-Datar dan sebagian di bawah tinggi muka air laut

Karakteristik DAS

-Memanjang, Genangan air lama

Jenis Tanah
Jenis batuan

-Aluvial Plain (Sedimentasi, tanah labil)
-Sedimentasi (pendangkalan sungai/pantai

164 mm/hari (ekstrim)
(164 ltr /m2 /hari)
40 – 50 mm/hari (normal)

33
Luasan DKI Jakarta dan 6 DAS
DAS
1. Angke-Pesanggarahan

Luas (Ha)
48.732

2. Krukut

22.392

3. Ciliwung

38.610

4. Sunter

18.405

5. Buaran

8.008

6. Cakung

14.743

Total Luas DAS

150.890

Luas DKI Jaya

66.152

34
Kondisi Penutupan Lahan di 6 DAS (Ha)
DAS

Luas

Tutupan
Vegetasi

1. Angke-Pesanggarahan

48.732

18.619

2. Krukut

22.392

1.044

38.610

*)17.325

4. Sunter

Pemukiman
28.808
21.093

Lain-lain

Lahan
Kritis

1.305

0

255

0

(44,88%)

19.441
(50,36%)

134
(0,34%)

1.710
(4,42%)

18.405

3.368

13.863

1.174

0

5. Buaran

8.008

156

7.852

0

0

6. Cakung

14.743

5.254

9.396

93

0

3. Ciliwung

Total Luas (Ha)
% Luas

150.890

45.766

100.453

2.961

1.710

100

30.4

66.6

1.9

1.1

*): Hutan (9,5%), Perkebunan (1,4%), Pertanian (33,7%), Semak Belukar (0,3%)

35
Neraca air 6 DAS di Jakarta
No

Ketersediaan Air

Vol Milyrd M3/thn

1.

Aliran Permukaan

0,538

2.

Air Tersimpan (di danau, tumbuhan, tanah, air tanah, tandon
air)

1,296

3.

Kanal Tarum Barat

0,504

4.

Potensi Air Hilang (Air Banjir)

1,317

Jumlah air masuk Jakarta
Jumlah air yang bisa ditampung

3,655
2,338

No

Kebutuhan Air

Vol Milyrd M3/thn

1.

Perkotaan

1,288

2.

Industri

0,016

3.

Pertanian

1,548

Jumlah

2,852

Defisit Air

0,514 milyard m3/tahun

Potensi Air

1,317 milyard m3/tahun

Sumber: Prof Naik Sinukaban, Dr. Nana Mulyana (IPB) dan Ditjen BPDASPS (2012)

36
Pengendalian Banjir Jakarta
Sumber Daya Air


Air Meluap (Aliran permukaan/banjir)

Vol Milyard M3/thn
1,317

 Upaya Menyimpan/Pengisian Air Tanah Melalui
Kegiatan Konservasi Tanah dan Air (40%)


0,527

Sisa Air permukaan melalui Pemanfaatan Rekayasa
Teknologi (60%)

0,790

37
Keterangan:
Sebaran Butir 1-6 diatas sebagaimana terlampir

38
Bentuk Tindakan Konservasi Tanah dan Air
Vegetasi
Sumur resapan
Embung
Cek Dam
Gully Plug
39
40
Seluruh lokasi arahan vegetatif berada di
DAS Ciliwung bagian hulu yang masuk dalam
Kabupaten Bogor

Kegiatan Vegetatif

Arahan agroforestry
Sub DAS
Cibalok

Cibalok Total
Ciesek

Arahan vegetasi tetap
Sub DAS
Ciesek

Kecamatan
Cisarua Total
Megamendung Total

Ciesek Total
Ciliwung Hulu
Cisarua Total
Ciliwung Hulu Total
Total Luas Arahan Vegetasi Tetap

Area (Ha)
54.6
58.5
113.1
79.3
79.3
192.4

Kecamatan
Ciawi
Megamendung
Sukaraja
Cisarua
Megamendung
Sukaraja

Ciesek Total
Ciliwung Hulu
Cisarua
Ciliwung Hulu Total
Cisarua
Cisarua
Megamendung
Cisarua Total
Ciseuseupan
Ciawi
Megamendung
Ciseuseupan Total
Cisukabirus
Megamendung
Cisukabirus Total
Cisuren
Cisarua
Megamendung
Cisuren Total
Total Luas Arahan Agroforestry

Area (Ha)
2.1
34.5
10.6
47.2
116.6
73.6
8.9
199.1
252.2
252.2
148.7
0.9
149.6
12.3
4.6
16.7
123.6
123.6
45.8
159.7
205.5
994.1
41
Kegiatan Sipil Teknis Berbasis Lahan
(Sumur Resapan/Bioretensi)

• Lokasi arahan tersebar.
• Total arahan kegiatan sumur
resapan/bioretensi adalah 490.669 unit.

DAS
Grogol
Krukut
Ciliwung
Buaran
Cakung
Cipinang
Sunter
Total

Bioretensi (unit)
62375
96346
87662
21215
72848
43654
106569
490669
42
Kegiatan Sipil Teknis Berbasis Alur Sungai
(Dam Pengendali)
Seluruh lokasi arahan dam pengendali
berada di DAS Ciliwung bagian hulu yang
masuk dalam Kabupaten Bogor

Sub DAS
Cibalok
Cibalok Total
Ciesek

Kecamatan
Ciawi

Dpi (unit)
2
2
3
2
5
14
14
6
6
1
3
4
3
3
6
6

Cisarua
Megamendung

Ciesek Total
Ciliwung Hulu
Cisarua
Ciliwung Hulu Total
Cisarua
Cisarua
Cisarua Total
Ciseuseupan
Ciawi
Megamendung
Ciseuseupan Total
Cisukabirus
Megamendung
Cisukabirus Total
Cisuren
Megamendung
Cisuren Total
Total

40

43
Kegiatan Sipil Teknis Berbasis Alur Sungai
(Dam Penahan)

Seluruh lokasi arahan dam penahan
berada di DAS Ciliwung bagian hulu
yang masuk dalam Kabupaten Bogor
Kecamatan
Ciawi
Cisarua
Megamendung
Sukamakmur
Sukaraja
Total

Jumlah DPn (Unit)
13
168
84
2
1
268

Dam penahan (Dpn) : merupakan struktur
bangunan yang ditujukan untuk mengurangi
erosi pada parit atau selokan dengan
menghambat kecepatan aliran air dan tanah
terendapkan pada tempat tersebut.

44
Kegiatan Sipil Teknis Berbasis Alur Sungai
(Gully Plug)

Seluruh lokasi arahan dam
pengendali berada di DAS
Ciliwung bagian hulu yang
masuk dalam Kabupaten Bogor.
1. Kecamatan Cisarua 117 unit
2. Kecamatan Megamendung 8
unit.

45
L.6. DAM PENGENDALI (Dpi) dan DAM PENAHAN (Dpn)

Dam pengendali (Dpi) :

merupakan struktur bangunan yang
ditujukan untuk mengendalikan
aliran air sehingga erosi dan
sedimentasi dapat ditekan serta
sebagai tempat parkir air

46
L. 7. Sumur Resapan
• Fungsi mengurangi limpasan
• Memelihara air tanah
• Efektif melewatkan air 3-10
m3/jam atau setara dengan 1,67
l/det/200 m2 atau 83.3 l/ha
• Lokasi Pemukiman, sekolah,
tempat ibadah, perkantoran,
fasos, fasum dll.

47
L.8.

48
L.9. Kegiatan Fisik pada DAS Ciliwung Tahun 2013
No.
1.

Jenis Kegiatan
Kebun Bibit Rakyat (KBR)

Volume
400 Unit

2.
3.
4.

Rehabilitasi Hutan Konservasi (RHK)
Hutan Mangrove
Sumur Resapan

2.500 Ha
140 Ha
100 Unit

5.
6.

Sutera Alam
Hutan Kota

1 Unit
50 Ha

49
Pati
Kondisi Penutupan Lahan di DAS Juwana ,
Pati
DAS
Juwana
% Luas
Luas Kab. Pati

Luas
(Ha)

Tutupan
Vegetasi

130.388, *) 107.659,36
36
100

82.57%

Pemukima
n

18.828

14.44%

Lain-lain
3.901
2.99%

Lahan
Kritis
5.030
3.86%

158.037

*): Hutan (14.51%), Pertanian (68.1%)

53
PENYEBAB BANJIR DI KABUPATEN PATI
NO
1

2.

FAKTOR - FAKTOR
Faktor Manusia
Penggunaan Lahan
Tata ruang
Drainase
Vegetasi
Konservasi tanah
Sampah
Faktor Alam
A. Curah hujan
B. Permukaan Laut
C. Geomorfologi
Topografi

KONDISI

Tidak ditaati
Tanggul jebol di beberapa titik
Sebagian besar sawah, infiltrasi kurang
Tidak diterapkan
Dibuang ke sungai
350 mm/hari (ekstrim)
Rob

Karakteristik DAS

-Berbentuk mangkuk, datar ditengah dan curam di pinggir
(Gn. Muria dan Peg. Kendeng)
-Membulat, Konsentrasi air cepat

Jenis Tanah

-Aluvial dan Latosol (rawan terhadap erosi dan banjir)

Jenis batuan

-Sebagian besar Alluvium
57
Kegiatan Fisik pada DAS Juwana Tahun 2013
No.
1.

Jenis Kegiatan
Penanaman bibit KBR

Volume
11.072 Ha

2.
3.
4.

Rehabilitasi Hutan Konservasi (RHK)
Hutan Kota
Sumur Resapan

217 Ha
11 Ha
26 Unit

5.
6.
7.

Dam Penahan
Gully Plug
Embung

30 Unit
2 unit
4 unit

58
Bentuk Tindakan Konservasi Tanah dan Air
Vegetasi
Sumur resapan
Embung
Cek Dam
Gully Plug
59
Manado
6. Kondisi Penutupan Lahan di 3 DAS,
Manado
DAS

Luas
(Ha)

Tutupan
Vegetasi

Pemukiman

Lain-lain

Lahan
Kritis

1. Paniki

12,675.68

11,596.68

1,064

15

660

2. Sario

2,767.55

1,831.55

936

0

874

53,965.5

*)45,425.5
(84.18%)

3,625
(6.72%)

4,915
(9.11%)

69,408.73

58,853.73

5,625

4,930

14862

6.6

1.9

1.1

3. Tondano
Total Luas (Ha)
% Luas
Luas Manado

100

30.4

13.328
(24.69%)

19.067

*): Hutan (6.21%), Pertanian (69.11%), Semak Belukar (8,86%)

63
PENYEBAB BANJIR DAN TANAH LONGSOR DI KOTA MANADO
No
1
1.

Faktor
2
Geomorfologi
a. Bentuk lahan
a. Tanah

a.
-

2.

Kondisi normal
3

Saat kejadian
4

Dataran aluvial
ordo Inceptisol (sistem
klasifikasi USDA) atau
latosol (sistem klasifikasi
PPT) yang agak peka
terhadap erosi

Dataran aluvial
Termasuk dalam ordo Inceptisol
(sistem klasifikasi USDA) atau latosol
(sistem klasifikasi PPT) yang agak
peka terhadap erosi

Lereng
DAS Tondano

DAS Paniki
DAS Sario
Curah hujan

Keterangan
5

Curam s/d sangat curam 25 %

< 50 mm/hr

Curam s/d sangat curam 7,01 %
Curan s/d sangat curam 35,67 %
8 Jan ‘14 : 65,4 mm/hr
-

9 Jan ’14 : 54,2 mm/hr

-

10 Jan’14 : 65,9 mm/hr

-

11 Jan’14 : 7,3 mm/hr

-

12 Jan’14 : 40,3 mm/hr

-

13 Jan’14 : 4,5 mm/hr

-

14 Jan’14 : 3,9 mm/hr

-

15 Jan’14 : 87,2 mm/hr

Merata, diats rata2,
67
berlangsung lama
3.

Land use
a. Tutupan Lahan
-

Semak belukar 9,63%;
Pemukiman 7,53%,

DAS Paniki

Pertanian lahan kering dan campuran
semak 66,27%

-

-

-

DAS Tondano

Hutan lahan kering primer dan
sekunder 7,52%
Pertanian lahan kering campur semak
60,12%,

-

Sawah 8,07%

-

Hutan lahan kering primer 6,26%;

DAS Sario

Pemukiman 8,95%;

-

-

Pertanian lahan kering 14,57%

Perkebunan dan semak belukar 2,03%.

-

Peratanian lahan kering campur semak
50,66%;

-

Pemukiman 36,01%; pertanian lahan
kering 7,07%;

-

Hutan lahan kering sekunder 6,27%

68
a. Lahan Kritis
-

-

Kritis s/d sangat kritis : 26,17%

-

DAS Paniki

-

Kritis s/d sangat kritis : 3,44%

4.

DAS
Tondano
DAS Sario

-

Kritis s/d sangat kritis : 31,32%

Kegiatan
RHL
yang
sudah
dilaksanakan

-

Rehabilitasi
lahan
kritis
(penanaman bibit KBR) : 15.004,86
Ha

Tahun
2013

-

Rehabilitasi
/lindung

-

Hutan Kota

: 47 Ha

-

Dam penahan

: 37 unit

-

Sumur resapan

: 105 unit

2011

-

hutan
konservasi
: 600 Ha

69
Kegiatan Fisik pada DAS Tondano, Paniki, Sario th 2011-2013

No.

Jenis Kegiatan
1. Rehabilitasi Lahan Kritis (Penanaman bibit
KBR)
2. Rehabilitasi Hutan Konservasi (RHK) &
Lindung
3. Hutan Kota
4. Dam Penahan
5. Sumur Resapan

Volume
106.735
Ha
53 unit
140 unit

70
Bentuk Tindakan Konservasi Tanah dan Air
Vegetasi
Sumur resapan
Embung
Cek Dam
Gully Plug
71
VI. PENUTUP
A. KETERPADUAN PARA PIHAK
Penanganan permasalahan Banjir dan Tanah Longsor
dari perspektif Pengelolaan DAS tidak bisa dilakukan
oleh hanya satu sektor atau satu kementerian teknis
saja, melainkan harus bersifat multisektor dan multi
pihak
serta
melibatkan
wilayah
administrasi
pemerintahan. Dengan demikian diperlukan koordinasi,
integrasi, sinkronisasi dan sinergi para pemangku
kepentingan yang dimulai sejak tingkat perumusan
kebijakan
dan
perencanaan
program
hingga
implementasi
kegiatan
dan
penganggaran/
pembiayaannya.
72
B. KONTRIBUSI KEMENTERIAN KEHUTANAN
1. Perencanaan
Fasilitasi penyusunan Rencana Pengelolaan DAS Terpadu
lingkup Kabupaten/Kota, Antar Kab./Kota dalam Provinsi,
Antar Provinsi dan lintas Negara.
2. Sosialisasi
•Fasilitasi sosialisasi Rencana Pengelolaan DAS Terpadu
lingkup Kabupaten/Kota, Antar Kab./Kota dalam Provinsi,
Antar Provinsi dan lintas negara kepada para pemangku
kepentingan di wilayah tersebut.
•Sosialisasi data dan informasi Pengelolaan DAS berupa
peta lahan kritis, peta rawan banjir & tanah longsor, peta
DAS.
73
3. Regulasi
Mendorong terbitnya regulasi ditingkat
operasional berupa Perda Pengelolaan DAS.
4. Aksi
- Pengamanan daerah tangkapan air;
- Reboisasi dan penghijauan;
- Penerapan teknik konservasi tanah (sumur
resapan, embung, cek dam, gully plug);
- Penguatan kelembagaan masyarakat.

74
TERIMAKASIH

75

More Related Content

What's hot

Teori Lokasi dan Analisis Pola Ruang
Teori Lokasi dan Analisis Pola RuangTeori Lokasi dan Analisis Pola Ruang
Teori Lokasi dan Analisis Pola RuangSally Indah N
 
BAB 3 SUB BAB LEMBAGA SOSIAL
BAB 3 SUB BAB LEMBAGA SOSIALBAB 3 SUB BAB LEMBAGA SOSIAL
BAB 3 SUB BAB LEMBAGA SOSIALUmi Pujiati
 
Sumber Daya Alam dan Lingkungan
Sumber Daya Alam dan LingkunganSumber Daya Alam dan Lingkungan
Sumber Daya Alam dan LingkunganRestu Waras Toto
 
Bahan tayang pim3-strategi inovasi-2016
Bahan tayang pim3-strategi inovasi-2016Bahan tayang pim3-strategi inovasi-2016
Bahan tayang pim3-strategi inovasi-2016hadiarnowo
 
Mitigasi bencana kebakaran hutan jambi
Mitigasi bencana kebakaran hutan jambiMitigasi bencana kebakaran hutan jambi
Mitigasi bencana kebakaran hutan jambihenny ferniza
 
Analisis dibutuhkan dalam pembuatan rdtr (permen atr no 16 tahun 2018)
Analisis dibutuhkan dalam pembuatan rdtr (permen atr no 16 tahun 2018)Analisis dibutuhkan dalam pembuatan rdtr (permen atr no 16 tahun 2018)
Analisis dibutuhkan dalam pembuatan rdtr (permen atr no 16 tahun 2018)bintang purba
 
Bab 2 Persebaran Flora Dan Fauna di Indonesia Dan Dunia
Bab 2 Persebaran Flora Dan Fauna di Indonesia Dan DuniaBab 2 Persebaran Flora Dan Fauna di Indonesia Dan Dunia
Bab 2 Persebaran Flora Dan Fauna di Indonesia Dan DuniaSwastika Nugraheni,S.Pd
 
Materi konsultasi publik hcvf KPH Nganjuk
Materi konsultasi publik hcvf KPH NganjukMateri konsultasi publik hcvf KPH Nganjuk
Materi konsultasi publik hcvf KPH Nganjukkphnganjuk
 
Partisipasi Masyarakat dan Antispasi Bencana
Partisipasi Masyarakat dan Antispasi BencanaPartisipasi Masyarakat dan Antispasi Bencana
Partisipasi Masyarakat dan Antispasi Bencanamusniumar
 
Pertemuan 2 mitigasi bencana alam siklus penanggulangan bencana alam
Pertemuan 2 mitigasi bencana alam siklus penanggulangan bencana alamPertemuan 2 mitigasi bencana alam siklus penanggulangan bencana alam
Pertemuan 2 mitigasi bencana alam siklus penanggulangan bencana alamardhy muhfir
 
PERENCANAAN TATA RUANG
PERENCANAAN TATA RUANGPERENCANAAN TATA RUANG
PERENCANAAN TATA RUANGDadang Solihin
 
Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Medan
Rencana Tata Ruang Wilayah Kota MedanRencana Tata Ruang Wilayah Kota Medan
Rencana Tata Ruang Wilayah Kota MedanPenataan Ruang
 
Development from below (riska)
Development from below (riska)Development from below (riska)
Development from below (riska)Rischa Ristiyana
 

What's hot (20)

Teori Lokasi dan Analisis Pola Ruang
Teori Lokasi dan Analisis Pola RuangTeori Lokasi dan Analisis Pola Ruang
Teori Lokasi dan Analisis Pola Ruang
 
KONSERVASI SUMBER DAYA ALAM
KONSERVASI SUMBER DAYA ALAMKONSERVASI SUMBER DAYA ALAM
KONSERVASI SUMBER DAYA ALAM
 
Kelas xi sumber daya alam
Kelas xi sumber daya alamKelas xi sumber daya alam
Kelas xi sumber daya alam
 
BAB 3 SUB BAB LEMBAGA SOSIAL
BAB 3 SUB BAB LEMBAGA SOSIALBAB 3 SUB BAB LEMBAGA SOSIAL
BAB 3 SUB BAB LEMBAGA SOSIAL
 
Sumber Daya Alam dan Lingkungan
Sumber Daya Alam dan LingkunganSumber Daya Alam dan Lingkungan
Sumber Daya Alam dan Lingkungan
 
Bahan tayang pim3-strategi inovasi-2016
Bahan tayang pim3-strategi inovasi-2016Bahan tayang pim3-strategi inovasi-2016
Bahan tayang pim3-strategi inovasi-2016
 
Mitigasi bencana kebakaran hutan jambi
Mitigasi bencana kebakaran hutan jambiMitigasi bencana kebakaran hutan jambi
Mitigasi bencana kebakaran hutan jambi
 
Kerangka 1 Data
Kerangka 1 DataKerangka 1 Data
Kerangka 1 Data
 
Iklim di indonesia
Iklim di indonesiaIklim di indonesia
Iklim di indonesia
 
Analisis dibutuhkan dalam pembuatan rdtr (permen atr no 16 tahun 2018)
Analisis dibutuhkan dalam pembuatan rdtr (permen atr no 16 tahun 2018)Analisis dibutuhkan dalam pembuatan rdtr (permen atr no 16 tahun 2018)
Analisis dibutuhkan dalam pembuatan rdtr (permen atr no 16 tahun 2018)
 
Bab 2 Persebaran Flora Dan Fauna di Indonesia Dan Dunia
Bab 2 Persebaran Flora Dan Fauna di Indonesia Dan DuniaBab 2 Persebaran Flora Dan Fauna di Indonesia Dan Dunia
Bab 2 Persebaran Flora Dan Fauna di Indonesia Dan Dunia
 
Materi konsultasi publik hcvf KPH Nganjuk
Materi konsultasi publik hcvf KPH NganjukMateri konsultasi publik hcvf KPH Nganjuk
Materi konsultasi publik hcvf KPH Nganjuk
 
Partisipasi Masyarakat dan Antispasi Bencana
Partisipasi Masyarakat dan Antispasi BencanaPartisipasi Masyarakat dan Antispasi Bencana
Partisipasi Masyarakat dan Antispasi Bencana
 
Pertemuan 2 mitigasi bencana alam siklus penanggulangan bencana alam
Pertemuan 2 mitigasi bencana alam siklus penanggulangan bencana alamPertemuan 2 mitigasi bencana alam siklus penanggulangan bencana alam
Pertemuan 2 mitigasi bencana alam siklus penanggulangan bencana alam
 
PERENCANAAN TATA RUANG
PERENCANAAN TATA RUANGPERENCANAAN TATA RUANG
PERENCANAAN TATA RUANG
 
Kehutanan
KehutananKehutanan
Kehutanan
 
Sumber Daya Alam Hutan
Sumber Daya Alam HutanSumber Daya Alam Hutan
Sumber Daya Alam Hutan
 
Ekologi Taman Hutan Raya Ir. H. Djuanda
Ekologi Taman Hutan Raya Ir. H. DjuandaEkologi Taman Hutan Raya Ir. H. Djuanda
Ekologi Taman Hutan Raya Ir. H. Djuanda
 
Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Medan
Rencana Tata Ruang Wilayah Kota MedanRencana Tata Ruang Wilayah Kota Medan
Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Medan
 
Development from below (riska)
Development from below (riska)Development from below (riska)
Development from below (riska)
 

Similar to Paparan banjir menhut feb 2014

Pendahuluan Batang Aie.pdf
Pendahuluan Batang Aie.pdfPendahuluan Batang Aie.pdf
Pendahuluan Batang Aie.pdfyadisuryadi27
 
KAK DED Kanal.pdf
KAK DED Kanal.pdfKAK DED Kanal.pdf
KAK DED Kanal.pdfEngineer241
 
Pendahuluan (Teori Pantai, Teori Gelombang, Definisi Pantai, Jenis Gelombang)...
Pendahuluan (Teori Pantai, Teori Gelombang, Definisi Pantai, Jenis Gelombang)...Pendahuluan (Teori Pantai, Teori Gelombang, Definisi Pantai, Jenis Gelombang)...
Pendahuluan (Teori Pantai, Teori Gelombang, Definisi Pantai, Jenis Gelombang)...NurFajarApriliaSari
 
materi kuliah PSDA-banjir-dan-kekeringan.pdf
materi kuliah PSDA-banjir-dan-kekeringan.pdfmateri kuliah PSDA-banjir-dan-kekeringan.pdf
materi kuliah PSDA-banjir-dan-kekeringan.pdfvandamustika
 
Laporan fieldtrip geologi dasar
Laporan fieldtrip geologi dasarLaporan fieldtrip geologi dasar
Laporan fieldtrip geologi dasarRima Rosaliana
 
KONSERVASI TANAH DAN AIR
KONSERVASI TANAH DAN AIRKONSERVASI TANAH DAN AIR
KONSERVASI TANAH DAN AIREDIS BLOG
 
Tugas_power_point_presentasion_AnalisaDampakLingkunggan
Tugas_power_point_presentasion_AnalisaDampakLingkungganTugas_power_point_presentasion_AnalisaDampakLingkunggan
Tugas_power_point_presentasion_AnalisaDampakLingkungganFadliST
 
Tugas psda1 kelompok 3 a2
Tugas psda1   kelompok 3 a2Tugas psda1   kelompok 3 a2
Tugas psda1 kelompok 3 a2Aswar Amiruddin
 
konservasi catchmen area.pptx
konservasi catchmen area.pptxkonservasi catchmen area.pptx
konservasi catchmen area.pptxssuser68effa
 
Hidrosfer (aprilia d. a)
Hidrosfer (aprilia d. a)Hidrosfer (aprilia d. a)
Hidrosfer (aprilia d. a)SMAN 23 BANDUNG
 
DISKUSI LAPORAN PENDAHULUAN PENANGGULANGAN BANJIR
DISKUSI LAPORAN PENDAHULUAN PENANGGULANGAN BANJIRDISKUSI LAPORAN PENDAHULUAN PENANGGULANGAN BANJIR
DISKUSI LAPORAN PENDAHULUAN PENANGGULANGAN BANJIRLucia797414
 
Materi latihan soal Geografi
Materi latihan soal GeografiMateri latihan soal Geografi
Materi latihan soal GeografiDwi Anita
 
Materi M Wachyudi Memed.pdf
Materi M Wachyudi Memed.pdfMateri M Wachyudi Memed.pdf
Materi M Wachyudi Memed.pdfHackEuy
 
Air Di Kota Jakarta - Bpk Fatchy @ jongForum!
Air Di Kota Jakarta - Bpk Fatchy @ jongForum!Air Di Kota Jakarta - Bpk Fatchy @ jongForum!
Air Di Kota Jakarta - Bpk Fatchy @ jongForum!jong arsitek
 
bahan webinar 8922-2.pdf
bahan webinar 8922-2.pdfbahan webinar 8922-2.pdf
bahan webinar 8922-2.pdfvrooghprime
 
ANDAL.docx
ANDAL.docxANDAL.docx
ANDAL.docxShidiq2
 

Similar to Paparan banjir menhut feb 2014 (20)

Pendahuluan Batang Aie.pdf
Pendahuluan Batang Aie.pdfPendahuluan Batang Aie.pdf
Pendahuluan Batang Aie.pdf
 
Makalah geo banjir
Makalah geo banjirMakalah geo banjir
Makalah geo banjir
 
KAK DED Kanal.pdf
KAK DED Kanal.pdfKAK DED Kanal.pdf
KAK DED Kanal.pdf
 
Review pesisir dan laut
Review pesisir dan lautReview pesisir dan laut
Review pesisir dan laut
 
Makalah vigita
Makalah vigitaMakalah vigita
Makalah vigita
 
Laporan Pengindraan Jauh
Laporan Pengindraan JauhLaporan Pengindraan Jauh
Laporan Pengindraan Jauh
 
Pendahuluan (Teori Pantai, Teori Gelombang, Definisi Pantai, Jenis Gelombang)...
Pendahuluan (Teori Pantai, Teori Gelombang, Definisi Pantai, Jenis Gelombang)...Pendahuluan (Teori Pantai, Teori Gelombang, Definisi Pantai, Jenis Gelombang)...
Pendahuluan (Teori Pantai, Teori Gelombang, Definisi Pantai, Jenis Gelombang)...
 
materi kuliah PSDA-banjir-dan-kekeringan.pdf
materi kuliah PSDA-banjir-dan-kekeringan.pdfmateri kuliah PSDA-banjir-dan-kekeringan.pdf
materi kuliah PSDA-banjir-dan-kekeringan.pdf
 
Laporan fieldtrip geologi dasar
Laporan fieldtrip geologi dasarLaporan fieldtrip geologi dasar
Laporan fieldtrip geologi dasar
 
KONSERVASI TANAH DAN AIR
KONSERVASI TANAH DAN AIRKONSERVASI TANAH DAN AIR
KONSERVASI TANAH DAN AIR
 
Tugas_power_point_presentasion_AnalisaDampakLingkunggan
Tugas_power_point_presentasion_AnalisaDampakLingkungganTugas_power_point_presentasion_AnalisaDampakLingkunggan
Tugas_power_point_presentasion_AnalisaDampakLingkunggan
 
Tugas psda1 kelompok 3 a2
Tugas psda1   kelompok 3 a2Tugas psda1   kelompok 3 a2
Tugas psda1 kelompok 3 a2
 
konservasi catchmen area.pptx
konservasi catchmen area.pptxkonservasi catchmen area.pptx
konservasi catchmen area.pptx
 
Hidrosfer (aprilia d. a)
Hidrosfer (aprilia d. a)Hidrosfer (aprilia d. a)
Hidrosfer (aprilia d. a)
 
DISKUSI LAPORAN PENDAHULUAN PENANGGULANGAN BANJIR
DISKUSI LAPORAN PENDAHULUAN PENANGGULANGAN BANJIRDISKUSI LAPORAN PENDAHULUAN PENANGGULANGAN BANJIR
DISKUSI LAPORAN PENDAHULUAN PENANGGULANGAN BANJIR
 
Materi latihan soal Geografi
Materi latihan soal GeografiMateri latihan soal Geografi
Materi latihan soal Geografi
 
Materi M Wachyudi Memed.pdf
Materi M Wachyudi Memed.pdfMateri M Wachyudi Memed.pdf
Materi M Wachyudi Memed.pdf
 
Air Di Kota Jakarta - Bpk Fatchy @ jongForum!
Air Di Kota Jakarta - Bpk Fatchy @ jongForum!Air Di Kota Jakarta - Bpk Fatchy @ jongForum!
Air Di Kota Jakarta - Bpk Fatchy @ jongForum!
 
bahan webinar 8922-2.pdf
bahan webinar 8922-2.pdfbahan webinar 8922-2.pdf
bahan webinar 8922-2.pdf
 
ANDAL.docx
ANDAL.docxANDAL.docx
ANDAL.docx
 

Paparan banjir menhut feb 2014

  • 1. 1
  • 2. 2
  • 3. Daftar Isi I. DEFINISI ……………………………………………………... 6 A.DAS ………………………………………………………… 6 B.Pengelolaan DAS ……………………………………….. 8 C.Rehabilitasi Hutan dan Lahan ……………………….. 9 D.Konservasi Tanah dan Air ……………………………… 10 E.Banjir ……………………………………………………….. 11 F. Banjir Bandang …………………………………………… 12 G.Tanah Longsor ………………………………….............. 3
  • 4. III. PENYEBAB UMUM BANJIR & TANAH LONGSOR ……………………….. 15 A. Faktor Alam ……………………………………………………………….. 15 B. Faktor Manusia …………………………………………………………… 18 IV. PENANGGULANGAN BANJIR & TANAH LONGSOR ……………………... 19 A. Perencanaan …………………………………………………………….. 19 B. Sosialisasi ………………………………………………………………… 21 C. Regulasi …………………………………………………………………… 22 D. Aksi ………………………………………………………………………… 23 4
  • 5. VI. PENUTUP ………………………………………….. 72 A. Keterpaduan Para Pihak …………………... 72 B. Kontribusi Kementerian Kehutanan ……. 73 5
  • 6. 6
  • 8. B. Pengelolaan DAS adalah upaya dalam mengelola hubungan timbal balik antara sumber daya alam dengan sumber daya manusia di dalam DAS dan segala aktivitasnya untuk mewujudkan kemanfaatan sumber daya alam bagi kepentingan pembangunan dan kelestarian ekosistem DAS serta kesejahteraan masyarakat 8
  • 9. C. Rehabilitasi Hutan dan Lahan adalah upaya untuk memulihkan, mempertahankan, dan meningkatkan fungsi hutan dan lahan sehingga daya dukung, produktivitas dan peranannya dalam mendukung sistem penyangga kehidupan tetap terjaga.
  • 10. D. Konservasi Tanah dan Air adalah upaya untuk mencegah kerusakan tanah, memperbaiki tanah yang rusak, memelihara serta meningkatkan produktivitas tanah agar dapat dipergunakan secara lestari. 10
  • 11. E. Banjir adalah debit aliran sungai yang secara relatif lebih besar dari biasanya akibat hujan yang turun di hulu atau di suatu tempat tertentu secara terus menerus, sehingga air limpasan tidak dapat ditampung oleh alur/palung sungai yang ada, maka air melimpah keluar dan menggenangi daerah sekitarnya. 11
  • 12. F. Banjir bandang (flash flood) adalah banjir yang datang secara tiba-tiba dengan debit air dan kecepatan yang besar serta disebabkan terbendungnya aliran sungai pada alur sungai 12
  • 13. G. Tanah Longsor adalah salah satu bentuk dari gerak massa tanah, batuan dan runtuhan dan masa batu/tanah yang terjadi seketika menuju lereng bawah yang dikendalikan oleh gaya gravitasi dan meluncur di atas suatu lapisan kedap yang jenuh air (bidang luncur). 13
  • 14. II. REGULASI DALAM PENGELOLAAN DAS •UU No. 41/1999 tentang KEHUTANAN •UU No. 7/ 2004 tentang SUMBER DAYA AIR •PP. No. 38/2007 tentang PEMBAGIAN URUSAN PEMERINTAHAN •PP. No. 37/2012 tentang PENGELOLAAN DAS
  • 15. III. PENYEBAB UMUM BANJIR & TANAH LONGSOR A. FAKTOR ALAM 1. Curah Hujan : • • • Diatas rata – rata Tersebar merata Berlangsung lama
  • 16. 2. Geomorfologi • Topografi yang curam akan menyebabkan aliran air yang menjadi limpasan akan mengalir secara cepat • Morfometri DAS, misalnya bentuk DAS yang memanjang cenderung menurunkan laju aliran permukaan dari pada DAS dengan bentuk melebar; semakin tinggi kerapatan drainase semakin besar kecepatan aliran permukaan untuk jumlah yang yang sama. • Jenis Tanah yang mempunyai kapasitas infiltrasi yang rendah mengakibatkan limpasan permukaan lebih besar dan erosi permukaan 16
  • 17. 3. Air laut pasang akan menghambat aliran air menuju ke laut. 4. Pergeseran struktur batuan dan tanah membentuk bendungan alami, yang jika terjadi hujan dengan intensitas sangat tinggi berpotensi menimbulkan banjir bandang.
  • 18. B. FAKTOR MANUSIA : • Penggunaan lahan tidak sesuai dengan peruntukan dan kemampuannya • Tidak menerapkan kaidah – kaidah konservasi tanah dalam praktek dan pola penggunaan lahan • Vegetasi ; terjadi konversi lahan • Drainase yang buruk • Budaya membuang sampah ke sungai 18
  • 19. IV. PENANGGULANGAN BANJIR DAN TANAH LONGSOR A. PERENCANAAN Penyusunan dan Pengesahan Rencana Pengelolaan DAS Terpadu dilakukan oleh: •Bupati/walikota, untuk DAS dalam kabupaten/kota; •Gubernur, untuk DAS antar Kabupaten/Kota dalam Provinsi; •Menteri, untuk DAS lintas Provinsi dan DAS lintas Negara.
  • 20. •Tahun 2009 sd 2014 Kementerian Kehutanan telah menyusun 135 Rencana Pengelolaan DAS Terpadu (RPDAST) sbb : • 2008 • 2009 • 2010 • 2011 • 2012 • 2013 • 2014 : 1 DAS : 18 DAS : 31 DAS : 36 DAS : 36 DAS : 10 DAS : 3 DAS * Rincian Terlampir
  • 21. B. SOSIALISASI •Sosialisasi dilakukan kepada para pemangku kepentingan baik didalam Kabupaten/Kota, Provinsi, antar Provinsi dan Lintas Negara. •Sosialisasi dimaksudkan untuk membangun kesamaan, komitmen, pemahaman bahwa pembangunan wilayah berbasis DAS sangat penting dan mendesak untuk dilaksanakan bersama – sama sesuai dengan tugas pokok dan fungsi serta biaya masing-masing para pemangku kepentingan tersebut.
  • 22. C. REGULASI •Pengelolaan DAS Terpadu menjadi salah satu dasar dalam penyusunan perencanaan pembangunan sektor dan wilayah. Diimplementasikan dalam bentuk Peraturan Daerah tentang Pengelolaan DAS, dan masuk dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD). •Dengan demikian akan diperoleh kesinambungan program, kegiatan, dan pembiayaan.
  • 23. D. AKSI Tahun 2010 sd 2013 Kementerian Kehutanan telah melaksanakan kegiatan : 1. Rehabilitasi hutan dan lahan melalui kegiatan: : 408.122 Ha. • Rehabilitasi Hutan • Rehabilitasi Lahan Kritis : 1.408.258 Ha. : 4.638 Ha. • Hutan Kota • Rehabilitasi Hutan Mangrove, Gambut, Rawa dan Sempadan Pantai : 31.680 Ha.
  • 24. 2. Bangunan Konservasi • • • • Sumur resapan Embung Check Dam Gully plug : 610 unit : 180 unit : 727 unit : 180 unit
  • 25. 3. Pemberdayaan masyarakat sekitar hutan • • • • Hutan desa : 123.870 Ha., Hutan rakyat kemitraan : 213.768 Ha., Hutan kemasyarakatan : 507.111 Ha., Pengembangan Perhutanan Masyarakat Pedesaan Berbasis Konservasi (PPMPBK) : 8.000 unit, • Kebun Bibit Rakyat (KBR) : 38.390 unit
  • 26. V. CONTOH KASUS BANJIR & TANAH LONGSOR 1. Banjir Jakarta
  • 27.
  • 28. 28
  • 29.
  • 30.
  • 31.
  • 32. LAUT JAWA Kanal Banjir Barat Cengkareng Drain K. Mookervaart DKI JAKARTA K. Baru 1 6 3 K. C K. Cideng 1 K. Sekretaris 4 KOTA TANGERANG Ciku 2 mp a K. Malang K. Baru 3 K. S ugu tam KOTA TANGSEL Cipinang 8 13 12 K. Buaran u K. Baru 1 K. Caringin 11 KOTA DEPOK K. Krukut K. Grogol K. Serua 10 15.706,1 hA 5 K. Ciputat K. Ciater K. Mampang Kanal Banjir Timur on de t Cij an tu ng 7 K. Cantiga 1 6.295,5 KOTA BEKASI K. Sunter K. Cakung 9 K. Baru 2 K. Angke KABUPATEN BOGOR Pesanggrahan Cibuluh Ciluar KOTA BOGOR Katulampa Kali Baru 15.075,5 ha abir us n Cisu k SKEMA ALIRAN DI DAS CILIWUNG DAN SEKITARNYA Ciesek Cisu re Cis e Cisadane KABUPATEN BOGOR use upa n Empang Ciparigi Cipakancilan ua Cigede Kulon Cigede Wetan Cisa r Cimiis Ciliwung 32 K. Bekasi
  • 33. PENYEBAB BANJIR JAKARTA NO 1 2. FAKTOR - FAKTOR KONDISI Faktor Manusia Penggunaan Lahan Tata ruang Drainase Vegetasi Konservasi tanah Sampah Faktor Alam A. Curah hujan Tidak ditaati Buruk Tutupan kurang Tidak diterapkan Dibuang ke sungai B. Permukaan Air Laut Pasang / Rob C. Geomorfologi Topografi -Datar dan sebagian di bawah tinggi muka air laut Karakteristik DAS -Memanjang, Genangan air lama Jenis Tanah Jenis batuan -Aluvial Plain (Sedimentasi, tanah labil) -Sedimentasi (pendangkalan sungai/pantai 164 mm/hari (ekstrim) (164 ltr /m2 /hari) 40 – 50 mm/hari (normal) 33
  • 34. Luasan DKI Jakarta dan 6 DAS DAS 1. Angke-Pesanggarahan Luas (Ha) 48.732 2. Krukut 22.392 3. Ciliwung 38.610 4. Sunter 18.405 5. Buaran 8.008 6. Cakung 14.743 Total Luas DAS 150.890 Luas DKI Jaya 66.152 34
  • 35. Kondisi Penutupan Lahan di 6 DAS (Ha) DAS Luas Tutupan Vegetasi 1. Angke-Pesanggarahan 48.732 18.619 2. Krukut 22.392 1.044 38.610 *)17.325 4. Sunter Pemukiman 28.808 21.093 Lain-lain Lahan Kritis 1.305 0 255 0 (44,88%) 19.441 (50,36%) 134 (0,34%) 1.710 (4,42%) 18.405 3.368 13.863 1.174 0 5. Buaran 8.008 156 7.852 0 0 6. Cakung 14.743 5.254 9.396 93 0 3. Ciliwung Total Luas (Ha) % Luas 150.890 45.766 100.453 2.961 1.710 100 30.4 66.6 1.9 1.1 *): Hutan (9,5%), Perkebunan (1,4%), Pertanian (33,7%), Semak Belukar (0,3%) 35
  • 36. Neraca air 6 DAS di Jakarta No Ketersediaan Air Vol Milyrd M3/thn 1. Aliran Permukaan 0,538 2. Air Tersimpan (di danau, tumbuhan, tanah, air tanah, tandon air) 1,296 3. Kanal Tarum Barat 0,504 4. Potensi Air Hilang (Air Banjir) 1,317 Jumlah air masuk Jakarta Jumlah air yang bisa ditampung 3,655 2,338 No Kebutuhan Air Vol Milyrd M3/thn 1. Perkotaan 1,288 2. Industri 0,016 3. Pertanian 1,548 Jumlah 2,852 Defisit Air 0,514 milyard m3/tahun Potensi Air 1,317 milyard m3/tahun Sumber: Prof Naik Sinukaban, Dr. Nana Mulyana (IPB) dan Ditjen BPDASPS (2012) 36
  • 37. Pengendalian Banjir Jakarta Sumber Daya Air  Air Meluap (Aliran permukaan/banjir) Vol Milyard M3/thn 1,317  Upaya Menyimpan/Pengisian Air Tanah Melalui Kegiatan Konservasi Tanah dan Air (40%)  0,527 Sisa Air permukaan melalui Pemanfaatan Rekayasa Teknologi (60%) 0,790 37
  • 38. Keterangan: Sebaran Butir 1-6 diatas sebagaimana terlampir 38
  • 39. Bentuk Tindakan Konservasi Tanah dan Air Vegetasi Sumur resapan Embung Cek Dam Gully Plug 39
  • 40. 40
  • 41. Seluruh lokasi arahan vegetatif berada di DAS Ciliwung bagian hulu yang masuk dalam Kabupaten Bogor Kegiatan Vegetatif Arahan agroforestry Sub DAS Cibalok Cibalok Total Ciesek Arahan vegetasi tetap Sub DAS Ciesek Kecamatan Cisarua Total Megamendung Total Ciesek Total Ciliwung Hulu Cisarua Total Ciliwung Hulu Total Total Luas Arahan Vegetasi Tetap Area (Ha) 54.6 58.5 113.1 79.3 79.3 192.4 Kecamatan Ciawi Megamendung Sukaraja Cisarua Megamendung Sukaraja Ciesek Total Ciliwung Hulu Cisarua Ciliwung Hulu Total Cisarua Cisarua Megamendung Cisarua Total Ciseuseupan Ciawi Megamendung Ciseuseupan Total Cisukabirus Megamendung Cisukabirus Total Cisuren Cisarua Megamendung Cisuren Total Total Luas Arahan Agroforestry Area (Ha) 2.1 34.5 10.6 47.2 116.6 73.6 8.9 199.1 252.2 252.2 148.7 0.9 149.6 12.3 4.6 16.7 123.6 123.6 45.8 159.7 205.5 994.1 41
  • 42. Kegiatan Sipil Teknis Berbasis Lahan (Sumur Resapan/Bioretensi) • Lokasi arahan tersebar. • Total arahan kegiatan sumur resapan/bioretensi adalah 490.669 unit. DAS Grogol Krukut Ciliwung Buaran Cakung Cipinang Sunter Total Bioretensi (unit) 62375 96346 87662 21215 72848 43654 106569 490669 42
  • 43. Kegiatan Sipil Teknis Berbasis Alur Sungai (Dam Pengendali) Seluruh lokasi arahan dam pengendali berada di DAS Ciliwung bagian hulu yang masuk dalam Kabupaten Bogor Sub DAS Cibalok Cibalok Total Ciesek Kecamatan Ciawi Dpi (unit) 2 2 3 2 5 14 14 6 6 1 3 4 3 3 6 6 Cisarua Megamendung Ciesek Total Ciliwung Hulu Cisarua Ciliwung Hulu Total Cisarua Cisarua Cisarua Total Ciseuseupan Ciawi Megamendung Ciseuseupan Total Cisukabirus Megamendung Cisukabirus Total Cisuren Megamendung Cisuren Total Total 40 43
  • 44. Kegiatan Sipil Teknis Berbasis Alur Sungai (Dam Penahan) Seluruh lokasi arahan dam penahan berada di DAS Ciliwung bagian hulu yang masuk dalam Kabupaten Bogor Kecamatan Ciawi Cisarua Megamendung Sukamakmur Sukaraja Total Jumlah DPn (Unit) 13 168 84 2 1 268 Dam penahan (Dpn) : merupakan struktur bangunan yang ditujukan untuk mengurangi erosi pada parit atau selokan dengan menghambat kecepatan aliran air dan tanah terendapkan pada tempat tersebut. 44
  • 45. Kegiatan Sipil Teknis Berbasis Alur Sungai (Gully Plug) Seluruh lokasi arahan dam pengendali berada di DAS Ciliwung bagian hulu yang masuk dalam Kabupaten Bogor. 1. Kecamatan Cisarua 117 unit 2. Kecamatan Megamendung 8 unit. 45
  • 46. L.6. DAM PENGENDALI (Dpi) dan DAM PENAHAN (Dpn) Dam pengendali (Dpi) : merupakan struktur bangunan yang ditujukan untuk mengendalikan aliran air sehingga erosi dan sedimentasi dapat ditekan serta sebagai tempat parkir air 46
  • 47. L. 7. Sumur Resapan • Fungsi mengurangi limpasan • Memelihara air tanah • Efektif melewatkan air 3-10 m3/jam atau setara dengan 1,67 l/det/200 m2 atau 83.3 l/ha • Lokasi Pemukiman, sekolah, tempat ibadah, perkantoran, fasos, fasum dll. 47
  • 49. L.9. Kegiatan Fisik pada DAS Ciliwung Tahun 2013 No. 1. Jenis Kegiatan Kebun Bibit Rakyat (KBR) Volume 400 Unit 2. 3. 4. Rehabilitasi Hutan Konservasi (RHK) Hutan Mangrove Sumur Resapan 2.500 Ha 140 Ha 100 Unit 5. 6. Sutera Alam Hutan Kota 1 Unit 50 Ha 49
  • 50.
  • 51. Pati
  • 52.
  • 53. Kondisi Penutupan Lahan di DAS Juwana , Pati DAS Juwana % Luas Luas Kab. Pati Luas (Ha) Tutupan Vegetasi 130.388, *) 107.659,36 36 100 82.57% Pemukima n 18.828 14.44% Lain-lain 3.901 2.99% Lahan Kritis 5.030 3.86% 158.037 *): Hutan (14.51%), Pertanian (68.1%) 53
  • 54.
  • 55.
  • 56.
  • 57. PENYEBAB BANJIR DI KABUPATEN PATI NO 1 2. FAKTOR - FAKTOR Faktor Manusia Penggunaan Lahan Tata ruang Drainase Vegetasi Konservasi tanah Sampah Faktor Alam A. Curah hujan B. Permukaan Laut C. Geomorfologi Topografi KONDISI Tidak ditaati Tanggul jebol di beberapa titik Sebagian besar sawah, infiltrasi kurang Tidak diterapkan Dibuang ke sungai 350 mm/hari (ekstrim) Rob Karakteristik DAS -Berbentuk mangkuk, datar ditengah dan curam di pinggir (Gn. Muria dan Peg. Kendeng) -Membulat, Konsentrasi air cepat Jenis Tanah -Aluvial dan Latosol (rawan terhadap erosi dan banjir) Jenis batuan -Sebagian besar Alluvium 57
  • 58. Kegiatan Fisik pada DAS Juwana Tahun 2013 No. 1. Jenis Kegiatan Penanaman bibit KBR Volume 11.072 Ha 2. 3. 4. Rehabilitasi Hutan Konservasi (RHK) Hutan Kota Sumur Resapan 217 Ha 11 Ha 26 Unit 5. 6. 7. Dam Penahan Gully Plug Embung 30 Unit 2 unit 4 unit 58
  • 59. Bentuk Tindakan Konservasi Tanah dan Air Vegetasi Sumur resapan Embung Cek Dam Gully Plug 59
  • 60.
  • 62.
  • 63. 6. Kondisi Penutupan Lahan di 3 DAS, Manado DAS Luas (Ha) Tutupan Vegetasi Pemukiman Lain-lain Lahan Kritis 1. Paniki 12,675.68 11,596.68 1,064 15 660 2. Sario 2,767.55 1,831.55 936 0 874 53,965.5 *)45,425.5 (84.18%) 3,625 (6.72%) 4,915 (9.11%) 69,408.73 58,853.73 5,625 4,930 14862 6.6 1.9 1.1 3. Tondano Total Luas (Ha) % Luas Luas Manado 100 30.4 13.328 (24.69%) 19.067 *): Hutan (6.21%), Pertanian (69.11%), Semak Belukar (8,86%) 63
  • 64.
  • 65.
  • 66.
  • 67. PENYEBAB BANJIR DAN TANAH LONGSOR DI KOTA MANADO No 1 1. Faktor 2 Geomorfologi a. Bentuk lahan a. Tanah a. - 2. Kondisi normal 3 Saat kejadian 4 Dataran aluvial ordo Inceptisol (sistem klasifikasi USDA) atau latosol (sistem klasifikasi PPT) yang agak peka terhadap erosi Dataran aluvial Termasuk dalam ordo Inceptisol (sistem klasifikasi USDA) atau latosol (sistem klasifikasi PPT) yang agak peka terhadap erosi Lereng DAS Tondano DAS Paniki DAS Sario Curah hujan Keterangan 5 Curam s/d sangat curam 25 % < 50 mm/hr Curam s/d sangat curam 7,01 % Curan s/d sangat curam 35,67 % 8 Jan ‘14 : 65,4 mm/hr - 9 Jan ’14 : 54,2 mm/hr - 10 Jan’14 : 65,9 mm/hr - 11 Jan’14 : 7,3 mm/hr - 12 Jan’14 : 40,3 mm/hr - 13 Jan’14 : 4,5 mm/hr - 14 Jan’14 : 3,9 mm/hr - 15 Jan’14 : 87,2 mm/hr Merata, diats rata2, 67 berlangsung lama
  • 68. 3. Land use a. Tutupan Lahan - Semak belukar 9,63%; Pemukiman 7,53%, DAS Paniki Pertanian lahan kering dan campuran semak 66,27% - - - DAS Tondano Hutan lahan kering primer dan sekunder 7,52% Pertanian lahan kering campur semak 60,12%, - Sawah 8,07% - Hutan lahan kering primer 6,26%; DAS Sario Pemukiman 8,95%; - - Pertanian lahan kering 14,57% Perkebunan dan semak belukar 2,03%. - Peratanian lahan kering campur semak 50,66%; - Pemukiman 36,01%; pertanian lahan kering 7,07%; - Hutan lahan kering sekunder 6,27% 68
  • 69. a. Lahan Kritis - - Kritis s/d sangat kritis : 26,17% - DAS Paniki - Kritis s/d sangat kritis : 3,44% 4. DAS Tondano DAS Sario - Kritis s/d sangat kritis : 31,32% Kegiatan RHL yang sudah dilaksanakan - Rehabilitasi lahan kritis (penanaman bibit KBR) : 15.004,86 Ha Tahun 2013 - Rehabilitasi /lindung - Hutan Kota : 47 Ha - Dam penahan : 37 unit - Sumur resapan : 105 unit 2011 - hutan konservasi : 600 Ha 69
  • 70. Kegiatan Fisik pada DAS Tondano, Paniki, Sario th 2011-2013 No. Jenis Kegiatan 1. Rehabilitasi Lahan Kritis (Penanaman bibit KBR) 2. Rehabilitasi Hutan Konservasi (RHK) & Lindung 3. Hutan Kota 4. Dam Penahan 5. Sumur Resapan Volume 106.735 Ha 53 unit 140 unit 70
  • 71. Bentuk Tindakan Konservasi Tanah dan Air Vegetasi Sumur resapan Embung Cek Dam Gully Plug 71
  • 72. VI. PENUTUP A. KETERPADUAN PARA PIHAK Penanganan permasalahan Banjir dan Tanah Longsor dari perspektif Pengelolaan DAS tidak bisa dilakukan oleh hanya satu sektor atau satu kementerian teknis saja, melainkan harus bersifat multisektor dan multi pihak serta melibatkan wilayah administrasi pemerintahan. Dengan demikian diperlukan koordinasi, integrasi, sinkronisasi dan sinergi para pemangku kepentingan yang dimulai sejak tingkat perumusan kebijakan dan perencanaan program hingga implementasi kegiatan dan penganggaran/ pembiayaannya. 72
  • 73. B. KONTRIBUSI KEMENTERIAN KEHUTANAN 1. Perencanaan Fasilitasi penyusunan Rencana Pengelolaan DAS Terpadu lingkup Kabupaten/Kota, Antar Kab./Kota dalam Provinsi, Antar Provinsi dan lintas Negara. 2. Sosialisasi •Fasilitasi sosialisasi Rencana Pengelolaan DAS Terpadu lingkup Kabupaten/Kota, Antar Kab./Kota dalam Provinsi, Antar Provinsi dan lintas negara kepada para pemangku kepentingan di wilayah tersebut. •Sosialisasi data dan informasi Pengelolaan DAS berupa peta lahan kritis, peta rawan banjir & tanah longsor, peta DAS. 73
  • 74. 3. Regulasi Mendorong terbitnya regulasi ditingkat operasional berupa Perda Pengelolaan DAS. 4. Aksi - Pengamanan daerah tangkapan air; - Reboisasi dan penghijauan; - Penerapan teknik konservasi tanah (sumur resapan, embung, cek dam, gully plug); - Penguatan kelembagaan masyarakat. 74