SlideShare a Scribd company logo
1 of 36
TAMAN HUTA RAYA
WHAT?
Taman hutan raya atau biasa disingkat
Tahura merupakan kawasan hutan
yang ekosistemnya dilindungi,
termasuk tumbuhan dan satwa yang
ada di dalamnya. Tahura biasanya
berlokasi tak jauh dari perkotaan atau
permukiman yang gampang diakses,
tidak terletak di tengah hutan
belantara.
Taman hutan raya adalah kawasan pelestarian alam untuk tujuan koleksi
tumbuhan dan atau satwa yang alami atau buatan, jenis asli dan atau bukan
asli, yang dimanfaatkan bagi kepentingan penelitian, ilmu pengetahuan,
pendidikan, menunjang budidaya, budaya, pariwisata dan rekreasi.
KRITERIA TAMAN HUTAN RAYA:
Memiliki ciri khas dari sisi
ekosistem, satwa atau
tumbuhannya. Bisa asli
ataupun buatan, baik
ekosistemnya masih utuh
maupun sudah berubah.
Kawasan tersebut memiliki
keindahan alam atau gejala
alam tertentu yang unik.
Mempunyai luas wilayah yang
memungkinkan
untuk perkembangan
tumbuhan dan satwa yang
ada di dalamnya.
MANFAAT TAMAN HUTAN RAYA:
Penelitian dan pengembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi.
Pendidikan dan peningkatan kesadartahuan
konservasi.
Koleksi kekayaan keanekaragaman hayati.
Penyimpanan karbon, pemanfaatan air serta
energi air, panas, dan angin serta wisata alam.
Pemanfaatan tumbuhan dan satwa liar dalam
rangka menunjang budidaya dalam bentuk
penyediaan plasma nuftah.
Pembinaan populasi melalui penangkaran dalam
rangka pengembangbiakan satwa atau
perbanyakan tumbuhan secara buatan dalam
lingkungan yang semi alami.
Pemanfaatan tradisional oleh masayarakat
setempat, dapat berupa kegiatan pemungutan
hasil hutan bukan kayu, budidaya tradisional, serta
perburuan tradisional terbatas untuk jenis yang
tidak dilindungi.
TAHURA IR. H. DJUANDA
LUAS TAHURA:
526,98 hektare
(membentang dari
kawasan Dago
Pakar sampai
Maribaya). sampai
sekarang.
Taman Hutan
Raya Ir. H.
Djuanda
merupakan
kawasan
konservasi yang
terpadu antara
alam sekunder
dengan hutan
tanaman yang
terletak di Kota
Bandung, Jawa
Barat,
Indonesia.
Taman Hutan Raya Ir. H. Djuanda sebagai Taman Hutan Raya pertama
di Indonesia.
S
E
J
A
R
A
H
&
L
A
T
A
R
B
E
L
A
K
A
N
G
Taman Hutan Raya Ir H. Djuanda dulunya merupakan sebagian
areal dari Kelompok Hutan Lindung Gunung Pulosari dan dirubah
fungsinya menjadi Taman Wisata Curug Dago dengan Surat
Keputusan Menteri Pertanian Nomor 575/ Kpts/Um/8/1980.
Pada kurun waktu tahun 1980 hingga tahun 1984 atas dasar
prakasa dan Sesepuh Jawa Barat diantaranya Bapak Mashudi
serta hasil kajian teknis pakar lingkungan dan ITB dan UNPAD dan
dukungan pemerintah pada waktu itu mengusulkan agar fungsi
kawasan hutan TWA Curug Dago ditingkatkan sebagai Taman
Hutan Raya Ir. H. Djuanda dalam upaya untuk menghargai dan
mengabadikan Pahlawan Nasional dan Tatar Sunda yang
diharapkan jiwa dan semangat nasionalismenya akan menjadi
suritauladan untuk generasi yang akan datang. Maka
berdasarkan Surat Keputusan Presiden Republik Indonesia
Nomor 3 Tahun 1985 dan peresmiannya dilakukan pada tanggal
14 Januari 1985 bertepatan dengan kelahiran Bapak Ir. H.
Djuanda, maka kawasan hutan TWA Curug Dago secara resmi
dirubah fungsinya menjadi Taman Hutan Raya lr. H. Djuanda.
VISI & MISI TAHURA IR. H. DJUANDA
Visi pengembangan Pengelolaan Taman Hutan Raya Ir. H.
Djuanda adalah :
“Terciptanya pengembangan pengelolaan Taman Hutan
Raya Ir. H. Djuanda yang berwawasan lingkungan untuk
mewujudkan kelestarian hutan sebagai sistem
penyangga kehidupan bagi kesejahteraan rakyat ”.
Misi Pengembangan Pengelolaan Taman Hutan Raya Ir.
H. Djuanda adalah :
•Meningkatkan kontribusi pemanfaatan kawasan hutan
melalui pariwisata alam untuk kepentingan konservasi,
sosial, ekonomi dan budaya masyarakat.
•Mengoptimalkan distribusi manfaat pariwisata alam
bagi para pihak.
•Meningkatkan kesadaran dan pemahaman pentingnya
manfaat sumber daya alam hayati dan ekosistemnya bagi
kehidupan umat manusia.
•Meningkatkan pengembangan produksi aneka
pariwisata alam.
•Menciptakan mekanisme keterlibatan masyarakat
dalam proses perencanaan, pengelolaan dan kemitraan
dengan para penyelenggara pariwisata alam.
FUNGSI TAHURA IR. H. DJUANDA
Taman Hutan Raya diharapkan
mempunyai fungsi:
-Perlindungan sistem penyangga
kehidupan,
-pengawetan keanekaragaman
jenis tumbuhan dan satwa asli
atau bukan asli
-keunikan panorama alam
asrinya dapat dimanfaatkan
secara lestari untuk konservasi,
koleksi, edukasi, rekreasi dan
secara tidak langsung
-meningkatkan sosial ekonomi
masyarakat sekitarnya dan PAD
Propinsi Jawa Barat.
Secara harfiah tertuang dalam
Undang-undang Nomor 5
Tahun 1990 tentang
Konservasi Sumber Daya Alam
Hayati dan Ekosistemnya.
Taman Hutan Raya adalah
kawasan pelestarian alam
yang mempunyai fungsi
sebagai koleksi tumbuhan dan
satwa, baik jenis asli maupun
bukan asli untuk dimanfaatkan
untuk kepentingan ilmu
pengetahuan, penelitian,
pendidikan, budidaya, budaya,
pariwisata dan rekreasi
Ekosistem alami ( Darat )
•Hutan hujan tropis
Kawasan Taman Hutan Raya Ir. H. Djuanda merupakan hutan alam sekunder dan
hutan tanaman yang mempunyai potensi flora cukup variatif, terdiri dari
tumbuhan tinggi dan tumbuhan rendah. Untuk tumbuhan tinggi didominasi
oleh jenis pinus sedangkan untuk tumbuhan rendah didominasi oleh lumut dan
pakis sehingga berfungsi sebagai laboratorium alam (arboretum). Taman hutan
raya ir. H djuanda memiliki suhu yang sejuk dan cukup dingin, kelembapannya
tinggi, curah hujannya tinggi, terdiri dari berbagai tanaman greencover sampai
tanaman kanopi dan memiliki keanekaragaman hayati.
BENTUK- BENTUK EKOSISTEM
EKOSISTEMEkosistem Alami ( perairan )
• Curug Dago
Curug Dago merupakan sebuah objek
wisata Air terjun di bandung yang
memiliki ketinggian air sekitar 12 m saja
dan berada pada ketinggian sekitar 800
meter diatas permukaan laut.
Terbentuknya curug ini berasal dari aliran
sungai Cikapundung yang mengalir dari
Maribaya dan memasuki kota Bwisata
Curug Dago menyimpan jejak sejarah dari
Kerajaan Thailand. Tidak jauh dari air
terjun, terdapat dua buah prasasti batu
tulis bekas peninggalan sejarah pada
tahun 1818 M. Menurut penafsiran dari
para ahli sejarah, dua prasasti tersebut
merupakan peninggalan dari Raja Rama V
atau Raja Chulalonkorn dan Raja Rama
VII atau Pradjathipok Pharaminthara yang
berasal dari dinasti Chakri dan pernah
berkunjung ke Curug Dago.andung.
• Curug Omas
Curug Omas lokasinya terletak di dalam
Taman Hutan Raya Ir. H. Juanda di
kawasan wisata Maribaya. Curug ini
mempunyai ketinggian air terjun kurang
lebihnya sekitar 30 meter dengan
kedalaman air sekitar 10 m yang berada
pada aliran sungai Cikawari. Di atas air
terjun ini terdapat sebuah jembatan
yang bisa digunakan untuk melintas serta
melihat air terjun dari atas.
BENTUK-BENTUK
CURUG DAGO CURUG OMAS
EKOSISTEM
Ekosistem Buatan
• Goa Jepang
setelah Jepang masuk ke Indonesia, tentara
Jepang kemudian mengambil alih tempat
ini dan membangun gua lainnya sebagai
basis pertahanan mereka tidak jauh dari
gua Belanda. Jepang menggunakan tenaga
kerja paksa sehingga konon tidak sedikit
korban yang berjatuhan selama pembuatan
gua ini. Saat Jepang menyerah terhadap
tentara sekutu, tempat ini adalah
pertahanan terakhir bagi tentara Jepang
yang ada di Bandung. Setelah Jepang
meninggalkan Indonesia, gua inipun
terlantar, tertutup oleh semak belukar dan
hutan. Sampai kemudian ditemukan
kembali pada sekitar tahun 1965, konon
pada waktu itu masih banyak ditemukan
sisa-sisa peninggalan tentara Jepang seperti
senjata dan amunisi di dalamnya.
• Goa Belanda
Belanda membuat terowongan ini
untuk keperluan saluran air bagi
pembangkit listrik tenaga air
pertama di Indonesia yaitu PLTA
Bengkok. Namun pada
perkembangannya, air untuk
pembangkit listrik kemudian
disalurkan menggunakan pipa-pipa
besar, sedangkan terowongan yang
membelah bukit tersebut digunakan
untuk kepentingan militer khususnya
sebagai pusat telekomunikasi.
selanjutnya terowongan-terowongan
tersebut ditambah sehingga di
dalamnya terdapat ruangan-ruangan
lain termasuk penjara dan tempat
interogasi.
GOA BELANDA GOA JEPANG
Komponen Hutan
•Lapisan teratas
(emegergent layer)
terdiri dari pohon-pohon
yang tingginya mencapai
lebih dari 80 m, tumbuh
menjulang tinggi dan
tidak saling bersentuhan.
•Lapisan Kanopi (canopy
layer) terdiri dari pohon-
pohon dengan
ketinggian 30-40 m
dengan tajuk beraturan,
rapat dan saling
bersentuhan sehingga
menaungi tanaman yang
ada di bawahnya.
•Lapisan bagian bawah kanopi (subcanopy layer) terdiri
dari pohon yang memiliki tinggi 18-40 m dan biasanya
pohon pada lapisan ini memiliki sifat tahan terhadap
naungan.
•Lapisan semak (shrub layer) terdiri atas pohon yang
lebih rendah dengan cabang banyak dan sangat rapat.
•Lapisan herbs (herb layer) tumbuh dekat tanah seperti
bunga, rumput, dan lain-lain.
•Lapisan lantai hutan (floor layer) yang terdiri dari
tumbuh¬-tumbuhan penutup tanah dengan tinggi 0-1 m.
KOMPONEN HUTAN
Hutan di kawasan ini merupakan vegetasi campuran yang terdiri dari 40 famili, 112
species diantaranya berasal dari luar negeri seperti pohon sosis (kegelia aethiopica)
dari afrika, Mahoni Uganda (khaya anthoteca) dari Afrika barat, Pinus Meksiko
(pinus montecumae) berasal dari Meksiko, cengal pasir (hopea odorata) dari
Burma, Cedar Hondura (cedrela maxicum m roem) dari Afrika Tengah dan lain
sebagainya, sedangkan yang berasal dari dalam negeri diantaranya : Pinus (pinus
merkusi jung), Bayur Sulawesi (pterospermum celebicum) dari Sulawesi, Kayu
manis (cinnamonum burmanii) dari daerah Jawa Barat, Damar (agathis damara)
dari Maluku, Cemara Sumatera (casuarina sumatrana) dari Sumatra, dan lain-lain.
Selain itu terdapat berbagai jenis binatang yang tinggal di dalamnya antara lain
Musang (Paradoxurus herma paproditus), Tupai (Callosciurus notatus), Kera
(Macaca insularis) serta berbagai jenis burung seperti Kepondang (Oriolus
chinensis), Kutilang (Pycnontus caferaurigaster), Ayam hutan (Gallus gallus
bankiva), babi hutan, monyet, keleawar ( dalam goa jepang dan belanda) dan
beberapa spesies lainnya.
BIOTIK
ABIOTIKTANAH TAHURA
Unsur tanah yang
terkandung di areal Taman
Hutan Raya Ir. H. Djuanda
didominasi andosol,
sebagian kecil gramasol
yang peka terhadap erosi.
SINAR MATAHARI
Tidak terlalu banyak
sinar matahari karena
banyaknya tanamana
kanopi yang menutupi
masuknya cahaya
matahari langsung di
tahura.
AIR
Sumber air yang berada
di Taman Hutan Raya Ir.
H. Djuanda adalah
sungai Cikapundung
yang membentang
sepanjang 15 km dan
lebar rata-rata 8 meter
dengan debit air sekitar
3.000 m³/detik.
TOPOLOGI TAHURA
Sebagian besar kawasan
merupakan ekosistem
pinggir sungai (Riparian
ecosystem), pada
umumnya kondisi
lapangan miring, dengan
kelerengan (slope) agak
curam sampai dengan
terjal, dengan ketinggian
± 770 dpl sampai
dengan ± 1350 m di atas
permukaan laut.
SUHU
suhu berkisar antara 22°
C – 24° C (di lembah) dan
berkisar 18° C – 22° C (di
puncak). Curah hujan
rata-rata pertahun 2.500
– 4.500 mm/tahun.
Interaksi dalam Ekosistem
Netral
Netral adalah hubungan tidak saling
mengganggu antarorganisme dalam habitat
yang sama yang bersifat tidak menguntungkan
dan tidak merugikan kedua belah pihak,
disebut netral. Contohnya : di tahura seperti
burung dengan kelelawar.
Parasitisme
Merupakan hubungan antarorganisme yang berbeda spesies,
bilasalah satu organisme hidup pada organisme lain dan mengambil
makanan dari hospes/inangnya sehingga bersifat merugikan inangnya.
Contoh : jamur yang menempel pada batang pohon di tahura.
Ket: jamur menumpang hidup dan mengambil
nutrisi dari pohon sedangkan pohon batangnya
rusak oleh jamur.
Mutualisme
Muatualisme adalah hubungan
antara dua organisme yang berbeda
spesies yang saling menguntungkan
kedua belah pihak. Contoh, interaksi
antara kupu – kupu dan bunga yang
ada di tahura.
Komensalisme
Merupakan hubungan antara dua
organisme yang berbeda spesies
dalam bentuk kehidupan bersama
untuk berbagi sumber makanan;
salah satu spesies diuntungkan dan
spesies lainnya tidak dirugikan.
Contohnya anggrek dengan pohon
yang ditumpanginya, semut yang
membuat sarang dibatang pohon.
Interaksi antarkomunitas
cukup komplek karena tidak
hanya melibatkan organisme,
tapi juga aliran energi dan
makanan. Interaksi
antarkomunitas dapat kita
amati, misalnya pada daur
karbon. Daur karbon
melibatkan ekosistem yang
berbeda misalnya laut dan
darat.Interaksi dalam Ekosistem
Interaksi Antar Komunitas
SIKLUS HIDROLOGI
EVAPORASI (PENGUAPAN)
Penguapan terjadi ketika keadaan fisik air berubah dari keadaan cair
menjadi gas.
KONDENSASI
Kondensasi adalah proses dimana uap air mengalami perubahan
keadaan fisik paling sering dari uap, menjadi cairan. Uap air
mengembun ke partikel udara kecil untuk membentuk embun, kabut,
atau awan.
TRANSPIRASI
Transpirasi, yaitu proses pelepasan uap air dari tumbuh-
tumbuhan melalui mulut daun dan batangnya.
Evapotranspirasi,
yaitu proses evaporasi dan transpirasi secara bersama-sama.
PRESIPITASI
Presipitasi, yaitu segala bentuk curahan dari atmosfer ke bumi
yang meliputi hujan, hujan es, dan hujan salju.
RUN OFF
Run off, yaitu pergerakan aliran air di permukaan tanah melalui
aliran selokan, kanal, sungai, dan anak sungainya.
INFILTRASI
Infiltrasi, yaitu perembesan dan pergerakan
air ke dalam tanah.
Zona penyangga (buffer zone)
merupakan area yang mengelilingi
zona inti. Zona ini bisa dimanfaatkan
untuk kegiatan-kegiatan yang tidak
mengeksploitasi sumber daya alam,
seperti pendidikan, rekreasi,
ekowisata dan penelitian.
Contohnya seperti hutan yang ada
di sekitarnya, curug Dago dan curug
Omas.
Zona inti (core area) merupakan
kawasan yang dilindungi untuk
konservasi. Di zona ini hanya
diperbolehkan kegiatan penelitian yang
tidak merusak dan kegiatan lain yang
berdampak rendah, seperti pendidikan.
Sepeti goa Jepang dan goa Belanda
mnejadi tempat edukasi.
Zona transisi ( transition area) merupakan
area yang mengelilingi zona penyangga. Di
dalam zona ini diperbolehkan kegiatan
pertanian, pemukiman dan pemanfaatan
lain. Untuk mengelola zona transisi harus
ada kerjasama berbagai pemangku
kepentingan seperti masyarakat, ilmuwan,
lembaga swadaya masyarakat, pemerhati
ekonomi dan pemangku kepentingan
lainnya. Contohnya adanya pedagang-
pedagang kaki lima, atau tempat makan
sperti restoran di sekitar tahura.
ZONASI TAHURA
PERMASALAH EKONOMI
• Permasalahan ekonomi yang ada di tahura adalah mengenai masalah
biaya masuk yang sudah dibayar tetapi ketika sudah di dalam terkena
biaya lagi dari masyarakat sekitar seperti parkir, masalah inflasi harga
yang cukup signifikan seperti harga makanan, minuman, dan
penyewaan seperti senter yang terlampau sangat jauh dari harga
normal.
PERMASALAHAN EKONOMI
• Masalah yang tidak kalah penting adalah masalah transportasi
seperti ojek yang harganya selalu berubah tergantung dari turis yang
datang ke tahura misalnya seperti turis domestik yang asli bandung,
turis domestik dari luar bandung, dan turis asing semuanya pasti
harganya akan berubah. Seharusnya pengelola harus bekerja sama
dengan masyarakat untuk membuat suatu sistem ekonomi yang
tepat.
PERMASALAHAN SOSIAL BUDAYA
• Permasalahan sosial budaya di tahura adalah pekerjanya
adalah masyarakat itu sendiri yang kurang memadai
seperti tour leader, petugas, dan masyarakat sekitar yang
membuka warung perorangan disekitar area tahura yang
membuat tidak adanya peraturan yang jelas untuk
membuka usaha di tahura, dan tindakan vandalisme yang
dilakukan oleh pengunjung yang tidak bertanggung jawab.
PERMASALAHAN SOSIAL BUDAYA
• sehingga ada beberapa bangunan
warung yang terbengkalai bahkan
sudah tidak layak, dan menjadi
merusak keindahan di tahura.
Seharusnya pengelola tahura juga
harus ikut masuk untuk mengelola
ukm di tahura dan merapkan standar
kualitas yang baik
• Dan sudah ada
beberapa
masyarakat yang
membuka usaha
dengan baik dan
mengikuti standar
yang sudah di
tetapkan oleh
pemiliknya
PERMASALAHAN LINGKUNGAN
• Permasalahan lingkungan di tahura adalah masalah
pembukaan lahan di hutan untuk membuka perkebunan,
pembangunan wilayah wisata, dan juga beberapa untuk
membangun perumahan di daerah dago. Bahkan
beberapa masyarakat juga ada yang jual beli lahan tanpa
sepengetahuan dari pemda bandung.
PERMASALAHAN LINGKUNGAN
• Akibat dari pembukaan lahan itu tejadi
longsor dan erosi di beberapa titik di
tahura karena kurangnya daerah
resapan air, kurangnya daerah resapan
air juga berdampak kepada seluruh di
daerah bandung sehinnga di beberapa
daerah bandung terjadi banjir. Dari
pembukaan lahan tersebut juga
menyebabkan global warming, dan
juga kurangnya perhatian masyarakat
dalam menjaga lingkungan.
• Walaupun
masyarakat
sudah diberikan
binaan oleh
PERHUTANI
dengan baik
dalam skema
pengelolaan
hutan bersama
masyarakat
(PHBM). Tetapi
tetap masih ada
masyarakat
yang melanggar.
DAMPAK POSITIF DAN NEGATIF KEGIATAN
WISATA BAGI LINGKUNGAN
• Dampak Positif
Sejak berkembangnya isu pemanasan global mulai
ramai disemarakan, maka mulailah diperkenalkan
dengan bahan-bahan yang ramah lingkungan dan
mudah di daur ulang, penggunaan bahan daur
ulang ini dibuat kerajinan tangan. Setelah itu masih
ada dampak yang semakin meluas yaitu semakin
luasnya pada pemeliharaan lingkungan, selain
membuka lapangan pekerjaan baru dimasyarakat ,
dan menjadi salah satu tindakan nyata dalam upaya
pembelajaran menjaga lingkungan di TAHURA.
DAMPAK POSITIF DAN NEGATIF KEGIATAN
WISATA BAGI LINGKUNGAN
• Dampak Negatif
Pembukaan lahan rekreasi wisata alam, dan wisata minat
khusus, perkebunan, dan pembangunan lainnya
memberikan gangguan besar terhadap kehidupan flora
dan fauna liar. Selain itu adanya alih fungsi lahan sebagai
sarana pendukung perkembangan pariwisata
mengakibatkan banyak lahan produktif yang hilang dan
tergantikan oleh bangunan beton, alih fungsi lahan
tersebut juga mengakibatkan terganggunya proses
penyerapan air yang bisa mengakibatkan banjir.
DAMPAK POSITIF DAN NEGATIF KEGIATAN
WISATA BAGI LINGKUNGAN
• Dampak Negatif
Masalah pencemaran lingkungan juga menjadi
masalah yang sangat besar yaitu, pencemaran
udara yang berada di kota kota besar dampaknya
terasa langsung di daerah wisata seperti TAHURA
yang dimana gas yag dapat merusak lapisan ozon
dan menghasilkan bahan kimia di udara yang
dapat menyebabkan hujan asam yang bebahaya
bagi kehidupan di TAHURA. Pencemaran air juga
semakin meningkat akibat pestisida, pupuk, dan
bahan kimia lainnya yang digunakan dalam upaya
meningkatkan keindahan fasilitas kepariwisataan.
DAMPAK POSITIF DAN NEGATIF LINGKUNGAN
DTW BAGI KEGIATAN WISATA
• Dampak Positif
Dampak positif lingkungan DTW terhadap kegiatan wisata
adalah dimana para turis akan lebih memahami dan
mempelajari arti dari sebuah PARIWISATA BERWAWASAN
LINGKUNGAN. Baik turis maupun petugas yang ada di
TAHURA akan lebih menjaga dari kelestarian lingkungan
bahwa kawasan TAHURA itu sangat penting bagi
kelangsungan seluruh makhluk hidup. Dengan bantuan dari
pemerintah dengan melakukan pembinaan tentang
PARIWISATA BERWAWASAN LINGKUNGAN.
DAMPAK POSITIF DAN NEGATIF LINGKUNGAN DTW
BAGI KEGIATAN WISATA
• Dampak Negatif
Dampak negatif lingkungan bagi kegiatan wisata
adalah petugas dan UKM tidak mementingkan
pelestarian lingkungan karena mereka hanya
mementingkan ekonominya saja tanpa memikirkan
turis dan keadaan sekitar, dan membiarkan turis
melakukan tindakan apapun yang dapat merusak
lingkungan. Petugasnyapun sama tidak mementingkan
keadaan lingkungannya. Seharusnya pengelola dan
pemerintah melakukan perekrutan dengan cara
pelatihan agar memiliki SDM yang mempuni, dan
harus meningkatkan pengawasan di daerah sekitar
TAHURA untuk mencegah tindakan pengrusakan
lingkungan.
ANALISIS SWOT
STRENGTH
• Dukungan dari pemerintah melalui eksistensi kementerian
Kehutanan
• Perangkat peraturan perundang-undangan serta kebijakan
Pemerintah Indonesia yang terkait dengan konservasi sumber daya
alam hayati dan ekosistemnya serta lingkungan hidup.
• Potensi kawasan tahura yang merupakan ekosistem unik serta
keanekaragaman hayati yang ada didalamnya
• Memiliki daya tarik wisata yang lengkap, hutan, danau, sungai, dan
goa
• Aksesibilitas yang mudah dari kota Bandung
ANALISIS SWOT
WEAKNESS
• Lemahnya peran serta dan kelembagaan masyrakat, terutama
masyarakat sekitar kawasan.
• Masih lemahnya dukungan ilmu pengetahuan dan teknologi
• Kekurangan sumberdaya manusia, dalam menerapkan konservasi
dan perlindungan terhadap kawasan.
ANALISIS SWOT
OPPORTUNITIES
• Dukungan lembaga-lembaga kemasyarakatan di tingkat lokal
terhadap pelestarian sumber daya alam dan lingkungan
• Potensi keanekaragaman hayati dan ekosistemnya yang unik, langka,
dan bernilai ekonomi tinggi serta tingginya minat masyarakat lokal
dan manca negara.
• Peluang investasi ke kawasan konservasi dalam rangka
pengembangan wisata alam.
• Tingginya minat wisatawan terhadap kegiatan wisata outbound
ANALISIS SWOT
THREATS
• Masih tingginya tingkat kerawanan kawasan, baik dari aktifitas
penebangan liar dan perdagangan kayu illegal, perambahan
kawasan, kebakaran hutan dan kegiatan pertambangan tanpa izin.
• Kondisi perekonomian masyarakat yang masih sangat bergantung
pada ketersediaan sumber daya alam di dalam kawasan.
• Daya dukung lingkungan yang terbatas untuk akumulasi kegiatan
wisata yang lebih besar, yang akan berdampak pada penurunan
kualitas fisik lingkungan alam dan daya tarik obyek wisata itu sendiri.
• Keberadaan habitat satwa dari ancaman kepunahan

More Related Content

What's hot

KLASIFIKASI SUMBER DAYA ALAM DAN HUBUNGAN SATU SAMA LAIN
KLASIFIKASI SUMBER DAYA ALAM DAN HUBUNGAN SATU SAMA LAINKLASIFIKASI SUMBER DAYA ALAM DAN HUBUNGAN SATU SAMA LAIN
KLASIFIKASI SUMBER DAYA ALAM DAN HUBUNGAN SATU SAMA LAINOpissen Yudisyus
 
Dasar-Dasar Pengelolaan Pesisir Dan Laut
Dasar-Dasar Pengelolaan Pesisir Dan LautDasar-Dasar Pengelolaan Pesisir Dan Laut
Dasar-Dasar Pengelolaan Pesisir Dan LautSiti Sahati
 
Rencana zonasi-wilayah-pesisir-dan-pulau-pulau-kecil-rzwp-3-k
Rencana zonasi-wilayah-pesisir-dan-pulau-pulau-kecil-rzwp-3-kRencana zonasi-wilayah-pesisir-dan-pulau-pulau-kecil-rzwp-3-k
Rencana zonasi-wilayah-pesisir-dan-pulau-pulau-kecil-rzwp-3-kdenny KARWUR
 
Pengelolaan wilayah pesisir secara terpadu I
Pengelolaan wilayah pesisir secara terpadu IPengelolaan wilayah pesisir secara terpadu I
Pengelolaan wilayah pesisir secara terpadu ICanny Nainggolan
 
konservasi keanekaragaman hayati
konservasi keanekaragaman hayatikonservasi keanekaragaman hayati
konservasi keanekaragaman hayatihanna234
 
Materi Pengetahuan Lingkungan (Bagian I)
Materi Pengetahuan Lingkungan (Bagian I)Materi Pengetahuan Lingkungan (Bagian I)
Materi Pengetahuan Lingkungan (Bagian I)Nurul Afdal Haris
 
Ekologi perairan
Ekologi perairan Ekologi perairan
Ekologi perairan yuliaresh
 
Ppt sumber daya alam
Ppt sumber daya alamPpt sumber daya alam
Ppt sumber daya alamAyunike12
 
PPT Potensi dan Pengelolaan Sumber Daya Pariwisata
PPT Potensi dan Pengelolaan Sumber Daya PariwisataPPT Potensi dan Pengelolaan Sumber Daya Pariwisata
PPT Potensi dan Pengelolaan Sumber Daya PariwisataDoris Agusnita
 
Makalah Ekosistem Laut
Makalah Ekosistem LautMakalah Ekosistem Laut
Makalah Ekosistem LautGoogle
 
Versi power point kondisi ekosistem terumbu karang serta strategi pengelolaannya
Versi power point kondisi ekosistem terumbu karang serta strategi pengelolaannyaVersi power point kondisi ekosistem terumbu karang serta strategi pengelolaannya
Versi power point kondisi ekosistem terumbu karang serta strategi pengelolaannyaMujiyanto -
 
Ppt biologi kelompok 4 (konservasi)
Ppt biologi kelompok 4 (konservasi)Ppt biologi kelompok 4 (konservasi)
Ppt biologi kelompok 4 (konservasi)UNIB
 

What's hot (20)

KLASIFIKASI SUMBER DAYA ALAM DAN HUBUNGAN SATU SAMA LAIN
KLASIFIKASI SUMBER DAYA ALAM DAN HUBUNGAN SATU SAMA LAINKLASIFIKASI SUMBER DAYA ALAM DAN HUBUNGAN SATU SAMA LAIN
KLASIFIKASI SUMBER DAYA ALAM DAN HUBUNGAN SATU SAMA LAIN
 
Ekologi
EkologiEkologi
Ekologi
 
Makalah geografi
Makalah geografiMakalah geografi
Makalah geografi
 
Dasar-Dasar Pengelolaan Pesisir Dan Laut
Dasar-Dasar Pengelolaan Pesisir Dan LautDasar-Dasar Pengelolaan Pesisir Dan Laut
Dasar-Dasar Pengelolaan Pesisir Dan Laut
 
Rencana zonasi-wilayah-pesisir-dan-pulau-pulau-kecil-rzwp-3-k
Rencana zonasi-wilayah-pesisir-dan-pulau-pulau-kecil-rzwp-3-kRencana zonasi-wilayah-pesisir-dan-pulau-pulau-kecil-rzwp-3-k
Rencana zonasi-wilayah-pesisir-dan-pulau-pulau-kecil-rzwp-3-k
 
Pengelolaan wilayah pesisir secara terpadu I
Pengelolaan wilayah pesisir secara terpadu IPengelolaan wilayah pesisir secara terpadu I
Pengelolaan wilayah pesisir secara terpadu I
 
konservasi keanekaragaman hayati
konservasi keanekaragaman hayatikonservasi keanekaragaman hayati
konservasi keanekaragaman hayati
 
Materi Pengetahuan Lingkungan (Bagian I)
Materi Pengetahuan Lingkungan (Bagian I)Materi Pengetahuan Lingkungan (Bagian I)
Materi Pengetahuan Lingkungan (Bagian I)
 
KONSERVASI PPT.pptx
KONSERVASI PPT.pptxKONSERVASI PPT.pptx
KONSERVASI PPT.pptx
 
Ekosistem perairan
Ekosistem perairanEkosistem perairan
Ekosistem perairan
 
Ekosistem Danau
Ekosistem DanauEkosistem Danau
Ekosistem Danau
 
PPT sejarah Konservasi.pptx
PPT sejarah Konservasi.pptxPPT sejarah Konservasi.pptx
PPT sejarah Konservasi.pptx
 
Ekologi perairan
Ekologi perairan Ekologi perairan
Ekologi perairan
 
Ppt sumber daya alam
Ppt sumber daya alamPpt sumber daya alam
Ppt sumber daya alam
 
PPT Potensi dan Pengelolaan Sumber Daya Pariwisata
PPT Potensi dan Pengelolaan Sumber Daya PariwisataPPT Potensi dan Pengelolaan Sumber Daya Pariwisata
PPT Potensi dan Pengelolaan Sumber Daya Pariwisata
 
Makalah Ekosistem Laut
Makalah Ekosistem LautMakalah Ekosistem Laut
Makalah Ekosistem Laut
 
Kuliah 3 motif dan-atraksi-wisata-atraksi
Kuliah 3 motif dan-atraksi-wisata-atraksiKuliah 3 motif dan-atraksi-wisata-atraksi
Kuliah 3 motif dan-atraksi-wisata-atraksi
 
Makalah banjir
Makalah banjirMakalah banjir
Makalah banjir
 
Versi power point kondisi ekosistem terumbu karang serta strategi pengelolaannya
Versi power point kondisi ekosistem terumbu karang serta strategi pengelolaannyaVersi power point kondisi ekosistem terumbu karang serta strategi pengelolaannya
Versi power point kondisi ekosistem terumbu karang serta strategi pengelolaannya
 
Ppt biologi kelompok 4 (konservasi)
Ppt biologi kelompok 4 (konservasi)Ppt biologi kelompok 4 (konservasi)
Ppt biologi kelompok 4 (konservasi)
 

Viewers also liked

Hipotesis pembentukan bumi dan tata surya
Hipotesis pembentukan bumi dan tata surya Hipotesis pembentukan bumi dan tata surya
Hipotesis pembentukan bumi dan tata surya yusuf hidayat
 
Laporan vertical photograpy
Laporan vertical photograpyLaporan vertical photograpy
Laporan vertical photograpySyaefudin Volk
 
Lembar kerja siswa study tour
Lembar kerja siswa study tourLembar kerja siswa study tour
Lembar kerja siswa study tourwafirdy
 
Panduan navigasi darat
Panduan navigasi daratPanduan navigasi darat
Panduan navigasi daratDhany Darmawan
 
Sumber semula jadi dan kegunaannya
Sumber semula jadi dan kegunaannyaSumber semula jadi dan kegunaannya
Sumber semula jadi dan kegunaannyaDebbie Tcy
 
Dark tourism cambodia
Dark tourism   cambodiaDark tourism   cambodia
Dark tourism cambodiaAlex Thompson
 
Introduction to basic caving
Introduction to basic cavingIntroduction to basic caving
Introduction to basic cavingMartyn Ranson
 
Geografi Tingkatan 3 Bab 6- Sumber
Geografi Tingkatan 3 Bab 6- SumberGeografi Tingkatan 3 Bab 6- Sumber
Geografi Tingkatan 3 Bab 6- SumberJolynn Tee
 
Green Buildings: Standards and Practices in Indonesia
Green Buildings: Standards and Practices in IndonesiaGreen Buildings: Standards and Practices in Indonesia
Green Buildings: Standards and Practices in IndonesiaWiserEarth .
 
Doa Yang Tidak Mengatur Tuhan
Doa Yang Tidak Mengatur TuhanDoa Yang Tidak Mengatur Tuhan
Doa Yang Tidak Mengatur TuhanYohanes Ratu Eda
 

Viewers also liked (20)

Turismo negro
Turismo negroTurismo negro
Turismo negro
 
Hipotesis pembentukan bumi dan tata surya
Hipotesis pembentukan bumi dan tata surya Hipotesis pembentukan bumi dan tata surya
Hipotesis pembentukan bumi dan tata surya
 
Laporan vertical photograpy
Laporan vertical photograpyLaporan vertical photograpy
Laporan vertical photograpy
 
Dark tourism kelompok 4
Dark tourism kelompok 4Dark tourism kelompok 4
Dark tourism kelompok 4
 
Soalan bab 6
Soalan bab 6Soalan bab 6
Soalan bab 6
 
Turismo Negro
Turismo NegroTurismo Negro
Turismo Negro
 
Dark Tourism
Dark TourismDark Tourism
Dark Tourism
 
Hipervinculo
HipervinculoHipervinculo
Hipervinculo
 
Lembar kerja siswa study tour
Lembar kerja siswa study tourLembar kerja siswa study tour
Lembar kerja siswa study tour
 
Panduan navigasi darat
Panduan navigasi daratPanduan navigasi darat
Panduan navigasi darat
 
Sex in the bible
Sex in the bibleSex in the bible
Sex in the bible
 
Sumber semula jadi dan kegunaannya
Sumber semula jadi dan kegunaannyaSumber semula jadi dan kegunaannya
Sumber semula jadi dan kegunaannya
 
Dark tourism cambodia
Dark tourism   cambodiaDark tourism   cambodia
Dark tourism cambodia
 
Diktat Materi SMAGAPALA
Diktat Materi SMAGAPALADiktat Materi SMAGAPALA
Diktat Materi SMAGAPALA
 
Introduction to basic caving
Introduction to basic cavingIntroduction to basic caving
Introduction to basic caving
 
Geografi Tingkatan 3 Bab 6- Sumber
Geografi Tingkatan 3 Bab 6- SumberGeografi Tingkatan 3 Bab 6- Sumber
Geografi Tingkatan 3 Bab 6- Sumber
 
Orienteering
Orienteering Orienteering
Orienteering
 
Arsitektur 2500 BC
Arsitektur 2500 BCArsitektur 2500 BC
Arsitektur 2500 BC
 
Green Buildings: Standards and Practices in Indonesia
Green Buildings: Standards and Practices in IndonesiaGreen Buildings: Standards and Practices in Indonesia
Green Buildings: Standards and Practices in Indonesia
 
Doa Yang Tidak Mengatur Tuhan
Doa Yang Tidak Mengatur TuhanDoa Yang Tidak Mengatur Tuhan
Doa Yang Tidak Mengatur Tuhan
 

Similar to Ekologi Taman Hutan Raya Ir. H. Djuanda

Hutan Lindung_ Pengertian, Fungsi, dan Lokasinya di Indonesia.pdf
Hutan Lindung_ Pengertian, Fungsi, dan Lokasinya di Indonesia.pdfHutan Lindung_ Pengertian, Fungsi, dan Lokasinya di Indonesia.pdf
Hutan Lindung_ Pengertian, Fungsi, dan Lokasinya di Indonesia.pdfvitodery
 
[4] Pengembangan Wisata Alam di Kawasan Hutan.pdf
[4] Pengembangan Wisata Alam di Kawasan Hutan.pdf[4] Pengembangan Wisata Alam di Kawasan Hutan.pdf
[4] Pengembangan Wisata Alam di Kawasan Hutan.pdfRifatSyauqiZuhdi1
 
Konservasi, pemanfaatan flora dan fauna di dunia.ppt
Konservasi, pemanfaatan flora dan fauna di dunia.pptKonservasi, pemanfaatan flora dan fauna di dunia.ppt
Konservasi, pemanfaatan flora dan fauna di dunia.pptniarohania1
 
Biologi keanekaragaman hayati
Biologi   keanekaragaman hayatiBiologi   keanekaragaman hayati
Biologi keanekaragaman hayatiPuspita cs
 
Manfaat keanekaragaman hayati dan konservasi (geografi)
Manfaat keanekaragaman hayati dan konservasi (geografi)Manfaat keanekaragaman hayati dan konservasi (geografi)
Manfaat keanekaragaman hayati dan konservasi (geografi)enggalfauzia
 
Keanekaragaman hayati dan pelestariannya
Keanekaragaman hayati dan pelestariannyaKeanekaragaman hayati dan pelestariannya
Keanekaragaman hayati dan pelestariannyalailyaan
 
Tugas kelas 6 fariz
Tugas kelas 6 farizTugas kelas 6 fariz
Tugas kelas 6 farizARIEF RAHMAN
 
Keanekaragaman Hayati perlindungan alam
Keanekaragaman Hayati perlindungan alamKeanekaragaman Hayati perlindungan alam
Keanekaragaman Hayati perlindungan alamAnnisa Nabila
 
Keanekaragaman Hayati
Keanekaragaman HayatiKeanekaragaman Hayati
Keanekaragaman HayatiRessh
 
Bab vi biodiversitas
Bab vi biodiversitasBab vi biodiversitas
Bab vi biodiversitasf4ishal
 
Taman nasional
Taman nasionalTaman nasional
Taman nasionalAry Civil
 
Luci andika p ( alam )
Luci andika p ( alam )Luci andika p ( alam )
Luci andika p ( alam )Puji Andrianto
 
keanekaragaman hayati by Poslen Simbolon,S.Pd
keanekaragaman hayati by Poslen Simbolon,S.Pdkeanekaragaman hayati by Poslen Simbolon,S.Pd
keanekaragaman hayati by Poslen Simbolon,S.PdPoslen Simbolon Peabank
 

Similar to Ekologi Taman Hutan Raya Ir. H. Djuanda (20)

Hutan Lindung_ Pengertian, Fungsi, dan Lokasinya di Indonesia.pdf
Hutan Lindung_ Pengertian, Fungsi, dan Lokasinya di Indonesia.pdfHutan Lindung_ Pengertian, Fungsi, dan Lokasinya di Indonesia.pdf
Hutan Lindung_ Pengertian, Fungsi, dan Lokasinya di Indonesia.pdf
 
Presentasi ipa
Presentasi ipaPresentasi ipa
Presentasi ipa
 
Dampak konversi hutan
Dampak konversi hutanDampak konversi hutan
Dampak konversi hutan
 
[4] Pengembangan Wisata Alam di Kawasan Hutan.pdf
[4] Pengembangan Wisata Alam di Kawasan Hutan.pdf[4] Pengembangan Wisata Alam di Kawasan Hutan.pdf
[4] Pengembangan Wisata Alam di Kawasan Hutan.pdf
 
Konservasi, pemanfaatan flora dan fauna di dunia.ppt
Konservasi, pemanfaatan flora dan fauna di dunia.pptKonservasi, pemanfaatan flora dan fauna di dunia.ppt
Konservasi, pemanfaatan flora dan fauna di dunia.ppt
 
Biologi keanekaragaman hayati
Biologi   keanekaragaman hayatiBiologi   keanekaragaman hayati
Biologi keanekaragaman hayati
 
Manfaat keanekaragaman hayati dan konservasi (geografi)
Manfaat keanekaragaman hayati dan konservasi (geografi)Manfaat keanekaragaman hayati dan konservasi (geografi)
Manfaat keanekaragaman hayati dan konservasi (geografi)
 
Keanekaragaman hayati dan pelestariannya
Keanekaragaman hayati dan pelestariannyaKeanekaragaman hayati dan pelestariannya
Keanekaragaman hayati dan pelestariannya
 
Keanekaragaman Hayati
Keanekaragaman HayatiKeanekaragaman Hayati
Keanekaragaman Hayati
 
Tugas kelas 6 fariz
Tugas kelas 6 farizTugas kelas 6 fariz
Tugas kelas 6 fariz
 
Keanekaragaman Hayati perlindungan alam
Keanekaragaman Hayati perlindungan alamKeanekaragaman Hayati perlindungan alam
Keanekaragaman Hayati perlindungan alam
 
TIK LINA.pptx
TIK LINA.pptxTIK LINA.pptx
TIK LINA.pptx
 
Keanekaragaman Hayati
Keanekaragaman HayatiKeanekaragaman Hayati
Keanekaragaman Hayati
 
Bab vi biodiversitas
Bab vi biodiversitasBab vi biodiversitas
Bab vi biodiversitas
 
Taman nasional
Taman nasionalTaman nasional
Taman nasional
 
Luci andika p ( alam )
Luci andika p ( alam )Luci andika p ( alam )
Luci andika p ( alam )
 
Ppt keanekaragaman hayati
Ppt keanekaragaman hayatiPpt keanekaragaman hayati
Ppt keanekaragaman hayati
 
Ppt keanekaragaman hayati
Ppt keanekaragaman hayatiPpt keanekaragaman hayati
Ppt keanekaragaman hayati
 
Ppt keanekaragaman hayati
Ppt keanekaragaman hayatiPpt keanekaragaman hayati
Ppt keanekaragaman hayati
 
keanekaragaman hayati by Poslen Simbolon,S.Pd
keanekaragaman hayati by Poslen Simbolon,S.Pdkeanekaragaman hayati by Poslen Simbolon,S.Pd
keanekaragaman hayati by Poslen Simbolon,S.Pd
 

More from Adrian Hartanto Lokaria

More from Adrian Hartanto Lokaria (11)

LAPORAN OBSERVASI MANAGEMENT PERUSAHAAN PT. PANORAMA TOUR INDONESIA
LAPORAN OBSERVASI  MANAGEMENT PERUSAHAAN PT. PANORAMA TOUR INDONESIALAPORAN OBSERVASI  MANAGEMENT PERUSAHAAN PT. PANORAMA TOUR INDONESIA
LAPORAN OBSERVASI MANAGEMENT PERUSAHAAN PT. PANORAMA TOUR INDONESIA
 
Laporan Penelitian PT. Panorama Tour Indonesia
Laporan Penelitian PT. Panorama Tour IndonesiaLaporan Penelitian PT. Panorama Tour Indonesia
Laporan Penelitian PT. Panorama Tour Indonesia
 
PKM-K (Kujajah)
PKM-K (Kujajah)PKM-K (Kujajah)
PKM-K (Kujajah)
 
Management Perusahaan : Perusahaan dan Ruang Lingkupnya
Management Perusahaan : Perusahaan dan Ruang LingkupnyaManagement Perusahaan : Perusahaan dan Ruang Lingkupnya
Management Perusahaan : Perusahaan dan Ruang Lingkupnya
 
PKM-GT Kuliner
PKM-GT KulinerPKM-GT Kuliner
PKM-GT Kuliner
 
Geografi Pariwisata : Dieng & Bromo
Geografi Pariwisata : Dieng & BromoGeografi Pariwisata : Dieng & Bromo
Geografi Pariwisata : Dieng & Bromo
 
KITAB SI SHU AGAMA KHONGHUCU
KITAB SI SHU AGAMA KHONGHUCUKITAB SI SHU AGAMA KHONGHUCU
KITAB SI SHU AGAMA KHONGHUCU
 
LAPORAN PRAKERIN PT. TRAVELKU JAYA SELALU
LAPORAN PRAKERIN PT. TRAVELKU JAYA SELALULAPORAN PRAKERIN PT. TRAVELKU JAYA SELALU
LAPORAN PRAKERIN PT. TRAVELKU JAYA SELALU
 
MAKALAH EKOLOGI DAN EKOLOGI LINGKUNGAN
MAKALAH EKOLOGI DAN EKOLOGI LINGKUNGANMAKALAH EKOLOGI DAN EKOLOGI LINGKUNGAN
MAKALAH EKOLOGI DAN EKOLOGI LINGKUNGAN
 
Ekologi Lingkungan Taman Nasional Halimun-Salak & Kakadu
Ekologi Lingkungan Taman Nasional Halimun-Salak & KakaduEkologi Lingkungan Taman Nasional Halimun-Salak & Kakadu
Ekologi Lingkungan Taman Nasional Halimun-Salak & Kakadu
 
Kebijakan Bisnis Pariwisata
Kebijakan Bisnis PariwisataKebijakan Bisnis Pariwisata
Kebijakan Bisnis Pariwisata
 

Ekologi Taman Hutan Raya Ir. H. Djuanda

  • 1. TAMAN HUTA RAYA WHAT? Taman hutan raya atau biasa disingkat Tahura merupakan kawasan hutan yang ekosistemnya dilindungi, termasuk tumbuhan dan satwa yang ada di dalamnya. Tahura biasanya berlokasi tak jauh dari perkotaan atau permukiman yang gampang diakses, tidak terletak di tengah hutan belantara. Taman hutan raya adalah kawasan pelestarian alam untuk tujuan koleksi tumbuhan dan atau satwa yang alami atau buatan, jenis asli dan atau bukan asli, yang dimanfaatkan bagi kepentingan penelitian, ilmu pengetahuan, pendidikan, menunjang budidaya, budaya, pariwisata dan rekreasi.
  • 2. KRITERIA TAMAN HUTAN RAYA: Memiliki ciri khas dari sisi ekosistem, satwa atau tumbuhannya. Bisa asli ataupun buatan, baik ekosistemnya masih utuh maupun sudah berubah. Kawasan tersebut memiliki keindahan alam atau gejala alam tertentu yang unik. Mempunyai luas wilayah yang memungkinkan untuk perkembangan tumbuhan dan satwa yang ada di dalamnya. MANFAAT TAMAN HUTAN RAYA: Penelitian dan pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Pendidikan dan peningkatan kesadartahuan konservasi. Koleksi kekayaan keanekaragaman hayati. Penyimpanan karbon, pemanfaatan air serta energi air, panas, dan angin serta wisata alam. Pemanfaatan tumbuhan dan satwa liar dalam rangka menunjang budidaya dalam bentuk penyediaan plasma nuftah. Pembinaan populasi melalui penangkaran dalam rangka pengembangbiakan satwa atau perbanyakan tumbuhan secara buatan dalam lingkungan yang semi alami. Pemanfaatan tradisional oleh masayarakat setempat, dapat berupa kegiatan pemungutan hasil hutan bukan kayu, budidaya tradisional, serta perburuan tradisional terbatas untuk jenis yang tidak dilindungi.
  • 3. TAHURA IR. H. DJUANDA LUAS TAHURA: 526,98 hektare (membentang dari kawasan Dago Pakar sampai Maribaya). sampai sekarang. Taman Hutan Raya Ir. H. Djuanda merupakan kawasan konservasi yang terpadu antara alam sekunder dengan hutan tanaman yang terletak di Kota Bandung, Jawa Barat, Indonesia. Taman Hutan Raya Ir. H. Djuanda sebagai Taman Hutan Raya pertama di Indonesia.
  • 4. S E J A R A H & L A T A R B E L A K A N G Taman Hutan Raya Ir H. Djuanda dulunya merupakan sebagian areal dari Kelompok Hutan Lindung Gunung Pulosari dan dirubah fungsinya menjadi Taman Wisata Curug Dago dengan Surat Keputusan Menteri Pertanian Nomor 575/ Kpts/Um/8/1980. Pada kurun waktu tahun 1980 hingga tahun 1984 atas dasar prakasa dan Sesepuh Jawa Barat diantaranya Bapak Mashudi serta hasil kajian teknis pakar lingkungan dan ITB dan UNPAD dan dukungan pemerintah pada waktu itu mengusulkan agar fungsi kawasan hutan TWA Curug Dago ditingkatkan sebagai Taman Hutan Raya Ir. H. Djuanda dalam upaya untuk menghargai dan mengabadikan Pahlawan Nasional dan Tatar Sunda yang diharapkan jiwa dan semangat nasionalismenya akan menjadi suritauladan untuk generasi yang akan datang. Maka berdasarkan Surat Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 3 Tahun 1985 dan peresmiannya dilakukan pada tanggal 14 Januari 1985 bertepatan dengan kelahiran Bapak Ir. H. Djuanda, maka kawasan hutan TWA Curug Dago secara resmi dirubah fungsinya menjadi Taman Hutan Raya lr. H. Djuanda.
  • 5. VISI & MISI TAHURA IR. H. DJUANDA Visi pengembangan Pengelolaan Taman Hutan Raya Ir. H. Djuanda adalah : “Terciptanya pengembangan pengelolaan Taman Hutan Raya Ir. H. Djuanda yang berwawasan lingkungan untuk mewujudkan kelestarian hutan sebagai sistem penyangga kehidupan bagi kesejahteraan rakyat ”. Misi Pengembangan Pengelolaan Taman Hutan Raya Ir. H. Djuanda adalah : •Meningkatkan kontribusi pemanfaatan kawasan hutan melalui pariwisata alam untuk kepentingan konservasi, sosial, ekonomi dan budaya masyarakat. •Mengoptimalkan distribusi manfaat pariwisata alam bagi para pihak. •Meningkatkan kesadaran dan pemahaman pentingnya manfaat sumber daya alam hayati dan ekosistemnya bagi kehidupan umat manusia. •Meningkatkan pengembangan produksi aneka pariwisata alam. •Menciptakan mekanisme keterlibatan masyarakat dalam proses perencanaan, pengelolaan dan kemitraan dengan para penyelenggara pariwisata alam.
  • 6. FUNGSI TAHURA IR. H. DJUANDA Taman Hutan Raya diharapkan mempunyai fungsi: -Perlindungan sistem penyangga kehidupan, -pengawetan keanekaragaman jenis tumbuhan dan satwa asli atau bukan asli -keunikan panorama alam asrinya dapat dimanfaatkan secara lestari untuk konservasi, koleksi, edukasi, rekreasi dan secara tidak langsung -meningkatkan sosial ekonomi masyarakat sekitarnya dan PAD Propinsi Jawa Barat. Secara harfiah tertuang dalam Undang-undang Nomor 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya. Taman Hutan Raya adalah kawasan pelestarian alam yang mempunyai fungsi sebagai koleksi tumbuhan dan satwa, baik jenis asli maupun bukan asli untuk dimanfaatkan untuk kepentingan ilmu pengetahuan, penelitian, pendidikan, budidaya, budaya, pariwisata dan rekreasi
  • 7. Ekosistem alami ( Darat ) •Hutan hujan tropis Kawasan Taman Hutan Raya Ir. H. Djuanda merupakan hutan alam sekunder dan hutan tanaman yang mempunyai potensi flora cukup variatif, terdiri dari tumbuhan tinggi dan tumbuhan rendah. Untuk tumbuhan tinggi didominasi oleh jenis pinus sedangkan untuk tumbuhan rendah didominasi oleh lumut dan pakis sehingga berfungsi sebagai laboratorium alam (arboretum). Taman hutan raya ir. H djuanda memiliki suhu yang sejuk dan cukup dingin, kelembapannya tinggi, curah hujannya tinggi, terdiri dari berbagai tanaman greencover sampai tanaman kanopi dan memiliki keanekaragaman hayati. BENTUK- BENTUK EKOSISTEM
  • 8. EKOSISTEMEkosistem Alami ( perairan ) • Curug Dago Curug Dago merupakan sebuah objek wisata Air terjun di bandung yang memiliki ketinggian air sekitar 12 m saja dan berada pada ketinggian sekitar 800 meter diatas permukaan laut. Terbentuknya curug ini berasal dari aliran sungai Cikapundung yang mengalir dari Maribaya dan memasuki kota Bwisata Curug Dago menyimpan jejak sejarah dari Kerajaan Thailand. Tidak jauh dari air terjun, terdapat dua buah prasasti batu tulis bekas peninggalan sejarah pada tahun 1818 M. Menurut penafsiran dari para ahli sejarah, dua prasasti tersebut merupakan peninggalan dari Raja Rama V atau Raja Chulalonkorn dan Raja Rama VII atau Pradjathipok Pharaminthara yang berasal dari dinasti Chakri dan pernah berkunjung ke Curug Dago.andung. • Curug Omas Curug Omas lokasinya terletak di dalam Taman Hutan Raya Ir. H. Juanda di kawasan wisata Maribaya. Curug ini mempunyai ketinggian air terjun kurang lebihnya sekitar 30 meter dengan kedalaman air sekitar 10 m yang berada pada aliran sungai Cikawari. Di atas air terjun ini terdapat sebuah jembatan yang bisa digunakan untuk melintas serta melihat air terjun dari atas. BENTUK-BENTUK
  • 10. EKOSISTEM Ekosistem Buatan • Goa Jepang setelah Jepang masuk ke Indonesia, tentara Jepang kemudian mengambil alih tempat ini dan membangun gua lainnya sebagai basis pertahanan mereka tidak jauh dari gua Belanda. Jepang menggunakan tenaga kerja paksa sehingga konon tidak sedikit korban yang berjatuhan selama pembuatan gua ini. Saat Jepang menyerah terhadap tentara sekutu, tempat ini adalah pertahanan terakhir bagi tentara Jepang yang ada di Bandung. Setelah Jepang meninggalkan Indonesia, gua inipun terlantar, tertutup oleh semak belukar dan hutan. Sampai kemudian ditemukan kembali pada sekitar tahun 1965, konon pada waktu itu masih banyak ditemukan sisa-sisa peninggalan tentara Jepang seperti senjata dan amunisi di dalamnya. • Goa Belanda Belanda membuat terowongan ini untuk keperluan saluran air bagi pembangkit listrik tenaga air pertama di Indonesia yaitu PLTA Bengkok. Namun pada perkembangannya, air untuk pembangkit listrik kemudian disalurkan menggunakan pipa-pipa besar, sedangkan terowongan yang membelah bukit tersebut digunakan untuk kepentingan militer khususnya sebagai pusat telekomunikasi. selanjutnya terowongan-terowongan tersebut ditambah sehingga di dalamnya terdapat ruangan-ruangan lain termasuk penjara dan tempat interogasi.
  • 11. GOA BELANDA GOA JEPANG
  • 12. Komponen Hutan •Lapisan teratas (emegergent layer) terdiri dari pohon-pohon yang tingginya mencapai lebih dari 80 m, tumbuh menjulang tinggi dan tidak saling bersentuhan. •Lapisan Kanopi (canopy layer) terdiri dari pohon- pohon dengan ketinggian 30-40 m dengan tajuk beraturan, rapat dan saling bersentuhan sehingga menaungi tanaman yang ada di bawahnya. •Lapisan bagian bawah kanopi (subcanopy layer) terdiri dari pohon yang memiliki tinggi 18-40 m dan biasanya pohon pada lapisan ini memiliki sifat tahan terhadap naungan. •Lapisan semak (shrub layer) terdiri atas pohon yang lebih rendah dengan cabang banyak dan sangat rapat. •Lapisan herbs (herb layer) tumbuh dekat tanah seperti bunga, rumput, dan lain-lain. •Lapisan lantai hutan (floor layer) yang terdiri dari tumbuh¬-tumbuhan penutup tanah dengan tinggi 0-1 m. KOMPONEN HUTAN
  • 13. Hutan di kawasan ini merupakan vegetasi campuran yang terdiri dari 40 famili, 112 species diantaranya berasal dari luar negeri seperti pohon sosis (kegelia aethiopica) dari afrika, Mahoni Uganda (khaya anthoteca) dari Afrika barat, Pinus Meksiko (pinus montecumae) berasal dari Meksiko, cengal pasir (hopea odorata) dari Burma, Cedar Hondura (cedrela maxicum m roem) dari Afrika Tengah dan lain sebagainya, sedangkan yang berasal dari dalam negeri diantaranya : Pinus (pinus merkusi jung), Bayur Sulawesi (pterospermum celebicum) dari Sulawesi, Kayu manis (cinnamonum burmanii) dari daerah Jawa Barat, Damar (agathis damara) dari Maluku, Cemara Sumatera (casuarina sumatrana) dari Sumatra, dan lain-lain. Selain itu terdapat berbagai jenis binatang yang tinggal di dalamnya antara lain Musang (Paradoxurus herma paproditus), Tupai (Callosciurus notatus), Kera (Macaca insularis) serta berbagai jenis burung seperti Kepondang (Oriolus chinensis), Kutilang (Pycnontus caferaurigaster), Ayam hutan (Gallus gallus bankiva), babi hutan, monyet, keleawar ( dalam goa jepang dan belanda) dan beberapa spesies lainnya. BIOTIK
  • 14. ABIOTIKTANAH TAHURA Unsur tanah yang terkandung di areal Taman Hutan Raya Ir. H. Djuanda didominasi andosol, sebagian kecil gramasol yang peka terhadap erosi. SINAR MATAHARI Tidak terlalu banyak sinar matahari karena banyaknya tanamana kanopi yang menutupi masuknya cahaya matahari langsung di tahura. AIR Sumber air yang berada di Taman Hutan Raya Ir. H. Djuanda adalah sungai Cikapundung yang membentang sepanjang 15 km dan lebar rata-rata 8 meter dengan debit air sekitar 3.000 m³/detik. TOPOLOGI TAHURA Sebagian besar kawasan merupakan ekosistem pinggir sungai (Riparian ecosystem), pada umumnya kondisi lapangan miring, dengan kelerengan (slope) agak curam sampai dengan terjal, dengan ketinggian ± 770 dpl sampai dengan ± 1350 m di atas permukaan laut. SUHU suhu berkisar antara 22° C – 24° C (di lembah) dan berkisar 18° C – 22° C (di puncak). Curah hujan rata-rata pertahun 2.500 – 4.500 mm/tahun.
  • 15. Interaksi dalam Ekosistem Netral Netral adalah hubungan tidak saling mengganggu antarorganisme dalam habitat yang sama yang bersifat tidak menguntungkan dan tidak merugikan kedua belah pihak, disebut netral. Contohnya : di tahura seperti burung dengan kelelawar. Parasitisme Merupakan hubungan antarorganisme yang berbeda spesies, bilasalah satu organisme hidup pada organisme lain dan mengambil makanan dari hospes/inangnya sehingga bersifat merugikan inangnya. Contoh : jamur yang menempel pada batang pohon di tahura. Ket: jamur menumpang hidup dan mengambil nutrisi dari pohon sedangkan pohon batangnya rusak oleh jamur.
  • 16. Mutualisme Muatualisme adalah hubungan antara dua organisme yang berbeda spesies yang saling menguntungkan kedua belah pihak. Contoh, interaksi antara kupu – kupu dan bunga yang ada di tahura. Komensalisme Merupakan hubungan antara dua organisme yang berbeda spesies dalam bentuk kehidupan bersama untuk berbagi sumber makanan; salah satu spesies diuntungkan dan spesies lainnya tidak dirugikan. Contohnya anggrek dengan pohon yang ditumpanginya, semut yang membuat sarang dibatang pohon. Interaksi antarkomunitas cukup komplek karena tidak hanya melibatkan organisme, tapi juga aliran energi dan makanan. Interaksi antarkomunitas dapat kita amati, misalnya pada daur karbon. Daur karbon melibatkan ekosistem yang berbeda misalnya laut dan darat.Interaksi dalam Ekosistem Interaksi Antar Komunitas
  • 18. EVAPORASI (PENGUAPAN) Penguapan terjadi ketika keadaan fisik air berubah dari keadaan cair menjadi gas. KONDENSASI Kondensasi adalah proses dimana uap air mengalami perubahan keadaan fisik paling sering dari uap, menjadi cairan. Uap air mengembun ke partikel udara kecil untuk membentuk embun, kabut, atau awan. TRANSPIRASI Transpirasi, yaitu proses pelepasan uap air dari tumbuh- tumbuhan melalui mulut daun dan batangnya. Evapotranspirasi, yaitu proses evaporasi dan transpirasi secara bersama-sama.
  • 19. PRESIPITASI Presipitasi, yaitu segala bentuk curahan dari atmosfer ke bumi yang meliputi hujan, hujan es, dan hujan salju. RUN OFF Run off, yaitu pergerakan aliran air di permukaan tanah melalui aliran selokan, kanal, sungai, dan anak sungainya. INFILTRASI Infiltrasi, yaitu perembesan dan pergerakan air ke dalam tanah.
  • 20. Zona penyangga (buffer zone) merupakan area yang mengelilingi zona inti. Zona ini bisa dimanfaatkan untuk kegiatan-kegiatan yang tidak mengeksploitasi sumber daya alam, seperti pendidikan, rekreasi, ekowisata dan penelitian. Contohnya seperti hutan yang ada di sekitarnya, curug Dago dan curug Omas. Zona inti (core area) merupakan kawasan yang dilindungi untuk konservasi. Di zona ini hanya diperbolehkan kegiatan penelitian yang tidak merusak dan kegiatan lain yang berdampak rendah, seperti pendidikan. Sepeti goa Jepang dan goa Belanda mnejadi tempat edukasi. Zona transisi ( transition area) merupakan area yang mengelilingi zona penyangga. Di dalam zona ini diperbolehkan kegiatan pertanian, pemukiman dan pemanfaatan lain. Untuk mengelola zona transisi harus ada kerjasama berbagai pemangku kepentingan seperti masyarakat, ilmuwan, lembaga swadaya masyarakat, pemerhati ekonomi dan pemangku kepentingan lainnya. Contohnya adanya pedagang- pedagang kaki lima, atau tempat makan sperti restoran di sekitar tahura.
  • 22. PERMASALAH EKONOMI • Permasalahan ekonomi yang ada di tahura adalah mengenai masalah biaya masuk yang sudah dibayar tetapi ketika sudah di dalam terkena biaya lagi dari masyarakat sekitar seperti parkir, masalah inflasi harga yang cukup signifikan seperti harga makanan, minuman, dan penyewaan seperti senter yang terlampau sangat jauh dari harga normal.
  • 23. PERMASALAHAN EKONOMI • Masalah yang tidak kalah penting adalah masalah transportasi seperti ojek yang harganya selalu berubah tergantung dari turis yang datang ke tahura misalnya seperti turis domestik yang asli bandung, turis domestik dari luar bandung, dan turis asing semuanya pasti harganya akan berubah. Seharusnya pengelola harus bekerja sama dengan masyarakat untuk membuat suatu sistem ekonomi yang tepat.
  • 24. PERMASALAHAN SOSIAL BUDAYA • Permasalahan sosial budaya di tahura adalah pekerjanya adalah masyarakat itu sendiri yang kurang memadai seperti tour leader, petugas, dan masyarakat sekitar yang membuka warung perorangan disekitar area tahura yang membuat tidak adanya peraturan yang jelas untuk membuka usaha di tahura, dan tindakan vandalisme yang dilakukan oleh pengunjung yang tidak bertanggung jawab.
  • 25. PERMASALAHAN SOSIAL BUDAYA • sehingga ada beberapa bangunan warung yang terbengkalai bahkan sudah tidak layak, dan menjadi merusak keindahan di tahura. Seharusnya pengelola tahura juga harus ikut masuk untuk mengelola ukm di tahura dan merapkan standar kualitas yang baik • Dan sudah ada beberapa masyarakat yang membuka usaha dengan baik dan mengikuti standar yang sudah di tetapkan oleh pemiliknya
  • 26. PERMASALAHAN LINGKUNGAN • Permasalahan lingkungan di tahura adalah masalah pembukaan lahan di hutan untuk membuka perkebunan, pembangunan wilayah wisata, dan juga beberapa untuk membangun perumahan di daerah dago. Bahkan beberapa masyarakat juga ada yang jual beli lahan tanpa sepengetahuan dari pemda bandung.
  • 27. PERMASALAHAN LINGKUNGAN • Akibat dari pembukaan lahan itu tejadi longsor dan erosi di beberapa titik di tahura karena kurangnya daerah resapan air, kurangnya daerah resapan air juga berdampak kepada seluruh di daerah bandung sehinnga di beberapa daerah bandung terjadi banjir. Dari pembukaan lahan tersebut juga menyebabkan global warming, dan juga kurangnya perhatian masyarakat dalam menjaga lingkungan. • Walaupun masyarakat sudah diberikan binaan oleh PERHUTANI dengan baik dalam skema pengelolaan hutan bersama masyarakat (PHBM). Tetapi tetap masih ada masyarakat yang melanggar.
  • 28. DAMPAK POSITIF DAN NEGATIF KEGIATAN WISATA BAGI LINGKUNGAN • Dampak Positif Sejak berkembangnya isu pemanasan global mulai ramai disemarakan, maka mulailah diperkenalkan dengan bahan-bahan yang ramah lingkungan dan mudah di daur ulang, penggunaan bahan daur ulang ini dibuat kerajinan tangan. Setelah itu masih ada dampak yang semakin meluas yaitu semakin luasnya pada pemeliharaan lingkungan, selain membuka lapangan pekerjaan baru dimasyarakat , dan menjadi salah satu tindakan nyata dalam upaya pembelajaran menjaga lingkungan di TAHURA.
  • 29. DAMPAK POSITIF DAN NEGATIF KEGIATAN WISATA BAGI LINGKUNGAN • Dampak Negatif Pembukaan lahan rekreasi wisata alam, dan wisata minat khusus, perkebunan, dan pembangunan lainnya memberikan gangguan besar terhadap kehidupan flora dan fauna liar. Selain itu adanya alih fungsi lahan sebagai sarana pendukung perkembangan pariwisata mengakibatkan banyak lahan produktif yang hilang dan tergantikan oleh bangunan beton, alih fungsi lahan tersebut juga mengakibatkan terganggunya proses penyerapan air yang bisa mengakibatkan banjir.
  • 30. DAMPAK POSITIF DAN NEGATIF KEGIATAN WISATA BAGI LINGKUNGAN • Dampak Negatif Masalah pencemaran lingkungan juga menjadi masalah yang sangat besar yaitu, pencemaran udara yang berada di kota kota besar dampaknya terasa langsung di daerah wisata seperti TAHURA yang dimana gas yag dapat merusak lapisan ozon dan menghasilkan bahan kimia di udara yang dapat menyebabkan hujan asam yang bebahaya bagi kehidupan di TAHURA. Pencemaran air juga semakin meningkat akibat pestisida, pupuk, dan bahan kimia lainnya yang digunakan dalam upaya meningkatkan keindahan fasilitas kepariwisataan.
  • 31. DAMPAK POSITIF DAN NEGATIF LINGKUNGAN DTW BAGI KEGIATAN WISATA • Dampak Positif Dampak positif lingkungan DTW terhadap kegiatan wisata adalah dimana para turis akan lebih memahami dan mempelajari arti dari sebuah PARIWISATA BERWAWASAN LINGKUNGAN. Baik turis maupun petugas yang ada di TAHURA akan lebih menjaga dari kelestarian lingkungan bahwa kawasan TAHURA itu sangat penting bagi kelangsungan seluruh makhluk hidup. Dengan bantuan dari pemerintah dengan melakukan pembinaan tentang PARIWISATA BERWAWASAN LINGKUNGAN.
  • 32. DAMPAK POSITIF DAN NEGATIF LINGKUNGAN DTW BAGI KEGIATAN WISATA • Dampak Negatif Dampak negatif lingkungan bagi kegiatan wisata adalah petugas dan UKM tidak mementingkan pelestarian lingkungan karena mereka hanya mementingkan ekonominya saja tanpa memikirkan turis dan keadaan sekitar, dan membiarkan turis melakukan tindakan apapun yang dapat merusak lingkungan. Petugasnyapun sama tidak mementingkan keadaan lingkungannya. Seharusnya pengelola dan pemerintah melakukan perekrutan dengan cara pelatihan agar memiliki SDM yang mempuni, dan harus meningkatkan pengawasan di daerah sekitar TAHURA untuk mencegah tindakan pengrusakan lingkungan.
  • 33. ANALISIS SWOT STRENGTH • Dukungan dari pemerintah melalui eksistensi kementerian Kehutanan • Perangkat peraturan perundang-undangan serta kebijakan Pemerintah Indonesia yang terkait dengan konservasi sumber daya alam hayati dan ekosistemnya serta lingkungan hidup. • Potensi kawasan tahura yang merupakan ekosistem unik serta keanekaragaman hayati yang ada didalamnya • Memiliki daya tarik wisata yang lengkap, hutan, danau, sungai, dan goa • Aksesibilitas yang mudah dari kota Bandung
  • 34. ANALISIS SWOT WEAKNESS • Lemahnya peran serta dan kelembagaan masyrakat, terutama masyarakat sekitar kawasan. • Masih lemahnya dukungan ilmu pengetahuan dan teknologi • Kekurangan sumberdaya manusia, dalam menerapkan konservasi dan perlindungan terhadap kawasan.
  • 35. ANALISIS SWOT OPPORTUNITIES • Dukungan lembaga-lembaga kemasyarakatan di tingkat lokal terhadap pelestarian sumber daya alam dan lingkungan • Potensi keanekaragaman hayati dan ekosistemnya yang unik, langka, dan bernilai ekonomi tinggi serta tingginya minat masyarakat lokal dan manca negara. • Peluang investasi ke kawasan konservasi dalam rangka pengembangan wisata alam. • Tingginya minat wisatawan terhadap kegiatan wisata outbound
  • 36. ANALISIS SWOT THREATS • Masih tingginya tingkat kerawanan kawasan, baik dari aktifitas penebangan liar dan perdagangan kayu illegal, perambahan kawasan, kebakaran hutan dan kegiatan pertambangan tanpa izin. • Kondisi perekonomian masyarakat yang masih sangat bergantung pada ketersediaan sumber daya alam di dalam kawasan. • Daya dukung lingkungan yang terbatas untuk akumulasi kegiatan wisata yang lebih besar, yang akan berdampak pada penurunan kualitas fisik lingkungan alam dan daya tarik obyek wisata itu sendiri. • Keberadaan habitat satwa dari ancaman kepunahan