SlideShare a Scribd company logo
1 of 70
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Dalam era global dimana persaingan semakin ketat di segala bidang
kehidupan, tidak ada alternatif lain selain berupaya meningkatkan sumber
daya manusia yang ada melalui upaya peningkatan mutu pendidikan di
setiap jenjang pendidikan. Keberhasilan peningkatan mutu pendidikan,
tentu tidak bisa dilepaskan dari keberadaan seorang guru.
Guru sebagai pendidik dan pengajar merupakan salah satu faktor
penentu keberhasilan setiap upaya pendidikan. Pada setiap inovasi
pendidikan khususnya dalam perubahan kurikulum dan peningkatan sumber
daya manusia yang dihasilkan dari upaya pendidikan selalu saja bermuara
pada guru. Hal ini menunjukkan betapa eksisnya peran guru dalam dunia
pendidikan.
Di dalam Undang-Undang RI Nomor 20 Tahun 2003, tentang
Sisdiknas Bab XI Pasal 39 ayat (1), dijelaskan tenaga kependidikan
bertugas melaksanakan adminsitrasi, pengelolaan, pengembangan, dan
pelayanan teknis untuk menunjang proses pendidikan dan satuan
pendidikan.
Guru memiliki posisi yang sangat penting dan menentukan
keberhasilan pendidikan. Guru berada pada lini paling depan dalam
keterlaksanaan proses pembelajaran di sekolah. Guru merupakan orang
yang paling bertanggung jawab atas kualitas dan kebermaknaan proses
2
pembelajaran di dalam kelas. Oleh karena itu, kinerja guru sangat
berpengaruh terhadap keberhasilan sebuah proses pembelajaran.
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No. 16 Tahun 2007 tentang
Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Guru, diharapkan kinerja
guru semakin meningkat dan baik.
Dalam kaitan dengan proses belajar mengajar hendaknya guru dapat
mengarahkan dan membimbing siswa untuk aktif dalam kegiatan belajar
mengajar sehingga tercipta suatu interaksi yang baik antara guru dengan
siswa maupun siswa dengan siswa. Hal ini senada juga ditulis Madri M dan
Rosmawati, bahwa terjadinya proses pembelajaran itu ditandai dengan dua
hal yaitu : (1) siswa menunjukkan keaktifan, seperti tampak dalam jumlah
curahan waktu untuk melaksanakan tugas ajar, (2) terjadi perubahan
perilaku yang selaras dengan tujuan pengajaran yang diharapkan (2004:
274).
Pada kenyataannya dari hasil temuan di lapangan masih banyak guru
yang belum mampu menerapkan metode-metode pembelajaran dengan baik.
Kondisi tersebut juga terjadi SMAN 1 Madapangga. Dari 8 (delapan) guru,
6 (enam) orang diantaranya selalu menggunakan metode pembelajaran
dengan metode ceramah, tanya jawab, diskusi dan diakhiri dengan
pemberian tugas. Pemberian materi juga lebih terpusat pada guru.
Kemampuan guru dalam mengembangkan strategi pembelajaran melalui
pemilihan metode, media, alat peraga, maupun sumber belajar belum
optimal. Dengan kondisi demikian, jika dibiarkan maka akan menghambat
3
proses pembelajaran dimana hasil belajar tidak akan dicapai dengan
maksimal.
Tugas guru adalah mendiagnosis kebutuhan belajar, merencanakan
pelajaran, memberikan presentasi, mengajukan pertanyaan, dan
mengevaluasi pengajaran. Pengelolaan kelas yang efektif merupakan
prasyarat yang kritis bagi kegiatan intruksional yang efektif agar seorang
guru berhasil mengelola kelas hendaklah ia mampu mengantisipasi tingkah
laku siswa yang salah dan mencegah tingkah laku demikian agar tidak
terjadi.
Berdasarkan hal di atas sudah seharusnya dalam proses belajar
mengajar seorang guru mampu memilih dan menggunakan metode
pembelajaran yang sesuai, agar siswa dapat belajar secara efektif dan
efisien sesuai tujuan yang diharapkan. Peranan guru dalam menentukan
metode pembelajaran sangatlah penting, sehingga guru hanya sebagai
fasilitator saja. Kondisi tersebut tentu menjadi keprihatinan tersendiri bagi
kepala sekolah. Oleh karena itu, pada tahap awal peneliti yang sekaligus
kepala sekolah di SMAN 1 Madapangga berupaya melakukan upaya
pendekatan dengan sesama guru melalui perbincangan untuk mengetahui
hal-hal yang menjadi kendala oleh guru dalam memilih metode
pembelajaran yang tepat dan sesuai dengan pembelajaran.
Dari hasil wawancara tersebut, dihasilkan suatu kesimpulan bahwa
kesulitan guru dalam memilih didasari oleh sulitnya menentukan materi
dengan kegiatan pembelajaran yang tepat. Selain itu kondisi siswa yang
motivasinya rendah menjadi kendala tersendiri dalam mengaplikasikan
4
metode pembelajaran tertentu pembelajaran yang belum memenuhi semua
kebutuhan pembelajaran.
Mengacu pada hasil di atas, maka guru dan peneliti melakukan
kesepakatan untuk memperbaiki kondisi yang ada melalui kegiatan
supervisi yaitu supervisi klinis. Supervisi klinis adalah suatu proses
bimbingan yang bertujuan untuk membantu pengembangan professional
guru/calon guru, khususnya dalam penampilan mengajar, berasarkan
observasi dan analisis data secara teliti dan objektif sebagai pegangan
untuk perubahan tingkat laku mengajar tersebut (John J. Bolla dalam
Ngalim Purwanto 2009: 91). Dengan adanya pelaksanaan supervisi oleh
kepala sekolah diharapkan member dampak terhadap terbentuknya sikap
professional guru.
Bertitik tolak dari uraian di atas maka penulis tertarik untuk
mengadakan Penelitian Tindakan Sekolah dengan judul “Upaya
Meningkatkan Kemampuan Guru dalam Penggunaan Metode Pembelajaran
Melalui Supervisi Klinis di SMAN 1 Madapangga Tahun Pelajaran
2016/2017”.
B. Identifikasi Masalah
Mengacu pada latar belakang masalah diatas, kondisi yang terjadi di
SMAN 1 Madapangga dapat diidentifikasikan sebagai berikut:
1. Sebagian besar guru di SMAN 1 Madapangga belum mampu
menggunakan metode pembelajaran yang variatif.
5
2. Pemilihan metode pembelajaran sering tidak sesuai dengan materi
yang diajarkan, sehingga hasilnya kurang optimal.
3. Sebagian besar guru SMAN 1 Madapangga mengalami kesulitan
dalam penguasaan matode pembelajaran karena kurangnya
pengetahuan tentang hal itu.
4. Pelatihan tentang penerapan metode pembelajaran sudah dilakukan
namun kurang diaplikasikan sehingga hasilnya menjadi kabur.
C. Pembatasan Masalah
Dari permasalahan yang muncul di SMAN 1 Madapangga, agar hasil
penelitian tindakan sekolah ini lebih maksimal maka permasalahan yang
akan dibahas dibatasi pada : upaya meningkatkan kemampuan guru dalam
penggunaan metode pembelajaran melalui supervisi klinis.
D. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas dapat
dirumuskan permasalahan, yaitu : bagaimanakah upaya meningkatkan
kemampuan guru dalam penggunaan metode pembelajaran melalui
supervisi klinis?
E. Tujuan Penelitian
Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah: untuk
mengetahui upaya peningkatan kemampuan guru dalam penggunaan
metode pembelajaran melalui supervisi klinis.
6
F. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat untuk:
1. Bagi Sekolah
a. Memberikan sumbangan pemikiran bagi sekolah-sekolah dalam
rangka perbaikan proses pembelajaran sehingga dapat meningkatkan
kualitas pendidikan di sekolah.
b. Menambah pengetahuan dan ketrampilan guru-guru sehingga dapat
dimanfaatkan untuk aktifitas pembelajaran, yang akhirnya dapat
meningkatkan mutu sekolah.
2. Bagi Guru
a. Meningkatkan hubungan sosial positif antar pribadi guru dengan
guru dan guru dengan kepala sekolah.
b. Meningkatkan kemampuan guru dalam penggunaan metode
pembelajaran.
c. Menambah pengetahuan dan keterampilan dalam penggunaan
metode pembelajaran.
3. Bagi Masyarakat
Memberikan masukan dan pengetahuan bagi masyarakat secara umum
dan orang tua siswa mengenai penerapan metode pembelajaran, bahwa
guru telah berupaya mengoptimalkan hasil kegiatan belajar-mengajar
dengan memanfaatkan alat peraga.
7
G. Definisi Istilah
Beberapa istilah yang digunakan dalam judul di atas, secara garis
besar beberapa istilah yang ada dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Peningkatan
Peningkatan adalah proses, perbuatan, cara, meningkatkan usaha (Em
Zul Fajri, dkk, 2006: 820). Jadi yang dimaksudkan dengan istilah upaya
peningkatan adalah daya atau usaha yang dilakukan untuk
meningkatkan sesuatu.
2. Kemampuan Guru
Kemampuan sering disebut dengan istilah kompetensi. Menurut Abdul
Majid (2005: 5-6) kompetensi adalah seperangkat tindakan inteligen
penuh tanggung jawab yang harus dimiliki seseorang sebagai syarat
untuk dianggap mampu melaksanakan tugas-tugas dalam bidang
pekerjaan tertentu. Sedangkan guru adalah pendidik dalam hal ini
pendidik di lingkungan sekolah dasar. Jadi kemampuan guru adalah
seperangkat tindakan penuh tanggung jawab ang dimiliku oleh para
pendidik di lingkungan sekolah dasar.
3. Metode Pembelajaran
Mengacu pada pengertiannya, metode mengajar adalah cara yang
dipergunakan guru dalam mengadakan hubungan degan siswa pada saat
berlangsungnya pembelajaran (Nana Sudjana, 2005: 76).
4. Supervisi Klinis
Supervisi klinis adalah bentuk supervisi yang difokuskan pada
peningkatan mengajar dengan melalui siklus yan sistematik, dalam
8
perencanaan, pengamatan serta analisis yang intensif dan cermat
tentang penampilan mengajar yang nyata, serta bertujuan mengadakan
perubahan dengan cara yang rasional (Piet A. Sahertian, 2008: 36).
5. SMAN 1 Madapangga
SMAN 1 Madapangga merupakan salah satu lembaga pendidikan
tingkat menengah yang berada di wilayah desa Dena Kecamatan
Madapangga.
6. Tahun Pelajaran 2016/2017
Tahun Pelajaran 2016/2017 adalah tahun pelaksanaan kegiatan
Penelitian Tindakan Sekolah yang dilakukan.
Dari uraian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud
dengan judul di atas adalah usaha yang dilakukan untuk meningkatkan
kemampuan guru dalam menggunakan merode pembelajaran melalui
kegiatan supervise klinis di SMAN 1 Madapangga Kabupaten Bima Tahun
Pelajaran 2016/2017.
9
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Landasan Teori dan Hasil Penelitian yang Relevan
1. Landasan Teori
a. Kemampuan Guru SD dalam Kegiatan Belajar Mengajar
Proses belajar mengajar merupakan kegiatan aktif siswa dalam
membangun makna atau pemahaman. Dengan demikian, guru perlu
memberikan dorongan kepada siswa untuk menggunakan otoritasnya
dalam membangun gagasan. Tanggung jawab untuk menciptakan situasi
yang mendorong prakarsa, motivasi, dan tanggung jawab siswa untuk
belajar sepanjang hayat (Depdiknas, 2002: 1).
Dalam proses belajar mengajar menggambarkan adanya satu
kesatuan yang tidak terpisahkan antara siswa yang belajar dengan guru
yang mengajar, antara kedua kegiatan ini terjadi interaksi yang sangat
menunjang.
Kemampuan sering disebut dengan kompetensi. Menurut Abdul
Majid (2005: 5-6) kompetensi adalah seperangkat tindakan inteligen
penuh tanggung jawab yang harus dimiliki seseorang sebagai syarat
untuk dianggap mampu melaksanakan tugas-tugas dalam bidang
pekerjaan tertentu. Sifat inteligen harus ditunjukkan sebagai kemahiran,
ketepatan dan keberhasilan bertindak. Sifat tanggung jawab harus
ditunjukkan sebagai kebenaran tindak baik dipandang dari sudut ilmu
pengetahuan, teknologi maupun etika.
10
Menurut Cece Wijaya (1991: 35), secara garis besar
mengelompokkan 10 kompetensi dasar yang harus dimiliki oleh seorang
guru yaitu:
1) Mampu menguasai mata pelajaran
2) Mampu mengelola program belajar mengajar
3) Mampu mengelola kelas
4) Mampu mengelola dan menggunakan media serta sumber belajar
5) Mampu menilai prestasi belajar
6) Mampu mengenal dan menyelenggarakan administrasi sekolah
7) Mengenal fungsi layanan bimbingan dan konseling di sekolah
8) Mengelola interaksi-interaksi belajar mengajar
9) Menguasai landasan-landasan pendidikan
10) Memahami prinsip-prinsip dan menafsirkan hasil penelitian
pendidikan guna keperluan mengajar.
Dengan demikian, kompetensi yang dimiliki oleh setiap guru akan
menunjukkan kualitas guru dalam mengajar. Kompetensi tersebut akan
terwujud dalam bentuk penguasaan pengetahuan dan profesional dalam
menjalankan fungsinya sebagai guru. Artinya guru bukan saja harus
pintar tapi juga pandai mentrasfer ilmunya kepada peserta didik.
Salah satu kemampuan/kompetensi yang sangat menentukan
keberhasilan dari kegiatan pembelajaran adalah mampu mengelola
program kegiatan belajar mengajar. Pengelolaan tersebut dapat
dilakukan dengan memilih dan menerapkan metode pembelajaran yang
tepat dan sesuai dengan tujuan pembelajaran.
11
b. Metode Pembelajaran
1) Hakikat Metode Pembelajaran
Terjadinya proses belajar sebagai upaya untuk memperoleh hasil
belajar sesungguhnya sulit untuk diamati karena ia berlangsung di
dalam mental. Sehubungan dengan hal ini, para ahli cenderung
menggunakan pola tingkah laku manusia sebagai suatu model yang
menjadi prinsi-prinsip belajar. Untuk mengoptimalkan proses belajar
salah satu alternatif yang dilakukan adalah dengan memilih metode
belajar yang tepat dan sesuai dengan tujuan pembelajaran.
Mengacu pada pengertiannya, metode mengajar adalah cara yang
dipergunakan guru dalam mengadakan hubungan dengan siswa pada
saat berlangsungna pembelajaran (Nana Sudjana, 2005: 76).
Metode yang ideal dalam belajar sebagaimana dikemukakan oleh
Dewey (Samuel Smith, 1986: 260) memiliki ciri: 1. Murid harus benar-
benar tertarik pada kegiatan, 2. Pengalaman atau pekerjaan yang
edukatif ia harus menemukan dan memecahkan kesukaran atau masalah,
3. Mengumpulkan data-data melalui ingatan pemikiran dan pengalaman
pribadi atau penelitian, 4. Menentukan cara pemecahan kesukaran atau
masalah, 5. Mencoba cara terbaik untuk memecahkan sesuatu melalui
penerapan dalam pengalaman, percobaan atau kehidupan sehari-hari.
Metode yang baik diharapkan dapat meningkatkan aktivitas
kegiatan belajar siswa. Dengan kegiatan belajar mengajar terciptalah
interaksi edukatif yang dinamis. Dalam interaksi itu guru berperan
sebagai penggerak atau pembimbing, sedangkan siswa berperan sebagai
12
penerima (dibimbing). Proses interaktif itu akan berjalan baik, kalau
siswa lebih banyak aktif dibandingkan dengan guru, oleh karenanya
metode mengajar yang baik adalah metode yang menumbuhkan
kegiatan belajar siswa, serta menggunakan metode mengajar secara
bervariasi.
Atas pengertian tersebut maka metode mengajar merupakan alat
yang merupakan bagian dari cara dalam pelaksanaan suatu strategi
belajar mengajar. Strategi merupakan alat, sedangkan metode
merupakan alat untuk mencapai tujuan belajar.
2) Penerapan Metode dalam Kegiatan Pembelajaran
Metode apapun yang digunakan dalam kegiatan belajar mengajar,
sudah seharusnya siswa diposisikan sebagai pusat perhatian utama. Pola
pembelajaran di kelas tidak hanya dilakukan oleh didatik-metodik apa
yang digunakan, melainkan juga bagaimana peran guru dalam
memperkaya pengalaman belajar siswa. Pengalaman belajar diperoleh
melalui serangkaian penjelajahan lingkungan secara aktif.
Pembelajaran bahasa diarahan pada upaya mempertajam kepekaan
perasaan siswa, kepekaan sosial. Kepekaan sosial ini akan memperkaya
strategi komunikasi. Siswa tidak hanya diharapkan mampu memahami
informasi yang disampaikan secara lugas atau secara langsung,
melainkan juga yang disampaikan secara terselubung atau tidak
langsung.
Karena itu, dalam kegiatan belajar mengajar, menurut Dra
Roestiyah (dalam Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain, 2006: 74),
13
guru harus memiliki strategi agar anak didik dapat belajar secara efektif
dan efisien, mengena pada tujuan yang diharapkan. Salah satu langkah
untuk memiliki strategi itu adalah harus mengajar. Dengan demikian,
metode mengajar adalah strategi pengajaran sebagai alat untuk
mencapai tujuan yang diharapkan.
3) Pemilihan dan Penentuan Metode
Titik sentral yang harus dicapai oleh setiap kegiatan belajar
mengajar adalah tercapainya tujuan pengajaran. Guru sebagai salah satu
sumber belajar berkewajiban menyediakan lingkungan belajar yang
kreatif bagi kegiatan belajar anak didik di kelas.
Salah satu kegiatan yang harus guru lakukan adalah melakukan
pemilihan dan penentuan metode yang bagaimana yang akan dipilih
untuk mencapai tujuan pengajaran (Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan
Zain, 2006: 77). Pemilihan dan penentuan metode ini didasari adanya
metode-metode tertentu yang tidak bisa dipakai untuk mencapai tujuan
tertentu.
4) Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pemilihan Metode
Winarno Surakhmad (1990: 97) mengatakan, bahwa pemilihan dan
penentuan metode dipengaruhi oleh beberapa faktor, sebagai berikut:
a) Anak didik
Anak didik adalah manusia berpotensi yang menghajatkan
pendidikan.
b) Tujuan
14
Tujuan adalah sasaran yang dituju dari setiap kegiatan belajar
mengajar.
c) Situasi
Situasi kegiatan belajar mengajar yang guru ciptakan tidak
selamanya sama dari hari ke hari.
d) Fasilitas
Fasilitas merupakan hal yang mempengaruhi pemilihan dan
penentuan metode mengajar.
e) Guru
Setiap guru mempunyai kegiatan yang berbeda. Seorang guru yang
bertitel sarjana pendidikan dan keguruan, berbeda dengan guru yang
sarnaja bukan pendidikan dan keguruan di bidang penguasaan ilmu
kependidikan dan keguruan.
B. Supervisi Klinis
1) Pengertian Supervisi
Supervisi adalah usaha dari pertugas-petugas sekolah dalam
memimpin guru-guru dan petugas-petugas lainnya dalam memperbaiki
pengajaran, termasuk menstimulasi, menyeleksi pertumbuhan jabatan
dan perkembangan guru-guru serta merevisi tujuan-tujuan pendidikan,
bahan pengajaran atau metode serta evaluasi pengajaran (Piet A.
Sahertian, dkk, 2000: 17).
Supervisi juga didefinisikan sebagai segala bantuan dari para
pemimpin sekolah, yang tertuju kepada perkembangan kepemimpinan
15
guru-guru dan personel sekolah lainnya di dalam mencapai tujuan-ujuan
pendidikan (Ngalim Purwanto, 2009: 76).
Mengacu pada pengembangannya, supervisi terbagi dalam
beberapa model seperti (Piet A. Sahertian, 2008: 34):
a) Model konvensional
b) Model ilmiah
c) Model klinis
d) Model artistik
2) Supervisi Klinis
Supervisi klinis adalah bentuk supervisi yang difokuskan pada
peningkatan mengajar dengan melalui siklus yang sistematik, dalam
perencanaan, pengamatan serta analisis yang intensif dan cermat
tentang penampilan mengajar yang nyata, serta bertujuan mengadakan
perubahan dengan cara yang rasional (Piet A. Sahertian, 2008: 36).
Richard Waller (dalam Ngalim Purwanto, 2009: 90), memberikan
definisi tentang supervisi sebagai berikut:
Supervisi klinis adalah supervisi yang difokuskan pada perbaikan
pengajaran dengan melalui siklus yang sistematis dari tahap
perencanaan, pengamatan, dan analisis intelektual yang intensif
terhadap penampilan mengajar sebenarnya dengan tujuan untuk
mengadakan modifikasi rasional (Clinical surervision may b
defined as supervision focused upn the improvement if instruction
by means of systematic cycles of planning, observation and
16
intensive intellectual analysis of actual teaching performances in
the interest of ration modification).
Keith Acheson dan Meredith D. Gall, mengemukakan bahwa :
supervisi klinis adalah proses membantu guru memperkecil
ketidaksesuaian (kesenjangan) antara tingkah laku mengajar yang nyata
dengan tingkah laku mengajar yang ideal (Ngalim Purwanto, 2009: 90).
Secara teknik mereka katakan bahwa supervisi klinis adalah suatu
model supervisi yang terdiri atas tiga fase, yaitu (1) pertemuan
perencanaan, (2) observasi kelas, dan (3) pertemuan balik.
Dari kedua definisi tersebut di atas, John J. Bolla menyimpulkan
bahwa (Ngalim Purwanto, 2009: 91):
“Supervisi klinis adalah suatu proses bimbinganyang bertujuan
untuk membantu pengembangan profesional guru calon guru,
khususnya dalam penampilan mengajar, berdasarkan observasi dan
analisis data secara detail dan objektif sebagai pegangan untuk
perubahan tingkah laku mengajar tertentu.”
Secara umum supervisi klinis diartikan sebagai bentuk bimbingan
profesional yang diberikan kepada guru berdasarkan kebutuhannya
melalui siklus yang sistematis. Siklus sistematis ini meliputi :
perencanaan, observasi yang cermat atas pelaksanaan dan pengkajian
hasil observasi dengan segera dan obyektif tentang penampilan
mengajarnya yang nyata.
Selanjutna La Solo (1983: 56) menjelaskan beberapa hal yang
harus diperhatikan dala pelaksanaan supervise klinis, antara lain adalah:
17
a) Supervisi klinis dilakukan dalam bentuk bimbingan atau berbagi
pengalaman dan pengetahuan untuk meningkatkan kualitas
pembelajaran, bukan perintah atau instruksi atasan pada bawahan.
b) Aspek dan jenis keterampilan yang akan disupervisi diusulkan oleh
guru atau sebuah kesepakatan hasil kajian bersama antara guru
dengan supervisor.
c) Walaupun guru menggunakan berbagai strategi, metode, media dan
keterampilan pembelajaran secara terintegrasi, sasaran supervisi
klinis hanya pada aspek dan jenis keterampilan yang disepakati.
d) Supervisor merefleksikan data dan fakta objektif hasil observasi
selama proses pembelajaran berlangsung.
e) Supervisor merefleksi data dan fakta objektif hasil observasi selama
prses pemelajaran berlangsung.
f) Balikan diberikan segera setelah kegiatan supervisi berlangsung.
g) Guru yang disupervisi diberikan kesempatan seluas-luasnya
memberikan argumentasi yang mendasari pilihan tindakan dan
perilaku yang digunakan dalam proses pembelajaran.
h) Supervisor lebih banyak bertanya dan mendengar daripada
memberikan arahan apalagi perintah.
i) Setelah didapat pemahaman bersama dan dirasa belum mencapai
kondisi optimal yang diinginkan. Supervisi dapat dilanjutkan pada
siklus berikutnya.
j) Satu siklus supervisi klinis terdiri dari 5 (lima) tahapan kegiatan
yaitu: a) merumuskan kesepakatan, b) menyusun perencanaan, c)
18
melaksanakan proses pembelajaran, melakukan observasi dan
merefleksi data dan fakta obserbvasi, dan e) merancang siklus
berikutnya.
3) Karakteristik Supervisi Klinis
Merujuk pada pengertian yang telah dipaparkan, terdapat beberapa
karakteristik supervisi klinis, yaitu :
a) Perbaikan dalam mengajar mengharuskan guru mempelajari
keterampilan-keterampilan intelektual dan bertingkah laku
berdasarkan keterampilan tersebut.
b) Fungsi utama supervisor adalah mengajar keterampilan-
keterampilan kepad guru.
c) Fokus supervise klinis, meliputi:
(1) Perbaikan cara mengajar dan bukan mengubah kepribadian guru.
(2) Dalam perencanaan pengajaran dan analisisnya merupakan
pegangan supervisor dalam memperkirakan perilaku mengajar
guru.
(3) Pada sejumlah ketrampilan mengajar yang mempunyai arti bagi
pendidikan dan berada dalam jangkauan guru.
(4) Pada analisis yang konstruktif dan memberi penguatan
(reinforcement) pada pola-pola atau tingkah laku yang berhasil
daripada “mencela” dan “menghukum” pola-pola tingkah laku
yang belum sukses.
(5) Berdasarkan pada bukti pengamatan dan bukan atas keputusan
penilaian yang tidak didukung oleh bukti nyata.
19
d) Siklus dalam merencanakan, mengajar dan menganalisis merupakan
suatu komunitas dan dibangun atas dasar pengalaman masa lampau.
e) Supervise klinis merupakan suatu proses memberi dan menerima
informasi ang dinamis dimana supervisor dan guru merupakan
teman sejawat didalam mencari pengerian bersama mengenai proses
pendidikan.
f) Proses supervise klinis terutama berpusat pada interaksi vernal
megenai analisis jalannya pelajaran.
g) Setiap guru mempunyai kebebasan maupun tanggung jawab untuk
mengemukakan pokok-pokok persoalan, menganalisis cara
mengajarnya sendiri dan mengembankan gaya mengajarnya.
h) Supervisor mempunyai kebebasan dan tanggung jawab untuk
menganalisis dan mengevaluasi cara supervisi yang dilakukannya
dengan cara yang sama seperti ketika ia menganalisis dan
mengevaluasi cara mengajar guru.
2. Hasil Penelitian yang Relevan
Salah satu tugas kepala sekolah adalah supervisor, yaitu
mensupervisi pekerjaan yang dilakukan oleh tenaga kependidikan. Jika
kepala sekolah sebagai supervisor dapat melakukan tugas, fungsi dan
tanggung jawabnya dengan baik melaksanakan supervisi pendidikan
secara efektif dan proporsional maka logikanya pemberian supervisi
oleh kepala sekolah akan meningkatkan kinerja guru.
Berkaitan dengan hasil penelitian yang relevan berkaitan dengan
upaya peningkatan kemampuan profesionalisme guru melalui supervisi
20
klinis, salah satu peneliti yang menerapkan supervisi klinis adalah
Amidon, Shin, dan Martin. Bluberg dan Amidon menemukan bahwa
guru lebih menyukai dan menghargai penerapan komunikasi tidak
langsung yang merupakan unsur penting dalam supervisi klinis.
3. Usulan-usulan tentang Penyelesaian Masalah/Menghadapi
tantangan
Guru merupakan suatu profesi yang artinya suatu jabatan atau
pekerjaan yang memerlukan keahlian khusus sebagai guru. Jenis
pekerjaan ini mestinya tidak dapat dilakukan oleh sembarang orang
diluar bidang kependidikan, walaupun pada kenyataannya masih
banyak dilakukan oleh orang di luar kependidikan.
Aktifitas guru dalam mengajar dan aktifitas siswa dalam belajar
sangat bergantung pada pemahaman guru terhadap mengajar. Mengajar
bukan hanya sekedar menyampaikan ilmu pengetahuan, melainkan
mengandung makna yang lebih luas, yakni terjadinya interaksi
manusiawi dengan berbagai aspek yang cukup komplek.
Iklim belajar yang kondusif harus ditunjang oleh berbagai
fasilitas belajar yang menyenankan, seperti sarana, pengaturan
lingkungan, penampilan, dan sikap guru dan diantara peserta didik itu
sendiri serta penataan organisasi dan bahan pembelajaran secara tepat,
sesuai dengan kemampuan dan perkembangan peserta didik. Iklim
belajar yang menyenangkan akan membangkitkan semangat dan
menumbuhkan aktivitas serta kreatifitas peserta didik.
21
Namun kecenderungan di lapangan menunjukkan bahwa
kemampuan guru dalam memilih metode pembelajaran belum
maksimal. Di kelas masih banyak ditemukan guru-guru yang mengajar
tanpa menggunakan metode yang tepat. Diharapkan melalui
pelaksanaan kegiatan supervisi klinis, kemampuan guru dalam
menggunakan menggunakan metode pembelajaran dapat ditingkatkan.
Untuk lebih jelasnya, berikut ini penulis memberikan gambaran
tentang rencana pemecahan masalah dalam pelaksanaan Penelitian
Tindakan Sekolah (PTS):
Gambar 1 Gambar Kerangka Pemecahan Masalah
22
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Pentahapan Penelitian Tindakan
1. Tahap Persiapan
Beberapa kegiatan yang dilaksanakan pada tahap awal kegiatan
supervisi meliputi:
a. Menganalisis rencana pelajaran
b. Menyusun format / instrumen supervisi
c. Menetapkan bersama aspek-aspek yang akan diobservasi
d. Menyiapkan materi pembinaan supervisi
e. Menentukan instrumen supervisi
f. Menyusun proposal
g. Melakukan pembinaan awal terhadap guru mengenai tahapan
pelaksanaan supervisi yang akan dilakukan.
Hal-hal yang diperhatikan supervisor meiputi:
a. Membina keakraban dengan guru.
b. Mengidentifikasi tujuan PTS yaitu meningkatkan kemampuan guru
dalam menentukan metode pembelajaran
c. Memberikan penjelasan tentang pentingnya pemilihan metode yang
tepat dan sesuai dengan tujuan pembelajaran
d. Membantu guru memperbaiki tujuannya sendiri.
e. Menetapkan jadwal pelaksanaan observasi
23
2. Pelaksanaan
Tahap pelaksanaan meliputi :
a. Jadwal pelaksanaan
Penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan Oktober tahun 2016 .
b. Obyek yang akan diteliti
Obyek yang akan diamati meliputi :
1) Pelaksanaan kegiatan pembelajaran di kelas X, XI, dan XII.
2) Kemampuan dan proses penggunaan metode pembelajaran
3. Pelaporan
a. Melaporkan hasil penelitian
b. Menyusun Penelitian Tindakan Sekolah (PTS)
B. Lokasi dan Waktu Penelitian
1. Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SMAN 1 Madapangga Kabupaten
Bima.
2. Waktu
Penelitian ini dilaksanakan dengan jadwal sebagai berikut :
Tabel 2
Waktu Penelitian
Siklus I Tanggal
Perencanaan
Pelaksanaan
Pengamatan dan Evaluasi
Refleksi
15 Oktober 2016
18,19,20 Oktober 2016
18,19,20,21 Oktober 2016
23 Oktober 2016
Perencanaan
Pelaksanaan
Pengamatan dan Evaluasi
Refleksi
25 Oktober 2016
26,27,28 Oktober 2016
26,27,28,29 Oktober 2016
30 Oktober 2016
24
C. Subyek Penelitian
Subyek yang diteliti pada pelaksanaan Penelitian Tindakan Sekolah
ini, adalah sebagai berikut:kepala sekolah (dirinya sendiri), guru kelas X,
XI, dan XII yaitu : Guru kelas X (Sdri. Sri Astuti), guru kelas XI (Sdri. Siti
Aminah S, Pd), dan guru kelas XII (Ibrahim, S.PdI), dan siswa.
D. Tindakan
Tindakan yang dilakukan untuk meningkatkan kemampuan guru
dalam mengguakan metode pembelajaran pada guru kelas X, XI, dan XII
adalah melalui Penelitian Tindakan Sekolah (PTS) melalui teknik supervisi
klinis.
Langkah-langkah yang digunakan sebagai prosedur penelitian
tindakan, mengacu pada pendapat yang dikemukakan oleh Kemmis dan M.
Taggart, dengan menggunakan model spiral. Langkah-langkah tersebut
meliputi: perencanaan (planning), pelaksanaan (action), observasi
(observing), dan refleksi (reflection). Siklus model Kemmis Taggart ini
dilakukan secara berulang dan berkelanjutan seperti siklus di bawah ini:
25
Adapun pelaksanaan kegiatan pada tiap tahapan penelitian tindakan
kelas tersebut adalah sebagai berikut.
1. Perencanaan
Tahap ini mencakup semua perencanaan tindakan seperti
pembuatan rencana pelaksanaan pembelajaran yang dialami,
menyiapkan pelaksananan supervisi, alat supervisi serta mernecanakan
pula langkah-langkah tindakan apa yang dilakukan
Dalam tahap ini penulis menetapkan seluruh rencana tindakan
yang akan dilakukan untuk memperbaiki kemampuan guru dalam
menentukan metode pembelajaran. Adapun langkah-langkah yang
ditempuh dalam tahap perencanaan meliputi:
a. Menyusun rencana tindakan dengan mengacu pada hasil supervisi
awal
b. Guru menyusun RPP
c. Menyiapkan bahan kegiatan
d. Menyiapkan media pembelajaran
e. Menyipkan lembar observasi
f. Menyiapkan lembar wawancara
g. Melakukan diskusi dengan teman sejawat
2. Pelaksanaan
Pelaksanaan tindakan melalui teknik supervisi kelas dilakukan
dengan mengikuti alur perencanaan yang sudah disusun sehingga tujuan
yang diharapkan dapat tercapai.
26
3. Observasi
Observasi dilakukan yaitu dengan mengamati kinerja guru dalam
melakukan proses pembelajaran, khususnya menentukan metode. Hal
ini dimaksudkan untuk mengetahui apakah aktivitas guru sudah sesuai
dengan apa yang tercantum dalam lembar observasi atau tidak.
4. Refleksi
Refleksi merupakan pengkajian hasil data yang telah diperoleh
saat observasi oleh penulis, praktikan dan pembimbing. Refleksi
berguna untuk memberikan makna terhadap proses dan hasil
(perubahan) yang telah dilakukan. Hasil refleksi yang ada dijadikan
bahan pertimbangan untuk membuat perencanaan tindakan dalam siklus
selanjutnya yang berkelanjutan sampai supervisi dinyatakan berhasil.
Kajian selanjutnya yang dilakukan oleh peneliti adalah
mendeskripsikan hasil penelitian ini ke dalam bentuk laporan sehingga
hasil penelitian dapat diketahui dengan mudah oleh pembaca. Adapun
daur pelaksanaan Penelitian Tindakan Sekolah dapat dilihat dalam
bagan berikut ini:
27
Gambar 2. Diagram Daur Siklus Penelitian Tindakan Sekolah
Adapun tindakan yang dilakukan pada tiap siklus penelitian tindakan
sekolah adalah sebagai berikut:
1. Tindakan Siklus I
a. Perencanaan Tindakan
1) Menyusun dokumen Perencanaan, pelaksanaan, dan pemantauan
dalam rangka membatu guru mengelola proses pembelajaran
28
untuk mencapai tujuan pembelajaran dengan mengacu pada
refleksi hasil observasi awal.
2) Menyiapkan lembar observasi
3) Menyiapkan daftar pertanyaan
4) Menentukan jadwal penyelenggaraan
5) Membuat alat penilaian untuk mengukur kemampuan guru
b. Implementasi Tindakan
Tindakan dalam penelitian ini adalah melaksanakan proses
supervisi berdasarkan skenario yang sudah dirancang yaitu upaya
peningkatan kemampuan guru dalam penggunaan metode
pembelajaran. Indikator keberhasilan pada tahap ini adalah guru
meningkat kemampuannya.
c. Observasi dan Interpretasi
Observasi merupakan proses mengamati kegiatan pembelajaran
secara teliti di kelas. Tujuan untuk memperoleh objektif tentang
situasi pembelajaran, kesulitan guru, perbaikan proses pembelajaran.
Saat kegiatan supervisi berlangsung peneliti melakukan pengamaan
dengan menggunakan lembar pengamatan atau observasi yang
bertujuan untuk memperoleh gambaran aktivitas dari guru dan
kreativitas guru dalam menentukan metode pembelajaran.
d. Analisis dan Refleksi
Analisis terhadap hasil tindakan meliputi:
1) Menganalisis metode pembelajaran yang digunakan guru
2) Menganalisis kesesuaian metode dengan tujuan pembelajaran
29
3) Merefleksi data hasil pengamatan yang dibuat untuk digunakan
sebagai acuan dalam merefleksi hasil kegiatan.
Hasil analisis data-data tersebut akan dipergunakan sebagai
acuan untuk merencanakan tindakan pada siklus berikutnya.
2. Tindakan Siklus II
Adapun tindakan pada siklus II adalah sebagai berikut:
a. Perencanaan Tindakan
Langkah-langkah perencanaan tindakan pada siklus II antara lain:
1) Menyusun dokumen Perencanaan, pelaksanaan, dan pemantauan
dalam rangka membatu guru mengelola proses pembelajaran
untuk mencapai tujuan pembelajaran dengan mengacu pada hasil
tindakan sekolah pada siklus I.
2) Membuat lembar pengamatan untuk melihat pnerapan metode
pembelajaran. Merencanakan melakukan penilaian tahap akhir
dan mempublikasikan hasil supervisi klinis terhadap penggunaan
metode pembelajaran.
b. Implementasi Tindakan
Kegiatan yang dilaksanakan dalam penelitian tindakan sekolah
ini adalah melaksanakan rencana pelaksanaan supervisi.
c. Observasi dan Interpretasi
Saat proses supervisi berlangsung peneliti melakukan
pengamatan kembali terhadap penggunaan metode pembelajaran
untuk memperoleh gambaran tentang kemampuan guru dalam
penentuan metode pembelajaran dan aktivitas siswa dalam
30
mengikuti kegiatan belajar mengajar untuk memperoleh hasil yang
optimal.
d. Analisis dan Refleksi
Analisis terhadap hasil tindakan meliputi:
1) Menganalisis hasil akhir penggunaan metode pembelajaran
masing-masing guru.
2) Menganalisis nilai akhir dari penggunaan metode pembelajaran
pembelajaran pada guru kelas X, XI dan XII.
3) Menghitung jumlah guru yang memenuhi kriteria tuntas.
Jika analisis penggunaan metode pembelajaran pada siklus 1
dan 2 mengalami peningkatan maka strategi peningkatan
penggunaan metode pembelajaran melalui supervisi klinis perlu
disarankan untuk diterapkan dalam pembelajaran.
E. Teknik Pengumpulan Data
Teknik yang digunakan untuk mengumpulkan data meliputi observasi,
wawancara, dan dokumentasi yang masing-masing secara singkat diuraikan
sebagai berikut:
1. Observasi
Metode observasi ini digunakan untuk memperoleh data proses
pembelajaran dengan variabel kemampuan guru dalam menentukan
metode pembelajaran yang terdiri dari lembar rencana pembelajaran
yang dibuat oleh guru, lembar pelaksanaan penilaian oleh guru, lembar
31
penilaian keterampilan melaksanakan hubungan pribadi, lembar
aktifitas siswa dalam pembelajaran.
2. Wawancara
Kegiatan wawancara, dilakukan dengan cara wawancara tidak
terstruktur dilakukan secara mendalam. Maksudnya, wawancara tidak
dilakukan secara formal dan ketat, melainkan secara akrab, sehingga
guru merasa tidak diwawancarai dan data yang diperoleh lebih akurat.
Hal yang dibicarakan dalam wawancara antara peneliti
(supervisor) dengan guru adalah tentang penggunaan alat peraga dalam
pembelajaran. Wawancara dilakukan dengan tujuan memperoleh
informasi yang akurat tentang penggunaan alat peraga dan hasilnya.
3. Dokumentasi
Dokumentasi merupakan kegiatan penelitian dengan mengamati
berbagai dokumen yang berkaitan dengan topik dan tujuan penelitian.
Data dalam penelitian yang dihimpun melalui dokumentasi adalah hasil
kegiatan belajar pembelajaran sebelum dan setelah kegiatan supervisi
terhadap penggunaan metode pembelajaran, dokumentasi sekolah, data
guru dan profil sekolah.
F. Teknik Analisis Data
Teknik analisis data dilakukan dengan melakukan analisis SWOT,
yang terdiri dari unsur-unsur S-Strength (kekuatan), W-Weaknesses
(kelemahan), O-Opportuniy (kesempatan), T-Threat (ancaman). Empat hal
tersebut dilihat dari sudut kepala sekolah yang melaksanakan dan guru
yang dikenai tindakan (Suharsimi Arikunto, 2008: 7).
32
Melalui penerapan teknik analisis SWOT, kekuatan dan kelemahan
yang ada pada diri peneliti dan subjek tindakan diidentifikasi secara
cermat sebelum mengidentifikasi yang lain.
Unsur kesempatan dan ancaman diidentifikasi dari luar peneliti dan
juga luar dini guru (subyek yang dikenai tindakan). Melalui pemanfaatan
unsur ini, peneliti mempertimbangkan faktor dari luar peneliti sendiri
maupun guru sebagai subyek tindakan yang bisa dimanfaatkan dan
dipertimbangkan karena bisa memberikan dampak yang kurang baik
terhadap tindakan tanpa harus mengubah situasi asli yang tidak
mengandung resiko.
33
BAB IV
LAPORAN DAN PEMBAHASAN
A. Kegiatan Siklus I
Pelaksanaan penelitian tindakan sekolah ini dilaksanakan dengan
tujuan untuk meningkatkan kemampuan guru dalam penggunaan metode
pembelajaran melalui supervisi klinis.
Tahapan-tahapan yang diterapkan untuk mencapai tujuan yang
diharapkan meliputi:
1. Tahap perencanaan
2. Tahap pelaksanaan
3. Tahap pengamatan dan evaluasi
4. Tahap refleksi
Berikut ini tahap-tahap pelaksanaan penelitian tindakan sekolah untuk
meningkatkan kemampuan guru dalam penggunaan metode pembelajaran
pada guru kelas X, XI, dan XII SMAN 1 Madapangga Kabupaten Bima.
1. Perencanaan
Berdasarkan hasil supervisi awal yang dilaksanakan pada saat
kunjungan kelas di kelas X, XI, dan XII SMAN 1 Madapangga
Kabupaten Bima, diketemukan permasalahan sebagai berikut:
a. Pembelajaran terpusat kepada guru
b. Metode yang digunakan belum sesuai dengan tujuan pembelajaran
c. Pembinaan dalam menetapkan metode yang tepat dan sesuai dengan
tujuan pembelajaran belum diterapkan dengan baik oleh guru.
34
Melalui refleksi terhadap hasil supervisi awal, peneliti melakukan
diskusi dengan guru-guru kelas X, XI, dan XII serta guru pengamat
untuk memperoleh kesepakatan cara meningkatkan kemampuan guru
dalam menggunakan metode pembelajaran.
Sebagai pendukung pelaksanaan supervisi pada siklus I, peneliti
mempersiapkan perencanaan yang disesuaikan dengan kondisi yang
ada. Berikut ini perencanaan yang disusun untuk melaksanakan
supervisi pada siklus I:
a. Guru
1) Mempersiapkan RPP sesuai dengan mata pelajaran.
2) Mempersiapkan lembar informasi tentang supervisi
3) Mempersiapkan kriteria RPP yang tepat
4) Mempersiapkan kondisi pelaksanaan belajar mengajar untuk
mengimplementasikan RPP dalam kegiatan pembelajaran.
b. Pengamat :
1) Mempersiapkan lembar pelaksanaan supervisi
2) Mempersiapkan lembar observasi
3) Mempersiapkan lembar wawancara
4) Mempersiapkan penilaian
2. Pelaksanaan
a. Pelaksanaan Supervisi Klinis di Kelas X
Sesuai dengan kesepakatan, pelaksanaan supervisi klinis pada
guru kelas XI (Sri Sri Astuti) pada tanggal 18 Oktober tahun 2016,
35
dengan tujuan melakukan pengamatan terhadap kemampuan guru
dalam menggunakan metode pembelajaran.
Pada pelaksanaan kegiatan supervisi klinis di kelas IV,
peneliti melakukan supervisi terhadap kemampuan guru dalam
menggunakan metode pembelajaran mata pelajaran bahasa
Indonesia, yaitu:
Standar Kompetensi : 4. Mengungkapkan pikiran, perasaan dan
informasi secara tertulis dalam bentuk
percakapan, petunjuk, cerita dan surat
Kompetensi Dasar : 4.1. Melengkapi bagian cerita yang hilang
(rumpang) dengan menggunakan
kata/kalimat yang tepat sehingga menjadi
cerita yang padu.
Indikator : 1. Mampu melengkapi cerita bagian awal,
tengah, dan akhir dengan kata yang tepat
sehingga menjadi kalimat padu.
2. Menentukan judul yang sesuai.
Tujuan Pembelajaran : 1. Siswa dapat melengkapi cerita dengan
memperhatikan hubungan antara makna
kalimat yang satu dengan kalimat lainnya.
2. Siswa dapat menentukan judul yang
sesuai berdasarkan gambar seri.
36
Pelaksanaan supervisi terhadap kemampuan guru menerapkan
metode pembelajaran dilakukan sejak kegiatan awal sampai
kegiatan akhir pelajaran bahasa Indonesia.
b. Pelaksanaan Supervisi Klinis di Kelas XI
Pada pelaksanaan kegiatan supervisi klinis di kelas XI, guru
melakukan presentasi terhadap kemampuan guru dalam
menggunakan metode pembelajaran pada mata pelajaran Bahasa
Indonesia.
Pelaksanaan supervisi klinis terhadap kemampuan guru
dalam menggunakan metode pembelajaran bahasa Indonesia pada
tanggal 19 Oktober 2016, dengan perincian sebagai berikut:
Standar Kompetensi : 4. Mengungkapkan pikiran, perasaan,
informasi, dan pengalaman secara tertulis
dalam bentuk karangan, surat undangan,
dan dialog tertulis.
Kompetensi Dasar : 4.1 Menulis karangan berdasarkan
pengalaman dengan memperhatikan
pilihan kata dan penggunaan ejaan.
Indikator : 1. Mengembangkan ide pokok
2. Mengembangkan paragraf
3. Menyusun karangan cerita
Tujuan Pembelajaran : 1. Siswa dapat mengembangkan ide pokok
dalam membuat karangan cerita yang
37
sesuai dengan pengalamannya sendiri
melalui bantuan media gambar bingkai.
2. Siswa dapat mengarang cerita secara
lebih mudah dengan menggunakan pilihan
kata yang tepat atau sesuai, susunan
kalimat yang runtut dengan
memperhatikan penggunaan ejaan yang
benar.
Pelaksanaan supervisi klinis dilakukan sejak awal kegiatan
pembelajaran sampai pada kegiatan akhir.
c. Pelaksanaan Supervisi Klinis di Kelas XII
Pelaksanaan kegiatan supervise klinis di kelas XII, guru
melakukan presentasi terhadap kemampuan guru menggunakan
metode pembelajaran pada mata pelajaran matematika.
Kegiatan supervisi klinis pada guru kelas XII dilaksanakan
pada tanggal 20 Oktober 2016 , mata pelajaran matematika.
Standar Kompetensi : 2. Menggunakan pengukuran volume per
waktu dalam pemecahan masalah.
Kompetensi Dasar : Mengenal satuan debit
Indikator : 1. Siswa dapat menyebutkan satuan
volume
Pelaksanaan supervisi klinis dilakukan sejak awal kegiatan
pembelajaran sampai pada kegiatan akhir.
38
3. Pengamatan dan Evaluasi
a. Pengamatan dan Evaluasi terhadap pelaksanaan pembelajaran
di kelas X
Hasil Pengamatan
1) Melakukan pengamatan terhadap guru dalam pembelajaran
Pelaksanaan pengamatan terhadap guru dilaksanakan selama
pelaksanaan kegiatan pembelajaran yang meliputi kegiatan awal,
kegiatan inti, dan kegiatan akhir. Kegiatan pembelajaran yang
terdiri dari kegiatan awal, kegiatan inti dan kegiatan akhir
dilaksanakan dengan baik. Guru melakukan supervisi tentang
bagaimana cara guru mengelola kelas sehingga kegiatan belajar
benar-benar berjalan dengan efektif.
2) Mengamati metode pembelajaran yang digunakan
Pengamatan metode pembelajaran difokuskan pada
kemampuan guru dalam memilih metode pembelajaran, dengan
indikator penilaian yang ditetapkan, sebagaimana terdapat pada
tabel di bawah ini:
39
Tabel 3
Hasil Pengamatan Terhadap Kemampuan Guru Kelas X
dalam Menggunakan Metode Pembelajaran
(Siklus I)
No Indikator Nilai
1 2 3 4
1
2
3
4
5
6
Kesesuaian antara metode dengan
tujuan pembelajaran
Kesesuaian metode dengan materi
Metode dapat memotivasi belajar
siswa
Metode dapat melibatkan siswa
dalam pembelajaran
Metode dapat mengefektifkan
kegiatan pembelajaran
Metode yang digunakan dapat
meningkatkan hasil belajar siswa
-
-
-
-
-
-
-
V
V
-
V
-
V
-
-
V
-
V
-
-
-
-
-
-
Jumlah 0 6 9 0
Rata-rata 2,55
Keterangan score:
A : 3,28 – 4,00 : Sangat Memuaskan
B : 2,78 – 3,27 : Memuaskan
C : 2,38 – 2,77 : Kurang
Dari hasil pengamatan terhadap kemampuan guru dalam
menggunakan metode pembelajaran pada pelaksanaan pembelajaran
mata pelajaran bahasa Indonesia dengan tujuan agar siswa dapat
melengkapi cerita dengan memperhatikan hubungan antara makna
kalimat yang satu dengan kalimat lainnya dan siswa dapat
menentukan judul yang sesuai berdasarkan gambar seri hasilnya
masih dalam kategori “kurang” dengan nilai 2,55 karena berada
dalam interval score yaitu 2,38 – 2,77.
40
3) Membandingkan metode dalam RPP dengan penerapannya pada
kegiatan pembelajaran
Selama melakukan pengamatan untuk meningkatkan
kemampuan guru dalam menggunakan metode pembelajaran,
peneliti melakukan pengamatan terhadap metode yang digunakan.
Dalam pelaksanaan pembelajaran, metode yang digunakan
meliputi:
Metode dalam RPP Implementasi metode dalam
pembelajaran
1. Ceramah
2. Inkuiri
3. Diskusi
4. Tanya jawab
5. Pemberian tugas
1. Ceramah
2. Tanya jawab
3. Diskusi
4. Pemberian tugas
Dari data di atas, ternyata dalam kegiatan pembelajaran guru
belum mengaplikasikan seluruh metode yang tercantum dalam RPP.
Pendekatan inkuiri yang tercantum dalam RPP belum dioptimalkan.
Evaluasi
Mengacu pada hasil supervisi klinis untuk meningkatkan
kemampuan guru dalam menggunakan metode pembelajaran, setelah
dilakukan kunjungan kelas untuk mengetahui kemampuan guru dalam
menggunakan metode maka dapat diperoleh catatan sebagai berikut:
1) Indikator yang sudah dikuasai
a) Kesesuaian antara metode dengan tujuan pembelajaran
b) Metode dapat melibatkan siswa aktif dalam pembelajaran
c) Metode yang digunakan dapat meningkatkan hasil belajar siswa
41
2) Indikator yang belum dikuasai
a) Kesesuaian metode dengan materi; disini guru sudah
menerapkan beberapa metode agar kegiatan pembelajaran tidak
terpusat pada guru dan siswa diarahkan untuk lebih aktif namun
metode yang digunakan belum sesuai dengan materi.
Maksudnya, metode tersebut tidak bisa membawa siswa lebih
memahami materi yang diajarkan.
b) Metode belum memotivasi belajar siswa,
c) Metode belum mengefektifkan kegiatan pembelajaran
Dari indikator yang belum dikuasai, maka diperlukan suatu
metode yang bisa melibatkan siswa secara aktif dalam kegiatan
pembelajaran dan membawa siswa lebih mudah dalam memahami
materi.
3) Metode pembelajaran yang digunakan sudah sesuai dengan RPP
yang disusun namun metode yang diterapkan belum optimal. Guru
perlu memilih metode yang tepat dan sesuai dengan tujuan
pembelajaran, pengembangan kemampuan berbahasa. Beberapa
metode yang dapat diterpkan antara lain; pendekatan keterampilan
proses, metode kontekstual, metode pendekatan terpadu dan
sebagainya.
b. Pengamatan terhadap pelaksanaan pembelajaran di kelas XI
Hasil Pengamatan
1) Melakukan pengamatan terhadap guru dalam pembelajaran
42
Kegiatan pengamatan di kelas XI dilakukan saat guru
melaksanakan kegiatan pembelajaran mata pelajaran Bahasa
Indonesia. Pada saat guru melaksanakan kegiatan pembelajaran,
guru membuka pelajaran dengan baik, melakukan apersepsi
kemudian memotivasi anak. Guru sekilas menjelaskan materi yang
akan dibahas. Pada kegiatan inti, guru melakukan eksplorasi,
elaborasi dan konfirmasi. Kegiatan penutup dilakukan dengan
melakukan kesimpulan terhadap pembelajaran, melakukan evaluasi
dan tindak lanjut.
2) Mengamati metode pembelajaran yang digunakan
Hasil pengamatan terhadap metode pembelajaran yang
digunakan guru dan hasil pengamatannya dapat dilihat melalui tabel
4 di bawah ini:
Tabel 4
Hasil Pengamatan Terhadap Kemampuan Guru Kelas XII
dalam Menggunakan Metode Pembelajaran
(Siklus I)
No Indikator
Nilai
1 2 3 4
1
2
3
4
5
6
Kesesuaian antara metode dengan
tujuan pembelajaran
Kesesuaian metode dengan materi
Metode dapat memotivasi belajar
siswa
Metode dapat melibatkan siswa
dalam pembelajaran
Metode dapat mengefektifkan
kegiatan pembelajaran
Metode yang digunakan dapat
meningkatkan hasil belajar siswa
-
-
-
-
-
-
-
V
-
-
V
-
V
-
V
V
-
V
-
-
-
-
-
-
Jumlah 0 4 12 0
Rata-rata 2,67
43
Keterangan score:
A : 3,28 – 4,00 : Sangat Memuaskan
B : 2,78 – 3,27 : Memuaskan
C : 2,38 – 2,77 : Kurang
Mengacu hasil pengamatan terhadap kemampuan guru kelas
XII dalam menggunakan metode pembelajaran pada pelaksanaan
pembelajaran mata pelajaran bahasa Indonesia dengan tujuan : (1)
siswa dapat mengembangkan ide pokok dalam membuat karangan
cerita yang sesuai dengan pengalamannya sendiri melalui bantuan
media gambar bingkai, dan (2) siswa dapat mengarang cerita secara
lebih mudah dengan menggunakan pilihan kata yang tepat atau
sesuai, susunan kalimat yang runtut dengan memperhatikan ejaan
yang benar, kemampuan guru dalam menggunakan metode
pembelajaran masih “kurang”, dengan nilai rata-rata 2,67.
3) Membandingkan metode dalam RPP dengan penerapannya pada
kegiatan pembelajaran
Selama melakukan kegiatan pembelajaran, peneliti
membandingkan beberapa metode yang berada dalam RPP dengan
cara guru mengajar. Dari hasil pengamatan, diperoleh hasil sebagai
berikut:
Metode dalam RPP Implementasi metode dalam
pembelajaran
1. Ceramah
2. Inkuiri
3. Diskusi
4. Tanya jawab
5. Pemberian tugas
6. Konstruktivisme
1. Ceramah
2. Tanya jawab
3. Diskusi
4. Pemberian tugas
44
Dalam kegiatan pembelajaran, ternyata metode yang
tercantum dalam RPP tidak semuanya diterapkan dalam kegiatan
pembelajaran. Pendekatan inkuiri dan kontruktivisme terlewatkan
dalam kegiatan pembelajaran.
Evaluasi
Berdasarkan hasil pengamatan terhadap pelaksanaan supervisi
klinis, diperoleh catatan sebagai berikut:
1) Indikator yang sudah dikuasai
a) Kesesuaian antara metode dengan tujuan pembelajaran
b) Metode dapat memotivasi belajar siswa
c) Metode dapat melibatkan siswa dalam pembelajaran
d) Metode dapat meningkatkan hasil belajar siswa
2) Indikator yang belum dikuasai
a) Kesesuaian metode dengan materi
b) Metode dapat mengefektifkan pembelajaran
Dari metode yang belum dikuasai, maka diperlukan adanya sifat
terbuka dari guru tentang latar belakang permasalahan yang ada
sehingga dapat dicari solusi terbaik agar metode pembelajaran yang
diterapkan lebih maksimal.
c. Pengamatan terhadap pelaksanaan pembelajaran di kelas XII
Hasil Pengamatan
1) Melakukan pengamatan terhadap guru dalam pembelajaran
Kegiatan pengamatan di kelas XII dilakukan saat guru
melaksanakan kegiatan pembelajaran mata pelajaran matematika.
45
Pada saat guru melaksanakan kegiatan pembelajaran, guru membuka
pelajaran dengan baik, melakukan apersepsi kemudian memotivasi
anak. Guru menjelaskan materi yang akan dibahas. Pada kegiatan
inti, guru melakukan eksplorasi, elaborasi dan konfirmasi. Kegiatan
penutup dilakukan dengan melakukan kesimpulan terhadap
pembelajaran, melakukan evaluasi dan tindak lanjut.
2) Mengamati metode pembelajaran yang digunakan
Hasil pengamatan terhadap metode pembelajaran yang
digunakan guru dan hasil pengamatannya dapat dilihat melalui tabel
5 di bawah ini:
Tabel 5
Hasil Pengamatan Terhadap Kemampuan Guru Kelas XII
dalam Menggunakan Metode Pembelajaran
(Siklus I)
No Indikator Nilai
1 2 3 4
1
2
3
4
5
6
Kesesuaian antara metode
dengan tujuan pembelajaran
Kesesuaian metode dengan
materi
Metode dapat memotivasi
belajar siswa
Metode dapat melibatkan
siswa dalam pembelajaran
Metode dapat
mengefektifkan kegiatan
pembelajaran
Metode yang digunakan
dapat meningkatkan hasil
belajar siswa
-
-
-
-
-
-
-
V
V
V
V
-
V
-
-
-
-
V
-
-
-
-
-
-
Jumlah 0 8 8 -
Rata-rata 2,67
Keterangan score:
A : 3,28 – 4,00 : Sangat Memuaskan
B : 2,78 – 3,27 : Memuaskan
C : 2,38 – 2,77 : Kurang
46
Mengacu hasil pengamatan terhadap kemampuan guru kelas
XII dalam menggunakan metode pembelajaran pada pelaksanaan
pembelajaran mata pelajaran matematika, kemampuan guru dalam
menggunakan metode pembelajaran masih “kurang”, dengan nilai
rata-rata 2,67.
4) Membandingkan metode dalam RPP dengan penerapannya pada
kegiatan pembelajaran
Selama melakukan kegiatan pembelajaran, peneliti
membandingkan beberapa metode yang berada dalam RPP dengan
cara guru mengajar. Dari hasil pengamatan, diperoleh hasil sebagai
berikut:
Metode dalam RPP Implementasi metode dalam
pembelajaran
1. Ceramah
2. Tanya jawab
3. Diskusi
4. Tugas Individual
5. Tugas Kelompok
1. Ceramah
2. Tanya jawab
3. Diskusi
4. Pemberian tugas kelompok
Dalam kegiatan pembelajaran, ternyata metode yang
tercantum dalam RPP tidak semuanya diterapkan dalam kegiatan
pembelajaran. Tugas individual terlewatkan dalam kegiatan
pembelajaran.
Evaluasi
Berdasarkan hasil pengamatan terhadap pelaksanaan supervisi
klinis, diperoleh catatan sebagai berikut:
1) Indikator yang sudah dikuasai
a) Kesesuaian antara metode dengan tujuan pembelajaran
47
b) Metode dapat melibatkan siswa dalam pembelajaran
c) Metode dapat meningkatkan hasil belajar siswa
d) Metode dapat mengefektifkan pembelajaran
2) Indikator yang belum dikuasai
a) Metode dapat memotivasi belajar siswa
b) Kesesuaian metode dengan materi
Dari metode yang belum dikuasai, maka diperlukan adanya
pembinaan secara individual agar kemampuan guru dapat ditingkatkan
lagi sehingga pembelajaran dapat berhasil dengan maksimal.
3) Dalam kegiatan pembelajaran matematika di kelas XII, guru sudah
menerapkan beberapa metode dengan asumsi dapat memaksimalkan
hasil belajar siswa. Hal tersebut sudah efektif hanya perlu
ditingkatkan lagi agar hasil belajar lebih maksimal.
4. Refleksi
Dari hasil pelaksanaan supervisi klinis pada upaya peningkatan
kemampuan guru dalam menggunakan metode pembelajaran diketahui
bahwa pada siklus I, guru sudah berusaha untuk meningkatkan
kemampuannya dalam mengunakan metode pembelajaran.
Dari hasil observasi di kelas XI diketahui bahwa guru belum
menerapkan seluruh metode yang terdapat dalam RPP. Selain itu
pelaksanaan kegiatan pembelajaran juga masih membutuhkan metode
yang tepat dan sesuai dengan tujuan pembelajaran, sehingga diperlukan
adanya diskusi antara peneliti (kepala sekolah) dengan guru agar secara
bersama-sama dapat mengatasi permasalahan yang ada.
48
Dari hasil observasi di kelas XII diketahui bahwa metode
konstruktivisme dan inquiri yang tercantum dalam RPP belum
diterapkan ketika pelaksanaan pembelajaran. Dari temuan tersebut maka
diperlukan suatu keterbukaan dari guru untuk mendiskusikan kealpaan
tersebut dilatarbelakangi oleh masalah apa (misalnya: ketidakmampuan
guru/keterbatasan waktu, dan sebagainya) sehingga dapat dipecahkan
secara bersama-sama masalah yang ada
Dari hasil observasi di kelas XII guru juga belum menguasai
seluruh indikator yang dinilai selama kegiatan supervisi klinis. Metode
pembelajaran yang tercantum dalam RPP juga belum dioptimalkan
karena ada satu metode yang terlewat yaitu tugas individual. Selain
temuan-temuan tersebut, guru juga belum menerapkan metode yang
baru yang benar-benar dapat melibatkan siswa secara aktif dalam
kegiatan pembelajaran dan mampu memotivasi siswa untuk belajar
matematika.
Dari temuan-temuan yang ada, maka diperlukan adanya upaya
perbaikan untuk meninkatkan kemampuan guru dalam menggunakan
metode pembelajaran sehingga penelitian tindakan sekolah dengan
menerapkan pendekatan supervisi klinis harus dilanjutkan lagi pada
siklus kedua.
B. Kegiatan Siklus II
Pelaksanaan penelitian tindakan sekolah pada siklus II ini
dilaksanakan dengan tujuan untuk meningkatkan kemampuan guru dalam
penggunaan metode pembelajaran melalui supervisi klinis.
49
Tahapan-tahapan yang diterapkan untuk mencapai tujuan yang
diharapkan meliputi:
1. Tahap perencanaan
2. Tahap pelaksanaan
3. Tahap pengamatan dan evaluasi
4. Tahap refleksi
Berikut ini tahap-tahap pelaksanaan penelitian tindakan sekolah untuk
meningkatkan kemampuan guru dalam penggunaan metode pembelajaran
pada guru kelas X, XI, dan XII SMAN 1 Madapangga Kabupaten Bima.
1. Perencanaan
Mengacu pada hasil supervise pada siklus I di kelas X, XI, dan
XII SMAN 1 Madapangga diketemukan permasalahan sebagai berikut:
a. Guru belum optimal dalam menggunakan metode pembelajaran.
b. Metode pembelajaran yang terdapat dalam RPP belum
dioptimalkan penerapannya.
c. Guru belum berani menggunakan metode pembelajaran yang lebih
variatif sehingga hanya terpusat pada diskusi, ceramah, tanya
jawab, dan pemberian tugas.
Melalui refleksi terhadap hasil supervisi siklus I, peneliti
melakukan diskusi dengan guru-guru kelas X, XI, dan XII serta guru
pengamat untuk memperoleh kesepakatan cara meningkatkan
kemampuan guru dalam menggunakan metode pembelajaran.
Sebagai pendukung pelaksanaan supervisi pada siklus II, peneliti
mempersiapkan perencanaan yang disesuaikan dengan kondisi yang
50
ada. Berikut ini perencanaan yang disusun untuk melaksanakan
supervisi pada siklus II:
a. Guru
1) Mempersiapkan RPP sesuai dengan mata pelajaran.
2) Mempersiapkan lembar informasi tentang supervisi
3) Mempersiapkan kriteria RPP yang tepat
4) Mempersiapkan kondisi pelaksanaan belajar mengajar untuk
mengimplementasikan RPP dalam kegiatan pembelajaran.
b. Pengamat :
1) Mempersiapkan lembar pelaksanaan supervisi
2) Mempersiapkan lembar observasi
3) Mempersiapkan lembar wawancara
4) Mempersiapkan penilaian
2. Pelaksanaan
a. Pelaksanaan Supervisi Klinis di Kelas XI
Pelaksanaan supervise klinis pada siklus II dilaksanakan
tanggal 26 Oktober 2016 .
Pada pelaksanaan kegiatan supervisi klinis di kelas XI,
peneliti melakukan supervisi terhadap kemampuan guru dalam
menggunakan metode pembelajaran mata pelajaran bahasa
Indonesia, yaitu:
Standar Kompetensi : 4. Mengungkapkan pikiran, perasaan dan
informasi secara tertulis dalam bentuk
percakapan, petunjuk, cerita dan surat
51
Kompetensi Dasar : 4.1. Melengkapi bagian cerita yang hilang
(rumpang) dengan menggunakan
kata/kalimat yang tepat sehingga menjadi
cerita yang padu.
Indikator : 1. Mampu melengkapi cerita bagian awal,
tengah, dan akhir dengan kata yang tepat
sehingga menjadi kalimat padu.
2. Menentukan judul yang sesuai.
Tujuan Pembelajaran : 1. Siswa dapat melengkapi cerita dengan
memperhatikan hubungan antara makna
kalimat yang satu dengan kalimat lainnya.
2. Siswa dapat menentukan judul yang
sesuai berdasarkan gambar seri.
Pelaksanaan supervisi terhadap kemampuan guru menerapkan
metode pembelajaran dilakukan sejak kegiatan awal sampai
kegiatan akhir pelajaran bahasa Indonesia.
b. Pelaksanaan Supervisi Klinis di Kelas XII
Pada pelaksanaan kegiatan supervisi klinis pada guru kelas
XII dilakukan pada tanggal 27 Oktober 2016 , pada mata pelajaran
Bahasa Indonesia.
Pelaksanaan supervisi klinis terhadap kemampuan guru
dalam menggunakan metode pembelajaran bahasa Indonesia pada
tanggal 19 Oktober 2016 , dengan perincian sebagai berikut:
52
Standar Kompetensi : 4. Mengungkapkan pikiran, perasaan,
informasi, dan pengalaman secara tertulis
dalam bentuk karangan, surat undangan,
dan dialog tertulis.
Kompetensi Dasar : 4.1 Menulis karangan berdasarkan
pengalaman dengan memperhatikan
pilihan kata dan penggunaan ejaan.
Indikator : 1. Mengembangkan ide pokok
2. Mengembangkan paragraf
3. Menyusun karangan cerita
Tujuan Pembelajaran : 1. Siswa dapat mengembangkan ide pokok
dalam membuat karangan cerita yang
sesuai dengan pengalamannya sendiri
melalui bantuan media gambar bingkai.
2. Siswa dapat mengarang cerita secara
lebih mudah dengan menggunakan pilihan
kata yang tepat atau sesuai, susunan
kalimat yang runtut dengan
memperhatikan penggunaan ejaan yang
benar.
Pelaksanaan supervisi klinis dilakukan sejak awal kegiatan
pembelajaran sampai pada kegiatan akhir.
53
c. Pelaksanaan Supervisi Klinis di Kelas XII
Pelaksanaan kegiatan supervise klinis terhadap upaya
peningkatan kemampuan guru dalam menggunakan metode
pembelajaran dilaksanakan pada tanggal 28 Oktober 2016 dengan
sampel pada pelaksanaan mata pelajaran matematika.
Standar Kompetensi : 2. Menggunakan pengukuran volume per
waktu dalam pemecahan masalah.
Kompetensi Dasar : Mengenal satuan debit
Indikator : 1. Siswa dapat menyebutkan satuan
volume
Pelaksanaan supervisi klinis dilakukan sejak awal kegiatan
pembelajaran sampai pada kegiatan akhir.
3. Pengamatan dan Evaluasi
a. Pengamatan dan Evaluasi terhadap pelaksanaan pembelajaran
di kelas X
Hasil Pengamatan
1) Melakukan pengamatan terhadap guru dalam pembelajaran
Pelaksanaan pengamatan terhadap guru dilaksanakan selama
pelaksanaan kegiatan pembelajaran yang meliputi kegiatan awal,
kegiatan inti, dan kegiatan akhir, dengan mengamati pelaksanaan
kegiatan pembelajaran. Hasil pengamatan tertuang dalam ceck list
sebagai tolak ukur tingkat keberhasilan guru dalam melaksanakan
kegiatan pembelajaran.
54
2) Mengamati metode pembelajaran yang digunakan
Pengamatan metode pembelajaran difokuskan pada
kemampuan guru dalam memilih metode pembelajaran, dengan
indikator penilaian yang ditetapkan, sebagaimana terdapat pada
tabel di bawah ini:
Tabel 6
Hasil Pengamatan Terhadap Kemampuan Guru Kelas X
dalam Menggunakan Metode Pembelajaran
(Siklus II)
No Indikator Nilai
1 2 3 4
1
2
3
4
5
6
Kesesuaian antara metode
dengan tujuan pembelajaran
Kesesuaian metode dengan
materi
Metode dapat memotX asi
belajar siswa
Metode dapat melibatkan
siswa dalam pembelajaran
Metode dapat
mengefektifkan kegiatan
pembelajaran
Metode yang digunakan
dapat meningkatkan hasil
belajar siswa
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
V
V
-
-
-
V
-
-
V
V
V
Jumlah 0 0 6 16
Rata-rata 3,67
Keterangan score:
A : 3,28 – 4,00 : Sangat Memuaskan
B : 2,78 – 3,27 : Memuaskan
C : 2,38 – 2,77 : Kurang
Dari hasil pengamatan terhadap kemampuan guru dalam
menggunakan metode pembelajaran pada pelaksanaan pembelajaran
mata pelajaran bahasa Indonesia dengan tujuan agar siswa dapat
melengkapi cerita dengan memperhatikan hubungan antara makna
55
kalimat yang satu dengan kalimat lainnya dan siswa dapat
menentukan judul yang sesuai berdasarkan gambar seri hasilnya
masih dalam kategori “sangat memuaskan” dengan nilai rata-rata
3,67 karena berada dalam interval score yaitu 2,78 – 3,27.
3) Membandingkan metode dalam RPP dengan penerapannya pada
kegiatan pembelajaran
Selama melakukan pengamatan untuk meningkatkan
kemampuan guru dalam menggunakan metode pembelajaran,
peneliti melakukan pengamatan terhadap metode yang digunakan.
Dalam pelaksanaan pembelajaran, metode yang digunakan
meliputi:
Metode dalam RPP Implementasi metode dalam
pembelajaran
1. Ceramah
2. Inkuiri
3. Diskusi
4. Tanya jawab
5. Pemberian tugas
6. CTL komponen pemodelan
1. Ceramah
2. Tanya jawab
3. Diskusi
4. Pemberian tugas
5. Inkuiri
6. CTL komponen pemodelan
Dari data di atas, ternyata dalam kegiatan pembelajaran guru
sudah menerapkan seluruh metode yang tercantum dalam RPP.
Evaluasi
Mengacu pada hasil supervisi klinis untuk meningkatkan
kemampuan guru dalam menggunakan metode pembelajaran, setelah
dilakukan kunjungan kelas untuk mengetahui kemampuan guru dalam
menggunakan metode maka dapat diperoleh catatan sebagai berikut:
56
1) Guru sudah menguasai seluruh indikator yang dinilai, dengan hasil
yang “memuaskan”.
2) Kemampuan guru dalam menerapkan metode juga memberikan efek
positif terhadap siswa berupa peningkatan motX asi dan keaktifan
yang selanjutnya menjadi nilai tambah guna meningkatkan prestasi
belajar siswa.
4) Metode pembelajaran yang digunakan sudah sesuai dengan RPP
yang disusun. Guru sudah memilih metode yang tepat dan sesuai
dengan tujuan pembelajaran, pengembangan kemampuan berbahasa
antara lain menerapkan metode CTL.
b. Pengamatan terhadap pelaksanaan pembelajaran di kelas XII
Hasil Pengamatan
1) Melakukan pengamatan terhadap guru dalam pembelajaran
Kegiatan pengamatan terhadap kemampuan guru kelas XII
dalam menggunakan metode pembelajaran dilaksanakan pada
tanggal 27 Oktober 2016 . Pada saat guru melaksanakan kegiatan
pembelajaran, guru membuka pelajaran dengan baik, melakukan
apersepsi kemudian memotX asi anak. Guru sekilas menjelaskan
materi yang akan dibahas. Pada kegiatan inti, guru melakukan
eksplorasi, elaborasi dan konfirmasi. Kegiatan penutup dilakukan
dengan melakukan kesimpulan terhadap pembelajaran, melakukan
evaluasi dan tindak lanjut.
57
2) Mengamati metode pembelajaran yang digunakan
Hasil pengamatan terhadap metode pembelajaran yang
digunakan guru dan hasil pengamatannya dapat dilihat melalui tabel
7 di bawah ini:
Tabel 7
Hasil Pengamatan Terhadap Kemampuan Guru Kelas XII
dalam Menggunakan Metode Pembelajaran
(Siklus II)
No Indikator Nilai
1 2 3 4
1
2
3
4
5
6
Kesesuaian antara metode
dengan tujuan pembelajaran
Kesesuaian metode dengan
materi
Metode dapat memotX asi
belajar siswa
Metode dapat melibatkan
siswa dalam pembelajaran
Metode dapat
mengefektifkan kegiatan
pembelajaran
Metode yang digunakan
dapat meningkatkan hasil
belajar siswa
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
V
-
-
V
-
V
-
V
V
-
V
Jumlah 0 0 6 16
Rata-rata 3,67
Keterangan score:
A : 3,28 – 4,00 : Sangat Memuaskan
B : 2,78 – 3,27 : Memuaskan
C : 2,38 – 2,77 : Kurang
Mengacu hasil pengamatan terhadap kemampuan guru kelas
XII dalam menggunakan metode pembelajaran pada pelaksanaan
pembelajaran mata pelajaran bahasa Indonesia, sudah “sangat
memuaskan” dengan nilai rata-rata 3,67.
58
3) Membandingkan metode dalam RPP dengan penerapannya pada
kegiatan pembelajaran
Selama melakukan kegiatan pembelajaran, peneliti
membandingkan beberapa metode yang berada dalam RPP dengan
cara guru mengajar. Dari hasil pengamatan, diperoleh hasil sebagai
berikut:
Metode dalam RPP Implementasi metode dalam
pembelajaran
1. Ceramah
2. Inkuiri
3. Diskusi
4. Tanya jawab
5. Pemberian tugas
6. KonstruktX isme
1. Ceramah
2. Tanya jawab
3. Diskusi
4. Pemberian tugas
5. Inkuiri
6. KonstruktX isme
Dalam kegiatan pembelajaran, ternyata metode yang
tercantum dalam RPP sudah diterapkan dalam kegiatan
pembelajaran.
Evaluasi
Berdasarkan hasil pengamatan terhadap pelaksanaan supervisi
klinis, diperoleh catatan sebagai berikut:
1) Guru sudah menguasai seluruh indikator yang dinilai, dengan hasil
yang “sangat memuaskan”.
2) Kemampuan guru dalam menerapkan metode juga memberikan efek
positif terhadap siswa berupa peningkatan motX asi dan keaktifan
yang selanjutnya menjadi nilai tambah guna meningkatkan prestasi
belajar siswa.
59
3) Metode pembelajaran yang digunakan sudah sesuai dengan RPP
yang disusun. Guru sudah memilih metode yang tepat dan sesuai
dengan tujuan pembelajaran.
Peningkatan kemampuan guru dalam menggunakan metode
pembelajaran menunjukkan bahwa pelaksanaan supervisi klinis dengan
memperhatikan aspek kebutuhan guru dan diskusi antara kepala sekolah
dengan guru memberikan efek yang positif terhadap perkembangan
kemampuan guru.
c. Pengamatan terhadap pelaksanaan pembelajaran di kelas XII
Hasil Pengamatan
1) Melakukan pengamatan terhadap guru dalam pembelajaran
Kegiatan pengamatan untuk mengetahui kemampuan guru
kelas XII dalam menggunakan metode pembelajaran dilaksanakan
pada tanggal 28 Oktober 2016 . Hasil pengamatan menunjukkan
bahwa guru sudah melakukan kegiatan pembelajaran dengan baik
dengan mengacu pada RPP yang disusun berdasarkan Standar Isi
dan Standar Proses.
2) Mengamati metode pembelajaran yang digunakan
Hasil pengamatan terhadap metode pembelajaran yang
digunakan guru dan hasil pengamatannya dapat dilihat melalui tabel
8 di bawah ini:
60
Tabel 8
Hasil Pengamatan Terhadap Kemampuan Guru Kelas XII
dalam Menggunakan Metode Pembelajaran
(Siklus II)
No Indikator Nilai
1 2 3 4
1
2
3
4
5
6
Kesesuaian antara metode
dengan tujuan pembelajaran
Kesesuaian metode dengan
materi
Metode dapat memotX asi
belajar siswa
Metode dapat melibatkan
siswa dalam pembelajaran
Metode dapat
mengefektifkan kegiatan
pembelajaran
Metode yang digunakan
dapat meningkatkan hasil
belajar siswa
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
V
V
-
V
V
V
-
-
V
-
Jumlah 0 0 9 12
Rata-rata 3,50
Keterangan score:
A : 3,28 – 4,00 : Sangat Memuaskan
B : 2,78 – 3,27 : Memuaskan
C : 2,38 – 2,77 : Kurang
Mengacu hasil pengamatan terhadap kemampuan guru kelas
XII dalam menggunakan metode pembelajaran pada pelaksanaan
pembelajaran mata pelajaran matematika hasilnya sudah “sangat
memuaskan” dengan rata-rata skor 3,50.
3) Membandingkan metode dalam RPP dengan penerapannya pada
kegiatan pembelajaran
Selama melakukan kegiatan pembelajaran, peneliti
membandingkan beberapa metode yang berada dalam RPP dengan
61
cara guru mengajar. Dari hasil pengamatan, diperoleh hasil sebagai
berikut:
Metode dalam RPP Implementasi metode dalam
pembelajaran
1. Ceramah
2. Tanya jawab
3. Diskusi
4. Tugas IndX idual
5. Tugas Kelompok
6. Metode discovery
1. Ceramah
2. Tanya jawab
3. Diskusi
4. Pemberian tugas indX idu
5. Pemberian tugas kelompok
6. Metode discovery
Dalam kegiatan pembelajaran, ternyata metode yang
tercantum dalam RPP sudah dimaksimalkan penerapannya dalam
kegiatan pembelajaran.
Evaluasi
Berdasarkan hasil pengamatan terhadap pelaksanaan supervisi
klinis, diperoleh catatan sebagai berikut:
1) Guru sudah menguasai seluruh indikator yang dinilai, dengan hasil
yang “sangat memuaskan”.
2) Kemampuan guru dalam menerapkan metode juga memberikan efek
positif terhadap siswa berupa peningkatan motX asi dan keaktifan
yang selanjutnya menjadi nilai tambah guna meningkatkan prestasi
belajar siswa kelas XII yang akan menempuh ujian akhir.
3) Metode pembelajaran yang digunakan sudah sesuai dengan RPP
yang disusun. Guru sudah memilih metode yang tepat dan sesuai
dengan tujuan pembelajaran.
Peningkatan kemampuan guru dalam menggunakan metode
pembelajaran menunjukkan bahwa pelaksanaan supervisi klinis dengan
62
memperhatikan aspek kebutuhan guru dan diskusi antara kepala sekolah
dengan guru memberikan efek yang positif terhadap perkembangan
kemampuan guru dalam meningkatkan kemampuan menggunakan
metode pembelajaran.
4. Refleksi
Dari hasil pelaksanaan supervisi klinis pada upaya peningkatan
kemampuan guru dalam menggunakan metode pembelajaran diketahui
bahwa pada siklus II, guru sudah berusaha untuk meningkatkan
kemampuannya dalam mengunakan metode pembelajaran, dan hasilnya
sangat memuaskan.
Dari hasil observasi di kelas XI diketahui bahwa guru sudah
menerapkan seluruh metode yang terdapat dalam RPP. Selain itu
pelaksanaan kegiatan pembelajaran juga sudah menerapkan fasiasi
metode sehingga kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan lebih
maksimal.
Dari hasil observasi di kelas XII diketahui bahwa kemampuan
guru dalam menguasai metode pembelajaran sudah meninkat dengan
hasil perolehan score “sangat memuaskan”. Hal itu ditunjukkan dari
kemampuan guru melakukan kegiatan pembelajaran dengan tepat dan
menerapkan seluruh metode yang ada di RPP sehingga pembelajaran
memperolehhasil yang maksimal.
Dari hasil observasi di kelas XII guru juga sudah mampu
menguasai seluruh indikator yang dinilai selama kegiatan supervisi
klinis. Metode pembelajaran yang tercantum dalam RPP juga sudah
63
dioptimalkan karena ada satu metode yang terlewat yaitu tugas indX
idual. Selain temuan-temuan tersebut, guru juga sudah melakukan
variasi dalam menerapkan metode yang baru yang benar-benar dapat
melibatkan siswa secara aktif dalam kegiatan pembelajaran dan mampu
memotX asi siswa untuk belajar matematika.
Dari temuan-temuan yang ada, maka pelaksanaan penelitian
tindakan sekolah dengan menerapkan supervisi klinis guna
meningkatkan kemampuan guru dalam menggunakan alat peraga dapat
diakhiri pada siklus II.
C. Pembahasan
Pelaksanaan supervisi klinis pada dasarnya difokuskan pada
perbalikan pengajaran dengan melalui siklus yang sistematis dari tahap
perencanaan, pengamatan, dan analisis intelektual yang Intensif terhadap
penampilan mengajar sebenarnya dengan tujuan mengadakan modifikasi
rasional.
Berkaitan dengan pelaksanaan kegiatan supervisi klinis di SMAN 1
Madapangga, target yang diharapkan adalah kemampuan guru dalam
menggunakan metode pembelajaran dengan asumsi bahwa melalui
penerapan metode yang tepat maka proses ekplorasi, elaborasi dan
konfirmasi dalam kegiatan inti pembelajaran dapat dioptimalkan sehingga
prestasi belajar siswa menjadi meningkat.
Dasar pertimbangan pengembangan profesionalisme guru pada
indikator tersebut karena guru merupakan ujung tombak dalam peningkatan
kualitas pembelajaran dan penanam nilai-nilai dasar pada pendidikan
64
sekolah dasar yang selanjutnya akan sangat bermanfaat bagi perkembangan
anak didiknya di masa yang akan datang.
Dari hasil pelaksanaan supervise klinis pada studi awal, siklus I, dan
siklus II, berikut ini tabel tingkat kemampuan guru dalam menggunakan
metode pembelajara berdasarkan persentase indikator yang dikuasai:
Tabel 9 Rata-rata Nilai Kemampuan Guru Kelas X, XI, dan XII
dalam Menggunakan Metode Pembelajaran pada Studi Awal,
Siklus I da Siklus II
Pelaksanaan
Pengamatan
Persentase Kemampuan Menggunakan Metode
Pembelajaran
Guru Kelas X Guru Kelas XII Guru Kelas XII
Pra Siklus 1,83 2,00 2,33
Siklus I 2,55 2,67 2,67
Siklus II 3,67 3,67 3,50
Keterangan score:
A : 3,28 – 4,00 : Sangat Memuaskan
B : 2,78 – 3,27 : Memuaskan
C : 2,38 – 2,77 : Kurang
Data tersebut, dapat dijelaskan melalui grafik kemampuan
menggunakan metode pembelajaran sebagai berikut:
Gambar 2 Persentase Kemampuan Guru Menguasai Indikator dalam RPP
Studi Awal Siklus I Siklus II
1.83
2.55
3.67
2
2.67
3.67
2.33
2.67
3
Rata-rataKemampuanGuru dalam Menggunakan
Metode Pembelajaran
65
Melalui pencapaian tersebut, maka tujuan dari supervisi klinis yang
antara lain membantu guru mengembangkan kompetensinya, dapat tercapai
dengan optimal. Hal tersebut juga dikemukakan oleh guru setelah
pelaksanaan observasi, sebagai berikut:
Berkaitan dengan kemampuan guru dalam menggunakan metode
pembelajaran, guru kelas XI (Sdri. Sri Sri Astuti) menyatakan sebagai
berikut:
Melalui latihan, bimbingan dan dukungan pada kegiatan supervisi
kemampuan kami dalam menggunakan alat peraga menjadi lebih
maksimal. (wawancara tanggal 26 Oktober 2016 )
Guru kelas XII , (Sdri. Sri Wiyati), memberikan penyataan
berkaitan dengan kemampuan dalam menggunakan metode pembalajaran
sebagai berikut:
Beberapa indikator yang semula kurang kami pahami, saat ini sudah
bisa dipahami dengan baik. Kami juga bisa menerapkan seluruh
metode yang sudah tercatat dalam RPP. (wawancara tanggal 28
Oktober 2016 ).
Dan guru kelas XII , Sdr Ibrahim, S.PdI memberikan pernyataan
tentang kemampuan menyusun RPP sebagai berikut :
Beberapa metode baru kami terapkan, dan hal tersebut ternyata
hasilnya luar biasa terhadap peningkatan keaktifan dan motX asi
siswa untuk belajar. Ini tentu sangat positif karena kelas XII
merupakan masa-masa menjelang ujian nasional yang butuh
66
kesungguhan siswa dalam memahami materi. (wawancara tanggal 28
Oktober 2016 ).
Dari hasil wawancara tersebut, maka secara garis besar melalui
kegiatan supervisi klinis diperoleh catatan sebagai berikut:
1. Kemampuan guru dalam menggunakan metode pembelajaran
meningkat.
2. Guru lebih menguasai indikator dalam penguasaan metode
pembelajaran.
3. Guru dapat memilih metode yang tepat dan sesuai dengan tujuan
pembelajaran.
4. Guru lebih terbuka saat mendapatkan permasalahan khususnya dalam
penentuan metode pembelajaran.
67
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Mengacu pada hasil penelitian disimpulkan sebagai berikut:
1. Keberhasilan sebuah kegiatan pembelajaran dipengaruhi oleh
banyak faktor, baik faktor yang dating dari guru, siswa, maupun
kepala sekolah sebagai pemimpin di sekolah. Salah satu peranan
kepala sekolah dalam kegiatan pembelajaran adalah melakukan
upaya perbaikan pembelajaran guru dengan menerapkan pendekatan
supervisi, diantaranya supervisi klinis.
2. Metode pembelajaran merupakan salah satu komponen yang sangat
mempengaruhi keberhasilan kegiatan belajar mengajar, karena di
dalamnya memuat strategi agar anak didik dapat belajar secara
efektif dan esifien.
3. Peningkatan kemampuan guru dalam menggunakan metode
pembelajaran melalui supervisi klinis merupakan salah satu solusi
yang cukup efektif. Hal tersebut dapat dilihat dari hasil akhir
penelitian dimana guru dapat menguasai indikator yang ada dalam
menentukan metode pembelajaran dan mencari metode yang benar-
benar tepat dan sesuai dengan tujuan pembelajaran serta kondisi
lingkungan kelas dan lingkungan sekolah itu sendiri yang
selanjutnya memberikan manfaat bagi peningkatan prestasi belajar
siswa dan peningkatan mutu sekolah.
68
B. Saran-saran
Berkaitan dengan hasil penelitian di atas, maka peneliti
memberikan saran-saran sebagai berikut:
1. Bagi Guru
Kemampuan menggunakan metode pembelajaran merupakan salah
satu kemampuan yang harus dimiliki oleh guru karena akan sangat
membantu dalam mencapai target pembelajaran. Jadi sangat
bijaksana jika guru berusaha mencari masukan tentang berbagai
metode pembelajaran yang disesuaikan dengan tujuan kegiatan yang
akan dilakukan tanpa meninggalkan faktor siswa, lingkungan,
dukungan media, dan sumber belajar agar hasilnya lebih maksimal.
2. Bagi Komite Sekolah
Sebaiknya komite sekolah memfasilitasi sekolah dengan kegiatan-
kegiatan yang dapat meningkatkan profesionalisme guru sehingga
mutu sekolah dapat terus ditingkatkan.
69
DAFTAR PUSTAKA
Abdul Majid, 2005. Perencanaan Pembelajaran. Bandung: Remaja Rosdakarya
Dedi Supriadi, 2002. Laporan Akhir Tahun Bidang Pendidikan dan Kebudayaan.
Artikel. Jakarta: Kompas
Depdiknas, 2002. Kurikulum dan HAsil Belajar Kompetensi Dasar. Jakarta:
Balitbangdiknas
Depdiknas, 2003. Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional. Jakarta:
Departemen Pendidikan Nasional
Em Zul Fajri dan Ratu Aprilia Senja, 2006. Kamus Lengkap Bahasa Indonesia.
Jakarta: Difa Publisher
J. La Solo, 1983. Pendekatan dan Teknik-teknik Supervisi Klinis. Jakarta:
Departemen P dan K, Ditjen Pend. Tinggi (PPLPTK)
Nana Sudjana, 2005. Strategi Pembelajaran. Bandung: Alfabeta
Ngalim Purwanto, 2009. Administrasi dan Supervisi Pendidikan. Bandung:
Remaja Rosdakarya
Piet A. Sahertian, 2000. Konsep Dasar dan Teknik Supervisi Pendidikan Dalam
Rangka Pengambangan Sumber Daya Manusia. Jakarta: Rineka Cipta
Samuel Smith, mengjarkan-matematika-sebuah-pemikiran.html diakses dari
http://chamisah.blogspot.com
Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain, 2006. Strategi Belajar Mengajar.
Jakarta: Rineka Cipta
70
UPAYA PENINGKATAN KEMAMPUAN GURU MENGGUNAKAN
ALAT PERAGA MELALUI PENDEKATAN VISITING
DI SD NEGERI AJIBARANG KULON
TAHUN PELAJARAN 2016
PROPOSAL
PENELITIAN TINDAKAN SEKOLAH
Disusun Oleh :
NAMA : ELI USWATI, S.Pd
NIP. : 19620415 198304 2 005
SD NEGERI 4 DARMAKRADENAN
UPK AJIBARANG KABUPATEN BANYUMAS
JAWA TENGAH
2016

More Related Content

What's hot

3. tahap amalan guru pendidikan jasmani sekolah
3. tahap amalan guru pendidikan jasmani sekolah3. tahap amalan guru pendidikan jasmani sekolah
3. tahap amalan guru pendidikan jasmani sekolahikhwanecdc
 
Penelitian tindakan sekolah
Penelitian tindakan sekolahPenelitian tindakan sekolah
Penelitian tindakan sekolahmalayadewi
 
Mulyati ojl 3 (RTK Cakep Bab 3)
Mulyati ojl 3  (RTK Cakep Bab 3)Mulyati ojl 3  (RTK Cakep Bab 3)
Mulyati ojl 3 (RTK Cakep Bab 3)Mulyati Rahman
 
Penelitian tindakan manajemen sekolah
Penelitian tindakan manajemen sekolahPenelitian tindakan manajemen sekolah
Penelitian tindakan manajemen sekolahekatrisnawati
 
Ts25 Kohort 5: SMK Kuala Penyu
Ts25 Kohort 5: SMK Kuala PenyuTs25 Kohort 5: SMK Kuala Penyu
Ts25 Kohort 5: SMK Kuala PenyuAbu Bakar Sani
 
Tesis bab i s.d. v dan lampiran 1 s.d
Tesis bab i s.d. v dan lampiran 1 s.dTesis bab i s.d. v dan lampiran 1 s.d
Tesis bab i s.d. v dan lampiran 1 s.dBang Mohtar
 
Transformasi Sekolah: SMK Kuala Penyu
Transformasi Sekolah: SMK Kuala PenyuTransformasi Sekolah: SMK Kuala Penyu
Transformasi Sekolah: SMK Kuala PenyuAbu Bakar Sani
 
Dokumen skpm 2010
Dokumen skpm 2010Dokumen skpm 2010
Dokumen skpm 2010Dapit Takka
 
Supervisi dan evalusi pendidikan
Supervisi dan evalusi pendidikanSupervisi dan evalusi pendidikan
Supervisi dan evalusi pendidikanMaman_Lukman
 
Laporan penelitian tindakan_sekolah
Laporan penelitian tindakan_sekolahLaporan penelitian tindakan_sekolah
Laporan penelitian tindakan_sekolahMuhammad Setiawan
 
Tugas 14 hasil laporan rps suyuti
Tugas 14 hasil laporan rps suyutiTugas 14 hasil laporan rps suyuti
Tugas 14 hasil laporan rps suyutiDanajaya Mahmudz
 
Fungsi Pengawasan Dalam Meningkatkan Mutu Sekolah
Fungsi Pengawasan Dalam Meningkatkan Mutu SekolahFungsi Pengawasan Dalam Meningkatkan Mutu Sekolah
Fungsi Pengawasan Dalam Meningkatkan Mutu SekolahPuspawijaya Putra
 

What's hot (20)

3. tahap amalan guru pendidikan jasmani sekolah
3. tahap amalan guru pendidikan jasmani sekolah3. tahap amalan guru pendidikan jasmani sekolah
3. tahap amalan guru pendidikan jasmani sekolah
 
Penelitian tindakan sekolah
Penelitian tindakan sekolahPenelitian tindakan sekolah
Penelitian tindakan sekolah
 
Laporan pts
Laporan ptsLaporan pts
Laporan pts
 
Mulyati ojl 3 (RTK Cakep Bab 3)
Mulyati ojl 3  (RTK Cakep Bab 3)Mulyati ojl 3  (RTK Cakep Bab 3)
Mulyati ojl 3 (RTK Cakep Bab 3)
 
Prosedur pts
Prosedur ptsProsedur pts
Prosedur pts
 
Penelitian tindakan manajemen sekolah
Penelitian tindakan manajemen sekolahPenelitian tindakan manajemen sekolah
Penelitian tindakan manajemen sekolah
 
Matlamat pengajaran dan kepimpinan masa hadapan
Matlamat pengajaran dan kepimpinan masa hadapanMatlamat pengajaran dan kepimpinan masa hadapan
Matlamat pengajaran dan kepimpinan masa hadapan
 
Ts25 Kohort 5: SMK Kuala Penyu
Ts25 Kohort 5: SMK Kuala PenyuTs25 Kohort 5: SMK Kuala Penyu
Ts25 Kohort 5: SMK Kuala Penyu
 
Jurnal pts
Jurnal ptsJurnal pts
Jurnal pts
 
Tesis bab i s.d. v dan lampiran 1 s.d
Tesis bab i s.d. v dan lampiran 1 s.dTesis bab i s.d. v dan lampiran 1 s.d
Tesis bab i s.d. v dan lampiran 1 s.d
 
Pts sumarso
Pts sumarsoPts sumarso
Pts sumarso
 
Transformasi Sekolah: SMK Kuala Penyu
Transformasi Sekolah: SMK Kuala PenyuTransformasi Sekolah: SMK Kuala Penyu
Transformasi Sekolah: SMK Kuala Penyu
 
Dokumen skpm 2010
Dokumen skpm 2010Dokumen skpm 2010
Dokumen skpm 2010
 
Supervisi dan evalusi pendidikan
Supervisi dan evalusi pendidikanSupervisi dan evalusi pendidikan
Supervisi dan evalusi pendidikan
 
kajian
kajiankajian
kajian
 
KUALITI GURU
KUALITI GURUKUALITI GURU
KUALITI GURU
 
karya ilmiah
karya ilmiahkarya ilmiah
karya ilmiah
 
Laporan penelitian tindakan_sekolah
Laporan penelitian tindakan_sekolahLaporan penelitian tindakan_sekolah
Laporan penelitian tindakan_sekolah
 
Tugas 14 hasil laporan rps suyuti
Tugas 14 hasil laporan rps suyutiTugas 14 hasil laporan rps suyuti
Tugas 14 hasil laporan rps suyuti
 
Fungsi Pengawasan Dalam Meningkatkan Mutu Sekolah
Fungsi Pengawasan Dalam Meningkatkan Mutu SekolahFungsi Pengawasan Dalam Meningkatkan Mutu Sekolah
Fungsi Pengawasan Dalam Meningkatkan Mutu Sekolah
 

Similar to Laporan pts bakar

Meningkatkan prestasi belajar melalui pembelajaran quantum teaching
Meningkatkan prestasi belajar melalui pembelajaran quantum teachingMeningkatkan prestasi belajar melalui pembelajaran quantum teaching
Meningkatkan prestasi belajar melalui pembelajaran quantum teachingOperator Warnet Vast Raha
 
Skripsi hasriyanti
Skripsi hasriyantiSkripsi hasriyanti
Skripsi hasriyantiAdhy Samin
 
LPKP UT BAB I - BAB V
LPKP UT BAB I - BAB V LPKP UT BAB I - BAB V
LPKP UT BAB I - BAB V Eman Syukur
 
Meningkatnya prestasi belajar ips (sumber daya alam) melalui penerapan metode...
Meningkatnya prestasi belajar ips (sumber daya alam) melalui penerapan metode...Meningkatnya prestasi belajar ips (sumber daya alam) melalui penerapan metode...
Meningkatnya prestasi belajar ips (sumber daya alam) melalui penerapan metode...Operator Warnet Vast Raha
 
Meningkatnya prestasi belajar ips (sumber daya alam) melalui penerapan metode...
Meningkatnya prestasi belajar ips (sumber daya alam) melalui penerapan metode...Meningkatnya prestasi belajar ips (sumber daya alam) melalui penerapan metode...
Meningkatnya prestasi belajar ips (sumber daya alam) melalui penerapan metode...Operator Warnet Vast Raha
 
PTK_tanya_Jawab_Kesulitan_Belajar.doc
PTK_tanya_Jawab_Kesulitan_Belajar.docPTK_tanya_Jawab_Kesulitan_Belajar.doc
PTK_tanya_Jawab_Kesulitan_Belajar.docnuunaberry
 
Proposal Yang Telah Diseminarkan
Proposal Yang Telah DiseminarkanProposal Yang Telah Diseminarkan
Proposal Yang Telah DiseminarkanMuhammad Syafrullah
 
0.artikel penelitian
0.artikel penelitian0.artikel penelitian
0.artikel penelitianSuaidinUsman1
 
Jurnal Tesis Yuni Iswanti.pdf
Jurnal Tesis Yuni Iswanti.pdfJurnal Tesis Yuni Iswanti.pdf
Jurnal Tesis Yuni Iswanti.pdfYuni Iswanti
 
Jurnal Tesis Yuni Iswanti.pdf
Jurnal Tesis Yuni Iswanti.pdfJurnal Tesis Yuni Iswanti.pdf
Jurnal Tesis Yuni Iswanti.pdfYuni Iswanti
 
Tugas kurikulum dan pembelajaran susanti iia
Tugas kurikulum dan pembelajaran susanti iiaTugas kurikulum dan pembelajaran susanti iia
Tugas kurikulum dan pembelajaran susanti iiaSusanti Susanti
 
5.sri wahyuni (06111404005)
5.sri wahyuni (06111404005)5.sri wahyuni (06111404005)
5.sri wahyuni (06111404005)Dewi_Sejarah
 

Similar to Laporan pts bakar (20)

Meningkatkan prestasi belajar melalui pembelajaran quantum teaching
Meningkatkan prestasi belajar melalui pembelajaran quantum teachingMeningkatkan prestasi belajar melalui pembelajaran quantum teaching
Meningkatkan prestasi belajar melalui pembelajaran quantum teaching
 
Skripsi hasriyanti
Skripsi hasriyantiSkripsi hasriyanti
Skripsi hasriyanti
 
LPKP UT BAB I - BAB V
LPKP UT BAB I - BAB V LPKP UT BAB I - BAB V
LPKP UT BAB I - BAB V
 
Meningkatnya prestasi belajar ips (sumber daya alam) melalui penerapan metode...
Meningkatnya prestasi belajar ips (sumber daya alam) melalui penerapan metode...Meningkatnya prestasi belajar ips (sumber daya alam) melalui penerapan metode...
Meningkatnya prestasi belajar ips (sumber daya alam) melalui penerapan metode...
 
Meningkatnya prestasi belajar ips (sumber daya alam) melalui penerapan metode...
Meningkatnya prestasi belajar ips (sumber daya alam) melalui penerapan metode...Meningkatnya prestasi belajar ips (sumber daya alam) melalui penerapan metode...
Meningkatnya prestasi belajar ips (sumber daya alam) melalui penerapan metode...
 
Bab i ii ptk
Bab i ii ptkBab i ii ptk
Bab i ii ptk
 
PTK_tanya_Jawab_Kesulitan_Belajar.doc
PTK_tanya_Jawab_Kesulitan_Belajar.docPTK_tanya_Jawab_Kesulitan_Belajar.doc
PTK_tanya_Jawab_Kesulitan_Belajar.doc
 
Karya tulids
Karya tulidsKarya tulids
Karya tulids
 
Karya tulis ilmiah
Karya tulis ilmiahKarya tulis ilmiah
Karya tulis ilmiah
 
Karya tulis ilmiah
Karya tulis ilmiahKarya tulis ilmiah
Karya tulis ilmiah
 
Karya tulis ilmiah
Karya tulis ilmiahKarya tulis ilmiah
Karya tulis ilmiah
 
Karya tulids
Karya tulidsKarya tulids
Karya tulids
 
Proposal Yang Telah Diseminarkan
Proposal Yang Telah DiseminarkanProposal Yang Telah Diseminarkan
Proposal Yang Telah Diseminarkan
 
1
11
1
 
0.artikel penelitian
0.artikel penelitian0.artikel penelitian
0.artikel penelitian
 
Jurnal Tesis Yuni Iswanti.pdf
Jurnal Tesis Yuni Iswanti.pdfJurnal Tesis Yuni Iswanti.pdf
Jurnal Tesis Yuni Iswanti.pdf
 
Jurnal Tesis Yuni Iswanti.pdf
Jurnal Tesis Yuni Iswanti.pdfJurnal Tesis Yuni Iswanti.pdf
Jurnal Tesis Yuni Iswanti.pdf
 
Tugas kurikulum dan pembelajaran susanti iia
Tugas kurikulum dan pembelajaran susanti iiaTugas kurikulum dan pembelajaran susanti iia
Tugas kurikulum dan pembelajaran susanti iia
 
Metopen.docx
Metopen.docxMetopen.docx
Metopen.docx
 
5.sri wahyuni (06111404005)
5.sri wahyuni (06111404005)5.sri wahyuni (06111404005)
5.sri wahyuni (06111404005)
 

Recently uploaded

LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdfLAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdfChrodtianTian
 
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptxMODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptxarnisariningsih98
 
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdfShintaNovianti1
 
Model Manajemen Strategi Public Relations
Model Manajemen Strategi Public RelationsModel Manajemen Strategi Public Relations
Model Manajemen Strategi Public RelationsAdePutraTunggali
 
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxAKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxWirionSembiring2
 
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau tripletMelianaJayasaputra
 
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfHARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfkustiyantidew94
 
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptxPPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptxHeruFebrianto3
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...Kanaidi ken
 
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)3HerisaSintia
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...Kanaidi ken
 
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajiiEdukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajiiIntanHanifah4
 
MATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptx
MATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptxMATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptx
MATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptxrofikpriyanto2
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docxModul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docxherisriwahyuni
 
Kisi-kisi UTS Kelas 9 Tahun Ajaran 2023/2024 Semester 2 IPS
Kisi-kisi UTS Kelas 9 Tahun Ajaran 2023/2024 Semester 2 IPSKisi-kisi UTS Kelas 9 Tahun Ajaran 2023/2024 Semester 2 IPS
Kisi-kisi UTS Kelas 9 Tahun Ajaran 2023/2024 Semester 2 IPSyudi_alfian
 
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional DuniaKarakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional DuniaNadia Putri Ayu
 
SILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docx
SILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docxSILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docx
SILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docxrahmaamaw03
 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxRezaWahyuni6
 
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxMateri Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxRezaWahyuni6
 
Kelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara InggrisKelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara InggrisNazla aulia
 

Recently uploaded (20)

LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdfLAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
 
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptxMODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
 
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
 
Model Manajemen Strategi Public Relations
Model Manajemen Strategi Public RelationsModel Manajemen Strategi Public Relations
Model Manajemen Strategi Public Relations
 
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxAKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
 
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
 
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfHARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
 
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptxPPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
 
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
 
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajiiEdukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
 
MATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptx
MATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptxMATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptx
MATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptx
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docxModul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
 
Kisi-kisi UTS Kelas 9 Tahun Ajaran 2023/2024 Semester 2 IPS
Kisi-kisi UTS Kelas 9 Tahun Ajaran 2023/2024 Semester 2 IPSKisi-kisi UTS Kelas 9 Tahun Ajaran 2023/2024 Semester 2 IPS
Kisi-kisi UTS Kelas 9 Tahun Ajaran 2023/2024 Semester 2 IPS
 
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional DuniaKarakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
 
SILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docx
SILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docxSILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docx
SILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docx
 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
 
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxMateri Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
 
Kelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara InggrisKelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
 

Laporan pts bakar

  • 1. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam era global dimana persaingan semakin ketat di segala bidang kehidupan, tidak ada alternatif lain selain berupaya meningkatkan sumber daya manusia yang ada melalui upaya peningkatan mutu pendidikan di setiap jenjang pendidikan. Keberhasilan peningkatan mutu pendidikan, tentu tidak bisa dilepaskan dari keberadaan seorang guru. Guru sebagai pendidik dan pengajar merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan setiap upaya pendidikan. Pada setiap inovasi pendidikan khususnya dalam perubahan kurikulum dan peningkatan sumber daya manusia yang dihasilkan dari upaya pendidikan selalu saja bermuara pada guru. Hal ini menunjukkan betapa eksisnya peran guru dalam dunia pendidikan. Di dalam Undang-Undang RI Nomor 20 Tahun 2003, tentang Sisdiknas Bab XI Pasal 39 ayat (1), dijelaskan tenaga kependidikan bertugas melaksanakan adminsitrasi, pengelolaan, pengembangan, dan pelayanan teknis untuk menunjang proses pendidikan dan satuan pendidikan. Guru memiliki posisi yang sangat penting dan menentukan keberhasilan pendidikan. Guru berada pada lini paling depan dalam keterlaksanaan proses pembelajaran di sekolah. Guru merupakan orang yang paling bertanggung jawab atas kualitas dan kebermaknaan proses
  • 2. 2 pembelajaran di dalam kelas. Oleh karena itu, kinerja guru sangat berpengaruh terhadap keberhasilan sebuah proses pembelajaran. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No. 16 Tahun 2007 tentang Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Guru, diharapkan kinerja guru semakin meningkat dan baik. Dalam kaitan dengan proses belajar mengajar hendaknya guru dapat mengarahkan dan membimbing siswa untuk aktif dalam kegiatan belajar mengajar sehingga tercipta suatu interaksi yang baik antara guru dengan siswa maupun siswa dengan siswa. Hal ini senada juga ditulis Madri M dan Rosmawati, bahwa terjadinya proses pembelajaran itu ditandai dengan dua hal yaitu : (1) siswa menunjukkan keaktifan, seperti tampak dalam jumlah curahan waktu untuk melaksanakan tugas ajar, (2) terjadi perubahan perilaku yang selaras dengan tujuan pengajaran yang diharapkan (2004: 274). Pada kenyataannya dari hasil temuan di lapangan masih banyak guru yang belum mampu menerapkan metode-metode pembelajaran dengan baik. Kondisi tersebut juga terjadi SMAN 1 Madapangga. Dari 8 (delapan) guru, 6 (enam) orang diantaranya selalu menggunakan metode pembelajaran dengan metode ceramah, tanya jawab, diskusi dan diakhiri dengan pemberian tugas. Pemberian materi juga lebih terpusat pada guru. Kemampuan guru dalam mengembangkan strategi pembelajaran melalui pemilihan metode, media, alat peraga, maupun sumber belajar belum optimal. Dengan kondisi demikian, jika dibiarkan maka akan menghambat
  • 3. 3 proses pembelajaran dimana hasil belajar tidak akan dicapai dengan maksimal. Tugas guru adalah mendiagnosis kebutuhan belajar, merencanakan pelajaran, memberikan presentasi, mengajukan pertanyaan, dan mengevaluasi pengajaran. Pengelolaan kelas yang efektif merupakan prasyarat yang kritis bagi kegiatan intruksional yang efektif agar seorang guru berhasil mengelola kelas hendaklah ia mampu mengantisipasi tingkah laku siswa yang salah dan mencegah tingkah laku demikian agar tidak terjadi. Berdasarkan hal di atas sudah seharusnya dalam proses belajar mengajar seorang guru mampu memilih dan menggunakan metode pembelajaran yang sesuai, agar siswa dapat belajar secara efektif dan efisien sesuai tujuan yang diharapkan. Peranan guru dalam menentukan metode pembelajaran sangatlah penting, sehingga guru hanya sebagai fasilitator saja. Kondisi tersebut tentu menjadi keprihatinan tersendiri bagi kepala sekolah. Oleh karena itu, pada tahap awal peneliti yang sekaligus kepala sekolah di SMAN 1 Madapangga berupaya melakukan upaya pendekatan dengan sesama guru melalui perbincangan untuk mengetahui hal-hal yang menjadi kendala oleh guru dalam memilih metode pembelajaran yang tepat dan sesuai dengan pembelajaran. Dari hasil wawancara tersebut, dihasilkan suatu kesimpulan bahwa kesulitan guru dalam memilih didasari oleh sulitnya menentukan materi dengan kegiatan pembelajaran yang tepat. Selain itu kondisi siswa yang motivasinya rendah menjadi kendala tersendiri dalam mengaplikasikan
  • 4. 4 metode pembelajaran tertentu pembelajaran yang belum memenuhi semua kebutuhan pembelajaran. Mengacu pada hasil di atas, maka guru dan peneliti melakukan kesepakatan untuk memperbaiki kondisi yang ada melalui kegiatan supervisi yaitu supervisi klinis. Supervisi klinis adalah suatu proses bimbingan yang bertujuan untuk membantu pengembangan professional guru/calon guru, khususnya dalam penampilan mengajar, berasarkan observasi dan analisis data secara teliti dan objektif sebagai pegangan untuk perubahan tingkat laku mengajar tersebut (John J. Bolla dalam Ngalim Purwanto 2009: 91). Dengan adanya pelaksanaan supervisi oleh kepala sekolah diharapkan member dampak terhadap terbentuknya sikap professional guru. Bertitik tolak dari uraian di atas maka penulis tertarik untuk mengadakan Penelitian Tindakan Sekolah dengan judul “Upaya Meningkatkan Kemampuan Guru dalam Penggunaan Metode Pembelajaran Melalui Supervisi Klinis di SMAN 1 Madapangga Tahun Pelajaran 2016/2017”. B. Identifikasi Masalah Mengacu pada latar belakang masalah diatas, kondisi yang terjadi di SMAN 1 Madapangga dapat diidentifikasikan sebagai berikut: 1. Sebagian besar guru di SMAN 1 Madapangga belum mampu menggunakan metode pembelajaran yang variatif.
  • 5. 5 2. Pemilihan metode pembelajaran sering tidak sesuai dengan materi yang diajarkan, sehingga hasilnya kurang optimal. 3. Sebagian besar guru SMAN 1 Madapangga mengalami kesulitan dalam penguasaan matode pembelajaran karena kurangnya pengetahuan tentang hal itu. 4. Pelatihan tentang penerapan metode pembelajaran sudah dilakukan namun kurang diaplikasikan sehingga hasilnya menjadi kabur. C. Pembatasan Masalah Dari permasalahan yang muncul di SMAN 1 Madapangga, agar hasil penelitian tindakan sekolah ini lebih maksimal maka permasalahan yang akan dibahas dibatasi pada : upaya meningkatkan kemampuan guru dalam penggunaan metode pembelajaran melalui supervisi klinis. D. Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas dapat dirumuskan permasalahan, yaitu : bagaimanakah upaya meningkatkan kemampuan guru dalam penggunaan metode pembelajaran melalui supervisi klinis? E. Tujuan Penelitian Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah: untuk mengetahui upaya peningkatan kemampuan guru dalam penggunaan metode pembelajaran melalui supervisi klinis.
  • 6. 6 F. Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat untuk: 1. Bagi Sekolah a. Memberikan sumbangan pemikiran bagi sekolah-sekolah dalam rangka perbaikan proses pembelajaran sehingga dapat meningkatkan kualitas pendidikan di sekolah. b. Menambah pengetahuan dan ketrampilan guru-guru sehingga dapat dimanfaatkan untuk aktifitas pembelajaran, yang akhirnya dapat meningkatkan mutu sekolah. 2. Bagi Guru a. Meningkatkan hubungan sosial positif antar pribadi guru dengan guru dan guru dengan kepala sekolah. b. Meningkatkan kemampuan guru dalam penggunaan metode pembelajaran. c. Menambah pengetahuan dan keterampilan dalam penggunaan metode pembelajaran. 3. Bagi Masyarakat Memberikan masukan dan pengetahuan bagi masyarakat secara umum dan orang tua siswa mengenai penerapan metode pembelajaran, bahwa guru telah berupaya mengoptimalkan hasil kegiatan belajar-mengajar dengan memanfaatkan alat peraga.
  • 7. 7 G. Definisi Istilah Beberapa istilah yang digunakan dalam judul di atas, secara garis besar beberapa istilah yang ada dapat dijelaskan sebagai berikut: 1. Peningkatan Peningkatan adalah proses, perbuatan, cara, meningkatkan usaha (Em Zul Fajri, dkk, 2006: 820). Jadi yang dimaksudkan dengan istilah upaya peningkatan adalah daya atau usaha yang dilakukan untuk meningkatkan sesuatu. 2. Kemampuan Guru Kemampuan sering disebut dengan istilah kompetensi. Menurut Abdul Majid (2005: 5-6) kompetensi adalah seperangkat tindakan inteligen penuh tanggung jawab yang harus dimiliki seseorang sebagai syarat untuk dianggap mampu melaksanakan tugas-tugas dalam bidang pekerjaan tertentu. Sedangkan guru adalah pendidik dalam hal ini pendidik di lingkungan sekolah dasar. Jadi kemampuan guru adalah seperangkat tindakan penuh tanggung jawab ang dimiliku oleh para pendidik di lingkungan sekolah dasar. 3. Metode Pembelajaran Mengacu pada pengertiannya, metode mengajar adalah cara yang dipergunakan guru dalam mengadakan hubungan degan siswa pada saat berlangsungnya pembelajaran (Nana Sudjana, 2005: 76). 4. Supervisi Klinis Supervisi klinis adalah bentuk supervisi yang difokuskan pada peningkatan mengajar dengan melalui siklus yan sistematik, dalam
  • 8. 8 perencanaan, pengamatan serta analisis yang intensif dan cermat tentang penampilan mengajar yang nyata, serta bertujuan mengadakan perubahan dengan cara yang rasional (Piet A. Sahertian, 2008: 36). 5. SMAN 1 Madapangga SMAN 1 Madapangga merupakan salah satu lembaga pendidikan tingkat menengah yang berada di wilayah desa Dena Kecamatan Madapangga. 6. Tahun Pelajaran 2016/2017 Tahun Pelajaran 2016/2017 adalah tahun pelaksanaan kegiatan Penelitian Tindakan Sekolah yang dilakukan. Dari uraian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan judul di atas adalah usaha yang dilakukan untuk meningkatkan kemampuan guru dalam menggunakan merode pembelajaran melalui kegiatan supervise klinis di SMAN 1 Madapangga Kabupaten Bima Tahun Pelajaran 2016/2017.
  • 9. 9 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Landasan Teori dan Hasil Penelitian yang Relevan 1. Landasan Teori a. Kemampuan Guru SD dalam Kegiatan Belajar Mengajar Proses belajar mengajar merupakan kegiatan aktif siswa dalam membangun makna atau pemahaman. Dengan demikian, guru perlu memberikan dorongan kepada siswa untuk menggunakan otoritasnya dalam membangun gagasan. Tanggung jawab untuk menciptakan situasi yang mendorong prakarsa, motivasi, dan tanggung jawab siswa untuk belajar sepanjang hayat (Depdiknas, 2002: 1). Dalam proses belajar mengajar menggambarkan adanya satu kesatuan yang tidak terpisahkan antara siswa yang belajar dengan guru yang mengajar, antara kedua kegiatan ini terjadi interaksi yang sangat menunjang. Kemampuan sering disebut dengan kompetensi. Menurut Abdul Majid (2005: 5-6) kompetensi adalah seperangkat tindakan inteligen penuh tanggung jawab yang harus dimiliki seseorang sebagai syarat untuk dianggap mampu melaksanakan tugas-tugas dalam bidang pekerjaan tertentu. Sifat inteligen harus ditunjukkan sebagai kemahiran, ketepatan dan keberhasilan bertindak. Sifat tanggung jawab harus ditunjukkan sebagai kebenaran tindak baik dipandang dari sudut ilmu pengetahuan, teknologi maupun etika.
  • 10. 10 Menurut Cece Wijaya (1991: 35), secara garis besar mengelompokkan 10 kompetensi dasar yang harus dimiliki oleh seorang guru yaitu: 1) Mampu menguasai mata pelajaran 2) Mampu mengelola program belajar mengajar 3) Mampu mengelola kelas 4) Mampu mengelola dan menggunakan media serta sumber belajar 5) Mampu menilai prestasi belajar 6) Mampu mengenal dan menyelenggarakan administrasi sekolah 7) Mengenal fungsi layanan bimbingan dan konseling di sekolah 8) Mengelola interaksi-interaksi belajar mengajar 9) Menguasai landasan-landasan pendidikan 10) Memahami prinsip-prinsip dan menafsirkan hasil penelitian pendidikan guna keperluan mengajar. Dengan demikian, kompetensi yang dimiliki oleh setiap guru akan menunjukkan kualitas guru dalam mengajar. Kompetensi tersebut akan terwujud dalam bentuk penguasaan pengetahuan dan profesional dalam menjalankan fungsinya sebagai guru. Artinya guru bukan saja harus pintar tapi juga pandai mentrasfer ilmunya kepada peserta didik. Salah satu kemampuan/kompetensi yang sangat menentukan keberhasilan dari kegiatan pembelajaran adalah mampu mengelola program kegiatan belajar mengajar. Pengelolaan tersebut dapat dilakukan dengan memilih dan menerapkan metode pembelajaran yang tepat dan sesuai dengan tujuan pembelajaran.
  • 11. 11 b. Metode Pembelajaran 1) Hakikat Metode Pembelajaran Terjadinya proses belajar sebagai upaya untuk memperoleh hasil belajar sesungguhnya sulit untuk diamati karena ia berlangsung di dalam mental. Sehubungan dengan hal ini, para ahli cenderung menggunakan pola tingkah laku manusia sebagai suatu model yang menjadi prinsi-prinsip belajar. Untuk mengoptimalkan proses belajar salah satu alternatif yang dilakukan adalah dengan memilih metode belajar yang tepat dan sesuai dengan tujuan pembelajaran. Mengacu pada pengertiannya, metode mengajar adalah cara yang dipergunakan guru dalam mengadakan hubungan dengan siswa pada saat berlangsungna pembelajaran (Nana Sudjana, 2005: 76). Metode yang ideal dalam belajar sebagaimana dikemukakan oleh Dewey (Samuel Smith, 1986: 260) memiliki ciri: 1. Murid harus benar- benar tertarik pada kegiatan, 2. Pengalaman atau pekerjaan yang edukatif ia harus menemukan dan memecahkan kesukaran atau masalah, 3. Mengumpulkan data-data melalui ingatan pemikiran dan pengalaman pribadi atau penelitian, 4. Menentukan cara pemecahan kesukaran atau masalah, 5. Mencoba cara terbaik untuk memecahkan sesuatu melalui penerapan dalam pengalaman, percobaan atau kehidupan sehari-hari. Metode yang baik diharapkan dapat meningkatkan aktivitas kegiatan belajar siswa. Dengan kegiatan belajar mengajar terciptalah interaksi edukatif yang dinamis. Dalam interaksi itu guru berperan sebagai penggerak atau pembimbing, sedangkan siswa berperan sebagai
  • 12. 12 penerima (dibimbing). Proses interaktif itu akan berjalan baik, kalau siswa lebih banyak aktif dibandingkan dengan guru, oleh karenanya metode mengajar yang baik adalah metode yang menumbuhkan kegiatan belajar siswa, serta menggunakan metode mengajar secara bervariasi. Atas pengertian tersebut maka metode mengajar merupakan alat yang merupakan bagian dari cara dalam pelaksanaan suatu strategi belajar mengajar. Strategi merupakan alat, sedangkan metode merupakan alat untuk mencapai tujuan belajar. 2) Penerapan Metode dalam Kegiatan Pembelajaran Metode apapun yang digunakan dalam kegiatan belajar mengajar, sudah seharusnya siswa diposisikan sebagai pusat perhatian utama. Pola pembelajaran di kelas tidak hanya dilakukan oleh didatik-metodik apa yang digunakan, melainkan juga bagaimana peran guru dalam memperkaya pengalaman belajar siswa. Pengalaman belajar diperoleh melalui serangkaian penjelajahan lingkungan secara aktif. Pembelajaran bahasa diarahan pada upaya mempertajam kepekaan perasaan siswa, kepekaan sosial. Kepekaan sosial ini akan memperkaya strategi komunikasi. Siswa tidak hanya diharapkan mampu memahami informasi yang disampaikan secara lugas atau secara langsung, melainkan juga yang disampaikan secara terselubung atau tidak langsung. Karena itu, dalam kegiatan belajar mengajar, menurut Dra Roestiyah (dalam Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain, 2006: 74),
  • 13. 13 guru harus memiliki strategi agar anak didik dapat belajar secara efektif dan efisien, mengena pada tujuan yang diharapkan. Salah satu langkah untuk memiliki strategi itu adalah harus mengajar. Dengan demikian, metode mengajar adalah strategi pengajaran sebagai alat untuk mencapai tujuan yang diharapkan. 3) Pemilihan dan Penentuan Metode Titik sentral yang harus dicapai oleh setiap kegiatan belajar mengajar adalah tercapainya tujuan pengajaran. Guru sebagai salah satu sumber belajar berkewajiban menyediakan lingkungan belajar yang kreatif bagi kegiatan belajar anak didik di kelas. Salah satu kegiatan yang harus guru lakukan adalah melakukan pemilihan dan penentuan metode yang bagaimana yang akan dipilih untuk mencapai tujuan pengajaran (Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain, 2006: 77). Pemilihan dan penentuan metode ini didasari adanya metode-metode tertentu yang tidak bisa dipakai untuk mencapai tujuan tertentu. 4) Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pemilihan Metode Winarno Surakhmad (1990: 97) mengatakan, bahwa pemilihan dan penentuan metode dipengaruhi oleh beberapa faktor, sebagai berikut: a) Anak didik Anak didik adalah manusia berpotensi yang menghajatkan pendidikan. b) Tujuan
  • 14. 14 Tujuan adalah sasaran yang dituju dari setiap kegiatan belajar mengajar. c) Situasi Situasi kegiatan belajar mengajar yang guru ciptakan tidak selamanya sama dari hari ke hari. d) Fasilitas Fasilitas merupakan hal yang mempengaruhi pemilihan dan penentuan metode mengajar. e) Guru Setiap guru mempunyai kegiatan yang berbeda. Seorang guru yang bertitel sarjana pendidikan dan keguruan, berbeda dengan guru yang sarnaja bukan pendidikan dan keguruan di bidang penguasaan ilmu kependidikan dan keguruan. B. Supervisi Klinis 1) Pengertian Supervisi Supervisi adalah usaha dari pertugas-petugas sekolah dalam memimpin guru-guru dan petugas-petugas lainnya dalam memperbaiki pengajaran, termasuk menstimulasi, menyeleksi pertumbuhan jabatan dan perkembangan guru-guru serta merevisi tujuan-tujuan pendidikan, bahan pengajaran atau metode serta evaluasi pengajaran (Piet A. Sahertian, dkk, 2000: 17). Supervisi juga didefinisikan sebagai segala bantuan dari para pemimpin sekolah, yang tertuju kepada perkembangan kepemimpinan
  • 15. 15 guru-guru dan personel sekolah lainnya di dalam mencapai tujuan-ujuan pendidikan (Ngalim Purwanto, 2009: 76). Mengacu pada pengembangannya, supervisi terbagi dalam beberapa model seperti (Piet A. Sahertian, 2008: 34): a) Model konvensional b) Model ilmiah c) Model klinis d) Model artistik 2) Supervisi Klinis Supervisi klinis adalah bentuk supervisi yang difokuskan pada peningkatan mengajar dengan melalui siklus yang sistematik, dalam perencanaan, pengamatan serta analisis yang intensif dan cermat tentang penampilan mengajar yang nyata, serta bertujuan mengadakan perubahan dengan cara yang rasional (Piet A. Sahertian, 2008: 36). Richard Waller (dalam Ngalim Purwanto, 2009: 90), memberikan definisi tentang supervisi sebagai berikut: Supervisi klinis adalah supervisi yang difokuskan pada perbaikan pengajaran dengan melalui siklus yang sistematis dari tahap perencanaan, pengamatan, dan analisis intelektual yang intensif terhadap penampilan mengajar sebenarnya dengan tujuan untuk mengadakan modifikasi rasional (Clinical surervision may b defined as supervision focused upn the improvement if instruction by means of systematic cycles of planning, observation and
  • 16. 16 intensive intellectual analysis of actual teaching performances in the interest of ration modification). Keith Acheson dan Meredith D. Gall, mengemukakan bahwa : supervisi klinis adalah proses membantu guru memperkecil ketidaksesuaian (kesenjangan) antara tingkah laku mengajar yang nyata dengan tingkah laku mengajar yang ideal (Ngalim Purwanto, 2009: 90). Secara teknik mereka katakan bahwa supervisi klinis adalah suatu model supervisi yang terdiri atas tiga fase, yaitu (1) pertemuan perencanaan, (2) observasi kelas, dan (3) pertemuan balik. Dari kedua definisi tersebut di atas, John J. Bolla menyimpulkan bahwa (Ngalim Purwanto, 2009: 91): “Supervisi klinis adalah suatu proses bimbinganyang bertujuan untuk membantu pengembangan profesional guru calon guru, khususnya dalam penampilan mengajar, berdasarkan observasi dan analisis data secara detail dan objektif sebagai pegangan untuk perubahan tingkah laku mengajar tertentu.” Secara umum supervisi klinis diartikan sebagai bentuk bimbingan profesional yang diberikan kepada guru berdasarkan kebutuhannya melalui siklus yang sistematis. Siklus sistematis ini meliputi : perencanaan, observasi yang cermat atas pelaksanaan dan pengkajian hasil observasi dengan segera dan obyektif tentang penampilan mengajarnya yang nyata. Selanjutna La Solo (1983: 56) menjelaskan beberapa hal yang harus diperhatikan dala pelaksanaan supervise klinis, antara lain adalah:
  • 17. 17 a) Supervisi klinis dilakukan dalam bentuk bimbingan atau berbagi pengalaman dan pengetahuan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran, bukan perintah atau instruksi atasan pada bawahan. b) Aspek dan jenis keterampilan yang akan disupervisi diusulkan oleh guru atau sebuah kesepakatan hasil kajian bersama antara guru dengan supervisor. c) Walaupun guru menggunakan berbagai strategi, metode, media dan keterampilan pembelajaran secara terintegrasi, sasaran supervisi klinis hanya pada aspek dan jenis keterampilan yang disepakati. d) Supervisor merefleksikan data dan fakta objektif hasil observasi selama proses pembelajaran berlangsung. e) Supervisor merefleksi data dan fakta objektif hasil observasi selama prses pemelajaran berlangsung. f) Balikan diberikan segera setelah kegiatan supervisi berlangsung. g) Guru yang disupervisi diberikan kesempatan seluas-luasnya memberikan argumentasi yang mendasari pilihan tindakan dan perilaku yang digunakan dalam proses pembelajaran. h) Supervisor lebih banyak bertanya dan mendengar daripada memberikan arahan apalagi perintah. i) Setelah didapat pemahaman bersama dan dirasa belum mencapai kondisi optimal yang diinginkan. Supervisi dapat dilanjutkan pada siklus berikutnya. j) Satu siklus supervisi klinis terdiri dari 5 (lima) tahapan kegiatan yaitu: a) merumuskan kesepakatan, b) menyusun perencanaan, c)
  • 18. 18 melaksanakan proses pembelajaran, melakukan observasi dan merefleksi data dan fakta obserbvasi, dan e) merancang siklus berikutnya. 3) Karakteristik Supervisi Klinis Merujuk pada pengertian yang telah dipaparkan, terdapat beberapa karakteristik supervisi klinis, yaitu : a) Perbaikan dalam mengajar mengharuskan guru mempelajari keterampilan-keterampilan intelektual dan bertingkah laku berdasarkan keterampilan tersebut. b) Fungsi utama supervisor adalah mengajar keterampilan- keterampilan kepad guru. c) Fokus supervise klinis, meliputi: (1) Perbaikan cara mengajar dan bukan mengubah kepribadian guru. (2) Dalam perencanaan pengajaran dan analisisnya merupakan pegangan supervisor dalam memperkirakan perilaku mengajar guru. (3) Pada sejumlah ketrampilan mengajar yang mempunyai arti bagi pendidikan dan berada dalam jangkauan guru. (4) Pada analisis yang konstruktif dan memberi penguatan (reinforcement) pada pola-pola atau tingkah laku yang berhasil daripada “mencela” dan “menghukum” pola-pola tingkah laku yang belum sukses. (5) Berdasarkan pada bukti pengamatan dan bukan atas keputusan penilaian yang tidak didukung oleh bukti nyata.
  • 19. 19 d) Siklus dalam merencanakan, mengajar dan menganalisis merupakan suatu komunitas dan dibangun atas dasar pengalaman masa lampau. e) Supervise klinis merupakan suatu proses memberi dan menerima informasi ang dinamis dimana supervisor dan guru merupakan teman sejawat didalam mencari pengerian bersama mengenai proses pendidikan. f) Proses supervise klinis terutama berpusat pada interaksi vernal megenai analisis jalannya pelajaran. g) Setiap guru mempunyai kebebasan maupun tanggung jawab untuk mengemukakan pokok-pokok persoalan, menganalisis cara mengajarnya sendiri dan mengembankan gaya mengajarnya. h) Supervisor mempunyai kebebasan dan tanggung jawab untuk menganalisis dan mengevaluasi cara supervisi yang dilakukannya dengan cara yang sama seperti ketika ia menganalisis dan mengevaluasi cara mengajar guru. 2. Hasil Penelitian yang Relevan Salah satu tugas kepala sekolah adalah supervisor, yaitu mensupervisi pekerjaan yang dilakukan oleh tenaga kependidikan. Jika kepala sekolah sebagai supervisor dapat melakukan tugas, fungsi dan tanggung jawabnya dengan baik melaksanakan supervisi pendidikan secara efektif dan proporsional maka logikanya pemberian supervisi oleh kepala sekolah akan meningkatkan kinerja guru. Berkaitan dengan hasil penelitian yang relevan berkaitan dengan upaya peningkatan kemampuan profesionalisme guru melalui supervisi
  • 20. 20 klinis, salah satu peneliti yang menerapkan supervisi klinis adalah Amidon, Shin, dan Martin. Bluberg dan Amidon menemukan bahwa guru lebih menyukai dan menghargai penerapan komunikasi tidak langsung yang merupakan unsur penting dalam supervisi klinis. 3. Usulan-usulan tentang Penyelesaian Masalah/Menghadapi tantangan Guru merupakan suatu profesi yang artinya suatu jabatan atau pekerjaan yang memerlukan keahlian khusus sebagai guru. Jenis pekerjaan ini mestinya tidak dapat dilakukan oleh sembarang orang diluar bidang kependidikan, walaupun pada kenyataannya masih banyak dilakukan oleh orang di luar kependidikan. Aktifitas guru dalam mengajar dan aktifitas siswa dalam belajar sangat bergantung pada pemahaman guru terhadap mengajar. Mengajar bukan hanya sekedar menyampaikan ilmu pengetahuan, melainkan mengandung makna yang lebih luas, yakni terjadinya interaksi manusiawi dengan berbagai aspek yang cukup komplek. Iklim belajar yang kondusif harus ditunjang oleh berbagai fasilitas belajar yang menyenankan, seperti sarana, pengaturan lingkungan, penampilan, dan sikap guru dan diantara peserta didik itu sendiri serta penataan organisasi dan bahan pembelajaran secara tepat, sesuai dengan kemampuan dan perkembangan peserta didik. Iklim belajar yang menyenangkan akan membangkitkan semangat dan menumbuhkan aktivitas serta kreatifitas peserta didik.
  • 21. 21 Namun kecenderungan di lapangan menunjukkan bahwa kemampuan guru dalam memilih metode pembelajaran belum maksimal. Di kelas masih banyak ditemukan guru-guru yang mengajar tanpa menggunakan metode yang tepat. Diharapkan melalui pelaksanaan kegiatan supervisi klinis, kemampuan guru dalam menggunakan menggunakan metode pembelajaran dapat ditingkatkan. Untuk lebih jelasnya, berikut ini penulis memberikan gambaran tentang rencana pemecahan masalah dalam pelaksanaan Penelitian Tindakan Sekolah (PTS): Gambar 1 Gambar Kerangka Pemecahan Masalah
  • 22. 22 BAB III METODE PENELITIAN A. Pentahapan Penelitian Tindakan 1. Tahap Persiapan Beberapa kegiatan yang dilaksanakan pada tahap awal kegiatan supervisi meliputi: a. Menganalisis rencana pelajaran b. Menyusun format / instrumen supervisi c. Menetapkan bersama aspek-aspek yang akan diobservasi d. Menyiapkan materi pembinaan supervisi e. Menentukan instrumen supervisi f. Menyusun proposal g. Melakukan pembinaan awal terhadap guru mengenai tahapan pelaksanaan supervisi yang akan dilakukan. Hal-hal yang diperhatikan supervisor meiputi: a. Membina keakraban dengan guru. b. Mengidentifikasi tujuan PTS yaitu meningkatkan kemampuan guru dalam menentukan metode pembelajaran c. Memberikan penjelasan tentang pentingnya pemilihan metode yang tepat dan sesuai dengan tujuan pembelajaran d. Membantu guru memperbaiki tujuannya sendiri. e. Menetapkan jadwal pelaksanaan observasi
  • 23. 23 2. Pelaksanaan Tahap pelaksanaan meliputi : a. Jadwal pelaksanaan Penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan Oktober tahun 2016 . b. Obyek yang akan diteliti Obyek yang akan diamati meliputi : 1) Pelaksanaan kegiatan pembelajaran di kelas X, XI, dan XII. 2) Kemampuan dan proses penggunaan metode pembelajaran 3. Pelaporan a. Melaporkan hasil penelitian b. Menyusun Penelitian Tindakan Sekolah (PTS) B. Lokasi dan Waktu Penelitian 1. Lokasi Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SMAN 1 Madapangga Kabupaten Bima. 2. Waktu Penelitian ini dilaksanakan dengan jadwal sebagai berikut : Tabel 2 Waktu Penelitian Siklus I Tanggal Perencanaan Pelaksanaan Pengamatan dan Evaluasi Refleksi 15 Oktober 2016 18,19,20 Oktober 2016 18,19,20,21 Oktober 2016 23 Oktober 2016 Perencanaan Pelaksanaan Pengamatan dan Evaluasi Refleksi 25 Oktober 2016 26,27,28 Oktober 2016 26,27,28,29 Oktober 2016 30 Oktober 2016
  • 24. 24 C. Subyek Penelitian Subyek yang diteliti pada pelaksanaan Penelitian Tindakan Sekolah ini, adalah sebagai berikut:kepala sekolah (dirinya sendiri), guru kelas X, XI, dan XII yaitu : Guru kelas X (Sdri. Sri Astuti), guru kelas XI (Sdri. Siti Aminah S, Pd), dan guru kelas XII (Ibrahim, S.PdI), dan siswa. D. Tindakan Tindakan yang dilakukan untuk meningkatkan kemampuan guru dalam mengguakan metode pembelajaran pada guru kelas X, XI, dan XII adalah melalui Penelitian Tindakan Sekolah (PTS) melalui teknik supervisi klinis. Langkah-langkah yang digunakan sebagai prosedur penelitian tindakan, mengacu pada pendapat yang dikemukakan oleh Kemmis dan M. Taggart, dengan menggunakan model spiral. Langkah-langkah tersebut meliputi: perencanaan (planning), pelaksanaan (action), observasi (observing), dan refleksi (reflection). Siklus model Kemmis Taggart ini dilakukan secara berulang dan berkelanjutan seperti siklus di bawah ini:
  • 25. 25 Adapun pelaksanaan kegiatan pada tiap tahapan penelitian tindakan kelas tersebut adalah sebagai berikut. 1. Perencanaan Tahap ini mencakup semua perencanaan tindakan seperti pembuatan rencana pelaksanaan pembelajaran yang dialami, menyiapkan pelaksananan supervisi, alat supervisi serta mernecanakan pula langkah-langkah tindakan apa yang dilakukan Dalam tahap ini penulis menetapkan seluruh rencana tindakan yang akan dilakukan untuk memperbaiki kemampuan guru dalam menentukan metode pembelajaran. Adapun langkah-langkah yang ditempuh dalam tahap perencanaan meliputi: a. Menyusun rencana tindakan dengan mengacu pada hasil supervisi awal b. Guru menyusun RPP c. Menyiapkan bahan kegiatan d. Menyiapkan media pembelajaran e. Menyipkan lembar observasi f. Menyiapkan lembar wawancara g. Melakukan diskusi dengan teman sejawat 2. Pelaksanaan Pelaksanaan tindakan melalui teknik supervisi kelas dilakukan dengan mengikuti alur perencanaan yang sudah disusun sehingga tujuan yang diharapkan dapat tercapai.
  • 26. 26 3. Observasi Observasi dilakukan yaitu dengan mengamati kinerja guru dalam melakukan proses pembelajaran, khususnya menentukan metode. Hal ini dimaksudkan untuk mengetahui apakah aktivitas guru sudah sesuai dengan apa yang tercantum dalam lembar observasi atau tidak. 4. Refleksi Refleksi merupakan pengkajian hasil data yang telah diperoleh saat observasi oleh penulis, praktikan dan pembimbing. Refleksi berguna untuk memberikan makna terhadap proses dan hasil (perubahan) yang telah dilakukan. Hasil refleksi yang ada dijadikan bahan pertimbangan untuk membuat perencanaan tindakan dalam siklus selanjutnya yang berkelanjutan sampai supervisi dinyatakan berhasil. Kajian selanjutnya yang dilakukan oleh peneliti adalah mendeskripsikan hasil penelitian ini ke dalam bentuk laporan sehingga hasil penelitian dapat diketahui dengan mudah oleh pembaca. Adapun daur pelaksanaan Penelitian Tindakan Sekolah dapat dilihat dalam bagan berikut ini:
  • 27. 27 Gambar 2. Diagram Daur Siklus Penelitian Tindakan Sekolah Adapun tindakan yang dilakukan pada tiap siklus penelitian tindakan sekolah adalah sebagai berikut: 1. Tindakan Siklus I a. Perencanaan Tindakan 1) Menyusun dokumen Perencanaan, pelaksanaan, dan pemantauan dalam rangka membatu guru mengelola proses pembelajaran
  • 28. 28 untuk mencapai tujuan pembelajaran dengan mengacu pada refleksi hasil observasi awal. 2) Menyiapkan lembar observasi 3) Menyiapkan daftar pertanyaan 4) Menentukan jadwal penyelenggaraan 5) Membuat alat penilaian untuk mengukur kemampuan guru b. Implementasi Tindakan Tindakan dalam penelitian ini adalah melaksanakan proses supervisi berdasarkan skenario yang sudah dirancang yaitu upaya peningkatan kemampuan guru dalam penggunaan metode pembelajaran. Indikator keberhasilan pada tahap ini adalah guru meningkat kemampuannya. c. Observasi dan Interpretasi Observasi merupakan proses mengamati kegiatan pembelajaran secara teliti di kelas. Tujuan untuk memperoleh objektif tentang situasi pembelajaran, kesulitan guru, perbaikan proses pembelajaran. Saat kegiatan supervisi berlangsung peneliti melakukan pengamaan dengan menggunakan lembar pengamatan atau observasi yang bertujuan untuk memperoleh gambaran aktivitas dari guru dan kreativitas guru dalam menentukan metode pembelajaran. d. Analisis dan Refleksi Analisis terhadap hasil tindakan meliputi: 1) Menganalisis metode pembelajaran yang digunakan guru 2) Menganalisis kesesuaian metode dengan tujuan pembelajaran
  • 29. 29 3) Merefleksi data hasil pengamatan yang dibuat untuk digunakan sebagai acuan dalam merefleksi hasil kegiatan. Hasil analisis data-data tersebut akan dipergunakan sebagai acuan untuk merencanakan tindakan pada siklus berikutnya. 2. Tindakan Siklus II Adapun tindakan pada siklus II adalah sebagai berikut: a. Perencanaan Tindakan Langkah-langkah perencanaan tindakan pada siklus II antara lain: 1) Menyusun dokumen Perencanaan, pelaksanaan, dan pemantauan dalam rangka membatu guru mengelola proses pembelajaran untuk mencapai tujuan pembelajaran dengan mengacu pada hasil tindakan sekolah pada siklus I. 2) Membuat lembar pengamatan untuk melihat pnerapan metode pembelajaran. Merencanakan melakukan penilaian tahap akhir dan mempublikasikan hasil supervisi klinis terhadap penggunaan metode pembelajaran. b. Implementasi Tindakan Kegiatan yang dilaksanakan dalam penelitian tindakan sekolah ini adalah melaksanakan rencana pelaksanaan supervisi. c. Observasi dan Interpretasi Saat proses supervisi berlangsung peneliti melakukan pengamatan kembali terhadap penggunaan metode pembelajaran untuk memperoleh gambaran tentang kemampuan guru dalam penentuan metode pembelajaran dan aktivitas siswa dalam
  • 30. 30 mengikuti kegiatan belajar mengajar untuk memperoleh hasil yang optimal. d. Analisis dan Refleksi Analisis terhadap hasil tindakan meliputi: 1) Menganalisis hasil akhir penggunaan metode pembelajaran masing-masing guru. 2) Menganalisis nilai akhir dari penggunaan metode pembelajaran pembelajaran pada guru kelas X, XI dan XII. 3) Menghitung jumlah guru yang memenuhi kriteria tuntas. Jika analisis penggunaan metode pembelajaran pada siklus 1 dan 2 mengalami peningkatan maka strategi peningkatan penggunaan metode pembelajaran melalui supervisi klinis perlu disarankan untuk diterapkan dalam pembelajaran. E. Teknik Pengumpulan Data Teknik yang digunakan untuk mengumpulkan data meliputi observasi, wawancara, dan dokumentasi yang masing-masing secara singkat diuraikan sebagai berikut: 1. Observasi Metode observasi ini digunakan untuk memperoleh data proses pembelajaran dengan variabel kemampuan guru dalam menentukan metode pembelajaran yang terdiri dari lembar rencana pembelajaran yang dibuat oleh guru, lembar pelaksanaan penilaian oleh guru, lembar
  • 31. 31 penilaian keterampilan melaksanakan hubungan pribadi, lembar aktifitas siswa dalam pembelajaran. 2. Wawancara Kegiatan wawancara, dilakukan dengan cara wawancara tidak terstruktur dilakukan secara mendalam. Maksudnya, wawancara tidak dilakukan secara formal dan ketat, melainkan secara akrab, sehingga guru merasa tidak diwawancarai dan data yang diperoleh lebih akurat. Hal yang dibicarakan dalam wawancara antara peneliti (supervisor) dengan guru adalah tentang penggunaan alat peraga dalam pembelajaran. Wawancara dilakukan dengan tujuan memperoleh informasi yang akurat tentang penggunaan alat peraga dan hasilnya. 3. Dokumentasi Dokumentasi merupakan kegiatan penelitian dengan mengamati berbagai dokumen yang berkaitan dengan topik dan tujuan penelitian. Data dalam penelitian yang dihimpun melalui dokumentasi adalah hasil kegiatan belajar pembelajaran sebelum dan setelah kegiatan supervisi terhadap penggunaan metode pembelajaran, dokumentasi sekolah, data guru dan profil sekolah. F. Teknik Analisis Data Teknik analisis data dilakukan dengan melakukan analisis SWOT, yang terdiri dari unsur-unsur S-Strength (kekuatan), W-Weaknesses (kelemahan), O-Opportuniy (kesempatan), T-Threat (ancaman). Empat hal tersebut dilihat dari sudut kepala sekolah yang melaksanakan dan guru yang dikenai tindakan (Suharsimi Arikunto, 2008: 7).
  • 32. 32 Melalui penerapan teknik analisis SWOT, kekuatan dan kelemahan yang ada pada diri peneliti dan subjek tindakan diidentifikasi secara cermat sebelum mengidentifikasi yang lain. Unsur kesempatan dan ancaman diidentifikasi dari luar peneliti dan juga luar dini guru (subyek yang dikenai tindakan). Melalui pemanfaatan unsur ini, peneliti mempertimbangkan faktor dari luar peneliti sendiri maupun guru sebagai subyek tindakan yang bisa dimanfaatkan dan dipertimbangkan karena bisa memberikan dampak yang kurang baik terhadap tindakan tanpa harus mengubah situasi asli yang tidak mengandung resiko.
  • 33. 33 BAB IV LAPORAN DAN PEMBAHASAN A. Kegiatan Siklus I Pelaksanaan penelitian tindakan sekolah ini dilaksanakan dengan tujuan untuk meningkatkan kemampuan guru dalam penggunaan metode pembelajaran melalui supervisi klinis. Tahapan-tahapan yang diterapkan untuk mencapai tujuan yang diharapkan meliputi: 1. Tahap perencanaan 2. Tahap pelaksanaan 3. Tahap pengamatan dan evaluasi 4. Tahap refleksi Berikut ini tahap-tahap pelaksanaan penelitian tindakan sekolah untuk meningkatkan kemampuan guru dalam penggunaan metode pembelajaran pada guru kelas X, XI, dan XII SMAN 1 Madapangga Kabupaten Bima. 1. Perencanaan Berdasarkan hasil supervisi awal yang dilaksanakan pada saat kunjungan kelas di kelas X, XI, dan XII SMAN 1 Madapangga Kabupaten Bima, diketemukan permasalahan sebagai berikut: a. Pembelajaran terpusat kepada guru b. Metode yang digunakan belum sesuai dengan tujuan pembelajaran c. Pembinaan dalam menetapkan metode yang tepat dan sesuai dengan tujuan pembelajaran belum diterapkan dengan baik oleh guru.
  • 34. 34 Melalui refleksi terhadap hasil supervisi awal, peneliti melakukan diskusi dengan guru-guru kelas X, XI, dan XII serta guru pengamat untuk memperoleh kesepakatan cara meningkatkan kemampuan guru dalam menggunakan metode pembelajaran. Sebagai pendukung pelaksanaan supervisi pada siklus I, peneliti mempersiapkan perencanaan yang disesuaikan dengan kondisi yang ada. Berikut ini perencanaan yang disusun untuk melaksanakan supervisi pada siklus I: a. Guru 1) Mempersiapkan RPP sesuai dengan mata pelajaran. 2) Mempersiapkan lembar informasi tentang supervisi 3) Mempersiapkan kriteria RPP yang tepat 4) Mempersiapkan kondisi pelaksanaan belajar mengajar untuk mengimplementasikan RPP dalam kegiatan pembelajaran. b. Pengamat : 1) Mempersiapkan lembar pelaksanaan supervisi 2) Mempersiapkan lembar observasi 3) Mempersiapkan lembar wawancara 4) Mempersiapkan penilaian 2. Pelaksanaan a. Pelaksanaan Supervisi Klinis di Kelas X Sesuai dengan kesepakatan, pelaksanaan supervisi klinis pada guru kelas XI (Sri Sri Astuti) pada tanggal 18 Oktober tahun 2016,
  • 35. 35 dengan tujuan melakukan pengamatan terhadap kemampuan guru dalam menggunakan metode pembelajaran. Pada pelaksanaan kegiatan supervisi klinis di kelas IV, peneliti melakukan supervisi terhadap kemampuan guru dalam menggunakan metode pembelajaran mata pelajaran bahasa Indonesia, yaitu: Standar Kompetensi : 4. Mengungkapkan pikiran, perasaan dan informasi secara tertulis dalam bentuk percakapan, petunjuk, cerita dan surat Kompetensi Dasar : 4.1. Melengkapi bagian cerita yang hilang (rumpang) dengan menggunakan kata/kalimat yang tepat sehingga menjadi cerita yang padu. Indikator : 1. Mampu melengkapi cerita bagian awal, tengah, dan akhir dengan kata yang tepat sehingga menjadi kalimat padu. 2. Menentukan judul yang sesuai. Tujuan Pembelajaran : 1. Siswa dapat melengkapi cerita dengan memperhatikan hubungan antara makna kalimat yang satu dengan kalimat lainnya. 2. Siswa dapat menentukan judul yang sesuai berdasarkan gambar seri.
  • 36. 36 Pelaksanaan supervisi terhadap kemampuan guru menerapkan metode pembelajaran dilakukan sejak kegiatan awal sampai kegiatan akhir pelajaran bahasa Indonesia. b. Pelaksanaan Supervisi Klinis di Kelas XI Pada pelaksanaan kegiatan supervisi klinis di kelas XI, guru melakukan presentasi terhadap kemampuan guru dalam menggunakan metode pembelajaran pada mata pelajaran Bahasa Indonesia. Pelaksanaan supervisi klinis terhadap kemampuan guru dalam menggunakan metode pembelajaran bahasa Indonesia pada tanggal 19 Oktober 2016, dengan perincian sebagai berikut: Standar Kompetensi : 4. Mengungkapkan pikiran, perasaan, informasi, dan pengalaman secara tertulis dalam bentuk karangan, surat undangan, dan dialog tertulis. Kompetensi Dasar : 4.1 Menulis karangan berdasarkan pengalaman dengan memperhatikan pilihan kata dan penggunaan ejaan. Indikator : 1. Mengembangkan ide pokok 2. Mengembangkan paragraf 3. Menyusun karangan cerita Tujuan Pembelajaran : 1. Siswa dapat mengembangkan ide pokok dalam membuat karangan cerita yang
  • 37. 37 sesuai dengan pengalamannya sendiri melalui bantuan media gambar bingkai. 2. Siswa dapat mengarang cerita secara lebih mudah dengan menggunakan pilihan kata yang tepat atau sesuai, susunan kalimat yang runtut dengan memperhatikan penggunaan ejaan yang benar. Pelaksanaan supervisi klinis dilakukan sejak awal kegiatan pembelajaran sampai pada kegiatan akhir. c. Pelaksanaan Supervisi Klinis di Kelas XII Pelaksanaan kegiatan supervise klinis di kelas XII, guru melakukan presentasi terhadap kemampuan guru menggunakan metode pembelajaran pada mata pelajaran matematika. Kegiatan supervisi klinis pada guru kelas XII dilaksanakan pada tanggal 20 Oktober 2016 , mata pelajaran matematika. Standar Kompetensi : 2. Menggunakan pengukuran volume per waktu dalam pemecahan masalah. Kompetensi Dasar : Mengenal satuan debit Indikator : 1. Siswa dapat menyebutkan satuan volume Pelaksanaan supervisi klinis dilakukan sejak awal kegiatan pembelajaran sampai pada kegiatan akhir.
  • 38. 38 3. Pengamatan dan Evaluasi a. Pengamatan dan Evaluasi terhadap pelaksanaan pembelajaran di kelas X Hasil Pengamatan 1) Melakukan pengamatan terhadap guru dalam pembelajaran Pelaksanaan pengamatan terhadap guru dilaksanakan selama pelaksanaan kegiatan pembelajaran yang meliputi kegiatan awal, kegiatan inti, dan kegiatan akhir. Kegiatan pembelajaran yang terdiri dari kegiatan awal, kegiatan inti dan kegiatan akhir dilaksanakan dengan baik. Guru melakukan supervisi tentang bagaimana cara guru mengelola kelas sehingga kegiatan belajar benar-benar berjalan dengan efektif. 2) Mengamati metode pembelajaran yang digunakan Pengamatan metode pembelajaran difokuskan pada kemampuan guru dalam memilih metode pembelajaran, dengan indikator penilaian yang ditetapkan, sebagaimana terdapat pada tabel di bawah ini:
  • 39. 39 Tabel 3 Hasil Pengamatan Terhadap Kemampuan Guru Kelas X dalam Menggunakan Metode Pembelajaran (Siklus I) No Indikator Nilai 1 2 3 4 1 2 3 4 5 6 Kesesuaian antara metode dengan tujuan pembelajaran Kesesuaian metode dengan materi Metode dapat memotivasi belajar siswa Metode dapat melibatkan siswa dalam pembelajaran Metode dapat mengefektifkan kegiatan pembelajaran Metode yang digunakan dapat meningkatkan hasil belajar siswa - - - - - - - V V - V - V - - V - V - - - - - - Jumlah 0 6 9 0 Rata-rata 2,55 Keterangan score: A : 3,28 – 4,00 : Sangat Memuaskan B : 2,78 – 3,27 : Memuaskan C : 2,38 – 2,77 : Kurang Dari hasil pengamatan terhadap kemampuan guru dalam menggunakan metode pembelajaran pada pelaksanaan pembelajaran mata pelajaran bahasa Indonesia dengan tujuan agar siswa dapat melengkapi cerita dengan memperhatikan hubungan antara makna kalimat yang satu dengan kalimat lainnya dan siswa dapat menentukan judul yang sesuai berdasarkan gambar seri hasilnya masih dalam kategori “kurang” dengan nilai 2,55 karena berada dalam interval score yaitu 2,38 – 2,77.
  • 40. 40 3) Membandingkan metode dalam RPP dengan penerapannya pada kegiatan pembelajaran Selama melakukan pengamatan untuk meningkatkan kemampuan guru dalam menggunakan metode pembelajaran, peneliti melakukan pengamatan terhadap metode yang digunakan. Dalam pelaksanaan pembelajaran, metode yang digunakan meliputi: Metode dalam RPP Implementasi metode dalam pembelajaran 1. Ceramah 2. Inkuiri 3. Diskusi 4. Tanya jawab 5. Pemberian tugas 1. Ceramah 2. Tanya jawab 3. Diskusi 4. Pemberian tugas Dari data di atas, ternyata dalam kegiatan pembelajaran guru belum mengaplikasikan seluruh metode yang tercantum dalam RPP. Pendekatan inkuiri yang tercantum dalam RPP belum dioptimalkan. Evaluasi Mengacu pada hasil supervisi klinis untuk meningkatkan kemampuan guru dalam menggunakan metode pembelajaran, setelah dilakukan kunjungan kelas untuk mengetahui kemampuan guru dalam menggunakan metode maka dapat diperoleh catatan sebagai berikut: 1) Indikator yang sudah dikuasai a) Kesesuaian antara metode dengan tujuan pembelajaran b) Metode dapat melibatkan siswa aktif dalam pembelajaran c) Metode yang digunakan dapat meningkatkan hasil belajar siswa
  • 41. 41 2) Indikator yang belum dikuasai a) Kesesuaian metode dengan materi; disini guru sudah menerapkan beberapa metode agar kegiatan pembelajaran tidak terpusat pada guru dan siswa diarahkan untuk lebih aktif namun metode yang digunakan belum sesuai dengan materi. Maksudnya, metode tersebut tidak bisa membawa siswa lebih memahami materi yang diajarkan. b) Metode belum memotivasi belajar siswa, c) Metode belum mengefektifkan kegiatan pembelajaran Dari indikator yang belum dikuasai, maka diperlukan suatu metode yang bisa melibatkan siswa secara aktif dalam kegiatan pembelajaran dan membawa siswa lebih mudah dalam memahami materi. 3) Metode pembelajaran yang digunakan sudah sesuai dengan RPP yang disusun namun metode yang diterapkan belum optimal. Guru perlu memilih metode yang tepat dan sesuai dengan tujuan pembelajaran, pengembangan kemampuan berbahasa. Beberapa metode yang dapat diterpkan antara lain; pendekatan keterampilan proses, metode kontekstual, metode pendekatan terpadu dan sebagainya. b. Pengamatan terhadap pelaksanaan pembelajaran di kelas XI Hasil Pengamatan 1) Melakukan pengamatan terhadap guru dalam pembelajaran
  • 42. 42 Kegiatan pengamatan di kelas XI dilakukan saat guru melaksanakan kegiatan pembelajaran mata pelajaran Bahasa Indonesia. Pada saat guru melaksanakan kegiatan pembelajaran, guru membuka pelajaran dengan baik, melakukan apersepsi kemudian memotivasi anak. Guru sekilas menjelaskan materi yang akan dibahas. Pada kegiatan inti, guru melakukan eksplorasi, elaborasi dan konfirmasi. Kegiatan penutup dilakukan dengan melakukan kesimpulan terhadap pembelajaran, melakukan evaluasi dan tindak lanjut. 2) Mengamati metode pembelajaran yang digunakan Hasil pengamatan terhadap metode pembelajaran yang digunakan guru dan hasil pengamatannya dapat dilihat melalui tabel 4 di bawah ini: Tabel 4 Hasil Pengamatan Terhadap Kemampuan Guru Kelas XII dalam Menggunakan Metode Pembelajaran (Siklus I) No Indikator Nilai 1 2 3 4 1 2 3 4 5 6 Kesesuaian antara metode dengan tujuan pembelajaran Kesesuaian metode dengan materi Metode dapat memotivasi belajar siswa Metode dapat melibatkan siswa dalam pembelajaran Metode dapat mengefektifkan kegiatan pembelajaran Metode yang digunakan dapat meningkatkan hasil belajar siswa - - - - - - - V - - V - V - V V - V - - - - - - Jumlah 0 4 12 0 Rata-rata 2,67
  • 43. 43 Keterangan score: A : 3,28 – 4,00 : Sangat Memuaskan B : 2,78 – 3,27 : Memuaskan C : 2,38 – 2,77 : Kurang Mengacu hasil pengamatan terhadap kemampuan guru kelas XII dalam menggunakan metode pembelajaran pada pelaksanaan pembelajaran mata pelajaran bahasa Indonesia dengan tujuan : (1) siswa dapat mengembangkan ide pokok dalam membuat karangan cerita yang sesuai dengan pengalamannya sendiri melalui bantuan media gambar bingkai, dan (2) siswa dapat mengarang cerita secara lebih mudah dengan menggunakan pilihan kata yang tepat atau sesuai, susunan kalimat yang runtut dengan memperhatikan ejaan yang benar, kemampuan guru dalam menggunakan metode pembelajaran masih “kurang”, dengan nilai rata-rata 2,67. 3) Membandingkan metode dalam RPP dengan penerapannya pada kegiatan pembelajaran Selama melakukan kegiatan pembelajaran, peneliti membandingkan beberapa metode yang berada dalam RPP dengan cara guru mengajar. Dari hasil pengamatan, diperoleh hasil sebagai berikut: Metode dalam RPP Implementasi metode dalam pembelajaran 1. Ceramah 2. Inkuiri 3. Diskusi 4. Tanya jawab 5. Pemberian tugas 6. Konstruktivisme 1. Ceramah 2. Tanya jawab 3. Diskusi 4. Pemberian tugas
  • 44. 44 Dalam kegiatan pembelajaran, ternyata metode yang tercantum dalam RPP tidak semuanya diterapkan dalam kegiatan pembelajaran. Pendekatan inkuiri dan kontruktivisme terlewatkan dalam kegiatan pembelajaran. Evaluasi Berdasarkan hasil pengamatan terhadap pelaksanaan supervisi klinis, diperoleh catatan sebagai berikut: 1) Indikator yang sudah dikuasai a) Kesesuaian antara metode dengan tujuan pembelajaran b) Metode dapat memotivasi belajar siswa c) Metode dapat melibatkan siswa dalam pembelajaran d) Metode dapat meningkatkan hasil belajar siswa 2) Indikator yang belum dikuasai a) Kesesuaian metode dengan materi b) Metode dapat mengefektifkan pembelajaran Dari metode yang belum dikuasai, maka diperlukan adanya sifat terbuka dari guru tentang latar belakang permasalahan yang ada sehingga dapat dicari solusi terbaik agar metode pembelajaran yang diterapkan lebih maksimal. c. Pengamatan terhadap pelaksanaan pembelajaran di kelas XII Hasil Pengamatan 1) Melakukan pengamatan terhadap guru dalam pembelajaran Kegiatan pengamatan di kelas XII dilakukan saat guru melaksanakan kegiatan pembelajaran mata pelajaran matematika.
  • 45. 45 Pada saat guru melaksanakan kegiatan pembelajaran, guru membuka pelajaran dengan baik, melakukan apersepsi kemudian memotivasi anak. Guru menjelaskan materi yang akan dibahas. Pada kegiatan inti, guru melakukan eksplorasi, elaborasi dan konfirmasi. Kegiatan penutup dilakukan dengan melakukan kesimpulan terhadap pembelajaran, melakukan evaluasi dan tindak lanjut. 2) Mengamati metode pembelajaran yang digunakan Hasil pengamatan terhadap metode pembelajaran yang digunakan guru dan hasil pengamatannya dapat dilihat melalui tabel 5 di bawah ini: Tabel 5 Hasil Pengamatan Terhadap Kemampuan Guru Kelas XII dalam Menggunakan Metode Pembelajaran (Siklus I) No Indikator Nilai 1 2 3 4 1 2 3 4 5 6 Kesesuaian antara metode dengan tujuan pembelajaran Kesesuaian metode dengan materi Metode dapat memotivasi belajar siswa Metode dapat melibatkan siswa dalam pembelajaran Metode dapat mengefektifkan kegiatan pembelajaran Metode yang digunakan dapat meningkatkan hasil belajar siswa - - - - - - - V V V V - V - - - - V - - - - - - Jumlah 0 8 8 - Rata-rata 2,67 Keterangan score: A : 3,28 – 4,00 : Sangat Memuaskan B : 2,78 – 3,27 : Memuaskan C : 2,38 – 2,77 : Kurang
  • 46. 46 Mengacu hasil pengamatan terhadap kemampuan guru kelas XII dalam menggunakan metode pembelajaran pada pelaksanaan pembelajaran mata pelajaran matematika, kemampuan guru dalam menggunakan metode pembelajaran masih “kurang”, dengan nilai rata-rata 2,67. 4) Membandingkan metode dalam RPP dengan penerapannya pada kegiatan pembelajaran Selama melakukan kegiatan pembelajaran, peneliti membandingkan beberapa metode yang berada dalam RPP dengan cara guru mengajar. Dari hasil pengamatan, diperoleh hasil sebagai berikut: Metode dalam RPP Implementasi metode dalam pembelajaran 1. Ceramah 2. Tanya jawab 3. Diskusi 4. Tugas Individual 5. Tugas Kelompok 1. Ceramah 2. Tanya jawab 3. Diskusi 4. Pemberian tugas kelompok Dalam kegiatan pembelajaran, ternyata metode yang tercantum dalam RPP tidak semuanya diterapkan dalam kegiatan pembelajaran. Tugas individual terlewatkan dalam kegiatan pembelajaran. Evaluasi Berdasarkan hasil pengamatan terhadap pelaksanaan supervisi klinis, diperoleh catatan sebagai berikut: 1) Indikator yang sudah dikuasai a) Kesesuaian antara metode dengan tujuan pembelajaran
  • 47. 47 b) Metode dapat melibatkan siswa dalam pembelajaran c) Metode dapat meningkatkan hasil belajar siswa d) Metode dapat mengefektifkan pembelajaran 2) Indikator yang belum dikuasai a) Metode dapat memotivasi belajar siswa b) Kesesuaian metode dengan materi Dari metode yang belum dikuasai, maka diperlukan adanya pembinaan secara individual agar kemampuan guru dapat ditingkatkan lagi sehingga pembelajaran dapat berhasil dengan maksimal. 3) Dalam kegiatan pembelajaran matematika di kelas XII, guru sudah menerapkan beberapa metode dengan asumsi dapat memaksimalkan hasil belajar siswa. Hal tersebut sudah efektif hanya perlu ditingkatkan lagi agar hasil belajar lebih maksimal. 4. Refleksi Dari hasil pelaksanaan supervisi klinis pada upaya peningkatan kemampuan guru dalam menggunakan metode pembelajaran diketahui bahwa pada siklus I, guru sudah berusaha untuk meningkatkan kemampuannya dalam mengunakan metode pembelajaran. Dari hasil observasi di kelas XI diketahui bahwa guru belum menerapkan seluruh metode yang terdapat dalam RPP. Selain itu pelaksanaan kegiatan pembelajaran juga masih membutuhkan metode yang tepat dan sesuai dengan tujuan pembelajaran, sehingga diperlukan adanya diskusi antara peneliti (kepala sekolah) dengan guru agar secara bersama-sama dapat mengatasi permasalahan yang ada.
  • 48. 48 Dari hasil observasi di kelas XII diketahui bahwa metode konstruktivisme dan inquiri yang tercantum dalam RPP belum diterapkan ketika pelaksanaan pembelajaran. Dari temuan tersebut maka diperlukan suatu keterbukaan dari guru untuk mendiskusikan kealpaan tersebut dilatarbelakangi oleh masalah apa (misalnya: ketidakmampuan guru/keterbatasan waktu, dan sebagainya) sehingga dapat dipecahkan secara bersama-sama masalah yang ada Dari hasil observasi di kelas XII guru juga belum menguasai seluruh indikator yang dinilai selama kegiatan supervisi klinis. Metode pembelajaran yang tercantum dalam RPP juga belum dioptimalkan karena ada satu metode yang terlewat yaitu tugas individual. Selain temuan-temuan tersebut, guru juga belum menerapkan metode yang baru yang benar-benar dapat melibatkan siswa secara aktif dalam kegiatan pembelajaran dan mampu memotivasi siswa untuk belajar matematika. Dari temuan-temuan yang ada, maka diperlukan adanya upaya perbaikan untuk meninkatkan kemampuan guru dalam menggunakan metode pembelajaran sehingga penelitian tindakan sekolah dengan menerapkan pendekatan supervisi klinis harus dilanjutkan lagi pada siklus kedua. B. Kegiatan Siklus II Pelaksanaan penelitian tindakan sekolah pada siklus II ini dilaksanakan dengan tujuan untuk meningkatkan kemampuan guru dalam penggunaan metode pembelajaran melalui supervisi klinis.
  • 49. 49 Tahapan-tahapan yang diterapkan untuk mencapai tujuan yang diharapkan meliputi: 1. Tahap perencanaan 2. Tahap pelaksanaan 3. Tahap pengamatan dan evaluasi 4. Tahap refleksi Berikut ini tahap-tahap pelaksanaan penelitian tindakan sekolah untuk meningkatkan kemampuan guru dalam penggunaan metode pembelajaran pada guru kelas X, XI, dan XII SMAN 1 Madapangga Kabupaten Bima. 1. Perencanaan Mengacu pada hasil supervise pada siklus I di kelas X, XI, dan XII SMAN 1 Madapangga diketemukan permasalahan sebagai berikut: a. Guru belum optimal dalam menggunakan metode pembelajaran. b. Metode pembelajaran yang terdapat dalam RPP belum dioptimalkan penerapannya. c. Guru belum berani menggunakan metode pembelajaran yang lebih variatif sehingga hanya terpusat pada diskusi, ceramah, tanya jawab, dan pemberian tugas. Melalui refleksi terhadap hasil supervisi siklus I, peneliti melakukan diskusi dengan guru-guru kelas X, XI, dan XII serta guru pengamat untuk memperoleh kesepakatan cara meningkatkan kemampuan guru dalam menggunakan metode pembelajaran. Sebagai pendukung pelaksanaan supervisi pada siklus II, peneliti mempersiapkan perencanaan yang disesuaikan dengan kondisi yang
  • 50. 50 ada. Berikut ini perencanaan yang disusun untuk melaksanakan supervisi pada siklus II: a. Guru 1) Mempersiapkan RPP sesuai dengan mata pelajaran. 2) Mempersiapkan lembar informasi tentang supervisi 3) Mempersiapkan kriteria RPP yang tepat 4) Mempersiapkan kondisi pelaksanaan belajar mengajar untuk mengimplementasikan RPP dalam kegiatan pembelajaran. b. Pengamat : 1) Mempersiapkan lembar pelaksanaan supervisi 2) Mempersiapkan lembar observasi 3) Mempersiapkan lembar wawancara 4) Mempersiapkan penilaian 2. Pelaksanaan a. Pelaksanaan Supervisi Klinis di Kelas XI Pelaksanaan supervise klinis pada siklus II dilaksanakan tanggal 26 Oktober 2016 . Pada pelaksanaan kegiatan supervisi klinis di kelas XI, peneliti melakukan supervisi terhadap kemampuan guru dalam menggunakan metode pembelajaran mata pelajaran bahasa Indonesia, yaitu: Standar Kompetensi : 4. Mengungkapkan pikiran, perasaan dan informasi secara tertulis dalam bentuk percakapan, petunjuk, cerita dan surat
  • 51. 51 Kompetensi Dasar : 4.1. Melengkapi bagian cerita yang hilang (rumpang) dengan menggunakan kata/kalimat yang tepat sehingga menjadi cerita yang padu. Indikator : 1. Mampu melengkapi cerita bagian awal, tengah, dan akhir dengan kata yang tepat sehingga menjadi kalimat padu. 2. Menentukan judul yang sesuai. Tujuan Pembelajaran : 1. Siswa dapat melengkapi cerita dengan memperhatikan hubungan antara makna kalimat yang satu dengan kalimat lainnya. 2. Siswa dapat menentukan judul yang sesuai berdasarkan gambar seri. Pelaksanaan supervisi terhadap kemampuan guru menerapkan metode pembelajaran dilakukan sejak kegiatan awal sampai kegiatan akhir pelajaran bahasa Indonesia. b. Pelaksanaan Supervisi Klinis di Kelas XII Pada pelaksanaan kegiatan supervisi klinis pada guru kelas XII dilakukan pada tanggal 27 Oktober 2016 , pada mata pelajaran Bahasa Indonesia. Pelaksanaan supervisi klinis terhadap kemampuan guru dalam menggunakan metode pembelajaran bahasa Indonesia pada tanggal 19 Oktober 2016 , dengan perincian sebagai berikut:
  • 52. 52 Standar Kompetensi : 4. Mengungkapkan pikiran, perasaan, informasi, dan pengalaman secara tertulis dalam bentuk karangan, surat undangan, dan dialog tertulis. Kompetensi Dasar : 4.1 Menulis karangan berdasarkan pengalaman dengan memperhatikan pilihan kata dan penggunaan ejaan. Indikator : 1. Mengembangkan ide pokok 2. Mengembangkan paragraf 3. Menyusun karangan cerita Tujuan Pembelajaran : 1. Siswa dapat mengembangkan ide pokok dalam membuat karangan cerita yang sesuai dengan pengalamannya sendiri melalui bantuan media gambar bingkai. 2. Siswa dapat mengarang cerita secara lebih mudah dengan menggunakan pilihan kata yang tepat atau sesuai, susunan kalimat yang runtut dengan memperhatikan penggunaan ejaan yang benar. Pelaksanaan supervisi klinis dilakukan sejak awal kegiatan pembelajaran sampai pada kegiatan akhir.
  • 53. 53 c. Pelaksanaan Supervisi Klinis di Kelas XII Pelaksanaan kegiatan supervise klinis terhadap upaya peningkatan kemampuan guru dalam menggunakan metode pembelajaran dilaksanakan pada tanggal 28 Oktober 2016 dengan sampel pada pelaksanaan mata pelajaran matematika. Standar Kompetensi : 2. Menggunakan pengukuran volume per waktu dalam pemecahan masalah. Kompetensi Dasar : Mengenal satuan debit Indikator : 1. Siswa dapat menyebutkan satuan volume Pelaksanaan supervisi klinis dilakukan sejak awal kegiatan pembelajaran sampai pada kegiatan akhir. 3. Pengamatan dan Evaluasi a. Pengamatan dan Evaluasi terhadap pelaksanaan pembelajaran di kelas X Hasil Pengamatan 1) Melakukan pengamatan terhadap guru dalam pembelajaran Pelaksanaan pengamatan terhadap guru dilaksanakan selama pelaksanaan kegiatan pembelajaran yang meliputi kegiatan awal, kegiatan inti, dan kegiatan akhir, dengan mengamati pelaksanaan kegiatan pembelajaran. Hasil pengamatan tertuang dalam ceck list sebagai tolak ukur tingkat keberhasilan guru dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran.
  • 54. 54 2) Mengamati metode pembelajaran yang digunakan Pengamatan metode pembelajaran difokuskan pada kemampuan guru dalam memilih metode pembelajaran, dengan indikator penilaian yang ditetapkan, sebagaimana terdapat pada tabel di bawah ini: Tabel 6 Hasil Pengamatan Terhadap Kemampuan Guru Kelas X dalam Menggunakan Metode Pembelajaran (Siklus II) No Indikator Nilai 1 2 3 4 1 2 3 4 5 6 Kesesuaian antara metode dengan tujuan pembelajaran Kesesuaian metode dengan materi Metode dapat memotX asi belajar siswa Metode dapat melibatkan siswa dalam pembelajaran Metode dapat mengefektifkan kegiatan pembelajaran Metode yang digunakan dapat meningkatkan hasil belajar siswa - - - - - - - - - - - - - V V - - - V - - V V V Jumlah 0 0 6 16 Rata-rata 3,67 Keterangan score: A : 3,28 – 4,00 : Sangat Memuaskan B : 2,78 – 3,27 : Memuaskan C : 2,38 – 2,77 : Kurang Dari hasil pengamatan terhadap kemampuan guru dalam menggunakan metode pembelajaran pada pelaksanaan pembelajaran mata pelajaran bahasa Indonesia dengan tujuan agar siswa dapat melengkapi cerita dengan memperhatikan hubungan antara makna
  • 55. 55 kalimat yang satu dengan kalimat lainnya dan siswa dapat menentukan judul yang sesuai berdasarkan gambar seri hasilnya masih dalam kategori “sangat memuaskan” dengan nilai rata-rata 3,67 karena berada dalam interval score yaitu 2,78 – 3,27. 3) Membandingkan metode dalam RPP dengan penerapannya pada kegiatan pembelajaran Selama melakukan pengamatan untuk meningkatkan kemampuan guru dalam menggunakan metode pembelajaran, peneliti melakukan pengamatan terhadap metode yang digunakan. Dalam pelaksanaan pembelajaran, metode yang digunakan meliputi: Metode dalam RPP Implementasi metode dalam pembelajaran 1. Ceramah 2. Inkuiri 3. Diskusi 4. Tanya jawab 5. Pemberian tugas 6. CTL komponen pemodelan 1. Ceramah 2. Tanya jawab 3. Diskusi 4. Pemberian tugas 5. Inkuiri 6. CTL komponen pemodelan Dari data di atas, ternyata dalam kegiatan pembelajaran guru sudah menerapkan seluruh metode yang tercantum dalam RPP. Evaluasi Mengacu pada hasil supervisi klinis untuk meningkatkan kemampuan guru dalam menggunakan metode pembelajaran, setelah dilakukan kunjungan kelas untuk mengetahui kemampuan guru dalam menggunakan metode maka dapat diperoleh catatan sebagai berikut:
  • 56. 56 1) Guru sudah menguasai seluruh indikator yang dinilai, dengan hasil yang “memuaskan”. 2) Kemampuan guru dalam menerapkan metode juga memberikan efek positif terhadap siswa berupa peningkatan motX asi dan keaktifan yang selanjutnya menjadi nilai tambah guna meningkatkan prestasi belajar siswa. 4) Metode pembelajaran yang digunakan sudah sesuai dengan RPP yang disusun. Guru sudah memilih metode yang tepat dan sesuai dengan tujuan pembelajaran, pengembangan kemampuan berbahasa antara lain menerapkan metode CTL. b. Pengamatan terhadap pelaksanaan pembelajaran di kelas XII Hasil Pengamatan 1) Melakukan pengamatan terhadap guru dalam pembelajaran Kegiatan pengamatan terhadap kemampuan guru kelas XII dalam menggunakan metode pembelajaran dilaksanakan pada tanggal 27 Oktober 2016 . Pada saat guru melaksanakan kegiatan pembelajaran, guru membuka pelajaran dengan baik, melakukan apersepsi kemudian memotX asi anak. Guru sekilas menjelaskan materi yang akan dibahas. Pada kegiatan inti, guru melakukan eksplorasi, elaborasi dan konfirmasi. Kegiatan penutup dilakukan dengan melakukan kesimpulan terhadap pembelajaran, melakukan evaluasi dan tindak lanjut.
  • 57. 57 2) Mengamati metode pembelajaran yang digunakan Hasil pengamatan terhadap metode pembelajaran yang digunakan guru dan hasil pengamatannya dapat dilihat melalui tabel 7 di bawah ini: Tabel 7 Hasil Pengamatan Terhadap Kemampuan Guru Kelas XII dalam Menggunakan Metode Pembelajaran (Siklus II) No Indikator Nilai 1 2 3 4 1 2 3 4 5 6 Kesesuaian antara metode dengan tujuan pembelajaran Kesesuaian metode dengan materi Metode dapat memotX asi belajar siswa Metode dapat melibatkan siswa dalam pembelajaran Metode dapat mengefektifkan kegiatan pembelajaran Metode yang digunakan dapat meningkatkan hasil belajar siswa - - - - - - - - - - - - - V - - V - V - V V - V Jumlah 0 0 6 16 Rata-rata 3,67 Keterangan score: A : 3,28 – 4,00 : Sangat Memuaskan B : 2,78 – 3,27 : Memuaskan C : 2,38 – 2,77 : Kurang Mengacu hasil pengamatan terhadap kemampuan guru kelas XII dalam menggunakan metode pembelajaran pada pelaksanaan pembelajaran mata pelajaran bahasa Indonesia, sudah “sangat memuaskan” dengan nilai rata-rata 3,67.
  • 58. 58 3) Membandingkan metode dalam RPP dengan penerapannya pada kegiatan pembelajaran Selama melakukan kegiatan pembelajaran, peneliti membandingkan beberapa metode yang berada dalam RPP dengan cara guru mengajar. Dari hasil pengamatan, diperoleh hasil sebagai berikut: Metode dalam RPP Implementasi metode dalam pembelajaran 1. Ceramah 2. Inkuiri 3. Diskusi 4. Tanya jawab 5. Pemberian tugas 6. KonstruktX isme 1. Ceramah 2. Tanya jawab 3. Diskusi 4. Pemberian tugas 5. Inkuiri 6. KonstruktX isme Dalam kegiatan pembelajaran, ternyata metode yang tercantum dalam RPP sudah diterapkan dalam kegiatan pembelajaran. Evaluasi Berdasarkan hasil pengamatan terhadap pelaksanaan supervisi klinis, diperoleh catatan sebagai berikut: 1) Guru sudah menguasai seluruh indikator yang dinilai, dengan hasil yang “sangat memuaskan”. 2) Kemampuan guru dalam menerapkan metode juga memberikan efek positif terhadap siswa berupa peningkatan motX asi dan keaktifan yang selanjutnya menjadi nilai tambah guna meningkatkan prestasi belajar siswa.
  • 59. 59 3) Metode pembelajaran yang digunakan sudah sesuai dengan RPP yang disusun. Guru sudah memilih metode yang tepat dan sesuai dengan tujuan pembelajaran. Peningkatan kemampuan guru dalam menggunakan metode pembelajaran menunjukkan bahwa pelaksanaan supervisi klinis dengan memperhatikan aspek kebutuhan guru dan diskusi antara kepala sekolah dengan guru memberikan efek yang positif terhadap perkembangan kemampuan guru. c. Pengamatan terhadap pelaksanaan pembelajaran di kelas XII Hasil Pengamatan 1) Melakukan pengamatan terhadap guru dalam pembelajaran Kegiatan pengamatan untuk mengetahui kemampuan guru kelas XII dalam menggunakan metode pembelajaran dilaksanakan pada tanggal 28 Oktober 2016 . Hasil pengamatan menunjukkan bahwa guru sudah melakukan kegiatan pembelajaran dengan baik dengan mengacu pada RPP yang disusun berdasarkan Standar Isi dan Standar Proses. 2) Mengamati metode pembelajaran yang digunakan Hasil pengamatan terhadap metode pembelajaran yang digunakan guru dan hasil pengamatannya dapat dilihat melalui tabel 8 di bawah ini:
  • 60. 60 Tabel 8 Hasil Pengamatan Terhadap Kemampuan Guru Kelas XII dalam Menggunakan Metode Pembelajaran (Siklus II) No Indikator Nilai 1 2 3 4 1 2 3 4 5 6 Kesesuaian antara metode dengan tujuan pembelajaran Kesesuaian metode dengan materi Metode dapat memotX asi belajar siswa Metode dapat melibatkan siswa dalam pembelajaran Metode dapat mengefektifkan kegiatan pembelajaran Metode yang digunakan dapat meningkatkan hasil belajar siswa - - - - - - - - - - - - - - V V - V V V - - V - Jumlah 0 0 9 12 Rata-rata 3,50 Keterangan score: A : 3,28 – 4,00 : Sangat Memuaskan B : 2,78 – 3,27 : Memuaskan C : 2,38 – 2,77 : Kurang Mengacu hasil pengamatan terhadap kemampuan guru kelas XII dalam menggunakan metode pembelajaran pada pelaksanaan pembelajaran mata pelajaran matematika hasilnya sudah “sangat memuaskan” dengan rata-rata skor 3,50. 3) Membandingkan metode dalam RPP dengan penerapannya pada kegiatan pembelajaran Selama melakukan kegiatan pembelajaran, peneliti membandingkan beberapa metode yang berada dalam RPP dengan
  • 61. 61 cara guru mengajar. Dari hasil pengamatan, diperoleh hasil sebagai berikut: Metode dalam RPP Implementasi metode dalam pembelajaran 1. Ceramah 2. Tanya jawab 3. Diskusi 4. Tugas IndX idual 5. Tugas Kelompok 6. Metode discovery 1. Ceramah 2. Tanya jawab 3. Diskusi 4. Pemberian tugas indX idu 5. Pemberian tugas kelompok 6. Metode discovery Dalam kegiatan pembelajaran, ternyata metode yang tercantum dalam RPP sudah dimaksimalkan penerapannya dalam kegiatan pembelajaran. Evaluasi Berdasarkan hasil pengamatan terhadap pelaksanaan supervisi klinis, diperoleh catatan sebagai berikut: 1) Guru sudah menguasai seluruh indikator yang dinilai, dengan hasil yang “sangat memuaskan”. 2) Kemampuan guru dalam menerapkan metode juga memberikan efek positif terhadap siswa berupa peningkatan motX asi dan keaktifan yang selanjutnya menjadi nilai tambah guna meningkatkan prestasi belajar siswa kelas XII yang akan menempuh ujian akhir. 3) Metode pembelajaran yang digunakan sudah sesuai dengan RPP yang disusun. Guru sudah memilih metode yang tepat dan sesuai dengan tujuan pembelajaran. Peningkatan kemampuan guru dalam menggunakan metode pembelajaran menunjukkan bahwa pelaksanaan supervisi klinis dengan
  • 62. 62 memperhatikan aspek kebutuhan guru dan diskusi antara kepala sekolah dengan guru memberikan efek yang positif terhadap perkembangan kemampuan guru dalam meningkatkan kemampuan menggunakan metode pembelajaran. 4. Refleksi Dari hasil pelaksanaan supervisi klinis pada upaya peningkatan kemampuan guru dalam menggunakan metode pembelajaran diketahui bahwa pada siklus II, guru sudah berusaha untuk meningkatkan kemampuannya dalam mengunakan metode pembelajaran, dan hasilnya sangat memuaskan. Dari hasil observasi di kelas XI diketahui bahwa guru sudah menerapkan seluruh metode yang terdapat dalam RPP. Selain itu pelaksanaan kegiatan pembelajaran juga sudah menerapkan fasiasi metode sehingga kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan lebih maksimal. Dari hasil observasi di kelas XII diketahui bahwa kemampuan guru dalam menguasai metode pembelajaran sudah meninkat dengan hasil perolehan score “sangat memuaskan”. Hal itu ditunjukkan dari kemampuan guru melakukan kegiatan pembelajaran dengan tepat dan menerapkan seluruh metode yang ada di RPP sehingga pembelajaran memperolehhasil yang maksimal. Dari hasil observasi di kelas XII guru juga sudah mampu menguasai seluruh indikator yang dinilai selama kegiatan supervisi klinis. Metode pembelajaran yang tercantum dalam RPP juga sudah
  • 63. 63 dioptimalkan karena ada satu metode yang terlewat yaitu tugas indX idual. Selain temuan-temuan tersebut, guru juga sudah melakukan variasi dalam menerapkan metode yang baru yang benar-benar dapat melibatkan siswa secara aktif dalam kegiatan pembelajaran dan mampu memotX asi siswa untuk belajar matematika. Dari temuan-temuan yang ada, maka pelaksanaan penelitian tindakan sekolah dengan menerapkan supervisi klinis guna meningkatkan kemampuan guru dalam menggunakan alat peraga dapat diakhiri pada siklus II. C. Pembahasan Pelaksanaan supervisi klinis pada dasarnya difokuskan pada perbalikan pengajaran dengan melalui siklus yang sistematis dari tahap perencanaan, pengamatan, dan analisis intelektual yang Intensif terhadap penampilan mengajar sebenarnya dengan tujuan mengadakan modifikasi rasional. Berkaitan dengan pelaksanaan kegiatan supervisi klinis di SMAN 1 Madapangga, target yang diharapkan adalah kemampuan guru dalam menggunakan metode pembelajaran dengan asumsi bahwa melalui penerapan metode yang tepat maka proses ekplorasi, elaborasi dan konfirmasi dalam kegiatan inti pembelajaran dapat dioptimalkan sehingga prestasi belajar siswa menjadi meningkat. Dasar pertimbangan pengembangan profesionalisme guru pada indikator tersebut karena guru merupakan ujung tombak dalam peningkatan kualitas pembelajaran dan penanam nilai-nilai dasar pada pendidikan
  • 64. 64 sekolah dasar yang selanjutnya akan sangat bermanfaat bagi perkembangan anak didiknya di masa yang akan datang. Dari hasil pelaksanaan supervise klinis pada studi awal, siklus I, dan siklus II, berikut ini tabel tingkat kemampuan guru dalam menggunakan metode pembelajara berdasarkan persentase indikator yang dikuasai: Tabel 9 Rata-rata Nilai Kemampuan Guru Kelas X, XI, dan XII dalam Menggunakan Metode Pembelajaran pada Studi Awal, Siklus I da Siklus II Pelaksanaan Pengamatan Persentase Kemampuan Menggunakan Metode Pembelajaran Guru Kelas X Guru Kelas XII Guru Kelas XII Pra Siklus 1,83 2,00 2,33 Siklus I 2,55 2,67 2,67 Siklus II 3,67 3,67 3,50 Keterangan score: A : 3,28 – 4,00 : Sangat Memuaskan B : 2,78 – 3,27 : Memuaskan C : 2,38 – 2,77 : Kurang Data tersebut, dapat dijelaskan melalui grafik kemampuan menggunakan metode pembelajaran sebagai berikut: Gambar 2 Persentase Kemampuan Guru Menguasai Indikator dalam RPP Studi Awal Siklus I Siklus II 1.83 2.55 3.67 2 2.67 3.67 2.33 2.67 3 Rata-rataKemampuanGuru dalam Menggunakan Metode Pembelajaran
  • 65. 65 Melalui pencapaian tersebut, maka tujuan dari supervisi klinis yang antara lain membantu guru mengembangkan kompetensinya, dapat tercapai dengan optimal. Hal tersebut juga dikemukakan oleh guru setelah pelaksanaan observasi, sebagai berikut: Berkaitan dengan kemampuan guru dalam menggunakan metode pembelajaran, guru kelas XI (Sdri. Sri Sri Astuti) menyatakan sebagai berikut: Melalui latihan, bimbingan dan dukungan pada kegiatan supervisi kemampuan kami dalam menggunakan alat peraga menjadi lebih maksimal. (wawancara tanggal 26 Oktober 2016 ) Guru kelas XII , (Sdri. Sri Wiyati), memberikan penyataan berkaitan dengan kemampuan dalam menggunakan metode pembalajaran sebagai berikut: Beberapa indikator yang semula kurang kami pahami, saat ini sudah bisa dipahami dengan baik. Kami juga bisa menerapkan seluruh metode yang sudah tercatat dalam RPP. (wawancara tanggal 28 Oktober 2016 ). Dan guru kelas XII , Sdr Ibrahim, S.PdI memberikan pernyataan tentang kemampuan menyusun RPP sebagai berikut : Beberapa metode baru kami terapkan, dan hal tersebut ternyata hasilnya luar biasa terhadap peningkatan keaktifan dan motX asi siswa untuk belajar. Ini tentu sangat positif karena kelas XII merupakan masa-masa menjelang ujian nasional yang butuh
  • 66. 66 kesungguhan siswa dalam memahami materi. (wawancara tanggal 28 Oktober 2016 ). Dari hasil wawancara tersebut, maka secara garis besar melalui kegiatan supervisi klinis diperoleh catatan sebagai berikut: 1. Kemampuan guru dalam menggunakan metode pembelajaran meningkat. 2. Guru lebih menguasai indikator dalam penguasaan metode pembelajaran. 3. Guru dapat memilih metode yang tepat dan sesuai dengan tujuan pembelajaran. 4. Guru lebih terbuka saat mendapatkan permasalahan khususnya dalam penentuan metode pembelajaran.
  • 67. 67 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Mengacu pada hasil penelitian disimpulkan sebagai berikut: 1. Keberhasilan sebuah kegiatan pembelajaran dipengaruhi oleh banyak faktor, baik faktor yang dating dari guru, siswa, maupun kepala sekolah sebagai pemimpin di sekolah. Salah satu peranan kepala sekolah dalam kegiatan pembelajaran adalah melakukan upaya perbaikan pembelajaran guru dengan menerapkan pendekatan supervisi, diantaranya supervisi klinis. 2. Metode pembelajaran merupakan salah satu komponen yang sangat mempengaruhi keberhasilan kegiatan belajar mengajar, karena di dalamnya memuat strategi agar anak didik dapat belajar secara efektif dan esifien. 3. Peningkatan kemampuan guru dalam menggunakan metode pembelajaran melalui supervisi klinis merupakan salah satu solusi yang cukup efektif. Hal tersebut dapat dilihat dari hasil akhir penelitian dimana guru dapat menguasai indikator yang ada dalam menentukan metode pembelajaran dan mencari metode yang benar- benar tepat dan sesuai dengan tujuan pembelajaran serta kondisi lingkungan kelas dan lingkungan sekolah itu sendiri yang selanjutnya memberikan manfaat bagi peningkatan prestasi belajar siswa dan peningkatan mutu sekolah.
  • 68. 68 B. Saran-saran Berkaitan dengan hasil penelitian di atas, maka peneliti memberikan saran-saran sebagai berikut: 1. Bagi Guru Kemampuan menggunakan metode pembelajaran merupakan salah satu kemampuan yang harus dimiliki oleh guru karena akan sangat membantu dalam mencapai target pembelajaran. Jadi sangat bijaksana jika guru berusaha mencari masukan tentang berbagai metode pembelajaran yang disesuaikan dengan tujuan kegiatan yang akan dilakukan tanpa meninggalkan faktor siswa, lingkungan, dukungan media, dan sumber belajar agar hasilnya lebih maksimal. 2. Bagi Komite Sekolah Sebaiknya komite sekolah memfasilitasi sekolah dengan kegiatan- kegiatan yang dapat meningkatkan profesionalisme guru sehingga mutu sekolah dapat terus ditingkatkan.
  • 69. 69 DAFTAR PUSTAKA Abdul Majid, 2005. Perencanaan Pembelajaran. Bandung: Remaja Rosdakarya Dedi Supriadi, 2002. Laporan Akhir Tahun Bidang Pendidikan dan Kebudayaan. Artikel. Jakarta: Kompas Depdiknas, 2002. Kurikulum dan HAsil Belajar Kompetensi Dasar. Jakarta: Balitbangdiknas Depdiknas, 2003. Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional Em Zul Fajri dan Ratu Aprilia Senja, 2006. Kamus Lengkap Bahasa Indonesia. Jakarta: Difa Publisher J. La Solo, 1983. Pendekatan dan Teknik-teknik Supervisi Klinis. Jakarta: Departemen P dan K, Ditjen Pend. Tinggi (PPLPTK) Nana Sudjana, 2005. Strategi Pembelajaran. Bandung: Alfabeta Ngalim Purwanto, 2009. Administrasi dan Supervisi Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya Piet A. Sahertian, 2000. Konsep Dasar dan Teknik Supervisi Pendidikan Dalam Rangka Pengambangan Sumber Daya Manusia. Jakarta: Rineka Cipta Samuel Smith, mengjarkan-matematika-sebuah-pemikiran.html diakses dari http://chamisah.blogspot.com Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain, 2006. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta
  • 70. 70 UPAYA PENINGKATAN KEMAMPUAN GURU MENGGUNAKAN ALAT PERAGA MELALUI PENDEKATAN VISITING DI SD NEGERI AJIBARANG KULON TAHUN PELAJARAN 2016 PROPOSAL PENELITIAN TINDAKAN SEKOLAH Disusun Oleh : NAMA : ELI USWATI, S.Pd NIP. : 19620415 198304 2 005 SD NEGERI 4 DARMAKRADENAN UPK AJIBARANG KABUPATEN BANYUMAS JAWA TENGAH 2016