SlideShare a Scribd company logo
1 of 6
BUDIDAYA CABAI 
A. PENDAHULUAN 
Cabai dapat ditanam di dataran tinggi maupun rendah, pH 5-6. Bertanam 
cabai dihadapkan dengan berbagai masalah (resiko), diantaranya, teknis 
budidaya, kekurangan unsur, serangan hama dan penyakit, dll. 
PT. Natural Nusantara (NASA) berupaya membantu penyelesaian masalah 
tersebut, agar terjadi peningkatan produksi cabai secara kuantitas, kualitas 
dan kelestarian (K-3), sehingga petani dapat berkompetisi di era pasar 
bebas. 
B. FASE PRATANAM 
1. Pengolahan Lahan 
 Tebarkan pupuk kandang dosis 0,5 -1 ton/ 1000 m2. 
 Diluku kemudian digaru (biarkan + 1 minggu). 
 Diberi Dolomit sebanyak 0,25 ton / 1000 m2. 
 Dibuat bedengan lebar 100 cm dan parit selebar 80 cm. 
 Siramkan SUPER NASA (1 bt) / NASA(1-2 bt). Supernasa : 1 botol 
dilarutkan dalam 3 liter air (jadi larutan induk). Setiap 50 lt air 
tambahkan 200 cc larutan induk. Atau 1 gembor (+ 10 liter) diberi 1 
sendok makan peres SUPER NASA dan siramkan ke bedengan + 5-10 
m. 
 POC NASA : 1 gembor (+ 10 liter) diberi 2-4 tutup POC NASA dan 
siramkan ke bedengan sepanjang + 5 - 10 meter. 
 Campurkan GLIO 100 - 200 gr ( 1 - 2 bungkus ) dengan 50 - 100 kg 
pupuk kandang, biarkan 1 minggu dan sebarkan ke bedengan. 
 Bedengan ditutup mulsa plastik dan dilubangi, jarak tanam 60 cm x 70 
cm pola zig zag ( biarkan + 1 - 2 minggu ). 
2. Benih
 Kebutuhan per 1000 m2 1 - 1,25 sachet Natural CK -10 atau CK-11 
dan Natural CS-20, CB-30. 
 Biji direndam dengan POC NASA dosis 0,5 - 1 tutup / liter air hangat 
kemudian diperam semalam. 
C. FASE PERSEMAIAN ( 0-30 HARI) 
1. Persiapan Persemaian 
 Arah persemaian menghadap ke timur dengan naungan atap plastik 
atau rumbia. 
 Media tumbuh dari campuran tanah dan pupuk kandang atau kompos 
yang telah disaring, perbandingan 3 : 1. Pupuk kandang sebelum 
dipakai dicampur dengan GLIO 100 gr dalam 25-50 kg pupuk kandang 
dan didiamkan selama + 1 minggu. Media dimasukkan polibag bibit 
ukuran 4 x 6 cm atau contong daun pisang. 
2. Penyemaian 
 Biji cabai diletakkan satu per satu tiap polibag, lalu ditutup selapis 
tanah + pupuk kandang matang yang telah disaring. 
 Semprot POC NASA dosis 1-2 ttp/tangki umur 10, 17 HSS. 
 Penyiraman dilakukan setiap hari pada pagi atau sore hari untuk 
menjaga kelembaban. 
3. Pengamatan Hama dan Penyakit 
a. Penyakit 
 Rebah semai (dumping off), gejalanya tanaman terkulai karena batang 
busuk , disebabkan oleh cendawan Phytium sp. & Rhizoctonia sp. Cara 
pengendalian: tanaman yg terserang dibuang bersama dengan tanah, 
mengatur kelembaban dengan mengurangi naungan dan penyiraman, 
jika serangan tinggi siram GLIO 1 sendok makan (± 10 gr) per 10 liter 
air. 
 Embun bulu, ditandai adanya bercak klorosis dengan permukaan 
berbulu pada daun atau kotil yg disebabkan cendawan Peronospora 
parasitica. Cara mengatasi seperti penyakit rebah semai. 
 Kelompok Virus, gejalanya pertumbuhan bibit terhambat dan warna 
daun mosaik atau pucat. Gejala timbul lebih jelas setelah tanaman 
berumur lebih dari 2 minggu. Cara mengatasi; bibit terserang dicabut 
dan dibakar, semprot vektor virus dengan BVR atau PESTONA. 
b. H a m a
 Kutu Daun Persik (Aphid sp.), Perhatikan permukaan daun bagian 
bawah atau lipatan pucuk daun, biasanya kutu daun persik 
bersembunyi di bawah daun. Pijit dengan jari koloni kutu yg 
ditemukan, semprot dengan BVR atau PESTONA. 
 Hama Thrip parvispinus, gejala serangan daun berkerut dan bercak 
klorosis karena cairan daun diisap, lapisan bawah daun berwarna 
keperak-perakan atau seperti tembaga. Biasanya koloni berkeliaran di 
bawah daun. Pengamatan pada pagi atau sore hari karena hama akan 
keluar pada waktu teduh. Serangan parah semprot dengan BVR atau 
PESTONA untuk mengurangi penyebaran. 
 Hama Tungau (Polyphagotarsonemus latus). Gejala serangan daun 
berwarna kuning kecoklatan menggulung terpuntir ke bagian bawah 
sepanjang tulang daun. Pucuk menebal dan berguguran sehingga 
tinggal batang dan cabang. Perhatikan daun muda, bila menggulung 
dan mengeras itu tandanya terserang tungau. Cara mengatasi seperti 
pada Aphis dan Thrip 
D. FASE TANAM 
1. Pemilihan Bibit 
 Pilih bibit seragam, sehat, kuat dan tumbuh mulus. 
 Bibit memiliki 5-6 helai daun (umur 21 - 30 hari). 
2. Cara Tanam 
 Waktu tanam pagi atau sore hari , bila panas terik ditunda. 
 Plastik polibag dilepas. 
 Setelah penanaman selesai, tanaman langsung disiram /disemprot 
POC NASA 3-4 tutup/ tangki. 
3. Pengamatan Hama dan Penyakit 
 Ulat Tanah ( Agrotis ipsilon ), aktif malam hari untuk kopulasi, makan 
dan bertelur. Ulat makan tanaman muda dengan jalan memotong 
batang atau tangkai daun. Siang hari sembunyi dalam tanah disekitar 
tanaman terserang. Setiap ulat yang ditemukan dikumpulkan lalu 
dibunuh, serangan berat semprot dengan PESTONA atau VIREXI. 
 Ulat Grayak ( Spodoptera litura dan S. exigua ), Ciri ulat yang baru 
menetas / masih kecil berwarna hijau dengan bintik hitam di kedua 
sisi dari perut/badan ulat, terdapat bercak segitiga pada bagian 
punggungnya (seperti bulan sabit). Gejala serangan, larva memakan 
permukaan bawah daun dan daging buah dengan kerusakan berupa 
bintil-bintil atau lubang-lubang besar. Serangan parah, daun cabai 
gundul sehingga tinggal ranting-rantingnya saja. Telur dikumpulkan
lalu dimusnahkan, menyiangi rumput di sekitar tanaman yang 
digunakan untuk persembunyian. Semprot dengan VITURA, VIREXI 
atau PESTONA. 
 Bekicot/siput. Memakan tanaman, terutama menyerang malam hari. 
Dicari di sekitar pertanaman ( kadang di bawah mulsa) dan buang ke 
luar areal. 
 Kutu - kutuan ( Aphis, Thrips, Tungau ), lihat fase persemaian. 
 Penyakit Layu, disebabkan beberapa jamur antara lain Fusarium, 
Phytium dan Rhizoctonia. Gejala serangan tanaman layu secara tiba-tiba, 
mengering dan gugur daun. Tanaman layu dimusnahkan dan 
untuk mengurangi penyebaran, sebarkan GLIO. 
 Penyakit Bercak Daun, Cercospora capsici. Jamur ini menyerang pada 
musim hujan diawali pada daun tua bagian bawah. Gejala serangan 
berupa bercak dalam berbagai ukuran dengan bagian tengah berwarna 
abu-abu atau putih, kadang bagian tengah ini sobek atau berlubang. 
Daun menguning sebelum waktunya dan gugur, tinggal buah dan 
ranting saja. Akibatnya buah menjadi rusak karena terbakar sinar 
matahari. Pengamatan pada daun tua. 
 Lalat Buah (Dacus dorsalis), Gejala serangan buah yang telah berisi 
belatung akan menjadi keropos karena isinya dimakan, buah sering 
gugur muda atau berubah bentuknya. Lubang buah memungkinkan 
bakteri pembusuk mudah masuk sehingga buah busuk basah. Sebagai 
vektor Antraknose. Pengamatan ditujukan pada buah cabai busuk, 
kumpulkan dan musnahkan. Lalat buah dipantau dengan perangkap 
berbahan aktif Metil Eugenol 40 buah / ha. 
 Penyakit Busuk Buah Antraknosa (Colletotrichum gloeosporioides), 
gejala serangan mula-mula bercak atau totol-totol pada buah yang 
membusuk melebar dan berkembang menjadi warna orange, abu-abu 
atau hitam. Bagian tengah bercak terlihat garis-garis melingkar penuh 
titik spora berwarna hitam. Serangan berat menyebabkan seluruh 
bagian buah mengering. Pengamatan dilakukan pada buah merah dan 
hijau tua. Buah terserang dikumpulkan dan dimusnahkan pada waktu 
panen dipisahkan. Serangan berat sebari dengan GLIO di bawah 
tanaman. 
E. FASE PENGELOLAAN TANAMAN (7-70 HST) 
 Penyiraman dapat dilakukan dengan pengocoran tiap tanaman atau 
penggenangan (dilep) jika dirasa kering. 
 Pemupukan lewat pengocoran dilakukan seminggu sekali tiap lubang. 
Pupuk kocoran merupakan perbandingan campuran pupuk makro Urea 
: SP 36 : KCl : NASA = (250 : 250 : 250) gr dalam 50 liter ( 1 tong 
kecil) larutan. Diberikan umur 1 - 4 minggu dosis 250 cc/lubang,
sedang umur 5-12 minggu dengan perbandingan pupuk makro Urea : 
TSP : KCl : NASA = (500 : 250 : 250) gr dalam 50 liter air, dengan 
dosis 500 cc/lubang. 
 Kebutuhan total pupuk makro 1000 m2 : 
Jenis 
Pupuk 
1 - 4 
minggu 
(kg) 
5 - 12 
minggu 
(kg) 
Urea 7 56 
SP-36 7 28 
KCl 7 28 
Catatan : 
1. Umur 1 - 4 mg 4 kali aplikasi (± 7 tong/ aplikasi). 
2. Umur 5-12 mg 8 kali aplikasi (± 14 tong/aplikasi). 
 Penyemprotan POC NASA ke tanaman dengan dosis 3-5 tutup / tangki 
pada umur 10, 20, kemudian pada umur 30, 40 dan 50 HST POC NASA 
+ Hormonik dosis 1-2 tutup/tangki. 
 Perempelan, sisakan 2-3 cabang utama / produksi mulai umur 15 - 30 
hr. 
 Pengamatan Hama dan Penyakit 
F. FASE PANEN DAN PASCA PANEN 
1. Pemanenan 
 Panen pertama sekitar umur 60-75 hari 
 Panen kedua dan seterusnya 2-3 hari dengan jumlah panen bisa 
mencapai 30-40 kali atau lebih tergantung ketinggian tempat dan cara 
budidayanya 
 Setelah pemetikan ke-3 disemprot dengan POC NASA + Hormonik dan 
dipupuk dengan perbandingan seperti diatas, dosis 500 cc/ph 
2. Cara panen : 
 Buah dipanen tidak terlalu tua (kemasakan 80-90%) 
 Pemanenan yang baik pagi hari setelah embun kering 
 Penyortiran dilakukan sejak di lahan 
 Simpan ditempat yang teduh
OPTIMALKAN CABAI

More Related Content

What's hot

Budidaya terong
Budidaya terongBudidaya terong
Budidaya terongMuto Sn
 
Teknis budidaya melon
Teknis budidaya melonTeknis budidaya melon
Teknis budidaya melonsujononasa
 
Teknis budidaya tembakau
Teknis budidaya tembakauTeknis budidaya tembakau
Teknis budidaya tembakausujononasa
 
Teknis budidaya kacang tanah
Teknis budidaya kacang tanahTeknis budidaya kacang tanah
Teknis budidaya kacang tanahsujononasa
 
Teknis budidaya kacang panjang
Teknis budidaya kacang panjangTeknis budidaya kacang panjang
Teknis budidaya kacang panjangsujononasa
 
Teknis budidaya jagung
Teknis budidaya jagungTeknis budidaya jagung
Teknis budidaya jagungsujononasa
 
Bertanam jamur merang
Bertanam jamur merangBertanam jamur merang
Bertanam jamur merangakmalkojah
 
Makalah_69 laporan kel 5 hama dan penyakit tanaman wortel
Makalah_69 laporan kel  5 hama dan penyakit tanaman wortelMakalah_69 laporan kel  5 hama dan penyakit tanaman wortel
Makalah_69 laporan kel 5 hama dan penyakit tanaman wortelBondan the Planter of Palm Oil
 
Pengendalian hama dan penyakit pada tanaman padi
Pengendalian hama dan penyakit pada tanaman padiPengendalian hama dan penyakit pada tanaman padi
Pengendalian hama dan penyakit pada tanaman padiAdham Maulana Ibrahim
 
Presentation2 hama penyakit
Presentation2 hama penyakitPresentation2 hama penyakit
Presentation2 hama penyakitDadan Kartiwa
 
Dasar dasar perlindungan tanaman - penyakit tanaman ( virus,bakteri,jamur)
Dasar dasar perlindungan tanaman - penyakit tanaman ( virus,bakteri,jamur)Dasar dasar perlindungan tanaman - penyakit tanaman ( virus,bakteri,jamur)
Dasar dasar perlindungan tanaman - penyakit tanaman ( virus,bakteri,jamur)Fadloli Akhmad
 
Teknik penanaman melon
Teknik penanaman melonTeknik penanaman melon
Teknik penanaman melonsucielshi
 
Penyakit Pada Tanaman Karet dan Teknik Pengendaliannya
Penyakit Pada Tanaman Karet dan Teknik PengendaliannyaPenyakit Pada Tanaman Karet dan Teknik Pengendaliannya
Penyakit Pada Tanaman Karet dan Teknik PengendaliannyaAnkardiansyah Pandu Pradana
 
Hama Penyakit Tanaman Padi
Hama Penyakit Tanaman PadiHama Penyakit Tanaman Padi
Hama Penyakit Tanaman PadiSupianto Anto
 
Penyakit Pada Tanaman Kopi dan Teknik Pengendaliannya
Penyakit Pada Tanaman Kopi dan Teknik PengendaliannyaPenyakit Pada Tanaman Kopi dan Teknik Pengendaliannya
Penyakit Pada Tanaman Kopi dan Teknik PengendaliannyaAnkardiansyah Pandu Pradana
 

What's hot (20)

155 budi daya kacang tanah
155 budi daya kacang tanah155 budi daya kacang tanah
155 budi daya kacang tanah
 
Budidaya terong
Budidaya terongBudidaya terong
Budidaya terong
 
Teknis budidaya melon
Teknis budidaya melonTeknis budidaya melon
Teknis budidaya melon
 
Teknis budidaya tembakau
Teknis budidaya tembakauTeknis budidaya tembakau
Teknis budidaya tembakau
 
Teknis budidaya kacang tanah
Teknis budidaya kacang tanahTeknis budidaya kacang tanah
Teknis budidaya kacang tanah
 
Teknis budidaya kacang panjang
Teknis budidaya kacang panjangTeknis budidaya kacang panjang
Teknis budidaya kacang panjang
 
Penyakit blas padi
Penyakit blas padiPenyakit blas padi
Penyakit blas padi
 
Teknis budidaya jagung
Teknis budidaya jagungTeknis budidaya jagung
Teknis budidaya jagung
 
Bertanam jamur merang
Bertanam jamur merangBertanam jamur merang
Bertanam jamur merang
 
Makalah_69 laporan kel 5 hama dan penyakit tanaman wortel
Makalah_69 laporan kel  5 hama dan penyakit tanaman wortelMakalah_69 laporan kel  5 hama dan penyakit tanaman wortel
Makalah_69 laporan kel 5 hama dan penyakit tanaman wortel
 
Budidaya tanaman wortel
Budidaya tanaman wortelBudidaya tanaman wortel
Budidaya tanaman wortel
 
hama dan penyakit
hama dan penyakithama dan penyakit
hama dan penyakit
 
Pengendalian hama dan penyakit pada tanaman padi
Pengendalian hama dan penyakit pada tanaman padiPengendalian hama dan penyakit pada tanaman padi
Pengendalian hama dan penyakit pada tanaman padi
 
Blas padi
Blas padiBlas padi
Blas padi
 
Presentation2 hama penyakit
Presentation2 hama penyakitPresentation2 hama penyakit
Presentation2 hama penyakit
 
Dasar dasar perlindungan tanaman - penyakit tanaman ( virus,bakteri,jamur)
Dasar dasar perlindungan tanaman - penyakit tanaman ( virus,bakteri,jamur)Dasar dasar perlindungan tanaman - penyakit tanaman ( virus,bakteri,jamur)
Dasar dasar perlindungan tanaman - penyakit tanaman ( virus,bakteri,jamur)
 
Teknik penanaman melon
Teknik penanaman melonTeknik penanaman melon
Teknik penanaman melon
 
Penyakit Pada Tanaman Karet dan Teknik Pengendaliannya
Penyakit Pada Tanaman Karet dan Teknik PengendaliannyaPenyakit Pada Tanaman Karet dan Teknik Pengendaliannya
Penyakit Pada Tanaman Karet dan Teknik Pengendaliannya
 
Hama Penyakit Tanaman Padi
Hama Penyakit Tanaman PadiHama Penyakit Tanaman Padi
Hama Penyakit Tanaman Padi
 
Penyakit Pada Tanaman Kopi dan Teknik Pengendaliannya
Penyakit Pada Tanaman Kopi dan Teknik PengendaliannyaPenyakit Pada Tanaman Kopi dan Teknik Pengendaliannya
Penyakit Pada Tanaman Kopi dan Teknik Pengendaliannya
 

Similar to OPTIMALKAN CABAI

Teknis budidaya kentang
Teknis budidaya kentangTeknis budidaya kentang
Teknis budidaya kentangsujononasa
 
Teknis budidaya kakao
Teknis budidaya kakaoTeknis budidaya kakao
Teknis budidaya kakaosujononasa
 
Teknis budidaya mangga
Teknis budidaya manggaTeknis budidaya mangga
Teknis budidaya manggasujononasa
 
Budidaya kacang tanah
Budidaya kacang tanahBudidaya kacang tanah
Budidaya kacang tanahafifauliya
 
Teknis budidaya jeruk
Teknis budidaya jerukTeknis budidaya jeruk
Teknis budidaya jeruksujononasa
 
Budidaya tanaman jeruk
Budidaya tanaman jerukBudidaya tanaman jeruk
Budidaya tanaman jerukCaraKerja
 
Budidaya kacang panjang
Budidaya kacang panjangBudidaya kacang panjang
Budidaya kacang panjangBP4K
 
Teknis budidaya durian
Teknis budidaya durianTeknis budidaya durian
Teknis budidaya duriansujononasa
 
Teknis budidaya lada
Teknis budidaya ladaTeknis budidaya lada
Teknis budidaya ladasujononasa
 
Budidaya tanaman cengkeh
Budidaya tanaman cengkehBudidaya tanaman cengkeh
Budidaya tanaman cengkehCaraKerja
 
Teknis budidaya pisang
Teknis budidaya pisangTeknis budidaya pisang
Teknis budidaya pisangsujononasa
 
Teknis budidaya cengkeh
Teknis budidaya cengkehTeknis budidaya cengkeh
Teknis budidaya cengkehsujononasa
 
Budidaya kedelai
Budidaya kedelaiBudidaya kedelai
Budidaya kedelaiBP4K
 
Budidaya tanaman anggur
Budidaya tanaman anggurBudidaya tanaman anggur
Budidaya tanaman anggurCaraKerja
 
Bustanul adi pranoto a1 d019151_laporan acara 4 pengelolaan opt
Bustanul adi pranoto a1 d019151_laporan acara 4 pengelolaan optBustanul adi pranoto a1 d019151_laporan acara 4 pengelolaan opt
Bustanul adi pranoto a1 d019151_laporan acara 4 pengelolaan optAdiluhungAhsan1
 
CABAI MERAH IJWKSVFJNMKLNSLKVMKMK;VMNS.pptx
CABAI MERAH IJWKSVFJNMKLNSLKVMKMK;VMNS.pptxCABAI MERAH IJWKSVFJNMKLNSLKVMKMK;VMNS.pptx
CABAI MERAH IJWKSVFJNMKLNSLKVMKMK;VMNS.pptxgreicelmarianjassiho
 

Similar to OPTIMALKAN CABAI (20)

Teknis budidaya kentang
Teknis budidaya kentangTeknis budidaya kentang
Teknis budidaya kentang
 
Teknis budidaya kakao
Teknis budidaya kakaoTeknis budidaya kakao
Teknis budidaya kakao
 
Teknis budidaya mangga
Teknis budidaya manggaTeknis budidaya mangga
Teknis budidaya mangga
 
Budidaya kacang tanah
Budidaya kacang tanahBudidaya kacang tanah
Budidaya kacang tanah
 
Teknis budidaya jeruk
Teknis budidaya jerukTeknis budidaya jeruk
Teknis budidaya jeruk
 
Budidaya tanaman jeruk
Budidaya tanaman jerukBudidaya tanaman jeruk
Budidaya tanaman jeruk
 
Budidaya kacang panjang
Budidaya kacang panjangBudidaya kacang panjang
Budidaya kacang panjang
 
Budidaya jagung
Budidaya jagungBudidaya jagung
Budidaya jagung
 
Teknis budidaya durian
Teknis budidaya durianTeknis budidaya durian
Teknis budidaya durian
 
Teknis budidaya lada
Teknis budidaya ladaTeknis budidaya lada
Teknis budidaya lada
 
Budidaya tanaman cengkeh
Budidaya tanaman cengkehBudidaya tanaman cengkeh
Budidaya tanaman cengkeh
 
Teknis budidaya pisang
Teknis budidaya pisangTeknis budidaya pisang
Teknis budidaya pisang
 
Kacang hijau
Kacang hijauKacang hijau
Kacang hijau
 
Teknis budidaya cengkeh
Teknis budidaya cengkehTeknis budidaya cengkeh
Teknis budidaya cengkeh
 
Kumis kucing
Kumis kucingKumis kucing
Kumis kucing
 
Budidaya kedelai
Budidaya kedelaiBudidaya kedelai
Budidaya kedelai
 
Budidaya tanaman anggur
Budidaya tanaman anggurBudidaya tanaman anggur
Budidaya tanaman anggur
 
jamur Trichoderma 2
jamur Trichoderma 2jamur Trichoderma 2
jamur Trichoderma 2
 
Bustanul adi pranoto a1 d019151_laporan acara 4 pengelolaan opt
Bustanul adi pranoto a1 d019151_laporan acara 4 pengelolaan optBustanul adi pranoto a1 d019151_laporan acara 4 pengelolaan opt
Bustanul adi pranoto a1 d019151_laporan acara 4 pengelolaan opt
 
CABAI MERAH IJWKSVFJNMKLNSLKVMKMK;VMNS.pptx
CABAI MERAH IJWKSVFJNMKLNSLKVMKMK;VMNS.pptxCABAI MERAH IJWKSVFJNMKLNSLKVMKMK;VMNS.pptx
CABAI MERAH IJWKSVFJNMKLNSLKVMKMK;VMNS.pptx
 

Recently uploaded

tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDtugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDmawan5982
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASKurniawan Dirham
 
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptxsoal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptxazhari524
 
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)3HerisaSintia
 
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfREFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfirwanabidin08
 
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfContoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfCandraMegawati
 
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggeraksupriadi611
 
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASaku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASreskosatrio1
 
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CModul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CAbdiera
 
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfBab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfbibizaenab
 
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxBAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxJamhuriIshak
 
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxRefleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxIrfanAudah1
 
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxPPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxnerow98
 
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Abdiera
 
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxDESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxFuzaAnggriana
 
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genapDinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genapsefrida3
 
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxTugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxmawan5982
 
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5KIKI TRISNA MUKTI
 
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxtugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxmawan5982
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAAndiCoc
 

Recently uploaded (20)

tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDtugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
 
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptxsoal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
 
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
 
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfREFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
 
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfContoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
 
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
 
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASaku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
 
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CModul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
 
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfBab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
 
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxBAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
 
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxRefleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
 
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxPPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
 
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
 
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxDESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
 
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genapDinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
 
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxTugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
 
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
 
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxtugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
 

OPTIMALKAN CABAI

  • 1. BUDIDAYA CABAI A. PENDAHULUAN Cabai dapat ditanam di dataran tinggi maupun rendah, pH 5-6. Bertanam cabai dihadapkan dengan berbagai masalah (resiko), diantaranya, teknis budidaya, kekurangan unsur, serangan hama dan penyakit, dll. PT. Natural Nusantara (NASA) berupaya membantu penyelesaian masalah tersebut, agar terjadi peningkatan produksi cabai secara kuantitas, kualitas dan kelestarian (K-3), sehingga petani dapat berkompetisi di era pasar bebas. B. FASE PRATANAM 1. Pengolahan Lahan  Tebarkan pupuk kandang dosis 0,5 -1 ton/ 1000 m2.  Diluku kemudian digaru (biarkan + 1 minggu).  Diberi Dolomit sebanyak 0,25 ton / 1000 m2.  Dibuat bedengan lebar 100 cm dan parit selebar 80 cm.  Siramkan SUPER NASA (1 bt) / NASA(1-2 bt). Supernasa : 1 botol dilarutkan dalam 3 liter air (jadi larutan induk). Setiap 50 lt air tambahkan 200 cc larutan induk. Atau 1 gembor (+ 10 liter) diberi 1 sendok makan peres SUPER NASA dan siramkan ke bedengan + 5-10 m.  POC NASA : 1 gembor (+ 10 liter) diberi 2-4 tutup POC NASA dan siramkan ke bedengan sepanjang + 5 - 10 meter.  Campurkan GLIO 100 - 200 gr ( 1 - 2 bungkus ) dengan 50 - 100 kg pupuk kandang, biarkan 1 minggu dan sebarkan ke bedengan.  Bedengan ditutup mulsa plastik dan dilubangi, jarak tanam 60 cm x 70 cm pola zig zag ( biarkan + 1 - 2 minggu ). 2. Benih
  • 2.  Kebutuhan per 1000 m2 1 - 1,25 sachet Natural CK -10 atau CK-11 dan Natural CS-20, CB-30.  Biji direndam dengan POC NASA dosis 0,5 - 1 tutup / liter air hangat kemudian diperam semalam. C. FASE PERSEMAIAN ( 0-30 HARI) 1. Persiapan Persemaian  Arah persemaian menghadap ke timur dengan naungan atap plastik atau rumbia.  Media tumbuh dari campuran tanah dan pupuk kandang atau kompos yang telah disaring, perbandingan 3 : 1. Pupuk kandang sebelum dipakai dicampur dengan GLIO 100 gr dalam 25-50 kg pupuk kandang dan didiamkan selama + 1 minggu. Media dimasukkan polibag bibit ukuran 4 x 6 cm atau contong daun pisang. 2. Penyemaian  Biji cabai diletakkan satu per satu tiap polibag, lalu ditutup selapis tanah + pupuk kandang matang yang telah disaring.  Semprot POC NASA dosis 1-2 ttp/tangki umur 10, 17 HSS.  Penyiraman dilakukan setiap hari pada pagi atau sore hari untuk menjaga kelembaban. 3. Pengamatan Hama dan Penyakit a. Penyakit  Rebah semai (dumping off), gejalanya tanaman terkulai karena batang busuk , disebabkan oleh cendawan Phytium sp. & Rhizoctonia sp. Cara pengendalian: tanaman yg terserang dibuang bersama dengan tanah, mengatur kelembaban dengan mengurangi naungan dan penyiraman, jika serangan tinggi siram GLIO 1 sendok makan (± 10 gr) per 10 liter air.  Embun bulu, ditandai adanya bercak klorosis dengan permukaan berbulu pada daun atau kotil yg disebabkan cendawan Peronospora parasitica. Cara mengatasi seperti penyakit rebah semai.  Kelompok Virus, gejalanya pertumbuhan bibit terhambat dan warna daun mosaik atau pucat. Gejala timbul lebih jelas setelah tanaman berumur lebih dari 2 minggu. Cara mengatasi; bibit terserang dicabut dan dibakar, semprot vektor virus dengan BVR atau PESTONA. b. H a m a
  • 3.  Kutu Daun Persik (Aphid sp.), Perhatikan permukaan daun bagian bawah atau lipatan pucuk daun, biasanya kutu daun persik bersembunyi di bawah daun. Pijit dengan jari koloni kutu yg ditemukan, semprot dengan BVR atau PESTONA.  Hama Thrip parvispinus, gejala serangan daun berkerut dan bercak klorosis karena cairan daun diisap, lapisan bawah daun berwarna keperak-perakan atau seperti tembaga. Biasanya koloni berkeliaran di bawah daun. Pengamatan pada pagi atau sore hari karena hama akan keluar pada waktu teduh. Serangan parah semprot dengan BVR atau PESTONA untuk mengurangi penyebaran.  Hama Tungau (Polyphagotarsonemus latus). Gejala serangan daun berwarna kuning kecoklatan menggulung terpuntir ke bagian bawah sepanjang tulang daun. Pucuk menebal dan berguguran sehingga tinggal batang dan cabang. Perhatikan daun muda, bila menggulung dan mengeras itu tandanya terserang tungau. Cara mengatasi seperti pada Aphis dan Thrip D. FASE TANAM 1. Pemilihan Bibit  Pilih bibit seragam, sehat, kuat dan tumbuh mulus.  Bibit memiliki 5-6 helai daun (umur 21 - 30 hari). 2. Cara Tanam  Waktu tanam pagi atau sore hari , bila panas terik ditunda.  Plastik polibag dilepas.  Setelah penanaman selesai, tanaman langsung disiram /disemprot POC NASA 3-4 tutup/ tangki. 3. Pengamatan Hama dan Penyakit  Ulat Tanah ( Agrotis ipsilon ), aktif malam hari untuk kopulasi, makan dan bertelur. Ulat makan tanaman muda dengan jalan memotong batang atau tangkai daun. Siang hari sembunyi dalam tanah disekitar tanaman terserang. Setiap ulat yang ditemukan dikumpulkan lalu dibunuh, serangan berat semprot dengan PESTONA atau VIREXI.  Ulat Grayak ( Spodoptera litura dan S. exigua ), Ciri ulat yang baru menetas / masih kecil berwarna hijau dengan bintik hitam di kedua sisi dari perut/badan ulat, terdapat bercak segitiga pada bagian punggungnya (seperti bulan sabit). Gejala serangan, larva memakan permukaan bawah daun dan daging buah dengan kerusakan berupa bintil-bintil atau lubang-lubang besar. Serangan parah, daun cabai gundul sehingga tinggal ranting-rantingnya saja. Telur dikumpulkan
  • 4. lalu dimusnahkan, menyiangi rumput di sekitar tanaman yang digunakan untuk persembunyian. Semprot dengan VITURA, VIREXI atau PESTONA.  Bekicot/siput. Memakan tanaman, terutama menyerang malam hari. Dicari di sekitar pertanaman ( kadang di bawah mulsa) dan buang ke luar areal.  Kutu - kutuan ( Aphis, Thrips, Tungau ), lihat fase persemaian.  Penyakit Layu, disebabkan beberapa jamur antara lain Fusarium, Phytium dan Rhizoctonia. Gejala serangan tanaman layu secara tiba-tiba, mengering dan gugur daun. Tanaman layu dimusnahkan dan untuk mengurangi penyebaran, sebarkan GLIO.  Penyakit Bercak Daun, Cercospora capsici. Jamur ini menyerang pada musim hujan diawali pada daun tua bagian bawah. Gejala serangan berupa bercak dalam berbagai ukuran dengan bagian tengah berwarna abu-abu atau putih, kadang bagian tengah ini sobek atau berlubang. Daun menguning sebelum waktunya dan gugur, tinggal buah dan ranting saja. Akibatnya buah menjadi rusak karena terbakar sinar matahari. Pengamatan pada daun tua.  Lalat Buah (Dacus dorsalis), Gejala serangan buah yang telah berisi belatung akan menjadi keropos karena isinya dimakan, buah sering gugur muda atau berubah bentuknya. Lubang buah memungkinkan bakteri pembusuk mudah masuk sehingga buah busuk basah. Sebagai vektor Antraknose. Pengamatan ditujukan pada buah cabai busuk, kumpulkan dan musnahkan. Lalat buah dipantau dengan perangkap berbahan aktif Metil Eugenol 40 buah / ha.  Penyakit Busuk Buah Antraknosa (Colletotrichum gloeosporioides), gejala serangan mula-mula bercak atau totol-totol pada buah yang membusuk melebar dan berkembang menjadi warna orange, abu-abu atau hitam. Bagian tengah bercak terlihat garis-garis melingkar penuh titik spora berwarna hitam. Serangan berat menyebabkan seluruh bagian buah mengering. Pengamatan dilakukan pada buah merah dan hijau tua. Buah terserang dikumpulkan dan dimusnahkan pada waktu panen dipisahkan. Serangan berat sebari dengan GLIO di bawah tanaman. E. FASE PENGELOLAAN TANAMAN (7-70 HST)  Penyiraman dapat dilakukan dengan pengocoran tiap tanaman atau penggenangan (dilep) jika dirasa kering.  Pemupukan lewat pengocoran dilakukan seminggu sekali tiap lubang. Pupuk kocoran merupakan perbandingan campuran pupuk makro Urea : SP 36 : KCl : NASA = (250 : 250 : 250) gr dalam 50 liter ( 1 tong kecil) larutan. Diberikan umur 1 - 4 minggu dosis 250 cc/lubang,
  • 5. sedang umur 5-12 minggu dengan perbandingan pupuk makro Urea : TSP : KCl : NASA = (500 : 250 : 250) gr dalam 50 liter air, dengan dosis 500 cc/lubang.  Kebutuhan total pupuk makro 1000 m2 : Jenis Pupuk 1 - 4 minggu (kg) 5 - 12 minggu (kg) Urea 7 56 SP-36 7 28 KCl 7 28 Catatan : 1. Umur 1 - 4 mg 4 kali aplikasi (± 7 tong/ aplikasi). 2. Umur 5-12 mg 8 kali aplikasi (± 14 tong/aplikasi).  Penyemprotan POC NASA ke tanaman dengan dosis 3-5 tutup / tangki pada umur 10, 20, kemudian pada umur 30, 40 dan 50 HST POC NASA + Hormonik dosis 1-2 tutup/tangki.  Perempelan, sisakan 2-3 cabang utama / produksi mulai umur 15 - 30 hr.  Pengamatan Hama dan Penyakit F. FASE PANEN DAN PASCA PANEN 1. Pemanenan  Panen pertama sekitar umur 60-75 hari  Panen kedua dan seterusnya 2-3 hari dengan jumlah panen bisa mencapai 30-40 kali atau lebih tergantung ketinggian tempat dan cara budidayanya  Setelah pemetikan ke-3 disemprot dengan POC NASA + Hormonik dan dipupuk dengan perbandingan seperti diatas, dosis 500 cc/ph 2. Cara panen :  Buah dipanen tidak terlalu tua (kemasakan 80-90%)  Pemanenan yang baik pagi hari setelah embun kering  Penyortiran dilakukan sejak di lahan  Simpan ditempat yang teduh