Abdullah Munsyi dikenal sebagai pelopor sastra modern Melayu. Ia memperkenalkan corak penulisan Barat ke dalam karya-karyanya. Munsyi juga dikenal sebagai guru, juru tulis, penerjemah, dan juru bahasa untuk pegawai kolonial Inggris pada abad ke-19. Karya-karyanya meliputi terjemahan, kisah pelayaran, dan syair.
1. oleh :
• ANIZA DWIARI SAFITRI (301200029)
• DEWI HALIMATUS SYA’DIAH (301200032)
• ROMANA HAMDANI KUSUMA (301200012)
Kelompok :
Oksidentalisme di
Malaysia
IAT-A /4
2. pada kesempatan kali ini kita
a k a n m e n e l u s u r i j e j a k
OKSIDENTALISME dalam
persuratan Mel ayu dan
khususnya bagi karya prosa
4. kolonialisme dan dunia
persuratan
01
Kesusasteraan menjadi wadah budaya yang
menghimpunkan reaksi penulis /sastrawan
terhadap kolonialisme karena sebelum itu
pun kolonial telah menjadikan kesusasteraan
sebagai senjata budaya untuk mengesahkan
agenda kolonialisme mereka.
5. Introduction
Diskusi mengenai oksidentalisme sudah dapat
ditemukan dalam karya agung Melayu abad ke-
17 lagi, yaitu Sulalat al-Salatin atau Sejarah
Melayu dan kemudian disusul oleh karya epik
Hikayat Hang Tuah, apabila kedatangan Eropa
dipaparkan menurut sudut pandangan pribumi.
6. Image Barat di dalam kedua teks tersebut tidak begitu mendalam karena mereka yang diwakili
oleh Portugis (Feringgi) dan Belanda (Wolanda) hanya disebut sebagai penceroboh secara objektif tanpa
ditelusuri jiwa dan perasaannya. Jadi, Image Barat yang terlukis cuma dalam bentuk naratif yang mengisi
ruang zaman kejatuhan Malaka. Dalam cerita yang disampaikan sekadar menjelaskan peristiwa, bukannya
menggambarkan manusia.
pada abad ke-19 belum menerima kehadiran genre novel secara meluas dari pengarang pribumi
walaupun Hikayat Panglima Nikosa sudah mencoba langkah pertama dengan bentuk yang ringkas itu. Hanya
apabila memasuki abad ke-20 kesadaran pengarang terhadap potensi prosa panjang bercorak realisme itu
mula kelihatan dengan kemunculan novel-novel saduran dan terjemahan. Genre novel yang mula
berkembang dalam dekade 20-an turut memperlihatkan persentuhannya dengan nilai oksidental, sama ada
dari segi teks maupun nilai pemikirannya.
Karya sastra Melayu dalam dekad 30-an tidak cenderung untuk menjadi wadah penyuaraan
anti-kolonialisme karena rata-rata masyarakat menerima sistem birokrasi yang dibawa oleh Inggris. Karya-
karya sastra Melayu hanya cenderung mempersoalkan kebudayaan Barat yang bersifat hedonistik dan
berpusat di kota, yang di mana persepsi politik ditujukan kepada permasalahan imigran yang meraup
kekayaan di Tanah Melayu, yaitu Cina, India dan Arab sehingga menimbulkan sentimen anti DKK (Darah
Keturunan Keling) dan DKA (Darah Keturunan Arab). Situasi yang seperti ini berpuncak pada sikap pengarang
Melayu yang hanya menumpukan perhatian kepada permasalahan sosial mereka secara dalam, khususnya
yang menyentuh aspek agama, ekonomi, dan sosial. .
8. Nama Lengkap Abdullah bin Abdul Kadir
kelahiran
lahir pada 12 Ogos 1796 atau bulan April 1796
(ada dua pendapat mengenai hal ini ) , di
Kampung Pali, Melaka.
merupakan seorang keturunan Arab, dari
Yaman, dan juga keturunan India.
9. Abdullah bin Abdul
Khadir munsyi
mendapat julukan Munsyi karena dia bekerja
sebagai guru bahasa (munsyi). Abdullah yang
berusia 15 tahun menjadi pengajar, juru tulis,
penerjemah, dan Juru bahasa kepada pagawai
kolonial Inggris. Abdullah menerapkan corak
penulisan Barat pada karya-karyanya.
10. Adapun karya-karya Abdullah Munsyi adalah sebagai berikut :
Karya asli :
• Kisah Pelayaran Abdullah bin Abdulkadir Munsyi dari
Singapura sampai ke Kelantan
• Hikayat Abdullah
• Kisah Pelayaran Abdullah dari Singapura sampai ke Mekah
• Syair Singapura Terbakar
• Syair Kampung Gelam Terbakar
• Ceretera Kapal Asap
• Ceretera Haji Sabar Ali
Karya terjemahan dan suntingan :
• Hikayat Panca Tanderan
• Sejarah Melayu (edisi Abdullah)
11. mentari senja telah tenggelam
rintik hujan mulai terjatuh
kami tutup presentasi dengan salam
Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh
Terima kasih
12. Yunus (10) : 56
HE ‘ IS THE ONE WHO’ GIVES LIFE AND
CAUSES DEATH, AND TO HIM YOU WILL
‘ALL’ BE RETURNED