1. Dokumen tersebut memberikan ringkasan tentang prinsip-prinsip dasar manajemen keuangan yang meliputi 10 prinsip manajemen keuangan dan 7 prinsip manajemen keuangan serta prinsip pengelolaan manajemen keuangan negara.
3. MANAJEMEN KEUANGAN
POKOK BAHASAN (1)
1. Pendahuluan
2. Fungsi pasar uang dan modal
3. Konsep nilai waktu uang
4. Penilaian surat berharga
5. Analisis laporan keuangan (rasio keuangan)
6. Risiko investasi dan teori portfolio
7. Biaya modal perusahaan
8. Konsep penilaian investasi
9. Teori struktur modal
10.Analisis leverage operasi dan leverage keuangan
11.Kebijakan dividen
4. 12. Sumber dana jangka menengah
13. Sumber dana jangka panjang
14. Perdagangan OPSI
15. Merger dan reorganisasi
16. Manajemen modal kerja
17. Manajemen kas dan surat berharga
18. Manajemen piutang
19. Manajemen persediaan
20. Manajemen keuangan untuk bisnis nirlaba
21. Manajemen keuangan multinasional
MANAJEMEN KEUANGAN
POKOK BAHASAN (2)
6. PRINSIP MANAJEMEN KEUANGAN
10 Prinsip Manajemen Keuangan
Prinsip 1 : The risk – return trade off, kita tidak akan mau menanggung tambahan risiko kecuali
kita berharap akan mendapat kompensasi tambahan imbal hasil [return].Investor menuntut return
minimal agar ia mau menunda konsumsinya sekarang dan menggunakan uangnya untuk
investasi. Setidaknya return minimal tersebut lebih besar dari tingkat inflasi yang diantisipasi
oleh investor tersebut.Ada banyak alternatif investasi dan setiap alternatif tersebut mempunyai
risiko dan return harapan yang berbeda-beda. Hubungan risiko dan return harapan adalah high
risk and high expected return, low risk and low expected return. Hubungan risk-return ini
merupakan konsep kunci dalam menghitung nilai: saham, bond, usulan proyek investasi, dan
lain-lain.
10 Prinsip Manajemen Keuangan
7. Prinsip 2: Time value of money, Rp. 1 jt uang yang kita terima saat ini lebih tinggi nilainya dari
Rp. 1 jt yang diterima di waktu mendatang. Hal ini disebabkan karena Rp. 1 jt yang diterima
saat ini dapat diinvestasikan sehingga uang tersebut akan menerima interest [bunga] dan di
waktu mendatang nilainya sudah lebih besar dari Rp. 1 jt. Uang yang diterima lebih awal akan
lebih berharga daripada uang yang sama besar bila diterima lebih akhir. Untuk mengukur wealth
atau value, kita akan menggunakan konsep time value of money untuk membawa manfaat di
periode mendatang ke periode sekarang. Bila benefit yang diterima lebih besar dari costnya,
maka proyek investasi tersebut menciptakan nilai. Bila benefit yang diterima lebih kecil dari
costnya maka proyek investasi tersebut tidak menciptakan nilai.
10 Prinsip Manajemen Keuangan
8. Prinsip 3: Cash-not profit-is king, kas lebih utama dibandingkan keuntungan. Dalam mengukur
wealth atau value, kita menggunakan cash flows dan bukan accounting profit. Hal ini berarti
perusahaan akan lebih memperhatikan pertanyaan-pertanyaan seperti: ‘Kapan uang tunai ada di
tangan?’, ‘Kapan perusahaan dapat meninvestasikan uang tunai?’, ‘Kapan perusahaan dapat
membayar dividen?’, dan lain-lain. Accounting profit dicatat saat profit itu dihasilkan, bukan saat
uang tunai benar-benar diterima. Cash flows perusahaan tidak sama dengan accounting profit
perusahaan. Cash inflows dan cash outflows adalah mengenai uang tunai masuk dan keluar dari
perusahaan.
10 Prinsip Manajemen Keuangan
9. Prinsip 4: Incremental cash flows, yang harus dihitung adalah perubahan arus kas. Incremental
cash flows adalah selisih antara arus kas bila suatu proyek investasi dilaksanakan versus arus kas
bila proyek investasi tersebut tidak dilaksanakan.
10 Prinsip Manajemen Keuangan
10. Prinsip 5: The curse of competitive market, mengapa sulit mencari proyek investasi yang
memberikan keuntungan sangat besar? Penjelasan mengenai hal ini adalah: bila suatu investasi
menghasilkan profit yang sangat besar, maka profit yang sangat besar akan mengundang
investor-investor lain untuk berusaha di bidang yang sama sehingga akan menurunkan profit ke
tingkat required rate of return. Demikian juga sebaliknya, bila suatu profit dalam suatu industri
berada di bawah required rate of return maka akan ada perusahaan yang keluar dari industri
tersebut.
10 Prinsip Manajemen Keuangan
11. Prinsip 6: Efficient Capital Market – The market are quick and the prices are right. Capital
market [pasar modal] adalah semua institusi dan prosedur yang memfasilitasi transaksi instrumen
keuangan jangka panjang [long term financial instrument]. Efficient market is a market in which
the values of all assets and securities at any instant in time fully reflect all available public
information. Implikasi dari pasar modal yang efisien adalah (1) Price is right. Harga saham di
pasar mencerminkan semua informasi publik tentang value perusahaan yang bersangkutan. Bila
perusahaan melakukan good decision maka akan menyebabkan harga saham perusahaan naik;
bila perusahaan melakukan bad decision maka akan menurunkan harga saham perusahaan
tersebut. (2) Manipulasi earning dengan cara mengubah metode akuntansi tidak akan mengubah
harga saham perusahaan
10 Prinsip Manajemen Keuangan
12. Prinsip 7: The Agency Problem – Managers won’t work for owners unless it’s in their best
interest. Agency Problem muncul sebagai akibat adanya pemisahan antara manajemen
perusahaan dengan kepemilikan perusahaan. Di perusahaan besar manajemen perusahaan
biasanya dilakukan oleh para profesional. Pemisahan antara pengambil keputusan dan pemilik
perusahaan, ada kemungkinan keputusan yang diambil oleh manajer adalah berdasarkan
kepentingan mereka sendiri dan tidak sesuai dengan kepentingan pemegang saham. Agency
problem adalah masalah yang muncul karena ada konflik kepentingan antara agen dan
principal. Agen adalah orang yang diberi otoritas untuk bertindak atas nama fihak lain yang
disebut principal. Biaya yang timbul sebagai akibat adanya agency problem sulit dihitung. Ada
dua jenis agency problem: (1) agency problem antara manajer dengan shareholders; (2) agency
problem antara shareholders dengan debt holders. Ada dua faktor yang berfungsi mencegah atau
paling tidak meminimumkan agency problem: (1) Market forces [kekuatan pasar]. Salah satu
kekuatan pasar adalah major shareholders, biasanya investor institusi yang besar seperti lembaga
asuransi, dana pensiun, dan lain-lain. Mereka dapat menekan manajer untuk memperhatikan
kepentingan shareholders, mengancam untuk menggunakan hak voting yang mereka miliki. (2)
Threat of takeover [ancaman pengambilalihan perusahaan oleh perusahaan lain. Salah satu cara
mengatasi agency problem adalah dengan struktur kompensasi manajemen. Dua jenis
kompensasi manajemen: (1) Incentive plans adalah jenis kompensasi manajemen yang
mengaitkan kompensasi manajemen dengan harga saham. Contoh insentive plans adalah stock
option. Stock option adalah opsi yang diberikan pada manajemen untuk membeli saham
perusahaan pada harga yang telah ditentukan saat opsi tersebut diberikan. (2) Performance plans
adalah jenis kompensasi manajemen yang mengaitkan kompensasi manajemen dengan target
ukuran keberhasilan tertentu, seperti nilai earning per share [EPS], pertumbuhan EPS, dan lain-
lain. Contoh performance plans adalah performance share dan cash bonus
13. Prinsip 8: Pajak membuat keputusan bisnis bias. .Pajak merupakan suatu hal yang sangat
signifikan dan sangat berpengaruh dalam pengambilan keputusan manajemen keuangan. Dalam
evaluasi free cash flow selalu dihitung setelah perhitungan pajak dimasukkan atau istilahnya
after tax.Selain itu dalam perhitungan nilai suatu perusahaan yang ditinjau dari EPS (Earning per
Share) terdapat istilah tax saving yaitu ketika suatu perusahaan mempunyai pilihan untuk
berhutang atau menerbitkan saham, jika Earning Before Interest and Taxes (EBIT) telah
melebihi kondisi indifference level (kondisi dimana EBIT dari berutang dan menerbitkan saham
adalah sama) maka EPS dari yang berutang akan melebihi dari yang menerbitkan saham. Hal ini
dikarenakan ketika kita berutang maka akan membayar bunga utang dan inilah yang akan
menjadi tax saving.
10 Prinsip Manajemen Keuangan
14. Prinsip 9: All Risk Is Not Equal – Some risk can be diversified away and some cannot. Risiko
tidak sama besarnya, beberapa risiko dapat didiversifikasi dan beberapa risiko tidak dapat
didiversifikasi. Berikut adalah yang perlu diketahui soal risiko: (1) proses diversifikasi dapat
mengurangi risiko, (2) risiko suatu proyek investasi dapat berubah tergantung apakah kita
menghitung risiko investasi yang berdiri sendiri atau menghitung risiko investasi bersama
dengan proyek lain yang juga diambil oleh perusahaan.
10 Prinsip Manajemen Keuangan
15. Prinsip 10: Perilaku beretika adalah melakukan hal yang benar dan dilema etika dalam
manajemen keuangan ada di mana-mana. Perilaku beretika adalah melakukan hal yang
benar. Kesulitannya adalah apa yang dimaksud dengan ‘melakukan hal yang benar’
tersebut? Konsep benar atau salah adalah konsep normatif, setiap masyarakat mempunyai ‘set of
value‘ [nilai-nilai] yang mereka percaya sebagai ‘melakukan hal yang benar’. Ethical error
[kesalahan etika] cenderung mematikan karir seseorang dan mematikan peluang di waktu
mendatang. Alasannya karena: (1) perilaku tidak beretika menghilangkan trust [rasa percaya
dari fihak lain]. Tanpa kepercayaan dari fihak lain, bisnis tidak bisa berjalan atau berinteraksi.
(2) Hal yang paling merusak yang dialami oleh suatu bisnis adalah hilangnya kepercayaan publik
pada standar etika bisnis tersebut.
10 Prinsip Manajemen Keuangan
16. 7 Prinsip Manajemen Keuangan
7 PRINSIP MANAJEMEN KEUANGAN
Manajemen Keuangan Adalah tindakan yang diambil dalam rangka menjaga kesehatan keuangan
organisasi. Untuk itu, dalam membangun sistem manajemen keuangan yang baik perlulah kita
untuk mengidentifikasi prinsip-prinsip manajemen keuangan yang baik.
Ada 7 prinsip dari manajemen keuangan yang harus diperhatikan.
1. Konsistensi (Consistency). Sistem dan kebijakan keuangan dari organisasi harus konsisten dari
waktu ke waktu. Ini tidak berarti bahwa sistem keuangan tidak boleh disesuaikan apabila terjadi
perubahan di organisasi. Pendekatan yang tidak konsisten terhadap manajemen keuangan
merupakan suatu tanda bahwa terdapat manipulasi di pengelolaan keuangan.
2. Akuntabilitas (Accountability). Akuntabilitas adalah kewajiban moral atau hukum, yang
melekat pada individu, kelompok atau organisasi untuk menjelaskan bagaimana dana, peralatan
atau kewenangan yang diberikan pihak ketiga telah digunakan. Organisasi harus dapat
menjelaskan bagaimana dia menggunakan sumberdayanya dan apa yang telah dia capai sebagai
pertanggungjawaban kepada pemangku kepentingan dan penerima manfaat. Semua pemangku
kepentingan berhak untuk mengetahui bagaimana dana dan kewenangan digunakan.
17. 7 Prinsip Manajemen Keuangan
3. Transparansi (Transparency). Organisasi harus terbuka berkenaan dengan pekerjaannya,
menyediakan informasi berkaitan dengan rencana dan aktivitasnya kepada para pemangku
kepentingan. Termasuk didalamnya, menyiapkan laporan keuangan yang akurat, lengkap dan
tepat waktu serta dapat dengan mudah diakses oleh pemangku kepentingan dan penerima
manfaat. Apabila organisasi tidak transparan, hal ini mengindikasikan ada sesuatu hal yang
disembunyikan.
4. Kelangsungan Hidup (Viability). Agar keuangan terjaga, pengeluaran organisasi di tingkat
stratejik maupun operasional harus sejalan/disesuaikan dengan dana yang diterima.
Kelangsungan hidup (viability) merupakan suatu ukuran tingkat keamanan dan keberlanjutan
keuangan organisasi. Manager organisasi harus menyiapkan sebuah rencana keuangan yang
menunjukan bagaimana organisasi dapat melaksanakan rencana stratejiknya dan memenuhi
kebutuhan keuangannya.
18. 7 Prinsip Manajemen Keuangan
5. Integritas (Integrity). Dalam melaksanakan kegiatan operasionalnya, individu yang terlibat
harus mempunyai integritas yang baik. Selain itu, laporan dan catatan keuangan juga harus
dijaga integritasnya melalui kelengkapan dan keakuratan pencatatan keuangan.
6. Pengelolaan (Stewardship). Organisasi harus dapat mengelola dengan baik dana yang telah
diperoleh dan menjamin bahwa dana tersebut digunakan untuk mencapai tujuan yang telah
ditetapkan. Secara praktek, organisasi dapat melakukan pengelolaan keuangan dengan baik
melalui : berhati-hati dalam perencanaan stratejik, identifikasi resiko-resiko keuangan dan
membuat system pengendalian dan sistem keuangan yang sesuai dengan organisasi.
7. Standar Akuntansi (Accounting Standards). Sistem akuntansi dan keuangan yang digunakan
organisasi harus sesuai dengan prinsip dan standar akuntansi yang berlaku umum. Hal ini berarti
bahwa setiap akuntan di seluruh dunia dapat mengerti sistem yang digunakan organisasi
19. Prinsip Pengelolaan Menajamen Keuangan Negara
Prinsip-prinsip Pengelolaan Keuangan Negara Menurut menurut UU No.1 Tahun 2004, tentang
Perbendaharaan Negara, profesionalitas, proporsionalitas, reformasi manajemen keuangan
pemerintah, yaitu : (1) Akuntabilitas berorientasi pada hasil, (2) Profesionalitas, (3)
Proporsionalitas, (4) Keterbukaan dalam pengelolaan keuangan negara, dan (5) Pemeriksaan
keuangan oleh badan pemeriksa yang bebas dan mandiri.
Mengapa perlu Reformasi Manajemen Keuangan Pemerintah? Karena ada Fakta kelemahan
dibidang: (1) Peraturan perundangan, (2) Perencanaan & penganggaran, (3) Pengelolaan, (4)
perbendaharaan, (5) Audit, (6) Perubahan kedudukan Bank Indonesia, (7) Semakin
meningkatnya utang Pemerintah. Tujuan Reformasi Manajemen Keuangan Pemerintah? untuk
mewujudkan good governance and clean government
20. 1. Pendahuluan (1)
• Pengertian usaha atau perusahaan secara lebih luas yaitu dapat
dipandang sebagai kumpulan dana dari berbagai sumber,
kemudian diinvestasikan kedalam aktiva tetap dan berbagai
aktiva lancar dengan maksud untuk memperoleh keuntungan
yang lebih besar dari biaya dana tsb.
• Pengertian manajemenkeuangan, yaitu sebagai manejemen
dana baik yg berkaitan dengan pengelolaan dana dalam berbagai
bentuk investasi secara efektif maupun usaha pengelolaan dana
untuk pembiayaan investasi atau pembelanjaan secara efisien.
• Tujuan manajemen keuangan, memaksimumkan nilai perusahaan
• Fungsi manajemen keuangan :
1. Menyangkut keputusan alokasi dana (investment decision)
untuk berbagai bentuk investasi
2. Keputusan pembelanjaan atau pembiayaan investasi atau
pemenuhan kebutuhan dana untuk (financing decision)
3. Kebijakan dividen (deviden decision atau dividen policy),
memaksimalkan kemakmuran pemegang saham melalui
maksimisasinilai perusahaan (corporate value)
• Laporan keuangan (a) Neraca, (b) Laba (Rugi), dan (c) Arus kas
• Pengaruh berbagai disiplin terhadap manajemen keuangan :
21. 1. Analisis investasi
2. Manajemen modal kerja
3. Sumber dan biaya modal
4. Penentuan struktur modal
5. Kebijakan dividen
6. Analisis risiko dan return
7. Dll
Keputusan Keuangan
Maksimisasi Kemakmuran
Pemegang Saham
1. Akuntansi
2. Ekonomi Makro
3. Ekonomi Mikro
1. Pemasaran
2. Produksi
3. Metode Kuantitatif
PENGARUH BERBAGAI DISIPLIN ILMU
TERHADAP MANAJEMEN KEUANGAN
1. Pendahuluan (2)
22. 2. Fungsi pasar uang dan modal (1)
• Pasar modal dikatakan secara informasional
efisien, mencakuf 4 kondisi :
1.Informasi dapat diperoleh tanpa biaya dan tersedia
bagi pelaku pasar dan pada saat yg sama.
2.Tidak ada biaya transaksi, pajak, dan barrier
taransaksi lainnya.
3.Partisipan secara individu tidak akan mampu
mempengaruhi harga saham.
4.Semua palaku pasar bersikap rasional yaitu ingin
memaksimalkan utility
23. PASAR PERDANA
- Penyebaran prospektus
- Iklan ringkasan
- Prospektura
- Penawaran umum
- Penjatahan
- Laporan pasar perdana
- Listing
- Pernyataan Pendaftaran
- Anggaran Dasar
- Susunan Organisasi
- Izin Usaha
- Rancangan Prospektus
- Rancangan Perjanjian
LEMBAGA PENUNJANG
- Notaris
- Appraisal / Valuer
- Akuntan Publik
- Konsultan Hukum
- Agen Penjual
Dep Teknin BKPM
Dep Kehakiman
EMITEN PENJAMIN EMISI
BAPEPAM
- Pemeriksaan
dan evaluasi
IZIN EMISI
Proses Emisi Saham
2. Fungsi pasar uang dan modal (2)
24. 3. Konsep nilai waktu uang
• Future Value (FV)
• Present Value (PV)
• Diketahui :
– Tingkat discount (i) : 10%
– Waktu (n) : 3 th
PV = Rp 1 juta
FV = Rp ....???
FV = Rp 1,331.000
PV = Rp.......???
25. 3. Konsep nilai waktu uang (1)
3.1. Future Value :
– FV = PV (DF)
– DF = (1+i)^n
– FV = PV (1+i)^n
• Future value – cash flow annuity :
– Faktore bunga anuitas
DF(A)= (1/i) x (((1+i)^n)-1)
Mis : 10 %, 3 tahun
DF(A) =(1/0.1) x ((1,1^3)-1)=10 x(1,331-1)=3,310
– Atau ;
• DF(A) = (1+i)^1-1 + (1+i)2-1 + (1+i)^3-1=
• DF(A) = 1 + (1.1^2)+(1,1^3)= 1 + 1.1 + 1.21 = 3,310
Contoh : Rp 1000 perth x DF(A) 3,310 = Rp 3.310
• Future value, perhitungan bunga beberapa kali dalam
setahun :
– DF = (1+i/m)^mxn
m : sebagai frekuensi perhitungan bunga setahun
26. 3.2. Present value :
– PV = FV (DF)
– DF = 1/(1+i)^n
– PV = FV x (1/(1+i)^n)
• Present value – cash flow annuity :
– Faktor bunga anuitas
– DF(A) = (1/i)x(1-(1/(1+i)^n))
Mis : 10 %, 3 tahun
DF(A) = (1/0.1)x(1-(1/1.1^3)) =
DF(A) = 10 x(1-(0.751)=2,486
Contoh : Rp 1000 per th x DF(A)2,486 = Rp 2.486
• Present value, perhitungan beberapa kali dalam setahun
DF = 1/(1+i/m)^mxn
m : frekuensi perhitungan bunga dalam setahun
3. Konsep nilai waktu uang (2)
27. Pendekatan the time value on money
Future Value (FV)
FV = PV (1+ i) ^ n
FV = PV (DF)
DF = (1 + i ) ^n
Contoh : Present Value 100,000
Th Awal Bunga ( i ) Akhir
15%
1 100,000 15,000 115,000
2 115,000 17,250 132,250
3 132,250 19,838 152,088
4 152,088 22,813 174,901
5 174,901 26,235 201,136
Atau :
DF = (1+15%)^ 5 = 2.01136
FV = 100.000 (2.01136) = 201.136
Present Value (PV)
PV = FV / (1+ i)^n
PV = FV (DF)
DF = 1/(1+i)^n
Contoh : Future value (th 5) 201,136
DF = 1/(1+15%)^5 = 0,497177
PV = 161.051 (0.497177) = 100.000
36. • New = slide 21 sd 38
4. Penilaian surat berharga
37. 4. Penilaian surat berharga
PENILAIAN SURAT BERHARGA
1. Obligasi
2. Saham Preferen
3. Saham biasa (dan saham rate of return)
4. Saham biasa dengan dividen yang tumbuh
5. Model aliran kas bebas yang lebih umum
38. 4. Penilaian surat berharga
1. Obligasi
A. Metode kapitalisasi pendapatan nilai obligasi dengan jatuh tempo sbb :
P0 = I1 /(1+kd)1
+ I2/(1+kd)2
+ ….+ In-1/(1+kd)3
+ In+M /(1+kd)n
P0 = present value oblogasi
I1 = pembayaran bungatahun 1, dst untuk 2 sampai ke n
n = periode waktu hingga jatuh tempo
M = pembayaran pada saat jatuh tempo
kd = tingkat keuntungan yang disyaratkan oleh investor obligasi
Karena pembayaran bunga setiap tahun sama, maka dapat disederhanakan :
P0 = ∑ I t / (1+kd)t
+ M/(1+kd)n
t = mulai 1 sampai ke n ( mis: 5 tahun)
n = periode akhir saat jatuh tempo (mis : th ke 5)
Contoh : Obligasi NN Rp 100.000, tingkat bunga 9,25% pertahun, obligasi
jatuh tempo 2026 (20 th). Berapa nilai obligasin sekarang atau akhir 2006
Maka : Po = Rp 9.250 (9,818) + Rp 100.000 (0.215) = Rp 112.236,50
(Nilai obligasi pada akhir tahun 2006)
DF anuitas, 20th, 8 % = 1/i (1 - (1/(1+i)n
)) = 1/0.08 (1 - (1/(1+0.08)^20)) =
DF PV, th ke 20, 8% = 1/(1+i)n = 1/(1/(1+0.08)^20) = 0.215
39. 4. Penilaian surat berharga
B. Obligasi tanpa jatuh tempo atau Perpetual bond (Perpetual, kekal, abadi).
. Hanya membayar bunga secara periodik sampai waktu yang tak terbatas,
. maka formula penilaian :
P0 = ∑ 1 /(1+kd) t
kd = keuntungan yang disyaratkan oleh investor obligasi (Rf = return freersik)
P0 = Nilai obligasi
atau disederhanakan :
P0 = I / kd
Contoh : Perpetuan bond membayar bunga Rp 800 tiap akhir tahun, keuntungan
yang disyartkan investor 10%
Maka : Nilai obligasi tsb sebesar :
P0 = Rp 800 / 0.10 = Rp 8.000
C. Yield (hasil) atas obligasi dengan jatuh tempo ( r ) dapat dicari dengan menggunakan
persamaan :
P0 = I / r
Mis : P0 = 800 / 10% = Rp 8.000
r = I / P
Mis : r = Rp 800/ Rp 8.000 = 10%
40. 4. Penilaian surat berharga
2. Saham Preferen
Pembayaran dividen atas saham preferen adalah tetap, dengan asumsi bahwa modal
tsb akan tertanam dalam perusahaan untuk jangka waktu tidak terbatas, sehingga
nilai saham preferen adalah :
P0 = ∑ Dp / (1+kp)
t
t = mulai 1 sampai ke n atau tak terbatas
kp = keuntungan yang disyartakan (require rate of return) = 15%
Dp = dividen saham preferen = Rp 3.000 (asumsi tetap tiap th, selama 5 th)
P0 = 3000 / (DF An 15%,5) = 3.000 x DFAn =
DFAn = 1/0.15 x (1 - (1/1.15^5)) = 3.352
P0 = 3.000 x 3.352 =Rp 10.056
atau disederhanakan menjadi :
P0 = Dp / kp
P0 = Rp 3.000 / 0.15 = Rp 20.000
41. 4. Penilaian surat berharga
3. Saham biasa (dan saham rate of return)
A. Penilaian saham biasa sedikit lebih sulit dari surat berharga lainna, karena :
a. Return saham biasa merupakan gabungan antara dividen dengan capital
gains atau capital losses
b. Dividen tidak selalu sama tiap periode, bahkan mengalami pertumbuhan
c. Return saham biasa bersifat tidak pasti. Jika return suatu asset diketahui
secara pasti, maka required ROR atau return yg disyaratkan akan sama
dengan risk free rate. (k = Rf)
B. Present value saham biasa didasarkan pada :
a. Dividen yang diharapkan (D)
b. Harga jual yang diharapkan pada akhir periode kepemilikan saham tsb
C. Model penilaian saham biasa :
a. Model penilaian satu periode
P0 = D1 / (1+k)
1
+ P1 / (1+k)
1
P0 = PV saham
D1 = dividen yang diharapkan pada tahun 1 = Rp 600
P1 = harga saham yang diharapkan pada akhir tahun 1 = Rp 10.000
k = required ROR (ROR yang disyaratkan) = 10 %
1 / (1+k)^1 = 1 / (1+0.10)^1 = 0.909
Maka nilai saham sekarang (P0) :
PVD1 = Rp 600 (0.909) = Rp 545
PVP1 = Rp 10.000 (0.909) = Rp 9.091
P0 = PVD1 + PVP1 = Rp 545 + Rp 9.091 = Rp 9.636
42. 4. Penilaian surat berharga
d. Model penilaian saham dengan periode tak terbatas
Nilai saham dipengaruhi oleh :
(a) Dipengaruhi secara langsung oleh penerimaan dividen selama holding periode
(b) Dipengaruhi secara tidak langsung oleh penerimaan dividen setelah holding periode
P0 = ∑ ( D t / (1+k) t )
t = mulai 1 sampai tak terbatas
Atau disederhanakan, nilai saham biasa sbb :
P0 = D / ke
Contoh : Dividen Rp 600, dan return yang disyaratkan (k = Rf) 10%
Maka Nilai saham :
P0 = Rp 600 (0.909) / 0.10 (0.909) = Rp 6.000
1 / (1+k)^1 = 1 / (1+0.10)^1 = 0.909
atau
P0 = Rp 600 / 0.10 = Rp 6.000
43. 4. Penilaian surat berharga
e. Kesimpulan :
(a) Bila return yang dirapkan lebih besar dari required ROR, maka sebaiknya
membeli saham tsb
(b) Bila return yang dirapkan lebih kecil dari required ROR, maka sebaiknya
tidak membeli atau sebaiknya menjual saham tsb
Contoh (1) :
Return yang diharapkan 12%, sedangkan ROR yang disyratkan
(K = Rf) yang berlaku 10%
Maka Nilai saham (seperti pada contoh e diatas) :
Po = Rp 600/0.10 = Rp 6.000 (harga pasar yang wajar)
Yang diharapkan adalah :
Po = Rp 600/0.12 = Rp 5.000 (harga sesuai return yang diharapkan)
Contoh (2):
Return yang diharapkan 8%, sedangkan ROR yang disyratkan
(K = Rf) yang berlaku 10%
Maka Nilai saham (seperti pada contoh e diatas) :
Po = Rp 600/0.10 = Rp 6.000 (harga pasar yang wajar)
Yang diharapkan adalah :
Po = Rp 600/0.08 = Rp 7.500 (harga sesuai return yang diharapkan)
44. 4. Penilaian surat berharga
4. Saham biasa dengan dividen yang tumbuh
a. Saham biasa dengan dividen yang tumbuh secara konstan
P0 = ∑ (D0(1+g)t
/ (k- g)t
)
atau
P0 = Dt / (k - g)
g = pertumbuhan pertahun (%) = 3%
k = return yang disyaratkan oleh pemegang saham = 16%
P0 = nilai saham
Contoh-1 :
Dividen yang dibayarkan pada awal tahun Rp 600 per lembar saham,
pertumbuhan dividen 3 % pertahun, tingkat kapitalisasi yang layak (k) 16%
Maka : Nilai saham (P0)
P0 = ∑ (D0(1+g)t
/ (k-g)t
)
P0 = 600 (1 + 0.03)^1 / (0.16 - 0.03) =
P0 = (600 (1.03)) / 0.13 = 4.754
atau :
P0 = Dt / (k-g)
Dt = D1 = D0 (1+g) =
D1 = 600(1+0.03)) =
D1 = 600(1.03) = 618
P0 = D1 / (k-g)
P0 =618 / (0.16 - 0.03) =
P0 =618 / 0.13 = 4.754
45. 4. Penilaian surat berharga
Contoh-2 :
Dividen yang dibayarkan pada awal tahun Rp 600 per lembar saham,
penurunan dividen 3 % pertahun, tingkat kapitalisasi yang layak (k) 16%
Maka : Nilai saham (P0)
P0 = ∑ (D0(1+g)t
/ (k-g)t
)
P0 = 600 (1 - 0.03)^1 / (0.16 - (- 0.03)) =
P0 = (600 (0.97)) / 0.19 = 3.063
atau :
P0 = Dt / (k-g)
Dt = D1 = D0 (1+g) =
D1 = 600(1+(-0.03)) =
D1 = 600(0.97) = 582
P0 = D1 / (k-g) 3157.894737
P0 =582 / (0.16 - (- 0.03)) =
P0 =582 / 0.19 = 3.063
46. 4. Penilaian surat berharga
b. Saham biasa dengan dividen yang tumbuh secara tidak konstan atau tidak normal
(a) Pertumbuhan dividen periode 1 sebesar g1 dan periode kedua sebesar g2
maka nilai saham :
P0 = (∑ (D0 (1+g1)
t
/ (1+ ke)
t
)) + (Pm / (1+ke)
m
)
P0 = (∑ (D0 (1+g1)t / (1+ ke)t )) + ((1/ (1+ke)m) x Pm )
Karena : Pm = (Dm+1) / (ke - ge)
Maka :
P0 = (∑ (D0 (1+g1)t / (1+ ke)t )) + ((1/ (1+ke)
m
) x ((Dm+1) / (ke - ge))
Contoh : D0 = Rp 1.500, g1 =40%, g2 =12%, ke = 18%, n =5
m= masa berahir pertumbuhan periode 1 atau tahun ke 5
Maka :
Tahap 1 ;
P0 = (∑ (D0 (1+g1)t / (1+ ke)t )) atau
P0 = (∑ (D0 (1+g1)t x 1/(1+ ke)t )
Th Dividen DF PV
g1=40% 1500(1+g1)t 18%
1 2,100 0.8475 1,780
2 2,940 0.7182 2,111
3 4,116 0.6086 2,505
4 5,762 0.5158 2,972
5 8,067 0.4371 3,526
Tahap 1 12,894
47. 4. Penilaian surat berharga
Tahan 2 ;
P0 = ((1/ (1+ke)m
) x ((Dm+1) / (ke - ge)), atau
P0 = ((1/ (1+ke)
5
) x ((D5+1) / (ke - ge))
P0 = 0.4371 x 8.067 x 1.12 / 18% - 12%
P0 = 0.4371 x 9.035 x 1.12 / 6%
P0 = 0.4371 x 9.035 x 1.12 / 0.06
P0 = 65.822
atau dengan model Gordon ;
Nilai saham pada akhir pertumbuhan tahun 5 atau P5 = D6/ ke - g2
D6 = D5 x 1.12 = 8.067 x 1.12 = 9.035
P5 = D6 / 18% - 16% = 9.035 / 0.06 = 150.591
P0 = P5 x DF5
P0 = 150.591 x 0.4371 = 65.822
Tahap 1 dan 2 ;
Nilai pasar saham atau PV Nilai saham setelah tahap 1 dan 2, yaitu ;
P0 = 12.894 + 65.822 = 78.716
48. 4. Penilaian surat berharga
(b) Pertumbuhan dividen periode 1 (g1=4/%) sampai tahun 5, periode 2 (g2=12%) th 6 s/d th 10
dan periode 3 (g3=10%) mulai tahun 11 dst, D0=Rp1500, ke =18%
m= masa berahir pertumbuhan periode 2 atau tahun ke 10
P0 = (∑ (D0 (1+g1)
t
/ (1+ ke)
t
)) +(∑ (D5 (1+g2)
t-5
/ (1+ ke)
t
)) + ((1/ (1+ke)
m
) x ((Dm+1) / (ke - g3))
Tahap 1 ; g1 = 40%
P0 = (∑ (D0 (1+g1)
t
/ (1+ ke)
t
))
P0 = (∑ (D0 (1+g1)t
x 1/ (1+ ke)t
))
Th Dividen Dividen DF PV
g1=40% 1500(1+g1)t 1500(1+g1)t 18%
1 1.500 x 1.40^1 2,100 0.8475 1,780
2 1.500 x 1.40^2 2,940 0.7182 2,111
3 1.500 x 1.40^3 4,116 0.6086 2,505
4 1.500 x 1.40^4 5,762 0.5158 2,972
5 1.500 x 1.40^5 8,067 0.4371 3,526
Tahap 1 12,894
Tahap 2 ; g2 = 12%
P0 =(∑ (D5 (1+g2)
t-5
/ (1+ ke)
t
)) , atau
P0 =(∑ (D5 (1+g2)
t-5
x 1/(1+ ke)
t
))
Th Dividen Dividen DF PV
g2=12% 8.067(1+g2)t-5 8.067(1+g1)t-5 18%
6 8.067 x 1.12^6-5 9,035 0.3704 3,347
7 8.067 x 1.12^2 10,120 0.3139 3,177
8 8.067 x 1.12^3 11,334 0.2660 3,015
9 8.067 x 1.12^4 12,694 0.2255 2,862
10 8.067 x 1.12^5 14,217 0.1911 2,716
Tahap 2 15,118
49. 4. Penilaian surat berharga
Tahan 3 ; g3 = 10%
Nilai saham pada akhir pertumbuhan tahun 10 atau P10 = D6/ ke - g3
P0 = ((1/ (1+ke)m
) x ((Dm+1) / (ke - ge)), atau
P0 = ((1/ (1+ke)10
) x ((D10+1) / (ke - g3))
P0 = 0.1911 x 14.271 x 1.10 / 18% - 10%
P0 = 0.1911 x 14.271 x 1.10 / 8%
P0 = 0.1911 x 14.271 x 1.10 / 0.08
P0 = 37.351
atau dengan model Gordon ;
Nilai saham pada akhir pertumbuhan tahun 10 atau P10 = D11/ ke - g3
D11 = D10 x 1.10 = 8.067 x 1.10 = 15.639
P10 = D11 / 18% - 10% = 15.639 / 0.08 = 195.490
P0 = P10 x DF10
P0 = 195.490 x 0.1911 = 37.351
Tahap 1,2 dan 3 ;
Nilai pasar saham atau PV Nilai saham setelah tahap 1,2 dan 3, yaitu ;
P0 = 12.894 + 15.118+ 37.351 = 65.363
50. 4. Penilaian surat berharga
5. Model aliran kas bebas yang lebih umum
Bagi perusahaan yang tidak memiliki leverage, nilai perusahaan (V) sama dengan
nilai modal sendiri dibawah berbagai pola pertumbuhan
a. Tanpa pertumbuhan
V0 = X (1-T)/k0
dimana :
V0 = nilai perusahaan tanpa leverage
k0 =cost of capital perusahaan tanpa leverage
X = net operating income
T = tarif pajak
Contoh :
Perusahaan tidak memiliki leverage dan total asset Rp 2.500.000
Laporan laba (rugi) :
- Penjualan 4,300,000
- Harga pokok penjualan 3,000,000
- Gross profit margin 1,300,000
- Biaya operasi 900,000
- Net operating income (NOI) 400,000
- Pajak pendapatan 40% 160,000
- Net income 240,000
V0 = X (1-T)/k0
V0 = 400.000 (1-40%) / 12% =
V0 = 240.000 / 0.12 =
V0 = 2.000.000
51. 4. Penilaian surat berharga
b. Pertumbuhan konstan (normal) :
V0 = X ( 1-T )( 1-b )(1+g) =
k0 - g
dimana :
b = I / X(1 - T)
Invetasi (I =Rp 120.000) terhadap net opperating income (X =Rp 400.000)
Tax (T=40%) = 120000 / ( 400.000 x 60%) = 120.000 / 240.000 = 0.5 =50%
g = tingkat pertumbuhan NOI atau X(1 - T) = 8%
V0 = 400.000 (1-40%) (1- 50%) (1+ 8%) =
8% - 12%
V0 = (400.000 x 0.6) x 0.5 x 1.08 ) / 0.04 =
V0 = (240.000 x 0.5 x 1.08 ) / 0.04 =
V0 = 129.600 / 0.04 =
V0 = 3.240.000
52. 4. Penilaian surat berharga
c. Pertumbuhan diatas normal kemudian diikuti dengan pertumbuhan nol:
V0 = X0( 1-T )( 1-b ) x∑ (1+g)t
+ X0 (1-T)(1+g)n
=
(1+k)
t
k0 (1+k)
n
V0 = X0( 1-T )( 1-b ) x∑ (1+g)t
+ X0 (1-T) (1+g)n
=
(1+k)
t
k0 (1+k)
n
Contoh :
- Pertumbuhan diatas normal 24% selama 4 tahun dan setelah itu tumbuh nol
V0 = (400.000 x 0.6)( 1-50%) x ∑ (1+24%)t
+ (400.000)(1-40%) (1+24%)4
=
(1+12%)
t
12% (1+12%)
4
V0 = ∑ (1+24%)
t
) = 1.24 /1.12 = 1.107 = 1 + 0.107 = 100%+10.7% = (1+i)^n
1+12%)
t
t = 1 sd ke n
n = 4 th
i =10.7%
Future value = (1+i)^n
Th 10.71% Atau : Th 10.71%
0 1.000 1 1.107
1 1.107 2 1.226
2 1.226 3 1.357
3 1.357 4 1.503
Total 4.690 Total 5.193
DF FVA = (1/ i) x ((1+i)
n
-1 )
DF FVA = (1/0.1071) x ((1+0.1071)4
-1 )
DF FVA = (1/0.1071) x ((1.1071)
4
-1 )
DF FVA = 9.3333 x 0.5025
DF FVA = 4.690 (mulai tahun nol)
DF FVA (mulai th 1) = (1+0.107)(4.69) = 5.193
V0 = ∑ (1+24%)t
) = 5.193
1+12%)t
53. 4. Penilaian surat berharga
V0 = ∑ (1+24%)
t
) = 5.193
1+12%)
t
V0 = (400.000 x 0.6)( 1-50%) x 5.193 + (400.000)(1-40%) (1+24%)4
=
12% (1+12%)
4
V0 = (240.000 x 0.5 x 5.193) + ((240.000 / 0.12) x (1.5025))
V0 = 623.101 + (2.000.000 x 1.5025)
V0 = 623.101 + 3.005.000
V0 = 3.628.101
54. 4. Penilaian surat berharga
d. Pertumbuhan diatas normal kemudian diikuti dengan pertumbuhan konstan :
Pertumbuhan diatas normal 24 % (g1) selama 4 tahun , kemudian diikuti
pertumbuhan konstan 8% (g2) selamanya
V0 = X0 ( 1-T )( 1-b ) x∑ (1+g1)
t
+ X0 (1-T)(1-b)(1+g2) (1+g1)
n
=
(1+k)
t
k0 - g2 (1+k)
n
V0 = (400.000 x 0.6)( 1-50%) x ∑ (1+24%)
t
+ (400.000)(1-40%)(1-50%)(1+8%) (1+24%)
4
=
(1+12%)t
12% - 8% (1+12%)4
V0 = (120.000 x 5.193) + ((129.600/4%) x (1.5025))
V0 = 623.101 + (324.000 x1.5025)
V0 = 623.101 + 4.868.100
V0 = 5.491.201
e. Model aliran kas bebas perusahaan tanpa leverage dapat dikembangkan untuk
perusahaan yang memiliki leverage
- Nilai perusahaan yang memiliki leverage yaitu lebih besar nilainya dari perusahaan
tanpa leverage
- Nilai perusahaan dengan leverage, yaitu digantikan biaya modal rata-rata tertimbang
yaitu ku (untuk yg ada leverage), sebelumnya menggunakan k0 (tanpa leverage)
55. 4. Penilaian surat berharga (1)
1. Pemilikan saham, dengan motif memperoleh dividen dan gain
(jangka pendek) :
ke = Dividen + (harga pasar- harga beli)
harga beli
P0 = D/ke
P0= 150/10% = 1500,
ke = keuntungan yg diharapkan (Rf), P0 = harga saham, D =
dividen yg dibayarkan
2. Saham dengan model pertumbuhan satu tahap atau konstan
(pertumbuhan normal) :
Po = D1/(ke – g) ➔ ke-g = D1/Po
ke = (D1/Po) + g ➔ ke = (150/1500)+10% = 10% + 10% = 20%
3. Saham dengan model pertumbuhan dua tahap (muali dgn
pertumbuhan diatas normal atau g1, setelah itu normal atau g2) :
Nilai saham pada akhir tahun ke 5 :
P5 = D5(1+g2) ➔ P5 = D6/(ke – g2) ➔ D6 = D5 (1+g2)
ke – g2
P5 = D6/(ke – g2)
56. 4. Saham dengan model pertumbuhan tiga tahap (muali dgn diatas
normal , normal, dan dibawah normal atau g3) :
Nilai saham pada akhir tahun ke 10 (P10) :
P10 = D11/(ke – g3)
5. Penilaian saham preferen :
Deviden akan dibayarka terlebih dahulu sebelum saham biasa
sehingga akan memdapatkan dividen yg pasti tiap periode.
Po = Dp/kp
6. Penilaian Obligasi dengan jatuh tempo :
Po = I1/(1+kd)^1 + I2/(1+kd)^2 …+ (In + M)/(1+kd)^n
I : interest atau bunga
M : Nilai obligasi yg jatuh tempo
kd : keuntungan yg diharapkan
Po = (Sigma I/(1+kd)^t )+ M/(1+kd)^n
4. Penilaian surat berharga (2)
57. 7. Penilaian obligasi tanpa jatuh tempo
Po = I/(1+kd)^1 + I/(1+kd)^2 …+I/(1+kd)^t
Po = I/kd
kd = I/Po
Mis : keuntungan (kd)yg disisyaratka 10 %, dari
Obligasi 8 % (Rp 80.000) dgn nilai nominal Rp
1.000.000, maka harga obligasi (Po) :
Po = Rp 80.000/0.1 =Rp 800.000
4. Penilaian surat berharga (3)
58. 5. Analisis Laporan Keuangan (Rasio Keuangan) (1)
Aktiva lancar 1,400,000 Hutang lancar 560,000
- Kas 200,000 - Hutang dagang 300,000
- Efek 200,000 - Hutang wesel 100,000
- Piutang 160,000 - Hutang pajak 160,000
- Persediaan 840,000 Hutang jk panjang (obl 5 %) 600,000
Aktiva Tetap 1,600,000 Modal sendiri 1,840,000
- Mesin = 700.000 - Modal saham = 1.200.000
- Akum Peny = 100.000 600,000 - Agioo saham = 200.000 1,400,000
- Bangunan = 1.000.00 - Laba ditahan 440,000
- Akum Peny = 200.000 800,000
- Tanah 100,000
- Intangibles 100,000
Jumlah aktiva 3,000,000 Jumlah hutang dan modal 3,000,000
- Penjualan 4,000,000 Mis :
- Harga Pokok Penjualan 3,000,000 - Sewa 10,000
- Laba bruto 1,000,000 - Angsuran Pkk pinjaman 60,000
- Biaya Adm, penjualan dan umum 570,000 - Tarif pajak (%) 40%
430,000
- Bunga Obl (5%x 600000) 30,000
- Laba (Rugi) seblm pajak 400,000
- Pajak perseroan (40 %) 160,000
- Laba (Rugi) setelah pajak 240,000
PT ABADI
Laporan Laba (Rugi) Tahun 2005
PT ABADI
NERACA per 31 Desember 2005
LAPORAN POSISI KEUANGAN PER 31 Desember 2005
59. Rasio likuiditas
Ratio Formula Hasil
A.. Ratio Likwiditas Mengukut kesangguipan bayar hutang yg jt
1. Current ratio Aktiva lancar /: Hutnag lancar 250%
2. Cash ratio (kas + Efek) / Hutang lancar 71%
3. Quick (acid test) ratio (Aktiva lancar - Persediaan)/ Hutang lancar 100%
4. Working capital to total assets ratio
(Aktiva lancar - Hutang lancar) / Total aktiva 28%
Ratio Perhitungan Hasil
A.. Ratio Likwiditas
1. Current ratio 1.400.000 / 560.000 250%
2. Cash ratio (200.000 + 200.000) / 560.000 71%
3. Quick (acid test) ratio (1400.000-840.000) / 560.000 100%
4. Working capital to total assets ratio (1400.000 - 560.000) 3.000.000 28%
60. Rasio Leverage
Ratio Perhitungan Hasil
B. Ratio Leverage
1. Total debt to equity ratio (560.000 + 600.000) / 1.840.000 63%
2. Total debt to capital assets (560.000+600.000) / 3.000.000 39%
3. Long term debt to equity ratio 500.000 / 1.840.000 33%
4. Tangible assets debt coverage (3.000.000 - 100.000 -560.000) / 600.000 390%
5. Times interest earned ratio 430.000 / 30.000 (kali) 1433%
6. Fixed charge coverage (kali) (430.000+30.000+10.000) / (30.000+10.000) 1175%
7. Debt service coverage (kali) 430.000/(30.000 +10.000+60.000(1-40%)) 566%
Ratio Formula Hasil
B. Ratio Leverage Menunjukkan proporsi penggunaan hutang utk membiayai investasi
1. Total debt to equity ratio (Hutang lancar + Htg jk pjg) / Modal sendiri 63%
2. Total debt to capital assets (Htg lancar + Htg jk pjg) / Total aktiva 39%
3. Long term debt to equity ratio Htg jk pjg / Modal sendiri 33%
4. Tangible assets debt coverage (Total aktiva - intengibles - htg lancar) / Htg jk pjg 390%
5. Times interest earned ratio EBIT / Bunga htg jk pjg 1433%
6. Fixed charge coverage (kali) (EBIT +Bunga + Sewa) / (Bunga + sewa) 1175%
7. Debt service coverage (kali) EBIT / ( bunga + sewa + Angsuran pkk pnjaman (1-pjk)) 566%
61. Rasio Aktivitas
Ratio Formula Hasil
C. Ratio Aktivitas Kemampuan manajemen mengelola operasional perusahaan
1. Total assets turnover Penjualan netto / Total aktiva 133%
2. Receivables turnover Penjualan kredit / Piutang rata-rata 25.0
3. Everage collection period (Piutang rata2 x 360) / Penjualan kredit 14.4
4. Inventory turnover HPP / Inventori rata-rata 3.6
5. Average days inventory (Inventori rata2 x 360 ) / HPP 100.80
6.Working capital turnover Penjualan netto / ( Aktiva lancar - Htg lancar) 4.8
Ratio Perhitungan Hasil
C. Ratio Aktivitas
1. Total assets turnover 4.000.000 / 3.000.000 133%
2. Receivables turnover 4.000.000 / 160.000 (kali) 25.0
3. Everage collection period (160.000 x 360) / 4.000.000 (hari) 14.4
4. Inventory turnover 3.000.000 / 840.000 (kali) 3.6
5. Average days inventory (840.000 x 360) / 3.000.000 (hari) 100.80
6.Working capital turnover 4.000.000 / (1400.000 - 560.000) (kali) 4.8
62. Rasio Rentabilitas
Ratio Perhitungan Hasil
D. Ratio Keuntungan (Rentabilitas)
1. Gross profit margin 1.000.000 / 4.000.000 25%
2. Operation income ratio 430.000 / 4.000.000 11%
(Operation profit margin)
3. Operation ratio (3.000.000 + 570.000) / 4.000.000 89%
4. Net profit margin (Sales margin) 240.000 / 4.000.000 6%
5. Earning power of total investment 430.000 / 3.000.000 14%
(Rate of return on total assets)
6. Net earning power ratio (Rate of 240.000 / 3.000.000 8%
Retrn on investment = ROI)
7. Rate of return for the owners (Rate 240.000 / 1.840.000 13%
of return on net worth = ROE)
Ratio Formula Hasil
D. Ratio Keuntungan (Rentabilitas) Kemampuan memperoleh laba
1. Gross profit margin (Penj netto - HPP) / Penjualan netto 25%
2. Operation income ratio Laba operasi / Penjualan netto 11%
(Operation profit margin)
3. Operation ratio (HPP + Biaya operasi) / Penjualan netto 89%
4. Net profit margin (Sales margin) Laba bersih sesudah pajak / Penjualan netto 6%
5. Earning power of total investment EBIT / Total aktiva 14%
(Rate of return on total assets)
6. Net earning power ratio (Rate of Laba bersih sesudah pajak / Total aktiva 8%
Retrn on investment = ROI)
7. Rate of return for the owners (Rate Laba bersih sesudah pajak / Modal sendiri 13%
of return on net worth = ROE)
63. 6. Risiko investasi dan teori portfolio
1. Sikap investor terhadap risiko
2. Return yang diharapkan E(R)
3. Return yang diharapkan dan standar deviasi
(S) untuk mengukur risiko portfolio
4. Analisis risiko portfolio
5. Koefisien korelasi dan kovarian
6. Analisis pemilihan portfolio dan Capital Asset
Pricing Model (CAPM)
7. Arbitrage pricing theory (APT)
64. 6.1 Sikap investor terhadap risiko
Risk Avarter
Risk Neutrally
Risk Seeker
Risk (Y)
ROR (%) X
Risk = f (ROR)
dy / dx = lebih elastis
dy /dx = kurang elastis
65. 6.2. Return yang diharapkan E(R)
• E ( R ) = Sig (Rj . Pj)
ALTERNATIF INVESTASI
Kondisi Prob
Ekonomi (Pj) Obl Pemrth A Obl Persh B Investasi C Investasi D
1. Sangat buruk 0.05 8% 12% -3% -2%
2. Buruk 0.2 8% 10% 6% 9%
3. Sedang 0.5 8% 9% 11% 12%
4. Cukup baik 0.2 8% 8.5% 14% 15%
5. Sgt baik 0.05 8% 8% 19% 26%
Expected Rate of Return (keuntungan yg diuharapkan ) = E (R)
Kondisi
Ekonomi Obl Pemrth A Obl Persh B Investasi C Investasi D
1. Sangat buruk 0.40% 0.60% -0.15% -0.10%
2. Buruk 1.60% 2.00% 1.20% 1.80%
3. Sedang 4.00% 4.50% 5.50% 6.00%
4. Cukup baik 1.60% 1.70% 2.80% 3.00%
5. Sgt baik 0.40% 0.40% 0.95% 1.30%
Keuntungan yg 8.00% 9.20% 10.30% 12.00%
diharapkan
Tingkat keuntungan
E ( R ) = Sigma (Rj . Pj)
66. 6.3. Return yang diharapkan dan standar deviasi (S) untuk
mengukur risiko portfolio (1)
• Portfolio, adalah kombinasi dari berbagai asset
keuangan atau securitas maupun asset riil.
• Standar devias (S), mengukur penyimpangan
yang berarti senakin besar S semakin besar
penyimpangannya
• Standar deviasi merupakan akar dari koefisien
varian
• Koefisien Varian :
Var (R) = Sig Pj (Rj – E (R)) ^2
• Standar deviasi (S) :
S (R) = SQR Var(R)
67. 6.3. Return yang diharapkan dan standar deviasi (S) untuk
mengukur risiko portfolio (2)
P % P %
Return % Return %
- 5 +10
+10 - 20 +40
+25
S = 15 S = 30
Investasi X Investasi Y
Standar Deviasi = 15 Standar Deviasi = 30
68. 6.3. Return yang diharapkan dan standar deviasi (S) untuk
mengukur risiko portfolio (3)
Kondisi Eko Prob Rj (Rj - E( R ))^2 Pj (Rj -E( R ) ^2 Standar
E( R ) = 8 % ( Pj ) X 8 S^2 Deviasi (S)
1 2 3 4 = (3 - 8 )^2 5 = 4^2 6 =5^(0.5)
1. Sangat buruk 0.05 8 - -
2. Buruk 0.2 8 - -
3. Sedang 0.5 8 - -
4. Cukup baik 0.2 8 - -
5. Sgt baik 0.05 8 - -
Total - - 0.00
B. Untuk innvestasi Obligasi Perusahaan
Kondisi Eko Prob Rj (Rj - E( R ))^2 Pj (Rj -E( R ) ^2 Standar
E( R ) = 9,2 % ( Pj ) X 9.20 S^2 Deviasi (S)
1 2 3 4 = (3 - 9.20 )^2 5 = 4^2 6 =5^(0.5)
1. Sangat buruk 0.05 12 7.84 0.39
2. Buruk 0.2 10 0.64 0.13
3. Sedang 0.5 9 0.04 0.02
4. Cukup baik 0.2 8.5 0.49 0.10
5. Sgt baik 0.05 8 1.44 0.07
Total - 0.71 0.84
Var ( R ) = S^2
Var ( R ) = S^2
69. 6.3. Return yang diharapkan dan standar deviasi (S) untuk
mengukur risiko portfolio (4)
C. Untuk innvestasi C
Kondisi Eko Prob Rj (Rj - E( R ))^2 Pj (Rj -E( R ) ^2 Standar
E( R ) = 9.2 % ( Pj ) X 9.2 S^2 Deviasi (S)
1 2 3 4 = (3 - 9.2)^2 5 = 4^2 6 =5^(0.5)
1. Sangat buruk 0.05 (3) 149 7
2. Buruk 0.2 6 10 2
3. Sedang 0.5 11 3 2
4. Cukup baik 0.2 14 23 5
5. Sgt baik 0.05 19 96 5
Total - 20.52 4.53
D. Untuk innvestasi D 12
Kondisi Eko Prob Rj (Rj - E( R ))^2 Pj (Rj -E( R ) ^2 Standar
E( R ) = 12 % ( Pj ) X 12 S^2 Deviasi (S)
1 2 3 4 = (2 - 12 )^2 5 = 4^2 6 =5^(0.5)
1. Sangat buruk 0.05 (2) 196 10
2. Buruk 0.2 9 9 2
3. Sedang 0.5 12 - -
4. Cukup baik 0.2 15 9 2
5. Sgt baik 0.05 26 196 10
Total - 23.20 4.82
Var ( R ) = S^2
Var ( R ) = S^2
70. 6.4. Analisis risiko portfolio (1)
• Tingkat keuntungan portfolio :
Rp = AR1 + (1-A)R2
A : proporsi investasi pada saaham 1
(1-A) : proporsi investasi pada saham 2
• Tingkat keuntungan yang diharapkan :
E(Rp) = AE(R1) + (1-A)E(R2)
• Contoh :
Investasi ke U 40 % dan B 60 %, keuntungan U 25 % dan B 15 %
E(Rp) = 40% (25%) + 60% (15%)
E(Rp) = 10% + 9% = 19 %
• Varian U (Mis : 0,00218 ), lihat perhitungan terlampir
A^2 Var(R1) = A^2 Sig Pj(R1 - E(R1)^2
• Varian B (Mis : 0,00318), lihat terlampir
(1-A)^2 Var(R2) = (1-A)^2 Sig Pj(R2 – E(R2)^2
• Varian U & B (Mis : 0,0027416), lihat terlampir
COV (R1,R2) = Sig Pj(R1 – E(R1)) (R2 – E(R2))
Var (Rp) = A^2 Var(R1) + 2A(1-A)COV(R1,R2) + (1-A)^2 Var(R2)
71. 6.4. Analisis risiko portfolio (2)
• Bila tingkat keuntungan U dan B sama 17 %,
maka Covarian dan varian investasi tsb :
• Diketahui :
Cob (R1,R2) = 0.0254
Var (U) = 0,00218
Var (B) = 0,00318
• Maka Standar deviasi keuntungan ke 2 investasi
tsb :
Var (Rp) = A^2 Var(R1) + 2A(1-A)COV(R1,R2) + (1-A)^2 Var(R2)
Var(Rp) = (0.4^2)(0.00218)+(2x0.4)(1-0,4)(0,0254) + (1-
o,4)^2 (0.000318)
Var (Rp) = 0.0003488 + 0,001248 + 0, 11448 = 0,0027416
SD (Rp) = SQR 0,0027416 = 0,052 = 5,2 %
73. 6.4. Analisis risiko portfolio (4)
(Varian investasi U dan B)
Investasi - U
Kondisi Eko P Rj E(R ) Rj - R (Rj - R)^2 Pj(Rj - R)^2
1 2 3 4 5 = 3 - 4 6 = 5 ^2 7 = 2 x 6
1. Sangat buruk 10% 10% 17% -7% 0.49% 0.000490
2. Buruk 20% 12% 17% -5% 0.25% 0.000500
3. Sedang 30% 16% 17% -1% 0.01% 0.000030
4. Cukup baik 20% 20% 17% 3% 0.09% 0.000180
5. Sgt baik 20% 24% 17% 7% 0.49% 0.000980
Total 1.00 - - - Var (R ) 0.002180
SD 4.67% 0.0467
Investasi - B
Kondisi Eko P Rj E(R ) Rj - R (Rj - R)^2 Pj(Rj - R)^2
1 2 3 4 5 = 3 - 4 6 = 5 ^2 7 = 2 x 6
1. Sangat buruk 10% 8% 17% -9% 0.81% 0.000810
2. Buruk 20% 10% 17% -7% 0.49% 0.000980
3. Sedang 30% 18% 17% 1% 0.01% 0.000030
4. Cukup baik 20% 19% 17% 2% 0.04% 0.000080
5. Sgt baik 20% 25% 17% 8% 0.64% 0.001280
Total 1.00 - - - Var (R ) 0.003180
SD 5.64% 0.0564
74. 6.5. Koefisien korelasi dan kovarian (1)
• Koefisien korelasi (r) = SQR R^2
• Koefisien korelasi A dan B :
r = COV(U,B)
SD(U) SD(B)
• COV (U,B) = r (SDU)(SDB)
• Var (Rp) = (A^2)(SDU^2)+(2A)(1-A)(r)(SDU)(SDB) +(1-A)^2 (SDB)^2
• Contoh :
r = 1
Proporsi investasi (A) = U 75 % dan B 25%
E(R ) = U 5 % dan B 8 %
SD = U 4% dan B 10%
• Maka : Tingkat keuntungan yg diharapkan E(R) dan SD kedua saham :
– E(R ) = A E(Ru) + (1-A) E(RB) = (0.75)(0.05) + (0.25)(0.08) = 0.0375 + 0.0200 = 0.0575
=5,75 %
– Var (Rp) = (0.75^2) (0.04) + 2(0.75) (0.25) (1) (0.4) (0,10) + (0,25^2) (0.10) = 0.003025
– SD (Rp) = 0.055 = 5,5 %
75. 6.5. Koefisien korelasi dan kovarian (2)
• Bila r = 1, SD (Rp) 5,5 %
• Maka :
r = - 1 ; SD =0,005 %
r = 0 ; SD = 3,90
r = 0,80 ; SD = 5,22 %
r = 1 ; SD = 5,5 %
• Perhitungna yg sama dpt juga digunakan untuk
mengukur aliran kas (CF) investasi X dan investasi Y,
baik Y maupun X dpt dihitung sebdiri-sendiri sbb :
E(CF) = Sig Pj (CFj)
Var(CF) = Sig Pj (( CFj – E(CF))^2
SD (CF) = SQR Var (CF)
76. 6.6. Analisis pemilihan portfolio dan Capital Asset
Pricing Model (CAPM) (1)
• Garis pasar modal (GPM)atau gambar pasar securitas
(GPS) digambarkan dgn persamaan :
GPM = SD(Rp) = Rf +(( Rm – Rf)/SDm)SDp
Rf, tingkat keuntungan bebas risiko (deposito)
Rm, tingkat keuntunganyg disyaratkan rata-rata securitasatau market (IHSG)
Rp, rutrn portfolio
SD, standar deviasi
Contoh :
SD(Rp) = 10 % + ((15% - 10%)/15%)10%
• Hubungan atr keuntungan dgn risiko securitas secara
individual digambarkan dlm GPS :
Ri = Rf + Bi(Rm – Rf)
Ri, tingkat keuntungan yg disyaratkan oleh securitas i (yg diharapkan)
Bi, koefisien beta securitas i
77. 6.6. Analisis pemilihan portfolio dan Capital Asset
Pricing Model (CAPM) (2)
Garis Pasar Securitas (GPS)
Risiko, SDp
Tingkat Keuntungan yg diharapkan
E(R ) = %
SDm
Rm
Rf
DPS = Rf + (r m SDi/SDm) (Rm – Rf)
atau
Ri = Rf + Bi (Rm – Rf)
78. 6.6. Analisis pemilihan portfolio dan Capital Asset
Pricing Model (CAPM) (3)
• Contoh :
Ri = Rf + Bi (Rm – Rf)
Ri = 8 % + 0.50 (12 % - 8 %) = 8 % + 2% = 10%
• Pengukuran koefisien Beta (B1):
• B1 = N(SigXY) – (Sig X)(SigY)
N(SigX^2) – (Sig X)^2
• Bi = (0.9577)(3,029)(3,164)
10,008
• Bi = 0,917
• Pengukuran konstanta (Rf = B0) :
B0 = (SigY/N) – B(SigX/N) = Y rata2 – B(Xrata2)
Mis : (203,7/12) – 0.917 (144.9/12) = 5,90
• Sehingga : Ri = 5,90 + 0,917 (Rm-Rf)
• Bi = Covarian (Ri,Rm)
Var (m)
• Bi = r(SDi)(SDm)
Var(m)
80. 6.7. Arbitrage pricing theory (APT)
• Model CAPM :
Ri = Rf + Bi(Rm-Rf)
• Arbitrage pricing theory, memungkinkan kita memasukkan lebih dari
satu faktor dlm menentukan tingkat keuntungan securoitas, yaitu
termasuk aktivitas ekonomi yg diukur dgn :
– Pendapatan nasional bruto
– Kondisi ekonomi internasional
– Tingkat inflasi
– Perubahan perpajakan
– Harga minyak, dll
• Tingkat keuntungan merupakan fungsi dari berbagai faktor, yang
dapat dinyatakan :
Ri = Rf + bi1 (d1-Rf) + bi2(d2-Rf) + …….+bik(dk-Rf) + ei
Dimana :
Ri = Tingkat keuntungan yg diharapkan atas securitas i
Rf = Tingkat keuntungan bebas risiko
dk = Nilai sesungguhnya dari faktor ekonomi
bik = sensitifitas securitas I terhadap faktor ekonomi k
ei = Faktor pengganggu lain atas securitas i
81. 7. Biaya modal perusahaan (1)
• Biaya modal, yaitu biaya yang harus dikeluarkan atau dibayar
untuk mendapatkan modal baik yang berasal dari hutang, saham
preferen, saham biasa, maupun laba ditahan untuk membiayai
investasi perusahaan.
• Biaya modal ;
1. Biaya modal saham preferen
2. Biaya hutang (cost of debt)
3. Biaya modal sendiri
4. Biaya modal sendiri dalam kontek pasar
5. Biaya modal saham baru
6. Biaya modal rata-rata
7. Biaya modal depresiasi
8. Biaya modal rata-rata tertimbang
82. 7. Biaya modal perusahaan (2)
(1). Biaya modal saham preferen :
Po = Dp / kp
Po, harga saham preferen
Dp, dividen saham preferen
Kp, tingkatkeuntungan yg disyaratkan pemegang saham preferen
Kp = Dp/Pnet
Kp = Rp 1000 / (Rp 12.600 – Rp 100) = 8 %
(2). Biaya hutang (cost of debt):
kj = kd(1-t)
kj, biaya hutang
kd, tingkat bunga
kj = 8,5 % (1-40%)=5,1%
(3) Biaya modal sendiri :
ke = (D/Po) + g
ke, biaya modal sendiri
D, dividen yg dibagikan tahun itu
Po, harga jual saham (kurs)
G, pertumbuhan pembayaran dividen pertahun
Ke = (Rp 1000 / Rp 8000) + 5% = 17,5 %
83. 7. Biaya modal perusahaan (3)
(4) Biaya modal sendiri dlm kontek pasar :
Ri = Rf + Bi(Rm - Rf)
Ri = 7% + 0,705 (15,40% - 7%) = 12,92 %
Biaya modal 12,92 %
(5) Biaya modal saham baru ;
Ke = (D/Pnet) + g
Pnet, harga jual dikurangi biaya flotation
Ke = (Rp 1000/(Rp8000 – Rp 250)) + 5% =
Ke = (1000/7750) + 5 % = 17,90 %
(6) Biaya modal rata-rata (WACC= weighted average cost
of capital) :
Ko = (E/(D+E)) kd +(D/(D+E)) ki
Contoh : Investasi Rp 1 M, dibiayai dgn mdl Rp750 jt (75%) dan
hutang Rp 250 jt (25%), kd 15% dan ki 10%, pajak 40%
Ko = (75% x 15%) + (25% x 10%) (1 - 40%) = 11,25% + 1,5% =12,75%
WACC = 12,75%
84. 7. Biaya modal perusahaan (4)
(7) Biaya modal depresiasi :
Biaya modal depresiasi sama dengan WACOC
Ke = (75% x 15%) + (25% x10%) (1-40%) = 12,75%
Investasi sebagai AT yg disusutkan setiap tahun, yaitu dividen 15% dan
bunga 10 %, pajak 40%, proporsi modal 75 % dan proporsi hutang 25%
(8) Biaya modal rata-rata tertimbang:
ke = (Prop H x % bunga) + (Prop SF x % Div SF) +
(Prop SB x % Div SB) + (Prop LD x % Div LD)
ke atau biaya modal rata-rata tertimbang = 20,15 %
Sumber Dana Jumlah Proporsi Biaya mdl Biaya mdl
Modal (%) Setlh pjk Rata2 tertbg
1 2 3 4 5=3x4
1. Hutang 45,000,000 30% 15.50% 4.65%
2. Saham preferen 30,000,000 20% 18.75% 3.75%
3. Saham biasa 45,000,000 30% 24.50% 7.35%
4. Laba ditahan 30,000,000 20% 22.00% 4.40%
Jumlah 150,000,000 100.00% - 20.15%
85. 8. Konsep penilaian investasi (1)
• Keputusan investasi, memberi harapan akan mendapat
keuntungan yang layak dimasa yad.
• Proyeksi aliran cash (cash inflow dan cash outflow)
• Keputusan penggantian aktiva dan metode sepresiasi
Keterangan Rp
Dengan mesin baru, penghematan kas 7,100,000
- Depresiasi mesin baru = 4.000.000
- Depresiasi mesin lama = 400.000 3,600,000
Tambahan pendpatan seblm pjk 3,500,000
Pajak penghasilan 40% 1,400,000
Tambahan pendpatan setlh pjk 2,100,000
Tambahan depresiasi 3,600,000
Tambahan aliran kas bersih 5,700,000
86. 8. Konsep penilaian investasi (2)
• Metode mengevaluasi keputusan investasi :
1. Average rate of return
2. Payback method
3. Internal rate of return (IRR)
4. Net present value (NPV)
5. Profitability index atau Benefit cost ratio (B/C)
6. Adjusted present value
7. Modified Internal rate of return (MIRR)
87. 8. Konsep penilaian investasi (3)
(1). Average rate return (AROR)
Bandingkan antara satu investasi dengan lainnya.
Contoh perhitungan :
Investasi 12,000,000
Tahun EAT Net CF
(EAT + Dep)
1 4,000,000 7,000,000
2 3,000,000 6,000,000
3 2,000,000 5,000,000
4 1,000,000 4,000,000
Jumlah 10,000,000 22,000,000
Rata-rata 2,500,000
Average rate of return = Rata-rata EAT / Investasi
AROR = 2.500.000/12.000.000 = 20,83 %
88. 8. Konsep penilaian investasi (4)
(2) Payback method
Investasi 12,000,000
NCF :
th 1 7,000,000
5,000,000
Th 2 6,000,000
(1,000,000)
Interpolasi :
Lama (5000.000/6000000)x 360 =300 hari
Payback method = 1 tahun + 10 bulan
89. 8. Konsep penilaian investasi (4)
(3) IRR
(4) NPV
(5) B/C ratio
(6) Adjusted Present Value
Adjusted Present Value ( Dua tingkat bunag dlm perhitungan DF)
(Mdl 50 % dan hutang 50 %) 13%
Th CI CO DF PVCI PVCO NPV
0 10,000,000 1.000 10,000,000 (10,000,000)
1 7,400,000 0.885 6,548,673 - 6,548,673
2 7,400,000 0.783 5,795,285 - 5,795,285
Jumlah 14,800,000 10,000,000 - 12,343,958 10,000,000 2,343,958
Catatan :
- Bunga hutang ( Rp 5000.000 x 10 %) = Rp 500.000
- Menghemat pajak : 40 % x Rp 500.000 = Rp 200.000 pertahun
10%
Th CI DF PVCI
1 200,000 0.909 181,818
2 200,000 0.826 165,289
Jumlah 400,000 - 347,107
Maka :
NPV = Rp 2.343.958 + Rp 347.107 = Rp 2.691.065
90. LAPORAN KEUANGAN
NERACA
- Aktiva lancar
- Aktiva tetap
- Utang lancar
- Utang jangka panjang
- Modal
Rp 2000 Rp 2000
1000
1000
500
600
900
LABA (RUGI)
- Pendapatan
- Biaya
- Laba (Rugi)
Rp 2000
Rp 1700
Rp 300
91. 9. Teori struktur modaL (1)
• Pengertian :
– Struktur modal, merupakan pertimbangan jumlah hutang jangka
pendek yg bersifat permanen, hutang jangka panjang, saham
preferen dan saham biasa.
– Struktur keuangan, merupakan perimbangan antara total
hutang dengan modal sendiri.
• Pekatan struktur modal :
1. Pengaruh leverage atau penggunaan hutang terhadap nilai
perusahaan (nilai saham) dan cost of capital
2. Pendekatan laba bersih
3. Pendekatan laba operasi
4. Pendekatan tradisional
5. Pendekatan Modigliani – Miller (MM)
92. 9. Teori struktur modaL (2)
Keterangan
1000 shm 500 shm 1000 shm 500 shm 1000 shm 500 shm
- Laba operasi 160,000 160,000 140,000 140,000 150,000 150,000
- Bunga (15 %) (75,000) (75,000) (75,000)
- Laba 160,000 85,000 140,000 65,000 150,000 75,000
- Dividen pershare 160 170 140 130 150 150
- ROI (%) 16% 9% 14% 7% 15% 8%
- ROE (%) 16% 17% 14% 13% 15% 15%
Catatan : Kesimpulan :
- Investasi Rp 1.000.000 - Laba > bunga : gunakan Hutang
- Saham Rp 1.000 perlembar - Laba < bunga : gunakan Modal sendiri
- Bunga 15 % pettahun - Laba = Bunga : hasilnya sama
(A) Laba 16 % (B) Laba 14 % (C) Laba 15 %
(1). Pengaruh leverage atau penggunaan hutang terhadap nilai perusahaan
(nilai saham) dan cost of capital
Nilai perusahaan :
- ke = Dividen / Modal saham = 1000/10.000 = 10 %
- Modal saham = Dividen / ke = 1000/ 10% = 10.000
Jadi nilai saham Rp 10.000 perlembar
ke = cost of capital atau laba yg disyaratkan
93. 9. Teori struktur modaL (3)
(2) Pendekatan Laba bersih :
• Dikembangkan oleh David Duran th 1952
• Pendekatan ini mengasumsikan : bahwa Investor menilai laba
dgn tingkat kapitalisasi (ke) yang konstan dan biaya hutang (kd)
yang konstan pula
• Karena ke dan kd konstan maka semakin besar hutang yang
digunakan semakin kecil biaya modal rata-rat (ko = (EBIT(1-t))/V).
V sebagai value perusahaan yaitu hutang + modal.
Struktur Kapital
Keterangan Alt -A Alt -B
Investasi (V) 1,000,000 1,000,000
Debt 200,000 600,000
Equity 800,000 400,000
Return 10 % 100,000 100,000
Bunga 10 % 20,000 60,000
EBIT 80,000 40,000
COC (ko) 8% 4%
94. 9. Teori struktur modaL (4)
(3) Pendekatan laba operasi :
• Mengasumsikan:
– Bahwa reaksi investor berbeda terhadap penggunaan
hutang.
– Biaya modal rata-rata, konstan berapapun hutang yang
digunakan perusahaan
– Penggunaan hutang yg semakin besar menyebabkan
risiko makin meningkat.
– Tingkat keuntungan akan semakin meningkat bila
menggunakan hutang yg lebih besar (high risk high
profit).
95. 9. Teori struktur modaL (5)
(4) Pendekatan tradisional :
• Mengasumsikan bahwa s/d tingkat tertentu, risiko
perusahaan tidak mengalami perubahan, sehingga ke dan kd
relatif konstan.
• Setelah leverage atau rasio hutang tertentu biaya hutang dan
biaya modal sendiri akan semakin besar, bahkan semakin
besar dibanding penurunan biaya karena penggunaan
hutang yang lebih murah.
• Akibatnya, biaya modal rata-rat awalnya turun dan setelah
leverage tertentu akan naik.
• Pendekatan ini mengemukakan bahwa strutur modal yang
optimal, yaitu terjadi pada saat nilai perusahaan maksimum
atau struktur modal yang mengakibatkan biaya modal rata-
rata minimum.
96. 9. Teori struktur modaL (6)
(5) Pekatan Modigliani – Miller (MM) :
MM mengajukan 3 proposisi (usulan) dalam struktur
kapital dengan asumsi tidak ada pajak pendapatan :
1. Nilai perusahaan tidak tergantung pada struktur modal
V = EBIT / Ko
atau V= EBIT/keu (untuk perusahaan U)
ko, adalah keuntungan yang diisyaratkan
2. Semakin besar hutang dalam struktur modal tidak akan
meningkatkan nilai perusahaan, karena penggunaan
hutang tsb akan diimbangi dengan meningkatnya biaya
modal.
V = E + D = EBIT/keu
EBIT = keu (E+D)
kel, biaya modal sendiri perusahaan L
keu, biaya modal sendiri perusahaan U
ke, biaya modal rata-rata
D = debt
E, equity
97. 5) Pekatan Modigliani – Miller (MM) :
3. Proposisi ketiga ini dinyatakan bahwa perusahaan hanya
melakukan investasi apabila memenuhisyarat :
IRR ≥ keu (1-T(D/V))
Faktor keu (1-T(D/V) adalah faktor cut off rate atau
pembatasan tiap investasi baru.
T, rata-rata tertimbang tarif pajak
D/V, rasio hutang terhadap nilai perusahaan
V, hutang dan equity (D+E)
keu, biaya modal
Mis : biaya modal 15 %, D 40, E 60, T30%
Maka ; keu =15% (1-30%(40/100)) = 15%(1-12%)=15%(0.88)
keu = 13,2 %
9. Teori struktur modaL (7)
98. 10. Analisis leverage operasi dan leverage
keuangan (1)
• Pengertian :
– Konsep leverage ini bermanfaat untuk perencanaan dan
pengendalian keuangan
– Penggunaan dana yg memiliki biaya tetap (hutang) dengan
maksud meningkatkan laba pemegang saham.
• Operating leverage (DOL = degree of operating
leverage);
– Efek penggunaan biaya operasi tetap terhadap EBIT
– Diharapkan bahwa perubahan penjualan akan mengakibatkan
perubahan EBIT (karena AFC turun)
– DOL = (% perubahan EBIT) / (% perubahan penjualan), atau
DOL = (Delta EBIT/EBIT) / (Delta Penjualan/Penjualan)
– Contoh = DOL = (200 jt/1000 jt) / (500jt/5000jt) = (0.2/0.10)=2
Yg berti bahwa tiap perubahan 1% penjualan mengakibatkan
perubahan EBIT 2%
99. 10. Analisis leverage operasi dan leverage
keuangan (2)
• Financial Leverage (DFL= degree of financial leverage);
– Penggunaan dana dengan beban tetap (debt) akan meningkatkan
keuntungan tiap lembar saham yang akan dibagikan kpd pemegang
saham
– DFL = % Perubahan EPS / % Perubahan EBIT
– Contoh : DFL = (1200/3000) / (200 jt/1000 jt) = (0,4) / (0.2) = 2
yang berti tiap perubahan 1 % EBIT akan mengakibatkan perubahan
EPS sebesar2%
• Combined leverage (DCL =degree of combined leverage);
– DCL= % perubahan EPS / % perubahan penjualan
– Contoh : DCL = (1200/3000)/ (500 jt / 5000 jt) =(0,4) / (0.1)= 4
yang bertarti tiap perubahan 1% penjualan akan menyebabkan
pertambahan EPS 4%
– Atau DCL = DOL x DFL = (Δ EBIT/Δ Penj) x (ΔEPS/ΔEBIT) =
( 0.2/0.1) x (0.4/0.2) = 0.4 / 0.1 = 4
– Atauu DCL = 2 x 2 = 4
100. 11. Kebijakan dividen
• Kebijakan dividen :
– Membagikan laba sebagai dividen, mengurangi kemampuan
pendanaan internal atau laba ditahan
– Membagikan laba sebagai dividen akan meningkatkan nilai
perusahaan
Po = D/ ke
– Contoh : Nilai perusahaan
Po = 1000/0.10 = 10.000 perlembar
Po = 2000 / 0.10 = 20.000 perlembar
• Pertimbangan kebijakan dividen :
– Kebutuhan dana perusahaan
– Likuiditas
– Kemampuan meminjam
– Keadaan pemegang saham
– Stabilitas dividen
101. 12. Sumber dana jangka menengah (1)
1. Term loan dan equipment loan
2. Pembiayaan leasing
3. Evaluasi oleh Lessee
4. Evaluasi oleh Lessor
102. 12. Sumber dana jangka menengah (2)
(1).Term loan dan equipment loan :
• Term loan, sebagai sumber pembiayaan jangka menengah yang
biasanya disediakan oleh commercial bank, insurance, pension fun,
lembaga pembiayaan pemerintah, dan suplier perlengkapan.
• Biaya modal term loan lebih rendah dari modal saham dan obligasi,
peminjam memberikan jaminan yg dapat diperjual belikan kepihak
lain, dan pembayaran pokok dan bunga dibayar dgn jumlah sama
setiap periode.
• Conto :
Pinjaman Rp 100.000, bunga 9 % selama 8 tahun, maka
pembayaran pertahun Rp 18.067 :
Po = Sigma (Xt) /(1+r)^t
100.000 = Sig (xt) / (1+0.09)^t
DF = (1/i) (1 – 1/(1+i)^n) = 5,535
100.000 = Xt(5,535)
Xt = 100.000/ 5,5350 = Rp 18.067
103. 12. Sumber dana jangka menengah (3)
(1).Term loan dan equipment loan
Tahun Sisa Pkk DF Angsuran &Bunga Sisa Pkk Bunga Angsuran
Awal 9% 100.000 / (5,5535) Akhir 9% Pokok
1 2 3 4 5 6 = 2 x 9 % 7 = 4-6
1 100,000 0.917 18,067 81,933 9,000 9,067
2 90,933 0.842 18,067 72,865 8,184 9,884
3 81,049 0.772 18,067 62,982 7,294 10,773
4 70,276 0.708 18,067 52,209 6,325 11,743
5 58,533 0.650 18,067 40,466 5,268 12,799
6 45,734 0.596 18,067 27,667 4,116 13,951
7 31,783 0.547 18,067 13,715 2,860 15,207
8 16,576 0.502 18,067 (1,492) 1,492 16,576
Jumlah - 5.535 144,540 - 44,540 100,000
104. 12. Sumber dana jangka menengah (4)
(2). Pembiayaan leasing,
• Lessor (menyewakan), Lessee (penyewa)
• Bentuk leasing :
1. Sale and lease back, Perusahaan menjual aktiva miliknya
kemudian menyewanya kembali untuk periode tertentu.
Pembeli aktiva biasanya sebuah bank, perusahaan
asuransi, perusahaan leasing, pegadaian atau investor
individu.
2. Operating leasing (service leases atau direct leases), pihak
lessor menyediakan pendanaan sekaligus biaya perawatan
yang keseluruhannya tercakup dalam pembayaran leasing.
3. Financial atau capital leasing,
• Lessor tidakmenanggung biaya perawatan
• Tidak dapat dibatalkan (not cancelable)
• Lessee, biasanya harus membayar pajak, asuransi
105. 12. Sumber dana jangka menengah (5)
(3). Evaluasi oleh Lessee, dilakukan untuk
penentuan keputusan membeli atau leasing
• Keputusan terletak pada PV terendah atas biaya
yang akan dikeluarkan.
• Contoh berikut :
– Leasing : PVCF = Rp 84.454
– Membeli (hutang); PVCF =Rp 85.088
Lebih menguntungkan leasing dibanding membeli
107. 12. Sumber dana jangka menengah (7)
Th Pembayaran Perlindungan Kas keluar DF PV
7% Leasing/th Pajak Setelah pajak 7% Kas keluar
1 2 3 = 2x30% 4 5 6
0 27,500 8,250 19,250 1.000 19,250
1 27,500 8,250 19,250 0.935 17,991
2 27,500 8,250 19,250 0.873 16,814
3 27,500 8,250 19,250 0.816 15,714
4 27,500 8,250 19,250 0.763 14,686
Jumlah 137,500 41,250 96,250 84,454
2. Pertimbangan Leasing
Kesimpulan :
-Lebih murah alternatif Leasing (PV COF = Rp 84.454) dibanding
-Dengan membeli (hutang) dengan PV COF = Rp 85.088
108. 12. Sumber dana jangka menengah (8)
(4). Evaluasi oleh Lessor, ingin mengetahui :
• Cash out flow
• Cash inflow
• Estimasi residual value (nilai sisa)
• Apakah ROR leasing melebihi opportunity cost of capital
Analisis leasing oleh Lessor, seperti berikut ini :
– NPV : Rp 1.430 (Layak karena NPV > 0)
– IRR : 5,6 % (Layak karena IRR > COC 4,9%)
Contoh perhitungan : terlampir
110. 13. Sumber dana jangka panjang (1)
• Instrumen hutang jangka panjang :
• Beberapa alternatif hutang jangka panjang, yaitu utang bank, obligasi,
utang dengan dan tanpa jaminan, hutang jangka panjang yang dapat
diperjual belikan.
• Beberapa jenis obligasi atau bond :
(a) Mortgage bond, utang jangka panjang yang dijamin sekelompok asset (mis ;
hipotik atau gadai)
(b) Debenture bond, hutang jangka panjang tanpa jaminan
(c) Convertible bond, pemegang obligasi berhak menukar obligasinya dengan
saham biasa
(d) Obligasi dengan warrant, memiliki hak beli saham dengan harga tertentu
dimasa yang datang.
(e) Income bond, obligasi yang membayar bunga hanya bila perusahaan
memperoleh laba.
• Saham Preferen (Preferred stock) :
• Dividen dibayar lebih dahulu sebelum dibayar kpd saham biasa
• Selalu dijual dgn harga pari
• Memiliki hak untuk memilih manajer atau direksi jika perusahaan tidak
membagikan dividen
• DIback oleh sinking fund yang cukup, karenanya memiliki jatuh tempo
• Saham tsb dapat ditarik kembali sebelum jatuh tempo dgn harga
ditentukan sebelumnya
• Biasanya call price lebih besar dari nilai pari plus dividen selama setahun.
111. 13. Sumber dana jangka panjang (2)
• Kelebihan & kelemahan saham preferen :
– Kelebihan, pembayaran dividen lebih flexible dibanding dengan hutang
– Kelemahan, Tidak dapat dijadikan sebagai pengurang pajak karena
dibayar setelah pajak. Berbeda dengan bunga
– hutang
• Saham biasa, Pemegang saham biasa sebagai pemilik perusahaan
sebenarnya. Dividen dibayarkan setelah dividen saham preferen.
• Kelebihaqn dan kekurangan saham biasa :
– Kelebihan, memungkinkan perusahaan diversifikasi usaha,
meningkatkan likuiditas, tambahan kas lebih mudah.
– Kelemahan, berkurangnya pengendalian perusahaan karena pemegang
saham semakin meningkat jumlahnya.
• Bond refunding Analysis, perusahaan yg memiliki kelebihan kas
dapat mempertimbangkan untukl membelikembali obligasinya
untuk mengurangi financial leverage atau mengurangi risk.
112. 14. Perdagangan OPSI (1)
• Pengertian :
– Opsi yaitu hak untuk membeli dan menjual dipasar securitas
atau pasar modal.
– Call option (opsi beli), hak membeli dgn harga yang ditentukan
dan berakhir setelah jangka waktu tertentu.
– Put option (opsi jual), hak menerima pembayaran dari pembeli
dengan harga tertentu dan berakhir setelah jangka waktu
terstentu.
– Pelaku transaksi ada 4 pihka :
1. Pembeli opsi beli, memiliki hak membeli
2. Penjual opsi beli, menerima pembayaran dan berjanji menjual
3. Pembeli opsi jual, memiliki hak menjual
4. Penjual oipsi jual, menerima pembayaran dan berjanji membeli
113. 14. Perdagangan OPSI (2)
• Perdagangan opsi :
– Investor membeli dgn tujuan nspekulasi yaitu kalau nilai pasar
saham tsb memingkat dan bila keuntungannya (Rp 50.000) melebihi
biaya transaksi atau premium opsi (Rp 5.000) maka dieksekusi atau
dibeli, sedangkan bila rugi maka tidak harus dieksekusi sehingga
ahanya rugi biaya transaksi Rp 5.000
– Contoh : investasi opsi mengutungkan Rp 47.250
PERDAGANGAN OPSI
- Membeli Ipsi beli : 25 opsi x 100 lbr x Rp 110 = Rp 275.000
- Nilai pasar saham : 25 opsi x 100 lbr x Rp 130= Rp 325.000
- Pendapatan bruto investasi Opsi = Rp 50.000
- Premium Opsi beli = Rp 5.000
- Pendapatan netto investasi Opsi = Rp 45.000
- Pendapatan bunga : 20% x 3/12 x Rp 45.000 = Rp 2,250
- Pendapatan total investasi Opsi = Rp 47.250
Catatan :
- Kelebihan dana Rp 45.000 ditabung 3 bulan sehingga
memperoleh bunga Rp 2.250
114. 14. Perdagangan OPSI (3)
• Faktor yang menentukan harga OPSI :
– Harga saham yang diperjual belikan
– Harga penyerahan atau singking fund opsi
– Waktu yg tersisa hingga jatuh tempo
– Volatitas harga saham ybs
– Tingkat bunga bebas risiko saat ini (Rf)
– Tingkat dividen atas harga saham ybs
115. 14. Perdagangan OPSI (4)
• Opsi beli (call option), eksekusi atas opsi
dilakukan selama keuntungan atau harga
beli (Rp 100) lebih kecil dari harga pasar
(Rp 105) dan menutup biaya transaksi
opsi (Rp 4).
• Opsi beli (call option), tidak dieksekusi bila
mengalami kerugian
116. 14. Perdagangan OPSI (5)
5
100
-5
0
105 Harga saham
Penjual Opsi beli
Laba (Rugi)
Pembeli Opsi beli
Harga saham
(1)
Harga penyerahan Rp 100
Biaya transaksi Rp 5
Harga pasar saham Rp 105
Laba = Rp 0
C
B
A
(2)
Harga penyerahan Rp 100
Biaya transaksi Rp 5
Harga pasar saham Rp 100
Pembeli Rugi Rp 5 (C)
Penjual laba Rp 5 (B)
(3)
Harga penyerahan Rp 100
Biaya transaksi Rp 5
Harga pasar saham Rp 110
Pembeli Laba Rp 5 (10-5) ;D
Penjual Rugi Rp 5 (5-10) ; E
110
D
E
117. 14. Perdagangan OPSI (6)
• Harga opsi beli, dinyatakan secara teori :
C = S N(d1)- Xe^(-rt) N(d2)
dimana :
d1 = ln(S/X) + (r+s^2/2)^t
sSQRt
d1 = ln(S/X) + rt . ½ sSQR t
s SQRt
d2 = d1 – s SQR t
C = 72(0,8231) – 70.(2,7183)^(0.07 x 0.50). 0.0842
C = 59,26 – 54,36 = Rp 4,90
• Dimana :
• C : harga saham Opsi
• S : harga saham : Rp 72
• X : harga penyerahan : Rp 70
• e: bilangan antilog (euler=2,7183)
• r : tingkat bunga bebas risiko saat ini : 7 %
• t : wkt yang tersisa hingga jatuh tempo biasanya dinyatakan dlm
satuan tahun : 6 bulan atau 0.5 tahun
• s(sigma = standar deviasi) : volatilitas harga saham yg diukur
dengan standar deviasi harga saham
• N (dx) : fungsi kumulatif distribusi normal : N(d1) = 0.8231, N(d2) =
0,8042
118. 15. Merger dan reorganisasi (1)
• Pengertian :
• Merger biasanya dilakukan dengan menggabungkan 2
perusahaan yang skalanya berbeda.
• Konsolidasi biasanya penggabungan 2 perusahaan yang
skalanya hampir sama
• Penggabungan perusahaan tsb biasanya dilakukan
dengan pembelian perusahaan lain atau acquisition.
• Penggabungan perusahaan dikelompokkan :
1. Merger yg horizontal, penggabungan dengan perusahaan
yang bisnisnya sejenis
2. Merger yang vertikal, penggabungan dgn perusahaan yg
memilikiketerkaitan antara input dan output maupun
pemasaran.
3. Congeneric merger, penggabungan perusahaan yang
sejenis atau dalam industri yang sama tetapi tdk
memproduksi produk yang sama.
4. Conglomerate merger, penggabungan dua atau lebih
perusahaan dari industri yg berbeda
119. 15. Merger dan reorganisasi (2)
• Financial term of exchange Pertimabangan arsio
pertukaran antara 2 perusahaan, yaitu :
1. Earning
2. Nilai pasar saham
3. Nilai buku saham
• (1) Earning :
Keterangan PT A PT B PT A (Merger)
Laba saat ini Rp 200 jt Rp 50 jt Rp 250 jt
Jumlah saham (lbr) 5,000,000 2,000,000 6,093,750
Laba per lembar saham Rp 40 Rp 25 41.03
Harga saham Rp 640 Rp 300
Catatan :
- PT B setuju dgn dengan penawaran PT A Rp 350 tiap lembar saham
- Rasio pertukaran ; 350/640 = 0,547
- Saham PT B dihargai dgn saham PT A sebanyak : 0,547 x 2 j t= 1.093.750 lbr
120. 15. Merger dan reorganisasi (3)
• Dengan Merger, Laba perlembar saham
meningkat :
Dengan merger
Tanpa merger
Tahun yang akan datang
Laba perlembar saham yg diharapkan
121. 15. Merger dan reorganisasi (4)
(2) Nilai pasar
Harga pasar saham naik dari Rp 720 menjadi Rp 754,92
(2) MERGER - Nilai pasar
Keterangan PT K PT Q PT A (Merger)
Laba saat ini Rp 200 jt Rp 60 jt Rp 260 jt
Jumlah saham (lbr) 5,000,000 2,000,000 6,200,000
Laba per lembar saham Rp 40 Rp 30 41.94
Harga saham Rp 720 Rp 300 754.92
Price earning ratio 18 10 18
Catatan :
- Saham PT Q dinilai Rp 432
- Rasio pertukaran ; 432/720 = 0,60kali
- Saham PT Q diharga dengan saham PT K sebanyak ; 0.60 x 2 jt =1.200.000 lbr
- Rasio pertukaran atas dasar harga pasar ; 432/300 = 1,44 kali
- Harga saham ; PER x laba perlbr = 18 x 41,94 = Rp 754,92
122. 15. Merger dan reorganisasi (5)
• Alasan melakukan merger ;
1. Economic of scale (biaya rata-rata terendah)
2. Memperbaiki manajemen
3. Penghematan pajak
4. Diversifikasi
• Holding companies :
• Memiliki saham perusahaan lain dalam jumlah yang cukup, sehingga mampu
mengontrol perusahaan tsb.
• Subsidiary company atau Anak perusahaan adalah perusahaan yg berada dibawah
pengendalian Holding company
• Keuntungan Holding company :
1. Pengendalian dengan proporsi kepimilikan
2. Isolasi risiko
3. Pemisahan akuntansi dan hukum
• Penciutan usaha;
Terjadi karena perusahaan mengalami kesulitan dalam persaingan sehingga
harus memperkecil skala usahanya bahkan mungkin likuidasi
• Reorganisasi
Penyusunan kembali struktur modal perusahaan agar lebih baik.
Reorganisasi masih lebih baik dibanding likuidasi. Cara yang dapat
ditempuh al :
1. Menentukan nilai perusahaan setelah reorganisasi
2. Menentukan struktur modal yang baru
3. Menentukan nilai surat berharga lama yg akan diganti dgn surat berharga baru
123. 16. Manajemen modal kerja (1)
• Pengertian :
• Gross working capital = aktiva lancar
• Net working capital = aktiva lancar – htg lancar
• Besar kecilnya modal kerja merupakan fungsi dari faktor :
1. Jenis produk yang dihasilkan
2. Jangka waktu siklus operasi
3. Tingkat penjualan, penjualan tinggi memerlukan mdl kerja tinggi
4. Kebijakan persediaan
5. Kebijakan penjualan kredit
6. Efisiensi manajemen aktiva lancar
• Pemenuhan kebutuhan dana dalam kaitannya dengan modal
kerja atau aktiva lancar :
1. Matching approach
2. Conservative approach
3. Aggressive approach
124. 16. Manajemen modal kerja (2)
(1) Matching approach
• Hutnag jangka panjang atau modal sendiri : membiayai aktiva lancar
permanen dan aktiva tetap
• Hutang jangka pendek : membiayai aktiva lancar yg berfluktuasi
Rp
Aktiva tetap
Aktiva lancar permanen
Aktiva lancar
Yang berfluktuasi
Hutang jangka pendek
Hutang jangka panjang
Dan Modal sendiri
125. 16. Manajemen modal kerja (3)
2) Conservative approach
• Hutnag jangka panjang atau modal sendiri : membiayai aktiva lancar
permanen, aktiva tetap, dan sebagian aktiva lancar yang berfluktuasi
• Hutang jangka pendek : membiayai sebagian aktiva lancar yg berfluktuasi
Rp
Aktiva tetap
Aktiva lancar permanen
Aktiva lancar
Yang berfluktuasi
Hutang jangka pendek
Hutang jangka panjang
Dan Modal sendiri
126. 16. Manajemen modal kerja (3)
(3) Aggressive approach
• Hutnag jangka panjang atau modal sendiri : membiayai sebagian aktiva
lancar permanen, dan aktiva tetap.
• Hutang jangka pendek : membiayai aktiva lancar yg berfluktuasi dan
sebagian aktiva lancar permanen
Rp
Aktiva tetap
Aktiva lancar permanen
Aktiva lancar
Yang berfluktuasi
Hutang jangka pendek
Hutang jangka panjang
Dan Modal sendiri
127. 16. Manajemen modal kerja (4)
• Metode penentuan besarnya modal kerja :
1. Metode keterikatan dana
2. Metode perputaran modal kerja
3. Metode aliran kas
(1) Metode keterikatan dana ,
Kebutuhan modal kerja disesuaikan dengan kebutuhan perhari, kemudian ditentukan selama
jumlah hari tertentu modal kerja terikat
(mis : 25 hari)
(2) Metode perputaran modal kerja,
Menentukan kebutuhan modal kerja dengan menghitung perputaran elemen aktiva lancar :
1. Perputaran piutang = Penjualan / rata-rata piutang = 32kali = 360/32 =
11,25 hari
2. Perputaran persediaan = Penjualan / rata-rata persediaan = 28 kali = 360/28 =
12,86 hari
3. Perputaran kas = Penjualan / rata-rata kas = 167 kali = 360/167 =2,16 hari
Jadi keterikatan dana = 11,25 + 12,86 + 2,16 = 26,27 hari = 360/26,27 = 13,70 kali
Jika rencana penjualan tahun ini Rp 5000 , maka kebutuhan modal kerja = Rp 5000/13,70 =
Rp 364,96
128. 16. Manajemen modal kerja (5)
• Pembiayaan jangka pendek :
1. Hutang dagang
2. Hutang bank
3. Commercialpaper dan factoring
• Commercial paper , salah satu bentuk promissory note tanpa jaminan
yang dikeluarkan oleh perusahaan besar atau profitable dan dijual
kepada perusahaan lain seperti asuransi, pension fund, money
market mutual fund, dan bank. Bunganya lebih rendah dari prime rate
dan dikeluarkan dalam satuan yg lebih besar.
• Factoring, terdapat 3 pihak, (1) pihak yang menjual piutang, (2) pihak
yg berhutang kpd pihak pertama, (3) pihak yg membeli piutang dan
memberi dana kepada pihak pertama.
129. 17. Manajemen kas dan surat berharga (1)
• Kas dan surat berharga meruapakan aktiva paling likuid bagi
perusahaan.
• Surat berharga, merupakan investasi jangka pendek yang bersifat
temporal, yang sifatnya dapat segera dicairkan bila perusahaan
memerlukankas.
• Manajemen kas, mencakup
1. Penentuan aktiva likuid optimal
2. Pengendalian pengumpulan dan penggunaan dana
3. Penentuan investasi jangka pendek
• J.M. Keynes, mendefinisikan 3 motif mempertahankan uang :
1. Transaksi
2. Berjaga-jaga
3. Spekulasi
130. • Risiko dan keuntungan memiliki kas (trade off) :
➢ Keuntungan mempertahankan kas :
1. Memperoleh bunga dari investasi surat berharga
2. Memperoleh potongan pembelian
3. Memperoleh kesempatan pembelian lebih baik
4. Memperoleh ranking lebih baik
➢ Risiko mempertahankan kas :
1. Terganggunya kegiatan sehari-hari
2. Mengganggu kesulitan kas masuk
3. Pembayaran hutang jangka pendek terganggu
• Anggaran kas
➢ Membuat rencana kebutuhan kas dengan memproyeksi kebutuhan
pembayaran yang harus dilakukan.
• Saldo awal cash
• Penerimaan
• Pengeluaran
• Saldoakhir cash
17. Manajemen kas dan surat berharga (2)
131. • Pengendalian penerimaan dan pengeluaran :
➢ Managing collection, mempercepat pengumpulan piutang
➢ Transfer fund, mempercepat perpindahan dana antara bank
➢ Concentration banking,pusat pengumpulan dana untuk memperpendek periode
pengumpulan dana dari pelanggan dan penerimaan dikator pusat.
➢ Lock – box system (menyewa kotak pos disuatu daerah), mempercepat penerimaan
dana kemudian mendepositokannya pada saat itu.
➢ Pengendalian pengeluaran, mempercepat penerimaan dan memperlambat
pengeluaran
➢ Electronic funds transfer (EFT), tranfer secara elektronik (ATM, credit card, dsb)
• Menentukan kas yng optimal, dengan menggunakan model persediaan
(Economic order quantity)
C = √ (2bT)/i
dimana :
C = cash yang optimal (Rp)
b = biaya tetap tiap transaksi (Rp 400)
i = tingkat bunga yang berlaku (15% = 0.15)
T = kebutuhan cash selama satu periode (Rp 8000.000)
C= √(( 2x400x8.000.000)/0.15) = SQR (6.400.000.000/0.15)=
C = 206.559
atau frekuensi transaksi sebanyak (8.000.000 / 206.559)= 38 kali dalam
setahun
17. Manajemen kas dan surat berharga (3)
133. • Model stokhastik
Z = √ (3br2 / 4i
h = 3Z adalah nilai optimal cash (
Z : saldo kas (908,56)
b : biaya tetap tiap transaksi surat berhaarga (Rp 500)
r2 :variance kas masuk bersih setiap hari (Rp 1.000)
i : bunga harian surat berharga (18 %, 1 th 360 hari)
Z =√ 3(500)(1000) = Rp 908,56
4(0.18/360)
h = 3Z = 3(908,56 = 2.725,68
17. Manajemen kas dan surat berharga (5)
3
3
134. • Faktor yang mempengaruhi pemilihan surat
beharga
Dalam dunia bisnis dikenal berbagai jenis surat
berharga. Perbedaan tsb terutama karena :
➢Risiko kegagalan
➢Risiko tingkat bunga
➢Risiko inflasi
➢Risiko likuiditas
➢Tingkat keuntungan yang diharapkan (berbeda taip surat
beharga)
17. Manajemen kas dan surat berharga (6)
135. 18. Manajemen piutang
• Kebijakan manajemen piutang :
✓ Standar kredit, sebagai kriteria un tuk menyeleksi pelangan
yang akan diberi kredit (jangka wkt, jumlah, dsb)
✓ Persyaratan kreditKebijakan kredit dan pengumpulan kredit
• Kualitas account accepted
• Periode kredit
• Potongan tunai
• Persyaratankhusus
• Tingkat pengeluaran untuk pengumpulan piutang
✓ Evaluasi terhadap para langganan
✓ Mengumpulkan dan menganalisa informasi (The 5 C’S)
• Character
• Capacity (tingkat keuntungan pelanggan tsb)
• Capital (modal yang dimiliki)
• Collateral (jaminan)
• Conditions (kondisi ekonomi)
136. 19. Manajemen persediaan (1)
• Jenis persediaan
– Perusahaan jasa : persediaan bahan pembantu atau
habis terpakai (mis ; kertas, buku, materai, dsb)
– Perusahaan manufaktur : (1) persediaan bahan
pembantu (2) barang jadi, (3) barang dalam proses,
(4) bahan baku.
– Perusahaan dagang : (1) persediaan barang
dagangan, (2) bahan penolong
• Akuntansi persediaan, metode penentuan
persediaan : (1) first in first out (FIFO), (2) last in
first out (LIFO), (3) harga rata-rata, dsb
137. • Economic order quantity (EOQ) :
Q =√ 2SO/C
Q = √ (2(20000)(10000))/100
Q = 2.000 unit
dimana :
Q : tingkat pesanan
S : kebutuhan bahan selama satu periode ( 20.000 unit)
O : biaya tiap kali pesanan (Rp 10.000) = OC
C: biaya penyimpanan perunit (Rp 100) = HC
• Penentuan batasan OC (odering cost) dan HC (holding
cost)
19. Manajemen persediaan (2)
139. • Persediaan besi, berupa persediaan pengaman atau
safety stock
• Pengendalian sistem persediaan
1. Sistem komputerisasi
2. Sistem just – in time, mensinkronkan kecapatan bagian
produksi dengan bagian pengiriman (mulai diterapkan oleh
Toyota).
• Syarat metode jast-in time : (1) sarana transportasi mamadai, (2)
jaminan ketepatan kuantitas dan kualitas, (3) komitmen bersama
antara supplier dan perusahaan pemakai.
3. Out-sourcing, membeliinput dari pihak luar atau perusahaan
tidak perlu membuat sendiri terutama karena lebih murah dan
lebih cepat dan praktis.
4. Sistem pengendalian ABC, metode ini lebih menitik beratkan
pada faktor ; (1) harga atau nilai persediaan, (2)frekuensi
pemakaian, (3) risiko kehabisan barang.
Sistem ABC ini mengelompokkan barang sesuai
kepentingannya, misalnya kelompok A nilainya sangat strategis
bagi perusahaan, dsb.
19. Manajemen persediaan (4)
140. 20. Manajemen keuangan untuk bisnis nirlaba (1)
• Perusahaan tidak bertujuan laba atau non laba, mis : yayasan,
rumah sakit, sekolah, industri kesehatan, dll.
• Manajemen keuangan penting namun karena tidak memiliki
pemegang saham maka tujuan perusahaan tidak lahi
memaksimumkan kemakmuran pemegang saham.
• Bisnis laba versus bisnis non laba
– pengendalian, bisnis laba oleh BOD, sedangnk non laba oleh board of
trustees
– Pemegang saham, bisnis laba ada pemegang saham yg akan
mendapat dividen, non laba tidak ada pemegang saham dan tidak ada
group atau individu yang memiliki laba tsb.
– Pajak, bisnis laba membayar pajak, non laba tidak membayar pajak.
• Estimasi biaya modal,
– WACC terdiri dari berbagai modal yang digunakan dlam pembiayaan
perusahaan.
– Estimasi baiay modal tidak terlalu jauh berbeda dengan bisnis laba.
• Keputusan strukturt modal, bisnis non laba tidak memiliki akses ke
pasar modal karena hanya menerima dari pemerintah, swasta,
individu, dll
141. • Capital budgeting, tujuan utama bisnis non laba
adalah menyediakan jasa kepada masyarakat,
sehingga proyek harus memberikan social value
selain economic value.
• Capital budgeting atas proyek bisnis non laba
dapat dinyatakan sbb:
TNPV = NPV + NPSV
dimana :
TNPV, total net present value
NPV, net present value
NPSV, net present social value
20. Manajemen keuangan untuk bisnis nirlaba (2)
142. 21. Manajemen keuangan multinasional (1)
• Perusahaan multinasional, yaitu perusahaan yang terlibat dalam
produksi dan penjualan barang atau jasa lebih dari satu negara.
• Faktor yg membedakan dengan manajemen keuangan
perusahaan domestik :
1. Perbedaan mata uang, analisis pengaruh exchange rates perlu
diperhatikan
2. Institusi ekonomi dan politik yang unique harus diperhatikan pengaruhnya.
3. Perbedaan bahasa
4. Perbedaan budaya
5. Peranan pemerintah dalam transaksi internasional yang berbda antara
negara, ini harus diperhatikan
6. Risiko politik, kemungkinan perusahaan akan diambil alih oleh negara
dimana perusahaan itu berada.
143. • Trading in foreign exchange (forex) , dua jenis
transaksi yang sering dilakukan dalam forex :
1. Spot rates, nilai tukar dengan penyerahan on the spot, meskipun
kenyataannyadua hari setelah transaksi.
2. Forward rates, yaitu analog dengan futures price dalam pasar
komoditas. Nilai tukar yang ditentukan sekarang dalam kontrak
untuk penyerahan beberapa waktu mendatang, misalnya 30 hari,
90 hari, 180 hari, dst.
• Hedging di forex market, dengan tujuan untuk menghindari atau
hedging risiko. Kontak pembelian mata uang yang ditentukan
harganya sekarang dan akan diserahkan dimasa yang datang.
• International capital market, dilakukan dengan cara membeli
saham perusahaan asing atau menanamkan investasinya secara
langsung. Hal ini didukung dengan globalisasi dimana aliran dana
antara negara semakin mudah.
21. Manajemen keuangan multinasional (2)
144. • Multinasional capital budgeting, penentuan tingkat feasibility suatu
proyek dapat dilakukan dengan cara :
➢ Menggunakan analisis net present value (NPV) secara terpisah
dengan mata uang tertentu.
➢ Mentransfer cashflows kedalam mata uang dimana perusahaan
induk berada.
• Manajemen modal kerja, tujuan modal kerja
1. Mempercepat pengumpulan piutang dan memperlambat pembayaran
hutang jangka pendek.
2. Mengalokasikan dana secara optimal dari bagian yang tidak
membutuhkan kebagian yg memerlukan.
3. Memperoleh profit maksimum untuk investasi kelebihan dana jangka
pendek.
Perusahaanmultinasional dapat juga menggunakan lockbox system
(mempercepat aliran dana melalui kotak pos disuatu negara),
electronic funds (ATM, kartu kredit, dll) maupun float system (sistem
floating secaraotomatis mata uang antara negara).
21. Manajemen keuangan multinasional (3)
145.
146. E&Q
• Manajemen keuang untuk non keuangan
1. Makna angka2 keuangan utk membantu perusahaan dan
diri sendiri
2. Piutang, memberi service dan bunga gratis
3. Bad debt, sebagai bonus
4. Sales discount, AC menurun dgn Q besar
5. CGS, atau HPP secara total cost bukan hanya pembelian
6. Inventory, SF, dsb. Membeli jumlah banyak lebih murah
AC turun
7. Kontribusi biaya, BB dan sewa
8. VC dan FC expenses,
9. ‘BEP
147. E & Q
10. Investasi atau leasing ?,
• keslahannya berdampak jk panjang sunk cost,
strended cost,
• Revaluasi asset
• Repair or replace
• Buy or leasing
• Operating (L/R) or financial (Nrc) lease
11. Balance sheet
12. Financial planning model
Finpro, sensitiftas EFN external funds need
13. Financial market, Bank , BEI
148. E & Q
• Strategi & Kebijakan MK
1. Opportunity pertumbuhan demand
2. Tarif cenderung constant atau mengikuti PLNP
3. Equity besar
4. Revaluasi asset , equity naik
5. 40% dgn minyak
6. Piutang ke 15 T ke PLNP
7. ROE 5,01% dan ROI 10.98%, collection 201 Hari
8. COC atau WACC 6,5% tinggi
9. IPO utk IP ? Penciptaan value
10. ROI > COC penciptaan nilai atau menarik investor
11. Cash margin = tarif – cash cost
12. Strategi penciptaan nilai, program yg disiapkan