SlideShare a Scribd company logo
1 of 32
BANK SENTRAL
Disusun oleh Kelompok 2.
SMA NEGERI 12 TANGERANG
Tahun pelajaran 2017/2018
 I Made AdithyaD
 Amar Pasya
 WaffaRizki
 Rafi Juniarto
 Enno Tegar
 Lucky Satria
Guru pembimbing:Ranti Pusriana
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah SWT tuhan yang maha esa yang Maha Pengasih lagi Maha
Panyayang, Kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah bank sentral.
Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari berbagai
pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami menyampaikan
banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam pembuatan makalah
ini.
Terlepas dari semua itu, Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik
dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan terbuka
kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah
ilmiah ini.
Akhir kata kami berharap semoga makalah ilmiah tentang limbah dan manfaatnya untuk
masyarakan ini dapat memberikan manfaat maupun inpirasi terhadap pembaca.
Tangerang, 17 November 2017
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR…………………………………………………………………. i
BAB I PENDAHULUAN ......................................................................................iii
A. Daftar Isi.......................................................................................................................ii
B. Latar Belakang............................................................................................................ iii
C. Rumusan Masalah.......................................................................................................... iii
BAB II ISI..............................................................................................................1
A. Bank Sentral............................................................................................................. 1
a) Sejarah Bank Sentral................................................................................... 1
b) Tujuan atau Fungsi Bank Sentral............................................................... 3
c) Tugas Bank Sentral ................................................................................. 3
d) Wewenang Bank Indonesia........................................................................ 4
B. Sistem Pembayaran................................................................................................. 5
a) Pengertian Sistem Pembayaran.................................................................. 5
b) Peran Bank Sentral...................................................................................... 5
c) Penyelenggaraan sistem pembayaran nontunai oleh bank sentral Republik
Indonesia...................................................................................................... 5
C. Alat Pembayaran Tunai......................................................................................... 7
a) Sejarah Uang.............................................................................................. 7
b) Pengertian Uang......................................................................................... 10
c) Fungsi Uang................................................................................................ 10
d) Jenis Uang................................................................................................... 11
e) Syarat Uang................................................................................................ 11
f) Pengelolaan uang oleh bank sentral.......................................................... 12
g) Unsur Pengaman Uang Rupiah.................................................................. 15
h) Pengelolaan Keuangan................................................................................ 15
D. Alat Pembayaran Non Tunai................................................................................... 16
a) Pengertian dan Jenis-Jenis Alat Pembayaran Non Tunai……………. 16
BAB III PENUTUP.............................................................................................. 28
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Dalam perekonomian modern setiap negara memiliki Bank Sentral atau setidak-
tidaknya ada salah satu bank atau lembaga yang bertindak dan menjalankan fungsi bank
sentral. Bank sentral memiliki fungsi yang sangat penting dalam pengaturan ekonomi dan
moneter yang dalam kegiatannya dapat bertindak sebagai agen pemerintah.
Bank Sentral bertugas untuk melaksanakan fungsi-fungsi Pemerintah dalam bidang
Ekonomi dan Moneter, karena bank Sentral adalah juga bagian dari Pemerintah dan juga
Lembaga keuangan Negara yang mempunyai wewenang untuk Mengeluarkan alat
pembayaran yang sah, Merumuskan dan melaksanakan kebijakan moneter, Mengontrol
kelancaran system pembayaran, dan Pengawasan Perbankan, serta Menjalankan fungsi
sebagai “Lender of the Last Resort”.
Bank Sentral di Indonesia yaitu Bank Indonesia (BI). Dimana bank sentral tidak
samadengan Bank Umum yang bertujuan Menginvestasikan asetnya untuk memaksimalkan
Profit. Tetapi bank sentral tidak mencari keuntungan dan Kegiatan bank dikelola oleh
pemerintah. Selain bertugas untuk melaksanakan fungsi-fungsi Pemerintah dalam bidang
Ekonomi dan Moneter, banyak lagi hal yang perlu diketahui tentang bank sentral terdapat
dalam pembahasan makalah ini yaitu tentang fungsi bank sentral,neraca bank
sentral,instrument kebijakan moneter.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Sejarah Bank Sentral ?
2. Pngertian Bank Sentral ?
3. Tujuan Bank Sentral ?
4. Tugas dan Wewenang Bank Sentral ?
BAB II
BANK SENTRAL
Bank sentral di suatu negara, pada umumnya adalah sebuah instansi yang bertanggung
jawab atas kebijakan moneter di wilayah negara tersebut. Bank Sentral berusaha untuk
menjaga stabilitas nilai mata uang, stabilitas sektor perbankan, dan sistem finansial secara
keseluruhan.
Di Indonesia, fungsi bank sentral diselenggarakan oleh Bank Indonesia.
Bank sentral adalah suatu institusi yang bertanggung jawab untuk menjaga
stabilitas harga atau nilai suatu mata uang yang berlaku di negara tersebut, yang dalam hal ini
dikenal dengan istilah inflasi atau naiknya harga-harga yang dalam arti lain turunnya suatu
nilai uang. Bank Sentral menjaga agar tingkat inflasi terkendali dan selalu berada pada nilai
yang serendah mungkin atau pada posisi yang optimal bagi perekonomian (low/zero
inflation), dengan mengontrol keseimbangan jumlah uang dan barang. Apabila jumlah uang
yang beredar terlalu banyak maka bank sentral dengan menggunakan instrumen dan otoritas
yang dimilikinya.
A. SEJARAH BANK SENTRAL
Sejarah bank sentral tidak terlepas dari sejarah dikenalnya sistem uang sebagai alat tukar
dalam perdagangan dan perekonomian secara umum, dan mulai ditemukannya metode
perbankan untuk pertama kalinya dalam perekonomian dan perdagangan suatu negara. Di
mana pada zaman dahulu alat tukar yang digunakan adalah memang berupa uang yang
memang memiliki nilai intrinsik yang sama terhadap material yang terbuat dari uang
tersebut. Biasanya berupa uang logam(emas, perak, perunggu, dll) yang memiliki nilai
intrinsik yang sama terhadap nilai dari uang logam tersebut. Artinya jika uang logam
emas seberat 1 gram bernilai 1000 misalnya, pada saat itu memang karena emas dengan
kondisi 1 gr tersebut ketika diperdagangkan/dipertukarkan di mana-mana nilainya adalah
1000. Alat tukar dengan uang logam seperti ini sudah lebih maju dibandingkan dengan
kondisi sebelumnya di mana perdagangan dilakukan dengan alat tukar yang belum bisa
diterima oleh banyak kalangan atau bahkan sistem barter langsung terhadap barang yang
diperdagangkan di mana ini menjadi cikal-bakal dimulainya perdagangan dalam sejarah
peradaban manusia.
Seiring dengan waktu dan terus berkembangnya perdagangan dan perekonomian, alat
tukar berupa uang logam tersebut mulai menjadi keterbatasan karena memang
ketersediaan sumber daya alam yang terbatas untuk mencetak jenis uang seperti itu, dan
ini menghambat potensi untuk berkembang lebih besarnya lagi perekonomian suatu
negara sementara jenis-jenis produk baru dan bentuk industri baru sangat potensial untuk
muncul namun amat disayangkan jika aktivitas perdagangan dan perekonomian secara
umum harus terhambat karena mengikuti kemampuan ketersediaan uang berupa logam
yang sangat terbatas tersebut.
Untuk itulah kemudian dikenal sistem uang kertas yang pertama kali ditemukan melalui
sistem penjaminan yang dalam hal ini dilakukan oleh suatu badan penjamin sekaligus
penyimpan yang disebut bank, di mana uang kertas yang dikeluarkan oleh bank tersebut
dijamin memiliki nilai yang sama atau dijanjikan akan memiliki nilai beberapa kali lebih
besar terhadap emas atau uang logam yang di simpan oleh nasabah/masyarakat pada
waktu mendatang atau pada masa yang ditentukan. Pada praktik dan perkembangannya
masing-masing, bank-bank yang pada saat itu membuat aturannya sendiri-sendiri dan
jenis-jenis jaminan/uang kertasnya masing-masing yang sangat potensial
merugikan masyarakat karena belum dikelola negara untuk memastikan tidak adanya
penyimpangan atau aturan yang tidak adil. Di mana pada suatu ketika seorang nasabah
berniat untuk mengambil kembali emas atau uang logam yang disimpan pada bank
tersebut dengan cara menukar kembali uang kertas yang dia dapat dari bank tersebut
ternyata harus kecewa karena uang logam yang dia terima lebih sedikit dari yang
dijanjikan atau bahkan lebih kecil dari jumlah yang sama dari yang pernah ia simpan ke
bank tersebut. Pada masa itulah mulai terjadi untuk pertama kalinya dalam sejarah model-
model fraud dan rekayasa dalam sektor industri yang baru ini, yaitu sektor keuangan.
Sejak itulah negara menyadari perlunya suatu bank sentral yang selanjutnya didirikan
dengan tujuan untuk memastikan adanya satu jenis mata uang kertas yang sama dan
berlaku di suatu negara tersebut agar memiliki nilai yang stabil dan dapat dipercaya
karena dijamin oleh negara (dengan cara awalnya negara menjamin uang kertas tersebut
dengan sejumlah emas deposit atau logam berharga lainnya yang dicadangkan setiap
mencetak nominal uang tersebut, namun belakangan tidak lagi dan jaminannya hanya atas
nama negara saja atau sejumlah kecil emas) dan dapat dipergunakan terus menerus oleh
masyarakat dalam menjalankan aktivitas perekenomiannya di negara tersebut. Dan
dengan kewenangannya bank sentral mengatur jumlah uang yang beredar tersebut agar
dapat menggerakkan roda perekonomian dengan keseimbangan yang tepat antara
peredaran jumlah uang dan barang, dan dapat terus saling mengembangkan, dengan cara
tidak sampai menyebabkan kelebihan jumlah likuiditas/uang yang beredar dalam
perekonomian negara tersebut yang dapat menyebabkan inflasi (naiknya harga-harga atau
turunnya nilai uang), dan juga sebaliknya jangan sampai terjadi kekurangan likuiditas
yang dapat menyebabkan perekonomian sulit bergerak apalagi untuk berkembang.
B. TUJUAN ATAU FUNGSI BANK SENTRAL (INDONESIA)
Seperti yang telah disebutkan di atas, tujuan atau fungsi bank sentral atau Bank Indonesia
yang utama adalah untuk mencapai dan memelihara kestabilan nilai rupiah. Kestabilan nilai
rupiah yang dimaksud terdiri dari dua aspek yaitu:
1. Kestabilan terhadap barang dan jasa, yang tercermin dalam kestabilan tingkat inflasi di
Indonesia
2. Kestabilan terhadap mata uang negara lain, yang tercermin dalam nilai tukar mata uang
asing (kurs)
C. TUGAS BANK SENTRAL INDONESIA
Untuk dapat mencapai tujuan yang diharapkan, tugas bank sentral memiliki tiga tugas utama
sebagai berikut:
1. Menetapkan dan melaksanakan kebijakan moneter
Tugas bank sentral ini dilakukan dalam rangka mengendalikan jumlah uang beredar, agar
tercipta kestabilan nilai rupiah terhadap barang dan jasa. Selain itu, kebijakan ini juga dapat
dilaksanakan untuk mendorong perekonomian nasional. Dalam pelaksanaannya, Bank
Indonesia juga perlu berkoordinasi dengan Pemerintah agar kebijakan moneter yang
dilaksanakan sejalan dengan kebijakan fiskal dan kebijakan ekonomi lainnya yang ditetapkan
pemerintah, sehingga hasil yang diperoleh dari pelaksanaan kebijakan tersebut dapat
dimaksimalkan.
2. Mengatur dan menjaga kelancaran sistem pembayaran
Tugas bank sentral ini dilakukan dalam rangka terciptanya kesepakatan, aturan, standar dan
prosedur yang digunakan untuk mengatur peredaran uang. Sistem pembayaran yang
dimaksud dapat berupa sistem pembayaran tunai dan non tunai.
3. Mengatur dan mengawasi perbankan
Seiring dengan terbentuknya Otoritas Jasa Keuangan (OJK), tugas pengawasan yang
dilaksanakan oleh Bank Indonesia difokuskan kepada pengawasan makroprudensial,
sementara pengawasan mikroprudensial diserahkan kepada OJK. Pelaksanaan pengawasan
makroprudensial dimaksudkan untuk menjaga stabilitas sistem keuangan. Stabilitas sistem
keuangan adalah suatu kondisi dimana seluruh lembaga keuangan, pasar keuangan dan
sarana-sarana pendukungnya memiliki ketahanan dan mampu mengarasi ketidakseimbangan
keuangan. Dengan demikian, secara umum, kebijakan makroprudensial dapat diartikan
sebagai kebijakan untuk membatasi risiko dan biaya krisis sistemik dalam rangka memelihara
kesimbangan sistem keuangan secara keseluruhan.
D. WEWENANG BANK INDONESIA
Dalam pelaksaan tugasnya, Bank Indonesia memilik wewenang tertentu yang telah
ditetapkan oleh undang-undang, yaitu:
1. Wewenang bank sentral yang berkaitan dengan tugas menetapkan dan melaksanakan
kebijakan moneter, yang meliputi:
1. Menetapkan tingkat diskonto, cadangan minimum bank umum, serta mengatur
kredit atau pembiayaan
2. Menetapkan sasaran moneter dengan memperhatikan sasaran laju inflasi
3. Melakukan pengendalian moneter dengan tidak terbatas pada operasi pasar terbuka
di pasar uang, baik dalam bentuk mata uang Rupiah maupun valuta asing
2. Wewenang yang berkaitan dengan tugas mengatur dan menjaga kelancaran sistem
pembayaran, yang meliputi:
1. Menetapkan penggunaan alat atau instrumen pembayaran
2. Melaksanakan dan memberikan persetujuan dan izin atas penyelenggaraan jasa
sistem pembayaran
3. Mewajibkan penyelenggara jasa sistem pembayaran untuk menyampaikan laporan
kegiatannya
3. Wewenang bank sentral yang berkaitan dengan tugas mengatur dan mengawasi bank,
yang meliputi:
1. Mengenakan sanksi terhadap bank sesuai dengan peraturan perundang-undangan
2. Menetapkan peraturan
3. Memberikan dan mencabut izin atas kelembagaan dan kegiatan usaha tertentu dari
bank
4. Mengawasi bank, baik secara individual maupun sebagai sistem perbankan
Sistem Pembayaran
A. PENGERTIAN SISTEM PEMBAYARAN
Sistem Pembayaran merupakan sistem yang berkaitan dengan pemindahan sejumlah nilai
uang dari satu pihak ke pihak lain. Media yang digunakan untuk pemindahan nilai uang
tersebut sangat beragam, mulai dari penggunaan alat pembayaran yang sederhana sampai
pada penggunaan sistem yang kompleks dan melibatkan berbagai lembaga berikut aturan
mainnya. Kewenangan mengatur dan menjaga kelancaran sistem pembayaran di Indonesia
dilaksanakan oleh Bank Indonesia yang dituangkan dalam Undang Undang Bank Indonesia.
B. PERAN BANK SENTRAL REPUBLIK INDONESIA DALAM SISTEM
PEMBAYARAN
1. Bank Indonesia memiliki tugas untuk menjaga stabilitas moneter antara lain melalui
instrumen suku bunga dalam operasi pasar terbuka.
2. Bank Indonesia memiliki peran vital dalam menciptakan kinerja lembaga keuangan
yang sehat, khususnya perbankan.
3. Bank Indonesia memiliki kewenangan untuk mengatur dan menjaga kelancaran sistem
pembayaran.
4. melalui fungsinya dalam riset dan pemantauan, Bank Indonesia dapat mengakses
informasi-informasi yang dinilai mengancam stabilitas keuangan.
5. Bank Indonesia memiliki fungsi sebagai jaring pengaman sistim keuangan melalui
fungsi bank sentral sebagai lender of the last resort (LoLR).
C. PENYELENGGARAAN SISTEM PEMBAYARAN NON TUNAI OLEH BANK
SENTRAL REPUBLIK INDONESIA
Alat Pembayaran Nontunai
Alat pembayaran nontunai sudah berkembang dan semakin lazim dipakai masyarakat.
Kenyataan ini memperlihatkan kepada kita bahwa jasa pembayaran nontunai yang dilakukan
bank maupun lembaga selain bank (LSB), baik dalam proses pengiriman dana, penyelenggara
kliring maupun sistem penyelesaian akhir (settlement) sudah tersedia dan dapat berlangsung
di Indonesia. Transaksi pembayaran nontunai dengan nilai besar diselenggarakan Bank
Indonesia melalui sistem BI-RTGS (Real Time Gross Settlement) dan Sistem Kliring.
Sebagai informasi, sistem BI-RTGS adalah muara seluruh penyelesaian transaksi keuangan di
Indonesia.
Bisa dibayangkan, hampir 95 persen transaksi keuangan nasional bernilai besar dan bersifat
mendesak (urgent) seperti transaksi di Pasar Uang AntarBank (PUAB), transaksi di bursa
saham, transaksi pemerintah, transaksi valuta asing (valas) serta settlement hasil kliring
dilakukan melalui sistem BI-RTGS. Pada tahun 2010, BI-RTGS melakukan transaksi
sedikitnya Rp174,3 triliun per hari. Sedangkan transaksi nontunai dengan alat pembayaran
menggunakan kartu (APMK) dan uang elektronik masing-masing nilai transaksinya hanya
Rp8,8 triliun per hari yang dilakukan bank atau LSB.
Melihat pentingnya peran BI-RTGS dalam sistem pembayaran nasional, sudah barang tentu
harus dijaga kontinuitas dan stabilitasnya. Bila sesaat saja sistem BI-RTGS ini ngadat atau
mengalami gangguan jelas akan sangat menganggu kelancaran dan stabilitas sistem keuangan
di dalam negeri. Hal itu belum memperhitungkan dampak material dan nonmaterial dari
macetnya sistem BI-RTGS tadi. Untuk itulah BI sangat peduli menjaga stabilitas BI-RTGS
yang dikategorikan sebagai Systemically Important Payment System (SIPS). SIPS adalah
sistem yang memproses transaksi pembayaran bernilai besar dan bersifat mendesak
(urgent).Adalah wajar saja apabila Bank Indonesia sangat peduli menjaga kestabilan SIPS
dengan mengelola risiko, desain, kehandalan teknologi, jaringan pendukung dan aturan main
dalam SIPS. Selain SIPS dikenal pula System Wide Important Payment System (SWIPS),
yaitu sistem yang digunakan oleh masyarakat luas. Sistem Kliring dan APMK termasuk
dalam kategori SWIPS ini. BI juga peduli dengan SWIPS karena sifat sistem yang digunakan
secara luas oleh masyarakat. Apabila terjadi gangguan maka kepentingan masyarakat untuk
melakukan pembayaran akan terganggu pula, termasuk kepercayaan terhadap sistem dan alat-
alat pembayaran yang diproses dalam sistem.
Perlu diketahui bahwa BI bukan semata peduli akan terciptanya efisiensi dalam sistem
pembayaran, tapi juga kesetaraan akses hingga ke urusan perlindungan konsumen. Yang
dimaksud terciptanya sistem pembayaran, itu artinya memberi kemudahan bagi pengguna
untuk memilih metode pembayaran yang dapat diakses ke seluruh wilayah dengan biaya
serendah mungkin. Sementara yang dimaksud dengan kesetaraan akses, BI akan
memperhatikan penerapan asas kesetaraan dalam penyelenggaraan sistem pembayaran.
Sedangkan aspek perlindungan konsumen dimaksudkan penyelenggara wajib mengadopsi
asas-asas perlindungan konsumen secara wajar dalam penyelenggaraan sistemnya
Alat Pembayaran Tunai (UANG)
A. Sejarah Uang
Uang dalam ilmu ekonomi tradisional di definisikan sebagai alat tukar yang dapat diterima
secara umum. Alat tukar itu dapat berupa benda apapun yang dapat diterima oleh setiap
orang di masyarakat dalam proses pertukaran barang dan jasa. Dalam ilmu ekonomi modern,
uang di definisikan sebagai sesuatu yang tersedia dan secara umum di terima sebagai alat
pembayaran yang sah bagi pembelian barang-barang dan jasa-jasa. Selain itu, uang juga
berfungsi sebagai alat untuk menghitung kekayaan.
Uang yang kita kenal sekarang ini telah mengalami proses perkembangan yang panjang.
Sebelum masyarakat mengenal uang, setiap orang berusaha memenuhi kebutuhannnya
dengan usaha sendiri. Manusia berburu jika ia lapar, membuat pakaian sendiri dari bahan-
bahan yang sederhana, mencari buah-buahan untuk konsumsi sendiri. Singkatnya, apa yang
diperolehnya itulah yang dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhannya.
cara kerja sistem barter
Namun, karena kebutuhan hidup yang semakin banyak, kemudian manusia mulai merasa
membutuhkan orang lain untuk membantunya memenuhi kebutuhan hidup. Akhirnya mulai
dikenal sistem barter yaitu menukar barang yang dimiliki kepada orang lain yang memiliki
barang yang diinginkan. Misalnya apabila kita memiliki ladang gandum dan persediaan
gandum yang dimiliki cukup banyak, sedangkan kita ingin makan buah-buah-buahan dan kita
tidak memiliki persediaan buah. Kita dapat menukarkan gandum yang kita miliki dan
menukarkannya kepada orang yang memiliki buah yang kita inginkan. Inilah cara kerja
sistem barter pada zaman dahulu. Namun dengan semakin berkembangnya perekonomian,
manusia semakin menyadari bahwa cara barter ini tidak praktis atau memiliki kelemahan,
yaitu:
a. Alat tukar sulit untuk dibawa-bawa
Apabila jumlah barang yang hendak dibelanjakan atau ditukarkan ukurannya besar dan
jumlahnya banyak, pemilik barang tentu akan kesulitan untuk membawa hartanya kesana
kemari.
b. Sulit dalam bertransaksi
Saat melakukan transaksi kedua belah pihak yang memiliki barang harus menginginkan
barang yang dimiliki satu sama lain. Contohnya apabila seorang pemilik meja ingin
menukarkan atau membelanjakan meja miliknya dengan sebuah topi, pemilik topi harus
menginginkan meja yang dimiliki oleh pembeli. Apabila pemilik topi tidak menginginkan
meja tersebut, maka transaksi barter tersebut dinyatakan batal.
c. Alat tukar sulit untuk dipecah
Contohnya, apabila seorang pemilik meja ingin membeli atau menukarkan mejanya dengan
beberapa jeruk, sedangkan jeruk yang dimiliki nilainya hanya sama dengan separuh meja.
Maka pemilik meja akan kesulitan dalam membeli jeruk tersebut.
d. Sulit menentukan standar nilai tukar
Apabila melakukan sistem barter, manusia akan kesulitan dalam menentukan standar nilai
suatu barang. Contohnya satu meja nilainya berapa buah jeruk, satu jeruk nilainya sama
dengan berapa kilogram gandum, dsb.
e. Sulit menyimpan kekayaan
Contohnya, seorang juragan jeruk akan kesulitan menyimpan kekayaannya karena jeruk
adalah barang yang mudah busuk dan tidak tahan lama. Sulit untuk menyimpan kekayaan
yang berbentuk buah-buahan yang mudah busuk.
Untuk mengatasinya kelemahan yang dimiliki oleh sistem barter, mulailah timbul pikiran-
pikiran untuk menggunakan benda-benda tertentu untuk digunakan sebagai alat tukar. Benda-
benda yang ditetapkan sebagai alat pertukaran itu adalah benda-benda yang diterima oleh
umum (generally accepted) benda-benda yang dipilih bernilai tinggi (sukar diperoleh atau
memiliki nilai magis dan mistik), atau benda-benda yang merupakan kebutuhan primer
sehari-hari. Misalnya garam yang oleh orang Romawi digunakan sebagai alat tukar maupun
sebagai alat pembayaran upah. Pengaruh orang Romawi tersebut masih terlihat sampai
sekarang. Orang Inggris menyebut upah sebagai salary yang berasal dari bahasa Latin
salarium yang berarti garam. Selain itu, barang-barang yang dianggap indah dan bernilai,
seperti kerang, pernah dijadikan sebagai alat tukar sebelum manusia menemukan uang logam.
Selanjutnya manusia menggunakan logam mulia seperti emas, perak, dan perunggu sebagai
alat tukar. Pada zaman itu emas dijadikan sebagai ukuran kekayaan seseorang sehingga
semua orang akhirnya berlomba-lomba untuk mendapatkan emas. Salah satu contohnya
adalah bangsa Eropa. Bangsa Eropa mencari kekayaan emas dengan cara menjajah. Indonesia
merupakan salah satu negara bekas jajahan bangsa Eropa. Bangsa Eropa datang ke Indonesia
dengan salah satu tujuannya adalah untuk mendapatkan Gold (kekayaan).
Saat uang logam masih digunakan sebagai uang resmi di dunia, ada beberapa pihak yang
melihat peluang dari kepemilikan mereka atas uang yang dimiliki. Berdasarkan hal tersebut,
banyak pandai emas yang menawarkan jasa penyimpanan emas. Orang yang ingin
menyimpan emas akan melakukan transaksi penyimpanan pada sebuah meja atau dalam
bahasa italia disebut Banco (asal kata dari Bank). Kemudian emas akan disimpan dalam
sebuah tempat dan orang yang menitipkan emas tersebut harus membayar uang sewa. Setelah
disimpan, orang yang menyimpan emas akan diberikan sebuah sertifikat/tanda bukti pada
sebuah kertas. Uang kertas yang kita kenal sampai saat ini bermula dari kertas yang
merupakan bukti-bukti kepemilikan emas dan perak sebagai alat atau perantara untuk
melakukan transaksi. Dengan kata lain, uang kertas yang beredar pada saat itu adalah uang
yang dijamin 100% dengan emas atau perak yang disimpan di pandai emas dan sewaktu-
waktu dapat ditukarkan penuh dengan jaminannya.
Pada perkembangan selanjutnya, masyarakat tidak lagi menggunakan emas (secara langsung)
sebagai alat pertukaran. Sebagai gantinya, manusia menjadikan kertas bukti tersebut atau
yang sekarang kita kenal dengan uang kertas menjadi alat tukar yang sah.
B. Pengertian uang
uang dapat diartikan sebagai segala benda yang diterima oleh masyarakat sebagai alat
perantara dalam melakukan tukar-menukar atau perdagangan. Salah satu definisi mengenai
uang diungkapkan oleh Rudiger Dornbusch, Stanley Fischer dan Richard Startz dalam
bukunya Macroeconomics (1998) bahwa uang adalah instrumen pembayaran atau media yang
digunakan dalam pertukaran. Batasan mengenai uang yang lebih kongkrit dijelaskan dalam
buku saku Bank Sentral Amerika (Federal Reserve) yang mendefinisikan uang sebagai segala
sesuatu yang dapat diterima secara umum sebagai media pertukaran, standar nilai atau sarana
untuk menabung atau penyimpan daya beli. Dengan demikian, uang didefinisikan sebagai
segala sesuatu (benda) yang diterima oleh masyarakat sebagai alat pembayaran sah dalam
melakukan tukar-menukar atau perdagangan.
Agar masyarakat menerima dan menyetujui penggunaan benda sebagai uang, maka harus
memenuhi dua persyaratan sebagai berikut:
a) Persyaratan psikologis, yaitu benda tersebut harus dapat memuaskan bermacam-macam
keinginan dari orang yang memilikinya, sehingga semua orang mau mengakui dan
menerimanya.
b) Persyaratan teknis, yaitu syarat yang melekat pada uang, di antaranya:
1) Tahan lama dan tidak mudah rusak
2) Mudah dibagi-bagi tanpa mengurangi nilai.
3) Mudah disimpan dan dibawa.
4) Nilainya relatif stabil.
5) Jumlahnya tidak berlebihan.
6) Terdiri atas berbagai nilai nominal.
7) Harganya tetap dalam jangka panjang
C. Fungsi Uang
fungsi uang sebagai perantara pertukaran barang dengan barang, menghindari sistem barter
yang banyak menemui kendala, sehingga diharapkan transaksi perdagangan menjadi lebih
mudah. Namun, secara lebih rinci dibedakan menjadi dua. Yaitu fungsi asli dan fungsi
turunan.
Fungsi asli dibagi menjadi tiga:
1. Uang berfungsi sebagai alat tukar atau medium of exchange yang dapat
mempermudah pertukaran
2. Uang juga berfungsi sebagai satuan hitung (unit of account) : Menunjukan nilai
barang/ jasa (alat penunjuk harga), dan sebagai satuan hitung yang mempermudah
pertukaran.
3. Selain itu, uang berfungsi sebagai alat penyimpan nilai (valuta).
Fungsi turunan dibagi menjadi:
1. Uang sebagai alat pembayaran yang sah.
2. Uang sebagai alat pembayaran utang.
3. Uang sebagai alat penimbun kekayaan.
4. Uang sebagai alat pemindah kekayaan.
5. Uang sebagai alat pendorong kegiatan ekonomi
B. Jenis Uang
Berdasarkan jenisnya, uang dibagi menjadi dua. Yaitu uang kartal dan uang giral.
 Uang kartal adalah alat bayar yang sah dan wajib digunakan oleh masyarakat dalam
melakukan transaksi jual beli sehari-hari (common money).
 Uang giral adalah uang yang dimiliki masyarakat dalam bentuk simpanan (deposito)
yang dapat ditarik sesuai kebutuhan, contoh cek.
C. Syarat Uang
Suatu benda dapat dijadikan sebagai uang jika memenuhi syarat-syarat berikut:
1. Benda itu harus diterima secara umum (acceptability)
2. Untuk memenuhi kriteria poin 1, benda tersebut harus bernilai tinggi atau setidaknya
dijamin oleh pemerintah
3. Terbuat dari bahan yang bisa tahan lama (durability)
4. Kualitasnya sama (uniformity)
5. Jumlahnya dapat memenuhi kebutuhan masyarakat akan uang tersebut
6. Tidak mudah dipalsukan (scarcity)
7. Mudah dibawa (portable)
8. Mudah dibagi tanpa mengurangi nilai (divisibility)
9. Memiliki cenderung stabil dari waktu ke waktu (stability of value).
D. Pengelolaan Uang Rupiah Oleh bank Sentral Republik Indonesia
Pengelolaan uang rupiah oleh Bank Indonesia. Dalam UU No. 1 Tahun 2004 tentang
Perbendaharaan Negara dan PP No. 39 Tahun 2007 tentang Pengelolaan Uang
Negara/Daerah ditegaskan bahwa pengelolaan uang oleh Bank Indonesia (BI) dilakukan
untuk memanfaatkan uang negara di Bank Indonesia secara optimal.
Ditegaskan juga dalam Peraturan Bank Indonesia (PBI) No. 14/7/PBI/2012 bahwa Bank
Indonesia merupakan satu-satunya lembaga yang melakukan pengelolaan uang rupiah,
meliputi tahap perencanaan, pencetakan, pengeluaran, pengedaran, pencabutan dan
penarikan, serta pemusnahan uang rupiah.
A. Tahap Perencanaan
Dalam tahap perencanaan dan penentuan jumlah uang rupiah yang akan dicetak, perlu
diperhatikan tingkat inflasi, pertumbuhan ekonomi, rencana macam dan pecahan uang rupiah,
serta perkiraan jumlah uang rupiah yang dimusnahkan.
Perencanaan tersebut dilakukan agar uang yang dikeluarkan memiliki kualitas baik sehingga
kepercayaan masyarakat tetap terjaga. Perencanaan yang dilakukan BI meliputi perencanaan
pengeluaran emisi baru dengan mempertimbangkan tingkat pemalsuan, nilai intrinsik uang,
serta masa edar uang. Selain itu, dilakukan pula perencanaan terhadap jumlah serta komposisi
pecahan uang yang akan dicetak selama satu tahun mendatang. Berdasarkan perencanaan
tersebut, kemudian dilakukan pengadaan uang baik untuk pengeluaran uang emisi baru
maupun pencetakan rutin terhadap uang emisi lama yang telah dikeluarkan.
i. TahapPencetakan
Pada tahap pencetakan rupiah, BI melakukannya di dalam negeri dengan menunjuk Badan
Usaha Milik Negara (BUMN) sebagai pelaksana pencetakan uang rupiah. BUMN yang
melaksanakan pencetakan uang rupiah tersebut adalah PERUM PERURI (Perusahaan Umum
Percetakan Uang Republik Indonesia).
Penunjukan BUMN sebagai pelaksana pencetakan uang rupiah dilakukan sesuai dengan
ketentuan BI mengenai pengadaan jasa pencetakan uang rupiah. Jika BUMN yang ditunjuk
menyatakan tidak sanggup melaksanakan pencetakan uang rupiah, maka BUMN tersebut
dapat menunjuk lembaga lain untuk bekerja sama dalam pelaksanaan pencetakan uang rupiah
dengan memenuhi persyaratan pencetakan uang rupiah yang disepakati sebelumnya dengan
BI. Penunjukan lembaga lain dilakukan oleh BUMN melalui proses yang terbuka, dapat
dipertanggungjawabkan, serta menguntungkan negara. Selain itu, harus terlebih dahulu
memperoleh persetujuan BI. Bila BUMN tak dapat memenuhi persyaratan pencetakan rupiah
yang disepakati sebelumnya, maka BI berwenang menetapkan kebijakan lain demi
memastikan ketersediaan rupiah.
Dalam tahap pencetakan uang, semua pihak yang terlibat wajib menjaga mutu, keamanan,
dan harga yang bersaing.
C. Tahap Pengeluaran dan Pengedaran.
Terkait dengan peran mengeluarkan dan mengedarkan uang, BI senantiasa berupaya untuk
dapat memenuhi kebutuhan uang kartal di masyarakat baik dalam nominal yang cukup, jenis
pecahan yang sesuai, tepat waktu, dan dalam kondisi layak edar (clean money policy). Untuk
mewujudkan kondisi layak edar tersebut, pengelolaan pengedaran uang yang dilakukan oleh
Bank Indonesia dilakukan mulai dari pengeluaran uang, pengedaran uang, pencabutan dan
penarikan uang, hingga pemusnahan uang.
Uang rupiah yang telah dikeluarkan BI selanjutnya diedarkan ke seluruh wilayah Indonesia
melalui Kantor Bank Indonesia. Kebutuhan uang rupiah di setiap wilayah tentunya berbeda,
didasarkan pada jumlah persediaan, keperluan pembayaran, penukaran dan penggantian uang
selama jangka waktu tertentu.
Kegiatan pengedaran uang juga dilakukan melalui pelayanan kas kepada bank umum maupun
masyarakat umum. Layanan kas kepada bank umum dilakukan melalui penerimaan setoran
dari nasabah dan pembayaran uang rupiah. Sedangkan kepada masyarakat, dilakukan melalui
penukaran secara langsung pada loket-loket penukaran di seluruh kantor BI atau melalui
kerjasama dengan perusahaan yang menyediakan jasa penukaran uang kecil.
D. Tahap Pencabutan dan Penarikan
Lebih lanjut, kegiatan pengelolaan uang rupiah yang dilakukan BI adalah pencabutan
terhadap suatu pecahan dengan tahun emisi tertentu yang tidak lagi berlaku sebagai alat
pembayaran sah. Pencabutan uang dari peredaran dimaksudkan untuk mencegah dan
meminimalisasi peredaran uang palsu serta menyederhanakan komposisi dan emisi pecahan.
Uang rupiah yang dicabut tersebut dapat ditarik dengan cara menukarkan ke Bank Indonesia
atau pihak lain yang telah ditunjuk oleh Bank Indonesia.
E. Tahap Pemusnahan
Untuk menjaga menjaga kualitas uang rupiah dalam kondisi yang layak edar di masyarakat,
BI melakukan kegiatan pemusnahan uang. Uang yang dimusnahkan tersebut adalah uang
yang sudah dicabut dan ditarik dari peredaran, uang hasil cetak kurang sempurna, dan uang
yang sudah tidak layak edar. Kegiatan pemusnahan uang diatur melalui prosedur dan
dilaksanakan oleh jasa pihak ketiga, dengan pengawasan dari BI.
E. Unsur Pengaman Uang Rupiah
Menurut Direktur Eksekutif Pengelolaan Uang BI Suhaedi, rupiah memiliki sistem pengaman
sampai tiga level. Dari ketiganya, tidak semua bisa diamati dengan 3D. Sebagian ada yang
perlu alat lampu ultraviolet, dan sebagian lagi menggunakan mesin khusus yang hanya
dimiliki Bank Sentral.
Apa sajakah ketiga level fitur tersebut? Berikut ini penjelasannya.
1. Unsur pengaman uang rupiah secara terbuka
Level pertama ini bisa dikenali ciri-ciri keasliannya tanpa memerlukan alat bantu.
Teknik 3D (dilihat, diraba, dan diterawang) contohnya. Setiap orang bisa
mengetahuinya.
2. Unsur pengaman uang rupiah semi tertutup (semi covered)
Level kedua ini adalah fitur pengaman yang bisa dideteksi dengan alat bantu
sederhana. Contohnya kaca pembesar dan lampu ultraviolet. Sifatnya sama seperti di
atas, semua orang boleh mengetahuinya.
3. Unsur pengaman uang secara tertutup
Level terakhir adalah pengaman yang hanya dapat dideteksi menggunakan alat khusus
(mesin sortasi yang dimiliki Bank Sentral/peralatan laboratorium forensik). Nah level
inilah yang sifatnya rahasia dan hanya diketahui oleh institusi penerbit uang. Dengan
begitu, keamanannya terjamin.
F. Pengelolaan Keuangan
Unsur-unsur pengaman uang rupiah yang bersifat terbuka dan semi tertutup tersebut dapat
dikenali dengan mudah kalau fisik uang rupiah masih dalam kondisi yang baik dan bersih.
Untuk itu, kepedulian masyarakat, termasuk anak sekolah untuk merawat fisik uang rupiah
agar tidak cepat rusak, lusuh dan kotor merupakan keharusan. Sesuai Undang-Undang Nomor
7 Tahun 2011 tentang Mata Uang (Undang Undang Mata Uang), setiap orang yang merusak,
memotong, menghancurkan dan atau mengubah uang rupiah dengan maksud merendahkan
kehormatan Rupiah sebagai simbol negara diancam dengan pidana penjara paling lama lima
tahun dan denda paling banyak Rp1.000.000.000,00 (satu miliar rupiah).
Alat Pembayaran Non-tunai
A. PENGERTIAN DAN JENIS- JENIS ALAT PEMBAYARAN NON-TUNAI
Di Indonesia, instrumen pembayaran nontunai disediakan terutama oleh sistem
perbankan. Instrumen yang disediakan terdiri dari instrumen yang berbasis warkat
(Kertas), seperti cek, bilyet giro, nota debet, dan nota kredit, atau alat pembayaran
menggunakan kartu (APMK), seperti kartu ATM, kartu debet, dan kartu kredit.
Sedangkan untuk sistem transfer tersedia sistem BI-RTGS dan sistem Kliring Nasional.
A. Alat Pembayaran berbasis warkat
Instrumen berbasis warkat telah diatur dalam hukum dan dikenal dalam praktek
perbankan di Indonesia seperti Alat Pembayaran Cek dan Bilyet Giro (BG), Nota Debet
dan Nota Kredit
.
1) Alat Pembayaran Cek dan Bilyet Giro (BG)
Cek adalah surat perintah tidak bersyarat untuk membayar sejumlah dana yang
tercantum dalam cek. Penarikan cek dapat dilakukan baik "atas nama" maupun "atas
unjuk" dan merupakan surat berharga yang dapat diperdagangkan (negotiable paper).
Bilyet Giro (BG) adalah surat perintah dari nasabah kepada bank penyimpan dana untuk
memindahbukukan sejumlah dana dari rekening yang bersangkutan kepada rekening
pemegang yang disebutkan namanya.
Cek dan Bilyet Giro (BG) merupakan alat pembayaran paling lama yang digunakan oleh
masyarakat Indonesia. Cek telah diatur dalam Kitab Undang-undang Hukum Dagang
(KUHD), sementara Bilyet Giro pertama kali diatur tahun 1972 dalam Surat Edaran
Bank Indonesia.
Penggunaan Cek dan BG untuk pembayaran umumnya dilakukan oleh pelaku usaha
dalam mendukung kelancaran transaksi bisnisnya. Namun demikian, tidak menutup
kemungkinan nasabah individu menggunakan Cek dan BG dalam melakukan
pembayaran.
Cek dan Bilyet Giro diberikan kepada nasabah yang memiliki simpanan di bank,
khususnya simpanan dalam bentuk rekening giro. Walaupun secara fisik Cek dan BG
terlihat sama, namun pada dasarnya terdapat beberapa perbedaan antara Cek dan BG,
seperti pencairan Cek dapat dilakukan secara tunai atau melalui pemindahbukuan
sementara BG hanya dapat dicairkan dengan pemindahbukuan. Selain itu Cek,
khususnya Cek atas unjuk dapat dipindahtangankan sementara Bilyet Giro tidak dapat
dipindahtangankan.
Apa manfaat Cek dan Bilyet Giro (BG)? Sebagai alat pembayaran Cek dan Bilyet Giro
(BG) dapat memberikan kemudahan dalam melakukan pembayaran atas suatu transaksi
ekonomi tertentu tanpa perlu membawa uang tunai dalam jumlah banyak. Selain itu
Khusus untuk bilyet giro, memberikan fleksibilitas kepada pemilik rekening khususnya
pengusaha dalam pengelolaan cash flow dengan memberikan tanggal mundur pada
Bilyet Giro.
Namun demikian meskipun banyak manfaat yang diperoleh, Cek dan Bilyet Giro juga
memiliki resiko antara lain, Risiko nama pemilik rekening masuk dalam Daftar hitam
Nasional karena menarik Cek dan Bilyet Giro kosong, atau Risiko menerima Cek dan
Bilyet Giro kosong bagi masayarakat yang menerima pembayaran dengan Cek dan
Bilyet Giro.
2) Nota Debet
Nota Debet. Dalam peraturan kliring, nota debet adalah warkat atau surat yang
digunakan untuk menagih nasabah bank lain atau bank lain melalui kliring untuk
dimasukkan ke rekening nasabah bank yang menyampaikan warkat tersebut.
Nota debet juga digunakan untuk keperluan transaksi antar kantor baik nota debet
dengan surat maupun nota debet dengan telegram. Nota debet dengan surat atau dengan
telegram disampaikan melalui Kantor Pos.
Jadi Nota Debet adalah warkat yang dipergunakan untuk menagih sejumlah dana pada
bank lain untuk dimasukkan ke rekening nasabah bank yang menyampaikan warkat
tersebut.
3) Nota Kredit
Nota Kredit. Dalam peraturan kliring, nota kredit adalah warkat atau surat yang
digunakan untuk mengirimkan atau memindahkan dana bukan tunai kepada nasabah
bank lain atau kepada bank lain melalui kliring. Nota kredit juga digunakan untuk
keperluan transaksi antar kantor baik nota kredit dengan surat maupun nota kredit
dengan telegram. Nota kredit dengan surat atau dengan telegram disampaikan melalui
Kantor Pos.
Nota Kredit adalah warkat yang digunakan untuk membayar sejumlah dana pada bank
lain atau nasabah yang menerima warkat tersebut.
B. Instrumen berbasis kartu
Kita telah mengenal berbagai jenis kartu pembayaran, antara lain yang bersifat kredit,
seperti kartu kredit, private-label cards (misalnya, kartu pasar swalayan) dan yang
bersifat debet, seperti Debet card dan ATM. Di samping itu, dalam
perkembangannya terdapat jenis kartu yang dananya telah tersimpan dalam chip
elektronik pada kartu tersebut (dikenal sebagai smart card atau chip card), seperti kartu
telepon prabayar.
1) Kartu Kredit
Kredit adalah kepercayaan, mendapat kredit berarti mendapat kepercayaan. dalam dunia
bisnis kredit adalah fasilitas yang disediakan oleh bank dimana seseorang atau badan
usaha meminjam uang untuk membeli produk dan membayarnya kembali dalam jangka
waktu yang ditentukan. Jika seseorang menggunakan jasa kredit, maka ia akan
dikenakan bunga tagihan.
Prinsip kartu kredit adalah ” buy now pay later”, artinya pada saat transaksi kewajiban
membayar pemegang kartu ditalangi terlebih dahulu oleh penerbit Kartu Kredit,
sedangkan pelunasannya dilakukan setelah jatuh tempo.
Banyak manfaat yang dapat kita peroleh dengan menggunakan Kartu Kredit antara lain
karena kemudahan dan kecepatan dalam melakukan transaksi transaksi berbelanja tanpa
perlu membawa uang tunai, selain itu kita akan memperoleh berbagai penawaran
menarik dari penerbit Kartu Kredit seperti point rewards, diskon di pedagang
(merchant), dan pembelian barang dengan bunga cicilan 0%.
Namun demikian penggunaan Kartu Kredit juga sangat beresiko seperti Risiko kartu
digunakan oleh pihak lain, karena kelalaian kita dalam penyimpanan kartu dan PIN.
Selain itu Risiko dikenakan biaya keterlambatan dan biaya bunga yang relatif tinggi jika
kita tidak mampu membayar kewajibannya pada saat jatuh tempo.
Bagaimana caranya melakukan pembayaran menggunakan kartu kredit? Hal-hal yang
perlu diperhatikan dalam menggunakan kartu kredit adalah:
a). Pada saat Anda menyerahkan ke kasir untuk dimasukkan ke dalam mesin
EDC, selanjutnya mesin EDC melakukan proses enkripsi terlebih dahulu sebelum
akhirnya secara online di-link dan di verifikasi dengan penerbit kartu kredit yang
dipakai.
b). Setelah proses verifikasi selesai, mesin EDC yang telah dilengkapi chip akan
mengeluarkan bukti transaksi yang akan ditandatangani oleh pemegang kartu yang
melakukan transaksi.
Perlu diketahui, jika kartu Anda masih digesek berarti kartu kredit Anda masih
menggunakan teknologi magnetic stripe belum menggunakan Chip. Segera minta
penggantian kartu Anda kepada penerbit kartu yang tertera pada kartu kredit Anda.
2) Kartu ATM dan Kartu Debet
Salah satu instrumen pembayaran berbasis kartu yang penting dalam sistem pembayaran
adalah kartu Debet dan Kartu ATM yang transaksinya dilakukan melalui mesin ATM.
Mesin ATM ini merupakan mesin yang dapat melayani kebutuhan nasabah secara
otomatis setiap saat (24 jam) selama tujuh hari dalam seminggu termasuk hari libur.
Lokasi ATM biasanya tersebar di tempat-tempai strategis.
Menurut leflet Bank Indonesia yang disebarkan sebagai bagian dari program edukasi
masyarakat dalam rangka lmplementasi arsitektur Perbankan Indonesia. Kartu
Debet dan kartu ATM adalah kartu khusus yang diberikan oleh bank kepada pemilik
rekening, yang dapat digunakan untuk bertransaksi secara elektronis atas rekening
tersebut. Pada saat kartu digunakan bertransaksi akan langsung mengurangi dana yang
tersedia pada rekening.
Apabila digunakan untuk bertransaksi dimesin ATM, maka kartu tersebut dikenal
sebagai Kartu ATM. Namun apabila digunakan untuk transaksi pembayaran
dan pembelanjaan non-tunai dengan menggunakan mesin EDC (Electronic Data
Capture), maka kartu tersebut dikenal sebagai Kartu Debet .
Setiap pemegang kartu diberikan nomor pribadi (PIN) yang bersifat rahasia untuk
keamanan dan otorisasi transaksi. Untuk Kartu Debet , selain otorisasi dengan PIN,
dimungkinkan pula otorisasi dengan tanda tangan seperti halnya Kartu Kredit. Batas
(limit) transaksi Kartu Debet dan Kartu ATM tergantung dari jenis kartu yang anda
miliki. Umumnya terdiri dari limit jumlah dan frekuensi transaksi, baik untuk
penarikan tunai, belanja, transfer.
Kartu Debet dan Kartu ATM berguna sebagai alat bantu untuk melakukan transaksi dan
memperoleh informasi perbankan secara elektronis. Jenis transaksi yang tersedia antara
lain: Penarikan tunai, Setoran tunai, Transfer dana, Pembayaran, Pembelanjaan. Adapun
Jenis informasi yang tersedia antara lain: lnformasi saldo dan lnformasi kurs. Namun
seiring dengan kemajuan teknologi, janis transaksi dan informasi yang tersedia akan
terus bertambah.
Lalu Apa keuntungan menggunakan ATM dan Kartu Debet? Paling tidak ada 4 (empat)
keuntungan yang dapat diperoleh, yaitu mudah, aman, fleksibel dan leluasa. Mudah
karena tidak perlu datang ke bank untuk melakukan transaksi atau memperoleh
informasi, Aman karena tidak perlu membawa uang tunal untuk melakukan transaksi
belanja di toko, Fleksibel karena transaksi penarikan tunai/pembelanjaan via ATM/EDC
dapat dilakukan dijaringan bank sendiri, jaringan lokal dan international dan Leluasa
karena dapat bertransaksi setiap saat meskipun hari libur.
Penggunaan Kartu ATM/Kartu Debet yang semakin meningkat, tentunya dikarenakan
manfaat dari penggunaannya yang telah banyak dirasakan masyarakat. Manfaat dari
penggunaan Kartu ATM/Kartu Debet adalah:
1) Memberikan kemudahan dan kecepatan bertransaksi via ATM untuk penarikan
tunai, transfer antar rekening dan/atau antarbank.
2) Selain itu khusus untuk Kartu Debet, memberikan kemudahan melakukan transaksi
berbelanja tanpa perlu membawa uang tunai.
Adakah resiko menggunakan Kartu ATM/ Debet? Walapun di satu sisi terdapat
beberapa manfaat dari Kartu ATM/Kartu Debet, tetapi di sisi lain terdapat risiko yang
perlu disikapi dengan kehati-hatian dari para penggunanya, seperti :
1) Risiko kartu digunakan oleh pihak lain, karena penggguna yang sah melakukan
kelalaian dalam penyimpanan kartu dan PIN.
2) Risiko fraud yang sengaja dilakukan oleh pihak-pihak yang tidak bertanggungjawab
dengan mencuri data nasabah pengguna yang tersimpan dalam kartu.
Penggunaan alat pembayaran nontunai yang berbasis bukan warkat di masyarakat
semakin meningkat. Hal itu disebabkan antara lain oleh semakin banyaknya inovasi
dalam menciptakan instrumen yang dilakukan oleh perbankan untuk memenuhi
kebutuhan konsumen.
3) Alat Pembayaran : Uang Elektronik
Inovasi pada alat pembayaran elektronis dengan menggunakan kartu seperti kartu kredit,
kartu ATM / kartu debet telah berkembang menjadi bentuk yang lebih praktis.
Perkembangan alat pembayaran itu sepertinya tidak berhenti disitu, apalagi belakangan
ini banyak beredar uang elektronik. Meskipun agak berbeda dengan alat pembayaran
dengan kartu, namun penggunaan alat pembayaran uang elektronik ini tetap yaitu
ditujukan untuk pembayaran.
Uang elektronik didefinisikan sebagai alat pembayaran dalam bentuk elektronik dimana
nilai uangnya disimpan dalam media elektronik tertentu. Penggunanya harus
menyetorkan uangnya terlebih dahulu kepada penerbit dan disimpan dalam media
elektronik sebelum menggunakannya untuk keperluan bertransaksi. Ketika digunakan,
nilai uang elektronik yang tersimpan dalam media elektronik akan berkurang sebesar
nilai transaksi dan setelahnya dapat mengisi kembali (top-up).
Media elektronik untuk menyimpan nilai uang elektronik dapat berupa chip atau server.
Penggunaan uang elektronik ini sebagai alat pembayaran yang inovatif dan praktis
diharapkan dapat membantu kelancaran pembayaran kegiatan ekonomi yang bersifat
massal, cepat dan mikro, sehingga perkembangannya dapat membantu kelancaran
transaksi di jalan tol, di bidang transportasi seperti kereta api maupun angkutan umum
lainnya atau transaksi di minimarket, food court, atau parkir.
Perkembangan uang elektronik diharapkan pula dapat digunakan sebagai alternatif alat
pembayaran non tunai yang dapat menjangkau masyarakat yang selama ini belum
mempunyai akses kepada sistem perbankan.
Apa manfaat uang elektronik? Banyak manfaat Uang Elektronik sebagai alat
pembayaran antara lain :
1. Memberikan kemudahan dan kecepatan dalam melakukan transaksi transaksi
pembayaran tanpa perlu membawa uang tunai.
2. Tidak lagi menerima uang kembalian dalam bentuk barang (seperti permen)
akibat padagang tidak mempunyai uang kembalian bernilai kecil (receh).
3. Sangat applicable untuk transaksi massal yang nilainya kecil namun frekuensinya
tinggi, seperti: transportasi, parkir, tol, fast food, dll.
Walapun di satu sisi terdapat beberapa manfaat dari Uang Elektronik, tetapi di sisi lain
terdapat risiko yang perlu disikapi dengan kehati-hatian dari para penggunanya, seperti :
1. Risiko uang elektronik hilang dan dapat digunakan oleh pihak lain karena pada
prinsipnya uang elektronik sama seperti uang tunai yang apabila hilang tidak dapat
diklaim kepada penerbit.
2. Risiko karena masih kurang pahamnya pengguna dalam menggunakan uang
elektronik, seperti pengguna tidak menyadari uang elektronik yang digunakan
ditempelkan 2 (dua) kali pada reader untuk suatu transaksi yang sama sehingga nilai
uang elektronik berkurang lebih besar dari nilai transaksi.
Berdasarkan jenis dan batas nilainya, Uang Elektronik dibagi menjadi :
1. Uang Elektronik registered, merupakan Uang Elektronik yang data identitas
pemegangnya tercatat/terdaftar pada penerbit Uang Elektronik. Dalam kaitan ini, penerbit
harus menerapkan prinsip mengenal nasabah dalam menerbitkan Uang Elektronik Registered.
Batas maksimum nilai Uang Elektronik yang tersimpan pada media chip atau server untuk
jenis registered adalah Rp5.000.000,00 (lima juta Rupiah).
2. Uang Elektronik unregistered, merupakan Uang Elektronik yang data identitas
pemegangnya tidak tercatat/terdaftar pada penerbit Uang Elektronik.
Batas maksimum nilai Uang Elektronik yang tersimpan pada media chip atau server untuk
jenis unregistered adalah Rp1.000.000,00 (satu juta Rupiah).
Lalu siapa saya pihak-pihak yang terlibat ? Pihak-Pihak dalam Penyelenggaraan Uang
Elektronik.
1. Pemegang kartu adalah pengguna yang sah dari Uang Elektronik.
2. Prinsipal adalah bank atau lembaga selain bank yang bertanggung jawab atas
pengelolaan sistem dan/atau jaringan antar anggotanya, baik yang berperan sebagai
penerbit dan/atau acquirer, dalam transaksi Uang Elektronik yang kerjasama dengan
anggotanya didasarkan atas suatu perjanjian tertulis.
3. Penerbit adalah bank atau lembaga selain bank yang menerbitkan Uang
Elektronik.
4. Acquirer adalah bank atau lembaga selain bank yang melakukan
kerjasama dengan pedagang (merchant), yang dapat memproses Uang
Elektronik yang diterbitkan oleh pihak lain.
5. Pedagang (merchant) adalah penjual barang dan/atau jasa yang menerima
pembayaran dari transaksi penggunaan Uang Elektronik.
6. Penyelenggara kliring adalah bank atau lembaga selain bank yang
melakukan perhitungan hak dan kewajiban keuangan masing-masing penerbit
dan/atau acquirer dalam rangka transaksi Uang Elektronik.
7. Penyelenggara penyelesaian akhir adalah bank atau lembaga selain bank
yang melakukan dan bertanggungjawab terhadap penyelesaian akhir atas hak
dan kewajiban keuangan masing-masing penerbit dan/atau acquirer dalam
rangka transaksi Uang Elektronik berdasarkan hasil perhitungan dari
penyelenggara kliring.
4) Sistem Transfer : BI – RTGS (Bank Indonesia Real Time Gross
Settlement)
Terkadang dalam kehidupan sehari-hari, kita dihadapkan pada kondisi yang
menuntut kita untuk melakukan pembayaran yang bersifat urgent dengan nilai
yang besar (High Value Payment System (HVPS) kepada pihak lain dalam
waktu cepat. Apabila Anda mengalami kondisi tersebut, gunakanlah Sistem
Bank Indonesia Real Time Gross Settlement (BI-RTGS) untuk melakukan
transaksi pembayaran tersebut.
Apa itu BI-RTGS? Sebagaimana Leaflet yang disebarkan Bank Indonesia,
maka BI-RTGS adalah suatu sistem transfer dana elektronik antar Peserta
dalam mata uang rupiah yang penyelesaiannya dilakukan secara seketika per
transaksi secara individual. Para peserta dalam Sistem BI-RTGS adalah
seluruh bank dan Non bank, baik Peserta Langsung maupun Peserta Tidak
Langsung. Peserta Langsung adalah peserta yang dapat melakukan transaksi
RTGS secara langsung dengan menggunakan RTGS Terminal milik Peserta.
Sedangkan Peserta Tidak Langsung dapat melakukan transaksi RTGS secara
tidak langsung, yang pelaksanaannya dilakukan oleh Bank Indonesia dengan
menggunakan RTGS Terminal milik Bank Indonesia.
Bagaimana mekanisme transfer dana melelui sistem BI-RTGS? Secara umum
mekanisme/proses transfer dana antar Peserta BI-RTGS sebagai berikut:
1. Nasabah pengirim memberi instruksi transfer kepada bank pengirim
untuk melakukan transfer sejumlah dana ke Nasabah penerima di bank
penerima.
2. Bank pengirim memproses transfer pada komputer RTGS Terminal (RT),
selanjutnya ditransmisikan ke RTGS Central Computer (RCC) yang merupakan pusat
komputer RTGS di Bank Indonesia.
3. Selanjutnya, jika pesan dari bank pengirim diterima RCC, maka RCC
memproses transfer dana dengan mekanisme sebagai berikut :
a. Mengecek kecukupan saldo giro bank pengirim di Bank Indonesia.
Jika saldo giro mencukupi untuk melakukan transfer, dilakukan
pembukuan simultan dengan mendebet rekening giro bank pengirim
dan mengkredit rekening giro bank penerima.
b. Jika saldo rekening giro bank pengirim tidak mencukupi, transfer
tersebut ditempatkan dalam antrian (queue) sistem BI-RTGS.
4. Informasi transfer yang telah diselesaikan (settled) ditransmisikan secara
otomatis oleh RCC ke RT bank pengirim dan RT bank penerima. Pada proses no. 3
dan no. 4, transaksi transfer RTGS pada LEVEL BANK telah selesai, rata-rata
penyelesaian kurang dari 1 menit.
5. Bank penerima meneruskan perintah transfer dana yang diterima dari
RCC, dengan cara mengkredit dana sesuai dengan yang dikirim oleh Nasabah
pengirim. Kecepatan proses ini bergantung kondisi dan standar bank penerima
(LEVEL NASABAH). RTGS diperlukan terutama bagi transfer dana yang penting
atau bernilai besar, yang umumnya dana tersebut akan sesegera mungkin digunakan.
Dari mekanisme di atas, tampak bahwa transfer dana RTGS dapat terhambat jika
transaksi dalam antrian.
Lalu apa manfaat melakukan pengiriman melalui Sistem BI-RTGS ? Paling tidak ada
2(dua) manfaat yang diperoleh melalui sistem ini yaitu (1)Pengiriman transfer dana
lebih aman, dengan jaminan keamanan sistem penyelenggaraan dan (2) Pengiriman
transfer dana lebih cepat dengan jaminan dapat diterima oleh nasabah penerima pada
hari yang sama.
5) Sistem Transfer : SKNBI (Sistem kliring Bank Indonesia)
Kliring adalah salah satu mekanisme penyelesaian utang piutang dalam bentuk warkat antar
bank dalam sistem pembayaran. kliring, yaitu pertukaran warkat atau data keuangan
elektronik (DKE) antar peserta kliring baik atas nama peserta maupun atas nama nasabah
peserta yang perhitungannya diselesaikan pada waktu tertentu.
Contoh mekanisme kliring, misalnya A nasabah bank X membayar kepada B nasabah bank Y
dengan cek sebesar Rp1.000.000,-. Transaksi tersebut dalam sistem pembayaran dapat
diselesaikan dengan 2 (dua) cara
1) B nasabah bank Y dapat menguangkan cek tersebut secara tunai ke bank X;
2) B nasabah bank Y dapat menyerahkan cek tersebut ke bank Y untuk dibukukan ke
rekeningnya. Dalam hal ini, bank Y akan membawa cek tersebut ke lembaga kliring (Bank
Indonesia) dan selanjutnya lembaga kliring akan mengurangi rekening bank X dan
menambah rekening bank Y yang ada di lembaga kliring tersebut, masing-masing sebesar
Rp1.000,-. Bank X mengurangi rekening A, sementara bank Y menambah rekening B
masing-masing Rp1.000.000,-.
SKNBI adalah sistem kliring Bank Indonesia yang meliputi kliring debet dan kliring kredit
yang penyelesaian akhirnya dilakukan secara nasional. Ada 2 (dua) cara Transaksi kliring
yang dapat dilakukan yaitu:
1) Transfer debet (menggunakan cek, bilyet giro atau warkat debet lainnya); dan
2) Transfer kredit (mengisi formulir isian yang disediakan oleh bank) yang kemudian
akan dikirim oleh bank melalui data keuangan elektronik yang disediakan dalam SKNBI.
Batasan nilai nominal untuk warkat debet tidak dibatasi kecuali untuk warkat debet yang
berupa nota debet, yaitu setinggi-tingginya Rp10.000.000,00 (sepuluh juta rupiah) per nota
debet. Pembatasan nilai nominal pada nota debet tidak berlaku apabila nota debet diterbitkan
oleh Bank Indonesia dan ditujukan kepada bank atau nasabah bank. Khusus untuk transfer
kredit, nilai transaksi yang dapat diproses melalui kliring dibatasi di bawah
Rp100.000.000,00 sedangkan untuk nilai transaksi Rp100.000.000,00 ke atas harus dilakukan
melalui Sistem Bank Indonesia Real Time Gross Settlement (Sistem BI-RTGS).
Lalu siapa yang dapat menyelenggarakan SKNBI ?. Penyelenggara Kliring Nasional (PKN),
yaitu Unit Kerja di Kantor Pusat Bank Indonesia yang bertugas mengelola dan
menyelenggarakan SKNBI secara nasional; dan Penyelenggara Kliring Lokal (PKL), yaitu
unit kerja di Bank Indonesia dan Bank yang memperoleh persetujuan Bank Indonesia untuk
mengelola dan menyelenggarakan SKNBI di suatu wilayah kliring tertentu.
Pada SKNBI setiap Bank dapat menjadi peserta dalam penyelenggaraan SKNBI di suatu
wilayah kliring, kecuali BPR (Bank Perkreditan Rakyat), Kantor Bank yang akan menjadi
peserta wajib menyediakan perangkat kliring, antara lain meliputi perangkat Terminal Pusat
Kliring dan jaringan komunikasi data baik main maupun backup untuk menjamin kelancaran
kepada nasabah dalam bertransaksi.
Manfaat yang dapat diperoleh bagi peserta kliring dengan diterapkannya SKNBI adalah
mendapatkan pelayanan yang cepat, rasa aman dalam bertransaksi dan biaya relatif murah,
dan peserta akan mendapat alternatif pelayanan jasa transfer dana yang kompetitif.
BAB III
PENUTUP
Demikianlah makalah yang kami buat semoga bermanfaat bagi orang yang membacanya dan
menambah wawasan bagi orang yang membaca makalah ini. Dan penulis mohon maaf
apabila ada kesalahan dalam penulisan kata dan kalimat yang tidak jelas, mengerti, dan lugas
mohon jangan dimasukan ke dalam hati.
Dan kami juga sangat mengharapkan yang membaca makalah ini akan bertambah
motivasinya dan mengapai cita-cita yang di inginkan, karena saya membuat makalah ini
mempunyai arti penting yang sangat mendalam.
Sekian penutup dari kami semoga berkenan di hati dan kami ucapkan terima kasih yang
sebesar-besarnya.

More Related Content

What's hot

M odul ekonomi sma uang dan lembaga keuangan
M odul ekonomi sma uang dan lembaga keuanganM odul ekonomi sma uang dan lembaga keuangan
M odul ekonomi sma uang dan lembaga keuangansman 2 mataram
 
Buku Modul
Buku ModulBuku Modul
Buku ModulLiasiti
 
Uang dan lembaga keuangan
Uang dan lembaga keuanganUang dan lembaga keuangan
Uang dan lembaga keuanganRani Fidiasih
 
Tugas 1 makalah manajemen keuangan
Tugas 1 makalah manajemen keuanganTugas 1 makalah manajemen keuangan
Tugas 1 makalah manajemen keuanganIis MutiaraSuci
 
Uang dan lembaga keuangan
Uang dan lembaga keuanganUang dan lembaga keuangan
Uang dan lembaga keuanganEva Andini
 
Tugas Eko12,Yulistiana Nurdinati Amanah,Ranti Pusriana S.pd,Sistem Dan Alat P...
Tugas Eko12,Yulistiana Nurdinati Amanah,Ranti Pusriana S.pd,Sistem Dan Alat P...Tugas Eko12,Yulistiana Nurdinati Amanah,Ranti Pusriana S.pd,Sistem Dan Alat P...
Tugas Eko12,Yulistiana Nurdinati Amanah,Ranti Pusriana S.pd,Sistem Dan Alat P...Yulis6161
 

What's hot (10)

M odul ekonomi sma uang dan lembaga keuangan
M odul ekonomi sma uang dan lembaga keuanganM odul ekonomi sma uang dan lembaga keuangan
M odul ekonomi sma uang dan lembaga keuangan
 
Buku Modul
Buku ModulBuku Modul
Buku Modul
 
Uang dan lembaga keuangan
Uang dan lembaga keuanganUang dan lembaga keuangan
Uang dan lembaga keuangan
 
Tugas 1 makalah manajemen keuangan
Tugas 1 makalah manajemen keuanganTugas 1 makalah manajemen keuangan
Tugas 1 makalah manajemen keuangan
 
Ppt uang dan bank
Ppt uang dan bankPpt uang dan bank
Ppt uang dan bank
 
Ekonomi kelas x sma
Ekonomi kelas x smaEkonomi kelas x sma
Ekonomi kelas x sma
 
Uang dan lembaga keuangan
Uang dan lembaga keuanganUang dan lembaga keuangan
Uang dan lembaga keuangan
 
Uang (Ekonomi Moneter - BAB 1)
Uang (Ekonomi Moneter - BAB 1)Uang (Ekonomi Moneter - BAB 1)
Uang (Ekonomi Moneter - BAB 1)
 
Modul ekonomi moneter
Modul ekonomi moneterModul ekonomi moneter
Modul ekonomi moneter
 
Tugas Eko12,Yulistiana Nurdinati Amanah,Ranti Pusriana S.pd,Sistem Dan Alat P...
Tugas Eko12,Yulistiana Nurdinati Amanah,Ranti Pusriana S.pd,Sistem Dan Alat P...Tugas Eko12,Yulistiana Nurdinati Amanah,Ranti Pusriana S.pd,Sistem Dan Alat P...
Tugas Eko12,Yulistiana Nurdinati Amanah,Ranti Pusriana S.pd,Sistem Dan Alat P...
 

Similar to TUGAS EKO 12, AMAR ABDILLAH PASYA, RANTI PUSRIANA, BANK SENTRAL INDONESIA, SMAN12, 2017

Perbankan x 1
Perbankan x 1Perbankan x 1
Perbankan x 1SWSW12345
 
Perbankan x 1
Perbankan x 1Perbankan x 1
Perbankan x 1SWSW12345
 
UANG_DAN_RUANG_LINGKUP_LEMBAGA_KEUANGAN.pptx
UANG_DAN_RUANG_LINGKUP_LEMBAGA_KEUANGAN.pptxUANG_DAN_RUANG_LINGKUP_LEMBAGA_KEUANGAN.pptx
UANG_DAN_RUANG_LINGKUP_LEMBAGA_KEUANGAN.pptxWukirAsh
 
UANG_DAN_RUANG_LINGKUP_LEMBAGA_KEUANGAN.pptx
UANG_DAN_RUANG_LINGKUP_LEMBAGA_KEUANGAN.pptxUANG_DAN_RUANG_LINGKUP_LEMBAGA_KEUANGAN.pptx
UANG_DAN_RUANG_LINGKUP_LEMBAGA_KEUANGAN.pptxhardiyantisultan2
 
Modul 17 ekonomi uang dan bank
Modul 17 ekonomi uang dan bankModul 17 ekonomi uang dan bank
Modul 17 ekonomi uang dan bankandi muzakkir
 
M odul ekonomi sma uang dan lembaga keuangan
M odul ekonomi sma uang dan lembaga keuanganM odul ekonomi sma uang dan lembaga keuangan
M odul ekonomi sma uang dan lembaga keuangansman 2 mataram
 
4. Uang dan Bank.pptx
4. Uang dan Bank.pptx4. Uang dan Bank.pptx
4. Uang dan Bank.pptxWinaPaul
 
BAB 1 Ruang Lingkup Uang, peranan dan fungsi uang, .pptx
BAB 1 Ruang Lingkup Uang, peranan dan fungsi uang,  .pptxBAB 1 Ruang Lingkup Uang, peranan dan fungsi uang,  .pptx
BAB 1 Ruang Lingkup Uang, peranan dan fungsi uang, .pptxdokumentasiutnd
 
Konsep uang dalam perspektif ekonomi islam
Konsep uang dalam perspektif ekonomi islamKonsep uang dalam perspektif ekonomi islam
Konsep uang dalam perspektif ekonomi islamMiftah Iqtishoduna
 
EMon 1 - Ruang Lingkup dan Uang.pptx
EMon 1 -  Ruang Lingkup dan Uang.pptxEMon 1 -  Ruang Lingkup dan Uang.pptx
EMon 1 - Ruang Lingkup dan Uang.pptxRahmadKhadafi2
 
LEMBAGA KEUANGAN PERBANKAN DAN BUKAN PERBANKAN
LEMBAGA KEUANGAN PERBANKAN DAN BUKAN PERBANKANLEMBAGA KEUANGAN PERBANKAN DAN BUKAN PERBANKAN
LEMBAGA KEUANGAN PERBANKAN DAN BUKAN PERBANKANUmi Pujiati
 
Uts ekonomi moneter ( uang )
Uts ekonomi moneter ( uang )Uts ekonomi moneter ( uang )
Uts ekonomi moneter ( uang )Khaerul Kurniawan
 
Makalahjumlahuangberedarminggu 1-141022021445-conversion-gate02
Makalahjumlahuangberedarminggu 1-141022021445-conversion-gate02Makalahjumlahuangberedarminggu 1-141022021445-conversion-gate02
Makalahjumlahuangberedarminggu 1-141022021445-conversion-gate02Jechlien Meliinda
 
Nur fadhilah novianti
Nur fadhilah noviantiNur fadhilah novianti
Nur fadhilah noviantiNur Novianti
 

Similar to TUGAS EKO 12, AMAR ABDILLAH PASYA, RANTI PUSRIANA, BANK SENTRAL INDONESIA, SMAN12, 2017 (20)

Perbankan x 1
Perbankan x 1Perbankan x 1
Perbankan x 1
 
Perbankan x 1
Perbankan x 1Perbankan x 1
Perbankan x 1
 
duit.pptx
duit.pptxduit.pptx
duit.pptx
 
UANG_DAN_RUANG_LINGKUP_LEMBAGA_KEUANGAN.pptx
UANG_DAN_RUANG_LINGKUP_LEMBAGA_KEUANGAN.pptxUANG_DAN_RUANG_LINGKUP_LEMBAGA_KEUANGAN.pptx
UANG_DAN_RUANG_LINGKUP_LEMBAGA_KEUANGAN.pptx
 
UANG_DAN_RUANG_LINGKUP_LEMBAGA_KEUANGAN.pptx
UANG_DAN_RUANG_LINGKUP_LEMBAGA_KEUANGAN.pptxUANG_DAN_RUANG_LINGKUP_LEMBAGA_KEUANGAN.pptx
UANG_DAN_RUANG_LINGKUP_LEMBAGA_KEUANGAN.pptx
 
Modul 17 ekonomi uang dan bank
Modul 17 ekonomi uang dan bankModul 17 ekonomi uang dan bank
Modul 17 ekonomi uang dan bank
 
Uang dan Bank
Uang dan BankUang dan Bank
Uang dan Bank
 
M odul ekonomi sma uang dan lembaga keuangan
M odul ekonomi sma uang dan lembaga keuanganM odul ekonomi sma uang dan lembaga keuangan
M odul ekonomi sma uang dan lembaga keuangan
 
Modul 4 KB 1
Modul 4 KB 1Modul 4 KB 1
Modul 4 KB 1
 
4. Uang dan Bank.pptx
4. Uang dan Bank.pptx4. Uang dan Bank.pptx
4. Uang dan Bank.pptx
 
BAB 1 Ruang Lingkup Uang, peranan dan fungsi uang, .pptx
BAB 1 Ruang Lingkup Uang, peranan dan fungsi uang,  .pptxBAB 1 Ruang Lingkup Uang, peranan dan fungsi uang,  .pptx
BAB 1 Ruang Lingkup Uang, peranan dan fungsi uang, .pptx
 
Konsep uang dalam perspektif ekonomi islam
Konsep uang dalam perspektif ekonomi islamKonsep uang dalam perspektif ekonomi islam
Konsep uang dalam perspektif ekonomi islam
 
EMon 1 - Ruang Lingkup dan Uang.pptx
EMon 1 -  Ruang Lingkup dan Uang.pptxEMon 1 -  Ruang Lingkup dan Uang.pptx
EMon 1 - Ruang Lingkup dan Uang.pptx
 
Pasar Uang dan Pasar Modal
Pasar Uang dan Pasar ModalPasar Uang dan Pasar Modal
Pasar Uang dan Pasar Modal
 
LEMBAGA KEUANGAN PERBANKAN DAN BUKAN PERBANKAN
LEMBAGA KEUANGAN PERBANKAN DAN BUKAN PERBANKANLEMBAGA KEUANGAN PERBANKAN DAN BUKAN PERBANKAN
LEMBAGA KEUANGAN PERBANKAN DAN BUKAN PERBANKAN
 
Uts ekonomi moneter ( uang )
Uts ekonomi moneter ( uang )Uts ekonomi moneter ( uang )
Uts ekonomi moneter ( uang )
 
Makalahjumlahuangberedarminggu 1-141022021445-conversion-gate02
Makalahjumlahuangberedarminggu 1-141022021445-conversion-gate02Makalahjumlahuangberedarminggu 1-141022021445-conversion-gate02
Makalahjumlahuangberedarminggu 1-141022021445-conversion-gate02
 
Hukum Perbankan.pdf
Hukum Perbankan.pdfHukum Perbankan.pdf
Hukum Perbankan.pdf
 
Nur fadhilah novianti
Nur fadhilah noviantiNur fadhilah novianti
Nur fadhilah novianti
 
Hukum Perbankan.docx
Hukum Perbankan.docxHukum Perbankan.docx
Hukum Perbankan.docx
 

Recently uploaded

Materi Kuliah Kebijakan Ekonomi Makro_.pptx
Materi Kuliah Kebijakan Ekonomi Makro_.pptxMateri Kuliah Kebijakan Ekonomi Makro_.pptx
Materi Kuliah Kebijakan Ekonomi Makro_.pptxtajapeda
 
BAB PERTEMUAN 6 AKUNTANSI BIAYA TENAGA KERJA
BAB PERTEMUAN 6 AKUNTANSI BIAYA TENAGA KERJABAB PERTEMUAN 6 AKUNTANSI BIAYA TENAGA KERJA
BAB PERTEMUAN 6 AKUNTANSI BIAYA TENAGA KERJANoorAmelia4
 
KELOMPOK 3_MODUL 5_MANAJEMEN PERSEDIAAN[1].pptx
KELOMPOK 3_MODUL 5_MANAJEMEN PERSEDIAAN[1].pptxKELOMPOK 3_MODUL 5_MANAJEMEN PERSEDIAAN[1].pptx
KELOMPOK 3_MODUL 5_MANAJEMEN PERSEDIAAN[1].pptxUPPKBGUYANGAN
 
Financial Behavior Financial behavior mempelajari bagaimana manusia secara ac...
Financial Behavior Financial behavior mempelajari bagaimana manusia secara ac...Financial Behavior Financial behavior mempelajari bagaimana manusia secara ac...
Financial Behavior Financial behavior mempelajari bagaimana manusia secara ac...SofyanSyamsuddin
 
MATERI EKONOMI MANAJERIAL: TEORI DAN ESTIMASI BIAYA.pdf
MATERI EKONOMI MANAJERIAL: TEORI DAN ESTIMASI BIAYA.pdfMATERI EKONOMI MANAJERIAL: TEORI DAN ESTIMASI BIAYA.pdf
MATERI EKONOMI MANAJERIAL: TEORI DAN ESTIMASI BIAYA.pdfIndahPuspitaMaharani1
 
Sosialisasi Permendag 7 Tahun 2024 Rev 02052024.pptx
Sosialisasi Permendag 7 Tahun 2024 Rev 02052024.pptxSosialisasi Permendag 7 Tahun 2024 Rev 02052024.pptx
Sosialisasi Permendag 7 Tahun 2024 Rev 02052024.pptxgulieglue
 
Sosialisasi Pelaporan Proyeksi Target dan Realiasi Capaian Output TA 2024
Sosialisasi Pelaporan Proyeksi Target dan Realiasi Capaian Output TA 2024Sosialisasi Pelaporan Proyeksi Target dan Realiasi Capaian Output TA 2024
Sosialisasi Pelaporan Proyeksi Target dan Realiasi Capaian Output TA 202420NurKhusnaFahrani
 
PPT PENGANGGARAN MODAL MK MANAJEMEN KEUANGAN
PPT PENGANGGARAN MODAL MK MANAJEMEN KEUANGANPPT PENGANGGARAN MODAL MK MANAJEMEN KEUANGAN
PPT PENGANGGARAN MODAL MK MANAJEMEN KEUANGANDwiAyuSitiHartinah
 
MATERI PEMBELAJARAN REALISASI ANGGARAN.pptx
MATERI PEMBELAJARAN REALISASI ANGGARAN.pptxMATERI PEMBELAJARAN REALISASI ANGGARAN.pptx
MATERI PEMBELAJARAN REALISASI ANGGARAN.pptxDenzbaguseNugroho
 

Recently uploaded (14)

Jual Obat Aborsi Serang wa 082223109953 Klinik Jual Obat Penggugur Kandungan ...
Jual Obat Aborsi Serang wa 082223109953 Klinik Jual Obat Penggugur Kandungan ...Jual Obat Aborsi Serang wa 082223109953 Klinik Jual Obat Penggugur Kandungan ...
Jual Obat Aborsi Serang wa 082223109953 Klinik Jual Obat Penggugur Kandungan ...
 
Materi Kuliah Kebijakan Ekonomi Makro_.pptx
Materi Kuliah Kebijakan Ekonomi Makro_.pptxMateri Kuliah Kebijakan Ekonomi Makro_.pptx
Materi Kuliah Kebijakan Ekonomi Makro_.pptx
 
BAB PERTEMUAN 6 AKUNTANSI BIAYA TENAGA KERJA
BAB PERTEMUAN 6 AKUNTANSI BIAYA TENAGA KERJABAB PERTEMUAN 6 AKUNTANSI BIAYA TENAGA KERJA
BAB PERTEMUAN 6 AKUNTANSI BIAYA TENAGA KERJA
 
KELOMPOK 3_MODUL 5_MANAJEMEN PERSEDIAAN[1].pptx
KELOMPOK 3_MODUL 5_MANAJEMEN PERSEDIAAN[1].pptxKELOMPOK 3_MODUL 5_MANAJEMEN PERSEDIAAN[1].pptx
KELOMPOK 3_MODUL 5_MANAJEMEN PERSEDIAAN[1].pptx
 
Financial Behavior Financial behavior mempelajari bagaimana manusia secara ac...
Financial Behavior Financial behavior mempelajari bagaimana manusia secara ac...Financial Behavior Financial behavior mempelajari bagaimana manusia secara ac...
Financial Behavior Financial behavior mempelajari bagaimana manusia secara ac...
 
MATERI EKONOMI MANAJERIAL: TEORI DAN ESTIMASI BIAYA.pdf
MATERI EKONOMI MANAJERIAL: TEORI DAN ESTIMASI BIAYA.pdfMATERI EKONOMI MANAJERIAL: TEORI DAN ESTIMASI BIAYA.pdf
MATERI EKONOMI MANAJERIAL: TEORI DAN ESTIMASI BIAYA.pdf
 
Klinik Obat Aborsi Di Palembang Wa 0822/2310/9953 Klinik Aborsi Di Palembang
Klinik Obat Aborsi Di Palembang Wa 0822/2310/9953  Klinik Aborsi Di PalembangKlinik Obat Aborsi Di Palembang Wa 0822/2310/9953  Klinik Aborsi Di Palembang
Klinik Obat Aborsi Di Palembang Wa 0822/2310/9953 Klinik Aborsi Di Palembang
 
Obat Aborsi Surabaya WA 082223109953 Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Di Surabaya
Obat Aborsi Surabaya WA 082223109953 Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Di SurabayaObat Aborsi Surabaya WA 082223109953 Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Di Surabaya
Obat Aborsi Surabaya WA 082223109953 Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Di Surabaya
 
Sosialisasi Permendag 7 Tahun 2024 Rev 02052024.pptx
Sosialisasi Permendag 7 Tahun 2024 Rev 02052024.pptxSosialisasi Permendag 7 Tahun 2024 Rev 02052024.pptx
Sosialisasi Permendag 7 Tahun 2024 Rev 02052024.pptx
 
Jual Obat Aborsi Denpasar Bali ( Asli Ampuh No.1 ) 082223109953 Tempat Klinik...
Jual Obat Aborsi Denpasar Bali ( Asli Ampuh No.1 ) 082223109953 Tempat Klinik...Jual Obat Aborsi Denpasar Bali ( Asli Ampuh No.1 ) 082223109953 Tempat Klinik...
Jual Obat Aborsi Denpasar Bali ( Asli Ampuh No.1 ) 082223109953 Tempat Klinik...
 
Sosialisasi Pelaporan Proyeksi Target dan Realiasi Capaian Output TA 2024
Sosialisasi Pelaporan Proyeksi Target dan Realiasi Capaian Output TA 2024Sosialisasi Pelaporan Proyeksi Target dan Realiasi Capaian Output TA 2024
Sosialisasi Pelaporan Proyeksi Target dan Realiasi Capaian Output TA 2024
 
Jual Obat Aborsi Yogyakarta 082223109953 Klinik Jual Obat Aborsi Cytotec asli...
Jual Obat Aborsi Yogyakarta 082223109953 Klinik Jual Obat Aborsi Cytotec asli...Jual Obat Aborsi Yogyakarta 082223109953 Klinik Jual Obat Aborsi Cytotec asli...
Jual Obat Aborsi Yogyakarta 082223109953 Klinik Jual Obat Aborsi Cytotec asli...
 
PPT PENGANGGARAN MODAL MK MANAJEMEN KEUANGAN
PPT PENGANGGARAN MODAL MK MANAJEMEN KEUANGANPPT PENGANGGARAN MODAL MK MANAJEMEN KEUANGAN
PPT PENGANGGARAN MODAL MK MANAJEMEN KEUANGAN
 
MATERI PEMBELAJARAN REALISASI ANGGARAN.pptx
MATERI PEMBELAJARAN REALISASI ANGGARAN.pptxMATERI PEMBELAJARAN REALISASI ANGGARAN.pptx
MATERI PEMBELAJARAN REALISASI ANGGARAN.pptx
 

TUGAS EKO 12, AMAR ABDILLAH PASYA, RANTI PUSRIANA, BANK SENTRAL INDONESIA, SMAN12, 2017

  • 1. BANK SENTRAL Disusun oleh Kelompok 2. SMA NEGERI 12 TANGERANG Tahun pelajaran 2017/2018  I Made AdithyaD  Amar Pasya  WaffaRizki  Rafi Juniarto  Enno Tegar  Lucky Satria Guru pembimbing:Ranti Pusriana
  • 2. KATA PENGANTAR Dengan menyebut nama Allah SWT tuhan yang maha esa yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang, Kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah bank sentral. Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam pembuatan makalah ini. Terlepas dari semua itu, Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah ilmiah ini. Akhir kata kami berharap semoga makalah ilmiah tentang limbah dan manfaatnya untuk masyarakan ini dapat memberikan manfaat maupun inpirasi terhadap pembaca. Tangerang, 17 November 2017 Penyusun
  • 3. DAFTAR ISI KATA PENGANTAR…………………………………………………………………. i BAB I PENDAHULUAN ......................................................................................iii A. Daftar Isi.......................................................................................................................ii B. Latar Belakang............................................................................................................ iii C. Rumusan Masalah.......................................................................................................... iii BAB II ISI..............................................................................................................1 A. Bank Sentral............................................................................................................. 1 a) Sejarah Bank Sentral................................................................................... 1 b) Tujuan atau Fungsi Bank Sentral............................................................... 3 c) Tugas Bank Sentral ................................................................................. 3 d) Wewenang Bank Indonesia........................................................................ 4 B. Sistem Pembayaran................................................................................................. 5 a) Pengertian Sistem Pembayaran.................................................................. 5 b) Peran Bank Sentral...................................................................................... 5 c) Penyelenggaraan sistem pembayaran nontunai oleh bank sentral Republik Indonesia...................................................................................................... 5 C. Alat Pembayaran Tunai......................................................................................... 7 a) Sejarah Uang.............................................................................................. 7 b) Pengertian Uang......................................................................................... 10 c) Fungsi Uang................................................................................................ 10 d) Jenis Uang................................................................................................... 11 e) Syarat Uang................................................................................................ 11 f) Pengelolaan uang oleh bank sentral.......................................................... 12 g) Unsur Pengaman Uang Rupiah.................................................................. 15 h) Pengelolaan Keuangan................................................................................ 15 D. Alat Pembayaran Non Tunai................................................................................... 16 a) Pengertian dan Jenis-Jenis Alat Pembayaran Non Tunai……………. 16 BAB III PENUTUP.............................................................................................. 28
  • 4. BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Dalam perekonomian modern setiap negara memiliki Bank Sentral atau setidak- tidaknya ada salah satu bank atau lembaga yang bertindak dan menjalankan fungsi bank sentral. Bank sentral memiliki fungsi yang sangat penting dalam pengaturan ekonomi dan moneter yang dalam kegiatannya dapat bertindak sebagai agen pemerintah. Bank Sentral bertugas untuk melaksanakan fungsi-fungsi Pemerintah dalam bidang Ekonomi dan Moneter, karena bank Sentral adalah juga bagian dari Pemerintah dan juga Lembaga keuangan Negara yang mempunyai wewenang untuk Mengeluarkan alat pembayaran yang sah, Merumuskan dan melaksanakan kebijakan moneter, Mengontrol kelancaran system pembayaran, dan Pengawasan Perbankan, serta Menjalankan fungsi sebagai “Lender of the Last Resort”. Bank Sentral di Indonesia yaitu Bank Indonesia (BI). Dimana bank sentral tidak samadengan Bank Umum yang bertujuan Menginvestasikan asetnya untuk memaksimalkan Profit. Tetapi bank sentral tidak mencari keuntungan dan Kegiatan bank dikelola oleh pemerintah. Selain bertugas untuk melaksanakan fungsi-fungsi Pemerintah dalam bidang Ekonomi dan Moneter, banyak lagi hal yang perlu diketahui tentang bank sentral terdapat dalam pembahasan makalah ini yaitu tentang fungsi bank sentral,neraca bank sentral,instrument kebijakan moneter. B. RUMUSAN MASALAH 1. Sejarah Bank Sentral ? 2. Pngertian Bank Sentral ? 3. Tujuan Bank Sentral ? 4. Tugas dan Wewenang Bank Sentral ?
  • 5. BAB II BANK SENTRAL Bank sentral di suatu negara, pada umumnya adalah sebuah instansi yang bertanggung jawab atas kebijakan moneter di wilayah negara tersebut. Bank Sentral berusaha untuk menjaga stabilitas nilai mata uang, stabilitas sektor perbankan, dan sistem finansial secara keseluruhan. Di Indonesia, fungsi bank sentral diselenggarakan oleh Bank Indonesia. Bank sentral adalah suatu institusi yang bertanggung jawab untuk menjaga stabilitas harga atau nilai suatu mata uang yang berlaku di negara tersebut, yang dalam hal ini dikenal dengan istilah inflasi atau naiknya harga-harga yang dalam arti lain turunnya suatu nilai uang. Bank Sentral menjaga agar tingkat inflasi terkendali dan selalu berada pada nilai yang serendah mungkin atau pada posisi yang optimal bagi perekonomian (low/zero inflation), dengan mengontrol keseimbangan jumlah uang dan barang. Apabila jumlah uang yang beredar terlalu banyak maka bank sentral dengan menggunakan instrumen dan otoritas yang dimilikinya. A. SEJARAH BANK SENTRAL Sejarah bank sentral tidak terlepas dari sejarah dikenalnya sistem uang sebagai alat tukar dalam perdagangan dan perekonomian secara umum, dan mulai ditemukannya metode perbankan untuk pertama kalinya dalam perekonomian dan perdagangan suatu negara. Di mana pada zaman dahulu alat tukar yang digunakan adalah memang berupa uang yang memang memiliki nilai intrinsik yang sama terhadap material yang terbuat dari uang tersebut. Biasanya berupa uang logam(emas, perak, perunggu, dll) yang memiliki nilai intrinsik yang sama terhadap nilai dari uang logam tersebut. Artinya jika uang logam emas seberat 1 gram bernilai 1000 misalnya, pada saat itu memang karena emas dengan kondisi 1 gr tersebut ketika diperdagangkan/dipertukarkan di mana-mana nilainya adalah 1000. Alat tukar dengan uang logam seperti ini sudah lebih maju dibandingkan dengan kondisi sebelumnya di mana perdagangan dilakukan dengan alat tukar yang belum bisa diterima oleh banyak kalangan atau bahkan sistem barter langsung terhadap barang yang diperdagangkan di mana ini menjadi cikal-bakal dimulainya perdagangan dalam sejarah peradaban manusia.
  • 6. Seiring dengan waktu dan terus berkembangnya perdagangan dan perekonomian, alat tukar berupa uang logam tersebut mulai menjadi keterbatasan karena memang ketersediaan sumber daya alam yang terbatas untuk mencetak jenis uang seperti itu, dan ini menghambat potensi untuk berkembang lebih besarnya lagi perekonomian suatu negara sementara jenis-jenis produk baru dan bentuk industri baru sangat potensial untuk muncul namun amat disayangkan jika aktivitas perdagangan dan perekonomian secara umum harus terhambat karena mengikuti kemampuan ketersediaan uang berupa logam yang sangat terbatas tersebut. Untuk itulah kemudian dikenal sistem uang kertas yang pertama kali ditemukan melalui sistem penjaminan yang dalam hal ini dilakukan oleh suatu badan penjamin sekaligus penyimpan yang disebut bank, di mana uang kertas yang dikeluarkan oleh bank tersebut dijamin memiliki nilai yang sama atau dijanjikan akan memiliki nilai beberapa kali lebih besar terhadap emas atau uang logam yang di simpan oleh nasabah/masyarakat pada waktu mendatang atau pada masa yang ditentukan. Pada praktik dan perkembangannya masing-masing, bank-bank yang pada saat itu membuat aturannya sendiri-sendiri dan jenis-jenis jaminan/uang kertasnya masing-masing yang sangat potensial merugikan masyarakat karena belum dikelola negara untuk memastikan tidak adanya penyimpangan atau aturan yang tidak adil. Di mana pada suatu ketika seorang nasabah berniat untuk mengambil kembali emas atau uang logam yang disimpan pada bank tersebut dengan cara menukar kembali uang kertas yang dia dapat dari bank tersebut ternyata harus kecewa karena uang logam yang dia terima lebih sedikit dari yang dijanjikan atau bahkan lebih kecil dari jumlah yang sama dari yang pernah ia simpan ke bank tersebut. Pada masa itulah mulai terjadi untuk pertama kalinya dalam sejarah model- model fraud dan rekayasa dalam sektor industri yang baru ini, yaitu sektor keuangan. Sejak itulah negara menyadari perlunya suatu bank sentral yang selanjutnya didirikan dengan tujuan untuk memastikan adanya satu jenis mata uang kertas yang sama dan berlaku di suatu negara tersebut agar memiliki nilai yang stabil dan dapat dipercaya karena dijamin oleh negara (dengan cara awalnya negara menjamin uang kertas tersebut dengan sejumlah emas deposit atau logam berharga lainnya yang dicadangkan setiap mencetak nominal uang tersebut, namun belakangan tidak lagi dan jaminannya hanya atas nama negara saja atau sejumlah kecil emas) dan dapat dipergunakan terus menerus oleh
  • 7. masyarakat dalam menjalankan aktivitas perekenomiannya di negara tersebut. Dan dengan kewenangannya bank sentral mengatur jumlah uang yang beredar tersebut agar dapat menggerakkan roda perekonomian dengan keseimbangan yang tepat antara peredaran jumlah uang dan barang, dan dapat terus saling mengembangkan, dengan cara tidak sampai menyebabkan kelebihan jumlah likuiditas/uang yang beredar dalam perekonomian negara tersebut yang dapat menyebabkan inflasi (naiknya harga-harga atau turunnya nilai uang), dan juga sebaliknya jangan sampai terjadi kekurangan likuiditas yang dapat menyebabkan perekonomian sulit bergerak apalagi untuk berkembang. B. TUJUAN ATAU FUNGSI BANK SENTRAL (INDONESIA) Seperti yang telah disebutkan di atas, tujuan atau fungsi bank sentral atau Bank Indonesia yang utama adalah untuk mencapai dan memelihara kestabilan nilai rupiah. Kestabilan nilai rupiah yang dimaksud terdiri dari dua aspek yaitu: 1. Kestabilan terhadap barang dan jasa, yang tercermin dalam kestabilan tingkat inflasi di Indonesia 2. Kestabilan terhadap mata uang negara lain, yang tercermin dalam nilai tukar mata uang asing (kurs) C. TUGAS BANK SENTRAL INDONESIA Untuk dapat mencapai tujuan yang diharapkan, tugas bank sentral memiliki tiga tugas utama sebagai berikut: 1. Menetapkan dan melaksanakan kebijakan moneter Tugas bank sentral ini dilakukan dalam rangka mengendalikan jumlah uang beredar, agar tercipta kestabilan nilai rupiah terhadap barang dan jasa. Selain itu, kebijakan ini juga dapat dilaksanakan untuk mendorong perekonomian nasional. Dalam pelaksanaannya, Bank Indonesia juga perlu berkoordinasi dengan Pemerintah agar kebijakan moneter yang dilaksanakan sejalan dengan kebijakan fiskal dan kebijakan ekonomi lainnya yang ditetapkan pemerintah, sehingga hasil yang diperoleh dari pelaksanaan kebijakan tersebut dapat dimaksimalkan. 2. Mengatur dan menjaga kelancaran sistem pembayaran
  • 8. Tugas bank sentral ini dilakukan dalam rangka terciptanya kesepakatan, aturan, standar dan prosedur yang digunakan untuk mengatur peredaran uang. Sistem pembayaran yang dimaksud dapat berupa sistem pembayaran tunai dan non tunai. 3. Mengatur dan mengawasi perbankan Seiring dengan terbentuknya Otoritas Jasa Keuangan (OJK), tugas pengawasan yang dilaksanakan oleh Bank Indonesia difokuskan kepada pengawasan makroprudensial, sementara pengawasan mikroprudensial diserahkan kepada OJK. Pelaksanaan pengawasan makroprudensial dimaksudkan untuk menjaga stabilitas sistem keuangan. Stabilitas sistem keuangan adalah suatu kondisi dimana seluruh lembaga keuangan, pasar keuangan dan sarana-sarana pendukungnya memiliki ketahanan dan mampu mengarasi ketidakseimbangan keuangan. Dengan demikian, secara umum, kebijakan makroprudensial dapat diartikan sebagai kebijakan untuk membatasi risiko dan biaya krisis sistemik dalam rangka memelihara kesimbangan sistem keuangan secara keseluruhan. D. WEWENANG BANK INDONESIA Dalam pelaksaan tugasnya, Bank Indonesia memilik wewenang tertentu yang telah ditetapkan oleh undang-undang, yaitu: 1. Wewenang bank sentral yang berkaitan dengan tugas menetapkan dan melaksanakan kebijakan moneter, yang meliputi: 1. Menetapkan tingkat diskonto, cadangan minimum bank umum, serta mengatur kredit atau pembiayaan 2. Menetapkan sasaran moneter dengan memperhatikan sasaran laju inflasi 3. Melakukan pengendalian moneter dengan tidak terbatas pada operasi pasar terbuka di pasar uang, baik dalam bentuk mata uang Rupiah maupun valuta asing 2. Wewenang yang berkaitan dengan tugas mengatur dan menjaga kelancaran sistem pembayaran, yang meliputi: 1. Menetapkan penggunaan alat atau instrumen pembayaran 2. Melaksanakan dan memberikan persetujuan dan izin atas penyelenggaraan jasa sistem pembayaran 3. Mewajibkan penyelenggara jasa sistem pembayaran untuk menyampaikan laporan kegiatannya
  • 9. 3. Wewenang bank sentral yang berkaitan dengan tugas mengatur dan mengawasi bank, yang meliputi: 1. Mengenakan sanksi terhadap bank sesuai dengan peraturan perundang-undangan 2. Menetapkan peraturan 3. Memberikan dan mencabut izin atas kelembagaan dan kegiatan usaha tertentu dari bank 4. Mengawasi bank, baik secara individual maupun sebagai sistem perbankan Sistem Pembayaran A. PENGERTIAN SISTEM PEMBAYARAN Sistem Pembayaran merupakan sistem yang berkaitan dengan pemindahan sejumlah nilai uang dari satu pihak ke pihak lain. Media yang digunakan untuk pemindahan nilai uang tersebut sangat beragam, mulai dari penggunaan alat pembayaran yang sederhana sampai pada penggunaan sistem yang kompleks dan melibatkan berbagai lembaga berikut aturan mainnya. Kewenangan mengatur dan menjaga kelancaran sistem pembayaran di Indonesia dilaksanakan oleh Bank Indonesia yang dituangkan dalam Undang Undang Bank Indonesia. B. PERAN BANK SENTRAL REPUBLIK INDONESIA DALAM SISTEM PEMBAYARAN 1. Bank Indonesia memiliki tugas untuk menjaga stabilitas moneter antara lain melalui instrumen suku bunga dalam operasi pasar terbuka. 2. Bank Indonesia memiliki peran vital dalam menciptakan kinerja lembaga keuangan yang sehat, khususnya perbankan. 3. Bank Indonesia memiliki kewenangan untuk mengatur dan menjaga kelancaran sistem pembayaran. 4. melalui fungsinya dalam riset dan pemantauan, Bank Indonesia dapat mengakses informasi-informasi yang dinilai mengancam stabilitas keuangan. 5. Bank Indonesia memiliki fungsi sebagai jaring pengaman sistim keuangan melalui fungsi bank sentral sebagai lender of the last resort (LoLR). C. PENYELENGGARAAN SISTEM PEMBAYARAN NON TUNAI OLEH BANK SENTRAL REPUBLIK INDONESIA Alat Pembayaran Nontunai
  • 10. Alat pembayaran nontunai sudah berkembang dan semakin lazim dipakai masyarakat. Kenyataan ini memperlihatkan kepada kita bahwa jasa pembayaran nontunai yang dilakukan bank maupun lembaga selain bank (LSB), baik dalam proses pengiriman dana, penyelenggara kliring maupun sistem penyelesaian akhir (settlement) sudah tersedia dan dapat berlangsung di Indonesia. Transaksi pembayaran nontunai dengan nilai besar diselenggarakan Bank Indonesia melalui sistem BI-RTGS (Real Time Gross Settlement) dan Sistem Kliring. Sebagai informasi, sistem BI-RTGS adalah muara seluruh penyelesaian transaksi keuangan di Indonesia. Bisa dibayangkan, hampir 95 persen transaksi keuangan nasional bernilai besar dan bersifat mendesak (urgent) seperti transaksi di Pasar Uang AntarBank (PUAB), transaksi di bursa saham, transaksi pemerintah, transaksi valuta asing (valas) serta settlement hasil kliring dilakukan melalui sistem BI-RTGS. Pada tahun 2010, BI-RTGS melakukan transaksi sedikitnya Rp174,3 triliun per hari. Sedangkan transaksi nontunai dengan alat pembayaran menggunakan kartu (APMK) dan uang elektronik masing-masing nilai transaksinya hanya Rp8,8 triliun per hari yang dilakukan bank atau LSB. Melihat pentingnya peran BI-RTGS dalam sistem pembayaran nasional, sudah barang tentu harus dijaga kontinuitas dan stabilitasnya. Bila sesaat saja sistem BI-RTGS ini ngadat atau mengalami gangguan jelas akan sangat menganggu kelancaran dan stabilitas sistem keuangan di dalam negeri. Hal itu belum memperhitungkan dampak material dan nonmaterial dari macetnya sistem BI-RTGS tadi. Untuk itulah BI sangat peduli menjaga stabilitas BI-RTGS yang dikategorikan sebagai Systemically Important Payment System (SIPS). SIPS adalah sistem yang memproses transaksi pembayaran bernilai besar dan bersifat mendesak (urgent).Adalah wajar saja apabila Bank Indonesia sangat peduli menjaga kestabilan SIPS dengan mengelola risiko, desain, kehandalan teknologi, jaringan pendukung dan aturan main dalam SIPS. Selain SIPS dikenal pula System Wide Important Payment System (SWIPS), yaitu sistem yang digunakan oleh masyarakat luas. Sistem Kliring dan APMK termasuk dalam kategori SWIPS ini. BI juga peduli dengan SWIPS karena sifat sistem yang digunakan secara luas oleh masyarakat. Apabila terjadi gangguan maka kepentingan masyarakat untuk melakukan pembayaran akan terganggu pula, termasuk kepercayaan terhadap sistem dan alat- alat pembayaran yang diproses dalam sistem. Perlu diketahui bahwa BI bukan semata peduli akan terciptanya efisiensi dalam sistem pembayaran, tapi juga kesetaraan akses hingga ke urusan perlindungan konsumen. Yang
  • 11. dimaksud terciptanya sistem pembayaran, itu artinya memberi kemudahan bagi pengguna untuk memilih metode pembayaran yang dapat diakses ke seluruh wilayah dengan biaya serendah mungkin. Sementara yang dimaksud dengan kesetaraan akses, BI akan memperhatikan penerapan asas kesetaraan dalam penyelenggaraan sistem pembayaran. Sedangkan aspek perlindungan konsumen dimaksudkan penyelenggara wajib mengadopsi asas-asas perlindungan konsumen secara wajar dalam penyelenggaraan sistemnya Alat Pembayaran Tunai (UANG) A. Sejarah Uang Uang dalam ilmu ekonomi tradisional di definisikan sebagai alat tukar yang dapat diterima secara umum. Alat tukar itu dapat berupa benda apapun yang dapat diterima oleh setiap orang di masyarakat dalam proses pertukaran barang dan jasa. Dalam ilmu ekonomi modern, uang di definisikan sebagai sesuatu yang tersedia dan secara umum di terima sebagai alat pembayaran yang sah bagi pembelian barang-barang dan jasa-jasa. Selain itu, uang juga berfungsi sebagai alat untuk menghitung kekayaan. Uang yang kita kenal sekarang ini telah mengalami proses perkembangan yang panjang. Sebelum masyarakat mengenal uang, setiap orang berusaha memenuhi kebutuhannnya dengan usaha sendiri. Manusia berburu jika ia lapar, membuat pakaian sendiri dari bahan- bahan yang sederhana, mencari buah-buahan untuk konsumsi sendiri. Singkatnya, apa yang diperolehnya itulah yang dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhannya. cara kerja sistem barter Namun, karena kebutuhan hidup yang semakin banyak, kemudian manusia mulai merasa membutuhkan orang lain untuk membantunya memenuhi kebutuhan hidup. Akhirnya mulai dikenal sistem barter yaitu menukar barang yang dimiliki kepada orang lain yang memiliki barang yang diinginkan. Misalnya apabila kita memiliki ladang gandum dan persediaan gandum yang dimiliki cukup banyak, sedangkan kita ingin makan buah-buah-buahan dan kita tidak memiliki persediaan buah. Kita dapat menukarkan gandum yang kita miliki dan menukarkannya kepada orang yang memiliki buah yang kita inginkan. Inilah cara kerja sistem barter pada zaman dahulu. Namun dengan semakin berkembangnya perekonomian, manusia semakin menyadari bahwa cara barter ini tidak praktis atau memiliki kelemahan, yaitu:
  • 12. a. Alat tukar sulit untuk dibawa-bawa Apabila jumlah barang yang hendak dibelanjakan atau ditukarkan ukurannya besar dan jumlahnya banyak, pemilik barang tentu akan kesulitan untuk membawa hartanya kesana kemari. b. Sulit dalam bertransaksi Saat melakukan transaksi kedua belah pihak yang memiliki barang harus menginginkan barang yang dimiliki satu sama lain. Contohnya apabila seorang pemilik meja ingin menukarkan atau membelanjakan meja miliknya dengan sebuah topi, pemilik topi harus menginginkan meja yang dimiliki oleh pembeli. Apabila pemilik topi tidak menginginkan meja tersebut, maka transaksi barter tersebut dinyatakan batal. c. Alat tukar sulit untuk dipecah Contohnya, apabila seorang pemilik meja ingin membeli atau menukarkan mejanya dengan beberapa jeruk, sedangkan jeruk yang dimiliki nilainya hanya sama dengan separuh meja. Maka pemilik meja akan kesulitan dalam membeli jeruk tersebut. d. Sulit menentukan standar nilai tukar Apabila melakukan sistem barter, manusia akan kesulitan dalam menentukan standar nilai suatu barang. Contohnya satu meja nilainya berapa buah jeruk, satu jeruk nilainya sama dengan berapa kilogram gandum, dsb. e. Sulit menyimpan kekayaan Contohnya, seorang juragan jeruk akan kesulitan menyimpan kekayaannya karena jeruk adalah barang yang mudah busuk dan tidak tahan lama. Sulit untuk menyimpan kekayaan yang berbentuk buah-buahan yang mudah busuk.
  • 13. Untuk mengatasinya kelemahan yang dimiliki oleh sistem barter, mulailah timbul pikiran- pikiran untuk menggunakan benda-benda tertentu untuk digunakan sebagai alat tukar. Benda- benda yang ditetapkan sebagai alat pertukaran itu adalah benda-benda yang diterima oleh umum (generally accepted) benda-benda yang dipilih bernilai tinggi (sukar diperoleh atau memiliki nilai magis dan mistik), atau benda-benda yang merupakan kebutuhan primer sehari-hari. Misalnya garam yang oleh orang Romawi digunakan sebagai alat tukar maupun sebagai alat pembayaran upah. Pengaruh orang Romawi tersebut masih terlihat sampai sekarang. Orang Inggris menyebut upah sebagai salary yang berasal dari bahasa Latin salarium yang berarti garam. Selain itu, barang-barang yang dianggap indah dan bernilai, seperti kerang, pernah dijadikan sebagai alat tukar sebelum manusia menemukan uang logam. Selanjutnya manusia menggunakan logam mulia seperti emas, perak, dan perunggu sebagai alat tukar. Pada zaman itu emas dijadikan sebagai ukuran kekayaan seseorang sehingga semua orang akhirnya berlomba-lomba untuk mendapatkan emas. Salah satu contohnya adalah bangsa Eropa. Bangsa Eropa mencari kekayaan emas dengan cara menjajah. Indonesia merupakan salah satu negara bekas jajahan bangsa Eropa. Bangsa Eropa datang ke Indonesia dengan salah satu tujuannya adalah untuk mendapatkan Gold (kekayaan). Saat uang logam masih digunakan sebagai uang resmi di dunia, ada beberapa pihak yang melihat peluang dari kepemilikan mereka atas uang yang dimiliki. Berdasarkan hal tersebut, banyak pandai emas yang menawarkan jasa penyimpanan emas. Orang yang ingin menyimpan emas akan melakukan transaksi penyimpanan pada sebuah meja atau dalam bahasa italia disebut Banco (asal kata dari Bank). Kemudian emas akan disimpan dalam sebuah tempat dan orang yang menitipkan emas tersebut harus membayar uang sewa. Setelah disimpan, orang yang menyimpan emas akan diberikan sebuah sertifikat/tanda bukti pada sebuah kertas. Uang kertas yang kita kenal sampai saat ini bermula dari kertas yang merupakan bukti-bukti kepemilikan emas dan perak sebagai alat atau perantara untuk melakukan transaksi. Dengan kata lain, uang kertas yang beredar pada saat itu adalah uang yang dijamin 100% dengan emas atau perak yang disimpan di pandai emas dan sewaktu- waktu dapat ditukarkan penuh dengan jaminannya.
  • 14. Pada perkembangan selanjutnya, masyarakat tidak lagi menggunakan emas (secara langsung) sebagai alat pertukaran. Sebagai gantinya, manusia menjadikan kertas bukti tersebut atau yang sekarang kita kenal dengan uang kertas menjadi alat tukar yang sah. B. Pengertian uang uang dapat diartikan sebagai segala benda yang diterima oleh masyarakat sebagai alat perantara dalam melakukan tukar-menukar atau perdagangan. Salah satu definisi mengenai uang diungkapkan oleh Rudiger Dornbusch, Stanley Fischer dan Richard Startz dalam bukunya Macroeconomics (1998) bahwa uang adalah instrumen pembayaran atau media yang digunakan dalam pertukaran. Batasan mengenai uang yang lebih kongkrit dijelaskan dalam buku saku Bank Sentral Amerika (Federal Reserve) yang mendefinisikan uang sebagai segala sesuatu yang dapat diterima secara umum sebagai media pertukaran, standar nilai atau sarana untuk menabung atau penyimpan daya beli. Dengan demikian, uang didefinisikan sebagai segala sesuatu (benda) yang diterima oleh masyarakat sebagai alat pembayaran sah dalam melakukan tukar-menukar atau perdagangan. Agar masyarakat menerima dan menyetujui penggunaan benda sebagai uang, maka harus memenuhi dua persyaratan sebagai berikut: a) Persyaratan psikologis, yaitu benda tersebut harus dapat memuaskan bermacam-macam keinginan dari orang yang memilikinya, sehingga semua orang mau mengakui dan menerimanya. b) Persyaratan teknis, yaitu syarat yang melekat pada uang, di antaranya: 1) Tahan lama dan tidak mudah rusak 2) Mudah dibagi-bagi tanpa mengurangi nilai. 3) Mudah disimpan dan dibawa. 4) Nilainya relatif stabil. 5) Jumlahnya tidak berlebihan. 6) Terdiri atas berbagai nilai nominal. 7) Harganya tetap dalam jangka panjang C. Fungsi Uang
  • 15. fungsi uang sebagai perantara pertukaran barang dengan barang, menghindari sistem barter yang banyak menemui kendala, sehingga diharapkan transaksi perdagangan menjadi lebih mudah. Namun, secara lebih rinci dibedakan menjadi dua. Yaitu fungsi asli dan fungsi turunan. Fungsi asli dibagi menjadi tiga: 1. Uang berfungsi sebagai alat tukar atau medium of exchange yang dapat mempermudah pertukaran 2. Uang juga berfungsi sebagai satuan hitung (unit of account) : Menunjukan nilai barang/ jasa (alat penunjuk harga), dan sebagai satuan hitung yang mempermudah pertukaran. 3. Selain itu, uang berfungsi sebagai alat penyimpan nilai (valuta). Fungsi turunan dibagi menjadi: 1. Uang sebagai alat pembayaran yang sah. 2. Uang sebagai alat pembayaran utang. 3. Uang sebagai alat penimbun kekayaan. 4. Uang sebagai alat pemindah kekayaan. 5. Uang sebagai alat pendorong kegiatan ekonomi B. Jenis Uang Berdasarkan jenisnya, uang dibagi menjadi dua. Yaitu uang kartal dan uang giral.  Uang kartal adalah alat bayar yang sah dan wajib digunakan oleh masyarakat dalam melakukan transaksi jual beli sehari-hari (common money).  Uang giral adalah uang yang dimiliki masyarakat dalam bentuk simpanan (deposito) yang dapat ditarik sesuai kebutuhan, contoh cek. C. Syarat Uang
  • 16. Suatu benda dapat dijadikan sebagai uang jika memenuhi syarat-syarat berikut: 1. Benda itu harus diterima secara umum (acceptability) 2. Untuk memenuhi kriteria poin 1, benda tersebut harus bernilai tinggi atau setidaknya dijamin oleh pemerintah 3. Terbuat dari bahan yang bisa tahan lama (durability) 4. Kualitasnya sama (uniformity) 5. Jumlahnya dapat memenuhi kebutuhan masyarakat akan uang tersebut 6. Tidak mudah dipalsukan (scarcity) 7. Mudah dibawa (portable) 8. Mudah dibagi tanpa mengurangi nilai (divisibility) 9. Memiliki cenderung stabil dari waktu ke waktu (stability of value). D. Pengelolaan Uang Rupiah Oleh bank Sentral Republik Indonesia Pengelolaan uang rupiah oleh Bank Indonesia. Dalam UU No. 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara dan PP No. 39 Tahun 2007 tentang Pengelolaan Uang Negara/Daerah ditegaskan bahwa pengelolaan uang oleh Bank Indonesia (BI) dilakukan untuk memanfaatkan uang negara di Bank Indonesia secara optimal. Ditegaskan juga dalam Peraturan Bank Indonesia (PBI) No. 14/7/PBI/2012 bahwa Bank Indonesia merupakan satu-satunya lembaga yang melakukan pengelolaan uang rupiah, meliputi tahap perencanaan, pencetakan, pengeluaran, pengedaran, pencabutan dan penarikan, serta pemusnahan uang rupiah. A. Tahap Perencanaan Dalam tahap perencanaan dan penentuan jumlah uang rupiah yang akan dicetak, perlu diperhatikan tingkat inflasi, pertumbuhan ekonomi, rencana macam dan pecahan uang rupiah, serta perkiraan jumlah uang rupiah yang dimusnahkan. Perencanaan tersebut dilakukan agar uang yang dikeluarkan memiliki kualitas baik sehingga kepercayaan masyarakat tetap terjaga. Perencanaan yang dilakukan BI meliputi perencanaan pengeluaran emisi baru dengan mempertimbangkan tingkat pemalsuan, nilai intrinsik uang, serta masa edar uang. Selain itu, dilakukan pula perencanaan terhadap jumlah serta komposisi
  • 17. pecahan uang yang akan dicetak selama satu tahun mendatang. Berdasarkan perencanaan tersebut, kemudian dilakukan pengadaan uang baik untuk pengeluaran uang emisi baru maupun pencetakan rutin terhadap uang emisi lama yang telah dikeluarkan. i. TahapPencetakan Pada tahap pencetakan rupiah, BI melakukannya di dalam negeri dengan menunjuk Badan Usaha Milik Negara (BUMN) sebagai pelaksana pencetakan uang rupiah. BUMN yang melaksanakan pencetakan uang rupiah tersebut adalah PERUM PERURI (Perusahaan Umum Percetakan Uang Republik Indonesia). Penunjukan BUMN sebagai pelaksana pencetakan uang rupiah dilakukan sesuai dengan ketentuan BI mengenai pengadaan jasa pencetakan uang rupiah. Jika BUMN yang ditunjuk menyatakan tidak sanggup melaksanakan pencetakan uang rupiah, maka BUMN tersebut dapat menunjuk lembaga lain untuk bekerja sama dalam pelaksanaan pencetakan uang rupiah dengan memenuhi persyaratan pencetakan uang rupiah yang disepakati sebelumnya dengan BI. Penunjukan lembaga lain dilakukan oleh BUMN melalui proses yang terbuka, dapat dipertanggungjawabkan, serta menguntungkan negara. Selain itu, harus terlebih dahulu memperoleh persetujuan BI. Bila BUMN tak dapat memenuhi persyaratan pencetakan rupiah yang disepakati sebelumnya, maka BI berwenang menetapkan kebijakan lain demi memastikan ketersediaan rupiah. Dalam tahap pencetakan uang, semua pihak yang terlibat wajib menjaga mutu, keamanan, dan harga yang bersaing. C. Tahap Pengeluaran dan Pengedaran. Terkait dengan peran mengeluarkan dan mengedarkan uang, BI senantiasa berupaya untuk dapat memenuhi kebutuhan uang kartal di masyarakat baik dalam nominal yang cukup, jenis pecahan yang sesuai, tepat waktu, dan dalam kondisi layak edar (clean money policy). Untuk mewujudkan kondisi layak edar tersebut, pengelolaan pengedaran uang yang dilakukan oleh
  • 18. Bank Indonesia dilakukan mulai dari pengeluaran uang, pengedaran uang, pencabutan dan penarikan uang, hingga pemusnahan uang. Uang rupiah yang telah dikeluarkan BI selanjutnya diedarkan ke seluruh wilayah Indonesia melalui Kantor Bank Indonesia. Kebutuhan uang rupiah di setiap wilayah tentunya berbeda, didasarkan pada jumlah persediaan, keperluan pembayaran, penukaran dan penggantian uang selama jangka waktu tertentu. Kegiatan pengedaran uang juga dilakukan melalui pelayanan kas kepada bank umum maupun masyarakat umum. Layanan kas kepada bank umum dilakukan melalui penerimaan setoran dari nasabah dan pembayaran uang rupiah. Sedangkan kepada masyarakat, dilakukan melalui penukaran secara langsung pada loket-loket penukaran di seluruh kantor BI atau melalui kerjasama dengan perusahaan yang menyediakan jasa penukaran uang kecil. D. Tahap Pencabutan dan Penarikan Lebih lanjut, kegiatan pengelolaan uang rupiah yang dilakukan BI adalah pencabutan terhadap suatu pecahan dengan tahun emisi tertentu yang tidak lagi berlaku sebagai alat pembayaran sah. Pencabutan uang dari peredaran dimaksudkan untuk mencegah dan meminimalisasi peredaran uang palsu serta menyederhanakan komposisi dan emisi pecahan. Uang rupiah yang dicabut tersebut dapat ditarik dengan cara menukarkan ke Bank Indonesia atau pihak lain yang telah ditunjuk oleh Bank Indonesia. E. Tahap Pemusnahan Untuk menjaga menjaga kualitas uang rupiah dalam kondisi yang layak edar di masyarakat, BI melakukan kegiatan pemusnahan uang. Uang yang dimusnahkan tersebut adalah uang yang sudah dicabut dan ditarik dari peredaran, uang hasil cetak kurang sempurna, dan uang yang sudah tidak layak edar. Kegiatan pemusnahan uang diatur melalui prosedur dan dilaksanakan oleh jasa pihak ketiga, dengan pengawasan dari BI.
  • 19. E. Unsur Pengaman Uang Rupiah Menurut Direktur Eksekutif Pengelolaan Uang BI Suhaedi, rupiah memiliki sistem pengaman sampai tiga level. Dari ketiganya, tidak semua bisa diamati dengan 3D. Sebagian ada yang perlu alat lampu ultraviolet, dan sebagian lagi menggunakan mesin khusus yang hanya dimiliki Bank Sentral. Apa sajakah ketiga level fitur tersebut? Berikut ini penjelasannya. 1. Unsur pengaman uang rupiah secara terbuka Level pertama ini bisa dikenali ciri-ciri keasliannya tanpa memerlukan alat bantu. Teknik 3D (dilihat, diraba, dan diterawang) contohnya. Setiap orang bisa mengetahuinya. 2. Unsur pengaman uang rupiah semi tertutup (semi covered) Level kedua ini adalah fitur pengaman yang bisa dideteksi dengan alat bantu sederhana. Contohnya kaca pembesar dan lampu ultraviolet. Sifatnya sama seperti di atas, semua orang boleh mengetahuinya. 3. Unsur pengaman uang secara tertutup Level terakhir adalah pengaman yang hanya dapat dideteksi menggunakan alat khusus (mesin sortasi yang dimiliki Bank Sentral/peralatan laboratorium forensik). Nah level inilah yang sifatnya rahasia dan hanya diketahui oleh institusi penerbit uang. Dengan begitu, keamanannya terjamin. F. Pengelolaan Keuangan Unsur-unsur pengaman uang rupiah yang bersifat terbuka dan semi tertutup tersebut dapat dikenali dengan mudah kalau fisik uang rupiah masih dalam kondisi yang baik dan bersih. Untuk itu, kepedulian masyarakat, termasuk anak sekolah untuk merawat fisik uang rupiah agar tidak cepat rusak, lusuh dan kotor merupakan keharusan. Sesuai Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2011 tentang Mata Uang (Undang Undang Mata Uang), setiap orang yang merusak, memotong, menghancurkan dan atau mengubah uang rupiah dengan maksud merendahkan kehormatan Rupiah sebagai simbol negara diancam dengan pidana penjara paling lama lima tahun dan denda paling banyak Rp1.000.000.000,00 (satu miliar rupiah).
  • 20. Alat Pembayaran Non-tunai A. PENGERTIAN DAN JENIS- JENIS ALAT PEMBAYARAN NON-TUNAI Di Indonesia, instrumen pembayaran nontunai disediakan terutama oleh sistem perbankan. Instrumen yang disediakan terdiri dari instrumen yang berbasis warkat (Kertas), seperti cek, bilyet giro, nota debet, dan nota kredit, atau alat pembayaran menggunakan kartu (APMK), seperti kartu ATM, kartu debet, dan kartu kredit. Sedangkan untuk sistem transfer tersedia sistem BI-RTGS dan sistem Kliring Nasional. A. Alat Pembayaran berbasis warkat Instrumen berbasis warkat telah diatur dalam hukum dan dikenal dalam praktek perbankan di Indonesia seperti Alat Pembayaran Cek dan Bilyet Giro (BG), Nota Debet dan Nota Kredit . 1) Alat Pembayaran Cek dan Bilyet Giro (BG) Cek adalah surat perintah tidak bersyarat untuk membayar sejumlah dana yang tercantum dalam cek. Penarikan cek dapat dilakukan baik "atas nama" maupun "atas unjuk" dan merupakan surat berharga yang dapat diperdagangkan (negotiable paper). Bilyet Giro (BG) adalah surat perintah dari nasabah kepada bank penyimpan dana untuk memindahbukukan sejumlah dana dari rekening yang bersangkutan kepada rekening pemegang yang disebutkan namanya. Cek dan Bilyet Giro (BG) merupakan alat pembayaran paling lama yang digunakan oleh masyarakat Indonesia. Cek telah diatur dalam Kitab Undang-undang Hukum Dagang (KUHD), sementara Bilyet Giro pertama kali diatur tahun 1972 dalam Surat Edaran Bank Indonesia. Penggunaan Cek dan BG untuk pembayaran umumnya dilakukan oleh pelaku usaha dalam mendukung kelancaran transaksi bisnisnya. Namun demikian, tidak menutup kemungkinan nasabah individu menggunakan Cek dan BG dalam melakukan
  • 21. pembayaran. Cek dan Bilyet Giro diberikan kepada nasabah yang memiliki simpanan di bank, khususnya simpanan dalam bentuk rekening giro. Walaupun secara fisik Cek dan BG terlihat sama, namun pada dasarnya terdapat beberapa perbedaan antara Cek dan BG, seperti pencairan Cek dapat dilakukan secara tunai atau melalui pemindahbukuan sementara BG hanya dapat dicairkan dengan pemindahbukuan. Selain itu Cek, khususnya Cek atas unjuk dapat dipindahtangankan sementara Bilyet Giro tidak dapat dipindahtangankan. Apa manfaat Cek dan Bilyet Giro (BG)? Sebagai alat pembayaran Cek dan Bilyet Giro (BG) dapat memberikan kemudahan dalam melakukan pembayaran atas suatu transaksi ekonomi tertentu tanpa perlu membawa uang tunai dalam jumlah banyak. Selain itu Khusus untuk bilyet giro, memberikan fleksibilitas kepada pemilik rekening khususnya pengusaha dalam pengelolaan cash flow dengan memberikan tanggal mundur pada Bilyet Giro. Namun demikian meskipun banyak manfaat yang diperoleh, Cek dan Bilyet Giro juga memiliki resiko antara lain, Risiko nama pemilik rekening masuk dalam Daftar hitam Nasional karena menarik Cek dan Bilyet Giro kosong, atau Risiko menerima Cek dan Bilyet Giro kosong bagi masayarakat yang menerima pembayaran dengan Cek dan Bilyet Giro. 2) Nota Debet Nota Debet. Dalam peraturan kliring, nota debet adalah warkat atau surat yang digunakan untuk menagih nasabah bank lain atau bank lain melalui kliring untuk dimasukkan ke rekening nasabah bank yang menyampaikan warkat tersebut. Nota debet juga digunakan untuk keperluan transaksi antar kantor baik nota debet dengan surat maupun nota debet dengan telegram. Nota debet dengan surat atau dengan telegram disampaikan melalui Kantor Pos. Jadi Nota Debet adalah warkat yang dipergunakan untuk menagih sejumlah dana pada bank lain untuk dimasukkan ke rekening nasabah bank yang menyampaikan warkat tersebut.
  • 22. 3) Nota Kredit Nota Kredit. Dalam peraturan kliring, nota kredit adalah warkat atau surat yang digunakan untuk mengirimkan atau memindahkan dana bukan tunai kepada nasabah bank lain atau kepada bank lain melalui kliring. Nota kredit juga digunakan untuk keperluan transaksi antar kantor baik nota kredit dengan surat maupun nota kredit dengan telegram. Nota kredit dengan surat atau dengan telegram disampaikan melalui Kantor Pos. Nota Kredit adalah warkat yang digunakan untuk membayar sejumlah dana pada bank lain atau nasabah yang menerima warkat tersebut. B. Instrumen berbasis kartu Kita telah mengenal berbagai jenis kartu pembayaran, antara lain yang bersifat kredit, seperti kartu kredit, private-label cards (misalnya, kartu pasar swalayan) dan yang bersifat debet, seperti Debet card dan ATM. Di samping itu, dalam perkembangannya terdapat jenis kartu yang dananya telah tersimpan dalam chip elektronik pada kartu tersebut (dikenal sebagai smart card atau chip card), seperti kartu telepon prabayar. 1) Kartu Kredit Kredit adalah kepercayaan, mendapat kredit berarti mendapat kepercayaan. dalam dunia bisnis kredit adalah fasilitas yang disediakan oleh bank dimana seseorang atau badan usaha meminjam uang untuk membeli produk dan membayarnya kembali dalam jangka waktu yang ditentukan. Jika seseorang menggunakan jasa kredit, maka ia akan dikenakan bunga tagihan. Prinsip kartu kredit adalah ” buy now pay later”, artinya pada saat transaksi kewajiban membayar pemegang kartu ditalangi terlebih dahulu oleh penerbit Kartu Kredit, sedangkan pelunasannya dilakukan setelah jatuh tempo.
  • 23. Banyak manfaat yang dapat kita peroleh dengan menggunakan Kartu Kredit antara lain karena kemudahan dan kecepatan dalam melakukan transaksi transaksi berbelanja tanpa perlu membawa uang tunai, selain itu kita akan memperoleh berbagai penawaran menarik dari penerbit Kartu Kredit seperti point rewards, diskon di pedagang (merchant), dan pembelian barang dengan bunga cicilan 0%. Namun demikian penggunaan Kartu Kredit juga sangat beresiko seperti Risiko kartu digunakan oleh pihak lain, karena kelalaian kita dalam penyimpanan kartu dan PIN. Selain itu Risiko dikenakan biaya keterlambatan dan biaya bunga yang relatif tinggi jika kita tidak mampu membayar kewajibannya pada saat jatuh tempo. Bagaimana caranya melakukan pembayaran menggunakan kartu kredit? Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam menggunakan kartu kredit adalah: a). Pada saat Anda menyerahkan ke kasir untuk dimasukkan ke dalam mesin EDC, selanjutnya mesin EDC melakukan proses enkripsi terlebih dahulu sebelum akhirnya secara online di-link dan di verifikasi dengan penerbit kartu kredit yang dipakai. b). Setelah proses verifikasi selesai, mesin EDC yang telah dilengkapi chip akan mengeluarkan bukti transaksi yang akan ditandatangani oleh pemegang kartu yang melakukan transaksi. Perlu diketahui, jika kartu Anda masih digesek berarti kartu kredit Anda masih menggunakan teknologi magnetic stripe belum menggunakan Chip. Segera minta penggantian kartu Anda kepada penerbit kartu yang tertera pada kartu kredit Anda. 2) Kartu ATM dan Kartu Debet Salah satu instrumen pembayaran berbasis kartu yang penting dalam sistem pembayaran adalah kartu Debet dan Kartu ATM yang transaksinya dilakukan melalui mesin ATM. Mesin ATM ini merupakan mesin yang dapat melayani kebutuhan nasabah secara otomatis setiap saat (24 jam) selama tujuh hari dalam seminggu termasuk hari libur. Lokasi ATM biasanya tersebar di tempat-tempai strategis. Menurut leflet Bank Indonesia yang disebarkan sebagai bagian dari program edukasi masyarakat dalam rangka lmplementasi arsitektur Perbankan Indonesia. Kartu
  • 24. Debet dan kartu ATM adalah kartu khusus yang diberikan oleh bank kepada pemilik rekening, yang dapat digunakan untuk bertransaksi secara elektronis atas rekening tersebut. Pada saat kartu digunakan bertransaksi akan langsung mengurangi dana yang tersedia pada rekening. Apabila digunakan untuk bertransaksi dimesin ATM, maka kartu tersebut dikenal sebagai Kartu ATM. Namun apabila digunakan untuk transaksi pembayaran dan pembelanjaan non-tunai dengan menggunakan mesin EDC (Electronic Data Capture), maka kartu tersebut dikenal sebagai Kartu Debet . Setiap pemegang kartu diberikan nomor pribadi (PIN) yang bersifat rahasia untuk keamanan dan otorisasi transaksi. Untuk Kartu Debet , selain otorisasi dengan PIN, dimungkinkan pula otorisasi dengan tanda tangan seperti halnya Kartu Kredit. Batas (limit) transaksi Kartu Debet dan Kartu ATM tergantung dari jenis kartu yang anda miliki. Umumnya terdiri dari limit jumlah dan frekuensi transaksi, baik untuk penarikan tunai, belanja, transfer. Kartu Debet dan Kartu ATM berguna sebagai alat bantu untuk melakukan transaksi dan memperoleh informasi perbankan secara elektronis. Jenis transaksi yang tersedia antara lain: Penarikan tunai, Setoran tunai, Transfer dana, Pembayaran, Pembelanjaan. Adapun Jenis informasi yang tersedia antara lain: lnformasi saldo dan lnformasi kurs. Namun seiring dengan kemajuan teknologi, janis transaksi dan informasi yang tersedia akan terus bertambah. Lalu Apa keuntungan menggunakan ATM dan Kartu Debet? Paling tidak ada 4 (empat) keuntungan yang dapat diperoleh, yaitu mudah, aman, fleksibel dan leluasa. Mudah karena tidak perlu datang ke bank untuk melakukan transaksi atau memperoleh informasi, Aman karena tidak perlu membawa uang tunal untuk melakukan transaksi belanja di toko, Fleksibel karena transaksi penarikan tunai/pembelanjaan via ATM/EDC dapat dilakukan dijaringan bank sendiri, jaringan lokal dan international dan Leluasa karena dapat bertransaksi setiap saat meskipun hari libur. Penggunaan Kartu ATM/Kartu Debet yang semakin meningkat, tentunya dikarenakan manfaat dari penggunaannya yang telah banyak dirasakan masyarakat. Manfaat dari penggunaan Kartu ATM/Kartu Debet adalah:
  • 25. 1) Memberikan kemudahan dan kecepatan bertransaksi via ATM untuk penarikan tunai, transfer antar rekening dan/atau antarbank. 2) Selain itu khusus untuk Kartu Debet, memberikan kemudahan melakukan transaksi berbelanja tanpa perlu membawa uang tunai. Adakah resiko menggunakan Kartu ATM/ Debet? Walapun di satu sisi terdapat beberapa manfaat dari Kartu ATM/Kartu Debet, tetapi di sisi lain terdapat risiko yang perlu disikapi dengan kehati-hatian dari para penggunanya, seperti : 1) Risiko kartu digunakan oleh pihak lain, karena penggguna yang sah melakukan kelalaian dalam penyimpanan kartu dan PIN. 2) Risiko fraud yang sengaja dilakukan oleh pihak-pihak yang tidak bertanggungjawab dengan mencuri data nasabah pengguna yang tersimpan dalam kartu. Penggunaan alat pembayaran nontunai yang berbasis bukan warkat di masyarakat semakin meningkat. Hal itu disebabkan antara lain oleh semakin banyaknya inovasi dalam menciptakan instrumen yang dilakukan oleh perbankan untuk memenuhi kebutuhan konsumen. 3) Alat Pembayaran : Uang Elektronik Inovasi pada alat pembayaran elektronis dengan menggunakan kartu seperti kartu kredit, kartu ATM / kartu debet telah berkembang menjadi bentuk yang lebih praktis. Perkembangan alat pembayaran itu sepertinya tidak berhenti disitu, apalagi belakangan ini banyak beredar uang elektronik. Meskipun agak berbeda dengan alat pembayaran dengan kartu, namun penggunaan alat pembayaran uang elektronik ini tetap yaitu ditujukan untuk pembayaran. Uang elektronik didefinisikan sebagai alat pembayaran dalam bentuk elektronik dimana nilai uangnya disimpan dalam media elektronik tertentu. Penggunanya harus menyetorkan uangnya terlebih dahulu kepada penerbit dan disimpan dalam media elektronik sebelum menggunakannya untuk keperluan bertransaksi. Ketika digunakan, nilai uang elektronik yang tersimpan dalam media elektronik akan berkurang sebesar
  • 26. nilai transaksi dan setelahnya dapat mengisi kembali (top-up). Media elektronik untuk menyimpan nilai uang elektronik dapat berupa chip atau server. Penggunaan uang elektronik ini sebagai alat pembayaran yang inovatif dan praktis diharapkan dapat membantu kelancaran pembayaran kegiatan ekonomi yang bersifat massal, cepat dan mikro, sehingga perkembangannya dapat membantu kelancaran transaksi di jalan tol, di bidang transportasi seperti kereta api maupun angkutan umum lainnya atau transaksi di minimarket, food court, atau parkir. Perkembangan uang elektronik diharapkan pula dapat digunakan sebagai alternatif alat pembayaran non tunai yang dapat menjangkau masyarakat yang selama ini belum mempunyai akses kepada sistem perbankan. Apa manfaat uang elektronik? Banyak manfaat Uang Elektronik sebagai alat pembayaran antara lain : 1. Memberikan kemudahan dan kecepatan dalam melakukan transaksi transaksi pembayaran tanpa perlu membawa uang tunai. 2. Tidak lagi menerima uang kembalian dalam bentuk barang (seperti permen) akibat padagang tidak mempunyai uang kembalian bernilai kecil (receh). 3. Sangat applicable untuk transaksi massal yang nilainya kecil namun frekuensinya tinggi, seperti: transportasi, parkir, tol, fast food, dll. Walapun di satu sisi terdapat beberapa manfaat dari Uang Elektronik, tetapi di sisi lain terdapat risiko yang perlu disikapi dengan kehati-hatian dari para penggunanya, seperti : 1. Risiko uang elektronik hilang dan dapat digunakan oleh pihak lain karena pada prinsipnya uang elektronik sama seperti uang tunai yang apabila hilang tidak dapat diklaim kepada penerbit. 2. Risiko karena masih kurang pahamnya pengguna dalam menggunakan uang elektronik, seperti pengguna tidak menyadari uang elektronik yang digunakan
  • 27. ditempelkan 2 (dua) kali pada reader untuk suatu transaksi yang sama sehingga nilai uang elektronik berkurang lebih besar dari nilai transaksi. Berdasarkan jenis dan batas nilainya, Uang Elektronik dibagi menjadi : 1. Uang Elektronik registered, merupakan Uang Elektronik yang data identitas pemegangnya tercatat/terdaftar pada penerbit Uang Elektronik. Dalam kaitan ini, penerbit harus menerapkan prinsip mengenal nasabah dalam menerbitkan Uang Elektronik Registered. Batas maksimum nilai Uang Elektronik yang tersimpan pada media chip atau server untuk jenis registered adalah Rp5.000.000,00 (lima juta Rupiah). 2. Uang Elektronik unregistered, merupakan Uang Elektronik yang data identitas pemegangnya tidak tercatat/terdaftar pada penerbit Uang Elektronik. Batas maksimum nilai Uang Elektronik yang tersimpan pada media chip atau server untuk jenis unregistered adalah Rp1.000.000,00 (satu juta Rupiah). Lalu siapa saya pihak-pihak yang terlibat ? Pihak-Pihak dalam Penyelenggaraan Uang Elektronik. 1. Pemegang kartu adalah pengguna yang sah dari Uang Elektronik. 2. Prinsipal adalah bank atau lembaga selain bank yang bertanggung jawab atas pengelolaan sistem dan/atau jaringan antar anggotanya, baik yang berperan sebagai penerbit dan/atau acquirer, dalam transaksi Uang Elektronik yang kerjasama dengan anggotanya didasarkan atas suatu perjanjian tertulis. 3. Penerbit adalah bank atau lembaga selain bank yang menerbitkan Uang Elektronik. 4. Acquirer adalah bank atau lembaga selain bank yang melakukan kerjasama dengan pedagang (merchant), yang dapat memproses Uang Elektronik yang diterbitkan oleh pihak lain. 5. Pedagang (merchant) adalah penjual barang dan/atau jasa yang menerima pembayaran dari transaksi penggunaan Uang Elektronik.
  • 28. 6. Penyelenggara kliring adalah bank atau lembaga selain bank yang melakukan perhitungan hak dan kewajiban keuangan masing-masing penerbit dan/atau acquirer dalam rangka transaksi Uang Elektronik. 7. Penyelenggara penyelesaian akhir adalah bank atau lembaga selain bank yang melakukan dan bertanggungjawab terhadap penyelesaian akhir atas hak dan kewajiban keuangan masing-masing penerbit dan/atau acquirer dalam rangka transaksi Uang Elektronik berdasarkan hasil perhitungan dari penyelenggara kliring. 4) Sistem Transfer : BI – RTGS (Bank Indonesia Real Time Gross Settlement) Terkadang dalam kehidupan sehari-hari, kita dihadapkan pada kondisi yang menuntut kita untuk melakukan pembayaran yang bersifat urgent dengan nilai yang besar (High Value Payment System (HVPS) kepada pihak lain dalam waktu cepat. Apabila Anda mengalami kondisi tersebut, gunakanlah Sistem Bank Indonesia Real Time Gross Settlement (BI-RTGS) untuk melakukan transaksi pembayaran tersebut. Apa itu BI-RTGS? Sebagaimana Leaflet yang disebarkan Bank Indonesia, maka BI-RTGS adalah suatu sistem transfer dana elektronik antar Peserta dalam mata uang rupiah yang penyelesaiannya dilakukan secara seketika per transaksi secara individual. Para peserta dalam Sistem BI-RTGS adalah seluruh bank dan Non bank, baik Peserta Langsung maupun Peserta Tidak Langsung. Peserta Langsung adalah peserta yang dapat melakukan transaksi RTGS secara langsung dengan menggunakan RTGS Terminal milik Peserta. Sedangkan Peserta Tidak Langsung dapat melakukan transaksi RTGS secara tidak langsung, yang pelaksanaannya dilakukan oleh Bank Indonesia dengan menggunakan RTGS Terminal milik Bank Indonesia. Bagaimana mekanisme transfer dana melelui sistem BI-RTGS? Secara umum mekanisme/proses transfer dana antar Peserta BI-RTGS sebagai berikut: 1. Nasabah pengirim memberi instruksi transfer kepada bank pengirim untuk melakukan transfer sejumlah dana ke Nasabah penerima di bank penerima.
  • 29. 2. Bank pengirim memproses transfer pada komputer RTGS Terminal (RT), selanjutnya ditransmisikan ke RTGS Central Computer (RCC) yang merupakan pusat komputer RTGS di Bank Indonesia. 3. Selanjutnya, jika pesan dari bank pengirim diterima RCC, maka RCC memproses transfer dana dengan mekanisme sebagai berikut : a. Mengecek kecukupan saldo giro bank pengirim di Bank Indonesia. Jika saldo giro mencukupi untuk melakukan transfer, dilakukan pembukuan simultan dengan mendebet rekening giro bank pengirim dan mengkredit rekening giro bank penerima. b. Jika saldo rekening giro bank pengirim tidak mencukupi, transfer tersebut ditempatkan dalam antrian (queue) sistem BI-RTGS. 4. Informasi transfer yang telah diselesaikan (settled) ditransmisikan secara otomatis oleh RCC ke RT bank pengirim dan RT bank penerima. Pada proses no. 3 dan no. 4, transaksi transfer RTGS pada LEVEL BANK telah selesai, rata-rata penyelesaian kurang dari 1 menit. 5. Bank penerima meneruskan perintah transfer dana yang diterima dari RCC, dengan cara mengkredit dana sesuai dengan yang dikirim oleh Nasabah pengirim. Kecepatan proses ini bergantung kondisi dan standar bank penerima (LEVEL NASABAH). RTGS diperlukan terutama bagi transfer dana yang penting atau bernilai besar, yang umumnya dana tersebut akan sesegera mungkin digunakan. Dari mekanisme di atas, tampak bahwa transfer dana RTGS dapat terhambat jika transaksi dalam antrian. Lalu apa manfaat melakukan pengiriman melalui Sistem BI-RTGS ? Paling tidak ada 2(dua) manfaat yang diperoleh melalui sistem ini yaitu (1)Pengiriman transfer dana lebih aman, dengan jaminan keamanan sistem penyelenggaraan dan (2) Pengiriman transfer dana lebih cepat dengan jaminan dapat diterima oleh nasabah penerima pada hari yang sama.
  • 30. 5) Sistem Transfer : SKNBI (Sistem kliring Bank Indonesia) Kliring adalah salah satu mekanisme penyelesaian utang piutang dalam bentuk warkat antar bank dalam sistem pembayaran. kliring, yaitu pertukaran warkat atau data keuangan elektronik (DKE) antar peserta kliring baik atas nama peserta maupun atas nama nasabah peserta yang perhitungannya diselesaikan pada waktu tertentu. Contoh mekanisme kliring, misalnya A nasabah bank X membayar kepada B nasabah bank Y dengan cek sebesar Rp1.000.000,-. Transaksi tersebut dalam sistem pembayaran dapat diselesaikan dengan 2 (dua) cara 1) B nasabah bank Y dapat menguangkan cek tersebut secara tunai ke bank X; 2) B nasabah bank Y dapat menyerahkan cek tersebut ke bank Y untuk dibukukan ke rekeningnya. Dalam hal ini, bank Y akan membawa cek tersebut ke lembaga kliring (Bank Indonesia) dan selanjutnya lembaga kliring akan mengurangi rekening bank X dan menambah rekening bank Y yang ada di lembaga kliring tersebut, masing-masing sebesar Rp1.000,-. Bank X mengurangi rekening A, sementara bank Y menambah rekening B masing-masing Rp1.000.000,-. SKNBI adalah sistem kliring Bank Indonesia yang meliputi kliring debet dan kliring kredit yang penyelesaian akhirnya dilakukan secara nasional. Ada 2 (dua) cara Transaksi kliring yang dapat dilakukan yaitu: 1) Transfer debet (menggunakan cek, bilyet giro atau warkat debet lainnya); dan 2) Transfer kredit (mengisi formulir isian yang disediakan oleh bank) yang kemudian akan dikirim oleh bank melalui data keuangan elektronik yang disediakan dalam SKNBI. Batasan nilai nominal untuk warkat debet tidak dibatasi kecuali untuk warkat debet yang berupa nota debet, yaitu setinggi-tingginya Rp10.000.000,00 (sepuluh juta rupiah) per nota debet. Pembatasan nilai nominal pada nota debet tidak berlaku apabila nota debet diterbitkan
  • 31. oleh Bank Indonesia dan ditujukan kepada bank atau nasabah bank. Khusus untuk transfer kredit, nilai transaksi yang dapat diproses melalui kliring dibatasi di bawah Rp100.000.000,00 sedangkan untuk nilai transaksi Rp100.000.000,00 ke atas harus dilakukan melalui Sistem Bank Indonesia Real Time Gross Settlement (Sistem BI-RTGS). Lalu siapa yang dapat menyelenggarakan SKNBI ?. Penyelenggara Kliring Nasional (PKN), yaitu Unit Kerja di Kantor Pusat Bank Indonesia yang bertugas mengelola dan menyelenggarakan SKNBI secara nasional; dan Penyelenggara Kliring Lokal (PKL), yaitu unit kerja di Bank Indonesia dan Bank yang memperoleh persetujuan Bank Indonesia untuk mengelola dan menyelenggarakan SKNBI di suatu wilayah kliring tertentu. Pada SKNBI setiap Bank dapat menjadi peserta dalam penyelenggaraan SKNBI di suatu wilayah kliring, kecuali BPR (Bank Perkreditan Rakyat), Kantor Bank yang akan menjadi peserta wajib menyediakan perangkat kliring, antara lain meliputi perangkat Terminal Pusat Kliring dan jaringan komunikasi data baik main maupun backup untuk menjamin kelancaran kepada nasabah dalam bertransaksi. Manfaat yang dapat diperoleh bagi peserta kliring dengan diterapkannya SKNBI adalah mendapatkan pelayanan yang cepat, rasa aman dalam bertransaksi dan biaya relatif murah, dan peserta akan mendapat alternatif pelayanan jasa transfer dana yang kompetitif.
  • 32. BAB III PENUTUP Demikianlah makalah yang kami buat semoga bermanfaat bagi orang yang membacanya dan menambah wawasan bagi orang yang membaca makalah ini. Dan penulis mohon maaf apabila ada kesalahan dalam penulisan kata dan kalimat yang tidak jelas, mengerti, dan lugas mohon jangan dimasukan ke dalam hati. Dan kami juga sangat mengharapkan yang membaca makalah ini akan bertambah motivasinya dan mengapai cita-cita yang di inginkan, karena saya membuat makalah ini mempunyai arti penting yang sangat mendalam. Sekian penutup dari kami semoga berkenan di hati dan kami ucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya.