Dokumen tersebut membahas tentang keselamatan dan kesehatan kerja (K3), mencakup tujuan pembelajaran K3, pengertian K3, prosedur K3, dan cara menangani kebakaran.
Materi dasar-dasr keselamatan kerja; Difinisi Keselamatan dan Kesehatan Kerja, Difnisi Bahaya, Sumber bahaya.
Materi ini disampaikan pada peserta didik Program Studi Teknik Pembuatan Benang AK-Tekstil Solo
Pembelajaran materi keselamatan dan kesehatan kerja untuk mencegah kecelakaan kerja di industri garmen. Materi presentasi diberikan pada pembelajaran K3 yang mengacu pada elemen kompetensi yang ada di SKKNI Garmen 2015.
Materi dasar-dasr keselamatan kerja; Difinisi Keselamatan dan Kesehatan Kerja, Difnisi Bahaya, Sumber bahaya.
Materi ini disampaikan pada peserta didik Program Studi Teknik Pembuatan Benang AK-Tekstil Solo
Pembelajaran materi keselamatan dan kesehatan kerja untuk mencegah kecelakaan kerja di industri garmen. Materi presentasi diberikan pada pembelajaran K3 yang mengacu pada elemen kompetensi yang ada di SKKNI Garmen 2015.
HSE MANAJEMEN SYSTEM SEKTOR MIGAS HILIR HULU
Sistem Manajemen K3 merupakan bagian dari sistem manajemen organisasi secara keseluruhan yang meliputi struktur organisasi perencanaan, tanggung jawab, pelaksanaan, penerapan, pencapaian, pengkajian dan pemeliharaan kebijakan K3 dalam rangka pengendalian resiko yang berkaitan dengan kegiatan kerja untuk menciptakan tempat kerja yang aman, efisien dan produktif (Tarwaka, 2008).
Materi Ini saya buat dari beberapa sumber, (HSE Management System, Oleh Bapak Agus Sutanto, ST.,M.IL, dan Sumber : (Buku Keselamatan Instalasi Migas karya Suyartono, mantan Direktur Teknik dan Lingkungan Migas) dan Referensi lainnya UU, PP, dll.
HSE MANAJEMEN SYSTEM SEKTOR MIGAS HILIR HULU
Sistem Manajemen K3 merupakan bagian dari sistem manajemen organisasi secara keseluruhan yang meliputi struktur organisasi perencanaan, tanggung jawab, pelaksanaan, penerapan, pencapaian, pengkajian dan pemeliharaan kebijakan K3 dalam rangka pengendalian resiko yang berkaitan dengan kegiatan kerja untuk menciptakan tempat kerja yang aman, efisien dan produktif (Tarwaka, 2008).
Materi Ini saya buat dari beberapa sumber, (HSE Management System, Oleh Bapak Agus Sutanto, ST.,M.IL, dan Sumber : (Buku Keselamatan Instalasi Migas karya Suyartono, mantan Direktur Teknik dan Lingkungan Migas) dan Referensi lainnya UU, PP, dll.
5. Kesehatan
Kerja
Introduction LK3
Spesialisasi Ilmu Kedokteran / Kesehatan
Tujuan : pekerja mendapat derajat
kesehatan setinggi-tingginya
Usaha preventif + kuratif
Penyakit (faktor pekerjaan, lingkungan kerja
& penyakit umum)
6. Merupakan “Suatu keadaan mental yang sehat, secara fisik
dan sosial, dantidak sekedar bebas dari penyakit”
Kesehatan (Health) :
Environment,
Health
&
Safety®
7. Introduction Lk3
(1) pemeriksaan kesehatan awal
(2) pemeriksaan kesehatan berkala
Kewajiban pengurus thd. Karyawan baru, adl. Menunjukkan &
menjelaskan :
1. kondisi & bhy serta yg dapat timbul dalam tempat kerja
2. Pengaman & alat perlindungan yg diharuskan dalam tempat kerja
3. Cara & sikap yg aman dalam melaksanakan pekerjaan
UU No. 1
Tahun 1970
ttg KESELAMATAN KERJA
Ps 8
Ps 9
8. Introduction LK3
Beban Fisik : Pekerja bongkar muat barang di
pelabuhan, pemikul / kuli
Beban Mental : Pengusaha
Beban Sosial : Petugas sosial, petugas panti asuhan
Beban Kerja
9. Introduction LK3
Faktor Fisika
Faktor Kimia
Faktor Biologi
Faktor Fisiologi
Mental Psikologis
penerangan, suhu udara, cepat rambat udara,
kelembaban, suara, radiasi
gas, uap, debu, cairan kimia
tumbuhan, hewan
konstruksi mesin, sikap dan cara kerja
suasana kerja, hubungan dg atasan, antara
sesama pekerja
Beban
Tambahan
Akibat Lingkungan Kerja
10. Introduction LK3
Kapasitas
Kerja
Kemampuan seseorang dalam melakukan
pekerjaan
Tergantung :
Keterampilan
Keserasian
gizi
jenis kelamin
usia
ukuran tubuh
Semakin tinggi keterampilan kerja :
•semakin efisien badan & jiwa bekerja,
•beban kerja menjadi relatif sedikit
14. Tujuan dari pentingnya keselamatan dan kesehatan kerja:
1. Melindungi TK atas hak K3 dalam melaksanakan pekerjaan.
2. Menjamin K3 setiap orang yang berada di tempat kerja.
3. Sumber produksi dipelihara dan dipergunakan secara aman dan
efisien.
Kerugian bila K3 tidak diperhatikan :
Kerugian pada instansi
Kerugian bagi korban
Kerugian bagi masyarakat dan negara.
15. Kecelakaan-kecelakaan akibat kerja dapat dicegah
dengan:
a. peraturan perundangan;
b. standarisasi;
c. pengawasan;
d. penelitian bersifat teknis;
e. riset medis;
f. penelitian psikologis;
g. penelitian secara statistic;
h. pendidikan dan latihan-latihan;
i. petunjuk keselamatan kerja.
16. Prosedur K3 yang harus diketahui dan diterapkan di tempat
kerja, terutama di bengkel otomotif.
a. Mematuhi peraturan perundang-undangan (UU No 1
tahun 70 tentang K3
b. , UU No 23 tahun 1992 tentang kesehatan kerja dan UU
no 13 tahun 2003 tentang ketenagakerjaan).
c. Mematuhi peraturan K3 yang diberlakukan diperusahaan.
d. Menganalisis kondisi lingkungan kerja.
e. Menganalisis kondisi peralatan dan perlengkapan kerja,
termasuk penggunaannya sesuai dengan fungsinya.
f. Menjaga lingkungan kerja tetap bersih dan rapih (5 S)
g. Bekerja sesuai prosedur (SOP).
h. Tersedianya alat keselamatan kerja dan terampil dalam
penggunaannya
17. Prosedur 5S
SEIRI pemilahan barang yang berguna dan tidak berguna:
Barang berguna => Disimpan
Barang tidak berguna => Dibuang
SEITON
penataan barang yang berguna agara mudah dicari, dan aman, serta diberi
indikasi
SEISO
pembersihan barang yang telah ditata dengan rapih agar tidak kotor,
termasuk tempat kerja dan lingkungan
SEIKETSU
penjagaan lingkungan kerja yang sudah rapi dan bersih menjadi suatu
standar kerja
SHITSUKE
penyadaran diri akan etika kerja : Disiplin terhadap standar , Saling
menghormati , Malu melakukan pelanggaran Senang melakukan perbaikan
18. 1. Kompetensi
Mengenal jenis dan fungsi peralatan/instalasi
proteksi kebakaran
2. Ruang lingkup
- Alat pemadam api ringan
- Instalasi Alarm
- Instalasi Hydrant
- Instalasi Sprinkler
3. Kompetensi khusus
- Memahami jenis dan klasifikasi APAR
- Persyaratan APAR
TUJUAN PEMBELAJARAN
20. 1. BENSIN
2. CAT
3. SOLAR
TEORI SEGITIGAAPI
SUMBER PANAS
CAIR
GAS- GAS
SUMBER O2
PADAT
1. BUNGAAPI
2. BUNGAAPI LISTRIK
3. PEMAMPATAN GAS
DI PERLUKAN 16 %
1. UDARA = 21 %
2. ADA BAHAN
BERISI O2 CUKUP U/
PEMBAKARAN
1. ACETYLENE
2. BUTANE
3. PROPANE
1. KAYU
2. PLASTIK
3. GEMUK
21. SISTEM PROTEKSI KEBAKARAN
SISTEM PROTEKSI KEBAKARAN PASIF
• Mencegah perambatan api/kebakaran dengan
dinding tembok mengatur jarak
• Melapisi/melindungi material dengan bahan
kimia
SISTEM PROTEKSI KEBAKARAN AKTIF
• Menyediakan peralatan untuk
menghadapi atau melawan api
• Memasang sistem deteksi & Alarm,
APAR, Hydrant, Sprinkler dll
22. SISTEM PROTEKSI KEBAKARAN
SARANA EVAKUASI
• Means of Escape (Sarana yang dirancang
permanen, aman untuk jalur penyelamatan
pada waktu kebakaran
SARANA RESCUE
• Breathing apparatus,
• Baju tahan api,
• Fire blanket dll.
24. FIRE DETECTION &ALARM
Ketentuan K3
Setiap tempat kerja harus dilakukan penjagaan terus menerus
selama 24 jam termasuk hari libur sehingga apabila terjadi
bahaya kebakaran dapat ditanggulangi sedini mungkin
CARA KONVENSIONAL
RONDA / SISKAMLING
TEKNOLOGI
MEMASANG SISTEM DETEKSI DAN ALARM OTOMATIK
25. AGAR KEBAKARAN DAPAT TERDETEKSI
SEAWAL MUNGKIN, SEHINGGA TINDAKAN
YANG DIPERLUKAN DAPAT SEGERA
DILAKUKAN.
Bel
l
Bel
l
SEMUA PENGHUNI
HARUS MENGETAHUI
INDIKASI INI
Lampu
TUJUAN PEMASANGAN INSTALASI ALARM
KEBAKARAN OTOMATIS
27. PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA RI
NO. PER-02/MEN/1983
TENTANG
INSTALASI ALARM KEBAKARAN OTOMATIK
Ruang lingkup
- Perencanaan
- Pemasangan,
- Pemeriksaan
- Pengujian
- Pemeliharaan
29. Klas A
Klas B
Klas C
Klas D
Jenis kebakaran
Bahan spt (kayu, kertas, kain dsb.
Bahan cair
Bahan gas
Panel listrik,
Kalium, litium, magnesium
Bahan berharga
Jenis media pemadam
Tipe basah Tipe kering
Air Busa Powder
Clean
Agent
VVV V VV V*)
XX XX VV**) VVV
XXX VVV VV V*)
X X VV V *)
XXX XXX VV VVV
XXX XXX Khusus XXX
Keterangan :
VVV : Sangat efektif X : Tidak tepat
VV : Dapat digunakan XX : Merusak
V : Kurang tepat / tidak dianjurkan XXX : Berbahaya
*) : Tidak efisien **) : Kotor / korosif
JENIS MEDIA PEMADAM KEBAKARAN DAN APLIKASINYA
30. Pemakaian APAR
•Anda telah terlatih dalam penggunaannya
•Jangan melawan arah angin (jika diluar)
•Pastikan APAR selalu dalam kondisi siap pakai
•Sumber api relatif kecil dan terisolasi
•Lokasi api bukan pada daerah berbahaya
(gudang api, ruang tertutup,dll)
31. Pemadaman Api Kecil
Prinsip pengoperasian APAR yaitu PASS
•Pull : tarik atau cabut pin pengaman APAR
•Aim : arahkan nozzle atau selang ke api
•Squeeze : tekan handle dari APAR
•Sweep : kibas-kibas arah semprotan ke api
36. OBJEKTIF
Peserta mampu :
1.Memahami kondisi lingkungan global dan lokal yang
dapat mempengaruhi kinerja perusahaan.
2.Meningkatkan kepedulian terhadap lingkungan
3.Menjadikan “ peer presure “ untuk memulai penerapan
di perusahaan peserta.
4.Memahami bagaimana upaya peserta dalam menyusun
program-program lingkungan di perusahaan masing –
masing
37. MANAJEMEN PERUSAHAAN
Investor Bank
Asuransi
KARYAWAN
.UMR
.Biaya pengobatan
.Tuntutan K3
Kondisi Lingkungan
-Air tanah kurang
-Udara tercemar
-Banjir
-SDA terbatas
Peraturan Pemerintah
-UU,PP,Kep Men
-AMDAL,Prokasih
-Air tanah
MARKET PRESSURE
-Green Consumer
-GATT,AFTA,NAFTA
Opini Masyarakat
-LSM,Pers,Radio
-TV
TUNTUTAN LINGKUNGAN DALAM PERDAGANGAN
38. GAMBARAN UMUM
MANUSIA
LOCAL ISSUE
GLOBAL ISUE
DAMPAK
TRANSPORTASI,INDUSTRI,AKTIFITAS
POLUSI AIR,POLUSI UDARA, KONTAMINASI TANAH,
BUNYI,GETARAN,BAU.
PENIPISAN OZON,PEMANASAN GLOBAL
PERUBAHAN IKLIM,HUJAN ASAM
KUTUB MENCAIR,MIKROPLANKTON MATI,
SPECIES BERKURANG,HUTAN GUNDUL,
PENGGURUNAN,PANEN SULIT,DSB
39. MEKANISME HUJAN ASAM
BAHAN BAKAR FOSIL
- TRANSPORTASI
- INDUSTRI
- RUMAH TANGGA
Nox,Sox,CO
H2O
HNO3,H2SO4,HCO3
HUJAN ASAM
DAMPAK :
- Gangguan kesehatan
- Korosi
- Gangguan hasil pertanian
40. MEKANISME PENIPISAN LAPISAN OZON
Permukaan bumi
sunlight
40 km
20 km
Ozone layer
GAS BUANG CFC (Senyawa :C, F dan CI
Cl
CLO + O2
Penipisan Lapisan O3 Cl
Bertambahnya sinar UV
di permukaan bumi
Kanker kulit
menurunnya kekebalan tubuh
UV
O3
41. AMDAL LIMBAH CAIR LIMBAH B3
RUANG LIMBAH GAS PENUNJANG
PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP
UPAYA TERPADU DALAM PEMANFAATAN,PENATAAN,PEMELIHARAAN
PENGAWASAN,PENGENDALIAN,PEMULIHAN DAN PENGEMBANGAN
LINGKUNGAN HIDUP SHG LEBIH BAIK MUTUNYA
42.
43. PERATURAN LIMBAH CAIR
PP No.82/2001 Pengelolaan kualitas air dan pengendalian pencemaran air
KEP-51/MENLH/10/1995 Baku mutu limbah cair bagi kegiatan industri
PENGENDALIAN PENCEMARAN AIR
44. PENGELOLAAN LIMBAH B3
PERATURAN LIMBAH B3
PP No 85/1999 Pengelolaan limbah B3
APAKAH LIMBAH B3 ITU ?
Setiap limbah yang mengandung bahan berbahaya dan atau beracun yang karena sifat dan atau
konsentrasinya dan atau jumlahnya,baik secara langsung atau tidak langsung dapat merusak
dan atau mencemarkan lingkungan hidup dan atau dapat membahayakan kesehatan manusia.
Limbah yang termasuk limbah B3 adalah limbah yang memenuhi salah satu atau lebih karakteristik:
> mudah meledak > limbah lain yg apabila di uji dengan metode
> mudah terbakar toksikologi dapat di ketahui termasuk dalam
> bersifat reaktif limbah B3
> beracun
> menyebabkan infeksi
> bersifat korosif
46. PENGENDALIAN PENCEMARAN UDARA
SUMBER PENCEMARAN UDARA
1.Sumber Bergerak =kendaraan bermotor
2.Sumber bergerak spesifik = kereta api,kapal laut,pesawat terbang
3.Sumber Tak bergerak = Industri
4.Sumber tak bergerak spesifik= Kebakaran hutan,pembakaran sampah
KARAKTERISTIK& DAMPAK PENCEMARAN UDARA
*Pembakaran
*Kendaraan Bermotor
KARBON MONOKSIDA
* Kelainan susunan saraf pusat,perubahan fungsi paru-paru dan jantung
*Konsentrasi 250 ppm menyebabkan rasa sesak nafas, pingsan
*Konsentrasi lebih dari 750 ppm dapat meyebabkan kematian
47. Pengendalian Pencemaran Udara Sumber Bergerak
Tujuan :
Mengendalikan emisi dari kegiatan transportasi agar tidak mencemari udara ambient
* Penggunaan bahan bakar tanpa timbal
* Diversifikasi energi,misal: LPG,LNG,etanol ,listrik
* Penggunaan alat kontrol emisi
* Mendorong penggunaan mesin sepeda motor 4 langkah
* Melakukan pemantauan kualitas ambient
* Meningkatkan peran serta masyarakat melalui penurunan emisi
gas buang di bengkel - bengkel