SlideShare a Scribd company logo
1 of 4
Download to read offline
Surat Kabar Harian “SUARA PEMBARUAN”, terbit di
           Jakarta, Edisi 13 Oktober 1998
_____________________________________________

        TIGA KELEMAHAN KURIKULUM 1994
                Oleh : Ki Supriyoko


    Di dalam forum rapat kerja Komisi VII DPR RI bersama jajaran Departemen
Pendidikan dan Kebudayaan di Jakarta baru-baru ini Pak Juwono Sudarsono selaku
menteri pendidikan menyatakan bahwa saat ini tidak mungkin melakukan
penggantian maupun perombakan total terhadap Kurikulum 1994 yang berlaku di
sekolah kita dari satuan SD, SLTP sampai dengan SMU dan SMK.

    Lebih lanjut Pak Juwono menyatakan bahwa dari segi kedalaman dan keluasan
materinya maka Kurikulum 1994 justru memiliki banyak keunggulan. Secara
komparatif Kurikulum 1994 juga tidak (terlalu) tertinggal bila dibandingkan dengan
kurikulum sekolah di negara lain, utamanya di Jepang. Diilustrasikan sbb: bila
kurikulum SD di Jepang terdiri dari 11 mata pelajaran maka dalam struktur
Kurikulum 1994 terdiri dari 10 mata pelajaran termasuk muatan lokal, sedangkan
kalau kurikulum SLTP di Jepang terdiri dari 11 mata pelajaran maka dalam struktur
Kurikulum 1994 juga terdiri dari 11 mata pelajaran termasuk muatan lokal.

    Di samping itu secara historis terjadinya perubahan Kurikulum 1984 ke
Kurikulum 1994 sesungguhnya juga dimaksudkan untuk lebih memberikan bekal
bagi siswa ke arah penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi dalam upaya
membentuk masyarakat yang maju dalam era globalisasi sekarang ini. Dengan materi
pelajaran yang dijabarkan di dalam Kurikulum 1994 diharapkan lulusan sekolah kita
dari segala satuan pendidikan memiliki wawasan yang seiring dan seirama dengan
tuntutan kemajuan jaman.

    Meskipun demikian Pak Juwono pun juga mengakui bahwa tidak berarti
Kurikulum 1994 bebas dari kelemahan. Kelemahan Kurikulum 1994 diakui ada;
namun demikian sekarang ini bukan waktunya untuk mengganti Kurikulum 1994
disebabkan adanya alasan teknis menyang-kut waktu dan beaya.


Tiga Kelemahan

    Apabila kita renungkan kembali sebenarnya kita telah mengalami berulang kali
penggantian kurikulum sekolah;       dengan demikian sebenarnya kita sudah
berpengalaman menghadapi tuntutan penggantian kurikulum. Apabila Kurikulum
1994 sekarang banyak dilihat dari sisi lemahnya sebenarnya hal itu pernah pula
2




terjadi pada kurikulum-kuri-kulum sekolah sebelumnya; yaitu Kurikulum 1984,
Kurikulum 1975, Kurikulum 1968, Kurikulum 1964 dan Kurikulum 1947.

     Bahwa setiap kurikulum memiliki sisi lemah, di samping sisi kuat tentunya,
kiranya merupakan sesuatu yang tidak mungkin dielakkan oleh pembuatnya.
Kelemahan itu bisa muncul sejak awal, yaitu sejak diberlakukannya kurikulum itu
sendiri, akan tetapi bisa juga muncul kemudian, yaitu ketika kurikulum itu sedang
dilaksanakan. Pada sisi yang lain kelemahan tersebut bisa bersifat prinsipial akan
tetapi bisa juga bersifat operasional.

    Kurikulum 1994 yang sekarang ini sedang "dihujat" banyak orang pun juga tidak
terlepas dari sisi lemah. Setidak-tidaknya ada tiga kele-mahan Kurikulum 1994, yaitu
sebagai berikut.

     Pertama, soal tunggalistik. Dalam realitasnya kurikulum yang sedang
dilaksanakan ini tidak bersifat pluralistik dikarenakan kurang mengakomodasi
perbedaan potensi dan kultur yang ada di masyarakat. Kurikulum 1994 sarat dengan
"muatan nasional" yang berkonotasikan pada keseragaman beban. Memang benar
bahwa setiap sekolah diberi kesempatan untuk mengembangkan Muatan Lokal yang
boleh berbeda antara sekolah yang satu dengan yang lain; namun demikian hal ini di
dalam realitasnya banyak yang mandek, tidak berjalan. Bahkan di banyak sekolah
Muatan Lokal dianggap sebagai sekedar asesoris yang tidak harus dipasang.

    Secara teknis juga sangat sulit melaksanakan Muatan Lokal dika-renakan adanya
tuntutan jam wajib yang terlalu padat; yaitu 42 jam masing-masing untuk siswa kelas
1, 2 dan 3 SMU dan SLTP. Juga 42 jam untuk siswa kelas 5 dan 6 SD dan 40 jam
untuk kelas 4 SD. Jum-lah ini pun belum termasuk mata pelajaran khas bagi sekolah-
sekolah swasta yang berkarakter.

     Kedua, soal fleksibilitas. Kurikulum 1994 terkesan kaku serta benar-benar tidak
fleksibel. Beratnya beban yang ada pada kurikulum tersebut menyebabkan sekolah
tidak kreatif untuk mengembangkan ide dan pemikirannya. Baik dari sisi material
(subject matter) maupun dari sisi cara pengajaran (methodology) kurikulum kita
benar-benar kurang sensitif terhadap pengembangan kreativitas.

    Guru-guru di sekolah kita di dalam mengajar anak didik tidak lagi mengaplikasi
pendekatan kreativitas dan kasih sayang akan tetapi lebih cenderung pada bagaimana
dapat mengejar target kurikulum. Bagai-mana seluruh bahan ajar dapat disampaikan
kepada siswa agar supaya tidak ada keluhan di Ebtanasnya mengakibatkan sang guru
terkesan terburu-buru dalam mengajar tanpa mempedulikan kemampuan siswa yang
berbeda antara satu dengan lainnya. Apabila ada sebagian siswa yang tertinggal
dalam mengikuti pelajaran tertentu itu menjadi perso-alan yang kesekian setelah
persoalan pencapaian target kurikulum itu terselesaikan. Akibatnya banyak, atau
bahkan kebanyakan, siswa kita menjadi tertinggal beneran pada akhirnya.

    Ketiga, soal wawasan keeksaktaan. Apabila dicermati ternyata materi eksakta
dalam Kurikulum 1994 relatif sangat rendah sehingga tidak mampu menciptakan
anak didik yang memiliki wawasan keeksaktaan secara memadai.
3




     Secara lebih konkrit kita dapat mengambil contoh pada satuan SD misalnya. Dari
delapan mata pelajaran di SD ternyata hanya dua saja (25 persen) yang merupakan
mata pelajaran eksakta; sedangkan yang selebihnya bersifat noneksakta. Atau, dari
total 195 jam pelajaran beban kurikulum SD ternyata hanya 75 (38 persen) jam yang
merupakan jam eksakta. Di SLTP dari 302 total jam pelajaran ternyata hanya 111 (37
persen) jam yang merupakan jam eksakta. Untuk SMU pada dasarnya sama saja.

     Rendahnya wawasan keeksaktaan anak didik sudah barang tentu berpengaruh
pada banyak hal; antara lain kemampuan mengembangkan teknologi. Apabila
perkembangan teknologi di negara kita selama ini terkesan lamban dibandingkan
negara-negara lain hal itu tidak ter-lepas dari kasus rendahnya wawasan keeksaktaan
tersebut.


Banyak Tahapan

    Di luar ketiga kelemahan Kurikulum 1994 tersebut di atas masih sangat banyak
kelemahan-kelemahan yang lainnya. Persoalannya saat ini adalah apakah memang
sudah waktunya dilaksanakan penggantian kurikulum?

     Apabila dilihat bahwa materi kurikulum kita sekarang ini banyak yang sudah
tertinggal oleh lajunya kemajuan kiranya memang cukup beralasan kalau dilakukan
persiapan penggantian kurikulum; tetapi ba-rangkali kurang tepat kalau langsung
dilaksanakan penggantian karena untuk melaksanakan hal itu diperlukan proses yang
secara empirik tidak pendek. Untuk menyusun kurikulum yang baik dengan validitas
yang handal diperlukan waktu yang tidak pendek. Apalagi secara me-todologis
diperlukan langkah-langkah yang setiap tahapnya tidak saja dapat
dipertanggungjawabkan secara ilmiah tetapi juga secara sosial.

    Dua pakar kurikulum dari Virginia Polytechnic Institute and State University,
Curtis R. Finch dan John R. Crunkilton, dalam karyanya 'Curriculum Development
in Vocational and Technical Education : Planning, Content and Implementation'
(1979) menyatakan untuk mengembangkan materi kurikulum saja diperlukan 18
langkah; dimulai dari persiapan rencana awal pengembangan, penentuan isi
kurikulum yang harus diinvestigasi sampai dengan duplikasi materi. Ke-18 langkah
ini belum termasuk sistem desiminasinya.

     Secara empirik sistem desiminasi kurikulum sekolah di Indonesia tidak dapat
dilaksanakan secara cepat. Percaya atau tidak sampai saat ini di mana usia
Kurikulum 1994 sudah sekitar empat tahun saja masih banyak para praktisi di
lapangan, khususnya para guru, belum mampu memahami secara benar filosofi
kurikulum yang dijalankan. Bahkan, lebih daripada itu banyak guru (dan kepala
sekolah) yang tidak sempat lagi memikirkan filosofi kurikulum karena
konsentrasinya sudah ba-nyak tersita untuk mengejar target.

   Memang, selama ini diskusi kita seringkali hanya terfokus pada masalah-
masalah materi kurikulum dan lupa mendiskusikan sistem de-siminasi ataupun
4




sosialisasinya yang merupakan sisi lain yang sangat menentukan keberhasilan
pelaksanaan kurikulum itu sendiri.

    Kesimpulannya adalah bahwa penggantian kurikulum itu sendiri bukan hal yang
tabu untuk dilaksanakan; disamping bahwa Kurikulum 1994 mengandung banyak
kelemahan juga merupakan hal yang tidak dapat dipungkiri. Hanya saja, apakah
sekarang memang sudah saatnya dilakukan penggantian Kurikulum 1994 kiranya
masih banyak dimensi yang harus dipertimbangkan !!!*****



--------------------------------
BIODATA SINGKAT;
*: DR. Ki Supriyoko, M.Pd
*: Ketua Bidang Pendidikan dan Kebudayaan Majelis Luhur Tamansiswa;
   serta Director of Pan-Pacific Association of Private Education
   (PAPE) yang bermarkas di Tokyo, Jepang
*: Pengamat dan peneliti masalah-masalah pendidikan
	
  

More Related Content

What's hot

SEJARAH KURIKULUM TAHUN 1947, 1952, 1968, 1975
SEJARAH KURIKULUM TAHUN 1947, 1952, 1968, 1975SEJARAH KURIKULUM TAHUN 1947, 1952, 1968, 1975
SEJARAH KURIKULUM TAHUN 1947, 1952, 1968, 1975Amphie Yuurisman
 
Hsp B.Melayu Tahun 6
Hsp B.Melayu  Tahun 6Hsp B.Melayu  Tahun 6
Hsp B.Melayu Tahun 6PAKLONG CIKGU
 
Inovasi pembelajaran pakem
Inovasi pembelajaran pakemInovasi pembelajaran pakem
Inovasi pembelajaran pakemmoejoer sugeng
 
Pendidikan Umum dan TVET Powerpoint
Pendidikan Umum dan TVET PowerpointPendidikan Umum dan TVET Powerpoint
Pendidikan Umum dan TVET Powerpointafinde
 
Struktur kurikulum smp
Struktur kurikulum smpStruktur kurikulum smp
Struktur kurikulum smpata bik
 
Anggi pinta
Anggi pintaAnggi pinta
Anggi pintalapopo23
 
Nova nisa febrina (tugas eldarni)
Nova nisa febrina (tugas eldarni)Nova nisa febrina (tugas eldarni)
Nova nisa febrina (tugas eldarni)novanisa febrina
 
JURNAL PENDIDIKAN (I) TV10003 : ISU PERLAKSANAAN PENGAJARAN SUBJEK SAINS (PPS...
JURNAL PENDIDIKAN (I) TV10003 : ISU PERLAKSANAAN PENGAJARAN SUBJEK SAINS (PPS...JURNAL PENDIDIKAN (I) TV10003 : ISU PERLAKSANAAN PENGAJARAN SUBJEK SAINS (PPS...
JURNAL PENDIDIKAN (I) TV10003 : ISU PERLAKSANAAN PENGAJARAN SUBJEK SAINS (PPS...Jenry Saiparudin
 
Struktur kurikulum sd smp sma 19 feb2013 (1)
Struktur kurikulum sd smp sma   19 feb2013 (1)Struktur kurikulum sd smp sma   19 feb2013 (1)
Struktur kurikulum sd smp sma 19 feb2013 (1)Pendidikan Matematika
 
Desain Induk Kurikulum 2013 [Ver 15/01/13]
Desain Induk Kurikulum 2013 [Ver 15/01/13]Desain Induk Kurikulum 2013 [Ver 15/01/13]
Desain Induk Kurikulum 2013 [Ver 15/01/13]Kreshna Aditya
 

What's hot (17)

Hsp bm sk_y3
Hsp bm sk_y3Hsp bm sk_y3
Hsp bm sk_y3
 
Hsp bm sk_thn3
Hsp bm sk_thn3Hsp bm sk_thn3
Hsp bm sk_thn3
 
Hsp bm sk_y3
Hsp bm sk_y3Hsp bm sk_y3
Hsp bm sk_y3
 
SEJARAH KURIKULUM TAHUN 1947, 1952, 1968, 1975
SEJARAH KURIKULUM TAHUN 1947, 1952, 1968, 1975SEJARAH KURIKULUM TAHUN 1947, 1952, 1968, 1975
SEJARAH KURIKULUM TAHUN 1947, 1952, 1968, 1975
 
Hsp B.Melayu Tahun 6
Hsp B.Melayu  Tahun 6Hsp B.Melayu  Tahun 6
Hsp B.Melayu Tahun 6
 
Inovasi pembelajaran pakem
Inovasi pembelajaran pakemInovasi pembelajaran pakem
Inovasi pembelajaran pakem
 
Pelan stretegik linus
Pelan stretegik linusPelan stretegik linus
Pelan stretegik linus
 
Pendidikan Umum dan TVET Powerpoint
Pendidikan Umum dan TVET PowerpointPendidikan Umum dan TVET Powerpoint
Pendidikan Umum dan TVET Powerpoint
 
Struktur kurikulum smp
Struktur kurikulum smpStruktur kurikulum smp
Struktur kurikulum smp
 
Anggi pinta
Anggi pintaAnggi pinta
Anggi pinta
 
Nova nisa febrina (tugas eldarni)
Nova nisa febrina (tugas eldarni)Nova nisa febrina (tugas eldarni)
Nova nisa febrina (tugas eldarni)
 
kurikulum 1994
kurikulum 1994kurikulum 1994
kurikulum 1994
 
JURNAL PENDIDIKAN (I) TV10003 : ISU PERLAKSANAAN PENGAJARAN SUBJEK SAINS (PPS...
JURNAL PENDIDIKAN (I) TV10003 : ISU PERLAKSANAAN PENGAJARAN SUBJEK SAINS (PPS...JURNAL PENDIDIKAN (I) TV10003 : ISU PERLAKSANAAN PENGAJARAN SUBJEK SAINS (PPS...
JURNAL PENDIDIKAN (I) TV10003 : ISU PERLAKSANAAN PENGAJARAN SUBJEK SAINS (PPS...
 
Hsp bm sk_y5
Hsp bm sk_y5Hsp bm sk_y5
Hsp bm sk_y5
 
HSP Bahasa Melayu Tahun 5
HSP Bahasa Melayu Tahun 5HSP Bahasa Melayu Tahun 5
HSP Bahasa Melayu Tahun 5
 
Struktur kurikulum sd smp sma 19 feb2013 (1)
Struktur kurikulum sd smp sma   19 feb2013 (1)Struktur kurikulum sd smp sma   19 feb2013 (1)
Struktur kurikulum sd smp sma 19 feb2013 (1)
 
Desain Induk Kurikulum 2013 [Ver 15/01/13]
Desain Induk Kurikulum 2013 [Ver 15/01/13]Desain Induk Kurikulum 2013 [Ver 15/01/13]
Desain Induk Kurikulum 2013 [Ver 15/01/13]
 

Similar to Kurikulum 1994 Kelemahan

KURIKULUM 1994.pptx
KURIKULUM 1994.pptxKURIKULUM 1994.pptx
KURIKULUM 1994.pptxFIMELSUCI
 
sejarah kurikulum.pptxassaadssdasdsasdsadasda
sejarah kurikulum.pptxassaadssdasdsasdsadasdasejarah kurikulum.pptxassaadssdasdsasdsadasda
sejarah kurikulum.pptxassaadssdasdsasdsadasdaMusaAlquddusi
 
Perkembangan Kurikulum di Indonesia
Perkembangan Kurikulum di IndonesiaPerkembangan Kurikulum di Indonesia
Perkembangan Kurikulum di Indonesiakarindilla
 
PPT_Pembaharuan_Kurikulum.pptx
PPT_Pembaharuan_Kurikulum.pptxPPT_Pembaharuan_Kurikulum.pptx
PPT_Pembaharuan_Kurikulum.pptxsriyuli8
 
Ppt kurikulum dan permasalahnya dalam pendidikan di indonesia
Ppt kurikulum dan permasalahnya dalam pendidikan di indonesiaPpt kurikulum dan permasalahnya dalam pendidikan di indonesia
Ppt kurikulum dan permasalahnya dalam pendidikan di indonesiaikayunie
 
Ppt kurikulum dan permasalahnya dalam pendidikan di indonesia
Ppt kurikulum dan permasalahnya dalam pendidikan di indonesiaPpt kurikulum dan permasalahnya dalam pendidikan di indonesia
Ppt kurikulum dan permasalahnya dalam pendidikan di indonesiaikayunie
 
Latar belakang perubahan kurikulum dari kurkulum cbsa sampai kurikulum 2013
Latar belakang perubahan kurikulum dari kurkulum cbsa sampai kurikulum 2013Latar belakang perubahan kurikulum dari kurkulum cbsa sampai kurikulum 2013
Latar belakang perubahan kurikulum dari kurkulum cbsa sampai kurikulum 2013Syaidah Ahnur
 
Mengapa Kurikulum Perlu Berubah - Mokhamad Rakhmat Afandhi.pptx
Mengapa Kurikulum Perlu Berubah - Mokhamad Rakhmat Afandhi.pptxMengapa Kurikulum Perlu Berubah - Mokhamad Rakhmat Afandhi.pptx
Mengapa Kurikulum Perlu Berubah - Mokhamad Rakhmat Afandhi.pptxMokhamadRakhmatAfand
 
Ppt pengembangan kurikulum mi di indonesia
Ppt pengembangan kurikulum mi di indonesiaPpt pengembangan kurikulum mi di indonesia
Ppt pengembangan kurikulum mi di indonesiaShofy Fyah
 
Pengembangan Kurikulum K13
Pengembangan Kurikulum K13Pengembangan Kurikulum K13
Pengembangan Kurikulum K13Abu Haniyah
 
sejarah dan perkembangan kurikulum di indonesia
sejarah dan perkembangan kurikulum di indonesiasejarah dan perkembangan kurikulum di indonesia
sejarah dan perkembangan kurikulum di indonesiaokiarisaputra
 
Konsepsi dan Sejarah Kurikulum Kel.1 Telaah Kurikulum R5A.pptx
Konsepsi dan Sejarah Kurikulum Kel.1 Telaah Kurikulum R5A.pptxKonsepsi dan Sejarah Kurikulum Kel.1 Telaah Kurikulum R5A.pptx
Konsepsi dan Sejarah Kurikulum Kel.1 Telaah Kurikulum R5A.pptxsaputrip233
 
Perubahan kurikulum
Perubahan kurikulumPerubahan kurikulum
Perubahan kurikulumsyahriani612
 
asas asas-kurikulum(3)
asas asas-kurikulum(3)asas asas-kurikulum(3)
asas asas-kurikulum(3)Bali D'gunners
 

Similar to Kurikulum 1994 Kelemahan (20)

Kurikulum tahun 1994 baru
Kurikulum tahun 1994 baruKurikulum tahun 1994 baru
Kurikulum tahun 1994 baru
 
KURIKULUM 1994.pptx
KURIKULUM 1994.pptxKURIKULUM 1994.pptx
KURIKULUM 1994.pptx
 
sejarah kurikulum.pptxassaadssdasdsasdsadasda
sejarah kurikulum.pptxassaadssdasdsasdsadasdasejarah kurikulum.pptxassaadssdasdsasdsadasda
sejarah kurikulum.pptxassaadssdasdsasdsadasda
 
Perkembangan Kurikulum di Indonesia
Perkembangan Kurikulum di IndonesiaPerkembangan Kurikulum di Indonesia
Perkembangan Kurikulum di Indonesia
 
PPT_Pembaharuan_Kurikulum.pptx
PPT_Pembaharuan_Kurikulum.pptxPPT_Pembaharuan_Kurikulum.pptx
PPT_Pembaharuan_Kurikulum.pptx
 
Ppt kurikulum dan permasalahnya dalam pendidikan di indonesia
Ppt kurikulum dan permasalahnya dalam pendidikan di indonesiaPpt kurikulum dan permasalahnya dalam pendidikan di indonesia
Ppt kurikulum dan permasalahnya dalam pendidikan di indonesia
 
Ppt kurikulum dan permasalahnya dalam pendidikan di indonesia
Ppt kurikulum dan permasalahnya dalam pendidikan di indonesiaPpt kurikulum dan permasalahnya dalam pendidikan di indonesia
Ppt kurikulum dan permasalahnya dalam pendidikan di indonesia
 
Latar belakang perubahan kurikulum dari kurkulum cbsa sampai kurikulum 2013
Latar belakang perubahan kurikulum dari kurkulum cbsa sampai kurikulum 2013Latar belakang perubahan kurikulum dari kurkulum cbsa sampai kurikulum 2013
Latar belakang perubahan kurikulum dari kurkulum cbsa sampai kurikulum 2013
 
Mengapa Kurikulum Perlu Berubah - Mokhamad Rakhmat Afandhi.pptx
Mengapa Kurikulum Perlu Berubah - Mokhamad Rakhmat Afandhi.pptxMengapa Kurikulum Perlu Berubah - Mokhamad Rakhmat Afandhi.pptx
Mengapa Kurikulum Perlu Berubah - Mokhamad Rakhmat Afandhi.pptx
 
Kurikulum tahun 1984
Kurikulum tahun 1984Kurikulum tahun 1984
Kurikulum tahun 1984
 
Tugas beda kbk degan k 1994
Tugas beda kbk degan k 1994Tugas beda kbk degan k 1994
Tugas beda kbk degan k 1994
 
Ppt pengembangan kurikulum mi di indonesia
Ppt pengembangan kurikulum mi di indonesiaPpt pengembangan kurikulum mi di indonesia
Ppt pengembangan kurikulum mi di indonesia
 
Pengembangan Kurikulum K13
Pengembangan Kurikulum K13Pengembangan Kurikulum K13
Pengembangan Kurikulum K13
 
sejarah dan perkembangan kurikulum di indonesia
sejarah dan perkembangan kurikulum di indonesiasejarah dan perkembangan kurikulum di indonesia
sejarah dan perkembangan kurikulum di indonesia
 
Nurhayanti jenis jenis kurikulum
Nurhayanti jenis jenis kurikulumNurhayanti jenis jenis kurikulum
Nurhayanti jenis jenis kurikulum
 
Nurhayanti jenis jenis kurikulum
Nurhayanti jenis jenis kurikulumNurhayanti jenis jenis kurikulum
Nurhayanti jenis jenis kurikulum
 
Konsepsi dan Sejarah Kurikulum Kel.1 Telaah Kurikulum R5A.pptx
Konsepsi dan Sejarah Kurikulum Kel.1 Telaah Kurikulum R5A.pptxKonsepsi dan Sejarah Kurikulum Kel.1 Telaah Kurikulum R5A.pptx
Konsepsi dan Sejarah Kurikulum Kel.1 Telaah Kurikulum R5A.pptx
 
Perubahan kurikulum
Perubahan kurikulumPerubahan kurikulum
Perubahan kurikulum
 
Kurikulum adalah
Kurikulum adalahKurikulum adalah
Kurikulum adalah
 
asas asas-kurikulum(3)
asas asas-kurikulum(3)asas asas-kurikulum(3)
asas asas-kurikulum(3)
 

More from Ahmad Wahyudin Rock'n Roll

More from Ahmad Wahyudin Rock'n Roll (20)

Uugd
UugdUugd
Uugd
 
Sejarah pendidika indonesia
Sejarah pendidika indonesiaSejarah pendidika indonesia
Sejarah pendidika indonesia
 
Pennas
PennasPennas
Pennas
 
Karakteristik sekolah efektif
Karakteristik sekolah efektifKarakteristik sekolah efektif
Karakteristik sekolah efektif
 
Pakemfinal
PakemfinalPakemfinal
Pakemfinal
 
Utama 1
Utama 1Utama 1
Utama 1
 
Umm student research_abstract_7033
Umm student research_abstract_7033Umm student research_abstract_7033
Umm student research_abstract_7033
 
Panduan evaluasi pembelajaran
Panduan evaluasi pembelajaranPanduan evaluasi pembelajaran
Panduan evaluasi pembelajaran
 
Pakem
PakemPakem
Pakem
 
Model model pembelajaran
Model model pembelajaranModel model pembelajaran
Model model pembelajaran
 
Media pembelajaran
Media pembelajaranMedia pembelajaran
Media pembelajaran
 
Katalog
KatalogKatalog
Katalog
 
Jiptummpp gdl-s1-2005-nurpatarsi-2712-pendahul-n
Jiptummpp gdl-s1-2005-nurpatarsi-2712-pendahul-nJiptummpp gdl-s1-2005-nurpatarsi-2712-pendahul-n
Jiptummpp gdl-s1-2005-nurpatarsi-2712-pendahul-n
 
Gapura basa smp ix
Gapura basa smp ixGapura basa smp ix
Gapura basa smp ix
 
Dkv02040102
Dkv02040102Dkv02040102
Dkv02040102
 
Dgggfg
DgggfgDgggfg
Dgggfg
 
Desain dan pengembangan mmi offline teknologi dasar serta aplikasinya pada pe...
Desain dan pengembangan mmi offline teknologi dasar serta aplikasinya pada pe...Desain dan pengembangan mmi offline teknologi dasar serta aplikasinya pada pe...
Desain dan pengembangan mmi offline teknologi dasar serta aplikasinya pada pe...
 
Artikel
ArtikelArtikel
Artikel
 
11 pembelajaran-matematika-kontekstual-sd-ktsp-supinah
11 pembelajaran-matematika-kontekstual-sd-ktsp-supinah11 pembelajaran-matematika-kontekstual-sd-ktsp-supinah
11 pembelajaran-matematika-kontekstual-sd-ktsp-supinah
 
4 perencanaan kegiatan_belajar_mengajarsdasd
4 perencanaan kegiatan_belajar_mengajarsdasd4 perencanaan kegiatan_belajar_mengajarsdasd
4 perencanaan kegiatan_belajar_mengajarsdasd
 

Kurikulum 1994 Kelemahan

  • 1. Surat Kabar Harian “SUARA PEMBARUAN”, terbit di Jakarta, Edisi 13 Oktober 1998 _____________________________________________ TIGA KELEMAHAN KURIKULUM 1994 Oleh : Ki Supriyoko Di dalam forum rapat kerja Komisi VII DPR RI bersama jajaran Departemen Pendidikan dan Kebudayaan di Jakarta baru-baru ini Pak Juwono Sudarsono selaku menteri pendidikan menyatakan bahwa saat ini tidak mungkin melakukan penggantian maupun perombakan total terhadap Kurikulum 1994 yang berlaku di sekolah kita dari satuan SD, SLTP sampai dengan SMU dan SMK. Lebih lanjut Pak Juwono menyatakan bahwa dari segi kedalaman dan keluasan materinya maka Kurikulum 1994 justru memiliki banyak keunggulan. Secara komparatif Kurikulum 1994 juga tidak (terlalu) tertinggal bila dibandingkan dengan kurikulum sekolah di negara lain, utamanya di Jepang. Diilustrasikan sbb: bila kurikulum SD di Jepang terdiri dari 11 mata pelajaran maka dalam struktur Kurikulum 1994 terdiri dari 10 mata pelajaran termasuk muatan lokal, sedangkan kalau kurikulum SLTP di Jepang terdiri dari 11 mata pelajaran maka dalam struktur Kurikulum 1994 juga terdiri dari 11 mata pelajaran termasuk muatan lokal. Di samping itu secara historis terjadinya perubahan Kurikulum 1984 ke Kurikulum 1994 sesungguhnya juga dimaksudkan untuk lebih memberikan bekal bagi siswa ke arah penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi dalam upaya membentuk masyarakat yang maju dalam era globalisasi sekarang ini. Dengan materi pelajaran yang dijabarkan di dalam Kurikulum 1994 diharapkan lulusan sekolah kita dari segala satuan pendidikan memiliki wawasan yang seiring dan seirama dengan tuntutan kemajuan jaman. Meskipun demikian Pak Juwono pun juga mengakui bahwa tidak berarti Kurikulum 1994 bebas dari kelemahan. Kelemahan Kurikulum 1994 diakui ada; namun demikian sekarang ini bukan waktunya untuk mengganti Kurikulum 1994 disebabkan adanya alasan teknis menyang-kut waktu dan beaya. Tiga Kelemahan Apabila kita renungkan kembali sebenarnya kita telah mengalami berulang kali penggantian kurikulum sekolah; dengan demikian sebenarnya kita sudah berpengalaman menghadapi tuntutan penggantian kurikulum. Apabila Kurikulum 1994 sekarang banyak dilihat dari sisi lemahnya sebenarnya hal itu pernah pula
  • 2. 2 terjadi pada kurikulum-kuri-kulum sekolah sebelumnya; yaitu Kurikulum 1984, Kurikulum 1975, Kurikulum 1968, Kurikulum 1964 dan Kurikulum 1947. Bahwa setiap kurikulum memiliki sisi lemah, di samping sisi kuat tentunya, kiranya merupakan sesuatu yang tidak mungkin dielakkan oleh pembuatnya. Kelemahan itu bisa muncul sejak awal, yaitu sejak diberlakukannya kurikulum itu sendiri, akan tetapi bisa juga muncul kemudian, yaitu ketika kurikulum itu sedang dilaksanakan. Pada sisi yang lain kelemahan tersebut bisa bersifat prinsipial akan tetapi bisa juga bersifat operasional. Kurikulum 1994 yang sekarang ini sedang "dihujat" banyak orang pun juga tidak terlepas dari sisi lemah. Setidak-tidaknya ada tiga kele-mahan Kurikulum 1994, yaitu sebagai berikut. Pertama, soal tunggalistik. Dalam realitasnya kurikulum yang sedang dilaksanakan ini tidak bersifat pluralistik dikarenakan kurang mengakomodasi perbedaan potensi dan kultur yang ada di masyarakat. Kurikulum 1994 sarat dengan "muatan nasional" yang berkonotasikan pada keseragaman beban. Memang benar bahwa setiap sekolah diberi kesempatan untuk mengembangkan Muatan Lokal yang boleh berbeda antara sekolah yang satu dengan yang lain; namun demikian hal ini di dalam realitasnya banyak yang mandek, tidak berjalan. Bahkan di banyak sekolah Muatan Lokal dianggap sebagai sekedar asesoris yang tidak harus dipasang. Secara teknis juga sangat sulit melaksanakan Muatan Lokal dika-renakan adanya tuntutan jam wajib yang terlalu padat; yaitu 42 jam masing-masing untuk siswa kelas 1, 2 dan 3 SMU dan SLTP. Juga 42 jam untuk siswa kelas 5 dan 6 SD dan 40 jam untuk kelas 4 SD. Jum-lah ini pun belum termasuk mata pelajaran khas bagi sekolah- sekolah swasta yang berkarakter. Kedua, soal fleksibilitas. Kurikulum 1994 terkesan kaku serta benar-benar tidak fleksibel. Beratnya beban yang ada pada kurikulum tersebut menyebabkan sekolah tidak kreatif untuk mengembangkan ide dan pemikirannya. Baik dari sisi material (subject matter) maupun dari sisi cara pengajaran (methodology) kurikulum kita benar-benar kurang sensitif terhadap pengembangan kreativitas. Guru-guru di sekolah kita di dalam mengajar anak didik tidak lagi mengaplikasi pendekatan kreativitas dan kasih sayang akan tetapi lebih cenderung pada bagaimana dapat mengejar target kurikulum. Bagai-mana seluruh bahan ajar dapat disampaikan kepada siswa agar supaya tidak ada keluhan di Ebtanasnya mengakibatkan sang guru terkesan terburu-buru dalam mengajar tanpa mempedulikan kemampuan siswa yang berbeda antara satu dengan lainnya. Apabila ada sebagian siswa yang tertinggal dalam mengikuti pelajaran tertentu itu menjadi perso-alan yang kesekian setelah persoalan pencapaian target kurikulum itu terselesaikan. Akibatnya banyak, atau bahkan kebanyakan, siswa kita menjadi tertinggal beneran pada akhirnya. Ketiga, soal wawasan keeksaktaan. Apabila dicermati ternyata materi eksakta dalam Kurikulum 1994 relatif sangat rendah sehingga tidak mampu menciptakan anak didik yang memiliki wawasan keeksaktaan secara memadai.
  • 3. 3 Secara lebih konkrit kita dapat mengambil contoh pada satuan SD misalnya. Dari delapan mata pelajaran di SD ternyata hanya dua saja (25 persen) yang merupakan mata pelajaran eksakta; sedangkan yang selebihnya bersifat noneksakta. Atau, dari total 195 jam pelajaran beban kurikulum SD ternyata hanya 75 (38 persen) jam yang merupakan jam eksakta. Di SLTP dari 302 total jam pelajaran ternyata hanya 111 (37 persen) jam yang merupakan jam eksakta. Untuk SMU pada dasarnya sama saja. Rendahnya wawasan keeksaktaan anak didik sudah barang tentu berpengaruh pada banyak hal; antara lain kemampuan mengembangkan teknologi. Apabila perkembangan teknologi di negara kita selama ini terkesan lamban dibandingkan negara-negara lain hal itu tidak ter-lepas dari kasus rendahnya wawasan keeksaktaan tersebut. Banyak Tahapan Di luar ketiga kelemahan Kurikulum 1994 tersebut di atas masih sangat banyak kelemahan-kelemahan yang lainnya. Persoalannya saat ini adalah apakah memang sudah waktunya dilaksanakan penggantian kurikulum? Apabila dilihat bahwa materi kurikulum kita sekarang ini banyak yang sudah tertinggal oleh lajunya kemajuan kiranya memang cukup beralasan kalau dilakukan persiapan penggantian kurikulum; tetapi ba-rangkali kurang tepat kalau langsung dilaksanakan penggantian karena untuk melaksanakan hal itu diperlukan proses yang secara empirik tidak pendek. Untuk menyusun kurikulum yang baik dengan validitas yang handal diperlukan waktu yang tidak pendek. Apalagi secara me-todologis diperlukan langkah-langkah yang setiap tahapnya tidak saja dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah tetapi juga secara sosial. Dua pakar kurikulum dari Virginia Polytechnic Institute and State University, Curtis R. Finch dan John R. Crunkilton, dalam karyanya 'Curriculum Development in Vocational and Technical Education : Planning, Content and Implementation' (1979) menyatakan untuk mengembangkan materi kurikulum saja diperlukan 18 langkah; dimulai dari persiapan rencana awal pengembangan, penentuan isi kurikulum yang harus diinvestigasi sampai dengan duplikasi materi. Ke-18 langkah ini belum termasuk sistem desiminasinya. Secara empirik sistem desiminasi kurikulum sekolah di Indonesia tidak dapat dilaksanakan secara cepat. Percaya atau tidak sampai saat ini di mana usia Kurikulum 1994 sudah sekitar empat tahun saja masih banyak para praktisi di lapangan, khususnya para guru, belum mampu memahami secara benar filosofi kurikulum yang dijalankan. Bahkan, lebih daripada itu banyak guru (dan kepala sekolah) yang tidak sempat lagi memikirkan filosofi kurikulum karena konsentrasinya sudah ba-nyak tersita untuk mengejar target. Memang, selama ini diskusi kita seringkali hanya terfokus pada masalah- masalah materi kurikulum dan lupa mendiskusikan sistem de-siminasi ataupun
  • 4. 4 sosialisasinya yang merupakan sisi lain yang sangat menentukan keberhasilan pelaksanaan kurikulum itu sendiri. Kesimpulannya adalah bahwa penggantian kurikulum itu sendiri bukan hal yang tabu untuk dilaksanakan; disamping bahwa Kurikulum 1994 mengandung banyak kelemahan juga merupakan hal yang tidak dapat dipungkiri. Hanya saja, apakah sekarang memang sudah saatnya dilakukan penggantian Kurikulum 1994 kiranya masih banyak dimensi yang harus dipertimbangkan !!!***** -------------------------------- BIODATA SINGKAT; *: DR. Ki Supriyoko, M.Pd *: Ketua Bidang Pendidikan dan Kebudayaan Majelis Luhur Tamansiswa; serta Director of Pan-Pacific Association of Private Education (PAPE) yang bermarkas di Tokyo, Jepang *: Pengamat dan peneliti masalah-masalah pendidikan