Dokumen tersebut membahas tentang metode pengujian korosi, dimulai dengan pengertian korosi dan faktor-faktor yang mempengaruhinya. Kemudian dibahas tujuan pengujian korosi dan klasifikasi pengujian berdasarkan skalanya, yaitu pengujian laboratorium, pilot plant, pabrik, dan lapangan. Terakhir dijelaskan beberapa metode pengujian korosi seperti spektroskopi impedansi elektrokimia, polarisasi linier, dan
3. WOODGROVE
BANK
PENGERTIAN KOROSI
Korosi didefinisikan sebagai kerusakan suatu logam atau campuran
logam (alloy) karena bereaksi secara kimia atau secara elektrokimia
dengan lingkungan atau medium.
Mengapa korosi harus dicegah?
• Karena kerugian yang ditimbulkan sangat besar.
• Biaya perbaikan akibat korosi akan meningkatkan biaya produksi.
• Korosi tidak mungkin dihindari. Pencegahan yang dilakukan hanya akan
mengurangi kerugian/memperpanjang umur bahan.
3
5. WOODGROVE
BANK
FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KOROSI
1. Faktor yang terkait dengan Logam
• Letak logam dalam deret aktivitas
• Kemurnian Logam
• Oksida atau kondisi permukaan logam
• Kelarutan garam-garam logam
2. Faktor yang terkait dengan Medium Pengkorosi
• Korosi atmosferis oksigen, uap air, karbondioksida (lingkungan
umum), + sodium klorida (lingkungan dekat laut), + hidrogen sulfida
dan sulfur dioksida (lingkungan industri)
• Korosi Logam yang tercelup cairan Temperatur, pH, konsentrasi,
kecepatan (velocity), kondisi oksidasi dan reduksi, impuritas
3. Faktor yang terkait dengan Pengaruh Luar
• Kehadiran bakteri (mikroba)
• Kehadiran logam katodik
• Adanya tegangan (stress)
5
7. WOODGROVE
BANK
TUJUAN PENGUJIAN KOROSI
• Evaluasi dan seleksi bahan untuk lingkungan
tertentu atau penggunaan khusus.
• Evaluasi logam/alloy baru untuk memperoleh
kondisi lingkungan yang sesuai.
• Mengendalikan ketahanan korosi bahan /
korosifitas lingkungan.
• Mempelajari mekanisme korosi serta tujuan-
tujuan penelitian lain.
7
9. WOODGROVE
BANK
PENDAHULUAN
Pada umumnya pengujian korosi dilakukan
dengan suatu tujuan yang spesifik. Perencanaan dan
pelaksanaan yang baik biasanya akan mendapatkan
hasil yang “reproducible” dan “reliability”, kedua
faktor ini sangat penting dalam pengujian korosi.
Pengujian korosi dan aplikasi dari hasilnya dianggap
menjadi aspek yang sangat penting dalam corrosion
engineering. Banyak pengujian korosi dilakukan
untuk pemilihan material / konstruksi peralatan
dalam proses industri. Oleh karena itu pengujian
duplikasi serupa mungkin dengan kondisi pelayanan
pabrik yang sebenarnya adalah sangat penting.
9
10. WOODGROVE
BANK
PENDAHULUAN
Karena banyak jenis dari material logam dan
material untuk penanggulangan korosi serta aplikasinya
sehingga ruang lingkup pengujian korosi sangat luas dan
bervariasi, maka tidaklah mungkin untuk membahas semua
tahap pengujian. Oleh karena itu ruang lingkupnya hanya
akan dibatasi pada prinsip-prinsip pengujian korosi yang
umum dilakukan terhadap material-material logam dan
material-material untuk penanggulangan korosi. Pengujian
korosi ada yang sangat sederhana yang mana pengujiannya
dapat diselesaikan dalam waktu yang relatif singkat dan juga
ada yang komplek, yang mana memerlukan pekerjaan
gabungan dari beberapa peneliti serta data penunjang
lainnya yang diperlukan sehingga untuk menyelesaikan
pengujian tersebut membutuhkan waktu yang relatif cukup
lama.
10
12. WOODGROVE
BANK
BERDASARKAN SKALA
Pengujian korosi dibagi menjadi 4 jenis klasifikasi
Pengujianlaboratorium Pengujianpilotplant
12
Pengujian pabrikyangsebenarnya Pengujianlapangan
Klasifikasi 3 dan 4 dapat digabungkan, tetapi untuk menghindari keracunan dalam termologi,
maka perlu dilakukan perbedaan sebagai berikut:
Klasifikasi 3 melibatkan pengujian spesimen dalam pelayanan pabrik yang sebenarnya,
sedangkan klasifikasi 4 melibatkan pengujian lapangan yang didesain untuk memperoleh
informasi secara umum. Misalnya pengujian lapangan melalui pengeksposan atmosferik dari
sejumlah besar benda uji dalam rak pada satu atau lebih lokasi geografis dan pengujian lain
dalam tanah atau air laut.
13. WOODGROVE
BANK
Pengujian laboratorium dilakukan dengan
menggunakan zat-zat kimia murni, yang terbaik dengan
lingkungan atau larutan dari pabrik yang sebenarnya dan
waktu pengujiannya relatif singkat. Kondisi pengujian dapat
disimulasikan dan dikontrol dengan teliti sesuai dengan
aplikasinya. Setiap pengujian harus reproducible dalam
pengujian-pengujian ulang dengan waktu yang tetep. Hal ini
adalah penting terutama bila digunakan metoda baru atau bila
bahan baru/bahan rakitan perlu dievaluasi. Bila
“reproducibility” dapat diperoleh, maka data yang berbeda
merupakan refleksi dari perbedaan dalam ketahanan korosi
dari bahan-bahan yang diuji. Pengujian laboratorium biasanya
dilakukan dengan menggunakan benda uji kecil serta bentuk
dan ukurannya yang spesifik. Benda-benda uji seperti ini
relatip murah dan mudah dibuat ulang.
13
14. WOODGROVE
BANK
• Benda uji rakitan dapat juga diuji di laboratorium, hal
ini biasanya dilakukan secara terbatas untuk
mengetahui korelasi antara pengujian-pengujian
dengan benda uji kecil dan benda rakitan tersebut.
• Pengujian laboratorium bertujuan untuk menilai sifat-
sifat korosi logam dan akan memberikan indikasi dini
apa yang akan terjadi sebenarnya dalam praktek.
Waktu yang diperlukan untuk suatu indikasi
tergantung tujuan dan sifat pengujian.
14
15. WOODGROVE
BANK
• Pengujian ini dilakukan dalam pabrik skala kecil yang pada
dasarnya duplikasi dari operasi skala besar. Bahan baku ,
konsentrasi larutan, temperatur, kecepatan yang sebenarnya dan
volume cairan untuk kontak dengan area / logam dilibatkan.
• Pengujian pilot plant memerlukan waktu yang cukup lama
untuk menjamin hasil yang baik. Benda-benda uji dapat
diekspos dalam pilot plant dan peralatan-peralatan itu sendiri
dapat dipelajari dari segi korosi. Salah satu kerugian yang
mungkin adalah bahwa kondisi operasi sangat bervariasi dalam
usaha untuk mencari kondisi yang optimum. Oleh karena itu
pencatatatan dan penyimpanan seluruh data harus dilakukan
dengan teliti dan baik selama proses pilot plant beroperasi.
Pengujian pilot plant untuk memperoleh beberapa data korosi
dibawah kondisi operasi.
15
16. WOODGROVE
BANK
Pengujian pabrik dilakukan melalui pengeksposan benda
uji atau pemantauan konstruksi / peralatan pada pabrik yang
sedang operasi. Pengujian ini adalah penting untuk mengevaluasi
material yang lebih baik dan lebih ekonomis atau dalam
menyelidiki perilaku korosi dari material yang ada selama kondisi
proses dan akan memberikan dasar yang logis untuk
pembangunan pabrik produksi yang selanjutnya. Pengujian pabrik
akan memberikan informasi yang lebih dekat pada penggunaan
akahir yang sebenarnya dan waktu yang diperlukan untuk
mencapai sasarannya relatip cukup lama.
16
17. WOODGROVE
BANK
• Pengujian pada plant yang sudah beroperasi tapi
pada area yang lebih luas.
• Misalnya kondisi atmosfir/tanah/air laut yang
melibatkan beberapa bagian sekaligus.
17
18. WOODGROVE
BANK
BAHAN BAKU DAN SAMPEL
18
• Diperlukan data yang lengkap tentang komposisi kimia bahan dan
riwayat fabrikasinya. Kondisi pengujian dibuat sama dengan
keadaan bahan yang diuji.
• Bentuk dan ukuran contoh dapat bervariasi, namun permukaan datar
lebih disukai.
• Ukuran : tebal 1/16 – ¼ in, lebar 1 in, panjang 2 in.
• Untuk uji plant/field dapat digunakan ukuran yang lebih besar.
21. WOODGROVE
BANK
SPEKTROSKOPI IMPEDANSI
ELEKTROKIMIA (EIS)
21
Spektroskopi Impedansi Elektrokimia (Electrochemical Impedance Spectroscopy / EIS)
digunakan untuk mengkarakterisasi proses korosi. Selain itu, EIS juga dapat digunakan
untuk mengevaluasi kinerja anti-korosi pada suatu lapisan pelindung. Dalam
waktu pengujian yang singkat, pengukuran EIS memberikan data yang andal,
sehingga memungkinkan prediksi kinerja jangka panjang. Hasil dari EIS adalah
impedansi sistem elektrokimia sebagai fungsi frekuensi.
22. WOODGROVE
BANK
SPEKTROSKOPI IMPEDANSI
ELEKTROKIMIA (EIS)
22
Prinsip Kerja
Tujuan pengukuran adalah untuk mengkarakterisasi antarmuka antara permukaan yang berkarat dan
lingkungan sekitarnya. Dari pengukuran dapat diperoleh tahanan polarisasi dan kapasitansi lapisan ganda.
Parameter ini kemudian dapat digunakan untuk menghitung laju korosi dan untuk menggambarkan proses
korosi, misalnya inisiasi korosi lubang, degradasi lapisan pelindung atau pengendapan produk korosi.
Berbeda dengan banyak teknik elektrokimia lainnya, pengukuran dilakukan in situ dan non-destruktif yang
memungkinkan pengukuran berulang pada sampel yang sama untuk mengevaluasi bagaimana permukaan
berubah seiring waktu.
Metode
EIS dapat digambarkan sebagai mengukur arus bolak-balik sebagai respons terhadap potensial bolak-balik
yang diterapkan. Dengan menerapkan potensial pada rentang frekuensi (biasanya 100 000 - 0,1 Hz) proses
elektrokimia yang berbeda dapat dipisahkan tergantung pada ketergantungan waktunya. Misalnya, difusi ion
melalui lapisan yang merupakan proses yang relatif lambat (frekuensi rendah) dan transfer muatan dari atom
logam ke ion yang merupakan proses cepat (frekuensi tinggi). Tes biasanya dilakukan dengan sampel yang
dibenamkan dalam cairan konduktif, elektrolit.
23. WOODGROVE
BANK
SPEKTROSKOPI IMPEDANSI
ELEKTROKIMIA (EIS)
23
Contoh Eksperimen
Sebuah sel pengukur ditempatkan pada
panel berlapis (elektroda kerja), diisi
dengan larutan NaCl 3,5%. Elektroda
grafit digunakan sebagai elektroda
counter, dan sel standar Ag / AgCl
sebagai elektroda referensi. Pengukuran
dilakukan pada rentang frekuensi yang
luas dari 100 kHz hingga 10 mHz,
menggunakan tegangan sinusoidal
amplitudo 50 mV.
24. WOODGROVE
BANK
LINEAR POLARIZATION
24
Teknik polarisasi linier merupakan teknik pemantauan resistensi
didasarkan pada teori elektrokimia yang kompleks.
Keuntungan dari teknik pemantauan tahanan polarisasi linier
adalah pengukuran laju korosi dilakukan secara instan. Ini lebih
kuat daripada metode coupon atau metode hambatan listrik di
mana pengukuran dasarnya adalah kehilangan logam dan di mana
periode paparan yang diukur diperlukan untuk menentukan laju
korosi.
Kerugian dari metode ini adalah bahwa metode ini hanya dapat
berhasil dilakukan di lingkungan elektrolitik berair yang relatif
bersih. Metode pemantauan ketahanan polarisasi linier tidak
sesuai untuk emulsi gas atau air / minyak di mana pengotoran
elektroda akan mencegah pengumpulan data yang andal.
25. WOODGROVE
BANK
LINEAR POLARIZATION
25
Metode
Teknik ini dikenal sebagai pengukuran resistansi polarisasi linier,
dan dilakukan dengan potensiostat yang berperan sebagai catu
daya yang dapat menerapkan tegangan relatif terhadap potensial
pada elektroda referensi, tanpa mengalirkan arus (karena akan
merusaknya). Jadi, potensiostat menerapkan tegangan ke
elektroda sekunder, sambil mengontrolnya dengan pengukuran
dari elektroda referensi. Gambar di samping menunjukkan
pengaturan untuk pengujian sebuah sampel baja, dicor ke beton.
Pengujian dilakukan dengan mengukur potensial sisa, dan
menerapkan tegangan sedikit di atas atau di bawahnya, dan
mengukur arus
26. WOODGROVE
BANK
LINEAR POLARIZATION
26
Metode
Prosedur perhitungan arus korosi
1. Ukur potensial sisa E0 antara logam yang terkorosi dan larutan.
2. Hubungkan potensiostat dan terapkan tegangan V beberapa mV
di atas atau di bawah potensi sisa.
3. Ukur arus yang dihasilkan.
4. Gunakan persamaan untuk menghitung Rp dan kemudian
persamaan untuk menghitung arus korosinya.
27. WOODGROVE
BANK
OPEN CIRCUIT POTENTIAL
27
Karakteristik korosi benda uji dapat diprediksi dari pemindaian polarisasi yang dihasilkan oleh
sebuah potensiostat. Pemindaian polarisasi memungkinkan ekstrapolasi parameter kinetik dan
korosi dari substrat logam. Selama pemindaian, oksidasi atau reduksi spesies elektro-aktif dapat
dibatasi dengan transfer muatan dan pergerakan reaktan atau produk. Faktor-faktor ini
semuanya dikemas oleh pemindaian polarisasi; oleh karena itu, pentingnya memiliki sistem
yang menghasilkan pemindaian polarisasi yang andal dan berulang di beberapa siklus menjadi
sangat penting. Fokus utama dari naskah ini adalah untuk menyediakan protokol yang
mengidentifikasi dasar pemikiran dan langkah-langkah yang diambil untuk mendapatkan
sistem korosi potensiodinamik yang berfungsi dengan baik.
28. WOODGROVE
BANK
OPEN CIRCUIT POTENTIAL
28
Penyiapan bahan uji
1. Jepit pemanas dengan sistem sirkulasi inbuilt ke sisi kompartemen luar menggunakan penjepit.
Ukuran kompartemen luar harus kurang lebih 30 cm x 20 cm x 20 cm dan terbuat dari kaca atau
polimer agar mampu menampung bejana korosi yang lebih kecil dan sistem pemanas.
2. Isi kompartemen luar dengan air keran sampai ketinggian air lebih tinggi dari ketinggian
elektroda yang digantung di dalam bejana korosi. Kompartemen yang lebih kecil adalah bejana
korosi (dijelaskan sebelumnya pada bagian 2).
3. Tutup bejana korosi dengan tutup reaksi kaca dan klem untuk memastikan segel kedap air. Tutup
ruang menyediakan enam titik masuk untuk peralatan eksperimen dan pengukuran.
4. Tangguhkan termometer dari salah satu titik masuk tutup reaksi untuk memberikan pembacaan
suhu di dalam sel korosi. Tangguhkan ketiga elektroda dari penutup menggunakan 3 titik masuk
lainnya. Gunakan pita polytetrafluoroethylene (PTFE) untuk mengamankan segel setiap
sambungan.
5. Gunakan konfigurasi tiga elektroda yang terdiri dari referensi, penghitung, dan elektroda kerja.
Elektroda yang berfungsi adalah sekrup baja tahan karat (spesimen dalam analisis). Sebelum
memasukkan elektroda ke dalam wadah korosi, bersihkan dengan lap basah etanol 80% dan
tempatkan dalam gelas kimia berisi 100 ml PBS.
29. WOODGROVE
BANK
OPEN CIRCUIT POTENTIAL
29
Penyiapan bahan uji
6. Gunakan pin koneksi untuk memasang penahan elektroda ke suspender elektroda. Pasang suspender
elektroda ke dalam titik masuk tutup bejana korosi.
7. Tempatkan elektroda kerja secara terpusat dengan penghitung dan elektroda referensi ditangguhkan
dari kedua sisi. Segel titik masuk kaca dan penahan korosi menggunakan pita PTFE.
8. Untuk elektroda referensi, gunakan Ag / AgCl standar. Untuk elektroda lawan, gunakan jaring
platina yang ditekuk secara longgar untuk membungkus spesimen yang diuji (elektroda kerja).
9. Isi elektroda Ag / AgCl dengan 3 M KCl menggunakan pipet. Setelah penggunaan ekstensif, ubah
dan isi ulang Ag Ag / Cl. Untuk melakukan ini lepaskan ujung elektroda untuk mengosongkan cairan
ke dalam bejana pengumpul gelas kecil (gelas kimia). Setelah semua larutan dikeluarkan masukkan
ujungnya dan isi dengan 3 M KCl.
10. Gunakan selotip di semua persimpangan untuk memastikan seluruh ruangan tertutup rapat.
11. Setelah ruang ditutup dengan semua elektroda yang ditempatkan di dalam bejana korosi, atur suhu
ke 37 ° C dan buka katup nitrogen dengan laju aliran 150 cm3/ menit. Biarkan suhu dan nitrogen
menyala selama 60 menit sebelum melakukan lari. Jaga nitrogen tetap berjalan selama eksperimen.
30. WOODGROVE
BANK
OPEN CIRCUIT POTENTIAL
30
Prosedur uji korosi
1. Buka paket perangkat lunak elektrokimia, yang berhubungan dengan potensiostat yang
dikendalikan USB.
2. Buat sambungan listrik antara potensiostat dan 3 elektroda lalu nyalakan potensiostat.
3. Buka dan gunakan "tampilan pengukuran" untuk melihat pembacaan potensi dan arus
lingkungan korosi. Selama fase open circuit potential (OCP) di mana belum ada potensi ramp
yang diterapkan, pembacaan arus antara elektroda kerja (potensial positif) dan elektroda
counter (negatif) sekitar (0 ± 0,01) µA. Penyegelan ruang yang tidak tepat dengan pita PTFE
dapat menyebabkan fluktuasi dalam pembacaan saat ini karena ruang tersebut diangin-
anginkan dengan gas nitrogen untuk menghilangkan molekul oksigen.
4. Biarkan sampel menyeimbangkan dan menstabilkan dalam lingkungan bejana korosi. Durasi
waktu untuk ini bervariasi (1 hingga 6 jam) dan bergantung pada material. Pantau potensi
menggunakan tampilan pengukuran untuk menentukan apakah kondisi stabil tercapai. Potensi
akan konstan tanpa fluktuasi saat kondisi stabil tercapai
31. WOODGROVE
BANK
OPEN CIRCUIT POTENTIAL
31
Prosedur uji korosi
5. Setelah kondisi stabil tercapai, mulailah proses korosi. Namun sebelum ini dapat dilakukan, isi
kondisi "program korosi" dan "voltametri siklik (CV)" menggunakan kerangka kerangka yang
disediakan oleh perangkat lunak analitik.
6. Pilih prosedur potensiostat voltametri siklik dalam tampilan pengaturan dari tab prosedur.
7. Aktifkan parameter berikut untuk dijadikan sampel untuk proses korosi: waktu, potensi
elektroda kerja (WE), dan arus untuk proses korosi.
8. Pilih opsi untuk mengotomatiskan rentang saat ini. Atur arus tertinggi dalam kisaran menjadi
10 mA, dan arus terendah dalam kisaran menjadi 10 nA untuk WE.
9. Pastikan pemilihan batas akhir dikontrol melalui potensi dengan mengatur parameter 'siklus
kembali' ke 0,8 mV untuk memungkinkan loop histeresis selesai.
10. Rekam OCP dari tampilan pengukuran ke dalam kotak teks parameter OCP. Setel potensi awal
100 mV di bawah nilai OCP yang direkam. Atur potensial puncak atas menjadi 800 mV, simpul
bawah menjadi 100 mV di bawah potensial awal dan potensi henti menjadi 100 mV di bawah
potensial simpul bawah. Setel kecepatan pindai ke 0,001 V / detik dan potensi langkah ke
0,0024 V / detik. Sekarang Tekan mulai.