2. Kata fenomenologi berasal dari bahasa Yunani,
phenomenon, yaitu sesuatu yang tampak, yang
terlihat karena berkecakupan. Dalam bahasa
indonesia biasa dipakai istilah gejala. Secara
istilah, fenomenologi adalah ilmu pengetahuan
(logos) tentang apa yang tampak.
PENGERTIAN FENOMENOLOGI
3. Pendekatan fenomenologis
Pendekatan fenomenologis memusatkan perhatian pada
pengalaman subyektif. Pendekatan ini berhubungan
dengan pandangan pribadi mengenai dunia dan
penafsiran mengenai berbagai kejadian yang dihadapinya.
Pendekatan tersebut mencoba memahami kejadian
fenomenal yang dialami individu tanpa adanya beban
prakonsepsi
4. Pendekatan fenomenologis yaitu
meliputi :
1. Pengamatan , yaitu suatu replika dari benda di luar manusia yang
intrapsikis, dibentuk berdasar rangsang-rangsang dari obyek.
2. Imajinasi , yaitu suatu perbuatan (act) yang melihat suatu obyek yang
absen atau sama sekali tidak ada melalui suatu isi psikis atau fisik yang tidak
memberikan dirinya sebagai diri melainkan sebagai representasi dari hal
yang lain.
3. Berpikir secara abstrak. Bidang yang sangat penting dalam hidup psikis
manusia ialah pikiran abstrak. Aristoteles berpendapat bahwa pikiran abstrak
berdasarkan pengamataan ; tak ada hal yang dapat dipikirkan yang tidak dulu
menjadi bahan.
4. Merasa/menghayati. Merasa ialah gejala lain dari kesadaran mengalami.
Pengalaman tidak disadari dengan langsung, sedangkan perasaan biasanya
disadari.
5. Metode Fenomenologi
Fenomenologi sebagai sebuah metodologi dikenalkan oleh Richard L.
Lanigan. Menurutnya, fenomenologi sebagai metodologi memiliki tiga
tahapan proses yang saling bersinergi, yaitu :
1. Deskripsi fenomenologis
Para ahli fenomenologi berpendapat bahwa kata sifat fenomenologis digunakan
untuk mengingatkan jika kita berhubungan dengan capta yaitu pengalaman sadar.
2. Reduksi fenomenologis
Tujuan dari reduksi fenomenologis adalah untuk menentukan bagian mana dari
deskripsi yang penting dan bagian mana yang tidak penting. Dalam artian, reduksi
fenomenologis bertujuan untuk melakukan isolasi suatu objek dari kesadaran yang
masuk ke dalam pengalaman yang dimiliki.
3. Intepretasi fenomenologis
Pada umumnya dimaksudkan untuk menjelaskan pemaknaan yang lebih khusus atau
yang penting dalam reduksi dan deskripsi dari pengalaman kesadaran yang tengah
diselidiki.
6. Riwayat hidup Edmund Gustav Aibercht
Husserl
Fenomenologi sebagai suatu gerakan filsafat hingga memperoleh bentuk
seperti sekarang ini, pertama kali diintrodusir oleh filsuf Jerman Edmund
Gustav Aibercht Husserl, lahir di Prestejov (dahulu Prossnitz) di
Czechoslovakia 8 April 1859 dari keluarga yahudi. Di universitas ia
belajar ilmu alam, ilmu falak, matematika, dan filsafat; mula-mula di
Leipzig kemudian juga di Berlin dan Wina. Di Wina ia tertarik pada
filsafat dari Brentano. Dia mengajar di Universitas Halle dari tahun 1886-
1901, kemudian di Gottingen sampai tahun 1916 dan akhirnya di
Freiburg. Ia juga sebagai dosen tamu di Berlin, London, Paris, dan
Amsterdam, dan Prahara. Husserl terkenal dengan metode yang
diciptakan olehnya yakni metode “Fenomenologi” yang oleh murid-
muridnya diperkembangkan lebih lanjut. Husserl meninggal tahun 1938
di Freiburg. Untuk menyelamatkan warisan intelektualnya dari kaum
Nazi, semua buku dan catatannya dibawa ke Universitas Leuven di Belgia.
7. KESIMPULAN
Fenomenologi secara khusus berbicara tentang
kesadaran dan strukturnya, atau cara-cara bagaimana
fenomena muncul pada kita. Karena kesadaran
semestinya merupakan apa, di mana segala sesuatu
menyatakan dirinya dan fenomenologi adalah studi
tentang kesadaran, maka fenomenologi merupakan
filsafat utama.