Profesor dr. Sri Rezeki S memiliki pengalaman luas dalam bidang pendidikan dan organisasi kesehatan. Beliau merupakan guru besar di FKUI dan pernah menjabat berbagai posisi kepengurusan di berbagai organisasi kesehatan nasional dan internasional.
Materi Bid PPM Bappeda Sos Pemutakhiran IDM 2024 di kec Plumbon.pptx
Suntikan ganda - ITAGI 12042022 final.pdf
1. • Pendidikan
– Dokter umum – FK.UNPAD 1972
– Spesialis anak – FK.UI 1983
– Doktor – FK.UI 1996
– Guru Besar – FK.UI 2000
• Organisasi
– Ketua ITAGI
– Anggota Satgas Imunisasi IDAI
– Pengurus Badan Penerbit IDAI
– Anggota Dewan Etik IDAI
– Anggota KOMNAS PP KIPI – KEMKES
– Board member of Asian Society of Pediatric Infectious Disease
(ASPID)
– Member of Asia-Pacific Dengue Prevention Board (APDPB)
– Member of Asia Dengue Voice and Action (ADVA)
– President of International Society of Tropical Pediatrics (ISTP)
Prof Dr dr Sri Rezeki S
Hadinegoro Sp.A(K)
Curriculum Vitae
3. Topik bahasan
• Program imunisasi di saat pandemi
• Mengejar imunisasi yang tertinggal
• Bagaimana memberikan suntikan ganda?
• Hal-hal yang perlu diperhatikan pada
suntikan ganda
• Beberapa studi imunogenisitas dan
keamanan suntikan ganda
• Kesimpulan
5. Program Imunisasi saat Pandemi Covid-19
Imunisasi pada
anak banyak yang
tertinggal
(termasuk
Indonesia, WHO)
Cakupan imunisasi
menurun
Ancaman KLB
PD3I
(terutama
difteri,
campak, polio)
‘Kejar
Imunisasi’
(catch-up)
dengan
suntikan ganda
6. Masalah Imunisasi di Masa Pandemi
• Keraguan orang tua untuk datang ke Puskesmas dan fasilitas
kesehatan lain perlu mendapat perhatian.
• Penundaan imunisasi akan mengakibatkan anak-anak kurang
mendapat perlindungan dari penyakit yang dapat dicegah dengan
imunisasi (PD3I)
Dalam situasi pandemi Covid-19 pelayanan
imunisasi harus tetap dilaksanakan sesuai
jadwal imunisasi program nasional
7. Definisi Suntikan Ganda
Pemberian dua atau lebih
vaksin dalam kemasan
yang berbeda, dalam
waktu yang bersamaan
Diberikan pada tempat
yang berbeda
Diberikan pada tempat
yang sama, dengan jarak
sekitar 2,5 cm (1 inch)
8. Ringkasan
• Pemberian suntikan ganda sudah lama dilakukan baik di
negara high income maupun low/middle income
• Pemberian ≥2 vaksin hidup bersamaan tidak menyebabkan
terjadi infeksi berat
• Imunisasi ganda tidak terbukti menyebabkan DM tipe-1,
meningkatkan reaksi alergi terutama asma, atau
menyebabkan penyakit autoimun
9. Melindungi anak
imunisasi diberikan secepat mungkin untuk melindungi
anak pada saat yang rentan
Mengurangi kunjungan
pemberian imunisasi secara bersamaan berarti ortu
dan anak tidak perlu datang berulang kali
Lebih efisien
petugas kesehatan mempunyai waktu lebih banyak
untuk melakukan program kesehatan lainnya
Manfaat Suntikan Ganda
8/18/20 Slide Sri Rezeki
11. Pertanyaan
yang sering
ditanyakan
oleh orang
tua
(1) Apakah pada pemberian
imunisasi ganda terasa lebih
sakit?
(3) Apakah imunisasi ganda
mengakibatkan KIPI yang lebih
berat dibandingkan jika
diberikan terpisah?
(2) Apakah vaksin yang
diberikan bersamaan
mempunyai khasiatnya yang
sama dibandingkan jika
diberikan terpisah?
Ref. Global Polio Eradication Initiative: protecting infants as soon as possible, February 2014
?
12. Apakah pada imunisasi ganda lebih sakit
dari imunisasi terpisah?
• Petugas kesehatan harus memberitahukan pada anak bahwa
mungkin akan sedikit lebih sakit pada imunisasi ganda
o Perlu dijelaskan bahwa sakit/merasa tidak nyaman hanya
akan dirasakan sebentar
o Kadangkala bayi/anak tidak memperhatikan pada suntikan
yang diberikan
o Dibandingkan jika harus datang lagi, mungkin masih
teringat rasa sakit pada suntikan yang lalu
13. Physical interventions and injection techniques for reducing
injection pain during routine childhood immunizations:
systematic review of randomized controlled trials and quasi-
randomized controlled trials
Taddio A, Ilersich AL, Ipp M, Kikuta A, Shah V, HELPinKIDS
J Clinthera 2009; Supl 2:S48-76.
Method
Systematic review: 19 RCTs, 2814 infants and children (0-18 years of age)
Result
• Sitting children up or having parents hold infants appeared to cause less pain than
the supine position (4 studies, n=481)
• Stroking the skin close to the injection site before and during injection reduced
pain (p<0.05)
• DPTaP-Hib and pneumococcus were injected sequentially during the same office
visit, observer and parent reported pain scores were lower when DPTaP-Hib was
injected first (p<0.03)
• Comparing rapid intramuscular injection without aspiration and slow intramuscular
injection with aspiration, the rapid injection without aspiration was associated with
less pain (p<0.05)
14. Teknik
mengurangi
rasa sakit saat
disuntik
• Tanyakan pada anak posisi apa
yang diinginkan: duduk sendiri
atau dipangku
• Usap (dengan halus) lalu tekan
daerah dekat tempat penyuntikan
pada melakukan suntikan
• Vaksin yang tidak menimbulkan
rasa sakit disuntikkan terlebih
dulu
• Suntik intramuskular secara cepat
tanpa melakukan aspirasi (aspirasi
menyebabkan rasa sakit)
J Clinthera 2009; Supl 2:S48-76
17. Geometric Mean Titer (GMT) Antibodi
poliovirus tipe 1, 2, 3 pre-pasca imunisasi
Fadlyana E et.al. Vaccine 2020; 38:1962-7
Titer GMT pada
imunisasi
Antibodi P3 tetap
tinggi walaupun
diberikan bersama
IPV sebagai suntikan
ganda
18. Kejadian ikutan pasca imunisasi
reaksi sistemik
Fadlyana E et.al. Vaccine 2020; 38:1962-7
Kejadian ikutan
pasca imunisasi
reaksi sistemik
tidak berbeda
antara suntikan
tunggal dan
suntikan ganda
19. Keamanan imunisasi PCV13 Demonstration
Program di Lombok Timur dan Lombok Barat
Julitasari S, Ari Prayitno, Hindra I Satari, Sri Rezeki Hadinegoro, dkk.*
Studi keamanan vaksin
• N=1083
• Dosis 1 dan dosis 2
• PCV = 403
• PCV+Pentabio = 101
• PCV+Pentabio+OPV = 544
*Dalam proses publikasi
Tujuan
• Menilai kejadian ikutan pasca imunisasi
• Untuk reaksi sistemik dan reaksi lokal
20. Reaksi lokal
pasca imunisasi
tidak berbeda
di antara ketiga
kelompok *
Ket: *selama 3 hari pasca imunisasi
Nyeri
PCV
N=403
PCV +
Pentabio
N=101
PCV + Pentabio +
OPV, N=544
n (%) n (%) n (%)
Total 223 (55.3) 43 (42.6) 322 (59.2)
Ringan 83 (20.6) 14 (13.9) 103 (18.9)
Sedang 60 (14.9) 13 (12.9) 80 (14.7)
Berat 80 (19.9) 16 (15.8) 139 (25.6)
Bengkak
PCV
N=403
PCV +
Pentabio
N=101
PCV + Pentabio +
OPV, N=544
n (%) n (%) n (%)
Total 150 (37.2) 35 (34.7) 184 (33.8)
Ringan 107 (26.6) 24 (23.8) 146 (26.8)
Sedang 33 (8.2) 11 (10.9) 29 (5.3)
Berat 10 (2.5) 0 (0) 9 (1.7)
21. Demam
PCV
N=403
PCV +
Pentabio
N=101
PCV + Pentabio +
OPV, N=544
n (%) n (%) n (%)
Total 36 (8.9) 10 (9.9) 55 (10.1)
Ringan 15 (3.7) 9 (8.9) 31 (5.7)
Sedang 16 (4.0) 1 (1.0) 22 (4.0)
Berat 5 (1.2) 0 (0) 2 (0.4)
Ket: *selama 3 hari pasca imunisasi
Iritabel
PCV
N=403
PCV +
Pentabio
N=101
PCV +
Pentabio +
OPV, N=544
n (%) n (%) n (%)
Total 217 (53.8) 59 (58.4) 379 (69.7)
Ringan 152 (37.7) 40 (39.6) 275 (50.6)
Sedang 58 (14.4) 16 (15.8) 99 (18.2)
Berat 7 (1.7) 3 (3.0) 5 (0.9)
Reaksi sistemik
pasca imunisasi
tidak berbeda di
antara ketiga
kelompok
22. Vaccine 2008; 26: 2234-41
Imunisasi ganda
vaksin Campak dan
JE di Filipina
Metode
• Kelompok 1 diberikan
imunisasi ganda: vaksin
JE diikuti campak
• Kelompok 2 vaksin JE
dan campak diberikan
terpisah
• Kelompok 3 diberikan
imunisasi ganda: vaksin
campak diikuti JE
Hasil
Kadar antibodi baik campak
maupun JE pada
ketiga kelompok tidak
berbeda
Imunogenisitas
23. Vaccine 2008; 26: 2234-41
Imunisasi ganda
vaksin Campak dan
JE di Filipina
Keamanan vaksin
Metode
• Penilaian keamanan
vaksin lokal dan
sistemik pada 3
kelompok pemberian
Hasil
Keamanan vaksin baik lokal
maupun sistemik pada
ketiga kelompok tidak
berbeda
24. Rekomendasi ITAGI
mengenai multiple injection, 11 Nov 2021)
ITAGI merekomendasikan pemberian suntikan ganda (multiple injection)
untuk meningkatkan cakupan imunisasi
• Pemberian suntikan ganda dapat diberikan untuk program imunisasi
primer maupun catch up (imunisasi kejar)
• Pemberian imunisasi ganda pada anak di Propinsi DIY yang telah
lebih dulu mendapat Pentavalen (DPTHB-Hib) dan IPV pada usia 2, 3
dan 4 bulan dapat ditambahkan dengan PCV pada usia 2 dan 3 bulan
dengan mematuhi persyaratan cara pemberian imunisasi ganda.
• Pemberian imunisasi kejar bagi anak yang tertinggal PCV dapat
diberikan sesuai umur anak. Pada usia 12-23 bulan diberikan dua kali
berjarak dua bulan dan untuk usia 2-5 tahun diberikan satu kali.
25. Ketentuan Suntikan Ganda
• Merujuk pada Petunjuk Teknis Pelayanan Imunisasi Rutin pada
Masa Pandemi (Kemenkes): pemberian imunisasi ganda
dianjurkan untuk program imunisasi dasar dan imunisasi kejar
(catch-up).
• Tempat penyuntikan, berdasarkan pada:
– Anak sudah adapt berjalan atau belum: pada anak sudah bisa berjalan,
tempat penyuntikan sebaiknya di lengan.
– Ketebalan massa otot lengan: jika massa otot lengan tipis maka
imunisasi sebaiknya disuntikkan di paha.
26. Umur Imunisasi
<24 jam Hepatitis B-O
1 bulan BCG, OPV1
2 bulan DPT-HB-Hib 1, OPV 2 + PCV 1
3 bulan DPT-HB-Hib 2, OPV 3 + PCV 2
4 bulan DPT-HB-Hib 3, OPV 4 & IPV
9 bulan MR 1, JE
12 bulan PCV 3
18 bulan MR 2, DPT-HB-Hib 4
SD kl 1 DT, MR
SD kl 2 Td
SD kl 5 Td, HPV1
SD kl 6 HPV2
Jadwal Imunisasi Nasional
Suntikan
ganda
27. Suntikan Ganda
pada suntikan intra muskular
Suntikan pertama
Suntikan kedua
Suntikan ketiga
Tempat suntikan harus
berjarak minimal 2.5 cm
29. • Pemberian suntikan ganda terbukti aman, efektif, efisien dan
tidak meningkatkan risiko KIPI.
• Pemberian suntikan ganda pada anak memberikan proteksi
lebih dari satu jenis penyakit, secepatnya sesuai umur
• Pemberian suntikan ganda tetap mematuhi prinsip
penyuntikan aman, penyimpanan vaksin sesuai prosedur dan
memperhatikan kontra indikasi imunisasi.
• Pada kegiatan imunisasi kejar perlu mempertimbangkan
kapasitas petugas kesehatan dan kepercayaan orang tua
terhadap pemberian suntikan ganda (multiple injection)
Simpulan (1)
30. Simpulan (2)
Pada pemberian imunisasi ganda perlu diperhatikan
– Petugas harus memberikan informasi yang benar sebelum
melakukan imunisasi
– Vaksin yang tidak nyeri diberikan terlebih dahulu
– Jangan lakukan aspirasi untuk suntikan intramuskular
– Pada tempat suntikan dapat diolesi anastesi lokal jika
diperlukan
– Perhatikan posisi yang disukai anak
– Pada bayi untuk mengurangi rasa sakit dapat sambil diberi
ASI, air gula dan alihkan perhatiannya