Banyak yang ingin menjadi seperti kita namun terkadang banyak orang yang tidak mampu. Maka jangan lah sombong pada orang karena pada hakikatnya orang yang sombong itu rugi. Rugi bagi dirinya sendiri dan orang lain. Karena kenapa orang sombong itu Allah benci padanya.
Untuk itu saya ingatkan wahai kawan2.. mari lah kita suksekan imunisasi ini supaya anak2 kita jauh dari penyakit dan sakit.
IDMPO : SITUS TARUHAN BOLA ONLINE TERPERCAYA, KEMENANGAN DI BAYAR LUNAS Arnet...
1.Penggunaan Vaksin DPT - HB - Hib Import dari Pancea Biotec dan SII, India.pdf
1.
2.
3. KOMITE IMUNISASI NASIONAL
(Indonesian Technical Advisory Group on Immunization)
SK. MENKES NO. HK.01.07/MENKES/2130/2023
SEKRETARIAT : JL. PERCETAKAN NEGARA 29 JAKARTA PUSAT
E-mail : indonesian.tagi@yahoo.com
No : ITAGI/SR/14/2023 30 Desember 2023
Lampiran :
Hal : Kajian dan Rekomendasi Penggunaan Vaksin DPT-HB-Hib Produksi SII dan Panacea
Yth.
Direktur Pengelolaan Imunisasi
Direktorat P2P
Kementerian Kesehatan RI
Membalas surat Direktur Pengelolaan Imunisasi, No. IM.01.01/C.IV/5362/2023, tertanggal 30
November 2023 perihal permohonan rekomendasi penggunaan vaksin DPT-HB-Hib produksi SII dan
Panacea, maka kami sampaikan sebagai berikut,
1. Keamanan dan efektifitas vaksin Pentavac® dan Easyfive® jika diberikan kepada sasaran yang
sebelumnya sudah diberikan vaksin Pentabio®
• Vaksin produksi SII dan Panacea telah mendapat NIE dari Badan POM.
• Ketiga jenis vaksin memiliki keamanan sesuai dengan standar WHO, namun untuk
penggunaan vaksin yang berbeda platform akan berpotensi menimbulkan kebingungan
petugas kesehatan di lapangan, sehingga perlu dijelaskan dengan surat edaran dari
Kementerian Kesehatan.
2. Jadwal dan frekuensi pemberian tetap mengacu kepada jadwal yang telah berlaku, tidak
mengalami perubahan.
3. Pembagian wilayah dan sasaran
• Perlu diketahui terlebih dahulu, pemberian vaksin pengganti Pentabio® tersebut untuk
sementara (1-2 tahun) atau untuk jangka panjang. Jika untuk sementara kedua vaksin
dapat dipergunakan di daerah sasaran dengan kekurangan logistik.
• Jika untuk jangka panjang perlu dipilih hanya salah satu produksi, disarankan
mempergunakan Pentavac® produksi SII berdasarkan pertimbangan kajian respons
proteksi, GMT dan keamanan.
• Disarankan sebaiknya distribusi vaksin untuk setiap satu provinsi mendapatkan satu jenis
vaksin pengganti yang sama agar pengelolaan vaksin, distribusi dan pemantauan KIPI
lebih mudah.
• Jika kekosongan Pentabio® dalam jangka panjang diperlukan studi non-inferior, terutama
untuk mengevaluasi imunogenisitas vaksin pengganti.
4. KOMITE IMUNISASI NASIONAL
(Indonesian Technical Advisory Group on Immunization)
SK. MENKES NO. HK.01.07/MENKES/2130/2023
SEKRETARIAT : JL. PERCETAKAN NEGARA 29 JAKARTA PUSAT
E-mail : indonesian.tagi@yahoo.com
Demikian kami sampaikan, atas perhatiannya diucapkan terima kasih.
Komite Imunisasi Nasional
Prof. Dr. Sri Rezeki Hadinegoro, dr., SpA(K)
Ketua
Tembusan:
1. Menteri Kesehatan RI (sebagai laporan)
2. Wakil Menteri Kesehatan RI
3. Sekretaris Jenderal Kemenkes RI
4. Direktur Jenderal P2P
5. Sekretaris Ditjen P2P
5. KOMITE IMUNISASI NASIONAL
(Indonesian Technical Advisory Group on Immunization)
SK. MENKES NO. HK.01.07/MENKES/2130/2023
SEKRETARIAT : JL. PERCETAKAN NEGARA 29 JAKARTA PUSAT
E-mail : indonesian.tagi@yahoo.com
1
Kajian
Pemberian Vaksin DwPT-HB-Hib Produksi SII dan Panacea
Dasar Kajian
• Surat Direktur Pengelolaan dan Pelayanan Kefarmasian, nomor: FY.04.01/E.IV/5550/2023, tanggal 7
November 2023, perihal Permohonan Tanggapan atas Rencana Pemberian Rekomendasi Registrasi Vaksin
DPT-HB-Hib tahun 2024 yang menyatakan bahwa PT. Bio Farma akan melakukan importasi dari Panacea dan
SII.
• Surat Direktur Pengelola Imunisasi Nomor IM.01.01/C.IV/5362/2023, tanggal 30 November 2023, perihal
Permohonan Rekomendasi Penggunaan Vaksin DPT-HB-Hib Produksi SII dan Panacea.
Latar Belakang
Imunisasi DPT-HB-Hib merupakan imunisasi yang wajib diberikan kepada bayi 0-11 bulan dan anak di bawah dua
tahun. Saat ini vaksin DPT-HB-Hib yang digunakan dalam program imunisasi nasional adalah vaksin produksi
PT.Bio Farma. Berdasarkan surat dari Direktur Pengelolaan dan Pelayanan Kefarmasian, PT. Bio Farma akan
melakukan importasi dari perusahaan vaksin India yaitu Panacea dan SII untuk memenuhi kebutuhan vaksin di
Indonesia. Sehubungan tersebut, dimintakan ITAGI untuk melakukan analisis spesifikasi vaksin yang akan
diimportasi tersebut dibandingkan dengan vaksin DPT-HB-Hib yang saat ini dipakai (vaksin Pentabio).
Analisis Spesifikasi
Vaksin DwPT-HB-Hib Produksi SII (Pentavac®)
• Vaksin Pentavac® telah mendapat Nomor Izin Edar (NIE) dari Badan POM No. DKI2340300643A1 tanggal
20 Desember 2023.
• Vaksin Pentavac® adalah vaksin yang mengandung toksoid difteri dan tetanus murni, bakteri pertusis
yang tidak aktif, antigen permukaan hepatitis B (HbsAg) murni dan komponen Haemophilus Influenzae
tipe b (Hib) sebagai vaksin bakteri sub unit berupa kapsul polisakarida yang dimurnikan dan yang
terkonjugasi dengan protein toksoid tetanus.
• Penelitian mengenai keamanan (reaktogenesitas) vaksin DTwP-HB-Hib fase ke-4 di India tahun 2015,
pada bayi usia 6, 10 dan 14 minggu. Memberikan hasil tidak ada kejadian ikutan serius. Pentavac®
terbukti aman dan dapat ditoleransi dengan baik pada populasi bayi di India ketika diberikan sebagai
imunisasi primer.
• Pada studi keamanan dan imunogenesitas di Iran tahun 2021, vaksin Pentavac® dibandingkan dengan
Pentabio® (PT Bio Farma) dan Shan 5® (Shantha Biotechnics) didapatkan semua vaksin menunjukkan
imunogenisitas serupa terhadap empat dari lima antigen kecuali pertusis.
6. KOMITE IMUNISASI NASIONAL
(Indonesian Technical Advisory Group on Immunization)
SK. MENKES NO. HK.01.07/MENKES/2130/2023
SEKRETARIAT : JL. PERCETAKAN NEGARA 29 JAKARTA PUSAT
E-mail : indonesian.tagi@yahoo.com
2
Vaksinasi dengan Shan 5® menghasilkan imunogenisitas tertinggi terhadap pertusis, dan imunogenisitas
Pentabio® secara signifikan lebih rendah dibandingkan dua vaksin lainnya. Hasil studi juga menunjukkan
profil keamanan Pentavac® sebanding dengan Pentabio®. Pentavac® telah dipergunakan dalam program
imunisasi nasional di Iran sejak tahun 2014.
• Jumlah antigen dalam kemasan: dalam setiap 0,5 mL vaksin Pentavac® mengandung toksoid diphtheria ≤
25 Lf (≥ 30 IU), toksoid tetanus ≥ 2.5 Lf (≥ 40 IU), B. pertussis (whole cell, sel utuh) ≤ 16 OU (≥ 4 IU),
HBsAg (rDNA) ≥ 10 mcg, kapsul polisakarida konjugasi 10 mcg, adjuvan aluminium fosfat ≤ 1.25 mg dan
pengawet thiomersal 0.005%.
• Efek samping yang mungkin terjadi meliputi kemerahan pada area suntikan, rasa hangat dan bengkak
dengan atau tanpa nyeri tekan, dapat disertai gatal kemerahan dan ruam kulit. Efek samping lain yang
dapat terjadi juga seperti demam, nyeri kepala, mual dan kelemahan dapat terjadi pada beberapa bayi.
Efek samping umumnya ringan dan sementara. Pada sebagian besar kasus, gejala tersebut sembuh
secara spontan dalam dua hingga tiga hari dan tidak membutuhkan perawatan medis lebih lanjut.
Beberapa data menunjukkan adanya kejang yang terjadi pada bayi yang juga mengalami kejang pada
suntikan sebelumnya. Efek samping tersebut tidak dapat dibedakan dari komponen vaksin yang mana,
apakah DTwP, Hepatitis B atau Hib.
Vaksin DwPT-HB-Hib Produksi Panacea (Easyfive®)
• Vaksin Easyfive® telah mendapat NIE dari Badan POM No. DKI2366800143A1 tanggal 20 Desember
2023.
• Vaksin ini digunakan sebagai imunisasi aktif terhadap difteri, tetanus, pertusis, hepatitis B dan
Haemophilus influenzae tipe b.
• Studi post-licensure di India oleh Sharma et al tahun 2013, membandingkan respons antibodi 3 dosis
primer imunisasi DTwP-Hib-HB Pentavac® dan Easyfive® dengan dosis booster menggunakan vaksin
DTwP-Hib (Quadrovax®
).
o Tidak ada perbedaan antibodi persisten yang diamati antara kedua kelompok. Untuk Hib, tingkat
antibodi sedikit lebih tinggi pada kelompok Pentavac® (83%) dibandingkan kelompok Easyfive®
(76%). Proteksi difteri 90% penerima vaksin pada kedua kelompok, perlindungan klinis tetanus
masing-masing 89% dan 87%. Untuk pertussis 49% dan 54% sedangkan untuk hepatitis-B 94% dan
88% pada Pentavac® dan Easyfive® secara berurutan.
o Tidak ada perbedaan GMC antara kedua kelompok yang diamati pada komponen difteri, tetanus,
pertusis dan hepatitis B. Sebaliknya, GMC untuk Hib secara signifikan lebih tinggi pada kelompok
Pentavac® dibandingkan Easyfive®.
o Tidak ada efek samping serius (SAE) dan tidak ada kasus anafilaksis atau reaksi berat lainnya pada
ketiga vaksin tersebut.
7. KOMITE IMUNISASI NASIONAL
(Indonesian Technical Advisory Group on Immunization)
SK. MENKES NO. HK.01.07/MENKES/2130/2023
SEKRETARIAT : JL. PERCETAKAN NEGARA 29 JAKARTA PUSAT
E-mail : indonesian.tagi@yahoo.com
3
• Studi lainnya membandingkan Easyfive® dengan vaksin DTwP-Hib-HB lainnya (Shan 5®, TritanrixHB® +
Hiberix®). Proteksi serum dan GMT setelah imunisasi untuk semua komponen dalam kelompok Shan 5®
sebanding dengan kelompok vaksin yang telah mendapatkan lisensi, dan tidak ada perbedaan signifikan
yang diamati. Pada studi ini, terdapat 5 kejadian ikutan serius setelah imunisasi, yaitu 3 kasus dari vaksin
Shan 5® dan 1 kasus dari Easyfive®. Namun, efek samping tersebut tidak terkait dengan vaksin yang
diberikan.
• Vaksin Easyfive® dapat diberikan secara aman dan efektif bersamaan dengan vaksin BCG, campak, polio
(OPV atau IPV), vaksin yellow fever dan pemberian vitamin A. Jika vaksin Easyfive® diberikan bersamaan
dengan vaksin lainnya, maka vaksin tersebut harus diberikan di lokasi yang terpisah. Pemberian vaksin
pada waktu yang bersamaan dapat dilakukan dengan cara penyuntikan dilakukan di lokasi suntikan yang
berbeda serta menggunakan alat suntik yang berbeda.
• Kemasan vaksin Easyfive®setiap 0,5 mL mengandung toksoid difteria 20 Lf (30 IU); toksoid tetanus 7,5 Lf;
B. pertussis (sel utuh) 12 OU (4 IU), HBsAg (rDNA) 10 mcg; polisakarida yang terkonjugasi dengan protein
TT 10 mcg; aluminium fosfat Al+++
0,25 mg dan pengawet thiomersal 0,25 mg.
• Efek samping yang mungkin terjadi yaitu bengkak (bersifat sementara), nyeri tekan dan kemerahan di
tempat suntikan, disertai demam (dapat terjadi demam tinggi), iritabilitas, menangis terus menerus,
atau nyeri otot.
Perbandingan vaksin DTwP-HB-Hib antara standar WHO dan vaksin produsen Bio Farma, Panacea dan Serum
Institute of India (SII) tertera pada Tabel 1.
Tabel 1. Perbandingan vaksin DTwP-HB-Hib antara standar WHO dan vaksin produsen Bio Farma, Panacea dan SII
8. KOMITE IMUNISASI NASIONAL
(Indonesian Technical Advisory Group on Immunization)
SK. MENKES NO. HK.01.07/MENKES/2130/2023
SEKRETARIAT : JL. PERCETAKAN NEGARA 29 JAKARTA PUSAT
E-mail : indonesian.tagi@yahoo.com
4
o Ketiga vaksin tersebut mengandung vaksin DTwP-HB-Hib memiliki komposisi antigen sesuai dengan
batas standar WHO, kecuali kandungan tetanus toxoid (TT) pada Pentavac® ≥40 IU (standar WHO ≥60
IU/shd untuk antigen pertussis whole-cell dan ≥40 IU/shd untuk antigen pertussis aseluler). Kadar
antigen TT pada Pentavac® lebih rendah 2,5 Lf/40 IU, sehingga dikhawatirkan antibodi tetanus kurang
untuk jangka panjang, namun ternyata pada penelitian proteksi jangka panjang Sharma et.al
memberikan hasil yang tidak berbeda.
o Hampir seluruh antigen dari vaksin Easyfive® dan Pentavac® mencapai seroproteksi 100%, kecuali
respons pertusis masing-masing 95% dan 96%. Selain itu, kedua vaksin tersebut memiliki
reaktogenesitas yang rendah.
Interchangeability
Interchangeability adalah penggunaan vaksin yang berisi antigen yang sama dari produsen yang berbeda.
Halperin et.al melakukan studi interchangeability DTaP-IPV-Hib (acellular pertussis) dari Pentacel® menjadi
Infanrix® di Kanada pada tahun 2006. Dilakukan pada usia 15-20 bulan yang sebelumnya mendapatkan 3 dosis
primer Pentacel® secara acak diberikan dosis booster menggunakan Infanrix® atau Pentacel®. Kriteria non-
inferioritas terpenuhi pada hampir semua antigen vaksin, kecuali antigen pertusis. Hasil studi juga menunjukan
kedua vaksin ditoleransi dengan baik.
Studi interchangeability lainnya oleh Capeding dkk. di Filipina tahun 2014 membandingkan imunisasi primer
vaksin DTwP-Hib-HB menggunakan vaksin Tritanrix® untuk dosis pertama dan vaksin Quinvaxem® untuk dosis
kedua/ketiga dengan 3 dosis primer menggunakan Quinvaxem® saja. Satu bulan setelah vaksinasi, tingkat
seroproteksi interchangeability antara Tritanrix® dan Quinvaxem® tidak lebih rendah dari Quinvaxem® saja.
Profil keamanan vaksin kedua kelompok tersebut juga sebanding. Hasil studi ini mendukung interchangeability
pada vaksin pentavalent.
Peralihan vaksin wP ke sesama wP dari produsen yang berbeda, tertera pada WHO Position Paper tahun 2015
menyebutkan bahwa pemberian vaksin dengan kandungan yang sama sebaiknya diberikan dalam rangkaian
imunisasi primer. Namun, data yang tersedia (meskipun terbatas), menunjukkan bahwa perubahan dari produk
yang mengandung wP ke produk lain yang mengandung wP, atau dari produk yang mengandung aP ke produk
lain yang mengandung aP, atau antara vaksin yang mengandung aP dan yang mengandung wP, tidak
menunjukkan atau memiliki dampak pada keamanan atau imunogenisitas vaksin. Oleh karena itu, jika jenis
vaksin sebelumnya tidak diketahui atau tidak tersedia, dapat digunakan vaksin wP atau aP apa pun untuk dosis
berikutnya, sesuai dengan ketersediaan vaksin.
9. KOMITE IMUNISASI NASIONAL
(Indonesian Technical Advisory Group on Immunization)
SK. MENKES NO. HK.01.07/MENKES/2130/2023
SEKRETARIAT : JL. PERCETAKAN NEGARA 29 JAKARTA PUSAT
E-mail : indonesian.tagi@yahoo.com
5
Keamanan Vaksin
Vaksin Easyfive® menyebabkan reaksi nyeri lokal paling tinggi (53,6%) dan Pentavac® menyebabkan
pembengkakan paling tinggi (29,8%) pada tempat suntikan. Kemungkinan karena antigen TT Easyfive® lebih
tinggi dibanding Pentabio® sehingga menyebabkan nyeri lokal lebih banyak.
Tabel 2. Keamanan Vaksin Pentabio@
, Easyfive@
dan Pentavac@
Jadwal Imunisasi
• Jadwal imunisasi nasional sudah sesuai dengan rekomendasi WHO, yaitu pemberian vaksin DTwP-Hib-
HB dosis primer pada bayi usia 2, 3 dan 4 bulan kemudian dilanjutkan (booster) pada usia 18 bulan.
• Jadwal tersebut dapat memberikan perlindungan selama 6 tahun bagi negara yang menggunakan vaksin
DPT yang mengandung wP
Kesimpulan dan saran
1. Keamanan dan efektifitas vaksin Pentavac® dan Easyfive® jika diberikan kepada sasaran yang sebelumnya
sudah diberikan vaksin Pentabio®
• Vaksin produksi SII dan Panacea telah mendapat NIE dari Badan POM.
• Ketiga jenis vaksin memiliki keamanan sesuai dengan standar WHO, namun untuk penggunaan
vaksin yang berbeda platform akan berpotensi menimbulkan kebingungan petugas kesehatan di
lapangan, sehingga perlu dijelaskan dengan surat edaran dari Kementerian Kesehatan.
2. Jadwal dan frekuensi pemberian tetap mengacu kepada jadwal yang telah berlaku, tidak mengalami
perubahan.
3. Pembagian wilayah dan sasaran
• Perlu diketahui terlebih dahulu, pemberian vaksin pengganti Pentabio® tersebut untuk sementara
(1-2 tahun) atau untuk jangka panjang. untuk sementara kedua vaksin dapat dipergunakan di daerah
sasaran dengan kekurangan logistik.
10. KOMITE IMUNISASI NASIONAL
(Indonesian Technical Advisory Group on Immunization)
SK. MENKES NO. HK.01.07/MENKES/2130/2023
SEKRETARIAT : JL. PERCETAKAN NEGARA 29 JAKARTA PUSAT
E-mail : indonesian.tagi@yahoo.com
6
• Jika untuk jangka panjang perlu dipilih hanya salah satu produksi, disarankan mempergunakan
Pentavac® produksi SII berdasarkan pertimbangan kajian respons proteksi, GMT dan keamanan.
• Disarankan sebaiknya distribusi vaksin untuk setiap satu provinsi mendapatkan satu jenis vaksin
pengganti yang sama agar pengelolaan vaksin, distribusi dan pemantauan KIPI lebih mudah.
• Jika kekosongan Pentabio® dalam jangka panjang diperlukan studi non-inferior, terutama untuk
mengevaluasi imunogenisitas vaksin pengganti.
Komite Imunisasi Nasional
Prof. Dr. Sri Rezeki Hadinegoro, dr., SpA(K) Dr. Julitasari Sundoro, dr., MSc.PH
Ketua Sekretaris
Referensi
1. World Health Organization. Standar WHO untuk DTwP-HB-Hib: Antigen Difteri TRS 980 Annex, Antigen Tetanus TRS 980
Annex 5 dan 6, Antigen wPertusis TRS 941 Annex 6. 2023.
2. World Health Organization. Recommendations to assure the quality, safety and efficacy of typhoid conjugate vaccines,
Annex 2, TRS No 1030 [Internet]. 2020 [cited 2023 Nov 2]. Available from:
https://www.who.int/publications/m/item/tcv71-recommendations
3. Dalvi S, Kulkarni PS, Phadke M, More S, Lalwani SK, Jain D, et al. A comparative clinical study to assess safety and
reactogenicity of a DTwP-HepB+Hib vaccine. Human Vaccines & Immunotherapeutics. 2015 Apr 3;11(4):901–7.
4. Tabatabaei SR, Karimi A, Zahraei SM, Esteghamati A, Azimi L, Shirvani F, et al. Immunogenicity and Safety of Three
WHO Prequalified (DTwP -HB-Hib) Pentavalent Combination Vaccines Administered As Per Iranian National
Immunization Plan in Iranian Infants: A Randomized, Phase III Study. Indian Pediatr. 2021 Dec 1;58(12):1131–5.
5. Sharma H, Yadav S, Lalwani S, Kapre S, Jadhav S, Parekh S, et al. Antibody persistence of two pentavalent DTwP–HB–Hib
vaccines to the age of 15–18 months, and response to the booster dose of quadrivalent DTwP–Hib vaccine. Vaccine.
2013 Jan 7;31(3):444–7.
6. Sharma H, Yadav S, Lalwani S, Gupta V, Kapre S, Jadhav S, et al. A phase III randomized, controlled study to assess the
immunogenicity and tolerability of DTPw–HBV–Hib, a liquid pentavalent vaccine in Indian infants. Vaccine. 2011 Mar
16;29(13):2359–64
7. Rao R, Dhingra MS, Bavdekar S, Behera N, Daga SR, Dutta AK, et al. A comparison of immunogenicity and safety of
indigenously developed liquid (DTwPHB-Hib) pentavalent combination vaccine (Shan 5) with Easyfive (Liq) and Tritanrix
+ Hiberix (Lyo) in Indian infants administered according to the EPI schedule. Human Vaccines. 2009 Jun 1;5(6):425–9.
8. World Health Organization. Pertussis: WHO Position Paper [Internet]. 2015 [cited 2023 Nov 23]. Available from:
https://www.who.int/teams/immunization-vaccines-and-biologicals/policies/position-papers/pertussis.
9. Badan POM. Informasi Produk Vaksin Easyfive® (Factsheet). BPOM 2023
10. Badan POM. Informasi Produk Vaksin Pentavac® (Factsheet). BPOM 2023
oo0oo
11. KOMITE IMUNISASI NASIONAL
(Indonesian Technical Advisory Group on Immunization)
SK. MENKES NO. HK.01.07/MENKES/2130/2023
SEKRETARIAT : JL. PERCETAKAN NEGARA 29 JAKARTA PUSAT
E-mail : indonesian.tagi@yahoo.com
7
Lampiran
Cakupan Rutin Imunisasi tahun 2019-2022
Cakupan Rutin Imunisasi November 2023