2. Faktor yg mempengaruhi kualitas
tumbuhan obat
1. Keanekaragaman genetik meliputi jenis dan varietas
2. Lingkungan abiotik meliputi :
Faktor biotik
Tanah dan nutrisi
Air
Temperatur
Kualitas dan intensitas cahaya
Lama pencahayaan
Ketinggian tempat tumbuh
Panen dan pascapanen
3.Lingkungan biotik meliputi gulma, hama, dan penyakit
3. Duboisia myoporoides (penghasil alkaloid
solanaceae tertinggi dibanding tumbuhan lain)
yg berasal dari Australia, kandungan
alkaloidnya sangat bervariasi dibanding yg
berasal dari New Caledonia
Kandungan minyak atsiri Matricaria chamomilla
paling tinggi diperoleh pd tanaman yg ditanam
pada suhu 25°C siang hari dan 15°C malam
hari
4. Efek farmakologi yang ditimbulkan oleh
tanaman obat sulit dijaga konsistensinya, hal
ini berkaitan dgn banyaknya faktor yang
mempengaruhi kualitas tanaman obat
sekaligus zat aktif yang terkandung
didalamnya
Dalam hal ini penting adanya standarisasi
yang dapat menjamin prediktabiliti efek
farmakologi yg dihasilkan oleh tanaman obat
5. Ada dua cara untuk meningkatkan keamanan/
menekan potensi efek toksik obat berbahan
tanaman, atau meningkatkan potensi efek
farmakologinya yaitu :
a. Mengisolasi zat aktif yang bertanggung jawab
terhadap efek farmakologi tanaman obat
b. Memodifikasi struktur kimia zat aktif obat yang
terkandung dalam tanaman obat
6. a. Mengisolasi zat aktif
Variasi kualitas dan kuantitas bahan baku
tanaman obat menyebabkan masalah dalam
obat berbahan herbal dengan indeks terapi
sempit seperti glikosida jantung (Digitalis)
dimana kelebihan 40% dari dosis terapi dapat
menyebabkan efek toksik
Dalam kasus ini lebih aman mengisolasi zat
aktif digoksin/digitoksin kemudian dibuat
sediaan farmasi seperti tablet atau pil,
daripada menggunakan simplisianya
7. b. Memodifikasi struktur kimia zat
aktif dalam tanaman obat
Modifikasi salisin yang terkandung dalam kulit
batang willow (Salix alba) menjadi asam
asetilsalisilat dapat menekan efek samping
salisin
Modifikasi reserpin menjadi mebeverin, atau
atropin menjadi ipratropium bromid dan
meperidin dapat meningkatkan efek
farmakologi dari senyawa asal
8. Dalam rangka menjamin bahwa bahan alam
yang dikonsumsi mempunyai efek
farmakologi atau efek pengobatan sesuai
dengan klaim yg diajukan, tentu dibutuhkan
data ilmiah pendukung sesuai dengan
pengujian farmakologi yang telah dilakukan.
Pengujian farmakologi yang dilakukan
merupakan upaya rasionalisasi obat
tradisional yang meliputi uji praklinik pada
hewan dan uji klinik pada manusia.
9. Fitoterapi yg bekerja pada sistem
saraf pusat
Efek yang ditimbulkan bisa efek stimulasi
atau efek menekan/depresan.
Contohnya :
Camelia sinensis (stimulan),
Hypericum perforatum (depresan),
Piper methysticum (anxiolitik),
Valeria officinalis (antiinsomnia), dll
11. Fitoterapi yg bekerja pada sistem
kardiovaskuler
Fitoterapi digunakan untuk mengatasi
gangguan seperti insufisiensi koroner dan
gangguan jantung ringan, aterosklerosis,
insufisiensi vena, hipertensi dan hipotensi.
Contohnya :
Digitalis sp, Cratageus sp, Adonis vernalis,
dan Nerium oleander (antiinsufisiensi koroner);
Cola acuminata, Camelia sinensis, Theobroma
cacao (antihipotensi);
Allium sp (antiaterosklerosis)
12. Fitoterapi yg bekerja pd sistem
respirasi
Fitoterapi digunakan untuk flu/common cold,
antitusif maupun ekspektoran. Contohnya :
Minyak essensial/aromaterapi spt oleum anisi,
oleum eucalypti, oleum pepermint, dan oleum
thymi (common cold);
herba musilago spt Plantago lanceolata, Malva
sylvestris (antitusif);
Ephedra sp (bronkodilator);
air, minyak esensial dari Melaleuca sp,
Cymbopogon sp, atau herba Hedera helix, yang
mengandung saponin (ekspektoran).
13. Fitoterapi yg memiliki efek
antiinflamasi
Matricaria chamomilla L. (German chamomile;
Asteraceae)
Arnica montana L. (Arnica; asteraceae)
Salix alba (white willow; Salicaceae)
Glycyrrhiza glabra (liquorice; Fabaceae)
Hamamelis virginiana (witch hazel; Hamamelidaceae)
Echinacea angustifolia (purple cornflower; Asteraceae)
Ananas comosus (pineapple; Bromeliaceae)
Curcuma domestica Val. dan C.longa (turmeric/kunyit;
Zingiberaceae)
C. xanthorrhiza Roxb. (temulawak; Zingiberaceae)
Zingiber officinale Rosc. (ginger/jahe; Zingiberaceae)
14. Matricaria chamomilla L.
Matricaria chamomilla L. telah digunakan
sejak lama di Eropa sebagai antiinflamasi dan
antispasmodik.
Kandungan zat aktifnya adalah bisabolol
oksida
Tanaman ini tercantum dlm beberapa
Farmakope di Eropa dan digunakan dalam
bentuk tingtur, ekstrak, losion, salep,
shampoo, dan produk tabir surya
15. Arnica montana L.
Arnica montana L. telah lama digunakan di
Eropa untuk mengatasi memar dan
radang/inflamasi
Tersedia berbagai sediaan topikal yg
mengandung tingtur Arnica dlm bentuk sediaan
krim, salep, tablet, juga sediaan topikal
mengandung minyak Arnica
16. Kandungan zat aktif : seskuiterpen lakton
seperti helenalin dan dihidrohelenalin yang
dapat menghambat aktivasi dan transkripsi
NF-κB (nuclear factor) yang bertanggungjawab
untuk transkripsi gen yang terlibat dalam
enkoding mediator inflamasi
17. Salix alba L.
Efek farmakologi dari Salix alba L. timbul
karena kandungan salisin suatu glikosida yang
memiliki aktivitas analgetik, antipiretik
Salisin telah lama digunakan di Eropa sebagai
oabt antireumatik (salicilin tablet; British
Pharmaceutical Codex, 1949).
Sumber utama salisin sekarang ini adalah
Salix fragilis dan Salix purpurea (Salicaceae)
yg merupakan tanaman asli Eurasia
18. Pada tahun 1893, Felix Hofmann seorang ahli
kimia dari industri farmasi Bayer (Jerman)
berhasil mensintesis asam asetilsalisilat, bentuk
terasetilasi dari salisin.
Mekanisme kerja asetosal sebagai antiinflamasi
adalah dengan menginhibisi enzim
siklooksigenase (COX) yang berperan dalam
pembentukan mediator inflamasi
19. Glycyrrhiza glabra
Glycyrrhiza glabra dikenal oleh para dokter
Romawi sebagai Radixdulcis untuk
meredakan batuk
Tanaman ini telah dibudidaya di Eropa sejak
abad 18, dan masuk ke dalam British
Pharmaceutical Codex pd tahun 1973
Bentuk sediaan yg tersedia : teh, salep, rokok,
supositoria, tabir surya, skin-care,
20. Kandungan aktif dari Glycyrrhiza glabra adalah
glycyrrhizin (6-13%) dan glycyrrhizic acid yg
bertanggung jawab thd aktivitas antiinflamasi
Glycyrrhizic acid terutama diabsorpsi setelah
hidrolisis menjadi glycyrrhetic acid yg merupakan
inhibitor poten 11-β-hidroksisteroid dehidrogenase
(enzim yg mengkatalisis perubahan kortisol mjd
kortison)
21. Zingiberaceae
Suku zingiberaceae merupakan suku tanaman
asli Asia
Berbagai spesies dari suku zingiberaceae
yang dikenal memiliki aktivitas antiinflamasi
seperti Curcuma domestica, Curcuma longa,
Curcuma xanthorrizha, dan Zingiber officinale
Orang India dan China menggunakan C. longa
sbg kosmetik dan bahan dasar kari sejak abad
14
22. Kandungan zat aktif dari Curcuma sp ini
adalah kurkumin yang dapat menginhibisi
aktivitas enzim siklooksigenase dan nitrit oksid
sintetase, shg menunjukkan potensi yg besar
sebagai antiinflamasi
25. 3. Stimuno
Komposisi : ekstrak Phylanthi herba
Khasiat : membantu memperbaiki dan
meningkatkan dayat tahan tubuh
(immunomodulator)
4. Tensigard agromed
Komposisi : ekstrak Apii herba, ekstrak Orthosiphon
folium
Khasiat : membantu menurunkan tekanan darah
sistolik dan diastolik pada penderita hipertensi
ringan sampai sedang
26. 5. X-Gra
Komposisi : jamur Ganoderma lucidum, radix
Eurycomae, radix Panax ginseng, fructus
Retrofacti, royal jelly.
Khasiat : meningkatkan stamina dan
kesegaran tubuh, membantu meningkatkan
stamina pria, membantu disfungsi ereksi dan
ejakulasi dini