Modul Ajar Bahasa Inggris - HOME SWEET HOME (Chapter 3) - Fase D.pdf
Pekan-ke-5-Momentum Linier dan Sudut.pdf
1. Minggu ke - 5
Momentum Linear
dan
Momentum Sudut
2. TOPIK/MATERI
1. Pusat Massa
2. Hukum Newton II dalam Masalah Sistem Partikel
3. Tumbukan dan Impuls
4. Kelestarian Momentum
5. Tenaga Kinetik, Momentum dalam Peristiwa
Tumbukan
6. Roket
7. Momentum Sudut
3. PUSAT MASSA
Pusat massa (𝑃𝑀) sistem partikel adalah
suatu titik yang bergerak yang dapat
dianggap
1. konsentrasi massa sistem (𝑀)
2. pangkal vektor gaya luar (𝑭 atau
𝑭𝑒𝑥𝑡) yang bekerja pada sistem
𝑃𝑀 𝑭
4. PUSAT MASSA
𝑚1 mempunyai koordinat 𝑥1, 𝑦1 dan
koordinat 𝑚2 adalah 𝑥2, 𝑦2 maka
𝑥𝑃𝑀 =
𝑚1𝑥1 + 𝑚2𝑥2
𝑚1 + 𝑚2
𝑦𝑃𝑀 =
𝑚1𝑦1 + 𝑚2𝑦2
𝑚1 + 𝑚2
5. HUKUM NEWTON II DALAM
MASALAH SISTEM PARTIKEL
Hukum Newton dapat dituliskan sebagai
𝑭𝑒𝑥𝑡 = 𝑀𝒂𝑃𝑀
𝑭𝑒𝑥𝑡merupakan resultan gaya luar dan
𝑀 =
𝑖
𝑚𝑖
6. HUKUM NEWTON II DALAM
MASALAH SISTEM PARTIKEL
Hukum Newton II untuk satu massa
𝑭𝑒𝑥𝑡 =
𝑑𝒑
𝑑𝑡
dapat diturunkan bentuk
𝒑 = 𝑚𝒗
yang merupakan DEFINISI momentum
linear
7. HUKUM NEWTON II DALAM
MASALAH SISTEM PARTIKEL
Tinjau kembali
𝒑 = 𝑚𝒗
𝒑 adalah mometum linear, 𝑚 adalah
massa dan 𝒗 adalah kecepatan linear
8. HUKUM NEWTON II DALAM
MASALAH SISTEM PARTIKEL
Dari rumus koordinat pusat massa
persamaan untuk momentum linear total
sistem partikel (𝑷)
𝑷 =
𝑖
𝑚𝑖𝒗𝑖 =
𝑖
𝒑𝑖
𝒗𝑖: kecepatan massa ke 𝑖
9. HUKUM NEWTON II DALAM
MASALAH SISTEM PARTIKEL
Kemudian dapat diturunkan bentuk
𝑷 = 𝑀𝒗𝑃𝑀
Yang merupakan cara lain untuk
mendefinisikan momentum linear total
sistem partikel
10. HUKUM NEWTON II DALAM
MASALAH SISTEM PARTIKEL
Dari definisi momentum linear total
sistem partikel dapat diturunkan
𝑑𝑷
𝑑𝑡
= 𝑀𝒂𝑃𝑀
yang adalah merupakan gaya luar (𝑭𝑒𝑥𝑡)
11. TUMBUKAN DAN IMPULS
Tinjau suatu sistem tumbukan dua benda
di mana salah satu benda mempunyai
massa yang jauh lebih besar
dibandingkan dengan massa benda yang
lain sehingga terjadi perubahan
momentum. Sebagai contoh sistem
seperti ini adalah benda yang menumbuk
dinding
12. TUMBUKAN DAN IMPULS
Impuls adalah perubahan momentum
atau bisa dituliskan
𝑑𝒑 = 𝑭 𝑡 𝑑𝑡
atau
න
𝑡1
𝑡2
𝑑𝒑 = න
𝑡1
𝑡2
𝑭 𝑡 𝑑𝑡
13. TUMBUKAN DAN IMPULS
Ruas kiri adalah perbedaan momentum
𝒑𝑓 − 𝒑𝑖 = ∆𝒑
Ruas kanan menunjukkan nilai dan
lamanya gaya tumbukan yang biasa
disebut dengan impuls 𝑰 suatu tumbukan
𝑰 = න
𝑡1
𝑡2
𝑭 𝑡 𝑑𝑡
14. TUMBUKAN DAN IMPULS
Pengintegralan gaya terhadap waktu
membutuhkan bentuk eksplisit 𝐹 𝑡
selama ∆𝑡 ( = 𝑡2 − 𝑡1 ). Untuk
mempermudah perhitungan impuls
diadakan pendekatan yaitu gaya
tumbukan dianggap konstan ( = 𝐹𝑎𝑣𝑒 )
sehingga
𝐼 = 𝐹𝑎𝑣𝑒∆𝑡
15. KELESTARIAN MOMENTUM
Dari perumusan tentang momentum
linear total sistem partikel dapat
disimpulkan apabila tidak ada gaya luar
𝑷 = 𝑘𝑜𝑛𝑠𝑡𝑎𝑛
Atau kalau tidak ada gaya luar
momentum total sistem lestari
16. KELESTARIAN MOMENTUM
Dalam Peristiwa Tumbukan Berlaku
𝑷𝑖 = 𝑷𝑓
𝑷𝑖 adalah momentum linear total
sebelum tumbukan dan 𝑷𝑓 adalah
momentum linear total sesudah
tumbukan. Persamaan di atas dapat
sebagai representasi Hukum Kelestarian
Momentum Linear
18. KELESTARIAN MOMENTUM
Karena kecepatan adalah besaran vektor,
secara umum persamaan tumbukan dua
massa dapat dituliskan sebagai
𝑚1𝑣1𝑖𝑥
+ 𝑚2𝑣2𝑖𝑥
= 𝑚1𝑣1𝑓𝑥
+ 𝑚2𝑣2𝑓𝑥
𝑚1𝑣1𝑖𝑦
+ 𝑚2𝑣2𝑖𝑦
= 𝑚1𝑣1𝑓𝑦
+ 𝑚2𝑣2𝑓𝑦
19. TENAGA KINETIK DAN MOMENTUM
DALAM PERISTIWA TUMBUKAN
Hukum kelestarian momentum saja tidak
cukup untuk menghitung parameter-
parameter tumbukan. Perhitungan
tersebut dapat dilaksanakan apabila
hukum kelestarian tenaga dilibatkan. Dari
segi hukum kelestarian tenaga tumbukan
dapat dibagi menjadi 2 jenis: inelastik
dan elastik
20. TENAGA KINETIK DAN MOMENTUM
DALAM PERISTIWA TUMBUKAN
Tumbukan Inelastik adalah tumbukan di
mana tenaga kinetik sistem setelah
tumbukan tidak sama dengan tenaga
kinetik sistem sebelum tumbukan
Tumbukan Elastik adalah tumbukan di
mana tenaga kinetik sistem setelah
tumbukan sama dengan tenaga kinetik
sistem sebelum tumbukan
21. TENAGA KINETIK DAN MOMENTUM
DALAM PERISTIWA TUMBUKAN:
TUMBUKAN INELASTIK (SATU DIMENSI)
𝑚1 𝑚2
𝒗1𝑖 𝒗2𝑖
𝑥
𝑚1 𝒗1𝑓 𝑚2 𝒗2𝑓
𝑥
22. TENAGA KINETIK DAN MOMENTUM
DALAM PERISTIWA TUMBUKAN:
TUMBUKAN INELASTIK (SATU DIMENSI)
Dari perubahan kecepatan gambar di
atas adalah peristiwa tumbukan inelastik
𝑃𝑖 = 𝑃𝑓 → 𝑝1𝑖 + 𝑝2𝑖 = 𝑝1𝑓 + 𝑝2𝑓
𝑚1𝑣1𝑖 + 𝑚2𝑣2𝑖 = 𝑚1𝑣1𝑓 + 𝑚2𝑣2𝑓
Persamaan ini dapat untuk menghitung
𝑣2𝑓 (𝑣1𝑓 ) apabila 𝑚1 ,𝑚2 ,𝑣1𝑖 ,𝑣2𝑖 dan
𝑣1𝑓(𝑣2𝑓) diketahui
23. TENAGA KINETIK DAN MOMENTUM
DALAM PERISTIWA TUMBUKAN:
TUMBUKAN INELASTIK (SATU DIMENSI)
𝒗1𝑖 𝒗2𝑖 = 0
𝑥
𝑚1 𝑚2
𝑽
𝑥
𝑚1 + 𝑚2
24. TENAGA KINETIK DAN MOMENTUM
DALAM PERISTIWA TUMBUKAN:
TUMBUKAN INELASTIK (SATU DIMENSI)
Di atas adalah tumbukan paling tidak
elastik
𝑚1𝑣1𝑖 = 𝑚1 + 𝑚2 𝑉
atau
𝑉 =
𝑚1
𝑚1 + 𝑚2
𝑣1𝑖
Jadi 𝑉 dapat dihitung apabila nilai kedua
massa dan nilai 𝑣1𝑖 diketahui
25. TENAGA KINETIK DAN MOMENTUM
DALAM PERISTIWA TUMBUKAN:
TUMBUKAN INELASTIK
Sistem tumbukan adalah sistem terisolasi
yang berarti kecepatan pusat massa: 𝒗𝑃𝑀
tidak berubah selama tumbukan
𝒗𝑃𝑀 =
𝑷
𝑀
=
𝒑1𝑖 + 𝒑2𝑖
𝑚1 + 𝑚2
Terlihat bahwa kecepatan pusat massa
tidak berubah karena 𝒑1𝑖 + 𝒑2𝑖 konstan
26. TENAGA KINETIK DAN MOMENTUM
DALAM PERISTIWA TUMBUKAN:
TUMBUKAN ELASTIK
𝑣1𝑖 𝑣2𝑖 = 0
𝑥
𝑚1 𝑚2
𝑣1𝑓 𝑣2𝑓
𝑥
𝑚1 𝑚2
27. TENAGA KINETIK DAN MOMENTUM
DALAM PERISTIWA TUMBUKAN:
TUMBUKAN ELASTIK
Di atas adalah tumbukan elastik.
Kelestarian momentum
𝑚1𝑣1𝑖 = 𝑚1𝑣1𝑓 + 𝑚2𝑣2𝑓
Kelestarian tenaga kinetik
1
2
𝑚1 𝑣1𝑖
2
=
1
2
𝑚1 𝑣1𝑓
2
+
1
2
𝑚2 𝑣2𝑓
2
Ada 2 persamaan. Biasanya 2 parameter
yang dihitung: 𝑣1𝑓 dan 𝑣2𝑓
28. TENAGA KINETIK DAN MOMENTUM
DALAM PERISTIWA TUMBUKAN:
TUMBUKAN ELASTIK
Akhirnya dapat dihasilkan persamaan-
persamaan yang untuk menghitung 𝑣1𝑓
dan 𝑣2𝑓
𝑣1𝑓 =
𝑚1 − 𝑚2
𝑚1 + 𝑚2
𝑣1𝑖
dan
𝑣2𝑓 =
2𝑚1
𝑚1 + 𝑚2
𝑣1𝑖
30. ROKET
Setelah interval 𝑑𝑡 terjadi gambar
bawah. Kelestarian momentum (setelah
𝑑𝑡)
𝑃𝑖 = 𝑃𝑓
atau
𝑀𝑣 = −𝑑𝑀 𝑈 + 𝑀 + 𝑑𝑀 𝑣 + 𝑑𝑣
Suku kedua karena 𝑑𝑀 negatif
31. ROKET
Definisi 𝑣𝑟𝑒𝑙 adalah kecepatan 𝑑𝑀 relatif
terhadap badan roket
𝑈 = 𝑣 + 𝑑𝑣 − 𝑣𝑟𝑒𝑙
Sehingga didapat
−𝑑𝑀𝑣𝑟𝑒𝑙 = 𝑀𝑑𝑣
Disebut persamaan dasar roket yang
menghasilkan 2 persamaan roket
32. ROKET
Persamaan roket pertama Persamaan
dasar per 𝑑𝑡
−
𝑑𝑀
𝑑𝑡
𝑣𝑟𝑒𝑙 = 𝑀
𝑑𝑣
𝑑𝑡
Τ
𝑑𝑀 𝑑𝑡 diganti dengan −𝑅
𝑅𝑣𝑟𝑒𝑙 = 𝑀𝑎
Disebut persamaan roket pertama
33. ROKET
Persamaan roket kedua Persamaan
dasar dapat ditulis sebagai
𝑑𝑣 = −𝑣𝑟𝑒𝑙
𝑑𝑀
𝑀
Integrasi menghasilkan
𝑣𝑓 − 𝑣𝑖 = 𝑣𝑟𝑒𝑙 ln Τ
𝑀𝑖 𝑀𝑓
Disebut dengan persamaan roket kedua
35. MOMENTUM SUDUT
Terlihat bahwa momentum sudut terjadi
karena ada 𝒑 dan titik 𝑂 . Definisi
momentum sudut
𝒍 = 𝒓 × 𝒑 = 𝑚𝒓 × 𝒗
Dengan nilai
𝑙 = 𝑚𝑟𝑣 sin 𝜑
Kalau sumbu-𝒛 dianggap meninggalkan
bidang gambar maka arah 𝒍 searah sb-𝒛
37. HUKUM NEWTON II DALAM
MASALAH MOMENTUM SUDUT
Derivatif 𝑙 terhadap 𝑡 berbentuk
𝑑𝒍
𝑑𝑡
= 𝑚 𝒓 ×
𝑑𝒗
𝑑𝑡
+
𝑑𝒓
𝑑𝑡
× 𝒗
Seperti telah diketahui
𝑑𝒓
𝑑𝑡
× 𝒗 = 0
𝒂 =
𝑑𝒗
𝑑𝑡
38. HUKUM NEWTON II DALAM
MASALAH MOMENTUM SUDUT
Sehingga
𝑑𝒍
𝑑𝑡
= 𝒓 × 𝑚𝒂
atau
𝑑𝒍
𝑑𝑡
= 𝒓 × 𝑭
Ruas kanan adalah yang dikenal dengan
torka (𝝉)
39. HUKUM NEWTON II DALAM
MASALAH MOMENTUM SUDUT
Hukum Newton II dalam masalah
momentum sudut menjadi berbentuk
𝝉 =
𝑑𝒍
𝑑𝑡
Apabila torka di atas dianggap sebagai
torka luar, maka persamaan di atas
menyatakan bahwa apabila tidak ada
torka luar momentum sudut lestari