Dokumen tersebut membahas pengaruh budaya organisasi dan iklim organisasi terhadap produktivitas kerja di Kementerian Agama Surabaya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan dan pengaruh antara budaya organisasi, iklim organisasi dengan produktivitas kerja, serta variabel mana yang paling berpengaruh. Hasilnya menunjukkan bahwa budaya organisasi dan iklim organisasi berpengaruh signifikan terhadap produktivitas kerja, dengan budaya organ
1. PENGARUH BUDAYA
ORGANISASI DAN IKLIM
ORGANISASI TERHADAP
PRODUKTIVITAS KERJA DI
KEMENTERIAN AGAMA
SURABAYA
MOHAMMAD FAHMI FATCHUR ROHMAN (B94217050)
2. LATAR BELAKANG
Kementerian Agama Surabaya memiliki berbagai pengaruh dalam
meningkatkan produktivitas kerja pegawai. Pengaruh tersebut
diantaranya adalah budaya organisasi dan iklim organisasi.
Budaya organisasi Kementerian Agama Surabaya selalu dijaga
dan diterapkan sehari-hari dalam pencapaian kinerja. Hal
tersebut secara tidak langsung dapat menimbulkan timbal balik
positif antar pegawai, sehingga produktivitas kerja tetap terjaga.
Dengan demikian, produktivitas kerja pegawai di Kementerian
Agama Surabaya akan terus meningkat.
3. RUMUSAN MASALAH
1. Adakah pengaruh budaya organisasi dan iklim organisasi terhadap
produktivitas kerja pegawai di Kantor Kementerian Agama Surabaya secara
simultan?
2. Adakah pengaruh budaya organisasi dan iklim organisasi terhadap
produktivitas kerja pegawai di Kantor Kementerian Agama Surabaya secara
parsial?
3. Berapakah nilai hubungan budaya organisasi dan iklim organisasi terhadap
produktivitas kerja di Kantor Kementerian Agama Surabaya secara simultan?
4. Berapakah nilai hubungan budaya organisasi dan iklim organisasi terhadap
produktivitas kerja di Kantor Kementerian Agama Surabaya secara parsial?
5. Manakah variable yang memiliki hubungan tertinggi antara budaya organisasi
dan iklim organisasi terhadap produktivitas kerja di Kantor Kementerian
Agama Surabaya?
4. TUJUAN PENELITAIN
1. Mengetahui pengaruh budaya organisasi dan iklim organisasi terhadap produktivitas
kerja pegawai di Kantor Kementerian Agama Surabaya secara simultan.
2. Mengetahui pengaruh budaya organisasi dan iklim organisasi terhadap produktivitas
kerja pegawai di Kantor Kementerian Agama Surabaya secara parsial.
3. Mengetahui berapa nilai hubungan budaya organisasi dan iklim organisasi terhadap
produktivitas kerja pegawai di Kantor Kementerian Agama Surabaya secara simultan.
4. Mengetahui berapa nilai hubungan budaya organisasi dan iklim organisasi terhadap
produktivitas kerja pegawai di Kantor Kementerian Agama Surabaya secara parsial.
5. Mengetahui variabel yang memiliki hubungan tertinggi antara budaya organisasi dan
iklim organisasi terhadap produktivitas kerja pegawai di Kantor Kementerian Agama
Surabaya.
6. Mengetahui analisa regresi mengenai prediksi budaya organisasi dan iklim organisasi
terhadap produktivitas kerja pegawai di Kantor Kementerian Agama Surabaya.
5. DEFINISI OPERASIONAL
Budaya Organisasi
Budaya organisasi ialah upaya
untuk mempererat hubungan
tiap anggota organisasi pada
pelaksanaan kegiatan
bersama. Menurut Beach,
budaya organisasi adalah hal
utama dalam mengendalikan
serta mengarahkan individu
untuk membangun sikap dan
Tindakan yang terjun di suatu
organisasi. Tiap anggota
organisasi tidak akan lepas
dari budaya organisasi.
Menurut Triguni, iklim
organisasi adalah persepsi
anggota dalam suuasana kerja
yang terlihat dari Tindakan,
keyakinan,tujuan, dan pendapat
untuk mendorong keterlibatan
kerja di suatu organisasi. Iklim
organisasi dapat diartikan
sebagai suasana antar individu
yang ditumbuhkan pada suatu
organisasi. Iklim organisasi
dapat berpengaruh pada
strategi sumber daya manusia
yang diterima oleh anggota
organisasi.
Produktivitas Kerja
Menurut Sedarmayanti,
Produktivitas kerja ialah
pemeliharaan sumber daya
manusia dengean efektif
maupun efesien, keputusan
dalam menggunakan metode
kerja untuk pencapaian
tujuan. Produktivitas kerja
ditujukan kepada
pelaksanaan dan
pemanfaatan hal tertentu agar
terciptanya efektivitas dan
efisiensi.
6. PENELITIAN TERDAHULU
1. Penelitian terdahulu mempunyai judul “Pengaruh Budaya Organisasi Terhadap Motivasi dan
Kepuasan Kerja serta Kinerja Karyawan pada Sub Sektor Industri Pengolahan Kayu Skala Menengah
di Jawa Timur” yang ditulis oleh H. Teman Koesmono. Penelitian sebelumnya dan sekarang
memperlihatkan kesamaan yang sama pada variabel bebasnya ialah Budaya organisasi. Dan
memperlihatkan perbedaanya pada variabel terikat ialah motivasi dan kepuasan kerja.
2. Penelitian terdahulu mempunyai judul “Pengaruh Iklim Organisasi dan Burnout Terhadap Kinerja
Perawat RSUD dr. Doris Sylvanus Palangka Raya” yang ditulis oleh Sri Pahalendang Asi. Penelitian
sebelumnya dan sekarang memperlihatkan kesamaan yang sama pada variabel bebasnya, yaitu
iklim organisasi. Dan memperlihatkan perbedaannya pada variabel terikatnya, yaitu kinerja.
Sedangkan penelitian sekarang menggunakan variabel terikatnya, produktivitas kerja.
3. Penelitian terdahulu mempunyai judul “Pengaruh Motivasi Kerja dan Kemampuan Kerja Karyawan
Terhadap Produktivitas Kerja Karyawan pada PT. Safilindo Permata” yang ditulis oeh Syamsul Hadi
Senen dan Siti Solihat. Penelitian terdahulu dengan sekarang memperlihatkan persamaan dari
variabel terikat yaitu produktivitas kerja. Perbedaan pada penelitian ini terlihat dari variabel bebas
ialah motivasi kerja serta kemampuan kerja. Sedangkan penelitian sekarang membahas variabel
7. UJI VALIDITAS DAN RELIABILITAS
UJI VALIDITAS
Budaya Organisasi (X1) dinyatakan
valid karena nilainya melebihi
0,220
Iklim organisasi (X2) dinyatakan
valid karena nilainya melebihi
0,220
Produktivitas kerja (Y) dinyatakan
valid karena nilainya melebihi
0,220
UJI RELIABILITAS
Budaya organisasi (X1) dinyatakan
reliabel, karena nilai Alpha 0,848
> 0,220
Iklim organisasi (X2) dinyatakan
realibel, karena nilai Alpha 0,704
> 0,220
Produktivitas kerja (Y) dinyatakan
reliabel, karena nilai Alpha 0,628
> 0,220
8. UJI ASUMSI KLASIK
Uji Normalitas
Dalam penelitian ini menggunakan Kolmogrov Smirnov test. Menyatakan
bahwa nilai signifikan dari variabel lebih besar dari 0,05 (0,200>0,05), yang
artinya bahwa variabel budaya organisasi dan iklim organisasi memiliki
distribusi yang normal.
9. KESIMPULAN
1. Berdasarkan tabel “Anova” bisa disimpulkan, bahwasanya nilai signifikan variabel budaya organisasi serta iklim
organisasi pada produktivitas kerja ialah 0,000 (p value). Oleh karenanya variabel budaya organisasi serta iklim
organisasi terhadap produktivitas kerja dinyatakan signifikan maupun mempunyai pengaruh. Pernyataan itu
didapat berdasarkan besaran p value < 0,05. Maka bisa disimpulkan, bahwasanya H0 ditolak. Kesimpulan tersebut
yang bermakna adanya pengaruh antar budaya organisasi serta iklim organisasi pada produktivitas kerja pegawai
di Kantor Kementerian Agama Surabaya.
2. 1) Budaya organisasi
Tabel “Correlation” memperlihatkan besaran hasil p value dari variabel budaya organisasi yakni 0,000 < 0,05. Hasil
tersebut memperlihatkan, bahwasanya H0 ditolak serta budaya organisasi mempunyai nilai signifikan. Berdasarkan
pernyataan itu bisa didapatkan kesimpulan ialah ada pengaruh budaya organisasi pada produktivitas kerja pegawai di
Kantor Kementerian Agama Surabaya.
2) Iklim Organisasi
Tabel “Correlation” memperlihatkan besaran hasil p value dari variabel iklim organisasi yakni 0,000 < 0,05. Hasil itu
menjelaskan, bahwasanya H0 ditolak serta iklim organisasi bernilai signifikan. Berdasarkan pernyataan itu bisa
didapatkan kesimpulan ialah ada pengaruh iklim organisasi terhadap produktivitas kerja pegawai di Kantor Kementerian
Agama Surabaya.
10. 4. Tabel “Model Summary” memperlihatkan data mengenai nilai hubungan pada pengujian
penelitian. Nilai hubungan didapat dalam bagan R yang menjelaskan, bahwasanya
budaya organisasi serta iklim organisasi bernilai 0,758. Nilai itu menunjukkan
hubungan kuat dari variabel independen pada dependen. Hasil pengujian penelitian
antar variabel dependen dan independen bernilai 0,758. Penjelasan ini dibuktikan
dalam tabel makna nilai korelasi, bahwasanya kekuatan korelasi 0,60 – 0,79 yang
bermakna nilai hubungan kuat dari satu variabel.
5. Pada tabel “Correlations” menyuguhkan data mengenai variabel yang terdominan pada
produktivitas kerja. Variabel budaya organisasi mempunyai nilai hubungan serta p value
masing-masing sebesar 0,728 dan 0,000 yang artinya berhubungan kuat. Sementara
variabel iklim organisasi nilai hubungan serta p value masingmasing ialah 0,629 dan
0,000 yang artinya mempunyai hubungan kuat. Oleh karena itu, didapatkan hubungan
yang paling dominan antara dua variabel terhadap produktivitas kerja yakni budaya
organisasi.
6. Standart Eror of Estimate (SEE) pada hasil pengujian bisa dilihat dari “Model Summary”
dan memperoleh hasil sejumlah 2,066. Nilai itu dipergunakan menjadi prediktor serta
mempunyai fungsi yang baik. Jika besar SEE dilakukan perbandingan dengan simpangan
baku, maka SEE < simpangan baku (3,125 < 2,066). Maka dalam uji regresi, budaya
organisasi serta iklim organisasi bisa menjadi prediksi untuk tingkat produktivitas
kerja.