3. Latar Belakang
Organisasi merupakan suatu sarana ataupun tempat berkomunikasi
antar manusia di mana setiap manusia yang ada didalamnya memiliki
karakter yang berbeda. Organisasi juga menjadi suatu wadah ataupun
forum yang beranggotakan orang-orang yang bekerja sama untuk
mencapai tujuan bersama.
Setiap organisasi memiliki ciri khas yang dapat
membedakan antara satu organisasi dengan organisasi
lainnya dan dijadikan pula sebagai identitas bagi organisasi
tersebut, ciri khas ini dinamakan dengan budaya organisasi.
budaya organisasi dapat diartikan sebagai aturan main
serta nilai-nilai yang terdapat dalam sebuah organisasi yang
akan dijadikan sebuah pegangan bagi para pegawainya
dalam menjalankan kewajibannya serta berperilaku didalam
lingkungan organisasi.
4. Latar Belakang
Kinerja adalah hal-hal yang sangat diperhitungkan bilamana
organisasi atau perusahaan ingin mencapai visi atau tujuannya,
organisasi yang baik tentu akan memilah dan memilih dengan bijak
setiap kapasitas kemampuan Tenaga kerjanya untuk mencapai suatu
kinerja yang maksimal agar dapat mencapai visi misi dari organisasi
atau perusahaan itu. Keberhasilan suatu organisasi dapat dilihat dari
hasil kinerja pegawainya. Kinerja pegawai yang tinggi akan
mendukung produktivitas organisasi.
Menurut Robbins (2006), terdapat lima indikkator yang
bisa digunakan untuk mengukur kinerja pegawai,
diantaranya yaitu kualitas, kuantitas, ketepatan waktu,
efektivitas, dan kemandirian.
5. Tujuan dan Manfaat
Dapat mengetahui gambaran
budaya organisasi yang baik
untuk menciptakan kinerja
pegawai yang berkualitas
Tujuan Manfaat
Untuk mengetahui dan
memberikan gambaran mengenai
pengaruh budaya organisasi
terhadap kinerja pegawai
6. Hasil dan Pembahasan
Author dan Tahun Lukman Hadju & Novita Adam – 2019
Metode Kuantitatif
Hasil Penelitian
Pengaruh budaya organisasi secara simultan berpengaruh positif dan
signifikan terhadap kinerja. Berdasarkan dari hasil penelitian terhadap 49
orang pegawai Dinas Perhubungan Kabupaten Bone Bolango
menunjukkan bahwa nilai Primer memiliki pengaruh positif dan signifikan
terhadap kinerja pegawai. Sedangkan variabel nilai sekunder
menunjukkan berpengaruh yang positif tapi tidak signifikan.
Artikel 1 – Pengaruh Budaya Organisasi terhadap Kinerja Pegawai
pada Dinas Perhubungan Kabupaten Bone Bolango
7. Hasil dan Pembahasan
Pembahasan
Nilai primer adalah nilai yang berhubungan langsung dengan kinerja
organisasi. Nilai primer terdiri dari nilai tujuan, nilai pengambilan keputusan
secara konsensus, nilai keunggulan, nilai kesatuan kepentingan, nilai imbalan,
nilai empiris, nilai keakraban, dan nilai integritas. Secara parsial nilai primer (X1)
berpengaruh signifikan terhadap kinerja pegawai (Y) pada Dinas Perhubungan
Kabupaten Bone Bolango, artinya apabila variabel nilai primer (X1) meningkat
dan variabel nilai sekunder (X2) tetap, maka akan menyebabkan kinerja
pegawai (Y) meningkat dan sebaliknya bila variabel nilai primer menurun akan
menyebabkan kinerja pegawai (Y) menurun. Sedangkan nilai sekunder adalah
nilai yang terfokus pada masyarakat, pada umumnya suatu instansi atau
organisasi pemerintah menjadi fokus utamanya adalah melayani masyarakat.
Nilai sekunder terdiri dari niali terfokus pada masyarakat, nilai pengendalian
yang disiplin, nilai kewirausahaan, nilai pengambilan keputusan yang cepat,
nilai perencanaan jangka panjang/jangka pendek, dan nilai teknologi canggih.
Dari pengamatan penulis, nilai sekunder (X2) tidak berpengaruh signifikan
terhadap kinerja pegawai Dinas Perhubungan Kabupaten Bone Bolango yaitu
sebesar 19,8%.
Artikel 1 – Pengaruh Budaya Organisasi terhadap Kinerja Pegawai
pada Dinas Perhubungan Kabupaten Bone Bolango
8. Hasil dan Pembahasan
Author dan Tahun Swastiani Dunggio - 2020
Metode Survey dengan pendekatan kuantitatif
Hasil Penelitian dan
Pembahasan
Budaya organisasi (X) yang terdiri dari budaya konstruktif (X1), budaya
pasif-defensif (X2), dan budaya agresif-defensif (X3) secara simultan
(bersama-sama) berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja
pegawai publik.
Hasil uji persamaan struktural menunjukkan bahwa ketiga sub-variabel
tersebut secara simultan berperan menjelaskan adanya makna pengaruh
terhadap kinerja pelayanan. Besarnya pengaruh ketiga sub-variabel dari
variabel budaya organisasi terhadap kinerja pelayanan publik sebesar
0,565 atau 56,5%. Sedangkan variabel luar yang tidak dijelaskan dalam
model 0,435 atau 43,5%. Besarnya pengaruh ini menunjukkan bahwa
semakin ditingkatkan budaya organisasi maka kinerja pegawai pada
Kantor Camat Dungingi Kota Gorontalo semakin meningkat.
Artikel 2 – Pengaruh Budaya Organisasi terhadap Kinerja Pegawai di
Kantor Camat Dungingi Kota Gorontalo
9. Hasil dan Pembahasan
Author dan Tahun Arsulawareni – 2020
Metode Survey dengan pendekatan kuantitatif
Hasil Penelitian dan
Pembahasan
Budaya organisasi berpengaruh signifikan terhadap kinerja pegawai Dinas
Ketahanan Pangan, Pertanian dan Perikanan Kabupaten Barito.
Budaya organisasi yang telah diciptakan diantaranya yaitu para pegawai
selalu dihargai ketika memberikan ide untuk memajukan dan
mengembangkan organisasi, memberikan toleransi antar pegawai dalam
pengambilan risiko terhadap apa yang dikerjakan selama ini, bekerja
sesuai sasaran jelas tercantum dalam visi dan misi organisasi serta
bekerja secara kompak dan terkoordinir antar unit-unit organisasi. Adanya
pengaruh budaya organisasi terhadap kinerja karyawan menunjukkan
bahwa jika semakin baik sebuah organisasi terhadap penerapan budaya
organisasinya maka kinerja karyawan akan semakin meningkat.
Artikel 3 – Pengaruh Budaya Organisasi dan Motivasi Kerja terhadap
Kinerja Pegawai Dinas Ketahanan Pangan, Pertanian dan Perikanan
Kabupaten Barito Selatan
10. Hasil dan Pembahasan
Author dan Tahun Ilham Ramadhiansah – 2020
Metode Explanatory research dengan pendekatan kuantitatif
Hasil Penelitian
Budaya organisasi (X) terdiri dari budaya organisasi konstruktif (X1),
budaya organisasi pasif-defensif (X2), dan budaya organisasi agresif-
defensif (X3) berpengaruh simultan terhadap kinerja karyawan dengan
hasil analisis regresi simultan nilai R square diperoleh sebesar 0.545 yang
artinya variabel budaya organisasi berpengaruh sebesar 54.5% terhadap
kinerja karyawan.
Artikel 4 – Pengaruh Budaya Organisasi terhadap Kinerja Karyawan
(Studi pada Karyawan Bank BRI Kantor Cabang Cianjur)
11. Hasil dan Pembahasan
Pembahasan
Budaya organisasi konstruktif memiliki indikator-indikator pencapaian tujuan
aktualisasi diri, penghargaan, dan persatuan, dengan adanya pengaruh yang
signifikan terhadap kinerja karwayan dengan koefisien regresi sebesar 0.274,
dapat disimpulkan bahwa semakin baik perlakuan sebuah
perusahaan/organisasi terhadap penerapan budaya organisasi konstruktif
maka akan meningkatkan kinerja karyawan. Budaya organisasi pasif-defensif
mencakup pelibatan seorang karyawan dalam pengambilan keputusan dan
pekerjaan dilakukan secara konservatif. Budaya organisasi pasif-defensif
memiliki pengaruh positif dengan koefisien regresi sebesar 0.621, sehingga
apabila variabel budaya organisasi pasif-defensif lebih dimaksimalkan maka
kinerja karyawann juga akan meningkat. Budaya organisasi agresif-defensif
berpengaruh terhadap kinerja karyawan dengan koefisien regresi sebesar
0.462. Budaya organisasi agresif-defensif mencakup penerapan sikap kritis,
penggunaan kekuasaan yang sesuai, tidak bersikap semena-mena, persaingan
antar karyawan yang dilandasi oleh suatu anggapan bahwa bekerja
merupakan sebuah kompetisi sehingga hal tersebut dapat meningkatkan
kinerja karyawan.
Artikel 1 – Pengaruh Budaya Organisasi terhadap Kinerja Pegawai
pada Dinas Perhubungan Kabupaten Bone Bolango
12. Kesimpulan
Dari keempat artikel di atas dapat kita
simpulkan bahwa budaya organisasi
memiliki pengaruh yang positif dan
signifikan terhadap kinerja pegawai. Budaya
organisasi tersebut terdiri atas budaya
konstruktif, budaya pasif-defensif, dan
budaya agresif-defensif. Ketiganya secara
simultan berpengaruh terhadap kinerja
pegawai sehingga penting bagi sebuah
organisasi untuk menerapkan budaya
dalam organisasi agar nilai-nilai organisasi
dapat diyakini dan dijiwai oleh tiap pegawai.