SlideShare a Scribd company logo
1 of 35
JOURNAL READING
Fish oil (n-3 fatty acids) in drug resistant
epilepsy: a randomised placebo-controlled
crossover study
Okka Prima Adhiharta
01.211.6480
JUDUL
Fish oil (n-3 fatty acids) in drug resistant epilepsy: a randomised placebo-controlled
crossover study
Penulis :
-Christopher M DeGiorgio
-Patrick R Miller
-Ronald Harper
-Jeffrey Gornbein
-Lara Schrader
-Jason Soss
-Sheba Meymandi
ABSTRAK
• Infeksi pada luka bakar dapat memperpanjang
fase inflamasi dan memperlama proses
Latar Belakang
Asam lemak n-3 menghambat eksitabilitas neuran dan mengurangi kejang
pada hewan percobaan. Minyak ikan dosis tinggi telah diketahui dalam 2
penelitian secara random pada epilepsy resisten obat yang memberikan hasil
negative. Kami melakukan percobaan fase II secara random dengan kontrol
silang dari pemberian minyak ikan dengan dosis rendah dan dosis tinggi pada
epilepsy resisten obat untuk mengetahui yang mana dari kedua dosis
tersebut yang dapat memberi efek mengurangi kejang atau meningkatkan
kesehatan jantung dan pembuluh darah.
Metode
Percobaan dengan kontrol placebo secara random dari minyak ikan dosis
tinggi dan rendah dengan placebo (minyak jagung, asam linoleat) pada 24
pasien dengan epilepsy resisten obat selama tiga periode dengan rancangan
tukar silang selama 42 minggu, dengan tiga periode pengobatan selama 10
minggu dan dua periode pembersihan selama 6 minggu. Seluruh peserta di
randomisasi dengan double blind, untuk menerima plasebo, dosis rendah,
dosis tinggi, dalam pola yang berbeda. Hasil primer yang diharapkan yaitu
perubahan total dari frekuensi kejang.
Hasil
Minyak ikan dosis rendah ( 3 kapsul / hari, 1080 mg, asam eicosapentatonic
dan asam docosahexaenoic) berpengaruh terhadap penurunan frekuensi
kejang sebanyak 33,6 % dibandingkan dengan plasebo. Minyak ikan dosis
rendah juga berpengaruh terhadap penurunan tekanan darah yang sedang
namun signifikan. Minyak ikan dosis tinggi tidak memiliki perbedaan dengan
pemberian plasebo dalam mengurangi kejang maupun meningkatkan resiko
jantung dan pembuluh darah.
Intepretasi
Dalam percobaan fase II secara random dengan kontrol silang, minyak ikan
dosis rendah efektif dalam menurunkan kejang dibandingkan dengan
plasebo. Besarnya peningkatan tersebut hampir sama dengan obat anti
epilepsy saat ini yang sedang dicoba pada epilepsy resisten obat. Hasil ini
mengindikasi bahwa minyak ikan dosis rendah dapat mengurangi kejang dan
meningkatkan kesehatan seseorang dengan epilepsi. Penelitian ini
membuktikan bahwa minyak ikan dosis rendah berpengaruh terhadap
epilepsi resisten obat
PENDAHULUAN
Epilepsi resisten obat merupakan penyakit yang serius, hal ini didefinisikan
sebagai kegagalan pasien dengan epilepsi untuk merespon 2 atau lebih obat
antiepilepsi dalam dosis teraupetik. Pilihan penatalaksanaan meliputi
pemberian obat antiepilepsi baru diikuti dengan kemungkinan pembedahan
epilepsi, modulasi saraf atau terapi diit ( diit ketogenik atau modifikasi diet
atkins).
PENDAHULUAN
Minyak ikan mengandung asam lemak w-3 ( asam lemak n-3), hal ini menjadi
menarik karena minyak ikan dapat juga meningkatkan kesehatan jantung,
menurunkan kematian mendadak karena jantung setelah infark miokard dan
menunda onset kejang pada kejang akut model pentylenetetrazole. Asam
lemak n-3 terutama asam lemak docosahecanoic (DHA), dapat melewati
sawar darah otak dan menjadi lapisan membrane lemak sele. Asam lemak n-
3 dipercaya dapat memodifikasi kanal kalsium dan sodium, mengurangi
eksitabilitas membrane di saraf dan miosit jantung.
PENDAHULUAN
Percobaan secara random minyak ikan dosis tinggi telah
dilakukan dan menghasilkan hasil yang menjanjikan namun
belum dapat ditarik kesimpulan. Penelitian ini bertujuan untuk
mengevaluasi minyak ikan dosis tinggi dan dosis rendah pada
percobaan fase II secara random dengan kontrol plasebo secara
silang pada pasien epilepsi dengan resisten obat.
DESIGN DAN METODE
Rancangan penelitian ini adalah prospektif, random, 3 periode
percobaan silang dengan dua dosis minyak ikan : minyak ikan
dosis rendah, dosis tinggi, atau plasebo, dalam peserta dengan
kejang onset parsial resisten obat (simple partial, kompleks
parsial atau kejang tonik-klonik sekunder).
Subjek penelitian : 24 pasien dengan epilepsy resisten obat
DESIGN DAN METODE
DESIGN DAN METODE
KRITERIA INKLUSI
pria atau wanita, umur 18 – 70 tahun, riwayat resisten obat dengan onset
parsial atau kejang tonik klonik yang didefinisikan oleh ILAE : spesifik, riwayat
yang mendapat epilepsi parsial atau lokalisata, dan EEG dan atau MRI otak
yang menunjukan adanya epilepsi parsial atau lokalisata; tiga atau lebih
simpel parsial, kompleks parsial atau kejang tonik klonik dalam satu bulan
selama minimal dua bulan dalam masa penelitian, dalam pemberian
setidaknya tiga obat antiepilepsi dalam dosis teraupetik atau dalam
pemberian terapi tunggal, atau setidaknya satu percobaan dari pemberian
obat antiepilepsi dalam dosis teraupetik .
DESIGN DAN METODE
KRITERIA EKSLUSI
pengobatan signifikan dan progresif, problem jantung atau kesehatan
lainnya, alergi pada produk ikan atau minyak ikan ; riwayat gangguan
koagulasi ; riwayat kejang non epilepsi ; konsumsi minyak ikan dalam 30 hari
sebelum masa penelitian ; perubahan obat antiepilepsi dalam 30 hari atau
kurang sebelum penelitian ; pengobatan dengan warfarin atau aspirin ;
respon buruk terhadap terapi ; penyalahgunaan alcohol dan obat obatan ;
kejang yang tak terukur sebagai akibat dari kejang cluster, atau pengawasan
yang tidak baik apabila pasien tidak dapat mengukur kejangnya.
RANDOMISASI
Peserta di randomisasi dalam empat kelompok yang kemudian disilangkan
dalam dosis rendah, dosis tinggi dan plasebo. Seluruh peserta dirandomisasi
setelah memenuhi kriteria inklusi pada pertemuan I dan masuk pada 10
minggu pertama periode pengobatan. Tiap permulaan penelitian diikuti
dengan periode pembersihan selama 6 minggu dan kembali lagi pada
periode pengobatan selama 10 minggu lalu dilanjutkan 6 minggu periode
pembersihan dan kemudian periode pengobatan akhir selama 10 minggu.
Peserta dirandomisasi menjadi 6 kemungkinan kelompok. Durasi
keseluruhan penelitian yaitu selama 42 minggu.
ANALISIS STATISTIK
Kejang didapatkan dari kalender kejang penderita dan dihitung kejang per
hari untuk periode pengobatan, kemudian dihitung sebagai kejang perbulan,
dimana satu bulan didefinisikan selama 28 hari. Pengukuran berulang untuk
model rancangan silang digunakan untuk mengukur nilai atau rata rata
kejang. Model ini termasuk efek terapi (Terapi 1, 2, atau 3) efek periode
(A,B,C) dan terapi X interaksi periode (non-paralel) dan dilakukan juga untuk
non independent (korelasi) dari observasi berulang dari pasien yang sama
RANCANGAN PENELITIAN
Keluaran sekunder (Mean Arterial Pressure (MAP), nadi, skala
kejang Chalfont, pengukuran HRV (termasuk RMSSD, SDNN,
SDANN), lipid, C reaktif protein), pengukuran yang
mengindikasikan terdapat eror untuk keluaran sekunder yang di
konfirmasi dengan distribusi Gausian (normal). Selain itu
pengukuran berulang dengan ANOVA digunakan untuk
mengukur rata rata dan menhitung nilai p untuk keluaran.
RANCANGAN PENELITIAN
Data dari keluaran utama, total frekuensi kejang, dirubah
menjadi distribusi binomial negative. Selain itu pengukuran
berulang dengan model binomial negative digunakan untuk
membandingkan nilai frekuensi kejang menggunakan nilai
maksimum untuk menghitung nilai p.
HASIL
Karakteristik peserta :
Rata rata umur yaitu 33 tahun, SD 10,33. Enambelas peserta
yaitu perempuan dan delapan peserta yaitu pria. Empat puluh
enam peserta di lakukan skrining untuk penelitian; 25 yang
memenuhi kriteria kemudian didaftarkan. Dua puluh empat
peserta menerima setidaknya satu dosis medikasi
HASIL
Presentasi perubahan frekuensi kejang :
Rata rata frekuensi kejang selama terapi minyak ikan dosis rendah yaitu
12,18 (SE 2,72) berbanding 17,67 kejang per bulan (SE 4,56) untuk minyak
ikan dosis tinggi dan 18,34 kejang per bulan (SE4,28) untuk plasebo.
Perbedaan frekuensi kejang antara minyak ikan dosis rendah dan plasebo
yaitu -33,6%, p=0,02. Frekuensi kejang pada minyak ikan dosis tinggi
hampir sama dengan plasebo, tidak ada perbedaan yang signifikan antara
dosis tinggi dan plasebo, p=0,82. Minyak ikan dosis rendah berhubungan
dengan penurunan sebesar 31% pada frekuensi kejang dibandingkan
dengan minyak ikan dosis tinggi (borderline signifikan, p=0,05)
HASIL
HASIL
Untuk minyak ikan dosis rendah, 5/20 (25%) mengalami penurunan kejang
sebanyak 50% dibandingkan dengan plasebo. Tiga dari 20 (15%) yang
menerima minyak ikan dosis tinggi, mengalami penurunan kejang sebanyak
50% dibandingkan dengan plasebo. Dua peserta mendapatkan periode bebas
kejang selama terapi dengan minyak ikan dosis rendah (2/20, 10%). Tidak
ada peserta yang mendapatkan bebas kejang selama terapi dengan plasebo
atau minyak ikan dosis tinggi ( semua dibandingkan , p=0,22-0,48, tes Fisher).
HASIL
DISKUSI
Penemuan yang utama yaitu minyak ikan dosis rendah ( 3
kapsul/ hari, 1080 mg EPA+DHA) berhubungan dengan
pengurangan frekuensi kejang hingga – 33,6% dibandingkan
dengan plasebo. Minyak ikan dosis rendah berhubungan dengan
nilai responder hingga 25% dan bebas kejang sebanyak 10%.
Meskipun skala percobaan disini masih perlu konfirmasi,
besarnya efek dari frekuensi kejang sama dengan banyak
peneltian random obat anti epilepsi.
DISKUSI
Minyak ikan dosis rendah juga berhubungan dengan penurunan
tekanan darah, namun hasil ini signifikan hanya bila
dibandingkan dengan minyak ikan dosis tinggi. Penurunan
tekanan darah mengindikasikan bahwa minyak ikan dosis
rendah memiliki efek positif pada jantung dan pembuluh darah
pada pasien dengan epilepsi resisten obat secara kohort,
beberapa hasil yang penting, yaitu data yang menyebutkan
bahwa kematian karena infark miokard secara signifikan lebih
tinggi pada pasien dengan epilepsi.
DISKUSI
Pada tahun 2005, Yuen dkk. Pertama kali melaporkan penelitian random
dengan plasebo terkontrol dari minyak ikan untuk epilepsi pada 58 peserta
dengan epilepsi, dimana 1700 mg EPA+DHA diberikan setiap hari. Tidak ada
efek samping atau interaksi obat antiepilepsi yang dilaporkan. Awalnya,
terdapat penurunan kejang yang besar dan signifikan dari peserta hingga
lebih dari 50% pada periode enam minggu pertama pengobatan, namun
melewati minggu ke 12 periode pengobatan tidak ada perbedaan yang
signifikan antara peserta yang menerima terapi dengan kelompok kontrol.
Perbedaan antar kelompok dalam frekuensi kejang saat awal membuat sulit
untuk mengetahui kebenaran dari perbedaan ini, fenomena yang sering
terjadi pada penelitian klinis epilepsi.
DISKUSI
Pada tahun 2008, Broomfield dkk. melaporkan penelitian secara random
dengan kelompok kontrol pada 21 peserta dengan epilepsi resisten obat
dengan dosis minyak ikan yang lebih tinggi (2200 mg/ hari EPA+DHA). Selama
pengobatan periode akut, suplemen minyak ikan berkaitan dengan
pningkatan sebanyak 6 % dibandingkan dengan penurunan sebanyak 12%
dari plasebo. Namun, setelah kesimpulan selama 12 minggu, pengobatan
jangka panjang dikatikan dengan penurunan yang signifikan dari kejang,
dengan 5/19 peserta mengalami penurunan kejang sebanyak 50%, banyak
dari mereka (4/5) yang secara random menerima plasebo.
DISKUSI
Minyak ikan aman dan ditoleransi dengan baik, Badan Obat dan Makanan
(FDA) Amerika merancang dosis minyak ikan 3g/hari sebagai dosis aman
(GRAS). Kurangnya efek dari minyak ikan dosis tinggi sejalan dengan
beberapa penelitian pada hewan coba. Pemberian dosis tinggi asam lemak n-
3 (DHA, 600 mg/kg) diberikan pada kejang eksaserbasi. Perbedaan mencolok
dengan dosis yang lebih renfah dari DHA (<400 mg/kg), yang dapat
mempercepat efek antikonvulsan. Sama dengan tikus, yang secara genetic
resisten pada kejang, mendapatkan peningkatan yang signifikan ketika
menerima minyak ikan dosis tinggi (1000 mg/kg EPA, 700 mg/kg DHA).
Penulis berhipotesis bahwa peningkatan penerimaan asam lemak n-3 dosis
tinggi dapat secara parsial mengurangi terlalu banyak asam lemak yang tidak
terseterifikasi (contoh, asam arachidonat)
KETERBATASAN
Penting bahwa hasil dari penelitian ini dikonfirmasi dengan
penelitian skala yang lebih besar. Keterbatasan meliputi
pemberian dengan durasi yang pendek; peserta hanya diberikan
tiap terapi untuk 10 minggu. Masih belum diketahui bahwa
peningkatan dalam hal kejang pada kelompok dosis rendah ini
melewati batas waktu. Kedua, dengan rancangan silang, pra
perlakuan tidak berhubungan dengan penelitian.
KESIMPULAN
Sebagai kesimpulan, kami melaporkan bahwa minyak ikan dosis rendah (3
kapsul per hari dengan total 1080 mg EPA+DHA) berhubungan dengan
penurunan frekuensi kejang sebanyak 33,6% dibandingkan dengan plasebo
pada penelitian kohort pasien dengan epilepsi resisten obat, dan penurunan
ringan namun signfikan dari tekanan darah. Penelitian random dengan
kontrol pada skala yang lebih besar tentang minyak ikan diperlukan untuk
mengkonfirmasi hasil dari penelitian ini. Minyak ikan dosis rendah
merupakan intervensi yang aman dan murah yang dapat mengurangi kejang
dan meningkatkan kesehatan jantung dan pembuluh darah pada pasien
dengan epilepsi.
CRITICAL APPRAISAL
No Bagian Jurnal Critical Appraisal
1 Judul terdiri dari 12 kata  15 kata (tidak sesuai)
“Fish oil (n-3 fatty acids) in drug resistant
epilepsy: a randomised placebo-controlled
crossover study”
2. Abstrak 1. Jumlah kata tidak sesuai (266)  >250 kata
(tidak sesuai)
2. Sesuai, terdiri dari 5 struktur : Background,
Objective, Method, Results, Conclusion.
Isinya sudah informatif terhadap isi jurnal.
CRITICAL APPRAISAL
3 Pendahuluan 1. terdiri dari 1 paragraf dengan
menggambarkan latar belakang dan tujuan
penelitian
4 Metode – Design, tempat dan waktu penelitian
dijelaskan : prospektif
– Kriteria inklusi dan eksklusi dicantumkan
– Instrumen penelitian dijelaskan
– Menggunakan uji statistik
CRITICAL APPRAISAL
5 Hasil – Disebutkan karakteristik subjek,
– Kronologi pemilihan subjek dijelaskan, siklus
menstruasi sebelumnya
– Menggunakan uji statistik
– Tabel disajikan dan mudah dicerna
6 Diskusi Dicantumkan, dan menjelaskan hasil yang dipadukan
dengan literatur yang ada
7 Jenis Penelitian Prospektif, randomised placebo-controlled crossover
study
8 Daftar pustaka ada
9 POPULATION (P) 24 pasien dengan epilepsy resisten obat usia 18-70
tahun
CRITICAL APPRAISAL
10 INTERVENTION (I) Intervensi yang dilakukan merupakan intervensi farmativ
yang berasal dari tumbuhan alam, kapsul minya ikan.
Setiap kapsul minyak ikan mengandung 216 mg
eicsapentanoic (EPA) dan 144 mg DHA, dengan total 360
mg asam lemak n-3 perkapsul.
Kelompok dosis rendah menerima total dosis asam lemak
n-3 = 1080 mg/hari ( tiga kapsul minyak ikan per hari) dan
dosis tinggi menerima total dosis asam lemak n-3 = 2160
mg/hari. Plasebo merupakan kapsul dengan rupa, rasa,
dan bau yang sama yang mengandung minyak jagung
( tidak ada EPA atau DHA),yang setara dengan tiga kapsul
minyak jagung dua kali sehari.
11 COMPARATION (C) Melihat keefektifan perbandingan antara minyak ikan
dosis rendah, minyak ikan dosis tinggi dan
12 OUTCOME (O) minyak ikan dosis rendah efektif dalam menurunkan
kejang dibandingkan dengan plasebo.
ALHAMDULILLAHIROBBIL’ALAMIN

More Related Content

Similar to JOURNAL READING : FISH OIL IN DRUG RESISTANT EPILEPSY

JOURNAL READING NEUROLOGY AULIA DWI JUANITA
JOURNAL READING NEUROLOGY AULIA DWI JUANITAJOURNAL READING NEUROLOGY AULIA DWI JUANITA
JOURNAL READING NEUROLOGY AULIA DWI JUANITAAuliaDwiJuanita
 
TERAPI_NUTRISI_PADA_PASIEN_KANKER.pdf
TERAPI_NUTRISI_PADA_PASIEN_KANKER.pdfTERAPI_NUTRISI_PADA_PASIEN_KANKER.pdf
TERAPI_NUTRISI_PADA_PASIEN_KANKER.pdfliekenmehingko
 
Case 3 KANKER PARU DAN ANEMIA 7.pptx
Case 3 KANKER PARU DAN ANEMIA 7.pptxCase 3 KANKER PARU DAN ANEMIA 7.pptx
Case 3 KANKER PARU DAN ANEMIA 7.pptxfiah0289
 
Translate jurnal ttg efek pleiotropic
Translate jurnal ttg efek pleiotropicTranslate jurnal ttg efek pleiotropic
Translate jurnal ttg efek pleiotropicNevada Farahiyah
 
Journal Reading Blok Interna
Journal Reading Blok Interna Journal Reading Blok Interna
Journal Reading Blok Interna AnimuPocky
 
Jurnal saraf ppt
Jurnal saraf pptJurnal saraf ppt
Jurnal saraf pptshintasissy
 
2014 Evidence-Based Guideline for the Management of High Blood Pressure in Ad...
2014 Evidence-Based Guideline for the Management of High Blood Pressure in Ad...2014 Evidence-Based Guideline for the Management of High Blood Pressure in Ad...
2014 Evidence-Based Guideline for the Management of High Blood Pressure in Ad...khairulhusnizaharudd
 
Prednison tappering off MG.pptx
Prednison tappering off MG.pptxPrednison tappering off MG.pptx
Prednison tappering off MG.pptxabdulrazak928000
 
Obat-Obatan yang Diberikan pada Akhir Kehidupan.pdf
Obat-Obatan yang Diberikan pada Akhir Kehidupan.pdfObat-Obatan yang Diberikan pada Akhir Kehidupan.pdf
Obat-Obatan yang Diberikan pada Akhir Kehidupan.pdfpapahku123
 
Pengobatan diabetes ampuh
Pengobatan diabetes ampuh Pengobatan diabetes ampuh
Pengobatan diabetes ampuh Ade Firmansyah
 
TERAPI NUTRISI PADA PASIEN KANKER1.pptx
TERAPI NUTRISI PADA PASIEN KANKER1.pptxTERAPI NUTRISI PADA PASIEN KANKER1.pptx
TERAPI NUTRISI PADA PASIEN KANKER1.pptxDiandr
 
Nyeri 26 Feb 23.pptx
Nyeri 26 Feb 23.pptxNyeri 26 Feb 23.pptx
Nyeri 26 Feb 23.pptxfellycahyana2
 

Similar to JOURNAL READING : FISH OIL IN DRUG RESISTANT EPILEPSY (20)

JOURNAL READING NEUROLOGY AULIA DWI JUANITA
JOURNAL READING NEUROLOGY AULIA DWI JUANITAJOURNAL READING NEUROLOGY AULIA DWI JUANITA
JOURNAL READING NEUROLOGY AULIA DWI JUANITA
 
reviewjournalaulia.pptx
reviewjournalaulia.pptxreviewjournalaulia.pptx
reviewjournalaulia.pptx
 
Translit amoy
Translit amoyTranslit amoy
Translit amoy
 
TERAPI_NUTRISI_PADA_PASIEN_KANKER.pdf
TERAPI_NUTRISI_PADA_PASIEN_KANKER.pdfTERAPI_NUTRISI_PADA_PASIEN_KANKER.pdf
TERAPI_NUTRISI_PADA_PASIEN_KANKER.pdf
 
Case 3 KANKER PARU DAN ANEMIA 7.pptx
Case 3 KANKER PARU DAN ANEMIA 7.pptxCase 3 KANKER PARU DAN ANEMIA 7.pptx
Case 3 KANKER PARU DAN ANEMIA 7.pptx
 
Translate jurnal ttg efek pleiotropic
Translate jurnal ttg efek pleiotropicTranslate jurnal ttg efek pleiotropic
Translate jurnal ttg efek pleiotropic
 
Journal Reading Blok Interna
Journal Reading Blok Interna Journal Reading Blok Interna
Journal Reading Blok Interna
 
Farmakoterapi-BLOK15.pptx
Farmakoterapi-BLOK15.pptxFarmakoterapi-BLOK15.pptx
Farmakoterapi-BLOK15.pptx
 
Ebcr
EbcrEbcr
Ebcr
 
Ebcr
EbcrEbcr
Ebcr
 
Jurnal saraf ppt
Jurnal saraf pptJurnal saraf ppt
Jurnal saraf ppt
 
Ppt 16 mei
Ppt 16 meiPpt 16 mei
Ppt 16 mei
 
2014 Evidence-Based Guideline for the Management of High Blood Pressure in Ad...
2014 Evidence-Based Guideline for the Management of High Blood Pressure in Ad...2014 Evidence-Based Guideline for the Management of High Blood Pressure in Ad...
2014 Evidence-Based Guideline for the Management of High Blood Pressure in Ad...
 
Prednison tappering off MG.pptx
Prednison tappering off MG.pptxPrednison tappering off MG.pptx
Prednison tappering off MG.pptx
 
Obat-Obatan yang Diberikan pada Akhir Kehidupan.pdf
Obat-Obatan yang Diberikan pada Akhir Kehidupan.pdfObat-Obatan yang Diberikan pada Akhir Kehidupan.pdf
Obat-Obatan yang Diberikan pada Akhir Kehidupan.pdf
 
Pengobatan diabetes ampuh
Pengobatan diabetes ampuh Pengobatan diabetes ampuh
Pengobatan diabetes ampuh
 
TERAPI NUTRISI PADA PASIEN KANKER1.pptx
TERAPI NUTRISI PADA PASIEN KANKER1.pptxTERAPI NUTRISI PADA PASIEN KANKER1.pptx
TERAPI NUTRISI PADA PASIEN KANKER1.pptx
 
RUTF.pptx
RUTF.pptxRUTF.pptx
RUTF.pptx
 
Nyeri 26 Feb 23.pptx
Nyeri 26 Feb 23.pptxNyeri 26 Feb 23.pptx
Nyeri 26 Feb 23.pptx
 
Osteoarthritis
OsteoarthritisOsteoarthritis
Osteoarthritis
 

Recently uploaded

PPT KONSEP TUMBUH KEMBANG ANAK DINI 1 - 5 TAHUN
PPT KONSEP TUMBUH KEMBANG ANAK DINI 1 -  5 TAHUNPPT KONSEP TUMBUH KEMBANG ANAK DINI 1 -  5 TAHUN
PPT KONSEP TUMBUH KEMBANG ANAK DINI 1 - 5 TAHUNYhoGa3
 
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinanDwiNormaR
 
konsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.ppt
konsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.pptkonsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.ppt
konsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.pptKianSantang21
 
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabaya
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod SurabayaToko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabaya
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabayaajongshopp
 
Presentasi farmakologi materi hipertensi
Presentasi farmakologi materi hipertensiPresentasi farmakologi materi hipertensi
Presentasi farmakologi materi hipertensissuser1cc42a
 
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdfMeboix
 
Diagnosis ILTB terapi dan monitoring TPT Fix.pptx
Diagnosis ILTB terapi dan monitoring TPT Fix.pptxDiagnosis ILTB terapi dan monitoring TPT Fix.pptx
Diagnosis ILTB terapi dan monitoring TPT Fix.pptxMelisaBSelawati
 
ANATOMI FISIOLOGI SISTEM CARDIOVASKULER.ppt
ANATOMI FISIOLOGI SISTEM CARDIOVASKULER.pptANATOMI FISIOLOGI SISTEM CARDIOVASKULER.ppt
ANATOMI FISIOLOGI SISTEM CARDIOVASKULER.pptAcephasan2
 
PPT.Materi-Pembelajaran-genetika.dasarpptx
PPT.Materi-Pembelajaran-genetika.dasarpptxPPT.Materi-Pembelajaran-genetika.dasarpptx
PPT.Materi-Pembelajaran-genetika.dasarpptxAcephasan2
 
PPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdf
PPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdfPPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdf
PPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdfhurufd86
 
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diri
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh DiriAsuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diri
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diriandi861789
 
Webinar MPASI-Kemenkes kementerian kesehatan
Webinar MPASI-Kemenkes kementerian kesehatanWebinar MPASI-Kemenkes kementerian kesehatan
Webinar MPASI-Kemenkes kementerian kesehatanDevonneDillaElFachri
 
FARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal Diabetes
FARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal DiabetesFARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal Diabetes
FARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal DiabetesNadrohSitepu1
 
KONSEP DASAR KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL.pptx
KONSEP DASAR KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL.pptxKONSEP DASAR KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL.pptx
KONSEP DASAR KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL.pptxDianaayulestari2
 
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptxSediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptxwisanggeni19
 
penyakit jantung koroner pada Prolanis.pptx
penyakit jantung koroner pada Prolanis.pptxpenyakit jantung koroner pada Prolanis.pptx
penyakit jantung koroner pada Prolanis.pptxagussudarmanto9
 
Presentasi materi antibiotik kemoterapeutika
Presentasi materi antibiotik kemoterapeutikaPresentasi materi antibiotik kemoterapeutika
Presentasi materi antibiotik kemoterapeutikassuser1cc42a
 
Farmakologi_Pengelolaan Obat pd Lansia.pptx
Farmakologi_Pengelolaan Obat pd Lansia.pptxFarmakologi_Pengelolaan Obat pd Lansia.pptx
Farmakologi_Pengelolaan Obat pd Lansia.pptxIrfanNersMaulana
 
Anatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.ppt
Anatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.pptAnatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.ppt
Anatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.pptAcephasan2
 
1. Penilaian Konsumsi Pangan dan Masalah Gizi.pptx
1. Penilaian Konsumsi Pangan dan Masalah Gizi.pptx1. Penilaian Konsumsi Pangan dan Masalah Gizi.pptx
1. Penilaian Konsumsi Pangan dan Masalah Gizi.pptxgizifik
 

Recently uploaded (20)

PPT KONSEP TUMBUH KEMBANG ANAK DINI 1 - 5 TAHUN
PPT KONSEP TUMBUH KEMBANG ANAK DINI 1 -  5 TAHUNPPT KONSEP TUMBUH KEMBANG ANAK DINI 1 -  5 TAHUN
PPT KONSEP TUMBUH KEMBANG ANAK DINI 1 - 5 TAHUN
 
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
 
konsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.ppt
konsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.pptkonsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.ppt
konsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.ppt
 
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabaya
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod SurabayaToko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabaya
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabaya
 
Presentasi farmakologi materi hipertensi
Presentasi farmakologi materi hipertensiPresentasi farmakologi materi hipertensi
Presentasi farmakologi materi hipertensi
 
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
 
Diagnosis ILTB terapi dan monitoring TPT Fix.pptx
Diagnosis ILTB terapi dan monitoring TPT Fix.pptxDiagnosis ILTB terapi dan monitoring TPT Fix.pptx
Diagnosis ILTB terapi dan monitoring TPT Fix.pptx
 
ANATOMI FISIOLOGI SISTEM CARDIOVASKULER.ppt
ANATOMI FISIOLOGI SISTEM CARDIOVASKULER.pptANATOMI FISIOLOGI SISTEM CARDIOVASKULER.ppt
ANATOMI FISIOLOGI SISTEM CARDIOVASKULER.ppt
 
PPT.Materi-Pembelajaran-genetika.dasarpptx
PPT.Materi-Pembelajaran-genetika.dasarpptxPPT.Materi-Pembelajaran-genetika.dasarpptx
PPT.Materi-Pembelajaran-genetika.dasarpptx
 
PPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdf
PPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdfPPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdf
PPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdf
 
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diri
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh DiriAsuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diri
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diri
 
Webinar MPASI-Kemenkes kementerian kesehatan
Webinar MPASI-Kemenkes kementerian kesehatanWebinar MPASI-Kemenkes kementerian kesehatan
Webinar MPASI-Kemenkes kementerian kesehatan
 
FARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal Diabetes
FARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal DiabetesFARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal Diabetes
FARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal Diabetes
 
KONSEP DASAR KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL.pptx
KONSEP DASAR KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL.pptxKONSEP DASAR KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL.pptx
KONSEP DASAR KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL.pptx
 
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptxSediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
 
penyakit jantung koroner pada Prolanis.pptx
penyakit jantung koroner pada Prolanis.pptxpenyakit jantung koroner pada Prolanis.pptx
penyakit jantung koroner pada Prolanis.pptx
 
Presentasi materi antibiotik kemoterapeutika
Presentasi materi antibiotik kemoterapeutikaPresentasi materi antibiotik kemoterapeutika
Presentasi materi antibiotik kemoterapeutika
 
Farmakologi_Pengelolaan Obat pd Lansia.pptx
Farmakologi_Pengelolaan Obat pd Lansia.pptxFarmakologi_Pengelolaan Obat pd Lansia.pptx
Farmakologi_Pengelolaan Obat pd Lansia.pptx
 
Anatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.ppt
Anatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.pptAnatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.ppt
Anatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.ppt
 
1. Penilaian Konsumsi Pangan dan Masalah Gizi.pptx
1. Penilaian Konsumsi Pangan dan Masalah Gizi.pptx1. Penilaian Konsumsi Pangan dan Masalah Gizi.pptx
1. Penilaian Konsumsi Pangan dan Masalah Gizi.pptx
 

JOURNAL READING : FISH OIL IN DRUG RESISTANT EPILEPSY

  • 1. JOURNAL READING Fish oil (n-3 fatty acids) in drug resistant epilepsy: a randomised placebo-controlled crossover study Okka Prima Adhiharta 01.211.6480
  • 2. JUDUL Fish oil (n-3 fatty acids) in drug resistant epilepsy: a randomised placebo-controlled crossover study Penulis : -Christopher M DeGiorgio -Patrick R Miller -Ronald Harper -Jeffrey Gornbein -Lara Schrader -Jason Soss -Sheba Meymandi
  • 3. ABSTRAK • Infeksi pada luka bakar dapat memperpanjang fase inflamasi dan memperlama proses Latar Belakang Asam lemak n-3 menghambat eksitabilitas neuran dan mengurangi kejang pada hewan percobaan. Minyak ikan dosis tinggi telah diketahui dalam 2 penelitian secara random pada epilepsy resisten obat yang memberikan hasil negative. Kami melakukan percobaan fase II secara random dengan kontrol silang dari pemberian minyak ikan dengan dosis rendah dan dosis tinggi pada epilepsy resisten obat untuk mengetahui yang mana dari kedua dosis tersebut yang dapat memberi efek mengurangi kejang atau meningkatkan kesehatan jantung dan pembuluh darah.
  • 4. Metode Percobaan dengan kontrol placebo secara random dari minyak ikan dosis tinggi dan rendah dengan placebo (minyak jagung, asam linoleat) pada 24 pasien dengan epilepsy resisten obat selama tiga periode dengan rancangan tukar silang selama 42 minggu, dengan tiga periode pengobatan selama 10 minggu dan dua periode pembersihan selama 6 minggu. Seluruh peserta di randomisasi dengan double blind, untuk menerima plasebo, dosis rendah, dosis tinggi, dalam pola yang berbeda. Hasil primer yang diharapkan yaitu perubahan total dari frekuensi kejang.
  • 5. Hasil Minyak ikan dosis rendah ( 3 kapsul / hari, 1080 mg, asam eicosapentatonic dan asam docosahexaenoic) berpengaruh terhadap penurunan frekuensi kejang sebanyak 33,6 % dibandingkan dengan plasebo. Minyak ikan dosis rendah juga berpengaruh terhadap penurunan tekanan darah yang sedang namun signifikan. Minyak ikan dosis tinggi tidak memiliki perbedaan dengan pemberian plasebo dalam mengurangi kejang maupun meningkatkan resiko jantung dan pembuluh darah.
  • 6. Intepretasi Dalam percobaan fase II secara random dengan kontrol silang, minyak ikan dosis rendah efektif dalam menurunkan kejang dibandingkan dengan plasebo. Besarnya peningkatan tersebut hampir sama dengan obat anti epilepsy saat ini yang sedang dicoba pada epilepsy resisten obat. Hasil ini mengindikasi bahwa minyak ikan dosis rendah dapat mengurangi kejang dan meningkatkan kesehatan seseorang dengan epilepsi. Penelitian ini membuktikan bahwa minyak ikan dosis rendah berpengaruh terhadap epilepsi resisten obat
  • 7. PENDAHULUAN Epilepsi resisten obat merupakan penyakit yang serius, hal ini didefinisikan sebagai kegagalan pasien dengan epilepsi untuk merespon 2 atau lebih obat antiepilepsi dalam dosis teraupetik. Pilihan penatalaksanaan meliputi pemberian obat antiepilepsi baru diikuti dengan kemungkinan pembedahan epilepsi, modulasi saraf atau terapi diit ( diit ketogenik atau modifikasi diet atkins).
  • 8. PENDAHULUAN Minyak ikan mengandung asam lemak w-3 ( asam lemak n-3), hal ini menjadi menarik karena minyak ikan dapat juga meningkatkan kesehatan jantung, menurunkan kematian mendadak karena jantung setelah infark miokard dan menunda onset kejang pada kejang akut model pentylenetetrazole. Asam lemak n-3 terutama asam lemak docosahecanoic (DHA), dapat melewati sawar darah otak dan menjadi lapisan membrane lemak sele. Asam lemak n- 3 dipercaya dapat memodifikasi kanal kalsium dan sodium, mengurangi eksitabilitas membrane di saraf dan miosit jantung.
  • 9. PENDAHULUAN Percobaan secara random minyak ikan dosis tinggi telah dilakukan dan menghasilkan hasil yang menjanjikan namun belum dapat ditarik kesimpulan. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi minyak ikan dosis tinggi dan dosis rendah pada percobaan fase II secara random dengan kontrol plasebo secara silang pada pasien epilepsi dengan resisten obat.
  • 10. DESIGN DAN METODE Rancangan penelitian ini adalah prospektif, random, 3 periode percobaan silang dengan dua dosis minyak ikan : minyak ikan dosis rendah, dosis tinggi, atau plasebo, dalam peserta dengan kejang onset parsial resisten obat (simple partial, kompleks parsial atau kejang tonik-klonik sekunder). Subjek penelitian : 24 pasien dengan epilepsy resisten obat
  • 12. DESIGN DAN METODE KRITERIA INKLUSI pria atau wanita, umur 18 – 70 tahun, riwayat resisten obat dengan onset parsial atau kejang tonik klonik yang didefinisikan oleh ILAE : spesifik, riwayat yang mendapat epilepsi parsial atau lokalisata, dan EEG dan atau MRI otak yang menunjukan adanya epilepsi parsial atau lokalisata; tiga atau lebih simpel parsial, kompleks parsial atau kejang tonik klonik dalam satu bulan selama minimal dua bulan dalam masa penelitian, dalam pemberian setidaknya tiga obat antiepilepsi dalam dosis teraupetik atau dalam pemberian terapi tunggal, atau setidaknya satu percobaan dari pemberian obat antiepilepsi dalam dosis teraupetik .
  • 13. DESIGN DAN METODE KRITERIA EKSLUSI pengobatan signifikan dan progresif, problem jantung atau kesehatan lainnya, alergi pada produk ikan atau minyak ikan ; riwayat gangguan koagulasi ; riwayat kejang non epilepsi ; konsumsi minyak ikan dalam 30 hari sebelum masa penelitian ; perubahan obat antiepilepsi dalam 30 hari atau kurang sebelum penelitian ; pengobatan dengan warfarin atau aspirin ; respon buruk terhadap terapi ; penyalahgunaan alcohol dan obat obatan ; kejang yang tak terukur sebagai akibat dari kejang cluster, atau pengawasan yang tidak baik apabila pasien tidak dapat mengukur kejangnya.
  • 14. RANDOMISASI Peserta di randomisasi dalam empat kelompok yang kemudian disilangkan dalam dosis rendah, dosis tinggi dan plasebo. Seluruh peserta dirandomisasi setelah memenuhi kriteria inklusi pada pertemuan I dan masuk pada 10 minggu pertama periode pengobatan. Tiap permulaan penelitian diikuti dengan periode pembersihan selama 6 minggu dan kembali lagi pada periode pengobatan selama 10 minggu lalu dilanjutkan 6 minggu periode pembersihan dan kemudian periode pengobatan akhir selama 10 minggu. Peserta dirandomisasi menjadi 6 kemungkinan kelompok. Durasi keseluruhan penelitian yaitu selama 42 minggu.
  • 15. ANALISIS STATISTIK Kejang didapatkan dari kalender kejang penderita dan dihitung kejang per hari untuk periode pengobatan, kemudian dihitung sebagai kejang perbulan, dimana satu bulan didefinisikan selama 28 hari. Pengukuran berulang untuk model rancangan silang digunakan untuk mengukur nilai atau rata rata kejang. Model ini termasuk efek terapi (Terapi 1, 2, atau 3) efek periode (A,B,C) dan terapi X interaksi periode (non-paralel) dan dilakukan juga untuk non independent (korelasi) dari observasi berulang dari pasien yang sama
  • 16. RANCANGAN PENELITIAN Keluaran sekunder (Mean Arterial Pressure (MAP), nadi, skala kejang Chalfont, pengukuran HRV (termasuk RMSSD, SDNN, SDANN), lipid, C reaktif protein), pengukuran yang mengindikasikan terdapat eror untuk keluaran sekunder yang di konfirmasi dengan distribusi Gausian (normal). Selain itu pengukuran berulang dengan ANOVA digunakan untuk mengukur rata rata dan menhitung nilai p untuk keluaran.
  • 17. RANCANGAN PENELITIAN Data dari keluaran utama, total frekuensi kejang, dirubah menjadi distribusi binomial negative. Selain itu pengukuran berulang dengan model binomial negative digunakan untuk membandingkan nilai frekuensi kejang menggunakan nilai maksimum untuk menghitung nilai p.
  • 18. HASIL Karakteristik peserta : Rata rata umur yaitu 33 tahun, SD 10,33. Enambelas peserta yaitu perempuan dan delapan peserta yaitu pria. Empat puluh enam peserta di lakukan skrining untuk penelitian; 25 yang memenuhi kriteria kemudian didaftarkan. Dua puluh empat peserta menerima setidaknya satu dosis medikasi
  • 19. HASIL Presentasi perubahan frekuensi kejang : Rata rata frekuensi kejang selama terapi minyak ikan dosis rendah yaitu 12,18 (SE 2,72) berbanding 17,67 kejang per bulan (SE 4,56) untuk minyak ikan dosis tinggi dan 18,34 kejang per bulan (SE4,28) untuk plasebo. Perbedaan frekuensi kejang antara minyak ikan dosis rendah dan plasebo yaitu -33,6%, p=0,02. Frekuensi kejang pada minyak ikan dosis tinggi hampir sama dengan plasebo, tidak ada perbedaan yang signifikan antara dosis tinggi dan plasebo, p=0,82. Minyak ikan dosis rendah berhubungan dengan penurunan sebesar 31% pada frekuensi kejang dibandingkan dengan minyak ikan dosis tinggi (borderline signifikan, p=0,05)
  • 20. HASIL
  • 21. HASIL Untuk minyak ikan dosis rendah, 5/20 (25%) mengalami penurunan kejang sebanyak 50% dibandingkan dengan plasebo. Tiga dari 20 (15%) yang menerima minyak ikan dosis tinggi, mengalami penurunan kejang sebanyak 50% dibandingkan dengan plasebo. Dua peserta mendapatkan periode bebas kejang selama terapi dengan minyak ikan dosis rendah (2/20, 10%). Tidak ada peserta yang mendapatkan bebas kejang selama terapi dengan plasebo atau minyak ikan dosis tinggi ( semua dibandingkan , p=0,22-0,48, tes Fisher).
  • 22. HASIL
  • 23. DISKUSI Penemuan yang utama yaitu minyak ikan dosis rendah ( 3 kapsul/ hari, 1080 mg EPA+DHA) berhubungan dengan pengurangan frekuensi kejang hingga – 33,6% dibandingkan dengan plasebo. Minyak ikan dosis rendah berhubungan dengan nilai responder hingga 25% dan bebas kejang sebanyak 10%. Meskipun skala percobaan disini masih perlu konfirmasi, besarnya efek dari frekuensi kejang sama dengan banyak peneltian random obat anti epilepsi.
  • 24. DISKUSI Minyak ikan dosis rendah juga berhubungan dengan penurunan tekanan darah, namun hasil ini signifikan hanya bila dibandingkan dengan minyak ikan dosis tinggi. Penurunan tekanan darah mengindikasikan bahwa minyak ikan dosis rendah memiliki efek positif pada jantung dan pembuluh darah pada pasien dengan epilepsi resisten obat secara kohort, beberapa hasil yang penting, yaitu data yang menyebutkan bahwa kematian karena infark miokard secara signifikan lebih tinggi pada pasien dengan epilepsi.
  • 25. DISKUSI Pada tahun 2005, Yuen dkk. Pertama kali melaporkan penelitian random dengan plasebo terkontrol dari minyak ikan untuk epilepsi pada 58 peserta dengan epilepsi, dimana 1700 mg EPA+DHA diberikan setiap hari. Tidak ada efek samping atau interaksi obat antiepilepsi yang dilaporkan. Awalnya, terdapat penurunan kejang yang besar dan signifikan dari peserta hingga lebih dari 50% pada periode enam minggu pertama pengobatan, namun melewati minggu ke 12 periode pengobatan tidak ada perbedaan yang signifikan antara peserta yang menerima terapi dengan kelompok kontrol. Perbedaan antar kelompok dalam frekuensi kejang saat awal membuat sulit untuk mengetahui kebenaran dari perbedaan ini, fenomena yang sering terjadi pada penelitian klinis epilepsi.
  • 26. DISKUSI Pada tahun 2008, Broomfield dkk. melaporkan penelitian secara random dengan kelompok kontrol pada 21 peserta dengan epilepsi resisten obat dengan dosis minyak ikan yang lebih tinggi (2200 mg/ hari EPA+DHA). Selama pengobatan periode akut, suplemen minyak ikan berkaitan dengan pningkatan sebanyak 6 % dibandingkan dengan penurunan sebanyak 12% dari plasebo. Namun, setelah kesimpulan selama 12 minggu, pengobatan jangka panjang dikatikan dengan penurunan yang signifikan dari kejang, dengan 5/19 peserta mengalami penurunan kejang sebanyak 50%, banyak dari mereka (4/5) yang secara random menerima plasebo.
  • 27. DISKUSI Minyak ikan aman dan ditoleransi dengan baik, Badan Obat dan Makanan (FDA) Amerika merancang dosis minyak ikan 3g/hari sebagai dosis aman (GRAS). Kurangnya efek dari minyak ikan dosis tinggi sejalan dengan beberapa penelitian pada hewan coba. Pemberian dosis tinggi asam lemak n- 3 (DHA, 600 mg/kg) diberikan pada kejang eksaserbasi. Perbedaan mencolok dengan dosis yang lebih renfah dari DHA (<400 mg/kg), yang dapat mempercepat efek antikonvulsan. Sama dengan tikus, yang secara genetic resisten pada kejang, mendapatkan peningkatan yang signifikan ketika menerima minyak ikan dosis tinggi (1000 mg/kg EPA, 700 mg/kg DHA). Penulis berhipotesis bahwa peningkatan penerimaan asam lemak n-3 dosis tinggi dapat secara parsial mengurangi terlalu banyak asam lemak yang tidak terseterifikasi (contoh, asam arachidonat)
  • 28. KETERBATASAN Penting bahwa hasil dari penelitian ini dikonfirmasi dengan penelitian skala yang lebih besar. Keterbatasan meliputi pemberian dengan durasi yang pendek; peserta hanya diberikan tiap terapi untuk 10 minggu. Masih belum diketahui bahwa peningkatan dalam hal kejang pada kelompok dosis rendah ini melewati batas waktu. Kedua, dengan rancangan silang, pra perlakuan tidak berhubungan dengan penelitian.
  • 29. KESIMPULAN Sebagai kesimpulan, kami melaporkan bahwa minyak ikan dosis rendah (3 kapsul per hari dengan total 1080 mg EPA+DHA) berhubungan dengan penurunan frekuensi kejang sebanyak 33,6% dibandingkan dengan plasebo pada penelitian kohort pasien dengan epilepsi resisten obat, dan penurunan ringan namun signfikan dari tekanan darah. Penelitian random dengan kontrol pada skala yang lebih besar tentang minyak ikan diperlukan untuk mengkonfirmasi hasil dari penelitian ini. Minyak ikan dosis rendah merupakan intervensi yang aman dan murah yang dapat mengurangi kejang dan meningkatkan kesehatan jantung dan pembuluh darah pada pasien dengan epilepsi.
  • 30.
  • 31. CRITICAL APPRAISAL No Bagian Jurnal Critical Appraisal 1 Judul terdiri dari 12 kata  15 kata (tidak sesuai) “Fish oil (n-3 fatty acids) in drug resistant epilepsy: a randomised placebo-controlled crossover study” 2. Abstrak 1. Jumlah kata tidak sesuai (266)  >250 kata (tidak sesuai) 2. Sesuai, terdiri dari 5 struktur : Background, Objective, Method, Results, Conclusion. Isinya sudah informatif terhadap isi jurnal.
  • 32. CRITICAL APPRAISAL 3 Pendahuluan 1. terdiri dari 1 paragraf dengan menggambarkan latar belakang dan tujuan penelitian 4 Metode – Design, tempat dan waktu penelitian dijelaskan : prospektif – Kriteria inklusi dan eksklusi dicantumkan – Instrumen penelitian dijelaskan – Menggunakan uji statistik
  • 33. CRITICAL APPRAISAL 5 Hasil – Disebutkan karakteristik subjek, – Kronologi pemilihan subjek dijelaskan, siklus menstruasi sebelumnya – Menggunakan uji statistik – Tabel disajikan dan mudah dicerna 6 Diskusi Dicantumkan, dan menjelaskan hasil yang dipadukan dengan literatur yang ada 7 Jenis Penelitian Prospektif, randomised placebo-controlled crossover study 8 Daftar pustaka ada 9 POPULATION (P) 24 pasien dengan epilepsy resisten obat usia 18-70 tahun
  • 34. CRITICAL APPRAISAL 10 INTERVENTION (I) Intervensi yang dilakukan merupakan intervensi farmativ yang berasal dari tumbuhan alam, kapsul minya ikan. Setiap kapsul minyak ikan mengandung 216 mg eicsapentanoic (EPA) dan 144 mg DHA, dengan total 360 mg asam lemak n-3 perkapsul. Kelompok dosis rendah menerima total dosis asam lemak n-3 = 1080 mg/hari ( tiga kapsul minyak ikan per hari) dan dosis tinggi menerima total dosis asam lemak n-3 = 2160 mg/hari. Plasebo merupakan kapsul dengan rupa, rasa, dan bau yang sama yang mengandung minyak jagung ( tidak ada EPA atau DHA),yang setara dengan tiga kapsul minyak jagung dua kali sehari. 11 COMPARATION (C) Melihat keefektifan perbandingan antara minyak ikan dosis rendah, minyak ikan dosis tinggi dan 12 OUTCOME (O) minyak ikan dosis rendah efektif dalam menurunkan kejang dibandingkan dengan plasebo.