In &QATAR^*[☎️+2773-7758-557]]@ @# Abortion pills for sale in Doha Qatar/ Dub...
Penerapan Good Governace dalam pengeloaan Lembaga Pendidikan Islam.pptx
1. PENERAPAN GOOD GOVERNACE
DALAM PENINGKATAN MUTU
PENDIDIKAN ISLAM
(STUDI PADA PONDOK PESANTREN
WALI SONGO NGABAR PONOROGO
DAN PESANTREN PUTRI AL-
MAWADDAH)
2. PENDAHULUAN
Pondok Pesantren merupakan lembaga pendidikan Islam tertua di
Indonesia. Bahkan, Martin menyebut bahwa tradisi pengajaran
agama Islam di Pesantren adalah salah satu tradisi agung (great
traditon) di Indonesia. Mengapa demikian, karena hadirnya
pesantren dimaksudkan untuk mentransmisikan Islam bercorak
tradisional sebagaimana termuat dalam kitab kuning ke dalam
wadah institusi pendidikan. Dalam proses transmisinya, semua
komponen baik Kiai (pemimpin), santri atau murid maupun
kurikulum harus terlibat secara sinergis. Semua komponen tersebut
harus berjalan secara beriringan dalam mewujudkan tujuan suatu
lembaga.
3. DILIHAT DARI SISI FUNGSINYA, PESANTREN PALING TIDAK
MEMILIKI TIGA FUNGSI UTAMA YANG TIDAK DAPAT DIPISAHKAN
YAITU :
Pertama, sebagai institusi keilmuan.
Kedua, fungsi sebagai institusi keagamaan.
Ketiga, sebagai institusi sosial kemasyarakatan
4. Good Corporate Governance merupakan sistem pengelolaan
lembaga secara baik dengan berbagai prinsip-prinsip dasar seperti
transparansi, akuntabilitas, profesional dan bertanggung jawab.
Maka, suatu lembaga dapat dikatakan baik jika dapat sesuai dengan
prinsip-prinisp dalam GCG, termasuk dalam hal ini adalah Pondok
Pesantren Wali Songo dan Pesantren Putri Al-Mawaddah. Lalu, yang
menjadi pertanyaan kemudian ialah bagaimana implementasi GCG
dalam konteks Pondok Pesantren Wali Songo, apakah prinisp-
prinisp GCG telah diimplementasikan pada Pondok Pesantren Wali
Songo dan Pesantren Putri Al-Mawaddah?
5. RUMUSAN MASALAH
Bagaimana penerapan prinsip good corporate governance
kewajaran, di Pondok Pesantren Wali Songo Ngabar
Ponorogo dan Pesantren Putri Al-Mawaddah?
Bagaimana penerapan prinsip good corporate governance,
transparasi di Pondok Pesantren Wali Songo Ngabar
Ponorogo dan Pesantren Putri Al-Mawaddah?
Bagaimana penerapan prinsip good corporate governance
akuntabilitas di Pondok Pesantren Wali Songo Ngabar
Ponorogo dan Pesantren Putri Al-Mawaddah?
Bagaimana penerapan prinsip good corporate governance
responbilitas di Pondok Pesantren Wali Songo Ngabar
Ponorogo dan Pesantren Putri Al-Mawaddah?
6. TUJUAN PENELITIAN
• Untuk menjelaskan penerapan prinsip good governance kewajaran,
di Pondok Pesantren Wali Songo Ngabar Ponorogo dan Pesantren
Putri Al-Mawaddah?
• Untuk menjelaskan penerapan prinsip good governance transparasi
di Pondok Pesantren Wali Songo Ngabar Ponorogo dan Pesantren
Putri Al-Mawaddah?
• Untuk menjelaskan penerapan prinsip good governance
akuntabilitas di Pondok Pesantren Wali Songo Ngabar Ponorogo dan
Pesantren Putri Al-Mawaddah?
• Untuk menjelaskan penerapan prinsip good governance
responbilitas di Pondok Pesantren Wali Songo Ngabar Ponorogo dan
Pesantren Putri Al-Mawaddah?
7. MANFAAT PENELITIAN
• Sebagai masukan dan evaluasi bagi pihak Pondok Pesantren Wali Songo
dan Pesantren Putri Al-Mawaddah dalam penentuan strategi dan
pengambilan keputusan dalam memberikan pelayanan yang terbaik kepada
santri dan wali santri sesuai dengan prinsip Good Corporate Governance.
• Peneliti
Dalam melakukan penelitian ini, peneliti dapat menambah wawasan
danpengetahuan mengenai pengaruh penerapan Good Corporate
Governance terhadap kepercayaan wali santri terhadap Pondok Pesantren
Wali Songo dan Pesantren Putri Al-Mawaddah.
• Peneliti Berikutnya
Penelitian ini dapat digunakan sebagai referensi dan sumber acuan
untukpenelitian – penelitian selanjutnya yang berhubungan dengan
penelitian ini.
8. PENELITIAN TERDAHULU
1. A. Khumaedi Ja’far dan Munawir. Meneliti tentang Good Corporate
Governance pada Lembaga Pendidikan Pesantren :Studi pada
Pondok Pesantren Universitas Islam Indonesia. A. Khumaedi Ja’far
dan Munawir. Good Corporate Governance pada Lembaga
Pendidikan Pesantren :Studi pada Pondok Pesantren Universitas
Islam Indonesia. AKADEMIKA, Vol. 23, No. 01 Januari-Juni 2018
2. Renny Oktafia, Abdul Basith. Meneliti tentang Implementasi Good
Corporate Governance Pada Pondok Pesantren Sebagai Upaya
Peningkatan Daya Saing. Renny Oktafia, Abdul Basith.
Implementasi Good Corporate Governance Pada Pondok Pesantren
Sebagai Upaya Peningkatan Daya Saing. JURNAL EKONOMI
ISLAM Volume 8, Nomor 1, Mei 2017
9. 3. Umar sidiq. Meneliti tentang Good Governance di Perguruan
Tinggi Islam. Umar sidiq. Good Governance di Perguruan Tinggi
Islam.
4. Aang Kuniafi. dalam penelitiannya Peran Strategis Pendidikan
Islam Dalam Mewujudkan Islamic Good Governance. Aang
Kuniafi.
5. Agus Miftakus Surur dan Kharisma Nur Cholifah. Penelitiannya
Penerapan Good Governance Pada Kepengurusan Pondok
Pesantren Putri Al-Amien.
10. GOOD CORPORATE GOVERNANCE
Monks dan Minow. Bahwa GCG merupakan suatu sistem yang
berfungsi mengatur dan memberikan kendali pada perusahaan dalam
kaitannya dengan penciptaan citra baik atau nilai tambah bagi
perusahaan.
Sidharta dan Cynthia.Bahwa good corporate governance merupakan
sistem atau aturan yang baik dalam pengelolaan perusahaan dengan
tujuan untuk meningkatkan nilai pemegang saham serta
mengakomodasikan ke berbagai pihak yang berkepentingan dengan
perusahaan (stakeholder), seperti kreditur, pemasok, asosiasi bisnis,
konsumen, pekerja, pemerintah dan masyarakat luas. Sehingga
terwujudlah kinerja perusahaan yang sehat.
11. PRINSIP – PRINSIP GOOD CORPORATE GOVERNANCE
1. Tanggung jawab dimaksudkan pada pengakuan atas semua hak yang
terlibat dalam suatu lemabaga tersebut. Tanggung jawab juga dapat
dipraktekkan melalui partisipasi dan keterlibatan para pemangku
kepentingan dalam pengambilan keputusan strategis.
2. Akuntabilitas yaitu kecenderungan organisasi, lembaga, atau
perusahaan untuk memberikan penjelasan dan pembenaran kepada
para pemangku kepentingan terkait kinerja. Selain itu, akuntabilitas
menentukan sejauh mana pemangku kepentingan memiliki akses ke
informasi yang memadai, akurat, mudah dipahami, terkini, yang
menjadi landasan untuk pengambilan keputusan. Adanya
operasionalisasi akuntabilitas memungkinkan lembaga untuk
menerima evaluasi yang lebih baik dari luar.
12. 3. Keadilan, prinsip keadilan memiliki dua perspektif yaitumelindungi
semua kepentingan dan memastikan perlakuan yang adil dari para
pemangku kepentingan. Sedangkan yang kedua adalah
Mempraktekkan keadilan dalam pengambilan keputusan dan dalam
berurusan dengan pemangku kepentingan.
4. Transparansi berarti bahwa lembagamengungkapkansesuatuyang
memadai dan informasi yang tepat waktu kepada para pemangku
kepentingan mengenai atau pimpinan terkaitpelaksanaan
kelembagaan. Informasi-informasi tersebut berkaitan dengan kinerja
keuangan, tata kelola maupun program kegiatan.
13. KONSEP MUTU
Manajemen adalah suatu kegiatan, pelaksanaannya
adalah “managing” –pengelolaan–, sedangkan
pelaksananya disebut dengan manager atau pengelola.
Manajemen juga merupakan ilmu pengetahuan atau seni.
Dikatakan sebagai seni adalah suatu pengetahuan
bagaimana mencapai hasil yang diinginkan atau dengan
kata lain seni merupakan kecakapan yang diperoleh dari
pengalaman-pengalaman dan pelajaran serta kemampuan
untuk menggunakan pengetahuan manajemen.
14. • Manajemen Mutu Terpadu adalah manejemen fungsional dengan
pendekatan yang secara terus menerus difokuskan pada peningkatan
kualitas, agar produknya sesuai dengan standar kualitas dari
masyarakat yang dilayani dalam pelaksanaan tugas pelayanan umum
(public service) dan pembangunan masyarakat (community
development).
• Pengertian mutu secara umum merupakan gambaran dan
karakteristik menyeluruh dari barang atau jasa yang menunjukan
kemampuan dalam memuaskan kebutuhan yang mencakup input,
output, proses dan output pendidikan sesuai yang diharapkan suatu
lembaga.
• Pendidikan bermutu dapat di artikan sebagai pendidikan yang
mampu melakukan suatu proses secara matang sehingga suatu
lembaga pendidikan mampu membangun sistem penyelenggaraan
yang berkualitas.
15. JENIS PENELITIAN
Penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan metode studi
kasus.
Dengan metode ini, penulis dapat mengungkap dan
mengelaborasi secara lebih komprehensif dan kemudian
melakukan analisis secara mendalam. Dalam proses
pengambilan data, peneliti sebagai instrumen inti, terjun
langsung ke lapangan dengan menggunakan teknik observasi,
wawancara, dokumentasi. Peneliti secara langsung
mengobservasi Pondok Pesantren Wali Songo yang terletak di
Desa Ngabar Kec. Siman Kab. Ponorogo dan Pesantren Putri
Al-Mawaddah. Dalam wawancaranya, peneliti mewancarai
pengelola Pesantren, tenaga pengabdian dan santri.
16. LOKASI PENELITIAN
Lokasi penelitian ini dilakukan di Pondok Pesantren Wali Songo
Ngabar Ponorogo dan Pesantren Putri Al-Mawaddah. Alasan
pemilihan Pondok Pesantren Wali Songo menjadi lokasi penelitian
adalah karena salah satu pondok pesantren yang memiliki jenjang
pendidikan dari TK sampai perguruan tinggi dan keduanya
merupakan Pondok Pesantren yang telah diwakafkan kepada Umat
Islam.
17. Data dan Sumber Data Penelitian
1. Data Primer
2. Data Sekunder