Makalah ini membahas sistem pernapasan manusia dan penyakit-penyakit saluran pernapasan. Beberapa penyakit yang dijelaskan antara lain influenza, bronkitis, pneumonia, asma bronkiale, dan tuberkulosis paru. Penanganannya meliputi istirahat, pemberian obat-obat seperti antibiotik, dan tindakan medis lainnya sesuai gejala yang dialami.
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Makalah sistem pernapasan 2
1. 1
MAKALAH BIOLOGI
SISTEM PERNAPASAN MANUSIA
D
I
S
U
S
U
N
OLEH:
IRA NOVITA SARI
Kelas: XI IPA1
SMA NEGERI REBANG TANGKAS
KECAMATAN REBANG TANGKAS
KABUPATEN WAY KANAN
2. 2
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr. Wb.
Dengan memanjatkan piji syukur kehadirat Allah SWT yang senantiasa melimpahkan rahmat
dan hidayah – Nya kepada kita sekalian, sehingga dalam kehidupan kita dapat berkarya serta
melaksanakan tugas dan kewajiban di bidang masing – masing. Semoga kita semua selalu
mendapat petunjuk dan perlindungan – Nya sepanjang masa. Dan dalam pada itu dengan izin –
Nya, Alhamdulillah niat dan tekad penyusun untuk menyelesaikan penyusunan “Makalah
Tentang Sistem Pernapasan Manusia” dapat tersusun dengan baik.
Makalah ini di susun dengan bahasa yang sederhana berdasarkan berbagai literatur tertentu
dengan tujuan untuk mempermudah pemahaman mengenai teori yang di bahas. Kendati
demikian, tak ada gading yang tak retak. Penyusun menyadari bahwa dalam makalah ini terdapat
kekurangan dan kelemahan, oleh karena itu penyusun terbuka dengan senang hati menerima
kritik dan saran yang konstruktif dari semua pihak demi perbaikan dan penyempurnaan
makalah ini.
Akhirnya, penyusun berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi semua pihak.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb.
Rebang Tangkas, 26 Januari 2015
Penyusun
3. 3
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ......................................................................................................... i
KATA PENGANTAR ....................................................................................................... ii
DAFTAR ISI ...................................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN .................................................................................................. 4
1. Latar Belakang ............................................................................................................ 4
2. Tujuan Penulisan ......................................................................................................... 4
3. Rumusan Masalah ....................................................................................................... 4
BAB II PEMBAHASAN ................................................................................................... 5
2.1 Penyakit Saluran Pernapasan ....................................................................................... 5
2.2 Macam-macam Penyakit Pernapasan ........................................................................... 5
2.3 Obat-obatan ................................................................................................................. 8
2.4 Teknologi Sistem Pernapasan ...................................................................................... 9
BAB III KESIMPULAN .................................................................................................... 12
3.1 Kesimpulan .................................................................................................................. 12
3.2 Saran ............................................................................................................................. 12
4. 4
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Penyakit yang disebabkan oleh virus pada saluranpernafasan ditandai dengan demam dan
disertai satu atau lebihreaksi sistemik,seperti menggigil/kedinginan, sakit kepala, malaise,dan
anoreksi;kadang-kadang pada anak-anak ada gangguangastrointestinal.Tanda-tanda lokal juga
terjadi di berbagai lokasi padasaluranpernafasan; bisa hanya satu gejala atau kombinasi,seperti
rhinitis,faringitis atau tonsillitis, laringitis,laringotrakeitis, bronkitis,bronkiolitis, pneumonitis
atau pneumonia. Mungkin jugaterjadikonjungtivitis. Gejala-gejala dan tanda-tanda
klinisbiasanyaberkurang sesudah 2-5 hari tanpa komplikasi; namunBagaimanapun, bisaterjadi
komplikasi sinusitis bakteriil, otitis mediaatau yang jarangsekali terjadi yaitu pneumonia yang
disebabkan olehbakteriJumlah sel darah putih dan flora bakteri pada saluranpernafasan dalam
batas normal, kecuali jika terjadikomplikasi. Padabayi, akan sulit membedakannya dengan
pneumonia,sepsis danmeningitis. Diagnosa spesifik ditegakkan denganisolasi etiologipenyakit
dari sekret saluran pernafasan yang ditanampada kultur selyang tepat atau pada kultur organ.
Diagnosa jugaditegakkan denganmelakukan identifikasi dari antigen virus pada selnasofaring
dengantes FA, ELISA dan RIA, dan atau adanya kenaikan titerantibodi daripasangan sera.
1.2 TUJUAN PENULISAN
Tujuan dari penulisan makalah ini adalah :
- Untuk memenuhi tugas terstruktur dari dosen pembimbing mata kuliah obstetri
- Untuk lebih mendalami lagi tentang penyakit dan kelainan yang dipengaruhi dan
mempengaruhi kehamilan.
1.3 RUMUSAN MASALAH
1. Apa pengertia Pernapasan dan Sistem Pernapasan?
2. Apa saja penyakit saluran pernafasan?
3. Bagaimana cara menangani penyakit penyakit saluran pernafasan?
5. 5
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Penyakit Saluran Napas
Kehamilan akan menimbulkan perubahan yang luas terhadap fisiologi pernapasan. Ada
empat faktor penting yang terjadi dalam kehamilan yang erat hubungannya dengan fungsi
pernapasan.
Rahim yang membesar karena kehamilan akan mendorong diafragma ke atas, sehingga
rangga dada menjadi sempit, gerakan paru akan terbatas untuk mengambil oksigen selama
pernapasan, dan untuk mengatasi kekurangan 02 ini pernapasan menjadi cepat (hiperventilasi).
Perubahan hormonal, terutama hormon progesteron yang meningkat selama kehamilanya
membuat otot-otot saluran pernapasan menjadi kendor, dan ini juga akan mendorong terjadinya
hiperventilasi.
Meningkatnya volume darah dan cardiac output dalam usaha menyelamatkan Janin serta
memenuhi kebutuhan metabolik ibu yang meninggi.
Perubahan imunologik. Faktor daya tahan tubuh ibu sangat erat hubungannya dengan
timbulnya penyakit saluran napas selama kehamilan. Kadar imunoglobulin F (IgE) mungkin
menaik atau menurun pada seorang wanita hamil. Bila kadar IgE pada penderita asma yang
hamil meningkat, ternyata hal ini menyebabkan penderita Icbilv rentan dan lebih sering dapat
serangan asma atau lebih berat.
2.2 Macam Penyaki Saluran Pernafasan
1. Influensa
Wanita hamil lebih mudah diserang penyakit influensa. Epidemi yaag hebat yang terjadi
tahun 1957-1958, menyebabkan kematian ibu yang meningkat. Pada kca(i.v,m biasa, tidak
banyak pengaruhnya pada ibu atau pun pada janin. Pengobatan p.nl.r penderita influensa harus
dilaksanakan dengan baik, dengan banyak istirahat, banyak minum, dan kalau perlu diberi.
Analgetika atau Antibiotika dan harus d: penggunaan obat-obat batuk yang sifatnya supresi dan
obat antihistamin Tidak ada indikasi tindakan abortus provokatus pada penderita hamil
influensa. Bila ada komplikasi ke arah pneumonia penderita segera dirawat da antibiotika.
Perawatan harus intensif.
2. Bronkitis
Bronkitis akut dapat disebabkan oleh virus atau bakteri. Perlu pengobatan yai dan cepat,
agar penyakit tidak menular ke paru-paru sehingga timbul pneu Bila timbul pneumonia, angka
mortalitas ibu cukup tinggi dan pada janii terjadi abortus atau partus prematurus.
Pengobatan: penderita harus banyak istirahat baring, minum banyak, dar obat-obat
bronkodilator. Antibiotika ampisilin 200 - 500 mg peroral tiap 6 jam sangkaan ada infeksi
6. 6
bakteri. Lakukan pengambilan sputum untuk biakan kepekaan kuman. Kemudian pemberian
antibiotika yang lebih tepat bila
3. Pneumonia
Pneumonia dalam kehamilan merupakan penyebab kematian non obstetri terbesar setelah
penyakit jantung. Oleh karena itu pneumonia harus segera di dalam kehamilan, segera dirawat
dan diobati secara intensif untuk m( timbulnya kematian janin/'ibu, terjadinya abortus,
persalinan prematur atau ks dalam kandungan. Pneumonia dapat disebabkan oleh virus, bakteri
maul kimia. Untuk keperluan diagnostik dan pengobatan perlu dilakukan pemeriksaan
penunjang, antara lain:
1) foto toraks anterior posterior dan lateral;
2) pemeriksaan gas darah (darah arterial);
3) sputum diambil dan diperiksa menurut pulasan gram, dan dibiak;
4) darah diambil, juga dibiak
Pengobatan: penderita diistirahatkan dalam keadaan berbaring, diberi 02 memberikan
obat-obat yang sifatnya narkotik atau menahan batuk. Diberiob antipiretika untuk menurunkan
suhu badan penderita, koreksi kelainan el, atau gas darah bila ada, berilah antibiotika, karena
sering kali pneumoni disebabkan oleh virus atau zat kimia disertai pula oleh infeksi kuman-kt
Pada pneumonia aspirasi karena masuknya isi lambung ke dalam paru-paru sering dijumpai
setelah pemberian anestesi pada saat persalinan atau operas penanganannya adalah sebagai
berikut.
Segera dipasang tabung endotrakeal dan dilakukan pengisapan, kalaL dilakukan
bronkoskopi bila partikel yang masuk terlalu besar. Oksigen di) dan gas darah arterial diperiksa
berulang-ulang; segera dilakukan koreksi E kelainan, dan pernapasan dibantu dengan alat
ventilator. Diberi aminopilin IN mcncegah bronkospasmus, 4 6 mg/kg dalam 15-30 menit.
Berikan kortiku dosis tinggi sepera hidrokortison 1 gram i.v. dalam 24 jam yang diberikan
dalam empat kali per hari yaitu tiap 4-6 jam. Pemberian antibiotika untuk mencegah infeksi.
4. Asma bronkiale
Asma bronkiale merupakan salah satu penyakit saluran napas yang sering dijumpai
dalam kehamilan dan persalinan. Penderita biasanya pernah berobat ke dokter lain. Pengaruh
kehamilan terhadap timbulnya serangan asma tidaklah selalu sama pada setiap penderita, bahkan
pada seorang penderita asma, serangannya tak sama pada kehamilan pertama dan berikutnya.
Kurang dari sepertiga penderita asma akan membaik dalam kehamilan, lebih dari 1/s akan
menetap, serta kurang dari 1/3 lagi akan menjadi buruk atau serangan bertambah. Biasanya
serangan akan timbul mulai usia kehamilan 24 minggu sampai 36 minggu, dan pada akhir
kehamilan serangan jarang terjadi.
7. 7
Pemeriksaan yang dilakukan oleh tim ahli asma Kalifornia (tahun 1983) pada 120 kasus
asma yang hamil, dan terkontrol baik, terdapat 90% dari penderita tidak pernah dapat serangan
dalam persalinan, 2.2% menderita serangan ringan dan hanya 0.2% yang menderita asma berat
yang dapat diatasi dengan obat-obat intravena. Pengaruh asma pada ibu dan janin sangat
tergantung dari sering dan beratnya serangan, karena ibu dan janin akan kekurangan oksigen
(02) atau hipoksia. Keadaan hipoksia bila tidak segera diatasi tentu akan berpengaruh pada janin,
dan sering terjadi keguguran, persalinan prematur atau berat janin tidak sesuai dengan usia
kehamilan (gangguan pertumbuhan janin).
Faktor pencetus timbulnya asma, antara lain zat-zat alergi, infeksi saluran napas,
pengaruh udara dan faktor psikis. Penderita selama kehamilan perlu mendapat pengawasan yang
baik, biasanya penderita mengeluh napas pendek, berbunyi, sesak dan batuk-batuk. Diagnosis
dapat ditegakkan seperti asma di luar kehamilan.
Penanganan
1) Mencegah timbulnya stress
2) Menghindari faktor risiko (pencetus) yang sudah diketahui, secara intensif.
3) Mencegah penggunaan obat seperti aspirin dan semacam yang dapat menjadi pencetus
timbulnya serangan.
4) Pada asma yang ringan dapat digunakan obat-obat lokal yang berbentuk inhalasi, atau per oral
seperti isoproterenol.
5) Pada keadaan lebih berat penderita harus dirawat dan serangan dapat dihilangkan dengan satu
atau lebih dari obat di bawah ini.
a. Epinefrin yang telah dilarutkan (1 : 1000), 0,2-0,5 ml, disuntikkan subkutin.
b. Isoproterenol (1 : 100) berupa inhalasi 3-7 hari.
c. Oksigen
d. Aminofilin 250-500 mg (6 mg/kg) dalam infus glukose 5%
e. Hidrokortison 260-1000 mg iv pelan-pelan atau perinfus dalam 10%.
Hindari penggunaan obat-obat yang mengandung iodium karena dapat gangguan pada
janin, dan berikan antibiotika kalau ada sangkaan terdap Persalinan biasanya dapat berlangsung
spontan akan tetapi bila pende dalam serangan dapat diberi pertolongan dengan tindakan seperti
dengai vakum atau forseps. Tindakan seksio sesarea atas indikasi asma jarang atau dilakukan.
5. Tuberkulosis paru
Penyakit ini perlu diperhatikan dalam kehamilan, karena penyakit merupakan penyakit
rakyat; sehingga sering kita jumpai dalam kehamilan. ini dapat menimbulkan masalah pada
wanita itu sendiri, bayinya dan t sekitarnya.
Kehamilan tidak banyak memberikan pengaruh terhadap cepatnya penyakit ini, banyak
penderita tidak mengeluh sama sekali. Keluhan y ditemukan adalah batuk-batuk yang lama,
badan terasa lemah, nal berkurang, berat badan menurun, kadang-kadang ada batuk darah, dan
8. 8
sal Pada pemeriksaan fisik mungkin didapat adanya ronkhi basal, suara ka pleural efusion.
Penyakit TBC paru ini mungkin bentuknya aktif atau k mungkin pula tertutup atau terbuka.
Pada penderita yang dicurigai menderita TBC paru sebaiknya pemeriksaan tuberkulosa
tes kulit dengan PPD (purified protein derivate) hasilnya positif diteruskan dengan pemeriksaan
foto dada. Perlu diperh dilindungi janin dari pengaruh sinar X. Pada penderita dengan TBC paru
dilakukan pemeriksaan sputum, untuk membuat diagnosis secara past untuk tes kepekaan.
Pengaruh TBC paru pada ibu yang sedang hamil 1 dengan baik tidak berbeda dengan wanita
tidak hamil. Pada janin jaran TBC kongenital, janin baru tertular penyakit setelah lahir, karena di
disusui oleh ibunya.
Penanganan
Pada penderita dengan proses yang masih aktif, kadang-kadang perawatan, untuk
membuat diagnosis serta untuk memberikan pendid diterangkan pada penderita bahwa mereka
memerlukan pengobatan yang dan ketekunan serta ada kemauan untuk berobat secara teratur.
Per sembuh dengan baik bila pengobatan yang diberikan dipatuhi oleh Penderita dididik untuk
menutup mulut dan hidungnya bila batuk, Pengobatan terutama dengan kemoterapi, dan sangat
jarang diperluka operasi.
Pada penderita TBC paru yang tidak aktif, selama kehamilan tidak perlu dapat
pengobatan. Sedangkan pada yang aktif, dianjurkan untuk menggunakan obat dua macam atau
lebih untuk mencegah timbulnya resistensi kuman, dan isoniazid (INH) selalu diikutkan dalam
regimen pengobatan tersebut.
2.3 Obat-obat yang dapai dagunakan
1. Isoniazid (INH), dengan dosis 300 mg/hari. Obat ini mungkin menimbulkan komplikasi pada
hati, sehingga timbul gejala-gejala hepatitis berupa nafsu makan berkurang, mual dan muntah.
Oleh karena itu perlu diperiksa faal hati sewaktu¬waktu, dan bila ada perubahan, maka obat
untuk sementara harus segera dihentikan.
2. Ethambutol dengan dosis 15-20 mg/kg/hari. Dilaporkan obat ini dapat menimbulkan
komplikasi retrobulber neuritis akan tetapi laporan samping efek obat ini dalam kehamilan
sangat sedikit, dan pada janin belum ada.
3. Streptomycin dengan dosis i g/hari. Obat ini harus hati-hati digunakan dalam kehamilan, dan
jangan digunakan dalam kehamilan trimester pertama. Pengaruh obat ini pada janin dapat
menyebabkan tuli bawaan (ototoksik), di samping itu pemberian obat ini kurang menyenangkan
pada penderita, karena harus disuntikkan setiap hari. Dilaporkan bila dosis yang diberikan <>
4. Rifampisin dengan dosis 600 mg/hari. Obat ini baik sekali untuk pengobatan TBC paru, akan
tetapi mempunyai efek potensial teratogenik yang besar pada binatang percobaan. Pada manusia
belum banyak laporan, dan dianjurkan untuk tidak menggunakannya dalam trimester pertama.
Pemeriksaan sputum setelah i-2 bulan pengobatan, harus dilakukan dan kalau masih
positif, perlu diulang tes kepekaan kuman terhadap obat. Tidak ada indikasi untuk melakukan
9. 9
tindakan pengguguran kehamilan pada penderita TBC paru. Antenatal care dapat dilakukan
seperti biasa. Dianjurkan penderita datang sebagai pasien permulaan atau terakhir dan segera
diperiksa, agar tidak terjadi penularan pada orang-orang di sekitarnya.
Persalinan pada wanita yang tidak dapat pengobatan dan tidak aktif lagi, dapat
berlangsung seperti biasa, akan tetapi pada mereka yang masih aktif, penderita di tempatkan di
kamar bersalin tertentu (tidak banyak digunakan penderita lain). Persalinan ditolong dengan
tindakan ekstraksi vakum atau forseps, dan sedapat mungkin penderita tidak meneran, diberi
masker untuk menutupi mulut dan hidungnya agar tidak terjadi penyebaran kuman ke
sekitarnya.
Cegah terjadinya perdarahan postpartum seperti pada pasien-pasien lain pada umumnya.
Setelah penderita melahirkan, penderita dirawat di ruang observasi 6-8 jam, kemudian penderita
dapat dipulangkan langsung. Diberi obat uterotonika, dan obat TBC paru diteruskan, serta
nasihat perawatan masa nifas yang harus mereka lakukan. Penderita yang tidak mungkin
dipulangkan, harus dirawat di ruang isolasi. Pcrawatan bayi yang dilahirkan oleh ibu yang
mcndcrita TBC paru haruslah dilakukan dengan sebaik-baiknya, agar anaknya tidak ketularan
oleh ibm keadaan ideal bayi setelah lahir segera dipisahkan dari ibunya, sampai il:
memperlihatkan tanda-tanda proses aktif lagi setelah dibuktikan dengan p sputum sebanyak 3
kali, yang selalu memperlihatkan hasil negatif. Pada suntikan Mantoux sampai menunjukkan
reaksi positif. Bila suntikan BC sebaiknya segera diberikan pada bayi setelah lahir, atau bila
reaksi Mantoux negatif.
Yang penting adalah pendidikan pada penderita dan keluarganya tenta penyakit TBC
paru yang sedang diidap serta bahaya penularan penyak pada anaknya, sehingga penderita dan
keluarganya menyadari sepenuhny na cara melakukan perawatan bayinya dengan baik.
2.4 Teknologi Yang Berkaitan Dengan Sistem Pernapasan
Dengan semakin berkembangnya teknologi internet, situs mengobati.org berusaha untuk
memberikan informasi kesehatan dan artikel biologi sekolah untuk memudahkan anda mencari
masukan yang dapat dijadikan bahan referensi anda.
Pada kesempatan kali ini, mengobati.org akan sedikit membahas artikel dan informasi mengenai
" Teknologi yang berkaitan dengan sistem pernapasan ".
Pada artikel singkat ini, mengobati.org memberikan beberapa artikel yang dapat anda jadikan
masukan.
10. 10
Teknologi yang berkaitan dengan sistem pernapasan
Teknologi yang berkaitan dengan sistem pernapasan – Sistem pernapasan atau sistem
respirasi adalah sistem organ yang digunakan untuk pertukaran gas. Pada hewan berkaki empat,
sistem pernapasan umumnya termasuk saluran yang digunakan untuk membawa udara ke dalam
paru-paru di mana terjadi pertukaran gas. Diafragma menarik udara masuk dan juga
mengeluarkannya. Berbagai variasi sistem pernapasan ditemukan pada berbagai jenis makhluk
hidup. Bahkan pohon pun memiliki sistem pernapasan.
Alat bantu atau Teknologi yang digunakan dalam sistem pernapasan manusia sebagai
berikut :
Trakeotomi
Teknologi Trakeotomi Pernapasan
Trakeotomi : Pembuatan lubang pada trakea untuk membantu memberikan pernapasan bantuan.
Trakeotomi biasanya dilakukan pada penderita dipteri akut yang dapat menyebabkan
penyumbatan pada saluran pernapasannya.
Pulmotor
11. 11
Pulmotor alat bantu pernapasan
Pulmotor : alat untuk melakukan pernapasan buatan. Pernapasan buatan biasanya dilakukan
pada orang-orang yang mengalami gangguan pernapasan karena tenggelam dan shock karena
sengatan listrik.
Spirometer
Spirometer teknologi pernafasan
Spirometer : alat untuk mengukur secara langsung dan cepat kemampuan paru-paru seseorang
serta untuk keperluan diagnosa paru-paru yang abnormal.
Oxygen catheter
Oxygen catheter
Oxygen catheter atau Oxygen cannula : alat yang digunakan untuk mengalirkan oksigen ke
dalam lubang hidung.
12. 12
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Kehamilan akan menimbulkan perubahan yang luas terhadap fisiologi pernapasan. Ada
empat faktor penting yang terjadi dalam kehamilan yang erat hubungannya dengan fungsi
pernapasan.
Rahim yang membesar karena kehamilan akan mendorong diafragma ke atas, sehingga
rangga dada menjadi sempit, gerakan paru akan terbatas untuk mengambil oksigen selama
pernapasan, dan untuk mengatasi kekurangan 02 ini pernapasan menjadi cepat (hiperventilasi).
Perubahan hormonal, terutama hormon progesteron yang meningkat selama kehamilanya
membuat otot-otot saluran pernapasan menjadi kendor, dan ini juga akan mendorong terjadinya
hiperventilasi.
Meningkatnya volume darah dan cardiac output dalam usaha menyelamatkan Janin serta
memenuhi kebutuhan metabolik ibu yang meninggi.
Perubahan imunologik. Faktor daya tahan tubuh ibu sangat erat hubungannya dengan timbulnya
penyakit saluran napas selama kehamilan. Kadar imunoglobulin F (IgE) mungkin menaik atau
menurun pada seorang wanita hamil. Bila kadar IgE pada penderita asma yang hamil meningkat,
ternyata hal ini menyebabkan penderita Icbilv rentan dan lebih sering dapat serangan asma atau
lebih berat.
3.2 SARAN
Penulis mengharapkan pada Ibu-Ibu khususnya yang sedang hamil dapat dengan segera
mengetahui penyakit dan kelainan yang dipengaruhi dan mempengaruhi oleh kehamilan dengan
secara rutin memeriksakan kehamilannya pada bidan maupun dokter ahli kandungan agar dapat
dicegah dan diobati dengan segera.