3. Antara kita dan pengasuh, hal wajib yang harus dilakukan
adalah kesepakatan pembagian otoritas, termasuk jika
pengasuh adalah nenek/kakek, atau saudara.
4. Tidak masuk akal untuk mempercayakan segalanya 100%
pada pengasuh.
5. Tidak mungkin juga setiap saat pengasuh harus
menghubungi orangtua untuk meminta persetujuan atas
hal sepele.
6. Adanya pembagian otoritas orangtua-pengasuh
bermanfaat untuk anak:
-Anak tahu hal-hal yang tetap menjadi keputusan orangtua
-Anak tahu pengasuh juga punya kewenangan atas dirinya.
7. Pengasuh yang dipandang tidak memiliki kewenangan/
otoritas, tidak akan bisa menjadi figur yang dipercaya
oleh anak. Untuk bercerita atau terlebih lagi untuk
menumbuhkan disiplin.
8. Selain percaya akan pembagian otoritas,
sikap hormat dan sayang pada pengasuh, adalah
sikap yang harus ditumbuhkan pada anak.
9. Tunjukkan bahwa kita memperlakukan pengasuh
dengan baik, dan tuntut anak untuk melakukan
hal yang sama.
10. Bentakan, ejekan atau label pada pengasuh – bukanlah cara yang
bisa dilakukan orangtua untuk “memenangkan pertarungan”
merebut hati anak - pada akhirnya justru hal ini akan membawa
efek negatif bagi hubungan kita dengan anak.
11. Anak perlu belajar bahwa kedekatan, memunculkan
rasa sayang dan rasa hormat.
12. Ucapan terimakasih, wajar diberikan pada siapapun, terlepas
dari latar belakang sosial-ekonominya, atau apakah ia
merupakan orang yang bekerja untuk membantu kita.