2. Definisi Ikhlas
Secara etimologi kata “ikhlas” adalah kata yang berasal dari bahasa
Arab, yang artinya murni, tiada bercampur, bersih, jernih. Kata ini
dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia diartikan sebagai: hati yang
bersih (kejujuran); tulus hati (ketulusan hati) dan kerelaan.
Sedangkan secara terminologi ikhlas adalah mengarahkan segala
sesuatu atau perbuatan hanya kepada Allah SWT.
3. Niat Beramal
Setiap amal perbuatan haruslah didasari dengan niat,
sebagaimana sabda Rasulullah,
“sesungguhnya setiap amal perbuatan itu harus dengan
niat. Setiap orang
yang beramal akan menuai sesuai niatnya.” (HR.
Bukhari Muslim)
4. Komponen-Komponen
Ikhlas
01
Zuhud
berpalingnya kehendak atau keinginan dari
sesuatu ke sesuatu yang lebih baik daripadanya
02
Wara’
Ibnu Qayyim al-Jauziyah mengatakan bahwa
wara’ adalah meninggalkan segala sesuatu yang
dikhawatirkan mendatangkan kerugian bagi
hamba di akhirat
03
Syukur
mengetahui tidak ada pemberi nikmat selain
Allah, yakin bahwa Allah tidak pernah berbuat
zalim terhadap alam semesta beserta isinya
04
Sabar dan Tawakal
menahan diri dari kegelisahan menahan lisan
dari mengeluh dan menahan anggota badan
dari apa-apa yang tidak terpuji.
5. Kata riya’ di ambil dari bahasa Arab yaitu ru’yah yang
artinya memperlihatkan atau pamer.
Dalam KBBI, riya diartikan sebagai menunjukkan
sesuatu kepada orang lain dengan maksud
menunjukkan kelebihan diri.
Riya menurut istilah adalan melakukan amal ibadah
dengan niat agar dipuji orang lain.
Definisi Riya
6. Bahaya Riya
Orang beriman yang meyakini adanya Allah dan
menjadikan-Nya sebagai orientasi atau tujuan hidupnya
dengan demikian seharusnya mengikhlaskan hatinya dalam
setiap amal, serta membersihkannya dari riya. Nabi bahkan
menyamakan riya dengan syirik atau menyekutukan Allah
yang merupakan dosa besar, "Riya itu membuat amal
seseorang menjadi sia-sia, sebagaimana syirik juga membuat
amal jadi tidak ada gunanya. "(HR. Ar-Rabi')”.
7. Imam Al-Iz bin Abdus Salam telah
menjelaskan hukum
menyembunyikan amalan
kebajikan secara terperinci
sebagai berikut. Beliau berkata,
"Keta'atan (pada Allah) ada tiga :
amalan yang terkadang
disembunyikan dan
terkadang
dinampakkan seperti
sedekah.
amalan yang
disyariatkan secara
dengan dinampakan
amalan yang jika
diamalkan secara
tersembunyi lebih
afdhol dari pada jika
dinampakkan.
1
2
3
8. 2
orang yang aman dari riya' maka ada dua keadaannya
dia merupakan orang yang
dicontohi, maka dia
menampakan sedekahnya lebih
baik karena hal itu membantu
fakir miskin dan dia akan diikuti.
1
dia bukanlah termasuk orang yang
diikuti, maka lebih baik dia
menyembunyikan sedekahnya,
karena bisa jadi dia tertimpa riya’
ketika menampakkan sedekahnya.
9. Terima Kasih
Allah hanya menerima amal kita yang disertai keikhlasan dan
ketulusan karena-Nya. Bukan karena ingin dilihat (riya'),
didengar (sum'ah), atau dipuji orang. Amal yang diniatkan
karena selain Allah berarti seperti meniadakan-Nya, dan ini
adalah sesuatu yang berlawanan dengan iman sejati.