SlideShare a Scribd company logo
1 of 11
KONSEP DAN MODEL KOMUNIKASI MASSA

Bab ini menaruh perhatian pada menjelaskan konsep dasar dari studi komunikasi
massa dan menjelaskan sumber asal dari proses hubungan antara media massa dan
masyarakat yang telah berkembang lebih dari abad sebelumnya. 3 kumpulan ide
adalah sangat khusus dan penting dari pemikiran dahulu,:
1. Persoalan mengenai Kekuatan dari arti baru dari Komunikasi.
2. Persoalan mengenai Integrasi dan disintegrasi sosial yang mungkin
terjadi.
3. Persoalan mengenai Pencerahan Publik, yang mana mungkin menjadi
berkembang atau di kurangi.


PANDANGAN SEBELUMNYA TENTANG MEDIA DAN MASYARAKAT
Kekuatan Media Massa


Berkaitan dengan Kekuatan dari Media massa, keyakinan tentang ini pada awalnya
adalah berdasarkan capaian besar dan pengaruh kemunculan mereka, khususnya pada
hubungan terhadap pers surat kabar yang popular. Pers yang populer sebagian besar
di danai oleh iklan-iklan komersial, yang isinya menggambarkan cerita-cerita dan
berita-berita sensasional, dan kontrolnya biasanya hanya terkonsentrasi di tangan
penguasa pers yang sangat berkuasa.


Penggunaan berita dan media hiburan oleh Tentara Sekutu pada perang dunia kedua
menghilangkan keraguan tentang nilai propaganda mereka. Sebelumnya telah ada
pegangan dan dasar yang benar-benar kuat tentang pandangan bahwa publikasi massa
sangat efektif dalam menajamkan opini dan mempengaruhi perilaku. Publikasi massa
juga dapat berpengaruh pada hubungan internasional dan persekutuan negara-negara.


Integrasi sosial dan Komunikasi
Teori sosial tentang waktu, menempatkan kebutuhan atas bentuk baru dari integrasi
pada permukaan masalah yang disebabkan oleh industrialisasi dan urbanisasi.
Kejahatan, prostitusi, kemiskinan dan penindasan/penjajahan, dihubungkan dengan
meningkatnya keadaan tanpa bentuk, pengasingan/keterpencilan, dan ketidakpastian
kehidupan modern.
Media massa adalah kekuatan potensial untuk kepaduan/keseragaman sosial yang
baru, mampu menghubungkan individu yang tersebar dalam bangsa-bangsa, kota dan
pengalaman setempat/budaya-budaya lokal.


Komunikasi Massa sebagai Pendidik Massa
Semangat pada awal abad 20 mendukung 3 ide tentang komunikasi massa, yaitu
bahwa media
1. Dapat menjadi potensi kekuatan untuk Pencerahan Publik
2. Menambahkan dan meneruskan institusi baru dari pendidikan
universal/bersama
3. Perpustakaan publik dan pendidikan populer.


Lebih banyak ketakutan daripada harapan sekarang ini lebih disuarakan tentang
pencerahan dari peran media massa utama, ketika mereka makin kuat dalam mencari
keuntungan dalam tingkat kompetisi pasar yang tinggi, dimana hiburan memiliki nilai
pasar yang lebih tinggi dibandingkan pendidikan dan seni.


Media Sebagai Masalah dan Kambing Hitam
Ada beberapa kejadian yang berturut-turut tentang kepanikan moral berkaitan dengan
media, ketika muncul masalah-masalah sosial yang sulit di pecahkan dan sulit
dipahami. Menjadi paradoks atau tidak, sudah menjadi biasa bahwa media sendirilah
yang telah memperjelas banyak dari pandangan kekhawatiran ini. Mungkin karena hal-
hal tersebut menegaskan kekuatan media, tapi lebih mungkin karena hal-hal tersebut
sudah menjadi kepercayaan yang populer dan membantu dalam menjual dan
memasarkan surat kabar.
KONSEP MASSA
Pada awalnya penggunaan istilah ini biasanya membawa pemahaman yang negative.
Istilah ini dihubungkan dengan banyak orang atau orang-orang biasa, biasanya di lihat
sebagai tidak terdidik, bebal dan sangat tidak logis, tidak mau diatur dan malah
cenderung ke arah kekerasan (seperti ketika massa berubah menjadi gerombolan
perusuh) (Bramson, 1961). Tapi istilah ini bisa juga digunakan untuk pengertian yang
positif, khususnya dalam tradisi masyarakat sosialis, dimana istilah mengkonotasikan
kekuatan dan solidaritas dari orang-orang pekerja biasa pada saat diorganisasikan
untuk tujuan bersama atau ketika sedang dalam keadaan mengalami penindasan.
Raymond Williams (1961:289) memberikan komentar tentang ini: Tidak ada yang
namanya Massa, hanya beberapa cara dalam melihat orang-orang sebagai massa.


Konsep Massa dapat diringkas seperti dibawah ini:
1. Kumpulan yang besar
2. Tidak ada perbedaan
3. Terutama sangat bercitra negatif
4. Ketiadaan aturan organisasi
5. Refleksi dari masyarakat kebanyakan


PROSES KOMUNIKASI MASSA
Ciri/keistimewaan yang paling jelas dan nyata dari media massa adalah mereka di
disain untuk menjangkau “yang banyak” (umum). Hubungan dalam hal ini tidak
terelakkan adalah satu arah, satu sisi, tidak mengenai orang tertentu (umum) dandan
ada jarak sosial, sama seperti jarak fisik antara pengirim dengan penerima informasi.
Hubungan ini tidak hanya asimetris, namun juga memiliki tujuan yang kalkulatif dan
manipulatif .


Pesan media sebagian besar adalah hasil kerja bertujuan mendapatkan keuntungan
untuk pasar media dan nilai guna untuk penerimanya, konsumen media. Pesan media
ini pada dasarnya adalah sebuah komoditas dan yang berbeda dalam isi simbolis atas
hubungan komunikasi manusia yang memiliki perbedaan tipe pula.
Satu definisi awal (Janowitz, 1968) tentang Komunikasi massa dibaca sebagai berikut:
Komunikasi Massa terdiri dari kebiasaan dan cara-cara yang dilakukan oleh orang-
orang yang mengkhususkan diri menggunakan perlengkapan/peralatan teknologi
(mesin cetak, radio, film, etc) untuk menyebarkan isi simbolis kepada khalayak yang
luas, heterogen dan tersebar luas.


Proses komunikasi massa dapat diringkas sebagai berikut:
1. Distribusi dan penerimaan Informasi dalam skala luas
2. Arus informasi satu arah
3. Hubungan yang asimetris
4. Tidak mengenai seseorang (umum) dan tidak diketahui subyek manusianya
5. Dapat dihitung atau hubungan pasar
6. Isi yang di standarisasikan


MASSA SEBAGAI AUDIENS
Massa sebagai audiens memiliki cirri-ciri sebagai berikut:
1. Jumlah yang sangat besar
2. Tersebar luas
3. Tidak berinteraksi satu sama lain dan tidak saling mengenal
4. Heterogen/beraneka ragam
5. Tidak terorganisasi atau bergerak sendiri-sendiri
6. Obyek dari pengelolaan dan manipulasi


INSTITUSI MEDIA MASSA
Ciri-ciri dari institusi media adalah sebagai berikut:
1. Kegiatan utamanya adalah memproduksi dan mendistribusikan isi simbolis
informasi.
2. Media beroperasi pada wilayah public dan mereka diberikan aturan
sedemikian rupa.
3. Partisipasi/keikutsertaan sebagai pengirim atau penerima informasi
adalah sukarela, tanpa paksaan.
4. Organisasinya professional dan memiliki bentuk birokratik.
5. Media adalah kedua-duanya, bebas dan tanpa kekuatan


BUDAYA MASSA DAN BUDAYA POPULER
Konten berita khas yang disalurkan melalui jaringan yang baru diciptakan terhadap
formasi sosial yang baru (massa audiens) adalah pada awalnya merupakan bermacam-
macam campuran cerita, gambar-gambar atau image, informasi, ide-ide, hiburan dan
tontonan. Walaupun begitu, konsep pertama dari ‘Kultur massa’ umumnya digunakan
untuk menunjukkan hal-hal tersebut (Lihat Rosenberg and White,1957). Kultur Massa,
memiliki referensi yang luas tentang selera, preferensi/pilihan, sikap/tingkah laku
dan gaya/mode dari kumpulan orang banyak (atau mayoritas). Tapi Kultur Massa juga
memiliki konotasi merendahkan secara umum, utamanya dikarenakan oleh
perkumpulan-perkumpulannya dengan yang pilihan kulturalnya diasumsikan ‘tidak
terdidik’, tanpa diskriminasi atau hanya audiens kelas rendahan.


SUATU TAMPILAN MASYARAKAT YANG BAIK

       “Paradigma dominan” (atau makna struktur yang dominan) mengkombinasikan
gambaran kekuatan media massa dalam suatu komutas massa dengan tipikal praktek
ilmu social melalui penelitian, khususnya survey social, percobaan terhadap psikologi
social dan anailisis statistic.

       Paradigma itu terkait baik dengan hasil dari serta arahan terhadap penelitian
komunikasi. Hal ini merupakan perkiraan awal dari suatu jenis masyarakat tertentu
yang baik secara fungsional dan normal serta akan menjadi demokratis (pemilihan,
perwakilan, dan bersandar pada asa universal), liberal (sekuler, keadaan pasar bebas,
individualistis, kebebasan berbicara), pluralistic (persaingan yang terlembaga antara
partai dan kepentingan) dan ketertiban (kedamaian, integrasi social, keterbukaan,
legitimasi).
KEMURNIAN DALAM ILMU DAN FUNGSIONALISASI INFORMASI

      Unsur teoritis dari pradigma yang dominan tidak mencampuri kasus dalam
media massa tetapi mengambil alih secara luas dari sosiologi, psikologi social dan
pendapat yang dapat digunakan dalam ilmu informasi. Hal ini terjadi terutama pada
dekade pasca Perang Dunia kedua ketika adanya keseragaman yang luas dan tidak
mengandung tantangan baik dalam hal ilmu social maupun mass media (Tunstall,
1977). Model komunitas yang digambarkan diatas terjadi juga pada pertengahan abad
pada saat nama Amerika Serikat berada dalam kondisi ideal.

Ciri-ciri dari Kultur Massa:
1. Tidak tradisional
2. Bukan kalangan elit
3. Hasil dari orang banyak (massa)
4. Populer
5. Komersil
6. Dibuat Homogen



Pandangan Lain tentang Kultur Massa

Perkembangan dari kultur massa semakin terbuka untuk menghasilkan lebih dari satu
interpretasi. Bauman (1972) mengangkat isu bahwa komunikasi massa yang
disebabkan oleh kultur massa, beragumentasi bahwa komunikasi massa dan kultur
massa lebih dari sekedar alat untuk membentuk sesuatu yang telah terjadi disetiap
kasus sebagai hasil dari peningkatan kultural homogen dari kumpulan masyarakat
secara nasional.

Dapat kita ingat bahwa budaya populer telah mengalami revisi nilai secara luas oleh
teori-teori sosial dan budaya serta pemutarbalikan masalah yang sangat besar. Hal ini
tidak lagi dipandang sebagai ketidakorisinalitasan, kreatifitas atau manfaat dan sering
dirayakan karena arti dan maksudnya, signifikansi kebudayaan dan nilai-nilai expresif.
Penilaian/Pengukuran Ulang Konsep Massa

Yang mungkin menjadi jelas saat ini adalah bahwa Media Massa banyak berperan
dalam memberikan solusi dalam permasalahan tersebut. Dimanapun kita berada,
siapapun kita, Media Massa menawarkan jalan keluar menghadapi kelompok
masyarakat skala besar, membentuk kita menjadi kepekaan akan bahaya, serta
memediasi hubungan kita dengan tekanan-tekanan pihak yang lebih berkuasa.



KEBANGKITAN PARADIGMA DOMINAN UNTUK TEORI DAN PENELITIAN

Media dan masyarakat dan subkonsep dari ‘Massa, yang telah dideskripsikan
membantu membentuk model riset paradigma Komunikasi Massa yang dijelaskan
sebagai ‘dominan’. Paradigma Dominan merupakan kombinasi dari gambaran kekuatan
media massa dalam masyarakatnya dengan ciri cirri dasar berasal dari penelitian ilmu
sosial,   survey   sosial,   eksperimen   psikologi   sosial,   dan   analisa   statistikal.


Riset komunikasi pada masa sebelumnya, sangat dipengaruhi oleh ide/gagasan bahwa
liberal, pluralis dan masyarakat yang adil telah terancam oleh pemikiran/sistem
alternatif, yaitu bentuk totalitarian (komunisme), dimana media massa didistorsi
menjadi alat untuk menekan demokrasi.

Dapat disimpulkan bahwa Paradigma Dominan dalam penelitian komunikasi adalah
sebagai berikut:
1. Masyarakat ideal Liberal-Pluralis
2. Pandangan Fungsionalis
3. Penyebaran linear model pengaruh
4. Media yang kuat dimodifikasi oleh hubungan kelompok
5. Media dilihat sebagai masalah sosial
6. Metode behavioris dan individualis


Sebuah Alternatif, Kritik Paradigma
Paradigma alternative dapat disimpulkan menjadi beberapa bentuk, yaitu:
1. Pandangan kritis masyarakat dan penolakan nilai netralitas
2. Penolakan atas model transmisi dari komunikasi
3. Ketidakpastian pandangan terhadap teknologi media dan berita/pesan
4. Penggunaan atas sebuah interpretasi dan pandangan konstruksionis
5. Metodologi kualitatif
6. Preferensi cultural atau teori-teori ekonomi politik
7. Kesadaran luas dengan ketidaksamaan dan sumber-sumber pemikiran
oposisi dalam masyarakat


Perbandingan Paradigma
Dua versi Utama paradigma dalam bab ini adalah Alternatif dan Dominan Paradigma
yang masing-masing membawa dua unsur yang berbeda, yaitu Paradigma Alternatif
membawa unsur Kritis dan Paradigma Dominan membawa unsur Interpretatif atau
kualitatif.


Perbandingannya menurut 2 orang tokoh adalah sbb:
a. Rosengen (1983):
1. Membedakan Pendekatan objektifitas dengan pendekatan Subjektifitas
2. Mempertentangkan antara Perubahan Radikal dengan Regulasi


b. Potter (1993) yang di sepakati oleh Fink & Ganz (1996):
1. Bagian ilmu sosial yang interpretative dan analisis kritis.


EMPAT MODEL KOMUNIKASI
Definisi asli dari komunikasi massa sebagai sebuah proses tergantung pada sisi objektif
dari produksi massal, reproduksi dan distribusi yang terbagi-bagi pada beberapa media
yang berbeda. Dapat dibedakan empat model proses komunikasi publik, diluar
pertanyaan tentang bagaimana ‘media baru’ seharusnya di konsepsikan, yaitu :
1. Model Transmisi
Hasil penelitian Westley & MacLean adalah bahwa Komunikasi melibatkan interpolasi/
Pengalihan pola pikir dari ‘Peran Komunikator’ yang baru antara masyarakat dan
penerima pesan (audiens). Ada 3 fitur penting dari model komplit komunikasi massa
yang digambarkan oleh Westley & MacLean yaitu:
1. Menekankan pada peran memilih dari komunikator massa.
2. Bahwa pemilihan didasarkan pada penilaian atas apa yang disenangi oleh
pemirsa.
3. Komunikasi tidak memiliki tujuan khusus, diluar tujuan akhirnya.


Menurut model ini, komunikasi massa adalah proses pengaturan sendiri yang diarahkan
oleh kepentingan dan permintaan pemirsa yang hanya dapat diketahui oleh pemilihan
dan respons dari pemirsa tersebut atas apa yang ditawarkan oleh media.


2. Model Ritual atau Ekspresif
Disebut ritual, karena, menurut Carey, komunikasi terkait dengan keinginan berbagi,
partisipasi, asosiasi, persahabatn dan keyakinan umum. Pandangan ritual tidak
diarahkan kepada perluasan pesan dalam ruang, tapi pemeliharaan masyarakat dalam
waktu. Bukan perbuatan penanaman informasi namun gambaran dalam berbagi
keyakinan.


Disebut model komunikasi ekspresif karena penekanannya adalah juga kepada
kepuasan hakiki/intrinsik dari pengirim atau penerima pesan. Pesan dalam komunikasi
ritual biasanya laten dan ambigus, tergantung pada pengertian/asosiasi dan simbol-
simbol yang tidak dipilih atas kemauan sendiri oleh partisipan dalam komunikasi ini,
namun langsung terjadi dalam kebudayaan. Media dan pesan biasanya sulit untuk
dipisahkan, dan komunikasi ritual ini relative tidak mengenal waktu dan perubahan.
Contohnya dapat ditemukan dalam seni, agama dan perayaan-perayaan atau festival
publik.
3. Model Publisitas : Komunikasi sebagai pertunjukan dan atensi
Sering kali tujuan utama dari media massa bukanlah untuk mengirimkan informasi
ataupun untuk menyatukan ekpresi publik dalam hal budaya, kepercayaan, atau nilai-
nilai sosial, namun secara sederhana hanya untuk menangkap dan menguasai atensi
visual atau pendengaran. Dalam melakukan hal tersebut, media mencapai satu tujuan
ekonomi, yaitu memperoleh keuntungan dari audiensnya (atensi sama dengan
konsumsi) dan secara tidak langsung menjual atensi pemirsanya kepada para
pemasang iklan. Dalam model ini, pemirsa media hanyalah sebagai penonton belaka,
bukan menjadi partisipan dari proses komunikasi atau penerima informasi. Sehingga
hanya menjadi obyek pasar media.


4. Model Resepsi: Kode dan Penerimaan Kode dalam Media
Esensi dari Pendekatan resepsi adalah untuk menemukan asal dan konstruksi dari arti
pesan (diambil dari media) bersama dengan penerima pesannya. Pesan-pesan dari
media selalu terbuka dan memiliki banyak arti dan di interpretasikan menurut konteks
dan budaya penerimanya.
Unsur dari pendekatan resepsi ini ada dua menurut Hall (1974/1980), yaitu:
1. Komunikator memilih untuk mengkodekan pesan-pesan untuk tujuan-tujuan
institusional dan idelogi dan untuk memanipulasi bahasa dan media
untuk tujuan tersebut.
2. Penerima pesan atau dekoder, tidak memiliki keharusan untuk menerima
pesan sebagaimana yang terkirim, namun bisa menolak pengaruh ideologis
dengan mengambil media yang berbeda atau menjadi pembaca/pemirsa
oposisi, menurut pengalaman dan analisa mereka sendiri.


Prinsip kunci dari model ini adalah :
1. Keberagaman arti dari isi pesan dalam media
2. Keberadaan dari komunitas intepretatif atas pesan-pesan dalam media,
yang bervariasi
3. Penerima pesan memiliki kekuasaan/keutamaan dalam menentukan arti pesan
KESIMPULAN
Konsep dasar dan model komunikasi yang dijabarkan dalam studi komunikasi massa,
dibangun dengan indikator-indikatornya serta disesuaikan dengan kondisi perubahan
pada industry dimasyarakat. Media telah mengembangkan dirinya ke dimensi yang
global. Dengan keyakinan akan kekuatan publisitas, kehumasan, propaganda atau
lainnya yang memiliki kekuatan ekonomi atau politik.


Dalam menggunakan model komunikasi massa, harus mempertimbangkan tujuan.
Tidak bias menggunakan 1 model dan mengabaikan yang lainnya. Karena ke 4 model
tersebut merefleksikan salah satu aspek dari proses komunikasi. Model transmisi dan
atensi, lebih mengarah pada perspektif industri media dan para pembujuk, sedangkan
model ritual dan dekoding, menyebarkan sekaligus bertahan terhadapa dominasi
media dan menerangkan proses komunikasi

More Related Content

What's hot

Model komunikasi massa
Model komunikasi massaModel komunikasi massa
Model komunikasi massaSari Gultom
 
TEORI KOMUNIKASI PENGURANGAN KETIDAKPASTIAN
TEORI KOMUNIKASIPENGURANGAN KETIDAKPASTIANTEORI KOMUNIKASIPENGURANGAN KETIDAKPASTIAN
TEORI KOMUNIKASI PENGURANGAN KETIDAKPASTIANTeddy Ayomi
 
Model Komunikasi Massa
Model Komunikasi MassaModel Komunikasi Massa
Model Komunikasi MassaHanum Ilmi
 
Kelebihan dan kekurangan televisi dan radio
Kelebihan dan kekurangan televisi dan radioKelebihan dan kekurangan televisi dan radio
Kelebihan dan kekurangan televisi dan radioRatih Aini
 
Agenda Setting Theory
Agenda Setting TheoryAgenda Setting Theory
Agenda Setting Theoryelsatamara
 
Two Step Flow Communication Theory
Two Step Flow Communication TheoryTwo Step Flow Communication Theory
Two Step Flow Communication Theorymankoma2012
 
) Atraksi dlm komunikasi interpersonal dan hubungan interpersonal word
) Atraksi dlm komunikasi interpersonal dan hubungan interpersonal word) Atraksi dlm komunikasi interpersonal dan hubungan interpersonal word
) Atraksi dlm komunikasi interpersonal dan hubungan interpersonal wordLingga - Universitas Riau
 
Face Negotiation Theory
Face Negotiation TheoryFace Negotiation Theory
Face Negotiation Theorymankoma2013
 
media dan budaya populer
media dan budaya populermedia dan budaya populer
media dan budaya populerandre rahman
 
uses and gratification theory
uses and gratification theoryuses and gratification theory
uses and gratification theoryFaiz Sujudi
 
Peranan opinion leader dalam proses komunikasi
Peranan opinion leader dalam proses komunikasiPeranan opinion leader dalam proses komunikasi
Peranan opinion leader dalam proses komunikasiMuchlis Soleiman
 
Uses and Gratification Theory
Uses and Gratification TheoryUses and Gratification Theory
Uses and Gratification Theorymankoma2013
 
Makalah Filsafat Komunikasi: Komunikasi sebagai Ilmu Pengetahuan
Makalah Filsafat Komunikasi: Komunikasi sebagai Ilmu PengetahuanMakalah Filsafat Komunikasi: Komunikasi sebagai Ilmu Pengetahuan
Makalah Filsafat Komunikasi: Komunikasi sebagai Ilmu PengetahuanSerenity 101
 
Media massa & propaganda ppt
Media massa & propaganda pptMedia massa & propaganda ppt
Media massa & propaganda pptCha Cha D Talo
 
Model aliran banyak tahap
Model aliran banyak tahapModel aliran banyak tahap
Model aliran banyak tahapLusia Tri
 
Paradigma dalam teori komunikasi
Paradigma dalam teori komunikasiParadigma dalam teori komunikasi
Paradigma dalam teori komunikasiHafiza .h
 
Teori Media Ekologi
Teori Media EkologiTeori Media Ekologi
Teori Media Ekologimankoma2013
 

What's hot (20)

Model komunikasi massa
Model komunikasi massaModel komunikasi massa
Model komunikasi massa
 
TEORI KOMUNIKASI PENGURANGAN KETIDAKPASTIAN
TEORI KOMUNIKASIPENGURANGAN KETIDAKPASTIANTEORI KOMUNIKASIPENGURANGAN KETIDAKPASTIAN
TEORI KOMUNIKASI PENGURANGAN KETIDAKPASTIAN
 
Model Komunikasi Massa
Model Komunikasi MassaModel Komunikasi Massa
Model Komunikasi Massa
 
Efek media
Efek mediaEfek media
Efek media
 
Teori Uses And Effect
Teori Uses And EffectTeori Uses And Effect
Teori Uses And Effect
 
Kelebihan dan kekurangan televisi dan radio
Kelebihan dan kekurangan televisi dan radioKelebihan dan kekurangan televisi dan radio
Kelebihan dan kekurangan televisi dan radio
 
Agenda Setting Theory
Agenda Setting TheoryAgenda Setting Theory
Agenda Setting Theory
 
Two Step Flow Communication Theory
Two Step Flow Communication TheoryTwo Step Flow Communication Theory
Two Step Flow Communication Theory
 
) Atraksi dlm komunikasi interpersonal dan hubungan interpersonal word
) Atraksi dlm komunikasi interpersonal dan hubungan interpersonal word) Atraksi dlm komunikasi interpersonal dan hubungan interpersonal word
) Atraksi dlm komunikasi interpersonal dan hubungan interpersonal word
 
Face Negotiation Theory
Face Negotiation TheoryFace Negotiation Theory
Face Negotiation Theory
 
media dan budaya populer
media dan budaya populermedia dan budaya populer
media dan budaya populer
 
Efek komunikasi massa
Efek komunikasi massaEfek komunikasi massa
Efek komunikasi massa
 
uses and gratification theory
uses and gratification theoryuses and gratification theory
uses and gratification theory
 
Peranan opinion leader dalam proses komunikasi
Peranan opinion leader dalam proses komunikasiPeranan opinion leader dalam proses komunikasi
Peranan opinion leader dalam proses komunikasi
 
Uses and Gratification Theory
Uses and Gratification TheoryUses and Gratification Theory
Uses and Gratification Theory
 
Makalah Filsafat Komunikasi: Komunikasi sebagai Ilmu Pengetahuan
Makalah Filsafat Komunikasi: Komunikasi sebagai Ilmu PengetahuanMakalah Filsafat Komunikasi: Komunikasi sebagai Ilmu Pengetahuan
Makalah Filsafat Komunikasi: Komunikasi sebagai Ilmu Pengetahuan
 
Media massa & propaganda ppt
Media massa & propaganda pptMedia massa & propaganda ppt
Media massa & propaganda ppt
 
Model aliran banyak tahap
Model aliran banyak tahapModel aliran banyak tahap
Model aliran banyak tahap
 
Paradigma dalam teori komunikasi
Paradigma dalam teori komunikasiParadigma dalam teori komunikasi
Paradigma dalam teori komunikasi
 
Teori Media Ekologi
Teori Media EkologiTeori Media Ekologi
Teori Media Ekologi
 

Viewers also liked

Makalah Komunikasi Massa
Makalah Komunikasi MassaMakalah Komunikasi Massa
Makalah Komunikasi MassaAnisa Rochmiana
 
teori komunikasi massa
teori komunikasi massateori komunikasi massa
teori komunikasi massadinaayumirta
 
Teori komunikasi massa
Teori komunikasi massaTeori komunikasi massa
Teori komunikasi massaRatih Aini
 
Komunikasi massa - perspektif
Komunikasi massa - perspektifKomunikasi massa - perspektif
Komunikasi massa - perspektiffarizayuniar
 
Media cetak vs online
Media cetak vs onlineMedia cetak vs online
Media cetak vs onlineMaya Michiko
 
Analisa Komunikasi Massa "Jika Aku Menjadi" Trans TV
Analisa Komunikasi Massa "Jika Aku Menjadi" Trans TVAnalisa Komunikasi Massa "Jika Aku Menjadi" Trans TV
Analisa Komunikasi Massa "Jika Aku Menjadi" Trans TVAmalia Pranata
 
Teori media dan teori masyarakat
Teori media dan teori masyarakatTeori media dan teori masyarakat
Teori media dan teori masyarakatSirajuddin Lathif
 
Model Komunikasi Lasswell
Model Komunikasi LasswellModel Komunikasi Lasswell
Model Komunikasi Lasswellaffanash
 
komunikasi massa
komunikasi massakomunikasi massa
komunikasi massaRatih Aini
 
Proses Komunikasi Dalam Masyarakat
Proses Komunikasi Dalam MasyarakatProses Komunikasi Dalam Masyarakat
Proses Komunikasi Dalam MasyarakatDaris Ilma
 
Memahami Dasar-Dasar Teori Makna Semantik
Memahami Dasar-Dasar Teori Makna SemantikMemahami Dasar-Dasar Teori Makna Semantik
Memahami Dasar-Dasar Teori Makna SemantikYudha Fadillah
 
Makalah Pengembangan Media Pembelajaran (Perencanaan Pembelajaran)
Makalah Pengembangan Media Pembelajaran (Perencanaan Pembelajaran)Makalah Pengembangan Media Pembelajaran (Perencanaan Pembelajaran)
Makalah Pengembangan Media Pembelajaran (Perencanaan Pembelajaran)Khusnul Kotimah
 

Viewers also liked (20)

Makalah Komunikasi Massa
Makalah Komunikasi MassaMakalah Komunikasi Massa
Makalah Komunikasi Massa
 
teori komunikasi massa
teori komunikasi massateori komunikasi massa
teori komunikasi massa
 
Teori komunikasi massa
Teori komunikasi massaTeori komunikasi massa
Teori komunikasi massa
 
Overview Ilmu Komunikasi
Overview Ilmu KomunikasiOverview Ilmu Komunikasi
Overview Ilmu Komunikasi
 
Komunikasi massa - perspektif
Komunikasi massa - perspektifKomunikasi massa - perspektif
Komunikasi massa - perspektif
 
Asal usul komunikasi massa
Asal usul komunikasi massaAsal usul komunikasi massa
Asal usul komunikasi massa
 
Konsep media
Konsep mediaKonsep media
Konsep media
 
Media cetak vs online
Media cetak vs onlineMedia cetak vs online
Media cetak vs online
 
Analisa Komunikasi Massa "Jika Aku Menjadi" Trans TV
Analisa Komunikasi Massa "Jika Aku Menjadi" Trans TVAnalisa Komunikasi Massa "Jika Aku Menjadi" Trans TV
Analisa Komunikasi Massa "Jika Aku Menjadi" Trans TV
 
Teori media dan teori masyarakat
Teori media dan teori masyarakatTeori media dan teori masyarakat
Teori media dan teori masyarakat
 
Model Komunikasi Lasswell
Model Komunikasi LasswellModel Komunikasi Lasswell
Model Komunikasi Lasswell
 
Teori - teori makna
Teori - teori maknaTeori - teori makna
Teori - teori makna
 
Komunikasi massa
Komunikasi massaKomunikasi massa
Komunikasi massa
 
proses komunikasi dalam masyarakat
proses komunikasi dalam masyarakatproses komunikasi dalam masyarakat
proses komunikasi dalam masyarakat
 
komunikasi massa
komunikasi massakomunikasi massa
komunikasi massa
 
Proses Komunikasi Dalam Masyarakat
Proses Komunikasi Dalam MasyarakatProses Komunikasi Dalam Masyarakat
Proses Komunikasi Dalam Masyarakat
 
Budaya kerja
Budaya kerjaBudaya kerja
Budaya kerja
 
Memahami Dasar-Dasar Teori Makna Semantik
Memahami Dasar-Dasar Teori Makna SemantikMemahami Dasar-Dasar Teori Makna Semantik
Memahami Dasar-Dasar Teori Makna Semantik
 
Makalah Pengembangan Media Pembelajaran (Perencanaan Pembelajaran)
Makalah Pengembangan Media Pembelajaran (Perencanaan Pembelajaran)Makalah Pengembangan Media Pembelajaran (Perencanaan Pembelajaran)
Makalah Pengembangan Media Pembelajaran (Perencanaan Pembelajaran)
 
Konsep audience
Konsep audienceKonsep audience
Konsep audience
 

Similar to KOMUNIKASI MASSA

Teori media dan teori kemasyarakatan
Teori media dan teori kemasyarakatanTeori media dan teori kemasyarakatan
Teori media dan teori kemasyarakatanReni Kurniati
 
Syarifudin, dakwah melalui media cetak
Syarifudin, dakwah melalui media cetakSyarifudin, dakwah melalui media cetak
Syarifudin, dakwah melalui media cetakSyarifudin Amq
 
Syarifudin, dakwah melalui media cetak
Syarifudin, dakwah melalui media cetakSyarifudin, dakwah melalui media cetak
Syarifudin, dakwah melalui media cetakSyarifudin Amq
 
Syarifudin, dakwah melalui media cetak
Syarifudin, dakwah melalui media cetakSyarifudin, dakwah melalui media cetak
Syarifudin, dakwah melalui media cetakSyarifudin Amq
 
peranan komunikasi massa dalam peran warga negara
peranan komunikasi massa dalam peran warga negaraperanan komunikasi massa dalam peran warga negara
peranan komunikasi massa dalam peran warga negarafauziprsty
 
tb 1 sosiologi komunikasi.pptx
tb 1 sosiologi komunikasi.pptxtb 1 sosiologi komunikasi.pptx
tb 1 sosiologi komunikasi.pptxTiaResti1
 
Teori teori media kritis (pp)
Teori teori media kritis (pp)Teori teori media kritis (pp)
Teori teori media kritis (pp)yuls1423
 
UAS FORMATOLOGI BERITA - RANGKUMAN PART 2
UAS FORMATOLOGI BERITA - RANGKUMAN PART 2UAS FORMATOLOGI BERITA - RANGKUMAN PART 2
UAS FORMATOLOGI BERITA - RANGKUMAN PART 2Diana Amelia Bagti
 
PENGANTAR KOMUNIKASI MASSA.pptx
PENGANTAR KOMUNIKASI MASSA.pptxPENGANTAR KOMUNIKASI MASSA.pptx
PENGANTAR KOMUNIKASI MASSA.pptxashrafkhairulAzam
 
Theory of Media and Society (teori media dan masyarakat)
Theory of Media and Society (teori media dan masyarakat)Theory of Media and Society (teori media dan masyarakat)
Theory of Media and Society (teori media dan masyarakat)Winda Dwi Astuti Zebua
 

Similar to KOMUNIKASI MASSA (20)

Teori media dan teori kemasyarakatan
Teori media dan teori kemasyarakatanTeori media dan teori kemasyarakatan
Teori media dan teori kemasyarakatan
 
Bab 10 teori komunikasi
Bab 10 teori komunikasiBab 10 teori komunikasi
Bab 10 teori komunikasi
 
Syarifudin, dakwah melalui media cetak
Syarifudin, dakwah melalui media cetakSyarifudin, dakwah melalui media cetak
Syarifudin, dakwah melalui media cetak
 
Makalah media masa
Makalah media masaMakalah media masa
Makalah media masa
 
Kommas pers
Kommas persKommas pers
Kommas pers
 
131222 tugas komunikasi massa
131222 tugas komunikasi massa131222 tugas komunikasi massa
131222 tugas komunikasi massa
 
Syarifudin, dakwah melalui media cetak
Syarifudin, dakwah melalui media cetakSyarifudin, dakwah melalui media cetak
Syarifudin, dakwah melalui media cetak
 
Syarifudin, dakwah melalui media cetak
Syarifudin, dakwah melalui media cetakSyarifudin, dakwah melalui media cetak
Syarifudin, dakwah melalui media cetak
 
Media baru – teori baru
Media baru – teori baruMedia baru – teori baru
Media baru – teori baru
 
peranan komunikasi massa dalam peran warga negara
peranan komunikasi massa dalam peran warga negaraperanan komunikasi massa dalam peran warga negara
peranan komunikasi massa dalam peran warga negara
 
tb 1 sosiologi komunikasi.pptx
tb 1 sosiologi komunikasi.pptxtb 1 sosiologi komunikasi.pptx
tb 1 sosiologi komunikasi.pptx
 
Teori teori media kritis (pp)
Teori teori media kritis (pp)Teori teori media kritis (pp)
Teori teori media kritis (pp)
 
UAS FORMATOLOGI BERITA - RANGKUMAN PART 2
UAS FORMATOLOGI BERITA - RANGKUMAN PART 2UAS FORMATOLOGI BERITA - RANGKUMAN PART 2
UAS FORMATOLOGI BERITA - RANGKUMAN PART 2
 
Komunikasi massa
Komunikasi massaKomunikasi massa
Komunikasi massa
 
Bener 2
Bener 2Bener 2
Bener 2
 
PENGANTAR KOMUNIKASI MASSA.pptx
PENGANTAR KOMUNIKASI MASSA.pptxPENGANTAR KOMUNIKASI MASSA.pptx
PENGANTAR KOMUNIKASI MASSA.pptx
 
Ade
AdeAde
Ade
 
soskom ike
 soskom ike  soskom ike
soskom ike
 
soskom
soskom soskom
soskom
 
Theory of Media and Society (teori media dan masyarakat)
Theory of Media and Society (teori media dan masyarakat)Theory of Media and Society (teori media dan masyarakat)
Theory of Media and Society (teori media dan masyarakat)
 

More from Reni Kurniati

Mendefinisikan pemasar untuk abad ke
Mendefinisikan pemasar untuk abad keMendefinisikan pemasar untuk abad ke
Mendefinisikan pemasar untuk abad keReni Kurniati
 
Ch 13 perilaku konsumen
Ch 13 perilaku konsumenCh 13 perilaku konsumen
Ch 13 perilaku konsumenReni Kurniati
 
perilaku konsumen chapter 13
perilaku konsumen chapter 13perilaku konsumen chapter 13
perilaku konsumen chapter 13Reni Kurniati
 
Pembentukan dan pengubahan sikap konsumen
Pembentukan dan pengubahan sikap konsumenPembentukan dan pengubahan sikap konsumen
Pembentukan dan pengubahan sikap konsumenReni Kurniati
 
Chapter 8 pembentukan dan pengubahan sikap konsumen
Chapter 8 pembentukan dan pengubahan sikap konsumenChapter 8 pembentukan dan pengubahan sikap konsumen
Chapter 8 pembentukan dan pengubahan sikap konsumenReni Kurniati
 
Kelompok kepentingan
Kelompok kepentinganKelompok kepentingan
Kelompok kepentinganReni Kurniati
 
Bud. dan partisipasi politik14 des2009
Bud. dan partisipasi politik14 des2009Bud. dan partisipasi politik14 des2009
Bud. dan partisipasi politik14 des2009Reni Kurniati
 
E com & relationship marketing
E com & relationship marketingE com & relationship marketing
E com & relationship marketingReni Kurniati
 
komunikasi sosial pembangunan - sejarah
komunikasi sosial pembangunan - sejarahkomunikasi sosial pembangunan - sejarah
komunikasi sosial pembangunan - sejarahReni Kurniati
 

More from Reni Kurniati (20)

Human chepter 1
Human chepter 1Human chepter 1
Human chepter 1
 
Manpem bab 3
Manpem bab 3 Manpem bab 3
Manpem bab 3
 
Manpem bab 3
Manpem bab 3 Manpem bab 3
Manpem bab 3
 
Chepter 1 ( human )
Chepter 1 ( human )Chepter 1 ( human )
Chepter 1 ( human )
 
Bab 2 cindy
Bab 2 cindyBab 2 cindy
Bab 2 cindy
 
Mendefinisikan pemasar untuk abad ke
Mendefinisikan pemasar untuk abad keMendefinisikan pemasar untuk abad ke
Mendefinisikan pemasar untuk abad ke
 
Unit 6
Unit 6Unit 6
Unit 6
 
Ch 13 perilaku konsumen
Ch 13 perilaku konsumenCh 13 perilaku konsumen
Ch 13 perilaku konsumen
 
perilaku konsumen chapter 13
perilaku konsumen chapter 13perilaku konsumen chapter 13
perilaku konsumen chapter 13
 
Pembentukan dan pengubahan sikap konsumen
Pembentukan dan pengubahan sikap konsumenPembentukan dan pengubahan sikap konsumen
Pembentukan dan pengubahan sikap konsumen
 
Tugas mpr
Tugas mprTugas mpr
Tugas mpr
 
teori komunikasi
teori komunikasiteori komunikasi
teori komunikasi
 
Chapter 8 pembentukan dan pengubahan sikap konsumen
Chapter 8 pembentukan dan pengubahan sikap konsumenChapter 8 pembentukan dan pengubahan sikap konsumen
Chapter 8 pembentukan dan pengubahan sikap konsumen
 
Chapter 7 permen
Chapter 7 permenChapter 7 permen
Chapter 7 permen
 
Kelompok kepentingan
Kelompok kepentinganKelompok kepentingan
Kelompok kepentingan
 
Bud. dan partisipasi politik14 des2009
Bud. dan partisipasi politik14 des2009Bud. dan partisipasi politik14 des2009
Bud. dan partisipasi politik14 des2009
 
Parpol dan pemilu
Parpol dan pemiluParpol dan pemilu
Parpol dan pemilu
 
E com & relationship marketing
E com & relationship marketingE com & relationship marketing
E com & relationship marketing
 
Keputusan politik
Keputusan politikKeputusan politik
Keputusan politik
 
komunikasi sosial pembangunan - sejarah
komunikasi sosial pembangunan - sejarahkomunikasi sosial pembangunan - sejarah
komunikasi sosial pembangunan - sejarah
 

KOMUNIKASI MASSA

  • 1. KONSEP DAN MODEL KOMUNIKASI MASSA Bab ini menaruh perhatian pada menjelaskan konsep dasar dari studi komunikasi massa dan menjelaskan sumber asal dari proses hubungan antara media massa dan masyarakat yang telah berkembang lebih dari abad sebelumnya. 3 kumpulan ide adalah sangat khusus dan penting dari pemikiran dahulu,: 1. Persoalan mengenai Kekuatan dari arti baru dari Komunikasi. 2. Persoalan mengenai Integrasi dan disintegrasi sosial yang mungkin terjadi. 3. Persoalan mengenai Pencerahan Publik, yang mana mungkin menjadi berkembang atau di kurangi. PANDANGAN SEBELUMNYA TENTANG MEDIA DAN MASYARAKAT Kekuatan Media Massa Berkaitan dengan Kekuatan dari Media massa, keyakinan tentang ini pada awalnya adalah berdasarkan capaian besar dan pengaruh kemunculan mereka, khususnya pada hubungan terhadap pers surat kabar yang popular. Pers yang populer sebagian besar di danai oleh iklan-iklan komersial, yang isinya menggambarkan cerita-cerita dan berita-berita sensasional, dan kontrolnya biasanya hanya terkonsentrasi di tangan penguasa pers yang sangat berkuasa. Penggunaan berita dan media hiburan oleh Tentara Sekutu pada perang dunia kedua menghilangkan keraguan tentang nilai propaganda mereka. Sebelumnya telah ada pegangan dan dasar yang benar-benar kuat tentang pandangan bahwa publikasi massa sangat efektif dalam menajamkan opini dan mempengaruhi perilaku. Publikasi massa juga dapat berpengaruh pada hubungan internasional dan persekutuan negara-negara. Integrasi sosial dan Komunikasi Teori sosial tentang waktu, menempatkan kebutuhan atas bentuk baru dari integrasi
  • 2. pada permukaan masalah yang disebabkan oleh industrialisasi dan urbanisasi. Kejahatan, prostitusi, kemiskinan dan penindasan/penjajahan, dihubungkan dengan meningkatnya keadaan tanpa bentuk, pengasingan/keterpencilan, dan ketidakpastian kehidupan modern. Media massa adalah kekuatan potensial untuk kepaduan/keseragaman sosial yang baru, mampu menghubungkan individu yang tersebar dalam bangsa-bangsa, kota dan pengalaman setempat/budaya-budaya lokal. Komunikasi Massa sebagai Pendidik Massa Semangat pada awal abad 20 mendukung 3 ide tentang komunikasi massa, yaitu bahwa media 1. Dapat menjadi potensi kekuatan untuk Pencerahan Publik 2. Menambahkan dan meneruskan institusi baru dari pendidikan universal/bersama 3. Perpustakaan publik dan pendidikan populer. Lebih banyak ketakutan daripada harapan sekarang ini lebih disuarakan tentang pencerahan dari peran media massa utama, ketika mereka makin kuat dalam mencari keuntungan dalam tingkat kompetisi pasar yang tinggi, dimana hiburan memiliki nilai pasar yang lebih tinggi dibandingkan pendidikan dan seni. Media Sebagai Masalah dan Kambing Hitam Ada beberapa kejadian yang berturut-turut tentang kepanikan moral berkaitan dengan media, ketika muncul masalah-masalah sosial yang sulit di pecahkan dan sulit dipahami. Menjadi paradoks atau tidak, sudah menjadi biasa bahwa media sendirilah yang telah memperjelas banyak dari pandangan kekhawatiran ini. Mungkin karena hal- hal tersebut menegaskan kekuatan media, tapi lebih mungkin karena hal-hal tersebut sudah menjadi kepercayaan yang populer dan membantu dalam menjual dan memasarkan surat kabar.
  • 3. KONSEP MASSA Pada awalnya penggunaan istilah ini biasanya membawa pemahaman yang negative. Istilah ini dihubungkan dengan banyak orang atau orang-orang biasa, biasanya di lihat sebagai tidak terdidik, bebal dan sangat tidak logis, tidak mau diatur dan malah cenderung ke arah kekerasan (seperti ketika massa berubah menjadi gerombolan perusuh) (Bramson, 1961). Tapi istilah ini bisa juga digunakan untuk pengertian yang positif, khususnya dalam tradisi masyarakat sosialis, dimana istilah mengkonotasikan kekuatan dan solidaritas dari orang-orang pekerja biasa pada saat diorganisasikan untuk tujuan bersama atau ketika sedang dalam keadaan mengalami penindasan. Raymond Williams (1961:289) memberikan komentar tentang ini: Tidak ada yang namanya Massa, hanya beberapa cara dalam melihat orang-orang sebagai massa. Konsep Massa dapat diringkas seperti dibawah ini: 1. Kumpulan yang besar 2. Tidak ada perbedaan 3. Terutama sangat bercitra negatif 4. Ketiadaan aturan organisasi 5. Refleksi dari masyarakat kebanyakan PROSES KOMUNIKASI MASSA Ciri/keistimewaan yang paling jelas dan nyata dari media massa adalah mereka di disain untuk menjangkau “yang banyak” (umum). Hubungan dalam hal ini tidak terelakkan adalah satu arah, satu sisi, tidak mengenai orang tertentu (umum) dandan ada jarak sosial, sama seperti jarak fisik antara pengirim dengan penerima informasi. Hubungan ini tidak hanya asimetris, namun juga memiliki tujuan yang kalkulatif dan manipulatif . Pesan media sebagian besar adalah hasil kerja bertujuan mendapatkan keuntungan untuk pasar media dan nilai guna untuk penerimanya, konsumen media. Pesan media ini pada dasarnya adalah sebuah komoditas dan yang berbeda dalam isi simbolis atas hubungan komunikasi manusia yang memiliki perbedaan tipe pula.
  • 4. Satu definisi awal (Janowitz, 1968) tentang Komunikasi massa dibaca sebagai berikut: Komunikasi Massa terdiri dari kebiasaan dan cara-cara yang dilakukan oleh orang- orang yang mengkhususkan diri menggunakan perlengkapan/peralatan teknologi (mesin cetak, radio, film, etc) untuk menyebarkan isi simbolis kepada khalayak yang luas, heterogen dan tersebar luas. Proses komunikasi massa dapat diringkas sebagai berikut: 1. Distribusi dan penerimaan Informasi dalam skala luas 2. Arus informasi satu arah 3. Hubungan yang asimetris 4. Tidak mengenai seseorang (umum) dan tidak diketahui subyek manusianya 5. Dapat dihitung atau hubungan pasar 6. Isi yang di standarisasikan MASSA SEBAGAI AUDIENS Massa sebagai audiens memiliki cirri-ciri sebagai berikut: 1. Jumlah yang sangat besar 2. Tersebar luas 3. Tidak berinteraksi satu sama lain dan tidak saling mengenal 4. Heterogen/beraneka ragam 5. Tidak terorganisasi atau bergerak sendiri-sendiri 6. Obyek dari pengelolaan dan manipulasi INSTITUSI MEDIA MASSA Ciri-ciri dari institusi media adalah sebagai berikut: 1. Kegiatan utamanya adalah memproduksi dan mendistribusikan isi simbolis informasi. 2. Media beroperasi pada wilayah public dan mereka diberikan aturan sedemikian rupa. 3. Partisipasi/keikutsertaan sebagai pengirim atau penerima informasi
  • 5. adalah sukarela, tanpa paksaan. 4. Organisasinya professional dan memiliki bentuk birokratik. 5. Media adalah kedua-duanya, bebas dan tanpa kekuatan BUDAYA MASSA DAN BUDAYA POPULER Konten berita khas yang disalurkan melalui jaringan yang baru diciptakan terhadap formasi sosial yang baru (massa audiens) adalah pada awalnya merupakan bermacam- macam campuran cerita, gambar-gambar atau image, informasi, ide-ide, hiburan dan tontonan. Walaupun begitu, konsep pertama dari ‘Kultur massa’ umumnya digunakan untuk menunjukkan hal-hal tersebut (Lihat Rosenberg and White,1957). Kultur Massa, memiliki referensi yang luas tentang selera, preferensi/pilihan, sikap/tingkah laku dan gaya/mode dari kumpulan orang banyak (atau mayoritas). Tapi Kultur Massa juga memiliki konotasi merendahkan secara umum, utamanya dikarenakan oleh perkumpulan-perkumpulannya dengan yang pilihan kulturalnya diasumsikan ‘tidak terdidik’, tanpa diskriminasi atau hanya audiens kelas rendahan. SUATU TAMPILAN MASYARAKAT YANG BAIK “Paradigma dominan” (atau makna struktur yang dominan) mengkombinasikan gambaran kekuatan media massa dalam suatu komutas massa dengan tipikal praktek ilmu social melalui penelitian, khususnya survey social, percobaan terhadap psikologi social dan anailisis statistic. Paradigma itu terkait baik dengan hasil dari serta arahan terhadap penelitian komunikasi. Hal ini merupakan perkiraan awal dari suatu jenis masyarakat tertentu yang baik secara fungsional dan normal serta akan menjadi demokratis (pemilihan, perwakilan, dan bersandar pada asa universal), liberal (sekuler, keadaan pasar bebas, individualistis, kebebasan berbicara), pluralistic (persaingan yang terlembaga antara partai dan kepentingan) dan ketertiban (kedamaian, integrasi social, keterbukaan, legitimasi).
  • 6. KEMURNIAN DALAM ILMU DAN FUNGSIONALISASI INFORMASI Unsur teoritis dari pradigma yang dominan tidak mencampuri kasus dalam media massa tetapi mengambil alih secara luas dari sosiologi, psikologi social dan pendapat yang dapat digunakan dalam ilmu informasi. Hal ini terjadi terutama pada dekade pasca Perang Dunia kedua ketika adanya keseragaman yang luas dan tidak mengandung tantangan baik dalam hal ilmu social maupun mass media (Tunstall, 1977). Model komunitas yang digambarkan diatas terjadi juga pada pertengahan abad pada saat nama Amerika Serikat berada dalam kondisi ideal. Ciri-ciri dari Kultur Massa: 1. Tidak tradisional 2. Bukan kalangan elit 3. Hasil dari orang banyak (massa) 4. Populer 5. Komersil 6. Dibuat Homogen Pandangan Lain tentang Kultur Massa Perkembangan dari kultur massa semakin terbuka untuk menghasilkan lebih dari satu interpretasi. Bauman (1972) mengangkat isu bahwa komunikasi massa yang disebabkan oleh kultur massa, beragumentasi bahwa komunikasi massa dan kultur massa lebih dari sekedar alat untuk membentuk sesuatu yang telah terjadi disetiap kasus sebagai hasil dari peningkatan kultural homogen dari kumpulan masyarakat secara nasional. Dapat kita ingat bahwa budaya populer telah mengalami revisi nilai secara luas oleh teori-teori sosial dan budaya serta pemutarbalikan masalah yang sangat besar. Hal ini tidak lagi dipandang sebagai ketidakorisinalitasan, kreatifitas atau manfaat dan sering dirayakan karena arti dan maksudnya, signifikansi kebudayaan dan nilai-nilai expresif.
  • 7. Penilaian/Pengukuran Ulang Konsep Massa Yang mungkin menjadi jelas saat ini adalah bahwa Media Massa banyak berperan dalam memberikan solusi dalam permasalahan tersebut. Dimanapun kita berada, siapapun kita, Media Massa menawarkan jalan keluar menghadapi kelompok masyarakat skala besar, membentuk kita menjadi kepekaan akan bahaya, serta memediasi hubungan kita dengan tekanan-tekanan pihak yang lebih berkuasa. KEBANGKITAN PARADIGMA DOMINAN UNTUK TEORI DAN PENELITIAN Media dan masyarakat dan subkonsep dari ‘Massa, yang telah dideskripsikan membantu membentuk model riset paradigma Komunikasi Massa yang dijelaskan sebagai ‘dominan’. Paradigma Dominan merupakan kombinasi dari gambaran kekuatan media massa dalam masyarakatnya dengan ciri cirri dasar berasal dari penelitian ilmu sosial, survey sosial, eksperimen psikologi sosial, dan analisa statistikal. Riset komunikasi pada masa sebelumnya, sangat dipengaruhi oleh ide/gagasan bahwa liberal, pluralis dan masyarakat yang adil telah terancam oleh pemikiran/sistem alternatif, yaitu bentuk totalitarian (komunisme), dimana media massa didistorsi menjadi alat untuk menekan demokrasi. Dapat disimpulkan bahwa Paradigma Dominan dalam penelitian komunikasi adalah sebagai berikut: 1. Masyarakat ideal Liberal-Pluralis 2. Pandangan Fungsionalis 3. Penyebaran linear model pengaruh 4. Media yang kuat dimodifikasi oleh hubungan kelompok 5. Media dilihat sebagai masalah sosial 6. Metode behavioris dan individualis Sebuah Alternatif, Kritik Paradigma Paradigma alternative dapat disimpulkan menjadi beberapa bentuk, yaitu:
  • 8. 1. Pandangan kritis masyarakat dan penolakan nilai netralitas 2. Penolakan atas model transmisi dari komunikasi 3. Ketidakpastian pandangan terhadap teknologi media dan berita/pesan 4. Penggunaan atas sebuah interpretasi dan pandangan konstruksionis 5. Metodologi kualitatif 6. Preferensi cultural atau teori-teori ekonomi politik 7. Kesadaran luas dengan ketidaksamaan dan sumber-sumber pemikiran oposisi dalam masyarakat Perbandingan Paradigma Dua versi Utama paradigma dalam bab ini adalah Alternatif dan Dominan Paradigma yang masing-masing membawa dua unsur yang berbeda, yaitu Paradigma Alternatif membawa unsur Kritis dan Paradigma Dominan membawa unsur Interpretatif atau kualitatif. Perbandingannya menurut 2 orang tokoh adalah sbb: a. Rosengen (1983): 1. Membedakan Pendekatan objektifitas dengan pendekatan Subjektifitas 2. Mempertentangkan antara Perubahan Radikal dengan Regulasi b. Potter (1993) yang di sepakati oleh Fink & Ganz (1996): 1. Bagian ilmu sosial yang interpretative dan analisis kritis. EMPAT MODEL KOMUNIKASI Definisi asli dari komunikasi massa sebagai sebuah proses tergantung pada sisi objektif dari produksi massal, reproduksi dan distribusi yang terbagi-bagi pada beberapa media yang berbeda. Dapat dibedakan empat model proses komunikasi publik, diluar pertanyaan tentang bagaimana ‘media baru’ seharusnya di konsepsikan, yaitu :
  • 9. 1. Model Transmisi Hasil penelitian Westley & MacLean adalah bahwa Komunikasi melibatkan interpolasi/ Pengalihan pola pikir dari ‘Peran Komunikator’ yang baru antara masyarakat dan penerima pesan (audiens). Ada 3 fitur penting dari model komplit komunikasi massa yang digambarkan oleh Westley & MacLean yaitu: 1. Menekankan pada peran memilih dari komunikator massa. 2. Bahwa pemilihan didasarkan pada penilaian atas apa yang disenangi oleh pemirsa. 3. Komunikasi tidak memiliki tujuan khusus, diluar tujuan akhirnya. Menurut model ini, komunikasi massa adalah proses pengaturan sendiri yang diarahkan oleh kepentingan dan permintaan pemirsa yang hanya dapat diketahui oleh pemilihan dan respons dari pemirsa tersebut atas apa yang ditawarkan oleh media. 2. Model Ritual atau Ekspresif Disebut ritual, karena, menurut Carey, komunikasi terkait dengan keinginan berbagi, partisipasi, asosiasi, persahabatn dan keyakinan umum. Pandangan ritual tidak diarahkan kepada perluasan pesan dalam ruang, tapi pemeliharaan masyarakat dalam waktu. Bukan perbuatan penanaman informasi namun gambaran dalam berbagi keyakinan. Disebut model komunikasi ekspresif karena penekanannya adalah juga kepada kepuasan hakiki/intrinsik dari pengirim atau penerima pesan. Pesan dalam komunikasi ritual biasanya laten dan ambigus, tergantung pada pengertian/asosiasi dan simbol- simbol yang tidak dipilih atas kemauan sendiri oleh partisipan dalam komunikasi ini, namun langsung terjadi dalam kebudayaan. Media dan pesan biasanya sulit untuk dipisahkan, dan komunikasi ritual ini relative tidak mengenal waktu dan perubahan. Contohnya dapat ditemukan dalam seni, agama dan perayaan-perayaan atau festival publik.
  • 10. 3. Model Publisitas : Komunikasi sebagai pertunjukan dan atensi Sering kali tujuan utama dari media massa bukanlah untuk mengirimkan informasi ataupun untuk menyatukan ekpresi publik dalam hal budaya, kepercayaan, atau nilai- nilai sosial, namun secara sederhana hanya untuk menangkap dan menguasai atensi visual atau pendengaran. Dalam melakukan hal tersebut, media mencapai satu tujuan ekonomi, yaitu memperoleh keuntungan dari audiensnya (atensi sama dengan konsumsi) dan secara tidak langsung menjual atensi pemirsanya kepada para pemasang iklan. Dalam model ini, pemirsa media hanyalah sebagai penonton belaka, bukan menjadi partisipan dari proses komunikasi atau penerima informasi. Sehingga hanya menjadi obyek pasar media. 4. Model Resepsi: Kode dan Penerimaan Kode dalam Media Esensi dari Pendekatan resepsi adalah untuk menemukan asal dan konstruksi dari arti pesan (diambil dari media) bersama dengan penerima pesannya. Pesan-pesan dari media selalu terbuka dan memiliki banyak arti dan di interpretasikan menurut konteks dan budaya penerimanya. Unsur dari pendekatan resepsi ini ada dua menurut Hall (1974/1980), yaitu: 1. Komunikator memilih untuk mengkodekan pesan-pesan untuk tujuan-tujuan institusional dan idelogi dan untuk memanipulasi bahasa dan media untuk tujuan tersebut. 2. Penerima pesan atau dekoder, tidak memiliki keharusan untuk menerima pesan sebagaimana yang terkirim, namun bisa menolak pengaruh ideologis dengan mengambil media yang berbeda atau menjadi pembaca/pemirsa oposisi, menurut pengalaman dan analisa mereka sendiri. Prinsip kunci dari model ini adalah : 1. Keberagaman arti dari isi pesan dalam media 2. Keberadaan dari komunitas intepretatif atas pesan-pesan dalam media, yang bervariasi 3. Penerima pesan memiliki kekuasaan/keutamaan dalam menentukan arti pesan
  • 11. KESIMPULAN Konsep dasar dan model komunikasi yang dijabarkan dalam studi komunikasi massa, dibangun dengan indikator-indikatornya serta disesuaikan dengan kondisi perubahan pada industry dimasyarakat. Media telah mengembangkan dirinya ke dimensi yang global. Dengan keyakinan akan kekuatan publisitas, kehumasan, propaganda atau lainnya yang memiliki kekuatan ekonomi atau politik. Dalam menggunakan model komunikasi massa, harus mempertimbangkan tujuan. Tidak bias menggunakan 1 model dan mengabaikan yang lainnya. Karena ke 4 model tersebut merefleksikan salah satu aspek dari proses komunikasi. Model transmisi dan atensi, lebih mengarah pada perspektif industri media dan para pembujuk, sedangkan model ritual dan dekoding, menyebarkan sekaligus bertahan terhadapa dominasi media dan menerangkan proses komunikasi