SlideShare a Scribd company logo
1 of 130
LAMPIRAN PERATURAN DAERAH NOMOR 11 TAHUN 2013 
TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA PANJANG DAERAH 
KOTA PROBOLINGGO TAHUN 2005-2025 
RENCANA PEMBANGUNAN 
JANGKA PANJANG DAERAH (RPJPD) 
KOTA PROBOLINGGO 
TAHUN 2005-2025 
PEMERINTAH DAERAH KOTA PROBOLINGGO
1 
PEMERINTAH KOTA PROBOLINGGO 
SALINAN PERATURAN DAERAH KOTA PROBOLINGGO 
NOMOR 11 TAHUN 2013 
TENTANG 
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA PANJANG DAERAH 
KOTA PROBOLINGGO TAHUN 2005 – 2025 
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA 
WALIKOTA PROBOLINGGO, 
Menimbang : a. bahwa Rencana Pembangunan Jangka Panjang merupakan 
dokumen perencanaan yang memuat visi, misi dan arah 
pembangunan daerah jangka panjang yang merupakan satu 
kesatuan dalam sistem perencanaan pembangunan nasional yang 
mempunyai karakteristik sendiri; 
b. bahwa untuk menjamin agar kegiatan pembangunan jangka panjang 
berjalan efektif, efisien dan bersasaran, maka diperlukan 
Perencanaan Pembangunan Jangka Panjang Daerah; 
c. bahwa Peraturan Daerah Kota Probolinggo Nomor 2 Tahun 2006 
tentang Visi dan Misi Kota Probolinggo Tahun 2006-2025 dan 
Peraturan Daerah Kota Probolinggo Nomor 10 Tahun 2006 tentang 
Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah Kota Probolinggo 
Tahun 2006-2025 sudah tidak sesuai dengan kondisi saat ini, 
sehingga perlu diganti; 
d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud pada 
huruf a, huruf b dan huruf c konsiderans ini, maka perlu 
menetapkan Peraturan Daerah tentang Rencana Pembangunan 
Jangka Panjang Daerah Kota Probolinggo Tahun 2005-2025; 
Mengingat : 1. Pasal 18 ayat (6) dan Pasal 28D ayat (4) Undang-Undang Dasar 
Negara Republik Indonesia Tahun 1945; 
2. Undang-undang Nomor 17 Tahun 1950 tentang Pembentukan
Daerah-Daerah Kota Kecil Dalam Lingkungan Propinsi Djawa 
Timur, Djawa Tengah dan Djawa Barat (Himpunan Peraturan 
Peraturan Negara Tahun 1950) sebagaimana telah diubah dengan 
Undang-undang Nomor 13 Tahun 1954 tentang Pengubahan 
Undang-undang Nomor 16 dan Nomor 17 Tahun 1950 (Lembaran 
Negara Republik Indonesia Tahun 1954 Nomor 40, Tambahan 
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 551); 
3. Undang-undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara 
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, 
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4286); 
4. Undang-undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan 
Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 
5, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4389); 
5. Undang-undang Nomor 25 tahun 2004 tentang Sistem 
Perencanaan Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik 
Indonesia Tahun 2004 Nomor 104, Tambahan Lembaran Negara 
Republik Indonesia Nomor 4421); 
2 
6. Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan 
Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 
125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 
4437), sebagaimana telah beberapa kali diubah, terakhir dengan 
Undang-undang Nomor 12 Tahun 2008 (Lembaran Negara 
Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan Lembaran 
Negara Republik Indonesia Nomor 4844); 
7. Undang-undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana 
Pembangunan Jangka Panjang Nasional Tahun 2005-2025 
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 33, 
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4700); 
8. Undang-undang Nomor 26 tahun 2007 tentang Penataan Ruang 
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 68, 
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4725); 
9. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 2011 
tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan 
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 82, 
Tambahan Lembaran Negara Nomor 5234);
10. Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 2005 tentang Pembinaan 
dan Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah 
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 165, 
3 
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4593); 
11. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian 
Urusan Pemerintahan antara Pemerintah, Pemerintah Daerah 
Provinsi dan Pemerintah Daerah Kab/Kota (Lembaran Negara 
Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 82, Tambahan Lembaran 
Negara Republik Indonesia Nomor 4737); 
12. Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang Organisasi 
Perangkat Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 
2007 Nomor 89, Tambahan Lembaran Negara Republik 
Indonesia Nomor 4741); 
13. Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2008 tentang Pedoman 
Evaluasi Penyelenggaraan Pemerintahan (Lembaran Negara 
Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 19, Tambahan Lembaran 
Negara Republik Indonesia Nomor 4815); 
14. Peraturan Pemerintah Nomor 7 Tahun 2008 tentang 
Dekonsentrasi dan Tugas Pembantuan (Lembaran Negara 
Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 20, Tambahan Lembaran 
Negara Republik Indonesia Nomor 4816); 
15. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, 
Tata Cara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan 
Rencana Pembangunan Daerah (Lembaran Negara Republik 
Indonesia Tahun 2008 Nomor 21, Tambahan Lembaran Negara 
Republik Indonesia Nomor 4817); 
16. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010 tentang 
Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang 
Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi 
Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah; 
17. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Timur Nomor 1 Tahun 2009 
tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Provinsi Jawa 
Timur Tahun 2005-2025;
18. Peraturan Daerah Kota Probolinggo Nomor 2 Tahun 2010 tentang 
Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Probolinggo Tahun 2009-2028 
(Lembaran Daerah Kota Probolinggo Tahun 2010 
4 
Nomor 2); 
Dengan Persetujuan Bersama 
DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KOTA PROBOLINGGO DAN 
WALIKOTA PROBOLINGGO 
MEMUTUSKAN : 
Menetapkan : PERATURAN DAERAH TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA 
PANJANG DAERAH KOTA PROBOLINGGO TAHUN 2005- 2025. 
BAB I 
KETENTUAN UMUM 
Pasal 1 Dalam 
Peraturan Daerah ini yang dimaksud : 
1. Daerah adalah Daerah Kota Probolinggo. 
2. Pemerintah Daerah adalah Pemerintah Daerah Kota Probolinggo. 
3. Walikota adalah Walikota Probolinggo. 
4. Dewan Perwakilan Rakyat Daerah yang selanjutnya disingkat DPRD adalah 
Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kota Probolinggo. 
5. Peraturan Daerah yang selanjutnya disingkat Perda, adalah Peraturan Daerah 
Kota Probolinggo. 
6. Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional Tahun 2005-2025 yang 
selanjutnya disebut sebagai RPJP Nasional, adalah dokumen perencanaan 
pembangunan nasional untuk periode 20 (dua puluh) tahun terhitung sejak 
tahun 2005 sampai dengan tahun 2025.
7. Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah Provinsi Jawa Timur Tahun 2005 
- 2025 yang selanjutnya disebut sebagai RPJPD Provinsi, adalah dokumen 
perencanaan pembangunan daerah untuk periode 20 (dua puluh) tahun terhitung 
sejak tahun 2005 sampai dengan tahun 2025. 
8. Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah Kota Probolinggo Tahun 2005- 
2025 yang selanjutnya disebut sebagai RPJP Daerah, adalah dokumen 
perencanaan pembangunan daerah untuk periode 20 (dua puluh) tahun terhitung 
sejak tahun 2005 sampai dengan tahun 2025, memuat visi, misi dan arah 
pembangunan daerah yang mengacu pada RPJP Nasional dan RPJPD Provinsi. 
9. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah, yang selanjutnya disebut 
RPJM Daerah adalah dokumen perencanaan pembangunan daerah untuk periode 
5 (lima) tahunan yang merupakan penjabaran dari visi, misi dan program kepala 
daerah dengan berpedoman pada RPJPD Daerah serta memperhatikan RPJM 
Nasional. 
10. Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Probolinggo yang selanjutnya disebut RTRW 
Kota adalah rencana umum tata ruang yang berfungsi sebagai kebijakan matra 
ruang pembangunan daerah. 
11. Rencana Kerja Pembangunan Daerah yang selanjutnya disebut RKPD Kota adalah 
5 
dokumen perencanaan daerah untuk periode 1 (satu) tahun. 
12. Visi, adalah rumusan umum mengenai keadaan yang diinginkan pada akhir 
periode perencanaan. 
13. Misi, adalah rumusan umum mengenai upaya-upaya yang akan dilaksanakan 
untuk mewujudkan visi. 
14. Arah Pembangunan Daerah adalah strategi untuk mencapai tujuan 
pembangunan daerah. 
Pasal 2 Sistimatika 
RPJP Daerah terdiri dari : 
a. Pendahuluan; 
b. Gambaran Umum Kondisi Daerah; 
c. Analisis Isu-Isu Strategis; 
d. Visi dan Misi Daerah; 
e. Arah Kebijakan Pembangunan Jangka Panjang Daerah; dan 
f. Kaidah Pelaksanaan.
6 
Pasal 3 
(1) Pendahuluan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 huruf a terdiri dari latar 
belakang, maksud dan tujuan, landasan hukum, hubungan RPJP daerah dengan 
dokumen perencanaan lainnya dan sistematika penulisan. 
(2) Kondisi Umum sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 huruf b terdiri dari kondisi 
umum daerah, tantangan daerah dan prediksi kondisi umum daerah. 
Pasal 4 
(1) Visi Pembangunan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 huruf d adalah 
TERWUJUDNYA MASYARAKAT KOTA PROBOLINGGO YANG 
AMAN, 
DEMOKRATIS, ADIL DAN SEJAHTERA. 
(2) Keberhasilan pencapaian visi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditandai 
dengan meningkatnya pemerataan dan pertumbuhan ekonomi serta 
kesejahteraan masyarakat. 
Pasal 5 
Dalam rangka mencapai visi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (1) 
ditetapkan misi pembangunan yang terdiri dari : 
a. mewujudkan Trikarsa Bina Praja, yaitu tiga kehendak masyarakat Kota 
Probolinggo untuk melestarikan ciri khas Kota Bayuangga (Angin, Anggur dan 
Mang-ga), membangun citra kota Indaditasi (Industri, Perdagangan, Pendidikan 
dan Transportasi), dan membudayakan motto Kota Bestari (Bersih, Sehat, 
Tertib, Aman, Rapi dan Indah); 
b. mewujudkan peningkatan penghayatan dan pengamalan nilai-nilai agama dan 
harmonisasi antar kelompok masyarakat; 
c. mewujudkan peningkatan aksesibilitas serta kualitas kesehatan; 
d. mewujudkan penanggulangan kemiskinan, perbaikan iklim ketenagakerjaan, dan 
memacu kewirausahaan; 
e. mewujudkan peningkatan pertumbuhan ekonomi yang berkualitas dan 
percepatan pembangunan infra struktur; 
f. mewujudkan optimali- sasi pengelolaan sumber daya alam dan fungsi lingkungan 
hidup;
g. mewujudkan ketenteraman dan ketertiban, supremasi hukum dan hak azasi 
7 
manusia; 
h. mewujudkan revitalisasi proses desentralisasi dan otonomi daerah melalui 
reformasi birokrasi dan peningkatan pelayanan publik 
Pasal 6 
Kebijakan Pembangunan Kota Probolinggo Tahun 2005-2025 sebagaimana dimaksud 
dalam Pasal 2 huruf e diarahkan pada masing-masing misi sebagai berikut : 
a. Misi Pertama, memantapkan citra kota industri, perdagangan, pendidikan dan 
transportasi dan mewujudkan kota yang bersih, sehat, tertib, aman dan indah. 
Kota Probolinggo akan terus dikembangkan sebagai kota industri, perdagangan 
dan transportasi karena posisinya yang sangat strategis dilihat dari 
koneksitasnya dengan kota-kota di wilayah Timur, Selatan dan Barat di Jawa 
Timur. Didukung juga oleh adanya fasilitas perhubungan darat dan laut yang 
cukup representatif. Sedangkan fokus sebagai kota yang bersih, sehat, tertib, 
aman dan indah adalah bentuk kota idaman yang harus tetap diwujudkan 
mengiringi perkembangan kota sebagai kota metropolitan 
b. Misi Kedua, meningkatkan upaya penghayatan dan pengamalan nilai-nilai agama 
dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara dan memantapkan 
harmoninasi hubungan antar kelompok yang ada dalam masyarakat; 
c. Misi Ketiga, Pembangunan Transportasi, Pengelolaan Sumber Daya Air, 
Pembangunan Perumahan dan Permukiman, Pengembangan Wilayah, 
Penyelenggaraan Penataan Ruang dan Pembangunan Sistem Informasi dan 
Komunikasi; 
d. Misi Keempat, meningkatkan derajat kesehatan masyarakat dan meningkatkan 
pelayanan kesehatan masyarakat yang bermutu dan terjangkau serta 
peningkatan aksesibilitas masyarakat terhadap pelayanan kesehatan sangat 
penting demi peningkatan produktivitas sumber daya manusia; 
e. Misi Kelima, meningkatkan upaya dan efektifitas penanggulangan kemiskinan, 
mewujudkan perluasan dan penciptaan lapangan kerja dan mewujudkan iklim 
kewirausahaan yang sehat guna menunjang pertumbuhan perekonomian kota; 
f. Misi Keenam, menciptakan keseimbangan antara pengelolaan dan pemanfaatan 
sumber daya alam dan pemeliharaan kualitas dan fungsi lingkungan hidup;
g. Misi Ketujuh, peningkatan upaya pemeliharaan ketentraman dan ketertiban 
8 
masyarakat serta pencegahan tindak kriminal; dan 
h. Misi Kedelapan, memantapkan pelaksanaan otonomi daerah dan memantapkan 
pelaksanaan reformasi birokrasi. 
BAB II 
PROGRAM PEMBANGUNAN 
KOTA PROBOLINGGO 
Pasal 7 
(1) Program Pembangunan Kota Probolinggo periode 2005-2025 dilaksanakan 
sesuai dengan RPJP Daerah dan RTRW Kota Probolinggo yang merupakan satu 
kesatuan dokumen sistem perencanaan pembangunan daerah. 
(2) Penjabaran dari RPJP Daerah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdapat 
pada Lampiran yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan 
Daerah ini. 
(3) RTRW Kota Probolinggo sebagaimana dimaksud pada ayat (1) merupakan 
kebijakan yang berfungsi sebagai matra ruang RPJPD Kota Probolinggo untuk 
penyusunan RPJMD Kota Probolinggo dalam periodesasi yang telah ditentukan. 
Pasal 8 
(1) RPJP Daerah menjadi pedoman dalam penyusunan RPJMD Kota Probolinggo 
yang memuat Visi, Misi dan Program Walikota Probolinggo. 
(2) RPJMD Kota Probolinggo sebagaimana dimaksud pada ayat (1) digunakan 
sebagai pedoman untuk menyusun Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) 
Kota Probolinggo. 
Pasal 9 
(1) Dalam rangka menjaga kesinambungan dan untuk menghindari kekosongan 
rencana pembangunan daerah Kota Probolinggo, Walikota yang sedang 
memerintah pada tahun terakhir pemerintahannya diwajibkan menyusun RKPD
Kota Probolinggo untuk tahun pertama periode Pemerintahan Walikota 
berikutnya. 
(2) RKPD Kota Probolinggo yang dimaksud pada ayat (1) digunakan sebagai 
pedoman untuk menyusun Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah tahun 
pertama periode Pemerintahan Walikota berikutnya. 
9 
Pasal 10 
(1) RPJP Daerah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 ayat (1) menjadi acuan 
dalam penyusunan RPJMD Kota Probolinggo yang memuat visi, misi dan 
Program Walikota. 
(2) RPJMD Kota Probolinggo sebagaimana dimaksud pada ayat (1) disusun dengan 
memperhatikan RPJMD Provinsi Jawa Timur dan RPJM Nasional. 
BAB III 
PENGENDALIAN DAN EVALUASI 
Pasal 11 
(1) Pemerintah Kota Probolinggo melakukan pengendalian dan evaluasi 
pelaksanaan RPJP Daerah. 
(2) Tata cara pengendalian dan evaluasi pelaksanaan RPJP Daerah sebagaimana 
dimaksud pada ayat (1) ditetapkan lebih lanjut dengan Peraturan Walikota. 
(3) RPJP Daerah dapat dievaluasi kembali setiap 5 (lima) tahun. 
BAB IV 
KETENTUAN PERALIHAN 
Pasal 12 
Dengan berlakunya Peraturan Daerah ini, maka bahwa Peraturan Daerah Kota 
Probolinggo Nomor 2 Tahun 2006 tentang Visi dan Misi Kota Probolinggo Tahun 
2006-2025 dan Peraturan Daerah Kota Probolinggo Nomor 10 Tahun 2006 tentang 
Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah Kota Probolinggo Tahun 20062025, 
dinyatakan dicabut dan tidak berlaku.
10 
BAB V 
KETENTUAN PENUTUP 
Pasal 13 
Hal-hal yang belum diatur dalam Peraturan Daerah ini, sepanjang mengenai teknis 
pelaksanaannya akan diatur lebih lanjut dengan Peraturan Walikota. 
Pasal 14 
Peraturan Daerah ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan. 
Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Daerah 
ini dengan penempatannya dalam Lembaran Daerah Kota Probolinggo. 
Ditetapkan di Probolinggo pada 
tanggal 24 Desember 2013 
WALIKOTA PROBOLINGGO, 
Ttd, 
H.M. BUCHORI 
Diundangkan di Probolinggo pada 
tanggal 30 Desember 2013 
SEKRETARIS DAERAH KOTA PROBOLINGGO, 
Ttd, 
Drs. H. JOHNY HARYANTO, M.Si 
Pembina Utama Madya 
NIP. 19570425 198410 1 001 
LEMBARAN DAERAH KOTA PROBOLINGGO TAHUN 2013 NOMOR 11 
Salinan sesuai dengan aslinya 
KEPALA BAGIAN HUKUM, 
AGUS HARTADI 
Pembina Tingkat I 
NIP. 195660817 199203 1 016
11 
PENJELASAN 
ATAS 
PERATURAN DAERAH KOTA PROBOLINGGO 
NOMOR 11 TAHUN 2013 
TENTANG 
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA PANJANG DAERAH KOTA 
PROBOLINGGO TAHUN 2005-2025 
I. UMUM 
Pasal 13 ayat (2) Undang-undang Nomor 25 Tahun 2004 mengamanatkan 
bahwa RPJP Daerah ditetapkan dengan Peraturan Daerah. Selanjutnya pada pasal 
5 ayat (1) disebutkan bahwa RPJP Daerah memuat visi, misi, dan arah 
pembangunan daerah yang mengacu pada RPJP Nasional. Berdasarkan Peraturan 
Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan, 
Pengendalian dan Evauasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan 
Daerah, rancangan akhir RPJPD disampaikan ke DPRD daam bentuk Rancangan 
Peraturan Daerah tentang RPJPD paling lama 6 (enam) bulan sebelum berakhirnya 
RPJPD yang sedang berjalan. 
Dalam pelaksanaannya, RPJPD dibagi menjadi 4 tahapan pembangunan, 
tiap tahapannya dituangkan dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah 
(RPJM) Daerah. Pentahapan rencana pembangunan daerah disusun dalam 
masing-masing periode RPJMD sesuai dengan visi, misi dan program Walikota 
yang dipilih secara langsung oleh rakyat Kota Probolinggo. RPJM Daerah memuat 
strategi pembangunan daerah, kebijakan umum, program Walikota serta kerangka 
ekonomi yang mencakup gambaran perekonomian secara menyeluruh. RPJM 
Daerah dijabarkan ke dalam rencana tahunan berupa Rencana Kerja Pemerintah 
Daerah (RKPD) yang memuat prioritas pembangunan daerah, rancangan kerangka 
ekonomi makro serta program Kepala Satuan Kerja Perangkat Daerah.
Maksud disusunnya RPJP Daerah Kota Probolinggo Tahun 2005-2025 
adalah menyediakan sebuah dokumen perencanaan komprehensif dengan jangka 
dua puluh tahunan yang memberikan arah sekaligus menjadi acuan bagi seluruh 
komponen pembangunan di Kota Probolinggo dalam mewujudkan cita-cita dan 
tujuan bersama sesuai dengan visi, misi dan arah pembangunan yang telah 
disepakati bersama. Dokumen ini juga menjadi acuan dalam setiap penyusunan 
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) untuk periode 5 
tahunan yang memuat visi, misi dan program Kepala Daerah. Sedangkan tujuan 
penyusunan RPJP Daerah adalah untuk menyediakan dokumen perencanaan 
pembangunan yang berdasar pada karakteristik Kota Probolinggo, sinergis, 
koordinatif dan sustainable dalam pelaksanaan serta terarah menuju Masyarakat 
Kota Probolinggo yang diidamkan 20 tahun ke depan. 
Sesuai dengan penjelasan Undang-undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang 
Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional Tahun 2005-2025, maka jangka 
waktu RPJP Daerah mengikuti jangka waktu RPJP Nasional, yaitu tahun 2005- 
2025. Namun periodesasi RPJM Daerah tidak dapat mengikuti periodesasi RPJM 
Nasional. Hal tersebut karena pemilihan Presiden dan pemilihan Kepala 
Daerah tidak dilaksanakan secara bersamaan, sebagaimana diatur dalam Undang-undang 
Nomor 12 Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua Undangundang Nomor 
12 
32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah. 
Secara garis besar, Peraturan Daerah tentang RPJP Daerah Kota 
Probolinggo Tahun 2005-2025 terdiri atas 5 Bab dan 14 Pasal. 
II. PASAL DEMI PASAL 
Pasal 1 
: Cukup jelas 
Pasal 2 
: Cukup jelas 
Pasal 3 
: Cukup jelas 
Pasal 4 
: Cukup jelas 
Pasal 5 
: Cukup jelas
13 
Pasal 6 
: Cukup jelas 
Pasal 7 
Ayat (1) 
Program pembangunan adalah uraian secara umum 
tentang arah kebijakan pembangunan. 
Ayat (2) 
: Cukup jelas 
Ayat (3) 
: Cukup jelas 
Pasal 8 
: Cukup jelas 
Pasal 9 
Pasal 10 
: Cukup jelas 
Pasal 11 
Pasal 12 
Pasal 13 
: Cukup jelas 
Ayat (1) 
Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan RPJPD Kota 
Probolinggo dilakukan oleh masing-masing Kepala Satuan 
Kerja Perangkat Daerah Kabupaten. Kepala Badan 
Perencanaan Pembangunan Daerah Kota Probolinggo 
menghimpun dan menganalisis hasil pemantauan 
pelaksanaan RPJPD Daerah dari masing-masing Kepala 
Satuan Kerja Perangkat Daerah Kabupaten. 
Ayat (2) 
: Cukup jelas 
Ayat (3) 
: Cukup jelas 
: Cukup jelas 
Pasal 14 
: Cukup jelas
14 
: Cukup jelas 
###### ######
i 
DAFTAR ISI 
BAB I PENDAHULUAN I-1 
1.1 Latar Belakang ……………………………………………….. I-1 
1.2 Dasar Hukum Penyusunan …………………………………. I-2 
1.3 Hubungan Antara RPJPD Dengan Dokumen …………….. I-5 
1.4 Sistematika Penulisan ………………………………………. I-6 
1.5 Maksud dan Tujuan …………………………………………. 
I-6 
BAB II GAMBARAN UMUM KODISI DAERAH II-1 
2.1 Aspek Geografis dan Demografi ………………………… II-1 
2.1.1 Aspek Geografis …………………………………………… II-1 
2.1.2 Aspek Demografi ………………………………………….. II-5 
2.2 Aspek Kesejahteraan Masyarakat……………………… II-7 
2.2.1 Fokus Kesejahteraan dan Pemerataan Ekonomi………. II-7 
2.2.2 Fokus Kesejahteraan Masyarakat…………… …………. II-10 
2.2.3 Fokus Seni Budaya dan Olah Raga……………………… II-13 
2.3 Aspek Pelayanan Umum …………………………………. II-14 
2.3.1 Fokus Layanan Urusan Wajib …………………………… II-14 
2.3.2 Fokus Layanan Urusan Pilihan ………………………….. II-26 
2.4 Aspek Daya Saing Daerah II-28 
2.4.1 Fokus Kemampuan Ekonomi Daerah……………………. II-28 
2.4.2 Fokus Fasilitas Wilayah/Infrastruktur…………………….. II-30 
2.4.3 Fokus Iklim Berinvestasi…………………………………… 
II-33
ii 
BAB III ANALISIS ISU STRATEGIS 
…………………………………….. 
3.1 Identifikasi Permasalahan Pembangunan Daerah ……. 
3.1.1 Identifikasi Permasalahan Terkait Urusan Wajib ………... 
3.1.2 Identifikasi Permasalahan Terkait Urusan Pilihan ………. 
3.2 Isu Strategis …………………………………………………. 
BAB IV VISI DAN MISI KOTA PROBOLINGGO 
……………………….. 
4.1 Perumusan Visi………………………………………………. 
4.2 Perumusan Misi ……………………………………………… 
BAB V ARAH KEBIJAKAN PEMBANGUNAN JANGKA PANJANG 
DAERAH KOTA PROBOLINGGO ……………………………… 
5.1 Tujuan dan Sasaran Pokok Pembangunan ……………. 
5.2 Tahapan dan Prioritas Pembangunan ………………….. 
BAB VI KAIDAH PELAKSANAAN 
………………………………………. 
III-1 
III-1 
III-1 
III-13 
III-16 
IV-1 
IV-1 
IV-3 
V-1 
V-1 
V-8 
VI-1 
DAFTAR GAMBAR 
Gambar 1.1 
Gambar 2.1 
Hubungan Antara RPJPD Kota 
Probolinggo 
Dengan Dokumen Perencanaan Pembangunan 
Lainnya ……………………………………………….. I-1 
Peta Kota Probolinggo………………………………. II-1
iii 
Gambar 2.2 Jumlah Kelurahan Tiap Kecamatan Kota 
Probolinggo…………………………………………… II-2 
Gambar 2.3 Jumlah RW Tiap Kecamatan Kota Probolinggo……. II-3 
Gambar 2.4 Jumlah RT Tiap Kecamatan Kota Probolinggo……. II-3 
DAFTAR GRAFIK 
Grafik 2.1 Pertumbuhan Penduduk Kota Probolinggo Tahun 
2007-2011………………………………………………… II-6 
Grafik 2.2 Populasi Penduduk Kota Probolinggo Menurut 
Kelompok Umur Tahun 2008-2011……………………. II-7 
Grafik 2.3 PDRB Kota Probolinggo Tahun 2006-2010……………. II-9
iv 
Grafik 2.4 Pertumbuhan Ekonomi Kota Probolinggo Tahun 2006- 
2010 ………………………………………………………. II-10 
Grafik 2.5 Indeks Pembangunan Manusia Kota Probolinggo 
Tahun 2007-2010……………………………………….. II-11 
Grafik 2.6 Kondisi Tenaga Kerja Kota Probolinggo Tahun 2006- 
2010………………………………………………………. II-13 
Grafik 
2.7 Peluang Kerja Penduduk Kota Probolinggo Tahun 
2007-2011………………………………………………… 
II-14
v 
Tabel 
DAFTAR TABEL 
Tabel 2.1 Pembagian Wilayah Administrasi Kota Probolinggo… II-2 
Tabel 2.2 Jumlah dan Komposisi Penduduk Kota Probolinggo 
Tahun 2010-2011 ……………………………………. 
II-5 
Tabel 2.3 PDRB Kota Probolinggo Tahun 2006-2010 
Atas Dasar Harga Berlaku dan Harga Konstan Tahun 
2000………………………………………………………. 
II-8 
Tabel 2.4 Angka Melek Huruf Kota Probolinggo Tahun 2006- 
2010………………………………………………………. II-12 
Tabel 2.5 Rata-Rata Lama Sekolah di Kota Probolinggo Tahun 
2007-2011……………………………………………….. 
II-12 
Tabel 2.6 Angka Harapan Hidup Masyarakat di 
Kota 
Probolinggo Tahun 2007-2011………………………… 
II-13 
Tabel 2.7 Data kinerja layanan pendidikan di Kota Probolinggo 
Tahun 2007-2011……………………………………….. 
II-16 
Tabel 2.8 Data kinerja layanan kesehatan di Kota Probolinggo 
Tahun 2007-2011……………………………………….. 
II-17 
Tabel 2.9 Data kinerja layanan pekerjaan umum di Kota 
Probolinggo Tahun 2007-2011………………………… 
II- 
18 
Tabel 2.10 Data kinerja layanan perumahan rakyat di Kota 
Probolinggo Tahun 2007-2011………………………… 
II-18 
Tabel 2.11 Data kinerja layanan penataan ruang di Kota 
Probolinggo Tahun 2007-2011………………………… 
II-19 
Tabel 2.12 Data kinerja perencanaan pembangunan di Kota 
Probolinggo Tahun 2007-2011………………………… 
II-19 
Tabel 2.13 Data kinerja layanan perhubungan 
di Kota 
Probolinggo Tahun 2007-2011………………………… 
II-20 
Tabel 2.14 Data kinerja layanan lingkungan hidup di Kota 
Probolinggo Tahun 2007-2011………………………… 
II-20
vi 
Tabel 2.15 Data kinerja layanan pertanahan di Kota Probolinggo 
Tabel 
Tahun 2007-2011……………………………………….. 
II-21 
2.16 Data kinerja layanan administrasi kependudukan dan
vii 
Tabel 
catatan sipil di Kota Probolinggo Tahun 2007-2011…. II-21 
Tabel 2.17 Data kinerja urusan pemberdayaan perempuan dan 
perlindungan anak di Kota Probolinggo Tahun 2007- 
2011……………………………………………………….. 
II-21 
Tabel 2.18 Data kinerja urusan keluarga berencana dan keluarga 
sejahtera di Kota Probolinggo Tahun 2007-2011……. 
II-22 
Tabel 2.19 Data kinerja urusan sosial di Kota Probolinggo Tahun 
2007-2011………………………………………………… 
II-22 
Tabel 2.20 Data kinerja urusan ketenagakerjaan di 
Kota 
Probolinggo Tahun 2007-2011………………………… 
II-23 
Tabel 2.21 Data kinerja urusan koperasi dan usaha kecil menengah 
di Kota Probolinggo Tahun 2007-2011….. 
II-23 
Tabel 2.22 Data kinerja urusan penanaman modal di Kota 
Probolinggo Tahun 2007-2011………………………… 
II-24 
Tabel 2.23 Data kinerja urusan kebudayaan di Kota Probolinggo 
Tahun 2007-2011……………………………………….. 
II-24 
Tabel 2.24 Data kinerja urusan kepemudaan dan olah raga di 
Kota Probolinggo Tahun 2007-2011…………………… 
II-24 
Tabel 2.25 Data kinerja urusan kesatuan bangsa dan politik dalam 
negeri di Kota Probolinggo Tahun 2007-2011.. 
II-25 
Tabel 2.26 Data kinerja urusan otonomi daerah, pemerintahan 
umum, administrasi keuangan daerah, perangkat 
daerah, kepegawaian dan persandian di Kota 
Probolinggo Tahun 2007-2011……………….. 
II-25 
Tabel 2.27 Data kinerja urusan ketahanan pangan di Kota 
Probolinggo Tahun 2007-2011…………………………. 
II-26 
Tabel 2.28 Data kinerja urusan pemberdayaan masyarakat dan desa 
di Kota Probolinggo Tahun 2007-2011………… 
II-26 
Tabel 2.29 Data kinerja urusan statistik daerah di Kota Probolinggo 
Tahun 2007-2011…………………………. 
II-27
viii 
Tabel 2.30 Data kinerja urusan kearsipan daerah di Kota 
Tabel 
Probolinggo Tahun 2007-2011………………………… 
II-27 
2.31 Data kinerja urusan komunikasi dan informatika di 
Kota Probolinggo Tahun 2007-2011………………….. II-28 
Tabel 2.32 Data kinerja urusan perpustakaan di 
Kota ProbolinggoTahun 2007- 
2011………………………….. 
II-28 
Tabel 2.33 Data kinerja urusan pertanian di Kota Probolinggo 
Tahun 2007-2011……………………………………….. 
II-29 
Tabel 2.34 Data kinerja urusan pariwisata di Kota Probolinggo 
Tahun 2007-2011……………………………………….. 
II-29 
Tabel 2.35 Data kinerja urusan kelautan dan perikanan di Kota 
Probolinggo Tahun 2007-2011………………………… 
II-30 
Tabel 2.36 Data kinerja urusan kelautan dan perdagangan di Kota 
Probolinggo Tahun 2007-2011………………………… 
II-30 
Tabel 2.37 Data kinerja urusan kelautan dan perindustrian di Kota 
Probolinggo Tahun 2007-2011………………………… 
II-31 
Tabel 2.38 Angka Konsumsi Rata-Rata RT Per Kapita Per Bulan di 
Kota Probolinggo Tahun 2007 – 2011……………… 
II-32 
Tabel 2.39 Produktivitas Total Daerah Per Sektor (ADH Berlaku) di 
Kota Probolinggo Pada Tahun 2006 – 2008 (Dalam 
Jutaan Rupiah)…………………………………………… 
II-33 
Tabel 2.40 Fasilitas Perhubungan di Kota Probolinggo Tahun 
2011………………………………………………………. 
II-35 
Tabel 2.41 Data Peruntukan Lahan Kota Probolinggo Tahun 2011 
……………………………………………………………. 
II-35 
Tabel 2.42 Jenis dan Jumlah Bank serta Cabangnya di Kota 
Probolinggo Tahun 2007 – 2011………………………. 
II-36 
Tabel 2.43 Jumlah Fasilitas Hotel dan Penginapan di Kota 
Probolinggo Tahun 2007 – 2011………………………. 
II-37 
Tabel 2.44 Jumlah Fasilitas Restoran dan Rumah Makan di Kota 
Probolinggo Tahun 2007 – 2011………………………. 
II-37
ix 
Tabel 2.45 Cakupan Pelayanan Air Bersih dan Listrik di Kota 
Tabel 
Probolinggo Tahun 2007 – 2011………………………. 
II-38 
Tabel 2.46 Data Kondisi Keamanan dan Politik Dalam Negeri di 
Kota Probolinggo Tahun 2007 – 2011………………… II-39 
2.47 Data Pelayanan Perijinan Investasi di Kota Probolinggo
x 
Tahun 2007 – 2011………………………. II-40 
Tabel 2.48 Data Jumlah Perda Yang Mendukung Iklim Usaha di 
Kota Probolinggo Tahun 2007 – 2011………………… II-41
I | xi 
BAB I 
PENDAHULUAN 
1.1 Latar Belakang 
Dengan memperhatikan ketentuan pasal 1 ayat 9 Peraturan Menteri 
Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010, yang dimaksud dengan Rencana 
Pembangunan Jangka Panjang Daerah yang selanjutnya disingkat RPJPD adalah 
dokumen perencanaan daerah (Provinsi dan Kabupaten/Kota) untuk periode 20 
(dua puluh) tahun. Dokumen perencanaan daerah pada dasarnya merupakan satu 
kesatuan sistem perencanaan pembangunan nasional yang disesuaikan dengan 
tingkat kewenangannya. 
Penyusunan RPJPD dilakukan melalui beberapa tahapan secara sekuensial 
serta perumusannya berpedoman pada prinsip-prinsip perencanaan 
pembangunan daerah, yakni : dilakukan oleh pemerintah daerah bersama para 
pemangku kepentingan berdasarkan peran dan kewenangan masing-masing, 
mengintegrasikan rencana tata ruang dengan rencana pembangunan daerah, 
serta dilaksanakan berdasarkan kondisi dan potensi daerah, menyesuaikan 
dengan dinamika perkembangan daerah dan nasional. 
Tahapan penyusunan Dokumen RPJPD diawali dengan persiapan 
penyusunan, penyusunan rancangan awal, pelaksanaan Musrenbang, perumusan 
rancangan akhir serta penetapan Peraturan Daerah tentang Rencana 
Pembanganunan Jangka Panjang Daerah Kota Probolinggo Tahun 2005 – 2025. 
Mencermati perkembangan keadaan yang terjadi pada saat ini, dengan 
tingkat akselerasi yang sangat tinggi pada hampir semua segi kehidupan, serta 
masih banyaknya tantangan dan permasalahan yang dihadapi Kota Probolinggo, 
jelas diperlukan upaya-upaya terencana, strategis dan berkesinambungan, yang 
dituangkan ke dalam suatu dokumen perencanaan pembangunan daerah yang 
berdimensi jangka panjang dan berorientasi pada perwujudan kesejahteraan 
masyarakat. RPJP ini selanjutnya dijadikan landasan bagi penyusunan tahapan 
pembangunan lima tahunan, yakni Rencana Pembangunan Jangka Menengah 
Daerah atau RPJMD, serta menjadi arah bagi para calon kepala daerah dalam 
merumuskan visi, misi dan program yang akan dilaksanakannya dalam kurun 
waktu lima tahunan. RPJPD yang ditetapkan melalui peraturan daerah mengikat
I | xii 
seluruh komponen masyarakat Kota Probolinggo, baik pemerintah daerah, dunia 
usaha maupun masyarakat umum lainnya. 
Kedudukan RPJPD yang penting dan strategis menunjukkan bahwa 
keberadaannya sangat dibutuhkan bagi keberlanjutan pelaksanaan pembangunan 
daerah. Ketiadaan dokumen RPJPD akan menimbulkan ketidak jelasan arah dan 
sasaran pokok pembangunan daerah, sekaligus sulit untuk menjaga konsistensi 
dan kesinambungan pembangunan dari setiap periode pemerintahan, Apabila 
setiap periode pemerintahan daerah (kurun lima tahunan) tanpa dipedomani 
dengan arah dan sasaran pokok pembangunan untuk masa 20 tahun, maka setiap 
periode pemerintahan akan berjalan dengan mengesampingkan aspek 
kesinambungann pencapaian sasaran pembangunan antar periode pemerintahan. 
Substansi RPJPD Kota Probolinggo sesuai ketentuan pasal 20 Peraturan 
Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010 adalah memuat visi, misi dan arah 
pembangunan daerah selama 20 tahun sampai dengan tahun 2025. 
1.2 Dasar Hukum Penyusunan 
Berbagai peraturan perundang-undangan yang dijadikan landasan dalam 
penyusunan RPJPD Kota Probolinggo Tahun 2005-2025 adalah sebagai berikut: 
1. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara 
yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (Lembaran Negara 
Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 75, Tambahan Lembaran Negara 
Republik Indonesia Nomor 3851) ; 
2. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran 
Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan lembaran 
Negara Republik Indonesia Nomor 4287) ; 
3. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2004 tentang Pembentukan Peraturan 
Perundang-undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 
Nomor 53, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4389) ;
I | 
xiii 
4. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan 
pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 
Nomor 104, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4321) ; 
5. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah 
(lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan 
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437) sebagaimana telah diubah 
menjadi Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua 
atas Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan 
Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan 
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4844) ; 
6. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan 
Antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah (Lembaran Negara 
Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara 
Republik Indonesia Nomor 4438) ; 
7. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan 
Jangka Panjang Nasional Tahun 2005-2025 (Lembaran Negara Republik 
Indonesia Tahun 2007 Nomor 33, Tambahan Lembaran Negara Republik 
Indonesia Nomor 4700) ; 
8. Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang (Lembaran 
Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 68, Tambahan Lembaran 
Negara Republik Indonesia Nomor 4725) ; 
9. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan 
Pemerintahan antara Pemerintah, Pemerintah Daserah Provinsi dan 
Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota (Lembaran Negara Republik Indonesia 
Tahun 2007 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia 
Nomor 4737) ; 
10. Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2008 tentang Pedoman Evaluasi 
Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik
I | 
xiv 
Indonesia Tahun 2008 Nomor 19, Tambahan Lembaran Negara Republik 
Indonesia Nomor 4815); 
11. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara 
Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan 
Rencana Pembangunan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia 
Tahun 2008 Nomor 21, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 
4817) ; 
12. Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun 2008 tentang Rencana Tata Ruang 
Wilayah Nasional Tahun 2008 – 2028 (Lembaran Negara Republik Indonesia 
Tahun 2008 Nomor 48, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 
4833) ; 
13. Peraturan Menteri Dalam Negari Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan 
Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara 
Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana 
Pembangunan Daerah ; 
14. Peraturan Pemerintah Nomor Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2011 
tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2010 tentang 
Tata Cara Pelaksanaan Tugas dan Wewenang Serta Kedudukan Keuangan 
Gubernur Sebagai Wakil Pemerintah di Wilayah Provinsi 
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 44, Tambahan 
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5209) 
15. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Timur Nomor 1 Tahun 2009 tentang 
Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah Provinsi Jawa Timur Tahun 
2005-2025 ; 
16. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Timur Nomor 5 Tahun 2012 tentang 
Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Jawa Timur Tahun 
17. Peraturan Daerah Kota Probolinggo Nomor 2 Tahun 2006 tentang Visi dan Misi 
Kota Probolinggo Tahun 2006 – 2025.
I | xv 
18. Peraturan Daerah Kota Probolinggo Nomor 2 Tahun 2010 tentang Rencana 
Tata Ruang Wilayah Kota Probolinggo Tahun 2009 – 2028; 
19. Peraturan Daerah Kabupaten Probolinggo Nomor 3 Tahun 2011 tentang 
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Probolinggo Tahun 2010 – 2029; 
1.3 Hubungan Antara RPJPD Dengan Dokumen Rencana Pembangunan Daerah 
Lainnya 
RPJPD Kota Probolinggo Tahun 2005-2025 penyusunannya 
memperhatikan keselarasan dengan dan sekaligus mengacu pada RPJP Nasional 
dan RPJPD Provinsi Jawa Timur. Hal ini dimaksudkan agar terdapat keselarasan 
antara visi, misi , arah dan kebijakan pembangunan daerah Kota Probolinggo 
dengan visi, misi, arah, tahapan dan prioritas pembangunan jangka panjang 
Nasional dan Provinsi Jawa Timur. Penyusunan RPJPD Kota Probolinggo juga 
memperhatikan RTRW Nasional, RTRW Provinsi Jawa Timur dan RTRW 
Kabupaten Probolinggo. Dengan demikian diharapkan terdapat keselarasan dalam 
pemanfaatan struktur dan pola ruang dan dapat dihindari adanya konflik 
pemanfaatan ruang wilayah. 
Secara skematik, pola hubungan antara RPJPD Kota Probolinggo Tahun 
2005-2025 dengan dokumen Rencana Pembangunan lainnya dapat digambarkan 
sebagai berikut : 
Gambar I.1
I | 
xvi 
Hubungan Antara RPJPD Kota Probolinggo Dengan Dokumen Perencanaan 
Pembangunan Lain 
UU No. 17 Tahun 2007 
Tentang RPJP Nasional 
Tahun 2005 - 2025 
Perda Provinsi Jawa Timur Nomor 1 
Tahun 2009 tentang RPJPD 
Provinsi Jawa Timur Tahun 2005 - 
2025 
1.4 Sistematika Penulisan 
PP No. 26 Tahun 2008 
Tentang Rencana Tata Ruang 
N asional Tahun 2008 - 2028 
Perda Prov Jatim No. 5 Tahun 
20 12 Rencan a Tata Ruang 
Wilayah Provinsi Jawa Timur 
Tahun 2011 - 2031 
Dokumen Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah Kota 
Probolinggo Tahun 2005 – 2025 memuat latar belakang, dasar hukum 
penyusunan, hubungan antara dokumen RPJPD dengan dokumen rencana 
pembangunan disusun berdasarkan tata urut penulisan sebagai berikut : 
Bab I : Pendahuluan, yang memuat latar belakang, dasar hukum 
penusunan, hubungan antara RPJPD dengan dokumen rencana 
pembangunan daerah lainnya, sistematika penulisan serta maksud 
dan tujuan. 
Bab II : 
Gambaran Umum Kota Probolinggo, yang memuat penjelasan umum 
mengenai kondisi eksisting berbagai sektor prmbangunan strategis 
serta tantangan yang dihadapi dalam kurun waktu sampai dengan 
tahun 2025 mendatang. 
Bab III : 
Analisis Isu-Isu Strategis, yang berisi berbagai permasalahan utama 
pembangunan daerah dan isu-isu strategis. 
Rencana 
Pembangungan 
Jangka Pa njang 
Dae rah Kabupaten 
Probolinggo 
Rencana 
Pembangungan Jangka 
Panjang Daerah Kota 
Probolinggo 
Rencana 
Tata Ruang 
Kota 
Probolinggo 
Rencana 
Tata Ruang 
W ilayah 
Kabupaten 
Probolinggo
I | 
xvii 
Bab IV : 
Visi dan Misi Kota Probolinggo, yang memuat perumusan visi dan 
misi pembangunan Kota Probolinggo hingga tahun 2025. 
Bab V : 
Arah Kebijakan Pembangunan Jangka Panjang Daerah, yang 
memuat sasaran pokok dan arah kebijakan pembangunan jangka 
penjang daerah untuk masing-masing misi pada setiap tahapan 5 
(lima) tahunan, selama kurun waktu 20 tahun. 
Bab VI : Kaidah Pelaksanaan, dimana pada bab ini diuraikan langkah-langkah 
pelaksanaan visi dan misi serta arah kebijakan 
pembambanguan jangka panjang daerah yang telah disusun dalam 
dokumen RPJPD. 
1.5 Maksud dan Tujuan 
Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah Kota Probolinggo Tahun 
2005 – 2025 sebagai dokumen perencanaan pembangunan untuk jangka waktu 20 
(dua puluh) tahun dimaksudkan unttuk memberikan arahan sekaligus menjadi acuan 
bagi seluruh komponen pemerintah, dunia usaha swasta dan masyarakat dalam 
mewujudkan cita-cita dan tujuan pembangunan daerah Kota Probolinggo dalam 
rangka meningkatkan derajat kesejahteraan masyarakat. RPJPD Kota Probolinggo 
disusun sebagai pedoman penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Menengah 
Daerah (RPJMD) dan Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) sebagai Rencana 
Pembangunan Tahunan Daerah. 
Tujuan penyusunan RPJPD Kota Probolinggo adalah untuk : 
1. Menetapkan visi, misi dan arah pembangunan daerah Kota Probolinggo untuk 
waktu 20 tahun sampai dengan tahun 2025, dalam rangka peningkatan 
pertumbuhan dan pengembangan pembangunan daerah guna meningkatkan 
derajat kesejahteraan masyarakat Kota Probolinggo. 
2. Mewujudkan perencanaan pembangunan daerah yang sinergis dan terpadu 
antara perencanaan pembangunan Nasional, Provinsi Jawa Timur, Kabupaten 
Probolinggo dan Kota Probolinggo.
I | 
xviii 
3. Memberikan kontribusi yang cukup berarti bagi upaya mewujudkan visi dan misi 
pembangunan nasional serta Millenium Development Goals.
I I | 1 
BAB II 
GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH 
2.1 Aspek Geografis dan Demografi Kota Probolinggo 
2.1.1 Aspek Geografis 
Letak Kota Probolinggo berada pada 7º 43’ 41” sampai dengan 7º 49’ 04” 
Lintang Selatan dan 113º 10’ sampai dengan 113º 15’ Bujur Timur dengan luas 
wilayah 56,667 Km². Disamping itu Kota Probolinggo merupakan daerah transit 
yang menghubungkan kota-kota (sebelah timur Kota) : Banyuwangi, Jember, 
Bondowoso, Situbondo, Lumajang, dengan kota-kota (sebelah barat Kota) : 
Pasuruan, Malang, Surabaya. 
Adapun batas wilayah administrasi Kota Probolinggo meliputi : 
 Sebelah Utara : Selat Madura 
 Sebelah Timur : Kecamatan Dringu Kabupaten Probolinggo 
 Sebelah Selatan : Kecamatan Leces, Wonomerto, dan Sumberasih 
Kabupaten Probolinggo 
 Sebelah Barat : Kecamatan Sumberasih Kabupaten Probolinggo 
Gambar 2.1
I I | 2 
Peta Kota Probolinggo 
Secara administrasi Pemerintahan Kota Probolinggo terdiri dari 5 kecamatan 
yaitu Kecamatan Mayangan dengan 5 Kelurahan, Kecamatan Kanigaran dengan 
6 Kelurahan, Kecamatan Kedopok dengan 6 Kelurahan, Kecamatan Wonoasih 
dengan 6 Kelurahan dan Kecamatan Kademangan dengan 6 Kelurahan 
(Peraturan Daerah Kota Probolinggo Nomor 20 Tahun 2006 tentang Penataan dan 
Pengembangan Kelembagaan Kecamatan). Pembagian Wilayah Administrasi 
Kota Probolinggo terlihat pada tabel dibawah ini. 
Tabel 2.1 
Pembagian Wilayah Administrasi Kota Probolinggo 
Nama Kecamatan Jml Kelurahan Jumlah RW Jumlah RT 
Kademangan 6 31 171 
Kedopok 6 35 143 
Wonoasih 6 39 182 
Mayangan 5 42 257 
Kanigaran 6 51 251 
Jumlah Total 29 198 1004
I I | 3 
Sumber : BPS Kota Probolinggo 
Sumber : BPS Kota Probolinggo 
Sumber : BPS Kota Probolinggo
I I | 4 
Sumber : BPS Kota Probolinggo 
Kota Probolinggo mempunyai perubahan iklim sebanyak 2 musim setiap 
tahunnya, yaitu musim penghujan dan musim kemarau. Pada tahun-tahun lalu 
musim penghujan terjadi pada bulan Januari sampai dengan Juli dan Nopember 
sampai dengan Desember, sedangkan musim kemarau terjadi pada bulan 
Agustus sampai bulan Oktober. Jumlah curah hujan pada tahun 2009 dari hasil 
pemantauan pada 4 stasiun pengamatan hujan yang ada di Kota Probolinggo, rata 
– rata tercatat sebesar 955 mm dan hari hujan sebanyak 64 hari. Apabila 
dibandingkan dengan rata-rata curah hujan tahun 2009 sebesar 932 mm dengan 
75 hari hujan, maka kondisi tahun 2010 lebih basah dibandingkan tahun 2009. 
Ada banyak terjadi fenomena perubahan iklim di tahun 2010, datangnya 
musim hujan tidak lagi memungkinkan diperkirakan dengan pengetahuan lokal. 
Curah hujan naik pada periode Nopember sampai bulan Maret. Kenaikan sampai 
dengan 50mm. Musim kemarau yang biasanya terjadi pada bulan Agustus sampai 
dengan bulan Oktober, pada tahun 2010 musim kemarau lebih panjang yang 
dimulai pada bulan April dengan intensitas curah hujan menurun sampai dengan 
September. 
Curah hujan terlebat terjadi pada bulan Januari sebesar 336 mm, 
sedangkan hari hujan terlama terjadi pada bulan Januari dengan 21 hari hujan. 
Musim kering yang terjadi pada bulan Agustus sampai dengan Oktober di Kota 
Probolinggo berpengaruh terjadinya angin kering yang bertiup cukup kencang dari 
arah tenggara ke barat laut, yang populer dengan sebutan ”Angin Gending”
I I | 5 
Secara umum, kondisi dan struktur tanah Kota Probolinggo cukup produktif 
untuk berbagai jenis tanaman. Hal ini banyak dipengaruhi oleh pengairan yang 
cukup, sehingga memungkinkan pengembangan lahan sawah untuk tanaman 
pangan maupun hortikultura, khususnya bawang merah yang merupakan komoditi 
unggulan. Akan tetapi ada beberapa dampak perubahan iklim yang terjadi di Kota 
Probolinggo dan perubahan pola hujan menyebabkan pergeseran dalam periode 
tanam, musim dan pola tanam, degredasi tanah dan penurunan ketersediaan air 
pada bulan Agustus sampai dengan bulan Oktober. Sumber data yang 
disampaikan diatas hasil dari pemantauan dan kerjasama antara Pemerintah 
Federal Jerman (GIZ) Perubahan Iklim (PAKLIM) dan Pemerintah Kota 
Probolinggo. 
Meskipun merupakan wilayah perkotaan, pola penggunaan tanah di Kota 
Probolinggo tahun 2010 ternyata masih terdapat lahan sawah seluas 1.866 
hektar, lahan bukan sawah seluas 3.801 hektar. Lahan bukan sawah terbagi atas 
lahan kering 3.702,28 hektar dan lahan lainnya (tambak dan mangrove) seluas 
98,72 hektar. Melihat potensi dan pemanfaatan wilayah demikian itu, banyak 
alternatif yang bisa dipilih untuk mengoptimalkan pemanfaatan dan 
pemberdayaan potensi daerah kota, guna mewujudkan kesejahteraan masyarakat 
Kota Probolinggo melalui percepatan penanggulangan kemiskinan dan 
pengangguran berbasis investasi produktif dan berkesinambungan 
2.1.2 Aspek Demografi 
Pertumbuhan penduduk adalah perubahan populasi sewaktu-waktu dan 
dapat dihitung sebagai perubahan dalam jumlah individu dalam sebuah populasi 
menggunakan "per waktu unit" untuk pengukuran. Pertumbuhan penduduk yang 
makin cepat, mendorong pertumbuhan aspek-aspek kehidupan yang meliputi 
aspek sosial, ekonomi, politik, kebudayaan, dan sebagainya. Perkembangan 
pendudukan di Kota Probolinggo selama ini menunjukkan peningkatan, dapat 
dilihat dari jumlah penduduk pada tahun 2010 sebanyak 217.349 jiwa menjadi 
sebanyak 218.061 jiwa pada tahun 2011, sehingga Laju Pertumbuhan Penduduk 
(LPP) Kota Probolinggo pada tahun 2011 mencapai 0,33%. 
Pertumbuhan penduduk ini selain dikarenakan adanya fertilitas yang 
cukup tinggi (pertumbuhan penduduk alami), juga disebabkan adanya
I I | 6 
pertumbuhan penduduk migrasi, dimana terdapat migrasi masuk yang lebih besar 
daripada migrasi keluar (migrasi neto positif) atau dengan kata lain penduduk yang 
datang lebih banyak dibandingkan dengan penduduk yang keluar Kota 
Probolinggo. Jumlah penduduk tersebut mendiami wilayah seluas 56,667 km2 
sehingga rata-rata kepadatan penduduk pada tahun 2011 adalah 38,48 jiwa per 
km2. Adapun rincian jumlah dan komposisi penduduk Kota Probolinggo dapat 
diuraikan pada tabel berikut. 
Tabel 2.2 
Jumlah dan Komposisi Penduduk Kota Probolinggo Tahun 
2010-2011 
No Uraian 2010 2011 2012 Peningkatan/ 
Penurunan 
1 Jumlah Penduduk (jiwa) 217,349 218,061 219.139 0.49% 
2 Rata-rata Kepadatan Penduduk 
(km2) 
3,836 3,848 3,867 0,49% 
3 Laju Pertumbuhan Penduduk (%) -0,77 0.33 0,49 0,16% 
4 Komposisi Penduduk, menurut: 
a. Jenis Kelamin 
- Pria 108,026 108,321 108,810 0,45% 
- Perempuan 109,323 109,740 110,329 0,53% 
b. Angkatan Kerja 
- Jumlah Tenaga Kerja 108,239 110,316 113.966 3,20% 
- Jumlah Tenaga Kerja 
yang Bekerja 
88.181 90.702 94.625 4,15% 
- Jumlah pengangguran 20,058 19,614 19.341 -1,41% 
- Tingkat Pengangguran Terbuka 6,85 4,66 5,12 89,84% 
c. Penduduk berdasarkan 
pendidikan terakhir 
- Tidak/belum pernah sekolah/ 
tidak/belum tamat SD 
49.109 49.447 60.811 18,69% 
- Tamat SD/MI/sederajat 62.948 63.178 55.516 -13,80% 
- Tamat SMP/MTs/sederajat 29.519 29.584 27.876 -6,13% 
- Tamat SLTA/sederajat 50.829 50.893 49.460 -2,90% 
- Perguruan Tinggi 13.742 13.767 15.248 9,71% 
Sumber: BPS Kota Probolinggo, 2011
I I | 7 
Grafik 2.1 
Pertumbuhan Penduduk Kota Probolinggo Tahun 2007-2012 
Sumber : BPS Kota Probolinggo 
Grafik 2.2 
Populasi Penduduk Kota Probolinggo Menurut Kelompok Umur Tahun 
2008-2012 
Sumber : Kota Probolinggo Dalam Angka (BPS) Tahun 2013 
2.2 Aspek Kesejahteraan Masyarakat 
Kondisi kesejahteraan masyarakat di Kota Probolinggo dapat dielaborasi 
kedalam tiga fokus utama, yakni fokus kesejahteraan dan pemerataan ekonomi, 
fokus kesejahteraan masyarakat serta fokus seni budaya dan olah raga. Identifikasi 
terhadap ke tiga fokus utama tersebut dapat diuraikan sebagai berikut:
I I | 8 
2.2.1 Fokus Kesejahteraan dan Pemerataan Ekonomi 
Metode yang biasa dipergunakan untuk mengetahui kondisi kesejahteraan 
dan pemerataan ekonomi di daerah adalah melalui pengukuran pencapaian 
indikator makro ekonomi. Komponen-komponen dari indikator makro ekonomi 
tersebut diantaranya adalah Produk Domistik Regional Bruto (PDRB), PDRB Per 
Kapita, Laju Pertumbuhan Ekonomi (LPE), dan Laju Inflasi. Indikator ekonomi 
makro untuk Kota Probolinggo dapat diuraikan sebagai berikut : 
1. Produk Domistik Regional Bruto (PDRB) 
Salah satu indikator untuk melihat gambaran pembangunan ekonomi daerah 
adalah dengan menggunakan perhitungan Produk Domestik Regional Bruto 
(PDRB). Ditinjau dari segi pendapatan Kota Probolinggo, PDRB merupakan 
jumlah dari semua pendapatan yang timbul oleh karena ikut sertanya faktor 
produksi dalam proses produksi diwilayah Kota Probolinggo. Pada tahun 2006 
PDRB (Atas Dasar Harga Konstan Tahun 2000) Kota Probolinggo sebesar 
Rp.1,603 triliun dan meningkat menjadi Rp. 1,706 triliun pada tahun 2007. 
Sedangkan PDRB tahun 2008 sebesar Rp. 1.808 triliun dan meningkat menjadi 
Rp. 1,905 triliun pada tahun 2009 serta menjadi Rp. 2,032 triliun (angka 
sementara) pada tahun 2010. 
Untuk lebih jelasnya dapat disajikan dalam tabel dibawah ini : 
Tabel 2.3 
PDRB Kota Probolinggo Tahun 2006-2010 
Atas Dasar Harga Berlaku dan Harga Konstan Tahun 2000 
NO URAIAN TH 2008 TH 2009 TH 2010 TH 2011 * 2012** 
1 Atas Dasar 
Harga 
Berlaku 
1.1 PDRB (Juta 
Rupiah) 
3.792.923,65 4.230.400,82 4.767.748,72 5.290.802,42 5.865.792,68 
1.2 PDRB Perkapita 
(Rp) 
16.735.234,05 19.704.327,00 21.935.910,00 24.262..950,00 26.766.720,00 
2 Atas Dasar 
Harga Konstan 
2000 
2.1 PDRB (Juta 
Rupiah) 
1.808.452,67 1.905.226,66 2.021.826,54 2.154.960,07 2.301.193,44 
2.2 PDRB Perkapita 
(Rp.) 
7.979.300,79 8.759.622,53 9.302.210,00 9.882.370,00 10.500.780,00 
3 Laju
I I | 9 
Pertumbuhan 
Ekonomi 
6,02 5,35 6.06 6,58 6,85 
Keterangan : 
** Angka sementara tahun 2012 
Grafik 2.3 
PDRB Kota Probolinggo Tahun 2008-2012 
Sumber : BPS Tahun 2013 
2. PDRB Per Kapita 
Dari tabel 2.3 juga nampak bahwa PDRB per kapita Kota Probolinggo terus 
mengalami peningkatan yang cukup berarti. Apabila pada tahun 2007 baru 
mencapai Rp. 14.685.948,95, tahun 2008 meningkat menjadi Rp. 
16.735.234,05, pada tahun 2009 meningkat lagi menjadi Rp. 19.704.327,00 dan 
pada tahun 2010 menjadi sebesar Rp. 21.935.910,00. Selanjutnya pada dua 
tahun terakhir 2011 dan 2012 mengalami peningkatan menjadi Rp. 
24.262.950,00 dan Rp. 26.766.720,00. Dari data tersebut berarti PDRB per 
kapita penduduk Kota 
Probolinggo dalam kurun waktu 5 tahun terakhir meningkat sebesar 34,19 %. 
3. Laju Pertumbuhan Ekonomi 
Dari data yang ada pada tabel 2.3 juga dapat dijelaskan bahwa laju 
pertumbuhan ekonomi Kota Probolinggo dengan memperhatikan tampilan tabel
I I | 10 
2.3 juga dapat dicatat adanya peningkatan yang sangat berarti. Apabila pada 
tahun 2006 mencapai 5,92% meningkat menjadi 6,39% pada tahun 2007. Pada 
tahun 2008 pertumbuhan ekonomi Kota Probolinggo 6,02%, tahun 2009 
menjadi 5,35 % dan tahun 2010 pertumbuhan ekonimi tercapai sebesar 6,06 
%. 
Grafik 2.4 
Pertumbuhan Ekonomi Kota Probolinggo Tahun 2008-2012 
Sumber : BPS Tahun 2010 
4. Laju Inflasi 
Gambaran mengenai laju inflasi PDRB yang terjadi di Kota Probolinggo 
dapat dijelaskan bahwa dari kurun waktu tahun 2006 sampai tahun 2010, inflasi 
tertinggi terjadi pada tahun 2008 yakni sebesar 10,89 % dan tingkat inflasi terendah 
terjadi pada tahun 2009 yakni sebesar 3,55%. Apabila tingkat inflasi masih berada 
di bawah 10% per tahun maka masih digolongkan sebagai inflasi ringan. 
Berdasarkan kelompok sektor, pada tahun 20O8 inflasi tertinggi terjadi pada sektor 
makanan jadi, rokok dan tembakau yang mencapai sebesar
I I | 
11 
19,35%, sedangkan tingkat inflasi terendah terjadi pada sektor pendidikan, rekreasi 
dan olah raga yakni sebesar 6,44 %. 
2.2.2 Fokus Kesejahteraan Masyarakat 
Pembangunan manusia sebagai insan dan sumberdaya pembangunan 
merupakan stu kesatuan yang tidak terpisahkan, dilakukan terhadap seluruh siklus 
hidup manusia. Upaya tersebut dilandasi oleh pertimbangan bahwa pembangunan 
manusia yang baik merupakan kunci bagi tercapainya kesejahteraan masyarakat 
dan kemakmuran bangsa. 
Untuk memberikan gambaran tentang keberhasilan pembangunan kesejahteraan 
masyarakat antara lain dapat diketahui dari indikator sebagai berikut : 
1. Indeks Pembangunan Manusia (IPM) 
Peningkatan kualitas sumber daya manusia ditandai oleh semakin 
meningkatnya capaian Indeks Pembangunan Manusia (IPM) yang dapat dilihat 
dari tiga bidang utama, yakni pendidikan, kesehatan dan daya beli masyarakat. 
IPM Kota Probolinggo tingkat capaiannya dapat digambarkan sebagai berikut : 
Grafik 2.5 
Indeks Pembangunan Manusia Kota Probolinggo Tahun 2008-2012
I I | 
12 
Sumber : BPS Kota Probolinggo Tahun 2010 
Dukungan terhadap capaian Indeks Pembangunan Manusia Kota Probolinggo 
tersebut antara lain berasal dari : 
 Angka Melek Huruf 
Data Angka Melek Huruf di Kota Probolinggo dari tahun 2006 sampai 
dengan tahun 2010 menunjukkan tren yang terus meningkat. Ini 
menunjukkan bahwa kontribusi Angka Melek Huruf terhadap Indeks 
Pembangunan Manusia Bidang Pendidikan cukup bermakna dari tahun ke 
tahun. Selanjutnya data tersebut dapat dilihat pada tabel berikut ini : 
Tabel 2.4 
Angka Melek Huruf Kota Probolinggo Tahun 2008-2012 
Tahun 2008 Tahun 2009 Tahun 2010 Tahun 2011 Tahun 2012 
90,78 % 91,28 % 92,49 % 92,50 % 93,35% 
 Rata-Rata Lama Sekolah 
Indikator bidang pendidikan dalam kerangka Indeks Pembangunan Manusia 
selanjutnya adalah Rata-Rata Lama Sekolah. Terjadi kecenderungan tren 
yang terus meningkat dari tahun ke tahun rata-rata lama sekolah di Kota 
Probolinggo. Kondisi demikian ini dapat dilihat pada tabel berikut ini :
I I | 
13 
Tabel 2.5 
Rata-Rata Lama Sekolah di Kota Probolinggo Tahun 2007-2012 
Tahun 2007 Tahun 2008 Tahun 2009 Tahun 2010 Tahun 2011 
8,29 8,29 8,35 8,52 8,53 
 Angka Harapan Hidup 
Berdaskan kecenderungan yang ada, angka harapan hidup manusia terus 
mengalami peningkatan. Demikian pula angka harapan hidup masyarakat di 
Kota Probolinggo yang mengalami peningkatan dari tahun 2006 sampai 
dengan tahun 2010. Peningkatan tersebut nampak pada tabel berikut ini : 
Tabel 2.6 
Angka Harapan Hidup Masyarakat di Kota Probolinggo 
Tahun 2007-2011 
Tahun 2009 Tahun 2010 Tahun 2011 Tahun 2012 
Tidak Terdata 70,12 70,52 70,52 
2. Kondisi Ketenagakerjaan 
Indikator lain yang juga dapat dipergunakan untuk menggambarkan tingkat 
kesejahteraan masyarakat adalah laju pertumbuhan angkatan kerja yang terserap 
pada lapangan pekerjaan yang tersedia. Kondisi tenaga kerja di Kota Probolinggo 
tahun 2010 meliputi angkatan kerja sebanyak 108.239 orang. Jumlah lowongan 
kerja sejumlah 3.561 buah dengan pencari kerja tahun 2010 yang terdaftar 
sebanyak 3.493 orang, berhasil ditempatkan 2.228 orang, sehingga jumlah pencari 
kerja yang masih terdaftar hingga akhir tahun 2010 sebanyak 14.836 orang. 
Kondisi ketenagakerjaan tahun 2007-2011 dapat digambarkan sebagai berikut : 
Grafik 2.6 
Kondisi Tenaga Kerja Kota Probolinggo Tahun 2007-2011
I I | 
14 
Sumber : Dinas Tenaga Kerja Kota Probolinggo 
Grafik 2.7 
Peluang Kerja Penduduk Kota Probolinggo Tahun 2007-2011 
Sumber : Dinas Tenaga Kerja Kota Probolinggo 
2.2.3 Fokus Seni Budaya dan Olah Raga 
Pembangunan seni dan budaya pada dasarnya ditujukan untuk 
melestarikan dan mengembangkan seni dan budaya daerah serta 
mempertahankan jati diri dan nilai-nilai budaya daerah ditengah-tengah semakin 
derasnya arus informasi dan pengaruh negatif budaya global. Pembangunan seni 
dan budaya di Kota Probolinggo diarahkan untuk memperkuat jati diri masyarakat 
seperti solidaritas sosial, rasa kekeluargaan, budaya berperilaku positif seperti 
kerja keras, gotong royong, penghargaan terhadap nilai budaya dan bahasa 
daerah. Dengan pengembangan seni dan budaya daerah diharapkan dapat 
dipertahankan dan terus digali kearifan lokal dalam kehidupan masyarakat. 
Aktivitas yang terus dijaga adalah keberadaan grup kesenian daerah, baik dari segi
I I | 
15 
jumlah grup kesenian yang sekarang ada sejumlah 50 grup maupun intensitas 
kegiatannya yang terus diberikan ruang dan kesempatan untuk berkembang. 
Strategi pembangunan pemuda selama ini dilakukan dengan cara: (1) 
membangun moral dan budi pekerti luhur, (2) membangun sarana dan prasarana 
fisik dan non fisik dengan mengedepankan kepentingan bangsa dan negara diatas 
kepentingan pribadi, kelompok dan golongan, (3) membangun sumber daya 
manusia dengan keteladanan, solidaritas, gotong royong, sopan santun, ramah 
tamah, saling menghormati, saling menghargai dan memelihara kepekaan sosial, 
(4) dan membangun semangat juang dan cinta tanah air. Wujud pembangunan 
generasi muda secara nyata adalah : (1) pemberdayaan pemuda untuk 
membangkitkan potensi pemuda untuk berperan serta dalam pembangunan, (2) 
pengembangan pemuda untuk menumbuhkembangkan potensi manajerial, 
kewirausahaan dan kepeloporan pemuda, dan (3) perlindungan pemuda dalam 
pengertian untuk menolong pemuda dalam menghadapi demoralisasi, degradasi, 
tindakan destruktif, regenerasi dan perlindungan hak dan kewajiban pemuda. 
Diharapkan di masa depan nanti akan lahir pemimpin-pemimpin bangsa dari 
generasi muda yang berwawasan kebangsaan dan cinta tanah air, memiliki sikap, 
intelektualitas dan perilaku luhur. 
Pembinaan olah raga selama ini siarahkan pada upaya pembinaan dan 
pengembangan keolahragaan. pengelolaan keolahragaan, penyelenggaraan 
pekan dan kejuaraan olahraga, pembangunan dan peningkatan prasarana dan 
sarana olahraga, pendidikan dan pelatihan keolahragaan, pendanaan 
keolahragaan, pengembangan kemitraan pemerintah daerah dengan masyarakat 
dalam pembangunan olahraga, peningkatan peranserta secara lintas bidang dan 
sektoral serta masyarakat, peningkatan kemampuan atlit, pelatih, dan pembina 
olahraga, peningkatan dan pembangunan prasarana dan sarana olah raga, dan 
pemberdayaan dan pemasyarakatan olahraga serta peningkatan kebugaran 
jasmani masyarakat. Meskipun hasilnya belum cukup menggembirakan, tetapi 
progres kearah peningkatan prestasi olah raga dapat diwujudkan. Kondisi ini 
didukung dengan terus berkembangnya klub olah raga di Kota Probolinggo yang 
sekarang berjumlah 59 klub olah raga (berkembang dari keadaan tahun 2008 
sejumlah 50 klub) dan jumlah gedung olah raga yang bertambah dari 4 gedung 
menjadi 7 gedung olah raga sekarang ini.
I I | 
16 
2.3 Aspek Pelayanan Umum 
Pelayanan umum pada hakekatnya merupakan implementasi pelayanan 
publik, yakni segala bentuk jasa pelayanan baik dalam bentuk pelayanan barang, 
pelayanan jasa maupun pelayanan administratif yang menjadi tanggung jawab 
pemerintah daerah dalam upaya pemenuhan kebutuhan masyarakat sesuai 
dengan ketentuan peraturan perundangan yang berlaku. 
Secara garis besar gambaran umum mengenai aspek pelayanan umum ini 
dapat dielaborasi dari 2 (dua) fokus layanan, yaitu fokus layanan urusan wajib dan 
fokus layanan urusan pilihan pemerintah daerah. 
2.3.1 Fokus Layanan Urusan Wajib 
Layanan urusan wajib Pemerintah Daerah sesuai ketentuan 
UndangUndang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah adalah 
terdiri atas 26 bidang, yaitu : 
1. Pendidikan 
Pembangunan bidang pendidikan mempunyai peran yang sangat strategis 
dalam ikut menentukan kualitas sumber daya manusiayang diharapkan yakni 
yang mampu melakukan inovasi, kreasi serta memiliki karakter dan budi pekerti 
yang luhur. Capaian kinerja pembangunan pendidikan antara lain dapat 
digambarkan sebagai berikut : 
Tabel 2.7 
Data Kinerja Layanan Pendidikan di Kota Probolinggo Tahun 2007-2011 
No Indikator 2007 2008 2009 2010 2011 2012 
Pendidikan Dasar : 
1 Angka Partisipasi Kasar (APK) 
SD/MI (%) 
123,92 115,54 114,35 114,70 111,31 110,13 
2 Angka Partisipasi 
Kasar (APK) 
SMP/MTs (%) 
104,76 103,08 106,49 120,17 138,00 116,63 
3 Rasio Ketersediaan Sekolah / 
Penduduk Usia Sekolah 
1 : 160 1 : 140 1 : 150 1 : 160 1 : 151 1:163 
4 Rasio Guru/Murid 1 : 31 1 : 31 1 : 30 1 : 30 1 : 16 1:15 
Pendidikan Menengah: 
1 Angka Partisipasi Kasar (APK) 
SM (%) 
117,58 118,04 118,84 119,84 122,19 126,19
I I | 
17 
2 Rasio Ketersediaan Sekolah / 
Penduduk Usia Sekolah 
1 : 231 1 : 216 1 : 212 1 : 196 1 : 193 1:269 
3 Rasio Guru/Murid 1 : 16 1 : 15 1 : 14 1 : 14 1 : 13 1:12 
Fasilitas Pendidikan : 
1 Gedung SD/MI dalam kondisi 
baik 
163 164 166 166 169 - 
2 Gedung SMP/MTs dan 
SMA/SMK/MA dalam kondisi 
baik 
91 96 102 100 105 - 
Angka Putus Sekolah : 
1 APS SD/MI (%) 0,19 0,20 0,16 0,05 0,10 0,07 
2 APS SMP/MTs (%) 2,03 0,40 0,75 0,77 0,25 0,18 
3 APS SMA/SMK/MA (%) 1,69 1,52 1,75 1,78 1,45 2,13 
Angka Kelulusan : 
1 AL SD/MI (%) 96,55 97,01 97,98 98,68 98,48 99,94% 
2 AL SMP/MTs (%) 93,93 94,93 95,04 96,04 98,79 99,77% 
3 AL SMA/SMK/MA (%) 95,55 96,95 97,01 98,01 98,97 96,80% 
Angka Melanjutkan : 
1 AM SD/MI ke SMP/MTs (%) 109,39 111,30 115,65 119,17 104,67 106,09 
2 AM SMP/MTs ke SMA/ 
SMK/MA (%) 
128,12 116,75 127,76 132,68 142,68 121,29 
Sumber : Data Pokok Pendidikan dan BPS 
2. Kesehatan 
Indikator kinerja yang dapat menunjukkan hasil capaian pembangunan kesehatan 
di Kota Probolinggo dapat digambarkan pada tabel berikut : 
Tabel 2.8 
Data kinerja layanan kesehatan di Kota Probolinggo Tahun 2009-2012 
No Indikator 2009 2010 2011 2012 
1 Rasio ketersediaan puskesmas, 
puskesmas pembantu dan poliklinik per 
satuan penduduk 
1:30.000 1:30.000 1:30.000 1:30.000 
2 Rasio rumah sakit per satuan penduduk 1TT:10.000 1TT:10.000 1TT:10.000 1TT:10.000 
3 Rasio dokter per satuan penduduk 1:3.333 1:3.333 1:3.333 1:3.333 
4 Cakupan pertolongan persalinan oleh 
Nakes 
87,61% 91,89% 96,32% 88.88% 
5 Cakupan kelurahan UCI 93,10% 72,41% 86,21% 80,66% 
6 Cakupan Balita gizi buruk mendapat 
perawatan 
52,82% 100% 100% 100% 
7 Cakupan penemuan dan penanganan 
penderita penyakit TBC BTA 
66,23% 90,04% 104,76% 88,24% 
8 Cakupan penemuan dan penanganan 
penderita penyakit DBD 
100% 100% 100% 100%
I I | 
18 
9 Cakupan pelayanan kesehatan rujukan 
pasien masyarakat miskin 
100% 3,03% 4,19% 0% 
10 Cakupan Puskesmas 6 6 6 6 
11 Cakupan Puskesmas Pembantu 20 20 21 21 
3. Pekerjaan Umum 
Indikator kinerja yang dapat menunjukkan hasil capaian pelaksanaan urusan 
pekerjaan umum di Kota Probolinggo dapat digambarkan pada tabel berikut : 
Tabel 2.9 
Data Kinerja Layanan Pekerjaan Umum di Kota Probolinggo 
Tahun 2007-2011 
No Indikator 2007 2008 2009 2010 2011 
1 Proporsi panjang jaringan 
jalan dalam kondisi baik (%) 
65,4 65,2 65,6 77,78 81,11 
2 Rasio jaringan irigasi (%) 57,4 57,9 58,2 58,5 63,0 
3 Panjang jalan dilalui roda 4 
(km) 
195 195 195 198,3 198,3 
4 Panjang jalan dalam kondisi 
baik (> 40 km/jam) 
127,53 127,14 127,92 145,95 144,36 
5 Panjang jalan yang memiliki 
trotoir dan drainase (min 
1,5 m) 
12,68 13,46 13,46 14,36 14,36 
6 Drainase dalam kondisi baik 
/ aliran air tidak tersumbat 
(km) 
99 99 102 105 107 
7 Pembangunan turap di jalan 
penghubung dan aliran 
sungai rawan longsor (%) 
50 52 54 60 62 
8 Luas irigasi dalam kondisi 
baik (Ha) 
2011 2011 1973 1973 1866 
4. Perumahan 
Capaian indikator kinerja pelaksanaan urusan perumahan rakyat di Kota 
Probolinggo dapat digambarkan sebagai berikut : 
Tabel 2.10 
Data Kinerja Layanan Perumahan Rakyat di Kota Probolinggo Tahun 
2007-2011
I I | 
19 
No Indikator 2007 2008 2009 2010 2011 2012 
1 Jumlah rumah tangga 
berakses air bersih (%) 
- 39,09 40,92 43,71 45 46,85 
2 Jumlah rumah tangga 
bersanitasi lingkungan (%) 
- 59,01 56,54 57,97 - 59 
3 Jumlah rumah tangga 
pengguna listrik (%) 
98,19 99,69 99,60 99,23 99,25 - 
5. Penataan Ruang 
Kondisi capaiann kinerja pelaksanaan urusan penataan ruang di Kota Probolinggo 
dapat dilihat berdasarkan indikator kinerja sebagai berikut : 
Tabel 2.11 
Data Kinerja Penataan Ruang di Kota Probolinggo Tahun 2007-2011 
No Indikator 2007 2008 2009 2010 2011 2012 
1 Rasio ruang terbuka hijau kota 
per satuan luas wilayah (%) 
- - 13,5 13,8 14 14 
2 Rasio jumlah bangunan yang 
memiliki IMB (%) 
- 311 314 352 404 388 
6. Perencanaan Pembangunan 
Kinerja perencanaan pembangunan daerah tingkat capaiannya dapat diukur dari 
indikator kinerja sebagai berikut : 
Tabel 2.12 
Data Kinerja Perencanaan Pembangunan di Kota Probolinggo Tahun 
2008-2012 
No Indikator 2008 2009 2010 2011 2012 
Ada Tdk Ada Tdk Ada Tdk Ada Tdk Ada Tdk 
1 Dokumen 
RPJPD yang 
ditetapkan 
dengan Perda 
V V V V V 
2 Dokumen 
RPJMD yang 
ditetapkan 
dengan Perda 
V V V V V
I I | 
20 
3 Dokumen 
Renstra 
SKPD yang ditetapkan 
dengan 
Keputusan Walikota 
V*) V V V V 
4 Dokumen RKPD yang 
ditetapkan dengan 
Peraturan Walikota 
V V V V V 
5 Dokumen Renja 
SKPD yang ditetapkan 
dengan 
Peraturan Walikota 
V*) V V V V 
*) Ditetapkan dengan Keputusan Kepala SKPD 
7. Perhubungan 
Kondisi capaian kinerja dalam pelaksanaan urusan perhubungan dapat 
digambarkan berdasarkan indikator kinerja sebagai berikut : 
Tabel 2.13 
Data Kinerja Layanan Perhubungan di Kota Probolinggo 
Tahun 2008-2012 
No Indikator 2008 2009 2010 2011 2012 
1 Jumlah ijin trayek perkotaan 215 215 215 215 215 
2 Jumlah uji kir angkutan umum 337 340 316 325 326 
3 Penumpang angkutan umum 
yang dapat dilayani (%) 
100 100 100 100 100 
4 Jumlah kepemilikan kir angkutan 
umum 
337 340 316 325 326 
5 Pemasangan rambu-rambu 40 221 
6 Biaya pengujian kelayakan 
angkutan perkotaan 
47.500 47.500 35.000 37.500 37.500 
7 Bongkar Muat barang 
di 
Pelabuhan Probolinggo (m3) : 
a. Bongkar 
b. Muat 
2013.047 
26.425 
214.961 
32.675 
189.837 
26.670 
218.351 
22.942 
186.741 
18.453 
8. Lingkungan Hidup 
Gambaran umum mengenai capaian kinerja terkait pelaksanaan urusan 
lingkungan hidup dapat dilihat dari indikator kinerja sebagai berikut : 
Tabel 2.14 
Data kinerja layanan lingkungan hidup di Kota Probolinggo 
Tahun 2007-2011
I I | 
21 
No Indikator 2008 2009 2010 2011 2012 
1 Jumlah Volume 
Sampah Yang Masuk 
TPA (Kg/Th) 
21.941.232 18.469.896 15.640.742 13.742.723 12.515.063 
4 Jumlah TPS per 
Satuan Penduduk 
1:3400 1:300 1:2900 1:2900 1:2100 
5 Penegakkan Hukum 
Lingkungan (kali) 
0 7 2 2 - 
6 Cakupan 
Pengawasan 
Terhadap Pelaksaan 
AMDAL (kali) 
0 11 5 5 - 
9. Pertanahan 
Kinerja pelaksanaan urusan pertanahan tingkat capaiannya dapat digambarkan 
melalui indikator kinerja sebagai berikut 
Tabel 2.15 
Data kinerja layanan pertanahan di Kota Probolinggo Tahun 2007-2011 
No Indikator 2007 2008 2009 2010 2011 
1 Persentase luas lahan 
bersertifikat 
1,7 % 0,8 % 1,6 % 1,6 % 1,1% 
2 Penyelesaian ijin lokasi - 19 38 34 49 
3 Penyelesaian kasus pertanahan 2 2 1 - 1 
10. Kependudukan dan Catatan Sipil 
Kinerja pelayanan administrasi kependudukan dan catatan sipil dapat 
digambarkan melalui capaian indikator kinerja sebagai berikut : 
Tabel 2.16 
Data Kinerja Layanan Administrasi Kependudukan dan Catatan Sipil 
di Kota Probolinggo Tahun 2009-2012 
No Indikator 2009 2010 2011 2012 
1 Rasio Penduduk ber KTP per Satuan 
Penduduk (%) 
94,42 95,69 96,07 92,82% 
2 Jumlah Layanan Akta Kelahiran 3.599 3.570 2.983 3.663 
3 Jumlah Kepemilikan KTP 153.227 153.246 156.762 156.556 
4 Jumlah Kepemilikan KK 80.682 61.009 60.429 61.371
I I | 
22 
11. Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak 
Gambaran umum kondisi daerah terkait dengan pelaksanaan urusan 
pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak tingkat capaian kinerjanya 
dapat diukur dari indikator kinerja sebagai berikut : 
Tabel 2.17 
Data kinerja urusan pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak di 
Kota Probolinggo Tahun 2007-2012 
No Indikator 2008 2009 2010 2011 2012 
1 Jumlah pekerja perempuan di 
lembaga pemerintahan 
2.001 2.187 2.415 2.464 2.410 
2 Persentase partisipasi 
perempuan di lembaga 
pemerintahan 
47,2 48,2 48,7 49,3 49,84 
3 Jumlah pekerja perermpuan di 
lembaga swasta 
2.150 2.187 2.228 2.521 - 
12.Keluarga Berencana dan Keluarga Sejahtera 
Gambaran umum kondisi daerah terkait dengan pelaksanaan urusan keluarga 
berencana dan keluarga sejahtera tingkat capaian kinerjanya dapat diukur dari 
indikator kinerja sebagai berikut : 
Tabel 2.18 
Data kinerja urusan keluarga berencana dan keluarga sejahtera di Kota 
Probolinggo Tahun 2008-2012 
No Indikator 2008 2009 2010 2011 2012 
1 Rata-rata jumlah anak 
per keluarga 
1 - 2 1 - 2 1 - 2 1 - 2 1 - 2 
2 Jumlah akseptor KB 1.272 6.531 9.866 11.533 10.160 
3 Jumlah Pasangan Usia Subur 
PUS 
- - 48.458 47.864 49.379 
3 Presentase akseptor 
KB Terhadap PUS 
- - 20,36% 24,10% 20,58% 
4 Persentase jumlah keluarga pra 
sejahtera-sejahtera 1 
18,73 18,71 17,92 17,33 -
I I | 
23 
13. Sosial 
Gambaran umum kondisi daerah terkait pelaksanaan pembangunan sosial 
tingkat capaian kinerjanya dapat diukur dari indikator kinerja sebagai berikut : 
Tabel 2.19 
Data kinerja urusan sosial di Kota Probolinggo Tahun 2007-2012 
No Indikator 2009 2010 2011 2012 
1 Jumlah penyandang masalah kesejahteraan 
sosial 
7.714 9.027 8.447 7.571 
2 Persentase jumlah PMKS yang dibina dan 
berhasil mandiri 
1,02 1,21 0,99 1,20 
3 PMKS yang memperoleh bantuan sosial 51 31 26 - 
4 Bantuan untuk veteran 100 70 70 - 
14. Ketenagakerjaan 
Tingkat capaian kinerja pelaksanaan urusan ketenagakerjaan di Kota 
Probolinggo dapat digambarkan berdasarkan indikator kinerja sebagai berikut: 
Tabel 2.20 
Data kinerja urusan ketenagakerjaan di Kota Probolinggo 
Tahun 2007-2011 
No Indikator 2008 2009 2010 2011 2012 
1 Penduduk usia kerja 138.576 140.091 143.983 146.060 152.532 
2 Angkatan kerja 105.060 106.575 108.239 110.316 113.966 
3 Kesempatan Kerja 84.986 85.953 88.181 90.702 94.625 
4 Penganggur terbuka 20.074 20.622 20.018 19.614 19.341 
6 Angka sengketa pengusaha-pekeja 
per tahun 
27 10 19 21 14 
15. Koperasi dan UKM 
Gambaran mengenai tingkat capaian kinerja urusan koperasi dan usaha kecil 
menengah salah satunya dapat dilihat dari indikator kinrtja sebagai berikut :
I I | 
24 
Tabel 2.21 
Data kinerja urusan koperasi dan usaha kecil menengah di 
Kota Probolinggo Tahun 2007-2011 
No Indikator 2007 2008 2009 2010 2011 2012 
1 Jumlah koperasi aktif 191 189 172 150 158 201 
2 Jumlah UKM non BPR/LKM 
UKM 
65 87 108 135 135 - 
3 Jumlah BPR/LKM 2 2 6 6 7 7 
4 Usaha Mikro dan Kecil 248 253 384 429 405 409 
16. Penanaman Modal 
Gambaran mengenai tingkat capaian kinerja urusan penenaman modal daerah 
di Kota Probolinggo antara lain dapat dilihat berdasarkan indikator kinerja 
sebagai berikut : 
Tabel 2.22 
Data kinerja urusan penanaman modal di Kota Probolinggo 
Tahun 2007-2011 
No Indikator 2008 2009 2010 2011 
1 Jumlah investor berskala 
nasional (Jumlah 
PMA/PMDN) 
19 19 20 20 
2 Jumlah nilai investasi 
PMA/PMDN 
84.300.000 10.225.629 240.176.752.890 424.584.382 
3 Daya serap tenaga kerja 12.822 10.409 10.959 9.089 
17.Kebudayaan 
Gambaran mengenai kinerja penyelenggaraan urusan kebudayaan dapat 
dijelaskan dengan melihat capaian indikator kinerja sebagai berikut : 
Tabel 2.23 
Data kinerja urusan kebudayaan di Kota Probolinggo Tahun 2007-2011 
No Indikator 2007 2008 2009 2010 2011 
1 Jumlah sarana seni dan budaya 1 1 1 1 1
I I | 
25 
2 Jumlah penyelenggaraan seni 
dan budaya 
1 1 1 2 2 
3 Jumlah benda, situs dan 
kawasan cagar budaya yang 
dilestarikan (unit) 
1 1 1 1 1 
18. Kepemudaan dan olah raga 
Gambaran mengenai kinerja penyelenggaraan urusan kepemudaan dan olah 
raga salah satunya dapat dilihat dari indikator jumlah organisasi pemuda dan 
olah raga, dengan rincian sebagai berikut : 
Tabel 2.24 
Data kinerja urusan kepemudaan dan olah raga di Kota Probolinggo 
Tahun 2008-2012 
No Indikator 2008 2009 2010 2011 2012 
1 Jumlah organisasi pemuda 12 14 10 10 9 
2 Jumlah organisasi olah raga 18 20 26 29 29 
3 Jumlah kegiatan kepemudaan 9 11 12 16 16 
4 Jumlah kegiatan olah raga 28 30 35 39 39 
5 Gelanggang/balai remaja 12 12 15 16 16 
6 Lapangan olah raga 8 10 10 12 12 
19. Kesatuan Bangsa dan Politik Dalam Negeri 
Gambaran kondisi daerah berkaitan dengan kinerja pelaksanaan urusan 
kesatuan bangsa dan politik dalam negeri dapat dijelaskan berdasarkan 
indikator kinerja sebagai berikut : 
Tabel 2.25 
Data kinerja urusan kesatuan bangsa dan politik dalam negeri 
di Kota Probolinggo Tahun 2008-2012 
No Indikator 2008 2009 2010 2011 2012 
1 Kegiatan pembinaan terhadap 
LSM, Ormas dan OKP (kali) 
2 2 2 2 2 
2 Kegiatan pembinaan 
politik daerah 
3 3 3 3 3 
20.Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum, Administrasi Keuangan Daerah, 
Perangkat Daerah, Kepegawaian dan Persandian
I I | 
26 
Gambaran keadaan tingkat capaian kinerja pelaksanaan urusan otonomi 
daerah, pemerintahan umum, administrasi keuangan, perangkat daerah, 
kepegawaian dan persandian dapat dijelaskan melalui indikator kinerja sebagai 
berikut : 
Tabel 2.26 
Data kinerja urusan otonomi daerah, pemerintahan umum, administrasi 
keuangan daerah, perangkat daerah, kepegawaian dan persandian 
di Kota Probolinggo Tahun 2008-2012 
No Indikator 2008 2009 2010 2011 2012 
1 Rasio jumlah Polisi Pamong Praja 
per 10.000 penduduk 
5 5 5 5 5 
2 Rasio jumlah linmas per 10.000 
penduduk 
1:437 1:437 1:437 1:437 1:437 
3 Jumlah Pos Siskamling 507 549 592 619 
4 Persentase penyelesaian 
penegakan K3 
81 85 90 95 
5 Survey Indeks Kepuasan 
Masyarakat (ada/tidak ada) 
Ada Ada ada Ada Ada 
6 Sistem informasi 
pelayanan 
perijinan (ada/tidak ada) 
Ada Ada ada Ada Ada 
7 Cakupan pelayanan 
bencana kebakaran 
66 64 62 79 
21. Ketahanan Pangan 
Gambaran umum kinerja pelaksanaan urusan ketahanan pangan salah satunya 
dapat dilihat tingkat capaiannya berdasarkan indikator kinerja sebagai berikut : 
Tabel 2.27 
Data kinerja urusan ketahanan pangan di Kota Probolinggo 
Tahun 2007-2011 
No Indikator 2007 2008 2009 2010 2011 
1 Ketersediaan pangan 
utama (beras/ton) 
7.098,69 6.078,41 5.872,25 6.073,19 6.206,59 
2 Ketersediaan pangan 
utama (jagung/ton) 
5.367,34 12.883,90 15.511,10 14.098,40 11.888,20
I I | 
27 
22.Pemberdayaan Masyarakat dan Desa 
Gambaran umum kinerja pelaksanaan urusan pemberdayaan masyarakat dan 
desa salah satunya dapat dilihat tingkat capaiannya berdasarkan indikator 
kinerja sebagai berikut : 
Tabel 2.28 
Data kinerja urusan pemberdayaan masyarakat dan desa di Kota 
Probolinggo Tahun 2007-2011 
No Indikator 2008 2009 2010 2011 2012 
1 Jumlah kelompok binaan LPM 29 29 29 29 29 
2 Jumlah kelompok binaan PKK 34 34 34 34 34 
3 Jumlah PKK aktif 34 34 34 34 34 
4 Jumlah Posyandu aktif 215 216 216 217 217 
5 Jumlah LSM aktif 72 74 34 37 45 
23. Statistik 
Gambaran umum kinerja pelaksanaan urusan statistik salah satunya dapat dilihat 
tingkat capaiannya berdasarkan indikator kinerja sebagai berikut : 
Tabel 2.29 
Data kinerja urusan statistik daerah di Kota Probolinggo 
Tahun 2008-2012 
No Indikator 2008 2009 2010 2011 2012 
1 Ketersediaan dokumen PDRB Ada ada ada Ada Ada 
2 Ketersediaan dokumen IPM Ada ada ada Ada Ada 
3 Ketersediaan dokumen 
Kota Probolinggo dalam 
angka 
Ada ada ada Ada Ada 
4 Ketersediaan dokumen 
monografi daerah 
Ada ada ada Ada Ada 
5 Ketersediaan dokumen Indeks 
Gini Ratio 
tdk ada tdk ada tdk ada tdk ada tdk ada 
6 Ketersediaan dokumen IKM ada ada ada ada ada 
7 Ketersediaan dokumen IHK ada ada ada Ada Ada 
24. Kearsipan
I I | 
28 
Gambaran kondisi daerah terkait dengan kinerja pelaksanaan urusan kearsipan 
daerah dapat dijelaskan berdasar indikator kinerja sebagai berikut : 
Tabel 2.30 
Data kinerja urusan kearsipan daerah di Kota Probolinggo Tahun 
2008-2012 
No Indikator 2008 2009 2010 2011 2012 
1 Jumlah SKPD yang telah menerapkan 
pengelolaan arsip secara baku 
35 35 35 35 35 
2 Jumlah pengelola arsip yang 
telah 
melakukan pelatihan 
- 2 4 6 - 
25. Komunikasi dan Informatika 
Gambaran kondisi daerah berkaitan dengan kinerja pelaksanaan urusan 
kearsipan daerah dapat dijelaskan berdasarkan indikator kinerja sebagai berikut: 
Tabel 2.31 
Data kinerja urusan komunikasi dan informatika di Kota Probolinggo 
Tahun 2007-2011 
No Indikator 2008 2009 2010 2011 2012 
1 Jumlah SKPD yang memiliki 
akses internet 
31 35 39 39 39 
2 Jumlah media yang digunakan 
untuk penyebaran informasi 
8 7 10 11 11 
3 Jumlah titik hotspot yang 
difasilitasi Pemda 
- - - - 2 
26. Perpustakaan 
Gambaran kondisi daerah berkaitan dengan kinerja pelaksanaan urusan 
perpustakaan daerah dapat dijelaskan berdasarkan indikator kinerja sebagai 
berikut :
I I | 
29 
Tabel 2.32 
Data kinerja urusan perpustakaan di Kota ProbolinggoTahun 2008-2012 
No Indikator 2008 2009 2010 2011 2012 
1 Jumlah perpustakaan milik 
Pemda 
1 1 1 1 1 
2 Taman baca 1 1 1 1 1 
3 Jumlah pengunjung 
perpustakaan per tahun 
49.644 40.778 28.933 27.694 - 
4 Koleksi buku yang tersedia di 
perpustakaan daerah 
30.631 34.876 38.730 42.460 - 
2.3.2 Fokus Layanan Urusan Pilihan 
Layanan urusan pilihan Pemerintah Daerah sesuai ketentuan 
UndangUndang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah adalah 
terdiri atas 8 (delapan) urusan. Dari jumlah urusan tersebut, yang secara intensif 
dapat dilaksanakan di Kota Probolinggo adalah : 
1. Pertanian 
Gambaran umum mengenai kinerja pelaksanaan urusan pertanian dapat 
dijelaskan berdasarkan capaian indikator kinerja sebagai berikut : 
Tabel 2.33 
Data kinerja urusan pertanian di Kota Probolinggo Tahun 2008-2012 
No Indikator 2008 2009 2010 2011 2012 
1 Produktivitas padi (ton/ha) 5,61 6,40 6,50 5,58 5,79 
2 Produktivitas palawija (ton/ha) 6,50 6,90 6,37 7,10 7,66 
3 Persentase kontribusi sektor pertanian 
terhadap PDRB (ADH Berlaku) 
9,06 8,88 7,77 6,75 6,36 
4 Persentase kontribusi sektor pertanian 
terhadap PDRB (ADH Konstan) 
-1,08 1,12 -7,23 -5,16 -2,40 
2. Pariwisata
I I | 
30 
Gambaran umum mengenai kinerja pelaksanaan urusan pariwisata di Kota 
Probolinggo dapat dijelaskan berdasarkan capaian indikator kinerja sebagai 
berikut : 
Tabel 2.34 
Data kinerja urusan pariwisata di Kota Probolinggo Tahun 2008-2012 
No Indikator 2008 2009 2010 2011 2012 
1 Jumlah kunjungan wisata 178.180 187.539 206.444 293.290 767.717 
2 Kontribusi sektor jasa hiburan dan 
rekreasi terhadap PDRB 
5,45 4,03 5,92 9,69 7,20 
3. Kelautan dan Perikanan 
Gambaran umum mengenai kinerja pelaksanaan urusan Kelautan dan 
Perikanan di Kota Probolinggo dapat dijelaskan berdasarkan capaian indikator 
kinerja sebagai berikut : 
Tabel 2.35 
Data Kinerja Urusan Kelautan dan Perikanan di Kota Probolinggo 
Tahun 2007-2011 
No Indikator 2009 2010 2011 2012 
1 Produksi perikanan tangkap (ton) 43.040,8 36.234 18.372,2 10.222,90 
2 Produksi perikanan budidaya (ton) 617,9 934,58 1.219,4 760,78 
3 Tingkat konsumsi ikan (kg/kapita/tahun) - 31,509 36,236 - 
4 Cakupan bina kelompok nelayan dan 
pembudidaya 
25 36 45 54 
4. Perdagangan 
Gambaran keadaan mengenai kinerja pelaksanaan urusan perdagangan di 
Kota Probolinggo dapat dijelaskan berdasarkan capaian indikator kinerja 
sebagai berikut : 
Tabel 2.36 
Data Kinerja Urusan Perdagangan di Kota Probolinggo Tahun 2008-2012 
No Indikator 2008 2009 2010 2011 2012
I I | 
31 
1 Nilai ekspor bersih perdagangan 
(dalam juta rupiah) 
105.941 78.812 70.34 90.297 65.381 
2 Kontribusi sektor perdagangan 
terhadap PDRB (%) 
37,46 38,13 39,74 41,01 42,24 
3 Cakupan bina 
kelompok 
pedagang/usaha informal 
648 680 710 654 - 
5. Perindustrian 
Gambaran keadaan mengenai kinerja pelaksanaan urusan perindustrian di 
Kota Probolinggo dapat dijelaskan berdasarkan capaian indikator kinerja 
sebagai berikut : 
Tabel 2.37 
Data kinerja urusan perindustrian di Kota Probolinggo Tahun 2007-2011 
No Indikator 2007 2008 2009 2010 2011 
1 Pertumbuhan jumlah industri 164 164 182 446 598 
2 Kontribusi sektor perindustrian 
terhadap PDRB 
16,23 14,78 14,11 13,64 13,50 
3 Kontribusi industri rumah tangga 
terhadap PDRB sektor industri 
83,41 84,75 84,51 83,55 82,89 
4 Cakupan bina 
kelompok 
pengrajin 
57,32 59,76 70,33 32,29 26,59 
6. Energi dan Sumberdaya Mineral 
Urusan energi dan sumberdaya mineral, secara khusus di Kota Probolinggo 
sebagaimana karakteristik kota pada umumnya, urusan ini kurang 
mendapatkan porsi sebagaimana wilayah perdesaan. Perhatian yang berkaitan 
dengan urusan sumberdaya mineral adalah ditekankan pada keberadaan 
sumberdaya air tanah di wilayah perkotaan. Dengan kebutuhan air yang terus 
meningkat maka akan mempengaruhi potensi jumlah air tanah yang terkandung 
di wilayah kota Probolinggo. Dengan kebutuhan air yang terus meningkat 
tersebut maka doperlukan suatu penanganan dan manajemen pengelolaan air 
tanah yang tepat agar tidak cepat habis dan mempercepat intrusi air laut ke 
daratan. Langkah yang diambil selama ini dalam rangka pengendalian jumlah
I I | 
32 
air tanah adalah dengan pengendalian ijin pengambilan dan pemanfaatan air 
tanah. 
2.4 Aspek Daya Saing Daerah 
Daya saing daerah merupakan salah satu aspek tujuan penyelenggaraan 
otonomi daerah sesuai dengan potensi, kekhasan dan unggulan daerah. Suatu 
daya saing merupakan salah satu faktor kunci keberhasilan pembangunan 
ekonomi yang berhubungan dengan tujuan pembangunan daerah dalam mencapai 
tingkat kesejahteraan yang tinggi dan berkelanjutan. 
2.4.1 Fokus Kemampuan Ekonomi Daerah 
Kemampuan ekonomi daerah dalam konteks daya saing daerah adalah 
bahwa kapasitas ekonomi daerah harus memiliki daya tarik bagi pelaku ekonomi 
yang telah ada dan yang akan masuk ke suatu daerah untuk menciptakan multiflier 
effect bagi peningkatan daya saing daerah. 
Kondisi daerah Kota Probolinggo terkait dengan kemampuan ekonomi daerah 
salah satunya dapat dilihat dari indikator : pengeluaran rata-rata konsumsi rumah 
tangga per kapita / angka konsumsi rata-rata rumah tangga per kapita sebulan 
(pangan dan non pangan) dan produktivitas total daerah. 
1. Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga Per Kapita 
Indikator pengeluaran rata-rata konsumsi rumah tangga per kapita dimaksudkan 
untuk mengetahui tingkat konsumsi rumah tangga yang menjelaskan seberapa 
atraktif tingkat pengeluaran rumah tangga. Semakin besar angka konsumsi rumah 
tangga semakin atraktif bagi peningkatan kemampuan ekonomi daerah 
Untuk kota Probolinggo, indikator pengeluaran rata-rata konsumsi rumah 
tangga tersebut pada tahun 2007 sampai dengan tahun 2011 adalah 
sebagaimana tergambar pada tabel berikut : 
Tabel 2.38
I I | 
33 
Angka Konsumsi Rata-Rata RT Per Kapita Per Bulan di 
Kota Probolinggo Tahun 2007 – 2011 
No Uraian 2007 2008 2009 2010 2011 
1 Pengeluaran konsumsi ratarata 
rumah tangga per kapita 
sebulan (pangan) 
329.615 507.514 517.689 586.502 578.748 
2 Pengeluaran konsumsi ratarata 
rumah tangga per kapita 
sebulan (non pangan) 
157.098 268.719 302.600 324.088 307.279 
3 Jumlah pengeluaran rumah 
tangga per kapita sebulan 
(pangan dan non pangan) 
486.713 776.229 820.289 910.590 886.027 
2. Produktivitas Total Daerah 
Produktivitas total daerah dapat menggambarkan seberapa besar tingkat 
produktivitas tiap sektor dalam rangka mendorong perekonomian suatu daerah. 
Sektor / lapangan usaha di Kota Probolinggo yang menunjang PDRB terdiri atas 
9 (sembilan) sektor/lapangan usaha, yaitu : pertanian, pertambangan dan 
penggalian, industri pengolahan, listrik, gas dan air bersih, konstruksi, 
perdagangan, hotel dan restoran, pengangkutan dan komunikasi, keuangan, 
sewa dan jasa perusahaan, serta jasa-jasa. Gambaran dari produktivitas total 
daerah di Kota Probolinggo tahun 2006 sampai dengan tahun 2010 adalah 
sebagaimana tergambar pada tabel 2.36 berikut ini : 
Tabel 2.39 
Produktivitas Total Daerah Per Sektor (ADH Berlaku) di Kota 
Probolinggo Pada Tahun 2007– 2012 (Dalam Jutaan Rupiah) 
No 
Sektor/ 
Lapangan Usaha 
2007 2008 2009 
(Rp) % (Rp) % 
(Rp) % 
PDRB 
1 Pertanian 317.154,68 9,69 344.001,49 9,07 375.496,96 8,88 
2 Pertambangan dan 
Penggalian 
43,49 0,02 46,84 0,02 48,87 0,00 
3 Industri Pengolahan 538.887,59 16,47 593.128,28 15,64 606.440,28 14,34 
4 Listrik, Gas dan Air 
Bersih 
58.986,55 1,80 61.960,31 1,63 45.607,26 1,08 
5 Konstruksi 10.584,25 0,32 13.594,60 0,36 41.209,12 0,97 
6 Perdagangan, Hotel dan 
Restoran 
1.264.763,16 38,65 1.526.159,60 40,24 1.732.097,46 40,94 
7 Pengangkutan dan 
Konstruksi 
602.562,48 18,41 687.465,74 18,12 641.368,12 15,16
I I | 
34 
8. Keuangan, Sewa 
& 
Jasa Perusahaan 
245.270,09 7,50 289.948,30 7,64 278.258,03 6,58 
9 Jasa-Jasa 290.002,21 8,86 337.284,02 8,89 509.874,72 12,05 
No Sektor/ 
Lapangan 
Usaha 
2010 2011 2012 
(Rp) % (Rp) % (Rp) % 
PDRB 
1 Pertanian 370.378,54 7,77 355.214,09 6,75 374.029,90 6,36 
2 Pertambangan dan 
Penggalian 
47,83 0,00 53,32 0,00 55,37 0,00 
3 Industri Pengolahan 655.549,23 13,75 700.548,18 13,61 750.674,37 12,76 
4 Listrik, Gas dan Air 
Bersih 
51.436,37 1,08 57.290,47 1,09 61.739,51 1,05 
5 Konstruksi 51.062,30 1,07 57.896,15 1,10 65.114,36 1,11 
6 Perdagangan, Hotel dan 
Restoran 
2.031.352,91 42,60 2.317.139,37 44,03 2.669.151,60 45,39 
7 Pengangkutan dan 
Konstruksi 
684.642,11 14,36 747.905,91 14,21 811.694,91 13,80 
8. Keuangan, Sewa 
& 
Jasa Perusahaan 
321.827,29 6,75 366.616,15 6,97 414.648,13 7,05 
9 Jasa-Jasa 601.703,45 12,62 659.709,05 12,54 733.883,47 12,48 
2.4.2 Fokus Fasilitas Wilayah/Infrastruktur 
Ketersediaan infrastruktur kota dalam konteks daya saing daerah adalah 
bahwa dengan semakin lengkapnya ketersediaan infrastruktur akan memiliki daya 
tarik bagi pelaku ekonomi yang telah ada dan yang akan masuk ke suatu daerah 
untuk menciptakan multiflier effect bagi peningkatan daya saing daerah. 
Kondisi daerah Kota Probolinggo terkait dengan kemampuan menyediakan 
infrastruktur kota salah satunya dapat dilihat dari indikator-indikator sebagai berikut 
: 
1. Ketersediaan Fasilitas Perhubungan 
Ketersediaan infrastruktur perhubungan sangat penting dalam rangka 
menunjang aspek daya saing daerah. Dengan adanya fasilitas tersebut maka 
arus distribusi barang dan orang serta jasa transportasi lainnya akan berjalan
I I | 
35 
lancar. Fasilitas perhubungan yang tersedia di Kota Probolinggo dalam rangka 
menunjang daya saing daerah tersebut adalah : 
Tabel 2.40 
Fasilitas Perhubungan di Kota Probolinggo Tahun 2012 
No Uraian Keterangan 
1 Fasilitas Perhubungan Darat 1. Terminal Bus Antar Kota Antar 
Provinsi Tipe B 
2. Terminal Kargo 
3. Stasiun Kereta Api 
2 Fasilitas Perhubungan Laut Dermaga Pelabuhan Tanjung Tembaga 
3 Jumlah orang melalui terminal/stasiun/ 
dermana per tahun 
± 480.000 orang 
2. Penataan Ruang Kota 
Penataan ruang kota yang memungkinkan tersedianya wilayah industri dan 
niaga akan berdampak pada upaya peningkatan daya saing daerah. Sesuai 
dengan struktur tata ruang kota Probolinggo, dari luas wilayah kota 56,667 Km². 
peruntukan kawasan kota dapat dijelaskan sebagai berikut : 
Tabel 2.41 
Data Peruntukan Lahan Kota Probolinggo Tahun 2012 
No Peruntukan Luas (Ha) Persentase 
1 Wilayah Permukiman 2.090,04 36,88 
2 Wilayah Perdagangan/Jasa 262,05 4,62 
3 Wilayah Industri 90,08 1,59 
4 Wilayah Produktif 2.690,36 47,48 
5 Wilayah Lainnya 534,17 9,43 
3. Fasilitas Bank dan Non Bank 
Ketersediaan fasilitas bank dan non bank sangat penting dalam 
rangkamenunjang aspek daya saing darah. Dengan adanya fasilitas tersebut 
maka segala urusan yang berkaitan dengan jasa dan lalu lintas keuangan 
dapat berjalan dengan lancar. Indikator ketersediaan fasilitas ini dapat dilihat 
dari jenis dan jumlah bank yang ada di Kota Probolinggo hingga saat ini. 
Menurut fungsinya, bank dibagi menjadi 2 (dua) bagian yaitu bank umum dan
I I | 
36 
bank perkreditan rakyat. Sedangkan menurut kegiatan usahanya, bank dibagi 
menjadi bank konvensional dan bank syariah. 
Tabel 2.42 
Jenis dan Jumlah Bank serta Cabangnya di Kota Probolinggo 
Tahun 2008 - 2012 
No Uraian Jumlah 
2008 2009 2010 2011 2012 
1 Bank Umum 17 19 21 23 23 
1.1 Konvensional - - - - - 
1.2 Syariah - - - - - 
2 BPR 4 5 5 6 6 
2.1 Konvesional - - - - - 
2.2 Syariah - - - - - 
4. Fasilitas Hotel dan Penginapan 
Ketersediaan fasilitas hotel dan penginapan sangat menunjang dalam 
pelaksanaan pembangunan perekonomian daerah. Apalagi posisi stratregis 
Kota Probolinggo yang menghubungkan Kota-Kota Lumajang, Jember, 
Bondowoso, Probolinggo dan Banyuwangi di sebelah Timur, dan Kota-Kota 
Pasuruan, Malang, Sidoarjo, Mojokerto dan Surabaya di sebelah Barat. 
Banyaknya fsilitas hotel dan penginapan menunjukkan perkembangan kegiatan 
perekonomian pada suatu daerah dan peluang-peluang yang ditimbulkannya. 
Tabel 2.43 
Jumlah Fasilitas Hotel dan Penginapan di Kota Probolinggo 
Tahun 2008 - 2012 
No Uraian Jumlah 
2008 2009 2010 2011 2012 
1 Hotel 10 10 10 12 12 
2 Penginapan - - - 4 4 
5. Fasilitas Restoran dan Rumah Makan
I I | 
37 
Ketersediaan restoran dan rumah makan di suatu daerah dapat mendorong dan 
memberi insentif bagi tumbuhnya daya tarik investasi di daerah tersebut. 
Banyaknya restoran dan rumah makan juga menunjukkan perkembangan 
perekonomian suatu daerah dan peluang-peluang yang ditimbulkannya. Bagi 
kehidupan kota, tumbuhnya usaha restoran dan rumah makan juga 
menunjukkan bahwa dinamika perekonimian kota sangat kondusif bagi upaya 
menunjang tumbuhnya daya saing daerah. 
Gambaran mengenai keadaan restoran dan rumah makan di Kota probolinggo 
dapat dilihat pada tabel berikut : 
Tabel 2.44 
Jumlah Fasilitas Restoran dan Rumah Makan di Kota Probolinggo Tahun 
2007 - 2011 
No Uraian Jumlah 
2007 2008 2009 2010 2011 
1 Jenis Usaha Restoran 3 4 4 5 5 
2 Jenis Usaha Rumah Makan 11 11 12 13 16 
6. Fasilitas Air Bersih dan Listrik 
Ketersediaan air bersih dan listrik bagi kehidupan warga masyarakat dan 
kegiatan usaha juga merupakan bentuk insentif bagi upaya pengembangan 
daya saing daerah. Gambaran mengenai ketersediaan air bersih di Kota 
Probolinggo dapat dijelaskan dengan indikator sebagai berikut : 
Tabel 2.45 
Cakupan Pelayanan Air Bersih dan Listrik di Kota Probolinggo 
Tahun 2007 - 2011 
No Uraian Jumlah 
2008 2009 2010 2011 2012 
1 Kapasitas air bersih yang dapat 
disediakan secara keseluruhan 
14.011 14.663 15.781 16.366 200.589 
2 Persentase rumah tangga yang 
menggunakan air bersih 
39,09% 40,92% 43,74% 44,96% 46,66% 
3 Persentase RT yang 
telah 
99,69% 99,6% 99,23% 99,25% -
I I | 
38 
mendapat aliran listrik 
2.4.3 Fokus Iklim Berinvestasi 
Investasi merupakan salah satu indikator penting dalam peningkatan 
kegiatan pembangunan perekonomian daerah. Investasi akan mendorong 
pertumbuhan ekonomi dan penciptaan lapangan kerja baru sehingga dapat 
diharapkan mampu mengurangi beban pengangguran dan menanggulangi 
masalah kemiskinan. 
Ada beberapa faktor yang diindikasikan mempunyai pengaruh yang sangat berarti 
bagi tumbuhnya iklim investasi daerah, seperti kondisi keamanan dan politik 
daerah, kemudahan pelayanan perijinan investasi, adanya peraturan daerah yang 
menunjang investasi daerah, adanya beban pajak dan retribusi daerah. 
Gambaran kondisi iklim berinvestasi di Kota Probolinggo dapat dijelaskan dengan 
menggunakan berbagai indikator sebagai berikut : 
1. Kondisi Keamanan dan Politik Dalam Negeri 
Masuknya investasi, baik itu Penanaman Modal Asing maupun Penanaman 
Modal Dalam Negeri ke suatu daerah, sangat tergantung dari kondisi keamanan 
dan politik dalam negeri. Stabilitas kondisi keamanan dan politik dalam negeri 
suatu daerah, adalah merupakan modal penting dalam menarik minat investasi. 
Data yang berkaitan dengan kondisi keamanan dan politik dalam negeri tersebut 
dapat ditunjukkan melalui tabel berikut ini : 
Tabel 2.46 
Data Kondisi Keamanan dan Politik Dalam Negeri di Kota Probolinggo 
Tahun 2007 - 2011 
No Uraian Jumlah 
2008 2009 2010 2011 2012 
1 Jumlah kasus-kasus 
kriminalitas yang terjadi 
328 293 312 265 336 
2 Angka kriminalitas 880 619 570 408 459 
3 Jumlah kegiatan demonstrasi 
dan unjuk rasa 
2 0 0 19 0 
4 Jumlah kasus mogok kerja 0 0 0 0 0
I I | 
39 
2. Kondisi Pelayanan Perijinan Investasi 
Investasi yang akan masuk ke suatu daerah juga sangat bergantung pada 
berbagai insentif yang diberikan, antara lain dalam bentuk kemudahan 
pelayanan perijinan investasi. Semakin banyak insentif yang diberikan akan 
mendorong minat investor dalam menanamkan modalnya, dan sebaliknya 
sulitnya pengurusan ijin investasi akan mengurangi minat investasi ke suatu 
daerah. 
Gambaran mengenai pelayanan perijinan investasi di Kota Probolinggo dapat 
terlihat pada tabel berikut ini : 
Tabel 2.47 
Data Pelayanan Perijinan Investasi di Kota Probolinggo 
Tahun 2007 - 2011 
No Uraian Jumlah 
2008 2009 2010 2011 2012 
1 Ijin Mendirikan Bangunan (IMB) 411 314 352 404 388 
2 Surat Keterangan Rencana Kota 269 280 323 338 72 
3 Persetujuan Prinsip / Ijin Lokasi 19 38 34 49 47 
4 Surat Ijin Usaha Perdagangan 
(SIUP) 
491 550 661 729 706 
5 Tanda Daftar Perusahaan (TDP) 484 511 640 794 745 
6 Ijin Usaha Industri (IUI) / Tanda 
Daftar Industri (TDI) 
8 4 0 1 5 
7 Tanda Daftar Gudang (TDG) 0 0 9 11 8 
8 Ijin Gangguan (HO) 252 205 167 155 234 
9 Ijin Usaha Jasa Konstruksi (IUJK) 464 447 357 392 278 
10 Ijin Usaha Pariwisata (IUP) 9 28 42 80 77 
11 Ijin Pemakaian Kekeayaan Daerah 83 36 29 42 92 
12 Ijin Penutupan Sebagian Badan 
Jalan 
29 25 29 2 0 
13 Ijin Penempatan Bedak 15 23 12 14 108 
14 Ijin Reklame 1.055 898 1.013 412 419 
15 Ijin Hiburan 150 125 108 96 76 
16 Ijin Usaha Perikanan 5 19 22 1 3 
17 Surat Penangkapan Ikan 4 24 24 19 8 
18 Surat Pengolahan Ikan - 1 - - - 
19 Ijin Pemakaman 410 207 352 196 318 
20 Ijin Undian Gratis Berhadiah 6 - - 1 2
I I | 
40 
21 Surat Ijin Pengambilan Air Bawah 
Tanah (SIPA) 
- 13 26 - 27 
3. Peraturan Daerah Penunjang Investasi 
Peraturan Daerah adalah merupakan sebuah instrumen kebijakan daerah yang 
bersifat formal. Melalui peraturan daerah dapat diketahui adanya insenti f 
ataupun disinsentif sebuah kebijakan di daerah terhadap aktivitas 
perekonomian. Peraturan daerah yang mendukung iklim investasi di daerah 
adalah peraturan daerah yang berkaitan dengan perijinan, lalu lintas barang 
dan jasa dan peraturan daerah tentang ketenagakerjaan. 
Gambaran mengenai adanya peraturan daerah yang mendukung iklim usaha di 
Kota Probolinggo dapat terlihat pada tabel berikut : 
Tabel 2.48 
Data Jumlah Perda Yang Mendukung Iklim Usaha di Kota Probolinggo 
Tahun 2007 - 2011 
No Tahun Klasifikasi Perda 
Terkait Perijinan Terkait Lalu Lintas 
Barang dan Jasa 
Terkait 
Ketenagakerjaan 
1 2007 Perda No.6 Thn. 2007 
tentang Retribusi 
Pergantian Cetak Peta 
- - 
2 2008 Perda No.9 Thn. 2008 
tentang Retribusi Izin 
Mendirikan Bangunan 
Perda No.3 Thn. 2008 
tentang Pengelolaan 
Barang Milik Daerah 
- 
3 2009 - - - 
4 2010 1. Perda No.9 Thn. 
2010 tentang Izin 
Hiburan 
2. Perda No.10 
Thn. 
2010 tentang Izin 
Reklame 
- -
I I | 
41 
5 2011 1. Perda No.3 Thn. 2011 
tentang Retribusi Jasa 
Umum 
2. Perda No.4 Thn. 2011 
tentang Retribusi Jasa 
Usaha 
3. Perda No.5 Thn. 2011 
tentang Retribusi 
Perizinan Tertentu 
4. Perda No.9 Thn. 2011 
tentang Perlindungan, 
Pemberdayaan Pasar 
Tradisional, dan 
Penataan Pasar 
Modern 
5. Perda No.10 Thn. 
2011 tentang 
Penyelenggaraan dan 
Retribusi 
Pengendalian Menara 
Telekomunikasi. 
- - 
6 2012 1. Perda No. 3 Thn 2012 
tentang Ijin Usaha 
Jasa Konstruksi 
2. Perda No. 6 Thn 2012 
tentang Perubahan 
Perda No. 4 Thn 2011 
tentang Retribusi Jasa 
Usaha 
Jumlah 11 1 0
I I | 1 
I 
BAB III 
ANALISIS ISU STRATEGIS 
3.1 Identifikasi Permasalahan Pembangunan Daerah 
Impelemtasi dari suatu rencana pembangunan daerah, biasanya 
menimbulkan adanya permasalahan yang disebabkan karena terjadi “gap 
expectation” antara kinerja nyata pembangunan yang dicapai pada saat ini 
dengan kinerja pembangunan yang direncanakan. Adanya gap ini juga 
terjadi karena adanya perbedaan antara target pembangunan yang ingin 
dicapai dimasa datang dengan kondisi riil daerah pada saat dokumen 
rencana pembangunan disusun. Permasalahan pembangunan daerah 
demikian ini harus diidentifikasi sehingga dapat dicari solusinya dalam 
rangka mewujudkan keberlanjutan pelaksanaan pembangunan daerah. 
Permasalahan pembangunan daerah padav umumnya timbul dari 
adanya potensi daerah sebagai faktor kekuatan yang belum dimanfaatkan 
secara optimal, kelemahan internal yang belum sepenuhnya dapat diatasi, 
peluang yang belum dapat dimanfaatkan secara optimal serta ancaman 
eksternal yang belum dapat diantisipasi dengan baik. Oleh karenanya 
dalam penyusunan RPJP Kota Probolinggo perlu diawali dengan identifikasi 
terhadap berbagai permasalahan pembangunan daerah yang dihadapi agar 
rencana pembangunan jangka penjang daerah yang akan disusun dapat 
mengatasi atau minimal mengeliminir masalah yang dihadapi tersebut 
dengan tingkat efektivitas yang tinggi. 
Pemetaan terhadap permasalahan pembangunan daerah dapat 
diuraikan berdasarkan permasalahan pembangunan pada 
penyelenggaraan urusan wajib pemerintah daerah dan urusan pilihan 
pemerintah daerah, sebagai berikut : 
3.1.1 Identifikasi Permasalahan Pembangunan Daerah Terkait Urusan 
Wajib
I I | 2 
Sebagaimana ketentuan Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 
2007, urusan wajib adalah urusan pemerintahan 
yang wajib 
I 
diselenggarakan oleh pemerintah daerah berkaitan dengan pelayanan 
dasar masyarakat. Permasalahan pembangunan yang terkait dengan 
urusan wajib ini secara garis besar dapat diidentifikasi sebagai berikut : 
1. Bidang Pendidikan 
Pembangunan pendidikan perlu terus mendapatkan prioritas 
penanganan dimana keberhasilannya antara lain dapat diukur dari 
indikator angka melek huruf, angka rata-rata lama sekolah, angka 
partisipasi kasar, pendidikan yang ditamatkan, angka partisipasi murni , 
rasio guru, cakupan pelayanan pendidikan, sarana dan prasarana 
pendidikan. Meskipun upaya perbaikan yang dilakukan dalam urusan 
pendidikan ini telah banyak terlihat hasilnya, dengan dukungan 
anggaran yang porsinya terus ditingkatkan, beberapa aspek 
permasalahan dalam jangka panjang tetap harus menjadi perhatian 
utama, yakni : 
• Masih belum teratasinya masalah anak putus sekolah terutama 
dijenjang pendidikan menengah kejuruan, angkanya masih 
tergolong tinggi tiap tahunnya. 
• Belum terpenuhinya standar mutu, kualitas dan kuantitas sarana 
dan prasarana pendidikan, hal ini ditunjukkan dengan masih belum 
terpenuhinya semua indikator standar pelayanan minimal pendidikan 
dasar. 
• Masih rendahnya tingkat kesadaran masyarakat akan pentingnya 
arti pendidikan bagi upaya mewujudkan sumber daya manusia yang 
berkualitas dan berdaya saing di masa depan.
RPJPD Kota Probolinggo
RPJPD Kota Probolinggo
RPJPD Kota Probolinggo
RPJPD Kota Probolinggo
RPJPD Kota Probolinggo
RPJPD Kota Probolinggo
RPJPD Kota Probolinggo
RPJPD Kota Probolinggo
RPJPD Kota Probolinggo
RPJPD Kota Probolinggo
RPJPD Kota Probolinggo
RPJPD Kota Probolinggo
RPJPD Kota Probolinggo
RPJPD Kota Probolinggo
RPJPD Kota Probolinggo
RPJPD Kota Probolinggo
RPJPD Kota Probolinggo
RPJPD Kota Probolinggo
RPJPD Kota Probolinggo
RPJPD Kota Probolinggo
RPJPD Kota Probolinggo
RPJPD Kota Probolinggo
RPJPD Kota Probolinggo
RPJPD Kota Probolinggo
RPJPD Kota Probolinggo
RPJPD Kota Probolinggo
RPJPD Kota Probolinggo
RPJPD Kota Probolinggo
RPJPD Kota Probolinggo
RPJPD Kota Probolinggo
RPJPD Kota Probolinggo
RPJPD Kota Probolinggo
RPJPD Kota Probolinggo
RPJPD Kota Probolinggo
RPJPD Kota Probolinggo
RPJPD Kota Probolinggo
RPJPD Kota Probolinggo
RPJPD Kota Probolinggo
RPJPD Kota Probolinggo
RPJPD Kota Probolinggo
RPJPD Kota Probolinggo
RPJPD Kota Probolinggo
RPJPD Kota Probolinggo
RPJPD Kota Probolinggo
RPJPD Kota Probolinggo
RPJPD Kota Probolinggo
RPJPD Kota Probolinggo
RPJPD Kota Probolinggo
RPJPD Kota Probolinggo
RPJPD Kota Probolinggo
RPJPD Kota Probolinggo
RPJPD Kota Probolinggo
RPJPD Kota Probolinggo

More Related Content

What's hot

Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Gorontalo
Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi GorontaloRencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Gorontalo
Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi GorontaloPenataan Ruang
 
Analisis dibutuhkan dalam pembuatan rdtr (permen atr no 16 tahun 2018)
Analisis dibutuhkan dalam pembuatan rdtr (permen atr no 16 tahun 2018)Analisis dibutuhkan dalam pembuatan rdtr (permen atr no 16 tahun 2018)
Analisis dibutuhkan dalam pembuatan rdtr (permen atr no 16 tahun 2018)bintang purba
 
RP2KPKP Kabupaten Manokwari
RP2KPKP Kabupaten ManokwariRP2KPKP Kabupaten Manokwari
RP2KPKP Kabupaten ManokwariAchrie Tekture
 
Pedoman teknis analisis aspek fisik dan lingkungan, ekonomi, serta sosial bud...
Pedoman teknis analisis aspek fisik dan lingkungan, ekonomi, serta sosial bud...Pedoman teknis analisis aspek fisik dan lingkungan, ekonomi, serta sosial bud...
Pedoman teknis analisis aspek fisik dan lingkungan, ekonomi, serta sosial bud...infosanitasi
 
Dokumen RTRW Kota Bandung Tahun 2011 - 2031
Dokumen RTRW Kota Bandung Tahun 2011 - 2031Dokumen RTRW Kota Bandung Tahun 2011 - 2031
Dokumen RTRW Kota Bandung Tahun 2011 - 2031joihot
 
Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi DKI Jakarta
Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi DKI JakartaRencana Tata Ruang Wilayah Provinsi DKI Jakarta
Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi DKI JakartaPenataan Ruang
 
Peraturan Menteri PU No. 63/PRT/1993 tentang Garis Sempadan Sungai, Daerah Ma...
Peraturan Menteri PU No. 63/PRT/1993 tentang Garis Sempadan Sungai, Daerah Ma...Peraturan Menteri PU No. 63/PRT/1993 tentang Garis Sempadan Sungai, Daerah Ma...
Peraturan Menteri PU No. 63/PRT/1993 tentang Garis Sempadan Sungai, Daerah Ma...infosanitasi
 
Rencana Tata Ruang Wilayah
Rencana Tata Ruang WilayahRencana Tata Ruang Wilayah
Rencana Tata Ruang Wilayahmanafhsb
 
Sni 03 1733-2004 v.2 tata cara perencanaan lingkungan perumahan di perkotaan
Sni 03 1733-2004 v.2 tata cara perencanaan lingkungan perumahan di perkotaanSni 03 1733-2004 v.2 tata cara perencanaan lingkungan perumahan di perkotaan
Sni 03 1733-2004 v.2 tata cara perencanaan lingkungan perumahan di perkotaanArdita Putri Usandy
 
Mekanisme dan Proses Perencanaan Pembangunan Daerah berdasarkan UU 25/2004
Mekanisme dan Proses Perencanaan Pembangunan Daerah  berdasarkan UU 25/2004Mekanisme dan Proses Perencanaan Pembangunan Daerah  berdasarkan UU 25/2004
Mekanisme dan Proses Perencanaan Pembangunan Daerah berdasarkan UU 25/2004Dadang Solihin
 
Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Jawa Timur
Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Jawa TimurRencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Jawa Timur
Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Jawa TimurPenataan Ruang
 
Permen pu20 tahun2007 tt pedoman teknis analisis aspek fisik dan lingkungan, ...
Permen pu20 tahun2007 tt pedoman teknis analisis aspek fisik dan lingkungan, ...Permen pu20 tahun2007 tt pedoman teknis analisis aspek fisik dan lingkungan, ...
Permen pu20 tahun2007 tt pedoman teknis analisis aspek fisik dan lingkungan, ...Deki Zulkarnain
 
Perencanaan Pembangunan dengan Aplikasi Data Spasial
Perencanaan Pembangunan dengan Aplikasi Data Spasial Perencanaan Pembangunan dengan Aplikasi Data Spasial
Perencanaan Pembangunan dengan Aplikasi Data Spasial Dadang Solihin
 
Analisis satuan kemampuan lahan
Analisis satuan kemampuan lahanAnalisis satuan kemampuan lahan
Analisis satuan kemampuan lahanSOFI ANI
 
Pedoman Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang dan Peraturan Zonasi Kabupaten/Kota
Pedoman Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang dan Peraturan Zonasi Kabupaten/KotaPedoman Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang dan Peraturan Zonasi Kabupaten/Kota
Pedoman Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang dan Peraturan Zonasi Kabupaten/KotaPenataan Ruang
 
Aplikasi teori von thunen dalam struktur ruang kota
Aplikasi teori von thunen dalam struktur ruang kotaAplikasi teori von thunen dalam struktur ruang kota
Aplikasi teori von thunen dalam struktur ruang kotaKhalid Adam
 

What's hot (20)

Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Gorontalo
Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi GorontaloRencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Gorontalo
Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Gorontalo
 
Analisis dibutuhkan dalam pembuatan rdtr (permen atr no 16 tahun 2018)
Analisis dibutuhkan dalam pembuatan rdtr (permen atr no 16 tahun 2018)Analisis dibutuhkan dalam pembuatan rdtr (permen atr no 16 tahun 2018)
Analisis dibutuhkan dalam pembuatan rdtr (permen atr no 16 tahun 2018)
 
RP2KPKP Kabupaten Manokwari
RP2KPKP Kabupaten ManokwariRP2KPKP Kabupaten Manokwari
RP2KPKP Kabupaten Manokwari
 
Pedoman teknis analisis aspek fisik dan lingkungan, ekonomi, serta sosial bud...
Pedoman teknis analisis aspek fisik dan lingkungan, ekonomi, serta sosial bud...Pedoman teknis analisis aspek fisik dan lingkungan, ekonomi, serta sosial bud...
Pedoman teknis analisis aspek fisik dan lingkungan, ekonomi, serta sosial bud...
 
Proyeksi penduduk
Proyeksi pendudukProyeksi penduduk
Proyeksi penduduk
 
Dokumen RTRW Kota Bandung Tahun 2011 - 2031
Dokumen RTRW Kota Bandung Tahun 2011 - 2031Dokumen RTRW Kota Bandung Tahun 2011 - 2031
Dokumen RTRW Kota Bandung Tahun 2011 - 2031
 
Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi DKI Jakarta
Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi DKI JakartaRencana Tata Ruang Wilayah Provinsi DKI Jakarta
Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi DKI Jakarta
 
Peraturan Menteri PU No. 63/PRT/1993 tentang Garis Sempadan Sungai, Daerah Ma...
Peraturan Menteri PU No. 63/PRT/1993 tentang Garis Sempadan Sungai, Daerah Ma...Peraturan Menteri PU No. 63/PRT/1993 tentang Garis Sempadan Sungai, Daerah Ma...
Peraturan Menteri PU No. 63/PRT/1993 tentang Garis Sempadan Sungai, Daerah Ma...
 
Rencana Tata Ruang Wilayah
Rencana Tata Ruang WilayahRencana Tata Ruang Wilayah
Rencana Tata Ruang Wilayah
 
Review RTRW kota semarang
Review RTRW kota semarangReview RTRW kota semarang
Review RTRW kota semarang
 
Sni 03 1733-2004 v.2 tata cara perencanaan lingkungan perumahan di perkotaan
Sni 03 1733-2004 v.2 tata cara perencanaan lingkungan perumahan di perkotaanSni 03 1733-2004 v.2 tata cara perencanaan lingkungan perumahan di perkotaan
Sni 03 1733-2004 v.2 tata cara perencanaan lingkungan perumahan di perkotaan
 
Mekanisme dan Proses Perencanaan Pembangunan Daerah berdasarkan UU 25/2004
Mekanisme dan Proses Perencanaan Pembangunan Daerah  berdasarkan UU 25/2004Mekanisme dan Proses Perencanaan Pembangunan Daerah  berdasarkan UU 25/2004
Mekanisme dan Proses Perencanaan Pembangunan Daerah berdasarkan UU 25/2004
 
Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Jawa Timur
Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Jawa TimurRencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Jawa Timur
Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Jawa Timur
 
Bab ii tinjauan kebijakan 2504
Bab ii tinjauan kebijakan 2504Bab ii tinjauan kebijakan 2504
Bab ii tinjauan kebijakan 2504
 
Permen pu20 tahun2007 tt pedoman teknis analisis aspek fisik dan lingkungan, ...
Permen pu20 tahun2007 tt pedoman teknis analisis aspek fisik dan lingkungan, ...Permen pu20 tahun2007 tt pedoman teknis analisis aspek fisik dan lingkungan, ...
Permen pu20 tahun2007 tt pedoman teknis analisis aspek fisik dan lingkungan, ...
 
Perencanaan Pembangunan dengan Aplikasi Data Spasial
Perencanaan Pembangunan dengan Aplikasi Data Spasial Perencanaan Pembangunan dengan Aplikasi Data Spasial
Perencanaan Pembangunan dengan Aplikasi Data Spasial
 
Laporan Akhir Regional Studio Perencanaan
Laporan Akhir Regional Studio PerencanaanLaporan Akhir Regional Studio Perencanaan
Laporan Akhir Regional Studio Perencanaan
 
Analisis satuan kemampuan lahan
Analisis satuan kemampuan lahanAnalisis satuan kemampuan lahan
Analisis satuan kemampuan lahan
 
Pedoman Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang dan Peraturan Zonasi Kabupaten/Kota
Pedoman Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang dan Peraturan Zonasi Kabupaten/KotaPedoman Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang dan Peraturan Zonasi Kabupaten/Kota
Pedoman Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang dan Peraturan Zonasi Kabupaten/Kota
 
Aplikasi teori von thunen dalam struktur ruang kota
Aplikasi teori von thunen dalam struktur ruang kotaAplikasi teori von thunen dalam struktur ruang kota
Aplikasi teori von thunen dalam struktur ruang kota
 

Similar to RPJPD Kota Probolinggo

RPJPD Provinsi Sulawesi Barat Tahun 2005 - 2025
RPJPD Provinsi Sulawesi Barat Tahun 2005 - 2025RPJPD Provinsi Sulawesi Barat Tahun 2005 - 2025
RPJPD Provinsi Sulawesi Barat Tahun 2005 - 2025Muh Saleh
 
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN GRESIK TAHUN 2011 – 2015
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN GRESIK TAHUN 2011 – 2015RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN GRESIK TAHUN 2011 – 2015
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN GRESIK TAHUN 2011 – 2015Adi T Wibowo
 
RPJM Provinsi Sulawesi Barat 2012 - 2016
RPJM Provinsi Sulawesi Barat 2012 - 2016RPJM Provinsi Sulawesi Barat 2012 - 2016
RPJM Provinsi Sulawesi Barat 2012 - 2016Muh Saleh
 
Perda no-11-th-2008-ttg-rpjpd-2007-2027
Perda no-11-th-2008-ttg-rpjpd-2007-2027Perda no-11-th-2008-ttg-rpjpd-2007-2027
Perda no-11-th-2008-ttg-rpjpd-2007-2027Yohanes Rahmad
 
Ranperda rpjmd 2011 2015 Kab. Boyolali
Ranperda rpjmd 2011 2015 Kab. BoyolaliRanperda rpjmd 2011 2015 Kab. Boyolali
Ranperda rpjmd 2011 2015 Kab. BoyolaliAdi T Wibowo
 
PERATURAN DAERAH KABUPATEN SAMOSIR TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA PANJANG...
PERATURAN DAERAH KABUPATEN SAMOSIR TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA PANJANG...PERATURAN DAERAH KABUPATEN SAMOSIR TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA PANJANG...
PERATURAN DAERAH KABUPATEN SAMOSIR TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA PANJANG...helmut simamora
 
perda no. 16 tentang rpjmd jawa barat.pdf
perda no. 16 tentang rpjmd jawa barat.pdfperda no. 16 tentang rpjmd jawa barat.pdf
perda no. 16 tentang rpjmd jawa barat.pdfMuhammadAswal
 
No. 14 ttg rpjmd
No. 14 ttg rpjmdNo. 14 ttg rpjmd
No. 14 ttg rpjmdppbkab
 
0 Review Renja 2022 edit 18082021.docx
0 Review Renja 2022 edit 18082021.docx0 Review Renja 2022 edit 18082021.docx
0 Review Renja 2022 edit 18082021.docxRasnianiGani
 
1.1 pp nomor 8 tahun 2008
1.1 pp nomor 8 tahun 20081.1 pp nomor 8 tahun 2008
1.1 pp nomor 8 tahun 2008bappedameme
 
Rencana strategis DPKAD 2013
Rencana strategis DPKAD 2013Rencana strategis DPKAD 2013
Rencana strategis DPKAD 2013ryzky_aka_babon
 
Permen 54 tahun 2010
Permen 54 tahun 2010Permen 54 tahun 2010
Permen 54 tahun 2010Ssdotnet
 
RPJMD Kabupaten Banyumas 2013 2018
RPJMD Kabupaten Banyumas 2013 2018RPJMD Kabupaten Banyumas 2013 2018
RPJMD Kabupaten Banyumas 2013 2018Gedhe Foundation
 
Permen dagri no.54 tahun 2010
Permen dagri  no.54 tahun 2010Permen dagri  no.54 tahun 2010
Permen dagri no.54 tahun 2010Deki Zulkarnain
 
RENSTRA KECAMATAN JENANGAN 2021.pdf
RENSTRA KECAMATAN JENANGAN 2021.pdfRENSTRA KECAMATAN JENANGAN 2021.pdf
RENSTRA KECAMATAN JENANGAN 2021.pdfdianaekowati1
 
RKPD Kota Pontianak Tahun 2014
RKPD Kota Pontianak Tahun 2014RKPD Kota Pontianak Tahun 2014
RKPD Kota Pontianak Tahun 2014Syamsul Akbar
 
1.11 pmdn nomor 54 tahun 2010
1.11 pmdn nomor 54 tahun 20101.11 pmdn nomor 54 tahun 2010
1.11 pmdn nomor 54 tahun 2010bappedameme
 

Similar to RPJPD Kota Probolinggo (20)

RPJPD Provinsi Sulawesi Barat Tahun 2005 - 2025
RPJPD Provinsi Sulawesi Barat Tahun 2005 - 2025RPJPD Provinsi Sulawesi Barat Tahun 2005 - 2025
RPJPD Provinsi Sulawesi Barat Tahun 2005 - 2025
 
Rpjp kab bdg 2005 2025
Rpjp kab bdg 2005 2025Rpjp kab bdg 2005 2025
Rpjp kab bdg 2005 2025
 
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN GRESIK TAHUN 2011 – 2015
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN GRESIK TAHUN 2011 – 2015RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN GRESIK TAHUN 2011 – 2015
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN GRESIK TAHUN 2011 – 2015
 
RPJM Provinsi Sulawesi Barat 2012 - 2016
RPJM Provinsi Sulawesi Barat 2012 - 2016RPJM Provinsi Sulawesi Barat 2012 - 2016
RPJM Provinsi Sulawesi Barat 2012 - 2016
 
Perda no-11-th-2008-ttg-rpjpd-2007-2027
Perda no-11-th-2008-ttg-rpjpd-2007-2027Perda no-11-th-2008-ttg-rpjpd-2007-2027
Perda no-11-th-2008-ttg-rpjpd-2007-2027
 
Rpjpd 228 2005 pemalang
Rpjpd 228 2005 pemalangRpjpd 228 2005 pemalang
Rpjpd 228 2005 pemalang
 
Ranperda rpjmd 2011 2015 Kab. Boyolali
Ranperda rpjmd 2011 2015 Kab. BoyolaliRanperda rpjmd 2011 2015 Kab. Boyolali
Ranperda rpjmd 2011 2015 Kab. Boyolali
 
Bab i rkpd 2012
Bab i   rkpd 2012Bab i   rkpd 2012
Bab i rkpd 2012
 
PERATURAN DAERAH KABUPATEN SAMOSIR TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA PANJANG...
PERATURAN DAERAH KABUPATEN SAMOSIR TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA PANJANG...PERATURAN DAERAH KABUPATEN SAMOSIR TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA PANJANG...
PERATURAN DAERAH KABUPATEN SAMOSIR TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA PANJANG...
 
perda no. 16 tentang rpjmd jawa barat.pdf
perda no. 16 tentang rpjmd jawa barat.pdfperda no. 16 tentang rpjmd jawa barat.pdf
perda no. 16 tentang rpjmd jawa barat.pdf
 
No. 14 ttg rpjmd
No. 14 ttg rpjmdNo. 14 ttg rpjmd
No. 14 ttg rpjmd
 
0 Review Renja 2022 edit 18082021.docx
0 Review Renja 2022 edit 18082021.docx0 Review Renja 2022 edit 18082021.docx
0 Review Renja 2022 edit 18082021.docx
 
1.1 pp nomor 8 tahun 2008
1.1 pp nomor 8 tahun 20081.1 pp nomor 8 tahun 2008
1.1 pp nomor 8 tahun 2008
 
Rencana strategis DPKAD 2013
Rencana strategis DPKAD 2013Rencana strategis DPKAD 2013
Rencana strategis DPKAD 2013
 
Permen 54 tahun 2010
Permen 54 tahun 2010Permen 54 tahun 2010
Permen 54 tahun 2010
 
RPJMD Kabupaten Banyumas 2013 2018
RPJMD Kabupaten Banyumas 2013 2018RPJMD Kabupaten Banyumas 2013 2018
RPJMD Kabupaten Banyumas 2013 2018
 
Permen dagri no.54 tahun 2010
Permen dagri  no.54 tahun 2010Permen dagri  no.54 tahun 2010
Permen dagri no.54 tahun 2010
 
RENSTRA KECAMATAN JENANGAN 2021.pdf
RENSTRA KECAMATAN JENANGAN 2021.pdfRENSTRA KECAMATAN JENANGAN 2021.pdf
RENSTRA KECAMATAN JENANGAN 2021.pdf
 
RKPD Kota Pontianak Tahun 2014
RKPD Kota Pontianak Tahun 2014RKPD Kota Pontianak Tahun 2014
RKPD Kota Pontianak Tahun 2014
 
1.11 pmdn nomor 54 tahun 2010
1.11 pmdn nomor 54 tahun 20101.11 pmdn nomor 54 tahun 2010
1.11 pmdn nomor 54 tahun 2010
 

More from Probolinggo Property

Perda no-5-tahun-2011-ttg-retribusi-perizinan-tertentu.docxprobolinggo
Perda no-5-tahun-2011-ttg-retribusi-perizinan-tertentu.docxprobolinggo Perda no-5-tahun-2011-ttg-retribusi-perizinan-tertentu.docxprobolinggo
Perda no-5-tahun-2011-ttg-retribusi-perizinan-tertentu.docxprobolinggo Probolinggo Property
 
Kota probolinggo 2_2011.docx pajak
Kota probolinggo 2_2011.docx pajak Kota probolinggo 2_2011.docx pajak
Kota probolinggo 2_2011.docx pajak Probolinggo Property
 
Rencana tata ruang wilayah provinsi
Rencana tata ruang wilayah provinsi Rencana tata ruang wilayah provinsi
Rencana tata ruang wilayah provinsi Probolinggo Property
 
lampiran ix indikasi prog pemanfaatan ruang
lampiran ix indikasi prog pemanfaatan ruanglampiran ix indikasi prog pemanfaatan ruang
lampiran ix indikasi prog pemanfaatan ruangProbolinggo Property
 
penjelasan perda no 22 2010 ttg rtrwp jabar
penjelasan perda no 22 2010 ttg rtrwp jabarpenjelasan perda no 22 2010 ttg rtrwp jabar
penjelasan perda no 22 2010 ttg rtrwp jabarProbolinggo Property
 
perda no 22 2010 ttg rtrwp jabar 2009 2029
perda no 22 2010 ttg rtrwp jabar 2009 2029perda no 22 2010 ttg rtrwp jabar 2009 2029
perda no 22 2010 ttg rtrwp jabar 2009 2029Probolinggo Property
 
perda no. 5 thn 2012 ttg rtrw prov. thn 2011 2031 (penjelasan)
perda no. 5 thn 2012 ttg rtrw prov. thn 2011 2031 (penjelasan)perda no. 5 thn 2012 ttg rtrw prov. thn 2011 2031 (penjelasan)
perda no. 5 thn 2012 ttg rtrw prov. thn 2011 2031 (penjelasan)Probolinggo Property
 
perda no. 5 thn 2012 ttg rtrw prov. thn 2011 2031
perda no. 5 thn 2012 ttg rtrw prov. thn 2011 2031perda no. 5 thn 2012 ttg rtrw prov. thn 2011 2031
perda no. 5 thn 2012 ttg rtrw prov. thn 2011 2031Probolinggo Property
 
Penjelasan raperda rtrw kab. banyuwangi th. 2012 2032
Penjelasan raperda rtrw kab. banyuwangi th. 2012 2032Penjelasan raperda rtrw kab. banyuwangi th. 2012 2032
Penjelasan raperda rtrw kab. banyuwangi th. 2012 2032Probolinggo Property
 

More from Probolinggo Property (20)

Rtrw gresik
Rtrw gresik Rtrw gresik
Rtrw gresik
 
Perda no-5-tahun-2011-ttg-retribusi-perizinan-tertentu.docxprobolinggo
Perda no-5-tahun-2011-ttg-retribusi-perizinan-tertentu.docxprobolinggo Perda no-5-tahun-2011-ttg-retribusi-perizinan-tertentu.docxprobolinggo
Perda no-5-tahun-2011-ttg-retribusi-perizinan-tertentu.docxprobolinggo
 
Kota probolinggo 2_2011.docx pajak
Kota probolinggo 2_2011.docx pajak Kota probolinggo 2_2011.docx pajak
Kota probolinggo 2_2011.docx pajak
 
Rencana tata ruang wilayah provinsi
Rencana tata ruang wilayah provinsi Rencana tata ruang wilayah provinsi
Rencana tata ruang wilayah provinsi
 
Peluang investasi
Peluang investasi Peluang investasi
Peluang investasi
 
RTRW Kota pasuruan
RTRW Kota pasuruanRTRW Kota pasuruan
RTRW Kota pasuruan
 
lampiran ix indikasi prog pemanfaatan ruang
lampiran ix indikasi prog pemanfaatan ruanglampiran ix indikasi prog pemanfaatan ruang
lampiran ix indikasi prog pemanfaatan ruang
 
lampiran iv rencana infraswil
lampiran iv rencana infraswillampiran iv rencana infraswil
lampiran iv rencana infraswil
 
lampiran iii vii-vi-viii
lampiran iii vii-vi-viiilampiran iii vii-vi-viii
lampiran iii vii-vi-viii
 
lampiran ii v- peta
lampiran ii v- petalampiran ii v- peta
lampiran ii v- peta
 
lampiran i wp
lampiran i wplampiran i wp
lampiran i wp
 
penjelasan perda no 22 2010 ttg rtrwp jabar
penjelasan perda no 22 2010 ttg rtrwp jabarpenjelasan perda no 22 2010 ttg rtrwp jabar
penjelasan perda no 22 2010 ttg rtrwp jabar
 
perda no 22 2010 ttg rtrwp jabar 2009 2029
perda no 22 2010 ttg rtrwp jabar 2009 2029perda no 22 2010 ttg rtrwp jabar 2009 2029
perda no 22 2010 ttg rtrwp jabar 2009 2029
 
rtrw jawa tengah
rtrw jawa tengahrtrw jawa tengah
rtrw jawa tengah
 
lampiran iv
lampiran ivlampiran iv
lampiran iv
 
lampiran i iii
lampiran i iiilampiran i iii
lampiran i iii
 
perda no. 5 thn 2012 ttg rtrw prov. thn 2011 2031 (penjelasan)
perda no. 5 thn 2012 ttg rtrw prov. thn 2011 2031 (penjelasan)perda no. 5 thn 2012 ttg rtrw prov. thn 2011 2031 (penjelasan)
perda no. 5 thn 2012 ttg rtrw prov. thn 2011 2031 (penjelasan)
 
perda no. 5 thn 2012 ttg rtrw prov. thn 2011 2031
perda no. 5 thn 2012 ttg rtrw prov. thn 2011 2031perda no. 5 thn 2012 ttg rtrw prov. thn 2011 2031
perda no. 5 thn 2012 ttg rtrw prov. thn 2011 2031
 
PP 26 2008 rtrwn
PP 26 2008 rtrwnPP 26 2008 rtrwn
PP 26 2008 rtrwn
 
Penjelasan raperda rtrw kab. banyuwangi th. 2012 2032
Penjelasan raperda rtrw kab. banyuwangi th. 2012 2032Penjelasan raperda rtrw kab. banyuwangi th. 2012 2032
Penjelasan raperda rtrw kab. banyuwangi th. 2012 2032
 

Recently uploaded

Konsep Management RisikoRev Pak Budi.pptx
Konsep Management RisikoRev Pak Budi.pptxKonsep Management RisikoRev Pak Budi.pptx
Konsep Management RisikoRev Pak Budi.pptxBudyHermawan3
 
NILAI TUKAR NELAYAN BANGGAI KEPULAUAN TAHUN 2024
NILAI TUKAR NELAYAN BANGGAI KEPULAUAN TAHUN 2024NILAI TUKAR NELAYAN BANGGAI KEPULAUAN TAHUN 2024
NILAI TUKAR NELAYAN BANGGAI KEPULAUAN TAHUN 2024ssuser8905b3
 
mars pkk yang selalu dinyanyikan saat kegiatan PKK.pptx
mars pkk yang selalu dinyanyikan saat kegiatan PKK.pptxmars pkk yang selalu dinyanyikan saat kegiatan PKK.pptx
mars pkk yang selalu dinyanyikan saat kegiatan PKK.pptxSusatyoTriwilopo
 
Aparatur Sipil Negara sebagai Perekat Bangsa.pptx
Aparatur Sipil Negara sebagai Perekat Bangsa.pptxAparatur Sipil Negara sebagai Perekat Bangsa.pptx
Aparatur Sipil Negara sebagai Perekat Bangsa.pptxBudyHermawan3
 
LAPORAN KEPALA DESA. sebagai kewajiban pptx
LAPORAN KEPALA DESA. sebagai kewajiban pptxLAPORAN KEPALA DESA. sebagai kewajiban pptx
LAPORAN KEPALA DESA. sebagai kewajiban pptxBudyHermawan3
 
Penyesuaian AK Jabatan Fungsional Konvensional Ke Integrasi
Penyesuaian AK Jabatan Fungsional Konvensional Ke IntegrasiPenyesuaian AK Jabatan Fungsional Konvensional Ke Integrasi
Penyesuaian AK Jabatan Fungsional Konvensional Ke Integrasiasaliaraudhatii
 
PENERAPAN IURAN DALAM PROGRAM PAMSIMAS 2023.pptx
PENERAPAN IURAN DALAM PROGRAM PAMSIMAS 2023.pptxPENERAPAN IURAN DALAM PROGRAM PAMSIMAS 2023.pptx
PENERAPAN IURAN DALAM PROGRAM PAMSIMAS 2023.pptxRyanWinter25
 
Pengantar dan Teknik Public Speaking.pptx
Pengantar dan Teknik Public Speaking.pptxPengantar dan Teknik Public Speaking.pptx
Pengantar dan Teknik Public Speaking.pptxBudyHermawan3
 
OPERASI DAN PEMELIHARAAN SPAM DALAM PROGRAM PAMSIMAS.ppt
OPERASI DAN PEMELIHARAAN SPAM DALAM PROGRAM PAMSIMAS.pptOPERASI DAN PEMELIHARAAN SPAM DALAM PROGRAM PAMSIMAS.ppt
OPERASI DAN PEMELIHARAAN SPAM DALAM PROGRAM PAMSIMAS.pptRyanWinter25
 
Tata Kelola Pengadaan barang dan Jasa di Desa pptx
Tata Kelola Pengadaan barang dan Jasa di Desa pptxTata Kelola Pengadaan barang dan Jasa di Desa pptx
Tata Kelola Pengadaan barang dan Jasa di Desa pptxBudyHermawan3
 
PB.1 BINA SUASANA DAN ORIENTASI BELAJAR.pptx
PB.1 BINA SUASANA DAN ORIENTASI BELAJAR.pptxPB.1 BINA SUASANA DAN ORIENTASI BELAJAR.pptx
PB.1 BINA SUASANA DAN ORIENTASI BELAJAR.pptxBudyHermawan3
 
Inovasi Pelayanan Publik Pemerintah .pptx
Inovasi Pelayanan Publik Pemerintah .pptxInovasi Pelayanan Publik Pemerintah .pptx
Inovasi Pelayanan Publik Pemerintah .pptxBudyHermawan3
 
Membangun Budaya Ber-Integritas ASN.pptx
Membangun Budaya Ber-Integritas ASN.pptxMembangun Budaya Ber-Integritas ASN.pptx
Membangun Budaya Ber-Integritas ASN.pptxBudyHermawan3
 
PB.2 KEBIJAKAN PENYELENGGARAAN PEMDES.pptx
PB.2 KEBIJAKAN PENYELENGGARAAN PEMDES.pptxPB.2 KEBIJAKAN PENYELENGGARAAN PEMDES.pptx
PB.2 KEBIJAKAN PENYELENGGARAAN PEMDES.pptxBudyHermawan3
 

Recently uploaded (14)

Konsep Management RisikoRev Pak Budi.pptx
Konsep Management RisikoRev Pak Budi.pptxKonsep Management RisikoRev Pak Budi.pptx
Konsep Management RisikoRev Pak Budi.pptx
 
NILAI TUKAR NELAYAN BANGGAI KEPULAUAN TAHUN 2024
NILAI TUKAR NELAYAN BANGGAI KEPULAUAN TAHUN 2024NILAI TUKAR NELAYAN BANGGAI KEPULAUAN TAHUN 2024
NILAI TUKAR NELAYAN BANGGAI KEPULAUAN TAHUN 2024
 
mars pkk yang selalu dinyanyikan saat kegiatan PKK.pptx
mars pkk yang selalu dinyanyikan saat kegiatan PKK.pptxmars pkk yang selalu dinyanyikan saat kegiatan PKK.pptx
mars pkk yang selalu dinyanyikan saat kegiatan PKK.pptx
 
Aparatur Sipil Negara sebagai Perekat Bangsa.pptx
Aparatur Sipil Negara sebagai Perekat Bangsa.pptxAparatur Sipil Negara sebagai Perekat Bangsa.pptx
Aparatur Sipil Negara sebagai Perekat Bangsa.pptx
 
LAPORAN KEPALA DESA. sebagai kewajiban pptx
LAPORAN KEPALA DESA. sebagai kewajiban pptxLAPORAN KEPALA DESA. sebagai kewajiban pptx
LAPORAN KEPALA DESA. sebagai kewajiban pptx
 
Penyesuaian AK Jabatan Fungsional Konvensional Ke Integrasi
Penyesuaian AK Jabatan Fungsional Konvensional Ke IntegrasiPenyesuaian AK Jabatan Fungsional Konvensional Ke Integrasi
Penyesuaian AK Jabatan Fungsional Konvensional Ke Integrasi
 
PENERAPAN IURAN DALAM PROGRAM PAMSIMAS 2023.pptx
PENERAPAN IURAN DALAM PROGRAM PAMSIMAS 2023.pptxPENERAPAN IURAN DALAM PROGRAM PAMSIMAS 2023.pptx
PENERAPAN IURAN DALAM PROGRAM PAMSIMAS 2023.pptx
 
Pengantar dan Teknik Public Speaking.pptx
Pengantar dan Teknik Public Speaking.pptxPengantar dan Teknik Public Speaking.pptx
Pengantar dan Teknik Public Speaking.pptx
 
OPERASI DAN PEMELIHARAAN SPAM DALAM PROGRAM PAMSIMAS.ppt
OPERASI DAN PEMELIHARAAN SPAM DALAM PROGRAM PAMSIMAS.pptOPERASI DAN PEMELIHARAAN SPAM DALAM PROGRAM PAMSIMAS.ppt
OPERASI DAN PEMELIHARAAN SPAM DALAM PROGRAM PAMSIMAS.ppt
 
Tata Kelola Pengadaan barang dan Jasa di Desa pptx
Tata Kelola Pengadaan barang dan Jasa di Desa pptxTata Kelola Pengadaan barang dan Jasa di Desa pptx
Tata Kelola Pengadaan barang dan Jasa di Desa pptx
 
PB.1 BINA SUASANA DAN ORIENTASI BELAJAR.pptx
PB.1 BINA SUASANA DAN ORIENTASI BELAJAR.pptxPB.1 BINA SUASANA DAN ORIENTASI BELAJAR.pptx
PB.1 BINA SUASANA DAN ORIENTASI BELAJAR.pptx
 
Inovasi Pelayanan Publik Pemerintah .pptx
Inovasi Pelayanan Publik Pemerintah .pptxInovasi Pelayanan Publik Pemerintah .pptx
Inovasi Pelayanan Publik Pemerintah .pptx
 
Membangun Budaya Ber-Integritas ASN.pptx
Membangun Budaya Ber-Integritas ASN.pptxMembangun Budaya Ber-Integritas ASN.pptx
Membangun Budaya Ber-Integritas ASN.pptx
 
PB.2 KEBIJAKAN PENYELENGGARAAN PEMDES.pptx
PB.2 KEBIJAKAN PENYELENGGARAAN PEMDES.pptxPB.2 KEBIJAKAN PENYELENGGARAAN PEMDES.pptx
PB.2 KEBIJAKAN PENYELENGGARAAN PEMDES.pptx
 

RPJPD Kota Probolinggo

  • 1.
  • 2. LAMPIRAN PERATURAN DAERAH NOMOR 11 TAHUN 2013 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA PANJANG DAERAH KOTA PROBOLINGGO TAHUN 2005-2025 RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA PANJANG DAERAH (RPJPD) KOTA PROBOLINGGO TAHUN 2005-2025 PEMERINTAH DAERAH KOTA PROBOLINGGO
  • 3. 1 PEMERINTAH KOTA PROBOLINGGO SALINAN PERATURAN DAERAH KOTA PROBOLINGGO NOMOR 11 TAHUN 2013 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA PANJANG DAERAH KOTA PROBOLINGGO TAHUN 2005 – 2025 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA PROBOLINGGO, Menimbang : a. bahwa Rencana Pembangunan Jangka Panjang merupakan dokumen perencanaan yang memuat visi, misi dan arah pembangunan daerah jangka panjang yang merupakan satu kesatuan dalam sistem perencanaan pembangunan nasional yang mempunyai karakteristik sendiri; b. bahwa untuk menjamin agar kegiatan pembangunan jangka panjang berjalan efektif, efisien dan bersasaran, maka diperlukan Perencanaan Pembangunan Jangka Panjang Daerah; c. bahwa Peraturan Daerah Kota Probolinggo Nomor 2 Tahun 2006 tentang Visi dan Misi Kota Probolinggo Tahun 2006-2025 dan Peraturan Daerah Kota Probolinggo Nomor 10 Tahun 2006 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah Kota Probolinggo Tahun 2006-2025 sudah tidak sesuai dengan kondisi saat ini, sehingga perlu diganti; d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud pada huruf a, huruf b dan huruf c konsiderans ini, maka perlu menetapkan Peraturan Daerah tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah Kota Probolinggo Tahun 2005-2025; Mengingat : 1. Pasal 18 ayat (6) dan Pasal 28D ayat (4) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945; 2. Undang-undang Nomor 17 Tahun 1950 tentang Pembentukan
  • 4. Daerah-Daerah Kota Kecil Dalam Lingkungan Propinsi Djawa Timur, Djawa Tengah dan Djawa Barat (Himpunan Peraturan Peraturan Negara Tahun 1950) sebagaimana telah diubah dengan Undang-undang Nomor 13 Tahun 1954 tentang Pengubahan Undang-undang Nomor 16 dan Nomor 17 Tahun 1950 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1954 Nomor 40, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 551); 3. Undang-undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4286); 4. Undang-undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4389); 5. Undang-undang Nomor 25 tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 104, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4421); 2 6. Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437), sebagaimana telah beberapa kali diubah, terakhir dengan Undang-undang Nomor 12 Tahun 2008 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4844); 7. Undang-undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional Tahun 2005-2025 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 33, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4700); 8. Undang-undang Nomor 26 tahun 2007 tentang Penataan Ruang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 68, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4725); 9. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Nomor 5234);
  • 5. 10. Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 2005 tentang Pembinaan dan Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 165, 3 Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4593); 11. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan antara Pemerintah, Pemerintah Daerah Provinsi dan Pemerintah Daerah Kab/Kota (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4737); 12. Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 89, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4741); 13. Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2008 tentang Pedoman Evaluasi Penyelenggaraan Pemerintahan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 19, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4815); 14. Peraturan Pemerintah Nomor 7 Tahun 2008 tentang Dekonsentrasi dan Tugas Pembantuan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 20, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4816); 15. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 21, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4817); 16. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah; 17. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Timur Nomor 1 Tahun 2009 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Provinsi Jawa Timur Tahun 2005-2025;
  • 6. 18. Peraturan Daerah Kota Probolinggo Nomor 2 Tahun 2010 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Probolinggo Tahun 2009-2028 (Lembaran Daerah Kota Probolinggo Tahun 2010 4 Nomor 2); Dengan Persetujuan Bersama DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KOTA PROBOLINGGO DAN WALIKOTA PROBOLINGGO MEMUTUSKAN : Menetapkan : PERATURAN DAERAH TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA PANJANG DAERAH KOTA PROBOLINGGO TAHUN 2005- 2025. BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Daerah ini yang dimaksud : 1. Daerah adalah Daerah Kota Probolinggo. 2. Pemerintah Daerah adalah Pemerintah Daerah Kota Probolinggo. 3. Walikota adalah Walikota Probolinggo. 4. Dewan Perwakilan Rakyat Daerah yang selanjutnya disingkat DPRD adalah Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kota Probolinggo. 5. Peraturan Daerah yang selanjutnya disingkat Perda, adalah Peraturan Daerah Kota Probolinggo. 6. Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional Tahun 2005-2025 yang selanjutnya disebut sebagai RPJP Nasional, adalah dokumen perencanaan pembangunan nasional untuk periode 20 (dua puluh) tahun terhitung sejak tahun 2005 sampai dengan tahun 2025.
  • 7. 7. Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah Provinsi Jawa Timur Tahun 2005 - 2025 yang selanjutnya disebut sebagai RPJPD Provinsi, adalah dokumen perencanaan pembangunan daerah untuk periode 20 (dua puluh) tahun terhitung sejak tahun 2005 sampai dengan tahun 2025. 8. Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah Kota Probolinggo Tahun 2005- 2025 yang selanjutnya disebut sebagai RPJP Daerah, adalah dokumen perencanaan pembangunan daerah untuk periode 20 (dua puluh) tahun terhitung sejak tahun 2005 sampai dengan tahun 2025, memuat visi, misi dan arah pembangunan daerah yang mengacu pada RPJP Nasional dan RPJPD Provinsi. 9. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah, yang selanjutnya disebut RPJM Daerah adalah dokumen perencanaan pembangunan daerah untuk periode 5 (lima) tahunan yang merupakan penjabaran dari visi, misi dan program kepala daerah dengan berpedoman pada RPJPD Daerah serta memperhatikan RPJM Nasional. 10. Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Probolinggo yang selanjutnya disebut RTRW Kota adalah rencana umum tata ruang yang berfungsi sebagai kebijakan matra ruang pembangunan daerah. 11. Rencana Kerja Pembangunan Daerah yang selanjutnya disebut RKPD Kota adalah 5 dokumen perencanaan daerah untuk periode 1 (satu) tahun. 12. Visi, adalah rumusan umum mengenai keadaan yang diinginkan pada akhir periode perencanaan. 13. Misi, adalah rumusan umum mengenai upaya-upaya yang akan dilaksanakan untuk mewujudkan visi. 14. Arah Pembangunan Daerah adalah strategi untuk mencapai tujuan pembangunan daerah. Pasal 2 Sistimatika RPJP Daerah terdiri dari : a. Pendahuluan; b. Gambaran Umum Kondisi Daerah; c. Analisis Isu-Isu Strategis; d. Visi dan Misi Daerah; e. Arah Kebijakan Pembangunan Jangka Panjang Daerah; dan f. Kaidah Pelaksanaan.
  • 8. 6 Pasal 3 (1) Pendahuluan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 huruf a terdiri dari latar belakang, maksud dan tujuan, landasan hukum, hubungan RPJP daerah dengan dokumen perencanaan lainnya dan sistematika penulisan. (2) Kondisi Umum sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 huruf b terdiri dari kondisi umum daerah, tantangan daerah dan prediksi kondisi umum daerah. Pasal 4 (1) Visi Pembangunan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 huruf d adalah TERWUJUDNYA MASYARAKAT KOTA PROBOLINGGO YANG AMAN, DEMOKRATIS, ADIL DAN SEJAHTERA. (2) Keberhasilan pencapaian visi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditandai dengan meningkatnya pemerataan dan pertumbuhan ekonomi serta kesejahteraan masyarakat. Pasal 5 Dalam rangka mencapai visi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (1) ditetapkan misi pembangunan yang terdiri dari : a. mewujudkan Trikarsa Bina Praja, yaitu tiga kehendak masyarakat Kota Probolinggo untuk melestarikan ciri khas Kota Bayuangga (Angin, Anggur dan Mang-ga), membangun citra kota Indaditasi (Industri, Perdagangan, Pendidikan dan Transportasi), dan membudayakan motto Kota Bestari (Bersih, Sehat, Tertib, Aman, Rapi dan Indah); b. mewujudkan peningkatan penghayatan dan pengamalan nilai-nilai agama dan harmonisasi antar kelompok masyarakat; c. mewujudkan peningkatan aksesibilitas serta kualitas kesehatan; d. mewujudkan penanggulangan kemiskinan, perbaikan iklim ketenagakerjaan, dan memacu kewirausahaan; e. mewujudkan peningkatan pertumbuhan ekonomi yang berkualitas dan percepatan pembangunan infra struktur; f. mewujudkan optimali- sasi pengelolaan sumber daya alam dan fungsi lingkungan hidup;
  • 9. g. mewujudkan ketenteraman dan ketertiban, supremasi hukum dan hak azasi 7 manusia; h. mewujudkan revitalisasi proses desentralisasi dan otonomi daerah melalui reformasi birokrasi dan peningkatan pelayanan publik Pasal 6 Kebijakan Pembangunan Kota Probolinggo Tahun 2005-2025 sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 huruf e diarahkan pada masing-masing misi sebagai berikut : a. Misi Pertama, memantapkan citra kota industri, perdagangan, pendidikan dan transportasi dan mewujudkan kota yang bersih, sehat, tertib, aman dan indah. Kota Probolinggo akan terus dikembangkan sebagai kota industri, perdagangan dan transportasi karena posisinya yang sangat strategis dilihat dari koneksitasnya dengan kota-kota di wilayah Timur, Selatan dan Barat di Jawa Timur. Didukung juga oleh adanya fasilitas perhubungan darat dan laut yang cukup representatif. Sedangkan fokus sebagai kota yang bersih, sehat, tertib, aman dan indah adalah bentuk kota idaman yang harus tetap diwujudkan mengiringi perkembangan kota sebagai kota metropolitan b. Misi Kedua, meningkatkan upaya penghayatan dan pengamalan nilai-nilai agama dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara dan memantapkan harmoninasi hubungan antar kelompok yang ada dalam masyarakat; c. Misi Ketiga, Pembangunan Transportasi, Pengelolaan Sumber Daya Air, Pembangunan Perumahan dan Permukiman, Pengembangan Wilayah, Penyelenggaraan Penataan Ruang dan Pembangunan Sistem Informasi dan Komunikasi; d. Misi Keempat, meningkatkan derajat kesehatan masyarakat dan meningkatkan pelayanan kesehatan masyarakat yang bermutu dan terjangkau serta peningkatan aksesibilitas masyarakat terhadap pelayanan kesehatan sangat penting demi peningkatan produktivitas sumber daya manusia; e. Misi Kelima, meningkatkan upaya dan efektifitas penanggulangan kemiskinan, mewujudkan perluasan dan penciptaan lapangan kerja dan mewujudkan iklim kewirausahaan yang sehat guna menunjang pertumbuhan perekonomian kota; f. Misi Keenam, menciptakan keseimbangan antara pengelolaan dan pemanfaatan sumber daya alam dan pemeliharaan kualitas dan fungsi lingkungan hidup;
  • 10. g. Misi Ketujuh, peningkatan upaya pemeliharaan ketentraman dan ketertiban 8 masyarakat serta pencegahan tindak kriminal; dan h. Misi Kedelapan, memantapkan pelaksanaan otonomi daerah dan memantapkan pelaksanaan reformasi birokrasi. BAB II PROGRAM PEMBANGUNAN KOTA PROBOLINGGO Pasal 7 (1) Program Pembangunan Kota Probolinggo periode 2005-2025 dilaksanakan sesuai dengan RPJP Daerah dan RTRW Kota Probolinggo yang merupakan satu kesatuan dokumen sistem perencanaan pembangunan daerah. (2) Penjabaran dari RPJP Daerah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdapat pada Lampiran yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Daerah ini. (3) RTRW Kota Probolinggo sebagaimana dimaksud pada ayat (1) merupakan kebijakan yang berfungsi sebagai matra ruang RPJPD Kota Probolinggo untuk penyusunan RPJMD Kota Probolinggo dalam periodesasi yang telah ditentukan. Pasal 8 (1) RPJP Daerah menjadi pedoman dalam penyusunan RPJMD Kota Probolinggo yang memuat Visi, Misi dan Program Walikota Probolinggo. (2) RPJMD Kota Probolinggo sebagaimana dimaksud pada ayat (1) digunakan sebagai pedoman untuk menyusun Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kota Probolinggo. Pasal 9 (1) Dalam rangka menjaga kesinambungan dan untuk menghindari kekosongan rencana pembangunan daerah Kota Probolinggo, Walikota yang sedang memerintah pada tahun terakhir pemerintahannya diwajibkan menyusun RKPD
  • 11. Kota Probolinggo untuk tahun pertama periode Pemerintahan Walikota berikutnya. (2) RKPD Kota Probolinggo yang dimaksud pada ayat (1) digunakan sebagai pedoman untuk menyusun Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah tahun pertama periode Pemerintahan Walikota berikutnya. 9 Pasal 10 (1) RPJP Daerah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 ayat (1) menjadi acuan dalam penyusunan RPJMD Kota Probolinggo yang memuat visi, misi dan Program Walikota. (2) RPJMD Kota Probolinggo sebagaimana dimaksud pada ayat (1) disusun dengan memperhatikan RPJMD Provinsi Jawa Timur dan RPJM Nasional. BAB III PENGENDALIAN DAN EVALUASI Pasal 11 (1) Pemerintah Kota Probolinggo melakukan pengendalian dan evaluasi pelaksanaan RPJP Daerah. (2) Tata cara pengendalian dan evaluasi pelaksanaan RPJP Daerah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan lebih lanjut dengan Peraturan Walikota. (3) RPJP Daerah dapat dievaluasi kembali setiap 5 (lima) tahun. BAB IV KETENTUAN PERALIHAN Pasal 12 Dengan berlakunya Peraturan Daerah ini, maka bahwa Peraturan Daerah Kota Probolinggo Nomor 2 Tahun 2006 tentang Visi dan Misi Kota Probolinggo Tahun 2006-2025 dan Peraturan Daerah Kota Probolinggo Nomor 10 Tahun 2006 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah Kota Probolinggo Tahun 20062025, dinyatakan dicabut dan tidak berlaku.
  • 12. 10 BAB V KETENTUAN PENUTUP Pasal 13 Hal-hal yang belum diatur dalam Peraturan Daerah ini, sepanjang mengenai teknis pelaksanaannya akan diatur lebih lanjut dengan Peraturan Walikota. Pasal 14 Peraturan Daerah ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan. Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Daerah ini dengan penempatannya dalam Lembaran Daerah Kota Probolinggo. Ditetapkan di Probolinggo pada tanggal 24 Desember 2013 WALIKOTA PROBOLINGGO, Ttd, H.M. BUCHORI Diundangkan di Probolinggo pada tanggal 30 Desember 2013 SEKRETARIS DAERAH KOTA PROBOLINGGO, Ttd, Drs. H. JOHNY HARYANTO, M.Si Pembina Utama Madya NIP. 19570425 198410 1 001 LEMBARAN DAERAH KOTA PROBOLINGGO TAHUN 2013 NOMOR 11 Salinan sesuai dengan aslinya KEPALA BAGIAN HUKUM, AGUS HARTADI Pembina Tingkat I NIP. 195660817 199203 1 016
  • 13. 11 PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH KOTA PROBOLINGGO NOMOR 11 TAHUN 2013 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA PANJANG DAERAH KOTA PROBOLINGGO TAHUN 2005-2025 I. UMUM Pasal 13 ayat (2) Undang-undang Nomor 25 Tahun 2004 mengamanatkan bahwa RPJP Daerah ditetapkan dengan Peraturan Daerah. Selanjutnya pada pasal 5 ayat (1) disebutkan bahwa RPJP Daerah memuat visi, misi, dan arah pembangunan daerah yang mengacu pada RPJP Nasional. Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian dan Evauasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah, rancangan akhir RPJPD disampaikan ke DPRD daam bentuk Rancangan Peraturan Daerah tentang RPJPD paling lama 6 (enam) bulan sebelum berakhirnya RPJPD yang sedang berjalan. Dalam pelaksanaannya, RPJPD dibagi menjadi 4 tahapan pembangunan, tiap tahapannya dituangkan dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) Daerah. Pentahapan rencana pembangunan daerah disusun dalam masing-masing periode RPJMD sesuai dengan visi, misi dan program Walikota yang dipilih secara langsung oleh rakyat Kota Probolinggo. RPJM Daerah memuat strategi pembangunan daerah, kebijakan umum, program Walikota serta kerangka ekonomi yang mencakup gambaran perekonomian secara menyeluruh. RPJM Daerah dijabarkan ke dalam rencana tahunan berupa Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) yang memuat prioritas pembangunan daerah, rancangan kerangka ekonomi makro serta program Kepala Satuan Kerja Perangkat Daerah.
  • 14. Maksud disusunnya RPJP Daerah Kota Probolinggo Tahun 2005-2025 adalah menyediakan sebuah dokumen perencanaan komprehensif dengan jangka dua puluh tahunan yang memberikan arah sekaligus menjadi acuan bagi seluruh komponen pembangunan di Kota Probolinggo dalam mewujudkan cita-cita dan tujuan bersama sesuai dengan visi, misi dan arah pembangunan yang telah disepakati bersama. Dokumen ini juga menjadi acuan dalam setiap penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) untuk periode 5 tahunan yang memuat visi, misi dan program Kepala Daerah. Sedangkan tujuan penyusunan RPJP Daerah adalah untuk menyediakan dokumen perencanaan pembangunan yang berdasar pada karakteristik Kota Probolinggo, sinergis, koordinatif dan sustainable dalam pelaksanaan serta terarah menuju Masyarakat Kota Probolinggo yang diidamkan 20 tahun ke depan. Sesuai dengan penjelasan Undang-undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional Tahun 2005-2025, maka jangka waktu RPJP Daerah mengikuti jangka waktu RPJP Nasional, yaitu tahun 2005- 2025. Namun periodesasi RPJM Daerah tidak dapat mengikuti periodesasi RPJM Nasional. Hal tersebut karena pemilihan Presiden dan pemilihan Kepala Daerah tidak dilaksanakan secara bersamaan, sebagaimana diatur dalam Undang-undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua Undangundang Nomor 12 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah. Secara garis besar, Peraturan Daerah tentang RPJP Daerah Kota Probolinggo Tahun 2005-2025 terdiri atas 5 Bab dan 14 Pasal. II. PASAL DEMI PASAL Pasal 1 : Cukup jelas Pasal 2 : Cukup jelas Pasal 3 : Cukup jelas Pasal 4 : Cukup jelas Pasal 5 : Cukup jelas
  • 15. 13 Pasal 6 : Cukup jelas Pasal 7 Ayat (1) Program pembangunan adalah uraian secara umum tentang arah kebijakan pembangunan. Ayat (2) : Cukup jelas Ayat (3) : Cukup jelas Pasal 8 : Cukup jelas Pasal 9 Pasal 10 : Cukup jelas Pasal 11 Pasal 12 Pasal 13 : Cukup jelas Ayat (1) Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan RPJPD Kota Probolinggo dilakukan oleh masing-masing Kepala Satuan Kerja Perangkat Daerah Kabupaten. Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kota Probolinggo menghimpun dan menganalisis hasil pemantauan pelaksanaan RPJPD Daerah dari masing-masing Kepala Satuan Kerja Perangkat Daerah Kabupaten. Ayat (2) : Cukup jelas Ayat (3) : Cukup jelas : Cukup jelas Pasal 14 : Cukup jelas
  • 16. 14 : Cukup jelas ###### ######
  • 17. i DAFTAR ISI BAB I PENDAHULUAN I-1 1.1 Latar Belakang ……………………………………………….. I-1 1.2 Dasar Hukum Penyusunan …………………………………. I-2 1.3 Hubungan Antara RPJPD Dengan Dokumen …………….. I-5 1.4 Sistematika Penulisan ………………………………………. I-6 1.5 Maksud dan Tujuan …………………………………………. I-6 BAB II GAMBARAN UMUM KODISI DAERAH II-1 2.1 Aspek Geografis dan Demografi ………………………… II-1 2.1.1 Aspek Geografis …………………………………………… II-1 2.1.2 Aspek Demografi ………………………………………….. II-5 2.2 Aspek Kesejahteraan Masyarakat……………………… II-7 2.2.1 Fokus Kesejahteraan dan Pemerataan Ekonomi………. II-7 2.2.2 Fokus Kesejahteraan Masyarakat…………… …………. II-10 2.2.3 Fokus Seni Budaya dan Olah Raga……………………… II-13 2.3 Aspek Pelayanan Umum …………………………………. II-14 2.3.1 Fokus Layanan Urusan Wajib …………………………… II-14 2.3.2 Fokus Layanan Urusan Pilihan ………………………….. II-26 2.4 Aspek Daya Saing Daerah II-28 2.4.1 Fokus Kemampuan Ekonomi Daerah……………………. II-28 2.4.2 Fokus Fasilitas Wilayah/Infrastruktur…………………….. II-30 2.4.3 Fokus Iklim Berinvestasi…………………………………… II-33
  • 18. ii BAB III ANALISIS ISU STRATEGIS …………………………………….. 3.1 Identifikasi Permasalahan Pembangunan Daerah ……. 3.1.1 Identifikasi Permasalahan Terkait Urusan Wajib ………... 3.1.2 Identifikasi Permasalahan Terkait Urusan Pilihan ………. 3.2 Isu Strategis …………………………………………………. BAB IV VISI DAN MISI KOTA PROBOLINGGO ……………………….. 4.1 Perumusan Visi………………………………………………. 4.2 Perumusan Misi ……………………………………………… BAB V ARAH KEBIJAKAN PEMBANGUNAN JANGKA PANJANG DAERAH KOTA PROBOLINGGO ……………………………… 5.1 Tujuan dan Sasaran Pokok Pembangunan ……………. 5.2 Tahapan dan Prioritas Pembangunan ………………….. BAB VI KAIDAH PELAKSANAAN ………………………………………. III-1 III-1 III-1 III-13 III-16 IV-1 IV-1 IV-3 V-1 V-1 V-8 VI-1 DAFTAR GAMBAR Gambar 1.1 Gambar 2.1 Hubungan Antara RPJPD Kota Probolinggo Dengan Dokumen Perencanaan Pembangunan Lainnya ……………………………………………….. I-1 Peta Kota Probolinggo………………………………. II-1
  • 19. iii Gambar 2.2 Jumlah Kelurahan Tiap Kecamatan Kota Probolinggo…………………………………………… II-2 Gambar 2.3 Jumlah RW Tiap Kecamatan Kota Probolinggo……. II-3 Gambar 2.4 Jumlah RT Tiap Kecamatan Kota Probolinggo……. II-3 DAFTAR GRAFIK Grafik 2.1 Pertumbuhan Penduduk Kota Probolinggo Tahun 2007-2011………………………………………………… II-6 Grafik 2.2 Populasi Penduduk Kota Probolinggo Menurut Kelompok Umur Tahun 2008-2011……………………. II-7 Grafik 2.3 PDRB Kota Probolinggo Tahun 2006-2010……………. II-9
  • 20. iv Grafik 2.4 Pertumbuhan Ekonomi Kota Probolinggo Tahun 2006- 2010 ………………………………………………………. II-10 Grafik 2.5 Indeks Pembangunan Manusia Kota Probolinggo Tahun 2007-2010……………………………………….. II-11 Grafik 2.6 Kondisi Tenaga Kerja Kota Probolinggo Tahun 2006- 2010………………………………………………………. II-13 Grafik 2.7 Peluang Kerja Penduduk Kota Probolinggo Tahun 2007-2011………………………………………………… II-14
  • 21. v Tabel DAFTAR TABEL Tabel 2.1 Pembagian Wilayah Administrasi Kota Probolinggo… II-2 Tabel 2.2 Jumlah dan Komposisi Penduduk Kota Probolinggo Tahun 2010-2011 ……………………………………. II-5 Tabel 2.3 PDRB Kota Probolinggo Tahun 2006-2010 Atas Dasar Harga Berlaku dan Harga Konstan Tahun 2000………………………………………………………. II-8 Tabel 2.4 Angka Melek Huruf Kota Probolinggo Tahun 2006- 2010………………………………………………………. II-12 Tabel 2.5 Rata-Rata Lama Sekolah di Kota Probolinggo Tahun 2007-2011……………………………………………….. II-12 Tabel 2.6 Angka Harapan Hidup Masyarakat di Kota Probolinggo Tahun 2007-2011………………………… II-13 Tabel 2.7 Data kinerja layanan pendidikan di Kota Probolinggo Tahun 2007-2011……………………………………….. II-16 Tabel 2.8 Data kinerja layanan kesehatan di Kota Probolinggo Tahun 2007-2011……………………………………….. II-17 Tabel 2.9 Data kinerja layanan pekerjaan umum di Kota Probolinggo Tahun 2007-2011………………………… II- 18 Tabel 2.10 Data kinerja layanan perumahan rakyat di Kota Probolinggo Tahun 2007-2011………………………… II-18 Tabel 2.11 Data kinerja layanan penataan ruang di Kota Probolinggo Tahun 2007-2011………………………… II-19 Tabel 2.12 Data kinerja perencanaan pembangunan di Kota Probolinggo Tahun 2007-2011………………………… II-19 Tabel 2.13 Data kinerja layanan perhubungan di Kota Probolinggo Tahun 2007-2011………………………… II-20 Tabel 2.14 Data kinerja layanan lingkungan hidup di Kota Probolinggo Tahun 2007-2011………………………… II-20
  • 22. vi Tabel 2.15 Data kinerja layanan pertanahan di Kota Probolinggo Tabel Tahun 2007-2011……………………………………….. II-21 2.16 Data kinerja layanan administrasi kependudukan dan
  • 23. vii Tabel catatan sipil di Kota Probolinggo Tahun 2007-2011…. II-21 Tabel 2.17 Data kinerja urusan pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak di Kota Probolinggo Tahun 2007- 2011……………………………………………………….. II-21 Tabel 2.18 Data kinerja urusan keluarga berencana dan keluarga sejahtera di Kota Probolinggo Tahun 2007-2011……. II-22 Tabel 2.19 Data kinerja urusan sosial di Kota Probolinggo Tahun 2007-2011………………………………………………… II-22 Tabel 2.20 Data kinerja urusan ketenagakerjaan di Kota Probolinggo Tahun 2007-2011………………………… II-23 Tabel 2.21 Data kinerja urusan koperasi dan usaha kecil menengah di Kota Probolinggo Tahun 2007-2011….. II-23 Tabel 2.22 Data kinerja urusan penanaman modal di Kota Probolinggo Tahun 2007-2011………………………… II-24 Tabel 2.23 Data kinerja urusan kebudayaan di Kota Probolinggo Tahun 2007-2011……………………………………….. II-24 Tabel 2.24 Data kinerja urusan kepemudaan dan olah raga di Kota Probolinggo Tahun 2007-2011…………………… II-24 Tabel 2.25 Data kinerja urusan kesatuan bangsa dan politik dalam negeri di Kota Probolinggo Tahun 2007-2011.. II-25 Tabel 2.26 Data kinerja urusan otonomi daerah, pemerintahan umum, administrasi keuangan daerah, perangkat daerah, kepegawaian dan persandian di Kota Probolinggo Tahun 2007-2011……………….. II-25 Tabel 2.27 Data kinerja urusan ketahanan pangan di Kota Probolinggo Tahun 2007-2011…………………………. II-26 Tabel 2.28 Data kinerja urusan pemberdayaan masyarakat dan desa di Kota Probolinggo Tahun 2007-2011………… II-26 Tabel 2.29 Data kinerja urusan statistik daerah di Kota Probolinggo Tahun 2007-2011…………………………. II-27
  • 24. viii Tabel 2.30 Data kinerja urusan kearsipan daerah di Kota Tabel Probolinggo Tahun 2007-2011………………………… II-27 2.31 Data kinerja urusan komunikasi dan informatika di Kota Probolinggo Tahun 2007-2011………………….. II-28 Tabel 2.32 Data kinerja urusan perpustakaan di Kota ProbolinggoTahun 2007- 2011………………………….. II-28 Tabel 2.33 Data kinerja urusan pertanian di Kota Probolinggo Tahun 2007-2011……………………………………….. II-29 Tabel 2.34 Data kinerja urusan pariwisata di Kota Probolinggo Tahun 2007-2011……………………………………….. II-29 Tabel 2.35 Data kinerja urusan kelautan dan perikanan di Kota Probolinggo Tahun 2007-2011………………………… II-30 Tabel 2.36 Data kinerja urusan kelautan dan perdagangan di Kota Probolinggo Tahun 2007-2011………………………… II-30 Tabel 2.37 Data kinerja urusan kelautan dan perindustrian di Kota Probolinggo Tahun 2007-2011………………………… II-31 Tabel 2.38 Angka Konsumsi Rata-Rata RT Per Kapita Per Bulan di Kota Probolinggo Tahun 2007 – 2011……………… II-32 Tabel 2.39 Produktivitas Total Daerah Per Sektor (ADH Berlaku) di Kota Probolinggo Pada Tahun 2006 – 2008 (Dalam Jutaan Rupiah)…………………………………………… II-33 Tabel 2.40 Fasilitas Perhubungan di Kota Probolinggo Tahun 2011………………………………………………………. II-35 Tabel 2.41 Data Peruntukan Lahan Kota Probolinggo Tahun 2011 ……………………………………………………………. II-35 Tabel 2.42 Jenis dan Jumlah Bank serta Cabangnya di Kota Probolinggo Tahun 2007 – 2011………………………. II-36 Tabel 2.43 Jumlah Fasilitas Hotel dan Penginapan di Kota Probolinggo Tahun 2007 – 2011………………………. II-37 Tabel 2.44 Jumlah Fasilitas Restoran dan Rumah Makan di Kota Probolinggo Tahun 2007 – 2011………………………. II-37
  • 25. ix Tabel 2.45 Cakupan Pelayanan Air Bersih dan Listrik di Kota Tabel Probolinggo Tahun 2007 – 2011………………………. II-38 Tabel 2.46 Data Kondisi Keamanan dan Politik Dalam Negeri di Kota Probolinggo Tahun 2007 – 2011………………… II-39 2.47 Data Pelayanan Perijinan Investasi di Kota Probolinggo
  • 26. x Tahun 2007 – 2011………………………. II-40 Tabel 2.48 Data Jumlah Perda Yang Mendukung Iklim Usaha di Kota Probolinggo Tahun 2007 – 2011………………… II-41
  • 27. I | xi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dengan memperhatikan ketentuan pasal 1 ayat 9 Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010, yang dimaksud dengan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah yang selanjutnya disingkat RPJPD adalah dokumen perencanaan daerah (Provinsi dan Kabupaten/Kota) untuk periode 20 (dua puluh) tahun. Dokumen perencanaan daerah pada dasarnya merupakan satu kesatuan sistem perencanaan pembangunan nasional yang disesuaikan dengan tingkat kewenangannya. Penyusunan RPJPD dilakukan melalui beberapa tahapan secara sekuensial serta perumusannya berpedoman pada prinsip-prinsip perencanaan pembangunan daerah, yakni : dilakukan oleh pemerintah daerah bersama para pemangku kepentingan berdasarkan peran dan kewenangan masing-masing, mengintegrasikan rencana tata ruang dengan rencana pembangunan daerah, serta dilaksanakan berdasarkan kondisi dan potensi daerah, menyesuaikan dengan dinamika perkembangan daerah dan nasional. Tahapan penyusunan Dokumen RPJPD diawali dengan persiapan penyusunan, penyusunan rancangan awal, pelaksanaan Musrenbang, perumusan rancangan akhir serta penetapan Peraturan Daerah tentang Rencana Pembanganunan Jangka Panjang Daerah Kota Probolinggo Tahun 2005 – 2025. Mencermati perkembangan keadaan yang terjadi pada saat ini, dengan tingkat akselerasi yang sangat tinggi pada hampir semua segi kehidupan, serta masih banyaknya tantangan dan permasalahan yang dihadapi Kota Probolinggo, jelas diperlukan upaya-upaya terencana, strategis dan berkesinambungan, yang dituangkan ke dalam suatu dokumen perencanaan pembangunan daerah yang berdimensi jangka panjang dan berorientasi pada perwujudan kesejahteraan masyarakat. RPJP ini selanjutnya dijadikan landasan bagi penyusunan tahapan pembangunan lima tahunan, yakni Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah atau RPJMD, serta menjadi arah bagi para calon kepala daerah dalam merumuskan visi, misi dan program yang akan dilaksanakannya dalam kurun waktu lima tahunan. RPJPD yang ditetapkan melalui peraturan daerah mengikat
  • 28. I | xii seluruh komponen masyarakat Kota Probolinggo, baik pemerintah daerah, dunia usaha maupun masyarakat umum lainnya. Kedudukan RPJPD yang penting dan strategis menunjukkan bahwa keberadaannya sangat dibutuhkan bagi keberlanjutan pelaksanaan pembangunan daerah. Ketiadaan dokumen RPJPD akan menimbulkan ketidak jelasan arah dan sasaran pokok pembangunan daerah, sekaligus sulit untuk menjaga konsistensi dan kesinambungan pembangunan dari setiap periode pemerintahan, Apabila setiap periode pemerintahan daerah (kurun lima tahunan) tanpa dipedomani dengan arah dan sasaran pokok pembangunan untuk masa 20 tahun, maka setiap periode pemerintahan akan berjalan dengan mengesampingkan aspek kesinambungann pencapaian sasaran pembangunan antar periode pemerintahan. Substansi RPJPD Kota Probolinggo sesuai ketentuan pasal 20 Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010 adalah memuat visi, misi dan arah pembangunan daerah selama 20 tahun sampai dengan tahun 2025. 1.2 Dasar Hukum Penyusunan Berbagai peraturan perundang-undangan yang dijadikan landasan dalam penyusunan RPJPD Kota Probolinggo Tahun 2005-2025 adalah sebagai berikut: 1. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 75, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3851) ; 2. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4287) ; 3. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2004 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 53, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4389) ;
  • 29. I | xiii 4. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 104, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4321) ; 5. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437) sebagaimana telah diubah menjadi Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua atas Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4844) ; 6. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4438) ; 7. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional Tahun 2005-2025 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 33, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4700) ; 8. Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 68, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4725) ; 9. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan antara Pemerintah, Pemerintah Daserah Provinsi dan Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4737) ; 10. Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2008 tentang Pedoman Evaluasi Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik
  • 30. I | xiv Indonesia Tahun 2008 Nomor 19, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4815); 11. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 21, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4817) ; 12. Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun 2008 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional Tahun 2008 – 2028 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 48, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4833) ; 13. Peraturan Menteri Dalam Negari Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah ; 14. Peraturan Pemerintah Nomor Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2011 tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2010 tentang Tata Cara Pelaksanaan Tugas dan Wewenang Serta Kedudukan Keuangan Gubernur Sebagai Wakil Pemerintah di Wilayah Provinsi (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 44, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5209) 15. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Timur Nomor 1 Tahun 2009 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah Provinsi Jawa Timur Tahun 2005-2025 ; 16. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Timur Nomor 5 Tahun 2012 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Jawa Timur Tahun 17. Peraturan Daerah Kota Probolinggo Nomor 2 Tahun 2006 tentang Visi dan Misi Kota Probolinggo Tahun 2006 – 2025.
  • 31. I | xv 18. Peraturan Daerah Kota Probolinggo Nomor 2 Tahun 2010 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Probolinggo Tahun 2009 – 2028; 19. Peraturan Daerah Kabupaten Probolinggo Nomor 3 Tahun 2011 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Probolinggo Tahun 2010 – 2029; 1.3 Hubungan Antara RPJPD Dengan Dokumen Rencana Pembangunan Daerah Lainnya RPJPD Kota Probolinggo Tahun 2005-2025 penyusunannya memperhatikan keselarasan dengan dan sekaligus mengacu pada RPJP Nasional dan RPJPD Provinsi Jawa Timur. Hal ini dimaksudkan agar terdapat keselarasan antara visi, misi , arah dan kebijakan pembangunan daerah Kota Probolinggo dengan visi, misi, arah, tahapan dan prioritas pembangunan jangka panjang Nasional dan Provinsi Jawa Timur. Penyusunan RPJPD Kota Probolinggo juga memperhatikan RTRW Nasional, RTRW Provinsi Jawa Timur dan RTRW Kabupaten Probolinggo. Dengan demikian diharapkan terdapat keselarasan dalam pemanfaatan struktur dan pola ruang dan dapat dihindari adanya konflik pemanfaatan ruang wilayah. Secara skematik, pola hubungan antara RPJPD Kota Probolinggo Tahun 2005-2025 dengan dokumen Rencana Pembangunan lainnya dapat digambarkan sebagai berikut : Gambar I.1
  • 32. I | xvi Hubungan Antara RPJPD Kota Probolinggo Dengan Dokumen Perencanaan Pembangunan Lain UU No. 17 Tahun 2007 Tentang RPJP Nasional Tahun 2005 - 2025 Perda Provinsi Jawa Timur Nomor 1 Tahun 2009 tentang RPJPD Provinsi Jawa Timur Tahun 2005 - 2025 1.4 Sistematika Penulisan PP No. 26 Tahun 2008 Tentang Rencana Tata Ruang N asional Tahun 2008 - 2028 Perda Prov Jatim No. 5 Tahun 20 12 Rencan a Tata Ruang Wilayah Provinsi Jawa Timur Tahun 2011 - 2031 Dokumen Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah Kota Probolinggo Tahun 2005 – 2025 memuat latar belakang, dasar hukum penyusunan, hubungan antara dokumen RPJPD dengan dokumen rencana pembangunan disusun berdasarkan tata urut penulisan sebagai berikut : Bab I : Pendahuluan, yang memuat latar belakang, dasar hukum penusunan, hubungan antara RPJPD dengan dokumen rencana pembangunan daerah lainnya, sistematika penulisan serta maksud dan tujuan. Bab II : Gambaran Umum Kota Probolinggo, yang memuat penjelasan umum mengenai kondisi eksisting berbagai sektor prmbangunan strategis serta tantangan yang dihadapi dalam kurun waktu sampai dengan tahun 2025 mendatang. Bab III : Analisis Isu-Isu Strategis, yang berisi berbagai permasalahan utama pembangunan daerah dan isu-isu strategis. Rencana Pembangungan Jangka Pa njang Dae rah Kabupaten Probolinggo Rencana Pembangungan Jangka Panjang Daerah Kota Probolinggo Rencana Tata Ruang Kota Probolinggo Rencana Tata Ruang W ilayah Kabupaten Probolinggo
  • 33. I | xvii Bab IV : Visi dan Misi Kota Probolinggo, yang memuat perumusan visi dan misi pembangunan Kota Probolinggo hingga tahun 2025. Bab V : Arah Kebijakan Pembangunan Jangka Panjang Daerah, yang memuat sasaran pokok dan arah kebijakan pembangunan jangka penjang daerah untuk masing-masing misi pada setiap tahapan 5 (lima) tahunan, selama kurun waktu 20 tahun. Bab VI : Kaidah Pelaksanaan, dimana pada bab ini diuraikan langkah-langkah pelaksanaan visi dan misi serta arah kebijakan pembambanguan jangka panjang daerah yang telah disusun dalam dokumen RPJPD. 1.5 Maksud dan Tujuan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah Kota Probolinggo Tahun 2005 – 2025 sebagai dokumen perencanaan pembangunan untuk jangka waktu 20 (dua puluh) tahun dimaksudkan unttuk memberikan arahan sekaligus menjadi acuan bagi seluruh komponen pemerintah, dunia usaha swasta dan masyarakat dalam mewujudkan cita-cita dan tujuan pembangunan daerah Kota Probolinggo dalam rangka meningkatkan derajat kesejahteraan masyarakat. RPJPD Kota Probolinggo disusun sebagai pedoman penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) dan Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) sebagai Rencana Pembangunan Tahunan Daerah. Tujuan penyusunan RPJPD Kota Probolinggo adalah untuk : 1. Menetapkan visi, misi dan arah pembangunan daerah Kota Probolinggo untuk waktu 20 tahun sampai dengan tahun 2025, dalam rangka peningkatan pertumbuhan dan pengembangan pembangunan daerah guna meningkatkan derajat kesejahteraan masyarakat Kota Probolinggo. 2. Mewujudkan perencanaan pembangunan daerah yang sinergis dan terpadu antara perencanaan pembangunan Nasional, Provinsi Jawa Timur, Kabupaten Probolinggo dan Kota Probolinggo.
  • 34. I | xviii 3. Memberikan kontribusi yang cukup berarti bagi upaya mewujudkan visi dan misi pembangunan nasional serta Millenium Development Goals.
  • 35. I I | 1 BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH 2.1 Aspek Geografis dan Demografi Kota Probolinggo 2.1.1 Aspek Geografis Letak Kota Probolinggo berada pada 7º 43’ 41” sampai dengan 7º 49’ 04” Lintang Selatan dan 113º 10’ sampai dengan 113º 15’ Bujur Timur dengan luas wilayah 56,667 Km². Disamping itu Kota Probolinggo merupakan daerah transit yang menghubungkan kota-kota (sebelah timur Kota) : Banyuwangi, Jember, Bondowoso, Situbondo, Lumajang, dengan kota-kota (sebelah barat Kota) : Pasuruan, Malang, Surabaya. Adapun batas wilayah administrasi Kota Probolinggo meliputi :  Sebelah Utara : Selat Madura  Sebelah Timur : Kecamatan Dringu Kabupaten Probolinggo  Sebelah Selatan : Kecamatan Leces, Wonomerto, dan Sumberasih Kabupaten Probolinggo  Sebelah Barat : Kecamatan Sumberasih Kabupaten Probolinggo Gambar 2.1
  • 36. I I | 2 Peta Kota Probolinggo Secara administrasi Pemerintahan Kota Probolinggo terdiri dari 5 kecamatan yaitu Kecamatan Mayangan dengan 5 Kelurahan, Kecamatan Kanigaran dengan 6 Kelurahan, Kecamatan Kedopok dengan 6 Kelurahan, Kecamatan Wonoasih dengan 6 Kelurahan dan Kecamatan Kademangan dengan 6 Kelurahan (Peraturan Daerah Kota Probolinggo Nomor 20 Tahun 2006 tentang Penataan dan Pengembangan Kelembagaan Kecamatan). Pembagian Wilayah Administrasi Kota Probolinggo terlihat pada tabel dibawah ini. Tabel 2.1 Pembagian Wilayah Administrasi Kota Probolinggo Nama Kecamatan Jml Kelurahan Jumlah RW Jumlah RT Kademangan 6 31 171 Kedopok 6 35 143 Wonoasih 6 39 182 Mayangan 5 42 257 Kanigaran 6 51 251 Jumlah Total 29 198 1004
  • 37. I I | 3 Sumber : BPS Kota Probolinggo Sumber : BPS Kota Probolinggo Sumber : BPS Kota Probolinggo
  • 38. I I | 4 Sumber : BPS Kota Probolinggo Kota Probolinggo mempunyai perubahan iklim sebanyak 2 musim setiap tahunnya, yaitu musim penghujan dan musim kemarau. Pada tahun-tahun lalu musim penghujan terjadi pada bulan Januari sampai dengan Juli dan Nopember sampai dengan Desember, sedangkan musim kemarau terjadi pada bulan Agustus sampai bulan Oktober. Jumlah curah hujan pada tahun 2009 dari hasil pemantauan pada 4 stasiun pengamatan hujan yang ada di Kota Probolinggo, rata – rata tercatat sebesar 955 mm dan hari hujan sebanyak 64 hari. Apabila dibandingkan dengan rata-rata curah hujan tahun 2009 sebesar 932 mm dengan 75 hari hujan, maka kondisi tahun 2010 lebih basah dibandingkan tahun 2009. Ada banyak terjadi fenomena perubahan iklim di tahun 2010, datangnya musim hujan tidak lagi memungkinkan diperkirakan dengan pengetahuan lokal. Curah hujan naik pada periode Nopember sampai bulan Maret. Kenaikan sampai dengan 50mm. Musim kemarau yang biasanya terjadi pada bulan Agustus sampai dengan bulan Oktober, pada tahun 2010 musim kemarau lebih panjang yang dimulai pada bulan April dengan intensitas curah hujan menurun sampai dengan September. Curah hujan terlebat terjadi pada bulan Januari sebesar 336 mm, sedangkan hari hujan terlama terjadi pada bulan Januari dengan 21 hari hujan. Musim kering yang terjadi pada bulan Agustus sampai dengan Oktober di Kota Probolinggo berpengaruh terjadinya angin kering yang bertiup cukup kencang dari arah tenggara ke barat laut, yang populer dengan sebutan ”Angin Gending”
  • 39. I I | 5 Secara umum, kondisi dan struktur tanah Kota Probolinggo cukup produktif untuk berbagai jenis tanaman. Hal ini banyak dipengaruhi oleh pengairan yang cukup, sehingga memungkinkan pengembangan lahan sawah untuk tanaman pangan maupun hortikultura, khususnya bawang merah yang merupakan komoditi unggulan. Akan tetapi ada beberapa dampak perubahan iklim yang terjadi di Kota Probolinggo dan perubahan pola hujan menyebabkan pergeseran dalam periode tanam, musim dan pola tanam, degredasi tanah dan penurunan ketersediaan air pada bulan Agustus sampai dengan bulan Oktober. Sumber data yang disampaikan diatas hasil dari pemantauan dan kerjasama antara Pemerintah Federal Jerman (GIZ) Perubahan Iklim (PAKLIM) dan Pemerintah Kota Probolinggo. Meskipun merupakan wilayah perkotaan, pola penggunaan tanah di Kota Probolinggo tahun 2010 ternyata masih terdapat lahan sawah seluas 1.866 hektar, lahan bukan sawah seluas 3.801 hektar. Lahan bukan sawah terbagi atas lahan kering 3.702,28 hektar dan lahan lainnya (tambak dan mangrove) seluas 98,72 hektar. Melihat potensi dan pemanfaatan wilayah demikian itu, banyak alternatif yang bisa dipilih untuk mengoptimalkan pemanfaatan dan pemberdayaan potensi daerah kota, guna mewujudkan kesejahteraan masyarakat Kota Probolinggo melalui percepatan penanggulangan kemiskinan dan pengangguran berbasis investasi produktif dan berkesinambungan 2.1.2 Aspek Demografi Pertumbuhan penduduk adalah perubahan populasi sewaktu-waktu dan dapat dihitung sebagai perubahan dalam jumlah individu dalam sebuah populasi menggunakan "per waktu unit" untuk pengukuran. Pertumbuhan penduduk yang makin cepat, mendorong pertumbuhan aspek-aspek kehidupan yang meliputi aspek sosial, ekonomi, politik, kebudayaan, dan sebagainya. Perkembangan pendudukan di Kota Probolinggo selama ini menunjukkan peningkatan, dapat dilihat dari jumlah penduduk pada tahun 2010 sebanyak 217.349 jiwa menjadi sebanyak 218.061 jiwa pada tahun 2011, sehingga Laju Pertumbuhan Penduduk (LPP) Kota Probolinggo pada tahun 2011 mencapai 0,33%. Pertumbuhan penduduk ini selain dikarenakan adanya fertilitas yang cukup tinggi (pertumbuhan penduduk alami), juga disebabkan adanya
  • 40. I I | 6 pertumbuhan penduduk migrasi, dimana terdapat migrasi masuk yang lebih besar daripada migrasi keluar (migrasi neto positif) atau dengan kata lain penduduk yang datang lebih banyak dibandingkan dengan penduduk yang keluar Kota Probolinggo. Jumlah penduduk tersebut mendiami wilayah seluas 56,667 km2 sehingga rata-rata kepadatan penduduk pada tahun 2011 adalah 38,48 jiwa per km2. Adapun rincian jumlah dan komposisi penduduk Kota Probolinggo dapat diuraikan pada tabel berikut. Tabel 2.2 Jumlah dan Komposisi Penduduk Kota Probolinggo Tahun 2010-2011 No Uraian 2010 2011 2012 Peningkatan/ Penurunan 1 Jumlah Penduduk (jiwa) 217,349 218,061 219.139 0.49% 2 Rata-rata Kepadatan Penduduk (km2) 3,836 3,848 3,867 0,49% 3 Laju Pertumbuhan Penduduk (%) -0,77 0.33 0,49 0,16% 4 Komposisi Penduduk, menurut: a. Jenis Kelamin - Pria 108,026 108,321 108,810 0,45% - Perempuan 109,323 109,740 110,329 0,53% b. Angkatan Kerja - Jumlah Tenaga Kerja 108,239 110,316 113.966 3,20% - Jumlah Tenaga Kerja yang Bekerja 88.181 90.702 94.625 4,15% - Jumlah pengangguran 20,058 19,614 19.341 -1,41% - Tingkat Pengangguran Terbuka 6,85 4,66 5,12 89,84% c. Penduduk berdasarkan pendidikan terakhir - Tidak/belum pernah sekolah/ tidak/belum tamat SD 49.109 49.447 60.811 18,69% - Tamat SD/MI/sederajat 62.948 63.178 55.516 -13,80% - Tamat SMP/MTs/sederajat 29.519 29.584 27.876 -6,13% - Tamat SLTA/sederajat 50.829 50.893 49.460 -2,90% - Perguruan Tinggi 13.742 13.767 15.248 9,71% Sumber: BPS Kota Probolinggo, 2011
  • 41. I I | 7 Grafik 2.1 Pertumbuhan Penduduk Kota Probolinggo Tahun 2007-2012 Sumber : BPS Kota Probolinggo Grafik 2.2 Populasi Penduduk Kota Probolinggo Menurut Kelompok Umur Tahun 2008-2012 Sumber : Kota Probolinggo Dalam Angka (BPS) Tahun 2013 2.2 Aspek Kesejahteraan Masyarakat Kondisi kesejahteraan masyarakat di Kota Probolinggo dapat dielaborasi kedalam tiga fokus utama, yakni fokus kesejahteraan dan pemerataan ekonomi, fokus kesejahteraan masyarakat serta fokus seni budaya dan olah raga. Identifikasi terhadap ke tiga fokus utama tersebut dapat diuraikan sebagai berikut:
  • 42. I I | 8 2.2.1 Fokus Kesejahteraan dan Pemerataan Ekonomi Metode yang biasa dipergunakan untuk mengetahui kondisi kesejahteraan dan pemerataan ekonomi di daerah adalah melalui pengukuran pencapaian indikator makro ekonomi. Komponen-komponen dari indikator makro ekonomi tersebut diantaranya adalah Produk Domistik Regional Bruto (PDRB), PDRB Per Kapita, Laju Pertumbuhan Ekonomi (LPE), dan Laju Inflasi. Indikator ekonomi makro untuk Kota Probolinggo dapat diuraikan sebagai berikut : 1. Produk Domistik Regional Bruto (PDRB) Salah satu indikator untuk melihat gambaran pembangunan ekonomi daerah adalah dengan menggunakan perhitungan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB). Ditinjau dari segi pendapatan Kota Probolinggo, PDRB merupakan jumlah dari semua pendapatan yang timbul oleh karena ikut sertanya faktor produksi dalam proses produksi diwilayah Kota Probolinggo. Pada tahun 2006 PDRB (Atas Dasar Harga Konstan Tahun 2000) Kota Probolinggo sebesar Rp.1,603 triliun dan meningkat menjadi Rp. 1,706 triliun pada tahun 2007. Sedangkan PDRB tahun 2008 sebesar Rp. 1.808 triliun dan meningkat menjadi Rp. 1,905 triliun pada tahun 2009 serta menjadi Rp. 2,032 triliun (angka sementara) pada tahun 2010. Untuk lebih jelasnya dapat disajikan dalam tabel dibawah ini : Tabel 2.3 PDRB Kota Probolinggo Tahun 2006-2010 Atas Dasar Harga Berlaku dan Harga Konstan Tahun 2000 NO URAIAN TH 2008 TH 2009 TH 2010 TH 2011 * 2012** 1 Atas Dasar Harga Berlaku 1.1 PDRB (Juta Rupiah) 3.792.923,65 4.230.400,82 4.767.748,72 5.290.802,42 5.865.792,68 1.2 PDRB Perkapita (Rp) 16.735.234,05 19.704.327,00 21.935.910,00 24.262..950,00 26.766.720,00 2 Atas Dasar Harga Konstan 2000 2.1 PDRB (Juta Rupiah) 1.808.452,67 1.905.226,66 2.021.826,54 2.154.960,07 2.301.193,44 2.2 PDRB Perkapita (Rp.) 7.979.300,79 8.759.622,53 9.302.210,00 9.882.370,00 10.500.780,00 3 Laju
  • 43. I I | 9 Pertumbuhan Ekonomi 6,02 5,35 6.06 6,58 6,85 Keterangan : ** Angka sementara tahun 2012 Grafik 2.3 PDRB Kota Probolinggo Tahun 2008-2012 Sumber : BPS Tahun 2013 2. PDRB Per Kapita Dari tabel 2.3 juga nampak bahwa PDRB per kapita Kota Probolinggo terus mengalami peningkatan yang cukup berarti. Apabila pada tahun 2007 baru mencapai Rp. 14.685.948,95, tahun 2008 meningkat menjadi Rp. 16.735.234,05, pada tahun 2009 meningkat lagi menjadi Rp. 19.704.327,00 dan pada tahun 2010 menjadi sebesar Rp. 21.935.910,00. Selanjutnya pada dua tahun terakhir 2011 dan 2012 mengalami peningkatan menjadi Rp. 24.262.950,00 dan Rp. 26.766.720,00. Dari data tersebut berarti PDRB per kapita penduduk Kota Probolinggo dalam kurun waktu 5 tahun terakhir meningkat sebesar 34,19 %. 3. Laju Pertumbuhan Ekonomi Dari data yang ada pada tabel 2.3 juga dapat dijelaskan bahwa laju pertumbuhan ekonomi Kota Probolinggo dengan memperhatikan tampilan tabel
  • 44. I I | 10 2.3 juga dapat dicatat adanya peningkatan yang sangat berarti. Apabila pada tahun 2006 mencapai 5,92% meningkat menjadi 6,39% pada tahun 2007. Pada tahun 2008 pertumbuhan ekonomi Kota Probolinggo 6,02%, tahun 2009 menjadi 5,35 % dan tahun 2010 pertumbuhan ekonimi tercapai sebesar 6,06 %. Grafik 2.4 Pertumbuhan Ekonomi Kota Probolinggo Tahun 2008-2012 Sumber : BPS Tahun 2010 4. Laju Inflasi Gambaran mengenai laju inflasi PDRB yang terjadi di Kota Probolinggo dapat dijelaskan bahwa dari kurun waktu tahun 2006 sampai tahun 2010, inflasi tertinggi terjadi pada tahun 2008 yakni sebesar 10,89 % dan tingkat inflasi terendah terjadi pada tahun 2009 yakni sebesar 3,55%. Apabila tingkat inflasi masih berada di bawah 10% per tahun maka masih digolongkan sebagai inflasi ringan. Berdasarkan kelompok sektor, pada tahun 20O8 inflasi tertinggi terjadi pada sektor makanan jadi, rokok dan tembakau yang mencapai sebesar
  • 45. I I | 11 19,35%, sedangkan tingkat inflasi terendah terjadi pada sektor pendidikan, rekreasi dan olah raga yakni sebesar 6,44 %. 2.2.2 Fokus Kesejahteraan Masyarakat Pembangunan manusia sebagai insan dan sumberdaya pembangunan merupakan stu kesatuan yang tidak terpisahkan, dilakukan terhadap seluruh siklus hidup manusia. Upaya tersebut dilandasi oleh pertimbangan bahwa pembangunan manusia yang baik merupakan kunci bagi tercapainya kesejahteraan masyarakat dan kemakmuran bangsa. Untuk memberikan gambaran tentang keberhasilan pembangunan kesejahteraan masyarakat antara lain dapat diketahui dari indikator sebagai berikut : 1. Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Peningkatan kualitas sumber daya manusia ditandai oleh semakin meningkatnya capaian Indeks Pembangunan Manusia (IPM) yang dapat dilihat dari tiga bidang utama, yakni pendidikan, kesehatan dan daya beli masyarakat. IPM Kota Probolinggo tingkat capaiannya dapat digambarkan sebagai berikut : Grafik 2.5 Indeks Pembangunan Manusia Kota Probolinggo Tahun 2008-2012
  • 46. I I | 12 Sumber : BPS Kota Probolinggo Tahun 2010 Dukungan terhadap capaian Indeks Pembangunan Manusia Kota Probolinggo tersebut antara lain berasal dari :  Angka Melek Huruf Data Angka Melek Huruf di Kota Probolinggo dari tahun 2006 sampai dengan tahun 2010 menunjukkan tren yang terus meningkat. Ini menunjukkan bahwa kontribusi Angka Melek Huruf terhadap Indeks Pembangunan Manusia Bidang Pendidikan cukup bermakna dari tahun ke tahun. Selanjutnya data tersebut dapat dilihat pada tabel berikut ini : Tabel 2.4 Angka Melek Huruf Kota Probolinggo Tahun 2008-2012 Tahun 2008 Tahun 2009 Tahun 2010 Tahun 2011 Tahun 2012 90,78 % 91,28 % 92,49 % 92,50 % 93,35%  Rata-Rata Lama Sekolah Indikator bidang pendidikan dalam kerangka Indeks Pembangunan Manusia selanjutnya adalah Rata-Rata Lama Sekolah. Terjadi kecenderungan tren yang terus meningkat dari tahun ke tahun rata-rata lama sekolah di Kota Probolinggo. Kondisi demikian ini dapat dilihat pada tabel berikut ini :
  • 47. I I | 13 Tabel 2.5 Rata-Rata Lama Sekolah di Kota Probolinggo Tahun 2007-2012 Tahun 2007 Tahun 2008 Tahun 2009 Tahun 2010 Tahun 2011 8,29 8,29 8,35 8,52 8,53  Angka Harapan Hidup Berdaskan kecenderungan yang ada, angka harapan hidup manusia terus mengalami peningkatan. Demikian pula angka harapan hidup masyarakat di Kota Probolinggo yang mengalami peningkatan dari tahun 2006 sampai dengan tahun 2010. Peningkatan tersebut nampak pada tabel berikut ini : Tabel 2.6 Angka Harapan Hidup Masyarakat di Kota Probolinggo Tahun 2007-2011 Tahun 2009 Tahun 2010 Tahun 2011 Tahun 2012 Tidak Terdata 70,12 70,52 70,52 2. Kondisi Ketenagakerjaan Indikator lain yang juga dapat dipergunakan untuk menggambarkan tingkat kesejahteraan masyarakat adalah laju pertumbuhan angkatan kerja yang terserap pada lapangan pekerjaan yang tersedia. Kondisi tenaga kerja di Kota Probolinggo tahun 2010 meliputi angkatan kerja sebanyak 108.239 orang. Jumlah lowongan kerja sejumlah 3.561 buah dengan pencari kerja tahun 2010 yang terdaftar sebanyak 3.493 orang, berhasil ditempatkan 2.228 orang, sehingga jumlah pencari kerja yang masih terdaftar hingga akhir tahun 2010 sebanyak 14.836 orang. Kondisi ketenagakerjaan tahun 2007-2011 dapat digambarkan sebagai berikut : Grafik 2.6 Kondisi Tenaga Kerja Kota Probolinggo Tahun 2007-2011
  • 48. I I | 14 Sumber : Dinas Tenaga Kerja Kota Probolinggo Grafik 2.7 Peluang Kerja Penduduk Kota Probolinggo Tahun 2007-2011 Sumber : Dinas Tenaga Kerja Kota Probolinggo 2.2.3 Fokus Seni Budaya dan Olah Raga Pembangunan seni dan budaya pada dasarnya ditujukan untuk melestarikan dan mengembangkan seni dan budaya daerah serta mempertahankan jati diri dan nilai-nilai budaya daerah ditengah-tengah semakin derasnya arus informasi dan pengaruh negatif budaya global. Pembangunan seni dan budaya di Kota Probolinggo diarahkan untuk memperkuat jati diri masyarakat seperti solidaritas sosial, rasa kekeluargaan, budaya berperilaku positif seperti kerja keras, gotong royong, penghargaan terhadap nilai budaya dan bahasa daerah. Dengan pengembangan seni dan budaya daerah diharapkan dapat dipertahankan dan terus digali kearifan lokal dalam kehidupan masyarakat. Aktivitas yang terus dijaga adalah keberadaan grup kesenian daerah, baik dari segi
  • 49. I I | 15 jumlah grup kesenian yang sekarang ada sejumlah 50 grup maupun intensitas kegiatannya yang terus diberikan ruang dan kesempatan untuk berkembang. Strategi pembangunan pemuda selama ini dilakukan dengan cara: (1) membangun moral dan budi pekerti luhur, (2) membangun sarana dan prasarana fisik dan non fisik dengan mengedepankan kepentingan bangsa dan negara diatas kepentingan pribadi, kelompok dan golongan, (3) membangun sumber daya manusia dengan keteladanan, solidaritas, gotong royong, sopan santun, ramah tamah, saling menghormati, saling menghargai dan memelihara kepekaan sosial, (4) dan membangun semangat juang dan cinta tanah air. Wujud pembangunan generasi muda secara nyata adalah : (1) pemberdayaan pemuda untuk membangkitkan potensi pemuda untuk berperan serta dalam pembangunan, (2) pengembangan pemuda untuk menumbuhkembangkan potensi manajerial, kewirausahaan dan kepeloporan pemuda, dan (3) perlindungan pemuda dalam pengertian untuk menolong pemuda dalam menghadapi demoralisasi, degradasi, tindakan destruktif, regenerasi dan perlindungan hak dan kewajiban pemuda. Diharapkan di masa depan nanti akan lahir pemimpin-pemimpin bangsa dari generasi muda yang berwawasan kebangsaan dan cinta tanah air, memiliki sikap, intelektualitas dan perilaku luhur. Pembinaan olah raga selama ini siarahkan pada upaya pembinaan dan pengembangan keolahragaan. pengelolaan keolahragaan, penyelenggaraan pekan dan kejuaraan olahraga, pembangunan dan peningkatan prasarana dan sarana olahraga, pendidikan dan pelatihan keolahragaan, pendanaan keolahragaan, pengembangan kemitraan pemerintah daerah dengan masyarakat dalam pembangunan olahraga, peningkatan peranserta secara lintas bidang dan sektoral serta masyarakat, peningkatan kemampuan atlit, pelatih, dan pembina olahraga, peningkatan dan pembangunan prasarana dan sarana olah raga, dan pemberdayaan dan pemasyarakatan olahraga serta peningkatan kebugaran jasmani masyarakat. Meskipun hasilnya belum cukup menggembirakan, tetapi progres kearah peningkatan prestasi olah raga dapat diwujudkan. Kondisi ini didukung dengan terus berkembangnya klub olah raga di Kota Probolinggo yang sekarang berjumlah 59 klub olah raga (berkembang dari keadaan tahun 2008 sejumlah 50 klub) dan jumlah gedung olah raga yang bertambah dari 4 gedung menjadi 7 gedung olah raga sekarang ini.
  • 50. I I | 16 2.3 Aspek Pelayanan Umum Pelayanan umum pada hakekatnya merupakan implementasi pelayanan publik, yakni segala bentuk jasa pelayanan baik dalam bentuk pelayanan barang, pelayanan jasa maupun pelayanan administratif yang menjadi tanggung jawab pemerintah daerah dalam upaya pemenuhan kebutuhan masyarakat sesuai dengan ketentuan peraturan perundangan yang berlaku. Secara garis besar gambaran umum mengenai aspek pelayanan umum ini dapat dielaborasi dari 2 (dua) fokus layanan, yaitu fokus layanan urusan wajib dan fokus layanan urusan pilihan pemerintah daerah. 2.3.1 Fokus Layanan Urusan Wajib Layanan urusan wajib Pemerintah Daerah sesuai ketentuan UndangUndang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah adalah terdiri atas 26 bidang, yaitu : 1. Pendidikan Pembangunan bidang pendidikan mempunyai peran yang sangat strategis dalam ikut menentukan kualitas sumber daya manusiayang diharapkan yakni yang mampu melakukan inovasi, kreasi serta memiliki karakter dan budi pekerti yang luhur. Capaian kinerja pembangunan pendidikan antara lain dapat digambarkan sebagai berikut : Tabel 2.7 Data Kinerja Layanan Pendidikan di Kota Probolinggo Tahun 2007-2011 No Indikator 2007 2008 2009 2010 2011 2012 Pendidikan Dasar : 1 Angka Partisipasi Kasar (APK) SD/MI (%) 123,92 115,54 114,35 114,70 111,31 110,13 2 Angka Partisipasi Kasar (APK) SMP/MTs (%) 104,76 103,08 106,49 120,17 138,00 116,63 3 Rasio Ketersediaan Sekolah / Penduduk Usia Sekolah 1 : 160 1 : 140 1 : 150 1 : 160 1 : 151 1:163 4 Rasio Guru/Murid 1 : 31 1 : 31 1 : 30 1 : 30 1 : 16 1:15 Pendidikan Menengah: 1 Angka Partisipasi Kasar (APK) SM (%) 117,58 118,04 118,84 119,84 122,19 126,19
  • 51. I I | 17 2 Rasio Ketersediaan Sekolah / Penduduk Usia Sekolah 1 : 231 1 : 216 1 : 212 1 : 196 1 : 193 1:269 3 Rasio Guru/Murid 1 : 16 1 : 15 1 : 14 1 : 14 1 : 13 1:12 Fasilitas Pendidikan : 1 Gedung SD/MI dalam kondisi baik 163 164 166 166 169 - 2 Gedung SMP/MTs dan SMA/SMK/MA dalam kondisi baik 91 96 102 100 105 - Angka Putus Sekolah : 1 APS SD/MI (%) 0,19 0,20 0,16 0,05 0,10 0,07 2 APS SMP/MTs (%) 2,03 0,40 0,75 0,77 0,25 0,18 3 APS SMA/SMK/MA (%) 1,69 1,52 1,75 1,78 1,45 2,13 Angka Kelulusan : 1 AL SD/MI (%) 96,55 97,01 97,98 98,68 98,48 99,94% 2 AL SMP/MTs (%) 93,93 94,93 95,04 96,04 98,79 99,77% 3 AL SMA/SMK/MA (%) 95,55 96,95 97,01 98,01 98,97 96,80% Angka Melanjutkan : 1 AM SD/MI ke SMP/MTs (%) 109,39 111,30 115,65 119,17 104,67 106,09 2 AM SMP/MTs ke SMA/ SMK/MA (%) 128,12 116,75 127,76 132,68 142,68 121,29 Sumber : Data Pokok Pendidikan dan BPS 2. Kesehatan Indikator kinerja yang dapat menunjukkan hasil capaian pembangunan kesehatan di Kota Probolinggo dapat digambarkan pada tabel berikut : Tabel 2.8 Data kinerja layanan kesehatan di Kota Probolinggo Tahun 2009-2012 No Indikator 2009 2010 2011 2012 1 Rasio ketersediaan puskesmas, puskesmas pembantu dan poliklinik per satuan penduduk 1:30.000 1:30.000 1:30.000 1:30.000 2 Rasio rumah sakit per satuan penduduk 1TT:10.000 1TT:10.000 1TT:10.000 1TT:10.000 3 Rasio dokter per satuan penduduk 1:3.333 1:3.333 1:3.333 1:3.333 4 Cakupan pertolongan persalinan oleh Nakes 87,61% 91,89% 96,32% 88.88% 5 Cakupan kelurahan UCI 93,10% 72,41% 86,21% 80,66% 6 Cakupan Balita gizi buruk mendapat perawatan 52,82% 100% 100% 100% 7 Cakupan penemuan dan penanganan penderita penyakit TBC BTA 66,23% 90,04% 104,76% 88,24% 8 Cakupan penemuan dan penanganan penderita penyakit DBD 100% 100% 100% 100%
  • 52. I I | 18 9 Cakupan pelayanan kesehatan rujukan pasien masyarakat miskin 100% 3,03% 4,19% 0% 10 Cakupan Puskesmas 6 6 6 6 11 Cakupan Puskesmas Pembantu 20 20 21 21 3. Pekerjaan Umum Indikator kinerja yang dapat menunjukkan hasil capaian pelaksanaan urusan pekerjaan umum di Kota Probolinggo dapat digambarkan pada tabel berikut : Tabel 2.9 Data Kinerja Layanan Pekerjaan Umum di Kota Probolinggo Tahun 2007-2011 No Indikator 2007 2008 2009 2010 2011 1 Proporsi panjang jaringan jalan dalam kondisi baik (%) 65,4 65,2 65,6 77,78 81,11 2 Rasio jaringan irigasi (%) 57,4 57,9 58,2 58,5 63,0 3 Panjang jalan dilalui roda 4 (km) 195 195 195 198,3 198,3 4 Panjang jalan dalam kondisi baik (> 40 km/jam) 127,53 127,14 127,92 145,95 144,36 5 Panjang jalan yang memiliki trotoir dan drainase (min 1,5 m) 12,68 13,46 13,46 14,36 14,36 6 Drainase dalam kondisi baik / aliran air tidak tersumbat (km) 99 99 102 105 107 7 Pembangunan turap di jalan penghubung dan aliran sungai rawan longsor (%) 50 52 54 60 62 8 Luas irigasi dalam kondisi baik (Ha) 2011 2011 1973 1973 1866 4. Perumahan Capaian indikator kinerja pelaksanaan urusan perumahan rakyat di Kota Probolinggo dapat digambarkan sebagai berikut : Tabel 2.10 Data Kinerja Layanan Perumahan Rakyat di Kota Probolinggo Tahun 2007-2011
  • 53. I I | 19 No Indikator 2007 2008 2009 2010 2011 2012 1 Jumlah rumah tangga berakses air bersih (%) - 39,09 40,92 43,71 45 46,85 2 Jumlah rumah tangga bersanitasi lingkungan (%) - 59,01 56,54 57,97 - 59 3 Jumlah rumah tangga pengguna listrik (%) 98,19 99,69 99,60 99,23 99,25 - 5. Penataan Ruang Kondisi capaiann kinerja pelaksanaan urusan penataan ruang di Kota Probolinggo dapat dilihat berdasarkan indikator kinerja sebagai berikut : Tabel 2.11 Data Kinerja Penataan Ruang di Kota Probolinggo Tahun 2007-2011 No Indikator 2007 2008 2009 2010 2011 2012 1 Rasio ruang terbuka hijau kota per satuan luas wilayah (%) - - 13,5 13,8 14 14 2 Rasio jumlah bangunan yang memiliki IMB (%) - 311 314 352 404 388 6. Perencanaan Pembangunan Kinerja perencanaan pembangunan daerah tingkat capaiannya dapat diukur dari indikator kinerja sebagai berikut : Tabel 2.12 Data Kinerja Perencanaan Pembangunan di Kota Probolinggo Tahun 2008-2012 No Indikator 2008 2009 2010 2011 2012 Ada Tdk Ada Tdk Ada Tdk Ada Tdk Ada Tdk 1 Dokumen RPJPD yang ditetapkan dengan Perda V V V V V 2 Dokumen RPJMD yang ditetapkan dengan Perda V V V V V
  • 54. I I | 20 3 Dokumen Renstra SKPD yang ditetapkan dengan Keputusan Walikota V*) V V V V 4 Dokumen RKPD yang ditetapkan dengan Peraturan Walikota V V V V V 5 Dokumen Renja SKPD yang ditetapkan dengan Peraturan Walikota V*) V V V V *) Ditetapkan dengan Keputusan Kepala SKPD 7. Perhubungan Kondisi capaian kinerja dalam pelaksanaan urusan perhubungan dapat digambarkan berdasarkan indikator kinerja sebagai berikut : Tabel 2.13 Data Kinerja Layanan Perhubungan di Kota Probolinggo Tahun 2008-2012 No Indikator 2008 2009 2010 2011 2012 1 Jumlah ijin trayek perkotaan 215 215 215 215 215 2 Jumlah uji kir angkutan umum 337 340 316 325 326 3 Penumpang angkutan umum yang dapat dilayani (%) 100 100 100 100 100 4 Jumlah kepemilikan kir angkutan umum 337 340 316 325 326 5 Pemasangan rambu-rambu 40 221 6 Biaya pengujian kelayakan angkutan perkotaan 47.500 47.500 35.000 37.500 37.500 7 Bongkar Muat barang di Pelabuhan Probolinggo (m3) : a. Bongkar b. Muat 2013.047 26.425 214.961 32.675 189.837 26.670 218.351 22.942 186.741 18.453 8. Lingkungan Hidup Gambaran umum mengenai capaian kinerja terkait pelaksanaan urusan lingkungan hidup dapat dilihat dari indikator kinerja sebagai berikut : Tabel 2.14 Data kinerja layanan lingkungan hidup di Kota Probolinggo Tahun 2007-2011
  • 55. I I | 21 No Indikator 2008 2009 2010 2011 2012 1 Jumlah Volume Sampah Yang Masuk TPA (Kg/Th) 21.941.232 18.469.896 15.640.742 13.742.723 12.515.063 4 Jumlah TPS per Satuan Penduduk 1:3400 1:300 1:2900 1:2900 1:2100 5 Penegakkan Hukum Lingkungan (kali) 0 7 2 2 - 6 Cakupan Pengawasan Terhadap Pelaksaan AMDAL (kali) 0 11 5 5 - 9. Pertanahan Kinerja pelaksanaan urusan pertanahan tingkat capaiannya dapat digambarkan melalui indikator kinerja sebagai berikut Tabel 2.15 Data kinerja layanan pertanahan di Kota Probolinggo Tahun 2007-2011 No Indikator 2007 2008 2009 2010 2011 1 Persentase luas lahan bersertifikat 1,7 % 0,8 % 1,6 % 1,6 % 1,1% 2 Penyelesaian ijin lokasi - 19 38 34 49 3 Penyelesaian kasus pertanahan 2 2 1 - 1 10. Kependudukan dan Catatan Sipil Kinerja pelayanan administrasi kependudukan dan catatan sipil dapat digambarkan melalui capaian indikator kinerja sebagai berikut : Tabel 2.16 Data Kinerja Layanan Administrasi Kependudukan dan Catatan Sipil di Kota Probolinggo Tahun 2009-2012 No Indikator 2009 2010 2011 2012 1 Rasio Penduduk ber KTP per Satuan Penduduk (%) 94,42 95,69 96,07 92,82% 2 Jumlah Layanan Akta Kelahiran 3.599 3.570 2.983 3.663 3 Jumlah Kepemilikan KTP 153.227 153.246 156.762 156.556 4 Jumlah Kepemilikan KK 80.682 61.009 60.429 61.371
  • 56. I I | 22 11. Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Gambaran umum kondisi daerah terkait dengan pelaksanaan urusan pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak tingkat capaian kinerjanya dapat diukur dari indikator kinerja sebagai berikut : Tabel 2.17 Data kinerja urusan pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak di Kota Probolinggo Tahun 2007-2012 No Indikator 2008 2009 2010 2011 2012 1 Jumlah pekerja perempuan di lembaga pemerintahan 2.001 2.187 2.415 2.464 2.410 2 Persentase partisipasi perempuan di lembaga pemerintahan 47,2 48,2 48,7 49,3 49,84 3 Jumlah pekerja perermpuan di lembaga swasta 2.150 2.187 2.228 2.521 - 12.Keluarga Berencana dan Keluarga Sejahtera Gambaran umum kondisi daerah terkait dengan pelaksanaan urusan keluarga berencana dan keluarga sejahtera tingkat capaian kinerjanya dapat diukur dari indikator kinerja sebagai berikut : Tabel 2.18 Data kinerja urusan keluarga berencana dan keluarga sejahtera di Kota Probolinggo Tahun 2008-2012 No Indikator 2008 2009 2010 2011 2012 1 Rata-rata jumlah anak per keluarga 1 - 2 1 - 2 1 - 2 1 - 2 1 - 2 2 Jumlah akseptor KB 1.272 6.531 9.866 11.533 10.160 3 Jumlah Pasangan Usia Subur PUS - - 48.458 47.864 49.379 3 Presentase akseptor KB Terhadap PUS - - 20,36% 24,10% 20,58% 4 Persentase jumlah keluarga pra sejahtera-sejahtera 1 18,73 18,71 17,92 17,33 -
  • 57. I I | 23 13. Sosial Gambaran umum kondisi daerah terkait pelaksanaan pembangunan sosial tingkat capaian kinerjanya dapat diukur dari indikator kinerja sebagai berikut : Tabel 2.19 Data kinerja urusan sosial di Kota Probolinggo Tahun 2007-2012 No Indikator 2009 2010 2011 2012 1 Jumlah penyandang masalah kesejahteraan sosial 7.714 9.027 8.447 7.571 2 Persentase jumlah PMKS yang dibina dan berhasil mandiri 1,02 1,21 0,99 1,20 3 PMKS yang memperoleh bantuan sosial 51 31 26 - 4 Bantuan untuk veteran 100 70 70 - 14. Ketenagakerjaan Tingkat capaian kinerja pelaksanaan urusan ketenagakerjaan di Kota Probolinggo dapat digambarkan berdasarkan indikator kinerja sebagai berikut: Tabel 2.20 Data kinerja urusan ketenagakerjaan di Kota Probolinggo Tahun 2007-2011 No Indikator 2008 2009 2010 2011 2012 1 Penduduk usia kerja 138.576 140.091 143.983 146.060 152.532 2 Angkatan kerja 105.060 106.575 108.239 110.316 113.966 3 Kesempatan Kerja 84.986 85.953 88.181 90.702 94.625 4 Penganggur terbuka 20.074 20.622 20.018 19.614 19.341 6 Angka sengketa pengusaha-pekeja per tahun 27 10 19 21 14 15. Koperasi dan UKM Gambaran mengenai tingkat capaian kinerja urusan koperasi dan usaha kecil menengah salah satunya dapat dilihat dari indikator kinrtja sebagai berikut :
  • 58. I I | 24 Tabel 2.21 Data kinerja urusan koperasi dan usaha kecil menengah di Kota Probolinggo Tahun 2007-2011 No Indikator 2007 2008 2009 2010 2011 2012 1 Jumlah koperasi aktif 191 189 172 150 158 201 2 Jumlah UKM non BPR/LKM UKM 65 87 108 135 135 - 3 Jumlah BPR/LKM 2 2 6 6 7 7 4 Usaha Mikro dan Kecil 248 253 384 429 405 409 16. Penanaman Modal Gambaran mengenai tingkat capaian kinerja urusan penenaman modal daerah di Kota Probolinggo antara lain dapat dilihat berdasarkan indikator kinerja sebagai berikut : Tabel 2.22 Data kinerja urusan penanaman modal di Kota Probolinggo Tahun 2007-2011 No Indikator 2008 2009 2010 2011 1 Jumlah investor berskala nasional (Jumlah PMA/PMDN) 19 19 20 20 2 Jumlah nilai investasi PMA/PMDN 84.300.000 10.225.629 240.176.752.890 424.584.382 3 Daya serap tenaga kerja 12.822 10.409 10.959 9.089 17.Kebudayaan Gambaran mengenai kinerja penyelenggaraan urusan kebudayaan dapat dijelaskan dengan melihat capaian indikator kinerja sebagai berikut : Tabel 2.23 Data kinerja urusan kebudayaan di Kota Probolinggo Tahun 2007-2011 No Indikator 2007 2008 2009 2010 2011 1 Jumlah sarana seni dan budaya 1 1 1 1 1
  • 59. I I | 25 2 Jumlah penyelenggaraan seni dan budaya 1 1 1 2 2 3 Jumlah benda, situs dan kawasan cagar budaya yang dilestarikan (unit) 1 1 1 1 1 18. Kepemudaan dan olah raga Gambaran mengenai kinerja penyelenggaraan urusan kepemudaan dan olah raga salah satunya dapat dilihat dari indikator jumlah organisasi pemuda dan olah raga, dengan rincian sebagai berikut : Tabel 2.24 Data kinerja urusan kepemudaan dan olah raga di Kota Probolinggo Tahun 2008-2012 No Indikator 2008 2009 2010 2011 2012 1 Jumlah organisasi pemuda 12 14 10 10 9 2 Jumlah organisasi olah raga 18 20 26 29 29 3 Jumlah kegiatan kepemudaan 9 11 12 16 16 4 Jumlah kegiatan olah raga 28 30 35 39 39 5 Gelanggang/balai remaja 12 12 15 16 16 6 Lapangan olah raga 8 10 10 12 12 19. Kesatuan Bangsa dan Politik Dalam Negeri Gambaran kondisi daerah berkaitan dengan kinerja pelaksanaan urusan kesatuan bangsa dan politik dalam negeri dapat dijelaskan berdasarkan indikator kinerja sebagai berikut : Tabel 2.25 Data kinerja urusan kesatuan bangsa dan politik dalam negeri di Kota Probolinggo Tahun 2008-2012 No Indikator 2008 2009 2010 2011 2012 1 Kegiatan pembinaan terhadap LSM, Ormas dan OKP (kali) 2 2 2 2 2 2 Kegiatan pembinaan politik daerah 3 3 3 3 3 20.Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum, Administrasi Keuangan Daerah, Perangkat Daerah, Kepegawaian dan Persandian
  • 60. I I | 26 Gambaran keadaan tingkat capaian kinerja pelaksanaan urusan otonomi daerah, pemerintahan umum, administrasi keuangan, perangkat daerah, kepegawaian dan persandian dapat dijelaskan melalui indikator kinerja sebagai berikut : Tabel 2.26 Data kinerja urusan otonomi daerah, pemerintahan umum, administrasi keuangan daerah, perangkat daerah, kepegawaian dan persandian di Kota Probolinggo Tahun 2008-2012 No Indikator 2008 2009 2010 2011 2012 1 Rasio jumlah Polisi Pamong Praja per 10.000 penduduk 5 5 5 5 5 2 Rasio jumlah linmas per 10.000 penduduk 1:437 1:437 1:437 1:437 1:437 3 Jumlah Pos Siskamling 507 549 592 619 4 Persentase penyelesaian penegakan K3 81 85 90 95 5 Survey Indeks Kepuasan Masyarakat (ada/tidak ada) Ada Ada ada Ada Ada 6 Sistem informasi pelayanan perijinan (ada/tidak ada) Ada Ada ada Ada Ada 7 Cakupan pelayanan bencana kebakaran 66 64 62 79 21. Ketahanan Pangan Gambaran umum kinerja pelaksanaan urusan ketahanan pangan salah satunya dapat dilihat tingkat capaiannya berdasarkan indikator kinerja sebagai berikut : Tabel 2.27 Data kinerja urusan ketahanan pangan di Kota Probolinggo Tahun 2007-2011 No Indikator 2007 2008 2009 2010 2011 1 Ketersediaan pangan utama (beras/ton) 7.098,69 6.078,41 5.872,25 6.073,19 6.206,59 2 Ketersediaan pangan utama (jagung/ton) 5.367,34 12.883,90 15.511,10 14.098,40 11.888,20
  • 61. I I | 27 22.Pemberdayaan Masyarakat dan Desa Gambaran umum kinerja pelaksanaan urusan pemberdayaan masyarakat dan desa salah satunya dapat dilihat tingkat capaiannya berdasarkan indikator kinerja sebagai berikut : Tabel 2.28 Data kinerja urusan pemberdayaan masyarakat dan desa di Kota Probolinggo Tahun 2007-2011 No Indikator 2008 2009 2010 2011 2012 1 Jumlah kelompok binaan LPM 29 29 29 29 29 2 Jumlah kelompok binaan PKK 34 34 34 34 34 3 Jumlah PKK aktif 34 34 34 34 34 4 Jumlah Posyandu aktif 215 216 216 217 217 5 Jumlah LSM aktif 72 74 34 37 45 23. Statistik Gambaran umum kinerja pelaksanaan urusan statistik salah satunya dapat dilihat tingkat capaiannya berdasarkan indikator kinerja sebagai berikut : Tabel 2.29 Data kinerja urusan statistik daerah di Kota Probolinggo Tahun 2008-2012 No Indikator 2008 2009 2010 2011 2012 1 Ketersediaan dokumen PDRB Ada ada ada Ada Ada 2 Ketersediaan dokumen IPM Ada ada ada Ada Ada 3 Ketersediaan dokumen Kota Probolinggo dalam angka Ada ada ada Ada Ada 4 Ketersediaan dokumen monografi daerah Ada ada ada Ada Ada 5 Ketersediaan dokumen Indeks Gini Ratio tdk ada tdk ada tdk ada tdk ada tdk ada 6 Ketersediaan dokumen IKM ada ada ada ada ada 7 Ketersediaan dokumen IHK ada ada ada Ada Ada 24. Kearsipan
  • 62. I I | 28 Gambaran kondisi daerah terkait dengan kinerja pelaksanaan urusan kearsipan daerah dapat dijelaskan berdasar indikator kinerja sebagai berikut : Tabel 2.30 Data kinerja urusan kearsipan daerah di Kota Probolinggo Tahun 2008-2012 No Indikator 2008 2009 2010 2011 2012 1 Jumlah SKPD yang telah menerapkan pengelolaan arsip secara baku 35 35 35 35 35 2 Jumlah pengelola arsip yang telah melakukan pelatihan - 2 4 6 - 25. Komunikasi dan Informatika Gambaran kondisi daerah berkaitan dengan kinerja pelaksanaan urusan kearsipan daerah dapat dijelaskan berdasarkan indikator kinerja sebagai berikut: Tabel 2.31 Data kinerja urusan komunikasi dan informatika di Kota Probolinggo Tahun 2007-2011 No Indikator 2008 2009 2010 2011 2012 1 Jumlah SKPD yang memiliki akses internet 31 35 39 39 39 2 Jumlah media yang digunakan untuk penyebaran informasi 8 7 10 11 11 3 Jumlah titik hotspot yang difasilitasi Pemda - - - - 2 26. Perpustakaan Gambaran kondisi daerah berkaitan dengan kinerja pelaksanaan urusan perpustakaan daerah dapat dijelaskan berdasarkan indikator kinerja sebagai berikut :
  • 63. I I | 29 Tabel 2.32 Data kinerja urusan perpustakaan di Kota ProbolinggoTahun 2008-2012 No Indikator 2008 2009 2010 2011 2012 1 Jumlah perpustakaan milik Pemda 1 1 1 1 1 2 Taman baca 1 1 1 1 1 3 Jumlah pengunjung perpustakaan per tahun 49.644 40.778 28.933 27.694 - 4 Koleksi buku yang tersedia di perpustakaan daerah 30.631 34.876 38.730 42.460 - 2.3.2 Fokus Layanan Urusan Pilihan Layanan urusan pilihan Pemerintah Daerah sesuai ketentuan UndangUndang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah adalah terdiri atas 8 (delapan) urusan. Dari jumlah urusan tersebut, yang secara intensif dapat dilaksanakan di Kota Probolinggo adalah : 1. Pertanian Gambaran umum mengenai kinerja pelaksanaan urusan pertanian dapat dijelaskan berdasarkan capaian indikator kinerja sebagai berikut : Tabel 2.33 Data kinerja urusan pertanian di Kota Probolinggo Tahun 2008-2012 No Indikator 2008 2009 2010 2011 2012 1 Produktivitas padi (ton/ha) 5,61 6,40 6,50 5,58 5,79 2 Produktivitas palawija (ton/ha) 6,50 6,90 6,37 7,10 7,66 3 Persentase kontribusi sektor pertanian terhadap PDRB (ADH Berlaku) 9,06 8,88 7,77 6,75 6,36 4 Persentase kontribusi sektor pertanian terhadap PDRB (ADH Konstan) -1,08 1,12 -7,23 -5,16 -2,40 2. Pariwisata
  • 64. I I | 30 Gambaran umum mengenai kinerja pelaksanaan urusan pariwisata di Kota Probolinggo dapat dijelaskan berdasarkan capaian indikator kinerja sebagai berikut : Tabel 2.34 Data kinerja urusan pariwisata di Kota Probolinggo Tahun 2008-2012 No Indikator 2008 2009 2010 2011 2012 1 Jumlah kunjungan wisata 178.180 187.539 206.444 293.290 767.717 2 Kontribusi sektor jasa hiburan dan rekreasi terhadap PDRB 5,45 4,03 5,92 9,69 7,20 3. Kelautan dan Perikanan Gambaran umum mengenai kinerja pelaksanaan urusan Kelautan dan Perikanan di Kota Probolinggo dapat dijelaskan berdasarkan capaian indikator kinerja sebagai berikut : Tabel 2.35 Data Kinerja Urusan Kelautan dan Perikanan di Kota Probolinggo Tahun 2007-2011 No Indikator 2009 2010 2011 2012 1 Produksi perikanan tangkap (ton) 43.040,8 36.234 18.372,2 10.222,90 2 Produksi perikanan budidaya (ton) 617,9 934,58 1.219,4 760,78 3 Tingkat konsumsi ikan (kg/kapita/tahun) - 31,509 36,236 - 4 Cakupan bina kelompok nelayan dan pembudidaya 25 36 45 54 4. Perdagangan Gambaran keadaan mengenai kinerja pelaksanaan urusan perdagangan di Kota Probolinggo dapat dijelaskan berdasarkan capaian indikator kinerja sebagai berikut : Tabel 2.36 Data Kinerja Urusan Perdagangan di Kota Probolinggo Tahun 2008-2012 No Indikator 2008 2009 2010 2011 2012
  • 65. I I | 31 1 Nilai ekspor bersih perdagangan (dalam juta rupiah) 105.941 78.812 70.34 90.297 65.381 2 Kontribusi sektor perdagangan terhadap PDRB (%) 37,46 38,13 39,74 41,01 42,24 3 Cakupan bina kelompok pedagang/usaha informal 648 680 710 654 - 5. Perindustrian Gambaran keadaan mengenai kinerja pelaksanaan urusan perindustrian di Kota Probolinggo dapat dijelaskan berdasarkan capaian indikator kinerja sebagai berikut : Tabel 2.37 Data kinerja urusan perindustrian di Kota Probolinggo Tahun 2007-2011 No Indikator 2007 2008 2009 2010 2011 1 Pertumbuhan jumlah industri 164 164 182 446 598 2 Kontribusi sektor perindustrian terhadap PDRB 16,23 14,78 14,11 13,64 13,50 3 Kontribusi industri rumah tangga terhadap PDRB sektor industri 83,41 84,75 84,51 83,55 82,89 4 Cakupan bina kelompok pengrajin 57,32 59,76 70,33 32,29 26,59 6. Energi dan Sumberdaya Mineral Urusan energi dan sumberdaya mineral, secara khusus di Kota Probolinggo sebagaimana karakteristik kota pada umumnya, urusan ini kurang mendapatkan porsi sebagaimana wilayah perdesaan. Perhatian yang berkaitan dengan urusan sumberdaya mineral adalah ditekankan pada keberadaan sumberdaya air tanah di wilayah perkotaan. Dengan kebutuhan air yang terus meningkat maka akan mempengaruhi potensi jumlah air tanah yang terkandung di wilayah kota Probolinggo. Dengan kebutuhan air yang terus meningkat tersebut maka doperlukan suatu penanganan dan manajemen pengelolaan air tanah yang tepat agar tidak cepat habis dan mempercepat intrusi air laut ke daratan. Langkah yang diambil selama ini dalam rangka pengendalian jumlah
  • 66. I I | 32 air tanah adalah dengan pengendalian ijin pengambilan dan pemanfaatan air tanah. 2.4 Aspek Daya Saing Daerah Daya saing daerah merupakan salah satu aspek tujuan penyelenggaraan otonomi daerah sesuai dengan potensi, kekhasan dan unggulan daerah. Suatu daya saing merupakan salah satu faktor kunci keberhasilan pembangunan ekonomi yang berhubungan dengan tujuan pembangunan daerah dalam mencapai tingkat kesejahteraan yang tinggi dan berkelanjutan. 2.4.1 Fokus Kemampuan Ekonomi Daerah Kemampuan ekonomi daerah dalam konteks daya saing daerah adalah bahwa kapasitas ekonomi daerah harus memiliki daya tarik bagi pelaku ekonomi yang telah ada dan yang akan masuk ke suatu daerah untuk menciptakan multiflier effect bagi peningkatan daya saing daerah. Kondisi daerah Kota Probolinggo terkait dengan kemampuan ekonomi daerah salah satunya dapat dilihat dari indikator : pengeluaran rata-rata konsumsi rumah tangga per kapita / angka konsumsi rata-rata rumah tangga per kapita sebulan (pangan dan non pangan) dan produktivitas total daerah. 1. Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga Per Kapita Indikator pengeluaran rata-rata konsumsi rumah tangga per kapita dimaksudkan untuk mengetahui tingkat konsumsi rumah tangga yang menjelaskan seberapa atraktif tingkat pengeluaran rumah tangga. Semakin besar angka konsumsi rumah tangga semakin atraktif bagi peningkatan kemampuan ekonomi daerah Untuk kota Probolinggo, indikator pengeluaran rata-rata konsumsi rumah tangga tersebut pada tahun 2007 sampai dengan tahun 2011 adalah sebagaimana tergambar pada tabel berikut : Tabel 2.38
  • 67. I I | 33 Angka Konsumsi Rata-Rata RT Per Kapita Per Bulan di Kota Probolinggo Tahun 2007 – 2011 No Uraian 2007 2008 2009 2010 2011 1 Pengeluaran konsumsi ratarata rumah tangga per kapita sebulan (pangan) 329.615 507.514 517.689 586.502 578.748 2 Pengeluaran konsumsi ratarata rumah tangga per kapita sebulan (non pangan) 157.098 268.719 302.600 324.088 307.279 3 Jumlah pengeluaran rumah tangga per kapita sebulan (pangan dan non pangan) 486.713 776.229 820.289 910.590 886.027 2. Produktivitas Total Daerah Produktivitas total daerah dapat menggambarkan seberapa besar tingkat produktivitas tiap sektor dalam rangka mendorong perekonomian suatu daerah. Sektor / lapangan usaha di Kota Probolinggo yang menunjang PDRB terdiri atas 9 (sembilan) sektor/lapangan usaha, yaitu : pertanian, pertambangan dan penggalian, industri pengolahan, listrik, gas dan air bersih, konstruksi, perdagangan, hotel dan restoran, pengangkutan dan komunikasi, keuangan, sewa dan jasa perusahaan, serta jasa-jasa. Gambaran dari produktivitas total daerah di Kota Probolinggo tahun 2006 sampai dengan tahun 2010 adalah sebagaimana tergambar pada tabel 2.36 berikut ini : Tabel 2.39 Produktivitas Total Daerah Per Sektor (ADH Berlaku) di Kota Probolinggo Pada Tahun 2007– 2012 (Dalam Jutaan Rupiah) No Sektor/ Lapangan Usaha 2007 2008 2009 (Rp) % (Rp) % (Rp) % PDRB 1 Pertanian 317.154,68 9,69 344.001,49 9,07 375.496,96 8,88 2 Pertambangan dan Penggalian 43,49 0,02 46,84 0,02 48,87 0,00 3 Industri Pengolahan 538.887,59 16,47 593.128,28 15,64 606.440,28 14,34 4 Listrik, Gas dan Air Bersih 58.986,55 1,80 61.960,31 1,63 45.607,26 1,08 5 Konstruksi 10.584,25 0,32 13.594,60 0,36 41.209,12 0,97 6 Perdagangan, Hotel dan Restoran 1.264.763,16 38,65 1.526.159,60 40,24 1.732.097,46 40,94 7 Pengangkutan dan Konstruksi 602.562,48 18,41 687.465,74 18,12 641.368,12 15,16
  • 68. I I | 34 8. Keuangan, Sewa & Jasa Perusahaan 245.270,09 7,50 289.948,30 7,64 278.258,03 6,58 9 Jasa-Jasa 290.002,21 8,86 337.284,02 8,89 509.874,72 12,05 No Sektor/ Lapangan Usaha 2010 2011 2012 (Rp) % (Rp) % (Rp) % PDRB 1 Pertanian 370.378,54 7,77 355.214,09 6,75 374.029,90 6,36 2 Pertambangan dan Penggalian 47,83 0,00 53,32 0,00 55,37 0,00 3 Industri Pengolahan 655.549,23 13,75 700.548,18 13,61 750.674,37 12,76 4 Listrik, Gas dan Air Bersih 51.436,37 1,08 57.290,47 1,09 61.739,51 1,05 5 Konstruksi 51.062,30 1,07 57.896,15 1,10 65.114,36 1,11 6 Perdagangan, Hotel dan Restoran 2.031.352,91 42,60 2.317.139,37 44,03 2.669.151,60 45,39 7 Pengangkutan dan Konstruksi 684.642,11 14,36 747.905,91 14,21 811.694,91 13,80 8. Keuangan, Sewa & Jasa Perusahaan 321.827,29 6,75 366.616,15 6,97 414.648,13 7,05 9 Jasa-Jasa 601.703,45 12,62 659.709,05 12,54 733.883,47 12,48 2.4.2 Fokus Fasilitas Wilayah/Infrastruktur Ketersediaan infrastruktur kota dalam konteks daya saing daerah adalah bahwa dengan semakin lengkapnya ketersediaan infrastruktur akan memiliki daya tarik bagi pelaku ekonomi yang telah ada dan yang akan masuk ke suatu daerah untuk menciptakan multiflier effect bagi peningkatan daya saing daerah. Kondisi daerah Kota Probolinggo terkait dengan kemampuan menyediakan infrastruktur kota salah satunya dapat dilihat dari indikator-indikator sebagai berikut : 1. Ketersediaan Fasilitas Perhubungan Ketersediaan infrastruktur perhubungan sangat penting dalam rangka menunjang aspek daya saing daerah. Dengan adanya fasilitas tersebut maka arus distribusi barang dan orang serta jasa transportasi lainnya akan berjalan
  • 69. I I | 35 lancar. Fasilitas perhubungan yang tersedia di Kota Probolinggo dalam rangka menunjang daya saing daerah tersebut adalah : Tabel 2.40 Fasilitas Perhubungan di Kota Probolinggo Tahun 2012 No Uraian Keterangan 1 Fasilitas Perhubungan Darat 1. Terminal Bus Antar Kota Antar Provinsi Tipe B 2. Terminal Kargo 3. Stasiun Kereta Api 2 Fasilitas Perhubungan Laut Dermaga Pelabuhan Tanjung Tembaga 3 Jumlah orang melalui terminal/stasiun/ dermana per tahun ± 480.000 orang 2. Penataan Ruang Kota Penataan ruang kota yang memungkinkan tersedianya wilayah industri dan niaga akan berdampak pada upaya peningkatan daya saing daerah. Sesuai dengan struktur tata ruang kota Probolinggo, dari luas wilayah kota 56,667 Km². peruntukan kawasan kota dapat dijelaskan sebagai berikut : Tabel 2.41 Data Peruntukan Lahan Kota Probolinggo Tahun 2012 No Peruntukan Luas (Ha) Persentase 1 Wilayah Permukiman 2.090,04 36,88 2 Wilayah Perdagangan/Jasa 262,05 4,62 3 Wilayah Industri 90,08 1,59 4 Wilayah Produktif 2.690,36 47,48 5 Wilayah Lainnya 534,17 9,43 3. Fasilitas Bank dan Non Bank Ketersediaan fasilitas bank dan non bank sangat penting dalam rangkamenunjang aspek daya saing darah. Dengan adanya fasilitas tersebut maka segala urusan yang berkaitan dengan jasa dan lalu lintas keuangan dapat berjalan dengan lancar. Indikator ketersediaan fasilitas ini dapat dilihat dari jenis dan jumlah bank yang ada di Kota Probolinggo hingga saat ini. Menurut fungsinya, bank dibagi menjadi 2 (dua) bagian yaitu bank umum dan
  • 70. I I | 36 bank perkreditan rakyat. Sedangkan menurut kegiatan usahanya, bank dibagi menjadi bank konvensional dan bank syariah. Tabel 2.42 Jenis dan Jumlah Bank serta Cabangnya di Kota Probolinggo Tahun 2008 - 2012 No Uraian Jumlah 2008 2009 2010 2011 2012 1 Bank Umum 17 19 21 23 23 1.1 Konvensional - - - - - 1.2 Syariah - - - - - 2 BPR 4 5 5 6 6 2.1 Konvesional - - - - - 2.2 Syariah - - - - - 4. Fasilitas Hotel dan Penginapan Ketersediaan fasilitas hotel dan penginapan sangat menunjang dalam pelaksanaan pembangunan perekonomian daerah. Apalagi posisi stratregis Kota Probolinggo yang menghubungkan Kota-Kota Lumajang, Jember, Bondowoso, Probolinggo dan Banyuwangi di sebelah Timur, dan Kota-Kota Pasuruan, Malang, Sidoarjo, Mojokerto dan Surabaya di sebelah Barat. Banyaknya fsilitas hotel dan penginapan menunjukkan perkembangan kegiatan perekonomian pada suatu daerah dan peluang-peluang yang ditimbulkannya. Tabel 2.43 Jumlah Fasilitas Hotel dan Penginapan di Kota Probolinggo Tahun 2008 - 2012 No Uraian Jumlah 2008 2009 2010 2011 2012 1 Hotel 10 10 10 12 12 2 Penginapan - - - 4 4 5. Fasilitas Restoran dan Rumah Makan
  • 71. I I | 37 Ketersediaan restoran dan rumah makan di suatu daerah dapat mendorong dan memberi insentif bagi tumbuhnya daya tarik investasi di daerah tersebut. Banyaknya restoran dan rumah makan juga menunjukkan perkembangan perekonomian suatu daerah dan peluang-peluang yang ditimbulkannya. Bagi kehidupan kota, tumbuhnya usaha restoran dan rumah makan juga menunjukkan bahwa dinamika perekonimian kota sangat kondusif bagi upaya menunjang tumbuhnya daya saing daerah. Gambaran mengenai keadaan restoran dan rumah makan di Kota probolinggo dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel 2.44 Jumlah Fasilitas Restoran dan Rumah Makan di Kota Probolinggo Tahun 2007 - 2011 No Uraian Jumlah 2007 2008 2009 2010 2011 1 Jenis Usaha Restoran 3 4 4 5 5 2 Jenis Usaha Rumah Makan 11 11 12 13 16 6. Fasilitas Air Bersih dan Listrik Ketersediaan air bersih dan listrik bagi kehidupan warga masyarakat dan kegiatan usaha juga merupakan bentuk insentif bagi upaya pengembangan daya saing daerah. Gambaran mengenai ketersediaan air bersih di Kota Probolinggo dapat dijelaskan dengan indikator sebagai berikut : Tabel 2.45 Cakupan Pelayanan Air Bersih dan Listrik di Kota Probolinggo Tahun 2007 - 2011 No Uraian Jumlah 2008 2009 2010 2011 2012 1 Kapasitas air bersih yang dapat disediakan secara keseluruhan 14.011 14.663 15.781 16.366 200.589 2 Persentase rumah tangga yang menggunakan air bersih 39,09% 40,92% 43,74% 44,96% 46,66% 3 Persentase RT yang telah 99,69% 99,6% 99,23% 99,25% -
  • 72. I I | 38 mendapat aliran listrik 2.4.3 Fokus Iklim Berinvestasi Investasi merupakan salah satu indikator penting dalam peningkatan kegiatan pembangunan perekonomian daerah. Investasi akan mendorong pertumbuhan ekonomi dan penciptaan lapangan kerja baru sehingga dapat diharapkan mampu mengurangi beban pengangguran dan menanggulangi masalah kemiskinan. Ada beberapa faktor yang diindikasikan mempunyai pengaruh yang sangat berarti bagi tumbuhnya iklim investasi daerah, seperti kondisi keamanan dan politik daerah, kemudahan pelayanan perijinan investasi, adanya peraturan daerah yang menunjang investasi daerah, adanya beban pajak dan retribusi daerah. Gambaran kondisi iklim berinvestasi di Kota Probolinggo dapat dijelaskan dengan menggunakan berbagai indikator sebagai berikut : 1. Kondisi Keamanan dan Politik Dalam Negeri Masuknya investasi, baik itu Penanaman Modal Asing maupun Penanaman Modal Dalam Negeri ke suatu daerah, sangat tergantung dari kondisi keamanan dan politik dalam negeri. Stabilitas kondisi keamanan dan politik dalam negeri suatu daerah, adalah merupakan modal penting dalam menarik minat investasi. Data yang berkaitan dengan kondisi keamanan dan politik dalam negeri tersebut dapat ditunjukkan melalui tabel berikut ini : Tabel 2.46 Data Kondisi Keamanan dan Politik Dalam Negeri di Kota Probolinggo Tahun 2007 - 2011 No Uraian Jumlah 2008 2009 2010 2011 2012 1 Jumlah kasus-kasus kriminalitas yang terjadi 328 293 312 265 336 2 Angka kriminalitas 880 619 570 408 459 3 Jumlah kegiatan demonstrasi dan unjuk rasa 2 0 0 19 0 4 Jumlah kasus mogok kerja 0 0 0 0 0
  • 73. I I | 39 2. Kondisi Pelayanan Perijinan Investasi Investasi yang akan masuk ke suatu daerah juga sangat bergantung pada berbagai insentif yang diberikan, antara lain dalam bentuk kemudahan pelayanan perijinan investasi. Semakin banyak insentif yang diberikan akan mendorong minat investor dalam menanamkan modalnya, dan sebaliknya sulitnya pengurusan ijin investasi akan mengurangi minat investasi ke suatu daerah. Gambaran mengenai pelayanan perijinan investasi di Kota Probolinggo dapat terlihat pada tabel berikut ini : Tabel 2.47 Data Pelayanan Perijinan Investasi di Kota Probolinggo Tahun 2007 - 2011 No Uraian Jumlah 2008 2009 2010 2011 2012 1 Ijin Mendirikan Bangunan (IMB) 411 314 352 404 388 2 Surat Keterangan Rencana Kota 269 280 323 338 72 3 Persetujuan Prinsip / Ijin Lokasi 19 38 34 49 47 4 Surat Ijin Usaha Perdagangan (SIUP) 491 550 661 729 706 5 Tanda Daftar Perusahaan (TDP) 484 511 640 794 745 6 Ijin Usaha Industri (IUI) / Tanda Daftar Industri (TDI) 8 4 0 1 5 7 Tanda Daftar Gudang (TDG) 0 0 9 11 8 8 Ijin Gangguan (HO) 252 205 167 155 234 9 Ijin Usaha Jasa Konstruksi (IUJK) 464 447 357 392 278 10 Ijin Usaha Pariwisata (IUP) 9 28 42 80 77 11 Ijin Pemakaian Kekeayaan Daerah 83 36 29 42 92 12 Ijin Penutupan Sebagian Badan Jalan 29 25 29 2 0 13 Ijin Penempatan Bedak 15 23 12 14 108 14 Ijin Reklame 1.055 898 1.013 412 419 15 Ijin Hiburan 150 125 108 96 76 16 Ijin Usaha Perikanan 5 19 22 1 3 17 Surat Penangkapan Ikan 4 24 24 19 8 18 Surat Pengolahan Ikan - 1 - - - 19 Ijin Pemakaman 410 207 352 196 318 20 Ijin Undian Gratis Berhadiah 6 - - 1 2
  • 74. I I | 40 21 Surat Ijin Pengambilan Air Bawah Tanah (SIPA) - 13 26 - 27 3. Peraturan Daerah Penunjang Investasi Peraturan Daerah adalah merupakan sebuah instrumen kebijakan daerah yang bersifat formal. Melalui peraturan daerah dapat diketahui adanya insenti f ataupun disinsentif sebuah kebijakan di daerah terhadap aktivitas perekonomian. Peraturan daerah yang mendukung iklim investasi di daerah adalah peraturan daerah yang berkaitan dengan perijinan, lalu lintas barang dan jasa dan peraturan daerah tentang ketenagakerjaan. Gambaran mengenai adanya peraturan daerah yang mendukung iklim usaha di Kota Probolinggo dapat terlihat pada tabel berikut : Tabel 2.48 Data Jumlah Perda Yang Mendukung Iklim Usaha di Kota Probolinggo Tahun 2007 - 2011 No Tahun Klasifikasi Perda Terkait Perijinan Terkait Lalu Lintas Barang dan Jasa Terkait Ketenagakerjaan 1 2007 Perda No.6 Thn. 2007 tentang Retribusi Pergantian Cetak Peta - - 2 2008 Perda No.9 Thn. 2008 tentang Retribusi Izin Mendirikan Bangunan Perda No.3 Thn. 2008 tentang Pengelolaan Barang Milik Daerah - 3 2009 - - - 4 2010 1. Perda No.9 Thn. 2010 tentang Izin Hiburan 2. Perda No.10 Thn. 2010 tentang Izin Reklame - -
  • 75. I I | 41 5 2011 1. Perda No.3 Thn. 2011 tentang Retribusi Jasa Umum 2. Perda No.4 Thn. 2011 tentang Retribusi Jasa Usaha 3. Perda No.5 Thn. 2011 tentang Retribusi Perizinan Tertentu 4. Perda No.9 Thn. 2011 tentang Perlindungan, Pemberdayaan Pasar Tradisional, dan Penataan Pasar Modern 5. Perda No.10 Thn. 2011 tentang Penyelenggaraan dan Retribusi Pengendalian Menara Telekomunikasi. - - 6 2012 1. Perda No. 3 Thn 2012 tentang Ijin Usaha Jasa Konstruksi 2. Perda No. 6 Thn 2012 tentang Perubahan Perda No. 4 Thn 2011 tentang Retribusi Jasa Usaha Jumlah 11 1 0
  • 76. I I | 1 I BAB III ANALISIS ISU STRATEGIS 3.1 Identifikasi Permasalahan Pembangunan Daerah Impelemtasi dari suatu rencana pembangunan daerah, biasanya menimbulkan adanya permasalahan yang disebabkan karena terjadi “gap expectation” antara kinerja nyata pembangunan yang dicapai pada saat ini dengan kinerja pembangunan yang direncanakan. Adanya gap ini juga terjadi karena adanya perbedaan antara target pembangunan yang ingin dicapai dimasa datang dengan kondisi riil daerah pada saat dokumen rencana pembangunan disusun. Permasalahan pembangunan daerah demikian ini harus diidentifikasi sehingga dapat dicari solusinya dalam rangka mewujudkan keberlanjutan pelaksanaan pembangunan daerah. Permasalahan pembangunan daerah padav umumnya timbul dari adanya potensi daerah sebagai faktor kekuatan yang belum dimanfaatkan secara optimal, kelemahan internal yang belum sepenuhnya dapat diatasi, peluang yang belum dapat dimanfaatkan secara optimal serta ancaman eksternal yang belum dapat diantisipasi dengan baik. Oleh karenanya dalam penyusunan RPJP Kota Probolinggo perlu diawali dengan identifikasi terhadap berbagai permasalahan pembangunan daerah yang dihadapi agar rencana pembangunan jangka penjang daerah yang akan disusun dapat mengatasi atau minimal mengeliminir masalah yang dihadapi tersebut dengan tingkat efektivitas yang tinggi. Pemetaan terhadap permasalahan pembangunan daerah dapat diuraikan berdasarkan permasalahan pembangunan pada penyelenggaraan urusan wajib pemerintah daerah dan urusan pilihan pemerintah daerah, sebagai berikut : 3.1.1 Identifikasi Permasalahan Pembangunan Daerah Terkait Urusan Wajib
  • 77. I I | 2 Sebagaimana ketentuan Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007, urusan wajib adalah urusan pemerintahan yang wajib I diselenggarakan oleh pemerintah daerah berkaitan dengan pelayanan dasar masyarakat. Permasalahan pembangunan yang terkait dengan urusan wajib ini secara garis besar dapat diidentifikasi sebagai berikut : 1. Bidang Pendidikan Pembangunan pendidikan perlu terus mendapatkan prioritas penanganan dimana keberhasilannya antara lain dapat diukur dari indikator angka melek huruf, angka rata-rata lama sekolah, angka partisipasi kasar, pendidikan yang ditamatkan, angka partisipasi murni , rasio guru, cakupan pelayanan pendidikan, sarana dan prasarana pendidikan. Meskipun upaya perbaikan yang dilakukan dalam urusan pendidikan ini telah banyak terlihat hasilnya, dengan dukungan anggaran yang porsinya terus ditingkatkan, beberapa aspek permasalahan dalam jangka panjang tetap harus menjadi perhatian utama, yakni : • Masih belum teratasinya masalah anak putus sekolah terutama dijenjang pendidikan menengah kejuruan, angkanya masih tergolong tinggi tiap tahunnya. • Belum terpenuhinya standar mutu, kualitas dan kuantitas sarana dan prasarana pendidikan, hal ini ditunjukkan dengan masih belum terpenuhinya semua indikator standar pelayanan minimal pendidikan dasar. • Masih rendahnya tingkat kesadaran masyarakat akan pentingnya arti pendidikan bagi upaya mewujudkan sumber daya manusia yang berkualitas dan berdaya saing di masa depan.