ASUHAN KEPERAWATAN TBC
Ringkasan: Dokumen tersebut membahas tentang asuhan keperawatan pada pasien tuberkulosis (TBC) yang mencakup pengertian TBC, etiologi, diagnosa keperawatan, dan rencana tindakan keperawatan untuk menangani ketidakefektifan bersihan saluran napas, perubahan nutrisi, dan risiko gangguan pertukaran gas pada paru-paru akibat TBC.
2. Pengertian TBC
TBC (Tuberculosis) adalah Infeksi penyakit
menular yang disebabkan oleh Mycobacterium
Tuberculosis, suatu basil aerobic tahan asam,
yang ditularkan melalui udara (air bone).
Infeksi tuberculosis didapat melalui inhalasi
partikel kuman yang cukup kecil sekitar 1-5
nm.
3. Narasi Askep
Tuberculosis paru (TBC) kebanyakan
menyerang laki-laki, namun bukan yang
berkulit putih dan tinggal di Negara asing.
Selain itu, risiko paling tinggi yang dapat
terpajan pada bacillus pada waktu lalu dan
yang tidak mampu atau mempunyai
kekebalan rendah karena kondisi kronis,
seperti AIDS, Cancer, usia lanjut, malnutrisi
dsb.
4. Etiologi
• Agen infeksius utama, mycobacterium
tuberculosis adalah batang aerobic tahan
asam yang tumbuh dengan kambat dan
sensitive terhadap panas dan ultraviolet.
• Mycobacterium bovis dan mycobacterium avio
pernah, pada kejadian yang jarang, berkaitan
dengan terjadinya infeksi tuberculosis.
5.
6.
7. Pemeriksaan penunjang
Rontgen dada
Pada pemeriksaan ini, kita dapat melihat adanya lesi paru
pada penyakit tuberculosis, mendeteksi adanya tumor,
benda asing, pembengkakan paru, penyakit jantung, dan
melihat struktur organ yang abnormal
Pemeriksaan bakteriologik (pemeriksaan sputum)
Mycobakterium tuberculosis (+) pada tahap aktif, penting
untuk menetapkan diagnose pasti dan melakukan uji
kepekaan terhadap obat.
Pemeriksaan tes tuberculin (mantoux test)
Teknik standar (tes mantoux) adalah dengan menyuntikkan
tuberkulin (PPD) sebanyak 0,1 ml yang mengandung 5 unit
tuberkulin secara intrakutan. Untuk memperoleh reaksi
kulit yang maksimum diperlukan waktu antara 48-72 jam
sesudah penyuntikan. Jika daerah indurasi sebesar 10 mm
maka dianggap bermakna dan mencerminkan adanya
sensitifitas yang berasal dari infeksi.
8. Histologi atau kultur jaringan
Hasil akan positif bila menunjukkan serangan
ekstrapulmonal.
Biopsy jarum pada jaringan paru
Hasil positif untuk granuloma TB, adanya giant cell
menujukkan nekrosis.
Pemeriksaan darah
LED
Interprestasi Hasil : indikator stabiltas biolgi penderita,
respon terhadap pengobatan, dan prediksi tingkat
penyembuhan. Sering meningkat saat proses aktif.
Limfosit
Interprestasi Hasil : menggambarkan status imunitas
penderita (normal atau supresi)
Elektrolit
Interprestasi Hasil : hiponatremia dapat terjadi akibat
retensi cairan pada TB paru kronis luas.
Analisa gas darah
Interprestasi Hasil : hasil bervariasi tergantung lokasi
dan beratnya kerusakan paru.
9. Persiapan pemeriksaan
penunjang Mantoux Test
Alat dan bahan :
1. Spuit tuberkulin dengan jarum nomor 25
2. Hanscound
3. Kapas alcohol
4. PPD (Protein Perified Derivation) 0.1 cc
Persiapan pasien :
1. Jaga privasi pasien.
2. Jelaskan prosedur dan tujuan kepada pasien.
10. Analisa data
• Data subjektif :
1. Kelelahan umum dan kelemahan, nafas pendek, kesulitan tidur
atau demam pada malam hari.
2. Demam hilang timbul.
3. Perasaan tak berdaya
4. Hilang nafsu makan, mual, muntah dan penurunan berat badan.
5. Nyeri dada meningkat pada saat batuk.
6. Batuk kering, setelah peradangan menjadi produktif
(menghasilkan sputum).
7. Perubahan kapasitas fisik.
• Data objektif :
1. Demam biasanya sub febris 40-41o celcius.
2. Takikardi, takipnea atau dipsnea.
3. Tugor kulit buruk, kering, bersisik, hilang lemak subkutan.
4. Pengembangan pernafasan tidak simetris, bunyi nafas menurun.
5. Perkusi redup, kavitas yang besar, hipersonor atau timpani.
6. Auskultusi suara nafas tambahan : ronkhi basah kasar dan
nyaring, vesikuler melemah bila terdapat penebalan pleura.
11. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan yang mungkin terjadi pada pasien TBC sebagaimana
dalam NANDA Internasional 2012-2014, yakni
a. Ketidakefektifan bersihan jalan napas b/d sekret darah yang ditandai
dengan frekuensi pernafasan dan bunyi nafas.
Hasil yang diharapkan :
Mempertahankan jalan nafas klien.
Mengeluarkan sekret tanpa batuan.
Menunjukkan perilaku untuk memperbaiki atau mempertahankan
bersihan jalan nafas.
Berpartisipasi dalam program pengobatan dalam tingkat kemampuan
atau situasi.
b. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b/d batuk, anorexia.
Hasil yang diharapkan :
Menunjukkan berat badan meningkat mencapai tujuan dengan Lab
normal dan bebas tanda malnutrisi.
Melakukan perilaku atau perubahan pola hidup untuk meningkatkan
dan atau mempertahankan berat yang tepat.
c. Ketidakefektifan pola nafas b/d kerusakan neurologis, nyeri,
keletihan otot pernafasan, hiperventilasi.
d. Risiko tinggi terhadap kerusakan pertukaran gas b/d penurunan
permukaan efektif paru, atelektasis, kerusakan membran alveolar-
kapiler, sekret kental, edema bronkial.
Hasil yang diharapkan : melaporkan tidak ada / penurunan dipsnea.
12. Intervensi Keperawatan
Secara Umum, tujuannya adalah:
1) Mempertahankan jalan napas agar efektif
2) Mempertahankan pola pernafasan agar
kembali efektif
3) Mempertahankan pertukaran gas
4) Menunjukan berat badan meningkat
mencapai tujuan dengan nilai laboratorium
normal dan bebas pada malnutrisi
14. 4. Ajarkanteknik bernafas danrelaksasi yangbenar
1. Awasi perubahanstatus polapernafasan
2. Aturposisi sesuai dengankebutuhan(semi fowler)
3. Berikanoksigenisasi
4. Lakukansuctionbilamemungkinkan
5. Berikannutrisi tinggi proteindanrendahlemak
6. Ajarkanteknik bernafas danrelaksasi yangbenar
7. Pertahankanberkembangnyaparudengan
memasangventilasi mekanik, Chesttube danChest
Drainage
1. Catatstatus nutrisi pasienpadapenerimaan, catat
turgorkulit, BBdanderajatkekuranganBB, intregritas
mukosaoral, kemampuan/ketidakmampuanmenelan,
adanyatonus usus riwayatmual ataudiare
2. Pastikanpoladietbiasapasienyangdisukai/tidak
disukai pasien
3. Awasi masukanataupengeluarandanBBsecara
periodik
4. Rujuk ke ahli dietuntuk menentukankomposisi diet
5. Konsul denganrapi pernafasanuntuk jadwal
pengobatan1-2jamsebelumatausetelahmakan
hiperventilasi
Risikotinggi terhadap
kerusakanpertukaran
gas b/dpenurunan
permukaanefektif
paru, atelektasis,
kerusakanmembran
alveolar-kapiler,
sekretkental, edema
bronkial
Mempertahankan
pertukarangas
Perubahannutrisi
kurangdari
kebutuhantubuhb/d
batuk, anorexia
Menunjukanberat
badanmeningkat
mencapai tujuan
dengannilai
laboratoriumnormal
danbebas pada
malnutrisi
15. Tinjauan Pustaka
1. Price, Sylvia A.1994.Patofisiologi Konsep Klinis
Proses-Proses Penyakit Buku 2.Jakarta:EGC
2. Hidayat, Aziz Alimul dan Musrifatul
Ulya.2006.Pengantar Kebutuhan Dasar Manusia
Buku 2.Jakarta:Salemba Medika.
3. Wijaya, Andra Saferi dan Yessie Mariza
Putri.2013.Keperwatan Medikal Bedah
1.Jogjakarta:Nuha Medika.
4. Manurung,Santa dan kawan-kawan.2009.Seri
Asuhan Keperawatan Gangguan Sistem
Pernafasan Akibat Infeksi.Jakarta:Trans Info
Media.
19. Persiapan Alat dan
bahan
Alat :
a) Standart infus
b) Set tranfusi
c) Pengalas
d) Torniquet
e) Gunting
Bahan :
1) Botol berisi NaCl 0,9%
2) Produk darah yang benar sesuai program
medis
3) Kapas alkohol
4) Plester
5) Kassa steril
6) Betadine
7) Sarung tangan
20. Intruksi kerja
1. Beritahukan prosedur yang akan dilakukan.
2. Cuci tangan
3. Gantungkan larutan NaCl 0.9% dalam botol untuk
digunakan setelah tranfusi darah.
4. Gunakan selang infus yang mempunyai filter (selang
Y atau tunggal).
5. Lakukan pemberian infus NaCl 0.9% (lihat prosedur
pemasangan infus) terlebih dahulu sebelum
pemberian tranfusi darah.
6. Lakukan lebih dahulu tranfusi darah dengan
memeriksa identifikasi produk darah, periksa
kompatibilitas dalam kantong darah, periksa
kesesuaian dengan identifikasi pasien, periksa
kadaluarsa, dan periksa adanya bekuan.
7. Buka set tranfusi darah :
Untuk selang Y, atur ketiga klem.
Untuk selang tunggal, klem pengatur pada posisi
off.
21. 8. Cara tranfusi darah dengan selang Y :
Tusukkan kantong NaCl 0.9%.
Isi selang dengan NaCl 0.9%
Buka klem pengatur pada selang Y dan
hubungkan ke kantong NaCl 0.9%
Tutup atau klem pada selang yang tidak
digunakan
Tekan ruang tetes dengan ibu jari dan jari
telunjuk (biarkan ruang filter terisi sebagian)
Buka klem pengatur bagian bawah dan biarkan
selang NaCl 0.9%
Kantong darah perlahan dibalik-balik 1-2 kali
agar sel-selnya tercampur. Kemudian tusuk
kantong darah dan buka klem pada selang dan
filter terisi darah.
9. Cara tranfusi darah dengan selang tunggal :
Tusuk kantong darah
Tekan ruang tetes dengan ibu jari dan jari
telunjuk sehingga filter terisi sebagian.
Buka klem pengatur, biarkan selang infus terisi
darah.
22. 10. Hubungkan selang tranfusi ke kateter IV dengan
membuka klem pengatur bawah.
11. Setelah darah masuk pantau tanda vital tiap 5 menit
selama 15 menit pertama dan tiap 15 menit selama 1
jam berikutnya.
12. Setelah darah dalam kantong habis, bersihkan selang
dengan NaCl 0.9%.
13. Catat tipe, jumlah, dan komponen darah yang
diberikan.
15. Cuci tangan setelah prosedur dilakukan.