SlideShare a Scribd company logo
1 of 62
Demam Malaria

1011012013
1011012014
1011012019
1011012022
1011012023
1011012025
1011012027

Sylvi Adiana
Cindy Monica Yusal
Okta Perwira
Rahima Syamun
Meta Emilia Surya Dharma
Fitra Kurniasi
Ratih Kusuma Putri
Pendahuluan
• Penyakit malaria adalah penyakit yang
disebabkan oleh parasit dari genus
Plasmodium yang termasuk golongan
protozoa
• melalui perantaraan tusukan (gigitan)
nyamuk Anopheles spp.
• dengan
gambaran
penyakit
berupa
demam, anemia, pembesaran limpa
• Indonesia merupakan salah satu negara yang
memiliki endemisitas tinggi.
• Penyakit malaria sudah dikenal sejak tahun
1753, tetapi baru ditemukan parasit dalam
darah oleh Alphonse Laxeran tahun 1880.
• Pada tahun 1890 Giovanni Batista Grassi dan
Raimondo Feletti adalah dua peneliti Italia yang
pertama kali memberi nama dua parasit
penyebab malaria pada manusia, yaitu
Plasmodium vivax dan Plasmodium malariae.
• Pada tahun 1897 seorang Amerika bernama
William H. Welch memberi nama parasit
penyebab malaria tertiana sebagai Plasmodium
falciparum.
• pada 1922 John William Watson Stephens
menguraikan
nama
parasit
malaria
keempat, yaitu Plasmodium ovale.
Penyebab
Disebabkan oleh parasit dari genus
Plasmodium yang termasuk golongan
protozoa. Plasmodium yang dapat
menginfeksi manusia ada empat jenis :
1. Plasmodium vivax
2. Plasmodium malariae
3. Plasmodium ovale
4. Plasmodium falciparum
1. Plasmodium vivax
• memberikan intensitas serangan dalam
bentuk demam setiap 3 hari sekali sehingga
sering dikenal dengan istilah malaria tertian
(malaria benigna).
• Masa inkubasi malaria 12-17 hari.
2. Plasmodium malariae
• Plasmodium malariae adalah penyebab
malaria malariae atau malaria kuartana
karena serangan demam berulang pada tiap
hari keempat. Penyakit malaria kurtana
meluas meliputi daerah tropik maupun
daerah subtropik.
• Masa inkubasi malaria 18 hari dan kadangkadang sampai 30-40 hari.
3. Plasmodium ovale
• Plasmodium ovale mempunyai waktu
demam yang lebih pendek dan biasanya
bisa sembuh spontan.
• Masa inkubasi malarianya sama seperti
Plasmodium vivax, yaitu 12-17 hari.
4. Plasmodium falciparum
• Parasit ini ditemukan di daerah tropik
terutama di Afrika dan Asia Tenggara
sehingga disebut dengan penyebab malaria
tropika (malaria maligna).
• Spesies ini merupakan paling berbahaya
karena penyakit yang ditimbulkannya dapat
menjadi berat
• Masa inkubasi malaria 7-14 hari.
Plasmodium dalam sediaan darah
Penyebaran malaria
• Malaria merupakan penyakit endemis atau
hiperendemis di daerah tropis maupun subtropis
dan menyerang negara dengan penduduk padat.
• Hanya pada daerah dimana orang-orang
mempunyai gametosit dalam darahnya dapat
menjadikan nyamuk anopeles terinfeksi.
• Distribusi geografis dari daerah rendah kurang
lebih 400m di bawah permukaan laut sampai
2600m diatas permukaan laut.
• Di Indonesia, malaria tersebar di seluruh pulau
dengan derajat endemisitas yang berbedabeda dan dapat berjangkit di daerah dengan
ketinggian sampai 1800 meter di atas
permukaan laut.
• Di lndonesia kawasan Timur mulai dari
kalimantan, sulawesi tengah sampai
utara, maluku, nusa tenggara timor serta timor
leste merupakan daerah endemi malaria dan
paling banyak di jumpai plasmodium
falciparum dan plasmodium vivax
identifikasi
• Karakteristik nyamuk Anopeles adalah sebagai
berikut :
• Hidup di daerah tropic dan sub
tropic, ditemukan hidup di dataran rendah
• Menggigit antara waktu senja (malam hari) dan
subuh hari
• Biasanya tinggal di dalam rumah, di luar
rumah, dan senang mengigit manusia
(menghisap darah)
• Jarak terbangnya tidak lebih dari 2-3 km
• Pada saat menggigit bagian belakangnya
mengarah ke atas dengan sudut 48 derajat
• Daur hidupnya memerlukan waktu ± 1 minggu .
• Lebih senang hidup di daerah rawa
Siklus hidup Plasmodium
• Pada Manusia ( Fase Aseksual)
• Pada nyamuk ( Fase Seksual)
21




Masa inkubasi adalah
rentang waktu sejak
sporozoit masuk sampai
timbulnya gejala klinis
yang ditandai dengan
demam. Masa inkubasi
bervariasi tergantung
spesies Plasmodium.
Masa prepaten adalah
rentang waktu sejak
sporozoit masuk sampai
parasit dapat dideteksi
dalam darah dengan
pemeriksaan
mikroskopik.

Masa Inkubasi
Penyakit Malaria.
Plasmodium

Masa inkubasi
(hari)

P. falciparum

9 - 14 ( 12 )

P.Vivax

12 - 17 ( 15 )

P.ovale

16 - 18 ( 17 )

P. malariae

18 - 40 ( 28 )

22
Diagnosa
Gejala klinis umum malaria
• Manifestasi klinik malaria tergantung pada
– imunitas penderita,
– tingginya transmisi infeksi malaria,
– Berat ringannya infeksi dipengaruhi oleh jenis
plasmodium,
– daerah asal infeksi (pola resistensi terhadap
pengobatan),
– umur ( usia lanjut dan bayi sering lebih berat),
– keadaan kesehatan dan nutrisi,
– kemo profilaksis dan pengobatan sebelumnya
• Secara klinis, gejala malaria infeksi tunggal
pada pasien terdiri atas beberapa serangan
demam dengan inteval tertentu
(paroksisme) yang diselingi oleh suatu
periode bebas demam.
• Meskipun disebut malaria
ringan, sebenarnya gejala yang dirasakan
penderitanya cukup berat
a)
b)

Masa inkubasi
Masa inkubasi biasanya berlangsung 8-37 hari.
Keluhan utama
Malaria sebagai penyebab infeksi yang disebabkan oleh
Plasmodium mempunyai gejala utama yaitu demam dan
menggigil.
Demam yang terjadi diduga berhubungan dengan proses
skizogoni (pecahnya merozoit atau skizon), pengaruh
GPI (glycosyl phosphatidylinositol) atau terbentuknya sitokin
atau toksin lainnya.
Pada beberapa penderita, demam tidak terjadi (misalnya
pada daerah hiperendemik) banyak orang dengan parasitemia
tanpa gejala.
Gambaran karakteristik dari malaria ialah
– demam periodic,
– anemia dan
– splenomegali
c) Keluhan-keluhan prodromal
Keluhan-keluhan prodromal (keluhan penyerta
yang timbul bersama keluhan utama) dapat terjadi
sebelum terjadinya demam, berupa:
•
•
•
•
•
•
•
•
•

malaise (rasa tidak enak),
lesu,
sakit kepala,
sakit tulang belakang,
nyeri pada tulang dan otot,
anoreksia,
perut tidak enak,
diare ringan dan
kadang-kadang merasa dingin di punggung.

Keluhan prodromal sering terjadi pada P. vivax dan
P. ovale, sedangkan P. falciparum dan P. Malariae
keluhan prodromal tidak jelas
Gejala malaria yang merupakan suatu paroksisme biasanya
terdiri atas 3 stadium yang berurutan yaitu:
1.

Stadium dingin (cold stage).
Diawali dengan gejala menggigil atau perasaan yang
sangat dingin. Stadium ini berlangsung antara 15 menit sampai
1 jam diikuti dengan meningkatnya temperatur suhu tubuh.

2.

Stadium demam (Hot stage).
Penderita merasa kepanasan. Muka merah, kulit
kering, sakit kepala dan sering kali munta suhu badan hdapat
meningkat hingga 41 derajat Celcius diikuti dengan keadaan
berkeringat. Stadium ini berlangsung 2 – 4 jam.

3.

Stadium berkeringat (sweating stage).
Stadium ini berlangsung 2 – 4 jam. Penderita berkeringat
sangat banyak. Suhu tubuh kembali turun, kadang-kadang
sampai di bawah normal.
Diagnosa
• Pada pemeriksaan fisik pada pasien didapatkan:
–
–
–
–

Demam (≥37,5 oC)
Kunjunctiva atau telapak tangan
Pembesaran limpa
Pembesaran hati

• Pada penderita malaria berat ditemukan tanda-tanda klinis sebagai
berikut:
– Demam (≥40 oC)
– Nadi cepat dan lemah.
– Tekanan darah sistolik kurang dari 70 mmHg pada orang dewasa dan
kurang 50 mmHg pada anak-anak.
– Frekuensi nafas lebih dari 35 kali permenit pada orang dewasa atau lebih
dari 40 kali permenit pada balita, dan lebih dari 50 kali permenit pada
anak dibawah 1 tahun.
– Penurunan kesadaran.
•

Pemerikasaan laboratorium
–

–
–

Pemeriksaan mikroskopik darah untuk menemukan adanya parasit malaria sangat penting untuk
menegakkan diagnosa.
Pemeriksaan satu kali dengan hasil negatif tidak mengenyampingkan diagnosa malaria.
Pemeriksaan darah tiga kali dan hasil negative maka diagnosa malaria dapat dikesampingkan.

Adapun pemeriksaan darah dapat dilakukan melalui :
• Tetesan preparat darah tebal
Sedian darah tebal di gunakan untuk diagnosa penyakit dan untuk menentukan
beratnya penyakit. Jumlah parasit dapat ditentukan pada tetes tebal dengan menghitung
jumlah parasit per 200 leukosit. Bila leukosit 10.000/ul maka hitung parasitnya ialah
jumlah parasit dikalikan 50 merupakan jumlah parasit per mikro-liter darah.
• Tetesan preparat darah tipis.
Digunakan untuk identifikasi jenis plasmodium, bila dengan preparat darah tebal
sulit ditentukan.
• Tes Antigen : p-f test
Yaitu mendeteksi antigen dari P.falciparum (Histidine Rich Protein II).
• Tes Serologi
Tes ini berguna mendeteksi adanya antibody specific terhadap malaria atau pada
keadaan dimana parasit sangat minimal. Metode-metode tes serologi antara lain indirect
haemagglutination test, immunoprecipitation techniques, ELISA dan test radioimmunoassay.
• Pemeriksaan PCR (Polymerase Chain Reaction)
Keunggulan tes ini walaupun jumlah parasit sangat sedikit dapat memberikan hasil
positif. Tes ini baru dipakai sebagai sarana penelitian danbelum untuk pemeriksaan rutin
Pengembangan Vaksin pada Demam
Malaria
Pengembangan vaksin malaria maju dengan
cepat bersaing dengan pengembangan
obat. Temuan baru dalam penelitian vaksin
hampir menciptakan celah yang lebih luas
dari kesuksesan karena variasi dan
keragaman antigen (epitop).
Dari ke empat spesies plasmodium, yang paling
banyak menimbulkan kematian adalah P
falciparum sehingga prioritas penemuan vaksin
ditujukan terhadap spesies ini. Sementara ini
telah diteliti empat kemungkinan pendekatan tata
kerja vaksin:
1. pada stadium pre erythrocyt (sel darah
merah),
2. pada tingkat blood stage.
3. pada transmission blocking.
4. kombinasi ketiganya atau multi stage vaccine.
1. Pada stadium pre erythrocyt (sel darah
merah)
Vaksin yang bekerja pada stadium pre
erythrocyte di desain untuk mencegah
infeksi ke sel darah merah yakni
mencegah pelepasan merozoit dari hati.
Makanya vaksin tersebut sangat penting
peranannya bagi strategi penemuan multi
stage vaccine selanjutnya.
2. Pada tingkat blood stage.
vaksin yang bekerja pada blood stage bekerja
membatasi multiplikasi parasit di dalam darah.
Sehingga mengurangi gejala klinis
penyakit, namun tidak dapat mencegah terjadinya
infeksi. Kemungkinan mekanisme kerjanya adalah
menginduksi antibodi terhadap protein
permukaan merozoite, protein dari sel darah
merah yang sudah terinfeksi atau menginduksi
toksin antimalaria
3. pada transmission blocking
vaksin transmission-blocking vaccinee (TBVs)
bertujuan mencegah transmisi parasit dari
manusia ke nyamuk dan vaksin jenis ini
digabungkan dengan vaksin berbagai tingkat
yang lain (liver dan blood stage).
4. Kombinasi ketiganya atau multi stage vaccine
vaksin ini di disain untuk berefek pada semua
tingkat pada siklus parasit malaria. Pertama diuji
coba pada manusia dengan tipe SPF66 suatu tipe
peptide vaksin. Pada awalnya SPF66 memberikan
hasil yang menjanjikan, namun dalam percobaan
skala besar penelitian fase III hasilnya negatif. Saat
ini formula baru vaksin ini sedang dikembangkan
serta vaksin multi stage berbasis DNA juga mulai
dikembangkan .
Vaksin malaria pertama yang diuji di
Kolombia, Venezuela, Gambia dan Thailand
adlah vaksin merozoit sintetik yang diberi
nama SPf 66. hasilnya sedang dalam tahap
evaluasi.
Akhir-akhir ini sedang dilakukan penelitian
untuk membuat suatu polivaksin yang
terdiri dari 4 stadium perkembangan
parasit malaria.
TATALAKSANA PENGOBATAN
PENGOBATAN
1. Artesunat - Amodiaquine
Setiap kemasan Atesunate + Amodiakuin terdiri
dari 2 blister, yaitu blister amodiakuin terdiri
dari 12 tablet @ 200 mg dan 153 mg
amodiakuin basa dan blister artesunat terdiri
dari 12 tablet @ 50 mg. Obat kombinasi
diberikan per oral selama tiga hari dengan
dosis tunggal harian, sebagai berikut:
- Amodiakuin basa 10 mg/kg bb
- Artesunat
4 mg/kg bb.
2. Dihydroartemisinin + Piperaquin
Fixed Dose Combination (FDC) 1 tablet
mengandung 40 mg dihydroartemisinin dan 320
mg piperaquin. Obat ini diberikan per-oral selama
tiga hari dengan dosis tunggal harian sebagai
berikut:
- Dihydroartemisinin dosis 2-4 mg/kgBB
- Piperaquin dosis 16-32 mg/kgBB
3. Artemether + Lumefantrin
1 tablet mengandung 20 mg artemether ditambah
120 mg lumefantrine. Merupakan obat Fixed Dose
Combination. Obat ini diberikan peroral selama tiga
hari dengan cara 2 x 4 tablet per hari.
4. Artesunat-Meflokuin (digunakan di daerah
Mekhong), Obat ini terdiri dari 50 mg artesunate
dan 250 mg basa Meflokuin.
5. Artesunat-Sulfadoxin Pirimetamin (SP), Obat
artesunat 50 mg, Sulfadoxin Pirimetamin (SP)
dengan dosis Sulfadoxin 25 mg/kgBB dan
Pirimetamin dosis 1,25 mg/BB.
6. Artemisinin-Naphtoquin (masih dalam
penelitian), obat ini mengandung 250 mg
artemisinin dan 100 mg Naphtoquin dengan cara
minum obat sekali minum sebanyak 4 tablet.
Di Indonesia saat ini terdapat 2 regimen
ACT yang digunakan oleh program malaria:
1. Artesunate – Amodiaquin
2. Dhydroartemisinin – Piperaquin
Pengobatan malaria tanpa
komplikasi
Malaria falciparum.
a. Pengobatan lini pertama
Saat ini Pada Program Malaria untuk
pengobatan lini pertama Malaria falsiparum
digunakan obat Artemisinin Combination
Therapy (ACT) yaitu:
Artesunat + Amodiakuin + Primakuin
Atau
Dihydroartemisinin + Piperakuin + Primakuin
b. Pengobatan lini kedua
Bila pengobatan lini pertama tidak
efektif, gejala klinis tidak memburuk tapi
parasit aseksual tidak berkurang (persisten)
atau timbul kembali (rekrudesensi) maka
diberikan pengobatan lini kedua malaria
falsiparum.
Obat lini kedua adalah:
kombinasi Kina + Doksisiklin /Tetrasiklin +
Primakuin
Pengobatan malaria vivaks dan
malaria ovale.
a. Pengobatan lini pertama
Dapat menggunakan klorokuin maupun ACT. Daerah yang
telah mempunyai/tersedia ACT yang cukup dan telah ada
data resistensi klorokuin terhadap malaria vivaks dapat
menggunakan ACT. Dosis obat sama dengan dosis untuk
malaria falsiparum, hanya berbeda pada pemberian
primakuin. Primakuin diberikan selama 14 hari dengan
dosis 0,25 mg/kg BB bersama dengan klorokuin. Klorokuin
diberikan 1 kali sehari selama 3 hari dengan dosis 25 mg
basa/kg BB/hari.
Apabila pemberian obat tidak memungkinkan dengan
perhitungan berat badan, maka pemberian obat dapat
diberikan berdasarkan umur.
Pengobatan dinyatakan efektif bila sampai
dengan hari ke 28 setelah pemberian obat, pasien
dinyatakan sembuh secara klinis sejak hari ke 4 dan
tidak ditemukan parasit stadium aseksual sejak hari
ke 7.
Pengobatan dinyatakan tidak efektif bila sampai
dengan hari ke 28 setelah pemberian obat terjadi:
– Gejala klinis memburuk dan parasit aseksual positif
, atau
– Gejala klinis tidak memburuk tetapi parasit aseksual
tidak berkurang (persisten) atau timbul kembali setelah
hari ke 14 (kemungkinan resisten)
– Gejala klinis membaik tetapi parasit aseksual timbul
kembali antara hari 15 sampai hari ke 28 (kemungkinan
resisten, relaps atau infeksi baru)
b. Pengobatan lini kedua untuk malaria
vivaks
Pengobatan lini kedua, kina + primakuin,
ditujukan untuk pengobatan malaria vivaks
yang resisten terhadap klorokuin. Kina
diberikan per oral, 3 kali sehari dengan dosis
10 mg/kg BB/hari selama 7 hari.
Primakuin diberikan selama 14 hari dengan
dosis 0,25 mg/kg BB/hari. Pemberian kina
pada anak usia dibawah 1 tahun harus
dihitung berdasarkan berat badan.
• c. Pengobatan malaria vivaks yang relaps
Pengobatan kasus malaria vivaks yang
relaps (kambuh), sama dengan regimen
sebelumnya hanya dosis primakuin
ditingkatkan. Primakuin diberikan selama
14 hari dengan dosis 0,5 mg /kg BB/hari.
Pengobatan pada penderita yang
diduga (suspek) malaria
Di daerah yang sarana kesehatannya tidak
mempunyai sarana
diagnostikmalaria, penderita yang diduga
malaria dapat diobati sementara dengan
regimen klorokuin dan primakuin.
Pemberian klorokuin 1 kali sehari selama 3 hari
dengan dosis total 25 mg/kg BB. Primakuin
diberikan bersamaan dengan klorokuin pada
hari pertama dengan dosis 0,75 mg/kg BB.
Pilihan utama antimalaria
a. Artesunat intravena atau intramuskuler
Artesunat parenteral direkomendasikan untuk
digunakan di rumah sakit atau puskesmas
perawatan.
Sedangkan Artemeter parenteral
direkomendasikan untuk digunakan di
lapangan atau puskesmas tanpa fasilitas
perawatan.
Artemeter parenteral tidak boleh diberikan
pada penderita yang sedang hamil trimester I.
b. Artemeter intramuskuler
Artemeter intramuskuler tersedia dalam ampul
berisi 80 mg artemeter dalam larutan minyak.
Berikan artermeter dalam loading dose 3,2 mg/kg
BB i.m. Selanjutnya artemeter diberikan 1,6 mg/kg
BB i.m. satu kali sehari sampai penderita mampu
minum obat.
Bila penderita sudah dapat minum obat, maka
pengobatan dilanjutkan regimen artesunat +
amodiakuin + primakuin (lihat lini I pengobatan
malaria falsiparum)
Pilihan alternatif obat malaria berat
• Kina dihidroklorida parenteral.
Pada lokasi yang tidak mempunyai obat pilihan pertama
(derivate artemisinin parenteral), dan pada ibu hamil
trimester I, dapat diberikan kina per infuse.
Apabila tidak dimungkinkan pemberian kina per
infuse, maka dapat diberikan kina dihidroklorida 10
mg/kg BB intramuskuler dengan menyuntikkan ½ dosis
pada masing-masing paha depan (kiri dan
kanan), jangan diberikan pada bokong. Untuk
pemakaian i.m., kina diencerkan untuk mendapatkan
konsentrasi 60-100 mg/ml dengan 5-8 ml larutan NaCl
0,9% .
Obat Antimalaria
1. Klorokuin
Klorokuin adalah 4-aminokuinolin yang
digunakan untuk mengobati dan mencegah
malaria. Plasmodium falciparum yang
resistensi terhadap klorokuin tersebar di
seluruh dunia, membuat klorokuin tidak
bermanfaat untuk plasmodium
tersebut, tetapi klorokuin masih tetap efektif
untuk mengobati infeksi P. vivax, P. ovale, dan
P. malariae.
Efek Samping Dan Toksisitas
meliputi mual dan muntah, pusing dan penglihatan kabur, sakit
kepala dan symptom urtikaria
Interaksi Obat
- halofantrin dan obat lain yang memperpanjang interval QT, secara
teoritis dapat meningkatkan risiko aritmia.
- meflokuin, dapat meningkatkan risiko konvulsi,
- antasida, absorpsi klorokuin menurun
- simetidin, menurunkan metabolisme dan bersihan klorokuin
- metronidazol, meningkatkan risiko reaksi dystonik akut
- ampisilin dan prazikuantel, mengurangi ketersediaan hayati kedua
obat tersebut
- thyroksin, menurunkan efek terapeutik thyroksin
- antagonistik terhadap efek antiepileptik karbamazepin dan
natrium valproat
- siklosporin, meningkatkan konsentrasi plasma siklosporin.
2. Amodiakuin
Amodiakuin adalah 4-aminokuinolin basa
dengan model kerja serupa dengan
klorokuin. Amodiakuin efektif terhadap P.
falciparum resisten klorokuin, sekalipun
bereaksi silang dengan klorokuin.
Efek Samping Dan Toksisitas
Efek samping amodiakuin serupa dengan efek
samping klorokuin. Pruritus akibat amodiakuin
lebih sedikit daripada akibat klorokuin, tetapi
risikoagranulositosis lebih tinggi, dan risiko
hepatitis lebih rendah jika digunakan untuk
profilaksis.

Dosis besar amodiakuin menyebabkan
sinkope, spastisitas, konvulsi dan pergerakanpergerakan tidak sadar.
Interaksi
Belum ada data.
3. Meflokuin
meflokuin adalah 4-aminokuinolin yang aktif
sebagai skizontosida darah terhadap ke empat
spesies plasmodium yang menginfeksi
manusia, tetapi tidak berefek terhadap bentuk
hepatik.
Efek Samping Dan Toksisitas
Efek samping yang paling sering adalah
mual, muntah, nyeri
abdominal, anoreksia, diare, sakit
kepala, pusing, hilang
keseimbangan, disforia, gangguan tidur
terutama insomnia dan mimpi abnormal.
Interaksi Obat
Pemberian meflokuin bersama:
- Beta bloker, pemblok saluran kalsium, amiodaron,
pimozida, digoksin atau antidepresan, dapat
berisiko aritmia.
- Kuinin atau klorokuin, meningkatkan risiko konvulsi
- Ampisilin, tetrasiklin, dan metoklopramida,
meningkatkan konsentrasi meflokuin

Meflokuin tidak boleh diberikan bersama
halofantrin karena dapat memperpanjang
interval QT. Hati-hati pemberian meflokuin
bersama alkohol.
4. Kuinin
Kuinin adalah alkaloid dari kulit batang pohon kina.
Kuinin bekerja terutama pada tahap trofozoit
dewasa dan tidak menghambat perkembangan
bentuk cinicin P. falciparum.
Kuinin adalah skhizontosida darah yang efektif
terhadap stadium erithrositik ke empat spesies
plasmodium, tetapi tidak berefek pada stadium
eksoeritrositik.

Kuinin berkhasiat membunuh bentuk seksual P.
vivax, P ovale, dan P. malariae, tetapi tidak berefek
terhadap gametosit P. falciparum. Kuinin tidak
berefek pada tahap pre-erithrosit parasit malaria.
Efek Samping Dan Toksisitas
Mual, muntah, nyeri abdominal, diare, dan vertigo parah
Konsentrasi kuinin yang berlebih dalam plasma dapat menimbulkan
hipotensi, disrithmia jantung, dan gangguan parah pada saraf pusat
seperti delirium dan koma.

• Interaksi Obat.
Obat-obat yang memperpanjang interval QT tidak boleh digunakan
bersama kuinin. Antiaritmia seperti flekainida dan amiodaron, harus
dihindarkan jika terapi dengan kuinin. Pemberian bersama
antihistamin seperti terfenadin, obat antipsikotik seperti pimozida
dan thioridazin dapat meningkatkan risiko aritmia ventrikular.
Halofantrin yang memperpanjang interval QT secara nyata harus
dihindarkan penggunaannya bersama kuinin. Kuinin meningkatkan
konsentrasi plasma digoksin. Simetidin menghambat metabolisme
kuinin, menyebabkan peningkatan kadar kuinin, sedangkan rifampisin
meningkatkan bersihan metabolik, menurunkan konsentrasi plasma
kuinin, meningkatkan kegagalan terapeutik.
Kemoprofilaksis
• Kemoprofilaksis bertujuan untuk mengurangi
risiko terinfeksi malaria, sehingga bila terinfeksi
maka gejala klinisnya tidak berat.
Kemoprofilaksis ini ditujukan kepada orang
yang bepergian ke daerah endemis malaria
dalam waktu yang tidak terlalu lama, seperti
turis, penelitian lain-lain. Untuk kelompok
individu yang akan bepergian dalam jangka
waktu lama, sebaiknya menggunakan personal
protection seperti kelambu, repellant, kawat
kasa dan lain-lain.
• Sehubungan dengan laporan tingginya
tingkat resistensi terhadap klorokuin, maka
doksisiklin menjadi pilihan untuk
kemoprofilaksis. Doksisiklin diberikan setiap
hari dimulai 1-2 hari sebelum pergi ke daerah
endemis malaria dengan dosis 2 mg/kg BB
selama tidak lebih dari 4-6 minggu.
“Dosisiklin tidak boleh diberikan pada anak
umur <8 tahun dan ibu hamil”

More Related Content

What's hot (20)

Demam tifoid anak
Demam tifoid anakDemam tifoid anak
Demam tifoid anak
 
Buku saku tatalaksana kasus Malaria
Buku saku tatalaksana kasus MalariaBuku saku tatalaksana kasus Malaria
Buku saku tatalaksana kasus Malaria
 
Filariasis limfatik
Filariasis limfatikFilariasis limfatik
Filariasis limfatik
 
Feses
FesesFeses
Feses
 
Trichomonas vaginalis
Trichomonas vaginalisTrichomonas vaginalis
Trichomonas vaginalis
 
Sifilis. bag. 13
Sifilis. bag. 13Sifilis. bag. 13
Sifilis. bag. 13
 
Giardia Lamblia
Giardia LambliaGiardia Lamblia
Giardia Lamblia
 
Demam tifoid
Demam tifoidDemam tifoid
Demam tifoid
 
Syok pada anak
Syok pada anak Syok pada anak
Syok pada anak
 
Bronko pneumonia
Bronko pneumoniaBronko pneumonia
Bronko pneumonia
 
Pemeriksaan faeses
Pemeriksaan faesesPemeriksaan faeses
Pemeriksaan faeses
 
Gonorrhea
GonorrheaGonorrhea
Gonorrhea
 
Rectal toucher KDM I by pangestu chaesar
Rectal toucher KDM I by pangestu chaesarRectal toucher KDM I by pangestu chaesar
Rectal toucher KDM I by pangestu chaesar
 
Ppt campak
Ppt campakPpt campak
Ppt campak
 
Patofisiologi dhf
Patofisiologi dhfPatofisiologi dhf
Patofisiologi dhf
 
Power point asma bronkial
Power point asma  bronkialPower point asma  bronkial
Power point asma bronkial
 
Bun
BunBun
Bun
 
Amoeba
AmoebaAmoeba
Amoeba
 
Praktikum parasitologi blok HIV/AIDS
Praktikum parasitologi blok HIV/AIDSPraktikum parasitologi blok HIV/AIDS
Praktikum parasitologi blok HIV/AIDS
 
Chlamydia trachomatis (Definisi, Etiologi, Patofisiologi dan Manifestasi Klinis)
Chlamydia trachomatis (Definisi, Etiologi, Patofisiologi dan Manifestasi Klinis)Chlamydia trachomatis (Definisi, Etiologi, Patofisiologi dan Manifestasi Klinis)
Chlamydia trachomatis (Definisi, Etiologi, Patofisiologi dan Manifestasi Klinis)
 

Viewers also liked

Pemeriksaan darah ( protozoa : parasit malaria)
Pemeriksaan darah ( protozoa : parasit malaria)Pemeriksaan darah ( protozoa : parasit malaria)
Pemeriksaan darah ( protozoa : parasit malaria)pjj_kemenkes
 
Terapi Malaria Falsiparum Tanpa Komplikasi Berbasis Artemisinin Pada Ibu Hamil
Terapi Malaria Falsiparum Tanpa Komplikasi Berbasis Artemisinin Pada Ibu HamilTerapi Malaria Falsiparum Tanpa Komplikasi Berbasis Artemisinin Pada Ibu Hamil
Terapi Malaria Falsiparum Tanpa Komplikasi Berbasis Artemisinin Pada Ibu HamilUdayana University
 
Malaria!!!!!
Malaria!!!!!Malaria!!!!!
Malaria!!!!!anaseha
 
Penyakit malaria
Penyakit malariaPenyakit malaria
Penyakit malariaAchmad Nur
 
Case Presentation : Severe Dengue With Menstruation and Plasma Leakage
Case Presentation :  Severe Dengue  With Menstruation and Plasma Leakage   Case Presentation :  Severe Dengue  With Menstruation and Plasma Leakage
Case Presentation : Severe Dengue With Menstruation and Plasma Leakage Soroy Lardo
 
Jenis jenis luka dan cara balutan
Jenis jenis luka dan cara balutanJenis jenis luka dan cara balutan
Jenis jenis luka dan cara balutanMMULIADIY
 
Plasmodium falciparum
Plasmodium falciparumPlasmodium falciparum
Plasmodium falciparumVita Amanah
 
Ascaris Lumbricoides Dan Trichuris Trichiura
Ascaris Lumbricoides Dan Trichuris TrichiuraAscaris Lumbricoides Dan Trichuris Trichiura
Ascaris Lumbricoides Dan Trichuris Trichiurarika ferlianti
 
Ascaris lumbricoides
Ascaris lumbricoidesAscaris lumbricoides
Ascaris lumbricoidesMulkan Fadhli
 
Denggi...
Denggi...Denggi...
Denggi...rulam
 
Seminário - Tema: Malária
Seminário - Tema: MaláriaSeminário - Tema: Malária
Seminário - Tema: MaláriaAbnerZaquel
 

Viewers also liked (20)

Pemeriksaan darah ( protozoa : parasit malaria)
Pemeriksaan darah ( protozoa : parasit malaria)Pemeriksaan darah ( protozoa : parasit malaria)
Pemeriksaan darah ( protozoa : parasit malaria)
 
Malaria
MalariaMalaria
Malaria
 
Malaria powerpoint
Malaria powerpointMalaria powerpoint
Malaria powerpoint
 
Terapi Malaria Falsiparum Tanpa Komplikasi Berbasis Artemisinin Pada Ibu Hamil
Terapi Malaria Falsiparum Tanpa Komplikasi Berbasis Artemisinin Pada Ibu HamilTerapi Malaria Falsiparum Tanpa Komplikasi Berbasis Artemisinin Pada Ibu Hamil
Terapi Malaria Falsiparum Tanpa Komplikasi Berbasis Artemisinin Pada Ibu Hamil
 
Malaria!!!!!
Malaria!!!!!Malaria!!!!!
Malaria!!!!!
 
Penyakit malaria
Penyakit malariaPenyakit malaria
Penyakit malaria
 
Malaria
MalariaMalaria
Malaria
 
Malaria parasite
Malaria parasiteMalaria parasite
Malaria parasite
 
Case Presentation : Severe Dengue With Menstruation and Plasma Leakage
Case Presentation :  Severe Dengue  With Menstruation and Plasma Leakage   Case Presentation :  Severe Dengue  With Menstruation and Plasma Leakage
Case Presentation : Severe Dengue With Menstruation and Plasma Leakage
 
Hfmd Picture
Hfmd PictureHfmd Picture
Hfmd Picture
 
Jenis jenis luka dan cara balutan
Jenis jenis luka dan cara balutanJenis jenis luka dan cara balutan
Jenis jenis luka dan cara balutan
 
Plasmodium falciparum
Plasmodium falciparumPlasmodium falciparum
Plasmodium falciparum
 
Protozoa
ProtozoaProtozoa
Protozoa
 
Ascaris Lumbricoides Dan Trichuris Trichiura
Ascaris Lumbricoides Dan Trichuris TrichiuraAscaris Lumbricoides Dan Trichuris Trichiura
Ascaris Lumbricoides Dan Trichuris Trichiura
 
Ascaris lumbricoides
Ascaris lumbricoidesAscaris lumbricoides
Ascaris lumbricoides
 
Denggi...
Denggi...Denggi...
Denggi...
 
Malaria
Malaria Malaria
Malaria
 
Seminário - Tema: Malária
Seminário - Tema: MaláriaSeminário - Tema: Malária
Seminário - Tema: Malária
 
Denggi
DenggiDenggi
Denggi
 
Malaria
MalariaMalaria
Malaria
 

Similar to Demam Malaria

Malaria presentation
Malaria presentationMalaria presentation
Malaria presentationZilla Liani
 
Pvbp a poltekkes makassar
Pvbp a poltekkes makassarPvbp a poltekkes makassar
Pvbp a poltekkes makassarHendraruru
 
Pvbp a poltekkes makassar
Pvbp a poltekkes makassarPvbp a poltekkes makassar
Pvbp a poltekkes makassarHendraruru
 
Patofisioanatomi (Penyakit Menular pada Manusia yang disebabkan oleh Agent)
Patofisioanatomi (Penyakit Menular pada Manusia yang disebabkan oleh Agent)Patofisioanatomi (Penyakit Menular pada Manusia yang disebabkan oleh Agent)
Patofisioanatomi (Penyakit Menular pada Manusia yang disebabkan oleh Agent)Layly Saraswati
 
Pengantar Cacar Monyet Bagi Tenaga Kesehatan
Pengantar Cacar Monyet Bagi Tenaga KesehatanPengantar Cacar Monyet Bagi Tenaga Kesehatan
Pengantar Cacar Monyet Bagi Tenaga KesehatanI Putu Cahya Legawa
 
Referat interna dodot
Referat interna dodotReferat interna dodot
Referat interna dodotAhmad Fathoni
 
Makalah malaria fatin
Makalah malaria fatinMakalah malaria fatin
Makalah malaria fatinWarnet Raha
 
Epm ni luh budi febriani 1506801795
Epm ni luh budi febriani 1506801795Epm ni luh budi febriani 1506801795
Epm ni luh budi febriani 1506801795Ni Luh Budi Febriani
 
Blok 12 IMUNITAS DAN INFEKSI.pptx
Blok 12 IMUNITAS DAN INFEKSI.pptxBlok 12 IMUNITAS DAN INFEKSI.pptx
Blok 12 IMUNITAS DAN INFEKSI.pptxFredy Samosir
 
Malaria (3).pptx
Malaria (3).pptxMalaria (3).pptx
Malaria (3).pptxCutjuliana4
 

Similar to Demam Malaria (20)

Malaria presentation
Malaria presentationMalaria presentation
Malaria presentation
 
Pvbp a poltekkes makassar
Pvbp a poltekkes makassarPvbp a poltekkes makassar
Pvbp a poltekkes makassar
 
Pvbp a poltekkes makassar
Pvbp a poltekkes makassarPvbp a poltekkes makassar
Pvbp a poltekkes makassar
 
Patofisioanatomi (Penyakit Menular pada Manusia yang disebabkan oleh Agent)
Patofisioanatomi (Penyakit Menular pada Manusia yang disebabkan oleh Agent)Patofisioanatomi (Penyakit Menular pada Manusia yang disebabkan oleh Agent)
Patofisioanatomi (Penyakit Menular pada Manusia yang disebabkan oleh Agent)
 
Makalah malaria fatin
Makalah malaria fatinMakalah malaria fatin
Makalah malaria fatin
 
Makalah malaria fatin
Makalah malaria fatinMakalah malaria fatin
Makalah malaria fatin
 
Pengantar Cacar Monyet Bagi Tenaga Kesehatan
Pengantar Cacar Monyet Bagi Tenaga KesehatanPengantar Cacar Monyet Bagi Tenaga Kesehatan
Pengantar Cacar Monyet Bagi Tenaga Kesehatan
 
Referat interna dodot
Referat interna dodotReferat interna dodot
Referat interna dodot
 
Laporan Pendahuluan MALARIA (LP)
Laporan Pendahuluan MALARIA (LP)Laporan Pendahuluan MALARIA (LP)
Laporan Pendahuluan MALARIA (LP)
 
Malaria Vivax.pptx
Malaria Vivax.pptxMalaria Vivax.pptx
Malaria Vivax.pptx
 
Makalah malaria fatin
Makalah malaria fatinMakalah malaria fatin
Makalah malaria fatin
 
Askep malaria
Askep malariaAskep malaria
Askep malaria
 
Askep malaria
Askep malariaAskep malaria
Askep malaria
 
Epm ni luh budi febriani 1506801795
Epm ni luh budi febriani 1506801795Epm ni luh budi febriani 1506801795
Epm ni luh budi febriani 1506801795
 
Infeksi Parasit
Infeksi ParasitInfeksi Parasit
Infeksi Parasit
 
KEL_1_MALARIA.pptx
KEL_1_MALARIA.pptxKEL_1_MALARIA.pptx
KEL_1_MALARIA.pptx
 
Malaria
MalariaMalaria
Malaria
 
Askeb iv patologi malaria dalam kehamilan
Askeb iv patologi malaria dalam kehamilanAskeb iv patologi malaria dalam kehamilan
Askeb iv patologi malaria dalam kehamilan
 
Blok 12 IMUNITAS DAN INFEKSI.pptx
Blok 12 IMUNITAS DAN INFEKSI.pptxBlok 12 IMUNITAS DAN INFEKSI.pptx
Blok 12 IMUNITAS DAN INFEKSI.pptx
 
Malaria (3).pptx
Malaria (3).pptxMalaria (3).pptx
Malaria (3).pptx
 

More from Meta Emilia Surya Dharma (10)

Water system
Water systemWater system
Water system
 
Ginkgo biloba dan piper batle
Ginkgo biloba dan piper batleGinkgo biloba dan piper batle
Ginkgo biloba dan piper batle
 
A View From Regulatory Agencies (Tinjauan dari Badan Hukum)
A View From Regulatory Agencies (Tinjauan dari Badan Hukum)A View From Regulatory Agencies (Tinjauan dari Badan Hukum)
A View From Regulatory Agencies (Tinjauan dari Badan Hukum)
 
Enterobiasis
EnterobiasisEnterobiasis
Enterobiasis
 
Trichuriasis
TrichuriasisTrichuriasis
Trichuriasis
 
Filariasis
FilariasisFilariasis
Filariasis
 
Loaiasis
LoaiasisLoaiasis
Loaiasis
 
Salep mata
Salep mataSalep mata
Salep mata
 
Analisa Resep
Analisa ResepAnalisa Resep
Analisa Resep
 
Trematoda hati
Trematoda hatiTrematoda hati
Trematoda hati
 

Recently uploaded

aksi nyata - aksi nyata refleksi diri dalam menyikapi murid.pdf
aksi nyata - aksi nyata refleksi diri dalam menyikapi murid.pdfaksi nyata - aksi nyata refleksi diri dalam menyikapi murid.pdf
aksi nyata - aksi nyata refleksi diri dalam menyikapi murid.pdfwalidumar
 
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfREFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfirwanabidin08
 
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptxKontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptxssuser50800a
 
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...Kanaidi ken
 
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ikaIntegrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ikaAtiAnggiSupriyati
 
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ikabab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ikaAtiAnggiSupriyati
 
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxPaparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxIgitNuryana13
 
Modul Projek - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
Modul Projek  - Batik Ecoprint - Fase B.pdfModul Projek  - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
Modul Projek - Batik Ecoprint - Fase B.pdfanitanurhidayah51
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAAndiCoc
 
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdf
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdfMAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdf
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdfChananMfd
 
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docxMembuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docxNurindahSetyawati1
 
contoh penulisan nomor skl pada surat kelulusan .pptx
contoh penulisan nomor skl pada surat kelulusan  .pptxcontoh penulisan nomor skl pada surat kelulusan  .pptx
contoh penulisan nomor skl pada surat kelulusan .pptxHR MUSLIM
 
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxPerumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxadimulianta1
 
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UTKeterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UTIndraAdm
 
Latsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNS
Latsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNSLatsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNS
Latsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNSdheaprs
 
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..ikayogakinasih12
 
Hiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
HiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaHiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
Hiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaafarmasipejatentimur
 
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)MustahalMustahal
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BAbdiera
 
AKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMM
AKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMMAKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMM
AKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMMIGustiBagusGending
 

Recently uploaded (20)

aksi nyata - aksi nyata refleksi diri dalam menyikapi murid.pdf
aksi nyata - aksi nyata refleksi diri dalam menyikapi murid.pdfaksi nyata - aksi nyata refleksi diri dalam menyikapi murid.pdf
aksi nyata - aksi nyata refleksi diri dalam menyikapi murid.pdf
 
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfREFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
 
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptxKontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
 
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...
 
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ikaIntegrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
 
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ikabab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
 
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxPaparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
 
Modul Projek - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
Modul Projek  - Batik Ecoprint - Fase B.pdfModul Projek  - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
Modul Projek - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
 
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdf
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdfMAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdf
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdf
 
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docxMembuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
 
contoh penulisan nomor skl pada surat kelulusan .pptx
contoh penulisan nomor skl pada surat kelulusan  .pptxcontoh penulisan nomor skl pada surat kelulusan  .pptx
contoh penulisan nomor skl pada surat kelulusan .pptx
 
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxPerumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
 
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UTKeterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
 
Latsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNS
Latsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNSLatsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNS
Latsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNS
 
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
 
Hiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
HiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaHiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
Hiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
 
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
 
AKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMM
AKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMMAKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMM
AKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMM
 

Demam Malaria

  • 1. Demam Malaria 1011012013 1011012014 1011012019 1011012022 1011012023 1011012025 1011012027 Sylvi Adiana Cindy Monica Yusal Okta Perwira Rahima Syamun Meta Emilia Surya Dharma Fitra Kurniasi Ratih Kusuma Putri
  • 2. Pendahuluan • Penyakit malaria adalah penyakit yang disebabkan oleh parasit dari genus Plasmodium yang termasuk golongan protozoa • melalui perantaraan tusukan (gigitan) nyamuk Anopheles spp. • dengan gambaran penyakit berupa demam, anemia, pembesaran limpa • Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki endemisitas tinggi.
  • 3. • Penyakit malaria sudah dikenal sejak tahun 1753, tetapi baru ditemukan parasit dalam darah oleh Alphonse Laxeran tahun 1880. • Pada tahun 1890 Giovanni Batista Grassi dan Raimondo Feletti adalah dua peneliti Italia yang pertama kali memberi nama dua parasit penyebab malaria pada manusia, yaitu Plasmodium vivax dan Plasmodium malariae. • Pada tahun 1897 seorang Amerika bernama William H. Welch memberi nama parasit penyebab malaria tertiana sebagai Plasmodium falciparum. • pada 1922 John William Watson Stephens menguraikan nama parasit malaria keempat, yaitu Plasmodium ovale.
  • 4. Penyebab Disebabkan oleh parasit dari genus Plasmodium yang termasuk golongan protozoa. Plasmodium yang dapat menginfeksi manusia ada empat jenis : 1. Plasmodium vivax 2. Plasmodium malariae 3. Plasmodium ovale 4. Plasmodium falciparum
  • 5. 1. Plasmodium vivax • memberikan intensitas serangan dalam bentuk demam setiap 3 hari sekali sehingga sering dikenal dengan istilah malaria tertian (malaria benigna). • Masa inkubasi malaria 12-17 hari.
  • 6. 2. Plasmodium malariae • Plasmodium malariae adalah penyebab malaria malariae atau malaria kuartana karena serangan demam berulang pada tiap hari keempat. Penyakit malaria kurtana meluas meliputi daerah tropik maupun daerah subtropik. • Masa inkubasi malaria 18 hari dan kadangkadang sampai 30-40 hari.
  • 7. 3. Plasmodium ovale • Plasmodium ovale mempunyai waktu demam yang lebih pendek dan biasanya bisa sembuh spontan. • Masa inkubasi malarianya sama seperti Plasmodium vivax, yaitu 12-17 hari.
  • 8. 4. Plasmodium falciparum • Parasit ini ditemukan di daerah tropik terutama di Afrika dan Asia Tenggara sehingga disebut dengan penyebab malaria tropika (malaria maligna). • Spesies ini merupakan paling berbahaya karena penyakit yang ditimbulkannya dapat menjadi berat • Masa inkubasi malaria 7-14 hari.
  • 11.
  • 12. • Malaria merupakan penyakit endemis atau hiperendemis di daerah tropis maupun subtropis dan menyerang negara dengan penduduk padat. • Hanya pada daerah dimana orang-orang mempunyai gametosit dalam darahnya dapat menjadikan nyamuk anopeles terinfeksi. • Distribusi geografis dari daerah rendah kurang lebih 400m di bawah permukaan laut sampai 2600m diatas permukaan laut.
  • 13. • Di Indonesia, malaria tersebar di seluruh pulau dengan derajat endemisitas yang berbedabeda dan dapat berjangkit di daerah dengan ketinggian sampai 1800 meter di atas permukaan laut. • Di lndonesia kawasan Timur mulai dari kalimantan, sulawesi tengah sampai utara, maluku, nusa tenggara timor serta timor leste merupakan daerah endemi malaria dan paling banyak di jumpai plasmodium falciparum dan plasmodium vivax
  • 15. • Karakteristik nyamuk Anopeles adalah sebagai berikut : • Hidup di daerah tropic dan sub tropic, ditemukan hidup di dataran rendah • Menggigit antara waktu senja (malam hari) dan subuh hari • Biasanya tinggal di dalam rumah, di luar rumah, dan senang mengigit manusia (menghisap darah) • Jarak terbangnya tidak lebih dari 2-3 km • Pada saat menggigit bagian belakangnya mengarah ke atas dengan sudut 48 derajat • Daur hidupnya memerlukan waktu ± 1 minggu . • Lebih senang hidup di daerah rawa
  • 16.
  • 18. • Pada Manusia ( Fase Aseksual) • Pada nyamuk ( Fase Seksual)
  • 19.
  • 20.
  • 21. 21
  • 22.   Masa inkubasi adalah rentang waktu sejak sporozoit masuk sampai timbulnya gejala klinis yang ditandai dengan demam. Masa inkubasi bervariasi tergantung spesies Plasmodium. Masa prepaten adalah rentang waktu sejak sporozoit masuk sampai parasit dapat dideteksi dalam darah dengan pemeriksaan mikroskopik. Masa Inkubasi Penyakit Malaria. Plasmodium Masa inkubasi (hari) P. falciparum 9 - 14 ( 12 ) P.Vivax 12 - 17 ( 15 ) P.ovale 16 - 18 ( 17 ) P. malariae 18 - 40 ( 28 ) 22
  • 24. Gejala klinis umum malaria • Manifestasi klinik malaria tergantung pada – imunitas penderita, – tingginya transmisi infeksi malaria, – Berat ringannya infeksi dipengaruhi oleh jenis plasmodium, – daerah asal infeksi (pola resistensi terhadap pengobatan), – umur ( usia lanjut dan bayi sering lebih berat), – keadaan kesehatan dan nutrisi, – kemo profilaksis dan pengobatan sebelumnya
  • 25. • Secara klinis, gejala malaria infeksi tunggal pada pasien terdiri atas beberapa serangan demam dengan inteval tertentu (paroksisme) yang diselingi oleh suatu periode bebas demam. • Meskipun disebut malaria ringan, sebenarnya gejala yang dirasakan penderitanya cukup berat
  • 26. a) b) Masa inkubasi Masa inkubasi biasanya berlangsung 8-37 hari. Keluhan utama Malaria sebagai penyebab infeksi yang disebabkan oleh Plasmodium mempunyai gejala utama yaitu demam dan menggigil. Demam yang terjadi diduga berhubungan dengan proses skizogoni (pecahnya merozoit atau skizon), pengaruh GPI (glycosyl phosphatidylinositol) atau terbentuknya sitokin atau toksin lainnya. Pada beberapa penderita, demam tidak terjadi (misalnya pada daerah hiperendemik) banyak orang dengan parasitemia tanpa gejala. Gambaran karakteristik dari malaria ialah – demam periodic, – anemia dan – splenomegali
  • 27. c) Keluhan-keluhan prodromal Keluhan-keluhan prodromal (keluhan penyerta yang timbul bersama keluhan utama) dapat terjadi sebelum terjadinya demam, berupa: • • • • • • • • • malaise (rasa tidak enak), lesu, sakit kepala, sakit tulang belakang, nyeri pada tulang dan otot, anoreksia, perut tidak enak, diare ringan dan kadang-kadang merasa dingin di punggung. Keluhan prodromal sering terjadi pada P. vivax dan P. ovale, sedangkan P. falciparum dan P. Malariae keluhan prodromal tidak jelas
  • 28. Gejala malaria yang merupakan suatu paroksisme biasanya terdiri atas 3 stadium yang berurutan yaitu: 1. Stadium dingin (cold stage). Diawali dengan gejala menggigil atau perasaan yang sangat dingin. Stadium ini berlangsung antara 15 menit sampai 1 jam diikuti dengan meningkatnya temperatur suhu tubuh. 2. Stadium demam (Hot stage). Penderita merasa kepanasan. Muka merah, kulit kering, sakit kepala dan sering kali munta suhu badan hdapat meningkat hingga 41 derajat Celcius diikuti dengan keadaan berkeringat. Stadium ini berlangsung 2 – 4 jam. 3. Stadium berkeringat (sweating stage). Stadium ini berlangsung 2 – 4 jam. Penderita berkeringat sangat banyak. Suhu tubuh kembali turun, kadang-kadang sampai di bawah normal.
  • 29. Diagnosa • Pada pemeriksaan fisik pada pasien didapatkan: – – – – Demam (≥37,5 oC) Kunjunctiva atau telapak tangan Pembesaran limpa Pembesaran hati • Pada penderita malaria berat ditemukan tanda-tanda klinis sebagai berikut: – Demam (≥40 oC) – Nadi cepat dan lemah. – Tekanan darah sistolik kurang dari 70 mmHg pada orang dewasa dan kurang 50 mmHg pada anak-anak. – Frekuensi nafas lebih dari 35 kali permenit pada orang dewasa atau lebih dari 40 kali permenit pada balita, dan lebih dari 50 kali permenit pada anak dibawah 1 tahun. – Penurunan kesadaran.
  • 30. • Pemerikasaan laboratorium – – – Pemeriksaan mikroskopik darah untuk menemukan adanya parasit malaria sangat penting untuk menegakkan diagnosa. Pemeriksaan satu kali dengan hasil negatif tidak mengenyampingkan diagnosa malaria. Pemeriksaan darah tiga kali dan hasil negative maka diagnosa malaria dapat dikesampingkan. Adapun pemeriksaan darah dapat dilakukan melalui : • Tetesan preparat darah tebal Sedian darah tebal di gunakan untuk diagnosa penyakit dan untuk menentukan beratnya penyakit. Jumlah parasit dapat ditentukan pada tetes tebal dengan menghitung jumlah parasit per 200 leukosit. Bila leukosit 10.000/ul maka hitung parasitnya ialah jumlah parasit dikalikan 50 merupakan jumlah parasit per mikro-liter darah. • Tetesan preparat darah tipis. Digunakan untuk identifikasi jenis plasmodium, bila dengan preparat darah tebal sulit ditentukan. • Tes Antigen : p-f test Yaitu mendeteksi antigen dari P.falciparum (Histidine Rich Protein II). • Tes Serologi Tes ini berguna mendeteksi adanya antibody specific terhadap malaria atau pada keadaan dimana parasit sangat minimal. Metode-metode tes serologi antara lain indirect haemagglutination test, immunoprecipitation techniques, ELISA dan test radioimmunoassay. • Pemeriksaan PCR (Polymerase Chain Reaction) Keunggulan tes ini walaupun jumlah parasit sangat sedikit dapat memberikan hasil positif. Tes ini baru dipakai sebagai sarana penelitian danbelum untuk pemeriksaan rutin
  • 31. Pengembangan Vaksin pada Demam Malaria Pengembangan vaksin malaria maju dengan cepat bersaing dengan pengembangan obat. Temuan baru dalam penelitian vaksin hampir menciptakan celah yang lebih luas dari kesuksesan karena variasi dan keragaman antigen (epitop).
  • 32. Dari ke empat spesies plasmodium, yang paling banyak menimbulkan kematian adalah P falciparum sehingga prioritas penemuan vaksin ditujukan terhadap spesies ini. Sementara ini telah diteliti empat kemungkinan pendekatan tata kerja vaksin: 1. pada stadium pre erythrocyt (sel darah merah), 2. pada tingkat blood stage. 3. pada transmission blocking. 4. kombinasi ketiganya atau multi stage vaccine.
  • 33. 1. Pada stadium pre erythrocyt (sel darah merah) Vaksin yang bekerja pada stadium pre erythrocyte di desain untuk mencegah infeksi ke sel darah merah yakni mencegah pelepasan merozoit dari hati. Makanya vaksin tersebut sangat penting peranannya bagi strategi penemuan multi stage vaccine selanjutnya.
  • 34. 2. Pada tingkat blood stage. vaksin yang bekerja pada blood stage bekerja membatasi multiplikasi parasit di dalam darah. Sehingga mengurangi gejala klinis penyakit, namun tidak dapat mencegah terjadinya infeksi. Kemungkinan mekanisme kerjanya adalah menginduksi antibodi terhadap protein permukaan merozoite, protein dari sel darah merah yang sudah terinfeksi atau menginduksi toksin antimalaria
  • 35. 3. pada transmission blocking vaksin transmission-blocking vaccinee (TBVs) bertujuan mencegah transmisi parasit dari manusia ke nyamuk dan vaksin jenis ini digabungkan dengan vaksin berbagai tingkat yang lain (liver dan blood stage).
  • 36. 4. Kombinasi ketiganya atau multi stage vaccine vaksin ini di disain untuk berefek pada semua tingkat pada siklus parasit malaria. Pertama diuji coba pada manusia dengan tipe SPF66 suatu tipe peptide vaksin. Pada awalnya SPF66 memberikan hasil yang menjanjikan, namun dalam percobaan skala besar penelitian fase III hasilnya negatif. Saat ini formula baru vaksin ini sedang dikembangkan serta vaksin multi stage berbasis DNA juga mulai dikembangkan .
  • 37. Vaksin malaria pertama yang diuji di Kolombia, Venezuela, Gambia dan Thailand adlah vaksin merozoit sintetik yang diberi nama SPf 66. hasilnya sedang dalam tahap evaluasi. Akhir-akhir ini sedang dilakukan penelitian untuk membuat suatu polivaksin yang terdiri dari 4 stadium perkembangan parasit malaria.
  • 39. PENGOBATAN 1. Artesunat - Amodiaquine Setiap kemasan Atesunate + Amodiakuin terdiri dari 2 blister, yaitu blister amodiakuin terdiri dari 12 tablet @ 200 mg dan 153 mg amodiakuin basa dan blister artesunat terdiri dari 12 tablet @ 50 mg. Obat kombinasi diberikan per oral selama tiga hari dengan dosis tunggal harian, sebagai berikut: - Amodiakuin basa 10 mg/kg bb - Artesunat 4 mg/kg bb.
  • 40. 2. Dihydroartemisinin + Piperaquin Fixed Dose Combination (FDC) 1 tablet mengandung 40 mg dihydroartemisinin dan 320 mg piperaquin. Obat ini diberikan per-oral selama tiga hari dengan dosis tunggal harian sebagai berikut: - Dihydroartemisinin dosis 2-4 mg/kgBB - Piperaquin dosis 16-32 mg/kgBB 3. Artemether + Lumefantrin 1 tablet mengandung 20 mg artemether ditambah 120 mg lumefantrine. Merupakan obat Fixed Dose Combination. Obat ini diberikan peroral selama tiga hari dengan cara 2 x 4 tablet per hari.
  • 41. 4. Artesunat-Meflokuin (digunakan di daerah Mekhong), Obat ini terdiri dari 50 mg artesunate dan 250 mg basa Meflokuin. 5. Artesunat-Sulfadoxin Pirimetamin (SP), Obat artesunat 50 mg, Sulfadoxin Pirimetamin (SP) dengan dosis Sulfadoxin 25 mg/kgBB dan Pirimetamin dosis 1,25 mg/BB. 6. Artemisinin-Naphtoquin (masih dalam penelitian), obat ini mengandung 250 mg artemisinin dan 100 mg Naphtoquin dengan cara minum obat sekali minum sebanyak 4 tablet.
  • 42. Di Indonesia saat ini terdapat 2 regimen ACT yang digunakan oleh program malaria: 1. Artesunate – Amodiaquin 2. Dhydroartemisinin – Piperaquin
  • 43. Pengobatan malaria tanpa komplikasi Malaria falciparum. a. Pengobatan lini pertama Saat ini Pada Program Malaria untuk pengobatan lini pertama Malaria falsiparum digunakan obat Artemisinin Combination Therapy (ACT) yaitu: Artesunat + Amodiakuin + Primakuin Atau Dihydroartemisinin + Piperakuin + Primakuin
  • 44. b. Pengobatan lini kedua Bila pengobatan lini pertama tidak efektif, gejala klinis tidak memburuk tapi parasit aseksual tidak berkurang (persisten) atau timbul kembali (rekrudesensi) maka diberikan pengobatan lini kedua malaria falsiparum. Obat lini kedua adalah: kombinasi Kina + Doksisiklin /Tetrasiklin + Primakuin
  • 45. Pengobatan malaria vivaks dan malaria ovale. a. Pengobatan lini pertama Dapat menggunakan klorokuin maupun ACT. Daerah yang telah mempunyai/tersedia ACT yang cukup dan telah ada data resistensi klorokuin terhadap malaria vivaks dapat menggunakan ACT. Dosis obat sama dengan dosis untuk malaria falsiparum, hanya berbeda pada pemberian primakuin. Primakuin diberikan selama 14 hari dengan dosis 0,25 mg/kg BB bersama dengan klorokuin. Klorokuin diberikan 1 kali sehari selama 3 hari dengan dosis 25 mg basa/kg BB/hari. Apabila pemberian obat tidak memungkinkan dengan perhitungan berat badan, maka pemberian obat dapat diberikan berdasarkan umur.
  • 46. Pengobatan dinyatakan efektif bila sampai dengan hari ke 28 setelah pemberian obat, pasien dinyatakan sembuh secara klinis sejak hari ke 4 dan tidak ditemukan parasit stadium aseksual sejak hari ke 7. Pengobatan dinyatakan tidak efektif bila sampai dengan hari ke 28 setelah pemberian obat terjadi: – Gejala klinis memburuk dan parasit aseksual positif , atau – Gejala klinis tidak memburuk tetapi parasit aseksual tidak berkurang (persisten) atau timbul kembali setelah hari ke 14 (kemungkinan resisten) – Gejala klinis membaik tetapi parasit aseksual timbul kembali antara hari 15 sampai hari ke 28 (kemungkinan resisten, relaps atau infeksi baru)
  • 47. b. Pengobatan lini kedua untuk malaria vivaks Pengobatan lini kedua, kina + primakuin, ditujukan untuk pengobatan malaria vivaks yang resisten terhadap klorokuin. Kina diberikan per oral, 3 kali sehari dengan dosis 10 mg/kg BB/hari selama 7 hari. Primakuin diberikan selama 14 hari dengan dosis 0,25 mg/kg BB/hari. Pemberian kina pada anak usia dibawah 1 tahun harus dihitung berdasarkan berat badan.
  • 48. • c. Pengobatan malaria vivaks yang relaps Pengobatan kasus malaria vivaks yang relaps (kambuh), sama dengan regimen sebelumnya hanya dosis primakuin ditingkatkan. Primakuin diberikan selama 14 hari dengan dosis 0,5 mg /kg BB/hari.
  • 49. Pengobatan pada penderita yang diduga (suspek) malaria Di daerah yang sarana kesehatannya tidak mempunyai sarana diagnostikmalaria, penderita yang diduga malaria dapat diobati sementara dengan regimen klorokuin dan primakuin. Pemberian klorokuin 1 kali sehari selama 3 hari dengan dosis total 25 mg/kg BB. Primakuin diberikan bersamaan dengan klorokuin pada hari pertama dengan dosis 0,75 mg/kg BB.
  • 50. Pilihan utama antimalaria a. Artesunat intravena atau intramuskuler Artesunat parenteral direkomendasikan untuk digunakan di rumah sakit atau puskesmas perawatan. Sedangkan Artemeter parenteral direkomendasikan untuk digunakan di lapangan atau puskesmas tanpa fasilitas perawatan. Artemeter parenteral tidak boleh diberikan pada penderita yang sedang hamil trimester I.
  • 51. b. Artemeter intramuskuler Artemeter intramuskuler tersedia dalam ampul berisi 80 mg artemeter dalam larutan minyak. Berikan artermeter dalam loading dose 3,2 mg/kg BB i.m. Selanjutnya artemeter diberikan 1,6 mg/kg BB i.m. satu kali sehari sampai penderita mampu minum obat. Bila penderita sudah dapat minum obat, maka pengobatan dilanjutkan regimen artesunat + amodiakuin + primakuin (lihat lini I pengobatan malaria falsiparum)
  • 52. Pilihan alternatif obat malaria berat • Kina dihidroklorida parenteral. Pada lokasi yang tidak mempunyai obat pilihan pertama (derivate artemisinin parenteral), dan pada ibu hamil trimester I, dapat diberikan kina per infuse. Apabila tidak dimungkinkan pemberian kina per infuse, maka dapat diberikan kina dihidroklorida 10 mg/kg BB intramuskuler dengan menyuntikkan ½ dosis pada masing-masing paha depan (kiri dan kanan), jangan diberikan pada bokong. Untuk pemakaian i.m., kina diencerkan untuk mendapatkan konsentrasi 60-100 mg/ml dengan 5-8 ml larutan NaCl 0,9% .
  • 53. Obat Antimalaria 1. Klorokuin Klorokuin adalah 4-aminokuinolin yang digunakan untuk mengobati dan mencegah malaria. Plasmodium falciparum yang resistensi terhadap klorokuin tersebar di seluruh dunia, membuat klorokuin tidak bermanfaat untuk plasmodium tersebut, tetapi klorokuin masih tetap efektif untuk mengobati infeksi P. vivax, P. ovale, dan P. malariae.
  • 54. Efek Samping Dan Toksisitas meliputi mual dan muntah, pusing dan penglihatan kabur, sakit kepala dan symptom urtikaria Interaksi Obat - halofantrin dan obat lain yang memperpanjang interval QT, secara teoritis dapat meningkatkan risiko aritmia. - meflokuin, dapat meningkatkan risiko konvulsi, - antasida, absorpsi klorokuin menurun - simetidin, menurunkan metabolisme dan bersihan klorokuin - metronidazol, meningkatkan risiko reaksi dystonik akut - ampisilin dan prazikuantel, mengurangi ketersediaan hayati kedua obat tersebut - thyroksin, menurunkan efek terapeutik thyroksin - antagonistik terhadap efek antiepileptik karbamazepin dan natrium valproat - siklosporin, meningkatkan konsentrasi plasma siklosporin.
  • 55. 2. Amodiakuin Amodiakuin adalah 4-aminokuinolin basa dengan model kerja serupa dengan klorokuin. Amodiakuin efektif terhadap P. falciparum resisten klorokuin, sekalipun bereaksi silang dengan klorokuin.
  • 56. Efek Samping Dan Toksisitas Efek samping amodiakuin serupa dengan efek samping klorokuin. Pruritus akibat amodiakuin lebih sedikit daripada akibat klorokuin, tetapi risikoagranulositosis lebih tinggi, dan risiko hepatitis lebih rendah jika digunakan untuk profilaksis. Dosis besar amodiakuin menyebabkan sinkope, spastisitas, konvulsi dan pergerakanpergerakan tidak sadar. Interaksi Belum ada data.
  • 57. 3. Meflokuin meflokuin adalah 4-aminokuinolin yang aktif sebagai skizontosida darah terhadap ke empat spesies plasmodium yang menginfeksi manusia, tetapi tidak berefek terhadap bentuk hepatik. Efek Samping Dan Toksisitas Efek samping yang paling sering adalah mual, muntah, nyeri abdominal, anoreksia, diare, sakit kepala, pusing, hilang keseimbangan, disforia, gangguan tidur terutama insomnia dan mimpi abnormal.
  • 58. Interaksi Obat Pemberian meflokuin bersama: - Beta bloker, pemblok saluran kalsium, amiodaron, pimozida, digoksin atau antidepresan, dapat berisiko aritmia. - Kuinin atau klorokuin, meningkatkan risiko konvulsi - Ampisilin, tetrasiklin, dan metoklopramida, meningkatkan konsentrasi meflokuin Meflokuin tidak boleh diberikan bersama halofantrin karena dapat memperpanjang interval QT. Hati-hati pemberian meflokuin bersama alkohol.
  • 59. 4. Kuinin Kuinin adalah alkaloid dari kulit batang pohon kina. Kuinin bekerja terutama pada tahap trofozoit dewasa dan tidak menghambat perkembangan bentuk cinicin P. falciparum. Kuinin adalah skhizontosida darah yang efektif terhadap stadium erithrositik ke empat spesies plasmodium, tetapi tidak berefek pada stadium eksoeritrositik. Kuinin berkhasiat membunuh bentuk seksual P. vivax, P ovale, dan P. malariae, tetapi tidak berefek terhadap gametosit P. falciparum. Kuinin tidak berefek pada tahap pre-erithrosit parasit malaria.
  • 60. Efek Samping Dan Toksisitas Mual, muntah, nyeri abdominal, diare, dan vertigo parah Konsentrasi kuinin yang berlebih dalam plasma dapat menimbulkan hipotensi, disrithmia jantung, dan gangguan parah pada saraf pusat seperti delirium dan koma. • Interaksi Obat. Obat-obat yang memperpanjang interval QT tidak boleh digunakan bersama kuinin. Antiaritmia seperti flekainida dan amiodaron, harus dihindarkan jika terapi dengan kuinin. Pemberian bersama antihistamin seperti terfenadin, obat antipsikotik seperti pimozida dan thioridazin dapat meningkatkan risiko aritmia ventrikular. Halofantrin yang memperpanjang interval QT secara nyata harus dihindarkan penggunaannya bersama kuinin. Kuinin meningkatkan konsentrasi plasma digoksin. Simetidin menghambat metabolisme kuinin, menyebabkan peningkatan kadar kuinin, sedangkan rifampisin meningkatkan bersihan metabolik, menurunkan konsentrasi plasma kuinin, meningkatkan kegagalan terapeutik.
  • 61. Kemoprofilaksis • Kemoprofilaksis bertujuan untuk mengurangi risiko terinfeksi malaria, sehingga bila terinfeksi maka gejala klinisnya tidak berat. Kemoprofilaksis ini ditujukan kepada orang yang bepergian ke daerah endemis malaria dalam waktu yang tidak terlalu lama, seperti turis, penelitian lain-lain. Untuk kelompok individu yang akan bepergian dalam jangka waktu lama, sebaiknya menggunakan personal protection seperti kelambu, repellant, kawat kasa dan lain-lain.
  • 62. • Sehubungan dengan laporan tingginya tingkat resistensi terhadap klorokuin, maka doksisiklin menjadi pilihan untuk kemoprofilaksis. Doksisiklin diberikan setiap hari dimulai 1-2 hari sebelum pergi ke daerah endemis malaria dengan dosis 2 mg/kg BB selama tidak lebih dari 4-6 minggu. “Dosisiklin tidak boleh diberikan pada anak umur <8 tahun dan ibu hamil”