3. TERNATE
Pada abad ke-15, tepatnya pada tahun 1460, islam mulai masuk ke ternate. Raja
pertama bernama Vongi tidore. Ia mengambil istri dari soorang keturunan ningrat
dari jawa. Namun sumber lain mengatakan bahwa raja yang pertama kali masuk
islam adalah Zainal Abidin, malah ada juga yang berpendapat bahwa raja
sebelumnya juga sudah memeluk agama islam, yakni bapak Zainal Abidin, yang
bernama Gapi Baguna, sebagaimana yang dikatakan oleh F. Valentijn. Yang mana
beliau masuk islam atas dakwah dari seorang saudagar dari jawa, Maulana Husain,
sehingga namanya diganti dengan Marhum.
4. TIDORE
Sebagaimana ternate, tidore juga merupakan kerajaan penting
dimaluku, selain kaya akan rempah-rempah, daerah ini merupakan
penghasil belerang. Islam baru masuk ke tidore setelah abad ke-16,
karena sebelumnya mereka masih menganut kepercayaan setempat.
5. EKONOMI
KEHIDUPAN EKONOMI DARI KEDUA KERAJAAN
SANGAT DIPENGARUHI OLEH PERDAGANGAN, SAMPAI
MENIMBULKAN PERSAINGAN DI ANTARA KEDUA
KERAJAAN
6. P E R S A I N G A N D I A N TA R A K E R A JA A N
T E R N AT E DA N T I D O R E A DA L A H DA L A M
P E R DAG A N G A N.
DA R I P E R S A I N G A N I N I M E N I M BU L K A N D UA
P E R S E K U T UA N DAG A N G, M A S I N G - M A S I N G
M E N JA D I P E M I M P I N DA L A M P E R S E K U T UA N
T E R S E BU T, YA I T U :
ULI LIMA
ULI SIWA
7. ULI LIMA
(PERSEKUTUAN LIMA SAUDARA)
dipimpin oleh Ternate, meliputi: Bacan, Seram, Obi, dan Ambon.
Pada masa Sultan Baabulah, Kerajaan Ternate mencapai masa
keemasan dan disebutkan daerah kekuasaannya meluas ke Filipina.
8. ULI SIWA
(PE RSE K UTUAN SE MBIL AN SAUDARA)
dipimpin oleh Tidore, meliputi: Halmahera, Jailalo sampai ke Papua.
Kerajaan Tidore mencapai masa keemasan di bawah pemerintahan Sultan Nuku.
Kerajaan-kerajaan Islam lainnya yang berkembang adalah Kesultanan
Palembang yang didirikan oleh Ki Gedeng Suro, Kerajaan Bima di daerah
bagian timur Sumbawa, dengan rajanya La Ka’i, Siak Sri Indrapura yang
didirikan oleh Sultan Abdul Jalil Rahmat Syah, dan masih banyak lagi Kerajaan
Islam kecil lainnya di Indonesia.
9. SOSIAL
Sebagai kerajaan yang bercorak Islam, masyarakat Ternate dalam kehidupan
sehari-harinya banyak menggunakan hukum Islam . Hal itu dapat dilihat pada saat
Sultan Hairun dari Ternate dengan De Mesquita dari Portugis melakukan
perdamaian dengan mengangkat sumpah dibawah kitab suci Al-Qur’an.
Sebagai kerajaan yang bercorak Islam, masyarakat Tidore dalam kehidupan
sehari-harinya banyak menggunakan hukum Islam . Hal itu dapat dilihat pada saat
Sultan Nuku dari Tidore dengan De Mesquita dari Portugis melakukan perdamaian
dengan mengangkat sumpah dibawah kitab suci Al-Qur’an.
10. HASIL KEBUDAYAAN
Hasil kebudayaan yang cukup menonjol dari kerajaan Ternate
adalah keahlian masyarakatnya membuat kapal, seperti kapal kora-
kora.
11. TERNATE
Meski sultan sebagai kepala pemerintahan mempunyai hak veto
yang disebut Jaib Kolano untuk menolak keputusan lembaga legislatif,
namun dari konsetasi pemerintah kesultanan Ternate di mana
kekuasaan terbagai atas dua lembaga yaitu lembaga legislatif dan
lembaga eksekutif. Maka jelaslah, bahwa sistem pemerintahan
kesultanan ternate bersifat demokratis atau pun merupakan suatu
kerajaan parlementer.
12. TIDORE
Sistem pemerintahan di Tidore cukup mapan dan berjalan dengan baik.
Struktur tertinggi kekuasaan berada di tangan sultan. Menariknya, Tidore
tidak mengenal sistem putra mahkota sebagaimana kerajaan-kerajaan
lainnya di kawasan Nusantara. Seleksi sultan dilakukan melalui mekanisme
seleksi calon-calon yang diajukan dari Dano-dano Folaraha (wakil-wakil
marga dari Folaraha), yang terdiri dari Fola Yade, Fola Ake Sahu, Fola
Rum dan Fola Bagus. Dari nama-nama ini, kemudian dipilih satu di
antaranya untuk menjadi sultan
13. FAKTOR KERUNTUHAN
Kemunduran Kerajaan Ternate dan Tidore disebabkan karena mereka saling
diadu domba yang dilakukan oleh bangsa asing ( Portugis dan Spanyol ) yang
bertujuan untuk memonopoli daerah penghasil rempah-rempah tersebut. Setelah
Sultan Ternate dan Sultan Tidore sadar bahwa mereka telah diadu domba oleh
Portugis dan Spanyol, mereka kemudian bersatu dan berhasil mengusir Portugis dan
Spanyol ke luar Kepulauan Maluku. Namun kemenangan tersebut tidak bertahan
lama sebab VOC yang dibentuk Belanda untuk menguasai perdagangan rempah-
rempah di Maluku berhasil menaklukkan Ternate dengan strategi dan tata kerja yang
teratur, rapi dan terkontrol dalam bentuk organisasi yang kuat.