SlideShare a Scribd company logo
1 of 13
BAB II
          LANDASAN TEORITIS, KERANGKA BERPIKIR DAN
                                PENGAJUAN HIPOTESIS


A. Deskripsi Teoritis

      1. Hakekat Motivasi Belajar Siswa

                Dalam pembelajaran adakalanya kecakapan nyata seseorang berbeda

      dengan kecakapan sesungguhnya. Dimana seseorang bukan tidak bisa

      mengerjakan sesuatu tetapi itu disebabkan kemauannya tidak begitu kuat terhadap

      pekerjaan itu. Misalnya apabila sesuatu itu dapat memberikan kesenangan pada

      dirinya maka kemungkinan ia akan berminat pada suatu tersebut.

                Hal yang sama pun dapat terjadi karena motivasi tidak begitu kuat. Hal

      ini dapat dinyatakan sebagai keadaan dimana bukan kecakapan yang kurang tetapi

      karena kekurangan motivasi tersebut. Motivasi akan timbul bila seseorang tertarik

      dan merasa terpenuhi kebutuhannya serta merasakan hal tersebut sangat berarti

      baginya.

                Motivasi     merupakan       dorongan     yang mengaktifkan siswa              untuk

      melibatkan dirinya dalam belajar. Martinis Yamin dalam teorinya menyatakan

      bahwa, “Motivasi adalah daya penggerak psikis dari dalam diri seseorang untuk

      dapat melakukan kegiatan belajar dan menambah keterampilan pengalaman.”1

      Sedangkan Wasty Soemanto menyatakan bahwa, “Motivasi adalah suatu

      perubahan tenaga yang ditandai oleh dorongan efektif dan reaksi-reaksi

1
    Martinis Yamin, Kiat Membelajarkan Siswa, (Jakarta: Gaung Persada Press Jakarta, 2007), hal. 219



                                                   7
8



    pencapaian tujuan.”2 Sementara itu Ngalim Purwanto menyatakan bahwa,

    “Motivasi adalah suatu usaha yang didasari untuk mempengaruhi tingkah laku

    seseorang agar ia tergerak hatinya untuk bertindak melakukan sesuatu sehingga

    mencapai hasil atau tujuan tertentu.”3

             Dari uraian di atas, peneliti menyatakan bahwa motivasi dapat dikatakan

    sebagai suatu pendorong yang mengubah energi dalam diri seseorang ke dalam

    bentuk aktivitas nyata untuk mencapai tujuan tertentu. Dalam proses belajar,

    motivasi sangat diperlukan, sebab seseorang yang tidak mempunyai motivasi

    dalam belajar, tak akan mungkin melakukan aktivitas belajar. Hal ini merupakan

    pertanda bahwa sesuatu yang akan dikerjakan itu tidak menyentuh kebutuhannya.

    Segala sesuatu yang menarik minat orang lain belum tentu menarik minat orang

    tertentu selama sesuatu itu tidak bersentuhan dengan kebutuhannya.

             Belajar merupakan tindakan dan perilaku yang kompleks yang

    menjadikan perubahan mental pada diri siswa. Sebagaimana pendapat dari

    Dimyati, dkk, “Belajar adalah suatu perubahan tingkah laku berkat pengalaman

    yang merangsang motivasi dan penguasaan serta mampu membuat respon

    seseorang menjadi lebih baik”.4 Sedangkan Yatim Riyanto menyatakan bahwa,

    “Belajar adalah suatu aktivitas mental yang berlangsung dalam interaksi aktif




2
  Wasty Soemanto, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: Rineka Cipta, 2003), hal. 212
3
  Ngalim Purwanto, Psikologi Pendidikan, (Bandung: Rosdakarya, 2007), hal. 71
4
  Dimyati, dkk, Belajar dan Pembelajaran, (Jakarta: Rineka Cipta, 2006), hal. 9
9



    dengan      lingkungan,      yang     menghasilkan        perubahan-perubahan          dalam

    pengetahuan, keterampilan dan nilai sikap”.5

             Udin S. Winaputra menyatakan bahwa, “Suatu proses mendapatkan

    pengetahuan      dengan     membaca       dan    menggunakan        pengalaman       sebagai

    pengetahuan yang memandu perilaku pada masa yang akan datang”.6

             Dalam hal ini, belajar adalah suatu proses perubahan dalam diri individu

    baik dalam hal pengetahuan, kebiasaan, sikap dan sebagainya relatif tetap sebagai

    hasil pengalaman seseorang. Jadi pada hakikatnya belajar merupakan suatu proses

    perubahan yang terjadi dalam diri seseorang baik perubahan kognitif atau tingkah

    laku yang terdiri dari tiga komponen utama yaitu kondisi internal siswa, serta

    perubahan-perubahan yang terjadi dalam diri siswa tersebut baik menuju kepada

    perubahan yang bersifat positif atau lebih baik dari sebelumnya.

             Seperti yang diuraikan di atas antara motivasi siswa dengan belajar

    memiliki kaitan yang sangat erat. Sehingga dapat di tarik suatu kesimpulan bahwa

    motivasi belajar merupakan daya penggerak dari dalam diri seseorang untuk

    mencapai suatu tujuan.

    1.1. Memberi Angka

             Angka atau nilai yang baik mempunyai potensi yang besar untuk

    memberikan motivasi kepada anak didik lebih giat belajar. Pemberian angka atau

    nilai yang baik juga penting diberikan kepada anak didik yang kurang bergairah



5
  Yatim Riyanto, Paradigma Baru Pembelajaran, (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2010),
  hal.5
6
  Udin S. Winaputra, Teori Belajar dan Pembelajaran, (Jakarta: Universitas Terbuka, 2007), hal. 14
10



    belejar bila hal itu dianggap dapat memotivasi anak didik untuk belajar dengan

    bersemangat.

              Syaiful Bahri Djamarah menyatakan bahwa, “Angka adalah merupakan

    alat motivasi yang cukup memberikan rangsangan kepada anak didik untuk

    mempertahankan atau bahkan lebih meningkatkan prestasi belajar mereka di

    masa mendatang”.7 Sedangkan Sadirman menyatakan bahwa, “Angka dalam hal

    ini adalah sebagai simbol dari nilai kegiatan belejarnya. Banyak siswa belajar,

    yang utama justru mencapai angka atau nilai yang baik, sehingga siswa biasanya

    yang dikejar adalah nilai ulangan atau nilai-nilai pada raport angkanya baik-

    baik”.8

              Syaiful Bahri Djamarah, dkk berpendapat bahwa, “Angka dimaksud

    adalah sebagi simbol atau nilai dari hasil aktivitas belajar anak didik. Angka yang

    diberikan kepada setiap anak didik biasanya bervariasi sesuai hasil ulangan yang

    telah mereka peroleh dari hasil penilaian guru”.9

              Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa memberi angka

    adalah suatu cara untuk memberikan motivasi kepada anak didik untuk belajar

    karena apabila angka yang diperoleh anak didik lebih tinggi dari anak didik

    lainnya, maka anak didik cenderung untuk mempertahankannya.




7
  Syaiful Bahri Djamarah, Psikologi Belajar, (Jakarta: Rineka Cipta, 2008), hal. 159
8
  Sardiman, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2004),
  hal.92
9
  Syaiful Bahri Djamarah, dkk, Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta: Rineka Cipta, 2006), hal. 194
11



     1.2. Memberi Ulangan

              Dalam kegiatan belajar mengajar, ulangan dapat guru manfaatkan untuk

     membangkitkan perhatian anak didik terhadap bahan yang diberikan di kelas.

              Sebagaimana pendapat Syaiful Bahri Djamarah, dkk menyatakan bahwa,

     “Ulangan adalah salah satu strategi yang penting dalam pengajaran, anak didik

     akan giat belajar di sekolah atau di rumah ketika diketahuinya akan dilaksana.kan

     ulangangan”.10 Sedangkan Sadirman menyatakan bahwa, “Memberi ulangan

     merupakan sarana motivasi karena para siswa akan giat belajar kalau mengetahui

     akan ada ulangan”.11

              Sementara itu, menurut Syaiful Bahri Djamarah, “Ulangan adalah

     merupakan strategi yang cukup baik untuk memotivasi anak didik agar lebih giat

     dalam belajar”.12

              Dari uraian di atas, peneliti menyatakan bahwa memberi ulangan adalah

     merupakan cara yang dapat membangkitkan motivasi belajar siswa, karena dalam

     kegiatan belajar mengajar, ulangan dapat guru manfaatkan untuk membangkitkan

     perhatian anak didik terhadap bahan yang diberikan di kelas.

     1.3. Memberi Pujian

              Dalam kegiatan belajar mengajar, pujian dapat dimanfaatkan sebagai alat

     motivasi, karena anak didik juga manusia, maka dia juga senang di puji, guru

     dapat memakai pujian untuk menyenangkan perasaan anak didik. Anak didik



10
   Ibid, hal. 154
11
   Sardiman, Op.cit, hal. 93
12
   Syaiful Bahri Djamarah, Op.cit, hal. 163
12



     senang mendapat perhatian dari guru, dengan pemberian perhatian anak didik

     merasa diawasi dan dia tidak akan dapat berbuat menurut kehendak hatinya.

              Sebagaimana pendapat Sadirman menyatakan bahwa, “Pujian adalah

     bentuk reinforcement yang positif dan sekaligus motivasi yang baik”.13

     Sedangkan Syaiful Bahri Djamarah menyatakan bahwa, “Pujian adalah suatu hal

     untuk memuji keberhasilan anak didik dalam mengerjakan pekerjaan di

     sekolah”.14

              Syaiful Bahri Djamarah, dkk, berpendapat bahwa, “Pujian adalah suatu

     proses untuk mengarahkan kegiatan anak didik pada hal-hal yang menunjang

     tercapainya tujuan pengajaran”.15

              Berdasarkan pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa memberi pujian

     adalah merupakan alat motivasi yang positif, setiap orang senang di puji tak

     peduli tua atau muda, bahkan anak-anak pun senang di puji atas sesuatu pekerjaan

     yang telah selesai dikerjakan dengan baik. Pujian yang baik adalah pujian yang

     keluar dari hati seorang guru secara wajar dengan maksud untuk memberikan

     penghargaan kepada anak didik atas jerih payahnya dalam belajar.

     2. Hakikat Penilaian Portofolio

              Dalam dunia pendidikan, portofolio dapat digunakan guru untuk melihat

     perkembangan peserta didik dari waktu ke waktu berdasarkan kumpulan hasil

     karya sebagai bukti dari suatu kegiatan pembelajaran.



13
   Sardiman, Op.cit, hal. 94
14
   Syaiful Bahri Djamarah, Op.cit, hal. 164
15
   Ibid, hal. 152
13



             Popham dalam buku Zaenal Arifin menyatakan bahwa, “Penilaian

     portofolio adalah merupakan penilaian secara berkesinambungan dengan metode

     pengumpulan informasi atau data secara sistematik atas hasil pekerjaan peserta

     didik dalam kurun waktu tertentu”.16

             Sedangkan Martinis Yamin menyatakan bahwa, “Penilaian portofolio

     adalah suatu kumpulan pekerjaan siswa dengan maksud tertentu dan terpadu yang

     diseleksi menurut panduan-panduan yang ditentukan”.17

             Sementara itu Yuliana Nurani Sujiono menyatakan bahwa, “Penilaian

     portofolio adalah suatu koleksi pekerjaan peserta didik yang menunjukkan segala

     usaha peserta didik, kemajuan dan pencapaian belajar dalam satu bidang tertentu

     atau lebih”.18

             Dari uraian di atas, peneliti menyatakan bahwa penilaian portofolio

     adalah suatu pendekatan atau model penilaian yang bertujuan untuk mengukur

     kemampuan peserta didik dalam membangun dan merefleksi suatu pekerjaan atau

     tugas, karya melalui pengumpulan bahan-bahan yang relevan dengan tujuan dan

     keinginan yang dibangun oleh peserta didik.

             Sejalan dengan uraian di atas, Djemari Mardapi, dkk yang dikutip dari
             buku Martinis Yamin menyebutkan bahwa, “Penilaian portofolio harus
             memperhatikan beberapa hal, sebagai berikut:
             1. Karya yang dikumpulkan adalah benar-benar karya yang bersangkutan
             2. Menentukan contoh pekerjaan mana yang harus dikerjakan
             3. Mengumpulkan dan menyimpan sampel karya
             4. Menentukan kriteria untuk menilai portofolio
             5. Meminta peserta didik untuk menilai secara terus menerus hasil
                portofolionya

16
   Zaenal Arifin, Evaluasi Pembelajaran, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2009), hal. 198
17
   Martinis Yamin, Kiat Membelajarkan Siswa, (Jakarta: Gaung Persada Press, 2007), hal. 260
18
   Yuliana Nurani Sujiono, Mengajar Dengan Portofolio, (Jakarta: PT. Indeks, 2010), hal. 6
14



            6. Merencanakan pertemuan dengan peserta didik yang dinilai
            7. Melibatkan orang tua dan masyarakat dalam menilai portofolio”.19

     2.1. Mengumpulkan Informasi

            Portopolio merupakan kumpulan informasi yang perlu diketahui oleh

     guru sebagai bahan pertimbangan dalam menentukan langkah-langkah perbaikan

     pembelajaran atau peningkatan belajar siswa.

            Zainal Arifin menyatarkan, “Mengumpulkan informasi adalah guru

     mengumpulkan bukti fisik dan catatan peserta didik, seperti hasil ulangan, hasil

     tugas mandiri, serta hasil praktikum”.20 Sedangkan Haertel yang dikutip dalam

     buku Trianto menyatakan bahwa, “Pengumpulan informasi atau pembuktian perlu

     dinilai dari prinsip bukti yang bisa ditambahkan pada portofolio, maka saatnya

     pengumpulan informasi atau pembuktian dihentikan”.21

            Sementara itu Yuliana Nurani Sujiono menyatakan bahwa, “Suatu topik

     atau permasalahan secara mendalam dan menyeluruh dimulai dari proses

     pengumpulan yakni proses penggabungan dan interpretasi terhadap informasi

     yang berhasil dikumpulkan”.22

            Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa pengumpulan informasi

     merupakan sumber informasi bagi guru dan orang tua untuk mengetahui

     pertumbuhan dan perkembangan kemampuan peserta didik, tanggung jawab

     dalam belajar, perluasan dimensi belajar, dan inovasi pembagian.


19
   Martinis Yamin, Loc.cit, hal. 260
20
   Zaenal Arifin, Loc.cit, hal. 198
21
   Trianto, Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif, (Jakarta: Kencana Prenada Media
   Group, 2009), hal. 293
22
   Yuliana Nurani Sujiono, Op.cit, hal. 40
15



     2.2. Proses Seleksi Hasil Karya

              Proses seleksi hasil karya merupakan sekumpulan hasil karya peserta

     didik atau dokumen terseleksi yang dipersiapkan untuk ditampilkan kepada

     umum dimana guru harus betul-betul mengamati bagaimana peserta didik

     menampilkan hasil pekerjaan mereka.

             Trianto menyatakan bahwa, “Melakukan proses seleksi hasil karya yang
             dikumpulkan dibuat menjadi tiga kategori yaitu:
             a. Kategori karya terbaik
             b. Kategori karya yang menunjukkan perkembangan belajar, dan
             c. Kategori yang diminati anak didik untuk keperluan tertentu diluar
                indikator dan kriteraia”.23

              Yuliana berpendapat bahwa, “Proses seleksi hasil karya adalah proses

     untuk memperlihatkan koleksi pekerjaan siswa selama kurun waktu tertentu

     dengan tujuan memperoleh karya terbaik”.24 Sedangkan Groundlund yang dikutip

     dari buku Trianto menyatakan bahwa, “Partisipasi anak didik dalam menyeleksi

     karya atau sampel dapat meningkatkan keterampilan self-assessment, peningkatan

     kecakapan, serta portofolio harus didesain dan digunakan dengan tujuan yang

     sama”.25

              Jadi dapat disimpulkan bahwa dalam melakukan proses seleksi hasil

     karya merupakan cara yang dilakukan agar dapat mengetahui karya siswa mana

     yang dapat dimasukkan kedalam kategori karya terbaik untuk memperoleh suatu

     tujuan yang diharapkan.




23
   Trianto, Op.cit, hal. 293
24
   Yuliana Nurani Sujiono, Op.cit, hal. 9
25
   Trianto, Op.cit, hal. 294
16



     2.3. Memberikan Ulasan

            Karya yang masuk dalam kategori terbaik kemudian diberikan ulasan

     (refleksi), tentang proses pengerjaan, kelebihan, dan kekurangan serta upaya-

     upaya untuk menyempurnakannya.

            Andrew Epstein yang dikutip dari buku Conny berpendapat bahwa,

     “Memberikan ulasan merupakan kelaziman apabila setiap bukti hasil karya

     (artefak) dalam penilaian portofolio yang berorientasi produk disertai dengan

     refleksi diri (self-reflection) yang didalamnya mencakup alasan pemilihan karya,

     metode penilaian, keistimewaan karya yang dipilih”.26

            Menurut Dasim Budimansyah yang dikutip dalam buku Trianto

     menyatakan bahwa, “Proses memberi ulasan (refleksi) dengan titik bidik

     terjadinya penyadaran untuk menghindari kesalahan di masa yang akan datang

     dan meningkatkan kinerja, sangat berarti bagi guru dan anak didik untuk

     optimalisasi pembelajaran”.27 Sedangkan Yuliana berpendapat bahwa, “Memberi

     ulasan merupakan proses pengambilan keputusan yang digunakan untuk

     menentukan hasil pekerjaan yang akan dimasukkan sesuai kelebihan dan

     kekurangan pada proses penyeleksian”.28

            Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa setiap penilaian perlu

     diberikan ulasan (refleksi) karena dengan hal tersebut peserta didik dapat




26
   Conny R. Semiawan, Kreativitas Keberbakatan: Mengapa, Apa dan Bagaimana, (Jakarta: PT.
   Indeks, 2009), hal. 126
27
   Trianto, Loc.cit, hal. 294
28
   Yuliana Nurani Sujino, Loc.cit, hal. 9
17



  merefleksikan tentang proses berpikir mereka sendiri, pemecahan masalah, dan

  pengambilan keputusan.


B. Kerangka Berpikir

          Berdasarkan dari landasan teoritis di atas, keberhasilan peserta didik

  dalam belajar sangat ditentukan oleh 2 faktor internal yang terdapat dalam diri

  siswa lain sebagainya. Kemudian faktor eksternal yaitu faktor yang terdapat di

  luar diri siswa seperti kelengkapan sarana dan prasarana belajar, buku-buku

  pelajaran dan lain sebagainya.

          Motivasi dalam diri siswa sangat menentukan dalam memperoleh hasil

  belajar siswa di sekolah. Siswa yang memiliki dorongan untuk memperoleh hasil

  belajar berusaha mengetahui hasil dari usaha yang dilakukan dengan cepat dan

  tepat. Siswa yang mempunyai motivasi itu lebih menyukai aktivitas yang

  memiliki umpan balik yang cepat dan tepat walaupun akan bekerja sebatas

  kemampuannya.

          Dalam hal ini, penilaian portofolio (variabel x) dan motivasi belajar siswa

  (variabel y) sangat berkaitan dimana motivasi belajar siswa sangat dipengaruhi

  oleh kemampuan guru dalam mengunakan penilaian seperti penilaian portofolio

  atau sebaliknya kemampuan guru dalam menggunakan penilaian seperti penilaian

  portofolio sangat mempengaruhi motivasi belajar siswa.
18



C. Pengujian Hipotesis

             Hipotesis adalah jawaban sementara yang dirumuskan dari suatu

     penelitian yang kebenarannya akan dapat dibuktikan dari hasil penelitian yang

     akan dilaksanakan. Sebagaimana pendapat dari Suharsimi Arikunto, “Hipotesis

     adalah suatu jawaban yang bersifat sementara terhadap permasalahan penelitian,

     sampai terbukti melalui data yang dikumpulkan”.29

             Sugiyono menyatakan bahwa, “Hipotesis merupakan jawaban sementara

     terhadap rumusan masalah penelitian, dimana rumusan masalah penelitian telah

     dinyatakan dalam bentuk kalimat pertanyaan”.30 Sedangkan Moh. Nasir

     menyatakan bahwa, “Hipotesis adalah jawaban sementara terhadap masalah

     penelitian yang kebenarannya harus di uji secara empiris”.31

             Berdasarkan pendapat di atas, maka Borg dan Goll mengajukan, “Tiga

     syarat hipotesis yang baik yaitu: 1) hipotesis harus dirumuskan dengan singkat

     dan jelas; 2) hipotesis harus dengan nyata menunjukkan adanya hubungan antara

     kedua variabel; 3) hipotesis harus didukung oleh hasil yang dikemukakan oleh

     para ahli atau hasil penelitian yang relevan”.32

             Selanjutnya Arikunto menyatakan bahwa, “Ada dua jenis hipotesis yaitu

     hipotesis nol dan hipotesis alternatif atau hipotesis kerja”.33 Hipotesis nol adalah




29
   Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, (Jakarta: Rineka Cipta, 2006),
    hal. 71
30
   Sugiyono,, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung: Alfabeta, 2008), hal. 96
31
   Moh. Nasir, Metode Penelitian, (Jakarta: Graha Indonesia, 2009), hal. 151
32
   Suharsimi Arikunto, Loc.cit, hal. 71
33
   Ibid, hal. 60
19



hipotesis yang menyatakan tidak adanya hubungan antara variabel, sedangkan

hipotesis alternatif yang mengatakan adanya hubungan antara variabel.

       Berdasarkan landasan teori dan kerangka berfikir yang telah peneliti

uraikan di atas, maka hipotesis yang dirumuskan adalah: “Adanya Pengaruh Yang

Signifikan Antara Penilaian Portofolio Terhadap Motivasi Belajar Siswa di Kelas

VIII SMP Negeri 5 Kotanopan”.

More Related Content

What's hot

Presentasi Kurikulum dan Pembelajaran
Presentasi Kurikulum dan PembelajaranPresentasi Kurikulum dan Pembelajaran
Presentasi Kurikulum dan PembelajaranRicky Ramadhan
 
Intan mustika nsp s081708006 tugas 1 essai inkuiri
Intan mustika nsp s081708006 tugas 1 essai inkuiriIntan mustika nsp s081708006 tugas 1 essai inkuiri
Intan mustika nsp s081708006 tugas 1 essai inkuiriIntan Nsp
 
Minat melanjutkan studi ke perguruan tinggi
Minat melanjutkan studi ke perguruan tinggiMinat melanjutkan studi ke perguruan tinggi
Minat melanjutkan studi ke perguruan tinggiJeneng Qu Uyung
 
Implementasi strategi pembelajaran inkuiri kelompok 5
Implementasi strategi pembelajaran inkuiri kelompok 5Implementasi strategi pembelajaran inkuiri kelompok 5
Implementasi strategi pembelajaran inkuiri kelompok 5Antonius Lela Nihamaking
 
Proposal PTK
Proposal PTKProposal PTK
Proposal PTKSary Phah
 
G 5 pgurusan rekod murid
G 5  pgurusan rekod muridG 5  pgurusan rekod murid
G 5 pgurusan rekod muridOpie Mohamad
 
Meningkatkan motivasi belajar (tik)
Meningkatkan motivasi belajar (tik)Meningkatkan motivasi belajar (tik)
Meningkatkan motivasi belajar (tik)Sinang Arfi
 
Kumpulan 17 oren- PENGURUSAN MURID (Kesediaan Belajar)
Kumpulan 17 oren- PENGURUSAN MURID (Kesediaan Belajar)Kumpulan 17 oren- PENGURUSAN MURID (Kesediaan Belajar)
Kumpulan 17 oren- PENGURUSAN MURID (Kesediaan Belajar)miera84
 
Motivasi sebagai dasar prestasi
Motivasi sebagai dasar prestasiMotivasi sebagai dasar prestasi
Motivasi sebagai dasar prestasiYusuf Arifin
 
Kelompok 3-Motivasi Belajar
Kelompok 3-Motivasi BelajarKelompok 3-Motivasi Belajar
Kelompok 3-Motivasi BelajarArif Wicaksono
 
Makalah prinsip prinsip pengajaran
Makalah prinsip prinsip pengajaranMakalah prinsip prinsip pengajaran
Makalah prinsip prinsip pengajaranFirman Anz
 
Jelaskan empat pendekatan motivasi
Jelaskan empat pendekatan motivasi Jelaskan empat pendekatan motivasi
Jelaskan empat pendekatan motivasi firo HAR
 
Makalah belajar dan pembelajaran___Prinsip-prinsip Pembelajaran kel 3
Makalah belajar dan pembelajaran___Prinsip-prinsip Pembelajaran kel 3Makalah belajar dan pembelajaran___Prinsip-prinsip Pembelajaran kel 3
Makalah belajar dan pembelajaran___Prinsip-prinsip Pembelajaran kel 3Uhthi Solekhah
 
Isi karya tulis ilmiah
Isi karya tulis ilmiahIsi karya tulis ilmiah
Isi karya tulis ilmiahHesal Sutika
 
Motivasi Belajar Ppt
Motivasi Belajar PptMotivasi Belajar Ppt
Motivasi Belajar Pptdesips_1012
 
Makalah pembelajaran inkuiri
Makalah pembelajaran inkuiriMakalah pembelajaran inkuiri
Makalah pembelajaran inkuirierwin moh riyanda
 

What's hot (20)

Presentasi Kurikulum dan Pembelajaran
Presentasi Kurikulum dan PembelajaranPresentasi Kurikulum dan Pembelajaran
Presentasi Kurikulum dan Pembelajaran
 
Intan mustika nsp s081708006 tugas 1 essai inkuiri
Intan mustika nsp s081708006 tugas 1 essai inkuiriIntan mustika nsp s081708006 tugas 1 essai inkuiri
Intan mustika nsp s081708006 tugas 1 essai inkuiri
 
Minat melanjutkan studi ke perguruan tinggi
Minat melanjutkan studi ke perguruan tinggiMinat melanjutkan studi ke perguruan tinggi
Minat melanjutkan studi ke perguruan tinggi
 
Implementasi strategi pembelajaran inkuiri kelompok 5
Implementasi strategi pembelajaran inkuiri kelompok 5Implementasi strategi pembelajaran inkuiri kelompok 5
Implementasi strategi pembelajaran inkuiri kelompok 5
 
Proposal PTK
Proposal PTKProposal PTK
Proposal PTK
 
Persentasi sikopend
Persentasi sikopendPersentasi sikopend
Persentasi sikopend
 
G 5 pgurusan rekod murid
G 5  pgurusan rekod muridG 5  pgurusan rekod murid
G 5 pgurusan rekod murid
 
Meningkatkan motivasi belajar (tik)
Meningkatkan motivasi belajar (tik)Meningkatkan motivasi belajar (tik)
Meningkatkan motivasi belajar (tik)
 
Kumpulan 17 oren- PENGURUSAN MURID (Kesediaan Belajar)
Kumpulan 17 oren- PENGURUSAN MURID (Kesediaan Belajar)Kumpulan 17 oren- PENGURUSAN MURID (Kesediaan Belajar)
Kumpulan 17 oren- PENGURUSAN MURID (Kesediaan Belajar)
 
Motivasi sebagai dasar prestasi
Motivasi sebagai dasar prestasiMotivasi sebagai dasar prestasi
Motivasi sebagai dasar prestasi
 
Kelompok 3-Motivasi Belajar
Kelompok 3-Motivasi BelajarKelompok 3-Motivasi Belajar
Kelompok 3-Motivasi Belajar
 
Proposal pkn sela
Proposal pkn selaProposal pkn sela
Proposal pkn sela
 
Makalah prinsip prinsip pengajaran
Makalah prinsip prinsip pengajaranMakalah prinsip prinsip pengajaran
Makalah prinsip prinsip pengajaran
 
Jelaskan empat pendekatan motivasi
Jelaskan empat pendekatan motivasi Jelaskan empat pendekatan motivasi
Jelaskan empat pendekatan motivasi
 
Makalah belajar dan pembelajaran___Prinsip-prinsip Pembelajaran kel 3
Makalah belajar dan pembelajaran___Prinsip-prinsip Pembelajaran kel 3Makalah belajar dan pembelajaran___Prinsip-prinsip Pembelajaran kel 3
Makalah belajar dan pembelajaran___Prinsip-prinsip Pembelajaran kel 3
 
Isi karya tulis ilmiah
Isi karya tulis ilmiahIsi karya tulis ilmiah
Isi karya tulis ilmiah
 
Tajuk 8 - motivasi dan pembelajaran
Tajuk 8 - motivasi dan pembelajaranTajuk 8 - motivasi dan pembelajaran
Tajuk 8 - motivasi dan pembelajaran
 
Motivasi Belajar Ppt
Motivasi Belajar PptMotivasi Belajar Ppt
Motivasi Belajar Ppt
 
Makalah pembelajaran inkuiri
Makalah pembelajaran inkuiriMakalah pembelajaran inkuiri
Makalah pembelajaran inkuiri
 
Makalah inquiry
Makalah inquiryMakalah inquiry
Makalah inquiry
 

Similar to MOTIVASI BELAJAR

Motivasi belajar
Motivasi belajarMotivasi belajar
Motivasi belajarLidra Wati
 
Pelatihan Penanaman Motivasi.pdf
Pelatihan Penanaman Motivasi.pdfPelatihan Penanaman Motivasi.pdf
Pelatihan Penanaman Motivasi.pdfbinsyawaltv
 
Motivasi belajar
Motivasi belajarMotivasi belajar
Motivasi belajarwiwi yanti
 
“Peran Guru Sebagai Seorang Motivator Dalam Proses Belajar-Mengajar”
“Peran Guru Sebagai Seorang Motivator Dalam Proses Belajar-Mengajar”“Peran Guru Sebagai Seorang Motivator Dalam Proses Belajar-Mengajar”
“Peran Guru Sebagai Seorang Motivator Dalam Proses Belajar-Mengajar”Potpotya Fitri
 
P2_PRINSIP BELAJAR DAN PEMBELAJARAN .pptx
P2_PRINSIP BELAJAR DAN PEMBELAJARAN .pptxP2_PRINSIP BELAJAR DAN PEMBELAJARAN .pptx
P2_PRINSIP BELAJAR DAN PEMBELAJARAN .pptxMastiurVerawatySilal
 
Membangkitkan motivasi siswa melalui model pembelajaran quantum learning
Membangkitkan motivasi siswa melalui model pembelajaran quantum learningMembangkitkan motivasi siswa melalui model pembelajaran quantum learning
Membangkitkan motivasi siswa melalui model pembelajaran quantum learningRoihanHan IthoeSiicg
 
PERMASALAHAN_BELAJAR_SISWA_DI_SMP_ATAU.docx
PERMASALAHAN_BELAJAR_SISWA_DI_SMP_ATAU.docxPERMASALAHAN_BELAJAR_SISWA_DI_SMP_ATAU.docx
PERMASALAHAN_BELAJAR_SISWA_DI_SMP_ATAU.docxernakomaryah
 
Motivasi belajar dalam pendidikan Islam
Motivasi belajar dalam pendidikan IslamMotivasi belajar dalam pendidikan Islam
Motivasi belajar dalam pendidikan IslamKhoiriyatul Ma'rufah
 
belajar pembelajaran
belajar pembelajaranbelajar pembelajaran
belajar pembelajaranahmadfwzzy
 
PPT MOTIVASI BELAJAR.pptx
PPT MOTIVASI BELAJAR.pptxPPT MOTIVASI BELAJAR.pptx
PPT MOTIVASI BELAJAR.pptxangga716150
 
Memahami Motivasi Pendidikan dan Pembelajaran.docx
Memahami Motivasi Pendidikan dan Pembelajaran.docxMemahami Motivasi Pendidikan dan Pembelajaran.docx
Memahami Motivasi Pendidikan dan Pembelajaran.docxZukét Printing
 
Prinsip –prinsip belajar kelompok 2
Prinsip –prinsip belajar kelompok 2Prinsip –prinsip belajar kelompok 2
Prinsip –prinsip belajar kelompok 2Igik
 
Prinsip prinsip belajar teori pembelajaran
Prinsip prinsip belajar teori pembelajaranPrinsip prinsip belajar teori pembelajaran
Prinsip prinsip belajar teori pembelajaranheri sulistiowati
 
pembelajaan berbasis bimbingan
pembelajaan berbasis bimbinganpembelajaan berbasis bimbingan
pembelajaan berbasis bimbinganBijak3
 

Similar to MOTIVASI BELAJAR (20)

Motivasi belajar
Motivasi belajarMotivasi belajar
Motivasi belajar
 
Pelatihan Penanaman Motivasi.pdf
Pelatihan Penanaman Motivasi.pdfPelatihan Penanaman Motivasi.pdf
Pelatihan Penanaman Motivasi.pdf
 
Jurnal anggun
Jurnal anggunJurnal anggun
Jurnal anggun
 
Motivasi belajar
Motivasi belajarMotivasi belajar
Motivasi belajar
 
“Peran Guru Sebagai Seorang Motivator Dalam Proses Belajar-Mengajar”
“Peran Guru Sebagai Seorang Motivator Dalam Proses Belajar-Mengajar”“Peran Guru Sebagai Seorang Motivator Dalam Proses Belajar-Mengajar”
“Peran Guru Sebagai Seorang Motivator Dalam Proses Belajar-Mengajar”
 
P2_PRINSIP BELAJAR DAN PEMBELAJARAN .pptx
P2_PRINSIP BELAJAR DAN PEMBELAJARAN .pptxP2_PRINSIP BELAJAR DAN PEMBELAJARAN .pptx
P2_PRINSIP BELAJAR DAN PEMBELAJARAN .pptx
 
Membangkitkan motivasi siswa melalui model pembelajaran quantum learning
Membangkitkan motivasi siswa melalui model pembelajaran quantum learningMembangkitkan motivasi siswa melalui model pembelajaran quantum learning
Membangkitkan motivasi siswa melalui model pembelajaran quantum learning
 
PERMASALAHAN_BELAJAR_SISWA_DI_SMP_ATAU.docx
PERMASALAHAN_BELAJAR_SISWA_DI_SMP_ATAU.docxPERMASALAHAN_BELAJAR_SISWA_DI_SMP_ATAU.docx
PERMASALAHAN_BELAJAR_SISWA_DI_SMP_ATAU.docx
 
Ppt Motivasi Belajar
Ppt Motivasi BelajarPpt Motivasi Belajar
Ppt Motivasi Belajar
 
Motivasi belajar dalam pendidikan Islam
Motivasi belajar dalam pendidikan IslamMotivasi belajar dalam pendidikan Islam
Motivasi belajar dalam pendidikan Islam
 
1710 5486-1-pb
1710 5486-1-pb1710 5486-1-pb
1710 5486-1-pb
 
belajar pembelajaran
belajar pembelajaranbelajar pembelajaran
belajar pembelajaran
 
PPT MOTIVASI BELAJAR.pptx
PPT MOTIVASI BELAJAR.pptxPPT MOTIVASI BELAJAR.pptx
PPT MOTIVASI BELAJAR.pptx
 
Bab i
Bab  iBab  i
Bab i
 
Pkp ut raha
Pkp ut rahaPkp ut raha
Pkp ut raha
 
Memahami Motivasi Pendidikan dan Pembelajaran.docx
Memahami Motivasi Pendidikan dan Pembelajaran.docxMemahami Motivasi Pendidikan dan Pembelajaran.docx
Memahami Motivasi Pendidikan dan Pembelajaran.docx
 
Bab iv
Bab ivBab iv
Bab iv
 
Prinsip –prinsip belajar kelompok 2
Prinsip –prinsip belajar kelompok 2Prinsip –prinsip belajar kelompok 2
Prinsip –prinsip belajar kelompok 2
 
Prinsip prinsip belajar teori pembelajaran
Prinsip prinsip belajar teori pembelajaranPrinsip prinsip belajar teori pembelajaran
Prinsip prinsip belajar teori pembelajaran
 
pembelajaan berbasis bimbingan
pembelajaan berbasis bimbinganpembelajaan berbasis bimbingan
pembelajaan berbasis bimbingan
 

More from Mara Sutan Siregar

Ara membuat seleksi rambut pada photoshop dengan detil
Ara membuat seleksi rambut pada photoshop dengan detilAra membuat seleksi rambut pada photoshop dengan detil
Ara membuat seleksi rambut pada photoshop dengan detilMara Sutan Siregar
 
Efek grid pada foto tamara bleszynski
Efek grid pada foto tamara bleszynskiEfek grid pada foto tamara bleszynski
Efek grid pada foto tamara bleszynskiMara Sutan Siregar
 
Langkah pembuatan efek bayangan di air
Langkah pembuatan efek bayangan di airLangkah pembuatan efek bayangan di air
Langkah pembuatan efek bayangan di airMara Sutan Siregar
 
Langkah pembuatan seleksi dengan menggunakan channel
Langkah pembuatan seleksi dengan menggunakan channelLangkah pembuatan seleksi dengan menggunakan channel
Langkah pembuatan seleksi dengan menggunakan channelMara Sutan Siregar
 
Membuat animasi berubah bentuk dengan photoshop
Membuat animasi berubah bentuk dengan photoshopMembuat animasi berubah bentuk dengan photoshop
Membuat animasi berubah bentuk dengan photoshopMara Sutan Siregar
 
Membuat anyaman dari foto dengan photoshop tentunya
Membuat anyaman dari foto dengan photoshop tentunyaMembuat anyaman dari foto dengan photoshop tentunya
Membuat anyaman dari foto dengan photoshop tentunyaMara Sutan Siregar
 
Membuat efek bola kristal dengan mudah
Membuat efek bola kristal dengan mudahMembuat efek bola kristal dengan mudah
Membuat efek bola kristal dengan mudahMara Sutan Siregar
 
Membuat efek foto 1000 bayangan
Membuat efek foto 1000 bayanganMembuat efek foto 1000 bayangan
Membuat efek foto 1000 bayanganMara Sutan Siregar
 
Membuat effect keren dalam 1 menit
Membuat effect keren dalam 1 menitMembuat effect keren dalam 1 menit
Membuat effect keren dalam 1 menitMara Sutan Siregar
 
Membuat wallpaper dian sastro pake efek futuristik
Membuat wallpaper dian sastro pake efek futuristikMembuat wallpaper dian sastro pake efek futuristik
Membuat wallpaper dian sastro pake efek futuristikMara Sutan Siregar
 

More from Mara Sutan Siregar (20)

Tutorial microsoft excel_2007
Tutorial microsoft excel_2007Tutorial microsoft excel_2007
Tutorial microsoft excel_2007
 
Tutorial microsoft office
Tutorial microsoft officeTutorial microsoft office
Tutorial microsoft office
 
Word 2010 tutorial
Word 2010 tutorialWord 2010 tutorial
Word 2010 tutorial
 
Ara membuat seleksi rambut pada photoshop dengan detil
Ara membuat seleksi rambut pada photoshop dengan detilAra membuat seleksi rambut pada photoshop dengan detil
Ara membuat seleksi rambut pada photoshop dengan detil
 
Edit foto
Edit fotoEdit foto
Edit foto
 
Efek dream photoshop
Efek dream photoshopEfek dream photoshop
Efek dream photoshop
 
Efek foto terbakar
Efek foto terbakarEfek foto terbakar
Efek foto terbakar
 
Efek grid pada foto tamara bleszynski
Efek grid pada foto tamara bleszynskiEfek grid pada foto tamara bleszynski
Efek grid pada foto tamara bleszynski
 
Fire man
Fire manFire man
Fire man
 
Lady in the fire
Lady in the fireLady in the fire
Lady in the fire
 
Langkah pembuatan efek bayangan di air
Langkah pembuatan efek bayangan di airLangkah pembuatan efek bayangan di air
Langkah pembuatan efek bayangan di air
 
Langkah pembuatan seleksi dengan menggunakan channel
Langkah pembuatan seleksi dengan menggunakan channelLangkah pembuatan seleksi dengan menggunakan channel
Langkah pembuatan seleksi dengan menggunakan channel
 
Membuat animasi berubah bentuk dengan photoshop
Membuat animasi berubah bentuk dengan photoshopMembuat animasi berubah bentuk dengan photoshop
Membuat animasi berubah bentuk dengan photoshop
 
Membuat anyaman dari foto dengan photoshop tentunya
Membuat anyaman dari foto dengan photoshop tentunyaMembuat anyaman dari foto dengan photoshop tentunya
Membuat anyaman dari foto dengan photoshop tentunya
 
Membuat efek bola kristal dengan mudah
Membuat efek bola kristal dengan mudahMembuat efek bola kristal dengan mudah
Membuat efek bola kristal dengan mudah
 
Membuat efek foto 1000 bayangan
Membuat efek foto 1000 bayanganMembuat efek foto 1000 bayangan
Membuat efek foto 1000 bayangan
 
Membuat effect keren dalam 1 menit
Membuat effect keren dalam 1 menitMembuat effect keren dalam 1 menit
Membuat effect keren dalam 1 menit
 
Membuat kayak foto beneran
Membuat kayak foto beneranMembuat kayak foto beneran
Membuat kayak foto beneran
 
Membuat wallpaper dian sastro pake efek futuristik
Membuat wallpaper dian sastro pake efek futuristikMembuat wallpaper dian sastro pake efek futuristik
Membuat wallpaper dian sastro pake efek futuristik
 
Memperhalus kulit dengan
Memperhalus kulit denganMemperhalus kulit dengan
Memperhalus kulit dengan
 

MOTIVASI BELAJAR

  • 1. BAB II LANDASAN TEORITIS, KERANGKA BERPIKIR DAN PENGAJUAN HIPOTESIS A. Deskripsi Teoritis 1. Hakekat Motivasi Belajar Siswa Dalam pembelajaran adakalanya kecakapan nyata seseorang berbeda dengan kecakapan sesungguhnya. Dimana seseorang bukan tidak bisa mengerjakan sesuatu tetapi itu disebabkan kemauannya tidak begitu kuat terhadap pekerjaan itu. Misalnya apabila sesuatu itu dapat memberikan kesenangan pada dirinya maka kemungkinan ia akan berminat pada suatu tersebut. Hal yang sama pun dapat terjadi karena motivasi tidak begitu kuat. Hal ini dapat dinyatakan sebagai keadaan dimana bukan kecakapan yang kurang tetapi karena kekurangan motivasi tersebut. Motivasi akan timbul bila seseorang tertarik dan merasa terpenuhi kebutuhannya serta merasakan hal tersebut sangat berarti baginya. Motivasi merupakan dorongan yang mengaktifkan siswa untuk melibatkan dirinya dalam belajar. Martinis Yamin dalam teorinya menyatakan bahwa, “Motivasi adalah daya penggerak psikis dari dalam diri seseorang untuk dapat melakukan kegiatan belajar dan menambah keterampilan pengalaman.”1 Sedangkan Wasty Soemanto menyatakan bahwa, “Motivasi adalah suatu perubahan tenaga yang ditandai oleh dorongan efektif dan reaksi-reaksi 1 Martinis Yamin, Kiat Membelajarkan Siswa, (Jakarta: Gaung Persada Press Jakarta, 2007), hal. 219 7
  • 2. 8 pencapaian tujuan.”2 Sementara itu Ngalim Purwanto menyatakan bahwa, “Motivasi adalah suatu usaha yang didasari untuk mempengaruhi tingkah laku seseorang agar ia tergerak hatinya untuk bertindak melakukan sesuatu sehingga mencapai hasil atau tujuan tertentu.”3 Dari uraian di atas, peneliti menyatakan bahwa motivasi dapat dikatakan sebagai suatu pendorong yang mengubah energi dalam diri seseorang ke dalam bentuk aktivitas nyata untuk mencapai tujuan tertentu. Dalam proses belajar, motivasi sangat diperlukan, sebab seseorang yang tidak mempunyai motivasi dalam belajar, tak akan mungkin melakukan aktivitas belajar. Hal ini merupakan pertanda bahwa sesuatu yang akan dikerjakan itu tidak menyentuh kebutuhannya. Segala sesuatu yang menarik minat orang lain belum tentu menarik minat orang tertentu selama sesuatu itu tidak bersentuhan dengan kebutuhannya. Belajar merupakan tindakan dan perilaku yang kompleks yang menjadikan perubahan mental pada diri siswa. Sebagaimana pendapat dari Dimyati, dkk, “Belajar adalah suatu perubahan tingkah laku berkat pengalaman yang merangsang motivasi dan penguasaan serta mampu membuat respon seseorang menjadi lebih baik”.4 Sedangkan Yatim Riyanto menyatakan bahwa, “Belajar adalah suatu aktivitas mental yang berlangsung dalam interaksi aktif 2 Wasty Soemanto, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: Rineka Cipta, 2003), hal. 212 3 Ngalim Purwanto, Psikologi Pendidikan, (Bandung: Rosdakarya, 2007), hal. 71 4 Dimyati, dkk, Belajar dan Pembelajaran, (Jakarta: Rineka Cipta, 2006), hal. 9
  • 3. 9 dengan lingkungan, yang menghasilkan perubahan-perubahan dalam pengetahuan, keterampilan dan nilai sikap”.5 Udin S. Winaputra menyatakan bahwa, “Suatu proses mendapatkan pengetahuan dengan membaca dan menggunakan pengalaman sebagai pengetahuan yang memandu perilaku pada masa yang akan datang”.6 Dalam hal ini, belajar adalah suatu proses perubahan dalam diri individu baik dalam hal pengetahuan, kebiasaan, sikap dan sebagainya relatif tetap sebagai hasil pengalaman seseorang. Jadi pada hakikatnya belajar merupakan suatu proses perubahan yang terjadi dalam diri seseorang baik perubahan kognitif atau tingkah laku yang terdiri dari tiga komponen utama yaitu kondisi internal siswa, serta perubahan-perubahan yang terjadi dalam diri siswa tersebut baik menuju kepada perubahan yang bersifat positif atau lebih baik dari sebelumnya. Seperti yang diuraikan di atas antara motivasi siswa dengan belajar memiliki kaitan yang sangat erat. Sehingga dapat di tarik suatu kesimpulan bahwa motivasi belajar merupakan daya penggerak dari dalam diri seseorang untuk mencapai suatu tujuan. 1.1. Memberi Angka Angka atau nilai yang baik mempunyai potensi yang besar untuk memberikan motivasi kepada anak didik lebih giat belajar. Pemberian angka atau nilai yang baik juga penting diberikan kepada anak didik yang kurang bergairah 5 Yatim Riyanto, Paradigma Baru Pembelajaran, (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2010), hal.5 6 Udin S. Winaputra, Teori Belajar dan Pembelajaran, (Jakarta: Universitas Terbuka, 2007), hal. 14
  • 4. 10 belejar bila hal itu dianggap dapat memotivasi anak didik untuk belajar dengan bersemangat. Syaiful Bahri Djamarah menyatakan bahwa, “Angka adalah merupakan alat motivasi yang cukup memberikan rangsangan kepada anak didik untuk mempertahankan atau bahkan lebih meningkatkan prestasi belajar mereka di masa mendatang”.7 Sedangkan Sadirman menyatakan bahwa, “Angka dalam hal ini adalah sebagai simbol dari nilai kegiatan belejarnya. Banyak siswa belajar, yang utama justru mencapai angka atau nilai yang baik, sehingga siswa biasanya yang dikejar adalah nilai ulangan atau nilai-nilai pada raport angkanya baik- baik”.8 Syaiful Bahri Djamarah, dkk berpendapat bahwa, “Angka dimaksud adalah sebagi simbol atau nilai dari hasil aktivitas belajar anak didik. Angka yang diberikan kepada setiap anak didik biasanya bervariasi sesuai hasil ulangan yang telah mereka peroleh dari hasil penilaian guru”.9 Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa memberi angka adalah suatu cara untuk memberikan motivasi kepada anak didik untuk belajar karena apabila angka yang diperoleh anak didik lebih tinggi dari anak didik lainnya, maka anak didik cenderung untuk mempertahankannya. 7 Syaiful Bahri Djamarah, Psikologi Belajar, (Jakarta: Rineka Cipta, 2008), hal. 159 8 Sardiman, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2004), hal.92 9 Syaiful Bahri Djamarah, dkk, Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta: Rineka Cipta, 2006), hal. 194
  • 5. 11 1.2. Memberi Ulangan Dalam kegiatan belajar mengajar, ulangan dapat guru manfaatkan untuk membangkitkan perhatian anak didik terhadap bahan yang diberikan di kelas. Sebagaimana pendapat Syaiful Bahri Djamarah, dkk menyatakan bahwa, “Ulangan adalah salah satu strategi yang penting dalam pengajaran, anak didik akan giat belajar di sekolah atau di rumah ketika diketahuinya akan dilaksana.kan ulangangan”.10 Sedangkan Sadirman menyatakan bahwa, “Memberi ulangan merupakan sarana motivasi karena para siswa akan giat belajar kalau mengetahui akan ada ulangan”.11 Sementara itu, menurut Syaiful Bahri Djamarah, “Ulangan adalah merupakan strategi yang cukup baik untuk memotivasi anak didik agar lebih giat dalam belajar”.12 Dari uraian di atas, peneliti menyatakan bahwa memberi ulangan adalah merupakan cara yang dapat membangkitkan motivasi belajar siswa, karena dalam kegiatan belajar mengajar, ulangan dapat guru manfaatkan untuk membangkitkan perhatian anak didik terhadap bahan yang diberikan di kelas. 1.3. Memberi Pujian Dalam kegiatan belajar mengajar, pujian dapat dimanfaatkan sebagai alat motivasi, karena anak didik juga manusia, maka dia juga senang di puji, guru dapat memakai pujian untuk menyenangkan perasaan anak didik. Anak didik 10 Ibid, hal. 154 11 Sardiman, Op.cit, hal. 93 12 Syaiful Bahri Djamarah, Op.cit, hal. 163
  • 6. 12 senang mendapat perhatian dari guru, dengan pemberian perhatian anak didik merasa diawasi dan dia tidak akan dapat berbuat menurut kehendak hatinya. Sebagaimana pendapat Sadirman menyatakan bahwa, “Pujian adalah bentuk reinforcement yang positif dan sekaligus motivasi yang baik”.13 Sedangkan Syaiful Bahri Djamarah menyatakan bahwa, “Pujian adalah suatu hal untuk memuji keberhasilan anak didik dalam mengerjakan pekerjaan di sekolah”.14 Syaiful Bahri Djamarah, dkk, berpendapat bahwa, “Pujian adalah suatu proses untuk mengarahkan kegiatan anak didik pada hal-hal yang menunjang tercapainya tujuan pengajaran”.15 Berdasarkan pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa memberi pujian adalah merupakan alat motivasi yang positif, setiap orang senang di puji tak peduli tua atau muda, bahkan anak-anak pun senang di puji atas sesuatu pekerjaan yang telah selesai dikerjakan dengan baik. Pujian yang baik adalah pujian yang keluar dari hati seorang guru secara wajar dengan maksud untuk memberikan penghargaan kepada anak didik atas jerih payahnya dalam belajar. 2. Hakikat Penilaian Portofolio Dalam dunia pendidikan, portofolio dapat digunakan guru untuk melihat perkembangan peserta didik dari waktu ke waktu berdasarkan kumpulan hasil karya sebagai bukti dari suatu kegiatan pembelajaran. 13 Sardiman, Op.cit, hal. 94 14 Syaiful Bahri Djamarah, Op.cit, hal. 164 15 Ibid, hal. 152
  • 7. 13 Popham dalam buku Zaenal Arifin menyatakan bahwa, “Penilaian portofolio adalah merupakan penilaian secara berkesinambungan dengan metode pengumpulan informasi atau data secara sistematik atas hasil pekerjaan peserta didik dalam kurun waktu tertentu”.16 Sedangkan Martinis Yamin menyatakan bahwa, “Penilaian portofolio adalah suatu kumpulan pekerjaan siswa dengan maksud tertentu dan terpadu yang diseleksi menurut panduan-panduan yang ditentukan”.17 Sementara itu Yuliana Nurani Sujiono menyatakan bahwa, “Penilaian portofolio adalah suatu koleksi pekerjaan peserta didik yang menunjukkan segala usaha peserta didik, kemajuan dan pencapaian belajar dalam satu bidang tertentu atau lebih”.18 Dari uraian di atas, peneliti menyatakan bahwa penilaian portofolio adalah suatu pendekatan atau model penilaian yang bertujuan untuk mengukur kemampuan peserta didik dalam membangun dan merefleksi suatu pekerjaan atau tugas, karya melalui pengumpulan bahan-bahan yang relevan dengan tujuan dan keinginan yang dibangun oleh peserta didik. Sejalan dengan uraian di atas, Djemari Mardapi, dkk yang dikutip dari buku Martinis Yamin menyebutkan bahwa, “Penilaian portofolio harus memperhatikan beberapa hal, sebagai berikut: 1. Karya yang dikumpulkan adalah benar-benar karya yang bersangkutan 2. Menentukan contoh pekerjaan mana yang harus dikerjakan 3. Mengumpulkan dan menyimpan sampel karya 4. Menentukan kriteria untuk menilai portofolio 5. Meminta peserta didik untuk menilai secara terus menerus hasil portofolionya 16 Zaenal Arifin, Evaluasi Pembelajaran, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2009), hal. 198 17 Martinis Yamin, Kiat Membelajarkan Siswa, (Jakarta: Gaung Persada Press, 2007), hal. 260 18 Yuliana Nurani Sujiono, Mengajar Dengan Portofolio, (Jakarta: PT. Indeks, 2010), hal. 6
  • 8. 14 6. Merencanakan pertemuan dengan peserta didik yang dinilai 7. Melibatkan orang tua dan masyarakat dalam menilai portofolio”.19 2.1. Mengumpulkan Informasi Portopolio merupakan kumpulan informasi yang perlu diketahui oleh guru sebagai bahan pertimbangan dalam menentukan langkah-langkah perbaikan pembelajaran atau peningkatan belajar siswa. Zainal Arifin menyatarkan, “Mengumpulkan informasi adalah guru mengumpulkan bukti fisik dan catatan peserta didik, seperti hasil ulangan, hasil tugas mandiri, serta hasil praktikum”.20 Sedangkan Haertel yang dikutip dalam buku Trianto menyatakan bahwa, “Pengumpulan informasi atau pembuktian perlu dinilai dari prinsip bukti yang bisa ditambahkan pada portofolio, maka saatnya pengumpulan informasi atau pembuktian dihentikan”.21 Sementara itu Yuliana Nurani Sujiono menyatakan bahwa, “Suatu topik atau permasalahan secara mendalam dan menyeluruh dimulai dari proses pengumpulan yakni proses penggabungan dan interpretasi terhadap informasi yang berhasil dikumpulkan”.22 Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa pengumpulan informasi merupakan sumber informasi bagi guru dan orang tua untuk mengetahui pertumbuhan dan perkembangan kemampuan peserta didik, tanggung jawab dalam belajar, perluasan dimensi belajar, dan inovasi pembagian. 19 Martinis Yamin, Loc.cit, hal. 260 20 Zaenal Arifin, Loc.cit, hal. 198 21 Trianto, Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif, (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2009), hal. 293 22 Yuliana Nurani Sujiono, Op.cit, hal. 40
  • 9. 15 2.2. Proses Seleksi Hasil Karya Proses seleksi hasil karya merupakan sekumpulan hasil karya peserta didik atau dokumen terseleksi yang dipersiapkan untuk ditampilkan kepada umum dimana guru harus betul-betul mengamati bagaimana peserta didik menampilkan hasil pekerjaan mereka. Trianto menyatakan bahwa, “Melakukan proses seleksi hasil karya yang dikumpulkan dibuat menjadi tiga kategori yaitu: a. Kategori karya terbaik b. Kategori karya yang menunjukkan perkembangan belajar, dan c. Kategori yang diminati anak didik untuk keperluan tertentu diluar indikator dan kriteraia”.23 Yuliana berpendapat bahwa, “Proses seleksi hasil karya adalah proses untuk memperlihatkan koleksi pekerjaan siswa selama kurun waktu tertentu dengan tujuan memperoleh karya terbaik”.24 Sedangkan Groundlund yang dikutip dari buku Trianto menyatakan bahwa, “Partisipasi anak didik dalam menyeleksi karya atau sampel dapat meningkatkan keterampilan self-assessment, peningkatan kecakapan, serta portofolio harus didesain dan digunakan dengan tujuan yang sama”.25 Jadi dapat disimpulkan bahwa dalam melakukan proses seleksi hasil karya merupakan cara yang dilakukan agar dapat mengetahui karya siswa mana yang dapat dimasukkan kedalam kategori karya terbaik untuk memperoleh suatu tujuan yang diharapkan. 23 Trianto, Op.cit, hal. 293 24 Yuliana Nurani Sujiono, Op.cit, hal. 9 25 Trianto, Op.cit, hal. 294
  • 10. 16 2.3. Memberikan Ulasan Karya yang masuk dalam kategori terbaik kemudian diberikan ulasan (refleksi), tentang proses pengerjaan, kelebihan, dan kekurangan serta upaya- upaya untuk menyempurnakannya. Andrew Epstein yang dikutip dari buku Conny berpendapat bahwa, “Memberikan ulasan merupakan kelaziman apabila setiap bukti hasil karya (artefak) dalam penilaian portofolio yang berorientasi produk disertai dengan refleksi diri (self-reflection) yang didalamnya mencakup alasan pemilihan karya, metode penilaian, keistimewaan karya yang dipilih”.26 Menurut Dasim Budimansyah yang dikutip dalam buku Trianto menyatakan bahwa, “Proses memberi ulasan (refleksi) dengan titik bidik terjadinya penyadaran untuk menghindari kesalahan di masa yang akan datang dan meningkatkan kinerja, sangat berarti bagi guru dan anak didik untuk optimalisasi pembelajaran”.27 Sedangkan Yuliana berpendapat bahwa, “Memberi ulasan merupakan proses pengambilan keputusan yang digunakan untuk menentukan hasil pekerjaan yang akan dimasukkan sesuai kelebihan dan kekurangan pada proses penyeleksian”.28 Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa setiap penilaian perlu diberikan ulasan (refleksi) karena dengan hal tersebut peserta didik dapat 26 Conny R. Semiawan, Kreativitas Keberbakatan: Mengapa, Apa dan Bagaimana, (Jakarta: PT. Indeks, 2009), hal. 126 27 Trianto, Loc.cit, hal. 294 28 Yuliana Nurani Sujino, Loc.cit, hal. 9
  • 11. 17 merefleksikan tentang proses berpikir mereka sendiri, pemecahan masalah, dan pengambilan keputusan. B. Kerangka Berpikir Berdasarkan dari landasan teoritis di atas, keberhasilan peserta didik dalam belajar sangat ditentukan oleh 2 faktor internal yang terdapat dalam diri siswa lain sebagainya. Kemudian faktor eksternal yaitu faktor yang terdapat di luar diri siswa seperti kelengkapan sarana dan prasarana belajar, buku-buku pelajaran dan lain sebagainya. Motivasi dalam diri siswa sangat menentukan dalam memperoleh hasil belajar siswa di sekolah. Siswa yang memiliki dorongan untuk memperoleh hasil belajar berusaha mengetahui hasil dari usaha yang dilakukan dengan cepat dan tepat. Siswa yang mempunyai motivasi itu lebih menyukai aktivitas yang memiliki umpan balik yang cepat dan tepat walaupun akan bekerja sebatas kemampuannya. Dalam hal ini, penilaian portofolio (variabel x) dan motivasi belajar siswa (variabel y) sangat berkaitan dimana motivasi belajar siswa sangat dipengaruhi oleh kemampuan guru dalam mengunakan penilaian seperti penilaian portofolio atau sebaliknya kemampuan guru dalam menggunakan penilaian seperti penilaian portofolio sangat mempengaruhi motivasi belajar siswa.
  • 12. 18 C. Pengujian Hipotesis Hipotesis adalah jawaban sementara yang dirumuskan dari suatu penelitian yang kebenarannya akan dapat dibuktikan dari hasil penelitian yang akan dilaksanakan. Sebagaimana pendapat dari Suharsimi Arikunto, “Hipotesis adalah suatu jawaban yang bersifat sementara terhadap permasalahan penelitian, sampai terbukti melalui data yang dikumpulkan”.29 Sugiyono menyatakan bahwa, “Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian, dimana rumusan masalah penelitian telah dinyatakan dalam bentuk kalimat pertanyaan”.30 Sedangkan Moh. Nasir menyatakan bahwa, “Hipotesis adalah jawaban sementara terhadap masalah penelitian yang kebenarannya harus di uji secara empiris”.31 Berdasarkan pendapat di atas, maka Borg dan Goll mengajukan, “Tiga syarat hipotesis yang baik yaitu: 1) hipotesis harus dirumuskan dengan singkat dan jelas; 2) hipotesis harus dengan nyata menunjukkan adanya hubungan antara kedua variabel; 3) hipotesis harus didukung oleh hasil yang dikemukakan oleh para ahli atau hasil penelitian yang relevan”.32 Selanjutnya Arikunto menyatakan bahwa, “Ada dua jenis hipotesis yaitu hipotesis nol dan hipotesis alternatif atau hipotesis kerja”.33 Hipotesis nol adalah 29 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, (Jakarta: Rineka Cipta, 2006), hal. 71 30 Sugiyono,, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung: Alfabeta, 2008), hal. 96 31 Moh. Nasir, Metode Penelitian, (Jakarta: Graha Indonesia, 2009), hal. 151 32 Suharsimi Arikunto, Loc.cit, hal. 71 33 Ibid, hal. 60
  • 13. 19 hipotesis yang menyatakan tidak adanya hubungan antara variabel, sedangkan hipotesis alternatif yang mengatakan adanya hubungan antara variabel. Berdasarkan landasan teori dan kerangka berfikir yang telah peneliti uraikan di atas, maka hipotesis yang dirumuskan adalah: “Adanya Pengaruh Yang Signifikan Antara Penilaian Portofolio Terhadap Motivasi Belajar Siswa di Kelas VIII SMP Negeri 5 Kotanopan”.