Dokumen tersebut membahas tentang pengertian penelitian pendidikan dan karakteristik-karakteristiknya. Penelitian pendidikan didefinisikan sebagai upaya sistematis untuk mengembangkan pengetahuan ilmiah mengenai peristiwa-peristiwa pendidikan, dengan tujuan menemukan prinsip-prinsip umum atau menjelaskan perilaku untuk mengendalikan kejadian-kejadian pendidikan. Karakteristik penelitian pendidikan antara
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Bab 1
1. 1
Penelitian Pendidikan Fisika
BAB I
HAKEKAT PENELITIAN
Indikator
1. Menjelaskan definisi penelitian
2. Mengidentifikasi karakteristik penelitian
3. Menjelaskan ruang lingkup penelitian pendidikan
4. Mengidentifikasi jenis-jenis penelitian
Pendahuluan
Pernahkah anda mengajukan pertanyaan “Mengapa seseorang melakukan
penelitian?”. Menurut Sukmadinata (2007:2) setidaknya ada empat alasan yang
mendasari seseorang melakukan penelitian. Keempat alasan tersebut adalah
1. Pengetahuan, pemahama, dan kemampuan manusia yang sangat terbatas
dibandingkan lingkungannya yang begitu luas.
2. Manusia memiliki dorongan untuk mengetahui atau yang dikenal dengan istilah
curiosity. Manusia selalu bertanya tentang apa, bagaimana, mengapa, dsb.
3. Manusia di dalam kehidupannya selalu dihadapkan kepada masalah, tantangan,
ancaman, kesulitan baik dalam dirinya, keluarganya, masyarakat sekitar serta
lingkungan kerjanya yang menuntut adanya suatu jawaban atau solusi. Tidak semua
kesulitan dapat segera dipecahkan dan menemukan solusi. Masalah yang pelik dan
kompleks membutuhkan penelitian untuk pemecahan dan penyelesaiannya.
4. Manusia merasa tidak puas dengan apa yang telah diperoleh, dicapai, dikuasai, dan
dimiliki. Manusia selalu ingin lebih baik dan lebih sempurna yang dapat dicapai
melalui penelitian, baik penelitian sederhana maupun kompleks.
A. Pengertian Penelitian
Istilah penelitian, riset dan penyelidikan merupakan istilah-istilah yang sering
dipakai secara bergantian. Dalam bahasa kita sehari-hari, istilah penelitian atau riset
(research, dalam bahasa inggris) kadang kala disamaartikan dengan istilah
penyelidikan. Kedua istilah ini dalam penggunaan sehari-hari mengendung pengertian,
2. 2
Penelitian Pendidikan Fisika
yaitu sebagai suatu upaya untuk memperoleh informasi atau fakta atau data. Namun
dalam penggunaannya di dalam dunia pendidikan, istilah penyelidikan kurang banyak
dipakai dibandingkan istilah penelitian. Penelitian ilmiah adalah suatu uasaha
penyelidikan yang sistematis dan cermat tentang suatu pokok persoalan atau subjek
tertentu untuk menemukan atau meperbaiki fakta-fakta, teori-teori, atau aplikasi-aplikasi
(Setyosari, 2010:28-29).
Penelitian merupakan berkenaan dengan aplikasi pengetahuan metode ilmiah guna
memecahkan masalah (Vockell & Asher dalam Setyosari, 2010:28). Definisi penelitian
menurut Setyosari (2010:14) sendiri merupakan penerapan pendekatan ilmiah (scientific
approach) pada pengkajian atau studi tentang suatu masalah. Penelitian merupakan
suatu cara yang tepat dan sangat berguna dalam memperoleh informasi yang sahih dan
dapat dipertanggungjawabkan. Tujuan penelitian ilmiah adalah untuk menemukan
jawaban atas suatu masalah yang berarti (signifikan) dengan melalui pendekatan-pendekatan
atau prosedur-prosedur ilmiah. Penelitian pendidikan memilki sifat empiris-objektif.
Artinya, siapa pun yang melakukan, asal dengan metode dan objek yang sama,
hasilnya dapat dibuktikan dan relatif sama. Relatif sama berarti hasil-hasil itu mendekati
sama, apabila terjadi perbedaan hasil pastilah ada sesuatu yang menyebabkan berbeda,
apakah itu kondisi, perlakuan, subjek penelitian, dan sebagainya.
Sedangkan, menurut Sukmadinta (2007:5) secara umum penelitian diartikan
sebagai suatu proses pengumpulan dan analisis data yang dilakukan secara sistematis
dan logis untuk mencapai tujuan-tujuan tertentu. Pengumpulan dan analisis data
menggunakan metode-metode ilmiah, baik yang bersifat kualitatif dan kuantitatif,
eksperimental atau noneksperimental, interaktif atau noninteraktif. Penelitian
merupakan upaya untuk mengembangkan pengetahuan, mengembangkan, dan menguji
teori. McMillan dan Schumacher mengutip pendapat Walberg (1986), ada lima langkah
pengembangan pengetahuan melalui penelitian (1) mengidentifikasi masalah penelitian,
(2) melakukan studi empiris, (3) melakukan replikasi atau pengulangan, (4) menyatukan
(sintesis) dan mereviu, dan (5) menggunakan dan mengevaluasi oleh pelaksana.
Lalu apakah penelitian pendidikan itu? Penelitian pendidikan adalah suatu usaha
atau kegiatan yang diarahkan pada pengembangan pengetahuan ilmiah tentang
peristiwa-peristiwa yang menarik perhatian (menjadi pusat perhatian) para pendidik
dalam lingkup pendidikan. Tujuan penelitian pendidikan sebagai dengan batasan ini
3. 3
Penelitian Pendidikan Fisika
adalah ingin menemukan prinsip-prinsip umum, atau menafsirkan perilaku atau tingkah
laku yang dapat digunakan dalam siatuasi tertentu untuk mengendalikan (mengontrol)
kejadian-kejadian dalam lingkup pendidikan. Dengan kata lain, tujuan peneltian
pendidikan adalah untuk menjelaskan gejala atau fenomena alamiah dan memverifikasi
teori guna mendapatkan teori ilmiah untuk kepentingan pendidikan (Setyosari,
2010:32).
B. Karakteristik Penelitian
Menurut Sukmadinata (2007:7) karakteristik dari penelitian, terutama penelitian
pendidikan adalah sebagai berikut.
1. Objektivitas
Penelitian harus memiliki objektivitas (objectivity) baik dalam karakteristik
maupun prosedurnya. Objektivitas dicapai melalui keterbukaan, terhindar dari
bias dan subjektivitas. Objektivitas menunjukkan kualitas data yang dihasilkan
dari prosedur yang digunakan yang dikontrol dari bias dan subjektivitas
(Sukmadinata, 2007:7-8).
2. Ketepatan
Penelitian harus memiliki tingkat ketepatan atau precision, instrumen
pengumpulan data yang digunakan harus memiliki validitas dan reliabilitas yang
memadai, desain penelitian, pengambilan sampel dan teknik analisis yang tepat.
Pada penelitian kuantitatif hasilnya dapat diulang dan diperluan. Sedangkan,
pada penelitian kualitatif memiliki sifat reflektif dan tingkat komparasi yang
konstan (Sukmadinata, 2007:8).
3. Verfikasi
Penelitian dapat diverifikasi dalam artian dapat dikonfirmasikan, direvisi
dan diulang dengan cara yang sama atau berbeda. Verifikasi pada penelitian
kualitatif dan kuantitatif berbeda. Penelitian kualitatif, memberikan verifikasi
deskriptif (Sukmadinata, 2007:8).
4. Penjelasan Ringkas
Tujuan akhir dari suatu penelitian adalah mereduksi realita yang kompleks
ke dalam penjelasan yang singkat. Pada penelitian kuantitatif penjelasan singkat
4. 4
Penelitian Pendidikan Fisika
tersebut berbentuk generalisasi. Namun, pada penelitian kualitatif berbentuk
deskriptif tentang haal-hal yang esensial atau pokok (Sukmadinata, 2007:8).
5. Empiris
Secara umum empiris berarti berdasarkan pengalaman praktis. Penelitian
ditandai oleh sikap dan pendekatan empiris yang kuat. Pada umumnya, sikap
empiris menuntut penghilangan pengalaman dan sikap pribadi. Pada penelitian,
suatu kesimpulan yang empiris didasarkan pada kenyataan-kenyataan yang
diperoleh dengan menggunakan metode penelitian yang sistematik, bukan
berdasarkan pedapat atau kekuasaan (Sukmadinata, 2007:8-9).
6. Penalaran Logis
Penalaran merupakan proses berpikir, menggunakan prinsip-prinsip logika
deduktif atau induktif. Penelaran deduktif, penarikan kesimpulannya dari umum
ke khusus. Pada penalaran deduktif, bila premisnya maka kesimpulannya
otomatis benar. Logika deduktif dapat mengidentifikasi hubungan-hubungan
baru dalam pengetahuan (prinsip, kaidah) yang ada. Sedangkan pada pealaran
induktif, peneliti menarik kesimpulan yang bersifat umum berdasarkan hasil
sejumlah pengamatan kasus-kasus (individual, situasi, peristiwa). Kesimpulan
dibatasi oleh jumlah dan karakteristik dari kasus yang diamati (Sukmadinata,
2007:9).
7. Kesimpulan Kondisional
Kesimpulan hasil penelitian tidak bersifat absolut. Penelitian perilaku dan
ilmu kealamaan, tidak menghasilkan kepastian, sekalipun kepastian relatif.
Semua yang dihasilkannya adalah pengetahuan probabilistik. Penelitian boleh
dikatakan hanya mereduksi ketidaktentuan.
Sedangkan menurut Tuckman dalam Setyosari (2010:15) terdapat lima karakteristik
penelitian yaitu
1. Sistematis
Penelitian merupakan suatu proses yang terstruktur (structured process),
yaitu adanya aturan-aturan atau kaidah-kaidah yang dilakukan, yaitu kaidah
yang dilakukan sistematis. Sistematis artinya mengikuti suatu pola urutan tetap
5. 5
Penelitian Pendidikan Fisika
dari komponen sistem tersebut. Pola urutan yang merupakan aspek-aspek dalam
penelitian saling berkaitan satu sama lain (Setyosari, 2010:15).
2. Logis
Penelitian mengikuti suatu sistem yang menggunakan logika berpikir yang
dapat diaplikasikan pada berbagai bidang keilmuan. Melalui pengujian secara
logis tentang prosedur-prosedur yang diterapkan dalam suatu eksperimen,
berkaiatan dengan persyaratan-persyaratan secara internal, peneliti dapat
mengecek validitas kesimpulan yang digambarkan atau diuraikan. Dengan cara
menerapkan logika, peneliti mungkin juga dapat mengecek generalisasi dalam
konteks validitas eksternalnya. Logika penelitian yang valid membuat penelitian
itu menjadi penelitian itu menjadi alat yang ampuh dan canggih dalam membuat
suatu keputusan dan kesimpulan. Suatu hasil penelitian tidak hanya
dideskripsikan begitu saja, tetapi sebuah temuan perlu ada kajian rasional,
analisis, dan kritis dengan mendasarkan pada logika berpikir tertentu (Setyosari,
2010:16).
3. Empiris
Penelitian memiliki suatu acuan yang berdasarkan realitas (a reality-reference).
Banyak kesimpulan yang bersifat abstrak, yang mungkin mendahului
penelitian, tetapi hasil analisis data penelitian merupakan suatu hasil akhir dari
penelitian. Bersifat abstrak, artinya tanpa didukung oleh hasil penelitian lebih
dahulu. Pengumpulan data dalam penelitian itulah yang menandai penelitian
sebagai suatu proses penelitian (Setyosari, 2010:16-17).
4. Reduksi
Proses reduksi adalah menrjemahkan realitas empiris ke arah hal yang lebih
konseptual dan abstrak. Proses reduksi dimaksudkan untuk memahami
hubungan-hubungan antara peristiwa-peristiwa atau kejadian-kejadian dan
meramalkan bagaimana hubungan-hubungan itu mungkin diterapkan dalam
konsteks yang lain. Proses reduksi seperti ini memungkinkan penelitian untuk
menjelaskan (to explain) bukan sekedar menggambarkan (to describe)
(Setyosari, 2010:17-18).
5. Pengulangan dan Dapat Ditransmisi (Replikasi)
6. 6
Penelitian Pendidikan Fisika
Hasil penelitian itu direkam, digeneralisasikan, dan direplikasi (diulang-ulang).
Penelitian pada dasarnya bukan sekedar penghasil pemecahan masalah
sementara (tentative), tetapi hasil penelitian dapat dipakai untuk memberikan
pemecahan yang lebih aplikatif. Dengan demikian, pihak-pihak lain selain
peneliti itu sendiri dapat menggunakan hasil-hasil penelitian, dan seseorang
peneliti mungkin juga mendasarkan hasil penelitian itu untuk penelitian yang
lain. Lagi pula, proses dan prosedur penelitian itu sendiri dapat diambil alih,
yang memunkinkan pihak lain mereplikasikannya dan menilai validitasnya. Sifat
dapat ditransmisi ini merupakan suatu hal yang amat penting dalam peranannya
baik sebagai pengembangan penguatan maupun pembuatan keputusan.
Itulah sebabnya, penelitian dianggap sebagai suatu proses yang dapat
diulang dan ditransmisikan. Suatu proses yang dapat diulang, artinya penelitian
dapat dilakukan kembali dengan cara atau metode yang sama dan mungkin juga
menggunakan subjek dan setting yang berbeda dan lebih luas untuk memperoleh
validasi hasil. Dengan menggunakan metode dan subjek lebih luas, maka hasil
penelitian dapat digeneralisasikan. Penelitian dapat ditransmisikan, artinya dapat
dipakai untuk kepentingan pemecahan masalah yang lebih luas (Setyosari,
2010:18).
C. RUANG LINGKUP PENELITIAN PENDIDIKAN
1. Lingkup Penelitian Pendidikan
Pendidikan Teoritis
a) Kajian filosofis tentang pendidikan: idealisme, realisme,
pragmatism,eksistensialisme.
b) Pendidikan dalam orientasi: transmisi, transaksi dan transformasi.
c) Konsep-konsep pendidikan: Progesivisme, teknologi pendidikan dan
pendidikan pribadi.
Pendidikan Praktis
a) Berdasarkan lingkungan dan kelompok usia meliputi
1) Pendidikan dalam keluarga,
2) Pendidikan luar sekolah,
3) Pendidikan di sekolah,
7. 7
Penelitian Pendidikan Fisika
4) Pendidikan usia dini,
5) Pendidikan orang dewasa.
b) Berdasarkan jenjang meliputi
1) Pendidikan jenjang sekolah dasar,
2) Pendidikan jenjang sekolah menengah,
3) Pendidikan jenjang perguruan tinggi.
c) Berdasarkan bidang studi meliputi
1) Pendidikan agama,
2) Pendidikan bahasa,
3) Pendidikan sosial,
4) Pendidikan
kewarganegaraan,
5) Pendidikan matematika,
6) Pendidikan sain,
7) Pendidikan olah raga,
8) Pendidikan kesehatan,
9) Pendidikan seni,
10) Pendidikan teknologi,
11) Pendidikan keterampilan
d) Berdasarkan jenis meliputi
1) Pendidikan umum,
2) Pendidikan khusus,
3) Pendidikan kejuruan,
4) Pendidikan luar biasa
2. Lingkup Penelitian Kurikulum dan Pembelajaran
a. Kurikulum teoritis (penelitian dasar):
- Teori-teori desain dan rekayasa kurikulum
- Teori-teori pengajaran/pembelajaran
- Teori-teori belajar
- Teori-teori evaluasi
b. Kurikulum praktis (Penelitian terapan dan evaluatif)
- Kurikulum sebagai rencana (curriculum design)
- Komponen desain kurikulum
- Model-model desain kurikulum
- Model-model desain pengajaran/pembelajaran
- Model-model desain penggunaan sumber belajar
- Model-model esain evaluasi hasil belajar
8. 8
Penelitian Pendidikan Fisika
- Model-model desain pengelolaan kurikulum
c. Penyusunan kurikulum
- Penyusunan desain kurikulum : Umum, Perbidang Studi, Perjenjang
- Penyusunan desain pengajaran/pembelajaran : Umum, Perbidang
Studi, Perjenjang
- Penyusunan desain pemanfaatan sumber belajar : Umum, Perbidang
Studi, Perjenjang
- Penyusunan desain evaluasi : Umum, Perbidang Studi, Perjenjang
- Penyusunan desain pengelolaan kurikulum : Umum, Perbidang Studi,
Perjenjang
d. Implementasi kurikulum
- Implementasi kurikulum : Umum, Perbidang Studi, Perjenjang
- Implementasi pengajaran / pembelajaran : Umum, Perbidang Studi,
Perjenjang
- Implementasi pemanfaatan sumber belajar : Umum, Perbidang Studi,
Perjenjang
- Implementasi evaluasi : Umum, Perbidang Studi, Perjenjang
- Implementasi pengelolaan kurikulum : Umum, Perjenjang
e. Evaluasi dan penyempurnaan kurikulum
- Evaluasi dan penyempernuaan kurikulum : Umum, Perbidang Studi,
Perjenjang
- Evaluasi dan penyempurnaan pengajaran / pembelajaran : Umum,
Perbidang Studi, Perjenjang
- Evaluasi dan penyempurnaan pemanfaatan sumbebbr belajar : Umum,
Perbidang Studi, Perjenjang
- Evaluasi dan penyempurnaan evaluasi : Umum, Perbidang Studi,
Perjenjang
- Evaluasi dan penyempurnaan pengelolaan kurikulum : Umum,
Perjenjang
f. Manajemen kurikulum
- Manajemen kurikulum lingkup dinas
- Manajemen kurikulum lingkup sekolah / perguruan tinggi
9. 9
Penelitian Pendidikan Fisika
3. Penelitian Bidang Ilmu dan Praktik Manajemen Pendidikan
a. Lingkup manajemen pendidikan teoritis
1) Teori manajemen
2) Teori kepemimpinan
3) Teori kebijakan
4) Teori perencanaan
5) Teori pengendalian, penjaminan
b. Lingkup manajemen pendidikan teoritis praktis
1) Kepemimpinan
- Gaya / style
- Fungsi kepemimpinan
- Kepemimpinan dan teknologi
- Keterampilan memimpin
2) Model-model manajemen
- Management by objective
- Technology based management
- School based management
- Community based management
- Centralized-desentralized management
3) Berdasarkan proses manajemen
- Perencanaan
- Penyusunan staf
- Pengorganisasian
- Penggerakan
- Pengkoordinasian
- Pengkomunikasian
- Pengendalian / penjaminan
- Pengawasan / pembinaan
- Evaluasi
- Laporan
c. Berdasarkan komponen / segi yang dikelola
1) Manajemen program pendidikan
- Manajeman kurikulum
- Manajemen pembelaaran
- Manajemen evaluasi
2) Berdasarkan komponen pendidikan
- Manajemen pembinaan siswa / mahasiswa
- Manajemen penelitian dan pengembangan
10. 10
Penelitian Pendidikan Fisika
- Manajemen kerjasama dan layanan pada masyarakat
- Manajemen personil
- Manajemen sarana dan prasarana
- Manajemen media & sumber belajar
- Manajemen keuangan
- Manajemen
3) Berdasarkan lingkup
- Manajemen sekolah / Jurusan / Fakultas / Universitas
- Manajemen pendidikan luar sekolah
- Manajemen pendidikan dasar
- Manajemen pendidikan menengah
- Manajemen pendidikan tinggi
- Manajemen pendidikan lingkup dinas
D. JENIS-JENIS PENELITIAN
1. Berdasarkan Pendekatannya
Menurut Sukmadinata berdasarkan pendekatannya, secara garis besar
penelitian dibedakan menjadi dua yaitu penelitian kuantitatif dan kualitatif.
penelitian kualitatif merupakan metode-metode untuk mengeksplorasi dan
memahami makna yang – oleh sejumlah individu atau sekelompok orang –
dianggap berasal dari masalah sosial atau kemanusiaan. Sedangkan penelitian
kuantitatif merupakan metode-metode untuk menguji teori-teori tertentu dengan
cara meneliti hubungan antarvariabel. Variabel-variabel ini diukur-biasanya
dengan instrumen-instrumen penelitian-sehingga data yang terdiri dari angka-angka
dapat dianalisis berdasarkan prosedur-prosedur statistik (Creswell, 2013:4-5).
Kedua penelitian tersebut memiliki asumsi, karakteristik dan prosedur penelitian
yang berbeda (Sukmadinata, 2007:12).
a. Asumsi tentang Realita
Penelitian kuantitatif didasarkan pada konsep positivisme yang bertolak
dari asumsi bahwa realita bersifat tunggal, fixed, stabil, lepas dari
kepercayaan dan perasaan-perasaan individual. Sedangkan, penelitian
kualitatif didasari oleh konsep konstruktivisme, yang memiliki pandangan
11. 11
Penelitian Pendidikan Fisika
bahwa realita bersifat jamak, menyeluruh dan merupakan satu kesatuan yang
tidak bisa dipisah.
b. Tujuan Penelitian
Penelitian kuantitatif bertujuan untuk mencari hubungan dan menjelaskan
sebab-sebab perubahan dalam fakta-fakta sosial yang terukur. Penelitian
kualitatif lebih diarahkan untuk memahami fenomena-fenomena sosial dari
perspektif partisipan. Ini diperoleh melalui pengamatan partisipatif dalam
kehidupan orang-orang yang menjadi partisipan.
c. Metode dan Proses Penelitian
Penelitian kuantitatif memiliki serangkaian langkah-langkah atau
prosedur baku yang menjadi pegangan para peneliti. Penelitian kualitatif
menggunakan strategii dan prosedur penelitian yang sangat fleksibel.
Penelitian kualitatif menggunakan rancangan penelitian terbuka (emergent
design) yang disempurnakan selama pengumpulan data. Penelitian kuantitatif
menggunakan rancangan penelitian tertutup, sudah tersusun sempurna
sebelum pengumpulan data dilakukan.
d. Kajian Khas
Penelitian kuantitatif menggunakan rancangan penelitian eksperimental
atau korelasional sebagian kajian khasnya (protypical studies) untuk
mengurangi kekeliruan, bias, variabel-variabel ekstraneus. Penelitian kulitatif
menggunakan kajian etnografis untuk memahami keragaman perspekti dalam
siatuasi yang diteliti, sebagai ciri khasnya. Pada penelitian kuantitatif bias dan
subjektivitas sangat dihindari, sedangkan dalam penelitian kualitatif hal-hal
subjektif termasuk yang diperhitungkan dalam pengumpulan dan analisis.
e. Peranan Peneliti
Pada penelitian kuantitatif peneliti terlepas dari objek yang diteliti, malah
dicegah jangan sampai ada hubungan atau pengaruh dari peneliti. Pada
penelitian kualitatif peneliti lebur (immersed) dengan situasi yang diteliti.
Peneliti adalah pengunpul data, orang yang ahli dan memiliki kesiapan penuh
untuk memahami siatuasi, ia peneliti sekaligus sebagai instrumen. Penelitian
kualitatif diesebut juga sebagai “penelitian subjektif “ (disciplened
subjectivity) atau “penelitian reflektif” (reflectivity), peneliti melakukan
12. 12
Penelitian Pendidikan Fisika
pengujian sendiri secara kritis (critical self examination) selama proses
penelitian.
f. Pentingnya Konteks dalam Penelitian
Penelitian kuantitatif diarahkan pada menemukan generalisasi universal
ang bebas dari konteks situasi. Penelitian kualitatif sebalikya, meyakini
pengaruh situasi terhadap hal yang diamati.
Secara garis besar perbedaan penelitian kualitatif dan kuantitatif ditabelkan secara
mendetail oleh Setyasari pada tabel di bawah ini.
Tabel 1. Perbedaan Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif menurut Setyosari (2010:38-39)
No Penelitian Kuantitatif Penelitian Kualitatif
1 Menganggap sebuah realitas sosial
secara objektif
Menganggap realitas sosial dikonstruksi
oleh partisipan yang terlibat di
dalamnya
2 Menganggap realitas sosial itu relatif
tetap terhadap waktu dan tempat
Menganggap realitas soasial selalu
berubah sesuai situasi
3 Memandang hubungan sebab akibat
antar fenomena sosial dari perspektif
mekanistik
Menentukan manusia sebagai peran
utama dalam hubungan sebab akibat
antar fenomena sosial
4 Bertindak objektif, tidak memihak
terhadap partisipan penelitian
Terlibat dalam kancah penelitian,
menempatkan dalam setting penelitian
5 Mengkaji populasi atau sampel yang
mempresetasikan populasi
Mengkaji kasus-kasus
6 Mengkaji perilaku dan fenomena yang
dapat diamati
Mengkaji makna yang ada di balik
perilaku dan fenomena internal
7 Mengkaji perilaku manusia secara alami
atau dirancang
Mengkaji manusia tidak dalam siatuasi
alami
8 Menganalisis realita sosial dalam bentuk
variabel
Melakukan pengamatan secara
menyeluruh kejadian tindak sosial
9 Menggunakan konsep dan teori yang
terbentuk sebelumnya
Menemukan konsep dan teori setelah
data dikumpulkan
10 Menghasilkan data numerikal untuk
menyajikan lingkungan sosial
Menghasilkan data verbal dan gambar
untuk memprsentasikan lingkungan
sosial
11 Menggunakan metode statistik untuk
menganalisis data
Menggunakan induksi analitis untuk
menganalisis data
12 Menggunakan prosedur inferensial
untuk menggeneralisasikan temuan-temuan
dari suatu sampel kepada
populasi
Menggeneralisasi temuan-temuan kasus
dengan mencari kasus-kasus lain yang
sama
13 Menyajikan laporan bersifat objektif Menyajikan laporan yang bersifat
13. 13
Penelitian Pendidikan Fisika
tentang hasil penelitian interpretatif yang dibangun dari
pandangan peneliti terhadap data dan
sadar bahwa pembaca akan membangun
konstruksi mereka sendiri dari hasil
laporan tersebut.
2. Berdasarkan Fungsinya
Secara umum dan mendasar penelitian dapat dibedakan menjadi tiga yaitu
penelitian dasar (basic research), penelitian terapan (applied research) dan
penelitian evaluatif (evaluative research). Penjelasan ketiga penelitian tersebut
adalah sebagai berikut.
a. Penelitian Dasar
Penelitian dasar (basic research) disebut juga sebagai penelitian murni
(pure research) atau penelitian pokok (fundamental research), diarahkan pada
pengujian teori, dan hanya sedikit atau bahkan tanpa menghubungkan hasilnya
untuk kepentingan praktik. Penelitian ini meberikan sumbangan besar terhadap
pengembangan dan pengujian teroi-teori. Bertolak dari suatu teori, prinsip
dasar atau generalisasi, penelitian dasar diarahkan untuk mengetahui,
menjelaskan, dan memprediksi fenomena-fenomena alam dan sosial. Penelitian
dasar tidak diarahkan untuk memecahkan masalah-masalah sosial. Hasil-hasil
penelitian dasar mempengaruhi kehidupan praktis setelah periode waktu
tertentu, sebab pengetahuan baru akan memberikan tantangan terhadap nilai-dogma
yang telah terbentuk. Tujuan penelitian dasar adalah (1) menambah
pengetahuan dengan prinsip dasar dan hukum ilmiah dan (2) meningkatkan
pencarian dan metodologi ilmiah.
b. Penelitian Terapan
Penelitian terapan (applied research) berkenaan dengan keyataan-kenyataan
praktis, penerapan dan pengembangan pengetahuan yang dihasilkan
oleh penelitian dasar dalam kehidupan nyata. Berfungsi untuk menghaasilkan
pengetahuan untuk mencari solusi tentang masalah-masalah dalam bidang
tertentu. Penelitian ini menguji manfaat dari teori-teori ilmiah, mengetahui
hubungan empiris dan analitis dalam bidang-bidang tertentu. Penelitian terapan
mendorong penelitian lebih lanjut, menyarankan teori dan praktek baru serta
mendorong pengembangan metodologi.
14. 14
Penelitian Pendidikan Fisika
c. Penelitian Evaluatif
Penelitian evaluatif (evaluation research) difokuskan pada suatu kegiatan
dalam satu unit (site) tertentu. Kegiatan tersebut dapat berbentuk program,
proses ataupun hasil kerja, sedangkan unit dapat berupa tempat, organisasi,
ataupun lembaga. Penelitian ini dapat menilai manfaat, sumbangan dan
kelayakan dari sesuatu kegiatan dalam satu unit. Penelitian evaluatif berbeda
dengan evaluasi formal. Evaluasi formal bisa dilakukan oleh para peneliti atau
pelaksana dalam bidangnya, tidak membutuhkan latihan-latihan khusus. Untuk
melakukan penelitian evaluatif membutuhkan latihan khusus dalam beberapa
disiplin ilmu, metodologi dan ketrampilan berhubungan dan komunikasi secara
interpersonal. Penelitian evaluatif yang bersifat komprehensif membutuhkan
data kuantitatif dan kualitatif dari studi terkait yang dilaksanakan dalam
berbagai tahapan kegiatan. Hasil penelitian valuatif kurang bersifat
generalisasi, sebab evaluasi lebih terkait dengan kegiatan yang berlangsung
dalam unit tertentu.
Tabel 2. Perbedaan antara Penelitian Dasar, Terapan, dan Evaluatif
Penelitian Dasar Penelitian Terapan Penelitian Evaluatif
Bidang
Penelitian
Penelitian bidang
fisik, perilaku dan
sosial
Bidang aplikasi :
kedokteran,
rekayasa, pendidikan
Pelaksanaan
berbagai kegiatan,
program pada
berbagai tempat &
lembaga
Tujuan Mengui teori, dalil,
prinsip dasar.
Menentukan
hubungan empiris
antar fenomena dan
mengadakan
generalisasi analitis
Menguji kegunaan
teori dalam bidang
tertentu.
Menentukan
hubungan empiris
dan generalisasi
analitis dalam
bidang tertentu.
Mengukur manfaat,
sumbangan dan
kelayakan program
atau kegiatan
tertentu
Tingkat
Generalisasi
Abstrak, umum Umum tetapi dalam
bidang tertentu
Konkrit, spesifik
dalam aspek tertentu.
Diterapkan dalam
praktik aspek
tertentu
Penggunaan
Hasil
Menembah
pengetahuan ilmiah
dari prinsip- prinsip
dasar dan hukum
Menambah
pengetahuan yang
didasarkan penelitian
dalam bidang
Menambah
pengetahuan yang
didasarkan penelitian
tentang praktik
15. 15
Penelitian Pendidikan Fisika
tertentu.
Meningkatkan
metodologi dan cara-cara
Pencarian
tertentu.
Meningkatkan
penelitian dan
metodologi dalam
bidang tertentu.
tertentu.
Meningkatkan
penelitian dan
metodologi tentang
praktik tertentu.
Membantu dalam
penentuan keputusan
dalam bidang
tertentu.
3. Jenis Penelitian Pendidikan, meliputi
a. Penelitian Tindakan Kelas
Menurut Setyosari (2010:47) penelitian tindakan kelas (PTK) merupakan
tuntutan kebutuhan bagi para guru sebagai pelaksana pembelajaran di tingkat
kelas dengan maksud ingin atau memperbaiki apa yang telah dilakukannya.
PTK menjadi suatu alat yang ampuh untuk mengubah dan memperbaiki
keadaaan di lapangan. Penelitian ini memfokuskan pada masalah-masalah
praktis, guna meperoleh pemecahan secepatnya. Secara sederhana dapat
diungkapkan bahwa penelitian tindakan atau penelitian tindakan kelas adalah
belajar sambil bekerja (learning by doing). Oleh sebab itu, penelitian ini
disebut juga sebagai leaning by doing research. Menurut Ferrace dalam
Setyosari (2010:48) penelitian tindakan kelas sering dilakukan secara
kolaboratif oleh para guru untuk mencari pemecahan masalah sehari-hari yang
dihadapi dalam kelas, problem nyata dalam kelas, atau mencari cara untuk
meningkatkan pembelajaran dan meningkatkan hasil belajar peserta didik.
b. Penelitian Eksperimen
Penelitian eksperimental (eperimental research), merupakan pendekatan
penelitian kuantitatif yang penuh, dalam arti memenuhi semua persyaratan
untuk menguji hubungan sebab-akibat. Pendekatan penelitian ini banyak
digunakan dalam bidang sain termasuk fisika, hamir seluruhnya ditunjukkan
untuk menguji pengaruh atau hubungan sebab akibat dari sesuatu atau beberapa
hal atau variabel. Penelitian eksperimental merupakan pendekatan penelitian
yang cukup khas. Kekhasan tersebut diperlihatkan oleh dua hal, pertama
penelitian eksperimen menguji secara langsung pengaruh suatu variabel
16. 16
Penelitian Pendidikan Fisika
terhadap variabel lain, dan kedua menguji hipotesis hubungan sebab akibat
(Sukmadinata, 2007:194).
c. Penelitian dan Pengembangan
Penelitian dan Pengembangan atau Research and Development (R&D)
adalah sebuah strategi atau metode penelitian yang cukup ampuh untuk
memperbaiki praktik. Penelitian dan pengembangan merupaka suatu proses
atau langkah-langkah untuk mengembangkan suatu produk baru atau
menyempurnakan produk yang telah ada, yang dapat dipertanggungjawabkan.
Produk tersebut tidak harus selalu benda atau perangkat keras (hardware),
seperti buku, modul, alat bantu pembelajaran di kelas atau labratorium, tetapi
bisa juga perangkat lunak (software), seperti program komputer untuk
pengolahan data, pembelajaran di kelas, perpustakaan atau laboratorium,
ataupun model-model pendidikan, pembelajaran, pelatihan, bimbingan,
evaluasi, manajemen, dll. Langkah-langkah proses penelitian dan
pengembangan menunjukkan suatu siklus, yang diawali dengan adanya
kebutuhan, permasalahan yang membutuhkan pemecahan dengan
menggunakan suatu produk tertentu (sukmadinata, 2007:164-165).
4. Berdasarkan Tujuannya meliputi
a. Penelitian Deskriptif
Penelitian dekskriptif (descriptive research) ditujukan untuk
mendeskripsikan suatu keadaaan atau fenomena-fenomena apa adanya. Pada
studi ini peneliti tidak melakukan manipulasi atau memberikan perlakuan-perlakuan
tertentu terhadap objek penelitian, semua kegiatan atau peristiwa
berjalan seperti apa adanya. Penelitian deskriptif dapat berkenaan dengan
kasus-kasus tertentu atau sesuatu populasi yang cukup luas. Pada penelitian
deskriptif dapat digunakan pendekatan kuantitatif, pengumpulan dan
pengukuran data yang berbentuk angka, atau pendekatan kualitatif,
penggambaran keadaaan secara naratif kualitatif. Penelitian dekriptif dapat
dilakukan pada saat ini atau dalam kurun waktu yang singkat tetapi dalam
waktu yang cukup panjang. Penelitian yang berlangsung saat ini disebut
17. 17
Penelitian Pendidikan Fisika
penelitian deskriptif, sedang penelitian yang dilakukan dalam kurun waktu
yang panjang disebut penelitian longitudinal.
b. Penelitian Prediktif
Penelitian prediktif (predictive research) ditujukan untuk memprediksi
apa yang akan terjadi atau berlangsung pada saat yang akan datang berdasarkan
hasil analisis keadaaan saat ini. Penelitian ini dilakukan melali penelitian yang
bersifat korelasional (correlational studies) dan kecenderungan (trend studies).
c. Penelitian Improftif
Penelitian improtif (Improvotive Research) ditujukan untuk meperbaiki,
meningkatkan atau menyempurnakan suatu keadaan, kegiatan atau
pelaksanaan suatu program. Banyak kegiatan atau program dalam pelaksanaan
pendidikan, seperti pelaksanaan : kurikulum, pembelajaran, evaluasi berbagai
mata pelajaran, proram : praktik laboratorium, praktik ketrampilan, bimbingan
siswa, ekstrakurikuler, pengawasan sekolah, layanan perpustakaan, perogram
pelatihan pemimpin sekolah, guru, staff, administrasi, dll. Penelitian
eksperimental sebagai bagian dari metode penelitian dan pengembangan atau
sebagai metode tersendiri untuk mengetahui pengaruh dari suatu hal terhadap
hal lainnya juga dapat dilakukan dalam penelitian improftif.
d. Penelitian Eksplanatif
Penelitian eksplanatif (explanative research) ditujukan untuk
memberikan penjelasan tentang hubungan antar fenomena atau variabel.
Penelitian eksplanatif mencoba mencari kejelasan hubungan antar hal tersebut.
Hubungan terbentuk bisa berbentuk hubungan korelasional atau saling
hubungan, sumbangan atau kontribusi satu variabel terhadap variabel lainnya
ataupun hubungan sebab akibat.