ATRIUM GAMING : SLOT GACOR MUDAH MENANG 2024 TERBARU
Up3m E
1. LO
1. Penyakit antraxs
2. Penyakit SE
Penyakit Septisemia epizootika (SE), juga dikenal dengan penyakit ngorok, septicaemia
hemorrhagica, atau berbone adalah penyakit menular akut, terutama menyerang sapi dan kerbau,
yang disebabkan oleh dua serotype spesifik dari Pasteurella Multocida. Penyakit SE biasanya berjalan
akut dengan angka kematian yang tinggi, terutama pada hewan penderita yang telah
memperlihatkan gejala klinis jelas. Pada stadium akhir, ternak biasanya memperlihatkan gejala
mendengkur atau ngorok, dan di daerah leher bawah serta submandibula terlihat kebengkakan.
Penyakit ini hampir tersebar di seluruh Indonesia. Angka kesakitan (morbiditas) dan angka kematian
(mortalitas) dipengaruhi oleh berbagai faktor dan interaksinya. Morbiditas dan mortalitas pada
kerbau jauh lebih tinggi dibanding pada sapi.Pasturella multicoda serotipe B2 secara antigenik
bersifat kompleks dengan 20 macam antigenik somatik maupun kapsuler.
Penyakit SE menyebar di daerah tropis dan subtropis dengan bantuan hewan carier, yang jumlahnya
bertambah besar setelah infeksi. Jumlah ini akan berkurang dengan vaksinasi, walaupun akan tetap
ada. Pada hewan yang sudah sembuh, infeksi subklinis merupakan hal yang paling sering dijumpai
diikuti dengan kekebalan alami sampe 50% dari kelompok ternak. Kekebalan ini akan menurun
seiring dengan tingginya kadar antibodi tersifat dalam serum yang berlangsung kurang 1 tahun.
Kuman pasteurella tidak mampu bertahan lama di tanah dan air.
Patogenesis
Infeksi berlangsung di saluran pencernaan dan pernafasan. Gerbang masuknya pasteurella adalah di
tonsil. Pembengkakan daerah tekak merupakan gejala awal dari penyakit. Pada hewan yang sangat
rentan seperti kerba muda, septisemia yang terjadi disertai dengan bakterimia pasif yang bersifat
terminal. Bebrapa protein yang toksik dalam jumlah kecil ditemukan dalam pasteurella, tetapi
eksotoksin tidak dapat ditemukan.
Gejala dan lesi bersifat konsisten dengan kerja lipopolisakarida. Pada hewan yang rentan, kematian
dapat terjadi 24jam setelah infeksi.
Gejala klinis
Penyakit ini ditandai dengan kedunguan, salivasi, demam 40-41C. Pada waktu awal infeksi penderita
terlihat berbaring, malas bergerak, kesulitan bernafas
Penyakit ini ditandai dengan busung yang meluas sampai daerah leher bagian ventral sampai ke
gelambir dan kadan sampe satu atau dua kaki muka.
Pada penderita yang rentan, busung bersifat difus dengan batas tepi yang meluas. Tekanan
pembuluh darah balik akan menurun dan dalam keadaan terminal diikuti dengan shock endotoksin.
Pasteurella dapat diisolasi dari tinja, kemih, air susu dan saliva sebelum dan selama hewan sekarat.
Pada saat itu penderita menjadi sumber penularan bagi hewan lain
1
2. Fibrinogen darah akan meningkat sejak gejala mulai tampak. Bakterimia (kuman dalam darah) hanya
akan dikenali setelah penanaman bakteri dan tidak secara mikroskopis dalam waktu 12 jam. Pada
hewan yang rentan, 24 setelah infeksi akan mengalami kematian
Pemeriksaan patologi anatomi
Pada seksi tampak busung pada glottis dan jaringan parilaringeal maupun peritracheal. Pendarahan
titik tampak pada selaput lendir organ tubuh maupun cairan busung tidak bercampur darah. Cairan
busung mengandung Pasteurella banyak dan antigen yang terlarut. Cairan itu dahulu digunakan
sebagai agresin untuk pengebalan.
Pendarahan titik, ptechiae, ditemukan di atrium dibawah epikard. Oedem maupun radang
ditemukan pada paru dalam berbagai tingkatan. Pada kejadian yang berlangsung perakut perubahan
bersifat ringan.
Busung dan pelebaran sekat interlobuler dapat ditemukan. Kelenjar limfe dalam rongga dada dan
perut tampak mengalami bendungan yang bervariasi di sauran pencernaan dari abomasum sampai
usus besar.
Diare berat berdarah dijumpai setelah injeksi lipopolisakarida kuman serotie B2 yang dimurnikan.
Zat ini mungkin yang bertanggungjawab pada lesi yang ditemukanpada usus.
Pendarahan yang timbul meskipun nama penyakit adalah hemorrhagic septicaemia, tidak begitu
menonjol
Kelainan Pasca Mati
-Terdapat busung gelatin disertai pendarahan berbintik dibawah kulit bagian kepala, leher dan
dada.
Cairan busung bening, berwarna putih kekuningan atau kadang-kadang kemerahan, didalam
kantong pericardial, ruang dada dan perut
- Pendarahan berbintik dan busung ditemukan juga pada Lympho Glandula, pharynx dan
Cervix
- Lidah bengkak dan berwarna coklat kemerahan atau kebiruan.
- Isi usus cair, berwarna kelabu kekuningan atau kemerahan bercampur darah
http://disnakbengkulu.wordpress.com/2010/01/16/penyakit-septicaemia-epizootica/
Diagnosa
Apabila busung tekak dijumpai, radang dapat ditentukan berdasar gejala klinis.
Pasteurella dapat ditemukan pada preparat apus darah atau eksudat jaringan yang mengalami
perubahan seperti cairan busung, cairan perikard. Pasteurella dapat dilihat dengan pengecatan
Romanowsky atau Leishman yang diencerkan
Agar triptosetripton yang diberi tambahan 0,1% sukrosa dan ekstrak ragi.
Differensial diagnosa
2
3. Antrak, sampar sapi atau pasteurelosis yang disebabkan oleh pasteurella serotipe lain. Penderita
mengalami kematian pada fase bakterimia
Terapi dan pengendalian
Sediaan sulfamidine dan antibiotik berspektrum luas mempunyai sifat kuratif apabila diberikan pada
sedini mungkin dan dengan dosis penuh. Pengobatan paling baik dilakukan pada 12-18jam pasca
infeksi
Antiserum+obat-obatan lain apabila digabung akan mempunyai daya penyembuhan. penyembuhan
efektif yang cepat tidak mungkin, pencegahan dengan vaksinasi adalag cara yang terbaik untuk
ditempuh
Vaksin terdiri dari
2mg Pasteurella kering yang dikeringkan dengan aerator, atau pasteurella dalam kaldu 1,5-2ml
ditambah dengan parafin cair (parafin liquidum) dan lanolin. Dosis yang diberikan 3-4ml secara i.m
dan diberikan setiap tahun
Vaksin alum presipitat bersifat lebih sederhana dan digunakan dalam waktu yang lebih pendek 5-6
bulan. Apabila dosis ditingkatkan akan terjadi reaksi berupa shock setelah penyuntikan juga
diperbesar
AEROVAK SE 34 adalah produk vaksin kering beku yang berisi bakteri hidup dari Pasteurella
multocida B :3,4. AEROVAK SE 34 diberikan intranasal dengan penyemprotan pada hidung ternak
untuk pengendalian penyakit ngorok Keunggulan Berpotensi untuk pengendalian penyakit ngorok
Sebanyak 100 kali yang direkomendasikan tetap; aman untuk kerbau muda Tanpa efek samping baik
terhadap hewan maupun lingkungan. AEROVAK SE 34 (1 x 107 CFU) Mampu melindungi hewan dari
uji tantang selama 1 tahun setelah vaksinasi Indikasi Imunisasi sapi dan kerbau terhadap penyait
ngorok Untuk ternak sehat berumur 6 bulan atu lebih Untuk daerah enzootik (tertular) perlu
vaksinasi ulang setiap tahun Cara pemakaian Alat semprot (sprayer) yang bersih untuk produk
vaksin. Satu vial dilarutkan dengan larutan garam fisiologis setril hingga menghasilkan 50 dosis
semprotan (0.9 1.0 ml per semprotan) Semprota larutan kedalam romgga hidung Vaksin terlarut
harus dihabiskan dalam satu jam (balitvet, 2010).
http://bbalitvet.litbang.deptan.go.id/ind/index.php?
option=com_content&task=view&id=77&Itemid=102
lain nya Subronto...
3