Dokumen tersebut membahas proses pembuatan Nata de Coco yang meliputi pemeliharaan kultur bakteri Acetobacter xylinum, penyiapan substrat, pembuatan starter, fermentasi, pemanenan, pengolahan dan pengemasan. Teknologi pembuatan Nata de Coco memerlukan perhatian pada beberapa tahapan kritis seperti pemeliharaan kultur, penyiapan starter, dan proses fermentasi. Kebersihan juga menjadi faktor penting untuk keber
2. Nata de Coco merupakan makanan
pencuci mulut (desert). Nata de Coco
adalah makanan yang banyak
mengandung serat, mengandung selulosa
kadar tinggi yang bermanfaat bagi
kesehatan dalam membantu pencernaan.
Nata de Coco merupakan jenis makanan
berserat yang dihasilkan Acetobacter
xylinum dalam media cair bergula sebagi
susbtratnya.
4. 1. Alat
Panci untuk merebus media/ air kelapa.
Gelas ukur besar 1liter dan 250 mili liter.
Pengaduk.
Pisau pengiris nata.
Plastik kemasan 1/2 kg.
Saringan air kelapa/ ayakan tepung.
Nampan/ wadah untuk fermentasi.
Kain putih/mori untuk penutup 3 m.
Tali pengikat/karet.
Ember/baskom perendam/pencuci.
Timbangan kue.
Sealing cup ukuran akua gelas.
5. 2. Bahan yang diperlukan:
Air kelapa 25 liter.
Gula pasir 2,5 kg.
Asam cuka (asam asetat 25%)/asam cuka dapur 400 mili liter.
Urea 25 g.
Sirup rasa dan warna disesuaikan kesukaan masyarakat
Kap gelas (ukuran aqua gelas). 4
Allumunium foil satu gulung.
Sendok plastik.
6.
7. Biakan atau kultur murni A. xylinum diperoleh di laboratorium
Mikrobiologi Balai Besar Litbang Pascapanen Pertanian, Bogor.
Kultur tersebut tumbuh pada media Hassid Barker. Koleksi
kultur dapat dalam bentuk kering beku dalam ampul, maupun
dalam bentuk goresan dalam agar miring (slant agar). Koleksi
kultur dalam bentuk kering beku dalam ampul dapat bertahan
hidup bertahun-tahun tanpa peremajaan. Sedangkan koleksi
kultur dalam agar miring perlu peremajaan setiap 2-3 bulan.
Kebanyakan koleksi kultur pemeliharaannya dengan cara
peremajaan dilakukan pada media agar miring.
8. Cara penyiapan substrat untuk pembuatan Nata de Coco dengan
bahan baku air kelapa ádalah sebagai berikut;
- Air kelapa yang diperoleh dari pasar disaring dengan
menggunakan kain saring bersih.
- Kedalam air kelapa ditambahkan sukrosa (gula pasir) sebanyak
10% (b/v).
- Gula ditambahkan sambil dipanaskan, diaduk hingga homogen.
- Urea (sebanyak 5 gram urea untuk setiap 1 liter air kelapa bergula
yang disiapkan) ditambahkan dan diaduk sambil didihkan.
- Substrat ini didinginkan, kemudian ditambah asam acetat
- Substrat disterilkan dengan cara dimasukkan dalam outoclave
pada suhu 121°C, tekanan 2 atm, selama 15 menit (atau didihkan
selama 15 menit).
9. Penyiapan Starter
Starter adalah bibit A. xylinum yang telah ditumbuhkan dalam substrat pertumbuhan kultur.
Penyiapan starter adalah sebagai berikut: substrat disterilkan dengan outoclave
atau dengan cara didihkan selama 15 menit. Setelah dingin kira-kira susu 40°C, sebanyak
300 ml dimasukkan kedalam botol steril volume 500 ml. Substrat dalam botol steril
diinokulasi (ditanami bibit bakteri A. xylinum) sebanyak 2 ose (kira-kira 2 pentol korek 6
api), bibit A. xylinum. Substrat digojog, sebaiknya menggunakan shaker dengan
kecepatan 140 rpm (Masaoka, et al., 1993) ( secara manual digojog setiap 2-4 jam ).
Starter ditumbuhkan selama 2 hari, pada suhu kamar.
Fermentasi
Substrat air kelapa disterilkan dengan menggunakan outoclave atau
dengan cara didihkan selama 15 menit. Substrat didinginkan hingga suhu 40°C.
Substrat dimasukkan pada nampan atau baskom steril dengan permukaan yang lebar,
dengan kedalaman substrat kira-kira 5 cm. Substrat diinokulasi dengan menggunakan
starter atau bibit sebanyak 10 % (v/v). Substrat kemudian diaduk rata, ditutup dengan
menggunakan kain kasa. Nampan diinkubasi atau diperam dengan cara diletakan pada
tempat yang bersih, terhindar dari debu, ditutup dengan menggunakan kain bersih untuk
menghindari terjadinya kontaminasi. Inkubasi dilakukan selama 10 – 15 hari, pada suhu
kamar. Pada tahap fermentasi ini tidak boleh digojok. Pada umur 10-15 hari nata dapat
dipanen.
10. Kemasan merupakan aspek penting dalam rangka menghasilkan produk Nata de
Coco untuk keperluan komersial. Kemasan terhadap produk Nata de Coco memiliki
tujuan seabagai berikut:
Mengawetkan produk agar bertahan lama tidah rusak.
Memberikan sentuhan nilai estetika terhadap produk sehingga memiliki daya tarik
yang lebih tinggi.
Meningkatkan nilai tambah secara ekonomi terhadap produk.
Memudahkan proses penyimpanan dan distribusi produk.
Untuk menghasilkan kemasan yang baik dengan mempertimbangkan keawetan
produk yang dihasilakan perla diperhatikan hal-hal seabagai berikut:
a. Kemasan harus bersih atau steril.
b. Isi kemasan diusahakan penuh agar tidak ada udara tersisa dalam kemasan sehingga
mikroba kontaminan tidak tumbuh.
11. Produk nata de coco memiliki kandungan serat yang tinggi tetapi rendah
kalori sehingga sangat cocok untuk orang yang sedang menjalankan diet.
Produk nata de coco dapat dibagi menjadi dua yaitu nata de coco tawar
(bentuk lembaran dan kubus kecil-kecil: 1x1x1 cm3) dan nata de coco
kemasan siap konsumsi. Produk nata de coco tawar biasanya diminta
oleh produsen lain sebagai bahan baku pembuatan nata de coco kemasan
siap konsumsi. Produk ini populer sebagai hidangan penutup (dessert).
12. Beberapa tahapan pembuatan Nata de Coco ádalah sebagai berikut:
pemeliharaan kultur A. xylinum, pembuatan starter, pembuatan media
fermentasi atau substrat, fermentasi, pemanenan, pengolahan dan
pengemasan.
Teknologi pembuatan Nata de Coco merupakan teknologi sederhana,
namun dalam proses pembuatannya memerlukan perhatian pada titik
kritis yaitu; pemeliharaan kultur A. xylinum, penyiapan starter dan
proses fermentasi.
Kebersihan merupakan faktor sangat penting untuk keberhasilan dan
proses pembuatan Nata de Coco.